PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA"

Transkripsi

1 PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 RINGKASAN IIN MAENA. Penerapan Regresi Logistik Ordinal Multilevel terhadap Nilai Akhir Metode Statistika FMIPA IPB. Dibimbing oleh INDAHWATI dan DIAN KUSUMANINGRUM. Metode Statistika merupakan mata kuliah interdep yang diasuh oleh Departemen Statistika IPB. Pada tahun akademik 2008/2009 terdapat 7 kelas paralel Metode Statistika di FMIPA IPB. Kelas-kelas paralel tersebut membentuk suatu struktur berjenjang (hierarchical), dimana mahasiswa sebagai level kesatu tersarang dalam kelas paralel sebagai level kedua. Pemodelan multilevel diperlukan karena pada struktur berjenjang individu-individu dalam kelompok atau kelas yang sama cenderung mempunyai karakteristik yang mirip sehingga antar amatan pada level yang lebih rendah tidak saling bebas. Nilai akhir Metode Statistika merupakan hasil penilaian dengan skala ordinal, yaitu berupa kategori huruf mutu A, B, C, D dan E, maka regresi multilevel yang dapat diterapkan adalah analisis regresi logistik ordinal multilevel. Peubah penjelas yang berpengaruh nyata terhadap nilai akhir Metode Statistika adalah IPK TPB dan jenis kelamin, dengan keragaman intersep antar kelas paralel pada fungsi logit sebesar Persentase ketepatan klasifikasi yang diperoleh pada model regresi logistik ordinal multilevel adalah 56.85%. Kata kunci : Pemodelan Multilevel, Regresi Logistik Ordinal Multilevel

3 PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

4 Judul : Penerapan Regresi Logistik Ordinal Multilevel terhadap Nilai Akhir Metode Statistika FMIPA IPB Nama : Iin Maena NRP : G Menyetujui : Pembimbing I, Pembimbing II, Ir. Indahwati, M.Si NIP : Dian Kusumaningrum, S.Si, M.Si Mengetahui : Ketua Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.Si NIP : Tanggal Lulus :

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini berjudul Penerapan Regresi Logistik Ordinal Multilevel terhadap Nilai Akhir Metode Statistika FMIPA IPB. Karya ilmiah ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyampaikan terimakasih kepada Ibu Ir. Indahwati, M.Si dan Ibu Dian Kusumaningrum, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan dan arahan selama penulisan karya ilmiah ini. Terimakasih juga kepada Ibu Dr. Ir. Anik Djuraidah, MS selaku dosen moderator seminar dan Ibu Dra. Itasia Dina S, M.Si sebagai dosen penguji pada saat sidang yang telah memberikan banyak saran dan masukannya kepada penulis. Disamping itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Statistika yang telah memberikan ilmu dan wawasan selama penulis menuntut ilmu di Departemen Statistika serta seluruh staf Departemen Statistika yang telah banyak membantu penulis. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa, kasih sayang serta dorongan yang tulus baik moril maupun materil. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat. Bogor, Oktober 2010 Iin Maena

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 22 Februari 1988 dari pasangan Bapak Bani ah dan Ibu Sri Andiyati. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Tahun 2000 penulis lulus dari SD N 3 Kalitengah Cirebon, kemudian melanjutkan studi di SLTP N I Cirebon Barat hingga tahun Selanjutnya, penulis menyelesaikan pendidikannya di SMA N 2 Cirebon dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Setelah satu tahun menjalani perkuliahan di TPB (Tingkat Persiapan Bersama), pada tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Statistika, FMIPA IPB dengan mayor Statistika dan minor Ekonomi dan Studi Pembangunan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis berkesempatan menjadi Asisten Dosen Mata Kuliah Metode Statistika pada tahun ajaran 2008/2009, serta Mata Kuliah Perancangan Percobaan I pada tahun ajaran 2009/2010. Penulis juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta (GSB), yaitu sebagai staf di Department of Science serta aktif di Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Cirebon, IKC (Ikatan Kekeluargaan Cirebon). Selain itu, penulis juga aktif dalam kegiatan kepanitiaan seperti Statistika Ria 2008, Welcome Ceremony Statistics (WCS) 2008 dan 2009, serta Pesta Sains Pada tahun 2008 penulis bergabung dengan Lembaga Bimbingan Belajar dan Olah Data Statistics Centre sebagai tenaga pengajar dan tim analisis data. Pada Februari April 2010, penulis melaksanakan kegiatan praktik lapang di Perusahaan Media Planning Group (MPG), Jakarta Selatan.

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... vii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 1 Model Regresi Multilevel... 1 Regresi Logistik Ordinal Satu Level... 2 Regresi Logistik Ordinal Multilevel... 2 Pemilihan Model Terbaik... 3 Interpretasi Koefisien... 4 METODOLOGI... 4 Data... 4 Metode... 4 HASIL DAN PEMBAHASAN... 5 Analisis Deskriptif... 5 Regresi Logistik Ordinal Satu Level... 6 Regresi Logistik Ordinal Multilevel... 7 Pemilihan Struktur Efek Tetap... 7 Pemilihan Struktur Kemiringan Acak... 7 Pemilihan Model Terbaik... 7 Interpretasi Koefisien... 9 SIMPULAN... 9 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 11

8 vii DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Total persentase perolehan huruf mutu Metode Statistika... 5 DAFTAR TABEL Halaman 1 Fungsi penghubung regresi ordinal Persentase perolehan huruf mutu Metode Statistika Hasil uji perbandingan pada model regresi logistik ordinal satu level Nilai dugaan parameter regresi logistik ordinal satu level Persentase ketepatan klasifikasi model regresi logistik ordinal satu level Hasil uji perbandingan model dalam memilih struktur efek tetap Hasil uji perbandingan model dalam memilih struktur kemiringan acak Nilai dugaan parameter pada model akhir Hasil uji perbandingan model reduksi dengan model akhir Nilai dugaan parameter pada model regresi logistik ordinal multilevel terbaik Nilai dugaan intersep acak Persentase ketepatan klasifikasi model regresi logistik ordinal multilevel Rasio odds model regresi logistik ordinal multilevel... 9 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Deskripsi nilai peubah penjelas untuk setiap kelas (peubah numerik) Deskripsi peubah penjelas untuk setiap kelas (peubah kategorik) dalam persen Deskripsi hubungan antara kategori nilai akhir Metode Statistika dengan masing-masing peubah penjelas Contoh perhitungan nilai peluang untuk model logistik ordinal multilevel... 14

9 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Metode Statistika merupakan mata kuliah interdep yang diasuh oleh Departemen Statistika IPB. Pada tahun akademik 2008/2009, di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) terdapat 7 kelas paralel yang mendapat mata kuliah ini. Setiap kelas paralel umumnya terdiri dari mahasiswa satu departemen dan berada di bawah tanggung jawab Departemen Statistika. Jika melihat kondisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa tersarang pada kelas paralel. Struktur seperti ini disebut struktur berjenjang (hierarchical). Struktur berjenjang mengindikasikan bahwa data yang dianalisis berasal dari beberapa level, dimana level yang lebih rendah tersarang pada level yang lebih tinggi. Pada struktur berjenjang ini, individu-individu dalam kelompok yang sama cenderung mempunyai karakteristik yang mirip sehingga antar amatan pada level yang lebih rendah tidak saling bebas. Jika dilakukan pemodelan tanpa memperhatikan struktur berjenjang, maka akan mengakibatkan terjadinya pelanggaran asumsi kebebasan. Pelanggaran ini membuat nilai dugaan galat baku koefisien regresi berbias ke bawah sehingga dalam pengujian hipotesisnya akan cenderung menolak hipotesis nol dan menyimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara peubah bebas dengan peubah responnya (Hox 2002). Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis menggunakan pemodelan multilevel, dimana mahasiswa sebagai level kesatu tersarang pada kelas paralel sebagai level kedua. Penelitian mengenai pemodelan multilevel terhadap nilai akhir Metode Statistika berupa data kontinu telah dilakukan oleh Widiyani (2009) dan pada data biner oleh Husniyati (2010). Namun jika melihat nilai akhir Metode Statistika yang merupakan penilaian dengan skala ordinal, maka regresi multilevel yang dapat diterapkan adalah regresi logistik ordinal multilevel. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dikaji penggunaan analisis regresi logistik ordinal multilevel terhadap peubah respon ordinal berupa huruf mutu dengan lima kategori yaitu A, B, C, D dan E. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah : 1. Menerapkan penggunaan model regresi logistik ordinal multilevel. 2. Mengetahui peubah-peubah yang mempengaruhi kategori nilai akhir Metode Statistika. 3. Menduga komponen ragam dari model yang diperoleh. 4. Mengetahui tingkat ketepatan klasifikasi dari model yang diperoleh. TINJAUAN PUSTAKA Model Regresi Multilevel Pemodelan multilevel merupakan suatu teknik statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan struktur berjenjang. Secara umum, model multilevel mempunyai struktur data berjenjang, yaitu peubah respon yang diukur pada level kesatu dan beberapa peubah penjelas yang dapat didefinisikan pada setiap level. Bentuk sederhana dari model regresi multilevel adalah model regresi dua level. Secara matematis, model regresi dua level dengan satu peubah bebas pada level kesatu dapat ditulis sebagai berikut (Hox 2002) :. (1) (i : 1,, n j dan j : 1,, J) dimana: β 0j : intersep pada level dua ke-j β 1j : kemiringan garis pada level dua ke-j : galat yang menyebar N (0, ) j : indeks kelompok pada level dua i : indeks individu pada level satu : respon pada individu ke-i dan kelompok ke-j Pada persamaan (1), koefisien regresi 0 dan 1 memiliki indeks j untuk kelompok pada level dua, yang mengindikasikan bahwa koefisien regresi pada level dua dapat memiliki nilai yang berbeda. Jika terdapat satu peubah penjelas pada level dua, maka keragaman koefisien regresi tersebut dimodelkan melalui persamaan (2), yaitu :. (2) dimana : Z j : peubah penjelas pada level kedua u 0j, u 1j : galat pada level kedua Dengan asumsi u 0j ~N(0, ) dan u 1j ~ N(0, ) serta dan saling bebas (Hox 2002). Gabungan dari persamaan (1) dan (2) dalam notasi matriks dapat dinyatakan pada persamaan (3) yang merupakan model linier campuran (linear mixed model) :

10 2. (3) dimana : Y : vektor peubah respon X : matriks peubah penjelas untuk efek tetap Z : matriks peubah penjelas untuk efek acak β : vektor koefisien efek tetap u : vektor koefisien efek acak ε : vektor galat Asumsinya dapat dinyatakan sebagai berikut : ε ~ N (0, Σ e ) dan u ~ N (0, Σ u ), sedangkan dimana dan adalah threshold model serta merupakan vektor koefisien regresi. Metode pendugaan parameter yang dapat digunakan pada regresi logistik ordinal diantaranya adalah dengan metode Maximum Likelihood. Metode ini dapat dilakukan jika antara amatan yang satu dengan yang lain diasumsikan saling bebas. Fungsi likelihoodnya dapat dinyatakan sebagai (Hosmer & Lemeshow 2000) : dimana : Sedangkan fungsi log likelihood-nya adalah :, dan cov (ε, u) = 0. Pemodelan multilevel dapat diterapkan terhadap data kontinu yang menyebar normal dan data kategorik yang menyebar binomial atau multinomial. Model yang telah dijelaskan di atas adalah model multilevel pada data kontinu yang menyebar normal. Pada data kategorik, model multilevel yang dapat diterapkan adalah model logistik multilevel, yaitu logistik biner multilevel untuk respon biner dan logistik ordinal multilevel untuk respon ordinal. Regresi Logistik Ordinal Satu Level Regresi logistik ordinal digunakan untuk memodelkan hubungan antara peubah respon yang berskala ordinal dengan peubah-peubah penjelasnya. Jika diasumsikan terdapat peubah respon Y berskala ordinal dengan J kategori dan = (x 1, x 2,, x p ) adalah vektor peubah penjelas, maka peluang dari peubah respon kategori ke-j pada peubah penjelas X tertentu dapat dinyatakan dengan P[Y = j x] = dan peluang kumulatifnya adalah (Hosmer & Lemeshow 2000) : Model logit kumulatif didefinisikan dengan: Selanjutnya, untuk memperoleh penduga parameter dari regresi logistik ordinal adalah dengan memaksimumkan fungsi log likelihood tersebut terhadap parameternya. Pada analisis regresi ordinal terdapat lima pilihan fungsi penghubung (link function) seperti yang terdapat pada Tabel 1. Penggunaannya tergantung dari distribusi data yang dianalisis. Logit digunakan pada kebanyakan distribusi data, complementary log-log digunakan untuk data yang mempunyai kecenderungan bernilai tinggi, negative log-log digunakan untuk data yang mempunyai kecenderungan bernilai rendah, probit digunakan jika peubah laten menyebar secara normal, sedangkan cauchit digunakan jika peubah laten mempunyai nilai yang ekstrim. Analisis regresi ordinal yang telah dijelaskan sebelumnya adalah analisis regresi ordinal dengan link function logit atau sering disebut regresi logistik ordinal (Norusis 2010). Tabel 1 Fungsi penghubung regresi ordinal Fungsi Penghubung Bentuk Fungsi Logit Complementary loglog Negative log-log Probit Chauchit Regresi Logistik Ordinal Multilevel Jika data mempunyai struktur berjenjang maka hubungan antara peubah respon yang berskala ordinal dengan peubah-peubah penjelasnya dapat dimodelkan dengan regresi logistik ordinal multilevel. Model multilevel ordinal dapat dinyatakan dalam bentuk linier melalui peubah laten untuk mempermudah

11 3 mendapatkan estimasinya. Misalkan j menunjukkan unit pada level kedua dan i menunjukkan unit pada level kesatu, maka peubah respon yang berskala ordinal (Y) dengan S kategori (s : 1, 2,, S) dinyatakan melalui peubah laten berskala kontinu Ỹ yang mengikuti model : dimana merupakan vektor peubah bebas (termasuk 1 untuk intersep), β merupakan vektor parameter regresi, merupakan galat pada level dua yang diasumsikan menyebar N(0, ), dan merupakan galat pada level satu yang menyebar N(0, σ 2 ). dan diasumsikan saling bebas (Grilli & Pratesi 2002). Peubah respon berskala ordinal (Y) terhubung dengan peubah laten (Ỹ) melalui hubungan sebagai berikut : Y ij = s γ s 1 < Ỹ ij γ s dengan batasan : - = γ 0 γ 1 γ s-1 γ S = dimana thresholds. Sehingga, model peluang bersyarat untuk respon mahasiswa i pada kelas j dapat dinyatakan sebagai : (s : 1,, S-1) dimana z ij merupakan vektor peubah bebas lainnya (termasuk 1 untuk intersep) dan merupakan vektor galat pada level dua yang diasumsikan menyebar N( dengan (dekomposisi Cholesky). Model di atas dapat dituliskan dalam bentuk baku dengan mendefinisikan, sehingga (Hedeker 2007) : Nilai dugaan untuk = P( ) dapat diperoleh dengan melakukan transformasi kebalikan terhadap fungsi logit kumulatifnya, yaitu :.(4) Salah satu metode pendugaan parameter yang dapat digunakan pada model multilevel adalah dengan metode Maximum Likelihood. Fungsi likelihood bersyarat untuk respon vektor y i adalah : dengan : dimana : Selanjutnya dicari fungsi marginal maximum likelihood-nya, yaitu : dimana merupakan fungsi sebaran dari galat level satu yang telah dibakukan ( ), yang juga merupakan invers link function dari model ordinal (Grilli & Pratesi 2002). Jika peluang kumulatif untuk peubah respon dari mahasiswa ke-i pada level kelas ke-j dinyatakan dengan = P( ), maka model regresi logistik ordinal multilevel dengan satu efek acak (single random effect) dapat dinyatakan melalui fungsi logit kumulatif, yaitu : Secara umum, model kumulatif logit dengan banyak efek acak (multiple random effect) dapat dituliskan sebagai berikut : dengan merupakan fungsi kepekatan peluang dari sebaran normal baku (Hedeker 2007). Dugaan parameter diperoleh dengan memaksimumkan fungsi di atas melalui iterasi dengan bantuan PROC GLIMMIX pada software SAS. Pemilihan Model Terbaik Tahapan dalam pemilihan model terbaik menurut Hox (2002) adalah sebagai berikut: 1. Memilih struktur efek tetap, yaitu dengan tahapan sebagai berikut : a. Menganalisis model tanpa peubah penjelas. b. Menganalisis model dengan menambahkan seluruh peubah penjelas di level kesatu. c. Menganalisis model dengan menambahkan seluruh peubah penjelas di level kedua.

12 4 2. Memilih struktur kemiringan acak (slope) dengan cara menguji keragaman kemiringan pada setiap peubah penjelas di level individu. 3. Menyusun model terbaik dengan cara menambahkan interaksi antara peubah penjelas level kedua dan peubah penjelas level kesatu yang memiliki keragaman kemiringan yang signifikan. Pembandingan dua model dilakukan dengan menggunakan nilai Devians (Deviance) atau Likelihood Ratio Test (LRTs). Statistik uji yang digunakan adalah (West et al. 2007) : dimana L tersarang adalah nilai fungsi kemungkinan pada model tersarang, L penuh adalah fungsi kemungkinan pada model penuh, dan df adalah derajat bebas model (selisih jumlah parameter antara model penuh dengan model tersarang). Misal untuk membandingkan dua model M1 dan M2 dimana M1 merupakan model tanpa peubah penjelas yang tersarang pada M2 yang merupakan model penuh dengan p peubah penjelas, maka hipotesis yang digunakan adalah : H0 : model tanpa peubah penjelas (M1) H1 : model dengan p peubah penjelas (M2) Jika H0 ditolak maka M2 lebih cocok dibandingkan dengan M1. Interpretasi Koefisien Interpretasi untuk model regresi logistik ordinal dapat dilakukan dengan menggunakan nilai rasio oddsnya. Misalkan untuk peubah X yang berskala nominal (x 1 dan x 2 ), rasio odds pada kategori Y s merupakan perbandingan antara x 1 dan x 2 yang dirumuskan sebagai berikut (Agresti 1990) : dengan i : 1, 2,, p (p = banyaknya peubah penjelas) dan s = 1, 2,, S-1. Parameter β i diartikan sebagai perubahan nilai fungsi logit yang disebabkan oleh perubahan satu unit peubah penjelas ke-i yang disebut log odds, (misalnya antara x 1 dan x 2 ) yang dinotasikan sebagai : Sehingga didapatkan penduga untuk rasio odds ( ) sebagai berikut (Agresti 1990): Untuk peubah bebas kategorik, jika rasio odds bernilai > 1, maka odds saat x 1 lebih besar daripada odds saat x 2 atau dengan kata lain akan selalu lebih besar dari. Sehingga dapat dikatakan, saat x 1 peluang untuk lebih besar daripada saat x 2. Untuk peubah penjelas x berskala kontinu, odds saat x mengalami kenaikan 1 unit adalah sebesar kali odds saat x belum mengalami kenaikan. Jika nilai rasio odds tersebut bernilai > 1, maka peluang untuk saat x mengalami kenaikan adalah lebih besar dari saat x belum mengalami kenaikan. Untuk peubah kontinu berskala besar, diperlukan perubahan unit sebesar c untuk interpretasinya, dengan rasio odds sebesar. METODOLOGI Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data nilai akhir mahasiswa dalam mata kuliah Metode Statistika yang berupa huruf mutu pada tahun 2008/2009 dari tujuh departemen di FMIPA IPB. Peubah respon berupa huruf mutu, yaitu A, B, C, D, dan E. Skor untuk masing-masing kategori adalah A = 5, B = 4, C = 3, D = 2 dan E = 1. Sedangkan peubah penjelas yang terdapat pada setiap level meliputi : Level kesatu (mahasiswa) : 1. IPK TPB mahasiswa (skala 0 4) 2. Jenis kelamin (JK) mahasiswa 0 : perempuan 1 : laki-laki 3. Asal daerah (AD) 0 : Jawa 1 : Luar Jawa Level kedua (kelas paralel): 1. Persentase nilai mutu Pengantar Matematika (PM) minimal B 2. Jumlah mahasiswa tiap kelas paralel Metode Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah: 1. Melakukan analisis statistika deskriptif terhadap data. 2. Mencari nilai dugaan parameter regresi logistik ordinal satu level untuk semua kelas paralel dengan menggunakan program SAS PROC GENMOD. 3. Mencari nilai dugaan parameter regresi logistik ordinal multilevel dengan

13 5 menggunakan program SAS PROC GLIMMIX. 4. Mengonfirmasi hasil regresi logistik ordinal satu level dengan multilevel. 5. Menentukan model ordinal multilevel terbaik yang dapat memodelkan hubungan antara nilai akhir mahasiswa dalam mata kuliah Metode Statistika dengan peubah-peubah penjelasnya. 6. Menduga komponen ragam nilai akhir mahasiswa dalam mata kuliah Metode Statistika. 7. Menghitung nilai ketepatan klasifikasi dari model yang diperoleh. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Mahasiswa yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa FMIPA angkatan 44 yang mengikuti kelas Metode Statistika di FMIPA IPB yaitu sebanyak 445 orang. Departemen Biologi tidak diikutsertakan karena mahasiswa Departemen Biologi baru mendapatkan mata kuliah Metode Statistika pada semester tujuh. Tabel 2 Persentase perolehan huruf mutu Metode Statistika Kelas A B C D E STK GFM KIM MTK ILKOM FIS BKM Persentase perolehan nilai akhir Metode Statistika berupa huruf mutu A, B, C, D, dan E dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa kelas-kelas yang cenderung mendapatkan kategori nilai yang baik adalah STK, KIM, FIS, ILKOM, dan BKM. Hal ini terlihat dari tingginya perolehan nilai A dan B. Namun untuk kelas ILKOM, persentase mahasiswa dengan huruf mutu D dan E cukup besar, yaitu mencapai 11.24%. Sedangkan untuk kelas GFM dan MTK cenderung memperoleh kategori nilai yang rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya mahasiswa yang mendapat nilai C dan D. Persentase perolehan nilai akhir Metode Statistika secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1 mayoritas mahasiswa mendapatkan kategori nilai B, yaitu sebesar 37.75%, sedangkan mahasiswa yang mendapatkan kategori nilai A, C, dan D berturut-turut sebesar 29.66%, 26.74%, dan 5.39%. Mahasiswa yang mendapatkan kategori nilai E hanya dua orang atau sebesar 0.45%. Persentase E D C B A Gambar 1 Total persentase perolehan huruf mutu Metode Statistika. Deskripsi mengenai nilai peubah penjelas untuk setiap kelas paralel dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Lampiran 1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai IPK TPB adalah sebesar 2.99 dengan rata-rata jumlah mahasiswa per kelas sebanyak 73 mahasiswa dan rata-rata persentase nilai mutu Pengantar Matematika minimal B per kelas sebesar 65.39%. Berdasarkan Lampiran 2, hampir seluruh kelas didominasi oleh mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan, kecuali MTK dan ILKOM. Secara keseluruhan sebesar 54.61% mahasiswa berjenis kelamin perempuan dan 45.39% berjenis kelamin lakilaki. Sebagian besar mahasiswa berasal dari Jawa, yaitu sebesar 78.43%, sedangkan sisanya 21.57% berasal dari luar Jawa. Hubungan antara kategori nilai akhir Metode Statistika (huruf mutu) dengan masing-masing peubah penjelas dapat dilihat pada Lampiran 3. Dari Lampiran 3 dapat dilihat bahwa mahasiswa perempuan cenderung mendapatkan kategori nilai yang lebih baik daripada mahasiswa laki-laki. Mahasiswa yang berasal dari Jawa mendapatkan kategori nilai sedikit lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari luar Jawa, walaupun ada dua mahasiswa dari Jawa yang mendapatkan nilai E. Untuk analisis deskriptif, IPK TPB dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok IPK < 2.75, , dan IPK 3.5. Sedangkan untuk peubah persentase nilai Pengantar Matematika minimal B dan jumlah mahasiswa tiap kelas paralel dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok di atas nilai rata-rata dan di bawah nilai rata-rata. Berdasarkan pengelompokan IPK dapat dilihat bahwa semakin besar nilai IPK TPB maka kategori nilai yang diperoleh semakin baik. Hal ini terlihat dari banyaknya

14 6 mahasiswa dengan IPK TPB diatas 3.5 yang mendapatkan kategori nilai A. Semakin besar persentase nilai Pengantar Matematika minimal B di suatu kelas paralel (di atas 65%) tidak memperbesar proporsi mahasiswa mendapatkan nilai yang lebih baik jika dibandingkan dengan kelas paralel yang memiliki nilai Persentase Pengantar Matematika minimal B di bawah 65%. Hal ini terlihat pada kelas KIM dengan persentase nilai Pengantar Matematika minimal B sebesar 58.67%, mahasiswa cenderung memperoleh nilai A dan B. Sedangkan pada kelas MTK yang memiliki persentase nilai Pengantar Matematika minimal B sebesar 76.71% (Lampiran 1), mahasiswanya mempunyai kecenderungan mendapatkan nilai C dan D sebanyak 67.12% (Tabel 2). Kelas paralel yang memiliki jumlah mahasiswa di atas 73 mempunyai kecenderungan mendapatkan kategori nilai yang lebih baik daripada kelas paralel yang jumlah mahasiswanya di bawah 73. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari kelas paralel merupakan kelas besar, sehingga tidak terlalu terlihat pengaruh dari jumlah mahasiswa tiap kelas paralel terhadap nilai akhir Metode Statistika. Regresi Logistik Ordinal Satu Level Hasil analisis regresi logistik ordinal satu level memperlihatkan bahwa model dengan semua peubah penjelas lebih baik jika dibandingkan dengan model tanpa peubah penjelas dan model dengan peubah penjelas pada level mahasiswa. Hasil uji perbandingannya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil uji perbandingan pada model regresi logistik ordinal satu level -2 log Likelihood Deviance Nilai p Model tanpa peubah penjelas Model dengan peubah penjelas pada level satu Model dengan semua peubah penjelas Dari Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa hasil perbandingan antara model tanpa peubah penjelas dengan model yang ditambahkan peubah penjelas pada level mahasiswa menghasilkan nilai p sebesar 0.000, artinya model dengan peubah penjelas level satu lebih baik daripada model tanpa peubah penjelas. Selanjutnya, model dengan peubah penjelas level satu dibandingkan dengan model yang ditambahkan seluruh peubah penjelas. Nilai p yang dihasilkan dari perbandingan ini adalah sebesar 0.000, sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang terbaik adalah model dengan semua peubah penjelas. Hal ini dikarenakan semua peubah penjelas yang dimasukkan kedalam model memberikan pengaruh yang signifikan. Tabel 4 Nilai dugaan parameter regresi logistik ordinal satu level Penduga Galat Baku Nilai p Intercept Intercept Intercept <.0001 Intercept <.0001 jk : ad : ipk <.0001 pm <.0001 jmlh <.0001 Hasil pendugaan parameter regresi logistik ordinal satu level dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa semua peubah penjelas memberikan hasil yang signifikan terhadap kategori nilai akhir Metode Statistika pada taraf 5%, kecuali asal daerah yang nyata pada taraf 10%. Hasil ini mengonfirmasi pernyataan sebelumnya bahwa pengabaian struktur berjenjang cenderung membawa kepada penolakan hipotesis nol. Tabel 5 Aktual Persentase ketepatan klasifikasi model regresi logistik ordinal satu level Prediksi E D C B A Persentase Benar E D C B A Persentase Benar Keseluruhan Dari model yang diperoleh dapat dihitung nilai peluang untuk masing-masing kategori nilai dan dapat diketahui ketepatan klasifikasinya. Ketepatan klasifikasi untuk model regresi logistik ordinal satu level dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa secara keseluruhan model yang terbentuk memiliki persentase ketepatan klasifikasi sebesar 51.46%.

15 7 Jika dilakukan analisis regresi ordinal dengan mencoba beberapa link function maka hasil dari regresi ordinal dengan link function logit memiliki nilai ketepatan klasifikasi yang sedikit lebih baik. Secara berturut-turut nilai ketepatan klasifikasi regresi ordinal untuk link function complementary log-log, negative loglog, probit dan cauchit adalah 51.01, 49.66, 51.24, dan Hal tersebut merupakan salah satu pertimbangan dalam memilih link function logit untuk analisis regresi ordinal ini. Regresi Logistik Ordinal Multilevel Pembentukan model terbaik dalam regresi logistik ordinal multilevel memerlukan beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah memilih struktur efek tetap, kemudian memilih struktur kemiringan acak, dan tahapan yang terakhir adalah menyusun model terbaik dengan menambahkan interaksi antara peubah penjelas level kedua dan peubah penjelas level kesatu yang memiliki keragaman kemiringan yang signifikan. Pemilihan Struktur Efek Tetap Metode pendugaan parameter yang digunakan dalam pemilihan struktur efek tetap adalah metode Maximum Likelihood dengan pendekatan Gauss - Hermite Quadrature. Adapun tahapan dalam memilih struktur efek tetap adalah dengan membentuk model-model intersep acak sebagai berikut : 1. Model tanpa peubah penjelas (M1.1). 2. Model dengan menambahkan seluruh peubah penjelas di level kesatu (M1.2). 3. Model dengan menambahkan seluruh peubah penjelas, baik di level kesatu maupun di level kedua (M1.3). Pemilihan model terbaik dilakukan dengan membandingkan model-model yang terbentuk, yaitu menggunakan nilai Deviance. Hasil uji perbandingannya dapat dilihan pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil uji perbandingan model dalam memilih struktur efek tetap -2 log Likelihood Deviance Nilai p M M M Tabel 6 memperlihatkan bahwa hasil perbandingan antara M1.1 dengan M1.2 menghasilkan nilai p sebesar sehingga model yang dipilih adalah M1.2. Sementara itu, hasil perbandingan antara M1.2 dengan M1.3 menghasilkan nilai p sebesar Artinya, peubah penjelas level kedua yang ditambahkan pada M1.3 tidak memberikan hasil yang signifikan. Oleh karena itu, model terbaik pada tahapan pemilihan struktur efek tetap adalah M1.2, yaitu model dengan peubah penjelas pada level kesatu yang meliputi jenis kelamin, asal daerah, dan IPK TPB. Pemilihan Struktur Kemiringan Acak Setelah diperoleh model intersep acak terbaik, tahapan selanjutnya adalah memilih model dengan menambahkan efek kemiringan acak pada M1.2. Metode pendugaan parameter yang digunakan masih sama seperti dalam pemilihan struktur efek tetap, yaitu metode Maximum Likelihood dengan pendekatan Gauss - Hermite Quadrature. Model-model yang akan dibentuk pada tahapan ini adalah : 1. Model dengan intersepnya saja yang acak (M2.1). 2. Model dengan intersep acak dan kemiringan asal daerah acak (M2.2). 3. Model dengan intersep acak dan kemiringan jenis kelamin acak (M2.3). 4. Model dengan intersep acak dan kemiringan IPK TPB acak (M2.4). Tabel 7 Hasil uji perbandingan model dalam memilih struktur kemiringan acak Deviance Nilai p M2.1 dengan M = M2.1 dengan M = M2.1 dengan M = Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perbandingan ketiganya tidak ada yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan model yang terbaik sampai tahap ini adalah M2.1, yaitu model dengan peubah penjelas pada level kesatu dan intersepnya saja yang acak. Pemilihan Model Terbaik Tahapan selanjutnya adalah menambahkan interaksi antara peubah penjelas level kedua dan peubah penjelas level kesatu yang memiliki keragaman kemiringan yang signifikan. Dari langkah kedua, didapatkan hasil bahwa tidak ada satupun kemiringan acak yang signifikan. Oleh karena itu, tidak ada interaksi yang dimasukkan ke dalam model. Dari tahapan pemilihan model yang telah dilakukan, diperoleh model akhir terbaik yaitu model dengan peubah penjelas pada level

16 8 kesatu dan intersepnya saja yang acak. Hasil pendugaan parameternya dapat dilihat pada Tabel 8. Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa peubah penjelas jenis kelamin dan IPK TPB memberikan hasil yang signifikan pada taraf 5%. Karena masih terdapat peubah penjelas yang tidak signifikan, yaitu asal daerah maka dilakukan pereduksian terhadap model akhir dengan cara mengeliminasi peubah asal daerah dari model. Tabel 8 Nilai dugaan parameter pada model akhir Penduga Galat Baku Nilai p Intercept Intercept Intercept Intercept <.0001 ad : jk : ipk < Tabel 9 Hasil uji perbandingan model reduksi dengan model akhir -2 log Likelihood Deviance Nilai p M.Reduksi M.Akhir Hasil uji perbandingan antara model hasil reduksi dengan model akhir dapat dilihat pada Tabel 9. Uji perbandingan tersebut menghasilkan nilai p sebesar Sehingga model terbaik yang dipilih adalah model hasil reduksi. Tabel 10 Nilai dugaan parameter pada model regresi logistik ordinal multilevel terbaik Penduga Galat Baku Nilai p Intercept Intercept Intercept Intercept <.0001 jk : ipk < Hasil pendugaan parameter dari model logistik ordinal multilevel terbaik dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan Tabel 10, peubah jenis kelamin dan IPK TPB memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kategori nilai akhir Metode Statistika. Sehingga model terbaik yang dapat dibentuk adalah : dengan s = 1, 2, 3, 4 dan j = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Nilai negatif pada koefisien regresi peubah jenis kelamin menunjukkan bahwa mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan cenderung memperoleh kategori nilai yang lebih tinggi. Sedangkan nilai negatif pada koefisien regresi peubah IPK TPB berarti semakin tinggi IPK TPB maka mahasiswa cenderung mendapatkan kategori nilai yang lebih baik. Model di atas menunjukkan adanya perbedaan antar kelas paralel dengan keragaman intersep pada fungsi logit sebesar Adapun nilai dugaan untuk intersep acak dari masingmasing kelas dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini. Tabel 11 Nilai dugaan intersep acak Kelas Penduga Intersep STK Intersep GFM Intersep KIM Intersep MTK Intersep ILKOM Intersep FIS Intersep BKM Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai dugaan intersep acak untuk kelas STK, KIM, FIS, dan BKM memiliki nilai koefisien negatif. Artinya, mahasiswa di kelas ini mempunyai peluang yang lebih tinggi untuk mendapatkan nilai dengan kategori baik. Hal sebaliknya terjadi untuk kelas-kelas dengan koefisien intersep positif. Hasil ini sesuai dengan hasil yang didapatkan dari analisis deskriptif pada Tabel 2. Hasil analisis regresi logistik ordinal multilevel memperlihatkan bahwa peubah penjelas yang berpengaruh secara sifnifikan terhadap kategori nilai akhir Metode Statistika adalah peubah jenis kelamin dan IPK TPB. Hasil ini berbeda dengan hasil analisis regresi logistik ordinal satu level, dimana hampir semua peubah penjelas yang dimasukkan kedalam model memberikan pengaruh yang signifikan. Dari model yang diperoleh dapat dihitung nilai peluang untuk masing-masing kategori nilai dan dapat diketahui ketepatan klasifikasinya. Contoh perhitungan nilai peluang untuk model logistik ordinal multilevel dapat dilihat pada Lampiran 4.

17 9 Sedangkan hasil klasifikasi dapat dilihat pada Tabel 12. Pada Lampiran 4, diuraikan bagaimana caranya untuk mendapat nilai dugaan peluang kumulatif seorang mahasiwa masuk kategori tertentu, yaitu dengan menggunakan persamaan 4. Misalkan, seorang mahasiswa dari Departemen Statistika berjenis kelamin perempuan dengan nilai IPK TPB sebesar 3.67 maka diperoleh nilai peluang kumulatif atau peluang mahasiswa tersebut mendapatkan kategori nilai kurang dari atau sama dengan E sebesar Peluangnya untuk mendapatkan kategori nilai kurang dari atau sama dengan D adalah sebesar Peluangnya untuk mendapatkan kategori nilai kurang dari atau sama dengan C adalah sebesar Sedangkan peluangnya untuk mendapatkan kategori nilai kurang dari atau sama dengan B adalah sebesar Dari hasil tersebut, dapat dihitung peluang untuk masing-masing kategori nilai, yaitu = , = , = , = , dan = Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang mahasiswa yang berasal dari kelas STK dengan jenis kelamin perempuan dan nilai IPK TPB sebesar 3.67 akan mendapatkan kategori nilai A karena peluang untuk masuk kategori ini paling besar. Tabel 12 Persentase ketepatan klasifikasi model regresi logistik ordinal multilevel Aktual Prediksi E D C B A Persentase Benar E D C B A Persentase Benar Keseluruhan Tabel 12 menunjukkan bahwa secara keseluruhan model yang terbentuk memiliki persentase ketepatan klasifikasi sebesar 56.85%. Nilai ini lebih besar daripada ketepatan klasifikasi pada model regresi logistik ordinal satu level. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model logistik ordinal multilevel memberikan hasil yang lebih baik daripada model regresi logistik ordinal satu level. Hasil pengklasifikasian di atas menunjukkan bahwa kesalahan klasifikasi yang terjadi cenderung mengarah pada kategori yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan peubah penjelas yang paling berpengaruh adalah IPK TPB, dimana semakin tinggi IPK TPB maka mahasiswa akan cenderung mendapatkan kategori nilai yang lebih baik. Sedangkan rata-rata nilai IPK TPB ini cukup tinggi, yaitu sebesar 2.99, sehingga ada kecenderungan pengklasifikasian ke kategori yang lebih tinggi. Sebagai contoh, dua orang mahasiswa yang mendapatkan kategori E mempunyai IPK TPB sebesar 2.22 dan Hasil pengklasifikasian dari kedua mahasiswa tersebut adalah C dan B. Besarnya salah klasifikasi ini diduga karena masih terdapat peubah-peubah penjelas lainnya yang juga berpengaruh terhadap nilai akhir Metode Statistika yang tidak dimasukkan ke dalam model. Interpretasi Koefisien Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik ordinal dapat dilakuan dengan menggunakan nilai rasio oddsnya. Nilai rasio odds beserta selang kepercayaannya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Rasio odds model regresi logistik ordinal multilevel Peubah Penduga Rasio Odds SK 95% bagi Rasio Odds Lower Upper jk ipk Berdasarkan selang kepercayaan 95% dari nilai rasio odds, dapat dijelaskan bahwa mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai peluang untuk mendapatkan kategori nilai yang lebih baik kali dibandingkan dengan mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan. Setiap penurunan IPK TPB sebesar 0.01 satuan maka peluang mahasiswa untuk mendapatkan kategori nilai yang lebih baik menjadi kali dibandingkan sebelum mengalami penurunan. SIMPULAN Berdasarkan regresi logistik ordinal multilevel, peubah penjelas yang berpengaruh nyata terhadap nilai akhir Metode Statistika adalah IPK TPB dan jenis kelamin, dengan keragaman intersep antar kelas paralel pada fungsi logit sebesar Model regresi

18 10 logistik ordinal multilevel memberikan ketepatan klasifikasi yang lebih tinggi dibandingkan model regresi logistik ordinal satu level. Untuk meningkatkan ketepatan klasifikasi, perlu dicari peubah-peubah lain yang dapat menjelaskan keragaman perolehan nilai Metode Statistika. DAFTAR PUSTAKA Agresti A Categorical Data Analysis. New Jersey : John Wiley and Sons. Grilli L, Pratesi M Weighted Estimation in Multilevel Ordinal Models to Allow for Informativeness of the Sampling Design. ricerca/pubblicazioni.pdf [14 Mei 2010]. Hedeker D Multilevel models for ordinal and nominal variables. Di dalam: Leeuw J de, Meijer E, editor. Handbook of Multilevel Analysis. New York : Springer. hlm Hosmer DW, Lemeshow S Applied Logistic Regression. Ed ke-2. New York : John Wiley and Sons. Hox J Multilevel Analysis Techniques and Applications. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Husniyati I Penerapan regresi logistik biner multilevel terhadap nilai akhir metode statistika tahun 2008/2009 [skripsi]. Bogor : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Norusis MJ SPSS Statistics Guides: Ordinal Regression. com/pdf/aspc_v13.pdf [20 Agustus 2010]. West BT, Welch KB, Galecki AT Linear Mixed Models: A Practical Guide Using Statistical Software. New York : Chapman & Hall. Widiyani W Pengkajian model regresi dua level terhadap capaian nilai akhir metode statistika tahun 2008/2009 [skripsi]. Bogor : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

19 LAMPIRAN

20 12 Lampiran 1 Deskripsi nilai peubah penjelas untuk setiap kelas (peubah numerik) Kelas Rata-rata IPK TPB Persentase PM Jumlah Mahasiswa STK GFM KIM MTK ILKOM FIS BKM Rata-rata Lampiran 2 Deskripsi peubah penjelas untuk setiap kelas (peubah kategorik) dalam persen Kelas Jenis Kelamin Asal Daerah Perempuan Laki-laki Jawa Luar Jawa STK GFM KIM MTK ILKOM FIS BKM All

21 13 Lampiran 3 Deskripsi hubungan antara kategori nilai akhir Metode Statistika dengan masingmasing peubah penjelas Persentase Perempuan Jenis Kelamin 6.9 Laki-laki E D C B A Persentase Jawa Asal Daerah Luar Jawa E D C B A IPK TPB E Persentase <2,75 2,75-3,5 3,5 D C B A Persentase Persentase PM Minimal B < E D C B A Persentase Jumlah Mahasiswa < E D C B A

22 14 Lampiran 4 Contoh perhitungan nilai peluang untuk model logistik ordinal multilevel Model terbaik yang dapat dibentuk : Persamaan untuk memperoleh nilai-nilai peluang kumulatif (persamaan 4) : Misalkan diketahui mahasiswa berasal dari kelas STK dengan jenis kelamin perempuan dan nilai IPK TPB sebesar 3.67 maka akan mendapatkan nilai-nilai dugaan logit kumulatif sebesar : Sehingga diperoleh nilai-nilai peluang kumulatifnya dengan menggunakan persamaan 4, hasilnya adalah sebagai berikut : Sedangkan peluang untuk masing-masing kategori nilai adalah sebagai berikut : Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang mahasiswa yang berasal dari kelas STK dengan jenis kelamin perempuan dan nilai IPK TPB sebesar 3.67 akan mendapatkan kategori nilai A karena memiliki peluang yang paling besar.

Forum Statistika dan Komputasi, Oktober 2010 p : ISSN :

Forum Statistika dan Komputasi, Oktober 2010 p : ISSN : , Oktober 2010 p : 23-31 ISSN : 0853-8115 Vol 15 No.2 APLIKASI REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL UNTUK PEMODELAN DAN KLASIFIKASI HURUF MUTU MATA KULIAH METODE STATISTIKA (The Application of Multilevel

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG. Indahwati, Yenni Angraeni, Tri Wuri Sastuti

PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG. Indahwati, Yenni Angraeni, Tri Wuri Sastuti S-25 PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG Indahwati, Yenni Angraeni, Tri Wuri Sastuti Departemen Statistika FMIPA IPB Email : Indah_stk@yahoo.com Abstrak Pemodelan multilevel adalah

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI DUA LEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA. Indahwati, Dian Kusumaningrum, Wiwid Widiyani

APLIKASI REGRESI DUA LEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA. Indahwati, Dian Kusumaningrum, Wiwid Widiyani S-4 APLIKASI REGRESI DUA LEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA Indahwati, Dian Kusumaningrum, Wiwid Widiyani Departemen Statistika FMIPA IPB Email : Indah_stk@yahoo.com Abstrak Metode Statistika

Lebih terperinci

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika 4 Kelas 2 Kelas 1 N3 N4 N3 N4 Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika BAHAN DAN METODE Bahan Data yang digunakan adalah data nilai capaian mahasiswa dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK BINER MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA TAHUN 2008/2009 (Studi Kasus : Fakultas MIPA IPB) ISNA HUSNIYATI

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK BINER MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA TAHUN 2008/2009 (Studi Kasus : Fakultas MIPA IPB) ISNA HUSNIYATI PENERAPAN REGRESI LOGISTIK BINER MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA TAHUN 28/29 (Studi Kasus : Fakultas MIPA IPB) ISNA HUSNIYATI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 RINGKASAN TENDI

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG (Studi Kasus: Nilai Capaian Mahasiswa dalam Mata Kuliah Metode Statistika Tahun 2008/2009)

PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG (Studi Kasus: Nilai Capaian Mahasiswa dalam Mata Kuliah Metode Statistika Tahun 2008/2009) PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG (Studi Kasus: Nilai Capaian Mahasiswa dalam Mata Kuliah Metode Statistika Tahun 2008/2009) TRI WURI SASTUTI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PEMILIHAN MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL TERBAIK (Choice the Best Linear Regression Multilevel Models)

PEMILIHAN MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL TERBAIK (Choice the Best Linear Regression Multilevel Models) , Oktober 2009 p : 1-7 ISSN : 0853-8115 Vol 14 No.2 PEMILIHAN MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL TERBAIK Bertho Tantular 1, Aunuddin 2, Hari Wijayanto 2 1 Jurusan Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. / e d i s i M a r e t 2 0 2 379 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

MODEL REGRESI DUA LEVEL CAPAIAN NILAI AKHIR METODE STATISTIKA TAHUN 2008/2009 WIWID WIDIYANI

MODEL REGRESI DUA LEVEL CAPAIAN NILAI AKHIR METODE STATISTIKA TAHUN 2008/2009 WIWID WIDIYANI MODEL REGRESI DUA LEVEL CAPAIAN NILAI AKHIR METODE STATISTIKA TAHUN 008/009 WIWID WIDIYANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 009 RINGKASAN

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012:809-814 Model Tingkat Kelancaran Pembayaran Kredit Bank Menggunakan Model Regresi Logistik Ordinal (Studi Kasus: Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Pasar Bintuhan) Yuli

Lebih terperinci

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Generalized Ordinal Logistic

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Rata-rata Nilai. 2 saudara 25%

Rata-rata Nilai. 2 saudara 25% Nilai Rata-rata UASBN.4.2 23.8 23.6 23,96 laki-laki,36 perempuan Gambar 6.2 Bar Chart Nilai Rata-Rata UASBN 2009/2010 Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Gambar 6.2, dapat diketahui hubungan antara nilai

Lebih terperinci

ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO

ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN TJIPTO AJI SUDARSO. Analisis

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi 2-Level Dengan Metode Iterative Generalized Least Square (IGLS) (Studi Kasus: Tingkat Pendidikan Anak di Kabupaten Semarang)

Pemodelan Regresi 2-Level Dengan Metode Iterative Generalized Least Square (IGLS) (Studi Kasus: Tingkat Pendidikan Anak di Kabupaten Semarang) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 51-60 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian Pemodelan Regresi 2-Level Dengan Metode Iterative Generalized

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI MULTILEVEL ORDINAL PADA DATA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

PEMODELAN REGRESI MULTILEVEL ORDINAL PADA DATA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT PEMODELAN REGRESI MULTILEVEL ORDINAL PADA DATA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT Bertho Tantular Departemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran bertho@unpad.ac.id ABSTRAK. Dalam generalized linear models,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. level, model regresi tiga level, penduga koefisien korelasi intraclass, pendugaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. level, model regresi tiga level, penduga koefisien korelasi intraclass, pendugaan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab II akan dibahas konsep-konsep yang menjadi dasar dalam penelitian ini yaitu analisis regresi, analisis regresi multilevel, model regresi dua level, model regresi tiga

Lebih terperinci

Pelanggaran Asumsi Normalitas Model Multilevel Pada Galat Level yang Lebih Tinggi. Bertho Tantular 1)

Pelanggaran Asumsi Normalitas Model Multilevel Pada Galat Level yang Lebih Tinggi. Bertho Tantular 1) Pelanggaran Asumsi Normalitas Model Multilevel Pada Galat Level yang Lebih Tinggi S-28 Bertho Tantular 1) 1) Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA UNPAD berthotantular@gmail.com Abstrak Secara umum model

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Metode Analisis Data 2.1.1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang membuktikan bahwa apa yang diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Belajar 1. Pengertian Keberhasilan Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keberhasilan itu sendiri adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

Lebih terperinci

OLEH: SINDY FEBRI A DOSEN PEMBINGBING: Ir. ARIE KISMANTO, M.Si. Monday, July 18, 2011 Seminar Tugas Akhir Jurusan Statistika ITS 1

OLEH: SINDY FEBRI A DOSEN PEMBINGBING: Ir. ARIE KISMANTO, M.Si. Monday, July 18, 2011 Seminar Tugas Akhir Jurusan Statistika ITS 1 ANALISIS REGRESI MULTILEVEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI UASBN SD/MI (Studi Kasus Nilai UASBN SD/MI di Kecamatan Tulangan Tahun Ajaran 2009/2010) OLEH: SINDY FEBRI A. 1307 100 066 DOSEN

Lebih terperinci

MISKLASIFIKASI MAHASISWA BARU F SAINTEK UIN SUNAN KALIJAGA JALUR TES TULIS DENGAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK

MISKLASIFIKASI MAHASISWA BARU F SAINTEK UIN SUNAN KALIJAGA JALUR TES TULIS DENGAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK MISKLASIFIKASI MAHASISWA BARU F SAINTEK UIN SUNAN KALIJAGA JALUR TES TULIS DENGAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK Mohammad Farhan Qudratullah Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa Gambar 1 memperlihatkan Karakteristik siswa SMA Negeri Ulu Siau berdasarkan jurusan. Berdasarkan Gambar 1 umumya siswa lebih memilih jurusan IPA daripada jurusan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK Mohamad Jajuli Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc

Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc Citra Fatimah Nur / 1306 100 065 Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc Outline 1 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 3 METODOLOGI PENELITIAN 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5 KESIMPULAN Latar Belakang 1960-1970 1970-1980

Lebih terperinci

Sem 5-4. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)

Sem 5-4. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) Sem -. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) Nama Matakuliah : Analisis Data Kategorik Kode MK/SKS : 309H203/3SKS Semester : Awal/ (Tahun III) Mata Kuliah Prasyarat : Metode Statistika, Komputasi Statistika

Lebih terperinci

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang.

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang. MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL Winda Faati Kartika 1, Triastuti Wuryandari 2 1, 2) Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER Kimmy Octavian Yongharto Binus University, DKI Jakarta, Jakarta, Indonesia Abstrak Salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA DAN EPBM AHMAD CHAERUS SUHADA

ANALISIS KINERJA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA DAN EPBM AHMAD CHAERUS SUHADA ANALISIS KINERJA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA DAN EPBM AHMAD CHAERUS SUHADA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS PEUBAH RESPONS KATEGORIK DENGAN MODEL REGRESI ORDINAL

ANALISIS PEUBAH RESPONS KATEGORIK DENGAN MODEL REGRESI ORDINAL ANALISIS PEUBAH RESPONS KATEGORIK DENGAN MODEL REGRESI ORDINAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 11-20 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

Regresi Logistik Nominal dengan Fungsi Hubung CLOGLOG

Regresi Logistik Nominal dengan Fungsi Hubung CLOGLOG Regresi Logistik Nominal dengan Fungsi Hubung CLOGLOG Julio Adisantoso, G16109011/STK 11 Mei 2010 Ringkasan Regresi logistik merupakan suatu pendekatan pemodelan yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si LOGO Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si PENDAHULUAN 1 2 3 4 Latar Belakang Tujuan Manfaat Batasan Masalah Latar Belakang Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan prioritas utama

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 RINGKASAN ALIFTA DIAH AYU RETNANI.

Lebih terperinci

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 33 41 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

Model Probit Untuk Ordinal Response

Model Probit Untuk Ordinal Response SEMINAR NASIONAL MAEMAIKA DAN PENDIDIKAN MAEMAIKA UNY Model Probit Untuk Ordinal Response S - 4 Defi Yusti Faidah, Resa Septiani Pontoh, Departemen Statistika FMIPA Universitas Padadaran defi.yusti@unpad.ac.id

Lebih terperinci

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini ada dua teknologi yang diusung oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi Indonesia yaitu teknologi Global System for Mobile communication (GSM) dan teknologi Code

Lebih terperinci

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA Moh. Yamin Darsyah 1 Arianto Wijaya 2 1,2 Program Studi S1 Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data menggunakan software SPSS 11.5 for windows, Microsoft Excel, dan SAS 9.1. Profil Responden

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data menggunakan software SPSS 11.5 for windows, Microsoft Excel, dan SAS 9.1. Profil Responden disusun ke dalam bentuk kartu stimuli, diantara tiap kartu berisi kombinasi dari taraftaraf atribut yang berbeda dengan kartu-kartu lainnya (Lampiran 4). 3. Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner.

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI

ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

REGRESI LINIER NONPARAMETRIK DENGAN METODE THEIL

REGRESI LINIER NONPARAMETRIK DENGAN METODE THEIL Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 167 174 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND REGRESI LINIER NONPARAMETRIK DENGAN METODE THEIL ALDILA SARTI Program Studi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN MAGRI HANDOKO. Manajemen

Lebih terperinci

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 04 (2014), pp. 313 321. SUATU KAJIAN TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PEMBANTU JATI UTOMO BINJAI Nida Elhaq, Pasukat Sembiring, Djakaria Sebayang

Lebih terperinci

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Univeitas Padjadjaran, 3 November 00 (M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Vita Ratnasari, Purhadi, Ismaini, Suhartono Mahasiswa S3 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran Kegiatan Anak Usia 10-15 Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran Rudi Salam Badan Pusat Statistik, Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta, Indonesia rudisalam@stis.ac.id

Lebih terperinci

Pemodelan Tingkat Kepuasan Mahasiswa terhadap Pelayanan Laboratorium Komputer Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Pemodelan Tingkat Kepuasan Mahasiswa terhadap Pelayanan Laboratorium Komputer Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya Jurnal Penelitian Sains Volume 16 Nomor 2(A) April 2013 Pemodelan Tingkat Kepuasan Mahasiswa terhadap Pelayanan Laboratorium Komputer Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya Dian Cahyawati

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) DENGAN METODE FISHER SCORING

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) DENGAN METODE FISHER SCORING ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS RLOTG DENGAN METODE FISHER SCORING Aulia Nugrahani Putri, Purnami Widyaningsih, dan Dewi Retno Sari Saputro Program Studi Matematika

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Probit Ordinal Pada Kasus Penentuan Predikat Kelulusan Mahasiswa FMIPA Universitas Mulawarman Tahun 2014

Pemodelan Regresi Probit Ordinal Pada Kasus Penentuan Predikat Kelulusan Mahasiswa FMIPA Universitas Mulawarman Tahun 2014 Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Pemodelan Regresi Probit Ordinal Pada Kasus Penentuan Predikat Kelulusan Mahasiswa FMIPA Universitas Mulawarman Tahun 2014 Dewi Andriani 1, Sri Wahyuningsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun. Program ini dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun. Program ini dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun. Program ini dimulai dari pendidikan Sekolah Dasar

Lebih terperinci

REGRESI LOGISTIK UNTUK PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA DI PULAU KALIMANTAN

REGRESI LOGISTIK UNTUK PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA DI PULAU KALIMANTAN REGRESI LOGISTIK UNTUK PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA DI PULAU KALIMANTAN M. Fathurahman Jurusan Matematika, Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 9 16 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK

Lebih terperinci

ESTIMASI EROR STANDAR PARAMETER REGRESI LOGISTIK MENGGUNAKAN METODE BOOTSTRAP

ESTIMASI EROR STANDAR PARAMETER REGRESI LOGISTIK MENGGUNAKAN METODE BOOTSTRAP ESTIMASI EROR STANDAR PARAMETER REGRESI LOGISTIK MENGGUNAKAN METODE BOOTSTRAP PADA DATA PASIEN HIPERKOLESTEROLEMIA DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN YOGYAKARTA Fransiska Grase S.W, Sri Sulistijowati H.,

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL DENGAN METODE RESTRICTED MAXIMUM LIKELIHOOD (REML) abang Semarang SKRIPSI.

ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL DENGAN METODE RESTRICTED MAXIMUM LIKELIHOOD (REML) abang Semarang SKRIPSI. ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL DENGAN METODE RESTRICTED MAXIMUM LIKELIHOOD (REML) abang Semarang PT Jasa Marga ro) C SKRIPSI Disusun Oleh : ISNI RAKHMI DIANTI J2E 006 018 PROGRAM

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2016 VOLUME 2, NO. 1. ISSN

JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2016 VOLUME 2, NO. 1. ISSN VOLUME 2, NO. 1. ISSN 2303-0992 N. PONTO PENGKAJIAN PEMBENTUKAN MODEL KLASIFIKASI DALAM PENGELOMPOKKAN JURUSAN SISWA DI SMA (Studi Kasus: Siswa SMA Negeri Siau Timur Kabupaten Siau Tagulandang Biaro Propinsi

Lebih terperinci

Peubah yang diamati sebagai peubah respon adalah peubah indikator keberhasilan mahasiswa, sedangkan peubah lainnya digunakan sebagai peubah penjelas.

Peubah yang diamati sebagai peubah respon adalah peubah indikator keberhasilan mahasiswa, sedangkan peubah lainnya digunakan sebagai peubah penjelas. 5 diamati sebagai peubah respon adalah peubah indikator keberhasilan mahasiswa, sedangkan peubah lainnya digunakan sebagai peubah penjelas. Metode Analisis Tahapan-tahapan dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi 15.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Karakteristik Debitur Banyaknya debitur kredit konsumtif

Lebih terperinci

MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG)

MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) Shaifudin Zuhdi, Dewi Retno Sari Saputro Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden

Lebih terperinci

Informasi Fisher pada Algoritme Fisher Scoring untuk Estimasi Parameter Model Regresi Logistik Ordinal Terboboti Geografis (RLOTG)

Informasi Fisher pada Algoritme Fisher Scoring untuk Estimasi Parameter Model Regresi Logistik Ordinal Terboboti Geografis (RLOTG) SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Informasi Fisher pada Algoritme Fisher Scoring untuk Estimasi Parameter Model Regresi Logistik Ordinal Terboboti Geografis (RLOTG) Aulia Nugrahani

Lebih terperinci

Analisis Data Kategorikal

Analisis Data Kategorikal Analisis Data Kategorikal Topik: Data & skala pengukuran Uji hipotesis untuk data kontinu Uji hipotesis untuk data kategorikal Desain penelitian kesehatan Ukuran asosiasi Regresi Logistik Target: Mahasiswa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PENGGEROMBOLAN BERDASARKAN GAUSSIAN MIXTURE MODELS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EXPECTATION MAXIMIZATION ULA SUSILAWATI

PENERAPAN METODE PENGGEROMBOLAN BERDASARKAN GAUSSIAN MIXTURE MODELS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EXPECTATION MAXIMIZATION ULA SUSILAWATI PENERAPAN METODE PENGGEROMBOLAN BERDASARKAN GAUSSIAN MIXTURE MODELS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EXPECTATION MAXIMIZATION ULA SUSILAWATI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 7. Peubah rancangan tempat tidur (TMP_TDR) Tempat tidur (1) (2) Kasur 1 0 Lainnya 0 1 Busa 0 0. Deskripsi Rerponden

HASIL DAN PEMBAHASAN. 7. Peubah rancangan tempat tidur (TMP_TDR) Tempat tidur (1) (2) Kasur 1 0 Lainnya 0 1 Busa 0 0. Deskripsi Rerponden 7. Peubah rancangan tempat tidur (TMP_TDR) Tempat tidur (1) (2) Kasur 1 0 Lainnya 0 1 Busa 0 0 8. Peubah rancangan alat pembersih yang digunakan di rumah (ALAT). Alat pembersih di rumah (1) (2) Sapu 1

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 111-120 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL MULTILEVEL UNTUK DATA REPEATED MEASURES

PENDEKATAN MODEL MULTILEVEL UNTUK DATA REPEATED MEASURES PENDEKATAN MODEL MULTILEVEL UNTUK DATA REPEATED MEASURES Bertho Tantular 1 S-1 1 Jurusan Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran 1 bertho@unpad.ac.id Abstrak Data yang diperoleh dari pengukuran berulang

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON 3.1 Regresi Poisson Regresi Poisson merupakan salah satu model regresi dengan variabel responnya tidak berasal

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains HASNARIKA NIM /2007

TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains HASNARIKA NIM /2007 PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KETIDAKLULUSAN SISWA SMA/MA/SMK DALAM UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN REGRESI POISSON (Studi Kasus Pada SMA/MA/SMK di Kota Tanjungpinang) TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Simulasi Radius Jarak Pengaruhnya terhadap Kebaikan Model Regresi Logistik Spasial 1. Abstrak

Simulasi Radius Jarak Pengaruhnya terhadap Kebaikan Model Regresi Logistik Spasial 1. Abstrak Simulasi Radius Jarak Pengaruhnya terhadap Kebaikan Model Regresi Logistik Spasial 1 Utami Dyah Syafitri 2, Agus M Sholeh 2, Poppy Suprapti 3 Abstrak Pemodelan regresi logistik dengan basis ruang spasial

Lebih terperinci

Hubungan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN): Studi Kasus di FMIPA Unsyiah

Hubungan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN): Studi Kasus di FMIPA Unsyiah Statistika, Vol. 15 No. 1, 17 23 Mei 2015 Hubungan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN): Studi Kasus di FMIPA Unsyiah Ridha Ferdhiana, 1,2, Ira Julita 1, Asep rusyana

Lebih terperinci

10 Departemen Statistika FMIPA IPB

10 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK35) 0 Departemen Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referensi Waktu Tabel Kontingensi Struktur peluang tabel kontingensi Perbandingan

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI ORDINAL DUA LEVEL DENGAN METODE ESTIMASI MAXIMUM MARGINAL LIKELIHOOD NURI RAHMAWATI

ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI ORDINAL DUA LEVEL DENGAN METODE ESTIMASI MAXIMUM MARGINAL LIKELIHOOD NURI RAHMAWATI ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI ORDINAL DUA LEVEL DENGAN METODE ESTIMASI MAXIMUM MARGINAL LIKELIHOOD NURI RAHMAWATI 0304010447 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH Rizal Rahmad 1, Toni Toharudin 2, Anna Chadijah 3 Prodi Master Statistika Terapan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA TIMSS 2007

TINJAUAN PUSTAKA TIMSS 2007 3 TINJAUAN PUSTAKA TIMSS 007 TIMSS ( Trends in Mathematics and Science Study) merupakan penelitian yang dilakukan oleh IEA (International Association for the Evaluation of Educational Achievement) yang

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI 2-LEVEL DENGAN METODE ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE (IGLS) (Studi Kasus: Tingkat pendidikan Anak di Kabupaten Semarang)

PEMODELAN REGRESI 2-LEVEL DENGAN METODE ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE (IGLS) (Studi Kasus: Tingkat pendidikan Anak di Kabupaten Semarang) PEMODELAN REGRESI 2-LEVEL DENGAN METODE ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE (IGLS) (Studi Kasus: Tingkat pendidikan Anak di Kabupaten Semarang) SKRIPSI Oleh: DYAN ANGGUN KRISMALA NIM: J2E 009 040 JURUSAN

Lebih terperinci

REGRESI LOGISTIK UNTUK IDENTIFIKASI FAKTOR- FAKTOR MINAT MELANJUTKAN STUDI KE TINGKAT ALIYAH DI PESANTREN UMMUL QURO AL ISLAMI SALMAN AL FARISI

REGRESI LOGISTIK UNTUK IDENTIFIKASI FAKTOR- FAKTOR MINAT MELANJUTKAN STUDI KE TINGKAT ALIYAH DI PESANTREN UMMUL QURO AL ISLAMI SALMAN AL FARISI REGRESI LOGISTIK UNTUK IDENTIFIKASI FAKTOR- FAKTOR MINAT MELANJUTKAN STUDI KE TINGKAT ALIYAH DI PESANTREN UMMUL QURO AL ISLAMI SALMAN AL FARISI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013. Alasan penulis

Lebih terperinci

Oleh: Dian Cahyawati S. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya ABSTRAK

Oleh: Dian Cahyawati S. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya   ABSTRAK (M.3) ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN RISIKO ANAK PUTUS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR (Kasus : Wilayah Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan) Oleh: Dian Cahyawati S. Jurusan Matematika

Lebih terperinci

ANALISIS MINAT SISWA SMA IBRAHIMY SUKOREJO MELANJUTKAN KE IAII SUKOREJO MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN MULTI KORESPONDENSI IIN PUSPITA SARI

ANALISIS MINAT SISWA SMA IBRAHIMY SUKOREJO MELANJUTKAN KE IAII SUKOREJO MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN MULTI KORESPONDENSI IIN PUSPITA SARI ANALISIS MINAT SISWA SMA IBRAHIMY SUKOREJO MELANJUTKAN KE IAII SUKOREJO MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN MULTI KORESPONDENSI IIN PUSPITA SARI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK Analisis regresi logistik biner dengan metode penalized maximum likelihood digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK Latar Belakang Katarak Indonesia Klinik

Lebih terperinci

Peranan dari Pemilihan Level sebagai Referensi pada Variabel Bebas Bertipe Kategori terhadap Derajat Multikolinieritas dalam Model Regresi Linier

Peranan dari Pemilihan Level sebagai Referensi pada Variabel Bebas Bertipe Kategori terhadap Derajat Multikolinieritas dalam Model Regresi Linier Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Peranan dari Pemilihan Level sebagai Referensi pada Variabel Bebas Bertipe Kategori terhadap Derajat Multikolinieritas dalam Model Regresi Linier 1 Seny Mustikawati,

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 51 61. PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi kasus di desa Dolok Mariah Kabupaten Simalungun) Oktani Haloho, Pasukat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam aplikasi sosial, kesehatan, pendidikan,dan lainnya, seringkali

BAB I PENDAHULUAN. Dalam aplikasi sosial, kesehatan, pendidikan,dan lainnya, seringkali BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam aplikasi sosial, kesehatan, pendidikan,dan lainnya, seringkali dijumpai data yang memiliki struktur hirarki, tercluster, atau bersarang (nested). Struktur hirarki

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI MAHASISWA TPB IPB TAHUN AKADEMIK 2005/2006 UNTUK MEMILIH MAYOR STATISTIKA SEBAGAI PILIHAN PERTAMA KARLINA SERAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI MAHASISWA TPB IPB TAHUN AKADEMIK 2005/2006 UNTUK MEMILIH MAYOR STATISTIKA SEBAGAI PILIHAN PERTAMA KARLINA SERAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI MAHASISWA TPB IPB TAHUN AKADEMIK 2005/2006 UNTUK MEMILIH MAYOR STATISTIKA SEBAGAI PILIHAN PERTAMA KARLINA SERAN DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Pemodelan Data Cacahan (Count Data) dalam GLM. Dr. Kusman Sadik, M.Si Sekolah Pascasarjana Departemen Statistika IPB Semester Genap 2017/2018

Pemodelan Data Cacahan (Count Data) dalam GLM. Dr. Kusman Sadik, M.Si Sekolah Pascasarjana Departemen Statistika IPB Semester Genap 2017/2018 Pemodelan Data Cacahan (Count Data) dalam GLM Dr. Kusman Sadik, M.Si Sekolah Pascasarjana Departemen Statistika IPB Semester Genap 2017/2018 Pendahuluan Pada model linear klasik, seperti regresi linear,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada obyek wisata pemandian air panas alam CV Alam Sibayak yang berlokasi di Desa Semangat Gunung Berastagi, Kabupaten Karo Sumatera

Lebih terperinci

PROSEDUR PENAKSIRAN PARAMETER MODEL MULTILEVEL MENGGUNAKAN TWO STAGE LEAST SQUARE DAN ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE

PROSEDUR PENAKSIRAN PARAMETER MODEL MULTILEVEL MENGGUNAKAN TWO STAGE LEAST SQUARE DAN ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PROSEDUR PENAKSIRAN PARAMETER MODEL MULTILEVEL MENGGUNAKAN TWO STAGE LEAST

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Dekriptif Analisis deskripsi merupakan teknik eksplorasi data untuk melihat pola data secara umum. Dari data TIMSS 7 rata-rata capaian matematika siswa Indonesia sebesar

Lebih terperinci

Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama

Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama Anita Nur Vitriana, Rosita Kusumawati Program Studi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN (Studi Kasus: Preferensi Mahasiswa Statistika IPB Angkatan 44, 45, dan 46 terhadap Minat Bidang Kerja) DONNY ARIEF SETIAWAN SITEPU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperlihatkan derajat kesehatan demi peningkatan kualitas hidup yang lebih

Lebih terperinci

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI 7 BAB ΙΙ LANDASAN TEORI Berubahnya nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, bisa saja berubahnya nilai suatu variabel disebabkan oleh adanya perubahan nilai pada variabel lain yang

Lebih terperinci

ANALISIS STATISTIK PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN DOSEN WALI DI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

ANALISIS STATISTIK PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN DOSEN WALI DI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 1 SidangTugas Akhir Javelline Putri B. Purba (1310030080) Dosen Pembimbing : Dr.Dra.Ismaini Zain, Msi ANALISIS STATISTIK PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN DOSEN WALI DI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE MKT, LTS, WIN, DAN THEIL PADA PENDUGAAN PARAMETER REGRESI APABILA GALATNYA MENYEBAR EKSPONENSIAL HELGA ARINA PRAMUDITYA

PERBANDINGAN METODE MKT, LTS, WIN, DAN THEIL PADA PENDUGAAN PARAMETER REGRESI APABILA GALATNYA MENYEBAR EKSPONENSIAL HELGA ARINA PRAMUDITYA PERBANDINGAN METODE MKT, LTS, WIN, DAN THEIL PADA PENDUGAAN PARAMETER REGRESI APABILA GALATNYA MENYEBAR EKSPONENSIAL HELGA ARINA PRAMUDITYA STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu penelitian, hubungan suatu variabel dependent atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu penelitian, hubungan suatu variabel dependent atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu penelitian, hubungan suatu variabel dependent atau variabel respon dengan beberapa variabel bebas atau variabel penjelas dapat dimodelkan dengan

Lebih terperinci