BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNGPINANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNGPINANG"

Transkripsi

1 LaporanTahunan Annual report KementerianPertanian BadanKarantinaPertanian BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNGPINANG

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang (BKP Tanjungpinang) merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian. Sebagai Bagian dari instansi pemerintah yang sedang menjalankan reformasi birokrasi, BKP Tanjungpinang senantiasa berupaya memberikan pelayanan prima, meningkatkan integritas dan transparansi, serta memenuhi standar akuntabilitas publik. Dalam sistem akuntabilitaskinerja instansi pemerintah terdapat subsistem yang saling terkait yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. pelaporan adalah salah satu sub sistem yang cukup penting karena dari laporan dapat diketahui keberhasilankeberhasilan yang telah dicapai, kegagalan dan kendala yang dihadapi, kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan kelemahan yang harus diperbaiki. Dari laporan yang dihasilkan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kerja selanjutnya dalam rangka peningkatan performa kinerja instansi pemerintah. Dalam kerangka meningkatkan pelayanan prima, integritas dan transparansi, serta pemenuhan standar akuntabilitas tersebut, Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

3 disusunlah laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang. B. Tujuan Tujuan umum disusunnya laporan tahunan ini adalah untuk melaksanakan amanat peraturan menteri pertanian nomor /Permentan OT.40/4/008. Sedangkan tujuan khususnya adalah:. Sebagai media penyampaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang selama Tahun 05 baik kinerja operasional perkarantinaan maupun kinerja pengelolaan anggaran;. Sebagai bahan evaluasi untuk peningkatan performa kinerja tahun berikutnya. C. Umum Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Tanjungpinang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. / Permentan/OT.40/4/008, dengan wilayah kerja terdiri atas Pelabuhan Laut Sri Bintan Pura, Pelabuhan Laut Pelantar II, Pelabuhan Laut Sri Payung Batu Enam, Pelabuhan Laut Sri Bayintan Kijang, Bandara Raja Haji Fisabilillah, Kantor Pos Tanjungpinang, Pelabuhan laut Tanjung Uban, Pelabuhan Laut Pulau Bulan dan Pelabuhan Laut Lagoi. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

4 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang dipimpin oleh seorang kepala dengan jabatan eselon III.b, dibantu seorang kepala sub bagian dan dua orang kepala seksi dengan jabatan eselon IV.b. Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. / Permentan/OT.40/4/008 adalah sebagaimana terlihat pada gambar. KEPALA Subbag Tata Usaha Seksi Karantina Hewan Seksi Karantina Tumbuhan Kelompok Jabatan Fungsional Gambar. Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas II Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

5 Dalam melaksanakan tugas, Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang ditunjang dengan sarana dan prasarana, berupa 7 (tujuh) gedung kantor yang berada yang terdiri atas kantor induk UPT dan 9 wilayah kerja, Laboratorium beserta peralatannya, screen house, 9 buah mobil dinas, sepeda motor, Serta buah mess pegawai BKP Kelas II Tanjungpinang. Seluruh Wilayah Kerja (Wilker) telah ditempatkan petugas Karantina Pertanian dengan sebaran sebagai berikut:. Wilker Pelabuhan Laut Sri Bintan Pura ditempatkan 5 (lima) personil terdiri atas; (satu) orang Medik Veteriner, (dua) orang POPT Terampil, (orang) Calon POPT Terampil,, dan (satu) orang Paramedik veteriner.. Wilker Pelantar II ditempatkan 4 (empat) personil terdiri atas: (dua) orang Paramedik Veteriner dan (dua) orang POPT Terampil,.. Wilker Pelabuhan Laut Sri Payung Batu Enam ditempatkan 7 (tujuh) personil terdiri atas: (satu) orang Medik Veteriner, (satu) orang POPT Ahli, (tiga) orang POPT Terampil, dan (dua) orang Paramedik Veteriner 4. Wilker Pelabuhan Laut Sri Bayintan Kijang ditempatkan 6 (enam) personil terdiri atas: (satu) orang POPT Ahli, (tiga) orang calon Paramedik veteriner, dan (dua) Calon POPT Terampil. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 4

6 5. Wilker Bandara Raja Haji Fisabilillah ditempatkan 6 (enam) personil terdiri atas: (satu) orang Medik Veteriner, (satu) orang POPT Terampil, (satu) orang Paramedik Veteriner, (satu) orang calon Paramedik veteriner, dan (satu) orang Calon POPT Ahli dan (satu) orang calon POPT Terampil. 6. Wilker Pelabuhan Laut Tanjung Uban ditempatkan 7 (tujuh) personil terdiri atas; (satu) orang Medik Veteriner, (satu) orang POPT Ahli, (satu) orang POPT Terampil, (satu) orang calon Paramedik veteriner, (satu) orang Calon POPT Ahli dan (satu) orang calon POPT Terampil. 7. Wilker Pulau Bulan ditempatkan (dua) personil terdiri atas; (satu) orang Medik Veteriner, dan (satu) orang Paramedik Veteriner. 8. Wilker Pelabuhan Laut Lagoi ditempatkan (dua) personil terdiri atas; (satu) orang POPT Ahli dan (satu) orang Paramedik Veteriner. 9. Wilker Kantor Pos Tanjungpinang ditempatkan satu personil Paramedik Veteriner Adapun lokasi masingmasing Wilayah Kerja dapat dilihat pada Gambar. Kegiatan operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang terdiri dari kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan perkarantinaan tumbuhan. Kegiatan operasional perkarantinaan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 5

7 hewan dilaksanakan oleh pejabat fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner dengan dibantu oleh tenaga teknis dari Seksi Karantina Hewan. Sementara Kegiatan operasional perkarantinaan tumbuhan dilaksanakan oleh pejabat fungsional POPT dengan dibantu oleh tenaga teknis dari Seksi Karantina Tumbuhan. D. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi serta Landasan Hukum Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor : /Permentan/OT.40/4/008, mempunyai kedudukan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:. Kedudukan Kedudukan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang adalah Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian.. Tugas Pokok Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati. Fungsi Dalam menjalankan tugas pokok Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan; Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 6

8 b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) di Bandar udara Raja Haji Fisabililah, Pelabuhan Laut : Sri Bintan Pura, Sri Bayintan Kijang, Sri Payung Batu Enam, Tanjung Uban, Lagoi, Pulau Bulan, dan Pelantar II; serta Kantor Pos Tanjungpinang c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati h. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan. i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundangundangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati. j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 7

9 Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang adalah sebagai berikut:. UndangUndang No. 6 Tahun 99; tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan.. UndangUndang RI No. 5 Tahun 994 tentang Pengesahan United Nations Convention on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan BangsaBangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati).. UndangUndang RI No. 7 Tahun 994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). 4. UndangUndang RI No. 7 Tahun 996 tentang Pangan. 5. UndangUndang RI No. Tahun 997 tentang Pengelolaan Lingkungan. 6. UndangUndang RI No 4 Tahun 999 jo UU RI Nomor 9 Tahun 004 tentang Kehutanan. 7. UndangUndang RI No. 8 Tahun 004 tentang Perkebunan. 8. UndangUndang RI No. Tahun 004 tentang Pengesahan Cartagena Protocol on Biosafety to the Convention Biological Diversity (Protokol Cartagena tentang Keamanan hayati atas Konvensi Keanekaragaman hayati). 9. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 995 tentang Perlindungan Tanaman. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 8

10 0. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 995 tentang Perbenihan Tanaman.. Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 000 tentang karantina hewan.. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 00 tentang Karantina Tumbuhan.. Peraturan Pemerintah RI No. 68 Tahun 00 tentang Ketahanan Pangan. 4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 006 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi pangan. 5. Surat Edaran Gubernur Kepulauan Riau Nomor : 057.B/KDH.Kepri.54/04.09 Tentang Melarang Pemasukan Hewan Penular Rabies (Anjing, Kucing, Kera dan Sebangsanya) ke dalam Wilayah Provinsi Kepulauan Riau. 6. Peraturan perundangan lainnya yang berlaku secara regional dan internasional. 7. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 45/Kpts/KH.0/I//09 Tentang Pedoman Pengawasan Kehalalan Karkas, Daging dan/atau Jeroan dari Luar Negeri. 8. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 50/Kpts/HK.00/L//00 Tentang Klasifikasi Laboratorium Karantina Hewan pada Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 9

11 9. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 7/Kpts/KH.0/L/5/00 Tentang Pedoman Pengisian Data Pelaporan Operasional Karantina Hewan. 0. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 95/Kpts/OT.60/L/0/0 Tentang Kategorisasi Tingkat Risiko Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina serta Kemanan Hayati.. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 487/Kpts/OT.60/L//0 Tentang Pedoman Penetapan dan Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani pada Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Karantina Pertanian.. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 487/Kpts/OT.60/L//0 Tentang Pedoman Penetapan dan Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani pada Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Karantina Pertanian.. Peraturan perundangan lainnya yang berlaku secara Regional dan Internasional. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 0

12 Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Wilker Kantor Pos Gambar. Peta Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 0

13 BAB II KEGIATAN OPERASIONAL Kegiatan Operasional Perkarantinaan sebagai Tugas dan Fungsi yang dilaksanakan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang meliputi Kegiatan Karantina Hewan dan Kegiatan Karantina Tumbuhan. A. KEGIATAN OPERASIONAL PERKARANTINAAN HEWAN Pelaksanaan Kegiatan Teknis Operasional Perkarantinaan Hewan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundangan Karantina yang berlaku. Hal ini merupakan landasan hukum guna memberikan kepastian hukum bagi Petugas Karantina Pertanian dalam melaksanakan tugas di lapangan, adapun Peraturanperaturan Karantina tersebut meliputi :. Undangundang Republik Indonesia Nomor : 6 Tahun 99 Tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan.. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 8 Tahun 000 Tentang Karantina Hewan.. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 48 Tahun 0 Tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Pertanian. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 0

14 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 0 Tahun 0 Tentang Pengendalian Zoonosis. 5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 4/Permentan/OT.40/7/006 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Penetapan Instalasi Karantina Hewan. 6. Peraturan Menteri 5/Permentan/OT.40/0/006 Pertanian Tentang Nomor : Pedoman Tata Hubungan Kerja Fungsional Pemeriksaan, Pengamatan dan Perlakuan Penyakit Hewan Karantina. 7. Peraturan Menteri 6/Permentan/OT.40//006 Pertanian Tentang Nomor Pengawasan : dan Tindak Karantina Terhadap Pemasukan Bahan Patogen dan/atau Obat Hewan Golongan sediaan Biologik. 8. Peraturan Menteri /Permentan/OT.40//008 Pertanian Tentang Nomor Persyaratan : dan Penetapan Pihak Lain dalam membantu Pelaksanaan Tindak Karantina Hewan. 9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 4/Permentan/OT.40//008 Tentang Pedoman Pengawasan dan Pengujian Keamanan dan Mutu Produk Hewan. 0. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : /Permentan/OT.40/4/008 Tanggal April 008 Tentang Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

15 Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian.. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : /Permentan/PD.40/0/0 Tentang Tindak Karantina Hewan terhadap Pemasukan Sapi Indukan, Sapi Bakalan dan Sapi Siap Potong ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 44/Permentan/OT.40//04 Peraturan Menteri Tentang Perubahan atas Pertanian Nomor : 94/Permentan/OT.40//0 Tentang Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 7/Permentan/OT.40//04 Tentang Tindakan Karantina Hewan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas. 4. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 04/Permentan/OT.40/8/04 Tentang Tindakan Karantina Hewan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Benih Hewan. 5. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 0/Permentan/PD.40//05 Peraturan Menteri Tentang Perubahan atas Pertanian Nomor : 9/Permentan/PD.40//04 Tentang Pemasukan Karkas, Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

16 Daging dan/ atau Olahannya ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. 6. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : /Permentan/OT.40//05 Tentang Tindakan Karantina Hewan dan Tumbuhan terhadap Pemasukan Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina di Tempat Pemeriksaan Karantina. 7. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : /Permentan/PK.0/4/05 Tentang Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Pakan Asal Hewan ke dan dari Wilayah Negara Republik Indonesia. 8. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 70/Permentan/KR.00//05 Tentang Instalasi Karantina Hewan. 9. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 47/Kpts/LB.70/8/00 Tentang Perubahan Lampiran II Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : /Kpts/LB.70/4/00 Tentang Peraturan Karantina Hewan. 0. Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 0/Kpts/OT.40//007 Tentang Dokumen dan sertifikat Karantina Hewan.. Keputusan Menteri 54/Kpts/PD.60/6/009 Pertanian Tentang Nomor Pernyataan : Propinsi Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau Bebas dari Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

17 Penyakit Hewan Keluron Menular (Brucellosis) pada Sapi dan Kerbau.. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 8/Kpts/PD.60/9/009 Tentang Penggolongan Jenisjenis Hama dan Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa.. Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 40/Kpts/PD.650/4/05 Tentang Pernyataan Provinsi Kepulauan Riau Bebas dari Penyakit Anjing Gila (Rabies). 4. Surat Edaran Gubernur Kepulauan Riau Nomor : 057.B/KDH.Kepri.54/04.09 Tentang Melarang Pemasukan Hewan Penular Rabies (Anjing, Kucing, Kera dan Sebangsanya) ke dalam Wilayah Provinsi Kepulauan Riau. 5. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 04/Kpts/OT.40/07/009 Tentang Wilayah Pemantauan Hama Penyakit Hewan dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (HPHK/OPTK) pada Balai Besar, Balai dan Stasiun Karantina Pertanian. 6. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 45/Kpts/KH.0/I//09 Tentang Pedoman Pengawasan Kehalalan Karkas, Daging dan/atau Jeroan dari Luar Negeri. 7. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 8/Kpts/KH.0/L/0/0 Tentang Klasifikasi Laboratorium Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 4

18 Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani pada Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian Lingkup Badan Karantina Pertanian. 8. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 7/Kpts/KH.0/L/5/00 Tentang Pedoman Pengisian Data Pelaporan Operasional Karantina Hewan. 9. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 95/Kpts/OT.60/L/0/0 Tentang Kategorisasi Tingkat Risiko Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina serta Keamanan Hayati. 0. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 487/Kpts/OT.60/L//0 Tentang Pedoman Penetapan dan Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani pada Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Karantina Pertanian.. Peraturan perundangan lainnya yang berlaku secara Regional dan Internasional. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 5

19 Seksi Karantina Hewan memiliki program kerja berupa peningkatan kualitas perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati hewani, yang dilaksanakan melalui kegiatan Tindak Karantina Hewan yang meliputi Tindakan Karantina 8P, yaitu: ) Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kelengkapan dan kebenaran isi dokumen dan mendeteksi Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK). Pemeriksaan kesehatan atau sanitasi media pembawa dilakukan secara fisik dengan cara pemeriksaan klinis pada hewan, pemeriksaan kemurnian atau keutuhan secara organoleptik pada Bahan Asal Hewan (BAH), Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH), Benda Lain dan Media Pembawa Lain. ) Pengasingan Pengasingan dilakukan terhadap sebagian atau seluruh media pembawa untuk diadakan pengamatan, pemeriksaan dan perlakuan untuk mencegah kemungkinan penularan Hama dan Penyakit Hewan Karantina. ) Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk mendeteksi lebih lanjut Hama dan Penyakit Hewan Karantina dengan cara mengamati timbulnya gejala Hama dan Penyakit Hewan Karantina pada media Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 6

20 pembawa selama diasingkan dengan mempergunakan sistem semua masuksemua keluar (all in all out). Pengamatan juga dapat dilakukan untuk mengamati situasi Hama dan Penyakit Hewan Karantina pada suatu negara, area atau tempat pemasukan/ pengeluaran. 4) Perlakuan Perlakuan merupakan tindak karantina untuk membebaskan dan mensucihamakan media pembawa dari Hama dan Penyakit Hewan Karantina, atau tindak karantina lain yang bersifat preventif, kuratif dan promotif. Perlakuan tersebut sekurangkurangnya hanya dapat dilakukan setelah media pembawa terlebih dahulu diperiksa secara fisik dan dinilai tidak mengganggu proses pengamatan dan pemeriksaan selanjutnya. 5) Penahanan Penahanan dilakukan terhadap media pembawa yang belum memenuhi persyaratan karantina atau dokumen lain yang dipersyaratkan oleh Menteri Lain yang terkait pada waktu pemasukan, transit atau pengeluaran di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penahanan dilaksanakan setelah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan fisik terhadap media pembawa dan diduga tidak berpotensi membawa dan menyebarkan Hama dan Penyakit Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 7

21 Hewan Karantina. Selama masa penahanan dapat dilakukan tindak karantina lain untuk mendeteksi kemungkinan adanya Hama dan Penyakit Hewan Karantina dan penyakit hewan lainnya dan atau mencegah kemungkinan penularannya, menurut pertimbangan Dokter Hewan Karantina. 6) Penolakan Penolakan dilakukan terhadap media pembawa yang dimasukkan ke dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau dari suatu area ke area lain dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, apabila : a. Setelah dilakukan pemeriksaan di atas alat angkut media pembawa tertular Hama dan Penyakit Hewan Karantina tertentu yang ditetapkan oleh Menteri, busuk, rusak atau merupakan jenisjenis yang dilarang pemasukannya. b. Setelah dilakukan penahanan dan keseluruhan persyaratan yang harus dilengkapi dalam batas waktu yang ditetapkan tidak dapat dipenuhi. c. Setelah diberikan perlakuan diatas alat angkut, tidak dapat disembuhkan atau disucihamakan dari Hama dan Penyakit Hewan Karantina. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 8

22 Penolakan dapat dilakukan terhadap media pembawa yang transit dan akan dikeluarkan dari suatu area ke area lain atau keluar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7) Pemusnahan Pemusnahan dilakukan terhadap media pembawa yang dimasukkan ke dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan atau dari suatu area ke area lain di dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, apabila : a. Setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan dilakukan pemeriksaan, tertular Hama dan Penyakit Hewan Karantina tertentu yang ditetapkan oleh Menteri, busuk, rusak, atau merupakan jenisjenis yang dilarang pemasukannya. b. Media pembawa yang ditolak tidak segera dibawa keluar dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau dari area tujuan oleh pemiliknya dalam batas waktu yang ditetapkan. c. Setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan, tertular karena penyakit hewan karantina tertentu yang ditetapkan oleh Menteri atau apabila media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan diberi perlakuan tidak dapat disembuhkan dan atau disucihamakan dari Hama dan Penyakit Hewan Karantina. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 9

23 Pemusnahan dapat dilakukan terhadap media pembawa yang diturunkan pada waktu transit atau akan dikeluarkan dari satu area ke area lain atau keluar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8) Pembebasan Pembebasan dilakukan terhadap media pembawa yang dimasukkan ke dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan atau suatu area ke area lain di dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan diberikan Sertifikat Pelepasan (KH), apabila : a. Setelah dilakukan pemeriksaan tidak tertular Hama dan Penyakit Hewan Karantina. b. Setelah dilakukan pengamatan dan pengasingan tidak tertular Hama dan Penyakit Hewan Karantina. c. Setelah dilakukan perlakuan dapat disembuhkan dari Hama dan Penyakit Hewan Karantina. d. Setelah dilakukan penahanan seluruh persyaratan yang diwajibkan dapat dipenuhi. Kegiatan operasional Perkarantinaan Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang meliputi Tindak Karantina Hewan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Impor, Ekspor, Domestik Masuk dan Domestik Keluar. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 40

24 . IMPOR a. Pemeriksaan Tindak Karantina untuk Pemeriksaan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Impor selama Tahun 05, yaitu : Hewan Nihil, Bahan Asal Hewan (BAH) berupa Daging Sapi sejumlah 46.5 kilogram dengan frekuensi 5 kali, Daging Ayam Beku sejumlah 9 kilogram dengan frekuensi kali dan Semen Cair sejumlah 5 kemasan dengan frekuensi 5 kali; Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) berupa Daging Ayam Olahan sejumlah.040 kilogram dengan frekuensi kali dan Daging Sapi Olahan sejumlah 9 kilogram dengan frekuensi kali; Benda Lain berupa Pakan Ternak sejumlah kilogram dengan frekuensi 00 kali. b. Pengasingan Tindak Karantina untuk Pengasingan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina untuk Tahun 05 adalah sesuai dengan jumlah pemeriksaan fisik. c. Pengamatan Tindak Karantina untuk Pengamatan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina untuk Tahun 05 adalah sesuai dengan jumlah pemeriksaan fisik. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 4

25 d. Perlakuan Tindak Karantina untuk Perlakuan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina untuk Tahun 05 adalah sesuai dengan jumlah pemeriksaan fisik. e. Penahanan Tindak Karantina untuk Penahanan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Impor selama Tahun 05 dilakukan sebanyak 4 (empat) kali pada Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Sri Bintan Pura dengan rincian sebagai berikut : Bulan Juni 05 sebanyak (tiga) kali yaitu Penahanan Bahan Asal Hewan (BAH) berupa Daging Ayam Beku sejumlah 9 kilogram berasal dari Malaysia dibawa oleh Penumpang KM. Cinta Indomas dan Daging Sapi Beku sejumlah 0 kilogram berasal dari Singapura dibawa oleh Penumpang KM. Sindo; Bulan November sebanyak (satu) kali terhadap Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) berupa Daging Sapi Olahan sejumlah 9 kilogram berasal dari Malaysia yang dibawa oleh Penumpang KM. Cinta Indomas. f. Penolakan Tindak Karantina untuk Penolakan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Impor untuk Tahun 05 adalah Nihil. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 4

26 g. Pemusnahan Tindak Karantina untuk Pemusnahan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Impor untuk Tahun 05 dilakukan sebanyak (dua) kali. Pemusnahan Pertama dilakukan pada Tanggal Juni 05 terhadap Bahan Asal Hewan (BAH) berupa Daging Ayam Beku sejumlah 9 kilogram dan Daging Sapi Beku sejumlah 0 kilogram yang berasal dari Malaysia dan Singapura; Pemusnahan Kedua dilakukan pada Tanggal 4 November 05 terhadap Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) berupa Daging Sapi Olahan sejumlah 9 kilogram yang berasal dari Malaysia. Pemusnahan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina dilakukan karena Media Pembawa yang berasal dari Malaysia dan Singapura tidak dilengkapi dengan dokumen karantina yang dipersyaratkan, disamping itu Negara Malaysia merupakan endemik Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pertanian Nomor : TN.50/94/A/IV/00 Tentang Tindak Karantina Penolakan dan Pencegahan Masuknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 4

27 Tabel 6. Rekapitulasi Media Pembawa HPHK Impor yang dilakukan TindaKarantina Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Tahun 05 NO KOMODITAS JML SAT TANGGAL PENAHANAN TANGGAL PEMUSNAHAN. BAH : Daging Ayam Beku BAH : Daging Ayam Beku BAH : Daging Sapi HBAH : Daging Sapi Olahan Malaysia Malaysia Singapura Malaysia.. 4. ASAL KETERANGAN Melanggar Undangundang Nomor : 6 Tahun 99 Pasal 5 ayat a dan c h. Pembebasan (Sertifikasi) Sertifikasi terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Impor yaitu Sertifikat Pelepasan Karantina/ Certificate of Release (KH) dengan frekuensi sebanyak kali. Tabel 7. Resume Frekuensi dan Volume Kegiatan Impor Tindak Karantina Hewan Tahun 05 NO.. TINDAK KARANTINA Pemeriksaan FREK. 5. Pengasingan 5. Pengamatan 5 4. Perlakuan Penahanan Penolakan Pemusnahan Pembebasan 4 VOLUME kms kms kms kms kms Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang KET. 44

28 Kegiatan Tindak Karantina Hewan Impor pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang meliputi Komoditi Bahan Asal Hewan (BAH), Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) dan Benda Lain. Bahan Asal Hewan (BAH) yang diimpor ke Tanjungpinang berasal dari New Zealand dan Australia via Singapura, Semen Cair masuk ke Pulau Bulan berasal dari Inggris via Singapura; Benda Lain berupa Pakan Ternak berasal dari Singapura yang masuk ke Pulau Bulan. Bahan Asal Hewan (BAH) dan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) yang berasal dari Malaysia dan Singapura yang tidak memenuhi persyaratan karantina dan dilarang pemasukannya telah dilakukan tindak karantina pemusnahan. Impor Semen Cair Babi pada Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Pulau Bulan sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 6/Kpts/HK.40/F/0/05 Tanggal 9 Januari 05 dan /Kpts/HK.40/F/0/05 Tanggal 6 Maret 05 Tentang Pemberian Rekomendasi Persetujuan Pemasukan Benih Ternak ke dalam Wilayah Negara Indonesia kepada PT. Indotirta Suaka. Selama Tahun 05 Data Impor pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang untuk Bahan Asal Hewan (BAH) berupa Daging Sapi Beku dan Daging Ayam Beku sejumlah kilogram dengan frekuensi untuk Daging Sapi Beku sebanyak 5 kali dan Daging Ayam Beku kali. Semen Cair Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 45

29 sejumlah 5 kemasan dengan frekuensi 5 kali; untuk Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) berupa Daging Ayam Olahan sejumlah.040 kilogram dengan frekuensi sebanyak kali, Daging Sapi Olahan sejumlah 9 kilogram dengan frekuensi sebanyak kali; dan untuk Benda lain berupa Pakan Ternak sejumlah kilogram dengan frekuensi sebanyak 00 kali. Berikut Tabel Perbandingan Kegiatan Tindak Karantina Impor di Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang selama 5 (lima) tahun terakhir. Tabel 8. NO. JENIS KOMODITI SATUAN ,0 4.04, , ,0 46.5,00 5.4, ,00 Daging Kalkun.64,00.96, ,6 Daging Ayam Beku 4,80 9 Beef Liver., 9.64, ,84 kms 4.0, , , ,5.800, , ,00 Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) Mentega 5.760,00 50,00 Keju 99,00 764,00 Daging Ayam Olahan.040,00 Daging Sapi Olahan,9 6,4 9, ,00.04,9 6,4.049,00 Benda Lain Pakan Ternak Pakan Kera Semen Cair kms 90,00 Vaksin kms 8, , Jumlah 4. 0 Daging Kambing Jumlah. TAHUN 0 Bahan Asal Hewan (BAH) Daging Sapi Beku Beef Heart Beef Tails Tulang Kambing Semen cair Jumlah. Data Perbandingan Komoditi Impor Karantina Hewan dalam 5 (Lima) Tahun Terakhir Media Pembawa Lain Pakan Ternak ,00 Pakan Kera 4.948,00 Swine Premix.66,00 Cashew Nut Meal Jumlah ,00 Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 46

30 Dari Tabel diatas dapat dilihat perbedaan antara Jenis Komoditi Benda Lain dan Media Pembawa Lain. Dari Tahun 0; Pakan Ternak, Pakan Monyet, Swine Premix dan Cashew Nut Meal dimasukkan dalam Golongan Media Pembawa Lain, tetapi mulai Tahun 0 Media Pembawa tersebut masuk dalam Golongan Benda Lain. Dari Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa Impor pada Tahun 05 mengalami penurunan jumlah volume untuk Media Pembawa Bahan Asal Hewan (BAH) dan Benda Lain, sedang untuk Bahan Asal Hewan (HBAH) mengalami peningkatan. Data terperinci mengenai Kegiatan Impor Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 9. Data Komoditi Impor per Wilayah Kerja Tahun 05 No.. Wilayah Kerja (Wilker) Sri Bintan Pura Volume (,kms) Jenis Komoditi Bahan Asal Hewan (BAH) Daging Ayam Beku Daging Sapi Beku Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) Daging Sapi Olahan. Sri Payung Batu Enam Bahan Asal Hewan (BAH) Daging Sapi Beku Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) Daging Ayam Olahan. 4. Bandara Raja Haji Fisabilillah Sri Bayintan Kijang 5. Kantor Pos Tanjungpinang Frek. NIHIL NIHIL NIHIL Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 47

31 6. BAH Semen cair Pulau Bulan Benda Lain Pakan Ternak 7. Tanjung Uban NIHIL 8. Lagoi NIHIL 9. Pelantar II NIHIL Tabel 0. Data Komoditi Impor per Bulan Tahun 05 Jenis Komoditi BAH No. Bulan Benda Lain Benda Lain () () (kms) Daging Ayam Olahan () Januari Februari Maret April Mei Juni.68,00.68, ,0 7.96, Juli.57,50 5.4, Agustus., September.56, Oktober 86, November 6.9, Desember 8.06, Daging Sapi Beku Daging Ayam Beku Semen Cair Daging Sapi Olahan () Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Pakan Ternak () 48

32 Tabel. Data Frekuensi Komoditi Impor Tahun 05 Komoditi No. Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Hewan BAH HBAH Benda Lain EKSPOR a. Pemeriksaan Fisik Tindak Karantina untuk Pemeriksaan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Ekspor selama Tahun 05 adalah untuk Media Pembawa Hewan berupa Babi sejumlah.69 ekor dengan frekuensi 07 kali untuk Media Pembawa Bahan Asal Hewan (BAH) berupa Kulit Buaya sejumlah 500 lembar dengan frekuensi kali. b. Pengasingan Tindak Karantina untuk Pengasingan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Ekspor selama Tahun 05 adalah sesuai dengan jumlah pemeriksaan fisik. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 49

33 c. Pengamatan Tindak Karantina untuk Pengamatan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Ekspor selama Tahun 05 adalah sesuai dengan jumlah pemeriksaan fisik. d. Perlakuan Tindak Karantina untuk Perlakuan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Ekspor selama Tahun 05 adalah sesuai dengan jumlah pemeriksaan fisik. e. Penahanan Tindak Karantina untuk Penahanan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Ekspor selama Tahun 05 adalah Nihil. f. Penolakan Tindak Karantina untuk Penolakan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Ekspor selama Tahun 05 adalah Nihil. g. Pemusnahan Tindak Karantina untuk Pemusnahan terhadap Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina Ekspor selama Tahun 05 adalah Nihil. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 50

34 h. Pembebasan (Sertifikasi) Sertifikasi terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Ekspor sebanyak 08 kali yaitu Sertifikat Kesehatan Hewan/ Animal Health Certificate (KH9) dengan frekuensi sebanyak 07 kali dan Sertifikat Sanitasi Produk Hewan/ Sanitary Certificate Animal Product (KH0) dengan frekuensi sebanyak kali. Tabel. Resume Frekuensi dan Volume Kegiatan Ekspor Tindak Karantina Hewan Tahun 05 NO.. TINDAK KARANTINA Pemeriksaan FREK. 08. Pengasingan 08. Pengamatan Perlakuan Penahanan Penolakan Pemusnahan Pembebasan 08 VOLUME.69 ekor 500 lembar.69 ekor 500 lembar.69 ekor 500 lembar.69 ekor 500 lembar.69 ekor 500 lembar KET. Tindak Karantina Hewan Ekspor Tahun 05 meliputi Media Pembawa Hewan berupa Babi dan Media Pembawa Bahan Asal Hewan berupa Kulit Buaya dengan tujuan Singapura. Data Perbandingan Komoditi Ekspor Karantina Hewan dalam 5 (Lima) Tahun Terakhir disajikan pada Tabel di bawah ini. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 5

35 Tabel. NO. Data Perbandingan Komoditi Ekspor Karantina Hewan dalam 5 (Lima) Tahun Terakhir JENIS KOMODITI SATUAN Hewan Babi ekor Monyet Ekor Panjang ekor ,5 000,0.06, Jumlah. TAHUN 0 Bahan Asal Hewan (BAH) Sarang Burung Walet Kulit Buaya Jumlah lembar Dari Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa Kegiatan Ekspor pada Tahun 05 mengalami penurunan jumlah volume pada media pembawa yang dilalulintaskan berupa Hewan dan Bahan Asal Hewan (BAH). Data terperinci mengenai kegiatan Ekspor Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 4. Data Kegiatan Ekspor per Wilayah Kerja Tahun 05 No. Wilayah Kerja (Wilker). Sri Bintan Pura. Sri Payung Batu Enam. Bandara Raja Haji Fisabilillah 4. Sri Bayintan Kijang Volume (ekor, lembar) Jenis Komoditi Frek NIHIL NIHIL NIHIL NIHIL Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 5

36 5. Kantor Pos Tanjungpinang 6. Pulau Bulan NIHIL Hewan Babi Bahan Asal Hewan (BAH) Kulit Buaya 8. Tanjung Uban 9. Lagoi 0. Pelantar II NIHIL NIHIL NIHIL Dari Tabel di atas dapat dilihat Kegiatan Ekspor dilakukan hanya pada Wilayah Kerja Pulau Bulan. Wilayah Kerja Pulau Bulan mengekspor Media Pembawa Hewan berupa Babi dan Media Pembawa Bahan Asal Hewan (BAH) berupa Kulit Buaya dengan tujuan Singapura. Tabel 5. Data Komoditi Ekspor per Bulan Tahun 05 No Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Jenis Komoditi Hewan Bahan Asal Hewan Babi (ekor) Kulit Buaya (lembar) Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 5

37 Tabel 6. Data Frekuensi Komoditi Ekspor Tahun 05 No Jenis Komoditi Bulan Hewan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah BAH. DOMESTIK MASUK a. Pemeriksaan Tindak Karantina untuk Pemeriksaan Pembawa Hama dan Domestik Masuk selama Ekor; Bahan Penyakit Media Hewan Karantina 05 sejumlah (BAH) sejumlah Tahun Asal terhadap Hewan 8.04 kilogram; Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sejumlah 6.04 kilogram dan Benda Lain berupa Vaksin sejumlah Kemasan, kilogram Pakan Hewan sedang Kesayangan Pakan Ternak sejumlah sejumlah kilogram dengan frekuensi sebanyak.46 kali. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 54

38 b. Pengasingan Tindak Karantina Pembawa Hama untuk dan Pengasingan Penyakit terhadap Hewan Media Karantina Domestik Masuk untuk Tahun 05 adalah sesuai dengan jumlah pemeriksaan fisik. c. Pengamatan Tindak Karantina untuk Pengamatan Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Domestik Masuk untuk Tahun 05 adalah sesuai dengan jumlah pemeriksaan fisik. d. Perlakuan Tindak Karantina untuk Perlakuan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Domestik Masuk untuk Tahun 05 adalah sesuai dengan jumlah pemeriksaan fisik. e. Penahanan Tindak Karantina untuk Penahanan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Domestik Masuk untuk Tahun 05 dilakukan (tiga) kali yaitu pada Tanggal 8 Juni 05 terhadap Media Pembawa Hewan berupa Anjing sejumlah ekor yang berasal dari Batam yang dibawa oleh Penumpang KM. Barau pada Tanggal Juni 05 terhadap Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 55

39 Media Pembawa Bahan Asal Hewan (BAH) berupa Daging Babi sejumlah kilogram yang berasal dari Batam yang dibawa oleh Penumpang KM. Baruna dan Tanggal 6 Juli 05 terhadap Media Pembawa Bahan Asal Hewan (BAH) berupa Daging Ayam Beku sejumlah.500 kilogram yang berasal dari Batam yang dibawa oleh Penumpang KM. Kundur. f. Penolakan Tindak Karantina untuk Penolakan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Domestik Masuk untuk Tahun 05 dilakukan sebanyak (tiga) kali yaitu pada Tanggal 8 Juni 05 terhadap Media Pembawa Hewan berupa Anjing sejumlah ekor yang berasal dari Batam menggunakan MV. Barau; Tanggal Juni 05 terhadap Media Pembawa Bahan Asal Hewan (BAH) berupa Daging Babi sebanyak kilogram yang berasal dari Batam dengan menggunakan KM. Baruna dan tanggal 6 Juli 05 terhadap Media Pembawa Bahan Asal Hewan (BAH) berupa Daging Ayam Beku sebanyak.500 kilogram yang berasal dari Batam dengan menggunakan KM. Kundur. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 56

40 g. Pemusnahan Tindak Karantina untuk Pemusnahan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Domestik Masuk untuk Tahun 05 adalah nihil. Tabel 7. Rekapitulasi Media Pembawa HPHK Domestik Masuk yang dilakukan Tindak Karantinaan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Tahun 05 NO KOMODITAS JML SAT TANGGAL PENAHANAN TANGGAL PENOLAKAN TANGGAL PEMUSNAHA N ASAL. Hewan : Anjing ekor Batam Batam Batam.. BAH : Daging Babi BAH : Daging Ayam Beku h. Pembebasan (Sertifikasi) Sertifikasi terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Domestik Masuk yaitu Sertifikat Pelepasan Karantina/ Certificate of Release (KH) dengan frekuensi sebanyak.460 kali. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 57

41 Tabel 8. Resume Frekuensi dan Volume Kegiatan Domestik Masuk Tindak Karantina Hewan Tahun 05 NO.. TINDAK KARANTINA Pemeriksaan FREK..46. Pengasingan.46. Pengamatan Perlakuan Penahanan 6. Penolakan 7. Pemusnahan 8. Pembebasan.460 VOLUME ekor kms ekor kms ekor kms ekor kms ekor.6 KET. ekor ekor kms Kegiatan Domestik Masuk pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 05 berupa Hewan, Bahan Asal Hewan (BAH), Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) dan Benda Lain; untuk Media Pembawa Hewan meliputi Sapi Potong sejumlah.788 ekor dengan frekuensi kali, Sapi Bibit sejumlah 54 ekor dengan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 58

42 frekuensi kali, Kambing Potong sejumlah.7 ekor dengan frekuensi 4 kali, Kuda sejumlah ekor dengan frekuensi kali, Babi Potong sejumlah.450 ekor dengan frekuensi 9 kali, DOC sejumlah ekor dengan frekuensi 74 kali, DOD sejumlah.940 ekor dengan frekuensi 9 kali, Burung sejumlah.067 ekor dengan frekuensi 0 kali, Ayam sejumlah 0.96 ekor dengan frekuensi 4 kali, Anjing sejumlah 7 ekor dengan frekuensi 6 kali, Kelinci sejumlah 0 ekor dengan frekuensi kali, Kucing sejumlah ekor dengan frekuensi 7 kali, Hamster sejumlah 47 ekor dengan frekuensi kali, Marmut sejumlah 0 ekor dengan frekuensi kali dan Ular sejumlah 0 ekor dengan frekuensi 4 kali; untuk Media Pembawa Bahan Asal Hewan (BAH) meliputi Daging Ayam Beku sejumlah kilogram dengan frekuensi 4 kali, Daging Bebek Beku sejumlah 0.0 kilogram dengan frekuensi kali, Daging Sapi Beku sejumlah.690 kilogram dengan frekuensi 76 kali, Daging Kambing sejumlah 858 kilogram dengan frekuensi kali, Telur Puyuh sejumlah 5.47 kilogram dengan frekuensi 4 kali, Paha Kodok sejumlah.90 kilogram dengan frekuensi kali, Telur Ayam sejumlah 4.8 kilogram dengan frekuensi 7 kali dan Semen Beku sejumlah kms dengan frekuensi kali; untuk Media Pembawa Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) meliputi Daging Ayam Olahan sejumlah 5.4 kilogram dengan frekuensi 0 kali, Daging Sapi Olahan sejumlah kilogram dengan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 59

43 frekuensi 6 kali, dan Keju sejumlah.409 kilogram dengan frekuensi 8 kali, Sosis Ayam sejumlah 80 kilogram dengan frekuensi kali, Sosis Sapi sejumlah 80 kilogram dengan frekuensi kali, Yoghurt sejumlah 0 kilogram dengan frekuensi 5 kali dan Daging Unggas Olahan 05 kilogram dengan frekuensi 7 kali; dan untuk Media Pembawa Benda Lain meliputi Pakan Ternak sejumlah kilogram dengan frekuensi 70 kali, Vaksin sejumlah 986 kemasan dengan frekuensi 7 kali, Cacing Tanah sejumlah 5 kilogram dengan frekuensi kali, Ulat Hongkong sejumlah 84 kilogram dengan frekuensi 54 kali dan Jangkrik sejumlah kilogram dengan frekuensi 4 kali. Tabel 9. NO. A. JENIS KOMODITI Hewan Sapi Sapi Bibit Bali Kerbau Kuda Kambing Babi Anjing Domba Kelinci Hamster Tokek Iguana Ular DOC DOD Burung Ayam Kucing Landak Marmut Tupai Bebek Kalkun Rusa Jumlah Data Perbandingan Komoditi Domestik Masuk Karantina Hewan dalam 5 (Lima) Tahun Terakhir TAHUN Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

44 NO. B. C. D. JENIS KOMODITI 0 Bahan Asal Hewan (BAH) Daging Ayam Beku Daging Bebek Beku.05 Daging Kambing Daging Sapi Beku Daging Babi Telur Ayam Konsumsi Kikil 5 Ulat Hongkong 0 Sarang Burung Walet Telur Jangkrik.500 Paha Kodok.80 Telur Puyuh Semen Beku Jumlah Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) Daging Sapi Olahan.70 Daging Ayam 75 Olahan Daging Bebek Olahan Bakso Keju Susu Olahan Mentega Sosis Ayam Sosis Sapi Yoghurt Daging Unggas Olahan Jumlah.48 Benda Lain Pakan Ternak Antigen.700 Vaksin Semen Beku Cacing Tanah Ulat Hongkong Mencit Jangkrik Jumlah TAHUN , Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Domestik Masuk pada Tahun 05 mengalami peningkatan jumlah volume untuk Media Pembawa Bahan Asal Hewan (BAH) dan Media Pembawa Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sedangkan untuk Media Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 6

45 Pembawa Hewan dan Media Pembawa Benda Lain mengalami penurunan jumlah volume. Data terperinci mengenai Kegiatan Domestik Masuk Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang dapat dilihat pada Tabel berikut ini : Tabel 40. Data Kegiatan Domestik Masuk per Wilayah Kerja Tahun 05 No... Wilayah Kerja Sri Bintan Pura Sri Payung Batu Enam Jenis Komoditi Hewan DOC Burung Kuda Ayam Babi Potong Kucing Marmut Hamster Anjing Satuan ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor Volume Frek BAH Daging Babi Beku Daging Telur Ayam Daging Puyuh HBAH Daging Sapi Olahan Daging Ayam Olahan Benda Lain Pakan Ternak Ulat Hongkong Jangkrik kms kms Hewan Sapi Potong Sapi Bibit Kambing Potong ekor ekor ekor Benda Lain Pakan Ternak Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 6

46 No.. Wilayah Kerja Bandara Raja Haji Fisabilillah Jenis Komoditi Kelinci Ular Marmut ekor ekor ekor Benda Lain Vaksin Cacing Tanah Ulat Hongkong kms Hewan Ayam ekor 0 HBAH Daging Unggas Olahan Daging Sapi Olahan Keju 5. Kantor Pos Tanjungpinang 6. Pulau Bulan 7. Tanjung Uban Frek. ekor ekor ekor ekor Semen Beku Sri Bayintan Kijang Volume Hewan Burung Ayam DOC DOD BAH Daging Sapi Beku Daging Kambing Beku Daging Ayam Beku 4. Satuan kms BAH Telur Puyuh Daging Ayam Beku Benda Lain Pakan Ternak NIHIL Benda Lain Pakan Ternak Vaksin kms Hewan Sapi Potong Kambing Potong DOC Ayam Burung Hamster Anjing ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 6

47 No. Wilayah Kerja 8. Lagoi 9. Pelantar II Jenis Komoditi Satuan Volume Frek. BAH Daging Ayam Beku Daging Bebek Beku Daging Sapi Beku Daging Kambing Telur Ayam HBAH Daging Ayam Olahan Daging Sapi Olahan Sosis Ayam Sosis Sapi Keju Yoghurt Benda Lain Pakan Ternak Jangkrik Ulat Hongkong NIHIL BAH Paha Kodok Telur Ayam Benda Lain Pakan Ternak Tabel 4. Data Frekuensi Komoditi Domestik Masuk Tahun 05 Jenis Komoditi No Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Hewan BAH HBAH Benda Lain Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 64

48 4. DOMESTIK KELUAR a. Pemeriksaan Fisik Tindak Karantina untuk Pemeriksaan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Domestik Keluar selama Tahun 05 adalah untuk Media Pembawa Hewan berupa Sapi Potong, Kambing Potong, Babi, Anjing, Kucing, Kelinci, Hamster, Ular, Ayam, Burung, DOC dan DOD sejumlah 5.05 ekor dengan frekuensi. kali; untuk Media Pembawa Bahan Asal Hewan (BAH) berupa Sarang Burung Walet, Daging Ayam, Daging Sapi, Tulang Sapi, Daging Babi, Jeroan Babi, Daging Bebek dan Telur Ayam sejumlah ,90 kilogram dengan frekuensi.94 kali; untuk Media Pembawa Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) berupa Daging Ayam Olahan, Daging Sapi Olahan dan Sosis sejumlah.870 kilogram dengan frekuensi 5 kali; dan untuk Media Pembawa Benda lain berupa Antigen, Serum Darah, Swab Kloaka, Semen dan Vaksin sejumlah 48 Kemasan dengan frekuensi 4 kali, Pakan Ternak sejumlah 9.55,00 kilogram dengan frekuensi 4 kali. b. Pengasingan Tindak Karantina untuk Pengasingan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Domestik Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 65

49 Keluar untuk Tahun 05 adalah sesuai dengan jumlah pemeriksaan fisik. c. Pengamatan Tindak Karantina untuk Pengamatan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Domestik Keluar untuk Tahun 05 adalah sesuai dengan jumlah pemeriksaan fisik. d. Perlakuan Tindak Karantina untuk Perlakuan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Domestik Keluar untuk Tahun 05 adalah sesuai dengan jumlah pemeriksaan fisik. e. Penahanan Tindak Karantina untuk Penahanan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Domestik Keluar untuk Tahun 05 adalah Nihil. f. Penolakan Tindak Karantina untuk Penolakan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Domestik Keluar untuk Tahun 05 adalah Nihil. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 66

50 g. Pemusnahan Tindak Karantina untuk Pemusnahan terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Domestik Keluar untuk Tahun 05 adalah Nihil. h. Pembebasan (Sertifikasi) Sertifikasi terhadap Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina Domestik Keluar yaitu Sertifikat Kesehatan Hewan/ Animal Health Certificate (KH9), Sertifikat Sanitasi Produk Hewan/Sanitary Certificate Animal Products (KH0) dan Surat Keterangan untuk Benda Lain/Certificate of Other Products (KH) dengan frekuensi sebanyak.40 kali. Tabel 4. NO. Resume Frekuensi dan Volume Kegiatan Domestik Keluar Tindak Karantina Hewan Tahun 05 TINDAK KARANTINA FREK.. Pemeriksaan.40. Pengasingan.40. Pengamatan Perlakuan Penahanan Penolakan Pemusnahan Pembebasan.40 VOLUME KET ekor.07.75,9 Kg 4 kms 5.05 ekor.07.75,9 Kg 4 kms 5.05 ekor.07.75,9 Kg 4 kms 5.05 ekor.07.75,9 Kg 4 kms 5.05 ekor.07.75,9 Kg 4 kms Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 67

51 Pengawasan terhadap komoditi Domestik Keluar sudah berjalan baik dimana kesadaran Pengguna Jasa (stakeholder) untuk melaporkan komoditi karantina pertanian yang dilalulintaskan ke kantor wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang sudah cukup tinggi. Selain itu prosedur yang dipersyaratkan seperti Sertifikat Karantina dari Daerah Asal, Surat Rekomendasi Pemasukan/ Pengeluaran dan Surat Keterangan Daerah Asal dari Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi Fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat sudah lengkap. Pengawasan intensif disertai peningkatan pelayanan terbukti mampu meningkatkan kesadaran Pengguna Jasa untuk melaporkan komoditinya ke kantor Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang. Media Pembawa Domestik Keluar dilalulintaskan ke daerah tujuan seperti Pekanbaru, Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogjakarta, Pontianak, Batam, Tanjung Balai Karimun dan lainlain. Kegiatan Domestik Keluar pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 05 terdiri dari Hewan, Bahan Asal Hewan (BAH), Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) dan Benda Lain; untuk Media Pembawa Hewan meliputi Sapi Potong sejumlah ekor dengan frekuensi kali, Anjing sejumlah 9 ekor dengan frekuensi kali, Kucing sejumlah 6 ekor dengan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 68

52 frekuensi 8 kali, Kelinci sejumlah 4 ekor dengan frekuensi kali, Hamster sejumlah ekor dengan frekuensi kali, Ayam sejumlah 74. ekor dengan frekuensi 509 kali, Burung sejumlah ekor dengan frekuensi 495 kali, Ular sejumlah ekor dengan frekuensi kali, DOC sejumlah 57.4 ekor dengan frekuensi 48 kali, DOD sejumlah 0 ekor dengan frekuensi 5 kali; untuk Media Pembawa Bahan Asal Hewan (BAH) berupa Sarang Burung Walet sejumlah 95 kilogram dengan frekuensi kali, Daging Ayam sejumlah 9.7 kilogram dengan frekuensi 407 kali, Daging Sapi sejumlah kilogram dan Tulang Sapi sejumlah 80 kilogram dengan frekuensi kali, Daging Babi sejumlah 9.90,90 kilogram dan Jeroan Babi sejumlah ,00 kilogram dengan frekuensi.78 kali, Telur Ayam sejumlah kilogram dengan frekuensi 5 kali; untuk Media Pembawa Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) berupa Daging Ayam Olahan sejumlah.0 kilogram dengan frekuensi kali Daging Sapi Olahan sejumlah 50 kilogram dengan frekuensi kali dan Sosis sejumlah 400 kilogram dengan frekuensi kali; sedangkan untuk Media Pembawa Benda Lain berupa Serum sejumlah kemasan dengan frekuensi kali, Swab Kloaka sejumlah 8 kemasan dengan frekuensi kali, Semen sejumlah 6 kemasan dengan frekuensi 6 kali, Vaksin sejumlah kemasan dengan frekuensi kali dan Pakan Ternak Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 69

53 sejumlah 9.55 kilogram dengan frekuensi 4 kali. Berikut merupakan Tabel Perbandingan Kegiatan Tindak Karantina Domestik Keluar pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang selama 5 (lima) tahun terakhir. Tabel 4. NO. A. B. D. Data Perbandingan Komoditi Domestik Keluar Karantina Hewan dalam 5 (Lima) Tahun Terakhir JENIS KOMODITI Hewan Sapi Kerbau Kambing Babi Anjing Kucing Kelinci Hamster Tokek Ular Sawah Monyet Ekor Panjang Marmut DOC DOD Burung Ayam Tupai Bebek Jangkrik Iguana Kadal Jumlah BAH Daging Ayam Beku Daging Babi dan Jeroan Daging Sapi Daging Sapi dan Jeroan Daging Ayam Daging Bebek Daging Kambing Telur Ayam Konsumsi Telur Tetas Telur Puyuh Telur Bibit Walet Sarang Burung Walet Jangkrik Beku Iga/ Tulang Sapi Jumlah HBAH Nugget Daging Sapi Olahan Daging Ayam Olahan Sosis Jumlah TAHUN ,6 80, , , , , , , , , , Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

54 NO. E. JENIS KOMODITI Benda Lain Serum Semen Swab Nasal Swab Trachea Swab Cloaca Vaksin Pakan Ternak Semut Jangkrik Antigen Jumlah TAHUN , , , Dari Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa Domestik Keluar yang dilalulintaskan pada Tahun 05 mengalami penurunan jumlah volume untuk Media Pembawa Bahan Asal Hewan (BAH) dan Media Pembawa Benda Lain, sedangkan Media Pembawa Hewan dan Media Pembawa Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) mengalami peningkatan jumlah volume. Tabel 44. Data Kegiatan Domestik Keluar per Wilayah Kerja Tahun 05 No.. Wilayah Kerja Sri Bintan Pura Jenis Komoditi Hewan DOC Anjing Ayam Burung DOD Kucing Hamster Ular Kelinci Satuan Volume Frek. ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor BAH Daging Ayam Beku Daging Babi Daging Sapi Tulang Sapi Telur Sarang Burung Walet HBAH Daging Ayam Olahan Daging Sapi Olahan 0 50 Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 8 7

55 No.. Wilayah Kerja Sri Payung Batu 6 Jenis Komoditi Bandara Raja Haji Fisabilillah Volume Frek. Benda Lain Serum Swab Kloaka Pakan Ternak kms kms 5 Hewan DOC Ayam ekor ekor Benda Lain Serum Pakan Ternak kms Hewan DOC Anjing Ayam Burung Kelinci Kucing Ular ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor BAH Daging Ayam Beku Daging Sapi Daging Babi Sarang Burung Walet. Satuan BAH Daging Ayam Beku Sarang Burung Walet 4. Sri Bayintan Kijang Benda Lain Vaksin kms Hewan Anjing Ayam Burung Kucing ekor ekor ekor ekor Sosis 400 BAH Sarang Burung Walet Kg 9 BAH Daging Ayam Beku Sarang Burung Walet Telur Ayam HBAH 5. Kantor Pos Tanjungpinang Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 7

56 No Wilayah Kerja Pulau Bulan Tanjung Uban Jenis Komoditi Satuan BAH Daging Babi dan Jeroan Lagoi 9. Pelantar II Frek Benda Lain Vaksin Semen kms kms 6 6 Hewan Ayam Burung Sapi Potong Kucing Anjing ekor ekor ekor ekor ekor ekor Benda Lain Pakan Ternak 8. Volume NIHIL Hewan Ayam BAH Daging Ayam Tabel 45. Data Frekuensi Domestik Keluar Tahun 05 Jenis Komoditi No Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Hewan BAH HBAH Benda Lain Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 7

57 Kendala yang dihadapi dalam melakukan Tindak Karantina Hewan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang adalah : a. Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Secara geografis sangat strategis karena berdekatan dengan (dua) negara maju, yakni : Malaysia dan Singapura sehingga menyebabkan Pulau Bintan sangat rawan terhadap kemungkinan masuk dan keluarnya Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dari luar negeri ke Indonesia, disamping Singapura merupakan Negara perdagangan dan pusat distribusi dunia. b. Karakteristik wilayah kerja yang berupa pulaupulau, dimana disepanjang pantai merupakan tempat keluar masuk (entry exit point) atau biasa disebut dengan seribu pintu menyebabkan sangat tingginya komoditi yang tidak terawasi dan besar maupun kemungkinan pengeluaran tingginya komoditi kasus pemasukan karantina hewan secara ilegal. c. Masih kurangnya Sumber Daya Manusia Terampil di bidang Laboratorium Karantina Hewan sehingga pemeriksaan laboratorium yang dilakukan baru sebatas Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Organoleptik, Uji Natif, Uji TPC, Uji RBT (Brucellosis) dan Uji HAHI AI. d. Kapasitas pelabuhan yang relatif kecil dan fasilitas di pelabuhan bongkar muat yang sangat minim, menyebabkan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 74

58 kapal tidak bisa sandar dan memungkinkan adanya aktifitas bongkar muat di tengah laut sehingga kegiatan bongkar muat tidak berjalan dengan baik dan tidak sesuai dengan animal welfare. Solusi dalam melakukan Tindak Karantina Hewan pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang adalah : a. Meningkatkan Kewaspadaan dan Pengawasan terhadap Lalulintas Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina (MPHPHK) di tempattempat Pemasukan dan Pengeluaran, juga melakukan Patroli di tempattempat yang belum ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 44/Permentan/OT.40//04 tentang Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina. b. Meningkatkan Koordinasi dengan Instansi Terkait. c. Sosialisasi dengan Instansi Terkait dan Pengguna Jasa (Stakeholder). d. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang terampil di Bidang Laboratorium Karantina Hewan melalui Kegiatan Pelatihan, Magang, In House Training Laboratorium, dan kedepan diharapkan semua Komoditi Wajib Periksa Karantina dapat dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 75

59 sehingga komoditi karantina hewan yang dilalulintaskan dapat memberikan rasa aman terhadap masyarakat khususnya mengenai masuk dan tersebarnya Media Pembawa (MP Hama HPHK) di dan Penyakit Hewan Karantina wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. e. Berusaha mendapat Akreditasi Laboratorium Penguji Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang sesuai dengan standar SNI ISO/IEC 705 : 008 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 76

60 Tabel 46. Tindak Karantina (8P) Tahun 05 5 TANGGAL PENAHANAN TANGGAL PENOLAKAN TANGGAL PEMUSNAHAN 0605 BAH : Daging Ayam Beku BAH : Daging Sapi Beku ekor NO WILKER KOMODITAS. Sri Bintan Pura BAH : Daging Ayam Beku. Sri Bintan Pura. Sri Bintan Pura 4. Tanjung Uban Hewan : Anjing 5. Sri Bintan Pura BAH : Daging Babi 6. Tanjung Uban BAH : Daging Ayam Beku 7. Sri Bintan Pura HBAH : Daging Sapi Olahan JUMLAH ASAL ALAT ANGKUT KETERANGAN Malaysia KM. Cinta Indomas C.I Malaysia KM. Cinta Indomas C.I Singapura KM. Sindo C.I Batam KM. Barau B.M Batam. KM. Baruna B.M Batam KM. Kundur B.M Malaysia KM. Cinta Indomas C.I.006 L 77 Laporan Tahunan 05 Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

61 Tabel 47. Rekapitulasi Tindak Karantina Hewan (8P) Tahun 05 TINDAKAN KARANTINA HEWAN NO. KEGIATAN T F Impor a. BAH b. HBAH c. Benda Lain a. BAH Domestik Masuk a. Hewan b. BAH c. HBAH e. Benda Lain 4 F V F T4 V F T5 V F T6 V 9 T7 F V kms 5 5 kms 5 5 kms 5 5 kms ekor ekor ekor ekor 500 lembar 500 lembar 500 lembar 500 lembar, ekor, ekor, ekor, ekor ekor F 9 T8 V F V kms ekor 500 lembar ekor, ekor kms kms kms kms kms Domestik Keluar a. Hewan, ekor, ekor, ekor, ekor, ekor b. BAH, ,90, ,90, ,90, ,90, , kms c. HBAH c. Benda Lain Cat : V T Ekspor a. Hewan T T : Pemeriksaan T : Pengasingan T : Pengamatan T4 : Perlakuan kms 5 6 kms 5 6 kms 5 6 kms 5 T5 : Penahanan T6 : Penolakan T7 : Pemusnahan T8 : Pembebasan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

62 5. Penggunaan Formulir Karantina Hewan Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 44/Kpts/PD.670.0/L/6/007 Tanggal 5 Juni 007 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan, maka Formulir Karantina Hewan yang digunakan terdiri dari : a. Formulir Utama, yaitu : ) Sertifikat Kesehatan Hewan/ Animal Health Certificate (KH 9); ) Sertifikat Sanitasi Produk Hewan/Sanitary Certificate Animal Products (KH0); ) Surat Keterangan untuk Benda Lain/Certificate of Other Products (KH); 4) Sertifikat Pelepasan Karantina/ Certificate of Release (KH); b. Formulir Penunjang, yaitu : ) Permohonan Pemeriksaan Karantina/ Application For Quarantine Inspection (KH); ) Surat Penugasan (KH); ) Keterangan Muatan Hewan dan Produk Hewan/ Cargo Manifest of Animal and Animal Product (KH); 4) Penolakan Bongkar/ Refusal of Disembarkation (KH4); 5) Persetujuan (KH5); Bongkar/Approval of Disembarkation 6) Persetujuan Muat/ Approval of Loading (KH6); 7) Perintah Masuk Karantina Hewan/ Order To Take Into The Animal Quarantine Installation (KH7); Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 79

63 8) Berita Acara Penahanan/ Declaration of Detention (KH 8.a); 9) Berita Acara (KH 8.b); Penolakan/ Declaration of Refusal 0) Berita Acara Pemusnahan/ Declaration of Destroying (KH 8.c); ) Segel Karantina Pertanian/ Quarantine Seal (KP); Tabel 48. Rekapitulasi Pemakaian Sertifikat 5 (Lima) Tahun Terakhir Jumlah Pemakaian Sertifikat No. Jenis Sertifikat 0. KH KH KH KH Jumlah Ket Dari Tabel Rekapitulasi Pemakaian Sertifikat dapat dilihat bahwa pada Tahun 05 mengalami peningkatan jumlah pemakaian Sertifikat Karantina Hewan (KH9, KH0, KH dan KH) dibandingkan tahun sebelumnya. Tabel 49. Data Pemakaian Sertifikat Karantina Hewan Tahun 05 Persediaan Awal Pemakaian Pemakaian Batal Sisa Total Sertifikat Pemakaian No. Jenis KH KH KH KH Jumlah Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 80

64 Penggunaan Sertifikat Karantina Hewan Tahun 05 adalah sebanyak.00 lembar, dimana 5 lembar sertifikat dinyatakan batal karena kerusakan pada waktu pengoperasian Aplikasi EQVet, hal ini dikarenakan Program Aplikasi EQVet yang selalu di update menyebabkan formatnya berubah dan juga disebabkan kerusakan pada printer. Sehingga total pemakaian Sertifikat Karantina Hewan Tahun 05 adalah.5 lembar. 6. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar HPHK Karantina mempunyai tugas dan fungsi mencegah masuk, keluar dan menyebarnya suatu penyakit di suatu daerah, oleh karena itu diperlukan Pengawasan dan Pemantauan (Monitoring dan Surveillance) yang bertujuan untuk mengetahui Daerah Sebar Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yang ditimbulkan setelah lalulintas Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina. Pemantauan adalah usaha yang terus menerus yang ditujukan untuk mendapatkan taksiran kesehatan dan/ atau penyakit hewan pada suatu populasi, dengan cara menghentikan penyebaran penyakit yang dilakukan melalui Tindak Karantina dan pengawasan perpindahan/ lalulintas perdagangan, stamping out hewan yang terinfeksi dan pelaksanaan sistem biosecurity yang ketat. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 8

65 Pemantauan Daerah Sebar HPHK Tahun 05 dilakukan melalui Pengamatan Status dan Situasi HPHK di Wilayah Pemantauan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 04/Kpts/OT.40/07/009 tentang Wilayah Pemantauan Hama Penyakit Hewan dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (HPHK/OPTK) pada Balai Besar, Balai dan Stasiun Karantina Pertanian. Badan merupakan Karantina bagian dari Pertanian dan Kementerian seluruh jajarannya Pertanian, sehingga diharapkan untuk berperan aktif dalam mensukseskan programprogram Kementerian Pertanian. Dukungan Badan Karantina Pertanian dilakukan melalui serangkaian kegiatan pencegahan masuk, tersebar dan keluarnya Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK). Serangkaian kegiatan pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK diimplementasikan dalam bentuk tugas dan fungsi UPTKP sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor : /Permentan/OT.40/4/008, yang mana salah satu fungsinya adalah Pelaksanaan Pemantauan Daerah Sebar Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK). Berdasarkan Pasal 76 ayat () Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 000 tentang Karantina Hewan, bahwa kebijaksanaan karantina dan pembatasan lalu lintas media pembawa diatur berdasarkan penggolongan Hama dan Penyakit Hewan Karantina Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 8

66 dan Pemetaan Hama dan Penyakit Hewan Karantina. Pemetaan tersebut akan menggambarkan status suatu negara, area atau tempat yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan. Adapun pengamatan adalah merupakan bagian dari tindakan karantina 8P. Tindakan karantina pengamatan menjadi dasar bagi pelaksanaan kegiatan pemantauan. Berdasarkan Pasal Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 000, bahwa selain pengamatan dilakukan di tempat pemasukan selama media pembawa diasingkan untuk mengamati timbulnya gejala hama dan penyakit hewan karantina, pengamatan juga memiliki makna mengamati situasi hama dan penyakit hewan karantina pada suatu negara, area atau tempat. Pengamatan terhadap situasi HPHK dapat dilakukan melalui (dua) cara yaitu secara langsung dan/ atau secara tidak langsung. Pengamatan secara langsung dilakukan di tempat pemasukan, tempat pengeluaran, instalasi karantina, tempat transit dan diatas alat angkut. Pengamatan secara tidak langsung dilakukan ditempat lainnya dengan melibatkan atau memperoleh informasi dari pihak yang berwenang dalam kegiatan tersebut. Sebagai upaya untuk memfokuskan pelaksanaan kegiatan pemantauan HPHK oleh Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian (UPTKP), berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : /Permentan/OT.40/4/008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, maka UPTKP menyelenggarakan fungsi yaitu Pelaksanaan Pemantauan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 8

67 Daerah Sebar HPHK. Fungsi pemantauan UPTKP tersebut selanjutnya dilaksanakan dengan melakukan Pengamatan Status dan Situasi HPHK pada area dimana UPTKP berada. Pengamatan status dan situasi HPHK dilakukan secara tidak langsung, dengan memperoleh informasi dari instansi berwenang yaitu Balai Besar Veteriner/ Balai Veteriner dan Dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di Propinsi, Kabupaten dan/ atau Kota. Dengan dilaksanakannya kegiatan pengamatan ini, maka kegiatan pemantauan daerah sebar HPHK dengan metode pengambilan sampel tidak dilakukan. Informasi status dan situasi HPHK yang telah diperoleh selanjutnya diverifikasi dan dikompilasi dalam bentuk Peta Status dan Situasi HPHK yang akan dilakukan pembaharuan setiap tahunnya. Dengan adanya Peta Status dan Situasi HPHK di Indonesia, kebijakan pencegahan penyebaran HPHK di dalam wilayah Negara Republik Indonesia diharapkan akan menjadi lebih optimal. Materi yang digunakan dalam Pemantauan Daerah Sebar HPHK Tahun 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang adalah sebagai berikut :. Alat Tulis. Form Kuesioner Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 84

68 . Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 8/Kpts/PD.60/9/009 Tentang Penggolongan JenisJenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa 4. Data/ informasi tentang Data Status serta Situasi Penyakit Hewan Tahun 04 dari Instansi yang berwenang khususnya yang menangani Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Kegiatan pengumpulan informasi dilakukan melalui kegiatan perjalanan dinas. Apabila anggaran perjalanan dinas terbatas, maka dapat dilakukan dengan suratmenyurat kepada instansi yang bersangkutan. Metode pengumpulan informasi dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan Participatory Epidemiology (PE). Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang dalam Pemantauan HPHK Tahun 05 ini melakukan kegiatan pengamatan status dan situasi HPHK yang difokuskan pada pengamatan status dan situasi HPHK yang dapat menimbulkan gangguan reproduksi pada sapi serta seluruh HPHK golongan II, sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 8/Kpts/PD.60/9/009 Tentang Penggolongan Jenisjenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 85

69 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang melakukan Pengamatan pada Wilayah Pemantauan, yaitu : Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan dan Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau. Dari pengamatan status dan situasi HPHK diperoleh hasil yang dituangkan dalam grafik dibawah ini Grafik. Situasi Penyakit di Kota Tanjungpinang Tahun Grafik. Situasi Penyakit di Kabupaten Bintan Tahun 04 Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 86

70 Grafik. Situasi Penyakit di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 04 Dari grafik diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ditemukan HPHK yang dapat menimbulkan gangguan reproduksi pada sapi di Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan dan Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau. Namun banyak ditemukan HPHK Golongan II yaitu sebagai berikut : (a) Kota Tanjungpinang ditemukan Penyakit Helminthiasis, Babesiosis, Theileriosis, Anaplasmosis, Coccidiosis, New Castle Disease dan Jembrana; (b) Kabupaten Bintan Anaplasmosis, ditemukan Helminthiasis, Penyakit New Theileriosis, Castle Disease, Jembrana, Paratuberkulosis, IBR, Hog Cholera, Scabies, Orf, Myasis, dan Abses; Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 87

71 (c) Kabupaten Kepulauan Anambas ditemukan Penyakit Theileriosis, Babesiosis, Helminthiasis, Orf, Abces, ND, Anaplasma, Trypanosomiasis. Sementara untuk Golongan Penyakit Non HPHK hanya ditemukan di kota Tanjungpinang yaitu Pullorum. Dari hasil pengamatan tersebut dapat diperoleh Pemetaan Situasi Penyakit di Wilayah Pemantauan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang adalah sebagai berikut : Kabupaten Kepulauan Anambas : Theileriosis, Babesiosis, Helminthias is, Orf, Abces, ND, Anaplasma, Trypa nosomiasis Kabupaten Bintan : Anaplasmosis, Theileriosis, Parat uberkulosis, ND, Scabies, IBR, Ne ospora caninum, Jembrana, Hog Cholera, Babesiosis, Orf, Myasis Kota Tanjungpinang : Theileriosis, Anaplasmosis, Ba besiosis, Helminthiasis, Coccid iosis, ND, Jembrana, Pullorum Gambar 4. Peta Status dan situasi HPHK BKP Tanjungpinang 04 Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 88

72 7. Kegiatan Laboratorium dan Intersepsi HPHK Dalam rangka mencegah masuk dan tersebarnya Penyakit Hewan yang termasuk HPHK Golongan I dan II, maka pemeriksaan klinis perlu diteguhkan dengan Diagnosa Laboratorium. Oleh karena itu, hasil pengujian laboratorium merupakan data yang sangat penting untuk digunakan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan terhadap Media Pembawa Karantina Hewan yang dilalulintaskan. Seksi Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang dalam kegiatan Intersepsi Penyakit memfokuskan pada upaya pencegahan masuk dan menyebarnya Penyakit Zoonosis sesuai dengan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 0 Tahun 0 tentang Pengendalian Zoonosis. Penyakit Zoonosis tersebut, seperti Penyakit Flu Burung (Avian Influenza) dan Penyakit Rabies. Daerah di sekitar Provinsi Kepulauan Riau merupakan daerah yang sudah tertular AI dan Rabies. DOC (Day Old Chick), ayam buras (broiler, layer, pejantan) dan DOD (Day Old Duck) yang masuk ke Provinsi Kepulauan Riau sebagian besar berasal dari daerah Medan dan Pekan Baru yang masih merupakan daerah tertular. Pemasukan DOC dan DOD ke Provinsi Kepulauan Riau rutin dilakukan. Mengingat frekuensi lalulintas unggas yang tinggi di Tanjungpinang dan juga ancaman Penyakit Avian Influenza (AI), maka perlu dilakukan Pengamatan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 89

73 Status dan Situasi Penyakit AI secara terus menerus dan berkesinambungan untuk memonitor perkembangan wabah AI di Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan Provinsi Kepulaun Riau. Sebagai Tindak Karantina antisipasif, Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang telah melakukan langkahlangkah dengan memperketat pengawasan dan pemeriksaan terhadap semua komoditi unggas dan produk unggas yang dilalulintaskan. Bila memenuhi syarat dilakukan pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel untuk dilakukan Uji HA/HI dan Rapid Test AI. Selama ini, hasil Uji HA/HI dan Rapid Test AI tersebut belum pernah ditemukan hasil positif. Koordinasi Instansi terkait makin intensif dilakukan, juga sosialisasi kepada Pengguna Jasa (stakeholder). Daerah Kepulauan Riau merupakan daerah bebas Rabies secara historis, hal ini diperkuat dengan adanya Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 40/Kpts/PD.650/4/05 Tentang Pernyataan Provinsi Kepulauan Riau Bebas dari Penyakit Anjing Gila (Rabies), sehingga kita perlu mewaspadai adanya pemasukan Hewan Penular Rabies sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Kepulauan Riau Nomor : 057.B/KDH.Kepri.54/04.09 Tanggal 0 April 009 tentang pelarangan pemasukan Hewan Penular Rabies (anjing, kucing, kera dan sebangsanya) ke dalam Wilayah Provinsi Kepulauan Riau baik dari daerah bebas maupun daerah tertular sesuai dengan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 90

74 aturan/ pedoman yang berlaku. Sejak itu Hewan Penular Rabies tidak pernah lagi masuk ke Wilayah Provinsi Kepulauan Riau, kecuali hewan organik yang diperuntukan untuk kepentingan negara. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 8/Kpts/KH.0/L/0/0 Tentang Klasifikasi Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani pada Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian Lingkup Badan Karantina Pertanian. Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang masuk ke dalam Klasifikasi Laboratorium Tingkat. Tabel 50. Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Karantina Hewan Tahun 04 dan Tahun 05 Tahun 04 No... Pemeriksaan Uji RBT Uji HA/HI MP HPHK Serum Darah Sapi Serum Darah Ayam Daging Ayam Daging Sapi dan Jeroan Jumlah Uji Natif Frekuensi (Kali) 8 Daging Bebek 4. Volume (Sampel) 44 Jumlah Uji TPC Frekuensi (Kali) Serum Darah Kambing/ Domba Jumlah Serum Darah DOC. Volume (Sampel) Tahun 05 Feses Sapi Feses Kuda Feses Kambing Feses Domba Jumlah Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 9

75 Pemeriksaan Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 05 meliputi Uji RBT, Uji HA/HI, Uji TPC dan Uji Natif pada Hewan, Bahan Asal Hewan (BAH) dan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH). Pemeriksaan Laboratorium Karantina Hewan Tahun 05 mengalami peningkatan volume pada Uji HA/HI dan Uji TPC, sedangkan pada Uji RBT dan Uji Natif mengalami penurunan volume. Intersepsi HPHK yang dilakukan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang selama Tahun 05 berkaitan dengan tindakan karantina terhadap pemasukan, pengeluaran dan pengiriman antar area di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tabel 5. Kegiatan Intersepsi HPHK Tahun 05. Sapi, Kambing dan Domba Pemeriksaan dan HPHK yang diuji Brucellosis Feses. Unggas AI HA/HI Rapid Test Negatif. Daging Sapi dan Jeroan; Daging Ayam dan Daging Bebek Cemaran Mikroba Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Pembusukan TPC ph Organoleptik HS Tekstur baik (padat/keras), warna putih dan tidak berbau Daging dalam kondisi baik 4. Sarang Burung Walet Pemeriksaan Fisik Organoleptik Tekstur baik (padat/keras), warna putih dan tidak berbau No. MP HPHK Metode Pengujian RBT Natif/ Uji Apung Hasil Negatif Negatif Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 9

76 8. Instalasi Karantina Hewan/ Instalasi Karantina Produk Hewan (IKH/IKPH) Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 4/Permentan/OT.40/7/006 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Penetapan Menteri Instalasi Karantina Pertanian Republik Hewan dan Indonesia Peraturan Nomor : 70/Permentan/KR.00//05 Tentang Instalasi Karantina Hewan, maka Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 05 mempunyai 4 (empat) Instalasi Karantina Hewan/ Instalasi Karantina Produk Hewan (IKH/ IKPH) dengan masa berlaku (tiga) tahun sejak Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian ditetapkan. Tabel 5. IKH/ IKPH Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 05 No.. IKH/ IKPH PT. Indotirta Suaka Alamat IKH/ IKPH No. SK dan Tanggal SK Kapasitas Pulau Bulan, Desa Batu 66/Kpts/KH.040/L// Ekor Legong, Kecamatan Bulang, 06 Nopember 0 per Masa Batam. PT. Indotirta Suaka CV. Cahaya Abadi Ekspor Babi Karantina Pulau Bulan, Desa Batu 8/Kpts/KR.0/L/0/05 4. Ton Impor Pakan Legong, Kecamatan Bulang, 07 Oktober 05 per Masa Ternak Babi Batam. Keterangan Karantina Jl. Kijang Lama Km. VI, 770/Kpts/KR.0/L//05,5 Ton Impor Daging Kota Tanjungpinang November 05 per Masa dan Jeroan PT. Dewi Kartika JL. MT Haryono No. 9 96/Kpts/KH.040/L/07/05 5 ton Impor Daging Coldstorage KM.,5 Tanjungpinang Juli 05 per Masa dan Jeroan Karantina 4. Karantina Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 9

77 9. Kegiatan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani Pelaporan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani rutin dilaporkan ke Badan Karantina Pertanian melalui Kepala Pusat Keamanan Hayati dan Hewani. Pengujian Pangan Segar Asal Hewan (PSAH) yang dilakukan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang adalah sebagai berikut : Tabel 5. Pemeriksaan Pangan Tahun 05 No.. Komoditi Daging Segar Segar Asal Hewan Pemeriksaan (PSAH) Uji yang dilakukan Cemaran Mikroba TPC Pembusukan HS Kadar Asam ph. Telur Ayam Sederhana Organoleptik. Sarang Burung Walet Sederhana Organoleptik Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 94

78 B. KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA TUMBUHAN Berdasarkan UndangUndang RI Nomor 6 Tahun 99 Tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan serta Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 00 Tentang Karantina Tumbuhan, secara garis besar Tujuan dari kegiatan operasional karantina Tumbuhan adalah sebagai tindakan untuk mencegah masuk dan tersebarnya OPTK dari luar negeri dan dari suatu area ke area lainnya didalam Wilayah Negara Republik Indonesia atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia apabila Negara tujuan menghendakinya. Kegiatan Operasional ini harus melalui tempattempat pemasukan dan pengeluaran yang telah diatur dan ditetapkan oleh pemerintah. Selanjutnya setiap Media Pembawa OPT yang dimasukkan kedalam Wilayah Negara RI, dilalulintaskan antar area di dalam negeri atau dikeluarkan dari Wilayah Negara RI harus memenuhi persyaratan dan mengikuti prosedur yang ditentukan dalam UU Nomor 6 tahun 99, PP Nomor 4 Tahun 00 Serta peraturan pelaksana lainnya. Pada dasarnya persyaratan yang wajib dipenuhi adalah Media Pembawa OPT tersebut dilengkapi sertifikat kesehatan Negara asal dan atau/ sertifikat kesehatan area asal, melalui tempattempat pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan serta dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina ditempat pemasukan dan pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina. Tindakan Karantina yang dimaksud diawali dengan pemeriksaan dokumen yang dipersyaratkan dan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik untuk mengetahui bebas / tidaknya Komoditas Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 95

79 Tumbuhan (Media Pembawa OPT) tersebut dari infestasi organisme pengganggu Tumbuhan (OPT) / Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Tindakan Karantina tersebut merupakan fungsi pelayanan terhadap orang / perusahaan sebagai pengguna jasa karantina yang membawa masuk atau keluar komoditas Tumbuhan dengan terlebih dahulu harus mendapatkan suatu keterangan (clearance) sebagai bukti atau keterangan dapat diijinkannya komoditas tersebut masuk/keluar dari dan kedalam Wilayah Republik Indonesia karena dapat memenuhi persyaratan administratif dan tidak mengandung Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Pelaksanaan tindakan karantina tersebut dilaksanakan oleh petugas Karantina Tumbuhan (Pejabat fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan/POPT) dan dikenal dengan Tindakan 8P yaitu meliputi antara lain : Pemeriksaan Dokumen, Pemeriksaan di lapangan, Pemeriksaan di laboratorium, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang melaksanakan tindak Karantina Tumbuhan meliputi antara lain melakukan 5 (lima) jenis kegiatan Oprasional Karantina Tumbuhan yaitu:. Karantina Tumbuhan Luar Negeri (KT9) Sertifikat sebagai persyaratan yang ditetapkan bagi pemasukan atau Impor media pembawa / PSAT kedalam Wilayah Republik Indonesia, dapat dimasukkan ke/di area Tujuan dalam Wilayah Republik Indonesia. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 96

80 . Sertifikasi Kesehatan Tumbuhan Ekspor (KT0) yang melayani sertifikasi kesehatan Tumbuhan/media pembawa OPTK untuk tujuan ekspor dengan menerbitkan Phytosanitary Certificate yang dikehendaki Negara Tujuan sesuai dengan ketentuan Internasional.. Karantina Tumbuhan Domestik Masuk (KT9) yang melayani sertifikasi Pemasukan/ pelepasan Tumbuhan/ media pembawa OPTK antar area di dalam negeri. 4. Karantina Tumbuhan Domestik Keluar (KT) melayani sertifikasi Persyaratan yang ditetapkan bagi pengirimannya kearea tujuan yakni media pembawa OPTK antar area sehingga Diperbolehkan untuk dibawa/dikirim ke area tujuan di dalam Negeri. 5. Sertifikasi Perlakuan Fumigasi Ekspor (KT 4a ) yang melayani sertifikasi perlakuan Tumbuhan / Media Pembawa untuk tujuan Ekspor sesuai dengan ketentuan Negara Tujuan. Adapun kegiatan Operasional selama Tahun 05 pada UPT Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang beserta Wilayah Kerjanya secara rinci adalah sebagai berikut :. IMPOR Kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan terhadap komoditi pertanian yang akan dimasukkan kedalam wilayah Negara RI khususnya ke Tanjungpinang adalah pemasukkan peti pallet, bibit jamur, bawang merah dan buahbuahan segar asal Singapore serta serbuk teh (hitam/hijau) asal China, Vietnam dan Kenya. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 97

81 a. Pemeriksaan Tindak pemeriksaan terhadap komoditi Pertanian yang di Impor selama Tahun 05 adalah sebanyak 4.70 dengan frekuensi kali dan.757 Pallet dengan frekuensi sebanyak 50 kali serta sebanyak.000 kemasan dengan frekuensi (satu) kali. b. Pengasingan Tindak Pengasingan pada komoditi pertanian Impor selama Tahun 05 adalah Nihil. c. Pengamatan Tindak Pengamatan pada komoditi Pertanian Impor selama Tahun 05 adalah Nihil. d. Perlakuan Tindak Perlakuan pada komoditi Pertanian Impor selama Tahun 05 adalah Nihil. e. Penahanan Tindak Penahanan pada Komoditi Pertanian Impor selama Tahun 05 adalah sebanyak (satu) kali di Wilayah Kerja Pelantar II pada tanggal 0 Maret 05 dengan agenda Surat Penahanan (KT6) Nomor : T06.I terhadap pemasukan media pembawa Impor berupa bawang merah sebanyak 960 dan buahbuahan segar sebanyak 40 (total.00 ) pemilik Ayong asal Tanjungpinang dengan menggunakan Kapal Laut KM. Bahtera dari pelabuhan asal Jurong Singapore. Komoditi tersebut ditahan dikarenakan Balai Karantina Pertanian Kelas Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang II 98

82 Tanjungpinang bukan merupakan tempat pemasukan untuk buah, selain itu komoditi tersebut merupakan barang impor yang tidak memiliki dokumen persyaratan karantina seperti PC Negara asal dan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk umbi lapis. f. Penolakan Tindak Penolakan pada komoditi Pertanian Impor selama Tahun 05 sebanyak (satu) kali di Wilayah Kerja Pelantar II pada tanggal 7 Maret 05 dengan agenda surat Penolakan (KT7) Nomor: T07.I terhadap pemasukan media pembawa Impor berupa bawang merah sebanyak 960 dan buahbuahan segar sebanyak 40 (total.00 ) pemilik Ayong asal Tanjungpinang dengan menggunakan Kapal Laut KM. Bahtera dari pelabuhan asal Jurong Singapore. Penolakan dilakukan karena pemilik tidak bisa melengkapi dokumen persyaratan karantina selama 4 Hari setelah tindakan penahanan. g. Pemusnahan Tindakan Pemusnahan pada Komoditi Pertanian Impor selama Tahun 05 sebanyak (satu) kali pada tanggal Maret 05 dengan Surat Perintah Pemusnahan (DP4) Nomor : T04.I dan Berita Acara Pemusnahan (KT8) Nomor : T08.I terhadap komoditi yang ditahan dan ditolak berupa bawang merah sebanyak 960 dan buahbuahan segar sebanyak 40 (total.00 ) pemilik Ayong Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 99

83 asal Tanjungpinang dengan menggunakan Kapal Laut KM. Bahtera dari pelabuhan asal Jurong Singapore. Komoditi tersebut dilakukan pemusnahan dikarenakan setelah 8 hari selama masa penahanan dan penolakan pemilik tidak berusaha mengurus dan melengkapi dokumendokumen persyaratan, tidak dikeluarkan dari wilayah Tanjungpinang dan tidak dikirim kembali kenegara asal. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar didalam incenerator. Tabel 54. Rekapitulasi Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Komoditi Karantina Tumbuhan Tahun 05 NO KOMODITAS JML SAT. HTH: Bawang Merah 960 HTH: BuahBuahan Segar 40 TANGGAL PENAHANAN TANGGAL PENOLAKAN TANGGAL PEMUSNAHAN KT6 Nomor: T06.I KT7 Nomor: T07.I DP4 Nomor: T04.I ASAL Jurong, Singapore Berita Acara Nomor: T08.I TOTAL.00 h. Pembebasan (Sertifikasi) Sertifikasi terhadap komoditi pertanian impor (KT9) selama Tahun 05 telah diterbitkan sebanyak 55 lembar. i. Imbalan Jasa Pendapatan dari imbalan jasa Karantina Tumbuhan untuk Impor komoditi Pertanian selama Tahun 05 sebesar Rp , Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 00 ALAT ANGKUT KM. Bahtera

84 Tabel 55. Rekapitulasi Media Pembawa Impor Tahun 05 SATUAN No JENIS KOMODITI (Kg) (Kemasan) NEGARA ASAL.000 Singapore Singapore.757 Singapore FREK 0 Bibit Jamur 0 Bawang Merah, Buahbuahan segar *).00 0 Kayu Pallet 04 Teh (hitam/hijau) China, Vietnam, Kenya *) dimusnahkan Tabel 56. Resume Frekuensi dan Volume Kegiatan Impor Tindakan 8P Karantina Tumbuhan di Balai Karantian Pertanian kelas II Tanjungpinang Tahun 05 Tindakan Karantina Tumbuhan Pemeriksaan Pengasingan Pengamatan Perlakuan Penahanan Penolakan Pemusnahan Pembebasan No Frek. Volume Ket. Kg Pallet Kemasan Kg Kg Kg Kg Pallet Kemasan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 0

85 Tabel 57. Data Volume Komoditi Impor Perbulan Tahun 05 Komoditi No Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah HTM TH / Bibit (Kms) HTH (Kg) (Kg) (Pallet ) *) *) dimusnahkan Tabel 58. Data Frekuensi Komoditi Impor Perbulan Tahun 05 No Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah TH / Bibit (Kms) Komoditi HTM HTH (Kg) (Kg) (Pallet ) Keterangan: TH : Tanaman Hidup HTM : Hasil Tanaman Mati HTH : Hasil Tanaman Hidup BL : Benda Lain Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 0

86 . Ekspor Kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan terhadap komoditi pertanian yang akan di ekspor adalah; Karet Lempengan dengan Negara tujuan ekspor adalah China, USA dan Uni Emirat Arab (UEA). Tujuan dari sertifikasi kegiatan ekspor ini adalah untuk memperlancar arus barang ekspor dan pelayanan penerbitan Phytosanitary Certificate, sesuai dengan ketentuan Negara Penerima di Luar Negeri. a. Pemeriksaan Volume kegiatan pemeriksaan terhadap komoditi pertanian ekspor selama Tahun 05 adalah sebanyak kilogram dengan frekuensi sebanyak 9 kali. b. Pengasingan Tindak Pengasingan pada komoditi pertanian Ekspor selama Tahun 05 adalah Nihil. c. Pengamatan Tindak Pengamatan pada komoditi Pertanian Ekspor selama Tahun 05 adalah Nihil. d. Perlakuan Tindak Perlakuan pada komoditi Pertanian Ekspor selama Tahun 05 adalah Nihil. e. Penahanan Tindak Penahanan pada Komoditi Pertanian Ekspor selama Tahun 05 adalah Nihil. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 0

87 f. Penolakan Tindak Penolakan pada komoditi Pertanian Ekspor selama Tahun 05 adalah Nihil. g. Pemusnahan Tindak Pemusnahan pada komoditi Pertanian Ekspor selama Tahun 05 adalah Nihil. h. Pembebasan (Sertifikasi) Sertifikasi terhadap komoditi pertanian Ekspor (KT0) selama Tahun 05 telah diterbitkan sebanyak 9 lembar. i. Imbalan Jasa Pendapatan dari imbalan jasa Karantina Tumbuhan untuk Ekspor komoditi Pertanian Selama Tahun 05 adalah sebesar Rp , Tabel 59. Rekapitulasi Media Pembawa Ekspor Tahun 05 No 0 JENIS KOMODITI Karet SATUAN FREK 9 (Kg) (Btg) NEGARA ASAL CHINA,USA,UEA Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 04

88 Tabel 60. Resume Frekuensi dan Volume Kegiatan Ekspor Tindakan 8P Karantina Tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 05 No Tindakan Karantina Tumbuhan Pemeriksaan Pengasingan Pengamatan Perlakuan Penahanan Penolakan Pemusnahan Pembebasan Frek. Volume 9 9 Ket Kg Kg Tabel 6. Data Volume Komoditi Ekspor Perbulan Tahun 05 No Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah TH / Bibit Komoditi HTH HTM (btg) () Karet () Keterangan: TH : Tanaman Hidup HTM : Hasil Tanaman Mati HTH : Hasil Tanaman Hidup BL : Benda Lain Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 05

89 Tabel 6. Data Frekuensi Komoditi Ekspor Perbulan Tahun 05 Komoditi No Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah TH / Bibit HTH HTM BL Domestik Masuk Dalam usaha pencegahan masuknya Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Golongan II, dari satu area lain didalam wilayah Republik Indonesia masuk ke wilayah Kepulauan Riau (Pulau Bintan), maka dilaksanakan kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Domestik Masuk. Secara umum Komoditi Pertanian yang dimasukkan ke Pulau Bintan (Tanjungpinang) ini sebagian besar berasal dari Jakarta, Tangerang, Bandung (Jawa Barat), Semarang, Surakarta, Yogyakarta (Jawa Tengah), Malang, Surabaya (Jawa Timur), Manado, Balikpapan, Sintete (Kalimantan Barat), Ternate, Medan, Tanjung Balai Asahan (Sumatera Utara), Pekanbaru, Guntung, Dumai (Riau), Kuala Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 06

90 Tungkal (Jambi), Lampung, Palembang, Bangka Belitung, Wilayah Kepulauan Riau meliputi; Batam, Lingga, Pulau Bulan, Tanjung Balai Karimun dan Tanjung Batu, kegiatan tersebut terdiri dari : a. Pemeriksaan Volume kegiatan pemeriksaan terhadap komoditi pertanian Domestik Masuk selama Tahun 05 adalah sebanyak Kilogram, 7.78 batang dan 80 M³ dengan frekuensi sebanyak.500 kali. b. Pengasingan Tindak Pengasingan pada komoditi pertanian Domestik Masuk selama Tahun 05 adalah Nihil. c. Pengamatan Tindak Pengamatan pada komoditi Pertanian Domestik Masuk selama Tahun 05 adalah Nihil. d. Perlakuan Tindak Perlakuan pada komoditi Pertanian Domestik Masuk selama Tahun 05 adalah Nihil. e. Penahanan Tindak Penahanan pada Komoditi Pertanian Domestik Masuk selama Tahun 05 adalah Nihil. f. Penolakan Tindak Penolakan pada komoditi Pertanian Domestik Masuk selama Tahun 05 adalah Nihil. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 07

91 g. Pemusnahan Tindakan Pemusnahan pada Komoditi Pertanian Domestik Masuk selama Tahun 05 adalah Nihil. h. Pembebasan ( Sertifikasi ) Sertifikasi terhadap komoditi pertanian Domestik Masuk (KT9) selama Tahun 05 telah diterbitkan sebanyak.500 sertifikat. i. Imbalan Jasa Pendapatan dari imbalan jasa Karantina Tumbuhan untuk Domestik Masuk selama Tahun 05 adalah sebesar Rp ,. Tabel 6. Rekapitulasi Media Pembawa Domestik Masuk Tahun 05 No Jenis Komoditi Bibit Buahbuahan Bibit Tan.Hias / bunga Bibit Bambu Bibit Karet Bibit Lada Bibit Pala, cengkeh, kenari Benh Sayur Benih K.Sawit Benih Karet Benih Semangka Buah Segar Frek. 7 Kg Satuan Btg.49 Daerah Asal M Jakarta, Bandung, Surabaya,Yogyakarta Semarang, Malang, Medan, Dumai, Daek Batam Jakarta, Bandung, Jawa Barat, Jatim, Surabaya, Malang,Yogyakarta, Semarang, Balikpapan Medan, Pekanbaru, Batam Yogyakarta Jakarta Medan Medan Lampung Jakarta,Bandung,Solo Semarang,Malang, Yogyakarta, Dumai, Sintete, Kalbar, Jambi Tanjung Batu, Batam Sumatera Selatan DaekLingga Ternate Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 08

92 No Jenis Komoditi Buah Segar, Sayuran Segar Sayuran Segar Tomat Kentang Kentang, sayuran 7 Cabe 8 Cabe, Sayuran Segar Daun Bawang, seledri Bawang Merah Jagung Jagung,sayur, buah,jahe,kopi, dedak, dll Ubi Jalar Kacang Hijau Petai Asam Jawa A.Jawa, Tp.Sagu Bunga Potong Bunga Mawar, Melati Edelweis kering Karet Lempeng/ lembaran Beras Beras Hitam Beras, Jagung, Dedak Dedak Serbuk Teh Kopi Biji Lada Biji Jagung Biji Tepung (beras, tapioka, sagu,terigu) Bambu Kayu Mahoni Mixed Plant Ornamental Plant Daun Segar (Media Tumbuh) Frek. Satuan Kg Btg 4.97 Daerah Asal M Jakarta, Batam Dumai, Batam Batam, Jambi, Jabar Sumut, Batam Dumai, Batam, Tungkal Yogyakarta, Batam Surabaya, Manado, Yogyakarta 0.8 Yogyakarta Bandung, Batam Jakarta, Yogya, TBA Kuala Tungkal, TBA Jakarta Jakarta Yogyakarta Jakarta Jakarta Jakarta, Bandung Yogyakarta Semarang TBK, Tanjung Batu, Babel, Riau Jakarta, Dumai Yogyakarta Jakarta, Jambi Jakarta Jakarta, Jawa Barat Jakarta Sintete, Kalbar Jakarta, Jawa Barat Jakarta, TBA, Sumut Jakarta Jakarta Pulau Bulan Batam Pulau Bulan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 09

93 Tabel 64. Resume Frekuensi dan Volume Kegiatan Domestik Masuk Tindakan 8P Karantina Tumbuhan di Balai Karantian Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 05 Tindakan Karantina Tumbuhan Pemeriksaan Pengasingan Pengamatan Perlakuan Penahanan Penolakan Pemusnahan Pembebasan No Frek. Volume Ket Kg Btg M³ Kg Btg M³ Tabel 65. Data Volume Komoditi Domestik Masuk Perbulan Tahun 05 Komoditi No Bulan TH / Bibit JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES Jumlah HTH btg HTM btg BL M Keterangan: TH : Tanaman Hidup HTM : Hasil Tanaman Mati HTH : Hasil Tanaman Hidup BL : Benda Lain Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

94 Tabel 66. Data Frekuensi Komoditi Domestik Masuk Perbulan Tahun 05 Komoditi No Bulan JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES Jumlah TH / Bibit 5 btg HTH HTM btg BL M 4 4. Domestik Keluar Kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan untuk Antar Area Domestik Keluar pada umumnya terdiri atas komoditas pertanian yang dibawa ke Jakarta, Jawa Barat, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Mataram, Medan (Sumatera Utara), Padang, Palembang, Letung (Jambi), Pekanbaru, Tembilahan (Riau), Tarempa, Anambas (Matak), Natuna, DaboSingkep, Lingga, Batam dan Pulau Bulan. Adapun kegiatan Domestik Keluar yang ditangani oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang terdiri atas : Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

95 a. Pemeriksaan Volume kegiatan pemeriksaan terhadap Komoditi Pertanian Domestik Keluar selama Tahun 05 adalah sebanyak kilogram, batang dan 0 stek dengan frekuensi sebanyak 49 kali. b. Pengasingan Tindak Pengasingan pada Komoditi Pertanian Domestik Keluar selama Tahun 05 adalah Nihil c. Pengamatan Tindak Pengamatan pada Komoditi Pertanian Domestik Keluar selama Tahun 05 adalah Nihil d. Perlakuan Tindak Perlakuan pada Komoditi Pertanian Domestik Keluar selama Tahun 05 adalah Nihil. e. Penahanan Tindak Penahanan pada Komoditi Pertanian Domestik Keluar selama Tahun 05 Nihil. f. Penolakan Tindak Penolakan pada Komoditi Pertanian Domestik Keluar selama Tahun 05 adalah Nihil. g. Pemusnahan Tindak Pemusnahan pada Komoditi Pertanian Domestik Keluar selama Tahun 05 adalah Nihil. h. Pembebasan (Sertifikasi) Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

96 Sertifikasi terhadap Komoditi Pertanian Domestik Keluar (KT ) di BKP Kelas II Tanjungpinang selama Tahun 05 telah diterbitkan sebanyak 49 lembar. i. Imbalan Jasa Pendapatan dari Domestik Keluar imbalan jasa Karantina Tumbuhan untuk selama Tahun 05 adalah sebesar Rp , Tabel 67. Rekapitulasi Media Pembawa Domestik Keluar Tahun 05 No Jenis Komoditi Frek. Satuan (Kg) (Btg) 58 (stek) Bibit BuahBuahan Bibit Tan.Hias/Bunga Pohon Pule Pohon Matoa Bibit Gaharu Bibit Kelapa Benih Padi Scapium affinis pierre Stek Buah Naga Buah Segar Buah Tempayan Kelapa Sayuran Segar dll Bawang Merah Cabe Jengkol Jamur Ubi jalar Biji Semangkok Cengkeh Coklat Biji Media Tanam Daerah Tujuan Jakarta, Pekanbaru Medan, Tarempa, Matak Natuna, Jakarta, Surabaya, DIY, Riau, Mataram, Batam, Tarempa, Lingga Palembang Jawa barat Letung, Batam Jakarta Natuna, Anambas Solo Padang Batam, Dabo Jakarta, Tembilahan Batam Batam Batam Matak Batam Jakarta, Batam Batam Sumut Sumut Riau Batam, P.Bulan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

97 Tabel 68. Resume Frekuensi dan Volume Kegiatan Domestik Keluar Tindakan 8P Karantina Tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 05 Tindakan Karantina Tumbuhan Pemeriksaan Pengasingan Pengamatan Perlakuan Penahanan Penolakan Pemusnahan Pembebasan No Frek. Volume Ket Kg Btg Stek Kg Btg Stek Tabel 69. Data Volume Komoditi Domestik Keluar Perbulan Tahun 05 Komoditi No. Bulan TH / Bibit. JAN. FEB. MAR 4. APR 5. MEI 6. JUN 7. JUL 8. AGT 9. SEP 0. OKT. NOV. DES Jumlah btg Stek HTH HTM BL Keterangan: TH : Tanaman Hidup HTM : Hasil Tanaman Mati HTH : Hasil Tanaman Hidup BL : Benda Lain Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

98 Tabel 70. Data Frekuensi Komoditi Domestik Keluar Perbulan Tahun 05 Komoditi No. Bulan TH / Bibit. JAN. FEB. MAR 4. APR 5. MEI 6. JUN 7. JUL 8. AGT 9. SEP 0. OKT. NOV. DES Jumlah btg Stek HTH HTM BL Keterangan: TH : Tanaman Hidup HTM : Hasil Tanaman Mati HTH : Hasil Tanaman Hidup BL : Benda Lain 5. Re Ekspor Kegiatan Re Ekspor di BKP Kelas II Tanjungpinang selama Tahun 05 adalah Nihil. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 5 5

99 Tabel 7. Rekapitulasi Tindakan Karantina Tumbuhan (8P) Tahun 05 No Kegiatan T F IMPOR TH/BIBIT HTH HTM BL EKSPOR TH/BIBIT HTH HTM BL DOMAS TH/BIBIT HTH HTM BL DOKEL TH/BIBIT 4 HTH HTM BL Cat : T V F TINDAKAN KARANNTINA TUMBUHAN T4 T5 F V F V F T V F V Kms.00 Kg.870 Kg.757 pallet Kg btg btg 80 M³ btg 0 Stek T : Pemeriksaan T : Pengasingan T : Pengamatan T4 : Perlakuan T6 T7 V F T8 V F T5 : Penahanan T6 : Penolakan T7 : Pemusnahan T8 : Pembebasan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 6 V Kms.870 Kg.757 pallet Kg btg btg 80 M³ btg 0 Stek

100 Tabel 7. Frekuensi tindakan 8P terhadap MP OPTK di BKP Kelas II Tanjung Pinang 5 (Lima) Tahun Terakhir IMPOR No EKSPOR DOMESTIK MASUK DOMESTIK KELUAR Tindakan 8P A. TH / Bibit Pemeriksaaan Pengasingan Pengamatan 4 Perlakuan 5 Penahanan 6 Penolakan 7 Pemusnahan 8 Pembebasan B. HTH Pemeriksaaan Pengasingan Pengamatan 4 Perlakuan 5 Penahanan 6 Penolakan 7 Pemusnahan 8 Pembebasan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 7

101 IMPOR No EKSPOR DOMESTIK MASUK DOMESTIK KELUAR Tindakan 8P C. HTM Pemeriksaaan Pengasingan Pengamatan 4 Perlakuan Penahanan 6 Penolakan 7 Pemusnahan 8 Pembebasan D. Benda Lain Pemeriksaaan Pengasingan Pengamatan 4 Perlakuan 5 Penahanan 6 Penolakan 7 Pemusnahan 8 Pembebasan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 8

102 Tabel 7. Perkembangan Hasil Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan dan Pembebasan Karantina Tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 5 (lima) tahun terakhir No. Kegiatan Impor Tindakan Karantina Tumbuhan Pemeriksaan Penahanan Pemusnahan Penahanan Penolakan Pemusnahan Pembebasan Ekspor Pemeriksaan Perlakuan Pembebasan Satuan 4 Kg Btg Plt Peti Kms Btg Btg Kg Kg Kg Kg Btg Plt Peti Kms Kg Btg kms M Kg Btg kms 0 V F V , Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 0 F V , F V , F V F

103 Tindakan No. Kegiatan Karantina Tumbuhan DM Pemeriksaan Penahanan Penolakan Pemusnahan Pembebasan 4 DK Pemeriksaan Pembebasan Satuan 4 Kg Btg M Butir Kms Kg Kg Kg Kg Btg M Butir Kms Kg Btg Stek M Kg Btg Stek M 0 V F V F Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 0 V F V F V F

104 ,600,400,00,000 Import Ekspot DM DK IMPOR EKSPOR DOMAS DOKEL Gambar 05 : Data Frekuensi kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan Lima Tahun Terakhir Dari tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa kegiatan operasional Karantina Tumbuhan pada Tahun 05 yang mengalami peningkatan frekuensi kegiatan dibandingkan tahun 04 adalah untuk kategori kegiatan Ekspor, Domestik Masuk dan Domesik Keluar, sedangkan untuk kegiatan Impor mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk kegiatan Ekspor terjadi peningkatan frekuensi kegiatan dari 7 kali pada tahun sebelumnya menjadi 9 kali pada tahun ini, Kegiatan Antar Area Domestik Masuk yang pada tahun 04 sebanyak.4 kali pada tahun 05 menjadi Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

105 .500 kali dan untuk kegiatan Antar Area Domestik Keluar mengalami peningkatan frekuensi yang cukup signifikan dari 48 kali pada tahun 04 menjadi 49 kali pada tahun 05. Untuk Frekuensi kegiatan Impor pada tahun 05 ini mengalami penurunan yaitu dari 6 kali pada tahun 04 menjadi 56 kali pada tahun Penggunaan Formulir Penggunaan Formulir / Dokumen utama Operasional Karantina Tumbuhan terdiri atas : a. KT 9 : Sertifikat pelepasan Karantina Tumbuhan /Keamanan PSAT, yang meliputi sertifikasi pelepasan Tumbuhan / media pembawa OPTK yang dimasukkan dari luar negeri ( Import ). Sertifikasi pelepasan tumbuhan / media pembawa OPTK yang masuk antar Area di dalam Negeri ( Domestik Masuk ). b. KT0 : Phytosanitary Certificate, melayani sertifikasi kesehatan tumbuhan / media pembawa OPTK untuk tujuan ekspor dengan menerbitkan Phytosanitary Certificate yang dikehendaki Negara Tujuan sesuai dengan ketentuan Internasional. c. KT : Sertifikat kesehatan Tumbuhan antar Area, melayani sertifikasi pengeluaran tumbuhan / media pembawa OPTK antar Area di dalam negeri ( Domestik Keluar ). Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

106 Penggunaan Formulir Utama Operasional Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang selama Tahun 05 adalah sebanyak.65 lembar dengan rincian formulir yang dipakai adalah KT9 sebanyak.08 (sertifikat batal/rusak lembar), KT0 sebanyak 40 lembar (sertifikat rusak/batal lembar) dan KT sebanyak 494 lembar (sertifikat rusak/batal lembar). Untuk jumlah total formulir yang batal/rusak adalah sebanyak 6 (enam) lembar, Yang meliputi wilayah kerja Sri Bintan Pura, Sri Payung, Sri Bayintan Kijang, Bandara Raja Haji Fisabilillah, Pelantar II, Lagoi, Tanjung Uban, Pulau Bulan dan wilker Kantor Pos. Tabel 74. Rekapitulasi penggunaan formulir ( Dokumen utama ) Karantina Tumbuhan Tahun 05. NO JENIS/MODEL FORMULIR SISA TAHUN 04 PENERIMAAN PEMAKAIAN BATAL/ RUSAK PERSEDIAAN AKHIR KT 9 KT 0 KT KT 4a KT 4b KT 5a KT 5b KT JUMLAH 7. Kegiatan Laboratorium Laboratorium Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang selama Tahun 05 telah melakukan kegiatan pemeriksaan terhadap Intersepsi OPT/OPTK. Pemeriksaan dilakukan terhadap semua MP OPT/OPTK yang dilalulintaskan di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang yang terdiri dari 9 (Sembilan) Wilayah Kerja yang Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

107 merupakan pintupintu pemasukan/pengeluaran resmi. Hasil yang di dapat terdapat beberapa jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan yang ditemukan dalam pemeriksaan selama periode Tahun 05 antara lain: Lalat buah : Bactrocera umbrosa, Bactrocera carambolae Lalat Jamur : Lycoriella sp Belalang : Valanga nigricornis Ulat Penggerek : Plutella xylostella, Spodoptera litura Kutu Daun : Pseudococcus lepelleyi Kumbang Kelapa : Brontispa longissima Kumbang Ubi Jalar : Cylas formicarius Hama Gudang : Tribolium castaneum, Tribolium confusum Sitophyllus oryzae, Canogethes punctiferalis Tabel 75. Hasil Intersepsi Laboratorium Karantina Tumbuhan Tahun 05 No Jenis OPT/OPTK Bulan Total Bactrocera carambolae Brontispa longissima Bactrocera umbrosa Canogethes punctiferalis Cylas formicarius 6 Lycoriella sp 5 7 Plutella xylostella Pseudococcus lepelleyi Sitophyllus oryzae Spodoptera litura Tribolium castaneum Tribolium confusum 4 0 Valanga nigricornis JUMLAH Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 49 4

108 Untuk meningkatkan Mutu Laboratorium Karantina Tumbuhan, Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang pada akhir tahun 05 telah memulai melakukan program Akreditasi Laboratorium berdasarkan SNI 705:008 baik dari segi sarana dan Prasana, Sumber Daya Manusia, Pelayanan maupun dari segi hasil pemeriksaan laboratorium dan sampai dengan awal januari tahun 06 program akreditasi telah sampai pada persiapan penilaian / assesmen awal dari Komite Akreditasai Nasional (KAN) yang menurut jadwal akan dilaksanakan pada bulan Februari Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK Maksud dan Tujuan diadakannya Pemantauan Daerah Sebar OPTK Tahun 05 adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui dan memperoleh data perkembangan daerah sebar OPT/OPTK secara lengkap dan akurat di wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang b. Untuk mendeteksi keberadaan OPTK A yang kemungkinan terbawa media pembawa impor yang tidak terdeteksi pada pemeriksaan Karantina di pelabuhan Pemasukan. c. Data hasil pemantauan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka penyusunan kebijakan ditingkat Badan Karantina Pertanian. d. Sebagai bahan referensi bagi petugas Karantina Tumbuhan di unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 5

109 Sasaran atau Target Pemantauan berdasarkan Surat Kepala Badan Karantina Pertanian No.6.a/KR.00/L//05 tanggal 05 Januari 05 Tentang Pedoman Pemantauan OPT/OPTK Tahun 05, yaitu:. Tanaman unggulan daerah a. Kelapa : Monitoring terhadap OPTK: Sexava nubila, Raoiella indica, Aceria guerreronis, Phytonemus pallidus dan OPTK lainnya sesuai dengan lampiran Permentan Nomor 9 tahun 0; b. Semangka: Monitoring terhadap OPTK yang tergolong Lalat Buah seperti: Bactrocera bryoniae, Bactrocera musae, Bactrocera occipitalis, Bactrocera tryoni, Ceratitis capitata serta OPTK lainnya sesuai dengan lampiran Permentan Nomor 9 tahun 0; c. Verifikasi ulang terhadap temuan OPTK pada pemantauan yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu Aceria guerreronis, Phytonemus pallidus (OPTK A) pada tanaman Kelapa dan Paracoccus marginatus (OPTK A) pada tanaman Pepaya; d. mendukung Capaian Program Swasembada Pangan dengan melakukan monitoring terhadap OPTK pada tanaman Jagung : Ostrinia nubilalis, Pantoea stewartii, graminearum, Philipinensis, Pseudomonas Peronosclerospora rubrisubalbicans, maydis, Fusarium Peronosclerospora Peronosclerospora sorghi serta OPTK lainnya sesuai dengan lampiran Permentan Nomor 9 tahun 0. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 6

110 e. Selain itu juga melakukan monitoring terhadap jenis jenis OPTK lainnnya yang kemungkinan terbawa melalui lalu lintas produk pertanian impor maupun antar area sesuai dengan lampiran Permentan Nomor 9 tahun 0. Beberapa jenis OPTK yang menjadi target atau sasaran pada Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPTK tahun 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang adalah sebagai berikut: a. South America Leaf Blight ( SALB ) oleh Microcyclus ulei b. Penyakit Bulai pada Tanaman Jagung oleh Peronosclerospora maydis; P. philippinensis dan P. sorghi. c. Penyakit Layu Pantoea stewartii d. Papaya Ring Spot Potyvirus (PRSV) Lokasi Pemantauan dipilih berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan dan Dinas Kehutanan Pertanian Perternakan Kelautan dan Energi Kota Tanjungpinang. Data kemudian di olah dan dibuat matriks sebaran inang di masingmasing kecamatan/kelurahan di kabupaten Bintan dan Tanjungpinang Kota, sehingga nantinya diperoleh Kecamatan kecamatan yang paling mewakili/representative yaitu kecamatan yang memiliki tanaman inang target yang paling banyak. Dari wilayah pemantauan di Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang, Kecamatan/Kelurahan yang ditetapkan sebagai Sampling Area yang dianggap mewakili komoditi pertanian sesuai target OPTK Pemantauan 05 yaitu; Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 7

111 . Kecamatan Gunung Kijang (Kab. Bintan). Kecamatan Bintan Timur (Kab. Bintan). Kecamatan Teluk Sebong (Kab. Bintan) 4. Kecamatan Tanjungpinang Kota (Kota Tanjungpinang) Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 05 dimulai pada Bulan Januari dan selesai pada Bulan September Tahun 05 dengan uraian kegiatan sebagai berikut : Tabel 76. Jadwal kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPTK 05 No Uraian Persiapan Pelaksanaan Identifikasi 4 Pembuatan Lap. 5 Seminar Lokal 6 Seminar Nasional 7 Laporan Final Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Pelaksana kegiatan pemantauan adalah tim yang telah ditetapkan dengan SK Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Nomor 80/KP.40/L.7.C//5 Tanggal 5 Februari 05, Tentang Penunjukan Tim Pelaksana Pemantauan Daerah Sebar OPTK Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 05.. Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 8

112 Hasil Pemantauan daerah sebar OPT/OPTK tahun 05 disajikan pada tabel berikut : Tabel 77. Hasil Pemantauan OPT/OPTK pada Tanaman Kelapa No Kecamatan OPT/OPTK Gunung Kijang Oryctes rhineceros Serangga OPT Kosmopolit Brontispa longissima Setora nitens Oryctes rhineceros Brontispa longissima Serangga Serangga Serangga Serangga OPT Kosmopolit OPT Kosmopolit OPT Kosmopolit OPT Kosmopolit Oryctes rhineceros Brontispa longissima Setora nitens Oryctes rhineceros Brontispa longissima Aceria guerreronis Oryctes rhineceros Brontispa longissima Serangga Serangga Serangga Serangga Serangga Tungau Serangga Serangga OPT Kosmopolit OPT Kosmopolit OPT Kosmopolit OPT Kosmopolit OPT Kosmopolit OPTK A OPT Kosmopolit OPT Kosmopolit Setora nitens Serangga OPT Kosmopolit Bintan Timur Teluk Sebong 4 Tanjungpinang Kota 5 Teluk Bintan Jenis Kategori Tabel 78. Hasil Pemantauan OPT/OPTK pada Tan. Unggulan Semangka No Kecamatan OPT Jenis Gunung Kijang Colletotrichum legenarium Cendawan Kategori OPT Kosmopolit Tabel 79. Hasil Pemantauan OPT/OPTK pada Tanaman Jagung No Kecamatan Gunung Kijang Bintan Timur Teluk Sebong OPT/OPTK Bipolaris maydis Helicoverpa armigera Helmintosporium turcicum Bipolaris maydis Helicoverpa armigera Helmintosporium turcicum Bipolaris maydis Helicoverpa armigera Helmintosporium turcicum Jenis Kategori Cendawan Serangga OPT Kosmopolit OPT Kosmopolit Cendawan OPT Kosmopolit Cendawan Serangga OPT Kosmopolit OPT Kosmopolit Cendawan OPT Kosmopolit Cendawan Serangga OPT Kosmopolit OPT Kosmopolit Cendawan OPT Kosmopolit Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 9

113 4 5 Tanjungpinang Kota Bipolaris maydis Cendawan OPT Kosmopolit Serangga OPT Kosmopolit Cendawan OPT Kosmopolit Teluk Bintan Helicoverpa armigera Helmintosporium turcicum Bipolaris maydis Helicoverpa armigera Helmintosporium turcicum Cendawan Serangga OPT Kosmopolit OPT Kosmopolit Cendawan OPT Kosmopolit Tabel 80. Hasil Pemantauan OPT/OPTK pada Tanaman Lainnya No Tanaman Karet Jenis Kategori Rigidoporus lignosus Cendawan OPT Kosmopolit Teluk Sebong Pepaya, Ubi Kayu Pseudococcus sp Serangga OPT Kosmopolit Gunung Kijang, Bintan Timur, Teluk Sebong, Teluk Bintan, Tanjungpinang Kota Pisang Erionata trax Serangga OPT Kosmopolit Gunung Kijang, Bintan Timur, Teluk Sebong, Teluk Bintan, Tanjungpinang Kota 4 Kelapa Sawit Setora nitens Serangga OPT Kosmopolit Gunung Kijang, Bintan Timur, Teluk Sebong, 5 Kacang Panjang Spodoptora litura Serangga OPT Kosmopolit Gunung Kijang, Teluk Bintan Maruca testulalis Serangga OPT Kosmopolit Gunung Kijang, Teluk Bintan Myzus persicae Serangga OPT Kosmopolit Gunung Kijang, Teluk Bintan 6 Cabe OPT/OPTK Kecamatan Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang 0

114 Tabel 8. Hasil Pemantauan OPT/OPTK Lalat Buah di lapangan: No Kecamatan Gunung Kijang Jenis Lalat Buah B. carambolae, B papayae, B. umbrosa B. tau, B. cucurbitae, B. albistrigata Bintan Timur B. carambolae, B papayae, B. umbrosa B. tau, B. cucurbitae, Teluk Sebong B. carambolae, B papayae, B. umbrosa Inang Semangka Pepaya Durian Pisang Tanjungpinang Kota B. carambolae, B papayae, B. umbrosa B. tau, B. cucurbitae, B. albistrigata 5 Teluk Bintan B. carambolae, B papayae, B. umbrosa B. tau, B. cucurbitae, B. albistrigata Golongan ME OPT Kosmopolit CU Durian Mangga Pepaya Pisang ME Mangga, Pepaya, Durian ME B. tau, B. cucurbitae, 4 Antraktan OPT Kosmopolit CU OPT Kosmopolit CU Pepaya, Mangga, Jeruk, Pisang ME Pepaya, Mangga, Cabe, Jambu Air Pisang ME OPT Kosmopolit CU OPT Kosmopolit CU Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

115 Peta Daerah Sebar OPT/OPTK Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang Tahun 05 OPT Kosmopolit Kec. Teluk SebongKab. Bintan OPT Kosmopolit Kec. Gunung KijangKab. Bintan OPT Kosmopolit Kec. Teluk BintanKab. Bintan Optk A: Aceria guerreronis dan OPT KOsmopolt Kec. Tanjungpinang KotaKota OPT Kosmopolit Kec. Bintan TimurKab. Bintan Gambar 06. Peta Daerah Sebar OPT/OPTK Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang Tahun 05 Laporan Tahunan 05 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO

MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO NO JENIS MEDIA PEMBAWA PEMERIKSAAN DOKUMEN TINDAKAN KARANTINA HEWAN PEMERIKSAAN TEKNIS MASA KARANTINA KETERANGAN 1. HPR 14 hari Bagi HPR

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT )

STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT ) 1 STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT ) KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN 2015 2 STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perkarantinaan hewan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/Permentan/PD.410/5/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/Permentan/PD.410/5/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/Permentan/PD.410/5/2014 TENTANG TINDAKAN KARANTINA HEWAN TERHADAP PEMASUKAN DAN PENGELUARAN HASIL BAHAN ASAL HEWAN KONSUMSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1218, 2013 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Karantina Hewan. Sapi. Indukan. Bakalan. Siap Potong. Tindakan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/Permentan/PD.410/10/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/Permentan/PD.410/10/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/Permentan/PD.410/10/2013 TENTANG TINDAKAN KARANTINA HEWAN TERHADAP PEMASUKAN SAPI INDUKAN, SAPI BAKALAN, DAN SAPI SIAP POTONG KE DALAM WILAYAH NEGARA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH, BIBIT TERNAK, DAN TERNAK POTONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PELAYANAN DOKUMEN KARANTINA PERTANIAN DALAM SISTEM ELEKTRONIK INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perkarantinaan hewan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA

RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan berbagai sumber daya alam hayati hewani dan sumberdaya alam nabati dengan

Lebih terperinci

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN PP 82/2000, KARANTINA HEWAN *37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

MEMUTUSKAN: KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 4. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PELAYANAN KARANTINA HEWAN BERDASARKAN KATEGORISASI MEDIA PEMBAWA HPHK DAN WAKTU PELAYANAN

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PELAYANAN KARANTINA HEWAN BERDASARKAN KATEGORISASI MEDIA PEMBAWA HPHK DAN WAKTU PELAYANAN PERSYARATAN DAN PROSEDUR PELAYANAN KARANTINA HEWAN BERDASARKAN KATEGORISASI MEDIA PEMBAWA HPHK DAN WAKTU PELAYANAN BIDANG KARANTINA HEWAN BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN TAHUN 2014 PERSYARATAN

Lebih terperinci

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS tangguhterpercaya Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN TANJUNG PRIOK Disampaikan dalam acara Sosialisasi di wilker Kantor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/Permentan/OT.140/3/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/Permentan/OT.140/3/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/Permentan/OT.140/3/2014 TENTANG TlNDAKAN KARANTINA HEWAN TERHADAP PEMASUKAN DAN PENGELUARAN UNGGAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Syarat. Tata Cara. Karantina. Media. Organisme. Area.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Syarat. Tata Cara. Karantina. Media. Organisme. Area. No.36, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Syarat. Tata Cara. Karantina. Media. Organisme. Area. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/2/2009 TENTANG PERSYARATAN

Lebih terperinci

OUTLINE RENCANA STRATEGIS OPERASIONAl TAHUN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TERNATE BADAN KARANTINA PERTANIAN

OUTLINE RENCANA STRATEGIS OPERASIONAl TAHUN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TERNATE BADAN KARANTINA PERTANIAN OUTLINE RENCANA STRATEGIS OPERASIONAl TAHUN 2015 2019 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TERNATE BADAN KARANTINA PERTANIAN 1) Pendahuluan Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate adalah salah satu Unit

Lebih terperinci

MEKANISME ALUR LAYANAN KARANTINA

MEKANISME ALUR LAYANAN KARANTINA MEKANISME ALUR LAYANAN KARANTINA PERSYARATAN DAN PROSEDUR ANTAR AREA KELUAR MP HPHK KATEGORI RESIKO TINGGI PERSYARATAN DAN PROSEDUR KELUAR Media Pembawa : DOC (ayam bibit) Negara / Daerah Tujuan : Sulawesi

Lebih terperinci

PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN

PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN Motto BKP Kelas I Banjarmasin Bersama Anda melindungi negeri... Kata Pengantar Kilas Balik Visi & Misi Tugas Pokok & Fungsi Tujuan Karantina Struktur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 56/Permentan/OT.140/9/2010 TENTANG PELAKSANAAN TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN DI LUAR TEMPAT PEMASUKAN DAN PENGELUARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16/M-DAG/PER/5/2009 TENTANG LARANGAN SEMENTARA IMPOR HEWAN BABI DAN PRODUK TURUNANNYA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16/M-DAG/PER/5/2009 TENTANG LARANGAN SEMENTARA IMPOR HEWAN BABI DAN PRODUK TURUNANNYA Nomor : PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16/M-DAG/PER/5/2009 TENTANG LARANGAN SEMENTARA IMPOR HEWAN BABI DAN PRODUK TURUNANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 18/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 18/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 18/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN UNTUK PEMASUKAN HASIL TUMBUHAN HIDUP BERUPA SAYURAN UMBI LAPIS SEGAR KE DALAM WILAYAH

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 51/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 51/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 51/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG REKOMENDASI PERSETUJUAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK KE DALAM DAN KE LUAR WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 52/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 52/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 52/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG REKOMENDASI PERSETUJUAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN TERNAK KE DALAM DAN KELUAR WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM RENSTRA 2015-2019 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM \ BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Rencana Strategis 2015 2019 KATA PENGANTAR Rencana Strategis

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 42/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 42/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 42/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN UNTUK PEMASUKAN BUAH SEGAR DAN SAYURAN BUAH SEGAR KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERSYARATAN DAN PROSEDUR EKSPOR DAN DOMESTIK KELUAR MP HPHK KATEGORI RISIKO SEDANG

PERSYARATAN DAN PROSEDUR EKSPOR DAN DOMESTIK KELUAR MP HPHK KATEGORI RISIKO SEDANG PERSYARATAN DAN PROSEDUR EKSPOR DAN DOMESTIK KELUAR MP HPHK KATEGORI RISIKO SEDANG PERSYARATAN DAN PROSEDUR EKSPOR 1. Nama MP : Sarang Burung Walet Bentuk/Gol. : B Negara Asal : Hongkong, Malaysia, Singapore

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1070, 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN. Sapi. Bakalan. Induk Potong. Pemasukan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85/Permentan/PD.410/8/2013

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN KARANTINA HEWAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TARAKAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN KARANTINA HEWAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TARAKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN KARANTINA HEWAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TARAKAN Lampiran 1. ALUR MEKANISME IMPOR/PEMASUKAN DOMESTIK KETERANGAN 1.1.Pengguna jasa/pemilik melaporkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2010 Kementerian Pertanian. Babi. Produknya. Pemasukan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2010 Kementerian Pertanian. Babi. Produknya. Pemasukan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2010 Kementerian Pertanian. Babi. Produknya. Pemasukan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/Permentan/OT.140/2.2010/ TENTANG PEMASUKAN HEWAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 43/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 43/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 43/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN UNTUK PEMASUKAN SAYURAN UMBI LAPIS SEGAR KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/PERMENTAN/KR.100/3/2017 TENTANG TATA CARA TINDAKAN KARANTINA HEWAN DAN TUMBUHAN TERHADAP PEMASUKAN DAN PENGELUARAN MEDIA PEMBAWA DI PUSAT LOGISTIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN. Repubblik Rakyat Cina. Unggas. Penghentian Pemasukan. RI. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69/Permentan/OT.140/5/2014

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMENTAN/KR.120/5/2017 TENTANG DOKUMEN KARANTINA HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMENTAN/KR.120/5/2017 TENTANG DOKUMEN KARANTINA HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMENTAN/KR.120/5/2017 TENTANG DOKUMEN KARANTINA HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN TAHUN 2015

LAPORAN TAHUNAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN TAHUN 2015 LAPORAN TAHUNAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015 RKT Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015 Badan Karantina Pertanian 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan program dan kegiatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2030, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Karatina Hewan. Instalasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/Permentan/KR.100/12/2015 TENTANG INSTALASI KARANTINA

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 5

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 5 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.755, 2017 KEMTAN. Dokumen Karantina Hewan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMENTAN/KR.120/5/2017 TENTANG DOKUMEN KARANTINA HEWAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTALASI KARANTINA HEWAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTALASI KARANTINA HEWAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTALASI KARANTINA HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.271, 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN. Komoditas Pertanian. Pelarangan. Jepang.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.271, 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN. Komoditas Pertanian. Pelarangan. Jepang. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.271, 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN. Komoditas Pertanian. Pelarangan. Jepang. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/Permentan/OT.140/6/2010 TENTANG PELARANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97/Permentan/PD.410/9/ /9/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97/Permentan/PD.410/9/ /9/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97/Permentan/PD.410/9/2013.410/9/2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 85/Permentan/PD.410/8/2013 TENTANG PEMASUKAN SAPI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.178, 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN. Pelarangan. Komoditas Pertanian. Korea Selatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.178, 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN. Pelarangan. Komoditas Pertanian. Korea Selatan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.178, 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN. Pelarangan. Komoditas Pertanian. Korea Selatan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/Permentan/OT.140/3/2010 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Dokumen. Karantina Ikan. Jenis. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Dokumen. Karantina Ikan. Jenis. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN No.148, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Dokumen. Karantina Ikan. Jenis. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 09/Permentan/OT.140/2/2009

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 09/Permentan/OT.140/2/2009 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 09/Permentan/OT.140/2/2009 TENTANG PERSYARATAN DAN TATACARA TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN TERHADAP PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA ORGANISME

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 52/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PERSYARATAN TAMBAHAN KARANTINA TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 52/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PERSYARATAN TAMBAHAN KARANTINA TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 52/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PERSYARATAN TAMBAHAN KARANTINA TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PUBLIK

STANDAR PELAYANAN PUBLIK STANDAR PELAYANAN PUBLIK LOG BOOK PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK BIDANG KARANTINA (BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH RI 48/2012) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN TAHUN 2016 IMPOR MP HPHK RISIKO TINGGI

Lebih terperinci

2 Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Tahu

2 Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1166, 2014 KEMENTAN. Karantina Hewan. Pemasukan. Pengeluaran. Benih Hewan. Tindakan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104/Permentan/OT.140/8/2014

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 757/MPP/Kep/12/2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 757/MPP/Kep/12/2003 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 757/MPP/Kep/12/2003 TENTANG LARANGAN SEMENTARA IMPOR HEWAN RUMINANSIA DAN PRODUK TURUNANNYA YANG BERASAL DARI AMERIKA SERIKAT

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21 DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 21 Dinas Peternakan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

PERSYARATAN DAN PROSEDUR EKSPOR DAN DOMESTIK KELUAR MP HPHK KATEGORI RISIKO RENDAH

PERSYARATAN DAN PROSEDUR EKSPOR DAN DOMESTIK KELUAR MP HPHK KATEGORI RISIKO RENDAH PERSYARATAN DAN PROSEDUR EKSPOR DAN DOMESTIK KELUAR MP HPHK KATEGORI RISIKO RENDAH PERSYARATAN DAN PROSEDUR EKSPOR 1. Nama MP : Kulit ular jadi (Finished) Bentuk/Gol. : C Negara Asal : singapore HS Code

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.469, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Karantina Hewan. Sarang Walet. Tindakan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PERMENTAN/OT.140/3/2013

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1314, 2015 KEMENTAN. Sapi Bakalan. Sapi Indukan. Wilayah RI. Pemasukan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/PERMENTAN/PK.440/8/2015 TENTANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN IX : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 34 Tahun 2016 TANGGAL : 9 Agustus 2016 SOP BIDANG PETERNAKAN

LAMPIRAN IX : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 34 Tahun 2016 TANGGAL : 9 Agustus 2016 SOP BIDANG PETERNAKAN LAMPIRAN IX : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 34 Tahun 2016 TANGGAL : 9 Agustus 2016 SOP BIDANG PETERNAKAN KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU (KPPTSP) PROVINSI NTT 3. Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/PD.410/1/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/PD.410/1/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/PD.410/1/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 139/Permentan/PD.410/12/2014 TENTANG PEMASUKAN KARKAS, DAGING, DAN/ATAU

Lebih terperinci

DAFTAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK YANG DAPAT DIMASUKKAN KE WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK YANG DAPAT DIMASUKKAN KE WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 51/Permentan/OT.140/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011 DAFTAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK YANG DAPAT DIMASUKKAN KE WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA No POS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Renstra ini diharapkan berperan dalam membangun komunikasi antara Stasiun dengan semua pihak yang terkait.

KATA PENGANTAR. Renstra ini diharapkan berperan dalam membangun komunikasi antara Stasiun dengan semua pihak yang terkait. KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 merupakan salah satu kewajiban instansi Pemerintah dibidang akuntabilitas kinerja yang memeliki prioritas dalam perkarantinaan di Tahun 2015 diantaranya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTANSI KARANTINA HEWAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTANSI KARANTINA HEWAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTANSI KARANTINA HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR: 13/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR: 13/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 13/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PERSYARATAN DAN PENETAPAN PIHAK LAIN DALAM MEMBANTU PELAKSANAAN TINDAKAN KARANTINA HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 244/Kpts/PD /L/6/2007 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 244/Kpts/PD /L/6/2007 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 244/Kpts/PD.670.230/L/6/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN DAN SERTIFIKAT KARANTINA HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

Bab 4 P E T E R N A K A N

Bab 4 P E T E R N A K A N Bab 4 P E T E R N A K A N Ternak dan hasil produksinya merupakan sumber bahan pangan protein yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Perkembangan populasi ternak utama

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 200

2017, No Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 200 No.1119, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Jasa Tindakan Karantina Hewan dan Tumbuhan. PNBP. Tarif. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PERMENTAN/KU.030/8/2017 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

Bahan Kuliah Ke-10 Undang-undang dan Kebijakan Pembangunan Peternakan KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KARANTINA

Bahan Kuliah Ke-10 Undang-undang dan Kebijakan Pembangunan Peternakan KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KARANTINA Bahan Kuliah Ke-10 Undang-undang dan Kebijakan Pembangunan Peternakan KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KARANTINA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 62/Permentan/OT./140/12/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 62/Permentan/OT./140/12/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 62/Permentan/OT./140/12/2006 TENTANG PENGAWASAN DAN TINDAKAN KARANTINA TERHADAP PEMASUKAN BAHAN PATOGEN DAN/ATAU OBAT HEWAN GOLONGAN SEDIAAN BIOLOGIK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 41/Permentan/OT.140/3/2013 TENTANG

MENTERI PERTANIAN. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 41/Permentan/OT.140/3/2013 TENTANG MENTERI PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 41/Permentan/OT.140/3/2013 TENTANG TINDAKAN KARANTINA HEWAN TERHADAP PEMASUKAN ATAU PENGELUARAN SARANG WALET KE DAN DARI DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 51/Permentan/OT.140/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 51/Permentan/OT.140/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 51/Permentan/OT.140/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011 DAFTAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK YANG DAPAT DIMASUKKAN KE WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA No POS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN LALU LINTAS TERNAK DAN PEREDARAN BAHAN ASAL HEWAN DI KABUPATEN BULUKUMBA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN LALU LINTAS TERNAK DAN PEREDARAN BAHAN ASAL HEWAN DI KABUPATEN BULUKUMBA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN LALU LINTAS TERNAK DAN PEREDARAN BAHAN ASAL HEWAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA,

Lebih terperinci

2017, No Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan atas Peratur

2017, No Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan atas Peratur No.788, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Sayuran Umbi Lapis Segar. Pemasukan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMENTAN/KR.040/6/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

2 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 97/Permentan/PD.410/9/2013, dengan Peraturan Menteri Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 t

2 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 97/Permentan/PD.410/9/2013, dengan Peraturan Menteri Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 t BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1275, 2014 KEMENTAN. Sapi Bakalan. Sapi Indukan. Sapi Siap Potong. Pemasukan. Wilayah Negara. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108/Permentan/PD.410/9/2014

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KARANTINA HEWAN, IKAN, DAN TUMBUHAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KARANTINA HEWAN, IKAN, DAN TUMBUHAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KARANTINA HEWAN, IKAN, DAN TUMBUHAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2016 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.20, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Otoritas Veteriner. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6019) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 274/MPP/Kep/6/99

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 274/MPP/Kep/6/99 KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 274/MPP/Kep/6/99 TENTANG LARANGAN DAN PENGAWASAN IMPOR, DISTRIBUSI DAN PRODUKSI BARANG YANG TERCEMAR DIOXIN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017 Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017 SERAPAN ANGGARAN (Rp) URAIAN 2016 2015 Sebelum Sesudah di Kurangi Penghematan *) Blokir *) PAGU (Rp) 749.498.063.000 894.424.353.000 859.424.353.000

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun Jumlah (ekor) Frekuensi

PENDAHULUAN. Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun Jumlah (ekor) Frekuensi PENDAHULUAN Latar Belakang Keanekaragaman sumber daya hayati merupakan modal dasar dan faktor dominan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional. Seiring dengan perkembangan ekonomi, perdagangan dan teknologi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.18/MEN/2003 T E N T A N G

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.18/MEN/2003 T E N T A N G KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.18/MEN/2003 T E N T A N G TINDAKAN KARANTINA UNTUK PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA DARI LUAR NEGERI DAN DARI SUATU AREA KE AREA

Lebih terperinci

Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan

Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan PangandaranBeach http://www.pangandaranbeach.com Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan Bebek Peking adalah bebek pedaging dengan pertumbuhan sangat cepat. Karena itu usaha budidaya ternak bebek peking

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peraturan perundang-undangan yang menyangkut perkarantinaan ikan, sudah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 159/Kpts/OT.220/3/2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 159/Kpts/OT.220/3/2004 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 159/Kpts/OT.220/3/2004 TENTANG TATA HUBUNGAN TEKNIS FUNGSIONAL PEMERIKSAAN, PENGAMATAN DAN PERLAKUAN PENYAKIT HEWAN KARANTINA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 149/PMK.03/2011 TENTANG SENSUS PAJAK NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 149/PMK.03/2011 TENTANG SENSUS PAJAK NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 149/PMK.03/2011 TENTANG SENSUS PAJAK NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan sedang berusaha mencapai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan sedang berusaha mencapai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dan sedang berusaha mencapai pembangunan sesuai dengan yang telah digariskan dalam propenas. Pembangunan yang dilaksakan pada hakekatnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) :

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) : BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) 8673997 Email Contact Person

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS

LAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS LAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS Oleh : 1. Drh. Muhlis Natsir NIP 080 130 558 2. Drh. Sri Utami NIP 080 130 559 BALAI

Lebih terperinci

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: PER. 05/MEN/2005 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN UNTUK PENGELUARAN MEDIA PEMBAWA HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.12-/216 DS9275-658-42-941 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Per

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Per No.1757, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. UPT Pelayanan Operasional KIPM. Kriteria Klasifikasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PERMEN-KP/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JANUARI 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN FEBRUARI 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21 DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 21 Dinas Peternakan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.130, 2014 LINGKUNGAN HIDUP. Penyakit Hewan. Peternakan. Pengendalian. Penanggulangan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5543) PERATURAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Peternakan. Kesehatan. Veteriner. Hewan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5356) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 43/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STANDAR BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 43/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STANDAR BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 43/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STANDAR BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.148, 2017 KEMTAN. Karantina Tumbuhan. Pengeluaran Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PERMENTAN/KR.020/1/2017

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 21/MEN/2006 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN DALAM HAL TRANSIT

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 21/MEN/2006 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN DALAM HAL TRANSIT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 21/MEN/2006 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN DALAM HAL TRANSIT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci