PERANCANGAN LANSKAP RESOR DI HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP, CHINA. Oleh DIANTI AYUNINGTYAS A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN LANSKAP RESOR DI HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP, CHINA. Oleh DIANTI AYUNINGTYAS A"

Transkripsi

1 PERANCANGAN LANSKAP RESOR DI HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP, CHINA Oleh DIANTI AYUNINGTYAS A PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 RINGKASAN DIANTI AYUNINGTYAS, A Perancangan Lanskap Resor di Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China. (Dibawah bimbingan SITI NURISJAH) Resor merupakan salah satu sarana pendukung untuk memenuhi kebutuhan rekreasi. Lanskap resor merupakan hal yang penting untuk dipelajari guna menciptakan sebuah resor yang dapat memenuhi kepuasan rekreasi manusia, mengingat resor adalah objek wisata yang memaksimalkan potensi lanskap. Cina merupakan salah satu negara tujuan wisata yang sangat terkenal dengan objek dan atraksi kebudayaan dan filosofinya. Keunikan budaya tradisional Cina dan juga didukung oleh panoramanya yang indah menjadi nilai jual pariwisata yang tinggi bagi negara ini. Salah satu wilayah di Cina, tepatnya di Xixi, Hangzhou, provinsi Zhejiang yang merupakan wilayah wetland menjadi tujuan untuk pembangunan resor. Belt Collins International Consultant (Singapore), Pte. Ltd atau disingkat BCI merupakan sebuah perusahaan konsultan berskala internasional yang didirikan pada tahun 1953 di Honolulu (Hawaii). BCI ini terus berkembang hingga memiliki delapan cabang lainnya yang menyebar di berbagai negara, mulai dari benua Amerika, Pasifik hingga ke Asia Tenggara. Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China adalah salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaan BCI. Proses perancangan tapak tersebut dari mulai awal hingga pada tahap yang sedang dilakukan merupakan hal yang penting untuk dipelajari. Tujuan dari kegiatan magang yaitu untuk memperluas dan menambah pengetahuan serta pengalaman keprofesian di bidang arsitektur lanskap. Magang bermanfaat dalam mengembangkan keprofesian diri sebagai mahasiswa arsitektur lanskap dalam kegiatan praktek perancangan lanskap, khususnya di lanskap resor. Kegiatan magang dilakukan selama 14 minggu yang dimulai pada minggu ketiga bulan Juni 2008 hingga minggu keempat bulan September Kegiatan magang ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : (1) Kegiatan magang keterampilan dan penggunaan AutoCAD di PT. Envirospace, Bogor (2) Proses perizinan dari Ministry of Manpower Singapore (untuk kegiatan magang di BCI) dan (3) Kegiatan magang di BCI Singapore yang dimulai pada tanggal 30 Juli 2008 hingga 30 September

3 Kegiatan magang di PT. Envirospace, Bogor dilaksanakan sebelum melakukan magang di BCI. Kegiatan ini merupakan kegiatan keterampilan untuk menunjang kegiatan studio sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan lebih terfokus pada kegiatan teknis, diantaranya adalah pendalaman menggunakan software AutoCAD, Photoshop, Bryce, pembuatan gambar dengan teknik freehand, pewarnaan dengan menggunakan marker, scanning serta mempelajari beberapa buku untuk membuka wawasan tentang desain dan alemen-elemen desain baik di Indonesia maupun di luar negeri. Kegiatan magang di BCI dilakukan dengan partisipasi aktif dalam kegiatan studio maupun di lapangan. Data diperoleh melalui wawancara dan studi pustaka yang berasal dari buku, report serta sumber pustaka lainnya. Tahapan kegiatan berupa pengenalan lembaga dan manajemen, studi pustaka serta kegiatan perancangan pada perusahaan yang terdiri dari Preliminary Concept Design, Final Concept Design, Preliminary Design Development, Final Design Development, Hardscape Working Drawing serta Softscape Working Drawing. Batasan magang berada pada ruang lingkup proses kegiatan perancangan pada proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China yaitu dimulai pada tahap Preliminary Concept Design sampai tahap Softscape Working Drawing. BCI membuat batasan ruang lingkup bisnis yang berfokus pada empat aspek yaitu (1) Land Planning, (2) Civil Engeenering, (3) Landscape Architecture dan (4) Environmental Consultant. BCI yang berlokasi di Singapore merupakan cabang perusahaan Belt Collins yang berfokus pada bidang Landscape Architecture. Dalam mengerjakan suatu proyek, perusahaan ini memiliki standar tahapan kegiatan sehingga peroses pekerjaan dari awal penerimaan proyek hingga implementasi harus mengikuti standar tahapan, yaitu (Mobilization), (2) Design Process (Concept Design, Design Development dan Working Drawing), (3) Implementation serta (4) Maintenance. Struktur organisasi perusahaan terdiri atas : (1) President/Managing Director, (2) Vice President, (3) Associate Director, (4) Associate, (5) Landscape Architect, Project Manager, Horticulturist dan (6) CAD Drafter. Hangzhou Xixi Wetland yang merupakan lokasi tapak terletak di provinsi Zhejiang, China. Daerah ini merupaka suatu bentuk kota air (wetland) dengan beragam kebudayaannya. Wilayah Hangzhou Xixi Wetland ini diresmikan sebagai Xixi Wetland National Park oleh pemerintah setempat dengan tujuan 3

4 untuk melindungi dari kerusakan lingkungan serta memperkenalkan Xixi Wetland tersebut sebagai daerah pariwisata. Kegiatan perancangan pada proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China dimulai dari tahap Concept Design hingga Softscape Working Drawing. Hasil dari tahap Concept Design berupa zonasi ruang yang terdiri dari Main Entry Area, Main Dining Terrace, Central Water Body, Wrtland Edge serta Villa Courtyard. Tahap ini dikerjakan dengan menggunakan freehand dan bantuan software Sketch Up dan Photoshop. Tahap Design Development mencakup proses pengembangan perancangan dari tahap Concept Design hingga tahap awal Hardscape dan Softscape. Pada tahap ini dihasilkan Grading and Drainage Plan, Material Plan, Soil Depth Plan, Softscape Plan serta pengembangan dari zonasi yang telah ada. Tahapan Hardscape Working Drawing mencakup pekerjaan yang berkaitan dengan semua elemen hardscape yang ada pada desain, detail dari Grading and Drainage Plan, Material Plan serta pembuatan Dimension Setout Plan. Selain itu dihasilkan gambar detail dari elemen-elemen hardscape yang digunakan dalam tapak, antara lain detail perkerasan, bangku, jembatan dan water feature. Pada tahap Softscape Working Drawing dilakukan pembuatan detail penanaman dan penghitungan tanaman yang digunakan dalam desain tapak yang dimulai dengan berbagai pohon, bambu, semak, ground cover, rumput serta tanaman air. Pada umumnya penerimaan proyek didapatkan dengan melakukan tender process terlebih dahulu. Namun pada perusahaan BCI, khususnya pada proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China penerimaan proyek dilakukan dengan penunjukkan langsung oleh klien. Hal ini dikarenakan reputasi BCI yang sudah sangat baik di mata dunia sehingga timbul kepercayaan pada masyarakat terhadap kualitas dari pelayanan dan hasil yang diberikan oleh BCI. Dalam proses perancangan yang dilakukan oleh BCI, riset dan analisis dilakukan oleh surveyor dan arsitek. Sistem kerja seperti ini membuat BCI terfokus pada pekerjaan sesuai bidangnya yaitu perancangan arsitektur lanskap. Analisis yang dilakukan oleh BCI adalah site visit untuk melakukan fotografi. Sebenarnya penting sekali bagi BCI untuk melakukan analisis ataupun mengetahui dan mempelajari analisis tapak yang dilakukan oleh arsitek untuk melihat faktor-faktor ekologisnya mengingat wetland merupakan sebuah tapak yang sensitif. Namun dalam proyek ini hasil analisis dari arsitek tidak diberikan 4

5 kepada BCI. BCI hanya membuat desain lanskapnya dengan meneruskan pekerjaan yang dilakukan oleh arsitek. BCI selalu memberi kepuasan terhadap klien dari hasil pekerjaannya. Hal ini didukung oleh faktor-faktor yaitu teamwork, disiplin waktu, peralatan dan perlengkapan, teknik menggambar freehand, memiliki komitmen untuk memberi kepuasan terhadap klien serta selalu tanggap terhadap perkembangan desain yang berguna untuk membuat gagasan-gagasan konsep perancangan. Hard material dan soft material yang digunakan dalam tapak adalah berdasarkan temanya yaitu tradisional sehingga material yang digunakan adalah material lokal. Hard material yang digunakan dalam desain antara lain jembatan, timber deck, feature lantern, beberapa elemen tradisional sebagai aksen serta paving sangat memperlihatkan budaya lokal sehingga akan sangat terasa atmosfer dari traditional wetland. Soft material yang digunakan pada desain juga sangat mencerminkan kebudayaan lokal seperti reeds, bambu, willow dan tanaman air. Keuntungan dari penggunaan material lokal ini adalah selain mendukung tema resor ini juga memiliki harga yang ekonomis serta mudah didapat. 5

6 PERANCANGAN LANSKAP RESOR DI HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP, CHINA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor DIANTI AYUNINGTYAS A PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

7 Judul Nama NRP : PERANCANGAN LANSKAP RESOR DI HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP, CHINA : Dianti Ayuningtyas : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP Menyetujui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP Tanggal Lulus : 7

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Februari Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari Ansori Hidayat dan Trisyati. Tahun 1992 penulis lulus dari TK. Nurul Huda, Kedaung, Ciputat, Tangerang kemudian pada tahun 1998 penulis lulus dari SDN VI Ciputat, Tangerang. Selanjutnya pada tahun 2001 penulis menyelesaikan studi di SLTPN 2 Ciputat, Tangerang kemudian pada tahun 2004 penulis lulus dari SMAN I Ciputat, Tangerang. Tahun 2004 penulis diterima di IPB sebagai mahasiswa Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian melalui jalur SPMB. Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) sebagai anggota. Selain itu penulis juga aktif dalam kepanitiaan beberapa acara kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh Departemen Arsitektur Lanskap. 8

9 KATA PENGANTAR Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Perancangan Lanskap Resor di Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China ini disusun melalui hasil magang di Belt Collins International Consultant, Pte. Ltd. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihakpihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini antara lain sebagai berikut : 1. Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku dosen pembimbing skripsi atas saran, kritik, perhatian dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini. 2. Dr, Ir. Andi Gunawan, Msc dan Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr sebagai dosen penguji atas masukan dan sarannya untuk perbaikan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Setiahadi, MS sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan saran dan bimbingannya selama penulis menempuh perkuliahan di Departemen Arsitektur Lanskap IPB. 4. Mama, papa beserta keluarga besar yang telah memberikan doa, nasehat serta dukungan yang tiada henti kepada penulis. 5. Oka Dwipayana, SP atas segala perhatian, dukungan, nasehat, kasih sayang serta berbagai pelajaran hidup yang senantiasa diberikan kepada penulis. 6. Seluruh staf dan pengajar Departemen Arsitektur Lanskap. 7. Seluruh staf perusahaan Belt Collins International Consultant (Singapore). 8. Seluruh staf perusahaan PT. Envirospace, Bogor. 9. Rekan-rekan seperjuangan selama mengikuti kegiatan magang dan teman-teman ARL 41 atas kebersamaannya selama ini. 10. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Bogor, Januari 2009 Penulis i

10 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN...xi BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat... 3 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Perancangan Lanskap Permintaan Rekreasi Pariwisata Resor Wetland Konsultan Lanskap Manajemen Proyek Lanskap BAB III : METODOLOGI Lokasi Magang Waktu Magang Metode Magang Kegiatan Studio dan Lapang Kegiatan Administrasi Data Batasan Magang BAB IV : MAGANG DI PT. ENVIROSPACE, BOGOR Kondisi Umum Perusahaan Kegiatan Magang di PT. Envirospace, Bogor Penggunaan Software AutoCAD Penggunaan Software Photoshop Penggunaan Software Bryce Kegiatan Penunjang Lainnya ii

11 BAB V : MAGANG DI BELT COLLINS INTERNATIONAL CONSULTANT (SINGAPORE) PTE. LTD KONDISI UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan Lokasi Perusahaan Ruang Lingkup Perusahaan Tahapan Pengerjaan Proyek a. Mobilization b. Design Process Concept Design Design Development Working Drawing c. Implementation d. Maintenance Struktur Organisasi KONDISI UMUM WILAYAH Kondisi Umum Cina a. Geografi dan Iklim b. Kebudayaan Seni dan Literatur Bahasa Agama c. Demografi d. Olahraga dan Rekreasi Kondisi Umum Hangzhou, Provinsi Zhejiang a. Kota Surga b. Geografi dan Iklim c. Ekonomi d. Populasi e. Kebudayaan f. Sightseeing Kondisi Umum Xixi Wetland PROSES PERANCANGAN TAPAK HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP, CHINA Lokasi tapak iii

12 5.3.2 Analisis Tapak a. Analisis Tapak Total b. Analisis Tapak Proyek Konsep a. Konsep Tapak Total b. Konsep Pengembangan Tapak (Proyek ) Main Entry Area Main Dining Terrrace Central Water Body Wetland Edge Villa Courtyard Design Development a. Grading and Drainage Plan b. Material Plan c. Soil Depth Plan d. Zonasi pada Design Development Wetland Boardwalk Baiyun Dining Area Public Courtyard Outdoor Entertainment Area Boat Taxi and Boardwalk access Walkways and Bridges Villa Courtyard Standard Villa Courtyard Suite Villa Courtyard Presidential Suite Villa Courtyard e. Softscape Plan Hardscape Working Drawing a. Dimension Setout Plan b. Grading Plan c. Material Plan Softscape Working Drawing (20 %) BAB VI : PEMBAHASAN Penerimaan Proyek Riset dan Analisis iv

13 6.3 Desain Proses Desain Produk Desain Material BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

14 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Proses Perancangan lanskap pada perusahaan BCI Singapore.. 13 Gambar 2. Proses Kerja Magang Gambar 3. Lokasi Penyebaran Perusahaan BCI Gambar 4. Tahapan Pengerjaan Proyek pada Perusahaan BCI Singapore Gambar 5. Struktur Organisasi perusahaan BCI Singapore Gambar 6. Peta Republik Cina Gambar 7. Chinese Dragon Boat Racing Gambar 8. Grand Canal, Hangzhou Gambar 9. Peta Hangzhou, Propinsi Zhejiang Gambar 10. Hamparan Perkebunan Teh Longjing (Dragon Well) Gambar 11. Sunset pada Westlake Gambar 12. Xixi Wetland National Park Gambar 13. Peta lokasi Xixi Wetland Gambar 14. Kondisi Conservation Village, Xixi Wetland Gambar 15. Peta lokasi tapak (Hangzou Xixi Tourist Resort Hotel Group) Gambar 16. Analisis tapak keseluruhan Gambar 17. Analisis tapak Proyek Gambar 18. Resort Character Diagram Gambar 19. Overall Landscape Masterplan Gambar 20. Landscape Masterplan pada Proyek (Preliminary Concept Design) Gambar 21. Landscape Masterplan pada Proyek (Final Concept Design) Gambar 22. Aerial Perspective pada Proyek (Final Concept Design) Gambar 23. Tampak atas Main Entry Area pada Preliminary Concept Design 56 Gambar 24. Tampak atas Main Entry Area pada Final Concept Design Gambar 25. Potongan Main Entry Area pada Preliminary Concept Design Gambar 26. Potongan Main Entry Area pada Final Concept Design Gambar 27. Perspektif Main Entry Area pada Preliminary Concept Design Gambar 28. Perspektif Main Entry Area pada Final Concept Design Gambar 29. Tampak atas Main Terrace Gambar 30. Potongan Main Terrace Gambar 31. Perspektif Main Terrace pada Preliminary Concept Design vi

15 Gambar 32. Perspektif Main Terrace pada Final Concept Design Gambar 33. Tampak atas Central Water Body pada Preliminary dan Final Concept Design Gambar 34. Potongan Central Water Body pada Preliminary dan Final Concept Design Gambar 35. Perspektif Central Water Body pada Preliminary dan Final Concept Design Gambar 36. Tampak atas Wetland Edge pada Preliminary dan Final Concept Design Gambar 37. Potongan 1 Wetland Edge (Dining Pavilion) pada Preliminary dan Final Concept Design...68 Gambar 38. Potongan 2 Wetland Edge (Villa) pada Preliminary dan Final Concept Design Gambar 39. Perspektif Wetland Edge pada Preliminary Concept Design Gambar 40. Perspektif Wetland Edge pada Final Concept Design Gambar 41. Tampak atas Villa Courtyard pada Preliminary Concept Design Gambar 42. Tampak atas Villa Courtyard pada Final Concept Design Gambar 43. Perspektif Villa Courtyard pada Final Concept Design Gambar 44. Tampak atas Wetland Boardwalk pada Preliminary Design Development Gambar 45. Potongan A Wetland Boardwalk pada Final Design Development 79 Gambar 46. Potongan B Wetland Boardwalk pada Final Design Development 80 Gambar 47. Potongan C Wetland Boardwalk pada Final Design Development 81 Gambar 48. Potongan D Wetland Boardwalk pada Final Design Development 82 Gambar 49 Tampak atas Baiyun Dining Area pada Preliminary Design Development Gambar 50. Potongan Baiyun Dining Area pada Preliminary Design Development...84 Gambar 51. Tampak atas Baiyun Dining Area pada Final Design Development Gambar 52. Potongan Baiyun Dining Area pada Final Design Development.. 86 Gambar 53. Tampak atas Public Courtyard pada Preliminary Design Development Gambar 54. Potongan Public Courtyard pada Preliminary Design Development vii

16 Gambar 55. Tampak atas Public Courtyard pada Final Design Development.. 89 Gambar 56. Potongan Public Courtyard pada Final Design Development Gambar 57. Tampak atas Outdoor Entertainment Area pada Preliminary Design Development Gambar 58. Potongan Outdoor Entertainment Area pada Preliminary Design Development Gambar 59. Tampak atas Outdoor Entertainment Area pada Final Design Development Gambar 60. Potongan Outdoor Entertainment Area pada Final Design Development Gambar 61. Tampak atas Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary Design Development Gambar 62. Potongan 1 Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary Design Development Gambar 63. Potongan 2 Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary Design Development Gambar 64. Tampak atas Walkways and Bridges pada Preliminary Design Development Gambar 65. Potongan 1 Walkways and Bridges pada Preliminary Design Development Gambar 66. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Preliminary Design Development Gambar 67. Potongan 1 Walkways and Bridges pada Final Design Development Gambar 68. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Final Design Development Gambar 69. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Final Design Development Gambar 70. Tampak atas dan Potongan Standard Villa Courtyard pada Preliminary Design Development Gambar 71. Potongan 2 Standard Villa Courtyard pada Preliminary Design Development Gambar 72. Tampak atas Standard Villa Courtyard pada Final Design Development viii

17 Gambar 73. Potongan 1 Standard Villa Courtyard pada Final Design Development Gambar 74. Potongan 2 Standard Villa Courtyard pada Final Design Development Gambar 75. Potongan 3 Standard Villa Courtyard pada Final Design Development Gambar 76. Tampak atas Suite Villa Courtyard pada Final Design Development Gambar 77. Potongan 1 Suite Villa Courtyard pada Final Design Development Gambar 78. Potongan 2 SuiteVilla Courtyard pada Final Design Development Gambar 79. Tampak atas Presidential Suite Villa Courtyard pada Final Design Development Gambar 80. Presidential Suite Villa Courtyard (Images) pada Final Design Development Gambar 81. Zonasi dalam tahap Hardscape Working Drawing ix

18 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Jenis, Bentuk dan Sumber Data Proyek Hangzhou, Xixi Tourist Resort Hotel Group, China Tabel 2. Jadwal Kegiatan Magang Tabel 3. Deskripsi Tanaman pada tahap Softscape Working Drawing x

19 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Ilustrasi kondisi Conservation Village Lampiran 2. Ilustrasi kondisi tapak Lampiran 3. Grading and Surface Drainage Plan Lampiran 4. Subsoil Drainage Plan Lampiran 5. Materials Plan (Preliminary Design Development) Lampiran 6. Materials Plan (Final Design Development) Lampiran 7. Soil Depth Plan Lampiran 8. Softscape Plan (Preliminary Design Development) Lampiran 9. Softscape Plan (Final Design Development) Lampiran 10. Dimension Setout Plan Zone 5 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 11. Grading Plan Zone 5 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 12. Material Plan Zone 5 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 13. Material Board LH-50 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 14. Public Area Section + Detail LD-31 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 15. Paving Typical Details LD-101 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 16. Feature Paving LD-111 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 17. Lake Edge Typical Details LD-131 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 18. Lighting LD-140 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 19. Furniture LD-141 (Hardscape Working Drawing) xi

20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi semakin berkembang di berbagai bidang kehidupan sehingga menuntut dipenuhinya berbagai kebutuhan manusia. Salah satu kebutuhan sekunder yang saat ini sedang meningkat adalah rekreasi. Clawson dan Knetsch (1966) mengemukakan bahwa permintaan rekreasi akan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kemajuan teknologi. Untuk itu dibutuhkan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan rekreasi atau kebutuhan sekunder tersebut. Resor merupakan salah satu sarana pendukung untuk memenuhi kebutuhan rekreasi tersebut. Sarana dan prasarana resor terdiri dari lanskap dan infrastruktur fisik (bangunan). Lanskap resor merupakan hal yang sangat penting untuk menciptakan sebuah resor yang dapat memenuhi kepuasan rekreasi manusia, mengingat resor adalah objek wisata yang memaksimalkan potensi lanskap. Untuk itu perlu adanya perencanaan dan perancangan lanskap resor yang baik dengan melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan resor tersebut. Keberhasilan pembangunan resor dapat terlihat dari kepuasan rekreatif para penggunanya, sesuai dengan tujuannya yaitu untuk memenuhi kebutuhan rekreasi Pembangunan resor telah meluas ke mancanegara. Cina merupakan salah satu negara tujuan wisata yang sangat terkenal dengan kebudayaan dan filosofinya. Keunikan budaya tradisional Cina menjadi nilai jual yang tinggi bagi negara ini dan didukung juga dengan panorama yang indah. Hal ini sangat mendukung industri resor yang berkembang di Cina karena kebudayaan dan panorama merupakan hal yang bernilai dalam pembangunan sebuah resor. Salah satu wilayah di Cina, tepatnya di Xixi, Hangzhou, provinsi Zhejiang yang merupakan wilayah wetland yang sangat terkenal dan menjadi salah satu daerah yang dilestarikan, menjadi tujuan untuk pembangunan resor. Hangzhou selain menampilkan panorama yang indah juga merupakan salah satu daerah di Cina yang kaya akan warisan kebudayaannya. Belt Collins International (Singapore) atau disingkat BCI merupakan perusahaan konsultan berskala internasional yang berfokus pada bidang perencanaan, teknik sipil, arsitektur lanskap dan lingkungan. BCI didirikan pada

21 tahun 1953 di Honolulu (Hawaii) dan terus berkembang hingga memiliki delapan cabang lainnya yang menyebar di berbagai negara, mulai dari benua Amerika, Pasifik hingga ke Asia Tenggara. BCI merupakan perusahaan konsultan profesional yang telah mengerjakan berbagai proyek, terutama proyek-proyek resor mewah yang ada di dunia, seperti Amerika, Pasifik, Asia Tenggara, Timur Tengah hingga Eropa. Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China adalah salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaan BCI. Bentuk tapaknya relatif landai dan sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan perairan (wetland). Kebudayaannya sangat unik dan mampu menarik banyak wisatawan asing untuk berkunjung kesana. Oleh karena itu resor ini dirancang untuk dibangun dengan mempertahankan kebudayaan tradisional Cina yang sangat dominan pada lingkungan tapak dan mengembangkannya dalam suatu konsep. Proses perancangan tapak tersebut dari mulai awal hingga pada tahap yang sedang dilakukan merupakan hal yang penting untuk dipelajari. 1.2 Tujuan Magang Tujuan umum dari kegiatan magang ini yaitu untuk mempelajari dan meningkatkan soft skill serta ketrampilan mendesain dalam keprofesian arsitektur lanskap yang berfokus pada teknik-teknik perancangan lanskap resor Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group di Cina. Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah : 1. Mempelajari dan mengikuti proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses perancangan pada salah satu kawasan rekreasi di Cina, yaitu Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group. 2. Mempelajari berbagai masalah yang berhubungan dengan proses perancangan lanskap resor baik di studio maupun di lapangan serta berbagai alternatif pemecahannya. 3. Mempelajari dan mengikuti proses bekerja di studio dan di lapangan sesuai dengan manajemen kerja yang diterapkan pada perusahaan Belt Collins International Consultant Pte. Ltd, Singapore. 2

22 1.3 Manfaat Magang Kegiatan magang ini diharapkan mempunyai manfaat dalam mengembangkan keprofesian diri sebagai mahasiswa arsitektur lanskap dalam kegiatan praktek perancangan lanskap, khususnya di lanskap resor. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan mengenai teknik perancangan dalam skala yang lebih komplek pada lanskap resor serta menambah pengalaman khususnya yang berkaitan dengan aplikasi ilmu arsitektur lanskap yang telah didapatkan untuk diterapkan di lapangan. 3

23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Menurut Simonds (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap karakter harus menyatu secara harmonis dan alami untuk memperkuat karakter lanskap tersebut. Rachman (1984) mengatakan bahwa lanskap adalah wajah dan karakter lahan/tapak dan bagian dari muka bumi dengan segala sesuatu dan apa saja yang ada di dalamnya baik bersifat alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh indera dapat menangkap dan sejauh imjinasi dapat membayangkan. Bentukan-bentukan penampakan dan kekuatan lanskap alam yang dominan, sangat sedikit dan dapat diubah. Beberapa elemen lanskap alami yang tidak dapat diubah yaitu bentukan topografi seperti pegunungan, lembah, sungai dan pantai, penampakan presipitasi, embun, kabut dan sebagainya. Sedangkan elemen lanskap yang dapat diubah diantaranya bukit-bukit, semak belukar, parit, dimana seorang perencana dapat memodifikasinya (Simonds, 2006). 2.2 Perancangan Lanskap Perancangan adalah ilmu dan seni pengorganisasian ruang dan massa dengan mengkomposisikan elemen lanskap alami dan non alami serta kegiatan yang ada di dalamnya agar tercipta suatu karya tentang ruang yang secara fungsi berdaya guna dan secara estetik bernilai indah sehingga tercapai kepuasan jasmaniah dan rohaniah manusia serta makhluk hidup lain di dalamnya, selaras dengan faktor ruang, waktu, dan geraknya (Rachman, 1984). Menurut Simonds (2006), perancangan ditekankan pada penggunaan volume dan ruang. Setiap volume memiliki bentuk, tekstur, ukuran, bahan, warna, dan kualitas lain. Semuanya dapat mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai dengan baik sehingga ruang dapat memberikan dampak yang berbeda pada psikologis manusia. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa perancangan akan menghasilkan ruang tiga dimensi. Kemudian Laurie (1986), menyatakan bahwa faktor yang

24 menentukan bentuk rancangan lanskap antara lain bentuk tapak itu sendiri, sirkulasi, topografi, arsitektur, bahan dan pemeliharannya, serta fungsi dan kegunaan yang diinginkan dari tapak. Karakter tapak yang menarik harus dipertahankan atau diciptakan sehingga semua elemen yang banyak variasinya ini menjadi kesatuan yang harmonis. (Simonds,2006) Proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap menurut Simonds (2006) terdiri atas Commision, Research, Analysis, Synthesis, Construction, dan Operation. Commision adalah tahap dimana klien menyatakan keinginan/kebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian kerja. Research merupakan tahap pengumpulan/inventarisasi data. Analysis merupakan tahap menganalisis tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan pemerintah, ketentuan standar, potensi dan standar serta membuat program pengembangan tapak. Synthesis merupakan tahap analisis perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi skematik atas alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep, serta menentukan metode pelaksanaan. Construction merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuain dan perbaikan serta observasi penampakan. Booth (1983) menyatakan bahwa proses perancangan/disain umumnya memiliki tahap-tahap sebagai berikut : 1. Penerimaan Proyek 2. Riset dan analisis (termasuk mengunjungi tapak) a. Persiapan rencana dasar b. Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi) c. Wawancara dengan pemilik d. Pembentukan program 3. Desain a. Diagram fungsi ideal b. Diagram fungsi keterhubungan tapak c. Rencana konsep d. Studi tentang komposisi bentuk e. Desain awal 5

25 f. Desain skematik g. Rencana Induk (Master Plan) h. Design Development 4. Gambar-gambar konstruksi a. Rencana Pelaksanaan (Layout Plan) b. Rencana Bertahap (Grading Plan) c. Rencana Penanaman (Planting Plan) d. Detil konstruksi 5. Pelaksanaan 6. Evaluasi setelah konstruksi 7. Pemeliharaan (Maintenance) Fungsi dari perancangan tersebut yaitu : 1. Memberikan kerangka kerja yang logis dan terorganisasi untuk membuat suatu solusi perancangan. 2. Membantu untuk meyakinkan segala pihak bahwa solusi yang ada sesuai dengan keterbatasan perancangan (tapak, keinginan klien, anggaran biaya, dll). 3. Membantu menentukan penggunaan lahan yang terbaik bagi klien melalui penelitian dan diberikan solusi alternatif setiap permasalahan. 4. Sebagai dasar penjelasan dan pemikiran suatu perancangan kepada klien. 2.3 Permintaan Rekreasi Permintaan rekreasi adalah sejumlah kesempatan rekreasi yang diinginkan oleh masyarakat atau gambaran total partisipasi masyarakat dalam kegiatan rekreasi secara umum yang dapat diharapkan jika fasilitas-fasilitas rekreasi yang layak tersedia (Basuni dan Soedarjo, 1988). Douglass (1982) berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi, yakni (1) masyarakat, unsur-unsurnya terdiri dari jumlah penduduk, tempat tinggal, umur dan pendidikan, (2) uang, berkaitan dengan tingkat pendapatan dan kemakmuran, (3) waktu, berhubungan dengan kesibukan dan mobilitas, (4) komunikasi, berkaitan dengan media massa, status sosial, dan kesenangan pribadi, (5) suplai, yang menyangkut aspek keterjangkauan (accesibility) dan ketersediaan (availability) sumberdaya rekreasi. 6

26 2.4 Pariwisata Menurut Direktorat Pariwisata Indonesia (1982), pada hakekatnya pariwisata adalah suatu proses bepergian dari seseorang untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain, dikarenakan timbulnya dorongan secara naluriah pada diri sendiri untuk dipenuhi dan dirasakan sebagai kepentingan hidupnya, baik ekonomi, sosial, budaya, agama, kesehatan maupun kepentingan lainnya yang bersifat sekedar ingin tahu, menambah pengalaman atau belajar. Abdullah (1983), menjelaskan bahwa perjalanan wisata mempunyai berbagai macam motivasi dan tujuan tertentu, antara lain : a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism) : jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, dll. b. Pariwisata untuk rekreasi (recreational tourism) : jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat. Biasanya mereka tinggal selama mungkin di tempat-tempat yang dianggap menarik. c. Pariwisata kebudayaan (cultural tourism) : jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar dan studi di pusatpusat pengajaran dan penelitian. d. Pariwisata olahraga (sport tourism) : dapat dibedakan atas : Big sport Evens, yaitu pariwisata-pariwisata olahraga besar seperti Olympic Games, kejuaraan dunia. Sport Tourism of the Plactitioners, yaitu peristiwa olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri seperti pendakian gunung, olahraga naik kuda, mancing. d. Pariwisata untuk urusan usaha (Business Tourism) : suatu bentuk perjalanan wisata karena berkaitan dengan pekerjaan/jabatan. e. Pariwisata untuk tujuan konferensi (Convention Tourism) : jenis pariwisata ini menggunakan tempat-tempat wisata sebagai tempat konferensi, atas dasar kesadaran akan besarnya potensi ekonomi yang didapat dari penyelenggaraan konferensi. 2.5 Resor Resor merupakan suatu tempat untuk menampung wisatawan yang akan tinggal dalam beberapa waktu di suatu lokasi dengan maksud untuk berlibur, 7

27 istirahat dan bersenang-senang yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang (Pusdiklat, Pos dan Telekomunikasi, 1994). Menurut Boovy, Bard dan Lauson (1997), resor merupakan tempat yang dikembangkan untuk peristirahatan para wisatawan, dengan berbagai fasilitas yang disediakan untuk akomodasi, rekreasi dan kebutuhan lainnya. Melalui konsentrasi dari kebutuhan diatas maka kawasan tersebut dapat membentuk identitas dan karakternya sendiri serta merupakan tempat yang spesifik untuk tujuan pariwisata atau sebagai basis persinggahan ke objek-objek wisata lain. Tan (1995), menyatakan bahwa resor adalah suatu bentukan industri pariwisata yang berkembang. Resor merupakan tantangan bagi arsitektur hotel konvensional yang monoton. Alam resor berbeda dengan yang dimiliki oleh bangunan pada umumnya. Sebagian resor dibangun dengan desain mewah yang memiliki keistimewaan tertentu, dana desain yang tidak terbatas, berlokasi di daerah terpencil dengan tapak yang eksotik, digunakan sebagai tempat peristirahatan dengan ketenangan dan suasana meditasi. Keunikan lainnya yaitu adanya penggabungan nilai-nilai modern dengan elemen-elemen tradisional dan sejarah. Asia Tenggara memiliki berbagai atribut alam yang mendukung pariwisata seperti banyaknya gunung-gunung, hutan tropis, pantai berpasir dan taman bawah laut, demikian juga sejarah dan keragaman budayanya. Pada umumnya ada 3 hal yang dijual dari sebuah resor, yaitu : 1. Pemandangan (Scene) Potensi fisik kawasan resor yaitu seperti kondisi fisik, kekhasan fisik, flora/fauna dan iklim daerah yang dapat dimanfaatkan sebagai view, rekreasi, berolahraga dan sebagainya. 2. Budaya (Culture) Merupakan kekhasan daerah setempat, misalnya kehidupan sehari-hari, budaya dan sebagainya. 3. Acara (Event) Merupakan suasana ataupun hal-hal spesifik yang terjadi (hanya terjadi) pada saat tertentu seperti upacara ritual budaya setempat. 2.6 Wetland Wetland adalah sebuah area lahan yang terdiri dari tanah yang telah jenuh air atau sesuatu yang lembab, seperti paya, rawa ataupun tanah berlumpur. Berkaitan dengan kondisi fisik geografi, wetland merupakan 8

28 lingkungan penghubung antara ekosistem terestrial dengan ekosistem perairan yang berbeda satu sama lain tetapi saling ketergantungan (Wikipedia, 2008). Haslam (2003) mengatakan wetland adalah sebuah lahan yang mana jenuh air merupakan faktor dominan yang menyebabkan terbentuknya tanah secara alami (hydric soil), jenis vegetasi tertentu serta komunitas hewan hidup di atasnya. Ada beberapa tipe wetland, diantaranya diklasifikasikan berdasarkan sumber airnya. Sumber air wetland dapat dibedakan menjadi dua, (1) berasal dari presipitasi (hujan dan hujan salju). Banyak diantara permanent wetland dan semi permanent wetland terisi oleh air hujan ataupun salju yang mencair, (2) barasal dari air tanah. Biasanya wetland yang sumber airnya berasal dari air tanah adalah permanent wetland (Iastate Education, 2008) Menurut Wikipedia (2008), wetland dapat diklasifikasikan de dalam tiga kelas, yaitu : Hydrogeomorphic classes Hydrogeomorphic (HGM) mengklasifikasikan wetland berdasarkan tiga faktor yang mempengaruhi fungsinya, yaitu posisi pada lanskap (geomorphic setting), sumber air (hydrology) serta aliran dan fluktuasi air (hydrodynamics). Wetland pada lahan kering Wetland pada lahan kering terbentuk karena pengaruh iklim dan faktorfaktor lingkungan lain. Tipe wetland ini bisa berupa fresh water atau saline water, permanen ataupun musiman / sementara. Selama musim kering, wetland menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan. Intertidal wetland Intertidal wetland merupakan wetland yang terbentuk karena pengaruh salinitas dan pergerakan pasang surut. Intertidal wetland dapat bertahan pada kondisi ekstrim seperti saline water pada saat pasang, fresh water pada saat surut dan juga pada saat banjir. 2.7 Konsultan Lanskap Menurut Gold (1980), pemerintah lokal dan pengembang swasta memiliki tanggung jawab moral yang sama dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Perencanaan kota dan arsitek lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perancangan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial dalam hal pemberian pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia. Lebih lanjut konsultan memiliki kebutuhan berupa : 9

29 1) Kemampuan profesional, yaitu kompetensi secara teknis, berupa kemampuan dari segi perancangan, dimana kualitas suatu perancangan sebuah perusahaan dapat dilihat melalui proyek yang sudah dikerjakan dan diselesaikannya. 2) Persediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan dapat dievaluasi dari referensi klien sebelumnya. 3) Kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan dengan latar belakang, pengalaman, dan pengetahuan yang memadai untuk mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Pakar dan ahli dari disiplin ilmu lainnya dapat dibentuk dalam suatu tim sesuai dengan proyek yang diperlukan. 4) Kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibutuhkan sesuai tuntutan muatan kerja. 5) Pengalaman, alat-alat dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan situasi dan proyek yang beragam jenisnya. 6) Hasil kerja yang objektif dan profesional. 7) Sistem kerja konsultan yang berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat sesuai keuntungan yang seimbang dan saling menguntungkan. Kriteria untuk memilih konsultan yang profesional adalah : (1) Pengalaman dan reputasi (2) Latar belakang dari setiap staf yang ada (3) Kemampuan tingkat muatan kerja (4) Ketersediaan pakar ahli dalam setiap bidang disiplin ilmu (5) Tanggung jawab secara professional (6) Tanggung jawab sosial. 2.8 Manajemen Proyek Lanskap Manajemen perusahaan sangat berhubungan erat dengan tata laksana kerja. Menurut Kraus dan Curtis (1982), manajemen merupakan suatu proses dari konsep, teori dan analisis tujuan dimana seorang manajer merencanakan, mengatur, memimpin dan menjalankan tujuan tersebut melalui usaha manusia secara sistematis, koordinatif dan saling kerja sama. Selain itu mereka juga mendeskripsikan manajemen sebagai ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu adalah manajemen berdasarkan teori dan ilmu pengetahuan dimana dalam pembuatan keputusan dan kebijakan harus berdasarkan data empiris dan prinsip-prinsip yang tepat sedangkan manajemen sebagai seni harus dapat mempercayakan kemampuan, sensitifitas, intuisi dan aspirasi seseorang, dalam 10

30 berhubungan satu sama lain haruslah bersifat fleksibel dan responsif terhadap sifat dan kemampuan seseorang. Penerapan dari suatu ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan merupakan seni. 11

31 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di PT. Envirospace, sebuah perusahaan konsultan arsitektur lanskap yang berlokasi di Bogor dan di Belt Collins International Consultant Pte. Ltd (Singapore), sebuah perusahaan konsultan lanskap pada departemen Landscape Architecture. Perusahaan ini berlokasi di Ann Siang Hill, Chinatown, Singapore. 3.2 Waktu Magang Kegiatan magang secara keseluruhan berlangsung selama 14 minggu, dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : (1) Kegiatan magang keterampilan dan penggunaan AutoCAD di PT. Envirospace, Bogor, dimulai pada pertengahan Juni 2008 hingga pertengahan Juli Kegiatan magang ini untuk meningkatkan keterampilan sebelum melakukan magang di BCI Singapore, (2) Proses Perizinan dari Ministry of Manpower Singapore (untuk kegiatan magang di BCI), dimulai pada pertengahan bulan Juni 2008 hingga akhir bulan Juli 2008 dan (3) Kegiatan magang di BCI Singapore yang dimulai pada tanggal 30 Juli 2008 hingga 30 September Jadwal kegiatan magang keseluruhan dapat dilihat pada Tabel Metode Magang Metode magang yang dilakukan di perusahaan Envirospace Consultant, Bogor dan pada perusahaan BCI Singapore untuk kegiatan perancangan lanskap berupa partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di perusahaan, wawancara dan studi pustaka. Ruang lingkup pekerjaan magang yang diikuti dalam kegiatan magang ini secara umum meliputi : Kegiatan Studio dan Lapang Kegiatan magang yang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace, Bogor berupa keterampilan pendukung kegiatan studio. Kegiatan yang dilakukan yaitu membantu pekerjaan beberapa proyek yang sedang dikerjakan, seperti pembuatan gambar potongan dan perspektif dengan meggunakan software AutoCAD dan Photoshop. Selain itu juga meningkatkan keterampilan dalam 12

32 kegiatan colouring dengan menggunakan marker, pembuatan sketsa dengan freehand dan scanning. Sedangkan kegiatan magang yang dilakukan pada perusahaan BCI yaitu terdiri dari beberapa proyek, dengan proyek utama yaitu perancangan lanskap resor di Hangzhou Xixi Tourists Resort Hotel Group, China (Proyek ). Proses perancangan dilakukan berdasarkan standar yang berlaku di perusahaan (Gambar 1). Preliminary Design Development Final Design Development Final Concept Design Hardscape Working Drawing Preliminary Concept Design Softscape Working Drawing Gambar 1. Proses Perancangan lanskap pada perusahaan BCI Singapore Preliminary Concept Design merupakan tahap awal dari proses desain yang dilakukan di perusahaan BCI. Kegiatan ini biasanya berupa pembuatan konsep yang masih dituangkan secara umum dalam gambar (sketsa). Kegiatan dilakukan dengan membantu beberapa kegiatan, seperti mewarnai ataupun menggambar. Final Concept Design merupakan penyempurnaan dari Preliminary Concept Design. Dalam hal ini akan ada perbaikan dalam desain yang sebelumnya dibuat ataupun perbaikan presentasi gambarnya. Preliminary Design Development adalah tahap memulai konsep pengembangan. Gambar-gambar yang ditampilkan lebih detail serta sudah memasuki tahap pemilihan bentuk, warna dan juga jenis material yang digunakan. Sedangkan Final Design Development merupakan tahap akhir dari Design Development. Tahapan ini lebih detail daripada Preliminary Design Development, seperti adanya penambahan dimensi (ukuran) pada gambar serta sudah mulai memasuki pemilihan material yang digunakan. Kegiatan yang dilakukan lebih banyak menggunakan software AutoCAD. Hardscape Working Drawing adalah tahap perancangan khusus untuk elemen hardscape hingga detail konstruksinya. Kegiatan yang dilakukan menggunakan software AutoCAD. Sedangkan Softscape Working Drawing dikhususkan untuk elemen softscape dengan software pendukung AutoCAD. 13

33 Pada saat melakukan kegiatan magang, proyek Hangzhou, Xixi ini telah mencapai bagian akhir dari tahap Hardscape Working Drawing dan mulai ikut membantu proyek tersebut pada saat mulai memasuki tahap Softscape Working Drawing. Terdapat beberapa proyek yang dikerjakan selama kegiatan magang berlangsung. Berikut ini adalah proyek-proyek yang dikerjakan di studio selain proyek utama (Proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group) : 1. Perancangan lanskap resor di Jumeirah Barama Bay, Phuket, Thailand 2. Perancangan lanskap resor di Conghua Hot Spring, China 3. Perancangan lanskap apartemen Hainan Qingshuiwan Agile Showflat, China 4. Perancangan lanskap Conrad Resort and Residences Villa, Koh Samui, Thailand 5. Perancangan lanskap resor Sterling Eastern, India 6. Perancangan Yen So Park, Vietnam 7. Perancangan lanskap di Laem Ka, Thailand. Sedangkan proyek yang dikerjakan melalui kegiatan lapang yang dilakukan selama magang yaitu : 1. Perancangan lanskap apartemen Blossom Condominium, Woodleigh Close, Singapore 2. Perancangan lanskap apartemen Paterson Residences, Singapore Berikut ini adalah ringkasan dari proyek-proyek tersebut. 1. Perancangan Lanskap Resor di Jumeirah Barama Bay, Phuket, Thailand Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Preliminary Concept Design. Kegiatan magang yang dilakukan pada proyek ini adalah membantu pembuatan analisis kontur, colouring dengan menggunakan marker serta pekerjaan lainnya dengan menggunakan AutoCAD. 2. Perancangan lanskap resor di Conghua Hot Spring, China Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Design Development. Penggambaran desain untuk proyek ini sebagian besar dikerjakan dengan cara freehand dan sedikit penggunaan komputer. Kegiatan yang dilakukan yaitu mewarnai, menggambar, photo montage dengan software Photoshop serta scanning dari buku. 14

34 3. Perancangan lanskap apartemen Hainan Qingshuiwan Agile Showflat, China Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Hardscape Working Drawing. Kegiatan yang dilakukan adalah pekerjaan desain dengan menggunakan Photoshop serta scanning dari buku. 4. Perancangan lanskap Conrad Resort and Residences Villa, Koh Samui, Thailand Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Hardscape Working Drawing. Kegiatan yang dilakukan adalah membantu dalam pembuatan gambar detail elemen hardscape dengan menggunakan software AutoCAD. 5. Perancangan lanskap resor Sterling Eastern, India Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Preliminary Concept Design. Kegiatan magang yang dilakukan dalam proyek ini yaitu membantu pewarnaan gambar-gambar desain dengan menggunakan marker. 6. Perancangan Yen So Park, Vietnam Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Preliminary Concept Design. Kegiatan magang yang dilakukan adalah photo montage dan scanning dari buku yang akan digunakan dalam gambar.. 7. Perancangan lanskap resor di Laem Ka, Thailand Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Final Concept Design. Kegiatan magang yang dilakukan adalah membuat persiapan presentasi produk desain seperti memperbaiki gambar-gambar presentasi dan overlay dari gambar keseluruhan untuk dibuat site plan. Semua kegiatan dilakukan dengan freehand dan menggunakan software Photoshop. Proses kerja magang secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar Kegiatan Administrasi Kegiatan ini ditujukan untuk pengembangan kualitas berpikir dan kualitas kerja mahasiswa dalam menghasilkan suatu karya arsitektur lanskap. Kegiatan ini mengutamakan tiga hal yang dipelajari oleh mahasiswa magang, yaitu : 1. Mempelajari struktur dan organisasi perusahaan. 2. Mempelajari sistem kerja yang digunakan dalam perusahaan. 15

35 3. Mempelajari masalah dan solusi kerja yang dihadapi perusahaan sehingga dapat dihasilkan suatu produk yang sesuai Data Bentuk data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara lebih rinci bentuk-bentuk data yang digunakan dalam kegiatan magang ini (proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China) diuraikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Jenis, Bentuk dan Sumber Data Proyek Hangzhou, Xixi Tourist Resort Hotel Group, China Jenis Data Data Primer Data Sekunder Sumber Data KONDISI UMUM Kondisi Biofisik Letak dan Luas Studi pustaka Topografi Studi pustaka Aksesibilitas Studi pustaka Vegetasi Studi pustaka Kondisi Sosial Sejarah Kawasan Arsitek Lanskap dan studi pustaka KELEMBAGAAN Sejarah Perusahaan Studi pustaka Struktur Organisasi Sistem Kerja PROSES PERANCANGAN Wawancara dan studi pustaka Wawancara dan Pengamatan Concept Design Arsitek Lanskap dan studi pustaka Design Development Arsitek Lanskap dan studi pustaka Hardscape Arsitek Lanskap dan studi pustaka Softscape Arsitek Lanskap dan studi pustaka 3.4 Batasan Magang Batasan magang pada proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China (proyek ) ini yaitu dari tahap Preliminary Concept Design sampai tahap Softscape Working Drawing. Proyek ini sedang mencapai tahap akhir dari proses desain karena sudah dimulai sejak Oktober

36 Studi Pustaka Persiapan: - Proposal - Perizinan lokasi magang - Kegiatan pra magang ketrampilan - Perizinan magang PRA MAGANG Persiapan dan pengenalan lembaga: - Perkenalan dengan staf Praktikal studio dan pengenalan masalah KEGIATAN STUDIO DAN LAPANG KEGIATAN ADMINISTRASI Membantu mengerjakan beberapa proyek dengan tahap yang berbeda-beda Mempelajari sejarah dan struktur organisasi perusahaan Concept Design Design Development Hardscape WD Softscape WD Mempelajari sistem kerja dan proses perancangan pada perusahaan Hasil Kegiatan Magang MAGANG Penyusunan Laporan PASCA MAGANG Gambar 2. Proses Kerja Magang 17

37 Tabel 2. Jadwal Kegiatan Magang JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER No. JENIS KEGIATAN III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Kegiatan magang di Envirospace, Bogor II Persiapan keberangkatan magang di Singapura A. Proses Perizinan dari MOM B. Mengurus Security Bond III Kegiatan magang di BCI Singapore A. Kegiatan Inti 1. Kegiatan Studio a. Preliminary Concept Design b. Final Concept Design c. Preliminary Design Development d. Final Design Development e. Hardscape Working Drawing f. Softscape Working Drawing 2. Kegiatan Lapang Construction Review B. Kegiatan Penunjang Orientation 18

38 BAB IV MAGANG DI PT. ENVIROSPACE, BOGOR 4.1 Kondisi Umum Perusahaan PT. Envirospace merupakan sebuah perusahaan konsultan arsitektur lanskap. Perusahaan ini berkantor pusat di Singapura yang lebih dikenal dengan Envirospace Consultant Singapore. PT. Envirospace merupakan cabang dari perusahaan Envirospace Consultant Singapore yang merupakan satu-satunya cabang yang berada di Indonesia, berlokasi di Komplek Taman Yasmin, Bogor. PT. Envirospace (Bogor) didirikan pada bulan Februari Perusahaan ini dipimpin oleh seorang Dewan Komisaris dan seorang Managing Director.. Dewan Komisaris mempunyai wewenang untuk memberi kebijakan perusahaan. Dewan komisaris dan Managing Director membawahi arsitek lanskap, drafter dan bagian administrasi keuangan perusahaan. Bekerjasama dengan Envirospace Consultant Singapore, PT. Envirospace ini telah menangani beberapa proyek yang tersebar di Indonesia, mulai dari Jabodetabek, Sumatera dan Kalimantan hingga ke luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, India, Cina serta Vietnam. Dalam mengerjakan setiap proyek di Indonesia, selalu dilakukan konsultasi dengan Envirospace Consultant Singapore. Sedangkan untuk proyek yang berada di luar negeri, secara umum ditangani oleh Envirospace Consultant Singapore dan PT. Envirospace Bogor membantu pekerjaan proyek tersebut, khususnya dalam pembuatan Concept Design. Apabila gagasan konsep atau pekerjaan dari PT. Envirospace, Bogor belum disetujui oleh pihak Envirospace Singapore maka pekerjaan tersebut diperbaiki sesuai saran yang diberikan oleh pihak Envirospace Singapore. Kerjasama tersebut dibentuk dengan pembagian tugas dari kedua perusahaan serta dihubungkan dengan komunikasi melalui . Selain itu juga dilakukan kunjungan ke Envirospace Consultant Singapore yang dilakukan secara berkala untuk memberikan laporan pekerjaan serta mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan. PT. Envirospace (Bogor) berfokus pada bidang perencanaan dan perancangan lanskap. Proyek-proyek pada bidang perencanaan contohnya seperti Perencanaan Ruang Terbuka Hijau yang berlokasi di Jakarta. Sedangkan proyek-proyek perancangan pada umumnya berlokasi di luar Indonesia yang mana ditangani langsung oleh perusahaan Envirospace Consultant Singapore.

39 Selain itu juga terdapat beberapa proyek perancangan yang berlokasi di Indonesia, seperti Jakarta, Bogor dan wilayah lainnya. Seperti halnya perusahaan konsultan lain, PT. Envirospace bekerja berdasarkan keinginan klien dan memiliki prosedur pekerjaan seperti pada umumnya yang dimulai Rencana Konsep hingga Design Development dan RAB. Seluruh pekerjaan yang dilakukan disimpan di dalam komputer dengan folderfolder yang telah dikelompokkan berdasarkan lokasi dan nama proyeknya. Di dalam komputer juga tersimpan berbagai koleksi gambar (foto) yang dapat digunakan sebagai referensi desain ataupun dimasukkan ke dalam sebuah gambar produk. Koleksi gambar (library) tersebut didapat dari hasil scan ataupun juga dari internet. Teknik freehand merupakan sebuah teknik yang dilakukan oleh perusahaan ini dalam proyek-proyek perancangan, khususnya saat pembuatan konsep yang masih berupa sketsa. Tools komputer pada perusahaan ini digunakan untuk menyempurnakan gambar freehand dan pembuatan gambar dalam tahap Design Development. 4.2 Kegiatan Magang di PT. Envirospace, Bogor Magang di PT. Envirospace Bogor dilaksanakan selama 1 bulan sebelum melakukan magang di Belt Collins International Consultant Singapore. Kegiatan magang yang dilakukan pada PT. Envirospace, Bogor adalah kegiatan keterampilan penunjang kegiatan studio sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan lebih terfokus pada kegiatan teknis. Kegiatan teknis tersebut dilakukan secara khusus dalam bentuk latihan ataupun dilakukan dengan membantu pengerjaan beberapa proyek yang ada. Hal tersebut bertujuan untuk menambah keterampilan serta wawasan dalam dunia kerja pada perusahaan konsultan yang akan berguna untuk melakukan magang di Belt Collins International Consultant (Singapore) Pte. Ltd. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain pendalaman mengenai Software AutoCAD, Photoshop, Bryce yang merupakan softwaresoftware pendukung untuk menghasilkan suatu produk serta pembuatan gambar presentasi dengan software Powerpoint. Selain itu juga membantu pembuatan proposal suatu proyek perencanaan. Berikut adalah penjelasan dari kegiatankegiatan yang dilakukan. 20

40 4.2.1 Penggunaan Software AutoCAD Software AutoCAD merupakan sebuah software komputer yang berguna untuk membuat gambar kerangka. Dapat dikatakan bahwa software ini merupakan dasar dari pembuatan gambar dengan menggunakan komputer. Pada umumnya, proyek-proyek yang ditangani oleh PT. Envirospace ini dikerjakan dengan teknik freehand yang mana teknik freehand pada perusahaan ini sudah menjadi ciri khas dalam mengerjakan sebuah proyek. Namun penggunaan software AutoCAD berguna untuk memproses gambar masterplan yang biasanya diberikan oleh klien dalam bentuk file AutoCAD ini. Selain itu software AutoCAD ini juga akan sangat membantu pekerjaan ketika sudah memasuki tahap Design Development karena tahapan ini sangat membutuhkan ketelitian dan keakuratan serta gambar-gambar yang dihasilkan dalam tahapan ini harus sesuai dengan skala yang ada. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama masa magang pada perusahaan ini yang berkaitan dengan penggunaan software AutoCAD antara lain adalah digitasi untuk sebuah peta, mengerjakan sebuah site plan yang menggunakan teknik komputer, membuat gambar perspektif yang mana diawali dengan mambuatnya di software AutoCAD serta berbagai pelatihan dan pendalaman materi tentang penggunaan software AutoCAD Penggunaan Software Photoshop Photoshop juga merupakan sebuah program komputer yang digunakan pada perusahaan konsultan arsitektur lanskap. Software ini berguna untuk memanipulasi gambar yang telah dibuat sebelumnya baik itu dengan menggunakan freehand ataupun dari file AutoCAD agar dihasilkan gambar yang sempurna. Pekerjaan ini disebut juga dengan photo montage. Gambar-gambar sketsa yang dibuat dengan freehand diperbagus dengan menggunakan software ini, seperti memanipulasi kesalahan-kesalahan yang mungkin ada pada gambar sebelumnya, merubah warna, merubah ukuran ataupun memberi efek-efek tertentu sesuai dengan keinginan. Semua ini dilakukan untuk memperbaiki gambar sebelumnya yang dibuat dengan software lain ataupun dengan teknik freehand. Apabila terdapat kesalahan dalam suatu gambar, software ini dapat membantu dengan memanipulasi gambar tersebut yang dimaksudkan agar kesalahan yang ada dapat tertutupi tanpa mengulang gambar sebelumnya. 21

41 Kegiatan yang dilakukan dalam penggunaan software Photoshop ini selama magang berlangsung diantaranya adalah membuat gambar potongan dalam sebuah konsep suatu proyek, memanipulasi dan menyempurnakan gambar perspektif yang sebelumnya dibuat dengan menggunakan software Bryce, pembuatan elemen-elemen desain yang disimpan sebagai library dan dapat digunakan jika diperlukan setiap saat serta pembelajaran dan pendalaman materi mengenai software Photoshop Penggunaan Software Bryce Bryce merupakan sebuah software komputer yang dapat digunakan untuk membuat gambar tiga dimensi atau perspektif. Software ini jarang digunakan dalam perusahaan konsultan arsitektur lanskap karena pada umumnya gambar perspektif dibuat dengan teknik freehand karena gambar dengan menggunakan freehand akan membuat gambar terlihat lebih hidup. Selain itu adanya pilihan software lain yang memiliki fungsi sama dengan Bryce, yaitu Sketch Up dan 3Dmax. Pada PT. Envirospace ini pembuatan gambar perspektif lebih banyak menggunakan teknik freehand sehingga software ini jarang digunakan. Pada saat kegiatan magang berlangsung, kegiatan magang yang berhubungan dengan penggunaan software Bryce diantaranya adalah membuat gambar perspektif pada sebuah proyek perancangan lanskap apartemen yang berlokasi di Singapura. Gambar perspektif ini dibuat dasarnya dengan menggunakan software AutoCAD.dan dibuat perspektifnya pada software Bryce yang selanjutnya disempurnakan pada software Photoshop. Dalam software ini juga dapat diatur arah pandang (angle) perspektifnya sesuai dengan keinginan Kegiatan Penunjang Lainnya Kegiatan lain yang dilakukan selama magang di PT. Envirospace, Bogor antara lain adalah kegiatan teknis seperti scanning, menggambar dengan freehand serta pewarnaan. Scanning dilakukan untuk menambah referensi gambar dari buku ataupun majalah ke dalam komputer yang disimpan sebagai library. Selain itu dilakukan pembelajaran teknik gambar dengan menggunakan freehand yang dilakukan dari awal pembuatan gambar hingga pewarnaan dengan alat gambar khusus yaitu marker. Pembelajaran ini sangat bermanfaat karena sebelumnya tidak pernah menggunakan alat-alat gambar penunjang teknik freehand tersebut. Selama masa perkuliahan, alat gambar yang digunakan 22

42 dalam teknik freehand adalah pensil warna. Marker merupakan alat mewarnai yang sangat membantu dalam pembuatan gambar dengan cara freehand. Selain hasilnya lebih memuaskan, juga gambar dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih singkat. Marker sudah umum digunakan pada perusahaan konsultan arsitektur lanskap, yaitu pada pembuatan gambar dengan cara freehand. Selain kegiatan-kegiatan tersebut, kegiatan lainnya yang dilakukan sebagai kegiatan penunjang pekerjaan studio yaitu membaca dan mempelajari buku-buku desain yang merupakan koleksi dari PT. Envirospace. Hal ini dapat membuka wawasan mengenai desain dan elemen-elemen desain yang berlokasi di berbagai negara, seperti Tropical Design yang merupakan kumpulan dari desain pada daerah tropis yang bernuansa eksotis, Balinese Garden yaitu kumpulan desain khas Bali, buku yang mengulas berbagai desain bergaya Asia, Singapore Garden yaitu sebuah buku yang berisi kumpulan berbagai desain taman yang berada di Singapura, buku yang berisi tentang berbagai desain elemen air sebagai penghias lanskap serta buku lainnya. Buku-buku tersebut digunakan untuk referensi desain dalam proses pengerjaan proyek yang dilakukan pada perusahaan. Seluruh kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan untuk membantu dalam melakukan magang di Belt Collins International Consultant Singapore karena keduanya merupakan perusahaan konsultan yang mana kegiatan teknis yang dilakukan tidak akan jauh berbeda. 23

43 BAB V MAGANG DI BELT COLLINS INTERNATIONAL CONSULTANT (SINGAPORE) PTE. LTD 5.1 KONDISI UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan Perusahaan Belt Collins International (BCI) telah berdiri lebih dari 50 tahun yang lalu. Perusahaan ini didirikan oleh Walter K. Collins, seorang perencana yang karismatik dan Robert M. Belt, seorang teknisi sipil. Mereka bersama-sama mendirikan perusahaan ini saat mereka bekerja bersama di Honolulu. BCI adalah perusahaan pertama di Asia Pasifik yang secara profesional mengkombinasikan teknik perencanaan lahan dan kota, teknik sipil, arsitektur lanskap dan konsultan lingkungan dalam satu organisasi perusahaan. Beberapa faktor yang mendukung prestasi ini diantaranya adalah : (1) Kepemimpinan yang ditunjukkan selama perjalanan karir perusahaan (2) Perusahaan BCI adalah perusahaan yang peduli terhadap kebudayaan lokal, adat istiadat dan lingkungan alam serta segala perubahannya (3) Perusahaan BCI aktif turut serta dalam pembentukan lingkungan fisik yang lebih baik. Kekuatan utama dari perusahaan BCI terletak pada tenaga ahlinya, sangat sesuai dengan julukan yang diberikan kepada BCI yaitu ketenangan, profesionalisme dan pengalaman. Pada awalnya perusahaan BCI hanya berdiri di Honolulu tetapi karena prestasinya yang luar biasa, BCI berkembang hingga ke mancanegara Lokasi Perusahaan Gambar 3. Lokasi penyebaran perusahaan BCI

44 Perusahaan BCI memiliki lebih dari 450 tenaga profesional yang tersebar di sembilan cabang berbeda dari berbagai negara mulai dari benua Amerika, Pasifik hingga ke Asia Tenggara. Sembilan cabang perusahaan BCI yaitu Honolulu, Seattle, Boulder, Hongkong, Shenzhen, Singapore, Bangkok, Guam dan Manila (Gambar 3). Kantor pusat perusahaan BCI terdapat di Honolulu (Hawaii). Beberapa tahun lalu didirikan cabang baru yaitu di Indonesia, berlokasi di Bali. BCI Bali dan BCI Bangkok keduanya berada dibawah pengawasan BCI Singapore. Berikut ini adalah data umum mengenai perusahaan BCI Singapore : Nama Perusahaan : Belt Collins International Consultant (Singapore) Private Limited Alamat : No.4 & 6 Ann Siang Hill Singapore, No. Tel : No. Fax : singapore@beltcollins.com.sg Ruang Lingkup Perusahaan Pada awalnya, BCI hanya memberikan pelayanan dalam bidang teknik sipil dan perencanaan lahan/tapak. Kemudian seiring dengan perkembangannya maka untuk memenuhi keinginan klien BCI memperluas pelayanannya pada departemen arsitektur lanskap pada tahun 1960 dan selanjutnya diikuti dengan penambahan departemen lingkungan. Dengan cakupan yang lebih luas ini, menjadikan perusahaan BCI menunjukkan keahliannya dalam bidang lanskap. Land Planning BCI memiliki pengalaman yang tinggi dalam bidang perencanaan lahan dan master planning, termasuk juga perencanaan lingkungan dan resor kepada klien swasta maupun umum. Sejak tahun 1953, BCI menangani proyek perencanaan yang berlokasi di berbagai negara, mulai dari Hawaii dan Pasifik ke Asia Tenggara, Timur Tengah hingga Eropa. BCI menggabungkan conceptual engineering, environmental analysis dan conceptual landscape design ke dalam satu bagian sebagai dasar untuk membuat perencanaan, yang didukung oleh tenaga ahli yang profesional dan disiplin. 25

45 Civil Engineering Departemen teknik sipil BCI menyediakan pelayanan secara menyeluruh baik untuk klien swasta maupun klien umum, termasuk di dalamnya subdivisions, jalan raya, air dan sistem pembuangan air serta manajemen pembuangan limbah. Tenaga ahli teknik sipil BCI mempunyai banyak pengalaman dalam master plan dan juga desain untuk pengembangan lahan (land development) serta telah menyelesaikan desain dan master plan infrastruktur untuk berbagai resor hingga ke wilayah Pasifik. Proyek pengembangan lahan lainnya yaitu residential, high-rise building, pengembangan industri dan komersil serta fasilitas atletik. Landscape Architecture BCI telah menyediakan pelayanan pada bidang arsitektur lanskap selama lebih dari 40 tahun yang lalu. Dengan segala prestasi yang didapatkannya, BCI memiliki sumberdaya dan kemampuan untuk mengerjakan sebuah proyek dari mulai tahap awal conceptual design, sampai construction administration dan post construction evaluation serta jasa konsultasi. BCI memberikan pelayanan pada bidang arsitektur lanskap termasuk di dalamnya landscape master plan dalam skala besar, conceptual studies, detail perancangan untuk irigasi penanaman dan hardscape, ilmu lingkungan dan visual, program penanaman, desain untuk exterior signage, desain pencahayaan lanskap, elemen air dan desain kolam renang serta program pemeliharaan. BCI telah sukses mengerjakan berbagai proyek di berbagai wilayah di dunia dengan kondisi iklim dan bentuk lahan yang bervariasi. Resor-resor dan komunitas residensial yang mewah dan berkualitas internasional merupakan proyek-proyek yang telah sukses dikerjakan oleh perusahaan BCI. Dari tahap awal hingga tahap akhir konstruksi dan selanjutnya, BCI mewujudkan keinginan klien menjadi kenyataan. Environmental Consulting BCI juga menyediakan pelayanan dalam bidang konsultasi lingkungan. Keahlian BCI pada departemen lingkungan ditunjukkan dengan tenaga ahli yang dimilikinya, yaitu para ahli ilmu pengetahuan alam, biologi, manajemen lingkungan, ilmu tanah, teknik sipil dan ilmu lingkungan. 26

46 5.1.4 Tahapan Pengerjaan Proyek BCI Singapore merupakan perusahaan BCI yang berfokus pada departemen Arsitektur Lanskap sehingga tahap pengerjaan proyeknya akan berbeda dengan departemen lainnya. BCI Singapore memiliki standar dalam mengerjakan proyek sehingga proses pekerjaan dari awal penerimaan proyek hingga implementasi harus mengikuti standar tahapan (Gambar 4). a. Mobilization Tahap ini merupakan tahap persiapan. Setelah ada perjanjian kontrak mengenai sebuah proyek dan telah dibentuk team kerja, langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu memulainya dengan kunjungan ke tapak. Lalu dilanjutkan dengan perundingan dengan pihak-pihak lain untuk membahas proyek yang akan dikerjakan. b. Design Process Tahap ini merupakan proses awal dari suatu pekerjaan proyek. Pada akhir dari tiap tahap diadakan presentasi kepada klien sebelum dilanjutkan ke tahapan berikutnya. Hal ini memungkinkan adanya revisi ataupun pengembangan dari desain yang telah dibuat sehingga sesuai dengan keinginan klien. Pada tahap ini terdiri dari tiga tahap besar, yaitu : Concept Design Tahap ini merupakan proses untuk menghasilkan konsep perancangan suatu proyek agar dapat sesuai dengan yang diinginkan klien. Tahap ini terdiri dari dua bagian, yaitu Preliminary Concept Design dan Final Concept Design. Pada tahap Preliminary Concept Design, lebih difokuskan pada ide-ide konsep secara kasar, yaitu berupa gambar-gambar sketsa. Sedangkan tahap Final Concept Design, dilakukan penyempurnaan baik dari gambar-gambarnya maupun desainnya, sesuai dengan persetujuan klien. Namun bila pada Preliminary desainnya telah disetujui maka tidak perlu dibuat Final Concept Design. Design Development Tahapan ini merupakan tahap penyempurnaan dari konsep. Konsep yang sudah dibuat dilanjutkan dengan detail dari desainnya, yaitu mulai memperhatikan bentuk, ukuran, warna serta jenis hardscape maupun softscape yang akan digunakan. Tahap ini merupakan keseluruhan proses pengembangan dari tahap Concept Design yang telah dipresentasikan kepada klien. 27

47 Gambar 4. Tahapan Pengerjaan Proyek pada Perusahaan BCI Singapore 28

48 Tahapan ini juga terdiri dari dua bagian, yaitu Preliminary Design Development dan Final Design Development. Pada tahap Preliminary Design Development hasil dari presentasinya lebih banyak berupa gambar Photoshop sehingga terlihat lebih berwarna, namun detailnya belum terlihat. Sedangkan pada tahap Final Design Development tampilannya lebih detail sehingga semua pengerjaan dalam tahap ini menggunakan software AutoCad karena butuh ketelitian dan keakuratan. Working Drawing Working Drawing merupakan tahapan akhir dari proses desain. Tahap ini meliputi pekerjaan Hardscape dan Softscape dalam skala studio. Tahap Hardscape mencakup semua pengerjaan elemen hardscape, baik itu jenis material yang digunakan beserta deskripsinya, ukuran maupun warna yang digunakan pada masing-masing elemen tersebut. Selain itu akan dijelaskan pula konstruksi dari elemen hardscape yang digunakan, seperti konstruksi perkerasan ataupun elemen hardscape lainnya. Untuk konstruksi bagian-bagian yang lebih detail dan butuh keahlian khusus dilakukan oleh teknisi khusus. Sedangkan Tahap Softscape adalah suatu tahap yang hanya berisi tentang elemen softscape (tanaman). Hasil dari tahap ini berupa planting plan, deskripsi dari tiap tanaman yang digunakan (tipe, jumlah, ketinggian) serta konstruksi penanamannya. Pada dasarnya tahap Softscape pada perusahaan BCI Singapore dilakukan oleh divisi tersendiri, yaitu divisi Softscape. Namun ada beberapa proyek dalam perusahaan BCI yang mengerjakan sampai tahap softscape. Atau dengan kata lain, pengerjaan tahap softscapenya tidak diserahkan ke divisi Softscape. Keputusan itu tergantung dari Project Manager yang juga disetujui oleh Director dan anggota timnya. c. Implementation Implementation merupakan tahapan setelah proses desain selesai. Tahap ini meliputi Tender Process dan Site Supervision Process. Tender Process meliputi beberapa tahapan, yaitu : (1) Undangan kepada pihak-pihak yang mengikuti tender yang sebelumnya diawali dengan persiapan berbagai dokumen, baik undangan maupun gambar untuk kegiatan tender (Calling Tender), (2) Tender Interview, (3) Evaluasi dari pihak konsultan berdasarkan penawaran dari pihak kontraktor yang diundang (Tender Review and Evaluation) dan (4) Penentuan pemenang tender (Tender Report and Reccomendation for Award). Tender Process dilakukan oleh arsitek dan BCI tidak ikut serta. 29

49 Tahap Site Supervision Process merupakan tahap pengecekan berdasarkan proses konstruksi yang dilakukan di lapangan. Pada masing-masing proses ini dilakukan inspeksi ke lapang dan pengecekan fungsi setiap konstruksi bangunan hard material dan instalasi softscape serta memastikan kontraktor yang ditunjuk pada suatu proyek mengerjakan pekerjaan sesuai dengan gambar, detail dan spesifikasi kontrak yang telah disetujui. d. Maintenance Tahapan ini merupakan tahap pemeliharaan yang dilakukan oleh pihak pengelola. Pihak konsultan, dalam hal ini BCI melakukan pengecekan ke lapang yang dilakukan secara periodik, berkaitan dengan proses pemeliharaan tersebut. Pihak konsultan juga memberikan referensi pemeliharaan kepada pihak pengelola mengenai dengan desain yang telah dibuat Struktur Organisasi BCI Singapore dipimpin oleh seorang Chairman/President/Managing Director yang mempunyai tanggungjawab penuh atas perusahaan dan mambawahi Vice President/Director. Selanjutnya Vice President/Director membawahi Associate yang dipimpin oleh Associate Director. Associate adalah orang-orang yang memimpin dan mengawasi kerja para Landscape Architect, Designer, Project Manager, Horticulturist dan CADD Designer / Drafter serta dapat menjadi seorang Project Manager dalam sebuah tim kerja (Gambar 5). Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd Chairman/President/Managing Director Allen Kerton Vice President/Director John Anderson Vice President/Director Gregory Kunak Vice President/Director Kim Cheong Lam Associate Director Patrick Ng Associate Associate Associate Associate Peter Chen Toby Kyle Dzaki Mustafi Chakrit Ounvises Landscape Architect/Designer/Project Manager/Horticulturist CAD Designer/Drafter Gambar 5.Struktur Organisasi perusahaan BCI Singapore 30

50 5.2 KONDISI UMUM WILAYAH Kondisi Umum Republik Rakyat Cina Gambar 6. Peta Republik Rakyat Cina (Sumber :Google, 2008) a. Geografi dan Iklim Cina didominasi oleh dataran tinggi dan pegunungan di sebelah barat hingga sampai akhirnya menjadi dataran yang lebih rendah di sebelah timur. Beberapa sungai besar mengalir dari arah barat ke timur, termasuk Sungai Yangtze (berada di tengah), Sungai Huang Ho (Sungai Kuning, utara tengah) dan Sungai Amur (timur laut). Dan ada pula yang mengalir ke selatan, yaitu Sungai Pearl, Sungai Mekong dan Brahmaputra. Di sebelah timur, di sepanjang daerah pantai Laut Kuning dan Laut Cina Timur merupakan dataran aluvial. Di pinggir dataran tinggi Mongolia di sebelah utara, hamparan rumput bisa terlihat. Bagian selatan Cina didominasi oleh perbukitan dan pegunungan yang relatif rendah. Di wilayah tengah timur merupakan delta dari 2 sungai utama yang mengalir di Cina, yaitu Sungai Huang Ho dan Yangtze. Di sepanjang sungai ini merupakan daerah yang kering. Sungai besar lainnya yaitu Pearl River, Mekong River, Brahmaputra dan Amur. Propinsi Yunnan merupakan bagian dari Mekong Subregion, yang mana termasuk juga Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam.

51 Pada bagian barat, sebelah utaranya merupakan dataran aluvial yang sangat indah, di sebelah selatannya berupa deretan perbukitan dengan ketinggian berbeda-beda, termasuk juga pegunungan Himalaya, yang mana terdapat puncak tertinggi bumi yaitu Mount Everest. Di bagian barat laut juga berupa dataran tinggi dengan beberapa lanskap gurun yang merupakan daerah kering, seperti Takla-Makan dan Gobi Desert. Selama berlangsung beberapa dinasti, perbatasan sebelah barat daya Cina, yaitu pegunungan dan lembah yang curam di daerah Yunnan, menjadi pemisah antara Cina dari Burma, Laos dan Vietnam. Iklim di negara Cina bervariasi. Di wilayah utara (termasuk Beijing) memiliki musim panas dengan temperatur harian rata-rata lebih dari 30 C dan musim dingin Arctic. Di wilayah tengah (termasuk Shanghai) memiliki iklim suhu kontinental, yaitu musim panas dengan suhu yang sangat tinggi dan musim dingin yang sangat dingin. Di wilayah selatan (termasuk Guangzhou) memiliki iklim subtropis dengan musim panas yang sangat panas dan musim dingin sedang. Kekeringan yang berkepanjangan dan rendahnya kualitas pertanian menyebabkan udara yang berdebu menjadi hal yang tidak asing lagi dirasakan pada musim semi di Cina. Debu-debu tersebut bertiup ke arah selatan Cina dan Taiwan hingga mencapai bagian barat Amerika Serikat. Oleh karena itu pengendalian air, erosi dan juga polusi menjadi hal yang sangat penting di negara Cina berkaitan dalam hubungannya dengan negara lain (Wikipedia, 2008). b. Kebudayaan Konfusianisme merupakan filosofi utama selama sejarah Imperial China. Nilai tradisional Cina banyak diambil dari beberapa versi aliran Konfusius. Ada konflik yang terjadi, pada dinasti Song, Neo Confucians meyakini Legalism. Beberapa tahun yang lalu, sejumlah Neo Confucians mempercayai bahwa demokrasi dan hak manusia cukup dirasakan dengan nilai tradisional Confucian. Peningkatan perekonomian dan kekuatan militer negara-negara barat yang dimulai pada pertengahan abad ke 19 membawa pengaruh bagi negara Cina. Organisasi politik dan sosial dari luar sedikit demi sedikit sampai ke negara Cina. Beberapa diantaranya secara keseluruhan diubah karena penolakan dari pihak pemerintah kebudayaan di Cina sedangkan yang lainnya dikombinasikan 32

52 antara kebudayaan Cina dan barat. Pada abad ke 20, Cina merupakan salah satu negara yang diujicobakan dengan sistem sosial, ekonomi dan politik yang baru dengan tujuan untuk memulihkan kondisi negara dari keruntuhan dinasti sebelumnya (Wikipedia, 2008) Seni dan Literatur Tulisan Cina bervariasi seperti halnya sejarah di Cina. Sepuluh dari seribu leluhur Cina menulis dokumen masih dengan cara tradisional, menggunakan tulang sebagai alat tulis. Seiring dengan perkembangan zaman, berkembang pula seni kaligrafi. Kaligrafi merupakan seni yang tingkatannya diatas melukis atau drama. Bahkan arsip-arsip klasik dan bersifat keagamaan, seperti arsip Confucian, Taoist dan Buddhist, ditulis dengan tinta dan kuas sebagai alat bantunya. Seni kaligrafi akhirnya dikomersilkan dan banyak dilakukan oleh seniman-seniman terkenal. Cina juga memiliki keunikan dalam hal seni musik. Alat-alat musik tradisional Cina diantaranya zheng (sitar), sheng (sejenis organ), xiao (flute) dan jenis alat musik lainnya telah berkembang hingga ke Asia Timur dan Asia Tenggara, khususnya ke negara Jepang, Korea dan Vietnam (Wikipedia, 2008). Bahasa Terdapat beberapa macam bahasa yang dipergunakan di negara Cina ini. Namun bahasa yang paling banyak digunakan adalah Sino-Tibetan, digunakan oleh 29 kelompok etnik yang ada. Selain itu terdapat juga beberapa dialek yang berbeda-beda diantara sesama bahasa itu sendiri. Dialek yang paling umum digunakan adalah Mandarin (digunakan oleh lebih dari 70% populasi, Wu (Shanghainese), Yue (Cantonese), Min, Xiang, Gan dan Hakka. Non-sinitic languages digunakan secara luas oleh etnik-etnik minoritas seperti Zhuang (Thai), Mongolian, Tibetan, Uyghur (Turkic), Hmong dan Korean. Bahasa Cina klasik dijadikan sebagai standar bahasa di Cina selama ribuan tahun dan dijadikan sebagai komunikasi tertulis dari berbagai bahasa dan dialek yang ada di Cina. Bahasa Cina modern atau baihua adalah standar tertulis berdasarkan dialek Mandarin, yang dipopulerkan dalam novel-novel pada dinasti Ming. Bahasa Cina klasik masih merupakan bagian dari kurikulum sekolah menengah dan juga dipelajari di beberapa universitas (Wikipedia, 2008). 33

53 Agama Ada beberapa aliran kepercayaan yang dianut rakyat Cina. Diantaranya Taoisme, merupakan aliran yang terdahulu di RRC ini. Filosofinya yaitu pemahaman tentang bagaimana mengenal alam jagat raya yang sebenarnya. Beberapa ide-ide yang diciptakan oleh aliran ini adalah Feng Shui, Sun Tzu s Art of War dan juga akupuntur. Aliran Buddha di Cina pertama kali diperkenalkan dari India dan Asia Tengah selama dinasti Han dan menjadi sangat populer di masyarakat Cina. Kepercayaan ini merupakan kepercayaan yang paling banyak dianut oleh masyarakat di RRC dan RRC merupakan negara dengan penduduk yang menganut agama Buddha terbanyak sedunia. Kebudayaan Cina tradisional, Taoisme, Konfusianisme dan Buddha memiliki tujuan yang sama, yaitu menyembah leluhur atau nenek moyangnya. Kegiatan ibadah yang dilakukan untuk menyembah leluhurnya yaitu sembahyang dengan mempersembahkan offerings (biasanya berupa makanan) untuk leluhurnya. Aktivitas ini biasa dilakukan di pemakaman, kuil dan juga di rumah mereka masing-masing. Agama Kristen masuk ke Cina pada akhir abad ke tujuh yang diawali dengan pembangunan tempat ibadah gereja Assyrian di wilayah timur. Sedangkan agama Islam masuk ke wilayah Cina pada 651, 18 tahun setelah wafatnya Muhammad. Orang-orang Islam masuk ke Cina untuk perdagangan, mendominasi industri ekspor/impor selama dinasti Song. Mereka juga berpengaruh terhadap pimpinan dalam pemerintahan di RRC, termasuk Zheng He, Lan Hu dan Yeheidie erding, para tokoh yang membentuk dinasti Yuan, Khanbaliq. Nanjing merupakan daerah pusat pembelajaran Islam (Wikipedia, 2008). c. Demografi Ratusan kelompok etnik di Republik Rakyat Cina telah ada sejak dahulu. Kelompok etnik yang paling besar jumlahnya adalah suku Han. Kelompok ini karena jumlahnya yang besar dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok. Dalam tiga ribu tahun terakhir, banyak kelompok-kelompok etnik yang lain ikut ke dalam kelompok orang-orang Han, akibatnya semakin memperluas kelompok etnik ini. Akan tetapi banyak nilai-nilai adat dari kelompok Han ini mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Sebagai contoh dalam hal berpakaian, gipao 34

54 menjadi adat berpakaian yang baru pada abad ke-17, menggantikan gaya berpakaian Han sebelumnya yaitu Hanfu (Wikipedia, 2008). d. Olahraga dan Rekreasi Gambar 7.Chinese Dragon Boat Racing (Sumber : Wikipedia, 2008) Banyak sejarawan meyakini bahwa sepak bola berasal dari negara Cina. Olahraga populer lainnya diantaranya adalah seni bela diri, tenis meja, badminton dan juga golf. Selain itu yang sedang banyak digemari sekarang ini, khususnya oleh para remaja yaitu olahraga bola basket. Terdapat juga beberapa olahraga tradisional. Chinese Dragon Boat Racing, salah satunya adalah jenis olahraga tradisional yang banyak diminati. Sudah menjadi kebiasaan bagi warga RRC untuk menampilkan olahraga ini pada acara festival. Selain sudah menjadi tradisi, olahraga ini juga dinikmati sebagai hiburan. Olahraga sejenis catur (catur Internasional) dan juga Chinese Chess (Xiangqi) juga merupakan jenis olahraga yang diminati. Berbagai jenis olahraga banyak dimainkan di RRC, bahkan ibukota RRC, yaitu Beijing menjadi tuan rumah dalam Olympic Games 2008, sebuah kompetisi olahraga tingkat internasional yang bergengsi (Wikipedia, 2008) Kondisi Umum Hangzhou, Provinsi Zhejiang a. Kota Surga Hangzhou sejak dahulu dianggap sebagai The Paradise City of China yang terlihat dari kanal dan waterway yang begitu indah, perbukitan, hamparan 35

55 perkebunan teh Longjing, pagoda, kuil, pavilion dan tentunya keindahan West Lake. Gambar 8. Grand Canal, Hangzhou (Sumber : Van Dijk, 1991) Marco Polo pernah mengunjungi Hangzhou pada saat masa Dinasti Yuan. Beliau begitu kagum akan keindahan danau dan dipadu dengan bangunan-bangunan bersejarah yang indah yang mengelilinginya dan ia menterjemahkannya dalam jurnalnya yang menjadi populer yaitu sebuah pepatah lama mengatakan Shang you tiantang, xia you Suhang yang berarti dalam Dalam surga ada surga yang lebih indah, di bumi ialah Suzhou dan Hangzhou. Hangzhou telah berkembang selama berabad-abad yang menghasilkan berbagai karya seni seperti puisi, lukisan serta literatur yang menggambarkan keindahan alamnya. Kota Hangzhou juga telah menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Cina bahkan pernah menjadi dua peringkat besar dari tempat-tempat tujuan wisata di Cina yang memberikan pemasukan devisa yang luar biasa bagi pemerintah lokal. Hal ini menyadarkan akan pentingnya peduli lingkungan dan melestarikan budaya karena merupakan aset yang harus dijaga (Van dijk, 1991) b. Geografi dan Iklim Kota Hangzhou yang berlokasi di sebelah selatan delta sungai Yangtze, di wilayah timur Cina, adalah ibukota dari propinsi Zhejiang. Letak Hangzhou 36

56 tepatnya di sebelah selatan kota Shanghai. Antara kota Shanghai dan kota Hangzhou berjarak kira-kira 150 km dan bisa ditempuh dalam waktu dua jam. Gambar 9. Peta Hangzhou, Propinsi Zhejiang (Sumber : Google, 2008) Kota Hangzhou berbatasan dengan sungai Qiantang di sebelah selatan, kota Shanghai di sebelah utara. Di sebelah barat dibatasi oleh perbukitan yang memanjang ke arah utara dan bersatu dengan rangkaian pegunungan di Propinsi Anhui. Wilayah Hangzhou memiliki luas berkisar antara km 2 yang terbagi menjadi delapan wilayah administratif. Hangzhou termasuk wilayah yang beriklim subtropis dan terbagi menjadi empat musim. Suhu rata-rata pada umumnya adalah 16 C (60 F) dengan curah hujan rata-rata kurang lebih 1500 mm dan kelembaban nisbi rata-rata %. Musim panas selalu terjadi dalam waktu yang berkepanjangan dan akan terasa lebih panas dan menyengat. Suhu pada musim panas dapat mencapai setinggi 40 C (104 F). Musim dingin yang terjadi tidak akan terlalu dingin hingga membekukan seluruh daerah tetapi tetap selalu menurunkan hujan salju. Pada musim semi akan menurunkan cukup hujan yang dengan indahnya akan jatuh ke West Lake. Pemandangan ini melukiskan keindahan yang memberikan kesan romantis dari birunya perairan yang dikelilingi perbukitan yang hijau serta pohonpohon yang berbunga indah. Pada akhir bulan September mencirikan suhu normal yang memberi kenyamanan. Langit yang cerah dipadukan dengan daundaun berguguran merupakan sebuah penataan alam yang sempurna untuk 37

57 menyaksikan bulan purnama yang menandakan akan datangnya Festival Musim Semi (Van dijk, 1991) c. Ekonomi Dibandingkan dengan ibukota propinsi yang lain di Cina, peringkat kekuatan ekonomi Hangzhou merupakan yang kedua setelah Guangzhou di Canton. Industri yang paling maju di Hangzhou adalah industri kerajinan sutera. Industri tradisional sutera terus berkembang hingga memenuhi kebutuhan ekspor dan membawa kesejahteraan baru bagi pemerintah daerah. Hal ini membawa kota Hangzhou menjadi salah satu kota yang memiliki GDP per kapita tertinggi diantara kota-kota lainnya. Keberhasilan West Lake Expo pada tahun 2000 telah memainkan peranan penting dalam meningkatkan investasi luar negeri serta dalam menjaga nilai pertumbuhan GDP yang telah mencapai dua digit. Sebagai salah satu pusat industri terkenal di Cina, Hangzhou telah menjadi lokasi pilihan bagi banyak pabrik internasional. Saat ini Hangzhou merupakan peringkat keempat dalam hal industri, setelah Beijing, Shenzhen dan Shanghai (Van dijk, 1991) d. Populasi Jumlah penduduk kota Hangzhou berkisar hingga 4.5 juta jiwa dengan total dari seluruh wilayah Hangzhou yaitu 6.8 juta jiwa. Pepatah Cina mengatakan lahir di Suzhou, makan di Guangzhou, tinggal di Hangzhou serta meninggal di Liuzhou. Hangzhou dianggap sebagai kota yang sangat nyaman ditinggali, Hal ini didukung oleh pemandangannya yang indah, warisan kebudayaan yang kaya serta ekonomi dan industri yang sangat maju. Sebagai kota yang paling nyaman sebagai tempat tinggal di Cina, menjadikan kebanggaan tersendiri bagi penduduknya. Untuk mempertahankannya maka Hangzhou menjadi daerah yang dilestarikan berkaitan dengan kebanggaan akan kebudayaannya dan sebagai traditional cityscapes (Van dijk, 1991) e. Kebudayaan Sejak masa pemerintahan Dinasti Song, Hangzhou merupakan daerah pusat produksi sutera dan keramik. Selain itu Hangzhou juga terkenal dengan industri percetakan, pembuatan kertas dan pengolahan teh. Tidak hanya itu, 38

58 Hangzhou juga menjadi pusat spiritual pada abad ke 13, yaitu sebagai tempat pengembangan kuil-kuil kuno untuk Buddhist dan Taoist. Desa-desa yang mengitari Hangzhou merupakan daerah perkebunan teh. Hamparan hijau teh Longjing melengkapi indahnya pemandangan di Hangzhou. Longjing Tea dikenal juga sebagai Dragon Well, teh hijau Cina yang paling terkenal. Upacara teh khas Cina sudah menjadi tradisi kebudayaan masyarakat Hangzhou yang turun temurun. Selain itu banyak teahouse yang tersebar di kota ini. Gambar 10. Hamparan Perkebunan Teh Longjing (Dragon Well) (Sumber : Van dijk, 1991) f. Sightseeing Hangzhou memiliki beragam tempat yang menarik untuk dikunjungi sehingga sangat tepat menjadi sasaran para wisatawan yang ingin berwisata sambil menambah pengetahuan tentang kebudayaan tradisional Cina. Tempat paling menarik di Hangzhou diantaranya adalah West Lake, Leifeng Pagoda yang membingkai danau di sebelah selatan, Lingyin Temple dan gua peninggalan Buddha yang terdapat pada puncak Flying dari Afar, Six Harmonies Pagoda, Xixi Wetland National Park dan tentunya Grand Canal. Hangzhou juga memiliki beberapa tempat bersejarah. Qinghenfang Historic Street merupakan salah satu tempat bersejarah. Kesan yang ditimbulkan dari tempat ini yaitu kisah bersejarah pada zaman nenek moyang. Wisatawan yang datang ke Hangzhou juga bisa menambah pengalaman mereka dengan berwisata ke perkebunan teh sambil memetik daun teh untuk mereka sendiri. Selain itu pengalaman menarik yang didapat adalah melihat langsung cara pembuatan sutera dari bahan dasar ulat sutera yang merupakan industri paling berkembang di Hangzhou. Di Hangzhou terdapat pabrik sutera terbesar di dunia. Selain itu juga terdapat pabrik keramik serta musium Traditional Chinese 39

59 Medicine. Semua itu adalah tempat-tempat yang tidak bisa dilewatkan oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang datang ke Hangzhou. (Van dijk, 1991). Gambar 11. Sunset pada Westlake (Sumber : Van dijk, 1991) Kondisi Umum Xixi Wetland Xixi Wetland merupakan salah satu bentuk kota air tradisional yang ada di Hangzhou dan melintasi aliran West Lake. Daerah wetland ini terbentuk lebih dari tahun yang lalu. Kemudian dalam kurun waktu tersebut terbentuk pula ekosistem wetland yang sangat alami. Karena keberadaannya yang dinilai sebagai warisan yang harus dilestarikan maka dibentuklah Xixi Wetland National Park yang dibangun pada tahun Tujuannya adalah untuk melindungi lingkungan alami tersebut dari kerusakan dengan meningkatkan rasa kepedulian terhadap Xixi Wetland tersebut. Wilayah wetland yang dilindungi tersebut memiliki luas sekitar 10 km 2. Setiap harinya Xixi Wetland National Park selalu didatangi pengunjung yang cukup banyak bahkan pernah mencapai per harinya. Hal ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa dan menunjukkan bahwa Xixi Wetland Hangzhou memang memiliki daya tarik bagi pengunjung untuk datang. Pengunjung juga dapat menikmati wisata wetland dengan menggunakan perahu yang telah disediakan. Boat Tour merupakan sebuah fasilitas untuk memanjakan para pengunjung akan keindahan alamnya. Perahu tersebut bisa disewa sendiri ataupun dengan ditemani seorang guide. Dengan perahu tersebut 40

60 pengunjung dapat berkeliling melintasi perairan wetland sambil menikmati pemandangan dan kebudayaan yang ada disana. Ekosistem wetland yang terbentuk sangatlah alami, terlihat dengan adanya vegetasi khas wetland, seperti Willow Trees dan Reeds. Lingkungan seperti ini ternyata mengundang banyak burung yang datang. Dalam sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 150 jenis burung merupakan bagian dari ekosistem Xixi Wetland ini. Gambar 12. Xixi Wetland National Park (Sumber : Van dijk, 1991) Xixi Wetland dipercaya sangat erat kaitannya dengan West Lake. Menurut kepercayaan, air wetland dan West Lake yang misterius dan sakral telah menjadi tema dalam 2 novel terkenal Cina yaitu Dream of Red Chamber dan Outlaws of the Marsh. Berbagai fasilitas ditawarkan di Xixi Wetland National Park, seperti jembatan, jalan setapak, museum, restoran dan teahouse serta dilengkapi pula 41

61 dengan penyediaan hotel. Hal ini menunjukkan bahwa Xixi Wetland memiliki potensi untuk dijadikan resor. Teahouse merupakan restoran khas Cina yang khusus menyediakan teh tradisional. Pada musim panas, teahouse menjadi pilihan yang tepat untuk menghindari panasnya sengatan matahari dan hiruk pikuk keramaian kota. Museum-museum yang ada di Xixi Wetland National Park menawarkan para pengunjung untuk dapat melihat berbagai informasi mengenai wetland, rawa dan sejenisnya dari segi sejarah, potensi maupun pelestariannya. Salah satu dari museum tersebut juga menyediakan informasi yang berkaitan dengan Dragon Boat yang digunakan sebagai kendaraan untuk mengelilingi wetland. Dragon Boat ini telah menjadi kebudayaan bagi daerah Hangzhou dan banyak diselenggarakan oleh desa-desa sekitarnya, khususnya pada acara khusus atau festival. Sebagai contohnya, desa Jiangcun merupakan salah satu desa yang selalu menyelenggarakan Dragon Boat sebagai olahraga tradisional (Van dijk, 1991). Xixi Wetland juga berkaitan dengan sejarah budaya Cina. Sejak 4000 tahun yang lalu telah menjadi air minum yang dianggap suci oleh orang-orang Buddha kemudian seiring dengan waktu berjalan didirikan bangunan-bangunan kuil di sekitarnya. Keindahan alam Xixi Wetland sangat dihargai oleh masyarakat sekitar dan dituangkan ke dalam bentuk puisi dan lukisan-lukisan. Hal ini sangat mendukung kebudayaan seni di Cina. Selain itu di Xixi Wetland ini juga ditemukan beberapa vegetasi yang tumbuh seperti willow serta pohon mulberry. Daun dari pohon mulberry ini merupakan makanan bagi ulat sutera. Budidaya ulat sutera yang menjadi industri paling maju di Hangzhou menggunakan daun mulberry untuk perkembangbiakkannya. 42

62 5.3 PROSES PERANCANGAN TAPAK HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP, CHINA Lokasi Tapak Proyek ini berlokasi di Xixi Wetland, tepatnya di bagian barat Hangzhou, propinsi Zhejiang (Gambar 13). Kota Hangzhou sebagai ibukota propinsi Zhejiang terletak berdekatan dengan Westlake yang merupakan danau yang terkenal di Hangzhou. Xixi Wetland merupakan sebuah ekosistem yang unik yang terbentuk selama ribuan tahun. Pada tahun 2005 wilayah wetland tersebut dilegalkan sebagai National Park dengan tujuan untuk melindungi ekosistem tersebut dari kerusakan lingkungan. Ekosistem tersebut banyak dihuni oleh satwa-satwa dan tumbuhan-tumbuhan khas, seperti berbagai jenis burung serta satwa liar lainnya. Gambar 13. Peta lokasi Xixi Wetland (Sumber :Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) Vegetasi khas yang tumbuh disana diantaranya adalah reeds dan willow trees. Semua yang hidup di dalamnya menjadi satu kesatuan membentuk kealamian ekosistem ini. Xixi Wetland yang merupakan tempat tinggal bagi

63 berbagai jenis burung dan satwa lainnya ternyata juga mendukung kehidupan manusia di dalamnya. Terdapat desa-desa yang tumbuh di wilayah wetland tersebut, diantaranya adalah Conservation Village. Desa-desa tersebut berlokasi di atas perairan wetland dan sedikit diantaranya bertempat di daratan. Oleh karena itu lebih tepat desa-desa tersebut disebut sebagai kampung air tradisional. Conservation Village yang terletak di tengah wilayah Xixi Wetland merupakan best-preserved village yang ada di area Xixi Wetland. Desa ini sangat terjaga keasliannya, terlihat dari arsitektur bangunan yang merupakan khas tradisional Cina, didukung juga oleh bangunan jembatan-jembatan yang melintas diantara perairan wetland, merupakan satu kesatuan lingkungan wetland yang alami. Bunga-bunga reeds yang bertebaran tertiup angin pada musim gugur menambah keindahan dari lingkungan wetland. Sedangkan willow dan bambu membatasi daratan dari perairan. Kondisi Conservation Village dapat dilihat pada Gambar 14. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Gambar 14. Kondisi Conservation Village, Xixi Wetland (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) Conservation Village letaknya berdekatan dengan area wetland yang dilindungi dan dijadikan objek wisata, yaitu Xixi Wetland National Park. Sedangkan tapak proyek berlokasi di sudut tenggara wilayah Xixi Wetland (Gambar 15). 44

64 Gambar 15. Peta lokasi tapak (Hangzou Xixi Tourist Resort Hotel Group), (Sumber :Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) Lokasi tapak berada di sudut tenggara, tepatnya dekat perbatasan area Xixi Wetland ini, berdekatan dengan jalan raya (Gambar 15). Tapak yang berlokasi di wetland ini merupakan kumpulan dari tiga hotel resor, oleh karena itu dinamakan Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group. Dari ketiga hotel tersebut salah satunya adalah proyek ini dan dua diantaranya adalah Sheraton Hotel dan Ownership Style Hotel. Foto-foto kondisi tapak dapat dilihat pada Lampiran Analisis Tapak a. Analisis Tapak Total Tapak proyek ini tepatnya berlokasi di barat laut dari tapak keseluruhan. Tapak keseluruhan yang dimaksud adalah tapak yang terdiri dari tiga hotel yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu hotel proyek , Sheraton Hotel dan Ownership Style Hotel (Gambar 16). 45

65 Gambar 16. Analisis tapak keseluruhan (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 46

66 Lokasi ini merupakan posisi yang eksklusif dengan pemandangan luas ke wilayah wetland. Berlokasi di sebelah tenggara Xixi Wetland, menjadikan tapak ini berada di posisi strategis dan mudah dijangkau karena berhubungan langsung dengan dua jalan utama (highway) yang mengarah ke utara dan ke timur. Ke arah timur tapak, akan terhubung dengan highway yang selanjutnya akan terhubung dengan terminal. Ke arah selatan, akan terhubung dengan sebuah Wetland Museum. Jalan raya yang bercabang dari highway menghubungkan masing-masing dari tiga hotel resor yang ada di tapak dan selanjutnya mengarah ke selatan sampai ke pemukiman-pemukiman di sekitarnya. Transportasi air juga menghubungkan komponen-komponen baik itu di dalam tapak maupun ke luar tapak. Tapak proyek terletak di sudut tapak dengan Sheraton Hotel di sebelah timurnya dan Ownership Style Hotel di sebelah selatan. Masing-masing tapak hotel memiliki view ke luar yang merupakan wilayah wetland yang mana mempunyai view lanskap yang sangat unik. View tersebut yaitu ke arah utara dan barat. Tapak proyek ini terletak di sudut sehingga dapat menikmati potensi pemandangan wetland yang ada di sebelah utara, barat laut dan juga barat. Wilayah wetland di luar tapak ini juga menjadi lintasan transportasi air sehingga para pengunjung pada masing-masing resor dapat berkeliling ke wilayah wetland di luar tapak tersebut dengan menggunakan transportasi air. Iklim yang ada di wilayah ini adalah suhu hangat akan terasa pada musim panas dan suhu dingin akan terasa pada musim dingin. Banyak diantara vegetasi yang hidup di wilayah ini adalah tanaman musiman yang akan mengubah tampilan lanskap dari musim ke musim. b. Analisis Tapak Proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group Berlokasi di sudut tapak, resor proyek memiliki panorama atau pemandangan ke tiga arah menuju wetland di sekitar tapak, yaitu ke arah utara, barat laut serta barat. Kesan tradisional juga membentuk view di dalam tapak. Badan air yang berada di tengah (Central Water Body) terpisah dengan perairan wetland di luar tapak. Central Water Body juga menyediakan kendaraan yang disebut sebagai water taxis untuk membawa pengunjung mengelilingi resor tersebut. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

67 Gambar 17. Analisis tapak Proyek (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 48

68 Bentuk tapak resor proyek ini menyerupai bujur sangkar yang terbentuk dari dua diagonal. Pintu masuk utama dari resor ini terletak di sudut diagonal yang mengarah ke ujung akhir diagonal (membentuk axial). Posisi seperti ini akan mengarahkan pandangan pengunjung ke arah tengah (central water body) dan diteruskan ke arah sudut barat laut tapak, yaitu mengarah ke wetland sekitarnya. View utama ke arah wetland yang terdapat dalam tapak adalah terletak di sudut barat laut tapak yang mana tidak dibangun villa disana. Sedangkan dari arah villa juga akan tercipta view baik itu ke arah wetland di sekitarnya maupun ke dalam tapak (central water body). Sirkulasi di dalam tapak (pathway) yang dapat dilewati oleh buggy, membentuk rute sirkulasi yang mengelilingi tapak dan menghubungkan semua villa yang ada dalam tapak ke central hotel facilities. Di bagian tengah tapak, terdapat pedestrian walkways (ditandai oleh jalur berwarna hijau pada Gambar 17), merupakan jalan pintas dari guest rooms menuju ke central hotel facilities pada bagian depan. Hal ini akan memberi alternatif bagi para pengunjung untuk menuju ke central hotel facilities tersebut selain melewati buggy circulation yang mengitari tapak. Pada bagian utara dan barat dibangun villa-villa yang memiliki pandangan luas ke arah wetland sekitarnya. Hal ini tentu saja akan menjadi nilai jual yang sangat tinggi bagi resor proyek ini Konsep a. Konsep tapak Total Pembangunan masing-masing hotel resor memiliki karakter tersendiri Karakter tersebut akan tercermin hingga pada desain lanskap masing-masing hotel. Konsep lanskap keseluruhannya yaitu membangun tiga buah resor yang akan memberikan pengalaman menarik bagi pengunjung ketika mengelilingi wetland dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan transportasi air. Tujuannya adalah untuk membangun jaringan transportasi air dan jalan setapak sehingga memungkinkan pengunjung untuk berkeliling secara bebas ke daerah sekitarnya, seperti pemukiman-pemukiman terdekat, conference centre dan juga wetland museum. Para pengunjung bisa berkeliling mengitari wetland dengan menggunakan perahu ataupun dengan berjalan di timber boardwalk. Timber boardwalk direncanakan sebagai alternatif sirkulasi yang dapat digunakan para pengunjung selain menggunakan transportasi air. Berikut ini adalah gambar yang menunjukan diagram konsep tapak keseluruhan 49

69 (Gambar 18). Sedangkan konsep lanskap keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 19. Gambar 18. Resort Character Diagram (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) Karakter dari resor proyek tidak jauh berbeda dengan perkampungan air yang mana menjadi ciri khas di wilayah Cina selatan. Sedangkan Sheraton Hotel dan Ownership Style Hotel lebih banyak menggunakan elemen tanaman dan green space sebagai desain lanskapnya. Dengan karakteristik-karakteristik ini, aspek alamiah wetland yang melingkupi tapak menjadi faktor dominan yang akan terangkat sebagai tema dari resor proyek b. Konsep Pengembangan Tapak (Proyek ) Konsep tapak proyek berangkat dari tema wetland itu sendiri. Menggabungkan konsep kampung air tradisional dengan sentuhan modern akan dihasilkan sebuah resor yang menarik wisatawan. Dengan mengambil konsep traditional wetland villages sebagai inspirasi, area-area selain bangunan membentuk koneksitas antara air dan daratan ; alami dan buatan. 50

70 Gambar 19. Overall Landscape Masterplan (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd 51

71 Elemen-elemen keras seperti jalan setapak, dinding dan jembatan terlihat sangat kontras dengan vegetasi alami di perbatasan tapak yang bersifat melembutkan. Selain vegetasi ditanam pada area paving, vegetasi juga tumbuh secara alami pada badan air (tanaman air) sehingga ada ikatan kuat antara daratan (paving) dan perairan. Pola desain yang terbentuk adalah simetris dengan diagonal yang berasal dari Arrival Court membelah tapak menjadi dua bagian yang sama besar. Saat memasuki main arrival, para pengunjung akan disambut oleh perairan wetland, yaitu central water body. Central water body selain sebagai view, juga digunakan untuk jalur transportasi air di dalam tapak (Gambar 20, 21 dan 22). Sebagai hotel resor, proyek ini dilengkapi dengan penambahan beberapa focal point untuk memenuhi kebutuhan para pengunjung. Selain itu ada wetland boardwalk (timber deck walkway) yang melintas di sebelah utara dan barat tapak yang dibuat untuk akses para pengunjung agar dapat menyusuri dan menikmati keindahan wetland di luar tapak selain dengan menggunakan perahu. Wetland boardwalk ini juga menghubungkan antara resor proyek ini dengan dua hotel lainnya. Pola desain terbentuk dari berbagai kebutuhan yang akan dituangkan dalam tapak, yaitu sirkulasi darat dan air, views dan screening, aktivitas serta kebudayaan dan bentuk bangunan. Hasilnya adalah sebuah desain lanskap resor yang unik dengan tetap mempertahankan kesan tradisional Cina. Desain ini juga dikembangkan dengan mempertahankan beberapa existing trees yang ada pada tapak diantaranya adalah Persimmon, dan Camphor tree. Desain lanskap resor ini dibagi ke dalam beberapa zona, yaitu Main Entry Area, Main Dining Terrace, Central Water Body, Wetland Edge dan Villa Courtyard. Zona-zona ini adalah beberapa area yang dirancang khusus dan akan diteruskan pengembangannya sampai tahap selanjutnya. Main Entry Area Pengunjung akan disambut oleh pohon beringin yang ditanam pada bagian depan. Kemudian pohon bambu di kanan dan kiri jalan akan menuntun hingga ke arrival court. Reflective pool di tengah-tengah arrival court adalah pandangan pertama yang dijumpai oleh pengunjung dan di tengah reflective pool tersebut diletakkan fire bowl yang melambangkan kehangatan dan kemewahan hotel (Gambar 23). 52

72 53 Gambar 20. Landscape Masterplan pada Proyek (Preliminary Concept Design) (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd

73 54 Gambar 21. Landscape Masterplan pada Proyek (Final Concept Design) (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd

74 Gambar 22. Aerial Perspective pada Proyek (Final Concept Design) (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd 55

75 Gambar 23. Tampak atas Main Entry Area pada Preliminary Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd 56

76 Gambar 24. Tampak atas Main Entry Area pada Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd 57

77 Gambar 25. Potongan Main Entry Area pada Preliminary Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) Gambar 26. Potongan Main Entry Area pada Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 58

78 Tahap yang dikerjakan sampai saat ini sudah memasuki tahap Preliminary Concept Design. Hanya ada sedikit perbedaan antara tahap Preliminary Concept Design dengan tahap Final Concept Design karena keduanya adalah tahap konsep hanya ada penyempurnaan pada tahap Final Concept Design. Terlihat pada Gambar 24 bahwa ada perubahan desain dari reflective pool. Reflective pool yang pada awalnya berbentuk meyerupai segitiga dan di dalamnya diletakan tanaman bambu yang ditanam dengan pola acak mengalami perubahan hingga akhirnya bentuk reflective pool tidak lagi segitiga melainkan persegi panjang dan ada penambahan water wall skylights yang mengarah ke bawah sebagai aksen. Untuk gambar potongannya dapat dilihat pada Gambar 25 dan Gambar 26. Sedangkan ilustrasi perspektifnya dapat dilihat pada Gambar 27 dan Gambar 28. Gambar 27. Perspektif Main Entry Area pada Preliminary Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) Gambar 28. Perspektif Main Entry Area pada Final Concept Design (Sumber :Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 59

79 Main Dining Terrace Main Dining Terrace adalah tempat untuk beraktivitas, untuk makan, minum dan merupakan stasiun untuk menaiki perahu yang mengitari central water body. Main dining terrace terletak di belakang central hotel, sebagai kantor pusatnya serta terdapat spa center di dalamnya. Main dining terrace juga merupakan tempat untuk memandang ke arah seberang resor melalui garis imajiner yang membentuk diagonal axis. Dari sini pengunjung bisa melihat badan air yang berada di tengah resor (central water body). Sambil melakukan aktivitas di main terrace ini, para pengunjung bisa dengan santai menikmati pemandangan wetland yang ada tepat di depannya. Di pinggir teras ini terdapat reflection pool bertingkat yang airnya mengalir ke bawah menuju ke central water body. Lalu adanya stepping stone di pinggir air menuntun pengunjung untuk turun ke air. Pohon bambu yang tertanam vertikal seolah membingkai pemandangan. Tepat di tengah central water body terdapat jembatan yang membentuk lengkungan di atas air yang memungkinkan perahu-perahu untuk lewat di bawahnya. Di kejauhan akan terlihat viewing tower dan hijaunya wetland di luar tapak. Suasana ini diperlengkap dengan adanya feature lantern yang menerangi jembatan pada saat malam hari. Zona main terrace ini tidak mengalami perubahan pada desainnya antara tahap Preliminary Concept Design dengan tahap Final Concept Design. Hanya ada penyempurnaan gambar perspektifnya agar lebih sempurna. Suasana di main terrace dapat tergambar pada Gambar 29, 30, 31 dan 32. Gambar 31. Perspektif Main Terrace pada Preliminary Concept Design (Sumber : pustaka perusahaan BCI) 60

80 Gambar 29. Tampak atas Main Terrace (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 61

81 Gambar 30. Potongan Main DiningTerrace (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 62

82 Gambar 32. Perspektif Main Terrace pada Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) Central Water Body Badan air di tengah tapak membawa kesan wetland yang sangat kuat pada resor ini. Bentukan daratan (land) dan vegetasi yang tumbuh di badan air adalah sebuah miniatur wetland yang ada di luar tapak. Pola lanskap ini membentuk view focal points dan menyediakan privacy screening bagi pengunjung. Jenis vegetasi yang digunakan pada central water body ini merupakan vegetasi lokal khas wetland. Bambu, Willow, Reeds dan Teratai menggambarkan karakter dasar dari wetland. Dinding jembatan yang ada di tengah central water body memberi kesan kuat terhadap elemen tanaman yang tertanam di badan air. Di bagian pinggir walkway central water body ini terdapat area tempat duduk dengan beberapa buah anak tangga yang menuju ke badan air. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesan lembut dari elemen keras walkway tersebut serta membuat para pengunjung merasa lebih dekat dengan air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 33, Gambar 34 dan Gambar 35. Dalam zona central water body ini tidak mengalami perubahan konsep sehingga hasil yang dikerjakan pada Preliminary Concept Design sama dengan hasilnya pada tahap Final Concept Design. 63

83 Gambar 33. Tampak atas Central Water Body pada Preliminary dan Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 64

84 Gambar 34. Potongan Central Water Body pada Preliminary dan Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 65

85 Gambar 35. Perspektif Central Water Body pada Preliminary dan Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) Wetland Edge Wetland edge ini adalah area terbuka di pinggir batas tapak yang memisahkan tapak dengan wetland di sekitarnya. Wetland edge ini ditempatkan beberapa focal point, yaitu beberapa pavilion dan area makan di atas timber deck. Area makan ini menjadi suatu focal point yang menarik karena letaknya yang sangat eksklusif dan para pengunjung bisa menyantap makanan sambil menikmati matahari terbenam di sebelah barat. Di sebelah barat daya terdapat viewing tower yang mana bisa digunakan oleh para pengunjung untuk naik ke atasnya dan menikmati pemandangan wetland sekelilingnya dari atas. Selain itu terdapat stasiun perahu yang dapat digunakan pengunjung untuk bisa berkeliling hingga ke National Park. Penjelasan mengenai wetland edge terlihat pada Gambar 36, 37, 38, 39 dan 40. Pada gambar tampak atas dan potongan pada Preliminary Concept Design dan Final Concept Design tidak ada perubahan. Perubahan hanya ada pada gambar perspektif yang disempurnakan pada Final Concept Design. 66

86 Gambar 36. Tampak atas Wetland Edge pada Preliminary dan Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 67

87 Gambar 37. Potongan 1 Wetland Edge (Dining Pavilion) pada Preliminary dan Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 68

88 Gambar 38. Potongan 2 Wetland Edge (Villa) pada Preliminary dan Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 69

89 Gambar 39. Perspektif Wetland Edge pada Preliminary Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) Gambar 40. Perspektif Wetland Edge pada Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 70

90 Villa Courtyard Tiap vila di resor ini memiliki courtyard. Desain dari bangunan vila mengikuti arsitektur khas Cina. Privacy dari masing-masing vila sangat terjaga dengan adanya dinding pemisah antar vila. Stepping stone yang berada di depan courtyard menuntun pengunjung untuk memasuki gerbang vila. Sebuah private courtyard akan menyambut pengunjung sebelum memasuki vila. Bagian dasar courtyard adalah air dengan beberapa stepping stone yang terpasang menyeberangi courtyard. Adanya penanaman bambu yang menutupi sebagian dinding berfungsi melembutkan kesan keras yang ditimbulkan oleh paving dan dinding courtyard. Sebuah day bed diletakan di dalam courtyard. Hal ini menunjukan bahwa villa courtyard ini benar-benar merupakan tempat bersantai yang eksklusif dan private. Di belakangnya terdapat sebuah water cascades yang mengalir secara perlahan ke bawah yang mana suara aliran air tersebut dapat menutupi kebisingan ataupun suara-suara yang berasal dari luar vila. Semua ilustrasi vila courtyard ditunjukan oleh Gambar 41, 42 dan 43. Legenda : Skala 1 : 100 Gambar 41. Tampak atas Villa Courtyard pada Preliminary Concept Design (Sumber :Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 71

91 Legenda : Skala 1 : 100 Gambar 42. Tampak atas Villa Courtyard pada Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) Gambar 43. Perspektif Villa Courtyard pada Final Concept Design (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 72

92 Desain villa courtyard pada awalnya (Preliminary Concept Design) menggunakan elemen air sebagai bagian dasar courtyard tetapi mengalami perubahan pada tahap selanjutnya (Final Concept Design). Courtyard tidak lagi dipenuhi air seluruhnya tetapi lebih banyak diletakan paving dan tanaman ground cover sehingga elemen air hanya berada di bagian bawah day bed saja Design Development a. Grading and Surface Drainage Plan Grading dan Surface Drainage Plan merupakan suatu pengerjaan yang berkaitan dengan menaikan atau menurunkan level tanah sesuai dengan desain yang telah direncana. Pada area tertentu dilakukan grading tetapi ada juga yang secara alami tanpa dilakukan grading. Untuk lebih jelasnya terlihat pada Lampiran 3. Grading and drainage dilakukan pada Design Development namun akan disempurnakan lagi pata tahap Hardscape. Grading berkaitan dengan perencanaan aliran drainase tapak. Untuk arah aliran drainase dibuat level yang lebih rendah agar air dapat mengalir. FL pada gambar menunjukan Finish Level, yaitu daratan yang dinaikan atau diturunkan sampai ketinggian tertentu untuk dibuat paving di atasnya. Sedangkan FG merupakan Finish Grade, yaitu daratan yang dinaikan atau diturunkan sampai ketinggian tertentu tapi tidak untuk diletakan paving di atasnya. Penaikan dan penurunan level tergantung dari desain yang telah direncana. WL menunjukkan Water Level, pada tapak water level menunjukkan angka 4.00 yang artinya 4 meter kedalaman badan air wetland termasuk dengan ketebalan lumpur atau sedimen di dasar perairan. Pada gambar tersebut terlihat tapak proyek dengan grading dan surface drainage plan. Grading dan Surface Drainage Plan dilakukan pada tahap Preminary Design Development kemudian pada tahap Final Design Development dilengkapi dengan Subsoil Drainage Plan (Lampiran 4). Subsoil Drainage Plan memperlihatkan arah-arah dari drainase bawah tanah. Titik tujuan untuk mengalirnya air (outlet) dibuat dengan grading yang lebih rendah sehingga air bisa mengalir. b. Material Plan Material Plan adalah perencanaan material-material yang digunakan dalam desain (Lampiran 5). Pada Lampiran 5 terlihat berbagai material yang 73

93 digunakan dalam tapak, sesuai dengan desain yang telah dibuat sebelumnya. Sebagai contoh, Main Entry Area memiliki feature paving yang berbeda dengan area sekitarnya yang dimaksudkan untuk menonjolkan arrival court tersebut sebagai focal point yang dijumpai pengunjung saat memasuki gerbang hotel. Selain itu juga diletakan beberapa feature paving yang berada di sepanjang buggy pathway dengan tujuan untuk menghilangkan kesan monoton di sepanjang jalan tersebut. Jenis material yang digunakan dalam tapak diantaranya adalah : 1. Flagstone paving. Pada desain resor ini yang dimaksud dengan flagstone paving adalah perkerasan berbahan dasar granit dengan ukuran 300X900 mm dan berwarna abu-abu muda serta menggunakan chisel finish. Pemasangan tipe paving ini yaitu dengan menggunakan close joint karena dari proses finishing dihasilkan permukaan yang cukup halus. Flagstone paving menjadi dasar pada area sepanjang buggy pathway dan main dining terrace. 2. Cobble paving, merupakan perkerasan berbahan granit yang berukuran lebih kecil dari flagstone paving yaitu 80X80 mm serta berwarna abu-abu tua. Cobble paving dipasang pada kedua sisi pinggir buggy pathway dan area menuju ke pintu courtyard vila. Cobble paving digunakan sebagai aksen dalam desain tapak resor ini. Cobble paving pada desain berpola grid. 3. Pebble paving merupakan jenis paving yang berbahan dasar batuan pebble. Pebble paving digunakan untuk semua feature paving yang ada dalam desain. Batu pebble yang disusun sehingga berbentuk motif akan menjadi aksen yang indah dalam perkerasan. Untuk feature paving ini batu pebble direkatkan dengan menggunakan mortar. Pada umumnya batu pebble selalu dijadikan material untuk feature paving karena bentuk, ukuran serta warnanya sangat beragam.. 4. Brick paving, merupakan perkerasan berukuran 225x40 mm dan berwarna coklat keabuan. Berbeda dengan flagstone dan cobble, brick terbuat dari clay. Brick paving adalah jenis perkerasan yang dihasilkan oleh pabrik dengan cara dicetak. Dalam desain resor ini brick paving digunakan sebagai perkerasan pada main entry area yang juga dipadukan dengan flagstone paving. 5. Timber deck, merupakan material kayu yang digunakan dalam desain pada area yang berada di atas air, baik itu sebagai akses jalan ataupun sebagai 74

94 area makan. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu yang tahan terhadap cuaca dan dipilih warna yang natural. Area yang menggunakan dek kayu diantaranya adalah pada Main Dining Terrace, Baiyun Dining Area, Boat Taxi and Boardwalk Access dan Wetland Boardwalk. Timber deck dipasang dengan pola linear planks. Dalam desain dipilih warna-warna natural kayu. 6. Pool tile, Pool tile, merupakan jenis material keramik yang digunakan pada kolam. Seperti halnya brick, tile (keramik) merupakan material yang dicetak tetapi ukuran yang dihasilkan lebih tipis dan ringan. Selain itu banyak jenis dari tile menggunakan finish. Pada desain resor ini, pool tile digunakan pada reflective pool di main entry area dan beberapa kolam teratai yang terletak pada main dining terrace dan secondary gate. Pool tile yang dipilih dalam desain ini adalah warna hitam. 7. Stepping stone, merupakan material berbahan dasar granit yang digunakan untuk sirkulasi di atas rumput maupun di atas air. Untuk di atas rumput, stepping stone menggunakan sambungan grass joint sedangkan yang berada di atas air stepping stone menggunakan sambungan open joint. Kedua jenis stepping stone tersebut dipasang dengan jarak minimal 100 mm dan maksimal 300 mm yang memisahkan antar stepping stone. Jenis material yang digunakan untuk stepping stone adalah granit berwarna abuabu muda. Ada sedikit perbedaan pada material plan dalam Preliminary Design Development dan Final Design Development, yaitu pada Final Design Development terlihat lebih detail dan disertai dengan images dari materialmaterial yang akan digunakan (Lampiran 6). c. Soil Depth Plan Soil Depth Plan dibuat dengan maksud untuk menunjukkan berapa kedalaman tanah tersedia untuk penanaman. Pada gambar terlihat soil depth plan hanya terdapat pada bagian Main Entry Area saja. Hal ini dikarenakan di bawah Main Entry Area akan ada bangunan basement yang telah direncanakan oleh arsitek. Oleh karena itu dibutuhkan soil depth plan untuk memperlihatkan kedalaman yang tersedia setelah adanya basement di bagian bawah Main Entry Area tersebut. Untuk area lainnya tanaman ditanam secara normal di atas tanah dan tidak memerlukan soil depth plan karena tidak dibangun basement di 75

95 bawahnya. Pada gambar terlihat beberapa variasi dari kedalaman tanah (Lampiran 7) mm soil depth berarti area ini baik untuk ditanam groundcover dan semak 300 mm soil depth berarti hanya memungkinkan untuk ditanami groundcover dan rumput 600 mm soil depth menunjukan area tersebut bisa ditanami semak 1000 mm soil depth menunjukan area tersebut bisa ditanami pohon d. Zonasi pada Design Development Pada tahap Concept Design telah dilakukan pembagian zona tetapi masih secara garis besar saja. Zona-zona tersebut antara lain Main Entry Area, Main Dining Terrace, Central Water Body, Wetland Edge dan Villa Courtyard. Kemudian pada tahap Design Development pembagian zona tersebut diperluas dan dikerjakan lebih detail. Perluasan tersebut dikarenakan desain telah mengalami pengembangan sesuai dengan revisi dari klien. Perluasan dari zonazona tersebut antara lain, Wetland Boardwalk, Baiyun Dining Area, Public Courtyard, Outdoor Entertainment Area, Boat Taxi and Boardwalk Access dan Villa Courtyard. Untuk zona yang telah dikembangkan pada tahap konsep tetap dikerjakan pada tahap Design Development ini. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing zona yang dikerjakan pada tahap Design Development beserta gambar-gambarnya. Wetland Boardwalk Wetland boardwalk terletak memanjang mengitari batas tapak di sebelah utara dan barat tapak. Wetland boardwalk ini merupakan sebuah akses dengan menggunakan dek kayu yang dapat digunakan para pengunjung untuk berjalanjalan mengelillingi area wetland di sekitar tapak. Wetland boardwalk ini juga menghubungkan hotel proyek ini dengan dua hotel lainnya. Di sudut wetland boardwalk terdapat pintu masuk menuju ke dalam resor. Walaupun pintu masuk ini bukan pintu utama tetapi dilengkapi dengan pos keamanan sehingga keamanan akan tetap terjaga. Wetland boardwalk dibuat untuk menikmati pemandangan wetland yang luas di luar tapak dengan setting wetland sesungguhnya. Walaupun banyak dilakukan penambahan vegetasi tetapi keaslian wetland akan tetap terasa karena 76

96 vegetasi yang digunakan adalah vegetasi lokal. Wetland boardwalk dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti lookout point, bird watching cabin serta boat jetty untuk menaiki perahu. Tidak ada perubahan desain pada Wetland boardwalk dalam Preliminary Design Development dan Final Design Development. Namun ada penyempurnaan hasil gambar yang dibuat. Pada Final Design Development dilengkapi dengan gambar potongan (Gambar 44-48). Baiyun Dining Area Baiyun dining area merupakan area makan yang barada di dekat sudut wetland boardwalk. Konsepnya adalah sebuah tempat makan di atas timber deck sambil menikmati pemandangan ke arah central water body. Desainnya mengalami perubahan bentuk pada Final Design Development, yaitu bentuk feature paving yang terletak di depan pintu menuju ke wetland boardwalk (Gambar 49-52). Public Courtyard Public courtyard terletak di sudut barat daya tapak, tepatnya di depan area Suite Villa. Disebut public courtyard karena terdapat area tempat duduk dengan beberapa feature paving dan feature tree. Public courtyard ini merupakan salah satu tempat berkumpul yang ada di resor proyek (Gambar 53-56). Outdoor Entertainment Area Outdoor entertainment area merupakan area yang cukup luas untuk berkumpul. Fasilitas yang ada pada outdoor entertainment area ini adalah open lawn yang bisa digunakan untuk melakukan kegiatan seperti acara ulang tahun, api unggun ataupun acara gathering lainnya. Outdoor entertainment area terletak di luar batas tapak hotel, berdekatan dengan wetland boardwalk. Outdoor entertainment area menyerupai sebuah pulau kecil yang ada di tengah wetland. Akses untuk menuju kesana dengan menggunakan timber walkway dari arah area vila. Gambar tampak atas dan potongan outdoor entertainment area ini dapat dilihat pada Gambar 57 dan 58. Pola paving pada area ini mengalami perubahan bentuk. Pada Gambar 57 dan 58 (Preliminary Design Development) pola paving yang digunakan adalah dengan adanya area rumput di bagian tengahnya. 77

97 Gambar 44. Tampak atas Wetland Boardwalk pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 78

98 Gambar 45. Potongan A Wetland Boardwalk pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 79

99 Gambar 46. Potongan B Wetland Boardwalk pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 80

100 Gambar 47. Potongan C Wetland Boardwalk pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 81

101 Gambar 48. Potongan D Wetland Boardwalk pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 82

102 Gambar 49. Tampak atas Baiyun Dining Area pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 83

103 Gambar 50. Potongan Baiyun Dining Area pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 84

104 Gambar 51. Tampak atas Baiyun Dining Area pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 85

105 Gambar 52. Potongan Baiyun Dining Area pada Final Design Development( Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 86

106 Gambar 53. Tampak atas Public Courtyard pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 87

107 Gambar 54. Potongan Public Courtyard pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 88

108 Gambar 55. Tampak atas Public Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 89

109 Gambar 56. Potongan Public Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 90

110 Gambar 57. Tampak atas Outdoor Entertainment Area pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 91

111 Gambar 58. Potongan Outdoor Entertainment Area pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 92

112 Gambar 59. Tampak atas Outdoor Entertainment Area pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 93

113 Gambar 60. Potongan Outdoor Entertainment Area pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 94

114 Boat Taxi and Boardwalk access Boat taxi dan boardwalk. Area ini merupakan area penghubung antara area hotel dengan wetland boardwalk yang berada di luar area hotel. Area ini menjadi sebuah zonasi tersendiri karena memiliki fungsi selayaknya main entry area sebagai pintu masuk ke dalam area hotel. Namun boat taxi and boardwalk access ini merupakan puntu belakang (secondary gate). Dinamakan boat taxi karena di ujung area ini merupakan stasiun perahu (boat taxi) untuk bisa berkeliling mengitari wetland di luar tapak dengan menggunakan perahu. Untuk berkeliling dengan berjalan kaki dapat dilakukan di wetland boardwalk yang juga terletak bersambungan dengan area ini (boardwalk access). Jadi dapat dikatakan bahwa area ini merupakan jalur bagi para pengunjung yang akan menggunakan wetland boardwalk ataupun boat taxi (Gambar 61, 62 dan 63). Walkways and Bridges Walkways dan bridges ini terletak di tengah-tengah tapak resor, yaitu tepatnya di area central water body. Terdapat tiga buah jembatan yang menghubungkan main terrace dengan area villa yang ada di depannya. Jembatan dan walkway ini dapat digunakan para pengunjung sebagai akses menuju ke main dining terrace. Desain jembatan sangat mencirikan desain khas Cina. Di kedua ujung jembatan diletakan feature lantern yang selain berfungsi untuk keindahan juga menerangi area ini pada malam hari. Kemudian ditanam beberapa buah willow tree di pinggir jembatan tersebut. Untuk lebih menggambarkan dapat dilihat pada Gambar Pada kedua gambar tersebut terlihat ada peubahan bentuk desain jembatan. Pada awalnya (Preliminary Design Development), bentuk jembatan terlihat kaku, juga disertai balustrade dan seating. Pada Final Design Development bentuk jembatan tersebut diubah melengkung tetapi tanpa menggunakan balustrade dan seating. Villa Courtyard Villa courtyard pada tahap Concept Design merupakan courtyard untuk seluruh vila. Kemudian pada tahap Design Development ini, tepatnyapada tahap Final Design Development, vila yang ada dalam resor dibagi-bagi menjadi beberapa tipe, yaitu Standard Villa, Suite Villa dan Presidential Suite Villa. 95

115 Gambar 61. Tampak atas Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 96

116 Gambar 62. Potongan 1 Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 97

117 Gambar 63. Potongan 2 Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 98

118 Gambar 64. Tampak atas Walkways and Bridges pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 99

119 Gambar 65. Potongan 1 Walkways and Bridges pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 100

120 Gambar 66. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant) Pte. Ltd) 101

121 Gambar 67. Potongan 1 Walkways and Bridges pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 102

122 Gambar 68. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 103

123 Gambar 69. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 104

124 a. Standard Villa Courtyard Standard villa merupakan tipe vila yang paling sederhana yang ada dalam resor ini. Vila ini terletak di bagian tengah tapak, dekat dengan central water body. Mengikuti desain arsitektur bangunan vila, villa courtyard ini didesain sesuai arsitektur Cina. Flagstone paving menuntun pengunjung untuk memasuki gerbang vila dan sesampainya di dalam courtyard, akan terlihat feature paving serta elemen-elemen tanaman bambu, groundcover dan elemen air menghiasi courtyard vila. Courtyard vila ini tidak ditanami pepohonan hanya berbagai semak serta bambu. Selain itu courtyard vila juga dihiasi oleh hiasan batu dan carved wall untuk menambah kesan alami dan tradisional Cina pada desain. Kesan private juga akan terasa karena tiap vila courtyard pada resor ini berbentuk tertutup oleh dinding, seperti halnya pada desain arsitektur atau taman-taman bergaya Cina (Gambar 70-75). b. Suite Villa Courtyard Suite villa tergolong ke dalam vila yang mewah. Vila ini terletak di sebelah pinggir tapak, tepatnya berdekatan dengan wetland boardwalk di sebelah barat tapak. Vila ini tergolong mewah karena selain dari segi arsitekturnya, juga memiliki arah pandangan luas ke wetland di luar tapak. Courtyard vila ini didesain dengan konsep yang sama seperti courtyad vila lainnya namun memiliki desain yang berbeda. Courtyard vila ini dilengkapi dengan pohon Prunus sebagai pohon deciduous yang akan memberikan efek daun berguguran pada musim gugur. Courtyard vila ini berukuran lebih besar dari vila standar. Courtyard vila dihiasi dengan feature paving di depan gerbang, carved wall, berbagai jenis semak serta feature lantern untuk menerangi pada malam hari. Seluruh gambar tampak atas dan potongan suite villa courtyard dapat terlihat pada Gambar c. Presidential Suite Villa Courtyard Presidential suite villa merupakan tipe vila yang paling mewah yang ada di resor ini. Selain ukurannya yang besar, juga didesain dengan arsitektur yang mewah serta terletak strategis dengan view menghadap ke wetland di luar tapak. Vila ini juga berada dekat dengan akses menuju ke secondary gate, wetland boardwalk serta baiyun dining area. Vila ini memiliki tiga courtyard dengan satu courtyard utama yang terletak di tengah. Saat memasuki courtyard utama, pengunjung akan disambut dengan adanya feature paving pada bagian tengah dan kolam teratai di kedua sisi kanan 105

125 dan kirinya. Di kolam teratai tersebut juga dihiasi dengan enam buah feature lantern sebagai aksen yang akan terpancar indah saat malam hari. Sedangkan pada dua courtyard lainnya, tidak disertai dengan elemen air tetapi lebih banyak menonjolkan elemen tanaman dan feature paving serta feature lantern (Gambar 79 dan 80). 106

126 Gambar 70. Tampak atas dan Potongan Standard Villa Courtyard pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 107

127 Gambar 71. Potongan 2 Standard Villa Courtyard pada Preliminary Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 108

128 Gambar 72. Tampak atas Standard Villa Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 109

129 Gambar 73. Potongan 1 Standard Villa Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 110

130 Gambar 74. Potongan 2 Standard Villa Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 111

131 Gambar 75. Potongan 3 Standard Villa Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 112

132 Gambar 76. Tampak atas Suite Villa Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 113

133 Gambar 77. Potongan 1 SuiteVilla Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 114

134 Gambar 78. Potongan 2 SuiteVilla Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 115

135 Gambar 79. Tampak atas Presidential Suite Villa Courtyard pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 116

136 Gambar 80. Presidential Suite Villa Courtyard (Images) pada Final Design Development (Sumber : Belt Collins International Consultant Pte. Ltd) 117

137 e. Softscape Plan Perencanaan softscape mulai dikerjakan pada tahap Preliminary Design Development, namun pada tahap ini masih belum sesempurna pada tahap Final Design Development. Pada Preliminary Design Development gambar ditampilkan berwarna dan dilengkapi imeges dari tanaman-tanaman yang akan digunakan. Sedangkan pada tahap Final Design Development gambar ditampilkan lebih detail dan juga dilengkapi images yang lebih banyak. Selain itu pembedaan tanaman tidak dilakukan berdasarkan warna tetapi untuk lebih akurat tanaman dibedakan berdasarkan kode-kode tanaman masing-masing (Lampiran 8, dan 9). Konsep vegetasi pada desain tapak ini adalah menggunakan tanaman lokal, yaitu berupa tanaman evergreen trees, deciduous trees dan bambu. Dengan memperhatikan kondisi iklim di tapak yang mana tapak berlokasi di sebelah timur Cina dan berdekatan dengan utara Cina, memiliki iklim subtropis dengan musim dingin yang sangat dingin. Oleh karena itu pada tapak lebih banyak ditanam evergreen trees agar hijau sepanjang tahun dan dapat menahan angin pada musim dingin sedangkan deciduous trees gugur pada musim dingin. Beberapa evergreen trees yang digunakan adalah Camphor tree, Banyan tree, Japanese medlar dan lain-lain. Deciduous tree digunakan pada desain sebagai ornamental tree. Pada desain dipilih deciduous trees dengan warna daun yang memikat serta akan mengalami perubahan warna pada musim tertentu. Sebagai contoh Japanese maple, pada awal musim gugur daunnya berwarna jingga dan sebikit demi sedikit berubah hingga berwarna merah, setelah itu kemudian daun berguguran dan memasuki awal musim dingin. Tanaman-tanaman yang digunakan merupakan tanaman yang berasal dari Cina ataupun Jepang. Beberapa deciduous tree yang digunakan dalam desain adalah Maple, Persimmon, Mulberry dan Willow. Evergreen trees pada tapak lebih banyak digunakan di sekitar jalan ataupun buggy pathway sedangkan deciduous trees lebih banyak digunakan pada vila. Selain fungsi-fungsi tersebut, tanaman yang digunakan pada desain juga memiliki fungsi pengarah jalan. Tanaman tersebut adalah bambu pagar yang ditanaman di kanan dan kiri jalan menuju ke arrival court yang berfungsi menuntun pengunjung untuk masuk ke dalam main entry area hingga arrival court. Fungsi tanaman sebagai pembentuk ruang juga terlihat dalam tapak yang ditunjukkan dengan tanaman bambu pada area central water body. Central water 118

138 body yang merupakan badan air dipadukan dengan beberapa penanaman bambu di pinggirnya sehingga tanaman bambu tersebut seolah-olah membingkai pemandangan central water body. Pemandangan ini terbentuk dari rendah dan landainya perairan central water body dan tanaman bambu yang tumbuh vertikal ke atas. Fungsi lainnya yang dibentuk dari penanaman vegetasi pada tapak adalah memberikan identitas tapak yang terlihat dari tanaman-tanaman lokal yang digunakan, yaitu bambu, willow serta tanaman air wetland. Tanaman bambu merupakan ciri khas dari daerah Cina, Willow menunjukkan tanaman khas wetland yang berada di daratan sedangkan tanaman air merupakan tanaman wetland pada badan air. Dari vegetasi-vegetasi tersebut akan sangat dirasakan kesan Chinese wetland. Selain itu konsep pananaman pada wetland boardwalk adalah adanya pengelompokan tanaman pada beberapa area di sepanjang wetland boardwalk. Pengelompokan ini dimaksudkan untuk menghilangkan kesan monoton atau menambah variasi di sepanjang wetland boardwalk tersebut. Tanaman yang digunakan diantaranya adalah pengelompokan bambu, persimmon, maple serta mulberry Hardscape Working Drawing Tahap Hardscape Working Drawing meliputi Setout Plan, Grading Plan dan Material Plan. Untuk terlihat secara jelas dan dapat dikerjakan secara detail maka tapak dibagi ke dalam enam zona besar. Keenam zona tersebut dapat dilihat pada Gambar 81. Gambar 81. Zonasi dalam tahap Hardscape Working Drawing (Sumber : Belt Collins International Cfonsultant Pte. Ltd) 119

PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A

PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A34204054 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DINNY OKTAVIANY. Perancangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang 3.1 Lokasi dan Waktu Magang III. METODOLOGI Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd, divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA team). Perusahaan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap 5 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Lanskap berdasarkan Simonds (1983) merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana suatu lanskap dikatakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011). 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Bandara Internasional SoekarnoHatta, Tangerang, Banten dengan lokasi yang berada pada Terminal 3 (Gambar 2). Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,

Lebih terperinci

METODOLOGI Lokasi Magang dan Studi Lokasi Proyek

METODOLOGI Lokasi Magang dan Studi Lokasi Proyek 19 METODOLOGI Lokasi Magangg dan Studi Lokasi Proyek Kegiatan magang dilakukan di perusahaan Belt Collins International Ptd. Ltd. yang berlokasi di Singapura, tepatnya di Ann Siang Hill no.4. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A34203044 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 25 IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI) berdiri pada tahun 2005. Perusahaan ini merupakan cabang dari perusahaan Envirospace

Lebih terperinci

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan 97 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Produk Perancangan Lanskap Pada setiap perancangan lanskap yang dihasilkan oleh BCI terdapat karakter dan keunikan tersendiri pada masing-masing proyek. Pada perancangan lanskap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Lanskap memiliki arti yang luas, namun orang-orang awam mengartikan lanskap sebagai taman atau pertamanan. Simonds (1983) menyatakan lanskap merupakan suatu bentang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Perumahan dan Permukiman

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Perumahan dan Permukiman 5 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Lanskap adalah bentang alam, total keseluruhan tapak ataupun pemandangan baik yang alami maupun buatan. Menurut Simonds (1983), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Metode Magang

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Metode Magang 36 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace Consultants Indonesia (ESCI) yang bertempat di Jl Bambu Apus Raya No.6 Sektor 7 Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat,

Lebih terperinci

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10 MK. DASAR DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR Oleh : Hendy Satrio Aji A34204030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006)

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) Perencanaan MK. DASAR-DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA Oleh: PUTERA RAMADHON A34204046 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A34203058 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Dengan ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama.

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama. 14 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di kantor Konsultan Lanskap Oemardi_zain yang terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 2, Bogor Jawa Barat. Kantor ini merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A

PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A34204054 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DINNY OKTAVIANY. Perancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN Oleh: Syahroji A34204015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SYAHROJI. Perancangan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA Oleh : Mustika Retno Arsyanur A34204025 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta) BAB III METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai lanskap kawasan ekowisata karst ini dilakukan di Lembah Mulo, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang 2011 di PT. Tropica Greeneries JENIS KEGIATAN

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang 2011 di PT. Tropica Greeneries JENIS KEGIATAN 13 Dalam pelaksanaannya, mahasiswa magang mengikuti sistem kerja sesuai dengan arahan dan peraturan yang berlaku di perusahaan. Berikut ini adalah jadwal kegiatan magang yang dilakukan mahasiswa yang dalam

Lebih terperinci

PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO. Oleh DIDIK YULIANTO A

PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO. Oleh DIDIK YULIANTO A PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO Oleh DIDIK YULIANTO A34202008 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTIT UT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber:

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber: BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Magang Kegiatan magang studi perancangan lanskap Green Permata Residence (GPR) ini dilaksanakan selama 3,5 bulan yang terhitung sejak tanggal 7 Februari 2012 hingga

Lebih terperinci

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A i SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A34203053 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang 22 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di Oemardi_zain Landscape Consultant, yaitu sebuah studio konsultan lanskap yang berlokasi di Bumi Menteng Asri Blok BE No.

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A34204005 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN RAHMAT HIDAYAT,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEKERJAAN LANSKAP HER HIGHNESS AL-SUDAIRI RESIDENCE COMPLEX DI RIYADH, ARAB SAUDI. Oleh: SYITA SALAMAH ALZAB A

PELAKSANAAN PEKERJAAN LANSKAP HER HIGHNESS AL-SUDAIRI RESIDENCE COMPLEX DI RIYADH, ARAB SAUDI. Oleh: SYITA SALAMAH ALZAB A PELAKSANAAN PEKERJAAN LANSKAP HER HIGHNESS AL-SUDAIRI RESIDENCE COMPLEX DI RIYADH, ARAB SAUDI Oleh: SYITA SALAMAH ALZAB A34204016 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN Disusun oleh: DENI HERYANI A34203018 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DENI

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERUSAHAAN MAGANG

KONDISI UMUM PERUSAHAAN MAGANG 25 KONDISI UMUM PERUSAHAAN MAGANG Belt Collins International Pte. Ltd Belt Collins International (BCI) tumbuh dari kombinasi seorang perencana, Walter K. Collins, dan seorang insinyur sipil, Robert M.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan

PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan 116 PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG Kelembagaan Perusahaan PT. Envirospace Consultans Indonesia (ECI) merupakan sebuah konsultan yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Dalam melakukan proses manajemen,

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT Oleh : RINRIN KODARIYAH A 34201017 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam objek wisata, seperti pulau-pulau dengan pemandangan pantai yang indah, pegunungan, dan keindahan baharinya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN

PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN (Kasus Kampung Cimenteng, Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten)

Lebih terperinci

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN ARSYAD KHRISNA A44052252. Kajian Pencahayaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA Oleh : RIDHO DWIANTO A34204013 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Menurut Simond & Strake (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap,

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh : Mutiara Ayuputri A34201043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP TERHADAP KUALITAS ESTETIKA LANSKAP KOTA DEPOK. Oleh: Medyuni Ruswan A

ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP TERHADAP KUALITAS ESTETIKA LANSKAP KOTA DEPOK. Oleh: Medyuni Ruswan A ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP TERHADAP KUALITAS ESTETIKA LANSKAP KOTA DEPOK Oleh: Medyuni Ruswan A34201045 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A

ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A34203009 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI-PEJAGAN PADA OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT BOGOR NANANG SUDRAJAT

PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI-PEJAGAN PADA OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT BOGOR NANANG SUDRAJAT PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI-PEJAGAN PADA OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT BOGOR NANANG SUDRAJAT DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL. Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A

PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL. Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A34201024 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 RINGKASAN FAIKA RAHIMA ZORAIDA.

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP PANYU AGILE RESIDENCE DI GUANGZHOU, REPUBLIK RAKYAT CINA (KEGIATAN MAGANG DI PT. BELT COLLINS INTERNASIONAL BALI)

PERANCANGAN LANSKAP PANYU AGILE RESIDENCE DI GUANGZHOU, REPUBLIK RAKYAT CINA (KEGIATAN MAGANG DI PT. BELT COLLINS INTERNASIONAL BALI) PERANCANGAN LANSKAP PANYU AGILE RESIDENCE DI GUANGZHOU, REPUBLIK RAKYAT CINA (KEGIATAN MAGANG DI PT. BELT COLLINS INTERNASIONAL BALI) RAY AGUNG SUCIKA PRATAMA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang adalah sebuah perihal atau peristiwa yang menjadi sebab, alasan, awal, sejarah untuk melahirkan suatu perihal dan peristiwa yang baru di masa mendatang. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahorok dengan pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, sungai dengan air yang jernih, walaupun keadaan hutannya tidak asli lagi, menjadikan tempat ini ramai

Lebih terperinci

BAB 4 PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN

BAB 4 PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN 20 BAB 4 PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN 4.1 Kondisi Umum Konsultan Lanskap Oemardi_zain Konsultan Lanskap Oemardi_zain didirikan tahun 2004 oleh Ir. Umar Zain beserta istrinya Ir. Dini

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA OLEH: MOCH SAEPULLOH A44052066 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

II. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK

II. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) II. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP., MAgr, PhD. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK Tujuan: Memahami dasar pemikiran merencana

Lebih terperinci

STUDI ELEMEN MENTAL MAP LANSKAP KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK HADRIAN PRANA PUTRA

STUDI ELEMEN MENTAL MAP LANSKAP KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK HADRIAN PRANA PUTRA STUDI ELEMEN MENTAL MAP LANSKAP KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK HADRIAN PRANA PUTRA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN HADRIAN PRANA PUTRA.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG. Oleh: YULIANTO WIBISONO A

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG. Oleh: YULIANTO WIBISONO A PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG Oleh: YULIANTO WIBISONO A34204023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGELOLAAN

Lebih terperinci

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo JURNAL edimensi ARISTEKTUR Vol. 1, No. 1 (2012) 1-6 1 Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo Penulis: Yusak Budianto, dan Dosen Pembimbing: Ir. Irwan Santoso, M.T.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata dewasa ini adalah sebuah Negara bisnis. Jutaan orang mengeluarkan triliunan dollar Amerika, meninggalkan rumah dan pekerjaan untuk memuaskan atau membahagiakan

Lebih terperinci

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memberikan andil besar pada perekonomian Indonesia. Sektor Pariwisata berperan penting dalam meningkatkan pendapatan negara. Menurut UU no.10 Tahun 2019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan sumberdaya alam baik hayati maupun non hayati. Negara ini dikenal sebagai negara megabiodiversitas

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI DAN LOKASI OBYEK-OBYEK REKREASI DI KEBUN RAYA BOGOR

PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI DAN LOKASI OBYEK-OBYEK REKREASI DI KEBUN RAYA BOGOR PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI DAN LOKASI OBYEK-OBYEK REKREASI DI KEBUN RAYA BOGOR Oleh SEPTA ARI MAMIRI A34203047 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap 2.2. Desain Lanskap

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap 2.2. Desain Lanskap 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap Menurut Eckbo dalam Laurie (1985), arsitektur lanskap merupakan bagian dari kawasan lahan yang dibangun atau dibentuk oleh manusia, di luar bangunan, jalan,

Lebih terperinci

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1 BAGIAN SATU PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Potensi Wisata Pulau Lombok Lombok merupakan bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Barat, yang termasuk sebagai salah satu daerah tujuan wisata. Dan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Liburan menjadi salah satu kebutuhan penting dan gaya hidup baru bagi manusia masa kini yang manfaatnya dapat dirasakan bagi psikologis manusia. Liburan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan salah satu bangunan yang ditujukan untuk singgah dalam jangka waktu sementara dengan layanan dan fasilitas lainnya. Sebagai pokok akomodasi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A Skripsi PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A34203012 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA ISLAM SUNAN BONANG. Oleh Mufidah Atho Atun A

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA ISLAM SUNAN BONANG. Oleh Mufidah Atho Atun A PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA ISLAM SUNAN BONANG Oleh Mufidah Atho Atun A34204020 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN MUFIDAH ATHO ATUN.

Lebih terperinci

DESAIN LANSKAP WISATA PANTAI KELAPA RAPAT (KLARA), KABUPATEN PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG OLEH : YUSTIANI YUDHA PUTRI A

DESAIN LANSKAP WISATA PANTAI KELAPA RAPAT (KLARA), KABUPATEN PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG OLEH : YUSTIANI YUDHA PUTRI A DESAIN LANSKAP WISATA PANTAI KELAPA RAPAT (KLARA), KABUPATEN PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG OLEH : YUSTIANI YUDHA PUTRI A34204047 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK 1.1.1. Gagasan Awal Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah sebuah perancangan baru hotel resort di kawasan Pantai Sepanjang, Gunungkidul,

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL SEGENTER, PULAU LOMBOK, SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA. Oleh MUHAMMAD IMAM SULISTIANTO A

PERENCANAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL SEGENTER, PULAU LOMBOK, SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA. Oleh MUHAMMAD IMAM SULISTIANTO A PERENCANAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL SEGENTER, PULAU LOMBOK, SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA Oleh MUHAMMAD IMAM SULISTIANTO A34201037 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Banyak negara yang bergantung pada industri pariwisata sebagai sumber pajak dan meningkatkan sistem ekonomi pada daerah tersebut. Oleh karena

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat memiliki karakter kota yang sangat unik dan jarang sekali dijumpai pada kota-kota lain. Kota yang mendapat

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di konsultan lanskap Oemardi_Zain (OZ) yang berlokasi di Perumahan Menteng Asri, Blok BE No. 2 Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat

Lebih terperinci

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN INDAH CAHYA IRIANTI. A44050251.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di pulau Jawa. Di kota ini banyak terjadi sejarah penting seperti kebakaran besar Bandung Lautan Api, Konfrensi Asia Afrika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 4 Peta Orientasi Lokasi Magang. Peta Kotamadya Bogor. Peta Jawa Barat. : Lokasi PT. Sheils Flynn Asia (SFA) U Tanpa Skala

METODOLOGI. Gambar 4 Peta Orientasi Lokasi Magang. Peta Kotamadya Bogor. Peta Jawa Barat. : Lokasi PT. Sheils Flynn Asia (SFA) U Tanpa Skala III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di PT. Sheils Flynn Asia yang berlokasi di Kebun Raya Bogor, Jl. H. Juanda No. 13, Bogor, Jawa Barat, Indonesia (Gambar 4). Kegiatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 11. Peta Lokasi PT.Envirospace Consultant Indonesia (Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011)

III. METODOLOGI. Gambar 11. Peta Lokasi PT.Envirospace Consultant Indonesia (Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011) 17 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI). Perusahaan ini bergerak di bidang pertamanan atau lanskap penyedia jasa konsultasi

Lebih terperinci

STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR

STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR Oleh : YAYAT RUHIYAT A34201018 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YAYAT RUHIYAT. Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian. III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA

PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1) PADA

Lebih terperinci

APARTEMEN DI GEDEBAGE

APARTEMEN DI GEDEBAGE APARTEMEN DI GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008 Sebagai Sebagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Teknik Arsitektur Oleh : FERI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

TINJAUAN PUSTAKA Estetika 4 TINJAUAN PUSTAKA Estetika Istilah estetika dikemukakan pertama kali oleh Alexander Blaumgarten pada tahun 1750 untuk menunjukkan studi tentang taste dalam bidang seni rupa. Ilmu estetika berkaitan dengan

Lebih terperinci

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT Oleh: GIN GIN GINANJAR A34201029 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Banda Aceh merupakan salah satu kota yang dilanda bencana alam Tsunami pada Desember Tahun 2004. Pasca bencana Tsunami, kota Banda Aceh kembali di bangun oleh Pemerintah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Desain Lanskap

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Desain Lanskap 3 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Menurut Simonds (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu, yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap terdiri dari lanskap alami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Lahan basah merupakan sumber daya alam hayati penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global. Salah satu tipe lahan basah adalah lahan gambut. Lahan gambut merupakan ekosistem

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A34204018 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci