PERBANDINGAN ANTARA MODEL LINIER DENGAN FAKTOR TETAP (GLM) DENGAN MODEL LINIER DENGAN FAKTOR TETAP DAN ACAK (GLMM) WULAN METAFURRY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN ANTARA MODEL LINIER DENGAN FAKTOR TETAP (GLM) DENGAN MODEL LINIER DENGAN FAKTOR TETAP DAN ACAK (GLMM) WULAN METAFURRY"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN ANTARA MODEL LINIER DENGAN FAKTOR TETAP (GLM) DENGAN MODEL LINIER DENGAN FAKTOR TETAP DAN ACAK (GLMM) WULAN METAFURRY DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGTAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 RINGKASAN WULAN METAFURRY. Perbandingan Antara Model Linier dengan Faktor Tetap (GLM) dengan Model Linier dengan Faktor Tetap dan Acak (GLMM). Dibimbing oleh Dr. Ir. M. NUR AIDI dan Dr. Ir. ASEP SAEFUDDIN, M Sc. Sejak tahun 2004, presiden dipilih langsung oleh masyarakat. Pada umumnya ada faktorfaktor yang menyebabkan masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya. Faktor-faktor tersebut dikaji dengan menggunakan model linier umum dengan faktor tetap (GLM) dan model linier dengan faktor tetap dan acak (GLMM) dimana faktor spasial menjadi faktor acak dan demografi menjadi faktor tetap. Pada GLMM, faktor spasial dianggap sebagai faktor acak, karena dalam pengambilan contoh dilakukan pengacakan untuk menentukan lokasi pengambilan contoh. Demografi menjadi faktor tetap karena penentuan faktor demografi yang digunakan ditentukan oleh peneliti. Sedangkan pada GLM faktor spasial diasumsikan ditentukan oleh peneliti, sehingga faktor spasial menjadi faktor tetap. Faktor-faktor yang akan dianalisis dalam tulisan ini adalah faktor lokasi (berdasarkan bujur timur dan lintang selatan), usia, partisipasi pada pilpres 2004, pendidikan, akses media cetak, akses radio dan akses TV. Hasil uji kelayakan model menggunakan uji Hosmer-Lemeshow menunjukkan bawa kedua model yang diperoleh layak, dalam artian model regresi yang didapat efektif dalam menggambarkan pengaruh peubah bebas terhadap peluang masyarakat untuk memilih pada pilpres Akan tetapi dengan membandingkan nilai MSE dan R 2 Nagelkerke dari GLM dan GLMM diperoleh bahwa GLMM merupakan model terbaik dengan nilai MSE dan R 2 Nagelkerke %. Pada model tersebut diperoleh bahwa intersep berpengaruh nyata terhadap model serta peubah yang mempengaruhi masyarakat untuk memilih pada pilpres 2009 adalah partisipasinya pada pilpres 2004, sedangkan adanya akses TV menjadi pertimbangan masyarakat untuk tidak memilih pada pilpres 2009.

3 PERBANDINGAN ANTARA MODEL LINIER DENGAN FAKTOR TETAP (GLM) DENGAN MODEL LINIER DENGAN FAKTOR TETAP DAN ACAK (GLMM) WULAN METAFURRY Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Statistika Pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGTAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

4 Judul : Perbandingan Antara Model Linier dengan Faktor Tetap (GLM) dengan Model Linier dengan Faktor Tetap dan Acak (GLMM) Nama : Wulan Metafurry NRP : G Menyetujui: Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Ir. Muhammad Nur Aidi, MS Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc NIP NIP Mengetahui : Ketua Depertemen Statistika Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.Si NIP Tanggal Lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Wulan Metafurry dilahirkan di Semarang pada tanggal 14 Oktober 1988, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Wagiman dan Ibu Anik Eko Susilowati. Sejak SD hingga SMA penulis mengenyam pendidikan di Kabupaten Semarang, yaitu di SD Pringapus 04 hingga tahun 2000, SMP 1 Bergas dengan tahun kelulusan 2003, dan pada tahun 2006 telah menyelesaikan pendidikannya di SMA 1 Ungaran. Selanjutnya diterima di IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan menjadi mahasiswa Statistika IPB sejak tahun Selama perkuliahan, penulis pernah menjadi panitia COSMIC 2008, Lomba Jajak Pendapat Statistika 2008, Statistika Ria 2009, Statistics Gathering 2009 dan Welcome Ceremony of Statistic 2009.

6 vi PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini, yang berjudul Perbandingan Antara Generalized Linear Model dengan Generalized Linear Mixed Model Pada Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Pilpres 2009 (Studi Kasus: Wilayah Indonesia Bagian Timur). Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. M. Nur Aidi dan Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc selaku pembimbing atas bimbingan dan saran yang telah diberikan. Selain itu penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Anak-anak TK Matahari (Dian, Edo, Mufti, Dedy dan Kiki) yang setia menemani perjalanan panjang di Statistika. Terima kasih untuk waktu-waktu yang telah kalian luangkan untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. 2. Mumun, Ari dan Ony yang telah menjadi editor yang baik serta memberikan dukungan dan saran. Terima kasih untuk kebersamaan kita selama tiga tahun ini. 3. Dianty untuk waktu-waktu yang kamu luangkan untuk mendengarkan mengedit tulisan ini serta terima kasih untuk saran-saran yang diberikan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat, terlepas dari kekurangan yang ada. Kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan demi kebaikan tulisan ini. Bogor, Juli 2010 Wulan Metafurry \

7 vii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... viii PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA Regresi Logistik... 1 Generalized Linear Model (GLM)... 1 Generalized Linear Mixed Model (GLMM)... 2 Metode Bayesian... 2 Algoritma Metropolis Hasting... 2 Uji G... 2 Uji Wald... 3 Uji Kelayakan Model... 3 Interpretasi Koefisien... 3 R² Nagelkerke... 3 METODOLOGI Data... 3 Metode... 4 PEMBAHASAN Pendugaan Parameter... 5 Interpretasi Koefisien... 6 Model Regresi Terbaik... 7 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 7 Saran... 7 DAFTAR PUSTAKA... 7 LAMPIRAN... 9

8 viii DAFTAR TABEL Halaman 1. Peubah yang digunakan Rasio odds dan SK 95% bagi rasio odds pada GLM Rasio odds dan SK 95% bagi rasio odds pada GLMM Parameter pembanding GLM dan GLMM... 7 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Iterasi algoritma Metropolis Hasting dan sebaran posterior parameter GLM Iterasi algoritma Metropolis Hasting dan sebaran posterior parameter GLMM Hasil analisis pada GLM dan GLMM Standart Error iterasi dan nilai statistik uji Gelman-Rubin... 15

9 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan presiden merupakan peristiwa penting dalam setiap negara, karena setiap presiden yang terpilih akan menentukan nasib suatu bangsa dalam lima tahun ke depan. Oleh karena itu, untuk dapat memilih presiden yang layak, terlebih dahulu rakyat harus mengenal dan mengetahui calon-calon pemimpin mereka. Kadang kala, dengan alasan tidak mengetahui dan mengenal para calon presiden masyarakat tidak berpartisipasi dalam pemilihan umum. Selain alasan tersebut, masih banyak faktor lain yang digunakan masyarakat untuk tidak menyalurkan hak pilihnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor lain tersebut. Faktor-faktor yang dianalisis meliputi faktor spasial dan nonspasial (demografi). Dalam analisis pengaruh faktor yang mempengaruhi peluang seseorang memilih mungkin saja penggolongan spasial dan nonspasial tidak berpengaruh. Oleh karena itu, dalam analisis akan digunakan dua metode, yaitu analisis regresi logistik dengan Generalized Linear Model (GLM) dan Generalized Linear Mixed Model (GLMM). GLMM menjelaskan hubungan alasan masyarakat dengan menggolongkannya menjadi faktor spasial dan nonspasial (demografi) dimana faktor spasial diasumsikan acak karena peneliti melakukan pengacakan pada saat menentukan lokasi pengambilan contoh, sedangkan nonspasial (demografi) diasumsikan tetap yaitu faktor-faktor yang akan digunakan ditentukan secara subjektif oleh peneliti. Dalam analisis ini akan ditemukan sebaran peluang campuran. Sebaran peluang campuran terdiri dari beberapa subpopulasi dengan setiap subpopulasi memiliki sebaran masing-masing dan merupakan sebaran berhirarki sehingga sulit untuk dilakukan pemisahan. Akibatnya akan didapatkan model densitas pangkat tinggi yang secara matematis sulit mendapatkan pendugaan parameternya. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan model campuran dengan pendekatan Bayesian menggunakan metode Markov Chain Monte Carlo (MCMC) yang melakukan pendugaan parameter model populasi menggunakan pendugaan sampel hasil iterasi Metropolis-Hasting. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pilpres Mencari model regresi logistik terbaik untuk memodelkan peluang partisipasi masyarakat dalam pilpres TINJAUAN PUSTAKA Regresi Logistik Regresi logistik adalah suatu metode statistik yang mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu atau lebih peubah penjelas berskala kategorik atau numerik. Regresi logistik biner digunakan pada peubah respon yang bersifat biner. Secara umum, model regresi logistik biner dengan E(Y=1 x) dapat dituliskan dengan: m k=1 +β p x p π(x) = eβ 0+β 1 x β ik D i 1 + e β 0+β 1 x m k=1 β ik D i +β p x p dimana π(x) adalah peluang sukses suatu kejadian (dalam tulisan ini adalah peluang seseorang memilih pada pemilu 2009), x i (untuk i=1,2,...,p) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memilih, p adalah banyaknya peubah penjelas yang digunakan, D adalah peubah dummy dan k adalah banyaknya peubah dummy yang digunakan. Banyaknya peubah dummy yang digunakan adalah banyaknya kategori dari peubah yang digunakan dikurangi satu. Dengan demikian, fungsi logistik akan bernilai antara satu dan nol. Dengan menggunakkan transformasi logit, model tersebut dapat dituliskan dengan: log π X 1 π X = β 0 + β 1 x β ik D i + β p x p + ε m k=1 Generalized Linear Model (GLM) GLM merupakan generalisasi model linier yang memuat peubah tak bebas dengan yang tidak menyebar normal (Gill 2001). Peubah respon diasumsikan berasal dari suatu sebaran peluang keluarga eksponensial. Pada GLM, peubah respon dihubungkan dengan peubah penjelas melalui fungsi penghubung, sehingga dapat dilakukan pendugaan parameter. GLM mempunyai tiga komponen, yaitu: 1. Komponen acak, merupakan komponen yang menentukan sebaran bersyarat dari peubah respon

10 2 2. Fungsi linier dari regresor, yang disebut prediktor linier. Prediktor linier secara umum dapat dituliskan dengan η i = β 0 + β 1 x 1i β p x pi 3. sebuah fungsi penghubung (g) sehingga E(Y) =µ = g -1 (η). Untuk kasus dengan peubah respon bersifat biner, digunakan fungsi penghubung logit, sehingga GLM untuk kasus regresi logistik biner dapat dituliskan dengan log dengan π X 1 π X penghubung logit. = β 0 + β 1 x β ik D i + β p x p + ε log π(x) 1 π(x) m k=1 adalah fungsi Generalized Linear Mixed Model (GLMM) GLMM merupakan generalisasi model linier yang peubah bebasnya memuat faktor acak dan faktor tetap. Efek acak ini biasanya diasumsikan memiliki sebaran normal (Hedeker 1994). Secara umum GLMM dapat dituliskan sebagai berikut E y = β 0 + p β i x i + Zu i=1 dengan Y merupakan peubah tak bebas yang berukuran nx1, β i merupakan parameter dugaan, x merupakan peubah bebas, z adalah faktor acak yang telah dibakukan, dan u merupakan komponen acak. Dalam tulisan ini digunakan GLMM untuk kasus regresi logistik biner, dimana faktor spasial menjadi faktor acak dan demografi merupakan faktor tetap. Faktor acak yang digunakan terdiri dari dua peubah, yaitu posisi lintang selatan dan bujur timur, sehingga model regresi logistik untuk kasus ini dapat dituliskan dengan: log π(x) 1 π(x) = β 0 + β 1 x 1 + m + β ik D i + β p x p + U 1 k=1 + U 2 + S(x 1i ) + S(x 2i ) dimana x i (i=1,2,...,p) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memilih dengan x 1 dan x 2 merupakan faktor acak. U 1 dan U 2 merupakan komponen acak Gaussian yang saling bebas dengan nilai tengah nol dan ragam τ 2. Komponen ini disebut juga komponen acak nonspasial. S(x 1i ) dan S(x 2i ) merupakan Proses Gaussian yang stasioner dengan nilai tengah nol, ragam σ 2. Metode Bayesian Pada metode Bayesian, parameter merupakan suatu nilai yang tidak diketahui. Perbedaan metode ini dengan metode klasik adalah pada Bayesian parameter (θ) bersifat acak. Pada Bayesian kita akan menduga sebaran dari parameter terlebih dahulu, kemudian berdasarkan data yang ada kita akan menghitung peluang yang sebenarnya. Oleh karena itu pada Bayesian kita mengenal istilah sebaran prior dan posterior. Sebaran prior adalah sebaran marginal dari parameter [θ], sehingga sebaran bersama dari [Y,θ] = [Y θ][θ]. Kemudian dengan data yang ada prior akan diperbaiki sehingga akan diperoleh suatu sebaran posterior. Algoritma Metropolis-Hasting Algoritma Metropolis Hasting merupakan salah satu simulasi MCMC dimana sebaran stasioner rantainya sama dengan sebaran target. Ide pokok dari Algoritma Metropolis- Hasting adalah seperti akan menerima atau menolak suatu metode menggunakan strategi trial and error (Rubinstein & Kroese 2008). Contoh iterasi algoritma tersebut sebagai berikut: Diberikan suatu nilai X t 1. Bangkitkan Y~q(X t,y) 2. Bangkitkan U~U(0,1) dan X t Y, jika U α X t, Y X t, selainnya dimana α x, y = min ρ x, y, 1 atau disebut peluang penerimaan dengan f y q(y,x) ρ x, y = f x q(x,y) Dengan mengulangi langkah 1 dan 2, akan diperoleh X 1, X 2, yang merupakan peubah acak yang saling bebas, dengan X t aproximasi sebaran yang sesuai dengan f(x) berukuran t. q(x,y) disebut dengan fungsi proposal atau fungsi instrumental. Fungsi proposal merupakan fungsi transisi peluang yang tak negatif. Pada Algoritma Metropolis Original, fungsi proposal diasumsikan simetri, yaitu q(x,y)=q(y,x). Kemudian Hasting memodifikasi algoritma ini untuk fungsi proposal yang tidak simetri. Uji G Pengujian parameter pada regresi logistik dapat dilakukan baik secara parsial maupun simultan. Pengujian secara simultan yang digunakan dalam tulisan ini adalah uji G. Hipotesis untuk uji tersebut adalah:

11 3 H 0 : β 1 =β 2 = = β p = 0 H 1 : minimal ada satu β i 0 Secara umum, statistik uji G dapat dituliskan dengan: G = 2ln n i=1 n 1 n 1 n 0 n y π i i 1 πi 1 y i n n 0 dengan y i adalah peubah respon, n 1 adalah Σy i, n 0 adalah Σ(1-y i ) dan n adalah n 0 + n 1. Statistik uji G mengikuti sebaran χ 2 dengan derajat bebas p-1, dimana p adalah jumlah parameter yang digunakan. Uji Wald Selain diuji secara simultan, parameter dari model yang diperoleh juga diuji secara parsial. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Wald. Hipotesis untuk uji Wald adalah: H 0 : β i = 0 (peubah penjelas tidak berpengaruh terhadap respon) H 1 : β i 0 (peubah penjelas berpengaruh terhadap respon) dimana H 0 akan ditolak pada saat W >Z α/2. Statistik uji Wald dapat dituliskan dengan: W = β i SE (β i ) Statistik uji Wald mengikuti sebaran normal baku. Uji Kelayakan Model Pengujian kelayakan (goodness of fit) model regresi logistik menggunakan uji Hosmer-Lemeshow. Uji Hosmer-Lemeshow didasarkan pada pengelompokan pada nilai dugaan peluangnya yang menyebar Khi- Kuadrat (Hosmer & Lemeshow 1989). Hipotesis nol yang diuji menyatakan bahwa model yang dibangun layak. Statistik uji Hosmer-Lemeshow didefinisikan oleh g (O k n k π k ) 2 C = n k π k (1 π k ) k=1 dengan C adalah statistik Hosmer-Lemeshow, g adalah banyaknya amatan dalam kelompok ke-k, n k adalah jumlah nilai Y pada kelompok ke-k dan π k adalah rata-rata dari π untuk kelompok ke-k. Statistik C menyebar mengikuti sebaran Khi-Kuadrat dengan derajat bebas g-2. Kesimpulan menolak hipotesis nol 2 jika nilai C hitung > χ α(g 2). Interpretasi Koefisien Dalam regresi logistik interpretasi koefisien menggunakan rasio odds. Rasio odds adalah salah satu alat ukur untuk mengukur asosiasi, yang memperkirakan berapa besar kecenderungan peubah-peubah penjelas terhadap peubah respon (Hosmer dan Lemeshow 1989). Koefisien model logit β i mencerminkan perubahan satu unit peubah penjelas X. Dalam analisis model logit, rasio odds didefinisikan sebagai berikut: Ψ = exp β i = exp g 1 g 0 dimana g adalah log π(x) 1 π(x). Interpretasi dari rasio odds untuk peubah penjelas yang berskala kategorik yaitu proporsi untuk Y=1 pada X=1 sebesar Ψ kali dibandingkan pada X=0. Rasio odds mengidentifikasikan seberapa besar proporsi kejadian sukses pada suatu kelompok dibandingkan dengan kelompok lainnya. Apabila suatu peubah memiliki dugaan parameter yang bernilai positif maka rasio odds-nya sebesar lebih dari satu. Sedangkan apabila dugaan parameternya bernilai negatif maka besarnya rasio odds kurang dari satu. Rasio odds mempunyai selang kepercayaan sebagai berikut: exp β i ± Z 1 α 2 SE β i R² Nagelkerke R² Nagelkerke merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk mengukur kelayakan model regresi logistik. R² Nagelkerke sering disebut dengan pseudo R². Secara matematik R square ini dapat dituliskan dengan: R 2 CS R 2 N = 2 R CS max R 2 CS merupakan koefisien determinasi (R 2 ) Cox Snell. R 2 CS dapat dihitung menggunakan persamaan R 2 CS = 1 L 0 L θ dimana L(0) merupakan fungsi Likelihood tanpa peubah penjelas, L(θ) merupakan fungsi penuh dan n adalah banyaknya data yang 2 digunakan. R CS max dapat diperoleh dengan persamaan 2 n 2 R CS max = 1 (L 0 ) 2 n METODOLOGI Data Data yang digunakan berasal dari hasil survei yang dilakukan oleh Departemen Statistika mengenai pandangan masyarakat terhadap partai dan tokoh nasional dalam pemilu Jumlah contoh yang digunakan adalah 565 orang dan berasal dari Provinsi

12 4 Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua. Tabel 1 Peubah yang digunakan Peubah Keterangan Kategori X1 Posisi lintang selatan X2 Posisi bujur timur X3 Usia X4 Partisipasi pada pilpres =ikut 0=tidak ikut X5 Pendidikan 1=SD 2=SMP 3=SMA 4=perguruan tinggi X6 Akses media cetak 0=tidak ada 1=ada X7 Akses radio 0=tidak ada 1=ada X8 Akses TV 0=tidak ada 1=ada Peubah X 5 dibagi menjadi 3 peubah dummy, yaitu: D51 dengan 0 adalah SD dan 1 adalah SMP D52 dengan 0 adalah SD dan 1 adalah SMA D53 dengan 0 adalah SD dan 1 adalah perguruan tinggi. Metode 1. Mendeskripsikan peubah yang digunakan yang meliputi : a. peubah penjelas Dalam GLM semua faktor tersebut dianggap tetap, sedangkan dalam GLMM faktor tersebut digolongkan menjadi: acak (spasial) : lokasi tempat tinggal responden (posisi lintang selatan dan bujur timur) tetap : usia, partisipasi pada pilpres 2004, latar belakang pendidikan, kemudahan media cetak, TV serta radio. Pada peubah x 4 dan x 5, skala yang digunakan bukan merupakan skala biner, oleh karena itu digunakan peubah dummy. Peubah respon yang digunakan adalah peluang masyarakat untuk mengikuti pilpres Melakukan analisis regresi logistik untuk GLM. Pendugaan parameter menggunakan pendekatan Bayesian dengan algoritma Metropolis Hasting. Algoritmanya dapat dituliskan sebagai berikut: a. Tentukan nilai θ dan β (prior dari θ dan β) b. Perbarui semua parameter pada vektor β i. Pilih nilai baru bagi β, β dari pengambilan acak dari prior ii. Peluang penerimaan bagi β (Δ(β, n p(y i β )p(β β ) β ) = min π i=1, 1, π n i=1 p(y i β)p(β β) selainnya maka β tidak diganti 3. Melakukan pengujian secara simultan dan parsial terhadap peubah penjelas yang digunakan pada GLM. 4. Interpretasi koefisien model regresi logistik (GLM) melalui rasio odds. 5. Melakukan analisis regresi untuk kasus GLMM. Dalam pendugaan parameter digunakan Metode Markov Chain Monte Carlo (MCMC) dengan pendekatan Bayesian dengan Algoritma Metropolis- Hasting. Algoritmanya dapat dituliskan sebagai berikut: a. Tentukan nilai dari θ dan β (prior dari θ dan β), serta inisiasikan nilai S yang sesuai dengan Y i dengan E(S)=(μ i β,s(x i )), dimana S i = merupakan vektor dari proses Gaussian. b. Perbarui semua parameter pada vektor θ i. Pilih nilai baru bagi θ,θ, dengan pengambilan contoh acak dari prior ii. Peluang penerimaan bagi θ p(s θ (Δ(θ,θ )) = min ), 1, p(s θ) selainnya maka θ tidak diganti c. Perbarui semua nilai S (S merupakan konstanta untuk Proses Gaussian) i. Pilih nilai baru bagi S, S, untuk tiap nilai S i dari univariate Gaussian dengan kepekatan peluang bersyarat p(s i S -i,θ) dimana S -i adalah nilai S tanpa pengamatan ke-i ii. Peluang penerimaan bagi S i (Δ(S i, S i ) = min p(y i S i,β), 1, selainnya p(y i S i,β) maka S tidak diganti iii. Ulangi langkah i dan ii untuk semua i=1,2,,n d. Perbarui semua parameter pada vektor β i. Pilih nilai baru bagi β yaitu β, dengan kepekatan peluang bersyarat p(β,β ) ii. Peluang penerimaan bagi β Δ(β,β )=min n π i=1 p(y i S i,β )p(β β ) π n i=1, 1, selainnya p(y j S i,β)p(β β) maka β tidak diganti e. Ambil contoh acak dari sebaran multivariate Gaussian [S* Y,θ,β,S] dimana nilai (θ,β,s) diperoleh dari langkah b,c dan d. Dari langkah-

13 5 langkah di atas akan diperoleh bahwa [(S* S) Y]=[S Y][S* S,Y] 6. Melakukan pengujian secara simultan dan parsial terhadap peubah penjelas yang digunakan pada GLMM. 7. Interpretasi koefisien model regresi logistik (GLMM) melalui rasio odds. 8. Membandingkan model regresi untuk kasus GLM dan GLMM dengan menggunakan R 2 Nagelkerke dan MSE. Untuk membantu perhitungan, digunakan software R PEMBAHASAN Pendugaan Parameter Pendugaan model penuh pada GLM menghasilkan nilai statistik G sebesar Model penuh dapat diterima secara statistik karena nilai statistik G tersebut lebih dari nilai χ² tabel pada derajat bebas 10 yaitu Pada model penuh ini terdapat beberapa peubah yang tidak berpengaruh nyata, yaitu usia, pendidikan, akses media cetak dan akses radio. Sedangkan peubah yang berpengaruh nyata adalah lokasi (baik posisi Lintang Selatan maupun Bujur Timur), partisipasi pada pilpres 2004 dan akses TV. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan hasil uji Wald pada taraf nyata 5%. Hasil uji Wald dapat dilihat pada lampiran. Uji kelayakan model menggunakan uji Hosmer-Lemeshow. Statistik uji Hosmer- Lemeshow yang didapat sebesar dengan derajat bebas 8, nilai tersebut kurang dari nilai χ² tabel, yaitu sehingga hipotesis nol yang diuji tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa model regresi logistik yang didapat layak (fit) dengan data atau dengan kata lain, model regresi yang didapat efektif dalam menggambarkan pengaruh peubah bebas terhadap peluang masyarakat untuk memilih pada pilpres Model pendugaan yang digunakan adalah model regresi logistik biner dengan fungsi penghubung kumulatif logit. Pendugaan parameter model ini menggunakan pandekatan Bayesian yaitu dengan algoritma Metropolis Hasting. Ide dari algoritma ini adalah menerima atau menolak suatu hipotesis, dimana hipotesis yang digunakan adalah parameter dari model. Pada pendugaan ini, sebaran dari tiap-tiap parameter yang akan diduga adalah Binomial dengan parameter (sebaran prior). Sebaran prior tersebut akan digunakan untuk membangkitkan bilangan acak yang merupakan calon dari parameter yang akan diduga. Selanjutnya, masingmasing parameter tersebut akan diuji menggunakan peluang bersyarat dari parameter tersebut. Jika nilai paluang dari parameter duga tersebut berada diantara p(y i S i,β) p(y i S i,β) dan satu, maka parameter duga tersebut akan digunakan, jika tidak, maka digunakan parameter duga yang ditetapkan di awal. Tahapan tersebut diulang sebanyak kali atau sebanyak iterasi Metropolis Hasting yang dikehendaki. Dengan demikian, akan diperoleh suatu sebaran baru dari parameter dugaan, sebaran tersebut disebut sebaran posterior. Sebaran posterior dari masing-masing peubah dapat dilihat pada Lampiran 1. Nilai dugaan parameter diperoleh pada saat rantai Markov mencapai kekonvergenannya. Kekonvergenan rantai Markov dapat dilihat berdasarkan plot iterasi dan uji Gelman-Rubin. Pada uji Gelman-Rubin, rantai Markov dikatakan konvergen jika nilai statistik ujinya mendekati nilai satu. Plot iterasi Metropolis Hasting serta hasil uji Gelman-Rubin dapat dilihat pada lampiran 1 dan 4. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh model regresi logistik log π(x) m 1 π(x) = β 0 + β 1 x β ik D i + β 8 x 8 + ε k=1 = x x x x D D D x x x 8 + Dari model di atas, terlihat bahwa peubah lokasi (baik secara garis lintang maupun garis bujur), usia, partisipasi pada pilpres 2004, pendidikan dan akses media cetak memperbesar peluang masyarakat untuk memilih pada pilpres Sedangkan peubah pendidikan, akses radio dan akses TV memberikan kecenderungan bagi masyarakat untuk tidak memilih. Pendugaan model penuh pada GLMM menghasilkan nilai statistik G sebesar yang berarti model penuh tersebut dapat diterima secara statistik karena nilai statistik G tersebut lebih dari nilai χ² tabel pada derajat bebas 8 yaitu Pada model penuh ini terdapat beberapa peubah yang tidak berpengaruh nyata, yaitu usia, pendidikan, akses media cetak dan akses radio. Sedangkan peubah yang berpengaruh nyata adalah

14 6 partisipasi pada pilpres 2004 dan akses TV. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan hasil uji Wald pada taraf nyata 5%. Hasil uji Wald dapat dilihat pada lampiran 3. Uji kelayakan model menggunakan uji Hosmer-Lemeshow. Statistik uji Hosmer- Lemeshow yang didapat sebesar dengan derajat bebas 8, nilai tersebut kurang dari nilai χ² tabel, yaitu sehingga hipotesis nol yang diuji tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa model regresi logistik yang didapat layak (fit) dengan data atau dengan kata lain, model regresi yang didapat efektif dalam menggambarkan pengaruh peubah bebas terhadap peluang masyarakat untuk memilih pada pilpres Pendugaan parameter pada GLMM juga menggunakan pendekatan Bayesian dengan algoritma Metropolis Hasting. Pada pendugaan ini, diasumsikan prior menyebar binomial. Selain sebaran prior bagi masingmasing peubah, pada GLMM juga harus menentukan sebaran prior bagi proses Gausiannya (S) dan bagi θ. Langkah pertama pada pendugaan parameter GLMM adalah menginisiasikan nilai dugaan bagi θ, S dan β. Selanjutnya nilai θ akan diganti jika peluang dugaan bagi θ berada diantara p(s θ ) p(s θ) dan satu, jika tidak, maka θ yang digunakan adalah θ yang diinisiasikan di awal. Setelah diperoleh nilai θ, dilakukan perbaruan bagi nilai S. S akan diganti jika nilai dugaan S baru berada diantara p(y i S i,β) dan p(y i S i,β) satu. Langkah berikutnya adalah memperbarui nilai parameter duga. Masing-masing parameter tersebut akan diuji menggunakan peluang bersyarat dari parameter tersebut. Jika nilai peluang dari parameter duga tersebut berada diantara π i=1 n p(y i S i,β )p(β β ) π n i=1 p(y i S i,β)p(β β) dan satu, maka parameter duga tersebut akan digunakan, jika tidak, maka digunakan parameter duga yang ditetapkan di awal. Tahapan pendugaan tersebut akan diulang sebanyak 5000 kali atau sebanyak iterasi Metropolis Hasting yang dikehendaki. Dengan demikian, akan diperoleh suatu sebaran baru dari parameter dugaan, yang merupakan merupakan sebaran posterior. Sebaran posterior dari masingmasing peubah dapat dilihat pada lampiran 3. Kekonvergenan rantai Markov pada GLMM dapat dilihat berdasarkan plot iterasi dan uji Gelman-Rubin pada Lampiran 2 dan Lampiran 4. Berdasarkan perhitungan diperoleh model regresi GLMM yaitu: log π(x) 1 π(x) m = β 0 + β 1 x k=1 β ik D i + β 8 x 8 + U 1 + U 2 + S x 1i + S x 2i = x x D D D x x x 8 + U 1 + U 2 + S(x 1 ) + S(x 2 ) Dimana U 1 ~N(2.5961,0.6561) dan U 2 ~ (2.5134,0.5495). Sedangkan S(x 1i ) ~ N (0, ) dan S(x 1i ) ~ N (0, ). Dari model di atas, terlihat bahwa peubah usia, partisipasi pada pilpres 2004 dan akses media cetak memperbesar peluang masyarakat untuk memilih pada pilpres Sedangkan peubah akses radio dan akses TV memberikan kecenderungan bagi masyarakat untuk tidak memilih. Interpretasi Koefisien Setelah diperoleh model regresi maka perlu dilakukan interpretasi terhadap peubah-peubah yang menyusun model regresi tersebut dengan menggunakan nilai rasio odds-nya. Nilai dugaan rasio odds dan selang kepercayaan 95% dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada GLM dapat disimpulkan bahwa peluang orang yang berpartisipasi pada pilpres 2004 untuk berpartisipasi lagi pada pilpres 2009 adalah kali lebih besar dibandingkan dengan peluang orang yang tidak memilih ataupun tidak menjawab pertanyaan tersebut dengan selang kepercayaan 95% bagi rasio odds-nya antara sampai Peubah lain yang berpengaruh adalah kemudahan akses TV, dengan nilai rasio odds , yang berarti peluang masyarakat yang mempunyai TV untuk memilih pada pilpres 2009 adalah sebesar kali lebih besar daripada peluang masyarakat yang tidak mempunyai TV dengan selang kepercayaan 95% antara sampai Interpretasi parameter pada GLMM menggunakan rasio odds diperoleh bahwa peluang orang yang berpartisipasi pada pilpres 2004 untuk berpartisipasi lagi pada pilpres 2009 adalah kali lebih besar dibandingkan dengan peluang orang yang tidak memilih dengan selang kepercayaan 95% antara sampai Peubah lain yang berpengaruh adalah kemudahan akses TV, dengan nilai rasio odds , yang berarti peluang masyarakat yang mempunyai TV untuk memilih pada pilpres 2009 adalah sebesar kali lebih besar daripada peluang masyarakat yang tidak mempunyai

15 7 TV dengan selang kepercayaan 95% antara sampai Tabel 2 Rasio odds dan SK 95% bagi rasio odds pada GLM peubah odds SK 95% ratio lower upper x x x x D D D x x x Tabel 3 Rasio odds dan SK 95% bagi rasio odds pada GLMM peubah odds ratio SK 95% lower upper x x D D D x x x Model Regresi Terbaik Setelah diperoleh dugaan bagi parameter. akan dicari model regresi terbaik. Model regresi terbaik diperoleh dengan membandingkan nilai MSE dan R 2 Nagelkerke. Nilai MSE dan R 2 Nagelkerke pada model GLM dan GLMM dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Parameter pembanding GLM dan GLMM R 2 Nagelkerke MSE GLM % GLMM % GLMM memiliki nilai R 2 Nagelkerke yang lebih tinggi dan MSE lebih rendah. Selain itu, nilai intersep pada GLMM berpemgaruh nyata terhadap model (berdasarkan hasil uji Wald). Dengan demikian pada kasus ini GLMM lebih baik daripada GLM dengan kata lain, pada kasus ini faktor lokasi (spasial) merupakan peubah acak. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pendugaan parameter pada GLM dan GLMM dengan menggunakan metode Bayesian. Hasil analisis regresi logistik pada GLM, diperoleh bahwa lokasi tempat tinggal responden (posisi lintang selatan dan bujur timur), partisipasi pada pilpres 2004 dan kemudahan akses TV berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat pada pilpres Sedangkan pada GLMM faktor-faktor yang berpengaruh adalah partisipasi pada pilpres 2004 dan kemudahan akses TV di lokasi tempat tinggal responden. Pada kedua model diperoleh bahwa partisipasinya pada pilpres 2004 berpengaruh positif terhadap respon, sedangkan akses TV memberikan kecenderungan bagi masyarakat untuk tidak memilih. Hasil uji kelayakan model menggunakan uji Hosmer-Lemeshow menunjukkan bawa kedua model yang diperoleh layak, dalam artian model regresi yang didapat efektif dalam menggambarkan pengaruh peubah bebas terhadap peluang masyarakat untuk memilih pada pilpres Akan tetapi dengan membandingkan nilai MSE dan R 2 Nagelkerke dari GLM dan GLMM diperoleh bahwa GLMM merupakan model terbaik dengan nilai MSE dan R 2 Nagelkerke %. Selain itu, pada GLMM intersep berpengaruh nyata terhadap model, dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor spasial berrpengaruh terhadap model. Saran Sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya analisis ini dapat diaplikasikan untuk daerah-daerah lain di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Bivand RS, Pebesma EJ, Rubio VG Applied Spatial Data Analysis with R. New York: Springer Science + Bussines Media. LLC. Chatterjee S, Hadi AS Regression Analysis by Example. Ed ke-4. New Jersey: John Wiley & Sons. Inc. Christensen F, Riberio Jr PJ GeoRglm: a Package for Generalized Linear Spatial Models. asu.edu/system/file/mews _0.pdf [19 Januari 2010] Collet David Modelling Binary Data. Ed ke-2.new York: A CRC Press Company. Diggle P J dan Riberio Jr PJ Modelbased Geostatistics. New York: Springer Science + Bussines Media. LLC. Gill J Generalized Linear Models: A Unified Approach. London. Sage Pubilcations. Inc.

16 Bayesian Methods a Social and Behavioral Science Approach. New York: A CRC Press Company. Hedeker D Encyclopedia of Statistics in Behavioral Science. New York: Jhon Wiley & Son. Inc. Hosmer DW dan Lemeshow S Applied Logistic Regression.New York: John Wiley & Son. Inc. Jara A DPpackage. dex.pdf [20 Juni 2010] Myers H Classical and Modern Regression with Applications. Boston: PWS-KENT Publishing Company. Robinson DJ Nagelkerke and Coxsnell Pseudo R2 for Mixed Logit Models. rke-and-coxsnell-pseudo-r2-for-mixedlogit-models.pdf [20 Juni 2010] Rubinstein RY dan Kroese DP Simulation and The Monte Carlo Method. Ed ke-2. New Jersey: John Wiley & Sons. Inc.

17 LAMPIRAN 9

18 10 Lampiran 1 Iterasi algoritma Metropolis Hasting dan sebaran posterior dugaan parameter GLM Trace of estimate intercept Density of estimate β0 Trace of estimate β1 Density of estimate β1 Trace of estimate β2 Density of estimate β2 Trace of estimate β3 Density of estimate β3 Trace of estimate β4 Density of estimate β4

19 11 Trace of estimate β51 Density of estimate β51 Trace of estimate β52 Density of estimate β52 Trace of estimate β53 Density of estimate β53 Trace of estimate β6 Density of estimate β6 Trace of estimate β7 Density of estimate β7 Trace of estimate β8 Density of estimate β8

20 12 Lampiran 2 Iterasi algoritma Metropolis Hasting dan sebaran posterior dugaan parameter GLMM Trace of estimate intercept Density if estimate β0 Trace of estimate β3 Density of estimate β3 Trace of estimate β4 Density of estimate β4 Trace of estimate β51 Density of estimate β51

21 13 Trace of estimate β52 Density of estimate β52 Trace of estimate β53 Density of estimate β53 Trace of estimate β6 Density of estimate β6 Trace of estimate β7 Density of estimate β7 Trace of estimate β8 Density of estimate β8

22 14 Lampiran 3 Hasil analisis pada GLM dan GLMM 1. Hasil analisis pada GLM 2. Hasil analisis pada GLMM estimate std error W Z tabel Intercept x x x x D D D x x x estimate std error W Z tabel (Intercept) x x D D D x x x Nilai pendugaan parameter pada peubah spasial parameter estimate mu mu tau tau

23 15 Lampiran 4 Standart Error iterasi dan nilai statistik uji Gelman-Rubin Peubah GLM GLMM Std error Gelman-Rubin Std error Gelman-Rubin (Intercept) x x x x D D D x x X

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. / e d i s i M a r e t 2 0 2 379 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Lebih terperinci

MODEL PARTISIPASI PEMILIH MASYARAKAT KABUPATEN DHAMASRAYA PADA PEMILU 2014 DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK BAYESIAN

MODEL PARTISIPASI PEMILIH MASYARAKAT KABUPATEN DHAMASRAYA PADA PEMILU 2014 DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK BAYESIAN Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 128 133 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND MODEL PARTISIPASI PEMILIH MASYARAKAT KABUPATEN DHAMASRAYA PADA PEMILU 2014 DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 9 16 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK DENGAN METODE PENDUGA BAYES UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

ANALISIS REGRESI LOGISTIK DENGAN METODE PENDUGA BAYES UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Jurnal Matematika UNAND Vol. 4 No. 1 Hal. 53 60 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISIS REGRESI LOGISTIK DENGAN METODE PENDUGA BAYES UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Sarimah. ABSTRACT

Sarimah. ABSTRACT PENDETEKSIAN OUTLIER PADA REGRESI LOGISTIK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TRIMMED MEANS Sarimah Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK Mohamad Jajuli Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini ada dua teknologi yang diusung oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi Indonesia yaitu teknologi Global System for Mobile communication (GSM) dan teknologi Code

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 51 61. PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi kasus di desa Dolok Mariah Kabupaten Simalungun) Oktani Haloho, Pasukat

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 58 65 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA

Lebih terperinci

(DS.4) MODEL OTOREGRESIF SIMULTAN BAYES UNTUK ANALISIS DATA KEMISKINAN

(DS.4) MODEL OTOREGRESIF SIMULTAN BAYES UNTUK ANALISIS DATA KEMISKINAN (DS.4) MODEL OTOREGRESIF SIMULTAN BAYES UNTUK ANALISIS DATA KEMISKINAN Safaat Yulianto 1, Anik Djuraidah 2, Aji Hamim Wigena 2 1Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang 2Jurusan Statistika, Institut Pertanian

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN Karima Puspita Sari, Respatiwulan, dan Bowo Winarno Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Model regresi zero-inflated

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON DENGAN METODE BAYESIAN

PENERAPAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON DENGAN METODE BAYESIAN PENERAPAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON DENGAN METODE BAYESIAN A. Rofiqi Maulana; Suci Astutik Universitas Brawijaya; arofiqimaulana@gmail.com ABSTRAK. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit

Lebih terperinci

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Salah satu persyaratan dalam mengestimasi persamaan regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square)

Lebih terperinci

Simulasi Radius Jarak Pengaruhnya terhadap Kebaikan Model Regresi Logistik Spasial 1. Abstrak

Simulasi Radius Jarak Pengaruhnya terhadap Kebaikan Model Regresi Logistik Spasial 1. Abstrak Simulasi Radius Jarak Pengaruhnya terhadap Kebaikan Model Regresi Logistik Spasial 1 Utami Dyah Syafitri 2, Agus M Sholeh 2, Poppy Suprapti 3 Abstrak Pemodelan regresi logistik dengan basis ruang spasial

Lebih terperinci

(R.1) KAJIAN MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION UNTUK MASALAH DATA SPASIAL DISKRIT

(R.1) KAJIAN MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION UNTUK MASALAH DATA SPASIAL DISKRIT REGRESI 2 (R.1) KAJIAN MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION UNTUK MASALAH DATA SPASIAL DISKRIT Dani Robini, Budi Nurani R., Nurul Gusriani Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran Jl.

Lebih terperinci

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 33 41 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan nilai peubah bebas ke-p pada merupakan nilai koefisien peubah penjelas merupakan galat acak pengamatan ke-i.

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan nilai peubah bebas ke-p pada merupakan nilai koefisien peubah penjelas merupakan galat acak pengamatan ke-i. TINJAUAN PUSTAKA Model egresi Berganda egresi linier adalah persamaan matematika yang menggambarkan hubungan antara peubah respon y dan peubah bebas X X X2 Xp. Hubungan antara kedua peubah tersebut dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor. Pada umumnya analisis regresi

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN PENDEKATAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN PENDEKATAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 74 82 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN PENDEKATAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF

Lebih terperinci

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat)

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat) Statistika, Vol. 14 No. 2, 69 76 November 2014 Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat) Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Generalized Ordinal Logistic

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc

Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc Citra Fatimah Nur / 1306 100 065 Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc Outline 1 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 3 METODOLOGI PENELITIAN 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5 KESIMPULAN Latar Belakang 1960-1970 1970-1980

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 04 (2014), pp. 313 321. SUATU KAJIAN TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PEMBANTU JATI UTOMO BINJAI Nida Elhaq, Pasukat Sembiring, Djakaria Sebayang

Lebih terperinci

EKO ERTANTO PEMBIMBING

EKO ERTANTO PEMBIMBING UJIAN TUGAS AKHIR Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pemberian Imunisasi Untuk Bayi Dengan Metode Regresi Logistik (Kasus di Kelurahan Keputih Surabaya) YUDHA EKO ERTANTO 1307030054 PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Belajar 1. Pengertian Keberhasilan Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keberhasilan itu sendiri adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU

SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU Asep Saefuddin, Anang Kurnia dan Sutriyati Departemen Statistika FMIPA IPB Ringkasan Data deret waktu pada bidang keuangan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL Vania Mutiarani 1, Adi Setiawan, Hanna Arini Parhusip 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW, 3 Dosen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Salah satu yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden

Lebih terperinci

(R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER

(R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER (R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER Drs. Soekardi Hadi P. Prodi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam As-Syafi iyah Email : s.hadip@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 53 61 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA OLIVIA ATINRI,

Lebih terperinci

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY KELOMPOK : Karlina Siti Faresha 135020200111071 Rezky Ridhowati 135020200111074 Pahriyatul Ummah 135020201111002 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN : Seminar Nasional Statistika 12 November 2011 Vol 2, November 2011

PROSIDING ISSN : Seminar Nasional Statistika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (R.7) Model Regresi Poisson dan Model Spasial Otoregresif Poisson untuk Mendeteksi Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Jumlah Penderita Gizi Buruk di Provinsi Jawa Timur Siti Rohmah Rohimah 1, Muhammad

Lebih terperinci

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA Moh. Yamin Darsyah 1 Arianto Wijaya 2 1,2 Program Studi S1 Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang menjelaskan sifat dari hubungan tertentu, memahami perbedaan antara kelompok

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si Oleh : Arief Yudissanta (1310 105 018) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si Analisis Pemakaian Kemoterapi Pada Kasus Kanker Payudara dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus Pasien

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK Analisis regresi logistik biner dengan metode penalized maximum likelihood digunakan

Lebih terperinci

Polres Tapanuli Selatan merupakan bagian dari Kepolisian Republik Indonesia yang melayani di bidang pemeliharan dan keamanan, ketertiban

Polres Tapanuli Selatan merupakan bagian dari Kepolisian Republik Indonesia yang melayani di bidang pemeliharan dan keamanan, ketertiban Saintia Matematika Vol. 1, No. 5 (2013), pp. 435 444. ANALISA TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PROSES PELAYANAN PEMBUATAN SIM (SURAT IZIN MENGEMUDI) DI SATLANTAS POLRES TAPANULI SELATAN Lisna Astria,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PESERTA DIDIK SMA NEGERI 2 SEMARANG MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PESERTA DIDIK SMA NEGERI 2 SEMARANG MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK ORDINAL ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 405-416 Online di: http://ejournal-s1undipacid/indexphp/gaussian ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendidikan Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889-1959) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan umumnya berarti daya upaya

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KEDATANGAN PELANGGAN DI PUSAT PERBELANJAAN X

ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KEDATANGAN PELANGGAN DI PUSAT PERBELANJAAN X ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KEDATANGAN PELANGGAN DI PUSAT PERBELANJAAN X Erna Hayati Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan ABSTRAKSI Kepuasan

Lebih terperinci

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 11-20 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data menggunakan software SPSS 11.5 for windows, Microsoft Excel, dan SAS 9.1. Profil Responden

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data menggunakan software SPSS 11.5 for windows, Microsoft Excel, dan SAS 9.1. Profil Responden disusun ke dalam bentuk kartu stimuli, diantara tiap kartu berisi kombinasi dari taraftaraf atribut yang berbeda dengan kartu-kartu lainnya (Lampiran 4). 3. Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner.

Lebih terperinci

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN MAGRI HANDOKO. Manajemen

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di obyek wisata Tirta Jangari, Waduk Cirata, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Pemilihan lokasi ini dilakukan

Lebih terperinci

Regresi Logistik Binomial, Model untuk Toksisitas Logam Berat Timbal Pb terhadap Larva Udang Vannamae

Regresi Logistik Binomial, Model untuk Toksisitas Logam Berat Timbal Pb terhadap Larva Udang Vannamae Regresi Logistik Binomial, Model untuk Toksisitas Logam Berat Timbal Pb terhadap Larva Udang Vannamae Dwi Haryo Ismunarti Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP email : dwiharyois@gmail.com

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 RINGKASAN ALIFTA DIAH AYU RETNANI.

Lebih terperinci

(DS.5) MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER

(DS.5) MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER (DS.5) MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER (Kasus : Pendugaan Proporsi Keluarga Miskin Di kabupaten Jember Jawa Timur) Etis Sunandi 1), Khairil A Notodiputro 2), Anik

Lebih terperinci

Sem 5-4. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)

Sem 5-4. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) Sem -. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) Nama Matakuliah : Analisis Data Kategorik Kode MK/SKS : 309H203/3SKS Semester : Awal/ (Tahun III) Mata Kuliah Prasyarat : Metode Statistika, Komputasi Statistika

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEUBAH RESPONS KATEGORIK DENGAN MODEL REGRESI ORDINAL

ANALISIS PEUBAH RESPONS KATEGORIK DENGAN MODEL REGRESI ORDINAL ANALISIS PEUBAH RESPONS KATEGORIK DENGAN MODEL REGRESI ORDINAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Jika hipotesis nol benar, maka statistik uji-w akan menyebar mengikuti sebaran normal baku. Hipotesis nol ditolak jika W > Z α/2 (Hosmer & Lemeshow 1989). Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik

Lebih terperinci

MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG)

MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) Shaifudin Zuhdi, Dewi Retno Sari Saputro Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON UNTUK WILAYAH REGIONAL 2 INDONESIA (SUMATERA)

PEMODELAN JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON UNTUK WILAYAH REGIONAL 2 INDONESIA (SUMATERA) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 116 124 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON UNTUK WILAYAH REGIONAL 2

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 168 176 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN PENDUGA ORDINARY LEAST SQUARES (OLS) DAN GENERALIZED LEAST SQUARES (GLS) PADA MODEL REGRESI

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE REGRESI ROBUST PEMBOBOT WELSCH PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN

STUDI KOMPARATIF METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE REGRESI ROBUST PEMBOBOT WELSCH PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 4 Hal. 18 26 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND STUDI KOMPARATIF METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE REGRESI ROBUST PEMBOBOT WELSCH PADA DATA YANG MENGANDUNG

Lebih terperinci

(R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi. buruk di Jawa Timur.

(R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi. buruk di Jawa Timur. (R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi Buruk di Jawa Timur Ida Mariati Hutabarat 1, Asep Saefuddin 2 1Jurusan Matematika Uncen. 2 Departemen Statistika IPB 1Jl.Kamp Wolker

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012:809-814 Model Tingkat Kelancaran Pembayaran Kredit Bank Menggunakan Model Regresi Logistik Ordinal (Studi Kasus: Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Pasar Bintuhan) Yuli

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

Pemodelan Data Cacahan (Count Data) dalam GLM. Dr. Kusman Sadik, M.Si Sekolah Pascasarjana Departemen Statistika IPB Semester Genap 2017/2018

Pemodelan Data Cacahan (Count Data) dalam GLM. Dr. Kusman Sadik, M.Si Sekolah Pascasarjana Departemen Statistika IPB Semester Genap 2017/2018 Pemodelan Data Cacahan (Count Data) dalam GLM Dr. Kusman Sadik, M.Si Sekolah Pascasarjana Departemen Statistika IPB Semester Genap 2017/2018 Pendahuluan Pada model linear klasik, seperti regresi linear,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUMAH TANGGA NELAYAN BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUMAH TANGGA NELAYAN BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUMAH TANGGA NELAYAN BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK Oleh: Agista Dyah Prabawati (1308 100 026) Dosen Pembimbing: Dra. Destri Susilaningrum,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) Yuditia Ari Prabowo, Yuliana Susanti, dan Santoso Budi Wiyono

Lebih terperinci

Uji statistik multivariat digunakan untuk menguji

Uji statistik multivariat digunakan untuk menguji 132 PEMANFAATAN SPSS DALAM PENELITIAN BIDANG KESEHATAN & UMUM PEMANFAATAN SPSS DALAM PENELITIAN BIDANG KESEHATAN & UMUM 133 BAB 6 ANALISIS MULTIVARIAT Uji statistik multivariat digunakan untuk menguji

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) DENGAN METODE FISHER SCORING

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) DENGAN METODE FISHER SCORING ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS RLOTG DENGAN METODE FISHER SCORING Aulia Nugrahani Putri, Purnami Widyaningsih, dan Dewi Retno Sari Saputro Program Studi Matematika

Lebih terperinci

GENERALIZED LINEAR MODELS (GLM) UNTUK DATA ASURANSI DALAM MENENTUKAN HARGA PREMI

GENERALIZED LINEAR MODELS (GLM) UNTUK DATA ASURANSI DALAM MENENTUKAN HARGA PREMI GENERALIZED LINEAR MODELS (GLM) UNTUK DATA ASURANSI DALAM MENENTUKAN HARGA PREMI Agus Supriatna 1), Riaman 2), Sudradjat 3), Tari Septiyani 4) Departemen Matematika, FMIPA Unpad Jalan Raya Bandung-Sumedang

Lebih terperinci

REGRESI LOGISTIK (LOGISTIC REGRESSION)

REGRESI LOGISTIK (LOGISTIC REGRESSION) REGRESI LOGISTIK (LOGISTIC REGRESSION) REGRESI LOGISTIK Adalah regresi parametrik yang digunakan untuk Y berskala kategorik dan X berskala bebas. Biner Y berskala nominal dengan 2 kategori Regresi Logistik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Regresi Logistik Regresi adalah bagaimana satu variabel yaitu variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel lain yaitu variabel independen dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X pembilang persamaan (3) adalah rataan jumlah kuadrat galat, N jumlah pengamatan dan M jumlah himpunan bagian. Penyebutnya merupakan fungsi nilai kompleks, dengan C(M) adalah nilai kompleksitas model yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Pelaksanaan Survei

PEMBAHASAN Pelaksanaan Survei 4 Populasi penelitian dibagi menjadi dua lapisan berdasarkan cluster perumahan BNR. Cluster-cluster dengan ukuran rumah 1 m 2 digolongkan sebagai lapisan 1 sedangkan cluster-cluster dengan ukuran rumah

Lebih terperinci

Faktor yang Mempengaruhi Terjangkitnya Penyakit Diare pada Balita di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Faktor yang Mempengaruhi Terjangkitnya Penyakit Diare pada Balita di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Faktor yang Mempengaruhi Terjangkitnya Penyakit Diare pada Balita di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Oleh: Urifah Hidayanti (1310 030 028) Dosen Pembimbing: Ir. Mutiah Salamah, M.Kes Ujian Tugas Akhir

Lebih terperinci

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi Statistika, Vol. No., Mei Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi MARZUKI, HIZIR SOFYAN, ASEP RUSYANA Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah Kuala Jl.

Lebih terperinci

ALGORITMA PENENTUAN UKURAN SAMPEL EKSAK UNTUK DISTRIBUSI NORMAL, DISTRIBUSI POISSON DAN DUA DISTRIBUSI BINOMIAL DALAM MODEL KELUARGA EKSPONENSIAL

ALGORITMA PENENTUAN UKURAN SAMPEL EKSAK UNTUK DISTRIBUSI NORMAL, DISTRIBUSI POISSON DAN DUA DISTRIBUSI BINOMIAL DALAM MODEL KELUARGA EKSPONENSIAL ALGORITMA PENENTUAN UKURAN SAMPEL EKSAK UNTUK DISTRIBUSI NORMAL, DISTRIBUSI POISSON DAN DUA DISTRIBUSI BINOMIAL DALAM MODEL KELUARGA EKSPONENSIAL 1) Program Studi Matematika Universitas Ahmad Dahlan dian@math.uad.ac.id

Lebih terperinci

MOCH. FAUZI PEMBIMBING : MUHAMMAD SJAHID AKBAR

MOCH. FAUZI PEMBIMBING : MUHAMMAD SJAHID AKBAR Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peranan Ibu Rumah Tangga Nelayan Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Rumah Tangga di Kelurahan Tebul Bangkalan dengan Metode Regresi Logistik Biner MOCH. FAUZI 1307 030 056 PEMBIMBING

Lebih terperinci

Regresi Poisson dan Penerapannya Untuk Memodelkan Hubungan Usia dan Perilaku Merokok Terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker Paru-Paru

Regresi Poisson dan Penerapannya Untuk Memodelkan Hubungan Usia dan Perilaku Merokok Terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker Paru-Paru Regresi Poisson dan Penerapannya Untuk Memodelkan Hubungan Usia dan Perilaku Merokok Terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker Paru-Paru IIN SUNDARI Program Studi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL DENGAN MODEL REGRESI LINIER BERGANDA BAYESIAN

ESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL DENGAN MODEL REGRESI LINIER BERGANDA BAYESIAN ESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL DENGAN MODEL REGRESI LINIER BERGANDA BAYESIAN Vania Mutiarani a, Adi Setiawan b, Hanna Arini Parhusip c a Program Studi Matematika FSM UKSW Jl. Diponegoro 52-6

Lebih terperinci

ANALISIS PROBIT UNTUK PEMBANDINGAN TINGKAT TOKSISITAS EKSTRAK KASAR AKAR TUBA DAN BUAH PINANG HERA AMRANSYAH DIAN ARI ANGGASTA

ANALISIS PROBIT UNTUK PEMBANDINGAN TINGKAT TOKSISITAS EKSTRAK KASAR AKAR TUBA DAN BUAH PINANG HERA AMRANSYAH DIAN ARI ANGGASTA ANALISIS PROBIT UNTUK PEMBANDINGAN TINGKAT TOKSISITAS EKSTRAK KASAR AKAR TUBA DAN BUAH PINANG HERA AMRANSYAH DIAN ARI ANGGASTA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN 4 karena adanya perbedaan satuan pengukuran antar peubah. 1.. Memastikan tidak adanya pencilan pada data dengan mengidentifikasi adanya pencilan pada data. Pengidentifikasian pencilan dilakukan dengan

Lebih terperinci

ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang)

ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang) BIAStatistics (215) Vol. 9, No. 2, hal. 1-6 ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang) 1 Didin Astriani P, 2 Jadi

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Dalam desain penelitian, akan dijelaskan gambaran singkat dari

BAB III DESAIN PENELITIAN. Dalam desain penelitian, akan dijelaskan gambaran singkat dari BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Dalam desain penelitian, akan dijelaskan gambaran singkat dari penelitian ini, yaitu jenis dan sumber data, penentuan jumlah sampel, metode untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Variabel Penelitian Berdasarkan hasil penelitian tentang Willingness To Pay pengunjung Umbul Ponggok didapatkan hasil berikut ini : 1. Uji Klasifikasi Model

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH JIMT Vol. 13 No. 1 Juni 2016 (Hal. 24 37) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur yang digunakan dalam pengumpulan, penyajian, analisis dan interpretasi data. Statistika

Lebih terperinci

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si LOGO Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si PENDAHULUAN 1 2 3 4 Latar Belakang Tujuan Manfaat Batasan Masalah Latar Belakang Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan prioritas utama

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis. 26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan cakupan makna yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa Gambar 1 memperlihatkan Karakteristik siswa SMA Negeri Ulu Siau berdasarkan jurusan. Berdasarkan Gambar 1 umumya siswa lebih memilih jurusan IPA daripada jurusan

Lebih terperinci

Regresi Logistik Nominal dengan Fungsi Hubung CLOGLOG

Regresi Logistik Nominal dengan Fungsi Hubung CLOGLOG Regresi Logistik Nominal dengan Fungsi Hubung CLOGLOG Julio Adisantoso, G16109011/STK 11 Mei 2010 Ringkasan Regresi logistik merupakan suatu pendekatan pemodelan yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Pembelian Barang Tahan Lama Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Tobit

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Pembelian Barang Tahan Lama Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Tobit Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Pembelian Barang Tahan Lama Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Tobit Nama : Margareth G. Shari NRP : 1307 100 026 JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci

PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR

PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR Neser Ike Cahyaningrum 1307100012 Dosen Pembimbing Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si AGENDA

Lebih terperinci

Pemodelan Tingkat Kepuasan Mahasiswa terhadap Pelayanan Laboratorium Komputer Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Pemodelan Tingkat Kepuasan Mahasiswa terhadap Pelayanan Laboratorium Komputer Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya Jurnal Penelitian Sains Volume 16 Nomor 2(A) April 2013 Pemodelan Tingkat Kepuasan Mahasiswa terhadap Pelayanan Laboratorium Komputer Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya Dian Cahyawati

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON 3.1 Regresi Poisson Regresi Poisson merupakan salah satu model regresi dengan variabel responnya tidak berasal

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika Vol. 3 (3), Agustus 2014, pp ISSN:

E-Jurnal Matematika Vol. 3 (3), Agustus 2014, pp ISSN: E-Jurnal Matematika Vol. 3 3), Agustus 2014, pp. 107-115 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN REGRESI GENERALISASI POISSON DALAM MENGATASI OVERDISPERSI Studi Kasus: Jumlah Tenaga Kerja

Lebih terperinci

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kota Bogor merupakan kota

Lebih terperinci