BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi

1 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan DKI Jakarta yang terkenal dengan kota yang tidak pernah berhenti beraktifitas menyebabkan meningkatnya tingkat stress penduduknya. Oleh karena itu, dibutuhkan tempat hiburan bagi keluarga yang tetap berada di kota Jakarta, namun tidak membutuhkan waktu yang panjang serta jauh dari keramaian hiruk pikuk pusat kota Jakarta. Didukung dengan meningkatnya tingkat penghunian kamar hotel bintang lima karena peningkatan wisatawan baik lokal maupun mancanegara sehingga akomodasi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah resort hotel, akomodasi peristirahatan bagi pengguna atau tamu hotel yang bertujuan untuk berlibur terletak di tempat wisata atau tempat peristirahatan seperti laut, pegunungan dan lain sebagainya yang mencerminkan budaya setempat. Dengan acuan kebutuhan dan fungsi tersebut maka Kawasan Pantai Mutiara sebagai kawasan yang terdiri atas fasilitas-fasilitas eksklusif, perumahan eksklusif, apartment, hotel, dekat dengan dermaga, belum terdapatnya fasilitas hotel di kawasan tersebut, kawasan yang jauh dari hiruk pikuk kesibukan keramaian kota Jakarta dan lainnya sebagainya, menjadikan resort hotel ini tepat di bangun di Kawasan Pantai Mutiara. Dengan adanya isu dari Pemerintah DKI Jakarta akan hampir punahnya budaya Betawi akibat perkembangan teknologi, serta peraturan Pemerintah DKI Jakarta untuk melestarikan budaya Betawi tersebut maka konsep Neo-Vernacular sesuai untuk diterapkan pada resort hotel ini, menyajikan budaya Betawi dalam bentuk yang lebih modern sesuai perkembangan teknologi tanpa menghilangkan maknanya. Dengan acuan beberapa prinsip arsitektur rumah tradisional Betawi, desain eksterior hingga interior bangunan didesain sedemikian rupa, sehingga mampu mencerminkan budaya Betawi tersebut dalam bentuk yang lebih modern tanpa menghilangkan makna aslinya. Berikut merupakan desain bangunan berdasarkan analisa yang telah dijelaskan sebelumnya ada bab 4 : 59

2 60 Entrance Dengan pemilihan main entrance alternatif 1, maka letak area drop off dan parking area dapat dilihat seperti gambar 47 yang memudahkan sirkulasi kegiatan pengguna resort hotel. Gambar 47. Hasil Analisa Tapak

3 61 Sirkulasi Pada gambar 47 dapat dilihat jalur sirkulasi pada tapak. Pada area berwarna merah merupakan area sirkulasi dari luar tapak menuju ke dalam tapak. Area ini dapat diakses oleh kendaraan baik bermotor maupun tidak bermotor serta pejalan kaki. Pada area ini sirkulasi dari luar tapak kemudian pengguna/ pegelola/ tamu hotel hanya sekedar drop off kemudian keluar tapak; pengguna/ pegelola/ tamu hotel ke parking area kemudian berjalan kaki kedalam tapak (sesuai dengan arah panah). Pada area berwarna ungu merupakan jalur sirkulasi dalam tapak, jalur ini dapat dilalui oleh kendaraan bermotor dan tidak bermotor dengan ukuran tertentu (kebutuhan loading dock) serta pejalan kaki (jogging track). Pada area berwarna abu-abu merupakan jalur sirkulasi pejalan kaki dengan material perkerasan grass block (jogging track) yang juga berfungsi untuk penyerapan air ke dalam tanah. Area berwarna coklat merupakan jalur sirkulasi pejalan kaki dengan material conwood yang merupakan campuran antara concrete dan wood, jalur ini juga terhubung dengan jalur sirkulasi yang berwarna abu-abu. Jalur ini mempermudah atau sebagai path bagi pengguna/ pengelola/ tamu hotel ketika menuju ke bangunan yang di tuju atau sekedar berkeliling di dalam tapak. Path ini dilengkapi dengan penutup atau canopy yang dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan sirkulasi pengguna saat panas dan hujan. Setiap path ini memiliki lebar 3m, hal ini bertujuan untuk memenuhi sistem sirkulasi para pengguna resort hotel untuk mencapai ke unit-unit kamar tamu dari main building (kemudahan akomodasi menggunakan mini car). View Pada budaya Betawi, tidak terdapat ketentuan tertentu untuk orientasi bangunan, sehingga Tapak terpilih ini terletak di Kawasan Pantai Mutiara ini didesain dengan 2 arah orientasi bangunan yaitu ke luar dan ke dalam tapak berdasarkan kondisi tapak yanga ada. Pada gambar 47 dapat dilihat tanda panah berwarna merah merupakan view baik tapak yang harus dimanfaatkan dengan maksimal dengan adanya orientasi bangunan ke luar tapak, sedangkan tanda panah berwarna ungu merupakan view tapak yang tidak berpotensial, sehingga bagian tapak

4 62 yang dekat dengan tanda panah berwarna ungu harus didesain dengan orientasi banguan ke dalam tapak. Letak Bangunan Bangunan pada tapak didesain dengan 5 bentuk dan desain yang berbeda seperti yang dapat dilihat pada gambar 35. Bangunan utama berwarna jingga dengan orientasi ke dalam dan keluar tapak. Orientasi dari luar tapak ke arah dalam tapak berfungsi sebagai main entrance. Bangunan utama ini memiliki fungsi lobby, front office, lounge, ballroom, ruang pengelola, restoran, ruang karyawan (back of the house dan front of the house), sedangkan unit kamar tamu tersebar pada jenis bangunan 1 hingga bangunan 5 dengan ukuran dan fasilitas yang berbeda. Bangunan 1 hingga bangunan 5 diposisikan tersebar berdasarkan jalur sirkulasi pejalan kaki yang ada, seperti yang telah dijelaskan pada bagian analisa sirkulasi. Massa bangunan dengan luasan dan fasilitas yang tersebar ini didesain dengan tujuan untuk memberikan kesempatan bagi pada tamu hotel menikmati kesan ruang atau tapak yang alami pada tapak serta tamu hotel dapat memiliki pilihan untuk jenis kamar tamu yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya berdasarkan luasan, fasilitas dan view. Bangunan tipe 5 yang memuat tipe duplex president diletakkan khusus pada bagian hijau bernomor 5 paling atas (gambar 47) untuk memenuhi tingkat privacy comfort pengguna. View yang tersedia telah dijelaskan pada bagian analisa view sebelumnya. Bagian biru nomor 7 merupakan fasilitas kolam renang dewasa dan anak yang disediakan bagi semua tamu hotel serta dapat diakses melalui path pejalan kaki seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada analisa sirkulasi. Denah Unit Kamar Setiap Bangunan Berdasarkan standar kebutuhan ruang dan standar fasilitas ruang resort hotel berbintang 5 seperti yang telah dijelaskan pada tabel 4, 12, 13, 14 dan 15, maka berikut merupakan denah unit kamar 5 jenis bangunan yang terdiri atas 5 jenis unit kamar tamu. 5 Jenis kamr tamu ini merupakan jenis kamar single, double dan triple yang secara luasan minimal berbeda sekitar 3m 2. Desain pada proyek ini hanya difoukuskan pada setiap unit kamar tamu yang tidak termasuk pada main building.

5 63 - Bentuk dan Desain Bangunan Gambar 48. Denah pada 5 Lima Tipe Bangunan Bentuk dan desain main building, bangunan 1 hingga bangunan 5 didesain berdasarkan beberapa ciri khas desain rumah tradisional Betawi sebagai berikut : Bangunan 1 Bangunan 1 ini merupakan unit kamar dengan twin bed/ King bed, dengan fasilitas ruang tidur, ruang duduk, toilet, dan pantry. Bangunan ini terdiri atas 1 lantai. Lantai didesain dengan adanya peninggian peil setinggi satu meter dilengkapi

6 64 dengan anak tangga untuk mencapai kesan rumah panggung tradisional betawi yang berada di pesisir yang pada umumnya ditinggikan untuk menghindari ombak saat air laut sedang pasang. Atap didesain dengan bentuk atap pelana dengan overstek seperti gaya atap rumah bapang Betawi. Pada lisplang terdapat ragam hias gigi balang, pembatas / railing dengan ragam hias tumpal yang merupakan ciri khas dari rumah Betawi, kolom dengan ragam hias tapak dara serta fasad atap dengan ragam hias melati. Rangka atap bangunan menggunakan rangka kayu yang terdiri dari kudakuda, gording, kaso, reng dan penutup atap. Pada fasad bangunan didesain seperti bentuk krepyak seperti bentuk pintu rumah Betawi pada umumnya. Pada bagian kiri dan kanan bangunan terdapat kayu penopang overstek yang juga berfungsi sebagai estetika bangunan serta terdapat teras/ pendopo sesuai budaya Betawi. Keseluruhan bangunan menggunakan material conwood (campuran concrete dan wood) yang mampu bertahan lama untuk kondisi udara laut seperti pada tapak. Gambar 49. Bangunan 1 Gambar 50. Penerapan Ragam Hias Budaya Betawi Interior Kamar Tamu Gambar 51. Penerapan Ragam Hias Budaya Betawi Interior Kamar Tamu

7 65 Pada gambar 49, 50 dan 51 dapat dilihat desain interior dari kamar tamu resort hotel. Setiap furnitur didesain khusus dengan adanya penambahan detail dari 8 ragam hias yang telah ditransformasi menjadi bentuk baru sebagai varian bentuk aslinya (gambar 54 dan 55 bertanda lingkaran merah). Kesan dari konsep neovernakular dapat dilihat dari pemilihan material, warna dan furnitur pada interior. Beberapa detail penerapan hasil transformasi ragam hias budaya Betawi dapat dilihat pada bed, side table, wardrobe dan lemari dan terdapat ragam hias melati yang berarti pesan kesucian, kecerian penghuni rumah, keharuman yang berarti sangat menjaga kebersihan serta keramahan yang sesuai dengan fungsi ruang perisirahatan. Pemilihan warna dan material pada furniture sama satu lainnya untuk menghasilkan keserasian yaitu kayu solid. Kesan pendukung suasana Betawi adalah standing lamp yang desainnya mengambil dari desain lampu gantung yang pada umumnya digunakan pada rumah tradisional Betawi, standing lamp didesain dengan tidak terlalu detail seperti aslinya untuk dapat mencapai kesan modern/ neo, ruangan interior menggunakan material kayu untuk memberikan kesan alami dan nyaman yang ditimbulkan dari warna coklat bagi tamu hotel pada dinding dan lantai tidak didesain dengan detail-detail ragam hias untuk memfokuskan pada furniture yang ada serta mencapai kesan modern/ neo. Penerapan teori fraktal yang menyerupai diri dapat dilihat dengan adanya pengulangan ragam hias. 5.2 Saran Saran-saran yang diberikan oleh penulis ditujukan pada mahasiswa Tugas Akhir periode selanjutnya, Dosen Pembimbing dan pada Binus University. Saransaran ini diberikan dengan tujuan agar Tugas Akhir selanjutnya dapat dijalankan dengan lebih baik lagi. Saran Mengenai Desain Hasil pembahasan yang dijelaskan sub-bab 5 kesimpulan masih didasarkan pada kajian teoritis semata, sehingga perlu dilakukan pengkajian secara lebih mendalam dari sisi teknis dan perhitungan matematis. Perlu adanya penerapan pada desain secara real. Hal ini diupayakan agar resort hotel ini mampu mencerminkan suatu ciri khas yang lain daripada resort hotel lainnya yaitu pada ragam hias yang pada umumnya terdapat pada Rumah Tradisional Betawi serta mampu bersaing secara kompetitif di industri resort hotel Jakarta.

8 66 Mahasiswa Tugas Akhir Periode Selanjutnya Saran-saran yang dapat diberikan pada mahasiswa Tugas Akhir periode selanjutnya yaitu sebagai berikut : 1. Penyusunan time schedule secara detail disertai dengan pelaksanaan yang baik dan on-time, sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat berjalan dengan lancar, sistematis dan maksimal. 2. Penentuan judul proyek Tugas Akhir yang dilakukan disertai dengan pengumpulan data-data valid yang kemudian dianalisa seharusnya dapat dipahami sepenuhnya, sehingga Mahasiswa mampu menguasai konten dari datadata tersebut dan mampu menghasilkan produk-produk sebagai syarat proyek Tugas Akhir dengan maksimal. 3. Pemanfaatan waktu bimbingan dengan dosen pembimbing terpilih dan dosen lainnya dengan baik dan aktif yang disertai dengan catatan pribadi untuk membantu dalam proses penyusunan proyek Tugas Akhir. Binus University Keterlibatan pihak Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara telah banyak membantu penulis dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan, tahap bimbingan studio hingga tahap akhir. Adapun saran penulis bagi pihak Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan jadwal-jadwal yang berhubungan dengan pelaksanaan Tugas Akhir yang melibatkan mahasiswa dan dosen pembimbing di tahap sebelum persiapan Tugas Akhir. Penjadwalan ini sudah tidak dapat berubah saat tahap persiapan Tugas Akhir dimulai. 2. Pemberitahuan mengenai segala ketentuan Tugas Akhir kepada semua mahasiswa dan dosen yang terlibat, sehingga tidak mengakibatkan suatu kesalahpahaman yang dapat menyulitkan semua pihak dalam pelaksanaannya. 3. Penyesuaian antara ketentuan Tugas Akhir yang berlaku di pihak Layanan Mahasiswa Universitas Bina Nusantara dengan Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara, sehingga tidak menyulitkan semua pihak dalam pelaksanaannya.

9 67