BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Menurut Simond & Strake (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap, karakter harus menyatu secara harmonis dan alami untuk memperkuat karakter lanskap tersebut. Sedangkan Menurut Eckbo (1964), lanskap adalah keseluruhan elemen fisik secara kompleks di suatu area atau daerah. Lanskap juga dikenal dalam beragam disiplin ilmu seperti yang diungkapkan oleh Forman dan Gordon (1986) yang menyatakan bahwa lanskap sebagai area lahan heterogen menyusun sebuah cluster interaksi ekosistem yang berulang pada bentuk yang sama pada setiap bagian. Phillips (dalam Benson dan Roe, 2000) mengungkapkan bahwa terdapat lima karakter dari lanskap yang didasarkan pada kenyataan yang menyebutkan bahwa lanskap terbentuk sepanjang waktu oleh proses geologi, kehidupan organik, aktivitas, dan imajinasi manusia. Kelima karakter tersebut yaitu: 1. terdiri dari bentuk dan nilai alam serta kebudayaan yang terfokus pada hubungan diantara keduanya; 2. perpaduan dari unsur fisik dan metafisik dengan unsur sosial, budaya, dan seni. Lanskap adalah cara pandang kita terhadap dunia, tidak hanya sekedar pemandangan dan penampakan yang dapat diungkapkan oleh perasaan; 3. kita dapat merasakan lanskap hanya pada saat ini, lanskap merupakan hasil dari seluruh perubahan lingkungan di masa lalu dan merupakan perpaduan dari masa lalu dan saat ini; 4. lanskap bersifat universal yang terdapat di setiap wilayah, dan 5. lanskap menjadi identitas bagi suatu tempat yang menyebabkan keragaman pada lingkungan kehidupan.

2 5 2.2 Lanskap Kota Lynch (1977) dalam bukunya yang berjudul The Image of the City menyatakan bahwa ada lima elemen pokok yang biasa digunakan orang untuk membangun citra mental dari sebuah kota, yaitu jalur sirkulasi (paths), bagian wilayah kota (distrik), batas wilayah (edges), pusat aktivitas kota (nodes), dan tengaran (landmark). Menurut Simonds (1983), kota adalah pemukiman yang tersebar dan padat ekonomi, sosial, dan aktivitas politik. Kota memiliki posisi geografi yang relatif tetap dan kekuasaan pemerintah yang spesifik. Selain itu, kota bersifat dinamis pertumbuhannya, dan organisasi didalamnya berfungsi dengan baik. Kota harus mempunyai kemampuan kerja sosial, ekonomi, dan struktur politik yang dinyatakan dalam bentuk tiga dimensi. Sehingga dapat dinyatakan lanskap kota merupakan suatu lanskap buatan manusia sebagai akibat dari aktivitas manusia dalam mengelola lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Lanskap kota terjadi karena adanya pengorganisasian ruang yang mencerminkan kegiatan masyarakat setiap hari. 2.3 Lanskap Industri Menurut Tandy (1975) dalam Landscape of Industry, lanskap industri atau pabrik yang menyatu dengan perkantoran menjadi salah satu bagian pembentuk lanskap kota. Tetapi tipe lanskap ini berbeda dengan lanskap lainnya seperti perumahan atau yang lainnya. Lanskap industri atau perkantoran biasanya ditandai dengan beberapa poin seperti : a. membutuhkan skala bangunan yang besar dan lanskap yang luas b. membutuhkan ruang untuk pengembangan / ekspansi c. membutuhkan ruang penyangga seperti hutan Hal itu dikarenakan lanskap industri / kantor merupakan pusat dari kegiatan banyak orang, tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan efek positif maupun negatif bagi lingkungan sekitar. Oleh karena itu lanskap tersebut membutuhkan penutupan lahan dari vegetasi penyangga untuk menjaga stabilitas lingkungan disekitarnya.

3 6 2.4 Public Green Open Space Definisi ruang terbuka menurut Simonds dan Starke (2006), menggambarkan karakter arsitektural ketika mendekati seluruh atau sebagian dari elemen struktur. Seperti suatu ruang yang merupakan tambahan suatu bangunan. Kadang-kadang ini menjadi batasan satu bangunan atau gabungan dari beberapa bangunan. Ini dapat terlihat dari hubungan antara ruang, struktur, dan lanskap yang digabungkan dalam proses desain. Jika struktur volume ruang terbuka di satu sisi, ini menjadi suatu transisi antara struktur dan lanskap. Jika terbuka pada suatu pemandangan, biasanya ini menjadi pusat lokasi dengan pemandangan terbaik dan tempat dengan pemandangan terbaik yang dapat dilihat dari berbagai sisi. Menurut Baud-Bovy dan Lawson (1998), taman berguna untuk orang yang hidup di kota dan desa untuk berhubungan langsung dengan alam dan bersantai sehingga membebaskan dari kepadatan jalan raya. Area berumput menjadi area informal yang menjadi area permainan bagi anak-anak dan area bersenang-senang untuk orang dewasa. Orang yang hidup dan bekerja di sekitar area menggunakannya untuk makan siang di ruang terbuka atau untuk berlatih. Area ini dapat difungsikan oleh anak-anak dan melatih peliharaannya. Ruang hijau memiliki fungsi yang beragam: a. sosial : ruang untuk bertemu dan bermain yang berhubungan dengan alam b. struktural : desain urban dan pertamanan c. ekologis : peraturan ekosistem urban dengan: - mengurangi masalah persepsi psikologis urban - peningkatan iklim - mengantisipasi perbedaan iklim dan angin secara perlahan - mengatur hujan dan banjir - mengelola keragaman tanaman dan hewan. Chiara dan Koppelman (1994) menyatakan bahwa sifat khas keruangan lanskap pada umumnya tergantung pada tiga hal: 1. Besaran ruang Besaran ruang penting untuk menentukan dampak visual secara menyeluruh, demikian juga potensinya untuk menyerap fungsi tertentu. Besaran dapat

4 7 dievaluasi menurut luas dan hubungan antara luas tersebut dengan semua ruang lainnya pada tapak tersebut. 2. Tingkat ketertutupan (degree of enclosure) visual Tingkat ketertutupan visual ruang merupakan faktor spasial penting, terutama untuk menempatkan fungsi yang sangat dipengaruhi oleh kebutuhan hubungan sirkulasi (jalan atau jalan setapak), pemandangan yang bagus, atau vista (pemandangan). Tingkat ketertutupan merupakan pertimbangan perencanaan yang penting, tidak hanya dalam percapaian keruangan, tetapi juga dalam bentuk visualnya. 3. Sifat visual Seseorang harus mengadakan penafsiran suatu ruang secara cermat menurut citra visual yang melekat untuk menentukan sifat khas dari ruang. Kualitas visual yang melekat pada tapak sangat mempengaruhi jenis kegiatan yang terjadi. Ruang padat yang disekat rapat akan menghasilkan nuansa yang sangat berbeda dengan ruangan yang terbuka, dan landai. Apabila suatu rencana akhir akan berhasil, maka kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk berbagai tapak hendaknya mencerminkan kualitas yang melekat pada tapak tersebut. 2.5 Perancangan Lanskap Perancangan Lanskap merupakan pengembangan lebih lanjut dari perencanaan tapak, yang lebih menitikberatkan pada pemilihan komponen dan bahan perancangan, serta tanaman dan kombinasinya untuk memecahkan masalah perencanaan tapak dan ditujukan pada pertalian visual. Wujud dan bentuk dalam perancangan lanskap timbul dari hasil perumusan yang jelas terhadap, kendala tapak, serta masalah perancangan yang ada, sedangkan sumber bentuk yang paling penting adalah raut atau wajah tapak itu sendiri, seperti yang dipertegas oleh garis batas tepian tapak dan topografi. Adapun sumber bentuk kedua kendala berasal dari suatu perkiraan mengenai fungsi atau kegunaan yang akan ditampung (Laurie, 1986). Menurut Simonds & Starke (2006), perancangan ditekankan pada penggunaan volume dan ruang. Setiap volume memiliki bentuk, tekstur, ukuran,

5 8 bahan, warna, dan kualitas lainnya. Semuanya dapat mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai dengan baik sehingga ruang dapat memberikan dampak yang berbeda pada psikologis manusia. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa perancangan akan menghasilkan ruang tiga dimensi. Seperti halnya yan diutarakan Loidl dan Bernard (2003), bahwa perancangan adalah proses yang dinamis dengan perpindahan yang konstan dari kepala menuju tangan, dari ide menjadi tanda, lalu kembali lagi. Setiap garis dan setiap titik yang ditempatkan di lembaran kertas adalah bagian dari usaha untuk menghubungkan ide di kepala. Perancangan merupakan tahapan lanjut dari perencanaan. Menurut Laurie (1984), perancangan menekankan pada seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, tumbuh-tumbuhan, dan kombinasinya sebagai pemecahan masalah yang ada dalam rencana tapak. Dalam perancangan suatu lanskap terdapat prinsipprinsip yang mendasarinya, yaitu: 1. Unity (kesatuan), merupakan kesatuan seluruh elemen lanskap. Dapat diciptakan dengan pengulangan (repetition), penggunaan grid, dan tema. 2. Balance (keseimbangan), berupa keseimbangan dalam skala, proporsi, bentuk, dan posisi. Keseimbangan tercipta melalui pengaturan secara simetri, asimetri, maupun radial. 3. Emphasis (penekanan), menghadirkan dominasi maupun suatu kontras pada suatu lanskap. Emphasis dapat diciptakan melalui pengarahan, pengaturan letak, kontras terhadap elemen, dan variasi ukuran maupun jumlah. 2.6 Proses Perancangan Lanskap Proses mendesain/merancang menurut Booth (1983) yaitu : 1. Penerimaan proyek (Project Acceptance) Dalam Tahap Pertama ini proposal proyek telah diterima dan disetujui oleh kedua belah pihak yaitu arsitek lanskap dan klien.pada pertemuan pertama klien menjelaskan keinginannya kepada arsitek lanskap, kemudian terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. Selanjutnya arsitek lanskap mempersiapkan proposal detail yang mencakup pelayanan, produk, dan biaya. Jika klien setuju maka kedua belah pihak menandatangani kontrak.

6 9 2. Riset dan Analisis (Research and Analysis) Selanjutnya arsitek lanskap membutuhkan rencana dasar tapak dan mengadakan inventarisasi tapak dan analisis. Survey langsung ke tapak menjadi bagian yang penting untuk melengkapi tahap ini. Mewawancarai pemilik dan menyusun program termasuk bagian dari tahap ini. 3. Desain/Perancangan (Design) Dalam tahap ini terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan arsitek lanskap, yaitu : a. Diagram fungsi ideal (Ideal Functional Diagram) sebagai awal dari proses pembuatan grafis suatu desain; b. Diagram fungsi keterhubungan tapak (Site-Related Functional Diagram); c. Rencana Konsep (Concept Plan) merupakan perkembangan langsung dari diagram fungsi tapak dan merupakan lanjutan dari analisis-sintesis yang telah dilakukan saat inventarisasi; d. Studi tentang komposisi bentuk (Form composition study), dalam hal ini desainer telah berhasil memecahkan masalah yang ada ditapak dengan mempertimbangkan fungsi dan lokasi tapak; e. Desain awal (Prelimiary Master Plan), dalam desain awal semua elemen desain dimasukkan dan dipelajari kesatuan antara satu dengan yang lainnya; f. Rencana induk (Master Plan) merupakan perbaikan dari desain awal. Pada Master Plan semuanya telah terspasialkan dengan detil baik dari bentuk garis, ukuran, skala, dll; g. Desain Skematik (Schematic Design), untuk proyek kecil desain skematik sama dengan rencana induk tetapi untuk skala besar, desain skematik dipelajari lebih dalam lagi dengan ketelitian yang lebih dalam; h. Design Development merupakan tahap akhir dalam proses mendesain. 1. Gambar-gambar Konstruksi (Construction Drawings) 2. Pelaksanaan (Implementation) 3. Evaluasi Setelah Konstruksi (Post-Construction Evaluation and Maintance)

7 10 4. Pengelolaan (Maintenance) Sedangkan proses perancangan lanskap menurut Hill (1995), tahapannya terdiri dari 4 tahapan yaitu : 1. Inferences pada tahapan ini terdiri dari 4 proses didalamnya yaitu : brief, survey analysis, development controls, dan initial environmental impact assessment. 2. Design Pada tahapan ini terdiri dari 3 proses juga didalamnnya yaitu : proposals, sketch scheme, dan final scheme. 3. Freeze, merupakan fase peralihan sebelum masuk ketahapan terakhir dalam proses perancangan. 4. Execution Pada tahapan ini terdapat 5 proses yaitu : working details, contract, implementations, completion, feedback, dan aftermath. 2.7 Konsultan Lanskap Konsultan lanskap adalah pengembang swasta yang memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Perencana kota dan arsitek lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perencanaan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan bagi manusia (Gold, 1980). Adapun ruang lingkup seorang Konsultan Arsitektur Lanskap menurut John F. Papilaya (2007) yang terutama yaitu; a. riset dan analisis persyaratan proyek; b. rekomendasi perencanaan tapak; c. riset dan studi persyaratan ruang, fungsi dan operasi; d. analisa dan rekomendasi tentang hal-hal yang tercakup dalam disiplin ilmumereka,dan juga hal-hal yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengandisiplin ilmu mereka; e. perencanaan tapak dan rekomendasi penyusunan program;

8 11 f. analisa proyeksi pertumbuhan dan perubahan serta pertimbangan dan efekefeknya; g. persyaratan filosofi perancangan proyek; h. analisis biaya pembangunan arsitektur lanskap, studi perawatan; i. ketersediaan dan regionalitas kawasan lahan. 2.8 Manajemen Proyek Lanskap Menurut Orberlender, (1993) manajemen proyek adalah sebuah ilmu dan seni yang mengatur Sumber Daya manusia, peralatan, bahan, ruang, uang, dan waktu untuk menyelesaikan suatu pelaksanaan dengan waktu dan biaya yang optimal. Manajemen proyek mencakup multidisiplin yang terfokus untuk mengkoordinasi semua kebutuhan dalam pelaksanaan. Prinsip utama manajemen proyek adalah mengorganisir pelaksanaan pekerjaan agar selesai dengan sempurna. Manajemen proyek ini berperan penting menentukan keberhasilan dari pelaksanaan suatu proyek lanskap. Menurut Stoner dan Freeman (1992), proses manajemen proyek lanskap mencakup empat fungsi utama yaitu: 1. Perencanaan (Planning), merupakan konsep dasar dari suatu proses manajemen, dimana tugas-tugas manajemen disusun dan tujuan serta sasarannya telah ditetapkan. Kebijakannya dan tata cara pelaksanaannya dibuat dalam perumusan perencanaan sasaran jangka pendek dan jangka panjang. 2. Pengorganisasian (Organizing), adalah proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang, dan Sumber Daya di kalangan anggota organisasai sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara optimum. 3. Pengarahan (directing), merupakan tahapan yang mencakup hal yang mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan untuk bekerja dan menjalankan tugasnya dengan baik. 4. Pengendalian (controlling), adalah fungsi pengendalian manajmen untuk mengantisipasi apabila terjadi penyimpangan.

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap 5 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Lanskap berdasarkan Simonds (1983) merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana suatu lanskap dikatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,

Lebih terperinci

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10 MK. DASAR DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006)

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) Perencanaan MK. DASAR-DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Perumahan dan Permukiman

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Perumahan dan Permukiman 5 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Lanskap adalah bentang alam, total keseluruhan tapak ataupun pemandangan baik yang alami maupun buatan. Menurut Simonds (1983), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak Menurut Simonds dan Starke (2006), desain merupakan proses pemberian bentuk adalah kreasi dari tempat, ruang, atau segala sesuatu yang dibuat manusia untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap 2.2. Desain Lanskap

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap 2.2. Desain Lanskap 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap Menurut Eckbo dalam Laurie (1985), arsitektur lanskap merupakan bagian dari kawasan lahan yang dibangun atau dibentuk oleh manusia, di luar bangunan, jalan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Lanskap memiliki arti yang luas, namun orang-orang awam mengartikan lanskap sebagai taman atau pertamanan. Simonds (1983) menyatakan lanskap merupakan suatu bentang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011). 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Bandara Internasional SoekarnoHatta, Tangerang, Banten dengan lokasi yang berada pada Terminal 3 (Gambar 2). Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama.

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama. 14 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di kantor Konsultan Lanskap Oemardi_zain yang terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 2, Bogor Jawa Barat. Kantor ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan atau pengorganisasian suatu kegiatan pemeliharaan bergantung pada berbagai faktor yang terdapat pada lokasi seperti pengunjung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

TINJAUAN PUSTAKA Estetika 4 TINJAUAN PUSTAKA Estetika Istilah estetika dikemukakan pertama kali oleh Alexander Blaumgarten pada tahun 1750 untuk menunjukkan studi tentang taste dalam bidang seni rupa. Ilmu estetika berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Terminal BaranangsiangJalan Raya Pajajaran, Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor, Jawa Barat (Gambar 9). Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan 97 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Produk Perancangan Lanskap Pada setiap perancangan lanskap yang dihasilkan oleh BCI terdapat karakter dan keunikan tersendiri pada masing-masing proyek. Pada perancangan lanskap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Kelapa Rapat (Klara) Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dengan luas area ± 5.6 Ha (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

II. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK

II. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) II. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP., MAgr, PhD. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK Tujuan: Memahami dasar pemikiran merencana

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,

Lebih terperinci

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 46 VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1. Perencanaan Alokasi Ruang Konsep ruang diterjemahkan ke tapak dalam ruang-ruang yang lebih sempit (Tabel 3). Kemudian, ruang-ruang tersebut dialokasikan ke dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kota dan Pemukiman Kota merupakan salah satu lingkungan hidup yang perlu ditata pola penyebaran tamannya. Penataan taman di perkotaan tidak asal jadi, tetapi tujuan penyebaran

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Desain Lanskap

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Desain Lanskap 3 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Menurut Simonds (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu, yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap terdiri dari lanskap alami

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur lanskap Pada hakikatnya Arsitektur Lanskap adalah ilmu dan seni perencanaan (planning) dan perancangan (design) serta pengaturan lahan, penyusunan elemenelemen alam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pe rancangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pe rancangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Perencanaan adalah suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan saat awal, keadaan yang diharapkan, dan cara terbaik untuk mencapai keadaan yang diharapkan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A 34202006 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar 20 METODOLOGI dan Waktu Studi dilakukan di kawasan Jalan Lingkar Luar Kota Bogor, Jawa Barat dengan mengambil tapak di kawasan lanskap Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar. Kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau kota harus memperhatikan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan

PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan 116 PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG Kelembagaan Perusahaan PT. Envirospace Consultans Indonesia (ECI) merupakan sebuah konsultan yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Dalam melakukan proses manajemen,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Eckbo (1964) mengemukakan bahwa taman adalah ruang yang memiliki keterbatasan penggunaan dan bentuk yang fleksibel, dibangun dengan konstruksi yang minimum dan memaksimalkan

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta) BAB III METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai lanskap kawasan ekowisata karst ini dilakukan di Lembah Mulo, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 25 IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI) berdiri pada tahun 2005. Perusahaan ini merupakan cabang dari perusahaan Envirospace

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR DAN PERANCANGAN KOTA

PERANCANGAN ARSITEKTUR DAN PERANCANGAN KOTA PERANCANGAN ARSITEKTUR DAN PERANCANGAN KOTA D://Vero/Juta/Akademik/Bahankulia h/peranc.kota D://Vero/Juta/Akademik/Bahankuliah/Peranc.Kota D://Vero/Juta/Akademik/Bahankuliah/Peranc.Kota KOTA ( Grunfeld

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota identik dengan adanya bangunan-bangunan yang dibuat manusia. Bangunan perumahan, perkantoran, serta sarana umum dibangun demi kepentingan manusia (Nazaruddin,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap manusia selalu membutuhkan adanya rekreasi dan Olah raga. Jakarta sebagai kota metropolitan kususnya di Jakarta utara, dimana perkembangan penduduknya sangat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Lahan basah merupakan sumber daya alam hayati penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global. Salah satu tipe lahan basah adalah lahan gambut. Lahan gambut merupakan ekosistem

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 6 Mahasiswa dapat menguraikan materi tugas perancangan arsitektur 4, yaitu : fungsi kegiatan mejemuk dan komplek dalam suatu kawasan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, yang meliputi semua bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG 3.1. Deskripsi LINC WAREHOUSE CIKARANG 3.1.1. Data Proyek Nama Proyek Lokasi Perencana Owner : LINC Warehouse Cikarang : Jababeka 7, Cikarang, Jawa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

Dr.Ir. Edi Purwanto, MT

Dr.Ir. Edi Purwanto, MT i MEMAHAMI CITRA KOTA TEORI, METODE, DAN PENERAPANNYA Dr.Ir. Edi Purwanto, MT Diterbitkan Oleh: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang 2014 ii MEMAHAMI CITRA KOTA TEORI, METODE, DAN PENERAPANNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah yang letaknya berada di pesisir utara Pulau Jawa. Kota ini berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sisi utara.

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Sumber : BAPEDDA Surakarta

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Sumber : BAPEDDA Surakarta 11 BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian mengenai pengaruh konsep lanskap Keraton terhadap lanskap Kota ini dilakukan pada kawasan Keraton Kesunanan dan kawasan Kota. Peta lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode Survey Deskriptif Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey deskriptif. Metode survey deskriptif merupakan metode untuk

Lebih terperinci

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung 1.2. LATAR BELAKANG Tanaman dapat memberikan keindahan, kenyamanan, dan berbagai fungsi lainnya

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas

Lebih terperinci

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI.1. Konsep Desain Lanskap Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin menitikberatkan kepada sungai sebagai pusat perhatian dan pemandangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kampus

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kampus TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kampus Lanskap merupakan ruang di sekeliling manusia, tempat mereka melakukan aktivitas sehari-hari sehingga menjadi pengalaman yang terus menerus di sepanjang waktu. Simond (1983)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Pengertian Tapak 4.1.1 Tapak Tapak adalah suatu wilayah atau lahan atau tempat dimana suatu fungsi atau fasilitas atau bangunan akan ditempatkan atau didirikan. Data Tapak Nama

Lebih terperinci

JURUSAN ARSITEKTUR FTUP

JURUSAN ARSITEKTUR FTUP TM-1 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 7A JURUSAN ARSITEKTUR FTUP Koord. Atiek Untarti 1 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Melatih mahasiswa merancang bangunan > sepuluh lantai dan juga bentang sedang/lebar dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap 5 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Lanskap berdasarkan Simonds (2006) merupakan suatu bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia, dimana setiap elemen lanskap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

ELEMEN SITE : MASSA DAN RUANG LUAR

ELEMEN SITE : MASSA DAN RUANG LUAR ELEMEN SITE : MASSA DAN RUANG LUAR pengertian massa dan ruang luar Massa sebagai elemen site dapat tersusun dari massa berbentuk bangunan dan vegetasi; keduaduanya baik secara individual maupun kelompok

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permukiman Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 1992 merumuskan pengertian dasar terhadap perumahan dan permukiman. Perumahan merupakan tempat untuk menyelenggarakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota

TINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota TINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota Karakter merupakan sifat dan ciri khas yang dimiliki oleh suatu kelompok, baik orang maupun benda. Karakter lanskap merupakan suatu area yang mempunyai keharmonisan

Lebih terperinci

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI Kode : Kementerian Lembaga : Kementrian Pekerjaan Umum Pusat Litbang Permukiman Koridor : Fokus Lokus Peneliti Utama Peneliti Anggota 1 Peneliti Anggota Peneliti Anggota Peneliti Anggota 4 : Model penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di areal kompleks perguruan tinggi ISI Yogyakarta, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2008.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PRIORITAS PENGEMBANGAN TAMAN RONGGOWARSITO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK DI TEPIAN SUNGAI BENGAWAN SOLO TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PRIORITAS PENGEMBANGAN TAMAN RONGGOWARSITO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK DI TEPIAN SUNGAI BENGAWAN SOLO TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PRIORITAS PENGEMBANGAN TAMAN RONGGOWARSITO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK DI TEPIAN SUNGAI BENGAWAN SOLO TUGAS AKHIR Oleh : HALIMAH OKTORINA L2D000429 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 12 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian di lapang berlangsung dari April 2011 sampai Juni 2011. Kegiatan penelitian ini berlokasi di Kawasan Industri Karawang International

Lebih terperinci

TEORI PERANCANGAN KOTA. Pengantar Perancangan Perkotaan

TEORI PERANCANGAN KOTA. Pengantar Perancangan Perkotaan TEORI PERANCANGAN KOTA Pengantar Perancangan Perkotaan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pancasila Cynthia Puspitasari 9 Mei 2017 Bahasan hari ini: 1. Urban spatial design theory 2. The Image

Lebih terperinci

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia termasuk dalam universitas yang bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Persaingan yang ketat di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Pemeliharaan Lanskap Stoner dan Freeman (1984) menyatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian anggota organisasi

Lebih terperinci

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE)

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE) Magister Desain Kawasan Binaan (MDKB) LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE) Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP., MAgr, PhD. Pendahuluan Tujuan : Memberi pemahaman tentang: - Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan 1.1 Latar Belakang Perencanaan BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, hal ini dilihat dari banyaknya pulau yang tersebar di seluruh wilayahnya yaitu 17.504

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan bagian dari perkembangan suatu kota. Pembangunan yang tidak dikendalikan dengan baik akan membawa dampak negatif bagi lingkungan kota. Pembangunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekreasi dan Wisata 2.2 Perencanaan Kawasan Wisata

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekreasi dan Wisata 2.2 Perencanaan Kawasan Wisata 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekreasi dan Wisata Secara etimologi kata rekreasi berasal dari bahasa Inggris yaitu recreation yang merupakan gabungan dari kata re yang berarti kembali dan creation yang berarti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi 10 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi Penelitian mengenai perencanaan lanskap ini dilakukan di kawasan bersejarah Komplek Candi Gedong Songo,, Kecamatan Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah. Peta,

Lebih terperinci

JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH. Disusun Oleh :

JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH. Disusun Oleh : JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH Disusun Oleh : Nama : M. Edi Kurniawan NPM : 20303058 Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

2. Tata Ruang adalah wujud struktur dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan maupun tidak (Kamus Tata Ruang, Ditjen Cipta Karya, 1997).

2. Tata Ruang adalah wujud struktur dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan maupun tidak (Kamus Tata Ruang, Ditjen Cipta Karya, 1997). Oleh: Zaflis Zaim * Disampaikan dalam acara Sosialisasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang, Hotel Sapadia Pasir Pengaraian, 21 Desember 2011. (*) Dosen Teknik Planologi, Program Studi Perencanaan

Lebih terperinci

Site Site planning Site condition

Site Site planning Site condition ANALISIS TAPAK pengertian Site adalah suatu wilayah/bentang tempat suatu fasilitas/fungsi/bangunan akan dibangun. Site planning adalah suatu proses perencanaan tapak/site untuk mengolah tapak/bentang dan

Lebih terperinci

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perkampungan Portugis Kampung Tugu Jakarta Utara Lanskap Sejarah Aspek Wisata Kondisi Lanskap: - Kondisi fisik alami - Pola Pemukiman - Elemen bersejarah - Pola RTH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai sebuah kota yang terletak pada kawasan pantai utara Jawa memiliki berbagai potensi yang belum sepenuhnya dikembangkan. Sesuai dengan Peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5

Lebih terperinci

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Revolusi industri yang terjadi pada tahun 1750-1850 menyebabkan terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Olahraga dapat menjadi batu loncatan sebagai pemersatu bangsa, daerah dan negara lainnya, baik di dalam skala nasional maupun internasional. Dalam setiap skala, negara-negara

Lebih terperinci

Gambar 2. Lokasi Studi

Gambar 2. Lokasi Studi 17 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi Studi Studi ini berlokasi di Kawasan Sungai Kelayan di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Sungai Kelayan terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan (Gambar 2).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang Kegiatan magang berlangsung sekitar tiga bulan (Tabel 1) dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Mei Tabel 1 Kegiatan dan Alokasi Waktu Magang Jenis Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum manusia mengenal makna arsitektur itu sendiri, namun pada saat ini signage

BAB I PENDAHULUAN. sebelum manusia mengenal makna arsitektur itu sendiri, namun pada saat ini signage BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam arsitektur signage dikenal sebagai alat komunikasi dan telah digunakan sebelum manusia mengenal makna arsitektur itu sendiri, namun pada saat ini signage digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Taman Rumah

TINJAUAN PUSTAKA Taman Rumah 4 TINJAUAN PUSTAKA Taman Rumah Tuntutan zaman menyebabkan pembangunan seringkali meningkat pesat guna mewadahi berbagai dinamika bangsa, seperti perkembangan penduduk, ekonomi, komunikasi, teknologi dan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS Pertemuan Ke Sub dan TIK 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 2 Mahasiswa dapat menguraikan materi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan tingginya kepadatan penduduk dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen

Lebih terperinci

LINGKUP DAN SKALA ARSITEKTUR LANSKAP LINGKUP KEGIATAN ARL LINGKUP KEGIATAN ARL LINGKUP KEGIATAN ARL KEGIATAN PERENCANAAN DESAIN PENGELOLAAN KONSULTASI

LINGKUP DAN SKALA ARSITEKTUR LANSKAP LINGKUP KEGIATAN ARL LINGKUP KEGIATAN ARL LINGKUP KEGIATAN ARL KEGIATAN PERENCANAAN DESAIN PENGELOLAAN KONSULTASI LINGKUP KEGIATAN ARL ARSITEKTUR LINGKUP DAN SKALA ARSITEKTUR Penataan lahan yang kreatif dan bertanggung jawab untuk menghasilkan suatu karya lanskap yang indah, selaras, nyaman, menarik, dan memuaskan

Lebih terperinci

Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri.

Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri. PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Dalam memahami citra kota perlu diketahui mengenai pengertian citra kota, elemenelemen pembentuk citra kota, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan citra kota dan metode

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan, perumahan, dan pemukiman pada hakekatnya merupakan pemanfaatan lahan secara optimal, khususnya lahan di perkotaan agar berdaya guna dan berhasil guna sesuai

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Kota 2.2 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Kota 2.2 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Kota Simonds and Starke (2006) mengemukakan kota merupakan suatu wilayah luas yang padat penduduk yang merupakan pusat bagi kegiatan kegiatan ekonomi, sosial, dan politik

Lebih terperinci

TEORI PERANCANGAN KOTA : FIGURE GROUND THEORY

TEORI PERANCANGAN KOTA : FIGURE GROUND THEORY TEORI PERANCANGAN KOTA : FIGURE GROUND THEORY D://Vero/Juta/Akademik/Bahankulia h/peranc.kota Teori Perancangan Kota (Urban Design) ( Roger Trancik ) TEORI PERANCANGAN KOTA 1. Teori Figure Ground 2. Teori

Lebih terperinci

Prosiding SN SMAP 09 ABSTRAK PENDAHULUAN. FMIPA UNILA, November

Prosiding SN SMAP 09 ABSTRAK PENDAHULUAN. FMIPA UNILA, November Prosiding SN SMAP 09 UJI SCENIC BEAUTY ESTIMATION TERHADAP KONFIGURASI TEGAKAN-TEGAKAN VEGETASI DI KEBUN RAYA BOGOR Imawan Wahyu Hidayat 1 1 Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pacet

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Lanskap Simonds (1983) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses penyusunan kebijaksanaan atau merumuskan apa yang harus dilakukan, untuk memperbaiki keadaan

Lebih terperinci

Kajian Lanskap Wisata Pantai Puteh di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara

Kajian Lanskap Wisata Pantai Puteh di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kajian Lanskap Wisata Pantai Puteh di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara Ingerid Lidia Moniaga (1), Octavianus H.A. Rogi (2), Amanda Sutarni Sembel (3) (1) Laboratorium

Lebih terperinci

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Metode Magang

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Metode Magang 36 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace Consultants Indonesia (ESCI) yang bertempat di Jl Bambu Apus Raya No.6 Sektor 7 Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang 3.1 Lokasi dan Waktu Magang III. METODOLOGI Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd, divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA team). Perusahaan

Lebih terperinci