ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA"

Transkripsi

1

2

3

4 ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA Imam Kholiq Universitas Wijaya Putra kholiqimam@gmail.com ABSTRAK Proyek pembuatan Plan atau Pressure Vessel (Tanki Tanki Bertekanan) merupakan kegiatan yang hanya satu kali terjadi, berjangka waktu pendek, dan melibatkan proses pengolahan sumber daya. Sering sekali dijumpai pada proyek proyek PT. MECO INOXPRIMA terjadinya cost overruns, dimana akan berpengaruh terhadap keberhasilan dari proyek - proyek PT. MECO INOXPRIMA. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor faktor yang mempengaruhi cost overruns pada proyek proyek di PT. MECO INOXPRIMA dan faktor faktor yang mempengaruhi cost overruns yang dominan. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuisioner yang disebarkan kepada para manajer proyek sebagai responden. Pertanyaan yang diajukan merupakan indikator indikator cost overruns yang terdiri dari 71 variabel dan jawaban responden berupa tingkat persetujuan yang diukur dengan skala Likert. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Kata kunci : cost overruns, manajer proyek, analisis deskriptif ABSTRACT Plants or pressure vessel project is an activity that only happens one time, short-term, and involves the process of processing resources. Often found in the occurrence of cost overruns of PT. MECO INOXPRIMA projects, which will affect the success of PT. MECO INOXPRIMA projects. This study aims to examine the factors PT. MECO INOXPRIMA that affect the cost overruns on PT. MECO INOXPRIMA projects and factors that affect the dominant cost overruns. This research was conducted by collecting data through questionnaires distributed to project managers as respondents. The question posed is an indicator of cost overruns which consists of 71 variables and respondents' answers in the form of approval levels as measured by the Likert scale. The research method used is descriptive analysis. Keywords: cost overruns, project managers, descriptive analysis

5 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Meco Inoxprima adalah sebagai Bengkel Fabrikasi terbesar di Indonesia dimana proyeknya banyak dan dipercaya perusahaan besar sebagai pemesannya.dilakukan investor swasta maupun pemerintah. Dengan pesatnya pembangunan tersebut maka menimbulkan sebuah pertanyaan apakah dunia konstruksi yang akan dibangun dapat menimbulkan resiko yang berpengaruh tehadap biaya? Mengingat penentuan biaya suatu proyek melibatkan rangkaian dan gabungan pihak-pihak terkait dan merupakan hal yang terpenting di suatu proyek sesuai dengan yang diharapkan semua pihak agar pada setiap penyelesaian proyek bisa dicapai sesuai dengan spesifikasi, di dalam jadwal yang ditentukan dan di dalam rencana anggaran biaya yang ditetapkan. Penanganan suatu proyek yang buruk dapat menyebabkan terjadinya cost overruns bahkan dari peneliti terdahulu disebutkan bahwa delapan dari sepuluh proyek mengalami cost overruns (Kharbanda, 1980). Berdasarkan uraian diatas maka penelitian mengenai faktor faktor yang mempengaruhi cost overruns pada proyek konstruksi dapat membantu meminimalkan terjadinya cost overruns. 1.2 Perumusan masalah Yang akan dijadikan penelitian adalah : 1. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi cost overruns (Pembengkaan Biaya) pada proyek konstruksi di Bengkel Fabrikasi PT. Meco Inoxprima? 2. Faktor factor dominan apakah yang mempengaruhi cost overruns (pembengkaan biaya) pada Proyek di Bengkel Fabrikasi PT. Meco Inoxprima? 1.3 Tujuan penelitian Yang dilakukan adalah untuk : 1. Untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi cost overruns pada di Bengkel Fabrikasi PT. Meco Inoxprima. 2. Untuk mengetahui faktor faktor dominan yang mempengaruhi cost overruns pada di Bengkel Fabrikasi PT. Meco Inoxprima. 1.4 Target Penelitian Target yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini antara lain 1. Memperjelas factor-faktor yang mempengaruhi cost overruns pada proyek proyek di Bengkel Fabrikasi PT. Meco Inoxprima. 2. Menekan cost overruns pada proyek proyek di Bengkel Fabrikasi PT. Meco Inoxprima. 3. Menghasilkan sebuah artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal nasional yang terakrediasi. 1.5 Luaran dan Kontribusi Penelitian 1. Menghasilkan sebuah artikel ilmiah yang diseminarkan dalam seminar nasional Tenik Industri & Tenik Mesin. 2. Menghasilkan sebuah artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional ter akrediasi. 3. Pengayakan buku ajar Mata Kuliah Manjemen Proyek. 2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembekakan Biaya (cost overrun) Jika biaya yang dikeluarkan sebenarnya melebihi jumlah yang diperkirakan maka dikatakan terjadi pembengkakan (cost overruns). Semakin besar ukuran proyek semakin besar potensi terjadi pembengkakan biaya. Ada beberapa sebab mengapa biaya proyek bisa membengkak : 1. Informasi yang kurang akurat dan tidak pasti.

6 2. Perubahan Desain ( Perencanaan ) 3. Faktor Sosial Ekonomi. 4. Jenis Kontrak Proyek dll. 3.METODE PENELITIAN Tahapan tahapan dalam penelitian digambarkan pada diagram alir di bawah ini. RUMUSAN MASALAH 1. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi cost overruns pada proyek PT. MECO INOXPRIMA? 2. Faktor faktor dominan apakah yang mempengaruhi cost overruns pada proyek di Bengkel Fabrikasi PT.MECO INOXPRIMA? Tidak Valid & Realibel Kajian Artikel Ilmiah Identifikasi Variabel 1.Variabel tergantung. 2.Variabel tidak tergantung. Penentuan Sampel & Pengumpulan Data Kusioner Uji Validitas & Uji Realibilitas Data Valid & Realibel analisa deskriptif yang diujikan Uji Hipotesa Analisa & Pembahasan Kesimpulan dan Saran Gambar Diagram Alir Tahapan penelitian 3.1 METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang bersifat mengidentifikasi faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya overrun biaya pada proyek konstruksi PT.MECO INOXORIMA berdasarkan persepsi atau opini dari kontraktor sebagai pelaksana proyek konstruksi.pengumpulan data diperoleh melalui data primer berupa wawancara dan distribusi kuesioner dan data sekunder. Metode pengambilan sampel adalah penarikan sampel acak sederhana (simple random sampling) dengan populasi terbatas yaitu Fabrikator PT.MECO INOXPRIMA. Untuk memudahkan dalam melakukan pengolahan data secara matematis maka dilakukan pemberian kode pada jawaban responden. Hal ini diperlukan untuk mengubah opini secara kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif. Pemberian kode menggunakan skala Likert (skala sikap) yang diungkapkan dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju dengan skor 1 sampai 5. Data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisa statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS. Identifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya overrunbiaya pada proyek konstruksi gedung berdasarkan studi literatur dapat dilihat pada tabel Hasil dan Pembahasan 4.1 Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan kuesioner mampu mengukur apa yang hendak diukur dengan analisa teknik korelasi Product Moment (r), hasil pengujian dianggap valid apabila: (Nurgiyantoro, 2002) - valid jika r r kritis (α : 1%/5%) - tidak valid jika r r kritis (α : 1%/5%)

7 Dari uji validitas didapatkan nilai r tabel (0,497) untuk tingkat signifkansi (α) 5% dengan 16 sampel. Berdasarkan hal tersebut terdapat 4 variabel pertanyaan penyebab overrun biaya proyek konstruksi yang dianggap tidak valid yaitu tingginya frekuensi perubahan pelaksanaan, terjadi perbedaan/perselisihan pada proyek, terlambat/kekurangan bahan/material waktu pelaksanaan dan produksi material di luar lokasi proyek. Keempat variabel tersebut tidak diikutkan dalam analisa selanjutnya. Tabel 1. Faktor-faktor Penyebab terjadinya Overrun Biaya pada Proyek Fabrikasi No Indikator cost overruns Terjadi penahanan pembayaran oleh owner karena tidak puas terhadap produk yang dihasilkan 1 kontraktor 2 Pengulangan pekerjaan karena mutu yang jelek 3 Sistem pembayaran termin yang tidak jelas Perencanaan dan spesifikasi material yang tidak 4 jelas Adanya pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat oleh pihak pihak terkait 5 dengan proyek 6 Metode konstruksi/ teknik pelaksanaan yang salah Kualitas tenaga kerja yang rendah dalam 7 mengerjakan aktivitas proyek Perbedaan kondisi lapangan yang berbeda dari yang tertulis dari dokumen kontrak yang dapat 8 menyebabkan cost overruns 9 Keadaan keuangan kontraktor yang kurang sehat Kerusakan yang terjadi pada lingkungan proyek (jalan karena sering dilalui alat berat, bangunan 10 sekitar akibat pemancangan) Keterlambatan pembayaran dari pihak owner ke 11 kontraktor sampai akhir proyek Antara kontraktor dan supplier tidak ada kordinasi dan komunikasi sehingga menyebabkan 12 keterlambatan material Jumlah personil yang terlatih dan berpengalaman 13 sangat minim Pengembang yang tidak berpengalaman (lambat dalam mengambil keputusan terhadap masalah 14 yang ada) Tidak adanya target kapan proyek akan selesai oleh kontraktor Syarat syarat dalam dokumen kontrak yang tidak jelas (syarat bahan, mutu, dan produk yang dihasilkan) 17 Manajer proyek yang kurang cakap Adanya keluhan dari pemakai karena adanya cacat 18 produk pada masa pemeliharaan Kesalahan pekerjaan yang tidak dibetulkan oleh kontraktor yang mengakibatkan gagalnya 19 penyerahan produk Adanya klaim dari pengembang karena produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan mutu yang 20 diharapkan 21 Ketidak tepatan estimasi harga material Gambar rencana proyek yang kurang lengkap dan 22 tidak jelas Penanganan keberadaan dan kuantitas dari 23 material yang tidak direncanakan dengan baik Ketidaktepatan estimasi harga sewa/ pembelian 24 peralatan Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk 25 material Tidak adanya kerjasama yang cukup baik antara pengembang, kontraktor, dan sub kontraktor 26 karena satu pihak Penyediaan utility dilapangan yang kurang (tenaga listrik, air, bahan bakar) yang dapat menyebabkan 27 keterlambatan proyek Tidak lengkapnya ijin pelaksanaan mendirikan 28 bangunan sesuai dengan undang undang Perencanaan penyediaan sumber daya manusia 29 untuk tiap kegiatan proyek yang tidak sesuai Sasaran dan pengarahan proyek yang tidak jelas 30 dari pimpinan proyek Pembayaran dari pihak user kepada pengembang / owner yang terlambat sehingga mempengaruhi pembayaran termin dari owner/ pengembang ke 31 kontraktor Tidak adanya pembagian tugas yang jelas dalam 32 team proyek 33 Prasarana transportasi yang kurang memadai Penyerahan hasil fisik proyek dari kontraktor ke owner/pengembang yang terlambat karena proses 34 pengerjaan yang sulit Penyerahan hasil fisik proyek dari kontraktor ke 35 pengembang yang terlambat 36 Kurangnya motivasi dan komitmen untuk

8 melaksanakan tujuan akhir proyek Pengaturan mobilisasi tenaga kerja di lapangan 37 yang tidak baik Penanganan keberadaan dan kualitas dari 38 peralatan yang tidak direncanakan dengan baik Koordinasi komunikasi yang kurang antara kontraktor dan sub kontraktor terkait dengan pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan 39 spesifikasi Tidak memperhitungkan faktor resiko pada lokasi 40 proyek dan konstruksi Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk 41 peralatan 42 Ketidaktepatan perencanaan upah tenaga kerja Organisasi kerja yang tidak efisien, dimana jalur perintah yang bersifat tidak langsung dan sangat 43 panjang Adanya persaingan yang tidak sehat yang terjadi antar kontraktor (pemajakan tenaga kerja, niat buruk terhadap produk yang dihasilkan 44 kontraktor, dll) Lamanya ijin yang dikeluarkan pemerintah 45 mengenai pembukaan lahan Sistem arbritase (penyelesaian pertikaian) yang tidak diatur menurut hukum sehingga 46 membutuhkan waktu yang lama Klaim karena adanya perubahan peraturan yang langsung mempengaruhi atau menaikkan biaya 47 proyek Informasi proyek yang tidak lengkap (lokasi, 48 akses,dll) Perencanaan pengaturan keuangan yang tidak 49 direncanakan dari awal Material yang akan digunakan sulit untuk didapat/ 50 diperoleh Keterbatasan waktu untuk mengestimasi biaya dan 51 waktu proyek 52 Tidak adanya project statistic report Adanya unsure kesengajaan dari owner untuk 53 melambatkan pembayaran kepada kontraktor Lingkungan makro ekonomis (pertumbuhan ekonomi,inflasi, suku bunga bank, nilai tukar mata 54 uang) yang tidak stabil Perencanaan akses system informasi proyek yang 55 kurang sempurna Tidak adanya perbaikan terhadap perencanaan 56 jadwal yang telah dibuat No Indikator cost overruns Kesengajaan supplier dalam pengiriman material 57 yang tidak sesuai dengan kuantitas dan kualitas Terjadi kendala pada waktu uji coba instalasi 58 pada waktu penyerahan Jenis peralatan yang digunakan tidak sesuai 59 dengan karakteristik proyek Respon dari masyarakat sekitar yang kurang 60 mendukung dengan adanya proyek Terhambatnya pinjaman kredit dari bank ke 61 kontraktor Kontraktor lambat dalam persiapan administrasi 62 penagihan Kekeliruan pemakaian bahan yang digunakan 63 untuk finishing 64 Biaya transportasi peralatan yang tinggi Kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada 65 pekerja, pengunjung, atau anggota masyarakat Undang undang tenaga kerja yang tidak diperhatikan (upah, keselamatan tenaga kerja) 66 yang dapat menyebabkan pemogokan Permintaan pasar yang sangat besar yang membuat owner memperketat masa kerja 67 kontraktor Adanya perselisihan di dalam proyek yang dapat 68 membuat proyek terhenti Pengenalan dan pemahaman akan tujuan proyek yang diberikan pada personil proyek sangat 69 rendah 70 Dana dari pengembang yang tidak cukup 71 Lingkungan sosial politik yang tidak stabil Tabel 2. Urutan Nilai Rata Rata (Mean) Variabel yang Mempengaruhi Cost Overruns Proyek No Indikator cost overruns Mean 1 Terjadi penahanan pembayaran oleh owner karena tidak puas terhadap produk yang dihasilkan kontraktor Pengulangan pekerjaan karena mutu yang jelek Sistem pembayaran termin yang tidak jelas Perencanaan dan spesifikasi material yang tidak jelas Adanya pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat oleh pihak pihak terkait dengan proyek 3.67

9 6 Metode konstruksi/ teknik pelaksanaan yang salah Kualitas tenaga kerja yang rendah dalam mengerjakan aktivitas proyek Perbedaan kondisi lapangan yang berbeda dari yang tertulis dari dokumen kontrak yang dapat menyebabkan cost overruns Keadaan keuangan kontraktor yang kurang sehat Kerusakan yang terjadi pada lingkungan proyek (jalan karena sering dilalui alat berat, bangunan sekitar akibat pemancangan) Keterlambatan pembayaran dari pihak owner ke kontraktor sampai akhir proyek Antara kontraktor dan supplier tidak ada kordinasi dan komunikasi sehingga menyebabkan keterlambatan material Jumlah personil yang terlatih dan berpengalaman sangat minim Pengembang yang tidak berpengalaman (lambat dalam mengambil keputusan terhadap masalah yang ada) Tidak adanya target kapan proyek akan selesai oleh kontraktor Syarat syarat dalam dokumen kontrak yang tidak jelas (syarat bahan, mutu, dan produk yang dihasilkan) Manajer proyek yang kurang cakap Adanya keluhan dari pemakai karena adanya cacat produk pada masa pemeliharaan Kesalahan pekerjaan yang tidak dibetulkan oleh kontraktor yang mengakibatkan gagalnya penyerahan produk Adanya klaim dari pengembang karena produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan mutu yang diharapkan Ketidak tepatan estimasi harga material Gambar rencana proyek yang kurang lengkap dan tidak jelas Penanganan keberadaan dan kuantitas dari material yang tidak direncanakan dengan baik Ketidaktepatan estimasi harga sewa/ pembelian peralatan 3.43 Tabel 2. Urutan Nilai Rata Rata (Mean) Variabel yang Mempengaruhi Cost Overruns Proyek Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk material 3.43 Tidak adanya kerjasama yang cukup baik antara pengembang, kontraktor, dan sub kontraktor karena satu pihak Penyediaan utility dilapangan yang kurang (tenaga listrik, air, bahan bakar) yang dapat menyebabkan keterlambatan proyek Tidak lengkapnya ijin pelaksanaan mendirikan bangunan sesuai dengan undang undang Perencanaan penyediaan sumber daya manusia untuk tiap kegiatan proyek yang tidak sesuai Sasaran dan pengarahan proyek yang tidak jelas dari pimpinan proyek Pembayaran dari pihak user kepada pengembang / owner yang terlambat sehingga mempengaruhi pembayaran termin dari owner/ pengembang ke kontraktor Tidak adanya pembagian tugas yang jelas dalam team proyek Prasarana transportasi yang kurang memadai Penyerahan hasil fisik proyek dari kontraktor ke owner/pengembang yang terlambat karena proses pengerjaan yang sulit Penyerahan hasil fisik proyek dari kontraktor ke pengembang yang terlambat Kurangnya motivasi dan komitmen untuk melaksanakan tujuan akhir proyek Pengaturan mobilisasi tenaga kerja di lapangan yang tidak baik Penanganan keberadaan dan kualitas dari peralatan yang tidak direncanakan dengan baik Koordinasi komunikasi yang kurang antara kontraktor dan sub kontraktor terkait dengan pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan spesifikasi 3.33 Tidak memperhitungkan faktor resiko pada lokasi 40 proyek dan konstruksi 3.3 Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk 41 peralatan Ketidaktepatan perencanaan upah tenaga kerja Organisasi kerja yang tidak efisien, dimana jalur perintah yang bersifat tidak langsung dan sangat panjang 3.27 Adanya persaingan yang tidak sehat yang terjadi antar kontraktor (pemajakan tenaga kerja, niat buruk terhadap produk yang dihkontraktor, dll) 3.27 Lamanya ijin yang dikeluarkan pemerintah mengenai pembukaan lahan 3.27 Sistem arbritase (penyelesaian pertikaian) yang tidak diatur menurut hukum sehingga membutuhkan waktu yang lama Klaim karena adanya perubahan peraturan yang langsung mempengaruhi atau menaikkan biaya proyek Informasi proyek yang tidak lengkap (lokasi, 3.27

10 akses,dll) 49 Perencanaan pengaturan keuangan yang tidak direncanakan dari awal Material yang akan digunakan sulit untuk didapat/ diperoleh Keterbatasan waktu untuk mengestimasi biaya dan waktu proyek Tidak adanya project statistic report Adanya unsure kesengajaan dari owner untuk melambatkan pembayaran kepada kontraktor Lingkungan makro ekonomis (pertumbuhan ekonomi,inflasi, suku bunga bank, nilai tukar mata uang) yang tidak stabil Perencanaan akses system informasi proyek yang kurang sempurna Tidak adanya perbaikan terhadap perencanaan jadwal yang telah dibuat 3.17 Tabel 2. Urutan Nilai Rata Rata (Mean) Variabel yang Mempengaruhi Cost Overruns Proyek No Indikator cost overruns Mean 57 Kesengajaan supplier dalam pengiriman material yang tidak sesuai dengan kuantitas dan kualitas Terjadi kendala pada waktu uji coba instalasi pada waktu penyerahan Jenis peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik proyek Respon dari masyarakat sekitar yang kurang mendukung dengan adanya proyek Terhambatnya pinjaman kredit dari bank ke kontraktor Kontraktor lambat dalam persiapan administrasi penagihan Kekeliruan pemakaian bahan yang digunakan untuk finishing Biaya transportasi peralatan yang tinggi Kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada pekerja, pengunjung, atau anggota masyarakat Undang undang tenaga kerja yang tidak diperhatikan (upah, keselamatan tenaga kerja) yang dapat menyebabkan pemogokan Permintaan pasar yang sangat besar yang membuat owner memperketat masa kerja kontraktor Adanya perselisihan di dalam proyek yang dapat membuat proyek terhenti Pengenalan dan pemahaman akan tujuan proyek yang diberikan pada personil proyek sangat rendah 3 70 Dana dari pengembang yang tidak cukup 3 71 Lingkungan sosial politik yang tidak stabil Uji Reliabilitas Reliabilitas (reliability, keterpercayaan) menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah teknik konsistensi internal dengan metode stabilitas alpha Cronbach menggunakan koefisien reliabilitas r. Hasil pengujian dianggap reliabel apabila: (Nurgiyantoro, 2002) - Reliabel jika r > 0,6 - Tidak Reliabel jika r <0,6 Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS diperoleh nilai r antara 0,6004 sampai 0,8969, terlihat bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,6 (r > 0,6) yang berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan tentang penyebab overrun biaya proyek konstruksi adalah reliabel (andal). 4.3 Analisa deskriptif Analisa statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata hasil skala variabel kuesioner. Nilai rata-rata antara 1 sampai 5, dengan derajat kepentingan sangat tidak setuju (1) sampai sangat setuju (5). Hasil perhitungan berdasarkan tingkat rataratanya dapat dilihat pada tabel 2. Dari hasil nilai rata-rata, maka dapat dinterpretasikan bahwa faktor faktor yang menyebabkan terjadinya overrun (pembengkakan) biaya pada proyek konstruksi gedung berdasarkan persepsi atau opini dari perusahaan kontraktor golongan M(menengah) yang paling mendominasi disebabkan oleh faktor: 1.Manajer proyek yang kurang cakap

11 2. Kualitas tenaga kerja yang rendah dalam mengerjakan aktivitas proyek 3.Faktor Sosial Ekonomi. 4.Jenis Kontrak Proyek dll. 5. Pengendalian biaya yang buruk di lapangan. 6. Ketidak tepatan estimasi biaya. 7. Adanya kebijaksanaan keuangan yang baru dari pemerintah. Tabel 3.Nilai rata-rata penyebab overruns A1 Manajer proyek yang kurang cakap 3.5 A2 A3 A4 A5 Metode konstruksi/ teknik pelaksanaan yang salah Perencanaan dan spesifikasi material yang tidak jelas penahanan pembayaran oleh owner karena tidak puas terhadap produk yang dihasilkan kontraktor Sistem pembayaran termin yang tidak jelas A6 Perbedaan kondisi lapangan yang berbeda dari yang tertulis dari dokumen kontrak yang dapat menyebabkan cost overruns A7 Kesalahan pekerjaan yang tidak dibetulkan oleh kontraktor yang mengakibatkan gagalnya penyerahan produk A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 Gambar 1. Grafik Nilai Rata-rata Analisa deskriptif yang diujikan terhadap 71 variabel (Lampiran 1). Data yang diperoleh berupa kuisioner dari 30 respon terdiri dari para manajer proyek dengan skala pengukuran menggunakan skala Likert untuk mengukur tingkat persetujuan responden. Populasi dalam penelitian ini adalah para manajer di Bengkel Fabrikasi PT. MECO INOXPRIMA. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik sampel non probability atau non random sampling yaitu pengambilan sampel dimana probabilitas masingmasing anggota populasi tidak diketahui (Kuncoro, 2009). Selanjutnya non random sampling yang dipilih adalah jenis purposive sampling, yaitu sampel yang diambil karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki tujuan tertentu yang diperlukan bagi penelitiannya. Berdasarkan hasil perhitungan data infinitif, sampel yang diperlukan sebanyak 96 responden. Namun karena keterbatasan waktu maka sampel yang diperoleh sebanyak 30 responden. Jumlah ini masih memenuhi persyaratan sampel minimal, karena untuk sampel besar, jumlah minimum sampel direncanakan sebanyak 30 responden Analisa data penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden, maka diperoleh data mengenai tingkat persetujuan responden terhadap variabel cost overruns yang disebutkan dalam kuisioner. Selanjutnya data tingkat persetujuan responden tersebut diurutkan berdasarkan nilai rata-rata (mean) mulai dari terbesar sampai terkecil serta nilai standar deviasi mulai dari terkecil sampai terbesar. Nilai rata-rata (mean) menunjukkan jumlah rata-rata nilai yang diperoleh dari keseluruhan nilai responden dibandingkan jumlah keseluruhan

12 responden. Semakin besar nilai rata-rata (mean) berarti semakin besar pula nilai persetujuan, demikian sebaliknya semakin kecil nilai rata-rata (mean) berarti semakin kecil nilai persetujuan responden. Sedangkan standar deviasi menunjukkan tingkat kesepakatan seluruh responden terhadap nilai rata-rata variabel. Semakin rendah nilai standar deviasi berarti semakin tinggi kesepakatan responden terhadap nilai rata-rata variabel, sebaliknya semakin besar nilai standar deviasi menunjukkan semakin kecil kesepakatan responden terhadap nilai rata-rata variabel tersebut. Pada tabel dibawah diketahui bahwa urutan masing-masing variabel berdasarkan nilai rata-rata (mean) dan urutan masing-masing variabel berdasarkan standar deviasi hampir seluruhnya berbeda Tabel 3. Urutan Standar Deviasi Variabel yang Mempengaruhi Cost Overruns Proyek Std. Deviation No Indikator cost overruns Pengenalan dan pemahaman akan tujuan proyek yang diberikan pada personil proyek sangat rendah Prasarana transportasi yang kurang memadai Penyerahan hasil fisik proyek dari kontraktor ke pengembang yang terlambat Biaya transportasi peralatan yang tinggi Tidak adanya perbaikan terhadap perencanaan jadwal yang telah dibuat Penyediaan utility dilapangan yang kurang (tenaga listrik, air, bahan bakar) yang dapat menyebabkan keterlambatan 6 proyek Terjadi penahanan pembayaran oleh owner karena tidak puas terhadap produk yang dihasilkan 7 kontraktor Ketidak tepatan estimasi harga material Adanya keluhan dari pemakai karena adanya cacat 9 produk pada masa pemeliharaan Kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada 10 pekerja, pengunjung, atau anggota masyarakat Koordinasi komunikasi yang kurang antara kontraktor dan sub kontraktor terkait dengan 11 pemakaian bahan yang tidak Menghitung nilai t dengan rumus: XH= Rata-rata skor pada kelompok tinggi XL= Rata-rata skor pada kelompok rendah SH 2 = Varian distribusi jawaban pada kelompok tinggi SL 2 = Varian distribusi jawaban pada kelompok rendah nh= Jumlah subyek pada kelompok tinggi nl= Jumlah subyek pada kelompok rendah sesuai dengan spesifikasi Kurangnya motivasi dan komitmen untuk melaksanakan tujuan akhir proyek Perencanaan pengaturan keuangan yang tidak direncanakan dari awal Tidak adanya target kapan proyek akan selesai oleh kontraktor Tabel 3. Urutan Standar Deviasi Variabel yang Mempengaruhi Cost Overruns Proyek Std. Deviation No Indikator cost overruns Terjadi kendala pada waktu uji coba instalasi pada 15 waktu penyerahan Lingkungan makro ekonomis (pertumbuhan ekonomi,inflasi, suku bunga bank, nilai tukar mata 16 uang) yang tidak stabil Tidak adanya project statistic report = Perbedaan kondisi lapangan yang berbeda dari yang tertulis dari dokumen kontrak yang dapat menyebabkan cost - overruns Penyerahan hasil fisik proyek dari kontraktor ke owner/pengembang yang terlambat karena proses pengerjaan yang sulit

13 20 Kualitas tenaga kerja yang rendah dalam mengerjakan aktivitas proyek Sasaran dan pengarahan proyek yang tidak jelas dari pimpinan proyek Tidak lengkapnya ijin pelaksanaan mendirikan bangunan sesuai dengan undang undang Pengembang yang tidak berpengalaman (lambat dalam mengambil keputusan terhadap masalah yang ada) Lingkungan sosial politik yang tidak stabil Sistem arbritase (penyelesaian pertikaian) yang tidak diatur menurut hukum sehingga membutuhkan waktu yang lama Undang undang tenaga kerja yang tidak diperhatikan (upah, keselamatan tenaga kerja) yang dapat menyebabkan pemogokan 27 Klaim karena adanya perubahan peraturan yang langsung mempengaruhi atau menaikkan biaya proyek Perencanaan akses system informasi proyek yang kurang sempurna Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk peralatan Terhambatnya pinjaman kredit dari bank ke kontraktor Material yang akan digunakan sulit untuk didapat/ diperoleh Kerusakan yang terjadi pada lingkungan proyek (jalan karena sering dilalui alat berat, bangunan sekitar akibat pemancangan) Ketidaktepatan estimasi harga sewa/ pembelian peralatan Adanya klaim dari pengembang karena produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan mutu yang diharapkan Penanganan keberadaan dan kualitas dari peralatan yang tidak direncanakan dengan baik Kontraktor lambat dalam persiapan administrasi penagihan Metode konstruksi/ teknik pelaksanaan yang salah Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk material Jenis peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik proyek Syarat syarat dalam dokumen kontrak yang tidak jelas (syarat bahan, mutu, dan produk yang dihasilkan) Sistem pembayaran termin yang tidak jelas Tidak memperhitungkan faktor resiko pada lokasi proyek dan konstruksi Adanya pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat oleh pihak pihak terkait dengan proyek Respon dari masyarakat sekitar yang kurang mendukung dengan adanya proyek Jumlah personil yang terlatih dan berpengalaman sangat minim Adanya persaingan yang tidak sehat yang terjadi antar kontraktor (pemajakan tenaga kerja, niat buruk terhadap produk yang dihasilkan kontraktor, dll) Perencanaan dan spesifikasi material yang tidak jelas Keterbatasan waktu untuk mengestimasi biaya dan waktu proyek Tabel 3. Urutan Standar Deviasi Variabel yang Mempengaruhi Cost Overruns Proyek No Std. Deviation Indikator cost overruns Adanya unsure kesengajaan dari owner untuk melambatkan pembayaran kepada kontraktor Penanganan keberadaan dan kuantitas dari material yang tidak direncanakan dengan baik Organisasi kerja yang tidak efisien, dimana jalur perintah yang bersifat tidak langsung dan sangat panjang Pengaturan mobilisasi tenaga kerja di lapangan yang tidak baik Permintaan pasar yang sangat besar yang membuat owner memperketat masa kerja kontraktor Tidak adanya pembagian tugas yang jelas dalam team proyek Perencanaan penyediaan sumber daya manusia untuk tiap kegiatan proyek yang tidak sesuai Keadaan keuangan kontraktor yang kurang sehat Antara kontraktor dan supplier tidak ada kordinasi dan komunikasi sehingga menyebabkan keterlambatan material Keterlambatan pembayaran dari pihak owner ke kontraktor sampai akhir proyek Gambar rencana proyek yang kurang lengkap dan tidak jelas Manajer proyek yang kurang cakap Lamanya ijin yang dikeluarkan pemerintah 61 mengenai pembukaan lahan Dana dari pengembang yang tidak cukup 1.174

14 Pembayaran dari pihak user kepada pengembang / owner yang terlambat sehingga mempengaruhi 63 pembayaran dari owner ke kontraktor Pengulangan pekerjaan karena mutu yang jelek Informasi proyek yang tidak lengkap (lokasi, akses,dll) Kekeliruan pemakaian bahan yang digunakan untuk finishing Adanya perselisihan di dalam proyek yang dapat membuat proyek terhenti Kesalahan pekerjaan yang tidak dibetulkan oleh kontraktor yang mengakibatkan gagalnya penyerahan produk Kesengajaan supplier dalam pengiriman material yang tidak sesuai dengan kuantitas dan kualitas Tidak adanya kerjasama yang cukup baik antara pengembang, kontraktor, dan sub kontraktor karena satu pihak atau 70 lebih hanya memikirkan keuntungan pribadi Ketidaktepatan perencanaan upah tenaga kerja Hasil analisis deskriptif terhadap keseluruhan responden menunjukkan bahwa variabel terjadi penahanan pembayaran oleh owner karena tidak puas terhadap produk yang dihasilkan kontraktor mempunyai nilai rata rata (mean) pada urutan pertama sebesar 3,77 artinya nilai persetujuan total yang dipilih responden dibandingkan jumlah responden menghasilkan nilaipaling besar dibandingkan variabel yang lain. Sedangkan tingkat kesepakatan respondenterhadap tingkat persetujuan rata rata ditunjukkan oleh variabel pengenalan dan pemahaman akan tujuan proyek yang diberikan pada personil proyek sangat rendah yang berada pada urutan pertama dengan nilai standar deviasi paling kecil sebesar 0,788. Setelah dilakukan analisis nilai rata rata (mean) dan nilai standar deviasi, selanjutnya dilakukan pemetaan (plotting) dalam diagram kartesius dengan sumbu x menunjukkan nilai rata rata (mean) dan sumbu y menunjukkan nilai standar deviasi. Diagram kartesius tersebut dibagi menjadi 4 kuadran, dengan batas sumbu x pada nilai 3,35 dan sumbu y pada nilai 1,06. Adapun penentuan batas tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Sumbu x Sumbu y Variabel Nilai rata rata Standar deviasi Total nilai variabel 237,60 75,55 Total variabel Gran Mean 3,35 1,06 Berdasarkan hasil pemetaan maka secara keseluruhan urutan variabel yang mempengaruhi cost overruns proyek adalah sebagai berikut : SD No Variabel Mean Kuadran 1 Ketidaktepatan estimasi harga material 3,47 0,94 2 Tidak adanya target kapan proyek akan selesai oleh kontraktor 3,53 0,97 3 Kurangnya motivasi dan komitmen untuk melaksanakan tujuan akhir proyek 3,37 0,96 4 Ketidaktepatan estimasi harga sewa/ pembelian peralatan 3,43 1,04 5 Kualitas tenaga kerja yang rendah dalam mengerjakan aktivitas proyek 3,63 1,00 6 Pengembang yang tidak berpengalaman (lambat dalam mengambil keputusan 3,57 1,01 terhadap masalah yang ada) 7 Sasaran dan pengarahan proyek yang tidak jelas dari pimpinan proyek 3,40 1,00 8 Perbedaan kondisi lapangan yang berbeda dari yang tertulis dari dokumen kontrak 3,63 1,00 yang dapat menyebabkan cost overruns 9 Kerusakan yang terjadi pada lingkungan proyek (jalan karena sering dilalui alat Berat 3,60 1,04 10 Penyediaan utility dilapangan yang kurang (tenaga listrik, air, bahan bakar) yang 3,40 0,93 dapat menyebabkan keterlambatan proyek) Berdasarkan hasil pemetaan maka secara keseluruhan urutan variabel yang mempengaruhi cost overruns proyek

15 PT.MECO INOXPRIMA adalah sebagai berikut : No Variabel Mean SD Kuadran 1 Ketidaktepatan estimasi harga material 3,47 0,94 I 2 Tidak adanya target kapan proyek akan selesai oleh kontraktor 3,53 0,97 3 Kurangnya motivasi dan komitmen untuk melaksanakan tujuan akhir proyek 3,37 0,96 4 Ketidaktepatan estimasi harga sewa/ pembelian peralatan 3,43 1,04 5 Kualitas tenaga kerja yang rendah dalam mengerjakan aktivitas proyek 3,63 1,00 6 Pengembang yang tidak berpengalaman (lambat dalam mengambil keputusan 3,57 1,01 terhadap masalah yang ada) 7 Sasaran dan pengarahan proyek yang tidak jelas dari pimpinan proyek 3,40 1,00 8 Perbedaan kondisi lapangan yang berbeda dari yang tertulis dari dokumen kontrak 3,63 1,00 yang dapat menyebabkan cost overruns 9 Kerusakan yang terjadi pada lingkungan proyek (jalan karena sering dilalui alat 3,60 1,04 berat, bangunan sekitar akibat pemancangan) 10 Penyediaan utility dilapangan yang kurang (tenaga listrik, air, bahan bakar) yang 3,40 0,93 dapat menyebabkan keterlambatan proyek) 11 Prasarana transportasi yang kurang memadai 3,37 0,87 I 12 Tidak lengkapnya ijin pelaksanaan mendirikan bangunan sesuai dengan undang 3,40 1,00 undang 13 Adanya klaim dari pengembang karena produk yang dihasilkan tidak sesuai 3,47 1,04 dengan mutu yang diharapkan 14 Adanya keluhan dari pemakai karena adanya cacat produk pada masa 3,50 0,94 pemeliharaan 15 Terjadi penahanan pembayaran oleh owner karena tidak puas terhadap 3,77 0,94 I produk yang dihasilkan kontraktor 16 Penyerahan hasil fisik proyek dari kontraktor ke pengembang yang terlambat krn 3,37 1,00 proses pengerjaan yg sulit. 17 Penyerahan hasil fisik proyek dari kontraktor ke pengembang yang terlambat 3,37 0,89 18 Perencanaan dan spesifikasi material yang tidak jelas. 3,67 1,12 II 19 Penanganan keberadaan dan kualitas dari peralatan yang tidak direncanakan 3,43 1,14 dengan baik. 20 Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk material 3,43 1,07 21 Gambar rencana proyek yang kurang lengkap dan tidak jelas 3,50 1,17 22 Syarat syarat dalam dokumen kontrak yang tidak jelas (syarat bahan, mutu, dan 3,40 1,07 produk yang dihasilkan) 23 Perencanaan penyediaan sumber daya manusia untuk tiap kegiatan proyek yang 3,60 1,16 tidak sesuai 24 Keadaan keuangan kontraktor yang kurang sehat 3,50 1,16 25 Manajer proyek yang kurang cakap 3,63 1,17 26 Jumlah personil yang terlatih dan berpengalaman sangat minim 3,37 1,10 27 Pengulangan pekerjaan karena mutu yang jelek 3,37 1,19 28 Metode konstruksi/ teknik pelaksanaan yang salah 3,60 1,07 29 Pengaturan mobilisasi tenaga kerja di lapangan yang tidak baik 3,40 1,16 30 Tidak adanya pembagian tugas yang jelas dalam team proyek 3,60 1,16 Antara kontraktor dan supplier tidak ada kordinasi dan komunikasi sehingga menyebabkan keterlambatan material 31 Tidak adanya kerjasama yang cukup baik antara pengembang, kontraktor, dan sub 3,40 1,16 kontraktor karena satu pihak atau lebih hanya memikirkan keuntungan pribadi 32 Adanya pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat oleh pihak 3,67 1,16 pihak terkait dengan proyek 33 Sistem pembayaran termin yang tidak jelas 3,75 1,08 34 Keterlambatan pembayaran dari pihak owner ke kontraktor sampai akhir proyek 3,60 1,16 35 Pembayaran dari pihak user kepada pengembang / owner yang terlambat sehingga 3,40 1,19

16 mempengaruhi pembayaran dari owner ke kontraktor 36 Kesalahan pekerjaan yang tidak dibetulkan oleh kontraktor yang mengakibatkan 3,50 1,16 gagalnya penyerahan produk 37 Informasi proyek yang tidak lengkap (lokasi, akses,dll) 3,27 1,20 38 Organisasi kerja yang tidak efisien, dimana jalur perintah yang bersifat tidak 3,27 1,14 III langsung dan sangat panjang 39 Permintaan pasar yang sangat besar yang membuat owner memperketat masa 3,03 1,14 kerja kontraktor 40 Keterbatasan waktu untuk mengestimasi biaya dan waktu proyek 3,20 1,13 41 Ketidaktepatan perencanaan upah tenaga kerja 3,27 1,26 42 Jenis peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik proyek 3,13 1,07 43 Dana dari pengembang yang tidak cukup 3,00 1,17 44 Adanya persaingan yang tidak sehat yang terjadi antar kontraktor (pemajakan 3,27 1,07 tenaga kerja, niat buruk terhadap produk yang dihasilkan kontraktor, dll) 45 Kesengajaan supplier dalam pengiriman material yang tidak sesuai dengan 3,27 1,17 kuantitas dan kualitas 46 Adanya perselisihan di dalam proyek yang dapat membuat proyek terhenti 3,17 1,23 47 Respon dari masyarakat sekitar yang kurang mendukung dengan adanya proyek 3,03 1,22 Lamanya ijin yang dikeluarkan pemerintah mengenai pembukaan lahan 48 Adanya unsur kesengajaan dari owner untuk melambatkan pembayaran kepada 3,27 1,09 kontraktor 49 Kekeliruan pemakaian bahan yang digunakan untuk finishing 3,27 1,17 50 Tidak memperhitungkan faktor resiko pada lokasi proyek dan konstruksi 3,27 1,13 51 Material yang akan digunakan sulit untuk didapat/ diperoleh 3,20 1,21 III 52 Perencanaan akses system informasi proyek yang kurang sempurna 3,17 1,09 53 Pengenalan dan pemahaman akan tujuan proyek yang diberikan pada personil 3,00 1,03 IV proyek sangat rendah 54 Penanganan keberadaan dan kualitas 3,33 1,02 dari peralatan yang tidak direncanakan dengan baik 55 Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk peralatan 3,30 0,79 56 Perencanaan pengaturan keuangan yang tidak direncanakan dari awal 3,23 1,06 57 Terhambatnya pinjaman kredit dari bank ke kontraktor 3,10 1,02 58 Tidak adanya perbaikan terhadap perencanaan jadwal yang telah dibuat 3,17 0,97 59 Tidak adanya project statistic report 3,20 1,03 60 Biaya transportasi peralatan yang tinggi 3,07 0,91 61 Kontraktor lambat dalam persiapan administrasi penagihan 3,10 1,00 62 Koordinasi komunikasi yang kurang antara kontraktor dan sub kontraktor terkait 3,33 0,91 63 dengan pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan spesifikasi 3,17 1,06 64 Lingkungan makro ekonomis (pertumbuhan ekonomi,inflasi, suku bunga bank, 2,93 0,96 65 nilai tukar mata uang) yang tidak stabil 3,07 0,99 66 Lingkungan sosial politik yang tidak stabil 3,27 1,01 67 Kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada pekerja, pengunjung, atau anggota 3,07 0,94 masyarakat 68 Sistem arbritase (penyelesaian pertikaian) yang tidak diatur menurut hukum 3,27 1,01 sehingga membutuhkan waktu yang lama) 69 Undang undang tenaga kerja yang tidak diperhatikan (upah, keselamatan tenaga 3,17 1,01 kerja) yang dapat menyebabkan pemogokan) 70 Klaim karena adanya perubahan peraturan yang langsung mempengaruhi atau 3,27 1,01 menaikkan biaya proyek 71 Terjadi kendala pada waktu uji coba instalasi pada waktu penyerahan 3,17 0,99 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden, maka diperoleh hasil penyebab terjadinya cost

17 overruns dengan tingkat kesetujuan maksimum yang merupakan penyebab yang sangat menentukan adalah variabel variabel yang termasuk dalam kuadran I (berdasarkan pada hasil pemetaan pada diagram kartesius), dimana ada 17 variabel. Dan faktor penyebab yang paling DAFTAR PUSTAKA Kuncoro, M., (2009), Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?, Edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta Soeharto, I.,(1995), Manajemen Proyek, Dari Konseptual Sampai Operasional, Penerbit Erlangga, Jakarta dominan yang mempengaruhi cost overruns pada proyek adalah : variabel terjadi penahanan pembayaran oleh owner karena tidak puas terhadap produk yang dihasilkan kontraktor mempunyai nilai rata rata (mean) pada urutan pertama sebesar 3,77 Ika Oktavia, Alex Gunawan (2002), Studi Tentang Analisa Pembengkakan Biaya dan Waktu Pada Proyek Konstruksi Real Estate. Skripsi U.K. Petra Surabaya Budi Santosa,Manajemen Proyek penerbit Guna Widya.

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING THE COST OVERRUNS ON CONSTRUCTION PROJECTS IN SURABAYA Ari Swezni, Retno

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian studi Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Cost Overrun Pada Proyek Konstruksi di Yogyakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB III...19 RENCANA KEGIATAN...19

BAB III...19 RENCANA KEGIATAN...19 DAFTAR ISI ABSTRAK... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA. Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA. Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK Pekerja merupakan salah satu elemen dominan dalam sebuah proyek.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang harus dicapai dengan beberapa spesifikasi tertentu, memiliki awal dan akhir, dengan keterbatasan sumber

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI Yeltsin C. Dapu A.K.T. Dundu, Ronny Walangitan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: yeltsindapu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBENGKAKAN BIAYA PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA CIREBON

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBENGKAKAN BIAYA PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA CIREBON FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBENGKAKAN BIAYA PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA CIREBON Bukhori Fakultas Teknik, Universitas Swadaya Gunung Jati Email Korespondensi : bukhoricrb@gmail.com Abstrak Kota

Lebih terperinci

lanjut. Ada enam bagian penting yang harus diperhatikan dalam proyek

lanjut. Ada enam bagian penting yang harus diperhatikan dalam proyek BABIV LANDASAN TEORI 4.1 Cost Control (Pengendalian Biaya) 4.1.1. Pengertian co/rfroz/pengendalian Dalam suatu kegiatan proyek konstruksi harus selalu ada pengontrolan baik pengendalian dalam biaya, waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan alur pemikiran yang ditempuh dalam menentukan analisis metode dari penelitian ini. Untuk mendapat data di dalam penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU TABRANI 1 Arifal Hidayat, MT 2 dan Anton Ariyanto, M.Eng 2 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Sang Hyang Seri (Persero) Regional Manajer I Sukamandi di Sukamandi, Kabupaten Subang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan pembangunan di segala bidang yang saat ini masih terus giat dilaksanakan. Kegiatan konstruksi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMBENGKAKAN BIAYA (COST OVERRUN) PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA AMBON

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMBENGKAKAN BIAYA (COST OVERRUN) PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA AMBON ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMBENGKAKAN BIAYA (COST OVERRUN) PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA AMBON Tonny Sahusilawane 1), Mohammad Bisri 2), Arif Rachmansyah 3) 1) Politeknik Negeri

Lebih terperinci

Kata kunci : Perubahan biaya, Faktor, Regresi, Korelasi

Kata kunci : Perubahan biaya, Faktor, Regresi, Korelasi ABSTRAK Pelaksanaan proyek konstruksi tidak luput dari masalah-masalah yang harus dihadapi, salah satunya adalah perubahan biaya. Perubahan biaya pelaksanaan proyek terhadap perubahan rencana anggaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan sekitar satu bulan dari tanggal 13 Oktober sampai 14 November 2014. Dengan obyek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan 46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan kerja a. Faktor

Lebih terperinci

PANDANGAN KONTRAKTOR MENGENAI SUMBER DAYA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN ROKAN HULU

PANDANGAN KONTRAKTOR MENGENAI SUMBER DAYA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN ROKAN HULU PANDANGAN KONTRAKTOR MENGENAI SUMBER DAYA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN ROKAN HULU Hendra (1) Arifal Hidayat, ST,MT (2) Arie Syahruddin S, ST (2) Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Jenis Penelitian Objek dari penelitian ini adalah Produk Kredit Pegawai pada Bank Lampung dengan subjek yang dipilih adalah nasabah Kredit Pegawai pada Bank

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknik sipil mengalami kemajuan, baik ditinjau dari segi mutu, bahan, struktur

BAB I PENDAHULUAN. teknik sipil mengalami kemajuan, baik ditinjau dari segi mutu, bahan, struktur BAB 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini dilakukan untuk melaksanakan analisis factor penyebab terjadinya pembengkakan biaya upah tenaga kerja pada proyek, dalam bab pertama ini akan dibahas

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA Bagus Prasetyo Budi 3108100042 Dosen Pembimbing Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan studi kasus pada salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh Takenaka Total J.O. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif - Kualitatif Individu Pelanggan Bengkel T-2 Deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pemilihan Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian yang dipilih oleh penulis adalah pelayanan yang telah dihasilkan oleh PT. Asahi Kemas Utama. Sedangkan obyek yang dipilih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran KOGUPE SMAN 46 Jakarta merupakan koperasi konsumen di kawasan Jakarta Selatan yang bergerak di bidang usaha pertokoan dan simpan pinjam. Dalam upaya memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang akan digunakan dalam penelitian adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat descriptive research. Descriptive Research bertujuan menguji hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

Risiko Yang Mempengaruhi Public Private Partnership Pada Proyek Pembangunan Pasar di Surabaya. Carla Widha P

Risiko Yang Mempengaruhi Public Private Partnership Pada Proyek Pembangunan Pasar di Surabaya. Carla Widha P Risiko Yang Mempengaruhi Public Private Partnership Pada Proyek Pembangunan Pasar di Surabaya Carla Widha P. 3109203010 Latar Belakang Permumusan, Manfaat dan Tujuan Penelitian Perumusan Masalah 1. Risiko

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut

III. METODOLOGI PENELITIAN. explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut tingkat

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR

FAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR FAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR YUNI SARTIKA (1) ARIFAL HIDAYAT, MT (2) ARIE SYAHRUDDIN S, ST (2) Program Studi

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. Penelitian ini adalah hasil studi dari sejumlah responden yang

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. Penelitian ini adalah hasil studi dari sejumlah responden yang BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.. Kesimpulan Penelitian ini adalah hasil studi dari sejumlah responden yang berkedudukan sebagai kontraktor dan konsultan yang berada di daerah DKI Jakarta. Sesuai dengan hasil

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS PELAKSANAAN PROYEK DERMAGA MILIK PEMERINTAH DI SULAWESI UTARA

ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS PELAKSANAAN PROYEK DERMAGA MILIK PEMERINTAH DI SULAWESI UTARA ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS PELAKSANAAN PROYEK DERMAGA MILIK PEMERINTAH DI SULAWESI UTARA Mayggie R. Bedje Staf Kantor Pusat Unsrat B.F. Sompie, H. Tarore Dosen Pascasarjana Teknik Sipil Unsrat

Lebih terperinci

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi 3106 100

Lebih terperinci

dan untuk owner yang menjadi rangking pertama adalah: kurangnya kontrol

dan untuk owner yang menjadi rangking pertama adalah: kurangnya kontrol BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Cost Overruns pada Proyek Berdasarkan Uji Konkordansi Kendall Pada setiap proyek terdapat beberapa faktor terlibat, sehingga menyebabkan terjadinya cost overruns. Pada tahap pekerjaan

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo ( PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (3107.203.002) 1. Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak perhatian bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek konstruksi Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Pada pembahasan bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang akan digunakan sebagai bagian dari desain penelitian. Metode penelitian bertujuan menentukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yakni suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

Kata kunci: Proyek Konstruksi, Kontraktual, Pemberdayaan Masyarakat, Faktor Penting, Faktor Dominan, Palangka Raya

Kata kunci: Proyek Konstruksi, Kontraktual, Pemberdayaan Masyarakat, Faktor Penting, Faktor Dominan, Palangka Raya PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 180 ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI KONTRAKTUAL DENGAN PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Oleh: Rissa Angguna 1), Lendra 2), dan Veronika Happy P

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN. dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN. dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN 3.1 Objek Penelitian Objek Penelitian adalah proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi objek di dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau BAB IV ANALISA DATA IV.1. Uji Validitas Validitas dan reliabilitas merupakan poin penting dalam sebuah analisa data. Hal itu dilakukan untuk menguji apakah suatu alat ukur atau instrumen penelitian (dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Riset Tujuan. Metode. Penelitian. T2 Kualitatif Survei Individu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Riset Tujuan. Metode. Penelitian. T2 Kualitatif Survei Individu BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain Riset Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizone T1 Kualitatif Survei Individu Cross sectional T2 Kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan yang dilakukan dalam tahap kegiatan penelitian ini adalah studi literatur. Studi literatur yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hal-hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG M. Rizal 1, Wahju Herijanto 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tahap Penelitian Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu pemetaan kompetensi dan analisis kebutuhan pelatihan. Dua tahap ini merupakan satu rangkaian yang tidak dipisahkan,

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Neril Harnanik Yuniati, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Proyek Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 Metodologi Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1 Desain Penelitian Disain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kausal (causal study), yang merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Untuk membatasi permasalahan dan penelitian maka ditetapkan jenis dan lokasi penelitian yang akan dilakukan. 1. Jenis Penelitian Berdasarkan perumusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepat terhadap suatu persoalan dan obyek yang diteliti, yaitu strategi konsultan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepat terhadap suatu persoalan dan obyek yang diteliti, yaitu strategi konsultan BAB III METODOLOGI PENELITIAN III. 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan desain pendekatan survei. Survei yakni pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Tinjauan Umum Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan kajian pustaka berbagai sumber yang berkaitan dengan manajemen konstruksi, khususnya mengenai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. mengetahui pengaruh literasi keuangan yang mempengaruhi terciptanya

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. mengetahui pengaruh literasi keuangan yang mempengaruhi terciptanya BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Subyek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah responden yang merupakan keluarga di wilayah Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Disesuaikan dengan tujuan penelitian, desain penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Disesuaikan dengan tujuan penelitian, desain penelitian yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Disesuaikan dengan tujuan penelitian, desain penelitian yang digunakan tujuan pertama, untuk mengetahui kondisi pemasaran CV Anugrah Putra Marco Abunawas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Keberadaan manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dan lembaga dalam mengelola, mengatur, mengurus, dan menggunakan sumber daya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Skema bagan alir dalam tahapan penelitian kajian tentang manajemen kualitas dengan kegagalan kosntruksi dapat dilihat pada gambar skema di bawah ini :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 19 ayat 1, yang dimaksud perguruan tinggi adalah merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah mencakup program pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Jl. Setia Budi Komplek Pertokoan Setia Budi Center No.12 Medan

BAB III METODE PENELITIAN. di Jl. Setia Budi Komplek Pertokoan Setia Budi Center No.12 Medan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Alur Penelitian Mulai Studi Pustaka Idenifikasi Masalah Pengumpulan Data Data Primer (Data Kuesioner) Data Responden Persepsi Pelanggan Harapan Pelanggan Data Skunder:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegagalan pada Proyek Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kausalitas, yang mana digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kausalitas, yang mana digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kausalitas, yang mana digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel X (Tangible, Reliability, Responsiveness,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja 20 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu. Cara

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu. Cara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu. Cara untuk menguji

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini memaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Metode yang digunakan dimulai dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Agar penelitian dapat dijalankan sesuai dengan yang diharapkan, maka

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Agar penelitian dapat dijalankan sesuai dengan yang diharapkan, maka BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Agar penelitian dapat dijalankan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlunya diadakan desain penelitian. Desain yang akan dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA TUGAS AKHIR RC 091380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA RENDY KURNIA DEWANTA NRP 3106100038 DOSEN PEMBIMBING M. Arif Rohman, ST., MSc Ir. I Putu Artama Wiguna, MT.,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono, (2008:75) Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2009 di PT. Samawood Utama Works Industries, Medan-Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Metode. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Metode. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Jenis Metode Unit Analisa Time Horizon Penelitaian Penelitian T-1 Korelatif Survey Individu-Karyawan Cross Sectional T-

Lebih terperinci

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3 PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3 ABSTRAK : Pada proyek konstruksi yang berfokus pada bangunan high-rise, atau dengan

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Penilaian Citra Perusahaan Oleh Konsumen Pada

Lebih terperinci

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 % BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk menentukan besar variasi variasi pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN)

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) Irianto 1, Didik S. S. Mabui 2 1,2 Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset kausal. Riset kausal merupakan riset yang memiliki tujuan utama membuktikan hubungan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian, sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Jenis dan Metode Penelitian Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengidentifikasi suatu masalah atau fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Suatu penelitian dianggap baik apabila didasari oleh suatu metode penelitian yang tepat. Metode pada dasarnya mempunyai arti suatu cara yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perwalian terhadap kepuasan pengguna dengan menggunakan metode Webqual

BAB III METODE PENELITIAN. perwalian terhadap kepuasan pengguna dengan menggunakan metode Webqual BAB III METODE PENELITIAN Tahapan Penelitian Terdapat empat tahapan penelitian pada analisis pengaruh kualitas Website perwalian terhadap kepuasan pengguna dengan menggunakan metode Webqual 4.0, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian kuantitatif adalah sebuah metodologi yang menggunakan cara pengukuran berdasarkan variabel yang ada. Metode ini adalah metode ilmu

Lebih terperinci