GAMBARAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN KANKER LEHER RAHIM DI URJ. ONKOLOGI RSD. DR. SOEGIRI LAMONGAN. Rifai Subagyo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN KANKER LEHER RAHIM DI URJ. ONKOLOGI RSD. DR. SOEGIRI LAMONGAN. Rifai Subagyo"

Transkripsi

1 GAMBARAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN KANKER LEHER RAHIM DI URJ. ONKOLOGI RSD. DR. SOEGIRI LAMONGAN Rifai Subagyo ABSTRAK Dampak psikologis suatu penyakit terutama kanker leher rahim mengalami gangguan gambran diri, gangguan ideal diri, harga diri rendah, gangguan dalam peran, dan gangguan identitas diri. Konsep diri dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : peran perawat, umur, pekerjaan, pengetahuan, pendidikan dan lingkungan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri klien dengan kanker leher rahim di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri sebanyak 20 orang responden. Desain penelitian yang digunakan adalah diskriptif dengan menggunakan metode total sampling, pengumpulan data dengan menggunakan lembar questioner dan pengolahan data menggunakan koding, skoring, tabulasi. Hasil penelitian didapatkan hampir seluruhnya (90%) klien kanker leher rahim mengalami gangguan gambaran diri, 45% responden yakni hampir sebagian mengalami gangguan ideal diri, 12 responden yaitu lebih dari sebagian (60%) mengalami harga diri rendah, 6 responden yaitu hamper sebagian (30%) responden mengalami gangguan dalam peran, dan lebih dari sebagian responden yaitu 12 responden (60%) mengalami gangguan identitas diri. Dari penelitian di atas diharapkan klien harus aktif dalam memperoleh informasi tentang penyakit kanker leher rahim selain itu bagi petugas kesehatan agar mengoptimalkan perannya sebagai konselor sehingga mencegah terjadinya perubahan konsep diri klien dengan kanker leher rahim. Kata kunci :konsep diri, kanker leher rahim. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep diri merupakan pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain ( Stuat dan Sundeen 1998 : 227 ). Konsep diri berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari misalnya perasaan malu, minder, kesal, merasa tidak senang jika bergaul dengan orang lain. Konsep diri seseorang itu tidak terbentuk waktu lahir akan tetapi dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang lain dan dengan realitas dunia. Manusia seringkali mendapat masalah baik fisik maupun psikologi yang berdampak pada diri dan kepribadian seseorang menjadi tidak sehat misalnya pada penderita kanker servik atau kanker leher rahim. Menurut Stuart dan Sundeen(1998: 227 ) dampak yang di timbulkan oleh penyakit kanker tidak hanya biologisnya saja akan tetapi psikologisnya juga akan mengalami gangguan atau perubahan yang akan mengakibatkan transisi pada peran sehat sakit pada klien. Gangguan psikologis yang muncul pada klien selain akibat dari kanker servik juga oleh karena perawatan yang lama dan akibat terapi itu sendiri. Kanker kanker leher rahim merupakan karsinoma yang timbul pada daerah servik yaitu pada leher rahim. Kanker servik merupakan penyakit leher rahim yang terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi pada bukti statistik menunjukkan bahwa kanker leher rahim dapat menyerang Rifai Subagyo STIKES Muhammadiyah SURYA 74

2 wanita yang berumur tahun ( Yohannes Riono : 1999 ). Melihat dari segi daerah atau tempat di leher rahim atau di dalam vagina kita langsung berfikir bagaimana peran sek penderita kanker servik, tentunya pada penderita kanker servik terjadi perubahan konsep diri karena kuatir tidak bisa melayani suaminya serta kebanyakan penderita kanker servik merasa malu, minder karena baunya tidak sedap, merasa rendah diri karena menganggap dirinya wanita yang kurang beruntung dibanding wanita lain dan takut akan kematian. Menurut Yohannes Riono (1998) di wilayah barat Australia tercatat 85 orang wanita di diagnosa positif terhadap leher rahim setiap tahun, tahun 1993 saja 40 wanita telah tewas menjadi korban keganasan kanker ini. Data pada bulan Januari sampai April 2007 di URJ Onkologi RSD. dr. Soegiri lamongan jumlah pasien sebanyak 3646 orang. Pasien dengan kanker leher rahim sebanyak 291 orang atau 7,89 %. Hasil survey awal dengan 10 responden di dapatkan semuanya mengalami gangguan pada konsep dirinya yaitu sebanyak 5 orang atau 50 % mengatakan malu dan minder, 1 orang atau 10 % mengatakan tidak beruntung sebagai wanita, 2 orang atau 20 % mengatakan tidak mau bergaul dengan tetangganya dan orang lain ( menarik diri ), 2 orang atau 20 % mengatakan takut kalau suaminya pergi darinya. Dari uraian latar belakang di atas terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan konsep diri klien dengan kanker leher rahim diantaranya adalah peran perawat, Umur, Pekerjaan, Pendidikan, pengetahuan, Lingkungan : Peran adalah serangkaian pola prilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok ( Stuart dan Sundeen, 1998 : 228 ). Peran perawat sangat dibutuhkan terutama sebagai konselor dalam mencegah gangguan konsep diri sehingga di harapkan nantinya klien dapat menggunakan koping secara efektif dan konstruktif yang pada akhirnya mengarahkan klien pada gambaran diri yang realistis, Ideal diri sesuai, harga diri tinggi, peran sesuai dan identintas diri kuat. Kanker leher rahim terjadi pada wanita antara tahun ( Sarwono Prawiroharjo, 2005 : 381 ) tetapi bukti statistik menunjukkan bahwa kanker servik dapat juga menyerang wanita yang berumur tahun (Yohannes Riono,1999 ), dengan bertambahnya umur perkembangan seseorang menjadi konstruktif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang di hadapi ( Barbara C. Long,1996 : 26 ). Umur juga akan mempengaruhi seseorang dalam berfikir, makin tua usia maka pemikiran seseorang akan lebih matang dan akan berfikir secara realistis, lebih tenang dalam menghadapi masalah. Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupannya dalam kehidupan keluarganya ( Nursalam,2001 : 133 ). Seseorang yang menderita kanker servik kehilangan motivasi merasa masa depan suram, menyerah, pesimis, merasa tidak berharga dan tidak berfungsi ( Keliat, 1999 : 220 ), oleh karena itu penderita kanker servik mengalami gangguan dalam bersosialisasi terlebih dalam melakukan aktifitas atau pekerjaan sehari-hari. pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, keluaga atau masyarakat sehingga meraka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku ( Notoatmojo,2003 : 16 ). Pendidikan sangat di perlukan manusia untuk mendapat informasi. Pada seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih mampu mengatasi serta menggunakan koping yang efektif dari pada seorang yang berpendidikan rendah. Pengetahuan adalah kemampuan berfikir dan memberi rasional termasuk proses mengingat, menilai, orientas, persepsi dan mempertahankan ( Nursalam, 2001 : 130 ) Semakin banyak pengetahuan yang di dapat seseorang maka akan berpengaruh terhadap koping yang di lakukan pada orang tersebut. Penjelasan tentang prognosa dan penatalaksanaan pada penderita kanker servik akan mendukung pasien dalam melakukan tindakan selanjutnya. Jika perubahan awal dapat di deteksi sedini mungkin, tindakan SURYA 75

3 pengobatan dapat diberikan sedini mungkin ( Yohannes Riono,1999 ). Dari faktor-faktor di atas faktor terpenting yang dapat merubah seseorang konsep diri seseorang adalah lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia serta pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia (Nasrul effendi, 1999 : 200 ). Lingkungan merupakan faktor yang sering mendukung terjadinya masalah yang mungkin dari sumber eksternal yaitu ketidakmampuan psikologis yang mengancam sistem dari seseorang dan dapat membahayakan identintas, harga diri, dan fungsi sosial (Stuat dan sundeen, 1998 :177 ). Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang bisa mendukung individu dalam menghadapi suatu permasalahan, maka secara tidak langsung dapat mengurangi beban pada individu tersebut. Melihat data diatas maka dibutuhkan intervensi keperawatan yaitu bimbingan atau konseling tentang kanker servik atau kanker leher rahim serta penanganannya selain petugas kesehatan keluarga juga dapat ikut berperan aktif dalam mencegah perubahan konsep diri pada klien kanker servik yang tidak konstruktif yaitu dengan memberikan rasa aman pada klien, memberi dukungan moril, meningkatkan harga diri klien, memberikan peran yang sesuai dan diterima oleh dirinya, penguasaan diri yang mandiri dan menerima dirinya. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui gambaran konsep diri klien dengan kanker leher rahim Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran diri klien dengan kanker leher rahim. 2. Mengetahui gambaran ideal diri klien dengan kanker leher rahim. 3. Mengetahui gambaran harga diri klien dengan kanker leher rahim. 4. Mengeahui gambaran penampilan peran klien dengan kanker leher rahim. 5. Mengetahui gambaran identintas diri klien dengan kanker leher rahim. 2.2 Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian gambaran konsep diri pada penderita kanker leher rahim. Gambar 2.5 : Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Konsep Diri Pada Klien Kanker Leher Rahim di URJ Onkologi RSD Dr. Soegiri Tahun : yang di teliti : hubungan : yang tidak di teliti Konsep diri pada penderita kanker leher rahim di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : peran perawat, umur, pekerjaan, pengetahuan,pendidikan dan lingkungan. HASIL DAN PEMBAHASAN SURYA 76

4 Pada bab ini disajikan mengenai hasil pengumpulan data responden di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri yang dilaksanakan pada bulan Mei Juli Penyajian data meliputi data Umum dan Data khusus, Data Umum meliputi karakteristik lokasi penelitian dan karakteristik responden yang meliputi Umur, pendidikan, jenis kelamin, Pekerjaan. Data khusus terdiri dari gambaran diri, ideal diri, harga diri rendah, Peran, Identintas diri klien dengan kanker leher rahim. Setelah data terkumpul selanjutnya data ditabulasi dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan narasi. Hasil Penelitian - Data Umum a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian yang digunakan adalah salah satu dari Unit Rawat Jalan RSD. Dr. Soegiri yang terletak di jalan kusuma bangsa No. 7 yaitu URJ. Onkologi. URJ. Onkologi ini melayani khususnya penyakit yang dialami oleh wanita pada daerah genetalia dan melakukan pap smear. Adapun susunan anggota pelayanan kesehatan di URJ. Onkologi Dr. Soegiri meliputi : 1. Sumarlin Amd, Kep. Selaku perawat penanggung jawab. 2. Endarwati sebagai juru rawat. 3. Dr. Hartono, Sp,Og. Selaku dokter penanggung jawab. b. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, dan jenis kelamin. 1. Distribusi responden berdasarkan umur Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Sumber : Data primer penelitian 2007 Gambar 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli Gambar 4.1 Dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian responden berumur > 45 tahun (55%). 2. Distribusi responden berdasarkan pendidikan Distribusi responden berdasarkan Pendidikan dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Sumber : Data primer penelitian 2007 Gambar 4.2 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli Gambar 4.2 Dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian responden berpendidikan SD (55%), Sedangkan yang terkecil adalah tidak sekolah (5%). 3. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini: SURYA 77

5 Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan gambaran diri klien dengan kanker leher rahim di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli Tahun Sumber : Data primer penelitian 2007 Gambar 4.3 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli Gambar 4.3 Dapat diketahui bahwa hampir sebagian responden bekerja sebagai petani dan wiraswasta (35%), sedangkan yang terkecil adalah PNS (10 %) 4. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 0 % 100% Perempuan Laki - Laki Sumber : Data primer penelitian 2007 Gambar 4.4 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli Gambar 4.4 Dapat diketahui bahwa seluruhnya Responden adalah Wanita (100%) - Data Khusus Pada bagian ini disajikan hasil dari tabulasi dan variabel yang diukur yaitu variabel : Konsep diri klien dengan Kanker Leher Rahim. 1) Gambaran diri klien dengan kanker leher di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri. Gambaan Diri Buruk Baik Frekuensi 18 2 Prosentase 90,0 10,0 Jumlah Sumber: Data primer penelitian 2007 Tabel 4.1 Dapat diketahui bahwa hampir seluruh (90%) responden mengalami perubahan gambaran diri. 2) Ideal diri klien dengan kanker leher di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri. Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan ideal diri klien dengan kanker leher rahim di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli Tahun Ideal Diri Frekuensi Prosentase Buruk Baik ,0 55,0 Jumlah Sumber: Data primer penelitian 2007 Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hampir sebagian (45%) responden mengalami perubahan dalam ideal diri. 3) Harga diri klien dengan kanker leher di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri. SURYA 78

6 Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan harga diri rendah klien dengan kanker leher rahim di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli Tahun Harga Diri Frekuensi Prosentase Rendah Tinggi ,0 40,0 Jumlah Sumber: Data primer penelitian 2007 Tabel 4.3. dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian (60%) responden mengalami harga diri rendah. 4) Peran klien dengan kanker leher di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri. Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan peran klien dengan kanker leher rahim di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli Tahun Buruk Baik Peran Frekuensi Prosentase ,0 70,0 Jumlah Sumber: Data primer penelitian 2007 Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hampir sebagian (30%) responden mengalami perubahan dalam peran di keluarga dan di masyarakat. 5) Identitas diri klien dengan kanker leher di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri. Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan identitas diri klien dengan kanker leher rahim di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli Tahun Identitas Diri Frekuensi Prosentase Buruk Baik ,0 40,0 Jumlah Sumber: Data primer penelitian 2007 Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian (60%) responden mengalami perubahan dalam identitas diri. Pembahasan Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian antara lain : c. Gambaran diri klien dengan kanker leher rahim Berdasarkan pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya klien kanker leher rahim mengalami gangguan pada gambaran dirinya yaitu sebesar 90%. Menurut Keliat Budi anna ( 1999 : 4 ) gambaran diri merupakan sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini menyangkup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Gambaran diri berhubungan erat dengan kepribadian. Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. pandangan yang realistik diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri individu yang stabil, realistik dan konsistensi terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan mantap terhadap reaksi yang akan memacu sukses dalam kehidupan. Persepsi dan pengalaman individu dapat merubah gambaran secara dinamis ( Keliat Budi Anna,1999 : 4 ). Gambaran diri merupakan salah satu bagian dalam konsep diri, sesorang yang mengalami gangguan gambaran diri akan melakukan hal hal yang tidak realistis menganggap bahwa dirinya tidak akan mendapatkan masalah dan jika mendapatkan suatu masalah akan melakukan koping SURYA 79

7 maladaptif agar terhindar dari masalah walaupun akan mengorbankan bagian tubuhnya sehingga permasalahan tersebut tidak terselesaikan dengan baik. Peran perawat sangat dibutuhkan dalam hal mengarahkan dan memberi penyuluhan tentang bagaimana penyakit kanker leher rahim itu sehingga klien terhindar dari koping yang tidak efektif. Peran perawat dalam memberikan health education klien dan keluarga harus lebih optimal sehingga klien dapat menerima keadaan dirinya apa adanya. Klien juga mempunyai gambaran diri yang baik akan mudah menerima penatalaksanaan untuk klien kanker leher rahim sehingga mengahambat pertumbuhan kanker tersebut. Gambaran diri dipengaruhi umur dan pendidikan.umur mempengaruhi seseorang dalam mengahadapi koping yaitu dalam gambaran dirinya, lebih dari sebagian responden berumur lebih dari 45 tahun. Dalam usia di atas diharapkan sesorang mempunyai koping yang adaptif sehingga dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi. Makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula seseorang dalam memperoleh informasi dan pengetahuan yang di miliki ( Notoatmojo S., 1997 : 27 ). Jadi diharapkan gangguan gambaran diri tidak terjadi pada seseorang yang berpendidikan tinggi. d. Ideal diri klien dengan kanker leher rahim Berdasarkan hasil tabulasi pada Tabel 4.2 hampir sebagian (45%) responden mengalami gangguan dalam Ideal diri. Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai standart pribadi ( Stuart dan Sundeen, 1998 : 227 ). Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkannya atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai yang ingin di capai, ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial keluarga, budaya, dan kepada siapa ia ingin lakukan ( Stuart dan Sundeen, 1998 : 227 ). Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang di pengaruhi orang yang penting pada dirinya yang memberikan tuntutan atau harapan. Pada usia remaja, ideal diri akan di bentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Ideal diri terbentuk dengan baik apabila identifikasi orang di sekitarnya khususnya dalam masyarakat dapat memberikan contoh yang baik, Oleh karena itu lingkungan sangat berpengaruh sekali dalam membentuk ideal diri seseorang, terjadi beberapa akibat jika ideal diri seseorang terganggu yaitu mempunyai pandangan masa depan yang suram, hubungan dengan masyarakat terlebih hubungan dengan masyarakat akan terjadi kesenjangan. Pada penderita kanker leher rahim tidak akan terjadi gangguan apabila lingkungan sekitar selalu memperhatikan sehingga individu mampu berfungsi sebagai individu yang mempunyai standar pribadi dalam berprilaku. e. Harga diri rendah klien dengan kanker leher rahim Dari hasil tabel 4.3 dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian (60%) responden mengalami gangguan harga diri rendah. Harga diri rendah adalah suatu sifat merendahkan, menghinakan dirinya sendiri, menjelaskan dirinya tentang suatu hal yang pernah atau pernah dilakukan. ( Maramis, 1999 : 117 ).Seseorang akan bermakna dan berhasil jika diterima dan di akui oleh orang lain, merasa mampu menghadapi kehidupan, merasa dapat mengontrol dirinya. Harga diri yang rendah berhubungan dengan hubungan interpersonal yang buruk terutama menonjol pada klien skizofrenia dan depresi. ( Stuart dan Sunden, 1998 : 229 ). Harga diri rendah merupakan aspek yang penting dalam konsep diri, seseorang yang merasa harga diri rendah maka dia akan menarik diri dari masyarakat jika tidak diberi penjelasan, kemungkinan seseorang akan mengalami gangguan jiwa. Salah satu bentuk dari harga diri rendah yakni sering mencemooh dirinya, menganggap dirinya bodoh, memiliki rasa bersalah yang tinggi dan lain lain. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami harga diri rendah antara lain umur dan pekerjaan. SURYA 80

8 Umur mempengaruhi seseorang dalam hal mekanisme koping yang adaptif. Hasil tabulasi pada gambar 4.1 diketahui lebih dari sebagian responden berumur > 45 tahun. Usia 45 tahun merupakan usia dimana seseorang memiliki peran di rumah dan di kehidupan sosial, harga diri rendah akan terjadi apabila kliendengan kanker leher rahim tidak dapat menjalankan peran di rumah dan kehidupan sosial ( tidak dapat bekerja ) Peran klien dengan kanker leher rahim Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hampir sebagian (30%) responden mengalami perubahan dalam peran.di keluaga dan di masyarakat. peran adalah serangkaian pola perilaku yang di harapkan oleh lingkungan sosial, peran yang di tetapkan adalah peran dimana seorang tidak mempunyai pilihan, peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu ( Stuart dan Sundeen,1998 : 228 ) Stres peran terdiri dari 4 komponen ( Stuart dan Sundeen, 1998 : 228) : a. Konflik peran Di alami jika peran yang di minta konflik dengan sistem individu atau dua peran yang konflik satu sama lain. b. Peran yang tidak jelas Terjadi jika individu di beri peran yang tidak jelas dalam hal prilaku dan penampilan yang di harapkan. c. Peran yang tidak sesuai Terjadi jika individu dalam proses transisi merubah nilai dan sikap misalnya seorang yang masuk dalam satu profesi dimana terdapat konflik antara nilai individu dan profesi. d. Peran berlebihan terjadi jika individu menerima banyak peran misalnya sebagai istri, mahasiswa, perawat, ibu. Individu di tuntut melakukan banyak hal tetapi tidak tersedia waktu menyelesaikannya. Peran memberi gambaran bagaimana seseorang memperoleh kejelasan prilaku, semua orang mempunyai peran yang di pilih oleh individu atau terpilih tetapi terdapat beberapa stres dalam peran seperti yang disebutkan di atas, jika seseorang mangalami stress dalam peran akan menjadikan seseorang tidak memperoleh kejelasan prilaku dan pengetahuan yang sesuai baik di rumah maupun di masyarakat. Faktor yang mempengaruhi klien dengan kanker leher rahim dalam mendapatkan peran yang sesuai yaitu pekerjaan. Klien dengan kanker leher rahim adalah klien yang terganggu dalam peran sakitnya sehingga diharapkan dengan bekerja klien kanker leher tidak terganggu perannya di keluarga maupun di masyarakat Identitas diri klien dengan kanker leher rahim Hasil tabulasi pada tabel 4.5 lebih dari sebagian yakni sebesar 55% responden mengalami gangguan dalam identitas diri. Menurut Stuart dan Sundeen ( 1999 : 228 ) Identintas personal merupakan pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertangguang jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan identitas di mulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja. Seseorang yang mempunyai identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari perasaan berharga atau respek pada diri sendiri. Kemampuan pada penguasaan diri sesorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya. Klien dengan kanker leher rahim mengalami perasaan yang berbeda dengan orang lain, respek yang berlebihan pada diri sendiri sehingga identitas yang terbentuk adalah identitas yang tidak sesuai dengan dirinya. Faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengenal identitas diri adalah umur dan lingkungan. Umur dapat mempengaruhi dalam mengenal diri seseorang (identitas diri) sehingga klien kanker leher rahim dapat menerima dirinya sebagai pribadi yang bertanggung jawab, SURYA 81

9 Lingkungan akan mendukung klien kanker leher rahim dalam menilai dirinya dan berpengaruh terhadap penilaian masyarakat, jika lingkungan tidak mendukung dan memperhatikan dia maka identitas diri tidak akan terbentuk dengan baik dan timbul pada diri klien kanker leher rahim perasaan yang berharga atau respek pada diri sendiri yang mengakibatkan pada klien kanker leher rahim mengalami gangguan identitas. Kesumpulan Dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembaasan mengenai gambaran konsep diri klien dengan kanker leher rahim maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : b. Hampir seluruhnya klien kanker leher rahim mengalami gangguan gambaran diri. c. Hampir sebagian klien kanker leher rahim terganggu dalam ideal diri.. d. Lebih dari sebagian klien kanker leher rahim mengalami harga diri rendah. e. Hampir sebagian klien kanker leher rahim mengalami gangguan dalam peran. f. Lebih dari sebagian klien kanker leher rahim mengalami gangguan identitas diri. 2. Saran Sesuai dengan hasil penelitian, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut : a. Bagi klien Klien kanker leher rahim seharusnya sangat aktif dalam memperoleh informasi tentang penyakitnya sehingga tidak terjadi perubahan konsep diri. b. Bagi pelayanan tenaga kesehatan Bimbingan dan konseling tentang kanker leher rahim dan pencegahannya harus selalu diberikan oleh petugas kesehatan untuk mencegah perubahan konsep diri klien. c. Bagi peneliti berikutnya Perlu di lakukan penelitian lebih lanjut tentang peran perawat sebagai konselor untuk mencegah perubahan konsep diri khususnya pada klien dengan kanker leher rahim DAFTAR PUSTAKA Alimul H., Aziz. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Jakarta : Salemba Medika. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Departemen Kesehatan RI.(1998). Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah di Pondok Pesantren. Jakarta : Depkes..(2000). Pedoman Studi Kelayakan dan Rencana Usaha JPKM. Jakarta : Depkes..(2003). Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta : Depkes..(2004). Kualitas Sumber Daya Manusia Ditentukan Pendidikan dan Kesehatan. www:// Pedoman Makanan Sehat Untuk Warung Sekolah, Seri II. Jakarta : Depkes..(2004). Pedoman Pengolahan dan Penyehatan Makanan Warung Sekolah, Seri I. Jakarta : Depkes..(2006). Pedoman dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Jakarta : Depkes..(2006). Strata Pelaksanaan UKS di Sekolah dan Madasah. Jakarta : Depkes..(2007). Plan of Action (POA). Jakarta : Depkes. SURYA 82

10 .(2007). Seri Program 2 Inovatif UKS. Jakarta : Depkes. Effendi, Nasrul. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta : EGC. Entjang, Indan (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Citra Aditya Bakti. Notoatmodjo, S (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Subekti, Imam. (2005). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Proses, Cetakan I, Malang. Sri Hartati. (1999). Media profesional biologi. Bandung : Mediatama. Notoatmodjo, S (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. SURYA 83

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. SULAWESI SELATAN Beatris F. Lintin 1. Dahrianis 2. H. Muh. Nur 3 1 Stikes Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. ( Yosep, 2007 ). Harga

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti² TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA -50 TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti² Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto E-mail : surya.mustikasari@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya. 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.

Lebih terperinci

Konsep diri, KDK, Sal

Konsep diri, KDK, Sal KONSEP DIRI S A L B I A H, S K p Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Konsep diri sangat erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan yang sehat,

Lebih terperinci

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN Rosliana Daud 1, Faisal Asdar 2, Rusly 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

KONSEP DIRI OIeh: Purwanta, S.Kp., M.Kes

KONSEP DIRI OIeh: Purwanta, S.Kp., M.Kes KONSEP DIRI OIeh: Purwanta, S.Kp., M.Kes Pengertian. Smart dan Sundeen (1995) mengatakan bahwa konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA Pandeirot *, Fitria**, Setyawan** Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI Ibrahim N. Bolla ABSTRAK Tindakan pembedahan adalah suatu tindakan

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT 07-08 RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA Aristina Halawa Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK Kenakalan remaja yang merupakan

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG Iis Sriningsih* ), Dhani Afriani** ) *) Dosen Prodi DIV Keperawatan Semarang, Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI Norma Risnasari Prodi DIII Keperawatan Universitas Nusantara PGRI Kediri

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI Indah Risnawati STIKES Muhammadiyah Kudus, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA WANITA DEWASA AWAL DI DUSUN PLALANGAN DESA PLOSOWAHYU KECAMATAN LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA WANITA DEWASA AWAL DI DUSUN PLALANGAN DESA PLOSOWAHYU KECAMATAN LAMONGAN GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA WANITA DEWASA AWAL DI DUSUN PLALANGAN DESA PLOSOWAHYU KECAMATAN LAMONGAN Titik Sugara, Amirul Amalia, Lilis Maghfuroh.......ABSTRAK.......

Lebih terperinci

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO 1 Megarista Aisyana, 2 Iin Rahayu Abstrak Hubungan yang harmonis antara perawat rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi, dan sosial, yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan diri dibutuhkan oleh setiap individu untuk mencapai keharmonisan hidup, karena pada dasarnya tidak ada manusia yang diciptakan oleh Allah SWT tanpa kekurangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

Koping individu tidak efektif

Koping individu tidak efektif LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA Daryani, Mawardi & Supardi Peningkatan angka kecelakaan dapat

Lebih terperinci

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN. HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN Diah Eko Martini.......ABSTRAK....... Kontrasepsi hormonal 1 bulan merupakan Alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Dwi Helynarti, S.Si *) Abstrak Kanker serviks uteri merupakan penyakit

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN Faizatul Ummah.......ABSTRAK....... Perawatan kehamilan yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN Devi Sri Ari Silvani, Moh. Saifudin Korespondensi: Moh. Saifudin, d/a : STIKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN WS Tarmi, Citra Dewi Aryani Korespondensi: WS Tarmi,

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR Purniaty Kamahi 1, Sudirman 2, H. Muhammad Nur 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015 GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015 Daniel¹ Warjiman² Siti Munawaroh³ Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan aniel.green8@gmail.com, warjiman99@gmail.com,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Herlina Tri Damailia, Theresia Rina Oktavia Prodi Kebidanan Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI DESA DUKUHAGUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI DESA DUKUHAGUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI DESA DUKUHAGUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN Amirul Amalia Dosen D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri ( Stuart, 2006 ). Gangguan

Lebih terperinci

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan 2015) Sumiyati* Hetti Latifah** *Dosen Program Studi D III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK Kasmuning*, Faizzatul Ummah**..............................ABSTRAK........................................................

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun Oleh : ANISSYA NURUL H J 200 090 023 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20 30 TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI Susilowati Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan professional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA Daryanti, Mawardi & Supardi 1 Peningkatan angka kecelakaan

Lebih terperinci

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI Delia Ulpa*, Mahnum Lailan Nst.** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual yang utuh dan unik, artinya yang merupakan satu kesatuan yang utuh dari aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif

BAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia. Dari seluruh skizofrenia,

Lebih terperinci

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) Husnul Mutoharoh*

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) Husnul Mutoharoh* STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan 2015) Husnul Mutoharoh* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan Jl Veteran No 53

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dukungan Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN 2014 *Dewiyusrianti Lina ABSTRAK Stress merupakan hal yang dapat terjadi pada pasien

Lebih terperinci

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara GAMBARAN STRES PSIKOLOGIS SEBAGAI PENCETUS SERANGAN ULANG NYERI DADA PADA KLIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUANG PERAWATAN VIII RS. DUSTIRA CIMAHI Evangeline Hutabarat dan Wiwin

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Martikowati Suryanis*, Andri Tri Kusumaningrum**, Mu ah***.......abstrak....... Kontrasepsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS Rizka Himawan,Diyah Krisnawati, ABSTRAK Latar Belakang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

Lebih terperinci

MAKALAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN KONSEP DIRI

MAKALAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN KONSEP DIRI MAKALAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN KONSEP DIRI Disusun Oleh: Aprilia Fajriati H0814013 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Lebih terperinci

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RUANG KUTILANG RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG Rakhma Nora Ika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara-negara maju, modern dan industri. Keempat masalah kesehatan tersebut

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *) ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO Arief Fardiansyah 1 *) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Ayah 1. Definisi Peran Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal (Supartini,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DENI RAMDHANI FITRIYATI NIM: 201410104011

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN (Studi di BPS Subiyana, Amd.Keb Kab.

HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN (Studi di BPS Subiyana, Amd.Keb Kab. HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN (Studi di BPS Subiyana, Amd.Keb Kab. Lamongan) Fitriana Ikhtiarinawati F *Dosen Program Studi D III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep koping 1.1. Pengertian mekanisme koping Koping adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, ancaman, luka, dan

Lebih terperinci

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031) CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031) 5633365 ABSTRACT Bentuk tubuh yang overweight sangat mengganggu remaja dan menimbulkan respon tersendiri bagi remaja

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh R.Purwasih 1), Y. Susilowati 2), 1) Alumni Akademi Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi perilaku, yaitu bagaimana prestasi kerja yang ditampilkan oleh individu baik proses maupun hasilnya,

Lebih terperinci

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 Jurnal CARE, Vol. 3, No., 05 5 PELAKSANAAN PROGRAM UKS DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG KOTA MALANG Erlisa Candrawati ) ; Esti Widiani ) ),

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA Retno Setyo Iswati Tenaga Pengajar Prodi DIII Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang bermakna berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan adanya distress

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN Arifal Aris Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan.......ABSTRAK....

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, diperkirakan sebanyak 24 juta orang telah menderita skizofrenia (WHO, 2009). Di Indonesia, menurut Riskesdas (2007), sebanyak 1 juta orang atau sekitar

Lebih terperinci

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT Fiktina Vifri Ismiriyam 1), Anggun Trisnasari 2), Desti Endang Kartikasari 3) Universitas

Lebih terperinci

Gambaran Pengetahuan Suami Tentang Pendamping Persalinan di RSUD. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

Gambaran Pengetahuan Suami Tentang Pendamping Persalinan di RSUD. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin GAMBARAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG PENDAMPING PERSALINAN DI RSUD H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Mawadatur Rohmah*, Sismeri Dona 1, Dini Akbari Husna 2 1 AKBID Sari Mulia 2 AKBID Sari Mulia *Korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks menempati terbanyak kedua di seluruh dunia yang mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi penyebab kanker terbanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. Sebagai pemberian pelayanan kesehatan yang komplek, mutu

Lebih terperinci

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES KABUPATEN KULON PROGO Ana Ratnawati Sri Hendarsih Anindya Intan Pratiwi ABSTRAK Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI JURNAL EDU HEALTH, VOL. 1, N0. 1, SEPTEMBER 2010 33 HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI Kurniawati, Utomo Heri S, Abstrak Operasi merupakan tindakan medik

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sri Mulyati Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi penulis

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT Volume 3, Edisi 1, Juli 2010 ISSN 2085-0921 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI Tri Sulistyarini, A.Per

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini berarti seseorang

Lebih terperinci

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan berbagai perubahan fisik, mental, dan emosional seiring dengan bertambahnya usia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan unsur terpenting dalam kesejahteraan perorangan, kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar hidup seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka. Salah satu tugas

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka. Salah satu tugas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Remaja pada umumnya dituntut untuk mengatasi perubahan dalam mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka. Salah satu tugas perkembangan remaja adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). 1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Menarik diri adalah satu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). (Depkes RI, 1983) Menarik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI Iwan Permana, Anita Nurhayati Iwantatat73@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN Marniati Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh E-mail: marniati_skm@yahoo.co.id Abstrak Kecemasan merupakan

Lebih terperinci