BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penjadwalan Definisi Penjadwalan Menurut Stevenson (Stevenson, 2009), penjadwalan adalah kegiatan yang berkaitan dengan membangun jaringan waktu dengan satu atau lebih sumber daya dari organisasi tersebut. Sumber daya yang dimaksud bisa berupa perlengkapan, peralatan, fasilitas, dan aktivitas manusia. Penjadwalan selalu berhubungan dengan pengalokasian sumber daya yang ada pada jangka waktu tertentu. Kegiatan penjadwalan disebabkan karena adanya beberapa pekerjaan yang dikerjakan secara bersamaan, sedangkan sumber daya yang dimiliki terbatas (Pinedo, 2002) Tujuan Penjadwalan Menurut Stevenson (Stevenson, 2009), secara umum penjadwalan dilakukan untuk mencari dan mendapatkan titik temu di antara beberapa tujuan yang saling bertentangan. Tujuan tersebut di antaranya efisiensi kinerja staff, perlengkapan, dan fasilitas, dan meminimalisasikan inventaris, waktu proses, dan waktu menunggu pelanggan. Menurut Russel dan Taylor (Russell & Taylor, 2009), tujuan dari penyusunan jadwal pada umumnya adalah: 1. Mengetahui tanggal jatuh tempo. 2. Meminimalkan keterlambatan kerja.

2 3. Meminimalkan waktu respon. 4. Meminimalkan waktu penyelesaian. 5. Meminimalkan waktu proses dalam sistem. 6. Meminimalkan waktu lembur. 7. Meminimalkan rentang waktu (idle time). 8. Memaksimalkan penggunaan mesin atau tenaga kerja. Secara spesifik disebutkan untuk institusi pendidikan, penjadwalan yang baik bisa mengurangi kebutuhan penambahan fasilitas sehingga bisa mengoptimalkan penggunaan fasilitas yang ada (Stevenson, 2009) Peranan Penjadwalan Menurut Pinedo (Pinedo, 2002), penjadwalan mengambil peran dalam proses pembelian dan produksi, transportasi dan distribusi, pemrosesan informasi dan komunikasi. Penjadwalan sendiri biasanya menggunakan teknik-teknik yang matematis atau metode heuristik dalam melakukan pengalokasian sumber daya yang terbatas ke dalam proses yang lebih spesifik. Untuk mengatur dan menjaga pemerataan utilitas dari sumber daya, penjadwalan harus bisa membagi proses tersebut ke dalam prioritas. Dalam praktiknya, penjadwalan akan berhadapan langsung dengan banyak fungsi, yang bisa berdiri sendiri ataupun berbeda-beda dari satu situasi ke situasi yang lainnya. Secara umum, proses penjadwalan yang baik diharapkan dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada, meminimalisasi waktu proses, dan meminimalisasi keterlambatan proses dalam berbagai situasi yang ada selama penjadwalan berlangsung.

3 2.2. Penjadwalan Universitas Deskripsi Penjadwalan Universitas Masalah penjadwalan pada universitas dikenal dengan nama University Course Timetabling Problem (UCTP). Penjadwalan universitas merupakan salah satu penjadwalan dengan tingkat kompleksitas yang tinggi dan memiliki batasan yang banyak. Permasalahan penjadwalan untuk masing-masing universitas sangatlah berbeda antar satu dengan yang lain. Tugas utama dari UCTP adalah untuk mengalokasikan sejumlah tenaga kerja, atau dalam hal ini dosen, ke dalam satuan slot waktu dan ruang dengan memperhatikan pada batasan-batasan yang harus dipenuhi (Irene, Safaai-Deris, & Hashim, 2009) Jenis Penjadwalan Universitas Klasifikasi jenis penjadwalan pada universitas dibagi menjadi lima klasifikasi menurut kegunaan dan implementasinya (Adriaen, Causmaecker, Demeester, & Berghe, 2006): 1. Penjadwalan fakultas, untuk mengalokasikan dosen yang berkualifikasi ke matakuliah yang ada, dengan hasil berupa jadwal dosen. 2. Penjadwalan kelas-dosen, untuk mengalokasikan kelas mahasiswa sesuai dengan ketersediaan dosen, dengan hasil berupa jadwal transaksi tiap kelas. 3. Penjadwalan matakuliah, untuk mengalokasikan matakuliah ke tiap-tiap mahasiswa, dengan hasil berupa jadwal mahasiswa. 4. Penjadwalan pelaksanaan ujian, untuk mengalokasikan kebutuhan ujian, dengan ketentuan tidak ada dua atau lebih ujian dalam waktu yang bersamaan.

4 5. Penjadwalan ruang kelas, untuk mengalokasikan transaksi tiap kelas ke ruangan yang tersedia. Masing-masing dari penjadwalan tersebut saling esensial, namun urutan dalam pengerjaannya bisa berubah sesuai dengan sistem dan aturan masing-masing universitas. Klasifikasi ini membuat penjadwalan universitas yang kompleks bisa menjadi lebih sederhana Parameter Penjadwalan Universitas Menurut Burke (Burke, Kingston, & Werra, 2004), secara spesifik permasalahan penjadwalan bisa diuraikan menjadi empat parameter utama, T (himpunan waktu), R (himpunan sumber daya), M (himpunan pertemuan atau transaksi), C (himpunan batasan atau constraint): 1. Time (T) Satuan waktu t adalah elemen himpunan T dari sebuah contoh masalah penjadwalan. Satuan waktu ini menjadi sebuah variabel batasan untuk mewakili satu waktu. Biasanya satuan waktu ini diukur dalam bentuk shift per matakuliah. 2. Resources (R) Satuan sumber daya r adalah elemen himpunan R dari sebuah contoh masalah penjadwalan. Satuan sumber daya ini menjadi sebuah variabel batasan untuk mewakili satu sumber daya. Sumber daya yang dimaksud adalah para dosen, ruangan, peralatan khusus, asisten pembantu, ketersediaan alat-alat pendukung dan lainnya.

5 3. Meeting (M) Satuan pertemuan atau transaksi m adalah kumpulan hubungan dari satuan waktu dan satuan sumber daya. Pemberian nilai pada satuan ini menunjukkan bahwa terjadi pemenuhan transaksi antara sumber daya dengan waktu yang ada. 4. Constraint (C) Satuan batasan, dibagi menjadi dua, hard constraint dan soft constraint. Merupakan sekumpulan batasan-batasan dari sumber daya atau fasilitas terhadap pertemuan atau transaksi. Untuk parameter keempat akan dibahas lebih lanjut pada bagian selanjutnya, tentang batasan penjadwalan pada universitas Batasan Penjadwalan Universitas Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, batasan pada penjadwalan universitas dibagi menjadi dua, yaitu hard constraint (hc) dan soft constraint (sc). Untuk hard constraint adalah batasan yang harus dipenuhi, sedangkan soft constraint adalah batasan yang bila dipenuhi akan membuat jadwal lebih optimal. Batasan pada universitas umumnya berbeda antara yang satu dengan lainnya, namun bila melihat pada pemenuhan tiap-tiap hard constraint, beberapa yang menjadi batasan utamanya: 1. Tidak ada sumber daya, baik itu dosen, mahasiswa, ruangan, dan lainnya yang dijadwalkan lebih dari satu pada waktu yang bersamaan. 2. Tidak ada dua atau lebih dosen yang mengajar pada satu transaksi matakuliah di kelas yang sama.

6 3. Penjadwalan dosen harus disesuaikan dengan kemampuan dan kualifikasi di bidangnya. Pada soft constraint diuraikan berbagai kebijakan dan keputusan yang ada pada organisasi untuk mengoptimalkan sumber daya, sehingga untuk soft constraint tidak bisa dijabarkan secara umum, tergantung pada masing-masing organisasi Harmony Search Pengenalan Harmony Search termasuk salah satu dari algoritma evolusi dan metaheuristik yang digunakan untuk pemecahan masalah optimalisasi. Harmony Search diinspirasi dari fenomena para musisi jazz dalam berimprovisasi sehingga menghasilkan harmonisasi nada yang indah. Cara para musisi jazz ini berimprovisasi menjadi inspirasi bagi Dr. Zong Woo Geem, dkk (Geem, Kim, & Loganathan, A New Heuristic Optimization Algorithm: Harmony Search, 2001) Analogi Harmonisasi dan Optimalisasi Pada Gambar 1, memperlihatkan secara detail tentang analogi antara improvisasi music dan teknik optimalisasi. Dalam improvisasi musik, masing-masing musisi membunyikan sebuah nada dalam tingkat nada yang mungkin dihasilkan, nada-nada tersebut membuat sebuah vektor harmoni. Jika semua nada menghasilkan harmoni yang bagus, maka pengalaman membuat harmoni tersebut akan tersimpan di ingatan para musisi, sehingga kemungkinan untuk membuat harmoni bagus lainnya akan meningkat. Hal ini diadaptasi dalam teknik optimalisasi, dengan masing-masing variabel keputusan

7 memilih nilai awal (initial value) dalam batasan yang mungkin membentuk sebuah vektor solusi. Jika masing-masing variabel keputusan membentuk harmoni yang baik, pengalaman tersebut akan disimpan dalam variabel memori, yang nantinya akan memperbesar kemungkinan untuk mendapatkan vektor solusi yang lebih baik (Geem & Lee, 2005). Gambar 1 Analogi antara improvisasi musik dan teknik optimalisasi Sebagai contoh, pada Gambar 2, diperlihatkan struktur dari harmony memory yang merupakan bagian inti dari harmony search. Terlihat pada gambar dicontohkan dengan tiga musisi jazz yang masing-masing menggunakan saxofon, dual bass, dan gitar. Tertera pada masing-masing musisi berupa nada yang tersimpan di memori, musisi saxofon dengan {Do, Mi, Sol}, musisi dual bass dengan {Si, Sol, Re}, dan musisi gitar dengan {La, Fa, Do}. Jika saxofon menghasilkan nada {Sol} dari memorinya {Do, Mi, Sol}, dual bass menghasilkan nada {Si} dari memorinya {Si, Sol, Re}, dan gitar menghasilkan {Do} dari memorinya {Do, Mi, Sol}, maka akan terbentuk sebuah memori harmoni baru dengan nilai {Sol, Si, Do} (dalam musik dikenal sebagai akor C7). Bila harmoni baru dengan nilai {Sol, Si, Do} lebih baik dari harmoni lama yang

8 ada di memori maka harmoni baru tersebut dimasukkan ke dalam memori harmoni, sedangkan yang lebih buruk akan dike luarkan. Langkah ini akan terus dilakukan hingga harmoni yang fantastis (optimal) ditemukan. Gambar 2 Contoh struktur dari harmony me mory Dalam kasus nyatanya, setiap musisi dianalogikan sebagai variabel-variabel keputusan dengan nada yang tersimpan di memori adalah nilai-nilai yang didapat dari pengumpulan data atas variabel keputusan. Jika variabel keputusan berupa ukuran diameter antara dua node, dengan X 1 {100mm, 300mm, 500mm}, X 2 {700mm, 500mm, 200mm}, dan X 3 {600mm, 400mm, 100mm}, dan dari masing-masing node didapatkan harmoni baru dengan nilai X t {100mm, 500mm, 400mm}. Bila hasil harmoni baru lebih baik dari yang sebelumnya, maka harmoni baru akan disimpan dan harmoni yang lebih buruk yang ada di memori harmoni akan dike luarkan. Hal ini dilakukan secara berulang sampai beberapa kriteria terpenuhi dan dianggap memuaskan (Geem & Lee, 2005).

9 2.3.3 Strategi Pencarian Ada beberapa strategi yang bisa digunakan untuk mendapatkan harmonisasi yang baik. Pada pertunjukan musik yang dilakukan oleh para musisi jazz, biasanya mereka memiliki tiga pilihan untuk melakukan improvisasi: 1. Memainkan nada yang sering dimainkan, yang merupakan karakteristik dari bagian musik tersebut. Dalam musik, nada ini dikenal dengan sebutan nada dasar. Pada dasarnya semua musisi mengerti nada dasar tersebut dan dapat memainkan nada tersebut dengan sendirinya, dengan kata lain nada-nada dasar ini sudah tersimpan dalam memori mereka. 2. Memainkan nada yang serupa dengan nada dasar. Biasanya musisi memperkaya musik dengan menaikkan atau menurunkan nada dasar sesuai dengan eksplorasi mereka. Hal ini akan menyebabkan permainan musik serupa dengan variasi nada yang berbeda. 3. Memainkan nada sembarang, yang memberikan musisi kebebasan untuk berimprovisasi. Dengan cara seperti ini, ada kemungkinan not yang dihasilkan sedikit atau tidak memiliki hubungan dengan lagu yang ditampilkan. Hal ini membutuhkan bakat dan imajinasi dari musisi, yang membuatnya menjelajahi dunia musik dan memberikan nuansa baru pada musik dengan tema-tema segar dan baru. Dari tiga pilihan berimprovisasi di atas, memberikan para peneliti strategi untuk mendapatkan harmonisasi yang baik. Hal ini diadaptasi, sehingga setiap variabel keputusan dalam mengambil sebuah nilai dalam algoritma harmony search harus berpedoman pada tiga aturan ini (Geem & Lee, 2005):

10 1. Mengambil nilai yang sudah terdapat pada memori harmoni, biasanya didefinisikan sebagai memory considerations. 2. Mengambil nilai yang berdekatan dari satu nilai pada memori harmoni, biasanya didefinisikan sebagai pitch adjustments. 3. Mengambil nilai acak dari rentang nilai yang mungkin, biasanya didefinisikan sebagai randomization. Tiga aturan ini nantinya akan dibutuhkan dalam menyusun algoritma harmony search yang diwakilkan oleh beberapa parameter.secara umum parameter-parameter ini akan sangat mempengaruhi kinerja dari harmony search dalam mendapatkan solusi yang optimal Parameter Harmony Search Berikut adalah parameter yang digunakan secara umum dalam harmony search (Geem & Lee, 2005): 1. HM S (Harmony Memory Size), adalah jumlah dari kumpulan harmoni memori, bisa disebut sebagai jumlah populasi. 2. HMCR (Harmony Memory Consideration Rate), adalah probabilitas dari harmoni memori untuk digunakan kembali sebagai hasil dari vektor solusi. Parameter ini memiliki rentang nilai dari 0 sampai dengan 0,99. Parameter ini tidak menggunakan nilai 1, untuk mencegah terjadinya stagnansi nilai (range nilai tidak berubah dan perbaikan minimal). 3. PAR (Pitch Adjustment Rate), adalah parameter yang mempunyai peran signifikan dalam menentukan jumlah nilai yang harus diubah, disesuaikan,

11 atau ditukar dengan nilai yang lain. Parameter ini memiliki rentang nilai dari nol sampai dengan satu. 4. NI (Number of Improvisations), adalah parameter yang digunakan sebagai kriteria pemberhenti perulangan, biasanya berupa jumlah iterasi untuk mendapatkan nilai yang optimal Algoritma Harmony Search Langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan algoritma harmony search adalah (Geem & Lee, 2005): 1. Inisialisasi Harmony Search Algorithm (HSA) dan parameter-parameter permasalahan optimasi. 2. Inisialisasi Harmony Memory (HM). 3. Improvisasi sebuah harmoni baru. 4. Memperbarui Harmony Memory (HM). 5. Melakukan pengecekan kondisi berhenti. Dalam langkah (1), perlu diperhatikan fungsi objektif yang akan digunakan untuk menghitung nilai perbaikan dari HM. Fungsi objektif bisa dispesifikasikan sebagai berikut: atau Keterangan: a., fungsi objektif. b., himpunan dari setiap variabel keputusan untuk 1.

12 c., himpunan dari rentang nilai yang mungkin untuk setiap variabel keputusan, dengan, 1, 2,,. d. adalah jumlah variabel keputusan. e. adalah jumlah rentang nilai yang mungkin untuk setiap variabel keputusan. Dalam langkah (2), HM adalah vektor solusi dengan banyak sejumlah HMS. Pada langkah ini solusi-solusi yang dibentuk merupakan nilai random. Bentuk HM bila digambarkan dalam Matriks bisa berbentuk seperti:.... Untuk setiap dengan 1, perlu ditentukan nilai fungsi objektifnya, agar bisa diketahui mana himpunan yang memiliki nilai terbaik dan nilai terburuk. Dalam prosesnya, himpunan dengan nilai terbaik akan menjadi solusi yang dipakai, sedangkan himpunan dengan nilai terburuk akan tereliminasi dan digantikan dengan yang himpunan dengan nilai yang lebih baik selama perulangan berlangsung. Dalam langkah (3), HSA akan secara otomatis membuat vektor solusi yang baru,,,,,, berdasarkan pada tiga operator: (a) memory consideration, (b) random consideration, dan (c) pitch adjustment. a. Memory Consideration Pada operator ini, pencarian variabel keputusan akan berdasarkan pada memori yang tersimpan sebelumnya di posisi yang sama dengan kemungkinan

13 pemilihan operator ini sebesar parameter HMCR, dengan kemungkinan 0 1. Bila operator ini dilaksanakan, maka untuk mendapatkan variabel keputusan yang baru akan dipilih dari himpunan,,,, yang disimpan dalam HM. Untuk mendapatkan variabel keputusan selanjutnya maka akan dipilih dari himpunan,,,, yang disimpan dalam HM. Hal ini berlaku juga untuk variabel-variabel keputusan yang lain,,. b. Random Consideration Operator ini akan terlaksanakan dengan kemungkinan 1, yang merupakan alternatif apabila operator memory consideration tidak digunakan dalam mencari vektor solusi. Bila operator ini dilaksanakan, maka untuk mendapatkan variabel keputusan yang baru adalah nilai yang termasuk dalam. Jadi operator ini akan mengambil calon vektor solusi dari semua variabel keputusan yang terdapat pada HM. c. Pitch Adjustment Operator ini akan terlaksana dengan sebuah prasyarat, terlaksananya operator memory consideration. Operator ini akan melakukan improvisasi nilai dari variabel keputusan secara lokal. Operator ini memiliki kemungkinan terjadi. Bila operator ini dilaksanakan, dengan varibel keputusan dengan adalah posisi elemen / nilai pada, maka, dengan

14 adalah neighborhood index,, 2, 1,0,1,2,. Operator ini akan mengambil calon vektor solusi dari vektor neighborhood yang mungkin. Dalam langkah (4), jika hasil vektor harmoni,,,,, memiliki nilai fungsi objektif yang lebih baik dari vektor harmoni dengan nilai fungsi objektif terburuk di HM, maka vektor harmoni yang baru akan dimasukkan ke dalam HM, sedangkan vektor harmoni dengan nilai fungsi objektif terburuk di HM akan dike luarkan. Dalam langkah (5), akan dilakukan pengecekan sampai kondisi berhenti dari algoritma harmony search terpenuhi. Biasanya kondisi berhenti dari algoritma adalah nilai dari parameter NI (jumlah maksimal dari perbaikan harmoni). Bila kondisi berhenti salah, maka ulangi langkah (3) dan langkah (4) Contoh Untuk lebih memperjelas algoritma harmony search, akan disertakan contoh dari pencarian harmoni secara sederhana tanpa menampilkan batasan-batasan yang kompleks. Contoh yang diambil dari slide pendukung harmony search(geem, 2009): Bila diberikan fungsi min dengan range hasil 0 5 dan tempat penyimpanan harmoni sebesar 3 (HMS). Hasil generate awal untuk pencarian ini (HM): Rank Rank Rank

15 Generate secara random dengan nilai untuk masing-masing adalah, yang didapatkan dengan kemungkinan generalisasi dari HMCR dan PAR. Maka untuk hasil generate selanjutnya: Rank Rank Rank Proses generate akan berlangsung selama parameter NI belum terpenuhi, dengan NI merupakan banyaknya perulangan yang diinginkan untuk perbaikan harmoni memori. Dari 2 hasil generate dapat dilihat bila hasil generate yang lebih baik akan dimasukkan dan dibuat peringkat dalam memory. Data tersebut bisa dibaca berdasarkan baris dan kolom, baris akan memperlihatkan ranking dan kolom akan memperlihatkan lokal optimal. Dari sini bisa dilihat perubahan yang terjadi untuk mendapatkan global optimal Rapid Application Development Gambar 3 Model Rapid Application Development

16 Merupakan salah satu metode pembuatan software untuk dengan menggabungkan metode iterative development dan metode prototyping (Whitten & Bentley, 2005). Rapid Application Development (RAD) biasanya digunakan dalam pembuatan aplikasi atau piranti lunak yang membutuhkan flexibilitas dan mobilitas yang tinggi. Beberapa langkah dalam metode RAD: 1. Requirement and Planning Tahap ini digunakan untuk mencari tahu kebutuhan user dan batasan-batasan apa saja yang ada. Tahapan ini juga digunakan untuk melakukan perencanaan dalam pembuatan program atau aplikasi. 2. Prototyping Dalam tahapan ini, secara berkala akan saling berdiskusi dan memberikan feedback langsung kepada developer. Tahapan ini dibagi menjadi dua proses: a. User Design Proses dalam membangun interface yang diharapkan bisa membantu memudahkan pengguna dalam menggunakan aplikasi. b. Construction Proses dalam membangun logika aplikasi agar hasil yang diharapkan dari user bisa tersampaikan dan membantu user untuk mendapatkan hal yang diinginkan. 3. Cutover Merupakan tahap akhir, dengan melakukan testing dan implementasi akhir. Tahapan ini juga biasanya diisi dengan pelatihan bagi para pengguna aplikasi, disertai dengan pemeliharaan aplikasi (maintenance).

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian. Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian. Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode rapid application development (RAD), dengan alur pengerjaan sebagai berikut: Gambar

Lebih terperinci

AUTOMATISASI TIMETABLING ASISTEN PENGAJAR PADA SOFTWARE LABORATORY CENTER MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH

AUTOMATISASI TIMETABLING ASISTEN PENGAJAR PADA SOFTWARE LABORATORY CENTER MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH AUTOMATISASI TIMETABLING ASISTEN PENGAJAR PADA SOFTWARE LABORATORY CENTER MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH Niko Sutiono Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Ngarap Immanuel Manik Binus University,

Lebih terperinci

OPTIMISASI TOTAL TEMPUH NPC PADA RTS GAME MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH ALGORITHM. Herti Miawarni 1* Jl. A. Yani 114, Surabaya 60231, Telp.

OPTIMISASI TOTAL TEMPUH NPC PADA RTS GAME MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH ALGORITHM. Herti Miawarni 1* Jl. A. Yani 114, Surabaya 60231, Telp. OPTIMISASI TOTAL TEMPUH NPC PADA RTS GAME MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH ALGORITHM Herti Miawarni 1* 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Surabaya Jl. A. Yani 114, Surabaya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Implementasi Pembahasan untuk penerapan algoritma harmony search yang dilakukan dalam penjadwalan asisten ini, akan dijabarkan dengan ulasan hasil dari inputan parameterparameter

Lebih terperinci

ALGORITMA HARMONY SEARCH DALAM OPTIMALISASI VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW (VRPTW)

ALGORITMA HARMONY SEARCH DALAM OPTIMALISASI VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW (VRPTW) ALGORITMA HARMONY SEARCH DALAM OPTIMALISASI VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW (VRPTW) Irinne Puspitasari 1, Purwanto 2 Email : irinne.puspitasari@gmail.com JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berhubungan dengan sejumlah kendala, sejumlah kejadian yang dapat terjadi pada suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. berhubungan dengan sejumlah kendala, sejumlah kejadian yang dapat terjadi pada suatu 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Masalah penjadwalan secara umum adalah aktifitas penugasan yang berhubungan dengan sejumlah kendala, sejumlah kejadian yang dapat terjadi pada suatu periode waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Metaheuristik Heuristik berasal dari kata Yunani heuriskein yang berarti seni untuk menemukan strategi dalam menyelesaikan persoalan. Sedangkan meta berarti metodologi tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terdapat dalam transportasi dan distribusi serta dalam industri. Sasaran utama proses penjadwalan:

BAB II LANDASAN TEORI. terdapat dalam transportasi dan distribusi serta dalam industri. Sasaran utama proses penjadwalan: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjadwalan Menurut Pinedo (2002), penjadwalan adalah proses pengambilan keputusan yang mempunyai peran penting dala proses manufaktur dan sistem produksi begitu juga dalam lingkungan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA HARMONY SEARCH DALAM PENYELESAIAN RESOURCE-CONSTRAINED PROJECT SCHEDULING PROBLEM

PENERAPAN ALGORITMA HARMONY SEARCH DALAM PENYELESAIAN RESOURCE-CONSTRAINED PROJECT SCHEDULING PROBLEM PENERAPAN ALGORITMA HARMONY SEARCH DALAM PENYELESAIAN RESOURCE-CONSTRAINED PROJECT SCHEDULING PROBLEM Peneliti Dosen Pembimbing : Achmad Setiawan NRP. 2506100136 : Ir. Budi Santosa, M.Sc., Ph.D NIP. 132

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN APLIKASI BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Konsep Pada bab ini penulis akan membahas konsep mengenai perangkat lunak yang digunakan serta akan dibahas mengenai tujuan, kegunaan dan untuk siapa aplikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Optimasi merupakan pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimum atau minimum suatu fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penjadwalan secara umum adalah aktifitas penugasan yang berhubungan dengan sejumlah kendala, sejumlah kejadian yang dapat terjadi pada suatu periode waktu

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dalam pengembangan aplikasi adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

Analisis Penjadwalan Produksi Flowshop dengan Membandingkan Metode Harmony Search dan Algoritma Nawaz, Enscore and Ham

Analisis Penjadwalan Produksi Flowshop dengan Membandingkan Metode Harmony Search dan Algoritma Nawaz, Enscore and Ham Petunjuk Sitasi: Tarigan, U., Lubis, N. I., & Tarigan, U. P. (2017). Analisis Penjadwalan Produksi Flowshop dengan Membandingkan Metode Harmony Search dan Algoritma Nawaz, Enscore and Ham. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Timetable Scheduling Timetablemenurut Wren (1996) adalah kejadian tertentu yang membutuhkan tempat yang tidak secara langsung mengutarakan alokasi dari sumber, contohnya adalah

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali)

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) I Made Budi Adnyana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jadwal merupakan daftar atau tabel kegiatan atau rencana kegiatan dengan pembagian waktu pelaksanaan yang terperinci. Universitas menggunakan tabel

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Simulated Annealing dan Harmony Search dalam Penerapan Picking Order Sequence

Perbandingan Algoritma Simulated Annealing dan Harmony Search dalam Penerapan Picking Order Sequence Jurnal Teknik Industri, Vol. 19, o. 2, December 2017, 125-132 ISS 1411-2485 print / ISS 2087-7439 online DOI: 10.9744/jti.19.2.125-132 Perbandingan Algoritma Simulated Annealing dan Harmony Search dalam

Lebih terperinci

Kata kunci : algoritma harmony search, resource-constrained project scheduling, penjadwalan.

Kata kunci : algoritma harmony search, resource-constrained project scheduling, penjadwalan. Penerapan Algoritma Harmony Search pada Resource-Constrained Project Scheduling Problem (RCPSP) Rizky Imansyah Putra 1) dan Purwanto 2) Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang Email: rizky_ip20@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan kegiatan administrasi utama di berbagai institusi. Masalah penjadwalan merupakan masalah penugasan sejumlah kegiatan dalam periode

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Harmony Search Untuk Penjadwalan Produksi Plastik

Implementasi Algoritma Harmony Search Untuk Penjadwalan Produksi Plastik KINETIK, Vol. 2, No. 2, Mei 2017, Hal. 71-82 ISSN : 2503-2259 E-ISSN : 2503-2267 71 Implementasi Algoritma Harmony Search Untuk enjadwalan roduksi lastik Hendry Setiawan *1, Oesman Hendra Kelana 2, Dennys

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 27 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terkait Penelitian terkait yang menggunakan algoritma genetika untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan penjadwalan kuliah telah banyak dilakukan.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 111 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Aplikasi otomatisasi penjadwalan yang dibuat merupakan aplikasi desktop. Dalam pengoperasiannya, dibutuhkan perangkat keras dan piranti lunak dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN HARMONY SEARCH ALGORITHM UNTUK MENYELESAIKAN KASUS ASYMMETRIC TRAVELING SALESMAN PROBLEM SKRIPSI

PENERAPAN HARMONY SEARCH ALGORITHM UNTUK MENYELESAIKAN KASUS ASYMMETRIC TRAVELING SALESMAN PROBLEM SKRIPSI PENERAPAN HARMONY SEARCH ALGORITHM UNTUK MENYELESAIKAN KASUS ASYMMETRIC TRAVELING SALESMAN PROBLEM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana dalam bidang ilmu Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permasalahan Optimasi Optimasi adalah proses memaksimasi atau meminimasi suatu fungsi tujuan dengan tetap memperhatikan pembatas yang ada. Optimasi memegang peranan penting

Lebih terperinci

PENYELESAIAN NURSE ROSTERING PROBLEM (NRP) MENGGUNAKAN CUCKOO SEARCH (CS)

PENYELESAIAN NURSE ROSTERING PROBLEM (NRP) MENGGUNAKAN CUCKOO SEARCH (CS) PENYELESAIAN NURSE ROSTERING PROBLEM (NRP) MENGGUNAKAN CUCKOO SEARCH (CS) Andi Hutami Endang Dosen Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains & Teknologi UIN Alauddin Makassar Email : hutamiendang@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan merupakan kegiatan yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan merupakan kegiatan yang harus dimiliki oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan merupakan kegiatan yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk dapat membantu dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Terlebih lagi sebuah instansi atau

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 PERANCANGAN OTOMATISASI PENJADWALAN PENGAJAR PRAKTIKUM DENGAN

Lebih terperinci

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta 1 2 USULAN PENJADWALAN JOB DENGAN METODE CAMPBELL, DUDEK AND SMITH (CDS) DAN METODE NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH) UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN PROSES STAMPING PART ISUZU DI LINE B PT. XYZ Lina Gozali, Lamto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Kadir (2008:3) program aplikasi adalah program siap pakai atau program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia teknologi informasi bergerak sedemikian cepat. Dalam konteks global, teknologi informasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era Global sekarang ini, sistem basis data sudah menjadi satu hal yang paling penting dan menjadi sorotan utama di dunia. Banyak sekali hal yang terpengaruh oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan dari tugas akhir yang meliputi latar belakang, rumusan masalah yang diangkat, tujuan, batasan masalah, dan metodologi yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Penjadwalan kegiatan belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan biasanya merupakan salah satu pekerjaan yang tidak mudah dan menyita waktu. Pada lembaga pendidikan

Lebih terperinci

ALGORITMA PENJADWALAN PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MESIN JOB SHOP DENGAN MINIMALISASI RATAAN WAKTU TUNGGU OPERASI

ALGORITMA PENJADWALAN PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MESIN JOB SHOP DENGAN MINIMALISASI RATAAN WAKTU TUNGGU OPERASI ALGORITMA PENJADWALAN PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MESIN JOB SHOP DENGAN MINIMALISASI RATAAN WAKTU TUNGGU OPERASI Gamma/13502058 Abstraksi. Pada makalah ini dijelaskan mengenai pengembangan algoritma untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Job Shop Scheduling Problem (JSSP) Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi kombinatorial. Misalkan terdapat n buah job atau pekerjaan, yaitu J 1, J 2,,

Lebih terperinci

Review of Process Model. SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina*

Review of Process Model. SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina* Review of Process Model SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina* Beberapa Model Proses RPL Linear Sequential Model Evolutionary Software Process Model Incremental Model Spiral Model

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN : Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN MATA PELAJARAN DI SMAN 1 CIWIDEY Rismayanti 1, Tati Harihayati 2 Teknik Informatika Universitas Komputer

Lebih terperinci

Metodologi pengembangan sistem METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DIAN PALUPI RINI, M.KOM 1

Metodologi pengembangan sistem METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DIAN PALUPI RINI, M.KOM 1 Metodologi pengembangan sistem METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan yang akan digunakan sebagai pedoman bagaimana dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS)

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) Devie Rosa Anamisa, S.Kom, M.Kom Jurusan D3 Teknik Multimedia Dan Jaringan-Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

Paktikum : 4-7 Judul Praktikum : System Development Life Cycle (SDLC)

Paktikum : 4-7 Judul Praktikum : System Development Life Cycle (SDLC) Paktikum : 4-7 Judul Praktikum : System Development Life Cycle (SDLC) Alokasi Waktu : 1 x 110 menit 1. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa memahami tentang SDLC Mahasiswa mampu melakukan simulasi model-model

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penjadwalan dan Penjadwalan Flow shop Menurut Kumar (2011), jadwal merupakan rencana sistematis yang umumnya menceritakan hal-hal yang akan dikerjakan. Menurut Pinedo (2005),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penjadwalan (timetabling) yang baik akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penjadwalan (timetabling) yang baik akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan merupakan masalah klasik yang masih menarik sampai saat ini. Penjadwalan (timetabling) yang baik akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Schroeder (2000) Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Schroeder (2000) Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Menurut Schroeder (2000) Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai suatu petunjuk atau indikasi apa saja yang harus dilakukan, dengan siapa, dan dengan peralatan apa

Lebih terperinci

Bab IV Simulasi dan Pembahasan

Bab IV Simulasi dan Pembahasan Bab IV Simulasi dan Pembahasan IV.1 Gambaran Umum Simulasi Untuk menganalisis program pemodelan network flow analysis yang telah dirancang maka perlu dilakukan simulasi program tersebut. Dalam penelitian

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

PENJADWALAN KELAS MATAKULIAH MENGGUNAKAN VERTEX GRAPH COLORING DAN SIMULATED ANNEALING

PENJADWALAN KELAS MATAKULIAH MENGGUNAKAN VERTEX GRAPH COLORING DAN SIMULATED ANNEALING PENJADWALAN KELAS MATAKULIAH MENGGUNAKAN VERTEX GRAPH COLORING DAN SIMULATED ANNEALING Mariana 1) Lely Hiryanto 2) 1)2) Teknik Informatika Universitas Tarumanagara Jl. Letjen S. Parman No.1, Jakarta Barat

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERMASALAHAN MULTI-OBJECTIVE HYBRID FLOW SHOP SCHEDULING DENGAN ALGORITMA MODIFIED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

PENYELESAIAN PERMASALAHAN MULTI-OBJECTIVE HYBRID FLOW SHOP SCHEDULING DENGAN ALGORITMA MODIFIED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PENYELESAIAN PERMASALAHAN MULTI-OBJECTIVE HYBRID FLOW SHOP SCHEDULING DENGAN ALGORITMA MODIFIED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Fiqihesa Putamawa 1), Budi Santosa 2) dan Nurhadi Siswanto 3) 1) Program Pascasarjana

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PENJADWALAN FLOW SHOP DALAM PROSES PENGECATAN BODY MOBIL DENGAN MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH ALGORITHM SKRIPSI ANNAS MAIYASYA

PERMASALAHAN PENJADWALAN FLOW SHOP DALAM PROSES PENGECATAN BODY MOBIL DENGAN MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH ALGORITHM SKRIPSI ANNAS MAIYASYA PERMASALAHAN PENJADWALAN FLOW SHOP DALAM PROSES PENGECATAN BODY MOBIL DENGAN MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH ALGORITHM SKRIPSI ANNAS MAIYASYA 081402044 PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan aplikasi adalah sebagai berikut : a. Perangkat Lunak 1. Microsoft

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

SKALA KECERDASAN MUSIKAL

SKALA KECERDASAN MUSIKAL LAMPIRAN 1 2 SKALA KECERDASAN MUSIKAL Nama Kelas No. Absen :. :. :. Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan tentang diri anda sehari-hari. Jawablah pernyataan dengan membubuhkan V (tanda centang) pada

Lebih terperinci

Asri Maspupah Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan Sudirman, Cimahi

Asri Maspupah Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan Sudirman, Cimahi Perbandingan Jumlah Pinalti Alokasi Task pada Penjadwalan Kerja dengan Perhitungan Manual dan Algoritma Genetika Asri Maspupah Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan

Lebih terperinci

Bab III Metode Perancangan Sistem

Bab III Metode Perancangan Sistem 23 Bab III Metode Perancangan Sistem Perancangan sistem yang digunakan dalam membangun sistem ini adalah dengan menggunakan metode prototyping. Proses pada model prototyping yang digambarkan pada Gambar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Logika fuzzy didefinisikan sebagai suatu jenis logic yang bernilai ganda dan berhubungan dengan ketidakpastiaan dan kebenaran parsial. Salah satu algoritma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Efisien dalam dunia industri berarti memanfaatkan sumber daya sedemikian rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penggunaan Mesin yang berguna bagi bagian produksi. hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak).

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penggunaan Mesin yang berguna bagi bagian produksi. hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak). BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Implementasi aplikasi adalah tahap penerapan hasil analisis dan perancangan aplikasi yang akan dibuat agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan,

Lebih terperinci

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika Hermawan Andika, S.Kom., M.Kom. Jurusan Teknik Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat memberikan banyak kemudahan dalam penyelesaian masalah dan pencapaian hasil kerja yang memuaskan bagi kehidupan manusia. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masalah penjadwalan secara umum adalah aktivitas penugasan yang berhubungan dengan sejumlah constraint, sejumlah kejadian yang dapat terjadi pada suatu

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Evolution Strategies (ES)

Algoritma Evolusi Evolution Strategies (ES) Algoritma Evolusi Evolution Strategies (ES) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Struktur Dasar Evolution Strategies (ES) 2. Siklus ES (µ, λ) 3. Siklus ES (µ/r + λ) 4. Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya Traveling salesman problem (TSP) merupakan salah satu permasalahan yang telah sering diangkat dalam berbagai studi kasus dengan penerapan berbagai

Lebih terperinci

Prosiding ISSN : Algoritma Penjadwalan Perkuliahan dengan Kasus Team Teaching dengan Metode Vertex Coloring Graph

Prosiding ISSN : Algoritma Penjadwalan Perkuliahan dengan Kasus Team Teaching dengan Metode Vertex Coloring Graph Algoritma Penjadwalan Perkuliahan dengan Kasus Team Teaching dengan Metode Vertex Coloring Graph Nelly Oktavia Adiwijaya a, Slamin b a Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember Jl. Kalimantan 37

Lebih terperinci

PROSES DESAIN. 1. Metodologi Pengembangan Sistem

PROSES DESAIN. 1. Metodologi Pengembangan Sistem PROSES DESAIN 1. Metodologi Pengembangan Sistem SDLC (Systems Development Life Cycle) dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Penjadwalan adalah penempatan sumber daya (resource) dalam satu waktu. Penjadwalan mata kuliah merupakan persoalan penjadwalan yang umum dan sulit dimana tujuannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu (Noviansyah, dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu (Noviansyah, dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Aplikasi adalah penggunaan atau penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan. Aplikasi dapat diartikan juga sebagai program komputer yang dibuat

Lebih terperinci

3.1 PENGERTIAN PROTOTYPING MODEL

3.1 PENGERTIAN PROTOTYPING MODEL PROTOTYPING MODEL 3.1 PENGERTIAN PROTOTYPING MODEL Model prototipe (prototyping model), merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi tertentu mengenai kebutuhankebutuhan informasi pengguna secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan model pengembangan multimedai yang dikembangkan oleh Luther. Model pengembangan multimedia ini terdiri dari

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang

1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang 1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang ada masih menggunakan cara manual yaitu pihak Tata Usaha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori graf 2.1.1 Defenisi graf Graf G adalah pasangan {,} dengan adalah himpunan terhingga yang tidak kosong dari objek-objek yang disebut titik (vertex) dan adalah himpunan pasangan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. masalah. Namun, tidak demikian jika penjadwalan tersebut melibatkan

1 BAB I PENDAHULUAN. masalah. Namun, tidak demikian jika penjadwalan tersebut melibatkan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah penjadwalan dapat dipahami sebagai masalah yang biasa didapatkan oleh setiap orang terutama yang berhubungan dengan penjadwalan aktivitas sehari-hari.

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Pengantar 2. Struktur Algoritma Genetika 3. Studi Kasus: Maksimasi Fungsi Sederhana 4. Studi

Lebih terperinci

Manual Penggunaan Algoritma Tabu Search untuk Mengoptimasikan Penjadwalan Job Shop

Manual Penggunaan Algoritma Tabu Search untuk Mengoptimasikan Penjadwalan Job Shop Manual Penggunaan Algoritma Tabu Search untuk Mengoptimasikan Penjadwalan Job Shop Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Zulkarnain Aziiz Sutrisno Laboratorium Rekayasa, Simulasi dan Pemodelan Sistem

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK pengembangan perangkat lunak (PL) dapat dianggap sebagai lingkaran pemecahan masalah. Untuk menyelesaikan masalah besar, dipecah menjadi kecil terus-menerus sampai paling kecil,

Lebih terperinci

BAB III Analisis. Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan

BAB III Analisis. Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan BAB III Analisis Bab ini memuat analisis yang dilakukan dalam penulisan Tugas Akhir, berupa analisis terhadap rancangan pemrosesan, yang dibagi menjadi bagian Preprosesor, Algoritma Genetika, dan bagian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN KURIKULUM, ABSENSI DOSEN DAN KULIAH PENGGANTI PADA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS TARUMANAGARA

SISTEM PENGELOLAAN KURIKULUM, ABSENSI DOSEN DAN KULIAH PENGGANTI PADA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS TARUMANAGARA SISTEM PENGELOLAAN KURIKULUM, ABSENSI DOSEN DAN KULIAH PENGGANTI PADA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS TARUMANAGARA Yunita 1) Lely Hiryanto 2) 1) 2) Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN

PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN Moh.Husen, Ilyas Masudin, Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri - Universitas Muhammadiyah Malang Muhammad.husen12@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN GENERATOR MELODI

BAB IV RANCANGAN GENERATOR MELODI BAB IV RANCANGAN GENERATOR MELODI Bab ini menjabarkan proses perancangan sistem generator melodi beserta hasilnya. Pertama, dibahas mengenai analisis skema dasar umum sistem untuk menyusun melodi dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI Penjadwalan merupakan proses pengorganisasian, pemilihan dan penetepan penggunaan sumber daya dalam rangka melaksanakan semua aktivitas yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya,

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam mendapatkan produk yang diinginkan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Assignment problem yang biasa dibentuk dengan matriks berbobot merupakan salah satu masalah dalam dunia teknik informatika, dimana masalah ini merupakan masalah yang

Lebih terperinci

Program Studi Sistem Informasi STMI - Kementerian Perindustrian Jakarta 2012

Program Studi Sistem Informasi STMI - Kementerian Perindustrian Jakarta 2012 OPTIMASI SISTEM INFORMASI PENJADWALAN KULIAH BERBASIS HEURISTIC SEARCH YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN TEKNIK SMART BACK TRACKING DAN LOOK AHEAD (STUDI KASUS PADA STMI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN) Oleh : Dedy

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, Musik adalah nada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, Musik adalah nada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Musik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, Musik adalah nada atau suara yg disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yg

Lebih terperinci

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University Ratna Wardani Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University S/W Process Model Tahapan S/W Process Model Proses S/W Materi Model Waterfall Model Prototype Model Rapid Application Development

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknis yang dikosentrasikan untuk produk atau layanan yang spesifik. Helpdesk

BAB II LANDASAN TEORI. teknis yang dikosentrasikan untuk produk atau layanan yang spesifik. Helpdesk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Helpdesk Menurut Donna Knapp (2004), definisi helpdesk adalah sebuah alat untuk mengatasi persoalan yang didesain dan disesuaikan untuk menyediakan layanan teknis yang dikosentrasikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. genetika, dan algoritma memetika yang akan digunakan sebagai landasan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. genetika, dan algoritma memetika yang akan digunakan sebagai landasan dalam BAB II KAJIAN TEORI Pada bab II ini dijelaskan mengenai beberapa teori tentang penjadwalan, penjadwalan kuliah, metode penyelesaian penyusunan jadwal kuliah, algoritma genetika, dan algoritma memetika

Lebih terperinci

OPTIMASI SCHEDULING WELL SERVICE & WORKOVER DENGAN KRITERIA MINIMAL PRODUCTION LOSS DAN MAKSIMAL POTENSI GAIN DARI SUMUR MINYAK

OPTIMASI SCHEDULING WELL SERVICE & WORKOVER DENGAN KRITERIA MINIMAL PRODUCTION LOSS DAN MAKSIMAL POTENSI GAIN DARI SUMUR MINYAK OPTIMASI SCHEDULING WELL SERVICE & WORKOVER DENGAN KRITERIA MINIMAL PRODUCTION LOSS DAN MAKSIMAL POTENSI GAIN DARI SUMUR MINYAK Dosen Pembimbing: Ir. Sudiyono Kromodihardjo, MSc, PhD Oleh: Ergo Swasono

Lebih terperinci

HARMONY SEARCH ALGORITHM (HSA) UNTUK OPTIMAL POWER FLOW (OPF)

HARMONY SEARCH ALGORITHM (HSA) UNTUK OPTIMAL POWER FLOW (OPF) HARMONY SEARCH ALGORITHM (HSA) UNTUK OPTIMAL POWER FLOW (OPF) Efrita Arfah Zuliari Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Email : zuliary_efri@yahoo.co.id

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari industri atau perusahaan adalah menciptakan laba yang maksimal. Salah satu bentuk usahanya adalah dengan memaksimumkan hasil produksi atau meminimumkan

Lebih terperinci

Perspektif Alur-kerja (workflow) - barisan kegiatan Perspektif Alur Data (Data flow) alur informasi Perspektif Peran/Aksi siapa melakukan apa.

Perspektif Alur-kerja (workflow) - barisan kegiatan Perspektif Alur Data (Data flow) alur informasi Perspektif Peran/Aksi siapa melakukan apa. A. Rekayasa Perangkat Lunak: adalah suatu disiplin rekayasa yang berkonsentrasi terhadap seluruh aspek produksi perangkat lunak. Mengadopsi pendekatan yang sistematis dan terorganisir terhadap pekerjaannya

Lebih terperinci