KATA PENGANTAR. Renstra ini diharapkan berperan dalam membangun komunikasi antara Stasiun dengan semua pihak yang terkait.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Renstra ini diharapkan berperan dalam membangun komunikasi antara Stasiun dengan semua pihak yang terkait."

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) merupakan salah satu kewajiban instansi Pemerintah dibidang akuntabilitas kinerja yang memeliki prioritas dalam perkarantinaan di Tahun 2015 diantaranya : 1. Pengembangan kebijakan biosafety 2. Peningkatan jumlah dan integritas sertifikasi Karantina 3. Pengetatan pengawasan produk impor/ekspor 4. Konsolidasi dan advokasi kebijakan Sumberdaya hayati dan harmonisasi Standarisasi ALOP 5. Penyempurnaan SOP, peningkatan Koordinasi penanganan outbreak HPHK/OPTK 6. Peningkatan kebijakan, koordinasi dan diplomasi SPS mendukung ekspor produk pertanian. Penyusunan rekomendasi kebijakan dan kelembagaan karantina. Renstra ini diharapkan berperan dalam membangun komunikasi antara Stasiun dengan semua pihak yang terkait. Sesuai dengan arahan teknis dibidang reformasi perencanaan dan penganggaran, Renstra disusun mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan tersebut, sehingga memiliki keterkaitan yang lebih memadai dalam hubungannya dengan kerangka perencanaan pembangunan nasional yang sejalan pada Arah Kebijakan RPJMN-3 mengacu pada Mengacu RPJPN dan UU Pangan (No 18/2012) serta sasaran Stategis Kementerian yang mengacu pada Peningkatan Kualitas, Daya saing, ekspor dan tersedianya bahan baku bio industri dan bio energy Melalui Renstra ini kami ingin publik pada umumnya dapat memahami apa tugas dan tanggungjawab kami dibidang penyelenggaraan perkarantinaan pertanian, bagaimana kami melakukannya, dan bagaimana dapat difahami bahwa kami berhasil didalam melaksanakan tugas dan fungsi.

2 Kami telah berupaya mengidentifikasi aspek aspek strategis internal maupun eksternal dalam menyusun Renstra Barantan agar pelaksanaan tugas selama kurun waktu perencanaan nasional 5 (lima) tahun kedepan agar dapat memberikan hasil yang diharapkan, sesuai dengan visi kami yaitu Karantina Pertanian yang tangguh dan terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan di wilayah Nusa Tenggara. Renstra ini akan terus disempurnakan mengikuti perkembangan lingkungan strategis, kami berharap dapat menerima masukan penyempurnaan dari berbagai pihak. Sumbawa Besar, Desember 2015 Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar, Drh. Iswan Haryanto, M.Si Nip

3 RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SUMBAWA BESAR TAHUN I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Agar lebih terarahnya program dan kegiatan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar pada periode tahun , dipandang perlu adanya acuan program sebagai landasan, untuk itu Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar dalam penyelenggaraan perkarantinaan tetap mangacu pada Visi dan Misi Kementerian Pertanian sebagai Main Frame, adapun Visi dan Misi Kementerian Pertanian adalah sebagai berikut : Terwujudnya sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi berbasis sumberdaya lokal untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Namun untuk lebih terarahnya program dan kegiatan tersebut, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar tetap mengacu pada Visi dan Misi Badan Karantina Pertanian, yaitu : Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan Untuk itu dalam ragka mencari acuan dan landasan agar program dan kegiatan lebih mengarah dan terfokus dalam penyelenggaraan perkarantinaannya, maka Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar mempunyai Visi sebagai berikut : Karantina Pertanian yang tangguh dan terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan di wilayah Nusa Tenggara.

4 yang sebelumnya bernama Pos Karantina Hewan Bima didirikan berdasarkan SK Menteri Pertanian No: 800/Kpts/OT.210/12/1994, tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai, Stasiun Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, tanggal 13 Desember 1994, yang sebelumnya merupakan bagian dari Balai Karantina Hewan Wilayah IV Denpasar Bali dengan status Wilayah Kerja Balai Non Eselon. Selanjutnya berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 501/Kpts/OT.210/8/2002 tanggal 21 Agustus 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai dan Stasiun Karantina Hewan, maka nama Pos Karantina Hewan Bima berubah menjadi STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS II BADAS, dengan status Eselon IV b1 Pada tahun 2008 terjadi reorganisasi Badan Karantina Pertanian dimana terjadi integrasi antara Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan menjadi Karantina Pertanian berdasarkan Peraturan Menteri Pertanan Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian maka Stasiun Karantina Hewan Kelas II Badas menjadi dengan status Esolon IV.a denga Wilayah Kerja yang terdiri dari : a. Wilker Pelabuhan Ferry Sape. b. Wilker Pelabuhan Laut Bima. c. Wilker Bandar Udara M. Salahuddin. d. Wilker Bandar Udara M. Sultan Kaharuddin e. Wilker Pelabuhan Laut Badas. f. Wilker Pelabuhan Ferry Poto Tano. g. Wilker Pelabuhan laut Soro-Kempo Dompu. h. Wilker Pelabuhan Laut Benete 2. Tugas Pokok dan Fungsi Dalam rangka pelaksanaan Undang-undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, kegiatan operasional Perkarantinaan terdiri dari 8 tindakan karantina, yaitu : 1.Pemeriksaan 2.Pengasingan

5 3.Pengamatan 4.Perlakuan 5.Penahanan 6.Penolakan. Pemusnahan 8.Pembebasan. Tindakan karantina tersebut dilakukan diseluruh wilayah kerja yang ada di lingkup. Tugas pokok dan fungsi yang dimandatkan kepada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 yaitu : Melaksanakan Kegiatan operasional perkarantinaan Hewan & Tumbuhan serta pengawasan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati Dalam melaksanakan tugas tersebut,upt Stasiun Karantina Pertanian juga melaksanakan Fungsi Yaitu : a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina ( HPHK ) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina ( OPTK ) c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati h. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang undangan dibidang karantina hewan,karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

6 II. TUJUAN Dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi, tujuan yang ingin dicapai tahun adalah : a. Meningkatkan kinerja secara profesional, akuntabel, dan transparan dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sarana dan prasarana yang dimiliki. b. Terciptanya pelayanan prima kepada pengguna jasa karantina c. Meningkatkan pengendalian dan evaluasi terhadap seluruh kegiatan yang dilaksanakan. d. Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan HPHK dan OPTK e. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan tumbuhan f. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui pencegahan masuk dan keluarnya HPHK dan OPTK. g. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan h. Mewujudkan pelayanan prima

7 III. PROFIL UNIT PELAKSANA TEKNIS a. Karakteristik UPT Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/permentan/OT.140/4/2008 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis karantina pertanian STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SUMBAWA BESAR, yang dipimpin oleh Kepala Stasiun dengan eselon IV-a, yang langsung membawahi urusan Ketatausahaan, Pelayanan Operasional dan kelompok jabatan fungsional. Sumber Daya Manusia yang dimiliki Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar saat ini masih dirasa kurang dengan melihat beban kerja, luas wilayah dengan jumlah personil sebanyak 48 ( empat puluh delapan ) orang, jumlah Pegawai tersebut baru bertambah Tahun 2015 sebanyak 6 ( Enam ) pegawai. Penyelenggaraan seluruh bentuk kegiatan teknis maupun non teknis pada dilaksanakan oleh 48 ( Empat puluh delapan ) orang Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari : 1. Struktural 3 ( tiga ) orang 2. Medik Veteriner 1 ( satu ) orang 3. POPT Ahli 3 ( tiga ) orang 4. Paramedik Veteriner 21 ( dua puluh satu ) orang 5. POPT Terampil 5 ( lima ) orang 6. Calon Medik Veteriner 2 ( dua ) orang. Calon POPT Ahli 3 ( tiga ) orang 8. Calon POPT terampil 4 ( empat ) orang 9. Pengadministrasi dan penyaji data 1 ( satu ) orang 10. Pengadministrasi umum 2 ( dua ) orang 11. Calon Verifikator keuangan 1 ( satu ) orang 12. Tenaga Harian Lepas 21 ( Dua puluh satu ) orang tenaga honorer.

8 Sarana pendukung yang dimiliki Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar berupa Kantor Stasiun di Jalan Pelabuhan Laut Badas No.01, dilengkapi dengan Laboratorium, Aula serba guna, Instalasi Karantina Hewan,Screen House. Untuk Wilayah Kerja hampir semuanya dilengkapi dengan gedung kantor dan instalasi karantina hewan, yaitu Pelabuhan Ferry Poto Tano, Pelabuhan Laut Bima, Pelabuhan Laut Kempo, dan Pelabuhan Ferry Sape, Sarana lain yang dimiliki oleh yaitu kendaraan bermotor roda-4 sebanyak 3 ( Tiga ) unit dan kendaraan bermotor roda-2 sebanyak 31 ( Tiga puluh satu ) unit. b. Geografis merupakan Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) dari Badan Karantina Pertanian yang melaksanakan kegiatan operasional di Pulau Sumbawa dengan kegiatan utama berupa pengiriman komoditi pertanian dengan tujuan antar pulau. Pulau Sumbawa merupakan pulau terbesar di Propinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki luas km 2. Pulau ini dibatasi oleh Selat Alas disebelah Barat yang memisahkan dengan Pulau Lombok, Selat Sape di sebelah timur yang memisahkan dengan Pulau Komodo, Samudera Hindia di sebelah selatan, dan Laut Flores di sebelah utara. Kota terbesarnya adalah Bima yang berada dibagian timur pulau ini. Dengan wilayah kerjanya meliputi seluruh Pulau Sumbawa yang terdiri dari 4 (empat) Kabupaten dan 1 (satu) Kota yaitu Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, serta Kota Bima, dengan membawahi 8 Wilayah Kerja Karantina Pertanian yang tersebar dari ujung barat Pulau Sumbawa hingga ke ujung timur, yaitu Wilker Pelabuhan Ferry Poto Tano, Wilker Pelabuhan Laut Benete, Wilker Pelabuhan Laut Badas, Wilker Bandara Sultan M Kaharuddin, Wilker Pelabuhan Laut Kempo, Wilker Bandara Sultan M Salahuddin, Wilker Pelabuhan Laut Bima. Dan Wilker pelabuhan Ferry Sape. Untuk mendukung tugas pokok dan fungsinya, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar mempunyai wilayah wilayah kerja yang terdiri dari 8 (delapan) wilayah kerja (wilker) yang semuanya dipimpin oleh penanggung jawab wilker yaitu :

9 a. Wilker Pelabuhan Ferry Sape di Kab Bima b. Wilker Pelabuhan Laut Bima di Kota Bima c. Wilker Bandar Udara M. Salahuddin di Kab. Bima d. Wilker Bandar Udara M. Sultan Kaharuddin Kab. Sumbawa e. Wilker Pelabuhan Laut Badas Kab Sumbawa f. Wilker Pelabuhan Ferry Poto Tano Kab Sumbawa Barat g. Wilker Pelabuhan laut Soro-Kempo Dompu Kab Dompu h. Wilker Pelabuhan Laut Benete Kab Sumbawa Barat c. Data Frekuensi / Volume Lalu Lintas Kegiatan Operasional Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan 1. Kegiatan Pemasukan dari luar Negara Indonesia/Import Pada tahun 2015 terjadi kenaikan kegiatan impor dibidang komoditi tumbuhan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar melalui wilker Pelabuhan Laut Benete berupa pemeriksaan kemasan kayu dan media pembawa Pada tahun 2014 terdapat Volume sebanyak kemasan dan frekuensi 48 kali, sedangkan tahun 2015 volume sebanyak kemasan dengan frekuensi 94 kali yang berasal dari Australia, Amerika Serikat dan Singapura dan Media tanam sebanyak Kg dengan frekuensi 1 kali dari Singapura. Kemasan kayu tersebut digunakan untuk mengemasi alat-alat berat, spear part beserta barang barang keperluan operasional milik PT. Newmont Nusa Tenggara (PT. NNT) yang dimasukkan melalui Wilker Pelabuhan Laut Benete di Kabupaten Sumbawa Barat. Untuk kegiatan impor bidang Karantina Hewan tercatat nihil (tidak ada).

10 2. Kegiatan Pengeluaran antar Negara/Eksport Pada lingkup selama tahun 2015 untuk kegiatan ekspor untuk bidang komoditi Karantina Hewan tercatat nihil (tidak ada). Sedangkan untuk Karantina tumbuhan terjadi kegiatan pengeluaran Jagung curah ke Negara Philipina dengan volume sebanyak kg dengan frekuensi sebanyak 35 kali 3. Kegiatan Antar Area - Domestik Masuk Kegiatan lalu lintas domestik masuk media pembawa komoditi bidang Karantina Hewan selama tahun 2015 ke wilayah pengawasan dengan frekuensi sebanyak 204 kali meningkat dari tahun 2014 sebanyak 2028 kali dengan rincian sebagai berikut: Media pembawa berupa hewan seperti kuda potong, pejantan pemacek, kuda pacu, kuda beban, kuda latih, kerbau potong, kambing potong, ayam, DOC dengan volume sebanyak ekor dengan frekuensi kali. Media pembawa berupa Bahan Asal Hewan (BAH) berupa telur, lebah, bakso sapi dengan volume Kg dengan frekuensi 3 kali Media pembawa berupa benda lain seperti pakan ternak dengan volume kg dengan frekuensi 435 kali. Pada tahun 2015 untuk domestik masuk untuk media pembawa berupa hewan besar (sapi, kerbau, kuda) mengalami peningkatan volume dan frekuensi yang cukup besar, begitu juga untuk Bahan Asal Hewan (BAH), unggas dan benda lain meningkat bila dibandingkan dengan kegiatan yang sama pada tahun anggaran Daerah asal pengiriman berasal dari Sumba Barat, Lombok, Bali, Semarang, Bekasi, Labuan Bajo, Malang, Pasuruan, Blitar, dan Jeneponto Untuk komoditi media pembawa bidang Karantina Tumbuhan selama tahun 2014 mempunyai frekuensi 211 kali sedangkan ditahun 2015 ini frekuensi kegiatan domestik masuk mencapai 609 kali dengan perincian sebagai berikut:

11 Untuk hasil tanaman hidup dan benih/bibit tanaman frekuensi mencapai 2 kali dengan volume pohon atau kg. Hasil tanaman hidup bukan benih frekuensi mencapai 463 kali dengan volume Kg. Hasil tanaman mati frekuensi mencapai 119 kali dengan volume kg/batang/m 3 Untuk tahun 2015 volume media pembawa hasil tanaman hidup dan benih, hasil tanaman hidup bukan benih dan hasil tanaman mati mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kegiatan yang sama pada tahun anggaran 2014 pemasukan tersebut berasal dari Surabaya, Denpasar, Makasar, Ruteng, Reo dan Lombok. Untuk lebih lengkapnya dapat dapat dilihat pada lampiran. 4. Kegiatan antar Area - Domestik Keluar Pengawasan terhadap komoditi yang keluar dari Pulau Sumbawa terus dilakukan secara maksimal di pintu pemasukkan maupun pintu pintu pengeluaran. Pengawasan yang dilakukan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pengguna jasa dan masyarakat untuk melaporkan barang yang dibawa ke petugas-petugas karantina baik di kantor induk maupun di wilker-wilker yang telah ditetapkan. Pengawasan yang dilakukan meliputi pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen dan keadaan fisik barang atau hewan yang dibawa. Selama tahun 2015 untuk Karantina Hewan terjadi pengeluaran komoditas pertanian dari Pulau Sumbawa dengan frekuensi 10.2 kali mengalami kenaikan dari tahun 2014 yaitu 8.90 kali. Pengeluaran tersebut terdiri dari : Media pembawa berupa hewan seperti sapi potong/bibit, kerbau potong/bibit, kuda potong/pacu/poni, kambing potong, babi potong, ayam, burung dengan volume sebanyak ekor dengan frekuensi 402 kali. Media pembawa berupa Bahan Asal Hewan/Hasil Bahan Asal Hewan (BAH/HBAH) seperti kulit sapi/kerbau/kambing, madu cair, susu kuda, daging sapi/kerbau, telur konsumsi, tulang sapi, kerbau, jerohan sapi/kerbau, kepala sapi, bulu ayam, sarang walet dengan volume Kg atau lembar atau liter dengan frekuensi 6205 kali

12 Media pembawa berupa benda lain seperti sampel darah dengan volume 2 kolly sebanyak 1 kali Untuk komoditi media pembawa bidang Karantina Tumbuhan selama tahun 2015 mempunyai frekuensi kali meningkat dari tahun 2014 sebanyak kali dengan perincian sebagai berikut: Untuk hasil tanaman hidup dan benih/bibit tanaman frekuensi mencapai 33 kali dengan jumlah volume 6.46 kg atau pohon. Hasil tanaman hidup bukan benih frekuensi mencapai kali dengan jumlah Kg. Hasil tanaman mati frekuensi 535 kali dengan jumlah kg. Secara rinci hasil komoditi hewan dan tumbuhan dapat dilihat pada lampiran.

13 IV. PERMASALAHAN a. Operasional 1. Ketersediaan sarana dan prasarana informasi dan teknologi yang masih minim untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perkarantinaan seperti jaringan Internet yang belum lancar dan sering bermasalah. 2. Masih kurangnya Jumlah SDM yang berkompeten untuk bidang tugas tertentu seiring dengan tingginya frekwensi dan volume lalu lintas media pembawa hama penyakit hewan karantina ( HPHK ) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina ( OPTK ). 3. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap peraturan perkarantinaan dan perlu kegiatan Public Awarenes yang lebih optimal dengan Jaringan Multi Media. b. Non Operasional 1. Kurang Sumber Daya Manusia untuk memenuhi jabatan yang tersedia di UPT, sehingga mengakibatkan adanya rangkap jabatan pada pegawai, dengan adanya rangkap jabatan mengakibatkan pekerjaan menjadi tertunda dan tidak efektif. 2. Kurangnya akses langsung ke BKN yang mengakibatkan pengajuan dan penerimaan Administrasi dan kepegawaian berupa SKT Janda Duda, SK Pensiun, Karis/Karsu, Karpeg sering terlambat. 3. Organisasi UPT yang masih rendah eseloneringnya. Hal ini menimbulkan kesenjangan dalam pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait terutama pemerintah daerah.

14 V. ANALISA RESIKO Strength, Weakness, Opportunity dan Threats (SWOT) ANALISIS SWOT No Faktor2 internal Bobot Rating Score Prioritas A Kekuatan 1. Dukungan yang tinggi dari pimpinan I 2. Jumlah dan kompetensi SDM yang memadai IV 3. Tersedia sistem dan program yang jelas serta terarah II 4. Tersedianya dana yang memadai 5. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai IV 6. Status kelembagan yang memadai 3 21 V. Tersedianya peralatan laboratorium yang canggih III VI B Kelemahan 1.Belum ditentukannya prioritas substansi dan UPT dukungan teknis. 1 IV 2. Komposisi kompetensi dan distribusi sdm belum memadai III 3. Belum optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang dimiliki II 4. Belum ditentukan metode pemeriksaan dan pengujian diagnostik yang specifik. 5. Prioritas pemanfaatan dana yang belum terkendali akibat kelemahan system penganggaran APBNP. 6. Masih terdapat entry point yang belum ditetapkan sebagai wilayah kerja. 1 1 IV IV

15 . Terbatasnya kemampuan penguasaan tehnologi canggih. 1 IV I Total 90 No Faktor2 Eksternal Bobot Rating Score Prioritas A Peluang 1. Tingginya frekuensi dan volume lalulintas media pembawa hama penyakit hewan karantina I 2. Tersedianya forum komunikasi dan kerjasama dengan stake holder III 3. Telah terbentuk pemahaman dan kesadaran masyarakat akan peran dan fungsi karantina hewan IV 4. Telah terwujudnya partsipasi masyarakat dalam penyelenggaraan karantina. 5. Telah ditetapkannya kewenangan sebagai UPT yang memberikan dukungan tehnis VII 6. Telah terwujudnya jaringan kerja dengan laboratorium veteriner yang terakriditasi VI. Telah terbentuknya pengakuan jaminan sertifikasi terhadap media pembawa HPHK V II

16 B Tantangan 1. Telah diberlakukannya otonomi daerah I 2.Telah berlangsungnya era perdagangan bebas IV 3. Meningkatnya lalulintas komoditi karantina hewan III 4.Meningkatnya pengetahuan dan wawasan masyarakat terhadap peraturan perundangan karantina hewan II 5.Tuntutan masyarakat terhadap budaya kerja aparatur pemerintah yang bersih dan komitmen yang tinggi I 6. Adanya program pemerintah terhadap aparatur untuk bekerja secara transparan, akuntabel dengan memiliki kredibilitas yang tinggi III.Tuntutan masyarakat akan jaminan kesehatan, sanitasi dan keamanan terhadap hewan dan produknya V Total 91 - Kekuatan 1. Dukungan yang tinggi dari pimpinan 2.. Tersedia sistem dan program yang jelas serta terarah 3. Status kelembagan yang memadai - Kelemahan 1. Terbatasnya kemampuan penguasaan tehnologi canggih. 2. Belum optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang dimiliki 3. Komposisi kompetensi dan distribusi sdm belum memadai.

17 - Peluang 1. Tingginya frekuensi dan volume lalulintas media pembawa hama penyakit hewan karantina. 2. Telah terbentuknya pengakuan jaminan sertifikasi terhadap media pembawa HPHK 3. Tersedianya forum komunikasi dan kerjasama dengan stake holder. - Tantangan 1. Tuntutan masyarakat terhadap budaya kerja aparatur pemerintah yang bersih dan komitmen yang tinggi. 2. Meningkatnya pengetahuan dan wawasan masyarakat terhadap peraturan perundangan karantina hewan. 3. Adanya program pemerintah terhadap aparatur untuk bekerja secara transparan, akuntabel dengan memiliki kredibilitas yang tinggi.

18 VI. Rencana Kerja 5 Tahun Kedepan 1. Penguatan Kelembagaan a. Koordinasi, Pengawasan dan Penindakan Karantina Pertanian b. Sosialisasi. c. Peningkatan Peran serta masyarakat. d. Pemantauan (monitoring) penyebaran HPHK dan Pemantauan (surveilensi) penyebaran OPTK. e. Penyebaran Informasi. 2. Penguatan Sumber Daya Manusia a. Pertukaran Informasi teknis antar UPT b. Pelatihan 3. Pengembangan Infrastrukur/Sarana/Prasarana a. Renovasi Gedung Kantor b. Pengadaan Alat Laboratorium c. Pengadaan Alat Studio dan Komunikasi d. Pengandaan Alat Pengolah data. e. Pengadaan Meubelair f. Peningkatan Pengawasan dan penindakan karantina terhadap Media Pembawa. g. Akreditasi Laboratorium

19 VII. PENUTUP Rencana Strategis (RENSTRA) Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar merupakan penjabaran lebih lanjut dari Renstra Badan Karantina Pertanian Secara umum pentahapan reformasi dibidang perencanaan dan penganggaran berkaitan dengan jadwal pelaksanaan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan Penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM). Adapun 3 (tiga) Pilar Prioritas Pembangunan Badan Karantina Pertanian, antara lain : 1. Pengembangan sarana dan prasarana yang modern, sehingga lebih cepat dan akurat bagi layanan sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati. 2. Pengembangan SDM untuk peningkatan kemampuan teknologi informasi dan modernisasi Badan Karantina Pertanian, serta 3. perbaikan SOP dan sistem kerja sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Berdasarkan tahapan implementasi reformasi dibidang perencanaan dan penganggaran maka tidak tertutup kemungkinan beberapa penyempurnaan akan dilakukan pada Renstra ini mengikuti dinamika strategis yang berkembang. Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar, Drh. Iswan Haryanto, M.Si Nip

RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA

RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan berbagai sumber daya alam hayati hewani dan sumberdaya alam nabati dengan

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM RENSTRA 2015-2019 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM \ BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Rencana Strategis 2015 2019 KATA PENGANTAR Rencana Strategis

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin menyusun Rencana Kerja Tahunan untuk Tahun Anggaran 2018. Rencana Kerja Tahunan Balai Karantina

Lebih terperinci

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015 RKT Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015 Badan Karantina Pertanian 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan program dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) :

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) : BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) 8673997 Email Contact Person

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) 8673997 Email Contact Person

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk menumbuh kembangkan semangat dan etos kerja aparatur yang bertanggungjawab, bermoral, berdisiplin, profesional, produktif dan dalam rangka mewujudkan kepemerintahan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2013 Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Sujarwanto, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2013 Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Sujarwanto, MM NIP KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani (PKH Kehani) 2014 merupakan salah satu keharusan unit kerja Badan Karantina Pertanian (Barantan) sebagai salah

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam hal peningkatan daya

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014 / LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014 BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA TAHUN 2015 Gedung Karantina Pertanian Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta Telepon

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan proses penyusunan rencana

Lebih terperinci

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017 Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017 SERAPAN ANGGARAN (Rp) URAIAN 2016 2015 Sebelum Sesudah di Kurangi Penghematan *) Blokir *) PAGU (Rp) 749.498.063.000 894.424.353.000 859.424.353.000

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA 2017 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum 1 2. TUJUAN 1 3. INFORMASI KINERJA 3.1 Karakteristik

Lebih terperinci

OUTLINE RENCANA STRATEGIS OPERASIONAl TAHUN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TERNATE BADAN KARANTINA PERTANIAN

OUTLINE RENCANA STRATEGIS OPERASIONAl TAHUN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TERNATE BADAN KARANTINA PERTANIAN OUTLINE RENCANA STRATEGIS OPERASIONAl TAHUN 2015 2019 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TERNATE BADAN KARANTINA PERTANIAN 1) Pendahuluan Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate adalah salah satu Unit

Lebih terperinci

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II MEDAN RENSTRA

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II MEDAN RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II MEDAN RENSTRA 2015-2019 Tahun 2016 KATA PENGANTAR Dalam rangka pencapaian target pembangunan pertanian dan sesuai peraturan Menteri Pertanian Nomor 15/Permentan/RC.110//1/2010

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan suatu hal yang penting bagi terselenggaranya manajemen

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.12-/216 DS9275-658-42-941 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNGPINANG

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNGPINANG LaporanTahunan Annual report KementerianPertanian BadanKarantinaPertanian BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNGPINANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS tangguhterpercaya Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN TANJUNG PRIOK Disampaikan dalam acara Sosialisasi di wilker Kantor

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS II BANGKALAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS II BANGKALAN TAHUN RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS II BANGKALAN TAHUN 2015-2019 STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS II BANGKALAN JL. Kusuma Bangsa 20 Kamal - Bangkalan Kata Pengantar Dalam rangka

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan

Rencana Kinerja Tahunan Rencana Kinerja Tahunan PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan

Lebih terperinci

ArahKebijakandanPrioritas DukunganBarantanuntuk SektorPertanian

ArahKebijakandanPrioritas DukunganBarantanuntuk SektorPertanian ArahKebijakandanPrioritas DukunganBarantanuntuk SektorPertanian Bogor, JICC, 06-07 Mei 2014 Analisis Dukungan Salah satu prioritas 2015 bidang pertanian adalah implementasi konsep kawasan Pengembangannya

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun

Lebih terperinci

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017 LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN Lampiran Matrik Kinerja TA. (Kegiatan dan Target) PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA LOKASI 2 4 5 6 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERKARANTINAAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN

PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN Motto BKP Kelas I Banjarmasin Bersama Anda melindungi negeri... Kata Pengantar Kilas Balik Visi & Misi Tugas Pokok & Fungsi Tujuan Karantina Struktur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 43/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STANDAR BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 43/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STANDAR BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 43/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STANDAR BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.12-/215 DS33-9596-64-778 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018 ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018 Banun Harpini Kepala Badan Karantina Pertanian Realisasi Anggaran Per Kegiatan TA 2017 (Per 29 Mei 2017 - jam 9.00) No Kegiatan Pagu Total Realisasi Total

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015

PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015 PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016 MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN Meningkatkan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi dalam negeri

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG. adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan

BAB III PENDEKATAN LAPANG. adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai metode utama dengan menggunakan metode penelitian survey. Kegiatan dilaksanakan dengan survey tahap

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan 2013 KATA PENGANTAR

Rencana Kerja Tahunan 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah dan Peraturan

Lebih terperinci

Rencana Strategis Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang Tahun

Rencana Strategis Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang Tahun Rencana Strategis Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang Tahun 2015-2019 Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang 2015 Kata Pengantar Dalam rangka pelaksanaan Undang Undang Nomor 25 tahun 2004

Lebih terperinci

PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN RKT (Rencana Kinerja Tahunan) TA 2015 PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam hal peningkatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Kepala Pusat KKIP, ARIFIN TASRIF

KATA PENGANTAR. Jakarta, Kepala Pusat KKIP, ARIFIN TASRIF KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-nya, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan (Pusat KKIP) TA. 2014 telah diselesaikan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018 RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi dan Tata Kerja Balai Inseminasi Buatan Lembang ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Menteri

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Kondisi Umum

BAB. I PENDAHULUAN Kondisi Umum BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang berisi visi, misi, nilai-nilai, tujuan dan strategi yang disusun sesuai sistematika paket

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Publik Balai Karantina Pertanian Kelas I Pertanian

Standar Pelayanan Publik Balai Karantina Pertanian Kelas I Pertanian Standar Pelayanan Publik Balai Karantina Pertanian Kelas I Pertanian Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

RENSTRA OPERASIONAL STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNG BALAI KARIMUN BADAN KARANTINA PERTANIAN

RENSTRA OPERASIONAL STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNG BALAI KARIMUN BADAN KARANTINA PERTANIAN RENSTRA OPERASIONAL - 2019 STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNG BALAI KARIMUN BADAN KARANTINA PERTANIAN Rencana Strategis Operasional STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNG BALAI KARIMUN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS RENCANA STRATEGIS 2015-2019 B A L A I K A R A N T I N A P E R T A N I A N K E L A S I I Y O G Y A K A R T A RENSTRA 2015-2019 Rencana Strategis Balai Karantina Pertanian Kelas II Yoggyakarta Rencana Strategis

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIN ) TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIN ) TAHUN ANGGARAN 2015 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIN ) TAHUN ANGGARAN 2015 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON KATA PENGANTAR Puji dan syukur mari kita panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

Lebih terperinci

DRAFT RENSTRA SKP KELAS II MANOKWARI

DRAFT RENSTRA SKP KELAS II MANOKWARI 2016 DRAFT RENSTRA SKP KELAS II MANOKWARI 2015-2019 Kata Pengantar Dalam rangka pelaksanaan Undang Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, serta penjabaran Peraturan

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan 2013 i KATA PENGANTAR

Rencana Kinerja Tahunan 2013 i KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanat UU No. 8 tahun 1999, TAP MPR No. XI/MPR/1999, dan Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta sebagai wujud pertanggungjawaban

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 619/Kpts/PD.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KARANTINA HEWAN MENTERI PERTANIAN,

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 619/Kpts/PD.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KARANTINA HEWAN MENTERI PERTANIAN, 285 SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 619/Kpts/PD.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KARANTINA HEWAN MENTERI PERTANIAN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan daya guna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No.

BAB III METODOLOGI. struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No. BAB III METODOLOGI 3.1 Gambaran Umum Instansi 3.1.1 Sejarah Berdiri Kementerian Pertanian terdiri dari beberapa unit Eselon I dengan tujuan struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 32/MEN/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KARANTINA IKAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 32/MEN/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KARANTINA IKAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 32/MEN/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KARANTINA IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA

SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANDA ACEH Jl. T. Nyak Arief Komplek Keistimewaan Aceh, Jeulingke-Banda Aceh, 23114 E-mail : skp_bandaaceh@yahoo.com Website : http

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 Dok L.11/19/03/2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2012 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Juli 2011

RENCANA KINERJA TAHUN 2012 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Juli 2011 RENCANA TAHUN 2012 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Juli 2011 Unit : BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN Tahun : 2012 RENCANA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN 3.1 Arah Strategi dan kebijakan Nasional Arah strategi dan kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan pembangunan mencapai

Lebih terperinci

Renstra BKP5K Tahun

Renstra BKP5K Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 206-202 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG 206 PROVINSI BALI BUPATI BADUNG KEPUTUSAN

Lebih terperinci

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

BAB II. PERJANJIAN KINERJA BAB II. PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009-2014 Rencana Stategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 2014 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 6170-4200-6854-7766 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI UMUM SEKARANG DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Perubahan peraturan di bidang pemerintahan daerah yang berdampak pada bidang kepegawaian membutuhkan antisipasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 1. VISI DAN MISI Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Lamandau dalam bidang Perhubungan komunikasi dan Informatika dituntut adanya peningkatan

Lebih terperinci

PrioritasKarantina2015. Musrenbangtan, Jakarta, 13 Mei 2014

PrioritasKarantina2015. Musrenbangtan, Jakarta, 13 Mei 2014 ArahKebijakandan PrioritasKarantina2015 Musrenbangtan, Jakarta, 13 Mei 2014 1 Analisis Dukungan Salah satu prioritas 2015 bidang pertanian adalah implementasi konsep kawasan Pengembangannya memerlukan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 130 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 130 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 130 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN RINCIAN TUGAS POKOK UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA, DAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Organisasi membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar operasional organisasi bisa berjalan dengan lancar. Kondisi umum saat ini menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN I. PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN I. PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN 2015-2019 I. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Rencana Strategis Sekretariat Badan Karantina Pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 618/Kpts/PD.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KARANTINA TUMBUHAN MENTERI PERTANIAN,

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 618/Kpts/PD.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KARANTINA TUMBUHAN MENTERI PERTANIAN, 285 SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 618/Kpts/PD.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KARANTINA TUMBUHAN MENTERI PERTANIAN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan daya

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH Visi merupakan pandangan ideal yang menjadi tujuan dan cita-cita sebuah organisasi.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN 5 2013, No.21 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/PERMENTAN/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONALPENGAWAS BIBIT TERNAK PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Strategis (RENSTRA) 20142019 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana program indikatif dimaksudkan sebagai pedoman bagi aktifitas pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO

MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO NO JENIS MEDIA PEMBAWA PEMERIKSAAN DOKUMEN TINDAKAN KARANTINA HEWAN PEMERIKSAAN TEKNIS MASA KARANTINA KETERANGAN 1. HPR 14 hari Bagi HPR

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2018, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le No.507, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional Paramedik Karantina Hewan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 3.1.1. Capaian Kinerja Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : Tujuan 1 Sasaran : Meningkatkan

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Per

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Per No.1757, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. UPT Pelayanan Operasional KIPM. Kriteria Klasifikasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PERMEN-KP/2017 TENTANG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat Nomor B/2795-7/M.PAN/9/2008, tanggal 26 September 2008;

Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat Nomor B/2795-7/M.PAN/9/2008, tanggal 26 September 2008; PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 21/MEN/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KARANTINA IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci