sumber daya manusianya. Hal ini disebabkan karena dunia kerja memiliki tuntutan
|
|
- Liana Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 sumber daya manusianya. Hal ini disebabkan karena dunia kerja memiliki tuntutan yang lebih tinggi terhadap karyawan atau calon karyawan agar dapat terus bersaing di dunia korporasi yang semakin kompetitif. Saat ini perusahaan tidak hanya harus merekrut talent yang hebat, namun juga harus menginspirasi karyawannya untuk mengaplikasikan kemampuannya pada pekerjaannya sehari hari (Bakker & Leiter, 2010). Persaingan antar korporasi yang terjadi berakibat terhadap tingginya tuntutan kerja (job demands) yang dialami oleh karyawan. Lebih lanjut, tuntutan pekerjaan tersebut pada akhirnya berhubungan dengan ongkos fisik dan psikologis yang dialami oleh karyawan (Demerouti, Bakker, Nachreiner & Schaufeli, 2001). Ongkos fisik dan psikologis ini bisa berubah menjadi stres kerja apabila karyawan menghadapi tuntutan kerja disaat mereka belum pulih dari stres tuntutan terdahulu (Meijman & Mulder 2006) atau burnout ketika tuntutan kerja mereka lebih besar daripada job resources yang mereka miliki (Hakanen & Roodt, 2010). Stress kerja dan burnout yang tinggi mempunyai efek yang merugikan bagi individu yang bersangkutan karena hal ini ini berhubungan dengan menurunnya kepuasan kerja (Penn, Romano & Foat, 1988), mengakibatkan penurunan kinerja seiring dengan meningkatnya kelelahan emosional dan depersonalisasi (Gorji, 2011) dan meningkatkan keinginan untuk keluar dari pekerjaan. Intinya mereka yang mengalami baik stress kerja maupun burnout tidak dapat bekerja secara optimal karena berbagai gangguan yang dialami. Adanya tantangan ini membuat karyawan harus memiliki daya tahan dan semangat yang besar ketika berhadapan dengan tuntutan kerja yang besar. Di lain pihak, mereka juga dituntut untuk menunjukkan kinerja yang optimal tanpa terjebak pada berbagai gangguan tersebut. Perusahaan membutuhan karyawan dengan karakteristik spesifik, yaitu: proaktif, mempunyai inisiatif, dan mau mengambil 2
2 tanggung jawab untuk perkembangan profesional pribadinya serta berkomitmen untuk bekerja sesuai dengan standar kinerja yang tinggi (Bakker & Leiter, 2010), dengan kata lain, perusahaan membutuhkan karyawan yang mempunyai work engagement. Work Engagement Work engagement merupakan sikap mental (state of mind) yang positif, bersifat memenuhi (fulfilling), dan terkait dengan pekerjaan. work engagement mempunyai karakteristik berupa semangat (vigor), dedikasi dan perasaan asyik dengan pekerjaannya (absorption) (Schaufelli, Martinez, Pinto, Salanova & Baker, 2002). Karyawan dengan WE yang tinggi memiliki tingkat energi yang lebih tinggi ketika bekerja, merasa bersemangat terhadap pekerjaan dan ketika menghadapi tantangan. Mereka juga terlibat secara aktif dengan pekerjaan, serta fokus dan asyik dengan pekerjaannya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa WE mempunyai dampak yang positif dalam dunia kerja. WE merupakan prediktor dari Kepuasan Kerja, Intent To Quit, dan Psychological Wellbeing (Burke, Koyuncu, Jing & Fiksenbaum,2009). Selain itu WE juga mampu memprediksi iklim pelayanan dalam organisasi yang selanjutnya memprediksi kinerja karyawan dan loyalitas konsumen secara positif (Salanova, Agut & Peiro, 2005). Penelitian lain menunjukkan bahwa WE bertindak sebagai mediator antara Job Resources dan Komitmen Organisasi pegawai (Hakenen, Baker, Damerouti, 2005). Penjelasan mengenai state of mind pada pengertian worl engagement mengacu kepada suatu keadaan yang relatif menetap pada jangka waktu yang lama dan tidak bersifat sementara, terkait dengan objek, kejadian (event), individu maupun perilaku tertentu (Simpson, 2008). Merangkum ketiga penjelasan 3
3 tersebut, maka dapat diilustrasikan bahwa karyawan yang memiliki work engagement adalah mereka yang mendayagunakan seluruh potensi dirinya kedalam suatu unjuk kerja pada jangka waktu yang lama. Munculnya energi psikologis pada diri karyawan untuk menghadapi tantangan tersebut dapat dijelaskan melalui teori kepribadian Frankl (1984). Ia menyatakan bahwa kehendak untuk memaknai (will to meaning) adalah dorongan motivasi yang utama pada diri seseorang. Bersamaan dengan itu, Frankl juga menambahkan dua asumsi, yaitu seseorang mempunyai kehendak bebas dan kehidupan mempunyai potensi pemaknaan akan semua keadaan. Menambahkan hal tersebut. dalam teori motivasinya, Frankl (1969) mengungkapkan bahwa dorongan motivasi utama manusia meliputi usaha manusia untuk menyadari, mencari makna dalam hidupnya. Hal ini berarti bahwa manusia mempunyai hasrat untuk menjalani hidup yang mempunyai suatu tujuan dan makna. Asumsi Frankl (1984) menyatakan bahwa setiap keadaan yang ada dalam kehidupan selalu mempunyai potensi untuk dimaknai. Hal ini memungkinkan setiap orang untuk dapat memaknai setiap hal yang berkaitan dengan hidupnya, termasuk pekerjaan yang dijalaninya. Menegaskan hal tersebut, Frankl menekankan bahwa pekerjaan dapat menjadi suatu lambang dari aktivitas manusia yang sangat bermakna (Frankl, 1984). Steger dan Dik (2009) menambahkan bahwa pekerjaan merupakan sumber penting dari makna kehidupan seseorang secara keseluruhan. Hal ini masuk akal karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan untuk bekerja. Lebih lanjut, makna yang hadir dalam pekerjaan seseorang dapat membuatnya lebih bersemangat. Mereka dapat menjalani waktu kerja yang lama tanpa terjebak kedalam situasi stress yang merusak. Sebaliknya, mereka tidak mau bekerja ketika mereka tidak menemukan makna dalam pekerjaannya (Steger & Dik, 2009). Intinya, seseorang dapat 4
4 menghadapi beban kerja yang besar ketika mereka memahami bahwa pekerjaan mereka mempunyai makna. Meaningful Work Steger, Dik dan Shim (2012) menjelaskan tema makna dalam konteks pekerjaan dalam tema meaningful work. meaningful work merupakan tema payung dari beberapa tema mengenai makna kerja, seperti misalnya, makna kerja (work meaning), kebermaknaan kerja (work meaningfulness) dan konotasi positif yang berhubungan dengan makna kerja (Steger, Dik & Shim,2012). Dari hasil penelitian yang dilakukannya, Steger dan Dik (2009) menemukan bahwa meaningful work memiliki tiga buah faset kunci, yaitu positive meaning in work (PM), meaning making through work (MM) dan greater good motivations (GG). PM merupakan pengalaman subjektif yang dirasakan oleh seseorang ketika ia merasa bahwa apa yang dilakukannya mempunyai arti signifikan secara personal (Rosso, Dekas & Wrzesniewski 2010). Konsep mengenai MM berdasar dari sebuah hipotesis bahwa makna hidup tidak lepas dari kebermaknaan kerja. Sebagai sebuah aktivitas yang mengambil sebagian besar waktu manusia, pekerjaan menjadi sebuah objek signifikan dalam membangun makna hidup yang lebih luas. Hal ini berarti bahwa, makna yang diberikan seseorang terhadap pekerjaannya akan membantunya untuk menciptakan makna bagi kehidupan yang dijalaninya secara keseluruhan (Steger & Dik 2009). Maka dari itu faset ini membantu menangkap konteks kehidupan yang lebih umum dari pekerjaan seseorang (Steger, Dik & Duffy, 2012). Terakhir, konsep tentang GG merupakan konsep yang secara umum menjelaskan bahwa pekerjaan menjadi sangat bermakna ketika hal tersebut mempunyai dampak yang lebih besar terhadap orang lain (Steger et al, 2012). 5
5 Meaningful work menjadi penting bagi karyawan, karena karyawan yang menemukan makna dalam pekerjaan mereka cenderung lebih puas, engaged, dan pada gilirannya menjadi lebih produktif. Mereka bekerja dengan lebih keras, pintar, bersemangat dan kreatif (Ulrich & Ulrich, 2010). Penelitian dari May, Gilson dan Harter (2004) menguatkan hal ini. Melalui penelitian tersebut diketahui bahwa psychological meaningfulness mempunyai hubungan positif dan mempunyai efek yang paling besar terhadap engagement ketimbang psychological safety dan psychological availability di tempat kerja. Melalui penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang meaningfulness nya tinggi akan menghasilkan engagement yang juga tinggi di tempat kerja. Penjelasan mengenai dinamika antara engagement dan kebermaknaan ini dapat dijelaskan dari pernyataan Frankl (1984) yang menyatakan bahwa, seseorang yang memiliki makna dalam hidupnya mempunyai kemampuan untuk menghadapi tantangan, emosi, dan ketakutannya. Hal ini dapat menjadi penjelasan atas munculnya sikap pantang menyerah yang muncul dalam aspek vigor dalam work engagement. Mempunyai makna berarti mempunyai motivasi untuk melaksanakan pekerjaan sehari hari, bahkan ketika pekerjaan tersebut, tidak menstimulasi individu. Manusia yang memiliki makna akan mencegah dirinya berada dalam kekosongan spiritual yang menuntun pada kebosanan dan sikap apatis (Frankl, 1984). Harapan Dan Kemembalan Selain melalui meaningful work, work engagement juga mempunyai potensi untuk berhubungan dengan Psychological Capital (PsyCap). PsyCap merupakan istilah yang terdapat dalam Positive Organizational Behavior yang mengacu 6
6 kepada empat dimensi, yaitu harapan (Hope State), efikasi diri (Efficacy State), optimisme (Optimism State), dan kemembalan (Resilience State). Sebagai konsep yang merupakan bagian dari Positive Organizational Behavior (POB), PsyCap menjadi perhatian dan sering diteliti di ranah industri. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa PsyCap mempunyai hubungan positif terhadap kinerja karyawan (Luthans, Avolio, Walumba & Li, 2005). Lebih lanjut, melalui studi lanjutan dari penelitian ini yang dilakukan oleh Peterson, Luthans, Avolio, Walumba dan Zhang (2011) dengan melakukan analisis eksploratori cross legged panel diketahui bahwa PsyCap mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja ketimbang sebaliknya. Selain pengaruhnya terhadap kinerja, PsyCap juga mempunyai hubungan positif terhadap sikap kerja karyawan, seperti komitmen terhadap organisasi dan kepuasan kerja (Larson & Luthans, 2006). Terkait dengan studi lebih lanjut terhadap hubungan positif ini, Cetin (2011) menemukan bahwa dimensi harapan dan optimisme mempunyai hubungan positif dengan komitmen organisasi, sedangkan kemembalan, harapan dan optimisme mempunyai hubungan positif dengan kepuasan kerja. Lebih lanjut, Cetin menemukan bahwa PsyCap merupakan prediktor signifikan baik terhadap komitmen organisasi dan kepuasan kerja. Model hubungan antara PsyCap dan work engagement dijelaskan oleh Sweetman dan Luthans (Dalam Bakker & Leiter, 2010) melalui konsep Job Demands Resources model (JD-R). Job resources (JR) dijelaskan sebagai sumber daya fisik, psikologis, sosial dan organisasional yang memungkinkan untuk mencapai tujuan, mengurangi efek dari tuntutan kerja (job demands) dan memungkinkan perkembangan dan pertumbuhan (Schaufeli & Bakker dalam Bakker & Leiter, 2010). PsyCap dalam hal ini merupakan sumber daya psikologis 7
7 yang ada dalam JR atau lebih dikenal dengan sumber daya pribadi (personal resources). Pada penjelasannya, peneliti melihat bahwa hubungan langsung antara PsyCap dan WE berasal dari aspek aspek PsyCap terhadap work engagement. Pada penelitian ini, peneliti menggarisbawahi penelitian pada aspek Harapan dan Kemembalan. Hal ini diperkuat melalui penelitian dari Othman dan Nasurdin (2011) yang menemukan bahwa kedua aspek tersebut mempunyai hubungan positif terhadap work engagement. Melalui hubungannya ini, harapan dianggap tidak hanya sebagai kontributor, namun juga sebagai prasyarat bagi work engagement (Sweetman & Luthans dalam Bakker & Leiter, 2010). Tanpa adanya harapan, maka semangat tidak akan muncul ketika tantangan muncul. Harapan memunculkan energi bagi seseorang untuk bekerja dengan giat (vigor) untuk mencapai tujuan dan dilain pihak, seseorang yang penuh dengan harapan berarti bahwa ia mempunyai dedikasi untuk mencapai tujuan (Sweetman & Luthans dalam Bakker & Leiter, 2010). Sementara itu, kemembalan yang dimiliki oleh seseorang membuatnya mampu pulih dari tekanan yang dia rasakan sebelumnya. Kemembalan sendiri dikembangkan dari sumber daya pribadi yang dimilik seseorang, seperti kemampuan kognitif, persepsi diri yang positif, regulasi diri, dll) (Masten & Reed, 2002). Sumber daya ini membangung kemembalan sehingga mereka mampu membawa dirinya secara penuh pada pekerjaannya dan menjadi engaged (Hobfol & Shirom, 2001). Secara umum, kemembalan menyediakan sumber daya pribadi untuk menghadapi tuntutan pekerjaan dan untuk meminimalisasi efek negatif dari tuntutan kerja terdahulu (Sweetman & Luthans dalam Bakker & Leiter, 2010). Selain dengan work engagement, harapan dan kemembalan juga memilikii potensi hubungan dengan meaningful work. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa 8
8 pencarian makna merupakan motivasi utama yang menggerakkan manusia. Pekerjaan menjadi objek motivasi signifikan karena sebagian besar aktifitas manusia dewasa dihabiskan di tempat kerja. Motivasi sendiri mempunyai definisi memberi energi, mengarahkan, menyalurkan serta memelihara dan mendukung suatu perilaku (Allscheid & Cellar, 1996). Melalui ini, meaningful work berkontribusi sebagai sumber motivasi dalam menunjukkan perilaku kemembalan ketika seseorang menghadapi suatu tantangan. Ia yang menganggap pekerjaannya bermakna, akan memiliki tenaga yang lebih besar dan mampu menyalurkannya kedalam perilaku untuk mengatasi tantangan. Hubungan lain yang mungkin terjadi adalah dari hubungan antara meaningful work dan harapan. Meskipun belum diteliti sebelumnya, asumsi hubungan antara meaningful work dan harapan mempunyai potensi untuk mempengaruhi. Penelitian Dogra, Basu dan Das (2011) yang mengkaji hubungan antara meaning in life dengan harapan menjelaskan asumsi ini. Meskipun berbeda konstrak, hubungan antara meaning in life dan meaningful work telah beberapa kali dikemukakakan. Steger dan Dik (2010) menyatakan bahwa pekerjaan seringkali merupakan sumber yang penting bagi pemaknaan seseorang akan hidup (meaning in life). Lebih lanjut, Michaelson (2005) menganggap bahwa terjadi tumpang tindih antara pekerjaan seseorang dengan kehidupan mereka. Steger dan Dik sendiri membuat skala Work As Meaning Inventory (WAMI) yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengintegrasikan dengan konsep meaning in life untuk menguak bahwa kebermaknaan hidup seseorang (meaning in life) bersumber dari meaningful work. Kembali ke penelitian oleh Dogra, Basu dan Das (2011). Mereka menemukan bahwa meaning in life membantu seseorang untuk meningkatkan harapan, baik itu harapan state maupun trait. Meskipun penelitian ini bersumber 9
9 dari penelitian klinis dengan subjek mahasiswa, kemungkinan untuk penerapannya dalam bidang industri mungkin terjadi karena hubungan antara konsep meaning in life dan meaningful work. Seseorang yang menganggap bahwa pekerjaannya mempunyai makna yang positif, menjadi sumber pemaknaan hidup dan mempunyai kebaikan yang lebih besar akan mempunyai harapan yang positif saat ia bekerja. Hal ini berarti bahwa ia mengembangkan keadaan motivasional positif dan merasakan akan meraih kesuksesan dengan mengidentifikasikan sasaran yang ingin diraih (agent) dan cara untuk meraihnya (pathways). Sementara itu, hubungan antara harapan dan kemembalan dapat dijelaskan sebagai hubungan yang mempengaruhi. Asumsi ini diperkuat penelitian dari Collins (2009) yang mencari penjelasan mengenai hubungan antara live events dan kemembalan. Pada penelitian tersebut diketahui bahwa harapan menjadi prediktor yang signifikan terhadap life events dan kemembalan ketimbang mindfulness. Gambar 1: Dinamika Work Engagement, Harapan, Kemembalan, dan meaningful work 10
PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak
PENDAHULUAN Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak dilakukan di bidang human resource development (HRD) (Chalofsky
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Work Engagement BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Work Engagement Menurut Macey & Scheneider (2008), engagement yakni rasa seseorang terhadap tujuan dan energi yang terfokus, memperlihatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia, yakni mencerdaskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Jenjang pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan sangat penting untuk menjamin perkembangan kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sangat penting untuk menjamin perkembangan kelangsungan kehidupan bangsa, hal ini tidak lepas dari peran seorang guru. Guru memiliki peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan global yang semakin ketat dewasa ini mengakibatkan perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital (sumber daya manusia)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Employee Engagement 2.1.1 Pengertian Employee Engagement Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel mereka, tetapi belum ada definisi jelas mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumber pendapatan seseorang dapat berasal dari berbagai hal. Menurut Kiyosaki (2002) terdapat empat sumber untuk mendapat penghasilan, yaitu sebagai karyawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masykarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas RI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi. Penelitian mengenai engagement dalam pekerjaan yang berkembang
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Work Engagement A.1. Definisi Work Engagement Istilah engagement dalam konteks peran kerja karyawan mulai dibicarakan sejak lima belas tahun yang lalu dalam berbagai literatur
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Organisasi menghadapi persaingan yang amat ketat dan kompetitif saat ini. Globalisasi, perkembangan komunikasi dan teknologi informasi yang terjadi cepat selama 20 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyatnya, kualitas sumber daya manusia memegang peran yang cukup penting,
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam membangun negara yang sejahtera dan mampu menyejahterakan rakyatnya, kualitas sumber daya manusia memegang peran yang cukup penting, termasuk di negara
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA. mengenai penelitian ini, berdasarkan variabel-variabel yang menjadi obyek
BAB II TELAAH PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pembahasan pada bab ini dimaksudkan untuk memberi penjelasan mengenai penelitian ini, berdasarkan variabel-variabel yang menjadi obyek penelitian termasuk pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan UU No.8 Tahun1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Pegawai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Pokok Kepegawaian No.43 Tahun 1999 Tentang Perubahan UU No.8 Tahun1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Pegawai Negeri Sipil adalah unsur
Lebih terperinciSalah satu tantangan terbesar perusahaan dalam persaingan di pasar global. engaged menjadi sangat berharga dalam mendukung kinerja perusahaan karena
1 Salah satu tantangan terbesar perusahaan dalam persaingan di pasar global adalah mempertahankan karyawan yang berkualitas. Karyawan potensial yang engaged menjadi sangat berharga dalam mendukung kinerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. WORK ENGAGEMENT 1. Definisi Work Engagement Work engagement menjadi istilah yang meluas dan populer (Robinson, 2004). Work engagement memungkinkan individu untuk menanamkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ketidakpastian yang tinggi telah menuntut organisasi-organisasi modern untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan ekonomi global yang dicirikan dengan perubahan cepat, dinamika tinggi, permintaan tinggi atas inovasi, dan (karenanya) memiliki tingkat ketidakpastian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini mengharuskan setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini mengharuskan setiap organisasi berupaya menciptakan keunggulan-keunggulan kompetitif dimana keunggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Permasalahan. memiliki batasan reaktif yang dapat diidentifikasi serta bekerja bersama-sama untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasi secara sadar dan memiliki batasan reaktif yang dapat diidentifikasi serta bekerja bersama-sama
Lebih terperinciOrganisasi menjadi lebih tertarik pada work engagement setelah beberapa. hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang engaged menunjukkan
2 sectional study uses work engagement scale, organizational climate scale, and optimism scale for data collection. Subjects consisted of 61 employees of Psychology Faculty of Gadjah Mada University.Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini sedang melakukan transformasi dan reformasi pelayanan kesehatan primer serta penguatan sistem kesehatan melalui sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap peningkatan pendapatan Indonesia. Kementerian Pertanian menyatakan bahwa pada tahun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. memiliki pengertian berbeda mengenai engagement (Albrecht, 2010).
BAB II LANDASAN TEORI A. Employee Engagement 1. Pengertian Employee Engagement Kata engage memiliki berbagai makna dan banyak peneliti yang memiliki pengertian berbeda mengenai engagement (Albrecht, 2010).
Lebih terperinciuntuk dapat terus mempertahankan kualitas kinerjanya. Perkembangan zaman juga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat.
Perubahan zaman yang semakin berkembang menuntut perusahaanperusahaan untuk dapat terus mempertahankan kualitas kinerjanya. Perkembangan zaman juga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang paling penting bagi seorang manusia. Menurut UU no.36 tahun 2006 tentang Kesehatan, bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang mendefinisikan work engagement adalah tingkat keterikatan fisik,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Work Engagement Konsep engagement atau keterikatan dipopulerkan oleh Kahn (1990) yang mendefinisikan work engagement adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kahn (1990) mendefinisikan engagement sebagai hasrat karyawan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Work Engagement 2.1.1 Definisi Work Engagement Kahn (1990) mendefinisikan engagement sebagai hasrat karyawan terhadap peran mereka dalam pekerjaan, dimana mereka akan mengikatkan
Lebih terperincidengan sumber daya manusianya. Hal tersebut membuat sikap kerja karyawan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan oleh organisasi.
2 Penentu keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi selalu berkaitan dengan sumber daya manusianya. Hal tersebut membuat sikap kerja karyawan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan oleh organisasi.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF DETERMINATION DENGAN KETERIKATAN KERJA (WORK ENGAGEMENT) PADA KARYAWAN PT JAPFA COMFEED INDONESIA CABANG SIDOARJO
HUBUNGAN ANTARA SELF DETERMINATION DENGAN KETERIKATAN KERJA (WORK ENGAGEMENT) PADA KARYAWAN PT JAPFA COMFEED INDONESIA CABANG SIDOARJO ARIANI Program Studi Psikologi, Universitas Brawijaya Malang ariani_arin@ymail.com
Lebih terperinciPendahuluan Globalisasi dan tekanan internasional menuntut organisasi agar dapat meningkatkan kinerjanya. Kunci pembeda dari keunggulan kompetitif di
Pendahuluan Globalisasi dan tekanan internasional menuntut organisasi agar dapat meningkatkan kinerjanya. Kunci pembeda dari keunggulan kompetitif di era baru ini adalah pekerja yang ada pada suatu organisasi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. 1. Pengertian Kinerja. tujuan organisasi (Viswesvaran & Ones, 2000). McCloy et al. (1994)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja didefinisikan sebagai tindakan yang hasilnya dapat dihitung, selain itu juga dapat didefinisikan sebagai hasil kontribusi karyawan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah DKI Jakarta sehingga selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga merupakan pusat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang ada di dunia. Ibu kota Indonesia adalah DKI Jakarta sehingga selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Keterikatan kerja atau yang sering disebut engagement
BAB II LANDASAN TEORI A. Keterikatan Kerja 1. Definisi Keterikatan Kerja Keterikatan kerja atau yang sering disebut engagement dinyatakan Vazirani (2007) sebagai tingkat komitmen dan keterlibatan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sehingga banyak yang menyebut keterikatan kerja merupakan old wine in
BAB II LANDASAN TEORI A. Keterikatan Kerja 1. Definisi Keterikatan kerja marak dibicarakan di tahun-tahun belakangan ini, namun yang pertama menyebutkan mengenai kosep ini adalah Kahn (1990), sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Era globalisasi mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, perkembangan tersebut menuntut adanya kemajuan dalam kehidupan manusia. Globalisasi memberikan dampak
Lebih terperinciSELF REGULATION, KEPUASAN TERHADAP INFORMASI PEKERJAAN DAN WORK ENGAGEMENT: Studi Kasus pada Dosen FISIP UT
SELF REGULATION, KEPUASAN TERHADAP INFORMASI PEKERJAAN DAN WORK ENGAGEMENT: Studi Kasus pada Dosen FISIP UT Lilik Aslichati, Universitas Terbuka (lilika@ut.ac.id) Abstrak Penelitian penelitan yang dilakukan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KESESUAIAN INDIVIDU-ORGANISASI DAN MODAL PSIKOLOGIS DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA STAF ADMINISTRASI PERGURUAN TINGGI
HUBUNGAN ANTARA KESESUAIAN INDIVIDU-ORGANISASI DAN MODAL PSIKOLOGIS DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA STAF ADMINISTRASI PERGURUAN TINGGI Johanes Gregorious Gozalie Magister Psikologi Sains, Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan RI mengatakan bahwa untuk mencapai Indonesia Sehat pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi berbagai ancaman kesehatan global, kini beberapa negara termasuk Indonesia semakin meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakatnya. Menteri
Lebih terperinciADVERSITY QUOTIENT DAN PSYCHOLOGICAL CAPITAL DALAM MENENTUKAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN
ADVERSITY QUOTIENT DAN PSYCHOLOGICAL CAPITAL DALAM MENENTUKAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN Fensi Arintia Ekaputri Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya, Surabaya Alamat: Green Semanggi Mangrove,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. inovatif. Kompetisi yang terjadi menuntut organisasi untuk senantiasa mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi menghadapi tantangan berupa perubahan yang terjadi terus-menerus. Perubahan ini memunculkan kompetisi antar organisasi untuk menghasilkan produk yang inovatif.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA JOB CRAFTING DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN GENERASI Y DI KANTOR PUSAT PT. BANK BUKOPIN, TBK JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA JOB CRAFTING DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN GENERASI Y DI KANTOR PUSAT PT. BANK BUKOPIN, TBK JAKARTA Rahmani Azizah 15010113140103 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN REFERENSI
BAB 2 TINJAUAN REFERENSI 2.1 Keterikatan Kerja 2.1.1 Keterikatan Kerja Pada dasarnya keterikatan kerja merupakan beberapa istilah dari job engagement, dan employee engagement. Menurut Schaufeli et al.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini menuntut adanya penyesuaian sistem pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan saat ini menuntut adanya penyesuaian sistem pendidikan yang selaras dengan tuntutan dunia kerja. Salah satu lembaga pada jalur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya dinamis yang mempunyai pemikiran, perasaan dan tingkah laku yang beraneka ragam. Jika terjadi pengelolaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah
BAB II LANDASAN TEORI A. Employee Engagement 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah engagement pertama kali digunakan dalam setting pekerjaan,
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL CAPITAL DAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PERUSAHAAN AUTOMOTIF DI LAMPUNG
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL CAPITAL DAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PERUSAHAAN AUTOMOTIF DI LAMPUNG Oleh : Putri Rizky Hazrati Nur Pratiwi Noviati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan dinamika kerja saat ini menimbulkan tantangan baru bagi mental pekerja, salah satunya adalah ancaman stres. Diuraikan dalam Harvey et al. (2012), dari beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi yang bernama Gallup pada tahun 1990-an. Menurut survei Global,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal-usul kemunculan employee engagement dalam dunia bisnis tidak sepenuhnya jelas. Pertama kali yang menggunakan ide tersebut adalah sebuah organisasi yang bernama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia telah ditandai pergeseran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia telah ditandai pergeseran peran dan fungsi sumber daya manusia yang sangat dramatis. Fungsi sumber daya manusia tidak dianggap
Lebih terperinciKEPRIBADIAN PROAKTIF DAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KEPRIBADIAN PROAKTIF DAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Bonyta Ermintika Rizkiani, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi, Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dari pembahasan komitmen organisasional dan work engagement terhadap job
9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan tentang teori-teori yang digunakan untuk mendukung dan menjelaskan variabel dalam penelitian. Pembahasan dalam bab ini dimulai dari pembahasan komitmen organisasional
Lebih terperinciPERAN OTONOMI TUGAS, UMPAN BALIK, DAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA TERHADAP WORK ENGAGEMENT. Intisari. Winda Nevia Rosa Bagus Riyono
PERAN OTONOMI TUGAS, UMPAN BALIK, DAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA TERHADAP WORK ENGAGEMENT Intisari Winda Nevia Rosa Bagus Riyono Work engagement telah mendapat banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir
Lebih terperinciPENGARUH PSYCHOLOGICAL CAPITAL TERHADAP WORK ENGAGEMENT PADA DOSEN DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
Suharianto, Nurlaila Effendy : Pengaruh Psychological Capital Terhadap Work Engagement... Hal. 23-34 PENGARUH PSYCHOLOGICAL CAPITAL TERHADAP WORK ENGAGEMENT PADA DOSEN DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam UU NO.36/2009 pengertian kesehatan adalah keadaan sehat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan secara umum adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan (WHO, 1984). Begitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis. Menurut Achour (2011) kesejahteraan pada karyawan adalah seseorang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Psikologis 1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis Menurut Achour (2011) kesejahteraan pada karyawan adalah seseorang yang memiliki semangat kerja, dedikasi, disiplin,
Lebih terperincimelainkan perusahaan membutuhkan karyawan yang mau menginvestasikan diri mereka untuk terlibat secara penuh dalam pekerjaan, memiliki komitmen yang
2 melainkan perusahaan membutuhkan karyawan yang mau menginvestasikan diri mereka untuk terlibat secara penuh dalam pekerjaan, memiliki komitmen yang tinggi, proaktif (Bakker & Demerouti, 2007) dan bisa
Lebih terperinciGambaran Keterikatan Kerja pada Dosen-Tetap Ditinjau dari Karakteristik Personal
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 1, No. 1, April 2017: hlm 338-345 ISSN 2579-6348 (Versi Cetak) ISSN-L 2579-6356 (Versi Elektronik) Gambaran Keterikatan Kerja pada Dosen-Tetap Ditinjau
Lebih terperinciHubungan Antara Modal Psikologis Dengan Keterikatan Kerja Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Keterikatan Kerja Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Rullyta Indrianti Dr. Cholichul Hadi, Msi.,psi. Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kurniawati, 2013). Begitu pula seperti yang tercantum dalam UU No.20/2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses kehidupan untuk mengembangkan diri setiap individu agar dapat melangsungkan kehidupannya (Kurniawati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka-angka, target dan estimasi akan langsung muncul dipikiran kita saat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan anggaran adalah masalah teknis. Kata-kata seperti keuangan, angka-angka, target dan estimasi akan langsung muncul dipikiran kita saat seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan situasi yang kompetitif. Situasi kompetitif ini terjadi. Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dunia kerja saat ini, jumlah perusahaan di Indonesia semakin bertambah sehingga mengakibatkan situasi yang kompetitif. Situasi kompetitif ini terjadi
Lebih terperinciHubungan employee engagement dan burnout pada karyawan divisi IT
Hubungan employee engagement dan burnout pada karyawan divisi IT Nama : Farid Hikmatullah NPM : 12512773 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Dr. Intaglia Harsanti, Msi LATAR BELAKANG MASALAH Karyawan divisi
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. arus globalisasi, tak terkecuali Indonesia. Indonesia merupakan salah satu
1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pada masa ini tak ada satu pun negara dapat menghindarkan diri dan arus globalisasi, tak terkecuali Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang turut serta
Lebih terperinciHubungan Antara Modal Psikologis Dengan Keterikatan Kerja Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Keterikatan Kerja Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Rullyta Indrianti Dr. Cholichul Hadi, Msi.,psi. Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciPENGARUH MAKNA KERJA DAN OCCUPATIONAL SELF EFFICACY TERHADAP WORK ENGAGEMENT PADA DOSEN TETAP
PENGARUH MAKNA KERJA DAN OCCUPATIONAL SELF EFFICACY TERHADAP WORK ENGAGEMENT PADA DOSEN TETAP Mimi Wahyuni Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat mimi_w@staff.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem, salah satunya adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas manusia yang terus meningkat menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem, salah satunya adalah satwa. Tidak jarang manusia
Lebih terperinciHubungan antara Self-efficacy dan Hardiness dengan Work engagement pada. anggota DPRD Kota Surakarta.
Hubungan antara Self-efficacy dan Hardiness dengan Work engagement pada Anggota DPRD Kota Surakarta The Relationship Between Self-efficacy and Hardiness with Work engagement on Surakarta City Council Members
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesuksesan merupakan tujuan paling mendasar dalam kehidupan individu, dan untuk mencapai kesuksesan tersebut banyak hal yang harus dilakukan oleh individu, salah
Lebih terperinciPeran Dukungan Sosial di Tempat Kerja Terhadap Keterikatan Kerja Karyawan
MEDIAPSI 2016, Vol. 2, No. 2, 38-45 Peran Dukungan Sosial di Tempat Kerja Terhadap Keterikatan Kerja Karyawan Ferry Iswanto, Ike Agustina ferry.iswanto44@gmail.com Program Studi Psikologi, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fokus penelitian pada keluaran organisasi telah banyak dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fokus penelitian pada keluaran organisasi telah banyak dilakukan karena dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi dan tingkat keberlangsungan organisasi
Lebih terperinciyang memiliki peran penting dalam perusahaan karena mereka akan berhubungan dengan para pelanggan. Dalam masyarakat, karyawan pemasaran sering kali
2 structural equation model (SEM) to examine the relationship and the effects of independent variable to the dependent variable by the presence of mediator variable. The result of this research was that
Lebih terperinciPERANAN TUNTUTAN KERJA DAN SUMBER DAYA KERJA TERHADAP KETERIKATAN KERJA WANITA KARIR Annisaa Miranty Nurendra
PERANAN TUNTUTAN KERJA DAN SUMBER DAYA KERJA TERHADAP KETERIKATAN KERJA WANITA KARIR Annisaa Miranty Nurendra Program Studi Psikologi, Universitas Islam Indonesia annisaa.miranty@uii.ac.id. ABSTRACT The
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menaruh adanya minat terhadap pentingnya kesehatan. Sehat menurut kamus Besar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat kini menaruh adanya minat terhadap pentingnya kesehatan. Sehat menurut kamus Besar Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
Lebih terperinciPENGARUH MODAL PSIKOLOGIS TERHADAP WORK ENGAGEMENT DAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR TAHUN 2017 WAHYUDI HARDI
PENGARUH MODAL PSIKOLOGIS TERHADAP WORK ENGAGEMENT DAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR TAHUN 2017 The Effect of Psychological Capital on the Work Engagement and Nurse
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Keterikatan kerja selalu menjadi isu penting di dalam dunia kerja, hal ini sangat berkaitan dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang kemudian akan menentukan keberhasilan dan kemajuan
Lebih terperinciKECERDASAN ADVERSITAS DAN KETERLIBATAN KERJA PADA KARYAWAN PT. GANDUM MAS KENCANA KOTA TANGERANG
KECERDASAN ADVERSITAS DAN KETERLIBATAN KERJA PADA KARYAWAN PT. GANDUM MAS KENCANA KOTA TANGERANG Nurul Kusuma Dewi 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian. Selain itu juga akan dibahas tentang definisi, aspek dan karakteristik, faktor-faktor yang mempengaruhi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan, kemampuan marketing, dan sumber daya manusia (SDM).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan sebagai sumber daya manusia merupakan aset paling penting bagi sebuah perusahaan. Ketatnya persaingan global menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan tampil
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan kerja 2.1.1 Definisi Lingkungan Kerja Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komitmen organisasi perlu diperhatikan pada setiap anggota yang ada dalam organisasi.allen dan Meyer (1990: 2) menyatakan anggota dengan komitmen organisasi, memiliki
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kahn (dalam May dkk, 2004) work engagement dalam. pekerjaan dikonsepsikan sebagai anggota organisasi yang melaksanakan
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterikatan Kerja (Work Engagement) 1. Pengertian keterikatan kerja Menurut Kahn (dalam May dkk, 2004) work engagement dalam pekerjaan dikonsepsikan sebagai anggota organisasi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis employee engagement di
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis employee engagement di lingkungan PT PGE. Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian yang dilakukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pada bulan April 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergantian manajer wilayah yang terjadi pada BUMN adalah suatu hal yang biasa terjadi, salah satunya pada PT. Kimia Farma, Tbk. Pergantian manajer wilayah tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini sudah tidak asing lagi bagi seluruh lapisan masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan saat ini sudah tidak asing lagi bagi seluruh lapisan masyarakat, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. Hal ini terlihat dari peningkatan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyampaikan aspirasi mereka. Mahasiswa sebagai penuntut ilmu di perguruan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan salah satu wakil dari masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka. Mahasiswa sebagai penuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang efektif semakin menyadari bahwa faktor yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang. Organisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Organisasi yang efektif semakin menyadari bahwa faktor yang sangat berkontribusi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perlu dikembangkan untuk mendukung kelangsungan dan keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini karyawan menjadi salah satu aset perusahaan yang penting dan perlu dikembangkan untuk mendukung kelangsungan dan keberhasilan suatu perusahaan. Karyawan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas-tugas dan prioritas Manajemen Sumber Daya Manusia berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena diperlukannya penyesuaian kondisi yang ada dengan
Lebih terperinciHubungan Dukungan Sosial dan Learning Burnout Pada Mahasiswa Kelas Karyawan di Universitas Gunadarma
Hubungan Dukungan Sosial dan Learning Burnout Pada Mahasiswa Kelas Karyawan di Universitas Gunadarma Usulan Penelitian Disusun Oleh : Nama : Evania Olgasari NPM : 13513000 Dosen Pembimbing : Desi Susianti,
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF MENGENAI WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN OUTSOURCING DIVISI KARTU KREDIT PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN OUTSOURCING DIVISI KARTU KREDIT PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. NADHIRA DANESSA M. ABSTRAK Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia perekonomian dewasa ini tumbuh dan berkembang secara dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di dalamnya agar selalu mampu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. yang telah ditetapkannya sendiri. Chaplin (2006) Life Satisfaction adalah satu
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Life Satisfaction (Kepuasan Hidup) 2. 1. 1 Pengertian Diener (1984) mendifinisikan Life Satisfaction sebagai penilaian menyeluruh terhadap kualitas kehidupan seseorang berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Keterikatan Kerja Keterikatan kerja menarik bagi para praktisi dan peneliti akademik, karena keterikatan kerja menampilkan aspek
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori yang mendukung penelitian ini adalah role theory (teori peran) yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Role Theory (Teori Peran) Teori yang mendukung penelitian ini adalah role theory (teori peran) yang dikemukakan oleh Kahn dkk. (1964). Teori Peran menekankan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data. 1. Data Primer. mengenai kepemimpinan transformasional, work engagement, kinerja, dan OCB.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer menurut Sekaran (2006) adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan
Lebih terperinciPada era globalisasi saat ini, teknologi kesehatan berkembang semakin pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, teknologi kesehatan berkembang semakin pesat beriringan dengan munculnya penyakit-penyakit yang semakin kompleks.hal itu menuntut
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Studi tentang kesejahteraan psikologis pada karyawan dalam beberapa tahun
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Studi tentang kesejahteraan psikologis pada karyawan dalam beberapa tahun terakhir mendapat perhatian yang cukup besar. Menurut Russel (2008) kesejahteraan psikologis
Lebih terperinciGAMBARAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI PT EG (MANUFACTURING INDUSTRY)
GAMBARAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI PT EG (MANUFACTURING INDUSTRY) Rian Pri¹, Zamralita² ¹Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara Email : rianpri13@gmail.com ²Fakultas Psikologi, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala kegiatan bisnis dan perekonomian, hal ini menyebabkan terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dunia ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan di segala kegiatan bisnis dan perekonomian, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan
Lebih terperinci