Volume 07, Nomor 01, Juni 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Volume 07, Nomor 01, Juni 2016"

Transkripsi

1 Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Upaya Meningkatkan Kemampuan Memahami Sebab-Sebab Fathul Makkah dengan Menggunakan Metode Talking Stick di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah Margorejo Surabaya Abstrak: Siswa kelas V MI Al-Hidayah Margorejo Surabaya mengalami kesulitan dalam memahami materi SKI. Hal tersebut berdasarkan wawancara dengan guru SKI bahwa dari 11 siswa, hanya 20% siswa yang paham materi. Dalam pembelajaran SKI, guru sering menggunakan metode ceramah dan penugasan sehingga siswa terlihat pasif, jenuh, dan bosan untuk memahami materi. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode talking stick dalam penelitian ini dikarenakan sesuai dengan karakteristik siswa. Adapun permasalahan yang akan dikaji pada penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan metode talking stick dalam upaya meningkatkan kemampuan memahami sebab-sebab fathul makkah dan bagaimanakah peningkatan kemampuan memahami sebab-sebab fathul makkah dengan menggunakan metode talking stick. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui penerapan metode talking stick dalam upaya meningkatkan kemampuan memahami sebab-sebab fathul makkah dan peningkatan kemampuan memahami sebab-sebab fathul makkah dengan menggunakan metode talking stick. Penelitian ini menggunakan PTK dengan model Kurt Lewin. PTK ini dilakukan hanya dengan satu siklus dikarenakan pada siklus I sudah berhasil. Hasil dari penelitian ini bahwa kemampuan pemahaman secara klasikal meningkat dari 0% (pre-test pada pra-siklus) ke 81% (post-test pada siklus I), sehingga bisa dikatakan metode talking stick dapat berpengaruh positif. Kata Kunci: Peningkatan Kemampuan Memahami, Pembelajaran SKI, Sebab-Sebab Fathul Makkah, Metode Talking Stick. PENDAHULUAN Sejarah dalam bahasa Arab yaitu tarikh, yang berarti kegiatan-kegiatan manusia yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa tertentu, ditempatkan dalam

2 A. Ridlo - Atik Musliyati Ningsih hubungan kronologis antara peristiwa yang satu dengan sesuatu yang telah terjadi (Hapsari, 2008). Sejarah merupakan seni yang berkaitan dengan serangkaian anekdot yang berbentuk kronologi peristiwa. Mempelajari sejarah merupakan hal yang sangat penting, terutama dalam hal sejarah kebudayaan Islam bagi kita sebagai umat Islam. Sejarah dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, antara lain; Sejarah dapat dilihat sebagai peristiwa, sejarah sebagai kisah, sejarah sebagai ilmu, dan sejarah sebagai seni (Supriyadi, 2008). Pentingnya mempelajari sejarah yaitu selain kita dapat mengetahui keadaan pada zaman dahulu, sejarah juga bisa dijadikan sebagai cerminan untuk kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Kita dapat mengambil pelajaran dari orangorang terdahulu sehingga yang baik bisa ditiru dan memeroleh pengaruh yang positif dalam menyikapi keberhasilan atau penderitaan orang-orang terdahulu. Mata pelajaran SKI adalah mata pelajaran yang mengenalkan kepada siswa tentang sejarah Islam, baik mengenai masyarakat jahiliyah, masyarakat Arab pra- Islam, masa remaja Nabi, awal datangnya Islam sampai perkembanganperkembangan Islam selanjutnya. Dengan adanya pembelajaran SKI di tingkat MI diharapkan siswa dapat mengetahui esensi yang terkandung pada sejarah Islam, memahami dan menghargai perjuangan-perjuangan Nabi dan para sahabatnya, sehingga siswa akan lebih akrab dengan pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sejak dini. Penelitian ini dilakukan di MI Al-Hidayah Margorejo Surabaya kelas V. Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru SKI Kelas V di MI Al-Hidayah Margorejo Surabaya, masih belum mencapai prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu 80%. Dari 11 siswa, ada 1 siswa mendapat nilai 10, ada 3 siswa mendapat nilai 20, ada 2 siswa mendapat nilai 30, ada 1 siswa mendapat nilai 40, ada 2 siswa mendapat nilai 50, dan ada 2 siswa mendapat nilai 60, sehingga diperoleh nilai rata-rata Rata-rata siswa kelas V di MI Al-Hidayah ini merupakan siswa yang berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah, pendidikan yang keras, yatim piatu, broken home, dan orang tua banyak yang merantau sehingga anak kurang mendapatkan perhatian dari orang tua. Selain itu, motivasi yang dimiliki oleh siswa ini termasuk motivasi kategori rendah. Motivasi kategori rendah yang dimaksud adalah siswa yang kurang memerhatikan penjelasan guru, kurang bergairah belajar, dan kurang ikut berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar. Rendahnya motivasi siswa tidak hanya karena kurang penguatan dan perhatian dari orang tua, tetapi karena kurang adanya penggunaan metode pembelajaran yang variatif ketika proses pembelajaran berlangsung. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar (Mudjiono dan Dimyati, 1999). Dalam proses belajar mengajar, guru memerlukan macam-macam metode yang variatif agar pembelajaran tidak monoton dan bisa membantu siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 90 Jurnal

3 Pembelajaran PAI melalui Metode Talking stick Berdasarkan hasil observasi awal di MI Al-Hidayah bahwa metode yang digunakan guru ketika proses pembelajaran berlangsung adalah menggunakan metode penugasan dan ceramah atau bercerita, dikarenakan mapel SKI yang materinya banyak bercerita. Hal ini yang membuat siswa-siswi menjadi jenuh dan bosan, serta banyak siswa yang mengeluh karena menganggap materi terlalu sulit dan terlalu banyak menghafal. Pada akhirnya situasi belajar di kelas berjalan kurang efektif dan hasilnya kurang memuaskan. Berdasarkan wawancara peneliti, bahwa guru juga pernah menggunakan metode lainnya seperti metode bermain peran, dan antusias dari siswa pun meningkat. Tetapi metode ini jarang digunakan karena metode ini tidak dapat diterapkan pada semua materi. Sedangkan mengenai media pembelajaran, di sekolah ini jarang menggunakan media karena keterbatasan fasilitas yang ada di sekolah sehingga hanya fokus penggunaan pada buku dan LKS. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kurangnya kemampuan pemahaman siswa terhadap materi SKI, dikarenakan kurangnya dukungan lingkungan sekolah dan kelas yang menyebabkan terciptanya suasana yang kurang nyaman dan membosankan. Selain itu, proses pembelajarannya juga kurang sesuai dan kurang menarik perhatian siswa, terutama dalam hal guru menggunakan metode dalam proses pembelajaran tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka kemampuan siswa dalam memahami materi SKI dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode talking stick. Metode talking stick merupakan sebuah metode yang berorientasi pada penciptaan kondisi dan suasana belajar aktif dari siswa karena adanya unsur permainan dalam proses pembelajaran Alasan utama pemilihan metode talking stick karena sesuai dengan karakteristik siswa di kelas yang kebanyakan menyukai kuis dalam bentuk permainan dan menyukai tantangan. Selain itu, metode ini juga belum pernah diterapkan oleh guru di kelas V di MI ini. Dari sinilah, peneliti melakukan penelitian yang berjudul upaya meningkatkan kemampuan memahami sebab-sebab fathul makkah dengan menggunakan metode talking stick di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah Margorejo Surabaya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan kemampuan memahami sebab-sebab fathul makkah dengan menggunakan metode talking stick pada mata pelajaran SKI di kelas V MI Al-Hidayah Margorejo dan bagaimanakah penerapan metode talking stick dalam meningkatkan kemampuan memahami sebab-sebab fathul makkah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan memahami sebab-sebab fathul makkah dengan menggunakan metode talking stick di kelas V MI Al-Hidayah Margorejo dan untuk mengetahui penerapan metode talking stick dalam meningkatkan kemampuan memahami sebab-sebab fathul makkah pada mata pelajaran SKI. Jurnal 91

4 A. Ridlo - Atik Musliyati Ningsih Adapun manfaat penelitian ini adalah; bagi peneliti, dapat berbagi metode dalam pembelajaran, terutama metode talking stick dalam mengajarkan materi sebabsebab fathul makkah; bagi siswa, dapat meningkatkan penguasaan materi sebab-sebab fathul makkah dan memudahkan siswa dalam menerima materi sebab-sebab fathul makkah karena metode pembelajaran yang diterapkan guru menyenangkan; bagi sekolah, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan tumbuhnya pembelajaran yang menyenangkan di kelas. KERANGKA KONSEPTUAL Pemahaman Pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain (Sudjana, 1995: 24). Dalam hal ini siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan untuk menghubungkan dengan hal-hal yang lain. Karena kemampuan siswa pada usia SD masih terbatas, tidak harus dituntut untuk dapat mensistesis apa yang dia pelajari. Pemahaman merupakan salah satu patokan yang dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran, setiap individu siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami apa yang dia pelajari. Ada yang mampu memahami materi secara menyeluruh dan ada pula yang sama sekali tidak dapat mengambil makna dari apa yang telah dia pelajari, sehingga yang dicapai hanya sebatas mengetahui. Ada beberapa tingkatan kemampuan pemahaman ditinjau dari beberapa aspek. Kemampuan pemahaman berdasarkan tingkat kepekaan dan derajat penyerapan materi dapat dijabarkan ke dalam tiga tingkatan (Darmiyati: 24), yaitu: 1) menerjemahkan, bisa diartikan sebagai pengalihan arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain atau bisa juga diartikan sebagai konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang untuk mempelajarinya, 2) menafsirkan, merupakan kemampuan untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang diperoleh berikutnya, menghubungkan antara grafik dengan kondisi yang dijabarkan sebenarnya, serta membedakan yang pokok dan tidak pokok dalam pembahasan, 3) mengekstrapolasi, bisa dikatakan kemampuan ini menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi karena seseorang dituntut untuk bisa melihat sesuatu dibalik yang tertulis, membuat ramalan tentang konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya. 92 Jurnal

5 Pembelajaran PAI melalui Metode Talking stick Pembelajaran sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk membuat siswa belajar, tentu menuntut adanya kegiatan evaluasi. Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. Penilaian dalam proses menjadi hal yang seharusnya diprioritaskan oleh seorang guru. Penilaian tidak hanya berorientasi pada hasil, dan evaluasi hasil belajar memiliki sasaran ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu: ranah afektif, ranah kognitif, dan ranah psikomotorik. Dari ketiga ranah tersebut, yang paling banyak dinilai guru di sekolah adalah ranah kognitif karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pembelajaran. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi serta pengembangan keterampilan intelektual. Menurut Taksonomi Bloom (penggolongan) ranah kognitif ada enam tingkatan, yaitu; pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. (Darmiyati dan Mudjiono, 1999: 202) Pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakukan dengan tes tulis dan tes lisan. Adapun tes tulis dapat berbentuk pilihan ganda, uraian obyektif, uraian non obyektif atau uraian bebas, jawaban atau isian singkat, menjodohkan, portofolio, dan performance. Faktor-faktor yang memengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi kemampuan pendidikan antara lain; tujuan, guru, peserta didik (Djamarah, 1996: 129), kegiatan pengajaran, suasana evaluasi, bahan dan alat evaluasi. Adapun faktor lain yang memengaruhi pemahaman atau keberhasilan belajar siswa antara lain; faktor internal (faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor pematangan fisik atau psikis), faktor eksternal (faktor sosial, faktor budaya, faktor lingkungan fisik, dan faktor lingkungan spiritual). Langkah-langkah belajar sesorang sebelum sampai pada level memahami adalah mengetahui dan mengingat, karena pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk memahami tentang sesuatu yang telah diketahui dan diingat. Adapun langkahlangkah yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa antara lain; memperbaiki proses pembelajaran, adanya kegiatan bimbingan belajar, menumbuhkan waktu belajar, pengadaan umpan balik dalam belajar, motivasi belajar, pengajaran perbaikan, dan keterampilan mengadakan variasi. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah kebudayaan (peradaban) Islam diartikan sebagai perkembangan atau kemajuan kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam mempunyai berbagai macam pengertian lain diantaranya: pertama, sejarah peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode kekuasaan Islam mulai dari periode nabi Muhammad SAW sampai perkembangan kekuasaan Islam sekarang. Kedua, sejarah peradaban Islam Jurnal 93

6 A. Ridlo - Atik Musliyati Ningsih merupakan hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian. Ketiga, sejarah peradaban Islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat. Sedangkan SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam yang merupakan sebuah mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladanan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang perkembangan, peranan kebudayaan Islam para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat arab pra Islam, sejarah kelahiran Nabi Muhammad dan kerasulan Nabi Muhammad sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam adalah untuk mengetahui lintasan peristiwa, waktu, dan kejadian yang berhubungan dengan kebudayaan Islam, untuk mengetahui tempat-tempat bersejarah dan para tokoh yang berjasa dalam perkembangan Islam, dan untuk memahami bentuk peninggalan bersejarah dalam kebudayaan Islam dari satu periode ke periode berikutnya. Pentingnya pelajaran SKI dalam pendidikan formal adalah untuk menciptakan dan membangun generasi yang meneladani perjuangan dan pencapaian para pahlawan Islam dalam membela dan menyebarkan agama Islam.Secara substansial mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati serta meneladani sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik. Salah satu materi yang dibahas pada mata pelajaran SKI di kelas V adalah sebab-sebab Fathul Makkah.Fathul Makkah artinya pembukaan kota Makkah. Fathul Makkah ini terjadi pada tahun 630 M tepatnya pada tanggal 10 Ramadhan 8 H. Sebab utamanya adalah datang dari kaum Quraisy sendiri, yaitu sebelumnya terjadi pelanggaran yang mengundang kaum muslimin untuk memberikan hukuman kepada mereka. Abu Sufyan, kepala suku Quraisy di Mekkah, pergi ke Madinah untuk memperbaiki perjanjian yang telah dirusak itu, tetapi Rasulullah menolak, Abu Sufyan pun pulang dengan tangan kosong. Adapun sebab-sebab lain dibukanya kota Makkah, antara lain: 1) keberhasilan kaum muslimin sesudah perjanjian Hudaibiyah yang secara berturut-turut kaum kafir Quraisy masuk Islam, 2) pergolakan antara kaum Kafir Quraisy dengan kaum muslimin tidak ada kesempatan untuk dipikirkan lagi. Hal ini dilakukan oleh tokoh 94 Jurnal

7 Pembelajaran PAI melalui Metode Talking stick Quraisy seperti Khalid bin Walid dan Amru bin Ash yang berpikir terarah pada perkembangan agama Islam, 3) tokoh-tokoh kafir Quraisy banyak yang bergabung ke pihak kaum muslimin. Fathul Makkah diadakan dengan tujuan untuk menyelamatkan kota Makkah dari kekuasaan kaum kafir Quraisy dan mengembalikan Ka bah sebagai tempat suci umat Islam (Arifin, 2002). Metode Talking Stick Talking stick termasuk salah satu metode pembelajaran. Metode ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SD. Metode Talking Stick termasuk salah satu pembelajaran kooperatif, karena memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif yaitu: 1) setiap anggota memiliki peran, 2) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, 3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, 3) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, 4) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Adapun langkah-langkah metode talking stick adalah sebagai berikut: a) guru menyiapkan tongkat, b) guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi, c) setelah selesai membaca dan mempelajari materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya, d) guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru, e) guru memberikan kesimpulan, f) evaluasi, g) penutup. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, karena keefektifan setiap model tergantung bagaimana kondisi yang ada di sekolah atau kelas tersebut. Kelebihan dari metode ini antara lain; menguji kesiapan siswa, melatih membaca dan memahami dengan cepat, membuat siswa lebih giat dalam belajar, siswa berani mengungkapkan pendapat, dan mengajak siswa untuk terus siap dalam situasi apapun. Adapun kelemahannya adalah dapat membuat siswa senam jantung, ketakutan akan pertanyaan dari guru, dan tidak semua siswa siap menerima pertanyaan (Deden, 2010). Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas (PTK). PTK ini bersifat kolaboratif karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas yang melibatkan beberapa pihak, yaitu guru dan Jurnal 95

8 A. Ridlo - Atik Musliyati Ningsih peneliti sendiri, yang secara serentak melakukan penelitian (Yunus, 2009). PTK ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt Lewin yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ketika ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi: 1) perencanaan, pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan media pembelajaran, lembar soal, lembar observasi yang diperlukan di kelas, mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan, 2) tindakan, pada tahap ini RPP yang telah dirumuskan, diimplementasikan dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, 3) pengamatan, pada tahap ini observer mengamati aktivitas siswa dan guru dalam mengikuti proses pembelajaran, 4) refleksi, pada tahap ini yang harus dilakukan peneliti adalah mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK tercapai (Zaenal, 2008). Penelitian ini dilakukan di MI Al-Hidayah yang terletak di Margorejo Surabaya. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 07 Mei tahun ajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumah 11 siswa, terdiri dari 5 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki pada materi sebab-sebab fathul makkah. Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan hanya dengan satu siklus. Setiap siklus terdiri atas beberapa tahap, antara lain: tahap membuat rencana tindakan, melaksanakan tindakan, mengadakan pemantauan atau observasi, dan mengadakan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Dengan model siklus dalam penelitian ini apabila pada awal pelaksanaan adanya kekurangan, maka peneliti bisa mengulang dengan siklus kedua untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Dan jika sampai siklus kedua peneliti belum berhasil, maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya sampai apa yang diinginkan berhasil. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut: 96 Jurnal

9 Pembelajaran PAI melalui Metode Talking stick Gambar 1: Alur Penelitian Tindakan Kelas Berdasarkan gambar bahwa pada tahap perencanaan, peneliti membuat RPP, menyiapkan media tongkat, membuat lembar soal siswa untukpre-test dan post-test, lembar observasi. Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran SKI sesuai dengan RPP yang sudah dibuat dengan menerapkan metode talking stick pada materi sebab-sebab fathul makkah. Pada tahap pengamatan, peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan selama proses pembelajaran dan mendiskusikan hasil temuan-temuan tersebut dengan guru mata pelajaran, sehingga hasil refleksi tersebut dapat dijadikan pijakan apakah siklus penelitian sudah selesai atau dilanjutkan. Teknik Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui tes (pre-test dan post-test) dan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi, tes (pre-test dan post-test). Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data kualitatif. Analisis kualitatif dapat dilihat dari hasil Jurnal 97

10 A. Ridlo - Atik Musliyati Ningsih lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi guru, dan keberhasilan atau kegagalan tindakan. Cara menganalisis data dari hasil observasi aktivitas siswa dengan melihat respon positif atau negatif siswa terhadap penerapan metode talking stick dalam materi sebab-sebab fathul makkah pada mata pelajaran SKI. Cara menganalisis data dari hasil observasi aktivitas guru dengan melihat kesesuaian proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan RPP yang telah disiapkan dan kesulitan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau prosentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis (pre-test dan post-test) pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: untuk ketuntasan belajar, ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Seorang siswa yang telah tuntas belajar bila telah mencapai KKM 70 dan secara klasikal dikatakan tuntas belajar apabila prosentase mencapai 80%. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar (kemampuan pemahaman) digunakan rumus sebagai berikut: prosentase = Σ Siswa yang tuntas belajar Σ Siswa x 100% Kriteria Keberhasilan Tindakan Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditentukan dalam satu kompetensi dasar berkisar antara 0%-80%. Kondisi setelah penilaian diharapkan tingkat kemampuan pemahaman siswa dalam materi sebab-sebab fathul makkah meningkat dari rata-rata 35 menjadi 80 dan di atasnya. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain; Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan kemampuan pemahaman siswa pada materi sebab-sebab fathul makkah meningkat. Diukur dari presentase peningkatan kemampuan pemahaman siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode talking stick. Selain itu, diharapkan siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 80%. HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN Siklus 1 Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), soal pre-test dan post-test, lembar 98 Jurnal

11 Pembelajaran PAI melalui Metode Talking stick observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan media seperti spidol dan tongkat yang digunakan dalam penerapan metode talking stick. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 07 Mei 2015 di kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 11 yang terdiri dari 5 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun pada tahap pelaksanaan ini guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. Pada akhir pembelajaran siswa diberi post-test dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I yaitu: Tabel 1: Hasil Post-Test No Jumlah Siswa Nilai Keterangan Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Jumlah 900 Nilai rata-rata Prosentase ketuntasan belajar 81% Berdasarkan tabel, dari 11 siswa kelas V yang mendapat nilai 100 adalah 4 siswa, ada 3 siswa mendapat nilai 80, ada 2 siswa mendapat nilai 70, dan ada 2 siswa mendapat nilai 60. Sehingga diperoleh rata-rata 81, 81. Dan prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 81%. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus I ini kemampuan pemahaman secara klasikal telah mengalami peningkatan yang lebih baik daripada pra-siklus. Adanya peningkatan kemampuan pemahaman siswa inikarena siswa lebih termotivasi untuk memahami materi sebab-sebab Fathul Makkah terutama dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode talking stick. Selain itu, menggunakan metode talking stick ini siswa menjadi antusias untuk mempelajari materi ini bersama teman sekelompoknya sehingga mereka lebih cepat memahami materi. Tahap Pengamatan Tahap ini guru mata pelajaran SKI melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran SKI materi sebab-sebab fathul makkah dengan menerapkan metode talking stick di kelas V MI Al-Hidayah Margorejo Surabaya untuk pengumpulan data proses belajar mengajar yang akan dianalisis dan diolah. Jurnal 99

12 A. Ridlo - Atik Musliyati Ningsih Hal yang dilakukan guru mata pelajaran SKI ini adalah: Mengamati dan mencatat semua gejala yang muncul selama proses pembelajaran, termasuk aktivitas guru dan siswa. Dalam pengamatan atau observasi tersebut, guru menggunakan instrument penelitian berupa lembar pengamatan saat proses pembelajaran. Lembar pengamatan ini diisi oleh guru mata pelajaran SKI dan dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu siswa cukup merespon apersepsi atau motivasi yang diberikan oleh guru, mayoritas siswa mendengarkan saat tujuan pembelajaran disampaikan, siswa sangat memusatkan perhatian pada materi pembelajaran yang dipelajari, siswa juga banyak yang antusias ketika guru menyampaikan tugas diskusi kelompok dengan menggunakan metode Talking Stick, siswa sangat bersemangat dan tertib ketika berdiskusi, sebagian siswa memberi tanggapan dan menjawab pertanyaan saat guru mengecek pemahaman, dan siswa juga cukup merespon kesimpulan materi pembelajaran yang disampaikan guru. Berdasarkan hasil pengamatan di atas, dapat dikatakan antusias atau keaktifan siswa ketika proses pembelajaran materi sebab-sebab fathul makkah dengan menerapkan metode talking stick dikategorikan baik sekali. Sedangkan mengenai aktivitas guru ketika proses pembelajaran berlangsung, dari hasil pengamatan bahwa guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik dan sesuai RPP yang telah disiapkan, mulai dari mengondisikan siswa sebelum pembelajaran, membuka salam dan berdoa bersama, menanyakan kesehatan siswa, mengecek kehadiran siswa, memotivasi siswa dengan ice breaking, apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan manfaat pembelajaran, beberapa kegiatan-kegiatan inti seperti memfasilitasi siswa ketika berdiskusi, bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari, dan kegiatan-kegiatan penutup yang terdiri dari membuat kesimpulan bersama dengan siswa, melakukan refleksi kegiatan, memberikan tugas post-test sebagai evaluasi akhir, menutup pelajaran dengan berdoa bersama serta mengucap salam. Tahap Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode talking stick. Dari data-data yang diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan, 2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung, 3) Peningkatan kemampuan pemahaman siswa dari pra-siklus ke siklus I telah mengalami peningkatan yang sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang telah diharapkan. Dengan demikian maka penelitian dicukupkan sampai satu siklus. 100 Jurnal

13 Pembelajaran PAI melalui Metode Talking stick PEMBAHASAN Penerapan Metode Talking Stick dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Materi Sebab-sebab Fathul Makkah Berdasarkan analisis data hasil pengamatan yang diperoleh dari aktivitas guru dan siswa pada siklus I bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode talking stick, keaktifan siswa tergolong bagus sekali, mereka antusias sekali ketika berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk memahami materi. Berbeda sekali ketika pra-siklus, berdasarkan wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran SKI, keaktifan siswa sangat kurang, mereka sering mengeluh ketika diberi tugas oleh guru. Sedangkan mengenai aktivitas guru, guru telah melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan RPP dan melaksanakan langkah-langkah metode talking stick dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul diantaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan tes (pre-test dan post-test), memberikan umpan balik atau evaluasi atau tanya jawab. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode talking stick ini tidak sulit untuk diterapkan di MI. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Siswa Berdasarkan hasil tes yang diperoleh siswa menunjukkan bahwa penerapan metode talking stick ini bernilai positif dan efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Hal ini dilihat dari meningkatnya kemampuan pemahaman siswa dari pra-siklus ke siklus I yaitu masing-masing 35,45 ke 81,81. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai yaitu 0% meningkat menjadi 81%. PENUTUP Kesimpulan Penerapan metode talking stick pada materi sebab-sebab fathul makkah berdampak positif terhadap aktivitas siswa, hal tersebut dilihat dari peningkatan respon siswa ketika guru melakukan apersepsi atau motivasi, siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru, siswa sangat memusatkan perhatian pada materi pembelajaran yang dipelajari, siswa juga banyak yang antusias ketika guru menyampaikan tugas diskusi kelompok, keaktifan siswa ketika berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa juga memberikan tanggapan dan menjawab pertanyaan saat guru mengecek pemahaman, dan siswa juga cukup merespon kesimpulan materi pembelajaran yang disampaikan guru. Jurnal 101

14 A. Ridlo - Atik Musliyati Ningsih Pembelajaran SKI materi sebab-sebab fathul makkah dengan menerapkan metode talking stick sangat efektif karena dapat meningkatkan ketuntasan belajar (kemampuan pemahaman) siswa dari pra-siklus ke siklus I, yaitu dari 0% (pra-siklus) ke 81% (siklus I). Jadi peningkatan secara klasikal dari pra-siklus ke siklus I adalah sebanyak 81%. Saran Sebagai seorang guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Metode talking stick merupakan salah satu solusi yang baik dan tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman siswa di kelas V MI Al- Hidayah ini. Seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran seharusnya memilih dan menerapkannya agar tujuan pembelajaran berhasil dengan maksimal. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk penelitian ini, karena penelitian ini hanya dilakukan dalam 1 minggu atau 1 siklus, sehingga di dalamnya tentu masih belum sempurna atau masih banyak kekurangan. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan dan penyempurnaan agar diperoleh hasil yang lebih baik dan lebih sempurna. DAFTAR PUSTAKA Abu Bakar Yunus, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Aprinta. Aqib Zaenal, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Wiyada. Dedi Supriyadi Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia. Dimiyati Dan Mujiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Muhammad Faqih Arifin, dkk Tarikh Islam Untuk MI/SD Kelas 5. Surabaya: LP Ma arif NU. Nana Sudjana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ratna Hapsari Sejarah untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. 102 Jurnal

Volume 07, Nomor 02, Desember Kata Kunci: Peningkatan Kemampuan Pemahaman, Talking Stick

Volume 07, Nomor 02, Desember Kata Kunci: Peningkatan Kemampuan Pemahaman, Talking Stick Volume 07, Nomor 02, Desember 2016 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Siswa terhadap Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW melalui Metode Talking Stick di Kelas III MI Nahdlatul Ulama Sumokali Sidoarjo Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah lahir hingga wafat sampai diteruskan oleh para sahabatsahabatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah lahir hingga wafat sampai diteruskan oleh para sahabatsahabatnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah kebudayaan islam merupakan salah satu dari mata pelajaran agama islam yang diajarkan dari jenjang pendidikan madrasah ibtidaiyah hingga madrasah aliyah, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nabi Muhammad SAW, adapun guru yang mengajar mata pelajaran tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nabi Muhammad SAW, adapun guru yang mengajar mata pelajaran tersebut BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian kami lakukan di MINU Waru II Waru Sidoarjo, pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV materi tentang Isra Mi raj Nabi Muhammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah

BAB I PENDAHULUAN. berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal usul perkembangan, peranan

Lebih terperinci

Volume 07, Nomor 01, Juni 2016

Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Peningkatan Keterampilan Membaca dalam Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan Menggunakan Strategi Information search bagi Siswa Kelas IV MI Mambaul Ulum Krian Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40. Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40. Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40 Metode yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara disegala bidang pembangunan, karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SD NEGERI 01 TANJUNGSARI PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. terjun ke lapangan secara langsung pada saat guru dan peserta didik

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. terjun ke lapangan secara langsung pada saat guru dan peserta didik BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas baik akan mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas baik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dipaparkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Pemahaman Materi Perjuangan Melawan Penjajah Jepang Melalui Metode Pembelajaran

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas 4 SD Darul Ulum Kebonsari Surabaya

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas 4 SD Darul Ulum Kebonsari Surabaya Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Upaya Meningkatkan Minat Belajar Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas 4 SD Darul Ulum Kebonsari Surabaya Abstrak: Minat siswa

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Kamelia, Arif Firmansyah, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Islam (At-Tarikh Al-Islami) adalah suatu disiplin keilmuan yang membahas aktualisasi konsep dan pemikiran yang diketengahkan Islam lewat Nabi Muhammad.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas (PTK). Alasan peneliti memilih penelitian tindakan kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas (PTK). Alasan peneliti memilih penelitian tindakan kelas BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas (PTK). Alasan peneliti memilih penelitian tindakan kelas karena

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan yang mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap proses pembelajaran yang dilakukan guru harus mengarah pada peningkatan prestasi belajar yang optimal, tak terkecuali pada proses pembelajaran Sejarah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan guru mata pelajaran Matematika terkait dengan strategi dan metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan guru mata pelajaran Matematika terkait dengan strategi dan metode BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Inquiry 1. Pra PTK Pelaksanaan kegiatan pra siklus dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari hasil wawancara yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penalitian Sebelum penelitia di laksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan 40 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di MTs Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini adalah Guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Tindakan Kelas Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn SISWA PADA MATERI POKOK HAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DI

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan ilmiah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan ilmiah BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 21

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 21 36 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 20 PTK mempunyai karakteristik tersendiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam tahapan tahapan pada setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam tahapan tahapan pada setiap 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam tahapan tahapan pada setiap siklusnya. Dalam penelitian ini dilakukan dua siklus proses pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari praktisi bidang pendidikan untuk mengorganisasi penyelidikan suatu proses

BAB III METODE PENELITIAN. dari praktisi bidang pendidikan untuk mengorganisasi penyelidikan suatu proses BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Metode penelitian ini menghadirkan suatu perkembangan bidang penelitian tindakan yang mengarahkan mengidentifikasi

Lebih terperinci

Volume 07, Nomor 01, Juni Kata Kunci: Kemampuan Memahami, Pembelajaran Akidah Akhlak, Makhluk Gaib, Metode Snowball Throwing.

Volume 07, Nomor 01, Juni Kata Kunci: Kemampuan Memahami, Pembelajaran Akidah Akhlak, Makhluk Gaib, Metode Snowball Throwing. Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Upaya Meningkatkan Kemampuan Memahami Makhluk Gaib dengan Menggunakan Metode Snowball Throwing di Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Al-Islah Gedangan Sidoarjo Abstrak: Materi

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Cooperative Tipe Talking Stick dan CIRC a. Pengertian model pembelajaran Cooperative tipe Talking Stick Cooperative learning adalah belajar yang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Paparan Data Pra Tindakan Pada tanggal 14 November 2016, peneliti berkunjung ke MI Sunan Ampel Bono Boyolangu Tulungagung. Peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER Suparmini 31 Abstrak. Hasil belajar IPS siswa kelas 4 A SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dengan Classsroom Action Research, yang disingkat CAR yang berarti

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dengan Classsroom Action Research, yang disingkat CAR yang berarti BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas sudah lebih dari sepuluh tahun dikenal dan dibicarakan dalam dunia pendidikan. Dalam bahasa Inggris PTK di artikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-8 SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Linda Ismiyanti 1, MH. Sukarno 2 dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian Tindakan Kelas merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Kumpulrejo 03 kecamatan Argomulyo kota Salatiga. Waktu penelitian dilakukan pada awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan formal yang berada di Desa Durungbanjar Kecamatan Candi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan formal yang berada di Desa Durungbanjar Kecamatan Candi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. pendidikan formal yang berada di Desa Durungbanjar Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, Madrasah ini berdiri pada tahun 1969. Madrasah bertingkat, dan juga memiliki

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.739 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Kusnati SMPN 3 Ciawigebang;

Lebih terperinci

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS VIII-2 DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENTDEVISION (STAD) DI SMP NEGERI 3 BERASTAGI Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Prasiklus Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share Berbantuan Video Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi pembelajaran di kelas II MI Raudlatussibyan Sampang Karangtengah Demak pada hari Senin

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar. 35 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitihan Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

A ABSTRAK

A ABSTRAK A002 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK MATERI EKOSISTEM KELAS VII D SMP NEGERI 3 KARTASURA SUKOHARJO TAHUNPELAJARAN 2011/2012 Happy Suci Puspitasari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan ini dilakukan untuk membenahi perbaikan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 1 Metode yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meningkatan hasil belajar bagi siswa yang kurang mampu dalam memahami mata pelajaran biologi merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan pelaksanaannya

Lebih terperinci

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK 131 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PESAWAT SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SIMEULU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SITI ARFAH, S.Pd 1 Oleh: ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau juga disebut dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah karena tidak hanya sekedar menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi melibatkan berbagai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I 138 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Nama Sekolah : SDI MIFTAHUL ULUM Mata Pelajaran : SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Kelas/Semester : IV/II Pertemuan ke : Alokasi waktu : 2 jam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI LEMBAGA NEGARA MELALUI MODEL MIND MAPPING (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII K SMP Negeri 1 Jalancagak Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan sempurna. Dengan pendidikan,

Lebih terperinci

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo. PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII SMP MA ARIF 2 PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Rosmian Situmorang Guru IPS SMPN 1 Lubuk Pakam Surel : rosmian.situmorang@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PTK. Inggris Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini juga termasuk

BAB III PROSEDUR PTK. Inggris Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini juga termasuk BAB III PROSEDUR PTK A. Metode Penelitian Tindakan Kelas Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas. Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pemebelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PRA SIKLUS Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2013 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit, dengan materi ajar menggapi cerita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Wahid Hasyim Desa Kedung Malang Wonotunggal Batang Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) dan istilah dalam bahasa inggris adalah Classroom Actions

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) dan istilah dalam bahasa inggris adalah Classroom Actions BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dan istilah dalam bahasa inggris adalah Classroom

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu

BAB V PEMBAHASAN. kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam peserta didik kelas IV MI Nurul Huda Dawuhan Trenggalek

Lebih terperinci

Oleh : Danang Septa F 2) dan Nur Khoiri 3) Abstrak

Oleh : Danang Septa F 2) dan Nur Khoiri 3) Abstrak WAYANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA KELAS VIII SMP PURNAMA 1 SEMARANG 1) Oleh : Danang Septa F 2) dan Nur

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN

Lebih terperinci

2. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian yang dilaksanakan di MI Sendangkulon Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal pada siswa kelas IV ini merupakan

2. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian yang dilaksanakan di MI Sendangkulon Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal pada siswa kelas IV ini merupakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TENTANG PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI POKOK MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW A. Analisis Data Per

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan di jaman sekarang semakin berkembang karena dengan adanya perubahan kurikulum yang semakin pesat. Model pembelajaran yang dipakai pun bermacam-macam.

Lebih terperinci

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Membaca Surat-Surat Pendek melalui Strategi Partice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo

Peningkatan Keterampilan Membaca Surat-Surat Pendek melalui Strategi Partice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Peningkatan Keterampilan Membaca Surat-Surat Pendek melalui Strategi Partice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo Abstrak: Latar belakang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sungai Bilu 2 Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Minarni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, proses, dan produk. Sains (fisika) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMA N 2 BOYOLALI

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMA N 2 BOYOLALI PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMA N 2 BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN 2354-614X Peningkatan Kemampuan Siswa Mendengarkan Cerita Melalui Metode Diskusi Kelompok di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah DDI Siapo Kecamatan Baolan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. 16 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C MTs Ma arif NU 1 Jatilawang tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 42 siswa, terdiri

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PAKEM DI MIS MAURA EL-MUMTAZTANAH SERIBU BINJAI SELATAN Athiiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, begitu pentingnya pendidikan bagi kita.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tlogodalem. SD Negeri Tlogodalem terletak di Dusun Ngadisari, Desa Tlogodalem, Kecamatan Kertek, Kabupaten

Lebih terperinci

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELANGKAAN DIKELAS X SMA NEGERI 2 BIREUEN Noventi, Nurul Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Kelas yang di gunakan untuk penelitian adalah kelas IV yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, dengan guru kelas yang bernama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27 39 BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima Sitti Rahmah 1 1 SMPN 6 Kota Bima Email: 1 sittirahmah@gmail.com

Lebih terperinci