PEMAHAMAN TENTANG BALI SKATEPARK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMAHAMAN TENTANG BALI SKATEPARK"

Transkripsi

1 BAB II PEMAHAMAN TENTANG BALI SKATEPARK Dalam bab ini akan dijabarkan pemahaman teori-teori yang dijadikan acuan untuk perancangan dengan standar-standar skatepark, studi proyek sejenis tehadap fasilitas olahraga skateboard. 2.1 Tinjauan Pustaka Pada tinjauan pustaka diperlukan gambaran umum agar mengetahui apa yang akan dibangun dan memiliki satu pandangan terhadap proyek. Pembahasan yang terdapat pada tinjauan pustaka ini memberikan sumber pemahaman yang dapat menjadi acuan umum dalam perancangan proyek Pemahaman Judul Judul yang dipakai dalam pembahasan makalah ini adalah Bali Skatepark. Bali adalah suatu pulau yang sudah dikenal oleh masyrakat lokal hingga mancanegara Bali Skatepark di Badung 6

2 dengan kebudayaan dan gaya arsitektur khas bali. Skatepark yang berarti suatu wadah yang dibuat untuk permainan skateboard, atau juga yang berarti taman bermain untuk skateboard dimana wadah untuk memainkan skateboard menggunakan media menyerupai taman sebagai arena bermainnya, rintangannya juga ditata agar terlihat seperti medan jalanan dan taman. Jadi pengertian dari Judul Bali Skatepark ini adalah suatu tempat permainan skateboard yang memiki gaya arsitektur bali dalam tampilah bangunannya Pengertian dan Sejarah Skateboard Papan luncur atau yang dikenal dengan skateboard adalah sebuah papan yang memiliki empat roda dan digunakan untuk aktivitas meluncur. Papan ini memiliki tenaga yang dipacu dengan mendorong menggunakan satu kaki sementara kaki yang satunya berada di atas papan. Bisa juga sang pengguna berdiri di atasnya sementara papan ini meluncur ke bawah pada sebuah turunan yang curam dan dengan ini menggunakan gaya gravitasi sebagai pemacu. Menurut (Steve, dkk., 2011) Skateboard pertama kali ditemukan pada pertengahan tahun 1950, seiring dengan perkembangan era surfing di daerah California, Amerika Serikat. Pertama kali muncul, skateboard masih diciptakan oleh tangan manusia dan terbuat dari kayu yang digabungkan dengan ban sepatu roda dan disambungkan oleh trucks dari sepatu roda juga yang sangat tebal dan berat. Pada saat itu orang juga belum mengenal nama skateboard, melainkan sidewalk surfing. Masa-masanya dimulai ketika Marty McFly menggunakannya dalam sebuah film yang berjudul Back To The Future, disini Marty menggunakan media skateboard sebagai alat transportasinya. Semenjak boomingnya skateboard di Indonesia di awal tahun 2000an perkembangan skateboard di Indonesia semakin berkembang, di dominasi oleh skateboarder-skateboarder Jakarta dan Bandung sekarang sudah ada diberbagai kota di Indonesia seperti di Sulawesi-Sealatan sendiri diperkirakan komunitas skateboard lebih dari ribuan orang di Indonesia. Akan tetapi di kota makassar mungkin hanya Bali Skatepark di Badung 7

3 puluhan komunitas disebabkan olah raga extreme ini baru dimulai pada tahun olah raga yang satu ini memang berbeda dengan olah raga lainnya, perlu ketekunan,kesabaran dan tekat yang kuat untuk mahir bermain skateboard, semakin dalam kita mempelajari semakin tinggi level kita untuk dicoba, tantangan mulai berkembang dari hanya bermain di jalan mulai beralih di tangga tangga, Handrail dan Gap Pengertian Skatepark Sebuah skatepark, adalah suatu wadah yang dibuat untuk permainan skateboard, atau juga yang berarti taman bermain untuk skateboard dimana wadah untuk memainkan skateboard menggunakan media menyerupai taman sebagai arena bermainnya, rintangannya juga ditata agar terlihat seperti medan jalanan dan taman yang berisi tangga, pagar, bangku, kebun mini. Sebuah skatepark juga berisi rintangan-rintangan seperti half-pipes, quarter pipes, spine transfers, handrails, funboxes, vert ramps, pyramids, banked ramps, full pipes, pools, bowls, snake runs, stairsets, dan beberapa objek lain. Skatepark mewadahi tempat untuk berkumpul, bermain dan meningkatkan kemampuan dalam suatu lingkungan yang aman dan nyaman (Putra, 2013) Skatepark ada yang dimiliki secara pribadi dan juga milik publik atau yang disebut privat skatepark dan publik skatepark : a. Privat skatepark biasanya dimiliki pribadi atau pihak swasta. Privat skatepark juga digunakan untuk mencari keuntungan sehingga untuk bermain di privat skatepark yang dimiliki oleh pihak swasta pengunjung diharuskan membayar atau menyewa arena. Privat skatepark biasanya dibangun didalam ruangan (indoor), hal tersebut dimaksudkan agar skatepark dapat disewakan setiap waktu walau pun sedang terjadi hujan. b. Publik skatepark biasanya dimiliki oleh pemerintah atau instansi yang membebaskan skatepark tersebut untuk dipakai oleh umum tanpa harus membayar atau menyewanya. Publik skatepark biasanya dibangun pada lingkungan terbuka (outdoor) (angerall, 2011) Bali Skatepark di Badung 8

4 2.1.4 Jenis Permainan Skateboard Menurut Yudhis (2008) Skateboard dibagi kedalam dua jenis permainan yaitu : a. Street Street atau bisa di artikan jalanan, adalah jenis permainan skateboard yang menggunakan jalan sebagai tempat untuk memainkan papannya, seperti meloncati meja, bangku, box, meloncati anak tangga dan lain-lain yang dianggap bisa sebagai media untuk melakukan trik-trik. Street merupakan permainan skateboard paling bebas karena setiap pemain dapat menentukan dimana tempat bermain dan tidak hanya terpaku oleh satu tempat saja, namun belakangan ini banyak mendapat tentangan terutama para pejalan kaki yang merasa terganggu oleh aktivitas skateboard ini, dengan demikian unsur street dibuat dalam skatepark dimana medianya menyerupai elemen yang ada di jalanan seperti tangga, meja, bangku, box, dll. b. Vert Vert merupakan jenis permainan yang menggunakan suatu tempat khusus yang biasa di sebut Skatepark atau taman bermain skateboard. Vert mempunyai bentuk seperti setengah lingkaran pipa atau biasa di sebut (halfpipe). Berbagai macam ukuran halfpipe diantaranya dari ukuran tinggi 6 kaki sampai 12 kaki. Halfpipe ini terbuat dari lapisan kulit kayu yang sangat kuat. Skateboarder berdiri diantara ujung yang satu dan meluncur ke ujung yang lainnya hingga dapat meloncat melebihi ujung vert dan melakukan trik Unsur-Unsur Dalam Permainan Skateboard A. User (Pemain) User dalam permaian skateboard disebut Skateboarder atau istilah yang lebih dikenal Skater. Bali Skatepark di Badung 9

5 B. Arena Tempat bermain skateboard di sebut juga skatepark, ada dua buah macam skatepark yaitu indoor dan outdoor. Jika tidak ada skatepark maka lahan yang luas yang berbahan beton / aspal dapat di jadikan tempat bermain skateboard. C. Alat Dalam bermain skateboard terdapat tata cara dan peralatan yang sesuai dengan olahraga ini yang harus dilakukan dalam memainkannya, diantaranya : 1. Skateboard Skateboard yang baik adalah papannya berbahan kayu yang masih baik, tidak terdapat retakan atau patahan pada papan skateboard dan mempunyai double nose dan dilengkapi komponen yang menghubungkan roda dengan papan dan dapat digerak-gerakkan (truck) serta ban dan bearing. Berikut gambar pemilihan ukuran papan skateboard berdasarkan user: Gambar: 2.1 size skateboard Sumber: www. Google.com Bali Skatepark di Badung 10

6 a. Sizes Mini: bagi anak umur antara 5 dan 10 tahun. skateboards kecil sebaiknya dipasang dengan truk yang kira-kira ukuran yang kecil seperti Grindking Minis. b. 7,5 - ukuran ini bagus untuk mengajak anak memakai papan yang lebih besar. Enak juga diajak skater yang gemar melakukan banyak technical trick seperti manual, flip trick diledges dll. Tinggi skater antara: 5 kaki sampai 5 kaki 4 inci tinggi atau antara 150 sampai 160 cm (ini tidak diharuskan). c. 7,75 -ukuran ini adalah yang paling biasa.tinggi skater: 5 kaki 5 inci tinggi sampai 6 ft atau tinggi antara 160 sampai 180 cm (ini tidak diharuskan). d. 8,0 ukuran ini bagus untuk stabilitas. Ada lebih banyak tempat kaki di sini. papan ukuran ini baik untuk: handrails, slow stylish flip tricks down stairs dan over gaps, mini-ramp, dan kadang-kadang meluncur dikolam renang. tinggi skater: diatas 6ft atau tinggi antara 180 sampai 200cm (ini tidak diharuskan). diatas 8,0 ada pun papan skateboard yang lebarnya diatas 8 inci biasanya dimaksudkan untuk vert, bowl, park atau meluncur dikolam(pool). papan ini lebih besar dan lebih berat. Tetapi, mereka lebih stabil. (Zaldy, 2015) 2. Sepatu Sepatu merupakan hal yang sangat penting dalam bermain skateboard, sepatu yang khusus untuk bermain skateboard yang biasa berciri terdapat bantalan busa lebih besar untuk melindungi pergelangan mata kaki dan juga sol sepatu yang tebal dan kuat. Bali Skatepark di Badung 11

7 2. Pengaman a. Helm, menjaga kepala agar terlindung dari benturan jika terjatuh. Helm skateboard berbentuk setengah lingkaran dengan banyak ruang ventilasi udara dan dengan bahan yang ringan dan kuat. b. Pelindung lutut kaki (knee pads) alat ini berbentuk setengah lingkaran yang dilengkapi pada bagian luar material plastik yang kuat namun ringan dan lapisan busa tebal pada bagian setengah lingkaran di dalam dengan repeat sebagai tali untuk mengaitkan knee pads pada lutut. c. Pelindung sikut dan tangan (elbow pads) alat Gambar: 2.2 Pengaman dalam permainan skateboard Sumber: ini berbentuk setengah lingkaran yang di lengkapi pada bagian luar material plastik yang kuat namun ringan dan lapisan busa tebal pada bagian setengah lingkaran di dalam dengan repeat sebagai tali untuk mengaitkan elbow pads pada siku Teknik Bermain dan Trik Dasar Permainan Skateboard Menurut Steve, dkk., (2011), Skateboard mempunyai beberapa teknik dasar. Sebelum memulai bermain atau mempelajari teknik dasar, pertama kali yang harus diketahui dan dipahami adalah NOON PD (Niat, Otak, Otot, Nyali, dan Percaya Diri) selanjutnya barulah mulai mencoba. Dalam bermain skateboard terdapat tatacara yang harus dilakukan dalam permainannya: A. Teknik Bermain Skateboard a. Cara berdiri diatas papan skateboard Cara berdiri di atas papan yaitu pijakan kaki depan tepat berada diatas lubang baut dibagiat atas papan dan kaki belakan merada pada ujung papan Bali Skatepark di Badung 12

8 bagian belakang. Dengan demikian dapat melatih keseimbangan badan dengan baik diatas papan. Ada dua cara berdiri diatas papan skateboard yaitu Goofy stance dengan menggunakan kaki kanan didepan Gambar: 2.3 goofy stance Sumber: Regular stance dengan menggunakan kaki kiri dibagian depan papan. Gambar: 2.4 regular stance Sumber: b. Menggerakkan papan/ meluncur Letakkan satu kaki kiri atau kanan diatas papan bagian depan, kemudian dorong perlahan papan skateboard menggunakan kaki satunya, lalu letakkan kaki pendorong keatas papan bagian belakan seketika papa skateboard akan meluncur perlahan, kendalikan dengan posisi badan yang seimbang. c. Berbelok dan mengerem Untuk membelokkan papan skateboard dapat dilakukan dengan cara mengendalikan bagian belakang dari papan skateboard dengan salah satu kaki kiri atau kaki kanan yang berada pada bagian belakang. Untuk Bali Skatepark di Badung 13

9 mengerem atau memberhentikan papan caranya dengan menurunkan kaki yang berada di belakang papan skate. B. Trik Dasar Permainan Skateboard a. Ollie Ollie menjadi trik paling dasar untuk melakukan kombinasi trik-trik lainnya. Teknik Ollie ditemukan oleh Alan Gefland pada tahun 1978, berikut bagimana cara melakukan trik ollei. 1. Kedua kaki diletakkan diatas papan sesuai dengan sikap berdiri diatas papan skateboard. 2. Ambil ancang-ancang untuk melompat lalu tekan tail menggunakan kaki belakang skeras mungkin hingga bagian depan papan atau nose terangkat. 3. Kaki depan mengikuti arah naiknya nose, kemudian sapu atau tendang nose dengan kaki depan. 4. Jika papan skateboard sudah terangkat, kaki mengikuti arah gerak papan, lalu jaga tail agar terangkat seimbang dengan naiknya nose 5. Kedua kaki diposisikan pada ujung papan (nose dan tail) hingg papan mendarat dengan seimbang kembali Gambar: 2.5 ollie Sumber: Bali Skatepark di Badung 14

10 b. Grind Gambar: 2.6 boardslide Sumber: Grind merupakan bagian dasar trik skateboard dimana papan melaju diatas objek pipa besi maupun objek yang bisa dijadikan tempat untuk grind. Dalam trik grind terdapat beberapa macam trik, namun yang dijelaskan adalah Boardslide. 1. Arahkan papan menuju pipa besi, atur kecepatan dari papan skateboard. 2. Lakukan trik Ollie dan arahkan bagian tengah papan diatas pipa besi 3. Papan diseimbangkan diatas pipa besi dengan kedua tangan direntangkan 4. Ketika papan sudah berada di ujung pipa besi segera papan diputas sejajar agar tidak terjatuh Standar Nasional Arena Olahraga Skateboard A. Dasar Perancangan Skatepark Pada dasarnya semua skatepark harus mempunyai area untuk pemula. Area pemula adalah bagian dimana seseorang yang belum bisa bermain papan luncur atau belum berpengalaman dapat berlatih dalam lingkungan yang lebih terkontrol. Sangat penting bagi seorang pemula untuk berada di luar area untuk kelas menengah dan mahir demi keselamatan bersama. Ukuran untuk area pemula kira-kira antara sampai m2 dengan lereng landai yang memiliki hips kecil, moguls, banks, curbs dan rail slides dengan ukuran mulai dari 8 inch sampai 2.43 m. Semua skatepark harus memiliki elemen-elemen jalan yang membentuk sebuah street course. Street course dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai obstacle dan elemen-elemen yang dapat ditemukan di Bali Skatepark di Badung 15

11 jalanan. Elemen-elemen tersebut antara lain berupa ledge, tangga dan rail yang berupa pagar atau pegangan tangga. Ukuran street course kira-kira antara m2. Sebuah street course yang dirancang dengan baik terdiri dari beberapa bagian dan memiliki range kecepatan dari lambat hingga sangat cepat. Bagian-bagian ini dapat terdiri dari transition, vert walls, large banks dan banks dengan permukaan rata yang memiliki ledge, tangga, rail dan curbs. Desain skatepark harus memiliki ruang yang cukup sehingga seorang skater dapat dengan leluasa untuk mulai melakukan manuver dan memiliki setidaknya 8-10 kemungkinan untuk mengakhiri manuver tersebut. Kesalahan yang paling sering terjadi dalam merancang skatepark adalah membangun terlalu banyak dalam luasan tempat yang terlalu kecil. B. Dasar-dasar Desain Tambahan Perancangan Skatepark Dasar-dasar desain tambahan lainnya yang juga harus diperhatikan yaitu : a. Permukaan Rata Semua skatepark harus memiliki minimal 3 meter permukaan rata antara satu obstacle dengan obstacle lainnya. Skateborader melakukan gerakan pumping naik turun pada transition sehingga mendapatkan kecepatan tertentu saat meluncur pada permukaan rata. Permukaan rata yang cukup membuat seorang rider dapat meluncur leluasa dan memperkecil kemungkinan kecelakaan. Rider dapat lebih leluasa mengakhiri sebuah trick dan bersiap untuk trick selanjutnya jika tersedia permukaan rata yang cukup. Rancangan yang baik harus menghindari penempatan dua dinding yang berdekatan karena tidak memberikan ruangan yang cukup untuk menghindari kecelakaan. b. Transitions Transitions atau bidang transisi antara permukaan rata dengan bidang miring dapat dibangun dengan dua cara yaitu dengan dikelilingi lereng yang menyerupai kolam renang atau dikelilingi pinggiran yang menyerupai selokan atau saluran air. Tinggi dinding dari lantai sampai ke puncak lip mempengaruhi ukuran transisi namun ukuran standar kemiringan tidak boleh Bali Skatepark di Badung 16

12 melebihi 50 O. Sebuah transition kecil dengan tinggi 1.22 m setidaknya memiliki bidang miring sepanjang 1.52 sampai 2.13 m. c. Lips, Edges dan Coping (Pinggiran Dinding) Lips, edges dan coping pinggiran dinding, transition dan kolam harus keras dan layak grind karena saat berada di puncak transition, rider akan melakukan trik seperti slide atau grind. Pinggiran yang menjorok keluar akan membuat rider dapat menempatkan posisi dengan baik dan aman. Coping (pipa besi minimal 2 inci pada pinggir transition) yang menonjol keluar akan mempermudah slide atau grind dan melindungi material transition. d. Curbs, Blocks, Dinding dan Tangga Elemen jalan seperti ini sudah menjadi bagian dari skatepark modern. Elemen-elemen ini menjadi lebih maksimal jika digabungkan dengan obstacle lainnya, misalnya curbs (obstacle yang menyerupai pinggiran jalan) digabungkan dengan banks. Cara lainnya adalah membangun block (obstacle yang berbentuk kotak menyerupai elemen jalan seperti pedestrian) yang dikombinasikan dengan beberapa anak tangga mengelilingi pinggir skatepark yang dapat berfungsi sebagai obstacle maupun tempat duduk. C. Standar Peralatan a. Box Gambar: 2.7 Box Sumber: Putra, 2013 Bali Skatepark di Badung 17

13 Box adalah salah satu obstacle standar. Ukuran tinggi box mulai dari 20cm - 50cm. Sebagai obstacle standar box digunakan untuk berbagai macam trik mulai dari trik ollie up dan drop in, flip up dan out, shove-it up dan out, berbagai trik manual, slide in dan out sampai grind in dan out. Box dapat digabungkan dangan beberapa obstacle lain seperti rail dan launch ramps sehingga membentuk sebuah obstacle baru dengan kemungkina trik dan tingkat kesulitan yang bervariasi. (lihat gambar 2.2) b. Launch Ramp Gambar: 2.8 Launch Ramp Sumber: Putra, 2013 Launch ramp adalah sebuah bidang miring yang berfungsi sebagai peluncur dimana rider-nya mengambil ancang-ancang dari jarak retentu kemudian menaiki launch ramp untuk meluncur melewati obstacle yang lebih jauh atau lebih tinggi. Tinggi standar launch ramp sekitar 60 cm dengan panjang sisi miringnya kurang lebih 175 cm atau disesuaikan dengan sudut kemiringan yang tidak melebihi 50. Ukuran ini disesuakan karena sudut kemiringan tidak boleh terlalu curam dan bidang miringnya tidak boleh terlalu panjang untuk menghindari kehilangan momen pada saat akan meluncur di atasnya. Selain Bali Skatepark di Badung 18

14 digunakan sebagai peluncur untuk melewati obstacle dalam ukuran tertentu, launch ramp juga dapat dikombinasikan dengan obstacle yang lain misalnya rail dan box sehinga dapat membentuk piramid lengkap atau fun box. (lihat gambar 2.3) c. Fun Box Fun box sederhana setidaknya terdiri dari 2 buah box, 1 buah rail atau flat bar, 1 buah kink rail dan 8 buah launch ramp. Bentuk perletakannya secara sederhana seperti yang tampak pada gambar rangka fun box di atas sedangkan contoh variasi kombinasi yang lain seperti pada gambar di bawah ini. (lihat gambar 2.4) d. Half Pipe Ramp Gambar: 2.9 fun box Sumber: Putra, 2013 Half pipe ramp umumnya diperuntukkan bagi vert rider. Tinggi standarnya mulai dari 3 m sedang lebarnya dua kali ukuran lebar selembar papan plywood. Half pipe yang berdiri sendiri biasanya diletakkan pada salah satu sisi dinding dan biasanya digunakan sebagai starting point, karena biasanya pada bagian puncaknya tersedia ruang sekitar 1,5 m Bali Skatepark di Badung 19

15 sebagai tempat ancang-ancang atau drop-in. Jika half pipe ramp lebih digunakan oleh vert rider maka bagi street rider tersedia ramp yang lebih kecil yaitu mini ramp. Tinggi mini ramp antara 1,8m 3m atau setengah dari half pipe sehingga biasa disebut quarter pipe. Mini ramp lebih mengakomodasi trik-trik street riding seperti flip, slide dan grind dan tidak terlalu ditekankan pada trik vert seperti aerial karena saat hang time (melayang) di atas mini ramp tidak selama di atas half pipe sehingga berbahaya untuk melakukan trik-trik aerial yang membutuhkan waktu hang time lebih lama. (lihat gambar 2.5) Gambar: 2.10 half pipe ramp Sumber: Putra, 2013 e. Vert Ramp Vert ramp adalah arena untuk vert rider yang sebenarnya terdiri dari gabungan beberapa buah half pipe ramp sehingga membentuk arena vert yang menyerupai huruf U. Tinggi vert standar sama dengan tinggi half pipe ramp sedang lebar standarnya mulai dari 4.5m karena trik-trik vert riding dan Bali Skatepark di Badung 20

16 manuver aerial-nya membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar agak dapat bergerak dengan lebih aman dan leluasa. Sebagai variasi di atas vert bisa juga dikombinasikan dengan rail atau flat bar. Obstacle ini memungkinkan seorang rider dapat melakukan trik combo yaitu melakukan beberapa trik beruntun sebelum landing, misalnya setelah melakukan trik aerial bisa dilnjutkan dengan slide atau grind di atas rail sebelum turun kembali ke vert. (lihat gambar 2.6) Gambar: 2.11 vert ramp Sumber: Putra, 2013 f. Bowl / Pool Pool atau Bowl adalah obstacle yang berbentuk kolam renang dengan dasar berbentuk mangkuk dan bukan kolam yang dasarnya berbentuk peregi. Penggunaan kolam renang sebagai obstacle sebenarnya sudah dimulai sejak tahun Pada waktu itu permainan papan luncur masih menggunakan maneuver surfing sehingga skater saat itu terpikir untuk main di kolam renang Bali Skatepark di Badung 21

17 rumahan yang dikeringkan karena parmukaan kolam yang menyerupai mangkuk dapat menghasilkan suasana seperti ombak. Ukuran standar untuk pool / bowl bervariasi sesuai ukuran standar kolam renang yang sebenarnya. Pada pinggiran permukaan kolam dipasang besi profil berdiameter 2 inch yang disebut coping untuk melindungi sudut permukaan kolam dari manuver seperti slide dan grind. g. Detail Coping Gambar: 2.12 Detail Coping Sumber: Putra, 2013 Coping biasanya diletakkan pada pinggiran di ujung ramps atau edge. Coping terbuat dari besi profil berdiameter mulai dari 2 inci dan berfungsi ganda yaitu sebagai tempat slide atau grind dan sebagai pelindung material ramps atau edge. Selain itu dengan adanya coping maka ketika seorang rider sedang Bali Skatepark di Badung 22

18 meluncur di atas ramps atau edge dia akan mengetahui batas atau ujung ramps atau edge tersebut saat papan, wheels atau truck-nya menyentuh coping. (lihat gambar 2.7) h. Zonning Standar Obstacle Gambar: 2.13 zonning standar obstacle Sumber: Putra, 2013 Sebuah skatepark standar dengan tipe street course menggunakan semua obstacle yang telah dibahas sebelumnya. Obstacle ini bisa bervariasi dalam bentuk dan ukuran namun tidak keluar dari standar yang ada. Sebagai contoh sederhana untuk site yang berbentuk persegi panjang, maka pada kedua sisi site yang melebar atau lebih kecil basanya diletakkan mini ramps dan quarter pipe yang dipasang terpisah atau bisa juga single half pipe. Obstacle ini berfungsi sebagai sarting point. Pada bagian tengah site dapat diletakkan pyramid lengkap atau fun box sedang pada sisi-sisinya dapat divariasikan dengan rail dan box. Rail yang dipasang bisa berupa single handrail ataupun kink rail disesuaikan dengan bentuk permukaan site. Begitu pula dengan box yang dapat tersedia dalam beberapa bentuk dan ukuran sehingga dapat menghasilkan suasana jalanan yang lebih nyata. Bali Skatepark di Badung 23

19 Gambar: 2.14 alternatif zonning standar obstacle Sumber: Putra, 2013 Sebagai contoh perletakan obstacle untuk street course adalah seperti pada gambar-gambar di atas. Pada proposal skatepark Harpenden, perletakan obstaclenya sederhana namun mampu mengakomodasi obstacle utama untuk street course dengan penataan yang telah memenuhi syarat. Gambar: 2.15 Side View Skatepark Harpenden Sumber: Putra, 2013 Bali Skatepark di Badung 24

20 Gambar: 2.16 Plan View Skatepark Harpenden Sumber: Putra, 2013 Gambar: 2.17 Perspektif Skatepark Harpenden Sumber: Putra, 2013 Bali Skatepark di Badung 25

21 2.1.8 Fasilitas - Fasilitas Penunjang Skatepark Menurut (Brown, 1978) Skatepark mempunyai prasarana berupa fasilitas fasilitas penunjang, dalam hal ini fasilitas fasilitas tersebut berguna dan berhubungan dengan permainan tersebut. Karena secara tidak langsung fasilitas fasilitas tersebut sangat dibutuhkan oleh para pengguna fasilitas skatepark. Adapun fasilitas primernya antara lain: - Loker/ tempat penitipan barang - Ruang ganti - Tempat perawatan pemain - Tempat pemain pemula - Kantor pengelola - Toilet Fasilitas sekundernya antara lain: - Cafe - Skateshop - Toko peralatan - Hot Spot - Event center - Area parkir Bali Skatepark di Badung 26

22 2.2 Tinjauan Fasilitas Sejenis Donkey Skateboarding Gambar: 2.18 Donkey Skateboarding Sumber : Observasi lapangan, 6 Oktober 2015 Donkey skateboarding adalah tempat untuk para skater bermain skateboardnya di arena skatepark, tujuan pendirian skatepark ini untuk mengembangkan minat dan hobby masyarakat akan kecintaannya terhadap permainan skateboard. Permainan skateboard ini sangat berdampak positif karena telah memberikan kesempatan terhadap minat seseorang terhadap hobbynya sehingga menjauhkan orang tersebut dari hal yang negatif seperti menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba). Secara tidak langsung meraka pasti akan mendapat kan teman ketika sedang bermain skateboard dan saling mengajari trik satu sama lain. Tidak hanya para remaja yang menyukai permainan ini, banyak anak-anak yang sudah mahir memainkan permainan skateboard dan peran orang tua sangat mendukung bakat anaknya tersebut. Gambar: 2.19 Layout Donkey Skateboarding Bali Skatepark di Badung 27

23 a. Luas Lahan Areal keseluruhan Donkey Skateboarding ini yaitu 750 m 2 yang diperuntukkan - Bangunan, meliputi Skatepark Bangunan skatepark yang mencakup 50 orang untuk bermain di dalam arena. Skateshop Menjual tiket dan peralatan yang digunakan oleh skater Kantin Menjual makanan dan minuman untuk para pengunjung yang memiliki luas + 15 m 2 Toilet Memiliki luas + 6 m 2 Gudang - Areal Parkir Kendaraan, berkapasitas 10 mobil 30 sepeda motor b. Peralatan dan Sarana Utama Kegiatan - Half Pipe Gambar: 2.20 Half pipe Sumber : Observasi lapangan, 6 Oktober 2015 Bali Skatepark di Badung 28

24 Bentuk arena ini adalah setengah pipa, dimana bagian kiri dan kanannya melengkung, pada bagian tengah terdapat lintasan lurusnya. - Ramp Arena ini berbentuk lengkungan yang digunakan untuk meluncur dari atas dan mendapatkan kecepatang yang maksimal - Kicker Ramp Gambar: 2.21 Ramp Sumber : Observasi lapangan, 6 Oktober 2015 Gambar: 2.22 Kicker ramp Sumber : Observasi lapangan, 6 Oktober 2015 Bali Skatepark di Badung 29

25 Kicker ramp ini adalah alat bantu yang digunakan untuk melompat agar lompatan lebih tinggi, biasanya para skater menggunakan kicker ramp untuk membantunya agar dapat mepompati suatu benda yang tinggi, yaitu ketinggian lebih dari 1 meter. - Box or Grind Ledge Skater menggunakan box atao grind ledge untuk mempertunjukkan aksi meluncur menggunakan skateboard di atas box. - Pyramids Gambar: 2.23 Box or Grind Ledge Sumber : Observasi lapangan, 6 Oktober 2015 Gambar: 2.24 Pyramids Sumber : Observasi lapangan, 6 Oktober 2015 Bali Skatepark di Badung 30

26 Piramida memungkinkan skater untuk mengubah arah aliran saat melakukan trik dan menghasilkan kecepatan. Memanfaatkan piramida dalam desain skatepark untuk membuat skater yang lebih menantang. - Stair Grind c. Spesifikasi Gedung Rintangan ini membutuhkan kebernian yang ekstra karena skater meluncur diatas besi atau railing tangga. Biasanya skater yang sudah pro/mahir yang sudah biasa memakai rintangan ini, dan bagi yang masih begener/pemula dapat memakai Box atau Grind Ledge Bangunan skatepark memakai struktur rangka ruang yang memiliki bentang 25 meter dan jarak antar tiangnya 4 meter, panjang dari bangunan ini adalah 40 meter dan ketinggiannya 15 meter. Penerangan dari skatepark ini memakai pencahayaan alami pada siang harinya karena disetiap sisinya terbuka sehingga cahaya matahari dapat masuk dan menerangi ruang didalamnya, pada malam hari penerangan memakai lampu TL. Untuk penghawaannya pun menggunakan penghawaan alami, selain udara dapat masuk dari setiap sisi bangunan, terdapat juga exhouse diatasnya sehingga udara yang masuk menjadi maksimal. Gambar: 2.25 Stair Grind Sumber : Observasi lapangan, 6 Oktober 2015 Bali Skatepark di Badung 31

27 2.2.2 Motion Skatepark Motion Skatepark yang beralamat di Jalan Café Legong Sunset Road dibuka pada tahun 2009, dengan luas skatepark 150 m 2 (15x10 m) yang dapat menampung kapasitas 40 orang. Motion skatepark buka setiap hari dan jam operasional Motion skatepark mulai dari pukul 9 pagi 10 malam. Motion skatepark sering mengadakan event-event seperti Go Skateday, walikota cup, dan pernah juga mengadakan event besar seperti FORNAS (Festival Olahraga Rekreasi Nasional) Gambar: 2.26 Layout Motion Skatepark Gambar: 2.27 Motion Skatepark Sumber : Observasi lapangan, 6 Oktober 2015 Bali Skatepark di Badung 32

28 Gambar: 2.28 Motion Skateshop Sumber : Observasi lapangan, 6 Oktober 2015 Biaya masuk untuk menikmati fasilitas skatepark pada motion skatepark berfariasi sesuai dengan warga Negara dan juga jenis papan luncur yang digunakan, seperti: Jika warga Indonesia menggunakan papan skateboard merek motion maka dikenakan biaya masuk 15 ribu rupiah, tetapi jika warga Indonesia tidak menggunakan papan skateboard merek motion maka dikenakan biaya masuk 25 ribu rupiah. Sedangkan untuk warga Negara asing Jika warga asing menggunakan papan skateboard merek motion maka dikenakan biaya masuk 20 ribu rupiah, tetapi jika warga asing tidak menggunakan papan skateboard merek motion maka dikenakan biaya masuk 30 ribu rupiah. Fasilitas yang ada pada arena skatepark berupa: - Quarter - Bank Bali Skatepark di Badung 33

29 - Ramp - Down ramp - Pyramid - Box sedangkan untuk fasilitas penunjang motion skatepark: - Toilet - Tiketing - Cafeteria - Skate shop - Ruang pengelola Elevate Skatepark Jimbaran Gambar: 2.29 Layout Elevate Skatepark Jimbaran Bali Skatepark di Badung 34

30 Elevate Skatepark Jimbaran yang berlokasi di Jalan Kauripan no.9 Jimbaran, Badung, dengan luas skatepark 120 m 2 (8 x 15 m) yang dapat menampung kapasitas 40 orang. Elevate skatepark buka setiap hari dan jam operasional mulai dari pukul 10 pagi 9 malam. Elevate skatepark sering mengadakan event-event dengan fasilitas seadanya. Fasilitas skatepark yang disediakan hanyalah vert ramp, box, dan jumping.hal ini membuat para skateboard jenuh. Fasilitas penunjang yang di sediakan adalah cafeteria, ticketing, penyewaan papan, toilet. Gambar: 2.30 Elevate Skatepark Jimbaran Sumber: Kesimpulan Objek Sejenis Berasarkan dari studi obserfasi objek sejenis didapatkan informasi mengenai fasilitas-fasilitas yang disediakan dan aktifitas yang dilakukan. Kesimpulan dari studi objek sejenis (lihat tabel 2.1) Tabel 2.1 Kesimpulan dari Studi Objek Sejenis OBJEK KAJIAN Donkey Skateboarding Motion Skatepark Elevate Skatepark Jimbaran Jalan Sunset Road, Jalan Café Legong Jalan Kauripan Lokasi Seminyak, Kuta, Sunset Road, Kuta no.9 Jimbaran, Badung Badung Badung Bali Skatepark di Badung 35

31 Luasan 750 m m m 2 Kapasitas + 50 orang + 40 orang + 40 orang Pengelola Swasta Swasta Swasta - Arena skatepark indoor - Arena skatepark indoor - Arena skatepark indoor - Skate shop - Fingerboard - Kantin - Fingerboard arena - Penyewaan arena - Skate shop skateboard - Ticketing - Kantin - Ticketing - Penyewaan - Penitipan - Toilet skateboard barang - Area parkir Fasilitas - Penitipan barang - Penyewaan skateboard - Ruang - Toilet pengelola - Ruang - Cafeteria pengelola - Pelatihan - Ticketing skateboar - Area parkir - Toilet - Area parkir - Membeli tiket - Membeli tiket - Membeli tiket - Menyewa skateboard - Menyewa skateboard - Menyewa skateboard - Menitipkan - Menitipkan - Menitipkan Aktifitas barang barang barang - Bermain skateboard - Bermain skateboard - Bermain skateboard - Bermain fingerboard - Bermain fingerboard - Istirahat di kantin Bali Skatepark di Badung 36

32 - Berlatih skateboard - Istirahat di Cafetaria - Belanja di skateshop - Mengadakan ajang kompetisi - Istirahat di kantin - Belanja di skateshop - Mengadakan ajang kompetisi - Mengadakan ajang kompetisi 2.3 Spesifikasi Umum proyek Pada spesifikasi umum ini akan dijelaskan secara umum tentang Skatepark itu sendiri mulai dari pengertian, tujuan, sasaran, fungsi, tujuan pengadaan, fasilitas hingga persyaratan lokasi sesuai dengan hasil kajian yang sebelumnnya dilakukan Pengertian Skatepark Berdasarkan tinjauan teori di atas maka dapat disimpulan pengertian dari Skatepark adalah suatu tempat untuk mewadahi permainan skateboard dimana di dalamnya mencakup beberapa fungsi bangunan yang memiliki fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh skateboarder untuk berlatih mengasah kemampuan yang terencana, terkoordinasi, terprogram dengan baik Tujuan dan sarana Tujuan dari adanya Bali Skatepark adalah memberikan sarana/ wadah yang nyaman dan aman bagi para skateboarder untuk mengembangkan dan mengasah kemampuan bagi pemain skateboard yang terencana, terkoordinasi, terprogram dengan baik. Menjadikan daya tarik sebagai sarana media promosi kepada masyarakat umum bahwa skateboard merupakan permainan olahraga yang menghibur/ entertaining. Sasaran wilayah mencakup wilayah Badung. Bali Skatepark di Badung 37

33 2.3.3 Fungsi Bali Skatepark memiliki 2 fungsi yaitu fungsi utama dan fungsi penunjang, dimana kedua fungsi tersebut akan menentukan kebutuhan ruang pada Bali skatepark ini, berikut adalah fungsi-fungsi tersebut : A. Fungsi Utama a. Edukasi Permainan skateboard ini dapat memberikan pembelajaran motoric dan konsentrasi secara tidak langsung kepada para skateboarder atau orang yang baru ingin belajar skate. b. Hobby Sebagai wadah untuk para skateboarder menyalurkan kegemarannya, dan berlatih untuk memperlancar kemahiran permainan skateboardnya c. Event Sebagai sarana hiburan kepada para skateboarder maupun para olahragawan ekstrim lainnya melihat berbagai macam akrobatik yang dilakukan para skateboarder yang sudah handal. Menjadi tempat untuk perlombaan antar skateboarder dari berbagai daerah untuk saling mempertunjukan kebolehannya dalam berakrobat dengan papan skate tersebut. B. Fungsi Penunjang a. Bisnis Sebagai para pemula yang baru mau mengenal dunia skate, dapat menjadi tempat untuk mencari beberapa perlengkapan dan pernak Pernik yang biasa digunakan untuk para skateboarder, contohnya papan skate, t-shirt skater, dll. b. Pelayanan Bali Skatepark di Badung 38

34 Melayani setiap pengunjung yang datang ke areal skateboard untuk memberikan rasa aman dan nyaman. Sehingga semua kebutuhan pengunjung dapat terpenuhi. c. Service Dalam pelestarian dan pemeliharaan setiap fasilitas yang ada di arena skateboard, guna menjaga kenyamanan para pengunjung Tujuan Pengadaan Memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan skatepark yang memadai, banyak terdapat bakat terpendam, pemain skateboarder semakin bertambah. Menepis anggapan masyarakat bahwa skateboard menganggu kenyamanan masyarakat Persyaratan Lokasi Persyaratan lokasi untuk Bali Skatepark di Badung antara lain sebagai berikut : 1. Lokasi terletak di dalam wilayah administrasi Kabupaten Badung yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah di Kabupaten Badung yaitu pada kawasan yang diperuntukkan sebagai fasilitas komersial. 2. Lokasi mudah diakses yang dapat dilalui berbagai jenis kendaraan baik pengunjung, bahan baku, dan juga emergency. 3. Lokasi mudah dicapai dan dikenali sesuai dengan fungsi komersialnya. 4. Lokasi dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk mendukung segala aktivitas seperti sarana utilitas, transportasi, keamanan, dan sebagainya. Bali Skatepark di Badung 39

BAB II TINJAUAN UMUM PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR

BAB II TINJAUAN UMUM PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR BAB II TINJAUAN UMUM PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR 2.1 Pusat Olahraga Papan Luncur 2.1.1 Pengertian Pusat Olahraga Papan Luncur Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pusat olahraga dapat dipisahkan menjadi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Olahraga adalah salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia. Kondisi manusia baik fisik maupun mental dapat dibentuk dan dijaga melalui olahraga. Selain itu dengan

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN...iii. DAFTAR GAMBAR... xiii

HALAMAN PERNYATAAN...iii. DAFTAR GAMBAR... xiii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... i CATATAN DOSEN PEMBIMBING... ii HALAMAN PERNYATAAN...iii PRAKATA... iv ABSTRAKSI... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN I.1.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Fenomena kehadiran permainan berteknologi tinggi menggeser permainan konvensional. Kaum muda sekarang tetap perlu mengenal permainan berteknologi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...viii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...4 1.3 Tujuan...4 1.4 Metode Perancangan...4 1.4.1 Permulaan...4

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual

Lebih terperinci

Perancangan tekstil untuk membangun lifestyle skateboarder

Perancangan tekstil untuk membangun lifestyle skateboarder Perancangan tekstil untuk membangun lifestyle skateboarder UNIVERSITAS SEBELAS MARET Disusun oleh: Astri Fitrianingsih C0904011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Skateboard adalah sebuah

Lebih terperinci

I. 1 Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

I. 1 Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek I. 1 Latar Belakang I. 1. 1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Olahraga merupakan kebutuhan dasar manusia untuk mengolah jasmani manusia agar memiliki jasmani yang sehat. Olahraga dapat dilakukan dengan berbagai

Lebih terperinci

1.1 Pengertian Judul.

1.1 Pengertian Judul. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul. Djogja Freestyle Park, dari judul tersebut dapat diartikan perkata sebagai berikut : Freestyle Secara Umum : Berarti gaya bebas. Freestyle : Suatu kegiatan olahraga

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya perkembangan ekonomi, industri dan pusat-pusat rekreasi dan hiburan.

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya perkembangan ekonomi, industri dan pusat-pusat rekreasi dan hiburan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, banyak perkembangan yang terjadi dipusat-pusat kota, seperti halnya perkembangan ekonomi, industri dan pusat-pusat rekreasi dan hiburan.

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN PUBLIC SKATEPARK DI RUANG TERBUKA PUBLIK PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: GINANJAR FIRDAUS L2D

PELUANG PENGEMBANGAN PUBLIC SKATEPARK DI RUANG TERBUKA PUBLIK PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: GINANJAR FIRDAUS L2D PELUANG PENGEMBANGAN PUBLIC SKATEPARK DI RUANG TERBUKA PUBLIK PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: GINANJAR FIRDAUS L2D 003 346 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Parkir Kata parkir berasal dari kata park yang berarti taman. Menurut kamus bahasa Indonesia, parkir diartikan sebagai tempat menyimpan. (Menurut Hobbs 1995, dalam Cahyono

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROYEK. Data umum dari proyek perancangan ini adalah sebagai berikut : Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul

DESKRIPSI PROYEK. Data umum dari proyek perancangan ini adalah sebagai berikut : Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul BANDUNG ICE SKATING CENTER II. DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Data umum dari proyek perancangan ini adalah sebagai berikut : a. Lokasi : Jl. Batu Nunggal Indah Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul b. Luas Lahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

ARENA OLAHRAGA PAPAN LUNCUR, BMX, DAN IN-LINE SKATE DI YOGYAKARTA

ARENA OLAHRAGA PAPAN LUNCUR, BMX, DAN IN-LINE SKATE DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARENA OLAHRAGA PAPAN LUNCUR, BMX, DAN IN-LINE SKATE DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 4.1. Konsep perancangan utama Konsep perancangan dari extreme sport center ini adalah memadukan beberapa fungsi aktivitas kedalam satu bangunan. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN ARENA OLAHRAGA PAPAN LUNCUR, BMX, dan IN-LINE SKATE serta PSIKOLOGI REMAJA

BAB II TINJAUAN ARENA OLAHRAGA PAPAN LUNCUR, BMX, dan IN-LINE SKATE serta PSIKOLOGI REMAJA BAB II TINJAUAN ARENA OLAHRAGA PAPAN LUNCUR, BMX, dan IN-LINE SKATE serta PSIKOLOGI REMAJA 2.1. Pengertian Arena Olahraga Papan Luncur, BMX, dan IN-LINE SKATE Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen

Lebih terperinci

Mata Kuliah Manajemen Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

Mata Kuliah Manajemen Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM Manajemen Parkir Mata Kuliah Manajemen Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM Pendahuluan Parkir mutlak diperlukan bagi pengendara, namun belum terpikirkan dengan baik Padahal : 1.

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN 1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

Di sisi lain ada pula café yang mengizinkan hewan peliharaan makan bersama pemiliknya namun pemilik hewan diminta untuk makan di luar area

Di sisi lain ada pula café yang mengizinkan hewan peliharaan makan bersama pemiliknya namun pemilik hewan diminta untuk makan di luar area BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Banyaknya sarana rekreasi saat ini sangat bermanfaat bagi manusia untuk beristirahat sejenak dari rutinitas sehari-hari. Namun sarana rekreasi tersebut tidak memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Parkir Berdasarkan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DJRD/96 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir menyebutkan parkir adalah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS Menghasilkan uang dari fingerboard. NAMA: Angger Diar Afbi S NIM : KELAS : S1-TI-05

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS Menghasilkan uang dari fingerboard. NAMA: Angger Diar Afbi S NIM : KELAS : S1-TI-05 TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS Menghasilkan uang dari fingerboard NAMA: Angger Diar Afbi S NIM : 11.11.4924 KELAS : S1-TI-05 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 ABSTRAK Jika dilihat sepintas, memang tidak

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ BAB VI KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini merupakan hasil dari analisis dan pembahasan terhadap penilaian komponen setting fisik ruang terbuka publik dan non fisik (aktivitas) yang terjadi yang

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda.

Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda. B A B. I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda. Media sebagai sarana bermainnya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Satuan Ruang Parkir (SRP) Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakan kendaraan (mobil penumpang, bus / truk, sepeda motor), termasuk ruang bebas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini popularitas X-treme Sport yang telah berakar kuat diantara kalangan muda di dunia. Beberapa contoh dari negara negara yang mendukung olahraga ini antara

Lebih terperinci

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu elemen penting dalam daur hidup manusia khususnya berperan dalam aspek biologis yaitu menjaga kondisi fisik dan organ tubuh tetap sehat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Menurut Direktur Jendral Darat (1998), keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Kendaraan tidak mungkin bergerak terus-menerus, akan ada waktunya kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau biasa

Lebih terperinci

Transformasi pada objek

Transformasi pada objek PROFIL UKURAN LAHAN KEBUTUHAN RUANG KONSEP PELETAKAN MASSA wadah kegiatan komersil dan kegiatan wisata edukasi untuk meningkatkan apresiasi konsumen terhadap hasil karya produsen. Pemilik : Swasta - APTA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep yang mendasari perancangan Pusat Pelatihan Sepakbola Bandung ini adalah sebagai berikut; 1. Konsep Filosofis yaitu Kerjasama yang terarah. Konsep tersebut

Lebih terperinci

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN LOKASI: Jl. Mayjend. Sungkono KONSEP: MELINGKAR Pattern merupakan salah satu unsur estetika yang sering hadir pada arsitektur Timur Tengah. Lingkaran merupakan salah satu dari beberapa jenis bentuk pattern

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul 1. Sport : sport atau olahraga merupakan tarjemahan dari kata sport yang berasal dari bahasa latin, disportare, yang berarti menghibur diri. Selain itu pengertian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab IV didapatkan temuan-temuan mengenai interaksi antara bentuk spasial dan aktivitas yang membentuk karakter urban

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Parkir dan Pedestrian Menurut Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996) yang menyatakan bahwa parkir adalah suatu

Lebih terperinci

Fasilitas Wisata Edukasi Anjing Kintamani di Kintamani, Bali

Fasilitas Wisata Edukasi Anjing Kintamani di Kintamani, Bali Fasilitas Wisata Edukasi Anjing Kintamani di Kintamani, Bali Penulis : Mellisa Feliciana Darmadji dan Luciana Kristanto 1 Program Studi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dilakukan oleh orang

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sementara itu fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG 4.1 Sejarah Kawasan Kambang Iwak Palembang Menurut Ir. Ari Siswanto, MCRP, pengamat perkotaan dari Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trotoar adalah jalur bagi pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, diberi lapis permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan,

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah skateboard diawali sekitar tahun 1950 di California, Amerika Serikat. Pada saat itu sedang banyak yang menggandrungi olahraga surfing dan sepatu roda, kemudian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Satuan Ruang Parkir (SRP) Satuan ruang parkir disingkat SRP adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan dalam hal ini mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor,

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut UU no.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, parkir adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hewan mamalia berkaki empat, yaitu anjing merupakan hewan yang memiliki tingkat kecerdasan yang cukup tinggi, sehingga hewan ini lebih mudah dilatih dan dapat bersosialiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modifikasi sepeda motor untuk medan non-aspal atau off road. Pamor motor trail

BAB I PENDAHULUAN. modifikasi sepeda motor untuk medan non-aspal atau off road. Pamor motor trail BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Motor trail memiliki keunggulan sendiri. Motor trail merupakan hasil dari modifikasi sepeda motor untuk medan non-aspal atau off road. Pamor motor trail mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Oleh M.ARIEF ARIBOWO L2D 306 016 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan Stadion Renang Gedebage ini adalah membangun sebuah wadah bagi para penggemat olahraga berenang, baik secara khusus (private dan atlet

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengelompokan Jalan Menurut Undang Undang No. 38 Tahun 2004 tentang jalan, ditinjau dari peruntukannya jalan dibedakan menjadi : a. Jalan khusus b. Jalan Umum 2.1.1. Jalan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan konsep High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan yang mengedepankan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU BAB IV PENGAMATAN PERILAKU 3.1 Studi Banding Pola Perilaku Pengguna Ruang Publik Berupa Ruang Terbuka Pengamatan terhadap pola perilaku di ruang publik berupa ruang terbuka yang dianggap berhasil dan mewakili

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LAPORAN TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI LAPORAN TUGAS AKHIR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1

Lebih terperinci

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAB VI DESAIN PERANCANGAN BAB VI DESAIN PERANCANGAN 6.1 Perancangan Terkait dengan tema perancangan Prambanan Heritage Hotel dan Konvensi sebagai bangunan sebagai lanskap candi Prambanan dan tidak menonjolkan karakter bangunan

Lebih terperinci

PUSAT SINEMA SIDOARJO

PUSAT SINEMA SIDOARJO PUSAT SINEMA SIDOARJO MAHASISWA : M.ABRAM WAHYU N. NRP : 3207100027 PEMBIMBING : Ir. HARI PURNOMO Mbdg, Sc TEMA : 0ase PUSAT... Yaitu merupakan tempat pemusatan aktifitas atau kegiatan dan fasilitas tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Proyek Kebutuhan akan sarana hiburan pada saat ini terutama di kota-kota besar semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan kota tersebut. Selain itu pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah kota, sebagai untuk mengebumikan jenazah makam juga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan BAB V KESIMPULAN Dari hasil analisis, peneliti menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana kondisi sistem setting dan livabilitas di ruang terbuka publik di Lapangan Puputan dan bagaimana bentuk persepsi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan DKI Jakarta yang terkenal dengan kota yang tidak pernah berhenti beraktifitas menyebabkan meningkatnya tingkat stress penduduknya. Oleh karena itu, dibutuhkan

Lebih terperinci

STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR. 4.1 Analisis Kegiatan Dalam Ruang Pamer. MAIN ENTRANCE GEDUNG/HALL Kegiatan: membeli tiket mencari informasi.

STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR. 4.1 Analisis Kegiatan Dalam Ruang Pamer. MAIN ENTRANCE GEDUNG/HALL Kegiatan: membeli tiket mencari informasi. BAB 4 ANALISA 4.1 Analisis Kegiatan Dalam Ruang Pamer 4.1.1 Pola kegiatan pengunjung MAIN ENTRANCE SITE datang, turun di drof off, turun dari kendaraan umum, pejalan kaki MAIN ENTRANCE GEDNG/HALL membeli

Lebih terperinci