BAB V PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS"

Transkripsi

1 BAB V PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS V.1. Perencanaan Parkir Pelataran V.1.1. Standar Kebutuhan Ruang Parkir Standar kebutuhan ruang parkir untuk tiap kendaraan di pelataran parkir BIJB dapat dilihat dari Tabel. sampai dengan Tabel.8. Untuk memaksimalkan luas lahan yang ada, konfigurasi sudut parkir yang digunakan dalam perencanaan adalah Agar lebih mudah, resume ukuranukuran yang digunakan untuk desain pelataran parkir ini dapat dilihat pada Tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1 Dimensi Ruang Parkir yang Digunakan pada Desain Pelataran Parkir BIJB Jenis Panjang Lebar Lebar Gang Luas desain m m Mobil 5,5,5 6, 0,0 Taksi 5,5,5 6, 0,0 Bus 1,0,0 75,0 Motor,5 1,5 1,5 5,0 V.1.. Kebutuhan Ruang Parkir Dari data persentase penggunaan kendaraan adalah sebagai berikut: Penumpang yang menggunakan mobil = 45 % Penumpang yang menggunakan tak si = 49 % Penumpang yang menggunakan angkutan umum = 6 % Sehingga perhitungan untuk kebutuhan jumlah ruang parkir untuk jenis kendaraan tersebut adalah sebagai berikut: a. Ruang Parkir untuk Penumpang Pesawat Persentase calon penumpang pesawat yang menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju bandara adalah 45 %. Dengan asumsi durasi parkir untuk kendaraan pribadi ini pada jam puncak adalah 0 menit, sehingga layover untuk kendaraan pribadi adalah 60/0 =. Dengan menggunakan Safety Factor (SF) sebesar 1,1, maka kebutuhan ruang parkir untuk kendaraan pribadi adalah: Tahun 00 0,45 (.8 pnp :1, pnp / kend) 1,1 Mobil Pribadi = = 677 ruang parkir kend / ruang Indra Susatyo_

2 Banyaknya calon penumpang pesawat yang menggunakan taksi dan bus asumsinya masingmasing adalah 49 % dan 6%. Durasi parkir pada jam puncak untuk taksi adalah 10 menit dan untuk bus 0 menit, sehingga layover untuk taksi 60/10 = 6 dan untuk bus 60/0 =. Dengan asumsi taksi mengangkut penumpang per kendaraan dan bus mengangkut 0 penumpang per kendaraan. Maka kebutuhan ruang parkirnya adalah sebagai berikut: Tahun 00 0,49 (.8 pnp : pnp / kend) 1,1 Taksi = = 147 ruang parkir. 6kend / ruang 0,06 (.8 pnp : 0 pnp / kend) 1,1 Bus = = 4 ruang parkir. kend / ruang b. Ruang Parkir untuk VVIP dan Karyawan Banyaknya pegawai di BIJB yang didapat data yang diperoleh dari master plan rencana induk pembangunan BIJB adalah 58 orang, namun jumlah karyawan yang bekeja di sekitar gedung terminal adalah sebanyak 44 karyawan saja. Asumsi persentase kendaraan yang digunakan karyawan sebagai berikut: Karyawan yang menggunakan mobil = 40% Karyawan yang menggunakan motor = 0% Karyawan yang menggunakan bus = 40% Sehingga kebutuhan ruang parkir untuk karyawan adalah: Mobil 0,4 44 1,1 = = 65 ruang parkir. shift Motor 0, 44 1,1 = = ruang parkir. shift Bus 0,4 (44 pnp : 0 pnp / kend) 1,1 = = 4 ruang parkir. shift Dan VVIP = diasumsikan ruang parkir yang disediakan sebanyak 50 ruang parkir. c. Kebutuhan Luas Pelataran Parkir Dengan luas lahan untuk tiap ruang parkir mobil dan taksi 0 m, luas lahan untuk bus seluas 75 m, dan untuk kendaraan motor untuk karyawan seluas 4,875 m tiap ruang parkir motor yang dibulatkan menjadi 5 m untuk kemudahan dalam perencanaan. Kebutuhan luas pelataran parkir untuk penumpang, VVIP, dan karyawan dapat dilihat pada Tabel 5.. Indra Susatyo_

3 Tabel 5. Kebutuhan Ruang Parkir Minimum di Bandara Internasional Jawa Barat Tahun 00 Ruang parkir Ruang/kendaraan Luas lahan (buah) (m ) (m ) Penumpang Umum Mobil ,00 Taksi ,00 Sub Total 470,00 VVIP Mobil ,00 Sub Total 1500,00 Karyawan Mobil ,00 Motor 5 165,00 Sub Total 115,00 Bus Sub Total TOTAL ,00 600,00 8.5,00 Sedangkan dari hasil desain (menggunakan program AutoCad), total luas keseluruhan lahan parkir yang dibutuhkan mencapai.479,4 m, hal ini disebabkan oleh halhal berikut: Jumlah ruang parkir mobil yang tersedia sebanyak 71 ruang, sedangkan kebutuhan minimum (sesuai demand) hanya sebanyak 677 ruang. Jumlah ruang parkir mobil (karyawan) yang tersedia sebanyak 66 ruang, sedangkan kebutuhan minimum (sesuai demand) hanya sebanyak 65 ruang. Jumlah ruang parkir motor (karyawan) yang tersedia sebanyak 50 ruang, sedangkan kebutuhan minimum (sesuai demand) hanya sebanyak ruang. Jumlah ruang parkir VIP yang tersedia sebanyak 5 ruang, sedangkan kebutuhan minimum (sesuai demand) hanya sebanyak 50 ruang. Tabel 5. Luas Lahan Parkir Tersedia Luas (m) Lahan Parkir Taman Penumpang Mobil 0475,0 84,1 Taksi 5485,66 775,9 Karyawan Parkir A 154,09 8,9 Parkir B 149,81 155,07 Bus 176,4 1,6 VIP Lainlain 179,14 8,1 460,51 Total Total pekerjaan perkerasan 479,4 0,94 = Lahan parkir Taman = 9456,0 Indra Susatyo_

4 Penambahan luas lahan terjadi dikarenakan adanya penambahan ruang parkir pada ruang yang tersisa dari lahan yang ada. Karena bila tidak dimanfaatkan untuk ruang parkir, lahan ini akan mengganggu sirkulasi dan tidak efisien, serta tidak bagus dilihat dari segi estetikanya. V.1.. Fasilitas Dropoff dan Dropin Lajur khusus untuk menaikkan dan menurunkan penumpang ini diletakkan di muka bangunan terminal penumpang dengan maksud memudahkan penumpang yang akan maupun telah menggunakan jasa penerbangan, sehingga tidak perlu menyeberangi jalan. Ukuranukuran yang digunakan sesuai dengan standar Young (199), yang dapat dilihat pada Tabel.9. Untuk perencanaan fasilitas ini digunakan sudut parkir 0º dengan panjang ruang parkir 6 m dan lebar, m. Gambar 5.1 Ruang Dropoff dan Dropin pada BIJB Tabel 5.4 Dimensi Ruang Dropoff dan Dropin pada BIJB Desain Ruang Panjang Lebar Lebar Gang Konfigurasi Parkir P D M Sudut Jenis (m) (derajat) Pelataran Parkir Mobil 5,5,5 6, 90 Taksi 5,5,5 6, 90 Bus 1 90 Motor,5 1,5 1,5 90 Drop Off dan Drop In Mobil 6, 0 Taksi 6, 0 Bus Indra Susatyo_

5 V.. Perencanaan Struktur Perkerasan Pelataran Parkir BIJB Tipe perkerasan yang akan didesain dan direncanakan untuk pelataran parkir kendaraan di BIJB adalah perkerasan lentur. Perencanaan ini didasarkan pada banyaknya kendaraan yang parkir yang dihitung dalam total kumulatif beban sumbu standar kendaraan pada setiap harinya. Metode yang digunakan untuk menentukan tebal perkerasan pelataran parkir adalah Metode Analisis Komponen (MAK). Rumus untuk menentukan ITP dengan Metode Analisis Komponen (MAK): IPo IPt log 4, 1,5 1 Log ( LER.650) = 9,6log( ITP+,54),98+ + log + 0,7( DDT ) ,4 + FR 5,19 ( ITP+,54) Den gan menggunakan persyaratan ketebalan minimum, ketebalan lapisan perkerasan dihitung dengan kond isi memaksimumkan tebal lapisan pondasi bawah. Penyelesaian dilakukan secara berurutan dari mulai persamaan untuk ITP yang mendapatkan tebal lapis permukaan kemudian dilanjutkan dengan persamaan untuk ITP yang akan mendapatkan tebal lapis pondasi, dan terakhir dengan persamaan untuk ITP 4 yang akan mendapatkan tebal lapis pondasi bawah. Masingmasing tebal yang didapatkan harus dikontrol dengan tebal minimum. Jika tebal yang didapat lebih kecil dari tebal minimum, maka digunakan tebal minimum sesuai persyaratan seperti pada Tabel.1. Parameter desain yang digunakan adalah sebagai berikut: CBR desain = 6 % IPo = 4 IPt = 1,5 FR = 0,5 DDT = 4, Log (6) + 1,7 = 5, 046 Untuk contoh perhitungan, digunakan bahan material sebagai berikut: Tanah dasar dengan CBR = 6 % Lapisan pondasi bawah menggunakan pasir batu (SIRTU) kelas C dengan koefisien relatif (a ) 0,11, CBR = 0 %, dan tebal minimum 10 cm. Untuk lapisan pondasi, digunakan batu pecah kelas B dengan koefisien relatif (a ) = 0,1, CBR = 80 % dan tebal minimum 15 cm. Lapisan permukaan menggunakan LASTON dengan koefisien relatif (a 1 ) 0, dan tebal minimum 5 cm. Indra Susatyo_

6 Proyeksi penumpang harian pada tahun 010 =.145 penumpang.145 Mobil = 0,45 = kendaraan/hari. 1, pnp / kend.145 Taksi = 0,49 = kendaraan/hari. pnp / kend.145 Bus = 0,06 = 96 kendaraan/hari. 0 pnp / kend Sedangkan dari sebanyak 44 karyawan, maka kendaraan yang digunakan oleh karyawan adalah: Mobil = 0,4 44 = 176,8 177 kendaraan/hari. M otor = 0, 44 = 88,4 89 kendaraan/hari. Bu s = 0,4 (44pnp : 0pnp / kend) = 8,84 9 kendaraan/hari. Berikut langkahlangkah perhitungan tebal struktur perkerasan: a. Perhitungan Angka Ekivalen Kendaraan (AE) 1 AE mobil = 8, ,16 4 = 0, AE taksi = + = 0, ,16 8,16,06 AE bus = 8,16 4 5,94 + 8, = 0,006 b. Perhitungan LEP (Lintas Ekivalen Permulaan), LEA (Lintas Ekivalen Akhir), LET (Lintas Ekivalen Tengah), LER (Lintas Ekivalen Rencana) LEP = n j= 1 LHR C n = LHR j j = 1 LEA ( 1 + i) j j E UR j C E j j Dengan: LHR n i Cj Ej : lalu lintas harian ratarata : Jenis kendaraan : Faktor pertumbuhan lalu lintas : Koefisien Distribusi Kendaraan : Angka ekivalen beban sumbu kendaraan Indra Susatyo_

7 Nilai koefisien distribusi kendaraan dapat dilihat dari Tabel.10 diketahui besar Cj = 0,4 untuk kendaraan ringan (mobil, taksi) dan Cj = 0,5 untuk kendaraan berat (bus), dengan perencanaan jumlah jalur sebanyak jalur ( jalur utama dan 1 jalur bahu). Sehingga perhitungannya adalah sebagai berikut: LEP mobil = ,4 0,000451=,175 LEP taksi = ,4 0,000451= 1, 41 LEP bus = 96 0,5 0,006 = 14, 49 LEP total penumpang = 18, 089 Dengan tingkat pertumbuhan lalu lintas pertahun i = % dan umur rencana UR=10 tahun, maka: 10 LEA mobil = ,4 (1 + 0,0) 0,000451=,9 LEA taksi = ,4 (1 + 0,0) 10 0, = 1, 910 LEA bus LEA total penumpang = 96 0,5 (1 + 0,0) = 4, ,006 = 19,477 LEP + LEA 18, ,10 LET = = = 1,199 UR 10 LER = LET = 1,199 = 1, Sedangkan untuk lalu lintas kendaraan karyawan adalah sebagai berikut: LEP mobil = 177 0,4 0,000451= 0,019 LEP bus = 9 0,5 0,006 = 1,5 LEP total karyawan = 1,85 Dengan jumlah karyawan dari tahun 010 sampai dengan tahun 00 adalah tetap, dengan kata lain tingkat pertumbuhan pertahun i = 0 % dan umur rencana UR=10 tahun, maka: LEA mobil = 177 0,4 0,000451= 0,019 LEA bus = 9 0,5 0,006 = 1,5 LEA total karyawan = 1,85 LEP + LEA 1,85 + 1,85 LET = = = 1,85 UR 10 LER = LET = 1,85 = 1, Indra Susatyo_

8 LER total = LER penumpang + LER karyawan LER total = 1, ,85 =,584 c. Perhitungan Tebal Lapisan Permukaan DDT = 4,Log(80) + 1,7 = 9,88 Dari Tabel.1 dan Tabel.1 diperoleh nilai IPo = 4,0 dan IPt = 1,5. Nilai ini digunakan dalam perhitungan untuk menentukan tebal perkerasan. Perhitungan berikut mengambil contoh perhitungan alternatif ,5 log 4, 1,5 1 (, ) 9,6log(,54),98 Log = ITP log + 0,7(9,88 ) ,4 + 0,5 5,19 ( ITP +,54) Dengan cara iterasi didapat besar nilai ITP = 1,888 cm. ITP D = a D 1,888 = 0, D = 5,900 cm 1 Karena D 1 = 5,900 cm, maka untuk lapisan permukaan digunakan tebal lapisan permukaan sebesar 6,0 cm (pembulatan ke atas). d. Perhitungan Tebal Lapisan Pondasi DDT = 4,Log(0) + 1, 7 = 8,05 4 1,5 log 4, 1,5 (, ) 9,6log(,54),98 Log = ITP ,4 + ( ITP +,54) 5, log 0,5 + 0,7(8,05 ) Dengan cara iterasi didapat besar nilai ITP =,697 cm. ITP D = a = 5,977 cm a D,697 = 0, 6 + 0,1 D 1 D1 + Karena D < tebal minimum lapis pondasi, maka digunakan ketebalan lapisan pondasi minimum sebesar 15 cm (Tabel.1). e. Perhitungan Tebal Lapisan Pondasi Bawah DDT 4 = 4,Log(6) + 1,7 = 5,046 Indra Susatyo_

9 4 1,5 log 4, 1,5 1 Log(, ) = 9,6log( ITP +,54),98+ + log + 0,7(5,046 ) ,4 + 0,5 5,19 ( ITP,54) + Dengan cara iterasi didapat besar nilai ITP 4 = 4,6 cm. ITP D = a D + a = 4,47 cm D + a D 4,6 = 0, 6 + 0, ,11 D Dengan D < tebal minimum lapis pondasi bawah, maka digunakan ketebalan lapisan pondasi bawah minimum sebesar 10 cm (Tabel.1). Indra Susatyo_

10 Tabel 5.5 Ketebalan Lapisan Permukaan Lapis Permukaan Lapis Pondasi Lapis Pondasi Bawah Alternatif LASTON Batu Pecah Lempung Kepasiran Jenis a CBR (%) tebal (cm) Jenis a CBR (%) tebal (cm) Jenis a C BR (%) tebal (cm) 1 LASTON 0, 0,0 7,5 batu Pecah kelas C 0, Lempung Kepasiran 0, LASTON 0, 0,0 6,5 batu Pecah kelas B 0, Lempung Kepasiran 0, LASTON 0, 0,0 6,0 batu Pecah kelas A 0, Lempung Kepasiran 0, LASTON 0, 0, 6,5 batu Pecah kelas C 0, Lempung Kepasiran 0, LASTON 0, 0, 6,0 batu Pecah k elas B 0, Lempung Kepasiran 0, LASTON 0, 0, 5,5 batu Pecah kelas A 0, Lempung Kepasiran 0, LASTON 0, 0,0 7,0 batu Pecah k elas C 0, Sirtu kelas C 0, LASTON 0, 0,0 6,5 batu Pecah kelas B 0, Sirtu kelas C 0, LASTON 0, 0,0 6,0 batu Pecah kelas A 0, Sirtu kelas C 0, LASTON 0, 0,0 7,0 batu Pecah k elas C 0, Sirtu kelas A 0, LASTON 0, 0,0 7,0 batu Pecah k elas C 0, Sirtu kelas B 0, LASTON 0, 0, 6,5 batu Pecah k elas C 0, Sirtu kelas B 0, LASTON 0,5 0,5 6,0 batu Pecah k elas C 0, Sirtu kelas B 0, LASTON 0, 0, 6,0 batu Pecah k elas B 0, Sirtu kelas C 0, LASTON 0,5 0,5 5,0 batu Pecah kelas A 0, Lempung kepasiran 0, LASTON 0,5 0,5 5,5 batu Pecah k elas B 0, Lempung kepasiran 0, Tanah Dasar CBR = 6 % Dari Tabel 5.5 di atas yang berisi hasil perhitungan ketebalan lapisan struktur perkerasan dengan berbagai jenis Lapis Permukaan, Lapis Pondasi, dan Lapis Pondasi Bawah, kami mengambil alternatif 14 sebagai desain ketebalannya. Alternatif ini kami pilih dengan alasan dengan penggunaan aspal berkualitas sedang sudah mampu melayani lalulintas di ata snya dengan baik. Selain itu pada proses konstruksi nantinya akan mampu menghemat biaya dengan ketebalan lapisan permukaan yang dikerjakan hanya menambah sedikit di atas ketebalan hasil perhitungan, sehingga tidak banyak biaya tambahan yang dikeluarkan. Hasil perhitungan alternatif 14 tersebut kami sertakan pada Tabel 5.6. Indra Susatyo_

11 Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Alternatif 14 CBR tanah = 6 % Lapisan Permukaan Lapis Pondasi Lapis Pondasi Bawah Jenis LASTON 0, batu Pecah kelas B Sirtu kelas C Koef kekuatan relatif 0, 0,1 0,11 CBR (%) 80 0 ITP 1,888,697 4,6 Tebal hitung 5,900 5,977 4,47 Tebal Konstruksi Di bawah ini digambarkan potongan melintang dengan mengambil potongan pada ruas jalan sirkulasi di dalam pelataran parkir. Gambar 5. Potongan Melintang Tebal Perkerasan Rencana V.. Perencanaan Sistem Drainase Pelataran Parkir BIJB V..1. Penentuan Curah Hujan Regional Penentuan curah hujan regional dilakukan dengan metode ratarata, yaitu menjumlahkan curah hujan maksimum harian dari setiap stasiun hujan pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah stasiun hujan. Hasil perhitungan penentuan hujan regional terdapat pada Tabel 5.7. Contoh perhitungan Ch regional ratarata tahun 1979: Ch pakumbahan + Ch kadipaten + Ch majalengka Ch rata rata = stasiun = = 86 mm Indra Susatyo_

12 Tabel 5.7 Curah Hujan Regional dengan Metode Ratarata Ch (mm) Ch ratarata Tahun Pakumbahan Kadipaten Majalengka (mm) V... Analisis Hidrologi Setelah pengumpulan data curah hujan dan penentuan curah hujan regional dilakukan analisis har ga ekstrim curah hujan untuk mendapatkan curah hujan rencana. Metode yang digunakan untuk analisis harga ekstrim adalah dengan metode Distribusi Normal, Log Normal, Gumbel dan Distribusi Log Pearson III. Tabel 5.8 Perhitungan Curah Hujan Tahun CH (mm) (xxrata)^ logx (logxlogx rata)^ (logxlogx rata)^ ,610 1,981 0, , ,654,057 0,000 0, ,588,1494 0,018 0, ,810,0479 0, , ,454 1,9450 0,0051 0, ,51,04 0, , ,010 1,9669 0, , ,10 1, ,0018 0, ,610,0089 0,0000 0, ,10,0610 0,0008 0, , ,678 0,0765 0,0101 0,0008 X Ratarata 10,57,01 X 105,667 X rata rata = = = 10,567 N 10 log X 0,074 X log rata rata = = =, 007 N 10 ( x x ) rata Sx = N 1 log S log x = rata = ( x log ) x rata N 1 rata 1844,678 = 14,17 9 =,007 = 0,059 9 Indra Susatyo_

13 Tabel 5.9 Perhitungan Distribusi Normal Distribusi Normal m P(weilbull) Tr Kt Xtr 1 0,091 11,000 1,1 11,68 0,18 5,500 0, ,51 0,7,667 0, ,64 4 0,64,750 0,11 105, ,455,00 0,056 10,70 6 0,545 1,8 0,9 96, ,66 1,571 1,007 88, ,77 1,75 1,468 81, ,818 1, 1,87 76, ,909 1,100,115 7,94 Contoh perhitungan distribusi normal untuk data (m) ke 1: m 1 P ( Weilbull) = = = 0, n Tr = = P 1 0,09091 = 11 Cs untuk normal =0 Kt=1,1 Xtr R + KtSx = 10, ,1 14,17 = 11, mm = rata rata 68 Tabel 5.10 Perhitungan Distribusi Log Normal Distribusi Log Normal m P(weilbull) Tr Kt Xtr 1 0,091 11,000 1,1 11,465 0,18 5,500 0, ,649 0,7,667 0, ,48 4 0,64,750 0,11 104, ,455,00 0,056 10, ,545 1,8 0,9 96, ,66 1,571 1,007 88, ,77 1,75 1,468 8, ,818 1, 1,87 79, ,909 1,100,115 76,47 Contoh perhitungan distribusi log normal untuk data (m) ke 1: 1 P ( Weilbull) = m = = 0,09091 n Tr = = = 11 P 0,09091 Cs untuk log normal =0 Kt=1,1 log Xtr = log Rrata rata + Kt S log x =, ,1 0,059 =, 084mm Xtr = 11,465mm Indra Susatyo_

14 Tabel 5.11 Perhitungan Distribusi Gumbel Distribusi Gumbell m P(weilbull) Tr Kt Xtr 1 0,091 11,000 1,8 1,7 0,18 5,500 0,80 114,058 0,7,667 0,44 108, ,64,750 0, , ,455,00 0, ,71 6 0,545 1,8 0,65 98, ,66 1,571 0,459 95,99 8 0,77 1,75 0,655 9, ,818 1, 0,866 90, ,909 1,100 1,1 86,5 Contoh perhitungan distribusi Gumbel untuk data (m) ke 1: m 1 P ( Weilbull) = = = 0, n Tr = = P 1 0,09091 = 11 6 Tr Kt = 0,577 + ln ln π Tr = 0,577 + ln ln = 1, 8 π 11 1 Xtr R + Kt Sx = 10, ,8 14,17 = 1, mm = rata rata 7 Tabel 5.1 Perhitungan Distribusi Log Pearson III Distribusi Log Pearson III m P(weilbull) Tr Kt Xtr 1 0,091 11,000 1,66 1,41 0,18 5,500 0, ,171 0,7,667 0, ,44 4 0,64,750 0,10 10,50 5 0,455,00 0,0 10, ,545 1,8 0,99 96,75 7 0,66 1,571 0,878 90,8 8 0,77 1,75 1,8 86, ,818 1, 1,517 8, ,909 1,100 1,741 80,85 Contoh perhitungan distribusi log Pearson untuk data (m) ke 1: m 1 P ( Weilbull) = = = 0, n Tr = = = 11 P 0,09091 Indra Susatyo_

15 N (log x log Cs = ( N 1)( N )( S x rata rata ) log x ) 10 0,0098 = 9 8 (14,17) = 0,566 Kt=1,66 (hasil interpolasi Tabel.0) log Xtr = log R rata + K t S log x =, ,1 0,059 =, Xtr = 1, 41mm rata 088 mm Selanjutnya dilakukan perhitungan error relatif (D), yaitu nilai mutlak hasil selisih dari data aktual dan data hasil perhitungan dari 4 metode distribusi harga ekstrim. Hasil perhitungan error relatif dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Perhitungan Error Relatif CH max (mm) error relatif ( Ch data Ch perhitungan ) Data Normal Log Normal Gumbel Log Pearson III Normal Log Normal Gumbel Log Pearson III 1 11,68 11,465 1,7 1,41 11,965 11,869 10,961 10, ,51 114, , ,171,584,98,91, ,64 108,48 108, ,44 0,597 0,18 0, 1, , , ,989 10,50,40,54,011 4, ,70 10, ,71 10,159 1,96,848,6, ,961 96,467 98,775 96,75,706 4,199 1,89 4, ,151 88,769 95,99 90,8 5,516 4,898,5,8 9 81,544 8,401 9,196 86,044 11,1 9,65 0,50 6, ,405 79,45 90,16 8,85 9,595 6,548 4,16, ,94 76,47 86,5 80,85 1,7 9,9 0,686 5,8 Ratarata Error Relatif 6,84 5,55,981 4,508 Dari Tabel 5.1 diperoleh metode analisis harga ekstrim yang sesuai untuk menentukan curah hujan rencana adalah Metode Gumbel, karena mempunyai harga ratarata D yang lebih kecil yaitu,981. Selanjutnya dicari nilai D yang minimum dari setiap nilai D maksimum setiap metode, didapat nilai D maksimum yang mempunyai nilai minimum dari Metode Gumbel adalah 10,961 mm. Nilai D tersebut harus dibandingkan dengan nilai SmirnovKolmogorov. Dari Tabel 5.14 untuk data N = 10 dan tingkat probabilitas 5 % didapatkan nilai D = 0,41 x 100% = 41. Sehingga perhitungan dengan metode Gumbel memenuhi syarat untuk menentukan curah hujan maksimum rencana karena nilai Dmaks yaitu 10,961 lebih kecil dari D yang ditetapkan Smirnov Kolmogorov, yaitu 41. Tabel 5.14 Nilai Smirnov Kolmogorov Indra Susatyo_

16 Nilai Kritis N 0,0 0,10 0,05 0,01 5 0,45 0,51 0,56 0, , 0,7 0,41 0, ,7 0,0 0,4 0,40 0 0, 0,6 0,9 0,6 5 0,1 0,4 0,7 0, 0 0,19 0, 0,4 0,9 5 0,18 0,0 0, 0,7 40 0,17 0,19 0,1 0,5 45 0,16 0,18 0,0 0,4 50 0,15 0,17 0, 19 0, Curah hujan maksimum rencana dengan periode ulang 10 tahun dengan metode Gumbel: 6 10 Kt = 0,577 + ln ln = 1,05 π 10 1 Xtr X + Kt Sx = rata rata = 10, ,05 14,17 = 11,5 mm V... Kurva Intensitas Hujan Penentuan Intensitas hujan rencana berdasarkan Rumus van Breen dimana curah hujan harian terkonsentrasi selama 4 jam dengan jumlah hujan sebesar 90% dari jumlah hujan selama 4 jam. 90% Xtr 90% 11,5 I = = = 7, mm 4 4 Harga I = 7, mm diplotkan pada kurva intensitas basis pada waktu intensitas t=40 menit, tarik garis lengkung yang searah dengan garis lengkung intensitas basis. Kurva ini merupakan intensitas hujan rencana. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5.. Indra Susatyo_

17 Kurva Intensitas Rencana Gambar 5. Kurva Intensitas Hujan V..4. Perencanaan Dimensi Saluran Drainase Pelataran parkir dibagi beberapa catchment area, kemudian air yang berasal dari tiap catchment area ini akan dialirkan menuju saluran drainase yang telah ditentukan dan akhirnya dari beberapa saluran ini akan bergabung menuju kolam penampungan (storage). Untuk lebih jelasnya masingmasing catchment area dan skema arah aliran dapat dilihat pada lembar lampiran. Contoh perhitungan penentuan dimensi saluran L4: A mobil = 4.51,4 m A taksi =.485,4 m Atotal = 6.997, m nd = 0,01 (koefisien hambatan untuk aspal beton) s = 0,0 v = 1,5 m/s (kecepatan maksimum ijin untuk bahan beton = 1,5 m/s) Lo mobil = 5,47 m Lo taksi L = 8,9 m = 86 m t1 0,167 0,167 mobil l of = 1, 48 = *,8* nd 0,01 * = *,8*5,47* s 0, 0 menit Indra Susatyo_

18 t1 0,167 0,167 0,01 taksi of = *,8* 8,9* = 1, 41 = *,8* l nd * s 0,0 menit t1 total = t1mobil + t1taksi =, 8menit L 86 t = = = 57,det ik = 0, 96 menit v 1,5 Tc = t1 + t =, 78 menit I = 190 mm/jam (dari Gambar 5.) 1 1 Q = C. I. A = 0, , = 0,59 m / s Perhitungan dimensi saluran, saluran yang digunakan segi empat Q 0,59 A = = = 0,17 m v 1,5 A = b d; b = d A = d 0,17= d d = 0,17 = 0,0865 = 0,94 m b = d = 0,94 = 0,588 m Tinggi jagaan (freeboard) W = 0,5 d = 0,5 0,94 = 0, 8 m Panjang Saluran = 86,00 m (dari layout drainase) A bd 0,588 0,94 0,1787 R = = = = = 0,147 P d + b 0,94 + 0,588 1,176 ( ) V n 1,5 0,016 S = = = 0,0074 = 0,74 % / 0,147 R Namun karena kemiringan saluran pada beberapa saluran sangat besar, maka kami mengubah besar kecepatan aliran air dari 1,5 m/s menjadi 1,0 m/s dan 0,5 m/s. Hal ini akan mempengaruhi dimensi saluran menjadi lebih besar. Berikut adalah contoh perhitungan penentuan dimensi saluran L4 setelah mengubah kecepatan aliran: A kend.pribadi = 451,4 m A taksi = 485,4 m A total = 6997, m Indra Susatyo_

19 nd = 0,01 (koefisien hambatan untuk aspal beton) s = 0,0 v = 1,0 m/s (kecepatan maksimum ijin untuk bahan beton = 1,5 m/s) Lo mobil = 5,47 m Lo taksi = 8,9 m L = 86 m 0,167 nd 0,01 t1mobil = *,8* lof * = *,8*5,4 * = 1, 48 menit s 0,0 0,167 nd 0,01 t1taksi = *,8* lof * = *,8* 8,9 * = 1, 41 menit s 0,0 t1 total = t1mobil + t1taksi =, 8menit L 86 t = = = 1, 4 menit v 1,0 Tc = t1 + t = 4, 57 menit I = 190 mm /jam (dari Gambar 5.) 1 Q = 1 C. I. A = 0, , = 0,59 m / s Perhitungan dimensi saluran, saluran yang digunakan segi empat Q 0,59 A = = = 0,59 m v 1,0 A = b d; b = d A = d 0,59 = d 0,59 d = = 0,195 = 0,60 m b = d = 0,60 = 0,70 m Tinggi jagaan (freeboard) W = 0,5d = 0,5 0,60 = 0, 4 m Panjang Saluran = 86,00 m (dari layout drainase) R = A P bd = = d + b V n S = R 0,70 0,60,59 = = 0, ,70 1,440 ( 0,60) 1,0 0,016 = / 0,1798 = 0,005 = 0,5 % 0,167 0,167 Indra Susatyo_

20 Dimensi ini merupakan dimensi optimum yang didapat dari perhitungan dengan memperkecil kecepatan aliran rencana, dengan debit Q yang sama dengan debit sebelumnya. Namun untuk memudahkan pelaksanaan konstruksi di lapangan, maka dilakukan pengelompokkan dimensi saluran menjadi beberapa tipe. Contohnya adalah untuk saluran L4 menggunakan dimensi 100 cm x 70 cm (Lebar x Tinggi), dengan demikian maka ketinggian aliran akan berubah dari 0,6 m menjadi 0,6 m (dengan semakin membesarnya lebar saluran dari 0,7 m menjadi 1,00 m). Untuk perhitungan dimensi tersebut, berarti perhitungan dimensi optimum tidak bisa lagi digunakan. Maka perhitungannya menjadi seperti perhitungan berikut. Luas area tangkapan, panjang saluran, dan waktu aliran sama besar, yang berbeda mulai dari perhitungan dimensi salurannya. Dimensi yang digunakan tetap persegi panjang. Q 0,59 A = = = 0,59 m v 1,0 A A = b d ; d = b 0,59 = 1,00 d 0,59 d = = 0,59 m 1,00 Tinggi jagaan (freeboard) W = 0,5d = 0,5 0,59 = 0, 6 m Panjang Saluran = 86,00 m (dari layout drainase) R = A P bd = = d + b V n S = R 1,00 0,59 = + 1,00 ( 0,59) 1,0 0,016 = / 0,1704 0,59 = 0,1704 1,517 = 0, = 0,7 % Indra Susatyo_

21 Indra Susatyo_

22 Tabel 5.15 Hasil Perhitungan Dimensi Saluran Drainase Dengan Kecepatan Aliran Rencana Maksimum (v = 1,5 m/s) Nama Saluran Debit Tinggi (d) Lebar (b) Freeboard Luas Basah Keliling Basah R s Panjang Saluran v rencana (m/s) m m m m m m/s m L1 0,157 0, 0,46 0,4 0,105 0,916 0,1145 1,04% 59,00 1,5 0,611 L 0,09 0,6 0,5 0,6 0,19 1,056 0,119 0,86% 7,40 1,5 0,1 L 0,005 0,04 0,08 0,14 0,00 0,158 0, ,78% 1,70 1,5,418 L4 0,59 0,9 0,59 0,8 0,17 1,174 0,1468 0,74% 86,00 1,5 0,640 L5 0,7 0,0 0,60 0,9 0,18 1,06 0,1508 0,7% 97,45 1,5 0,699 L6 0,8 0,8 0,55 0,7 0,15 1,10 0,178 0,81% 97,45 1,5 0,788 L7 0,668 0,47 0,94 0,49 0,445 1,887 0,59 0,40% 86,00 1,5 0,40 L8 0,60 0,9 0,59 0,8 0,17 1,178 0,147 0,74% 86,50 1,5 0,641 L9 0,66 0,0 0,60 0,9 0,178 1,19 0,1490 0,7% 97,40 1,5 0,710 L10 0,006 0,05 0,09 0,15 0,004 0,186 0,0 8,70% 16,80 1,5 1,461 L11 0,050 0,1 0,6 0,5 0,04 0,519 0,0648,1% 5,90 1,5 0,794 L1 0,06 0,14 0,9 0,7 0,041 0,57 0,0716 1,94% 75,05 1,5 1,454 L1 0,496 0,41 0,81 0,45 0,0 1,66 0,0 0,48% 86,50 1,5 0,417 L14 1,16 0,6 1,5 0,56 0,776,491 0,114 0,7% 86,50 1,5 0,6 G1 0,7 0,0 0,60 0,9 0,18 1,06 0,1508 0,7% 8,00 1,5 0,057 G 0,006 0,05 0,09 0,15 0,004 0,186 0,0 8,70% 4,00 1,5 0,48 G 0,66 0,0 0,60 0,9 0,178 1,19 0,1490 0,7% 8,00 1,5 0,058 delta H Dari hasil perhitungan di atas, kemiringan saluran (s) maksimum yang terjadi adalah s = 10,78 % pada saluran L dan yang terkecil s = 0,7 % pada saluran L14. Dari berbagai kemiringan saluran tersebut, yang menghasilkan perbedaan tinggi terbesar di hulu dan hilir saluran adalah pada saluran L sebesar,418 m. Hal ini akan membuat ketidaksesuaian ketinggian pada pertemuan antar saluran sehingga perlu dilakukan perhitungan ulang. Perhitungan ulang dilakukan dengan mengurangi kecepatan aliran dari 1,5 m/s menjadi 1,0 m/s dan 0,5 m/s. Indra Susatyo_

23 Tabel 5.16 Hasil Perhitungan Dimensi Saluran Drainase Optimum Dengan Memperkecil Kecepatan Aliran Rencana Keliling Panjang Nama Debit Tinggi (d) Lebar (b) Freeboard Luas Basah R s v rencana delta H Basah Saluran Saluran (m/s) m m m m m m/s m L1 0,157 0,8 0,56 0,7 0,157 1,11 0,140 0,5% 59,00 1,0 0,07 L 0,09 0, 0,65 0,40 0,09 1,9 0,1616 0,9% 7,40 1,0 0,109 L 0,005 0,07 0,14 0,18 0,009 0,74 0,04 0,58% 1,70 0,5 0,18 L4 0,59 0,6 0,7 0,4 0,59 1,48 0,1798 0,5% 86,00 1,0 0,17 L5 0,7 0,7 0,74 0,4 0,7 1,478 0,1847 0,4% 97,45 1,0 0,7 L6 0,8 0,4 0,68 0,41 0,8 1,50 0,1688 0,7% 97,45 1,0 0,67 L7 0,668 0,58 1,16 0,54 0,668,11 0,889 0,1% 86,00 1,0 0,115 L8 0,60 0,6 0,7 0,4 0,60 1,44 0,180 0,5% 86,50 1,0 0,17 L9 0,66 0,7 0,7 0,4 0,66 1,460 0,185 0,5% 97,40 1,0 0,41 L10 0,006 0,08 0,16 0,0 0,01 0, 0,040 0,46% 16,80 0,5 0,078 L11 0,050 0, 0,45 0,4 0,101 0,898 0,11 0,1% 5,90 0,5 0,04 L1 0,06 0,5 0,50 0,5 0,1 0,99 0,140 0,10% 75,05 0,5 0,078 L1 0,496 0,50 1,00 0,50 0,496 1,991 0,489 0,16% 86,50 1,0 0,141 L14 1,16 0,76 1,5 0,6 1,16,051 0,81 0,09% 86,50 1,0 0,080 G1 0,7 0,7 0,74 0,4 0,7 1,478 0,1847 0,4% 8,00 1,0 0,019 G 0,006 0,08 0,16 0,0 0,01 0, 0,040 0,46% 4,00 0,5 0,019 G 0,66 0,7 0,7 0,4 0,66 1,460 0,185 0,5% 8,00 1,0 0,00 Hasil perhitungan di atas menggunakan perhitungan dengan memperkecil kecepatan aliran rencana, dengan demikian kemiringan saluran menjadi lebih landai. Kemiringan saluran (s) maksimum yang terjadi adalah s = 0,58 % pada saluran L dan yang terkecil s = 0,09 % pada saluran L14. Dari berbagai kemiringan saluran tersebut, yang menghasilkan perbedaan tinggi terbesar di hulu dan hilir saluran adalah pada saluran L6 sebesar 0,67 m dari kemiringan s = 0,7 %. Dimensi saluran di atas merupakan dimensi optimum yang didapatkan dari hasil perhitungan drainase setiap saluran. Indra Susatyo_

24 Tabel 5.17 Hasil Perhitungan Dimensi Saluran Drainase Dengan Pengelompokkan Tipe Saluran Keliling Panjang Nama Debit T inggi (d) Lebar (b) Freeboard Luas Basah R s v rencana Basah Saluran Saluran (m/s) m m m m m m/s L1 0, 157 0,16 1,00 0,8 0,157 1,14 0, ,4% 59,00 1,0 L 0, 09 0,1 1,00 0, 0,09 1,418 0, 147 0,% 7,40 1,0 L 0, 005 0,0 0,0 0,1 0,009 0,6 0, 058 0,84% 1,70 0,5 L4 0, 59 0,6 1,00 0,6 0,59 1,517 0, ,7% 86,00 1,0 L5 0, 7 0,7 1,00 0,7 0,7 1,546 0, ,6% 97,45 1,0 L6 0, 8 0, 1,00 0,4 0,8 1,456 0, ,0% 97,45 1,0 L7 0, 668 0,45 1,50 0,47 0,668,90 0, 79 0,14% 86,00 1,0 L8 0, 60 0,6 1,00 0,6 0,60 1,50 0, ,7% 86,50 1,0 L9 0, 66 0,7 1,00 0,7 0,66 1,5 0, 178 0,6% 97,40 1,0 L10 0, 006 0,04 0,0 0,15 0,01 0,86 0, 05 0,59% 16,80 0,5 L11 0, 050 0,14 0,70 0,7 0,101 0,988 0, 101 0,1% 5,90 0,5 L1 0, 06 0,18 0,70 0,0 0,1 1,05 0, ,11% 75,05 0,5 L1 0, 496 0, 1,50 0,41 0,496,161 0,94 0,18% 86,50 1,0 L14 1, 16 0,78 1,50 0,6 1,16,051 0,81 0,09% 86,50 1,0 G1 0, 7 0,7 1,00 0,7 0,7 1,546 0,1766 0,6% 8,00 1,0 G 0, 006 0,04 0,0 0,15 0,01 0,86 0,05 0,59% 4,00 0,5 G 0, 66 0,7 1,00 0,7 0,66 1,5 0,178 0,6% 8,00 1,0 delta H m 0,56 0,1 0,65 0, 0,5 0,96 0,11 0, 0,57 0,100 0,048 0,084 0,158 0,080 0,01 0,04 0,01 Tabel perhitungan di atas menggunakan data le bar saluran yang telah dikelompokkan. Namun dengan mengelompokkan dimensi saluran yang terjadi me njadi lebih besar (lebih curam), meskipun sedikit. Kemiringan terbesar terdapat pada saluran L sebesar 0, 84 %, dan kemiringan terkecil pada saluran L14 sebesar 0,09 %. Pengelompokkan dimensi saluran drainase, yaitu dengan cara melakukan pembulatan ke atas terhadap besar dimensi saluran yang didapat dari hasil perhitungan. Pengelompokkan tipe saluran drainase ini dapat dilihat pada Tabel Indra Susatyo_

25 Tabel Pengelompokkan Dimensi Saluran Nama Saluran L1 L L Debit Hitung (m/s) Lebar (b) Desain Tinggi (d) Desain m v rencana L5 0,7 1,00 0,70 1,00 Tipe L6 0,8 1,00 0,70 1,00 Tipe Tipe Saluran L7 0,668 1,50 1,00 1,00 Tipe 4 L8 0,60 1,00 0,70 1,00 Tipe L9 0,66 1,00 0,70 1,00 Tipe L10 0,006 0,0 0,0 0,50 Tipe 1 L11 0,050 0,70 0,50 0,50 Tipe L 1 0,06 0,70 0,50 0,50 Tipe L1 L14 0,496 1,16 1,50 1,50 1,00 1,50 1,00 1,00 Tipe 4 Tipe 5 G1 0,7 1,00 0,70 1,00 Gorong 1 G 0,006 0,0 0,0 0,50 Gorong G 0,66 1,00 0,70 1,00 Gorong 1 m/s 0,157 1,00 0,70 1,00 Tipe 0,09 1,00 0,70 1,00 Tipe 0,005 0,0 0,0 0,50 Tipe 1 L4 0,59 1,00 0,70 1,00 Tipe Pengelompokkan dimensi saluran ini terbagi menjadi 5 tipe saluran dan tipe gorong Saluran terkecil adalah tipe 1 dengan dimensi (lebar x tinggi) 0 cm x 0 cm, dan gorong. saluran terbesar adalah tipe 5 dengan dimensi 150 cm x 150 cm. V.4. Estimasi Biaya Konstruksi Pelataran Parkir BIJB Dalam perencanaan biaya yang akan dilakukan, dilakukan pemecahan jenis pekerjaan yang ada dalam konstruksi pelataran parkir BIJB. Jenis pekerjaan yang dilakukan akan dijabarkan satupersatu seperti WBS (Work Breakdown Structure) berikut. Gambar 5.4 Work Breakdown Structure Pelataran Parkir Bandara Internasional Jawa Barat Indra Susatyo_

26 V.4.. Metode Pelaksanaan Konstruksi Pelataran parkir BIJB Untuk pelaksanaan konstruksi pelataran parkir, tentunya dibutuhkan metode pekerjaan yang tepat agar tidak terjadi pemborosan bahan, waktu, dan biaya konstruksi. Urutan pekerjaan dimulai dari pekerjaan di bagian bawah pelataran parkir, termasuk pekerjaan galian saluran drainase. Berikut adalah metode yang dilakukan untuk pekerjaan pada konstruksi pelataran parkir. Konstruksi pelataran parkir BIJB secara garis besar terbagi menjadi tiga () pekerjaan, yang meliputi: pekerjaan saluran drainase, pekerjaan struktur perkerasan, dan pekerjaan perlengkapan jalan. Yang pertama kali akan dijelaskan dalam subbab ini adalah pekerjaan saluran drainase. Pekerjaan saluran drainase ini biasanya dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan struktur perkerasan, maksudnya adalah tahap penggalian tanah dapat dilakukan mulai dari awal, setelah persiapan lahan telah selesai dilakukan. Berikut adalah penjelasan metode pelaksanaan pembuatan saluran drainase: 1. Setelah pekerjaan persiapan selesai dilakukan, kita bisa langsung melakukan pekerjaan tanah dan pekerjaan pelapisan saluran drainase dengan adukan semen (plesteran). Salah satu yang termasuk pekerjaan persiapan ini adalah pengukuran (longitudinal dan cross section).. Pekerjaan tanah Pekerjaan tanah dalam membuat saluran drainase merupakan pekerjaan galian saluran. Saluran drainase dibuat dengan cara menggali dan membentuk saluran drainase, setelah pekerjaan galian dan timbunan pada pekerjaan persiapan telah mencapai rata datar meja. Lahan yang telah diberi tandatanda untuk membatasi saluran drainase kemudian digali dengan cangkul. Pekerja menggali tanah saluran drainase itu hingga mencapai kedalaman yang diinginkan. Setelah selesai digali, kemudian dilakukan pengecekan elevasi dan hasil kerja, sehingga dapat langsung diperbaiki bila terjadi kesalahan.. Pekerjaan dinding saluran drainase Berikut adalah pelaksanaan pekerjaan plesteran: a. Buat batas dengan tali (benang kasur) untuk membuat batas ketebalan dinding yang sama (5 cm), baik horisontal maupun vertikal. b. Setelah dibuat adukan semen dan pasir (bahan plesteran) dengan perbandingan 1 semen : pasir, maka dilakukan pemasangan batu bata untuk dinding saluran dan dasar saluran sesuai dengan batas tali yang telah ditentukan, sekaligus dilakukan penempelan dengan menggunakan adukan semen dan pasir tadi. c. Setelah pasangan batu bata tersebut telah cukup kuat, maka dilakukan pemlesteran dengan campuran semen dan pasir lagi. Pemlesteran dilakukan pekerja dengan cara Indra Susatyo_

27 kamprotan dengan jarak lemparan + 50 cm dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 5 cm. Ratakan dengan roskam, sehingga dinding saluran halus dan rata. d. Bersamaan dengan kamprotan pada dinding saluran, kemudian langsung dilanjutkan dengan membuat lapisan pada dasar saluran dengan ketebalan + 5 cm. Kemudian jangan lupa juga diratakan dan dihaluskan, agar air dapat mengalir dengan baik. e. Setelah plesteran kering, dilakukan curing dengan menyiram dengan air untuk menghindari retak pada plesteran. Sedangkan untuk pembuatan struktur lapis perkerasan pelataran parkir, metode pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1. Pekerjaan Sub Base dan Base Pekerjaan sub base dilakukan setelah pekerjaan pemadatan tanah selesai. Selanjutnya dilakukan pencampuran dan pembuatan material sub base. Pencampuran dilakukan dengan motor grader atau alat lain pada kadar air yang dikehendaki. Setelah dilakukan penebaran material dan perataan, dilakukan pemadatan dengan menggunakan mesin gilas (three steel rollers), mesin gilas roda karet (pneumatic tired rollers). Penggilasan dilakukan dari tepi menggeser ketengah, berjalan dengan paralel dengan as jalan dan diusahakan berlangsung terus tanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas.. Pekerjaan Lapis Permukaan (LASTON) Material bitumen harus dipanaskan terlebih dahulu, pemanasan tersebut harus diusahakan tetap dan kontinu agar dapat mensupply mixer dengan aspal pada temperatur yang ditentukan. Agregat yang akan dipakai dalam campuran harus dikeringkan dan dipanaskan sebelum pengadukan. Pemanasan hendaknya diatur agar agregat tidak menjadi rusak dan kotor. Setelah dipanaskan agregat disaring menjadi fraksi dan diangkut ke binbin yang terpisah untuk persiapan dicampur dengan aspal. Pencampuran dilakukan pada temperatur yang disyaratkan dimana temperatur agregat tidak boleh berbeda lebih besar dari 14 0 C terhadap temperatur bitumen. Pengadukan dilakukan dengan menggunakan batching plant, campuran agregat harus terlebih dahulu diaduk dalam keadaan kering, kemudian aspal dalam jumlah tertentu ditambahkan dalam campuran dan diaduk paling sedikit 45 detik atau lebih lama agar semua partikel dari agregat telah tercampur dengan aspal. Setelah mixing dilakukan, adukan tersebut diangkut ke lokasi untuk proses penghamparan. Setelah adukan dihamparkan, segera permukaannya harus diperiksa lagi yaitu kepadatannya, bentuk dan ketebalannya, bila perlu harus segera diperbaiki. Pemadatan Indra Susatyo_

28 dilakukan dengan roller ini hendaknya dimulai dari tepi, berangsurangsur menggeser ke tengah. Pada tempattempat dimana roller tidak dapat bekerja karena sempitnya ruangan atau terdapat rintanganrintangan, maka lapisan aspal dipadatkan dengan alat pemadat tangan. Penggilasan harus dilakukan terus menerus untuk mencapai kepadatan yang merata. V.4.4. Perhitungan Biaya Konstruksi Pelataran Parkir BIJB Untuk perhitungan biaya konstruksi pelataran parkir ini dibutuhkan datadata untuk menghitung volume pekerjaan yang akan dilakukan. Datadata itu antara lain: luas lahan yang akan dikerjakan, spesifikasi material dan kualitas bahan yang akan digunakan, jumlah pekerja, jumlah alat yang digunakan, dan lainlain. Namun dalam menghitung Rincian Anggaran Biaya sudah ada faktor pengali tiaptiap bahan, alat, dan upah yang dipengaruhi dari produktifitas alat, pekerja, dan jumlah bahan yang terbuang. Rincian koefisien alat, bahan material, dan upah pekerja dapat dilihat contohnya dalam perhitungan berikut: Tabel 5.19.a Analisis Harga Satuan Untuk Pekerjaan Lapis Permukaan (1 dari ) N0 I KODE ASUMSI 1 Menggunakan cara mekanik Lokasi pekerjaan: parkir pelataran L Jarak Ratarata base camp ke lokasi pekerj t 4 Tebal Lapisan permukaan Tk 5 Jam Kerja efektif 6 berat jenis bahan D1 AC D Agregat kasar (7,5%) D Agregat halus (,5%) D4 Filler (5%) D5 Aspal(7%) 7 faktor kehilangan material Fh1 Agregat kasar Fh Agregat halus URAIAN KOEF SATUAN aan 0,5 Km 0,06 m 7,00 Jam,5 ton/m,68 ton/m,44 ton/m,71 ton/m 1,0 ton/m 1,05 1,09 Fh Filler 1,0 Fh4 Aspal 1,0 II URUTAN KERJA 1 Wheel Loader memuat agregat dan asphalt ke dalam AMP Agregat dan aspal dicampur dan dipanaskan dengan AMP untuk dimuat langsung ke dump truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan campuran panas AC dihamprkan dengan asphalt finisher dan dipadatkan dengan tandem roller dan pneumatic tire roller 4 selama pemadatan,sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dengan alat bantu Indra Susatyo_

29 Tabel 5.19.b Analisis Harga Satuan Untuk Pekerjaan Lapis Permukaan ( dari ) III PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA 1 Bahan m1 1.a AC =D1x1m xtx0,9 0,111 Ton 1.b Agregat m Kasar = 0,75x((D1x0,06 m )/D)*Fh1 0, m m Halus = 0,5x((D1x0,06 m)/d)*fh 0,01417 m m4 Filler = 0,05xm1 0, ton m5 1.c Aspal = 0,07xD5x1mxt 0,00987 ton Alat dan tenaga kerja.a Wheel Loader V Kapasitas Bucket 1,5 m Fb Faktor Bucket 0,9 Fa Efisiensi alat 0,9 Waktu siklus T1 waktu muat 0,75 menit T lainlain 0,5 menit TS1 1menit Q1 kap prod/jam= (VxFbxFax1mx60)/(m+m+m4)xTs1 1199,4161 m /jam Koef alat/m 0, jam.b Asphalt Mixing Plant(AMP) V Kapasitas produksi 50 Ton/jam Fa Faktor efisiensi alat 0,9 Q kap. prod/jam = (VxFa)/(D1xt) 19,14896 m /jam Koef alat/m 0,001 jam.c Genset Q kap produksi=amp 19,14896 m/jam Koef alat/m 0,001 jam.d Dump truck V kapasitas 8 Ton fa faktor efisiensi alat 0,9 v1 kec ratarata bermuatan 5 km/jam v kec ratarata bermuatan kosong 50 km/jam Qb kap AMP/Batch 0,5 ton tb waktu menyiapkan 1 batch AC 0,5 menit waktu siklus T1 waktu mengisi =(V:Qb)xtb 8 menit T waktu angkut = (L/v1)x60 mneit 1, menit T waktu tunggu+dump+putar 0,5 menit T4 waktu kembali= (L/v)x60 mneit 0,6 menit TS 10, menit Q4 kap prod/jam=(vxfax60)/(d1xtxts) 97,4590 m /jam koef alat/m 0, jam Indra Susatyo_

30 Tabel 5.19.c Analisis Harga Satuan Untuk Pekerjaan Lapis Permukaan ( dari ).e TANDEM ROLLER v Kec ratarata alat 1,5 km/jam b Lebar efektif pemadatan 1, m n Jumlah lintasan 6 lintasan Fa Faktor efisiensi alat 0,9 Q4 kap prod/jam=vx1000xbxfa/n 70 koef alat/m 0,00707 m /jam tenaga kerja mandor pekerja 1 orang orang Qt produksi HRS/hari = Tk x Q m /hari koefisien tenaga/m mandor = (Tk*M)/Qt 0,00707 orang pekerja = (Tk*P)/Qt 0, orang.f PNEUMATIC TIRE ROLLER v Kec ratarata alat 1,5 km/jam b Lebar efektif pemadatan 1,5 m n Jumlah lintasan 6 lintasan Fa Faktor efisiensi alat 0,9 Q5 kap prod/jam=vx1000xbxfa/n 7,5 koef alat/m 0, jam.g Ashpalt Finisher V Kapasitas produksi 40 Ton/jam fa Efisiensi alat 0,9 Q6 Kap prod/jam =(VxFa)/(D1xt) 55,19149 m/jam koef alat/m 0, jam.h Alat Bantu kereta dorong sekop garpu tongkat kontrol ketebalan penghamparan buah buah buah Selanjutnya sebelum menghitung besar biaya pembangunan tersebut, kita harus mengetahui berapa volume pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam hal ini adalah luas pelataran parkir yang akan dibangun. Berikut adalah rincian luas alahan parkir yang akan dibangun, berdasarkan luas dari layout pelataran parkir. Indra Susatyo_

31 Tabel 5.0.a Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi Pelataran Parkir BIJB (1 dari 5) No. Kode dan Nama Kegiatan Satuan Ukur Keluaran (Output) Volume Satuan Ukur Harga per Satuan Ukur Volume Jumlah Biaya (Rp) = 7*8 10=9/8 11 PEMBANGUNAN BARU M 9.456, , PELATARAN PARKIR I. DRAINASE Indeks Harga 1 Galian Drainase M 10.19,86 909, , A UPAH B Jenis/Rincian Masukan Masukan (Input) Pekerja galian (L01) jam 4.700,00 0, ,69 Mandor (L0) jam 7.865,00 0,055 41,15 BAHAN Keterangan C ALAT Dump Truck (E8) jam ,00 0, ,0 Alat Bantu Ls 1.000,00 1, ,00 Plesteran Saluran Drainase M ,87 744, , A UPAH B C Pekerja (L01) jam 4.700,00 4, ,50 Tukang (L0) jam 7.600,00 1, ,6 Mandor (L0) jam 7.865,00 0, ,6 BAHAN Semen (PC) (M1) zak 70,90 78, ,4 Pasir (M01) M ,7 0, ,6 Batu bata merah M ,00, ,00 ALAT Conc. Mixer (E06) jam 46.00,00 0, , Alat Bantu Ls 1.000,00 1, ,00 Gorong pipa beton 60 cm x 75 cm M , ,60 A B C UPAH Pekerja (L01) jam 4.700,00 1, ,91 Tukang Batu (L0) jam 7.600,00 0, ,55 Mandor (L0) jam 7.865,00 0, ,81 BAHAN Beton K00 (M7) M , 0, ,0 Baja Tulangan (M9) Kg 7.596,60 4, ,55 Urugan Tanah (M08) M 15.19,19 0, ,97 Mat. Pilihan (M09) M 1.776,91 0, ,71 ALAT Alat Bantu Ls 1.000,00 1, ,00 87

32 Tabel 5.0.b Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi Pelataran Parkir BIJB ( dari 5) PEMBANGUNAN BARU II. STRUKTUR PERKERASAN ,45 PELATARAN PARKIR II.1 PERKERASAN BERBUTIR 1 Lapis pondasi bawah M 19.9, , ,90 A B Sirtu kelas C UPAH Pekerja (L01) jam 4.700,00 0,007 17,41 Mandor (L0) jam 7.865,00 0, ,6 BAHAN Sirtu (M16) M , ,08 C ALAT Wheel Loader (E15) jam.00,00 0, ,87 Dump Truck (E09) jam ,00 0, ,4 Motor Grader (E1) jam ,00 0, ,5 Vibratory Roller (E19) jam ,00 0, ,17 P. Tyre Roller (E18) jam ,00 0,000 41,78 Water Tanker (E) jam ,00 0, ,48 Alat Bantu Ls 1.000,00 1, ,00 Lapis pondasi M , , ,55 Luas perkerasan (M) Batu pecah kelas B 9.456,0 A B UPAH Pekerja (L01) jam 4.700,00 0,007 17,41 Mandor (L0) jam 7.865,00 0, ,6 BAHAN Bahan Agr.Base Kelas B (M7) M , ,91 C ALAT Wheel Loader (E15) Jam.00,00 0, ,87 Dump Truck (E09) Jam ,00 0, , Motor Grader (E1) Jam ,00 0, ,78 Tandem Roller (E17) Jam ,00 0, ,04 Water Tanker (E) Jam ,00 0, ,48 Alat Bantu Ls 1.000,00 1, ,00 88

33 Tabel 5.0.c Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi Pelataran Parkir BIJB ( dari 5) PEMBANGUNAN BARU II. PERKERASAN ASPAL ,1 PELATARAN PARKIR 1 Laston Lapis Permukaan (ACWC) M , , ,8 tebal = 6 cm A B C UPAH Pekerja (L01) jam 4.700,00 0,007 17,41 Mandor (L0) jam 7.865,00 0, ,6 BAHAN Agregat Kasar (M0) M ,56 0, ,61 Agregat Halus (M04) M ,44 0, ,19 Filler (M05) Kg 80,4 6, ,81 Aspal (M10) Kg 5.064,40 9, ,60 ALAT Wheel Loader (E15) Jam.00,00 0, ,10 AMP (E01) Jam ,19 0,001.8,7 Genset (E1) Jam 97.00,00 0,001 04,4 Dump Truck (E09) Jam 97.00,00 0,004 6,59 Asp. Finisher (E0) Jam 1.400,00 0, ,81 Tandem Roller (E17) Jam 97.00,00 0,007 60, P. Tyre Roller (E18) Jam ,00 0,000 41,54 Alat Bantu Ls 1.000,00 1, ,00 Lapis resap pengikat (PC) Liter 1.156, , ,48 1,5 L / M A UPAH Pekerja (L01) jam 4.700,00 0,060 8,1 Mandor (L0) jam 7.865,00 0,00 B BAHAN 0,0000 Aspal (M10) Kg 5.064,40 1, ,99 Kerosene (M11) liter 4.051,5 0, ,78 C ALAT Asp. Sprayer (E0) Jam ,00 0, ,70 Compressor (E05) Jam 5.800,00 0, ,00 Dump Truck (E08) Jam ,00 0, ,57 89

34 Tabel 5. 0.d Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi Pelataran Parkir BIJB (4 dari 5) PEMBANGUNAN BARU III. PERLE NGKAPAN JALAN ,46 PELATARAN PARKIR 1 Marka Thermoplastis M ,0 556, ,5 lbr garis = 10 cm, A UPAH pjg garis total = 5569,5 m Pekerja Biasa (L01) jam 4.700,00 0, ,57 Tukang (L0) jam 7.600,00 0, ,51 Mandor (L0) jam 7.865,00 0, ,88 B BAHAN Cat Marka Kg.956,74 1, ,60 Thinner Liter 7.090,16 1, ,66 Blass Bit Kg.581,07 0, ,81 C ALAT Compresor (E05) Jam ,00 0, ,00 Dump Truck (E08) Jam 5.800,00 0, ,00 Alat Bantu Ls 1.000,00 1, ,00 A B C Rambu jalan BH 68.5, ,84 10 bh UPAH Pekerja Biasa (L01) jam 4.700,00 0,774.69,7 Tukang (L0) jam 7.600,00 0, ,96 Mandor (L0) jam 7.865,00 0, ,0 BAHAN Pelat Rambu (M5a) BH.96,8 1, ,8 Pipa Galvanis (M4) Batang ,59 1, ,59 Beton K5 (M8) M ,78 0, ,54 Cat, dan bahan lainnya Ls.000,00 1, ,00 ALAT Dump Truck (E08) Jam ,00 0, ,1 Alat Bantu Ls.000,00 1, ,00 A B C Patok pengarah BH 7.979, ,00 0 bh UPAH Pekerja Biasa (L01) jam 4.700,00 0, ,56 Tukang (L0) jam 7.600,00 0, ,7 Mandor (L0) jam 7.865,00 0,09 75,54 BAHAN Beton K5 (M8) M ,78 0, ,84 Baja Tulangan (M9) Kg 7.596,60 4,651 5.,07 Cat, dan material lainnya Ls 1.000,00 1, ,00 ALAT Dump Truck (E08) Jam ,00 0, ,5 Alat Bantu Ls.000,00 1, ,00 90

35 Tabel 5.0.e Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi Pelataran Parki r BIJB (5 dari 5) 4 Patok KM BH , ,10 10 bh A UPAH Pekerja Biasa ( L01) jam 4.700,00 0,54.464,7 Tukang (L0) jam 7.600,00 0, ,97 Mandor (L0) jam 7.865,00 0, ,78 B BAHAN Beton K5 ( M8) M ,78 0, ,91 Baja Tulangan (M9) Kg 7.596,60 18, ,67 Cat, dan material lainnya Ls 1.000,00 1, ,00 C ALAT Dump Truck ( E08) Jam ,00 0, ,1 Alat Bantu Ls.000,00 1, ,00 Harga Konstruksi A ,41 PPn+Overhead (10%A) B 10% A 10,0% ,4 Mobilisasi & Demobilisasi, dll C % (A+B),0% ,8 PPh (10% A+B+C) D E 10% (A+B+C) SUB TOTAL 10,0% , ,7 MK F 10% E 10,0% ,17 Total biaya Program E + F ,90 Luas Total Perkerasan Biaya per M Rp 9.456,0 M 11.1,11 / M Dari Tabel 5.0, perhitungan estimasi biaya untuk konstruksi pelataran parkir adalah Rp ,, namun setelah ditambahkan berbagai biaya seperti pajak, biaya mobilisasi alat, overhead, pajak, keuntungan, dan manajemen konstruksi, biayanya mencapai Rp , untuk lahan seluas m, sehingga biaya tiap m nya adalah Rp. 11.1,. 91

BAB IV PENYAJIAN DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA BAB IV PENYAJIAN DATA Pada bab IV ini ditampilkan data-data yang diperlukan untuk pengerjaaan pengolahan data dan analisis. Data-data yang didapatkan merupakan data sekunder yang diantaranya bersumber

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Marga yaitu yaitu Petunjuk Tabel Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan. Tabel 4.1 Data LHR No. Jenis Kendaraan LHR

BAB IV ANALISA DATA. Marga yaitu yaitu Petunjuk Tabel Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan. Tabel 4.1 Data LHR No. Jenis Kendaraan LHR BAB IV ANALISA DATA IV.1 Desain Tebal Perkerasan Langkah-langkah desain Tabel Perkerasan Aspal Jalan Prop. Dr. Soepomo, Jakarta selatan : Asumsi dan kriteria, perhitungan berdasarkan pada standar Bina

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov. PROYEK AKHIR PU Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA 0+000 - STA 1+500 Kab. Luwu Utara Prov. Sulawesi Selatan Pembimbing : Ir. Sulchan Arifin, M.Eng. Dipresentasikan Oleh

Lebih terperinci

No. U R A I A N KODE KOEF.

No. U R A I A N KODE KOEF. ITEM PEMBAYARAN NO. : Skh 16.7.(1) JENIS PEKERJAAN : Bubur Aspal Emulsi (Slurry) Dimodifikasi dengan Latex SATUAN PEMBAYARAN : M2 No. U R A I A N KODE KOEF. I. ASUMSI 1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)

Lebih terperinci

FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN PERKIRAAN HARGA JUMLAH NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA

FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN PERKIRAAN HARGA JUMLAH NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA Analisa EI-21 FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN NAMA KEGIATAN : DAK Transportasi Perdesaan No. PAKET KONTRAK : NAMA PAKET PROP / KAB / KODYA : Sulawesi Selatan /Sidrap

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA Dalam melaksanakan suatu proyek, diperlukan perencanaan yang matang agar waktu pelaksanaan proyek dapat selesai tepat waktu dengan biaya yang efisien. Besarnya biaya pelaksanaan

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) BILL OF QUANTITTY Kegiatan : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN Pekerjaan : PEMELIHARAAN JALAN Nama Paket : REHAB/PEMELIHARAAN JALAN NGATABARU - TOMPU Kabupaten : SIGI Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran :

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN Program : Pembangunan Jalan Dan Jembatan Kegiatan : Pengerasan Jalan Bengkinang Kelurahan Loa Tebu Lokasi : Kec. Tenggarong Sumber Dana : APBD Kab.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM 121+200 KM 124+200 JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR DIDI SUPRYADI NRP. 3108038710 SYAMSUL KURNAIN NRP. 3108038710 KERANGKA PENULISAN BAB I. PENDAHULUAN BAB

Lebih terperinci

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015 LAMPIRAN IX PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 44 TENTANG STANDARISASI HARGA SATUAN BANGUNAN, UPAH DAN ANALISA PEKERJAAN UNTUK KEGIATAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2015 A N A L

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI V.1 TINJAUAN UMUM Dalam Bab ini, akan dievaluasi tanah dasar, lalu lintas, struktur perkerasan, dan bangunan pelengkap yang ada di sepanjang ruas jalan Semarang-Godong. Hasil evaluasi

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM KM PROVINSI JAWA TIMUR

ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM KM PROVINSI JAWA TIMUR PRESENTASI TUGAS AKHIR ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM 186+940- KM 191+940 PROVINSI JAWA TIMUR Oleh : Junaidi Abdillah NRP : 31120404505 Dosen

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA Sabar P. T. Pakpahan 3105 100 005 Dosen Pembimbing Catur Arief Prastyanto, ST, M.Eng, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PROGRAM KEGIATAN PAKET LOKASI KABUPATEN JENIS PEKERJAAN SATUAN PEMBAYARAN : PENGENDALIAN BANJIR : PEMBANGUNAN RESERVOIR PENGENDALI BANJIR : PEMBANGUNAN KANAL DAN POLDER SOEKARNO-HATTA

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR. perumahan Puri Botanical Residence di jl. Joglo Jakarta barat. ditanah seluas 4058

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR. perumahan Puri Botanical Residence di jl. Joglo Jakarta barat. ditanah seluas 4058 BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR Proyek pembangunan areal parkir Rukan ini terdapat di areal wilayah perumahan Puri Botanical Residence di jl. Joglo Jakarta barat. ditanah seluas 4058 m2. Berikut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perencanaan Tebal Perkerasan Dalam usaha melakukan pemeliharaan dan peningkatan pelayanan jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah daerah yang mengalami kerusakan

Lebih terperinci

1 FERRY ANDRI, 2 EDUARDI PRAHARA

1 FERRY ANDRI, 2 EDUARDI PRAHARA ANALISIS PERENCANAAN PELAPISAN TAMBAH PADA PERKERASAN LENTUR BERDASARKAN METODE SNI 1732-1989-F DAN AASHTO 1993 STUDI KASUS : RUAS CIASEM- PAMANUKAN (PANTURA) 1 FERRY ANDRI, 2 EDUARDI PRAHARA 1 Teknik

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase - 3 Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI BAB IV PERENCANAAN 4.1. Pengolahan Data 4.1.1. Harga CBR Tanah Dasar Penentuan Harga CBR sesuai dengan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KASUS BAB 4 STUDI KASUS

BAB IV STUDI KASUS BAB 4 STUDI KASUS BAB IV STUDI KASUS BAB STUDI KASUS Untuk menguji ketepatan program FPP dalam melakukan proses perhitungan, maka perlu dilakukan suatu pengujian. Pengujian ini adalah dengan membandingkan hasil dari perhitungan

Lebih terperinci

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) A. MOBILISASI & MANAGEMEN KESELAMATAN LALU LINTAS Mobilisasi adalah kegiatan yang diperlukan dalam kontrak

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 05 UPR. 05.1 PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN & TENAGA AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR PROYEK AKHIR PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA 14+650 s/d STA 17+650 PROVINSI JAWA TIMUR Disusun Oleh: Muhammad Nursasli NRP. 3109038009 Dosen Pembimbing : Ir. AGUNG BUDIPRIYANTO,

Lebih terperinci

REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN

REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN KOP BADAN USAHA REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN Program : Program Peningkatan Jalan & Jembatan Kegiatan : Peningkatan Jalan CH. Sumbi (TMMD-Rikut Jawo/Ruas 072) Sub Kegiatan : Peningkatan Jalan

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase - 3 Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

BAB V VERIFIKASI PROGRAM 49 BAB V VERIFIKASI PROGRAM 5.1 Pembahasan Jenis perkerasan jalan yang dikenal ada 2 (dua), yaitu perkerasan lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Sesuai tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Oleh NRP :

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Oleh NRP : Oleh Mahasiswa PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN LENTUR (FLEXIBLE PAVEMENT) JALAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN SEPANJANG RUAS JALAN Ds. MAMEH Ds. MARBUI STA 0+00 STA 23+00 MANOKWARI PROPINSI PAPUA

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA PROYEK : PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN PAKET : PENINGKATAN JALAN SANGKULIRANG I RT. 14 KEL. LOA IPUH KECAMATAN TENGGAROG LOKASI : KECAMATAN TENGGARONG

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN PANDAN ARUM - PACET STA STA KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN PANDAN ARUM - PACET STA STA KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN PANDAN ARUM - PACET STA 57+000 STA 60+050 KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR Disusun oleh : MARIA EKA PRIMASTUTI 3106.030.082 LATAR BELAKANG Ruas Jalan Pandan Arum Pacet Link

Lebih terperinci

BAB III METODA PERENCANAAN

BAB III METODA PERENCANAAN BAB III METODA PERENCANAAN START PENGUMPULAN DATA METODA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU JALAN LAMA METODE BINA MARGA METODE AASHTO ANALISA PERBANDINGAN ANALISA BIAYA KESIMPULAN DAN SARAN

Lebih terperinci

REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN

REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN Dinas : Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Donggala Kegiatan : Pengembangan Pertanian ( DAK ) Pekerjaan : Pembangunan Jalan Usaha Tani Lokasi : Desa Lembah Mukti

Lebih terperinci

5.3. Perencanaan Geometrik Jalan 1. Alinyemen Horisontal Spiral-Circle-Spiral

5.3. Perencanaan Geometrik Jalan 1. Alinyemen Horisontal Spiral-Circle-Spiral 5.3. Perencanaan Geometrik Jalan 1. Alinyemen Horisontal Spiral-Circle-Spiral PARAMETER SCS - 1 SCS - 2 Vr 80 80 19.97 6.09 R 541.743 3528.377 e 0.045374 0.045374 en 0.02 0.02 e maks 0.08 0.08 Ls 66.66667

Lebih terperinci

Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Tanjung Perak Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Sampang...

Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Tanjung Perak Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Sampang... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN DIAGRAM... xv DAFTAR SIMBOL... xvi BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Umum... 1 1.2.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR 4.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan Jenis jalan yang direncanakan Arteri) Tebal perkerasan = Jalan kelas IIIA (jalan = 2 lajur dan 2 arah Jalan dibuka pada

Lebih terperinci

DAFTAR BINA MARGA NO. JENIS PEKERJAAN SAT. KODE ANALISA

DAFTAR BINA MARGA NO. JENIS PEKERJAAN SAT. KODE ANALISA DAFTAR SATUAN PEKERJAAN BINA MARGA NO. JENIS PEKERJAAN SAT. KODE ANALISA SATUAN PEKERJAAN 1 2 3 4 5 PEKERJAAN TANAH, GALIAN/BONGKARAN STRUKTUR, BUANGAN DAN URUGAN 1 GALIAN UNTUK KONTRUKSI DAN BUANGAN M

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Tebal Perkerasan dengan Metode Analisa Komponen dari Bina Marga 1987 1. Data Perencanaan Tebal Perkerasan Data perencanaan tebal perkerasan yang digunakan dapat

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : DAU + DAK Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

DAFTAR UPAH TENAGA KERJA

DAFTAR UPAH TENAGA KERJA DAFTAR UPAH TENAGA KERJA No Uraian Kode Keterangan 1. Kepala Tukang (L10) /Jam 14,000 2. M a n d o r (L03) /Jam 13,500 3. Pekerja (L01) /Jam 11,000 4. Tukang (L02) /Jam 13,000 DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN

Lebih terperinci

Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan

Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan METODE PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI JALAN Metode yang digunakan dalam menghitung tebal lapis perkerasan adalah Metode Analisa Komponen, dengan menggunakan parameter sesuai dengan buku Petunjuk Perencanaan

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN DAN ESTIMASI BIAYA JALAN RAYA LAWEAN SUKAPURA ( PROBOLINGGO )

PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN DAN ESTIMASI BIAYA JALAN RAYA LAWEAN SUKAPURA ( PROBOLINGGO ) PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN DAN ESTIMASI BIAYA JALAN RAYA LAWEAN SUKAPURA ( PROBOLINGGO ) Vinsensius Budiman Pantas 1, Indriani Santoso 2 dan Budiman Proboyo 3 ABSTRAK : Jalan raya Lawean Sukapura menghubungkan

Lebih terperinci

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 PEKERJAAN PENDAHULUAN Lingkup Pekerjaan Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan konstruksi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah 1. Kadar Air Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan sebanyak dua puluh sampel dengan jenis tanah yang sama

Lebih terperinci

254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 +

254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 + 4.3. Perhitungan Daerah Kebebasan Samping Dalam memperhitungkan daerah kebebasan samping, kita harus dapat memastikan bahwa daerah samping/bagian lereng jalan tidak menghalangi pandangan pengemudi. Dalam

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN START Jalan Lama ( Over Lay) Data data sekunder : - Jalur rencana - Angka ekivalen - Perhitungan lalu lintas - DDT dan CBR - Faktor Regional - Indeks Permukaan - Indeks Tebal

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN Pekerjaan : Pembangunan Jalan Usaha Tani Ghonsume Lokasi : Desa Ghonsume Tahun Anggaran : 2013 Total Panjang Fisik : 1,650 Km NO. DIVISI Uraian Jumlah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Metode Analisa Komponen

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Metode Analisa Komponen BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Metode Analisa Komponen Untuk merencanakan tebal perkerasan jalan ruas jalan Palbapang Barongan diperlukan data sebagai berikut: 1. Data Lalu-lintas Harian Rata rata (LHR)

Lebih terperinci

Perencanaan Drainase Analisa Hidrologi Pembahasan

Perencanaan Drainase Analisa Hidrologi Pembahasan DRAINAGEdesign Perencanaan Drainase Analisa Hidrologi Bulan Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Januari 117 115 58 27 R 84 70 110 80 45 43 46 Februari 53 60 78 25 R 103 51

Lebih terperinci

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN PEKERJAAN NO. DIVISI URAIAN JUMLAH 1 2 3 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. UMUM DRAINASE PEKERJAAN TANAH PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN PERKERASAN BERBUTIR PERKERASAN ASPAL

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR i DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR i DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN.. ii v vi ix xi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1. LATAR BELAKANG. 1 1.2. IDENTIFIKASI MASALAH.. 3 1.3. RUMUSAN

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA 23+000 26+000 MADURA, JAWA TIMUR Oleh : HENDI YUDHATAMA 3107.030.049 M. MAULANA FARIDLI 3107.030.101 Dosen Pembimbing: MACHSUS ST.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON. genangan air laut karena pasang dengan ketinggian sekitar 30 cm. Hal ini mungkin

BAB IV ANALISA KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON. genangan air laut karena pasang dengan ketinggian sekitar 30 cm. Hal ini mungkin BAB IV ANALISA KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON 4.1 Menentukan Kuat Dukung Perkerasan Lama Seperti yang telah disebutkan pada bab 1, di Jalan RE Martadinata sering terjadi genangan air laut karena pasang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA 64 BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA 5.1 Jenis Pekerjaan Berikut adalah jenis pekerjaan yang dilakukan untuk perbaikan di ruas Jalan Gemolong Sragen KM 0+000 2+100 : 1. Pekerjaan Perbaikan : a. Pekerjaan Galian

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1. Menghitung Tebal Perkerasan Lentur 4.1.1. Data Parameter Perencanaan : Jenis Perkerasan Tebal perkerasan Masa Konstruksi (n1) Umur rencana (n2) Lebar jalan : Perkerasan

Lebih terperinci

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

Abstrak BAB I PENDAHULUAN Abstrak Jalan Raya MERR II merupakan alternatif pilihan yang menghubungkan akses Ruas Tol Waru Bandara Juanda menuju ke utara melalui jalan MERR II ke Kenjeran menuju akses Suramadu. Untuk menunjang hal

Lebih terperinci

BILL OF QUANTITY (BQ)

BILL OF QUANTITY (BQ) BILL OF QUANTITY (BQ) RUAS JALAN LINGKAR BR. BINGIN LOKASI HARGA NO. BAB U R A I A N 1 UMUM 0,00 2 DRAINASE 0,00 3 TANAH 0,00 4 BAHU JALAN 0,00 5 PERKERASAN BERBUTIR 0,00 6 PERKERASAN ASPAL 0,00 7 STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR KONSTRUKSI JALAN RAYA. 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Spine Road III Bukit Sentul

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR KONSTRUKSI JALAN RAYA. 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Spine Road III Bukit Sentul BAB III METODOLOGI PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR KONSTRUKSI JALAN RAYA 3.1. Data Proyek 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Spine Road III Bukit Sentul Bogor. 2. Lokasi Proyek : Bukit Sentul Bogor ` 3.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Das, B.M Principles of Geotechnical Engineering. PWS Kent. Boston.

DAFTAR PUSTAKA. Das, B.M Principles of Geotechnical Engineering. PWS Kent. Boston. DAFTAR PUSTAKA Das, B.M. 1985. Principles of Geotechnical Engineering. PWS Kent. Boston. Das, B.M. 1993. Mekanika Tanah (Prinsip prinsip Rekayasa Geoteknis), Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta. Horonjeff,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERENCANAAN. 1. Metode observasi dalam hal ini yang sangat membantu dalam mengetahui

BAB III METODE PERENCANAAN. 1. Metode observasi dalam hal ini yang sangat membantu dalam mengetahui 3.1. Metode Pengambilan Data BAB III METODE PERENCANAAN 1. Metode observasi dalam hal ini yang sangat membantu dalam mengetahui keadaan medan yang akandiencanakan. 2. Metode wawancara dalam menambah data

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I. // Dengan Huruf.// Diperiksa Oleh, Tenggarong, 2012 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) PT / CV.

KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I. // Dengan Huruf.// Diperiksa Oleh, Tenggarong, 2012 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) PT / CV. KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I PROGRAM : Pembangunan Jalan dan Jembatan PEKERJAAN : Peningkatan Jalan Desa Jonggon Kampung LOKASI : Kec.Loa Kulu T. ANGGARAN : 2012 NO. U R A I A N HARGA PEKERJAAN

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA PROYEK PAKET : PEMBUATAN JALAN LINTAS DESA ANTARA DESA SEBULU ULU - SEBULU MODERN LOKASI : PROP/KAB/KODYA : KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA SUMBER DANA

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT

EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT Sumarji Program Studi Teknik Sipil, Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. Tentara Rakyat Mataram 57 Yogyakarta Email: zadaahmad@gmail.com 1.

Lebih terperinci

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL)

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL) SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL) SKh-2. 6.6.1 UMUM 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Lapis Penetrasi Macadam Asbuton Lawele adalah lapis perkerasan

Lebih terperinci

REKAPITULASI BOQ. JENIS PEKERJAAN ( Rp. ) Jumlah Konstruksi PPN 10 % Jumlah Semua Dibulatkan

REKAPITULASI BOQ. JENIS PEKERJAAN ( Rp. ) Jumlah Konstruksi PPN 10 % Jumlah Semua Dibulatkan REKAPITULASI BOQ KEGIATAN : PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE / GORONG-GORONG PEKERJAAN : PENINGKATAN SALURAN DRAINASE Jl. KUSUMA BANGSA LOKASI : KEL. PANJANG WETAN KEC. PEKALONGAN UTARA KOTA PEKALONGAN TH.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Menganalisa Hujan Rencana IV.1.1 Menghitung Curah Hujan Rata rata 1. Menghitung rata - rata curah hujan harian dengan metode aritmatik. Dalam studi ini dipakai data

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN

DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN KODE PAKET : 15.2028 LOKASI KABUPATEN : BOGOR PROPINSI No. URAIAN TANDA PERIKSA 1 Rekaman Surat Perjanjian Kemitraan KSO (Bila diperlukan) 2 Surat Kuasa (Bila diperlukan) 3 Jaminan

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI ANGGARAN DAN BIAYA

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI ANGGARAN DAN BIAYA KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI ANGGARAN DAN BIAYA Program : Peningkatan Jalan dan Jembatan Kegiatan : Peningkatan Jalan Habibah Kelurahan Jawa Kecamatan Sanga-sanga Kecamatan : Tenggarong Sumber Dana : APBD

Lebih terperinci

Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN Proyek / Bagpro : PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR No. Paket Kontrak : Nama Paket : PENGEMBANGAN JALAN USAHA TANI DESA ROMPU Prop / Kab /

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI : SEMENISASI JALAN DESA KAHALA ILIR KEC. KENOHAN KABUPATEN U R A I A N. ( 10 % x A ) - ( C )

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI : SEMENISASI JALAN DESA KAHALA ILIR KEC. KENOHAN KABUPATEN U R A I A N. ( 10 % x A ) - ( C ) KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI : PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN : SEMENISASI JALAN DESA KAHALA ILIR KEC. KENOHAN KABUPATEN : KUTAI KARTANEGARA SUMBER DANA : APBD II KAB. KUTAI KARTANEGARA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF

PENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF PENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Metode Bina Marga Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan saat melakukan survei visual adalah kekasaran permukaan, lubang, tambalan, retak, alur,

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N

D O K U M E N P E N G A D A A N Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung Ulang dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM 143+850 146+850 Nama Mahasiswa : Ocky Bahana Abdiano NIM : 03111041 Jurusan : Teknik SipiL Dosen Pembimbing : Ir. Sri Wiwoho

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERKERASAN CONCRETE BLOCK DAN ESTIMASI BIAYA

PERANCANGAN PERKERASAN CONCRETE BLOCK DAN ESTIMASI BIAYA PERANCANGAN PERKERASAN CONCRETE BLOCK DAN ESTIMASI BIAYA Patrisius Tinton Kefie 1, Arthur Suryadharma 2, Indriani Santoso 3 dan Budiman Proboyo 4 ABSTRAK : Concrete Block merupakan salah satu alternatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data 30 BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Di dalam mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan, difokuskan pada pokok-pokok permasalahan yang ada, sehingga tidak terjadi penyimpangan dan kekaburan

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN Kegiatan : Pembangunan Jalan Usaha Tani Muara Jawa Ilir Lokasi : Kec. Muara Jawa Sumber Dana : APBD Kutai Kartanegara Tahun Anggaran :

KOP PERUSAHAAN Kegiatan : Pembangunan Jalan Usaha Tani Muara Jawa Ilir Lokasi : Kec. Muara Jawa Sumber Dana : APBD Kutai Kartanegara Tahun Anggaran : PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR Alamat : Jalan Jend. A. Yani No. 20 Kode Pos 75512 T E N G G A R O N G ADENDUM DOKUMEN LELANG Nomor : 016/PAN-BM-SDA/UMUM/IX/2012

Lebih terperinci

ANALISIS TEBAL LAPISAN PERKERASAN LENTUR JALAN LINGKAR MAJALAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN SNI

ANALISIS TEBAL LAPISAN PERKERASAN LENTUR JALAN LINGKAR MAJALAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN SNI ANALISIS TEBAL LAPISAN PERKERASAN LENTUR JALAN LINGKAR MAJALAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN SNI 03-1732-1989 Irwan Setiawan NRP : 0021067 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA STA

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA STA ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA 32+375 STA 35+400 Oleh : 1. PRAHARINTA CHOIRONY ZULVAN W 3111030030 2. AGUS RENANTO ROSIDY 3111030006 Dosen Pembimbing : Ir. SULCHAN

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LINGKAR LUAR KAMPUS UNIVERSITAS DIPONEGORO TEMBALANG SEMARANG ( Design of Outter Ringroad Diponegoro University Tembalang Semarang ) Disusun oleh : MONTARI

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam

Lebih terperinci

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA 5.1 Jenis Pekerjaan Berikut adalah jenis pekerjaan yang dilakukan untuk perbaikan di ruas Jalan Kudus - Colo KM 0+000 3+000 : 1. Pekerjaan Perbaikan : a. Pekerjaan Galian Perkerasan

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA 14+650 18+100 KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR Dosen Pembimbing : Ir. CHOMAEDHI. CES, Geo 19550319 198403 1 001 Disusun

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 - 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN PEKERJAAN SKPD NAMA PAKET LOKASI : DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. KOLAKA TIMUR : PEMBANGUNAN EMBUNG MOWEWE : KECAMATAN MOWEWE No. Divisi U r a i a n Jumlah Harga

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN SEKSI II RANCABUAYA KM.BD

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN SEKSI II RANCABUAYA KM.BD Rekaracana Teknik Sipil Itenas Vol. 1 No. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2015 RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN SEKSI II RANCABUAYA HERMAN TUA REONALDO SITUMEANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. : 1 jalur, 2 arah, 2 lajur, tak terbagi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. : 1 jalur, 2 arah, 2 lajur, tak terbagi BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Perencanaan Jalan berikut : Perhitungan perkerasan kaku akan dilakukan dengan rencana data sebagai Peranan jalan Tipe jalan Rencana jenis perkerasan Lebar jalan Bahu

Lebih terperinci

Fitria Yuliati

Fitria Yuliati EVALUASI PARAMETER KOEFISIEN DISTRIBUSI KENDARAAN (C) UNTUK JALAN TIPE 4/2UD UNTUK PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR CARA BINA MARGA (Studi Kasus: Jl. Yogyakarta Magelang Km 21 22 dan JL. Ahmad Yani

Lebih terperinci

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air. 4.4 Perhitungan Saluran Samping Jalan Fungsi Saluran Jalan Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan. Fungsi utama : - Membawa

Lebih terperinci

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017 LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : 050.401.012 / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017 ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2018 KODE BARANG URAIAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE Rifki Zamzam Staf Perencanaan dan Sistem Informasi Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : rifkizamzam@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS Diajukan Kepada Program Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BOQ)

REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BOQ) REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BOQ) Program : PEMBANGUNAN/PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN Kegiatan : PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN Pekerjaan : PENINGKATAN JALAN KARAOYA - GUNUNG JALU Lokasi : MANDALAWANGI

Lebih terperinci

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Perkerasan Jalan 2.1.1.1 Pengertian Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar ar dan roda

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Metode Pavement Condition Index (PCI) Pavement Condotion Index (PCI) adalah salah satu sistem penilaian kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat kerusakan yang terjadi

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA Taufik Dwi Laksono, Dosen Teknik Sipil Universitas Wijayakusuma Purwokerto Dwi Sri Wiyanti, Dosen Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

R E K A P I T U L A S I DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

R E K A P I T U L A S I DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA R E K A P I T U L A S I DAFTAR KUANTITAS DAN PROGRAM : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN KEGIATAN : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN NAMA PAKET PEKERJAAN : PENINGKATAN RUAS JALAN DALAM KOTA KAPAN

Lebih terperinci