BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan pada manusia. Bakteri Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor
|
|
- Yohanes Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Escherichia coli O157:H7 Escherichia coli dikenal sebagai salah satu bakteri yang menyebabkan gangguan pencernaan pada manusia. Bakteri Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor Escherich pada tahun 1885 (Merck, 1992). Penyebaran E. coli dapat terjadi dengan cara kontak langsung (bersentuhan, berjabatan tangan dan sebagainya) kemudian diteruskan melalui mulut, akan tetapi E. coli pun dapat ditemukan tersebar di alam sekitar kita. Penyebaran secara pasif dapat terjadi melalui makanan atau minuman. Diketahui bahwa E. coli serotipe O157:H7 dapat menyebabkan terjadinya haemorrahgic colitis (HC), haemolytic uremic syndrome (HUS), thrombocytopenia purpura (TPP) yang menyerang syaraf pusat. Escherichia coli 0157:H7 merupakan bentuk mutan dari E. coli yang biasanya ditemukan pada saluran pencernaan ternak sapi, domba, kambing, babi dan ayam. E. coli O157:H7 dalam saluran pencernaan hewan terutama pada umur tua tidak menyebabkan hewan tersebut menderita sakit. Serotipe E. coli O157: H7 adalah gram negatif berbentuk batang. Huruf O dalam nama merujuk kepada nomor antigen somatik, sedangkan H merujuk kepada antigen flagella (Arthur et al., 2010). Escherichia coli strain O157:H7 memproduksi Shiga toxin (seperti racun), menyebabkan sakit parah, dan merupakan anggota dari kelas E. coli patogen (penyebab penyakit) yang dikenal sebagai Enterohemorrhagic Escherichia coli atau EHEC. Terkadang juga akibat kemampuannya memproduksi toksin atau Verocytotoxin E. coli (VTEC), sering disebut sebagai Shiga-like Toxin producing E. coli (STEC) (Arthur, 2010).
2 Escherichia coli O157:H7 dalam saluran pencernaan hewan tidak menyebabkan hewan tersebut menderita sakit. Tetapi hewan yang dalam saluran pencernaannya terdapat bakteri E. coli O157:H7 maka hewan tersebut adalah sebagai carrier, yang dapat menyebarkan bakteri ini baik ke hewan lain maupun ke manusia. Sebagai bakteri yang bersifat patogen, E. coli O157:H7 memiliki beberapa faktor virulen yang membantu bakteri menyerang induk semangnya pada saluran pencernaan manusia. Shiga-like toxin (SLT) atau shiga toxin yaitu Stx 1 dan Stx 2 adalah salah satu faktor virulen dari E. coli O157:H7 yang utama (Mainil and Daube, 2005). 2.2 Shiga-like Toxin 2 (Stx 2) Shiga-like toxin 2 (Stx2) merupakan salah satu faktor virulensi yang paling penting dari Enterohaemorrhagic Escherichia coli seperti strain O157:H7. Stx-2 (shiga like toxin-2) yang pertama kalinya diperkenalkan oleh Karmali dan kawan-kawan sebagai toksin yang dapat menyebabkan gejala Hemolytic Uremic Syndrome atau HUS (O Loughlin and Robin-Browne, 2001). Toksin Stx-2 memiliki beberapa varian yaitu Stx2a, Stx2b, Stx2c, Stx2d, Stx2d-activatable, Stx2e, Stx2f, dan Stx2g yang masing-masing memiliki aktifitas biologis yang berbeda-beda dalam menimbulkan penyakit pada tubuh hospes (Mainil dan Daube, 2005). Fraser et al. (2004) menjelaskan bahwa jika E. coli O157:H7 dari penderita hanya menghasilkan toksin Stx 2, maka penderita akan lebih berpeluang untuk menderita HUS. 2.3 Polymerase Chain Reaction (PCR) Polymerase chain reaction (PCR) pertama kali ditemukan oleh Karry Mullis pada tahun Polymerase chain reaction (PCR) adalah suatu teknik yang melibatkan beberapa tahap yang berulang (siklus) dan pada setiap siklus terjadi duplikasi jumlah target DNA untai ganda.
3 Untai ganda DNA templat (unamplified DNA) dipisahkan dengan denaturasi termal dan kemudian didinginkan hingga mencapai suatu suhu tertentu untuk memberi waktu pada primer menempel (anneal primers) pada daerah tertentu dari target DNA. Polymerase chain reaction (PCR) merupakan suatu metode otomatis dengan tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi (Meng et al., 1994 dalam Miyamoto et al., 2002). Metode ini telah banyak digunakan oleh para peneliti di dalam mendeteksi gen shiga-like toxin (stx) baik stx1 maupun stx2 (gen yang mengatur ekspresi toksin Stx1 dan Stx2), dan gen aea (gen yang mengatur ekspresi protein yang berkaitan dengan attaching and effaching) dari enterohaemorrahagic E. coli (EHEC) 0157:H7 (Begun et al., 1993 dalam Miyatomo et al., 2002). Proses PCR melibatkan beberapa tahap yaitu: (1) pra-denaturasi DNA; (2) denaturasi DNA; (3) penempelan primer (annealing); (4) pemanjangan primer (extension) dan (5) pemantapan (postextension). Tahap 2 sampai dengan 4 merupakan tahapan berulang (siklus), dimana pada setiap siklus terjadi duplikasi jumlah DNA. 2.4 Sapi Bali Sapi Bali merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) habitat aslinya di Pulau Bali. Sapi bali merupakan sapi potong asli Indonesia dan merupakan sapi asli Pulau Bali. Sapi bali menjadi primadona sapi potong di Indonesia karena mempunyai kemampuan reproduksi tinggi, serta dapat digunakan sebagai ternak kerja di sawah dan ladang, persentase karkas tinggi, daging tanpa lemak, heterosis positif tinggi pada persilangan, daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan persentase kelahiran dapat mencapai 80 persen (Yupardhi, 2009). Secara umum Sapi (sapi bali) diketahui sebagai reservoir utama dari Verocytotoxinproducing Escherichia coli O157, sekaligus sebagai sumber penularan utama ke manusia. Dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh Suardana et al., (2005) menggunakan uji
4 aglutinasi VTEC-RPLA pada feses sapi dan daging sapi berhasil mengidentifikasi terhadap ke-7 isolat E. coli O157:H7 (hasil isolasi dari 92 sampel feses sapi), dan 4 isolat asal daging sapi (hasil isolasi dari 89 sampel daging sapi), menunjukkan bahwa sebanyak 3 dari 7 isolat asal feses sapi (42,86%), dan 1 dari 4 isolat asal daging (25%) positif menghasilkan Shiga like toxin 1 (VT1). Dan 4 dari ke-7 isolat asal feses sapi (57,14%) dan 1 dari 4 isolat asal daging sapi (25%) positif menghasilkan Shiga like toxin 2 (VT2). 2.5 Kecamatan Kuta Selatan Kecamatan Kuta Selatan merupakan daerah perbukitan kapur dan dikelilingi pantai dengan luas mencapai 101,13 km 2.. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 28 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Kuta Selatan secara administratif terdiri dari 3 Desa dan 3 Kelurahan yaitu Desa Pecatu, Desa Ungasan, Desa Kutuh, Kelurahan Benoa, Kelurahan Tanjung Benoa dan Kelurahan Jimbaran. Seluruh desa berbatasan langsung dengan pantai yang difungsikan sebagai obyek wisata. Luas wilayah Kuta Selatan sekitar 24,16% dari luas Kabupaten Badung. Suhu udara di Kecamatan Kuta Selatan relatif panas karena terdapat banyak batu kapur dan suhu relatif di Kuta Selatan rata-rata mencapai 30 C (Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, 2013). Kecamatan Kuta Selatan merupakan salah satu tujuan para pendatang selain daerah lainnya di Kabupaten Badung, terlihat dari pertumbuhan penduduk yang dominan disebabkan oleh migrasi pendatang. Kecamatan Kuta Selatan mempunyai obyek wisata yang cukup terkenal di Badung seperti pantai. Wisatawan asing maupun lokal setiap tahunnya banyak yang datang, maka dari itu penelitian tentang deteksi gen stx 2 pada E. coli di Kecamatan Kuta Selatan perlu dilakukan mengingat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Hananto (2014), yang berhasil
5 mendeteksi positif E. coli O157:H7 sebagai agen zoonosis dari feses sapi bali di Kecamatan Kuta Selatan.
BAB I PENDAHULUAN. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Kuta Selatan sejak tahun 2013 masih mempunyai beberapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Kuta Selatan terletak di selatan Kabupaten Badung tepatnya pada 8º
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Geografis Kecamatan Kuta Selatan Kecamatan Kuta Selatan terletak di selatan Kabupaten Badung tepatnya pada 8º46 58.7 LS dan 115º05 00-115º10 41.3 BT, berada pada ketinggian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan. Bakteri Coliform adalah bakteri indikator
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Coliform Coliform merupakan bakteri yang memiki habitat normal di usus manusia dan juga hewan. Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daging bagi masyarakat (BSN, 2008). Daging sapi sebagai protein hewani adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi Bali merupakan salah satu dari beberapa bangsa sapi potong asli Indonesia yang memegang peranan cukup penting dalam penyediaan kebutuhan daging bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditularkan kepada manusia melalui makanan (Suardana dan Swacita, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Foodborne disease adalah penyakit yang ditularkan lewat makanan, dengan ciri berupa gangguan pada saluran pencernaan dengan gejala umum sakit perut, diare dan atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor Escherich pada tahun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Escherichia coli O157:H7 Bakteri Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor Escherich pada tahun 1885. Sebagian besar dari E. coli berada dalam saluran pencernaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta Selatan merupakan salah satu kecamatan yang berada di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecamatan Kuta Selatan merupakan salah satu kecamatan yang berada di Selatan Kabupaten Badung Provinsi Bali, tepatnya antara 8 o 46 58.7 LS dan 115 o 05 00 115 o 10
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kajian ilmiah terhadap kejadian penyakit yang disebabkan oleh agen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kajian ilmiah terhadap kejadian penyakit yang disebabkan oleh agen yang bersifat patogen merupakan prioritas utama untuk dilakukan pada bidang kesehatan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Escherichia coli adalah sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Escherichia coli Taksonomi Escherichia coli adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Familia Genus : Bacteria : Proteobacteria : Gamma Proteobacteria : Enterobacteriales
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Escherichia coli O157:H7 merupakan salah satu enterohaemorrhagic
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Escherichia coli O157:H7 merupakan salah satu enterohaemorrhagic Escherichia coli atau disebut EHEC yang dapat menyebabkan kematian pada manusia (Andriani, 2005; Todar,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi adalah hewan ternak yang merupakan famili Bovidae dari subfamili
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Sapi adalah hewan ternak yang merupakan famili Bovidae dari subfamili Bovinae. Sapi banyak dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bangsa ( breed) sapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus hewan dan manusia dengan ratusan strain yang berbeda, baik yang berbahaya maupun yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komoditas ternak yang memiliki potensi cukup besar sebagai penghasil daging
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi merupakan hewan berdarah panas yang berasal dari famili Bovidae. Sapi banyak dipelihara sebagai hewan ternak. Ternak sapi merupakan salah satu komoditas ternak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan keturunan asli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan keturunan asli banteng dan telah mengalami proses domestikasi. Sapi bali telah tersebar di seluruh wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit ternak di Indonesia dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit ternak di Indonesia dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya, bakteri, virus, dan parasit. Dari ketiga faktor tersebut
Lebih terperinciDETEKSI GEN STX-2 DARI Escherichia coli O157:H7 HASIL ISOLASI FESES SAPI BALI DI KECAMATAN KUTA SELATAN KABUPATEN BADUNG SKRIPSI
DETEKSI GEN STX-2 DARI Escherichia coli O157:H7 HASIL ISOLASI FESES SAPI BALI DI KECAMATAN KUTA SELATAN KABUPATEN BADUNG SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Escherichia coli yang merupakan salah satu bakteri patogen. Strain E. coli yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal dan usus pada manusia sangat erat kaitanya dengan bakteri Escherichia coli yang merupakan salah satu bakteri patogen. Strain E. coli yang bersifat zoonosis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Escherichia coli BAB II TINJAUAN PUSTAKA Escherichia coli merupakan bakteri komensal yang dapat bersifat patogen, bertindak sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas diseluruh dunia (Tenailon
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri yang termasuk dalam famili Enterobactericeae,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Coliform Coliform adalah bakteri yang termasuk dalam famili Enterobactericeae, dan terdiri dari empat genus yaitu: Citrobacter, Enterobacter, Escherichia dan Klebsiella.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergolong dalam filum Proteobacteria, kelas Gammaproteobacteria, ordo
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Escherichia coli Bakteri Escherichia coli dalam klasifikasi ilmiah adalah bakteri yang tergolong dalam filum Proteobacteria, kelas Gammaproteobacteria, ordo Enterobacteriales,
Lebih terperinciJurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Volume 4, No 2 : 21-27
Isolasi dan Identifikasi Eschericia coli O157:H7 dari Babi, Sapi dan Ayam yang Menunjukkan Gejala Diare (Isolation and Identification of Eschericia coli From Pig, Cattle and Chicken with Diarrhea) Elisabet
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki klorofil dengan ukuran rata-rata selnya 0,5-1 x 2-5 μm, memiliki bentuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Escherichia coli Bakteri merupakan organisme uniseluler, prokariotik, dan umumnya tidak memiliki klorofil dengan ukuran rata-rata selnya 0,5-1 x 2-5 μm, memiliki bentuk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan alami yang mempunyai nilai gizi tinggi dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi manusia. Pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan (foodborne illnesses) pada orang yang mengonsumsinya. Lebih dari 250
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling utama, sehingga pemenuhan konsumsi pangan yang cukup wajib diwujudkan. Selain segi kuantitas makanan, dari segi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x BAB
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Foodborne Disease
TINJAUAN PUSTAKA Foodborne Disease Foodborne disease adalah suatu penyakit ditimbulkan akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang tercemar. Foodborne disease disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil. Pengelolaan sapi perah rakyat pada kenyataannya masih bersifat tradisional.
BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Sebagian besar peternak sapi perah di Indonesia masih merupakan peternak kecil. Pengelolaan sapi perah rakyat pada kenyataannya masih bersifat tradisional. Cara beternak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
25 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel susu berasal dari 5 kabupaten yaitu Bogor, Bandung, Cianjur, Sumedang dan Tasikmalaya. Lima sampel kandang diambil dari setiap kabupaten sehingga jumlah keseluruhan sampel
Lebih terperinciABSTRACT Development Method of Detection Contaminant Bacterial Pathogen Escherichia coli in Milk with Real-Time Polymerase Chain Reaction (RTi- PCR)
ABSTRACT Development Method of Detection Contaminant Bacterial Pathogen Escherichia coli in Milk with Real-Time Polymerase Chain Reaction (RTi- PCR) By Amalia Masturotul M 09/283370/PA/12532 Detection
Lebih terperinciDeteksi Gen Shiga Like Toxin 1 isolat escherichia Coli O157:H7 Asal Sapi Bali di Kuta Selatan, Badung
Deteksi Gen Shiga Like Toxin 1 isolat escherichia Coli O157:H7 Asal Sapi Bali di Kuta Selatan, Badung (DETECTION OF GEN SHIGA LIKE TOXIN 1 ESCHERICHIA COLI O157:H7 ISOLAT FROM BALI CATTLE IN KUTA SELATAN,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Abiansemal adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Badung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Geografis Kecamatan Abiansemal adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Badung Utara, berbatasan dengan Kecamatan Petang disebelah Utara, Kabupaten Gianyar disebelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan pangan merupakan salah satu isu yang harus menjadi perhatian baik pemerintah maupun masyarakat. Pengolahan makanan yang tidak bersih dapat memicu terjadinya
Lebih terperinciDAMPAK VEROTOKSIGENIK DAN ENTEROHEMORAGIK Escherichia coli (VTEC DAN EHEC) PADA HEWAN, MANUSIA DAN MAKANAN
DAMPAK VEROTOKSIGENIK DAN ENTEROHEMORAGIK Escherichia coli (VTEC DAN EHEC) PADA HEWAN, MANUSIA DAN MAKANAN WIDODO SUWITO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, Jl. Rajawali No. 28 Demangan Baru,
Lebih terperinciESCHERICHIA COLI 0157 H:7 SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT ZOONOSIS
ESCHERICHIA COLI 0157 H:7 SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT ZOONOSIS ANDRIANI Balai Penelitian Veteriner Jl. R.E. Martadinata No. 30 Bogor 16114 ABSTRAK Escherichia coli O157 H:7 adalah salah satu bakteri pathogen
Lebih terperinciBAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI
BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI Di dalam Bab XII ini akan dibahas pengertian dan kegunaan teknik Reaksi Polimerisasi Berantai atau Polymerase Chain Reaction (PCR) serta komponen-komponen dan tahapan
Lebih terperinciPrevalensi Infeksi Escherichia coli O157:H7 pada Sapi Bali di Kecamatan Mengwi dan Kuta Selatan, Badung, Bali
Prevalensi Infeksi Escherichia coli O157:H7 pada Sapi Bali di Kecamatan Mengwi dan Kuta Selatan, Badung, Bali PREVALENCE OF ESCHERICHIA COLI O157:H7 IN BALI CATTLE AT MENGWI AND KUTA SELATAN DISTRICTS,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. feses lebih banyak dari biasanya yaitu biasanya lebih dari 200 g atau setara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare Diare adalah buang air besar (defekasi) yang ditandai dengan feses yang konsistensinya berbentuk cair atau setengah cair, biasanya kandungan air pada feses lebih banyak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. xvii
xvii TINJAUAN PUSTAKA Daging Ayam Karkas ayam adalah bobot tubuh ayam setelah dipotong dikurangi kepala, kaki, darah, bulu serta organ dalam. Persentase bagian yang dipisahkan sebelum menjadi karkas adalah
Lebih terperinciDeteksi Produksi Toksin Stx-1 dan Stx-2 dari Escherichia coli O157:H7 Isolat Lokal Hasil Isolasi Feses dan Daging Sapi
ISSN : 1411-8327 Deteksi Produksi Toksin Stx-1 dan Stx-2 dari Escherichia coli O157:H7 Isolat Lokal Hasil Isolasi Feses dan Daging Sapi (DETECTION OF STX-1 AND STX-2 TOXINS OF ESCHERICHIA COLI O157:H7
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ternak ruminansia khususnya sapi pada umumnya adalah bakteri yang berasal dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri dalam Saluran Pencernaan Sapi Mikroorganisme yang aktif di dalam saluran pencernaan bagian belakang ternak ruminansia khususnya sapi pada umumnya adalah bakteri yang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia serta negara-negara Asia lainnya berasal dari tumbuh-tumbuhan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan protein yang tinggi masyarakat Indonesia yang tidak disertai oleh kemampuan untuk pemenuhannya menjadi masalah bagi bangsa Indonesia. Harper dkk.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Escherichia coli merupakan salah satu anggota dari famili
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Escherichia coli Escherichia coli merupakan salah satu anggota dari famili Enterobacteriaceae. Penemu bakteri ini adalah Theodor Escherich pada tahun 1885. Klasifikasi bakteri
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Broiler atau ayam pedaging merupakan ternak yang efisien dalam
PENDAHULUAN Latar Belakang Broiler atau ayam pedaging merupakan ternak yang efisien dalam menghasilkan daging. Daging ayam merupakan jenis daging yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berbentuk coccus (Rosenkranz et al., 2001). Secara serologis, sampai saat ini
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Streptococcus suis termasuk bakteri gram positif, bersifat fakultatif anaerob dan berbentuk coccus (Rosenkranz et al., 2001). Secara serologis, sampai saat ini Streptococcus
Lebih terperinciVol 4 (4) Table of Contents. Home > Archives > Vol 4 (4) Articles
tiket kereta to ko bagus berita bola terkini anto n nb Ane ka Kreasi Resep Masakan Ind onesia resep m asakan menghilangkan jerawat villa di puncak recepten berita harian gam e online hp dijual windows
Lebih terperinciIsolasi dan Identifikasi Escherichia coli O157:H7 pada Feses Sapi di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung-Bali
Buletin Veteriner Udayana Volume 8 No. 1: 30-35 p-issn: 2085-2495; e-issn: 2477-2712 Pebruari 2016 Isolasi dan Identifikasi Escherichia coli O157:H7 pada Feses Sapi di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung-Bali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Sumber protein tersebut dapat berasal dari daging sapi,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Daging merupakan salah satu sumber protein yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Sumber protein tersebut dapat berasal dari daging sapi, kerbau, kuda, domba, kambing,
Lebih terperinciUji Kepekaan Escherichia coli O157:H7 Feses Sapi di Kecamatan Kuta Selatan Badung Bali Terhadap Antibiotik
Uji Kepekaan Escherichia coli O157:H7 Feses Sapi di Kecamatan Kuta Selatan Badung Bali Terhadap Antibiotik (SENSITIVITY TEST OF ESCHERICHIA COLI O157:H7 FECES CATTLE AT SOUTH KUTA DISTRICT BADUNG BALI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan bahan pokok yang penting dalam kehidupan manusia. Sebagai salah satu kebutuhan pokok, makanan dan minuman dibutuhkan manusia untuk hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar karena makanan adalah sumber energi manusia. Makanan yang dikonsumsi manusia mempunyai banyak jenis dan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RESIKO PENYEBARAN Escherichia coli O157:H7 PADA SAPI DI KECAMATAN KUTA SELATAN KABUPATEN BADUNG SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR RESIKO PENYEBARAN Escherichia coli O157:H7 PADA SAPI DI KECAMATAN KUTA SELATAN KABUPATEN BADUNG SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai Gelar
Lebih terperinciWedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang mempunyai keanekaragaman jenis budaya, adat istiadat dan seni, dilengkapi dengan pesona wisata alamnya yang sangat
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PENGESAHAN.. RIWAYAT HIDUP.. i ABSTRAK... ii ABSTRACT.. iii UCAPAN TERIMAKASIH. iv DAFTAR ISI....... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tentang pentingnya protein hewani untuk kesehatan tubuh berdampak pada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin meningkat serta kesadaran tentang pentingnya protein hewani untuk kesehatan tubuh berdampak pada peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perikanan pada posisi yang penting sehingga menyebabkan intensifikasi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil ikan yang cukup banyak, dilihat secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut. Potensi sumber
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
xxix HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel daging ayam beku yang diambil sebagai bahan penelitian berasal dari daerah DKI Jakarta sebanyak 16 sampel, 11 sampel dari Bekasi, 8 sampel dari Bogor, dan 18 sampel dari
Lebih terperinciDonna Mesina Rosadini Pasaribu
Tinjauan Pustaka Pendekatan Fenotipe dan Genotipe Sorbitol Fermentasi Shiga Toxin Strain Escherichia coli O157:H - untuk Diagnosis Mikrobiologi Hemorrhagic Colitis dan Hemolytic Uremic Syndrome Donna Mesina
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. penyingkiran susu, biaya perawatan dan pengobatan yang cukup tinggi, serta
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mastitis merupakan salah satu masalah yang paling sering ditemukan pada peternakan sapi perah di Indonesia. Kasus ini menyebabkan kerugian cukup besar yang berakibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari kelompok peternakan yakni Budiarso, 2001 Tingkat cemaran rata-rata Coliform yang mengkontaminasi susu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. tahun Sedangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 18 tahun
BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi rakyat Indonesia, pernyataan ini terdapat dalam UU pangan No. 7 tahun 1996. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu,
Lebih terperinciAnalisa Mikroorganisme
19 Analisa Mikroorganisme Pemeriksaan awal terhadap 36 sampel daging ayam dan 24 sampel daging sapi adalah pemeriksaan jumlah mikroorganisme. Hasil yang diperoleh untuk rataan jumlah mikroorganisme daging
Lebih terperinciREPLIKASI DAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
REPLIKASI DAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Debbie S. Retnoningrum Sekolah Farmasi, ITB Pustaka: 1. Glick, BR and JJ Pasternak, 2003, hal. 27-28; 110-120 2. Groves MJ, 2006, hal. 40 44 3. Brown TA, 2006,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI Escherichia coli O157:H7 DARI FESES AYAM DAN UJI PROFIL HEMOLISISNYA PADA MEDIA AGAR DARAH
ISSN : 1978-225X IDENTIFIKASI Escherichia coli O157:H7 DARI FESES AYAM DAN UJI PROFIL HEMOLISISNYA PADA MEDIA AGAR DARAH Identification of Escherichia coli O157:H7 from Chicken Feces and Test of Hemolytic
Lebih terperinciIdentifikasi Escherichia coli O157:H7 serta Deteksi Gen Shiga Like Toxin 1 dan 2 Asal Feses Hewan, Daging, dan Feses Manusia
Jurnal Veteriner Desember 2010 Vol. 11 No. 4 : 264-270 ISSN : 1411-8327 Identifikasi Escherichia coli O157:H7 serta Deteksi Gen Shiga Like Toxin 1 dan 2 Asal Feses Hewan, Daging, dan Feses Manusia (IDENTIFICATION
Lebih terperinciMetode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA
Metode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim adalah olahan dari bahan baku susu yang sedikit padat serta mempunyai rasa yang lezat karena berbagai campuran bahan dalam proses pembuatannya. Saat ini penyajian
Lebih terperinciIsolasi dan Identifikasi Escherichia Coli O157:H7 dada Sapi Bali Di Abiansemal, Badung, Bali
Isolasi dan Identifikasi Escherichia Coli O157:H7 dada Sapi Bali Di Abiansemal, Badung, Bali (ISOLATION AND IDENTIFICATION OF Escherichia coli O157:H7 ON BALI CATTLE AT ABIANSEMAL, BADUNG, BALI) Khamid
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus meningkat sehingga membutuhkan ketersediaan makanan yang memiliki gizi baik yang berasal
Lebih terperinciPRINSIP UMUM DAN PELAKSANAAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
Unitas, Vol. 9, No. 1, September 2000 - Pebruari 2001, 17-29 PRINSIP UMUM DAN PELAKSANAAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) [General Principles and Implementation of Polymerase Chain Reaction] Darmo Handoyo
Lebih terperinciBAKTERI YANG MENCEMARI SUSU SEGAR, SUSU PASTEURISASI DAN CARA PENGENDALIANNYA Oleh: Dewi Hernawati ABSTRAK
BAKTERI YANG MENCEMARI SUSU SEGAR, SUSU PASTEURISASI DAN CARA PENGENDALIANNYA Oleh: Dewi Hernawati ABSTRAK Minuman yang mempunyai gizi tinggi salah satunya adalah susu, namun susu ini sangat mudah terkontaminasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah
PENDAHULUAN Latar Belakang Canine Parvovirus merupakan penyakit viral infeksius yang bersifat akut dan fatal yang dapat menyerang anjing, baik anjing domestik, maupun anjing liar. Selama tiga dekade ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Newcastle disease (ND) merupakan penyakit viral disebabkan oleh Newcastle disease virus (NDV) yang sangat penting dan telah menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Morbiditas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu yang berasal dari dalam diri
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran terhadap peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam periode tertentu yang dapat diukur menggunakan instrumen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging adalah semua jaringan hewan, baik yang berupa daging dari karkas, organ, dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak menimbulkan gangguan
Lebih terperinciPertanyaan Diskusi Patogenesis Mikroba & Imunologi
Pertanyaan Diskusi Patogenesis Mikroba & Imunologi Ratna Nindyarani 10407011 Fida Farhana 10407021 Andriani Oktadianti 10407022 Desy Suryani H 10407024 Arkasha 10407026 Waode Nurzara 10407030 Siti Amalia
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun Jumlah (ekor) Frekuensi
PENDAHULUAN Latar Belakang Keanekaragaman sumber daya hayati merupakan modal dasar dan faktor dominan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional. Seiring dengan perkembangan ekonomi, perdagangan dan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. domestikasi dari banteng (Bibos banteng). Karakteristik dari sapi bali bila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi bali merupakan sapi asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng). Karakteristik dari sapi bali bila dibedakan dengan sapi lainnya
Lebih terperinciCOXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( )
COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI (078114113) KLASIFIKASI ILMIAH Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Gamma Proteobacteria Order : Legionellales Family : Coxiellaceae Genus :
Lebih terperinciURAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan
URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan sekuen non kode (sekuen yang tidak mengalami sintesis
Lebih terperinciPrevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung
Prevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung THE PREVALENCE OF TREMATODES IN BALI CATTLE BREEDERS REARED IN THE SOBANGAN VILLAGE, MENGWI
Lebih terperinciIsolasi dan Identifikasi Escherichia coli O157:H7 pada Sapi Bali di Kuta Selatan, Badung, Bali
Isolasi dan Identifikasi Escherichia coli O157:H7 pada Sapi Bali di Kuta Selatan, Badung, Bali (ISOLATION AND IDENTIFICATION OF ESCHERICHIA COLIO157:H7 IN BALI CATTLES AT THE KUTA SELATAN, BADUNG, BALI)
Lebih terperinciProses Penyakit Menular
Proses Penyakit Menular Bagaimana penyakit berkembang? Spektrum penyakit Penyakit Subklinis (secara klinis tidak tampak) Terinfeksi tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit; biasanya terjadi perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan manusia. Selain penganekaragaman sumber pangan, daging juga dapat menimbulkan
Lebih terperinciDeteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya
Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya Detection of Antibody Against Avian Influenza Virus on Native Chickens in Local Farmer of Palangka
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk yang pesat, membaiknya keadaan ekonomi dan meningkatnya kesadaran masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman (Undang-
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tempat Penjualan Daging Ayam Sampel daging ayam yang diteliti diperoleh dari pasar-pasar di Kota Tangerang Selatan. Selama pengambilan kuisioner terdapat 24 pedagang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai salmonellosis. Habitat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakteri Salmonella sp merupakan mikrobia patogen penyebab sakit perut yang dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai salmonellosis. Habitat alami Salmonella sp adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi)(santoso et al.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi)(santoso et al. 2004). Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain itu, Pulau Bali juga terkenal dengan kulinernya yang sangat khas. Makanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang dikenal dengan sebutan Pulau Dewata. Bali merupakan daerah tujuan wisata yang terkenal di dunia. Pulau Bali
Lebih terperinciARTIKEL ASLI. DETEKSI BAKTERI Escherichia coli SEROTIPE O157 PADA DAGING BABI DARI PEDAGANG DAGING BABI DI KOTA DENPASAR ABSTRAK
ARTIKEL ASLI DETEKSI BAKTERI Escherichia coli SEROTIPE O157 PADA DAGING BABI DARI PEDAGANG DAGING BABI DI KOTA DENPASAR Made Agus Hendrayana, Komang Januartha Putra Pinatih, Amy Yelly Bagian/SMF.Mikrobiologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap kualitas pangan yang akan dikonsumsi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Produksi susu segar dalam negeri hanya mampu
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan susu Nasional dari tahun ke tahun terus meningkat disebabkan karena peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Produksi susu segar dalam negeri hanya mampu memenuhi 20
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. protein hewani oleh manusia. Komponen-komponen penting dalam susu adalah
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Susu telah dikonsumsi sejak zaman dahulu menjadi bahan pangan sumber protein hewani oleh manusia. Komponen-komponen penting dalam susu adalah protein, lemak, vitamin, mineral,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikembangbiakkan dengan tujuan utama untuk menghasilkan daging. Menurut
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Babi domestik (Sus scrofa) merupakan hewan ternak yang dikembangbiakkan dengan tujuan utama untuk menghasilkan daging. Menurut Sihombing (2006), daging babi sangat digemari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Escherichia coli adalah sebagai berikut (6):
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Escherichia coli Taksonomi Escherichia coli adalah sebagai berikut (6): Kingdom Divisio Classis Ordo Familia Genus Spesies : Bacteria : Proteobacteria : Gammaproteobacteria :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini merupakan indikator kualitas air karena keberadaannya menunjukan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Bakteri
Lebih terperinci