BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. 3.1 Gambaran Umum Universitas Tarumanagara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. 3.1 Gambaran Umum Universitas Tarumanagara"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Universitas Tarumanagara Pemikiran pertama untuk mendirikan suatu perguruan tinggi dicetuskan pada tahun 1957 oleh sekelompok sosiawan di lingkungan Perhimpunan Sosial Candra Naya yang pada waktu itu masih bernama Sin Ming Hui. Atas prakarsa Drs. Kwee Hwat Djien, pada tanggal 18 Juni 1959, mereka menyepakati untuk mendirikan suatu yayasan yang diberi nama Yayasan Tarumanagara yang kemudian dikukuhkan berdirinya melalui Akte Notaris E. Pondaag nomor 54 tanggal 11 September Tarumanagara sebagai nama yayasan dan kemudian nama universitas diusulkan oleh P.K. Ojong, SH pada rapat yayasan tanggal 3 Juli Usul itu didukung oleh Moh. Said. Nama Tarumanagara diambil dari nama kerajaan yang pernah berdiri di daerah yang kini menjadi Jawa Barat. Pada abad keenam, di bawah pemerintahan Raja Purnawarman, kerajaan Tarumanagara mengalami masa jayanya. Kerajaan ini meninggalkan beberapa prasasti yang tersebar di daerah Jawa Barat sekarang termasuk di Jakarta, di antaranya prasasti Ciaruteun yang terletak di lokasi pertemuan sungai Ciaruteun dan sungai Cisadane di daerah Bogor. Di samping badan hukum Sin Ming Hui, beberapa nama berikut termasuk pula sebagai pendiri yayasan ini. Mereka adalah Drs. Kwee Hwat Djien (H.K. Santoso), Mr. Auw Jong Peng Koen (P.K. Ojong), Drs. Oey Kwie Tek (Hendra Darmawan), Lim Toan Lok (Johannes Soewandi), Khoe Woen Sioe, Mr. Drs. Go Tie Siem, Dr. Liem Tjien Kiat (Eddy L. Waworuntu), Drs. Lo Kiem Tjing, Drs.Lim Tjoeng Sen (Lutiarso Senoaji), Drs. Tjhio Jan Seng (Hadi Suryanto), R. 25

2 26 Supangat Prawirokoesoemo, SH, Lim Tjong Tong, Oey Kim Sen, Go King Liong, Tjioe Bok San, dan Gan Hok Lin, SH (Ganis Suryahudaya). Setelah Yayasan Tarumanagara berdiri maka disusunlah pengurus yayasan yang pertama dengan formasi sebagai berikut: Ketua Drs. Kwee Hwat Djien (H.K. Santoso), Wakil ketua R. Supangat Prawirokoesoemo, SH, Drs. Lo Kiem Tjing, Penulis Drs. Domingus Sakarias Matakupan, Wakil penulis Drs. Kho Han Tiong (A. Kahono), Bendahara Hazil Tanzil, Wakil bendahara Drs. Tjhio Jan Seng (Hadi Suryanto), Para pembantu Mr. Auw Jong Peng Koen (P.K.Ojong), Mr. Drs. Go Tie Siem, Go King Liong, Oey Kim Sen R.M., Padmo Sumasto, SH, Lie Beng Giok (L.B.G. Surjadinata). Maksud dan tujuan pendirian yayasan ini adalah "mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan dalam masyarakat dengan berpedoman pada pembentukan manusia Indonesia yang pandai dan berbudi luhur". Sebagai usaha pertama, pada tanggal 15 Oktober 1959 bertempat di gedung Candra Naya, Jalan Gajah Mada nomor 188, yayasan mendirikan Perguruan Tinggi Ekonomi Tarumanagara, Jurusan Ekonomi Perusahaan. Perguruan Tinggi ini dipimpin oleh Drs. Kho Oen Bik sebagai Dekan dan Drs. Lo Kiem Tjing sebagai Wakil Dekan. Kemudian pada tanggal 3 Februari 1960 rapat dilanjutkan dengan membahas rencana pendidikan sekolah kejuruan teknik. Sebagai tindak lanjut dari pembahasan ini, pada tanggal 24 Oktober 1960, Ir. Ong Tjing Jong ditunjuk untuk membentuk sebuah panitia persiapan pendirian sekolah teknik. Hasil kerja panitia ini dibahas dalam rapat yayasan tanggal 7 September 1962 dan rapat memutuskan untuk mendirikan Sekolah Kejuruan Teknik Arsitektur dengan pimpinan Ir. Hadmadi sebagai ketua dan Ir. W. Pragantha sebagai sekretaris. Pada saat peresmian tanggal 1 Oktober 1962, sekolah ini dijadikan

3 27 Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur. Fakultas ini merupakan salah satu Jurusan Teknik Arsitektur swasta yang tertua di Indonesia. Sebagai konsekuensi perjuangan mahasiswa untuk menumbangkan Orde Lama dan untuk menegakkan Orde Baru, perkuliahanperkuliahan tidak berjalan menurut rencana dan jadwal, bahkan Fakultas Bahasa-bahasa Modern, Jurusan Bahasa Inggris terpaksa ditutup dan mahasiswanya dengan rasa berat disalurkan ke Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Bagi Universitas Tarumanagara, tahun 1967 merupakan tahun awal kebangkitannya kembali. Pada tahun itu diresmikan penggunaan kampus Jalan S. Parman dengan suatu upacara yang cukup meriah menurut skala perkembangan pada waktu itu. Untuk pertama kali kegiatan di Untar diliput oleh TVRI dan disiarkan keesokan harinya. Patut dicatat bahwa yang mewakili Gubernur DKI adalah Wakil Gubernur Bapak Dr. R. Soewondo, yang kemudian pada tahun 1974 menjabat sebagai Ketua Yayasan Tarumanagara. Pada tahun akademik 1994/1995, dibuka pula dua fakultas baru di lingkungan Universitas Tarumanagara. Fakultas tersebut adalah Fakultas Psikologi dan Fakultas Seni Rupa dan Desain. Disusul kemudian Fakultas Teknologi Informasi yang telah dibuka sebelumnya sebagai Program Studi Teknik Informatika pada tahun akademik 1992/1993. Dengan demikian pada saat ini Universitas Tarumanagara mengelola tujuh fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Fakultas Teknologi Informasi; serta tiga Program Magister yaitu Program Magister Ilmu Hukum, Program Magister Teknik Sipil, dan Program Magister Manajemen.

4 28 Bagi Universitas Tarumanagara, tahun 1967 merupakan tahun awal kebangkitan kembali. Pada tahun itu, diresmikan penggunaan kampus di jalan Letjen. S.Parman. Pada waktu itu fakultas, jurusan, dan program studi dikonsolidasikan. Kecuali Fakultas Bahasa-Bahasa Modern yang tidak berhasil bangkit kembali, fakultas lainnya dapat bertahan dan dikonsolidasikan. Fakultas Ekonomi yang berdiri sejak tahun 1959 dalam bentuk perguruan tinggi ekonomi memiliki Jurusan Ekonomi Perusahaan. Jurusan ini kemudian berubah nama menjadi Jurusan Manajemen dengan Program Studi S1 Manajemen. Dan pada tahun 1972, fakultas ini membuka Jurusan Akuntansi dengan Program Studi S1 Akuntansi. Fakultas Hukum yang berdiri sejak tahun 1962 tetap bertahan dan kemudian mengelola Program Studi S1 Ilmu Hukum dengan lima program kekhususan berupa hubungan sesama anggota masyarakat, kegiatan bisnis, pencegahan dan penanggulangan kejahatan, hubungan transnasional, dan hubungan negara dan masyarakat. Fakultas Teknik yang dimulai dari Jurusan Arsitektur dengan Program Studi S1 Arsitektur kemudian memiliki Jurusan Teknik Sipil dengan program studi S1 Teknik Sipil serta jurusan Teknik Mesin dengan Program Studi S1 Teknik Mesin. Fakultas Kedokteran yang berdiri sejak tahun 1965 terus bertahan dengan Program Studi S1 Pendidikan Dokter dan Program Studi Profesi Dokter. Untuk menilai mutu perguruan tinggi, Pemerintah telah membentuk Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi untuk mengakreditasi program studi di perguruan tinggi negeri dan swasta. Akreditasi ini mengenal beberapa peringkat yakni peringkat A, B, C, dan D. Terdapat sejumlah syarat untuk mencapai peringkat akreditasi itu. Pemenuhan syarat itu perlu dicapai melalui konsolidasi program studi yang ada.

5 29 Dalam rangka konsolidasi ini, Universitas Tarumanagara berusaha meningkatkan jumlah dan jenjang jabatan akademik para dosen, meningkatkan prestasi belajar para mahasiswanya. Selain itu, Universitas Tarumanagara berusaha untuk meningkatkan mutu keilmuan di dalam universitas melalui pendidikan lanjut para dosen ke S3 serta meningkatkan kegiatan penelitian ilmiah. Mutu perguruan tinggi tercermin pada produk universitas yang pada saat ini diarahkan pada produk ilmuwan, produk profesional dan produk ilmu. Ilmuwan dan profesional dihasilkan oleh pembelajaran di program studi sedangkan ilmu dihasilkan di lembaga penelitian, pengabdian pada masyarakat dan jurnal ilmiah. Pada tahun 1998, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi telah mengakreditasi sejumlah program studi di Universitas Tarumanagara dengan hasil akreditasi peringkat A untuk program studi S1 manajemen, Program studi S1 Akuntansi, Program studi S1 Ilmu hukum, Program studi S1 Arsitektur, Program studi S1 Teknik Sipil, Program studi S1 Teknik Mesin, serta Program studi S1 Pendidikan Dokter dan baru-baru ini BAN PT mengakreditasi lagi Program studi Teknik Informatika dengan hasil terakreditasi peringkat A.

6 Struktur Organisasi Universitas Tarumanagara Gambar 3.1 Struktur Organisasi Universitas Tarumanagara 3.2 Analisis Hasil Wawancara Proses pembuatan jadwal di universitas Tarumanagara menjadi salah satu kegiatan rutin yang dilakukan selama 1 tahun. Dalam pembuatannya, setiap bagian pendidikan di universitas tersebut memperkirakan jumlah kelas yang dibutuhkan untuk setiap mata kuliah yang ada di setiap jurusan. Setelah itu seluruh data dari tiap bidang

7 31 pendidikan dikumpulkan menjadi sebuah data ruang untuk 1 semester. Setelah proses penentuan ruang yang dibutuhkan untuk 1 semester kemudian dibuatlah tim-tim kecil untuk menentukan posisi dosen yang akan mengajar mata kuliah yang ada serta menentukan waktu mengajarnya. Dalam penentuan posisi dosen memakan waktu yang terbilang lama karena perlu melakukan pembahasan yang berulang-ulang agar tidak terjadinya kesalahan penempatan dosen dan perlu pertimbangan untuk penempatannya karena dosen tidak dapat dipastikan akan menyetujui jadwal yang telah disusun dengan keadaan jadwal tersebut bermasalah atau ada kegiatan lain pada waktu tersebut. Setelah tim-tim kecil menentukan posisi mengajar dosen, tim tersebut melakukan pembahasan bersama-sama untuk pengecekan ulang. Dalam proses ini dapat diketahui untuk membuat sebuah jadwal dosen untuk masa waktu 1 semester membutuhkan waktu yang terbilang lama. Terutama saat rapat bersama telah menyetujui jadwal yang disusun, tetapi saat pemberitahuan ke dosen ternyata dosen tidak dapat mengajar pada masa waktu yang ditentukan maka diperlukan pembentukan ulang susunan jadwal tersebut. 3.3 Analisis Masalah Saat ini, banyak sekali institusi pendidikan yang berada di masyarakat, contohnya sekolah, tempat kursus dan universitas. Setiap institusi tersebut, baik besar maupun kecil pasti mengurus mengenai penjadwalan, dimana termasuk penjadwalan antara pengajar, pembelajaran, ruang kelas dan materi pembelajaran. Di sebagian besar institusi, penjadwalan ini masih dilakukan secara manual dan menghabiskan waktu serta sumber daya.

8 32 Oleh karena itu, untuk menghemat waktu serta sumber daya, alangkah baiknya jika penjadwalan dilakukan dengan menggunakan kecerdasan buatan, karena dengan adanya kecerdasan buatan, penjadwalan dapat dilakukan secara otomatis dimana kita membuat sebuah sistem yang dapat mengatur input kemudian memprosesnya dengan sistem cerdas sehingga waktu untuk menghasilkan output pun langsung dapat ditampilkan. Dengan menggunakan cara manual, pembuat jadwal harus berpikir untuk menghasilkan output yang diinginkan sedangkan jika mengunakan sistem cerdas, maka komputer akan berpikir sendiri selayaknya manusia berpikir untuk menghasilkan suatu output yang diinginkan. 3.4 Elemen-Elemen yang Digunakan dalam Pembuatan Jadwal Elemen elemen yang digunakan dalam pembuatan jadwal adalah: a. Dosen tetap Dosen tetap mengajar sesuai dengan keahliannya, waktu, dan bobot SKS dosen tetap. b. Dosen tidak tetap Dosen tidak tetap mengajar sesuai dengan keahliannya, waktu, bobot SKS dosen tidak tetap. c. Mata kuliah Mata kuliah yang akan diajarkan pada semester, jurusan tertentu. d. Ruang Banyaknya jumlah ruangan yang tersedia.

9 33 e. Shift Waktu pembelajaran dalam satu hari, terdiri dari waktu mulai dan waktu selesai shift. f. Hari Banyaknya hari yang digunakan dalam satu minggu. g. Constraint Syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan jadwal biasa disebut sebagai constraint. Constraint ini di bagi menjadi dua, yaitu hard constraint dan soft constraint. Hard constraint adalah batasan batasan yang harus dipenuhi dalam pembuatan jadwal. Jika hard constraint dilanggar maka jadwal yang terbentuk tidak dapat digunakan. Hard constraint yang digunakan pada pembuatan aplikasi penjadwalan ini adalah : 1) Dosen tidak mengajar dua mata kuliah pada jam dan hari yang sama di dua kelas yang berbeda 2) Dua orang dosen tidak mengajar pada jam, hari, ruang yang sama 3) Bobot mengajar dosen tidak melebihi batas bobot (jumlah SKS) mengajar 4) Penempatan jadwal mengajar dosen berdasarkan prioritas status dosen yang ada Soft constraint merupakan batasan batasan yang dapat atau tidak dipenuhi dalam pembuatan jadwal, tetapi jika terpenuhi maka akan semakin baik. Dalam hal ini jika batasan tidak terpenuhi jadwal masih dapat digunakan. Soft constraint yang digunakan adalah waktu mengajar dosen sesuai dengan peminatan (waktu dosen dapat mengajar).

10 Perancangan Aplikasi Perancangan Database Input yang digunakan dalam pembuatan jadwal diperoleh dari database, sehingga mempermudah pencarian dan pengolahan data. Berikut adalah tabel tabel yang digunakan : Tabel 3.1 Design Database Tabel ms_ruang Primary key : Kode_Ruang Field Tipe data Ukuran field Keterangan Kode_Ruang Varchar 10 Kode Ruang Nama_Ruang Varchar 10 Nama Ruang Kapasitas Int 4 Kapasitas Ruang Tabel 3.2 Design Database Tabel ms_kelas Primary key : Kode_Kelas Field Tipe data Ukuran field Keterangan Kode_Kelas Varchar 10 Kode Ruang Nama_Kelas Varchar 30 Nama Ruang Semester Int 4 Semester Kode_Jurusan Varchar 10 Kode Jurusan Tabel 3.3 Design Database Tabel ms_waktu Primary key : Kode_Waktu Field Tipe data Ukuran field Keterangan Kode_Waktu Varchar 10 Kode Waktu Kode_Shift Varchar 4 Kode Shift Hari Char 7 Nama Hari Tabel 3.4 Design Database Tabel ms_shift

11 35 Primary key : Kode_Shift Field Tipe data Ukuran field Keterangan Kode_Shift Varchar 4 Kode Shift Waktu_mulai Char 6 Waktu Mulai Waktu_selesai Char 6 Waktu Selesai Tabel 3.5 Design Database Tabel ms_matkul Primary key : Kode_MTK Field Tipe data Ukuran field Keterangan Kode_MTK Varchar 10 Kode Mata Kuliah Nama_MTK Varchar 50 Nama Mata Kuliah Jumlah_SKS Int 4 Jumlah SKS tiap MatKul Semester Int 4 Matkul pada Semester ke Berapa Kode_Jurusan Varchar 10 Kode Jursan Tabel 3.6 Design Database Tabel ms_jurusan Primary key : Kode_Jurusan Field Tipe data Ukuran field Keterangan Kode_Jurusan Varchar 10 Kode Jurusan Nama_Jurusan Varchar 40 Nama Jurusan Tabel 3.7 Design Database Tabel ms_dosen Primary key : Kode_Dosen Field Tipe data Ukuran field Keterangan Kode_Dosen Varchar 10 Kode Dosen Nama_Dosen Varchar 30 Nama Dosen Status Int 4 Status Dosen

12 36 Alamat Varchar 100 Alamat Dosen Varchar 30 Dosen No_Telp Varchar 15 Nomor Telepon Dosen Tabel 3.8 Design Database Tabel waktu_dosen Primary key : Kode_Waktu_Dosen Field Tipe data Ukuran field Keterangan Kode_Waktu_Dosen varchar 10 Kode Waktu Dosen Kode_Dosen varchar 10 Kode Dosen Kode_Waktu varchar 10 Kode Waktu Tabel 3.9 Design Database Tabel matkul_dosen Primary key : Kode_Matkul_Dosen Field Tipe data Ukuran field Keterangan Kode Waktu Kode_Matkul_Dosen varchar 10 Dosen Kode_Dosen varchar 10 Kode Dosen Kode Mata Kode_MTK varchar 10 Kuliah Tabel 3.10 Design Database Tabel ms_status Primary key : Kode_Status Field Tipe data Ukuran field Keterangan Kode_Status Int 4 Kode Status SKS Int 4 Jumlah SKS dosen Status_Detail Varchar 20 Detail status, tetap dan tidak tetap

13 37 Tabel 3.11 Design Database Tabel ms_jadwal Primary key : Kode_Jadwal Field Tipe data Ukuran field Keterangan Kode_Jadwal char 20 Kode Jadwal Kode_MTK varchar 10 Kode Mata Kuliah Kode_Waktu varchar 10 Kode Waktu Kode_Dosen varchar 10 Kode Dosen Kode_Kelas varchar 10 Kode Kelas Kode_Ruang varchar 10 Kode Ruang halaman 38. Relationship dari tabel tabel tersebut diatas dapat dilihat pada gambar 3.2 pada

14 Gambar 3.2 Relationship Diagram Database Jadwal 38

15 Perancangan Algoritma Genetika Untuk menyelesaikan masalah penjadwalan dengan menggunakan algoritma genetika, terdapat beberapa proses yang perlu dilakukan, yaitu : a. Pembentukan kromosom, b. Seleksi, c. Crossover; d. Mutasi, dan e. Perhitungan fitness Pembentukan Kromosom Ada sebuah aturan dalam pembentukan kromosom yaitu satu kromosom harus mewakili sebuah solusi. Dalam hal ini satu kromosom merupakan sebuah jadwal kuliah untuk seluruh mata kuliah yang akan diajarkan pada satu semester. Dalam aplikasi penjadwalan ini kromosom yang terbentuk terdiri dari kombinasi antara data kelas, dosen, mata kuliah, hari, shift dan ruang kelas. Pada aplikasi ini kromosom dibentuk sebagai berikut : Gambar 3.3 Pembentukan Kromosom

16 40 Gambar 3.3 merupakan suatu representasi pembentukan kromosom. Simbol pada slot waktu menunjukkan data dosen serta mata kuliah yang akan diajarkan, letak simbol tersebut menunjukkan hari, shift dan ruang tempat mengajar. Algoritma yang digunakan dalam pembentukan kromosom adalah sebagai berikut : Pilih secara acak dosen yang dapat mengajar mata kuliah tertentu dengan aturan Memilih daftar dosen berdasarkan prioritas Dosen yang terpilih tidak melebihi jumlah SKS jika melebihi maka akan dipilih ulang Pilih waktu dan ruang secara acak dengan aturan Ruang dan waktu yang terpilih tidak pernah digunnakan Jika mata kuliah yang terpilih memiliki SKS lebih dari dua maka proses pemilihan waktu dan ruang dilakukan dua kali dengan dosen yang sama Seleksi Proses seleksi dilakukan untuk memilih beberapa kromosom berdasarkan fitness value - nya. Kromosom hasil seleksi nantinya akan menjadi orang tua dalam proses penyilangan dan mutasi. Ada beberapa jenis seleksi dalam algoritma genetika. Pada aplikasi pembuatan jadwal metode seleksi yang akan digunakan yaitu tournament. Metode tournament akan memilih secara acak dua buah kromosom yang akan

17 41 dibandingkan nilai fitness-nya. Kemudian kromosom dengan nilai fitness terbaik akan dikembangkan. kromosom kromosom kromosom kromosom kromosom kromosom kromosom kromosom Terpilih sebagai Tournament Populasi Awal orang tua Gambar 3.4 Proses Seleksi Menggunakan Seleksi Tournament Berikut adalah algoritma yang digunakan pada proses seleksi : Pilih secara acak sejumlah kromosom dari populasi awal Tampung sementara kromosom yang terpilih Pilih satu kromosom dari kromosom yang terpilih berdasarkan nilai fitness yang terbaik Tampung kromosom yang terpilih Lakukan langkah satu hingga empat sampai mendapatkan sejumlah kromosom dengan ukuran yang sama dengan populasi awal

18 Crossover Crossover adalah proses pertukaran atau persilangan satu atau lebih gen antara satu kromosom dengan kromosom yang lain sehingga menghasilkan dua kromosom baru. Pada aplikasi pembuatan jadwal, metode crossover yang akan digunakan yaitu order crossover. Kromosom awal Kromosom setelah Crossover Gambar 3.5 Proses Crossover Menggunakan Order Crossover Mula-mula, dipilih secara acak dua kromosom sebagai orang tua, kemudian dipilih secara acak dua buah lokasi gen untuk melakuan crossover. Sebagai contoh, pemilihan dua titik menghasilkan gen TP1 = 2 dan TP2 = 5 sehingga menghasilkan dua segmen kromosom {gen 3, gen4, gen5} dari orang tua 1 dan orang tua 2. Selanjutnya, Anak 1 mendapatkan gen gen dari segmen kromosom Orang tua 1 dan Anak 2 dari Orang tua 2. Anak 1 mendapatkan segmen kromosom Orang tua 1 yang berupa {2, 7, 6} dan Anak 2 mendapatkan potongan kromosom Orang tua 2 yang berupa {1, 8, 4}. Selanjutnya, semua gen pada orang 2 yang belum ada di Anak 1 dikumpulkan secara berurutan mulai dari posisi setelah TP2, sehingga dihasilkan {5, 3, 1, 8, 4}. Kemudian, kumpulan gen dimasukkan secara berurutan ke dalam Anak 1 dimulai dari posisi setelah

19 43 TP2. Sehingga dihasilkan Anak 1 yang memiliki gen {8, 4, 2, 7, 6, 5, 3, 1}. Lakukan hal yang sama pada Orang tua 1 untuk menghasilkan Anak 2. Algoritma order crossover yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penjadwalan adalah sebagai berikut : Pilih secara acak dua buah gen dari kromosom untuk dijadikan titik potong awal (T1) dan titik potong akhir (T2), Salin gen dari T1 hingga T2 dari kromosom orang tua satu ke kromosom anak satu dan gen T1 hingga T2 dari orang tua dua ke anak dua Salin gen gen orang tua dua, yang tidak ada di anak kesatu dengan aturan Mulai dari posisi setelah gen T2 dari orang tua kedua Lakukan secara berurutan sesuai dengan gen dari orang tua ke dua Kembali ke gen awal dari orang tua kedua setelah mencapai gen akhir Lakukan secara berurutan sesuai dengan gen orang tua dua hingga mencapai T2 Lakukan langkah terakhir dengan cara yang sama terhadap orang tua satu untuk menghasilkan anak dua

20 Mutasi Mutasi adalah proses perubahan satu atau lebih gen dalam suatu kromosom. Ada beberapa metode mutasi yang dapat dilakukan, tetapi dalam masalah penjadwalan ini metode mutasi yang akan digunakan adalah mutasi pertukaran. Langkah-langkah dalam menerapan metode pertukaran adalah memilih secara acak 2 buah gen dari sebuah kromosom yang akan ditukar. Gambar 3.6 Proses Mutasi Menggunakan Mutasi Pertukaran Algoritma yang digunakan pada proses mutasi adalah sebagai berikut : Pilih secara acak dua gen dari sebuah kromosom Lakukan pertukaran nilai dari dua gen yang terpilih Perhitungan fitness Pada aplikasi pembuatan jadwal ini dilakukan perhitungan fitness untuk menentukan kromosom-kromosom yang memiliki nilai yang paling baik untuk digunakan sebagai sebuah jadwal. Pada pembentukan kromosom awal terdapat beberapa

21 45 hard constraint yang telah terpenuhi. Hard constraint yang telah terpenuhi pada pembentukan kromosom adalah: a. Dosen tidak mengajar dua mata kuliah pada jam dan hari yang sama di dua kelas yang berbeda b. Dua orang dosen tidak mengajar pada jam, hari, ruang yang sama c. Bobot mengajar dosen tidak melebihi batas bobot (jumlah SKS) mengajar d. Penempatan jadwal mengajar dosen berdasarkan prioritas status dosen yang ada Setelah proses seleksi, crossover dan mutasi memungkinkan terjadinya pelanggaran beberapa hard constraint yang telah terpenuhi pada awal pembentukan kromosom oleh karena itu perlu dilakukan pengecekan ulang terhadap kromosom yang telah menjalani proses crossover dan mutasi. Pengecekan yang dilakukan adalah: Algoritma pengecekan hard cosntraint, dosen tidak mengajar dua atau lebih pada waktu yang sama : Cek setiap gen dalam kromosom dengan aturan Jika waktu mengajar serta dosen yang terpilih sama dengan waktu mengajar dan dosen pengajar pada gen gen lain di kromosom tersebut maka nilai fitness akan di kurangi sebanyak 1000 jika waktu mengajar serta dosen yang terpilih tidak sama dengan waktu mengajar dan dosen pengajar pada gen gen lain di kromosom

22 46 tersebut maka nilai fitness tidak mengalami perubahan Algoritma pengecekan soft constraint, waktu mengajar dosen sesuai dengan peminatan : Cek setiap gen dalam kromosom dengan aturan jika waktu mengajar yang terpilih dalam proses sama dengan waktu peminatan di database maka nilai fitness akan bertambah sebanyak 1 jika waktu mengajar yang terpilih dalam proses tidak sama dengan waktu peminatan di database maka nilai fitness tidak mengalami perubahan

23 Flowchart program Gambar 3. 7 Flowchart Aplikasi yang Dibuat

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan kegiatan administrasi utama di berbagai institusi. Masalah penjadwalan merupakan masalah penugasan sejumlah kegiatan dalam periode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 27 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terkait Penelitian terkait yang menggunakan algoritma genetika untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan penjadwalan kuliah telah banyak dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penjadwalan adalah proses, cara, pembuatan menjadwalkan atau memasukkan dalam jadwal. Persoalan penjadwalan berkaitan dengan pengalokasian sumber daya ke dalam tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian jadwal menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja; daftar atau tabel kegiatan atau rencana kegiatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Analisa aplikasi ini meliputi 3 (tiga) aspek penting yaitu analisa kebutuhan input/ masukan, dan output/ keluaran.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Analisa aplikasi ini meliputi 3 (tiga) aspek penting yaitu analisa kebutuhan input/ masukan, dan output/ keluaran. BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa perangkat lunak dan perancangan atau desain perangkat lunak. 3.1 Analisa Sistem Analisa aplikasi ini meliputi 3 (tiga)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. membentuknya. Selanjutnya mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. membentuknya. Selanjutnya mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Tahapan yang diperlukan dalam pembuatan suatu program yaitu menganalisa sistem yang telah ada, dimana analisa sistem merupakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Bagus Priambodo Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana e- mail : bagus.priambodo@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat sekarang ini memberikan dampak yang besar terhadap kinerja manusia khususnya dalam bekerja. Segala sesuatu yang dahulu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN METODE META- HEURISTIK (PENGGABUNGAN METODE ALGORITMA GENETIK DAN TABU SEARCH)

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN METODE META- HEURISTIK (PENGGABUNGAN METODE ALGORITMA GENETIK DAN TABU SEARCH) RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN METODE META- HEURISTIK (PENGGABUNGAN METODE ALGORITMA GENETIK DAN TABU SEARCH) TUGAS AKHIR Disusun Oleh : RIO PRAYOGA SUPRAYANA NPM. 06

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini sebelumnya diawali oleh pengumpulan litelatur dan pengumpulan data. Pengumpulan literatur merupakan pengumpulan bahan-bahan seperti jurnal, buku,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN UJIAN TUGAS AKHIR PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN UJIAN TUGAS AKHIR PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN UJIAN TUGAS AKHIR PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Sarjana Strata 1 Teknik Informatika

Lebih terperinci

TAKARIR. algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. kesalahan program

TAKARIR. algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. kesalahan program TAKARIR advanced tingkat lanjut algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah alleles nilai suatu gen. bug kesalahan program chromosome kromosom crossover penyilangan kromosom

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali)

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) I Made Budi Adnyana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Algoritma Genetika merupakan metode yang menggunakan evolusi alam sebagai gagasan utamanya dalam menyelesaikan suatu permasalahan tertentu. Algoritma ini diterapkan

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Genetik dengan Pemodelan Dua Tingkat dalam Permasalahan Penjadwalan Perawat pada Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum XYZ Surabaya

Penggunaan Algoritma Genetik dengan Pemodelan Dua Tingkat dalam Permasalahan Penjadwalan Perawat pada Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum XYZ Surabaya Penggunaan Algoritma Genetik dengan Pemodelan Dua Tingkat dalam Permasalahan Penjadwalan Perawat pada Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum XYZ Surabaya Oleh: Anisa Ulya 5206 100 101 Dosen pembimbing 1:

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 2, (2017) 28 Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Andreas Christian

Lebih terperinci

2.16. Keaslian Penelitian BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisa sistem Observasi Wawancara

2.16. Keaslian Penelitian BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisa sistem Observasi Wawancara DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii BERITA ACARA DEMO SOFTWARE TUGAS AKHIR... iv SURAT PERNYATAAN KARYA ASLI TUGAS AKHIR...v ABSTRAK.....vi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masalah penjadwalan secara umum adalah aktivitas penugasan yang berhubungan dengan sejumlah constraint, sejumlah kejadian yang dapat terjadi pada suatu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Aplikasi, Penjadwalan, Algoritma Genetika. viii

ABSTRAK. Kata kunci : Aplikasi, Penjadwalan, Algoritma Genetika. viii ABSTRAK Di program studi Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta, mahasiswa yang akan melakukan pendadaran tidak bisa menentukan jadwal pendadarannya sendiri. Mahasiswa hanya menunggu jadwal pendadaran

Lebih terperinci

PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA)

PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA) Penjadwalan Ujian Akhir Semester dengan Algoritma Genetika PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA) Anita Qoiriah Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sebelum melakukan perancangan aplikasi sistem informasi akademik (SIA) Universitas Mercu Buana ini dibutuhkan analisa untuk mengetahui seluk beluk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang menunjang proses pendidikan adalah kegiatan penjadwalan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang menunjang proses pendidikan adalah kegiatan penjadwalan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan lembaga/institusi yang sangat bertanggung jawab terhadap kemajuan dan kepandaian bangsanya agar mampu bersaing dengan bangsa lain. Perguruan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS Hafid Hazaki 1, Joko Lianto Buliali 2, Anny Yuniarti 2

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM

BAB 3 ANALISIS SISTEM BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Sistem yang Berjalan 3.1.1 Riwayat Perusahaan Dengan berpedoman kepada pengalaman serta sukses yang telah dicapai oleh -Y.A.I dalam mengelola pendidikan, serta atas desakan

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN BUAH KEMASAN KOTAK

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN BUAH KEMASAN KOTAK IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN BUAH KEMASAN KOTAK Komang Setemen Jurusan Manajemen Informatika, Fakultas Teknik Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika Zainal Akbar 1), Muh. Fajri Raharjo 2), Eddy Tungadi 3) CAIR, Politeknik Negeri Ujung Pandang Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10, Tamalanrea Makassar,

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENJADWALAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.kom) Pada Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Penjadwalan kegiatan belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan biasanya merupakan salah satu pekerjaan yang tidak mudah dan menyita waktu. Pada lembaga pendidikan

Lebih terperinci

SISTEM PENJADWALAN OTOMATIS TEMPAT KHUTBAH JUM AT MUBALIGH

SISTEM PENJADWALAN OTOMATIS TEMPAT KHUTBAH JUM AT MUBALIGH SISTEM PENJADWALAN OTOMATIS TEMPAT KHUTBAH JUM AT MUBALIGH 1 Nuraisyah, 2 Inggih Permana, 3 Febi Nur Salisah 3 1,2,3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Suska Riau, Jl. HR

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PERHITUNGAN SIMPLE CASE SECARA MANUAL E

LAMPIRAN A PERHITUNGAN SIMPLE CASE SECARA MANUAL E LAMPIRAN A PERHITUNGAN SIMPLE CASE SECARA MANUAL E Simple Case Contoh kasus line balancing : 35 35 O - 7 O - 8 20 20 30 40 20 25 50 25 O - 1 O - 2 O - 5 O - 6 O - 9 O - 10 O - 11 O - 12 40 30 O - 3 O -

Lebih terperinci

1 BAB III METODE PENELITIAN

1 BAB III METODE PENELITIAN 30 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur Observasi dan Wawancara Pengumpulan data : 1. Data dosen, matakuliah, ruangan, waktu, dan rombel dari PGSD 2. Jadwal yang terdahulu,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential atau waterfall. Metode ini terdiri dari empat tahapan, yaitu : analisis, perancangan,

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan aplikasi adalah sebagai berikut : a. Perangkat Lunak 1. Microsoft

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pentingnya suatu jadwal dalam sebuah kegiatan tidak lain agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan seperti bentroknya jadwal. Penyusunan jadwal

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sistem Berjalan 3.1.1. Penyusunan Menu Makanan Dalam penyusunan menu makanan banyak hal yang perlu diperhatikan, terutama jika menu makanan yang disusun untuk

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN : Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN MATA PELAJARAN DI SMAN 1 CIWIDEY Rismayanti 1, Tati Harihayati 2 Teknik Informatika Universitas Komputer

Lebih terperinci

Program Studi Sistem Informasi STMI - Kementerian Perindustrian Jakarta 2012

Program Studi Sistem Informasi STMI - Kementerian Perindustrian Jakarta 2012 OPTIMASI SISTEM INFORMASI PENJADWALAN KULIAH BERBASIS HEURISTIC SEARCH YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN TEKNIK SMART BACK TRACKING DAN LOOK AHEAD (STUDI KASUS PADA STMI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN) Oleh : Dedy

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup lama dan memakan biaya yang cukup mahal serta tidak konsisten. Penjadwalan

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup lama dan memakan biaya yang cukup mahal serta tidak konsisten. Penjadwalan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan secara manual membutuhkan ekstra ketelitian serta waktu yang cukup lama dan memakan biaya yang cukup mahal serta tidak konsisten. Penjadwalan diperlukan

Lebih terperinci

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 Metodologi Penelitian 52 BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1. Kerangka Pemikiran Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penelitian ini seperti digambarkan pada gambar 3.1, memiliki 3 tingkatan yaitu input, proses, dan

Lebih terperinci

Penjadwalan kegiatan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena dalam. penyusunannya memerlukan perencanaan yang matang agar kegiatan tersebut

Penjadwalan kegiatan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena dalam. penyusunannya memerlukan perencanaan yang matang agar kegiatan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penjadwalan kegiatan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena dalam penyusunannya memerlukan perencanaan yang matang agar kegiatan tersebut terlaksana dengan optimal.

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/U/1999 TENTANG KERJASAMA PERGURUAN TINGGI SERTA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/U/1999 TENTANG KERJASAMA PERGURUAN TINGGI SERTA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEPUTUSAN NOMOR 264/U/1999 TENTANG SERTA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 61/DIKTI/Kep/2000 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KERJASAMA PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA DENGAN PERGURUAN TINGGI/LEMBAGA

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN MATA KULIAH

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN MATA KULIAH APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN MATA KULIAH (Studi Kasus: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 PERANCANGAN OTOMATISASI PENJADWALAN PENGAJAR PRAKTIKUM DENGAN

Lebih terperinci

SISTEM PENJADWALAN KULIAH DENGAN ALGORITMA GENETIKA

SISTEM PENJADWALAN KULIAH DENGAN ALGORITMA GENETIKA SISTEM PENJADWALAN KULIAH DENGAN ALGORITMA GENETIKA Created by : Eko Prasetyo Website : Email : eko1979@yahoo.com FB : http://www.facebook.com/ekoxprasetyo Masalah penjadwalan kuliah adalah salah satu

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika M. Syafrizal, Luh Kesuma Wardhani, M. Irsyad Jurusan Teknik Informatika - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk merancang dan membuat Sistem Informasi Jurnal Penerimaan Siswa Baru jenjang Sekolah Menengah Atas di Kabupaten X untuk menggantikan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENJADWALAN ACARA TELEVISI SWASTA MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMALISASI PENJADWALAN ACARA TELEVISI SWASTA MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMALISASI PENJADWALAN ACARA TELEVISI SWASTA MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Aek Mustofa *, Esmeralda C Djamal, Agus Komarudin Jurusan Informatika, Fakultas MIPA, Universitas Jenderal Achmad Yani Jl.

Lebih terperinci

OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI )

OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI ) OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI ) Siska Diatinari Andarawarih 1) 1) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, Menimbang : a. bahwa dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang lama dengan sistem yang baru. Analisa sistem ini berisi dan System Flow,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang lama dengan sistem yang baru. Analisa sistem ini berisi dan System Flow, 4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem Analisis sistem ini digunakan untuk melihat proses-proses sistem baru yang akan dibuat. Dari analisa sistem ini juga bisa melihat perbedaan antara sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Hampir setiap tahunnya SAMSAT Wilayah Medan Selatan Medan melakukan penerimaan pegawai baru untuk dipekerjakan didalam memenuhi

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Dengan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMA Negeri 3 Surakarta)

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Dengan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMA Negeri 3 Surakarta) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1535-1542 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Pada Kurikulum 2013

Lebih terperinci

Pencarian Rute Terpendek untuk Pengoptimalan Ditribusi Sales Rokok Gudang Garam di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Menggunakan Algoritma Genetika

Pencarian Rute Terpendek untuk Pengoptimalan Ditribusi Sales Rokok Gudang Garam di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Menggunakan Algoritma Genetika Pencarian Rute Terpendek untuk Pengoptimalan Ditribusi Sales Rokok Gudang Garam di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Menggunakan Algoritma Genetika Priza Pandunata, Rachmad Agung Bagaskoro, Agung Ilham

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN. Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya dengan Menggunakan Algoritma

BAB III ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN. Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya dengan Menggunakan Algoritma BAB III ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN Pada bab ini dijelaskan tentang analisis dan perancangan dari aplikasi yang akan dibuat, yaitu Rancang Bangun Aplikasi Penjadwalan Kuliah di Institut Bisnis dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 40 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Universitas Di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. III.1 Analisis Sistem Penjadwalan

BAB III ANALISIS. III.1 Analisis Sistem Penjadwalan BAB III ANALISIS Analisis yang dilakukan pada tugas akhir ini mencakup: 1. Analisis terhadap sistem penjadwalan. 2. Analisis terhadap penyelesaian masalah sistem penjadwalan. 3. Analisis terhadap perancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas mengenai hal-hal yang menjadi latar belakang pembuatan tugas akhir, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Nabila Cake & Bakery berlokasi di Jl. Gajah Mada No 22 Ponorogo. Sistem yang dibuat ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7 Diagram alur proses mutasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7 Diagram alur proses mutasi. 5 Mulai HASIL DAN PEMBAHASAN Kromosom P = rand [0,1] Ya P < Pm R = random Gen(r) dimutasi Selesai Tidak Gambar 7 Diagram alur proses mutasi. Hasil populasi baru yang terbentuk akan dievaluasi kembali dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.. Pengumpulan data dan informasi Pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan informasi dan data yang digunakan untuk melakukan analisis dan perancangan sistem informasi penjadwalan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. genetika, dan algoritma memetika yang akan digunakan sebagai landasan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. genetika, dan algoritma memetika yang akan digunakan sebagai landasan dalam BAB II KAJIAN TEORI Pada bab II ini dijelaskan mengenai beberapa teori tentang penjadwalan, penjadwalan kuliah, metode penyelesaian penyusunan jadwal kuliah, algoritma genetika, dan algoritma memetika

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Kartina Diah KW1), Mardhiah Fadhli2), Charly Sutanto3) 1,2) Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau Pekanbaru Jl. Umban Sari No.1 Rumbai-Pekanbaru-Riau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut Univesitas Timetabling Problems (UTP). Permasalahan ini dilihat dari sisi

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut Univesitas Timetabling Problems (UTP). Permasalahan ini dilihat dari sisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan perkuliahan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks yang sering disebut Univesitas Timetabling Problems (UTP). Permasalahan ini dilihat dari sisi

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT KEMIRIPAN DOKUMEN TEKS DENGAN PROSES ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN POSI FORMULATION TESIS DARWIS ROBINSON MANALU

PENGUKURAN TINGKAT KEMIRIPAN DOKUMEN TEKS DENGAN PROSES ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN POSI FORMULATION TESIS DARWIS ROBINSON MANALU PENGUKURAN TINGKAT KEMIRIPAN DOKUMEN TEKS DENGAN PROSES ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN POSI FORMULATION TESIS DARWIS ROBINSON MANALU 127038077 PROGRAM STUDI S2 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis daerah tertib lalu

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SISTEM PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PEWARNAAN GRAF

PEMBANGUNAN SISTEM PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PEWARNAAN GRAF PEMBANGUNAN SISTEM PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PEWARNAAN GRAF Rusmala1, Heliawaty Hamrul2 Dosen Universitas Cokroaminoto Palopo Email : rusmalaoddang@yahoo.com Abstrak Penjadwalan kuliah merupakan

Lebih terperinci

PENJADWALAN KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA STUDI KASUS FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TESIS

PENJADWALAN KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA STUDI KASUS FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TESIS PENJADWALAN KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA STUDI KASUS FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TESIS Oleh: PURWANTO SIMAMORA 097034013/MTE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem 1. Permasalahan yang timbul

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem 1. Permasalahan yang timbul BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem Analis sistem (system analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian atau komponenkomponen dengan maksud

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. ditemukan solusi yang tepat sesuai dengan harapan pihak perusahaan.

BAB IV METODE PENELITIAN. ditemukan solusi yang tepat sesuai dengan harapan pihak perusahaan. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Identifikasi Masalah Sebelum membuat aplikasi penjualan pada PT. Bahtera Citra Abadi, perlu dilakukan identifikasi masalah yang ada pada perusahaan. Hal ini dilakukan agar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. secara kolektif maupun secara mandiri dengan mendatangi Tempat Uji Kompetensi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. secara kolektif maupun secara mandiri dengan mendatangi Tempat Uji Kompetensi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sistem 3.1.1. Identifikasi Masalah Proses pelaksanaan uji kompetensi diawali melalui permohonan, baik secara kolektif maupun secara mandiri dengan mendatangi

Lebih terperinci

P E N G U M U M A N NOMOR : 810/ 1943 / /2014

P E N G U M U M A N NOMOR : 810/ 1943 / /2014 PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO SEKRETARIAT DAERAH Jalan Gajah Mada Nomor 145 Telp. (0321) 321746 321750 MOJOKERTO ( 61314 ) P E N G U M U M A N NOMOR : 810/ 1943 /417.404/2014 PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis menentukan lokasi

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2016

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2016 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2016 PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Bab III Metode Perancangan Sistem

Bab III Metode Perancangan Sistem 23 Bab III Metode Perancangan Sistem Perancangan sistem yang digunakan dalam membangun sistem ini adalah dengan menggunakan metode prototyping. Proses pada model prototyping yang digambarkan pada Gambar

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) Faks. (0283) Kode Pos 52123

SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) Faks. (0283) Kode Pos 52123 PEMERINTAH KOTA TEGAL SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) 355137 Faks. (0283) 353673 Kode Pos 52123 Tegal, 25 Januari 2011 Kepada Yth. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka. Penelitian serupa mengenai penjadwalan matakuliah pernah dilakukan oleh penelliti yang sebelumnya dengan metode yang berbeda-neda. Berikut

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penjadwalan mata kuliah merupakan permasalahan kompleks tiap semester yang harus dihadapi oleh perguruan tinggi. Setiap jadwal perkuliahan dikeluarkan, seringkali

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2015

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2015 SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGANGKATAN PIMPINAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN PIMPINAN FAKULTAS PADA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN PENJADWALAN PERAWAT (Nurse Schedulling Problem)

PENERAPAN METODE ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN PENJADWALAN PERAWAT (Nurse Schedulling Problem) INFO TEKNIK Volume 16 No. 1 Juli 2015 (61-74) PENERAPAN METODE ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN PENJADWALAN PERAWAT (Nurse Schedulling Problem) Nadiya Hijriana Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Profil Univeritas Mercu Buana Pengusaha H. Probosutedjo yang mempunyai pengalaman sebagai guru di Perguruan Taman Siswa, Pematang Siantar, Sumatera Utar, pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III PENJADWALAN KULIAH DI DEPARTEMEN MATEMATIKA DENGAN ALGORITMA MEMETIKA. Penjadwalan kuliah di departemen Matematika UI melibatkan

BAB III PENJADWALAN KULIAH DI DEPARTEMEN MATEMATIKA DENGAN ALGORITMA MEMETIKA. Penjadwalan kuliah di departemen Matematika UI melibatkan BAB III PENJADWALAN KULIAH DI DEPARTEMEN MATEMATIKA DENGAN ALGORITMA MEMETIKA Penjadwalan kuliah di departemen Matematika UI melibatkan beberapa komponen yakni ruang kuliah, dosen serta mahasiswa. Seorang

Lebih terperinci

Arif Munandar 1, Achmad Lukman 2 1 Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta, Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta

Arif Munandar 1, Achmad Lukman 2 1 Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta, Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta PENJADWALAN MATAKULIAH DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER (STUDI KAUS PROGRAM STUDI S PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA) Arif Munandar, Achmad Lukman 2 Teknik

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA

SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA Helmy Thendean, M.Kom 1) Albert, S.Kom 2) Dra.Chairisni Lubis, M.Kom 3) 1) Program Studi Teknik Informatika,Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatanhambatan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatanhambatan 48 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang untuk ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat memberikan banyak kemudahan dalam penyelesaian masalah dan pencapaian hasil kerja yang memuaskan bagi kehidupan manusia. Salah satu

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang adalah perguruan tinggi negeri yang beralamat di Jalan Srijaya Negara Kode Pos: 30139 Kota Palembang, Sumatera Selatan. dahulunya bernama Politeknik Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum Sistem Informasi Geografis letak akademi kebidanan di kota Medan berbasis

Lebih terperinci