BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. merupakan hasil pemekaran dari provinsi sebelumnya Provinsi Sulawesi Utara.
|
|
- Hendra Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 7 BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN A. Pengertian Judul 1. Gorontalo Menunjukan sebuah nama lokasi/daerah yaitu Provinsi Gorontalo merupakan hasil pemekaran dari provinsi sebelumnya Provinsi Sulawesi Utara. (Pedoman Akademik UNG 2008) 2. Café (Kafe) Kafe berasal dari bahasa Perancis yaitu Café. Arti secara harafiah adalah (minuman) kopi. Tetapi kemudian menjadi tempat dimana seseorang bisa minumminum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya ( wiki/kafe). Kafe juga mempunyai arti yaitu restoran kecil yang melayani atau menjual makanan ringan dan minuman, kafe biasanya digunakan untuk rileks (Kamus Besar Bahasa Indonesia 432) 3. Live Music Live Music jika diartikan dalam bahasa Indonesia artinya Pertunjukan Musik secara langsung. Jadi pengertian Gorontalo Café Live Music secara keseluruhan yaitu suatu tempat hiburan masyarakat yang menyajikan minuman dan makanan ringan serta pertunjukan musik secara langsung yang terletak di Provinsi Gorontalo.
2 8 B. Fungsi dan Kegiatan Adapun fungsi dari Café Live Music ini yaitu menjadi suatu wadah bagi masyarakat khususnya yang berada di daerah kota Gorontalo sebagai tempat hiburan yang nyaman dan rekreatif, serta dapat menjadi tempat untuk para pemain musik mengapresiasikan kemampuannya dalam bermusik. C. Struktur Organisasi DIREKTUR SEKRETARIS BENDAHARA KEP. TEKNISI KASIR PELAYAN PEKERJA SATPAM Gambar 2.1 Struktur Organisasi
3 9 D. Hasil Studi Objek Rancangan 1. Tinjauan Arsitektur Untuk Cafe a. Teori Tentang Sirkulasi Kafe Sirkulasi antara pengunjung dan karyawan tidak boleh bersilangan. Bersilangan ialah jika sirkulasi antara pelayan dan pengunjung saling bertemu tanpa adanya sirkulasi alternatif lainnya, sehingga bisa terjadi peristiwa saling menunggu atau bertabrakan antara pengguna (Panero dan Zelnik,2003:229) adalah: Hal yang harus diperhatikan dalam desain layout sebuah restoran/kafe 1. Direction (arah) Gambar 2.2 Jarak Bersih Sirkulasi Sumber : Panero,Zelnik (2003 p.229) Gambar 2.3 Pengarahan Jalan Sumber : Suptandar (1998, p.115)
4 10 2. Flow Sebuah tujuan penting dari proses desain adalah untuk mengoptimalkan flow yang meliputi jarak, kapasitas, kecepatan, dan arah. Pola flow dihasilkan oleh pelanggan atau konsumen, karyawan, makanan, meja-kursi makan dam pelayanan. 3. Distance (Jarak) Selain memperhatikan jarak antar ruang, dalam desain interior restoran juga harus memperhatikan jarak yang akan terjadi antar individu. Distance zone, dimana merupakan petunjuk yang jauh untuk rencana perancangan lingkungan, adalah sebagai berikut: Public Distance: 12 feet dan seterusnya (>365,8cm) Hal ini meliputi jarak yang akan didapatkan saat memasuki restoran dengan plafon tinggi atau lobi yang luas. Public distance meliputi pendangan untuk berjalan ke area makan atau ketika memasuki area pengambilan makanan di dapur. Social Distance: 4-12 feet (121,9cm 365,8cm) Pelanggan merasakan social distance ketika mereka melihat layar televisi disebuah bar, pertunjukan di klub malam, atau staf pelayanan yang sibuk bekerja di restoran. Sama juga dengan staf dapur yang merasakan bahwa mereka terlihat oleh pelanggan yang berjalan melewati dapur. Personal Distance: 18inch 4 feet (45,72 121,9cm) Perasaan pada jarak ini misalnya ketika berbicara pada teman makan diseberang meja.
5 11 Intimate Distance: Kontak fisik 18inch (<45,72) Perasaan ketika cukup dekat untuk bersentuhan dengan teman makan, seperti ketika duduk bersampingan di sebuah sofa. Seringkali terasa crowded feeling ketika kursi makan yang diduduki ditabrak oleh karyawan yang lewat (Baraban dan Durocher 60) Sirkulasi mengarah dan membimbing perjalanan atau apak yang terjadi dalam ruang. Sirkulasi member kesinambungan pada pengunjung terhadap fungsi ruang, antara lain dengan penggunaan tanda-tanda pada ruang sebagai penunjuk arah jalan tersendiri. Dibawah ini adalah arah sirkulasi berdasarkan pada penempatan dan bukaan pintu. Gambar 2.4 Zona Jarak Sumber : Ching (1996, p.63) Gambar 2.5 Sirkulasi berdasarkan penempatan pintu Sumber : Suptandar (1998, p.115) Pengarahan atau pembimbingan jalan dapat diperkuat dengan peletakan pintu-pintu, permainan lantai, permainan plafon/langit-langit, permainan dinding,
6 12 lampu-lampu/penyinaran, gambar-gambar atau lukisan-lukisan warna dan bendabenda dalam ruang (Suptandar,1999:115) b. Pembagian Ruang Kafe Pada sebuah kafe terdapat pembagian ruang antara lain: a. Area Makan yaitu tempat untuk menikmati hidangan makanan dan minuman ringan berupa: Hot Drink seperti: Coffe, Black Coffe, Chocolate Cold Drink seperti: Ice Coffe, Soft Drink, Ice Tea Cold Food seperti: Cake, Salad, Cemilan Ringan Hot Food seperti: Sup Ayam dan Steak Persyaratan untuk luas area makan: 1. 1,2 1,4 m 2 perorangan dan dilayani oleh pelayan. 2. 0,83 m 2 perorangan, makanan yang disajikan terbatas dan dirancang menurut pola yang ada (Soekresno 36) Area makan harus: Peletakan sebuah meja sebaiknya berdekatan dengan tiang atau kolom jika berada di tengah ruangan. Pintu masuk tidak bersilangan dengan jalur pelayanan. Antara tempat duduk yang satu dengan tempat duduk yang membelakangi merupakan gang atau disebut jalur pelayanan dengan jarak 1350 mm sebagai jalur maksimum 2 pramusaji. Pergeseran maju mundur kursi antara mm untuk kebutuhan duduk. Pergeseran mundur kursi untuk pelanggan berdiri 300 mm.
7 13 Tempat tangga pelayan tidak terletak pada tempat yang mengganggu pengunjung (Soekresno 39) b. Bar yaitu tempat menikmati minuman berupa hot drink, coctail, dan jenis minuman yang dicampur oleh bartender seperti wiski, chivas, vodka, dan wine. Terdapat bangku tinggi, merapat dinding meja, pengunjung dapat menikmati minuman pembangkit selera dan sekaligus untuk koordinasi karyawan. Jarak duduk pada meja bar antara orang yang satu dengan yang lain 75 mm. c. Lounge yaitu tempat tunggu sementara di bagian kafe. d. Kasir, terletak dekat dengan bar karena letaknya mudah dijangkau oleh pelayan, sehingga mudah dalam pencapaiannya (Soekresno 39) c. Perabot Kafe Pemilihan desain perabot merupakan pencerminan kepribadian seseorang. Penyusunan perabot harus disesuaikan dengan kebutuhan guna kenyamanan si pemakai sedangkan fungsi perabot tidak bisa dipisahkan dengan faktor estetika dan ergonomi. Desain perabot terbagi 2 kategori yaitu: 1. Perabot yang berbentuk kotak (case) termasuk chests, meja, lemari dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, tipe semacam ini di Indonesia mesih terbuat dari kayu walaupun bahan-bahan lain makin bertambah popular. 2. Perabot yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang seluruhnya atau sebagian diberi pelapis (Suptandar,1999) Manusia adalah faktor utama yang mempengaruhi bentuk, proporsi dan skala perabot. Untuk memperoleh manfaat dan kenyamanan dalam melaksanakan
8 14 tugas kita perabot harus dirancang pertama-tama agar tanggap dan sesuai dengan ukuran kita, jarak bebas yang diperlukan oleh pola aktifitas kita dan sifat aktifitas yang kita jalani (Ching,2000) Seating (tempat duduk) Elemen pertama yang berhubungan langsung dengan tubuh ketika pengunjung diarahkan pada meja adalah tempat duduk. Permukaan dan bentuk tempat duduk, ketinggian lebarnya, posisi relatifnya terhadap meja (jarak dari meja dan permukaan meja), jaraknya dengan tempat duduk lain, serta relasi visualnya dengan dengan desain ruangan mempengaruhi persepsi pengunjung. Tipe tempat duduk yang berbeda membuat kesan yang berbeda. Tempat duduk juga dapat dipilih untuk sebuah tema (Baraban dan Durocher 104) Gambar 2.6 Dimensi Tubuh Manusia Saat Duduk Sumber : Ching (1996, p.62) Untuk memudahkan pengaturan meja dengan jumlah tempat duduk sesuai dengan pesanan dalam satu meja, restoran perlu memiliki fasilitas meja dengan
9 15 berbagai ukuran dan bentuk yaitu meja bundar dan meja empat sisi. Jalur pelayanan antara tempat duduk satu dengan yang membelakangi merupakan gang atau jalur pelayanan dengan jarak 1350 mm. Panjang meja untuk 2 pengunjung 850 mm. Ukuran dan tata letak: 1. Tinggi kursi secara keseluruhan sampai dengan sandaran 900 mm. 2. Tinggi kursi sampai bagian yang diduduki 450 mm. 3. Panjang dan lebar kaki kursi 450 x 450 mm. 4. Luas meja relatif dapat disesuaikan dengan banyak atau sedikitnya tempat duduk. 5. Jarak kursi yang satu dengan yang membelakangi 1350 mm untuk 2 jalur pramusaji atau 900 mm untuk 1 pramusaji (Soekresno 39) Seating Material Perabot berbahan besi tempa adalah pilihan untuk digunakan di outdoor. Perabot berbahan besi tempa memiliki ketahanan tinggi dan dapat dilapisi dengan berbagai warna cat. Perabot dengan bahan ini dapat digabungkan dengan dekorasi lain seperti dengan tambahan alas duduk, sandaran punggung, kursi dan bahan ini dapat menjadi cukup nyaman (Baraban dan Durocher 105) Structure Ukuran dan lendutan (baik pada alas duduk ataupun sandaran) kursi mempengaruhi kenyamanan konsumen. Tempat duduk dapat mempercepat rata-rata pergantian pengunjung (Baraban dan Durocher 106)
10 16 Special Features Berat dari tempat duduk yang dapat dipindahkan, selain mengarah pada citra restoran secara keseluruhan, juga juga mengarah pada operasional restoran yang tidak berat memudahkan konsumen untuk menggerakkannya maju atau mundur dari meja. Kursi yang berat memberikan kesan elegan atau mewah, yang menyesuaikan pada beberapa setingan ruangan (Baraban dan Durocher 106) Seating Layout Tempat duduk dapat menciptakan perasaan keintiman. Variasi peletakan tempat duduk menawarkan pilihan untuk suasana yang lebih intim atau terbuka, serta mempengaruhi jumlah tempat duduk yang dapat diletakkan dalam ruangan (Baraban dan Durocher 107) Gambar 2.7 Dimensi standar untuk aktivitas makan Sumber : Ching (1996, p.65)
11 17 Gambar 2.8 Pengaturan meja secara paralel Sumber : Neufert (2002, p.120) Table and Table Tops Meja adalah visual focal point sebuah restoran. Ukuran, bentuk, material permukaannya adalah komponen paling penting untuk dipertimbangkan ketika memilih meja untuk restoran. Ukuran juga berhubungan dengan jumlah bendabenda yang akan diletakkan di meja dan ukuran piring yang dipergunakan (Baraban dan Durocher 108) Gambar 2.9 Pengaturan meja secara diagonal Sumber : Neufert (2002, p.120) Gambar 2.10 Area Operasional dan Tamu Sumber : Neufert (2002, p.119)
12 18 Gambar 2.11 Dimensi Optimum Permukaan Meja Makan Sumber : Panero Zelnik (2003, p.219) 2. Studi Komparasi a. Hard Rock Café Jakarta Hard Rock Café Jakarta adalah sebuah kafé yang terletak di Plasa Indonesia Jakarta Pusat. Kafé ini hadir di Jakarta pada tahun Hard Rock Café Jakarta juga menjadi salah satu icon penting di dunia musik Indonesia dan menjadi sebuah kafé yang mampu bertahan selama 13 tahun dengan menu andalan yang sama sejak tahun Bentuk bangunan modern minimalis dapat terlihat dari bentuk eksteriornya dan pengaturan tata interiornya, pemilihan warna-warna yang memberi kesan modern seperti warna silver, kuning, dan orange, penggunaan material kaca dan almunium composite juga sangat terlihat pada eksteriot bangunan ini. Dengan fasilitas live music-nya, pengaturan interior yang dibuat agar pengunjung dapat menikmati live music dari sisi mana saja di dalam ruangan, serta akustik yang tertata dengan baik menjadikan tempat ini tidak pernah sepi
13 19 pengunjung serta telah didatangi berbagai artis dalam negeri maupun Internasional dan tampil di panggung musik yang terdapat di area Hard Rock Café Jakarta ini ( Gambar Panggung Panggung Live Live Music Music Hard Hard Rock Rock Café Café Jakarta Gambar Interior Hard Rock Café Jakarta Untuk pencahayaan pada kafé k ini sendiri menggunakan pencahayaan alami pada siang hari dan pencahayaan buatan pada malam hari, yaitu berupa lampu doenlight yang tidak terlalu terang serta lampu -lampu lampu hiasan pada dinding, lukisan, dan lampu sorot ke panggung
14 20 Gambar Eksterior Hard Rock Café Jakarta b.. Classic Rock Café Bandung Classic Rock Café berdiri pertama kali pada bulan April 2003 dan berlokasi di jalan Trunojoyo Bandung. Selama 3 tahun berdiri, telah mendapat sambutan yang sangat antusias dari para penggema r Rock, baik kalangan tua maupun muda di kota Bandung. Atmosfir yang dikemas adalah memang untuk para penggemar musik Classic Rock, namun kalangan awam -pun dapat menikmati nuansa interior Classic Rock era tahun 60 sampai 80 an. Ditempat yang baru yaitu di jalan Lembong no. 1 Bandung sejak bulan November 2006, nuansa Classic Rock jauh lebih kental. Setiap sudut ruangan tidak lepas dari interior yang berkarakter Classic Rock. Mulai dari meja yang bernamakan grup-grup grup Classic Rock lengkap dengan foto -fotony fotonya, poster-poster disetiap sudut, memorabilia, sampai dengan menu -menu menu yang semuanya menggunakan nama judul lagu terkenal, semua ada disana.
15 21 Gambar 2.15 Classic Rock Café Bandung Tema klasik sangat terasa pada pengaplikasian dari eksterior bangunan ini, dapat dilihat darii bentuknya yang sangat artistik, seperti pintu masuk yang berbentuk badan gitar, serta pemilihan warna -warna warna yang klasik seperti cokelat muda, cokelat tua, dan hitam. Materiall yang digunakan untuk dinding juga sebagian besar terbuat dari dinding bata. Penempatan dari meja meja-meja, foto-foto dan gambar-gambar, gambar, juga dari segi pencahayaan yang apik, menjadikan Classic Rock Café begitu artistic dan semuanya tidak terlepas dari nuansa Classic Rock termasuk penempatan koleksi patung-patung patung memorabilia. Gambar 2.16 Interior Classic Rock Cafe
16 22 Ruang Balcony dengan sofa dan meja yang nyaman untuk bersantai dan tidak mengurangi kenikmatan dalam menonton Live Music Rock pada stage yang terletak dibawah. Gambar 2.17 Balkon Classic Rock Cafe Penempatan stage yang tepat, menjadikan Live Rock Band Classic Rock Café begitu hidup. Baik dari segi Sound System yang apik, juga memungkinkan dapat melihat secara leluasa grup-grup grup favorit dari segala sudut, mulai tempat duduk, bar bahkan di area Balkon. Classic Rock Café juga memanjakan penggemar Classic Rock dengan adanya fasilitas Mini Music Library, Collector s Corner, Mini Cinema, Music Movie Program, dan tentunya Live Band khusus lagu-lagu lagu Classic Rock dengan format tertentu setiap harinya. Ruangan Bioskop berkualitas dilengkapi dengan sofa dan meja yang ( nyaman dengan kapasitas sampai 10 orang
17 23 Gambar 2.18 Mini Cinema di Classic Rock Cafe Kesimpulan yang dapat diambil dari dua studi komparasi diatas yaitu: a. Hard Rock Café Jakarta 1. Hard Rock café; mempunya lokasi strategis yaitu di pusat kota Jakarta sehingga mudah untuk dikenali serta akses pencapaiannya--pun tidak sulit. 2. Bertema modern minimalis, hal ini dapat dilihat dari material yang digunakan pada eksteriornya yaitu berupa kaca dan alumunium composite, serta bentuk bangunan yang simple dan pemilihan warna warna-warna yang modern seperti abu-abu, silver, kuning, dan orange. 3. Pengaturan interior yang diatur sedemikian rupa sehingga pengunjung dapat melihat pertunjukan live music dari sisi mana saja. 4. Memanfaatkan jendela kaca untuk pencahayaan alami pada siang hari dan menggunakan pencahayaan buatan pada malam hari. b. Classic Rock Café Bandung 1. Menggunakan tema klasik sesuai dengan namanya, dapat dilihat juga dari eksteriornya yang artistik. 2. Interior yang bernuansa classic Rock era 60 sampai 80an, mulai dari meja-meja yang bernamakan grup-grup classic rock, pajangan atau foto-
18 24 foto band rock di dinding, ditambah dengan perpaduan warna interior dan pencahayaan yang sangat klasik seperti warna cokelat tua, cokelat muda, hitam dan agak merah. 3. Terdapat balkon dengan sofa yang bersifat lebih privasi namun masih bisa menikmati pertunjukan live music yang ada di bawah. 4. Memiliki fasilitas penunjang seperti mini cinema dengan kapasitas 10 orang, mini music library, collector s corner, dan music movie program.
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Keadaan fasilitas fisik aktual belum sesuai apabila dilihat dari segi ergonomi untuk meja makan, kursi makan, meja salad, kursi tunggu, meja kasir, dan mix 4 fun.
Lebih terperinciBAB III KAJIAN LAPANGAN
BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Ieke Coffe and Gelato (survei café es krim) 1. Lokasi: Jl. Yos Sudarso No. 197 Solo. Merupakan jalan utama ke arah Solo Baru. Letaknya di pinggir jalan. 2. Aktivitas a. Pengunjung:
Lebih terperinciPerancangan Interior Magnum Kafe di Surabaya
JURNAL INTRA VOL.2, NO.2, (2014) 421-425 421 Perancangan Interior Magnum Kafe di Surabaya Yusuf Ongkohadi H Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama
Lebih terperinciBAB pagi 2 dini hari Kegiatan. Makan, minum, bersantai, bertemu teman. Menengah ke atas Fasilitas
BAB 3 3.1 Konsep Desain Konsep yang digunakan pada desain Restoran Eclectic adalah konteporer, dimana memadukan antara konsep sebuah restoran dan bar. 3.1.1 Analisa data Kafe Eclectic Peak Hour Rabu-Sabtu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Little Wings adalah sebuah book cafe yang menggunakan konsep klasik kolonial sehingga memberikan nuansa girly seperti rumah Barbie. Cafe unik ini ada
Lebih terperinciPENERAPAN MATERIAL FINISHING INTERIOR KAFÉ DI TEMBALANG, SEMARANG
Available online through http://ejournal.undip.ac.id/index.php/modul Penerapan Material Finishing Interior Kafé Di Tembalang, Semarang PENERAPAN MATERIAL FINISHING INTERIOR KAFÉ DI TEMBALANG, SEMARANG
Lebih terperinciPrivate Elemen Interior Layout ruang Model meja
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENENTUAN VARIABEL DAN PARAMETER Variabel Sub Variabel Parameter Pengunjung Berkelompok Umur Latar belakang Individual pendidikan Sosial budaya Status Furniture Dimensi Furniture
Lebih terperinciMETODE DESAIN. 3.1 Metode Pengumpulan Data
METODE DESAIN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.2 Tahapan Pengumpulan Data METODE DESAIN Dalam tahap pengumpulan data dapat terbagi menjadi dua bagian, yaitu : data primer data kuisioner owner data sekunder
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Nama Usaha : Siete Cafe & Garden Tahun Berdiri : Mei 2012 Alamat : Jalan Sumur Bandung No. 20 Telepon : 022-2500453 Jam Operasi :
Lebih terperinciDesain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) F-163 Desain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury Erwin Kurniawan dan Prasetyo Wahyudie Jurusan Desain
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
7 BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN A. Pengertian Judul 1. Gorontalo Menunjukan sebuah nama lokasi/daerah yaitu Provinsi Gorontalo merupakan hasil pemekaran dari provinsi sebelumnya Provinsi Sulawesi Utara.
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KHUSUS
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.
Lebih terperinciBAB V ANALISIS Pengantar
BAB V ANALISIS Pengantar Setelah melakukan survey pengambilan data pada cafe yang memiliki suasana ruang yang rileks dan private sebagai dasar rancangan book cafe yang kuat, maka marilah kita berpindah
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN LITERATUR
BAB II. KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Judul Pengertian judul Desain Interior Pusat Mainan Jakarta "dengan perencanaan dan perancangan di Jakarta, adalah sebagai berikut : 1. Desain Rancangan, rencana
Lebih terperinciKuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian Responden yang terhormat, Saya adalah mahasiswa program studi Administrasi Bisnis Fisip Universitas Sumatera Utara yang sedang menyusun penelitian berjudul Pengaruh Store Atmosphere
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
6 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Coffe Shop Coffe shop atau cafe adalah: suatu tempat yang mempunyai karakteristik gabungan dari bar dengan rumah makan atau restoran, tetapi dalam hal ini coffe
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana
Lebih terperinciMAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan
MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI
PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI KARYA DESAIN Oleh Debby Tiara Nauli Siregar 1211874023 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT
Lebih terperinciBAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious
BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Roemah Kopi adalah sebuah cafe yang menggunakan konsep etnik Indonesia sehingga memberikan nuansa yang berbeda dan ini bisa menjadi daya tarik bagi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam perancangan interior Hotel Mulia ini, penulis membatasi ruang lingkup perancangan dengan mengambil lobby dan kamar tamu pada hotel ini sebagai denah khusus
Lebih terperinciLampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS
Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN 1. Daftar pertanyaan untuk informan kunci (pemilik)
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman
V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung saat ini terkenal dengan sebagai salah satu kota wisata yang sangat digemari oleh para wisatawan baik itu turis lokal maupun mancanegara, hal ini dikarenakan
Lebih terperinciELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR
ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila
Lebih terperinciDesain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) F-193 Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh suatu perusahaan untuk mencari keuntungan atau nilai tambah. Saat ini perkembangan bisnis
Lebih terperinci3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Akibat perkembangan jaman dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, membuat gaya hidup seseorang untuk mencari suatu hiburan menjadi berubah. Waktu mereka habis hanya untuk bekerja dan belajar sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan kalangan muda Kota Padang senang berkumpul, berinteraksi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebanyakan kalangan muda Kota Padang senang berkumpul, berinteraksi dan bersosialisasi. Secara tidak langsung, fenomena ini membuat maraknya pertumbuhan restoran sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan sebuah drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelar di panggung. Pertunjukan kesenian yang berasal dari Jombang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak sampai dengan usia lanjut memerlukan pangan, sandang, dan papan. Disamping kebutuhan, setiap
Lebih terperinciEksotisme & GALLERY. Vol. 13 No. 05 Mei 2012
Eksotisme KONSEP RESTO & GALLERY Penulis Qisthi Jihan Fotografer Ahkamul Hakim Berwisata kuliner di Bali, tidak sekadar mencari makanan yang nikmat, tetapi kebanyakan dari pengunjung juga mencari sebuah
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Rak dan Gantungan Pakaian Perancangan rak dan gantungan pakaian yang akan ditempatkan dalam bis khusus rancangan alternatif 3. Dimensi dari lemari gantungan
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Fasilitas Fisik Sekarang 1. Meja Kasir Ukuran ketinggian meja kasir saat ini sudah ergonomis, namun tinggi monitor ke lantai
Lebih terperinciUKDW BAB 1 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Menurut Probo Hindarto (2010), lesehan merupakan istilah untuk cara duduk diatas lantai, dimana akar budayanya berasal dari tata krama duduk di dunia timur. Lesehan merupakan
Lebih terperinciTEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM. A. Teori Perancangan Ruang Dalam.
A. Teori Perancangan Ruang Dalam. TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM Perancangan ruang dalam atau yang lebih populer disebut dengan desain interior adalah suatu proses menata sebuah ruang dalam baik dari
Lebih terperinciwine. 2 Tempat seperti ini dapat digolongkan sebagai wine house atau wine lounge. Tempat yang di dalamnya terdapat sarana sarana pendukung yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pola dan gaya hidup manusia merupakan salah satu aspek yang mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu contoh perkembangan gaya dan pola hidup adalah mulai masuk
Lebih terperinciTkeluarga dan non. Sakhir pekan bersama anak-anaknya. ST UDI ANALISA BAB 3. Keluarga. Konsumen. Non-Keluarga. Target Desain
Target Desain Keluarga egmen keluarga biasanya memiliki karakter yaitu menghabiskan waktu saat Sakhir pekan bersama anak-anaknya. Konsumen a r g e t d e s a i n m e r u p a k a n Tkeluarga dan non keluarga,
Lebih terperinci8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis
8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis Apa yang harus anda ketahui mengenai trend interior di tahun 205 Kata Pengantar Hi, terima kasih sudah mendownload free ebook ini. Di ebook ini saya yakin anda akan
Lebih terperincihunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi
1 2 hunian lama, BERNYAWA BARU Penulis Qisthi Jihan Fotografer Lindung Soemarhadi Di tengah maraknya pembangunan rumah modern, seperti cluster atau apartemen, pemilik rumah ini malah memutuskan untuk memilih
Lebih terperinciBAB 3. Metode Perancangan
BAB 3 Metode Perancangan 3.1 Metodologi Desain 3.1.1 Mind Mapping Mind mapping merupakan hasil pemikiran ide yang dimulai dari pokok permasalahan kemudian dijabarkan menjadi beberapa pokok permalasalahan
Lebih terperinciBAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko
93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan untuk bahan penutup lantai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya perkembangan pariwisata yang berdiri di Kota Bandung, membuat semakin banyak restoran yang berdiri di Kota Bandung. Hal ini membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Cafe Lawangwangi Cafe Lawangwangi Creative Space merupakan salah satu tempat dimana para seniman dapat memamerkan sekaligus menjual hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, sebuah budaya menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses perkembangan budaya saat ini melaju dengan sangat cepat seiring dengan perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, sebuah budaya menghasilkan tren gaya hidup. Gaya
Lebih terperinciTINJAUAN PT. Elemen (CUPS Coffeeshop)
BAB II TINJAUAN PT. Elemen (CUPS Coffeeshop) 2.1 Sejarah CUPS Coffee Shop Pada awalnya berdiri Perusahaan ini adalah di mulai dari kesukaannya sang pemilik perusahaan terhadap minuman kopi dan terkadang
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain
Lebih terperincidiarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, eraglobalisasi memperluas pasar produk
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANG DALAM
UNIVERSITAS UDAYANA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN RUANG DALAM Ulasan Teori dan Konsep Perancangan Ruang Dalam Metode Studi Literatur Mahasiswa; ARFIEL ZAQTA SURYA 131925105 Teori dan konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangnya kebutuhan manusia modern secara tidak sadar membentuk pemasaran di dunia saat ini semakin emosional. Kini kebutuhan emosional jadi lebih menonjol
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet
Lebih terperinciKewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM.
Kewirausahaan II Modul ke: Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran Fakultas EKONOMI Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Rizal, S.ST.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kata atmosphere, berasal dari bahasa Inggris yang berarti suasana. Secara umum, pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Penerapan konsep frame pada bangunan Konsep frame pada bangunan ini diterapkan ke dalam seluruh bagian ruangan, meliputi lantai, dinding dan langit-langit. Konsep tersebut
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang. termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan. Rutinitas yang cukup
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika perkembangan zaman telah mengubah dimensi masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan.
Lebih terperinciA. IDE GAGASAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP DESAIN A. IDE GAGASAN PERANCANGAN Perencanaan dan perancangan Music Center ini merupakan proyek perancangan fasilitas komersial yang dapat menunjang kegemaran masyarakat terhadap band The
Lebih terperinciRedesain Rumah Makan Warung Apung Rahmawati dengan Konsep Jawa Modern
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) F-34 Redesain Rumah Makan Warung Apung Rahmawati dengan Konsep Jawa Modern Widyasi Tiara Hapsari, Aria Wenny Anggraita, dan Anggra
Lebih terperinciPutih Abu Hitam Coklat
KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka
Lebih terperinciArchitecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015
Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin majunya perkembangan zaman dan teknologi, gaya hidup masyarakat sekarang mulai berangsur angsur berubah mengikuti perubahan zaman. Banyaknya tempat
Lebih terperinci5.1 Konsep macam dan besaran ruang
BABV KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep macam dan besaran ruang a Kegiatan perkantoran Tabel 5.1 Kegiatan perkantoran No JENIS RUANG MODUL JUMLAH BESARAN (m2) TOTAL 1 Ruang direktur 4,5x5 1 22,5 m2 22,5 m2
Lebih terperinciKLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin
01 02 KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin Good design is good business. Inilah yang terwujud pada desain klinik yang berhasil mengakomodasi kegiatan konsultasi dokter
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Spesifikasi, dimensi dan bentuk serta rancangan Fasilitas Fisik pada gerbong kepresidenan dari segi ergonomi sebagai berikut : - Meja Kerja Meja kerja memiliki
Lebih terperinciGamer s. Little Heaven. Di kafe ini, jangan berharap suasana tenang dan musik lembut mengalun. Teriakan seru yang justru kerap terdengar.
RUANG USAHA Para game master siap membantu pengunjung menjelaskan aturan permainan dan memilihkan jenis permainan yang sesuai. Di kafe ini, sewa permainan bertarif Rp 15.000 per jam per kepala. Di kafe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak kemajuan yang dicapai oleh manusia, sejalan dengan perkembangan teknologi, perekonomian, industri, komunikasi, dan rekreasi. Sehingga membawa masyarakat
Lebih terperinciInterior. Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS. Vol. 14 No. 01 Januari 2013
Interior Pe n u lis Mufliah Nurbaiti Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS 72 Kian terbatasnya lahan hunian serta keinginan kemudahan akses mencapai tempat beraktivitas merupakan
Lebih terperinciBAB IV. KONSEP PERANCANGAN
BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan
Lebih terperinciPERABOT ANAK. Sumber : _ html
LAMPIRAN 200 ANAK Sumber : http://renopia.en.ec21.com/toy_piano_digital_piano_musical-- 3691712_4713603.html Pink : Origin : Korea, Brand : Spendid Junior Coklat : Origin : China, Brand : December Dimensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tradisi dan sopan serta memiliki berbagai kelebihan. Hal ini menimbulkan kesan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra Jepang di mata dunia Internasional adalah baik, dalam arti memiliki kesan bahwa orang Jepang yang penuh dengan tradisi yang kental, menghargai tradisi dan sopan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak cafe yang menawarkan konsep one stop shopping pengunjung dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akibat perkembangan jaman dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, membuat gaya hidup seseorang untuk mencari suatu hiburan menjadi berubah. Waktu mereka
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Keergonomisan Sarana Fasilitas Fisik Gerbong Kereta Makan
Lebih terperinciDesain Interior Rumah Cupcakes & BBQ dengan konsep Open kitchen bernuansa Modern Chic
Tugas Akhir Desain Interior Rumah Cupcakes & BBQ dengan konsep Open kitchen bernuansa Modern Chic Dosen Koordinator: Anggri Indraprasti SSn, MDs Dosen Pembimbing : Ir. Budiono, MSn Sayuri Dianita 3409100108
Lebih terperinciBAB III STUDI LAPANGAN
BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo yang tepatnya berada di Jln. MT Hariyono No. 196 depan Bank sulut Kota
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Café Double dipps dirikan pada tanggal 11 juli 2011 dibawah kepemilikian ibu Lisye Irawati, Café Double dipps merupakan salah satu
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR QUEEN GRAPHIC HOUSE PADANG PANJANG SUMATERA BARAT. Amry Diza jade. Abstrak
PERANCANGAN INTERIOR QUEEN GRAPHIC HOUSE PADANG PANJANG SUMATERA BARAT Amry Diza jade 0 73 03 Abstrak Queen Graphic House merupakan perusahaan atau kantor yang bergerak dalam bidang jasa desain grafis.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada bidang penjualan makanan yang memiliki usaha berupa Warung Angkringan
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Karya Perdana Kofienti merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang penjualan makanan yang memiliki usaha berupa Warung Angkringan SO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang semakin bervariasi. Terkadang orang ingin bertemu di tempat yang tidak hanya menyenangkan,
Lebih terperinciBAB 5 HASIL RANCANGAN
BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karaoke adalah satu bentuk nyanyian yang mengeluarkan suara dalam bentuk minus one seperti yang terdapat dalam video karaoke. Sekarang ini karaokecukup canggih, dan
Lebih terperinciKONSEP TUGAS AKHIR REDESAIN RESTORAN ITALIA PRONTO DENGAN KONSEP ITALIA KONTEMPORER
KONSEP TUGAS AKHIR REDESAIN RESTORAN ITALIA PRONTO DENGAN KONSEP ITALIA KONTEMPORER Deloni Hanis Mareta 3408.100.082 Koor. Tugas Akhir: Anggri Indraprasti, S. Sn, M. Sn Dosen Pembimbing: Ir. Prasetyo Wahyudie,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM
BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Penerapan Tema Pada Perancangan Untuk bioskop mini ini prioritas utama adalah ruang menonton dan area menunggu, baik dari segi ukuran maupun bentuk. Ruangan yang selapang
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang sangat pesat dan mengalami perubahan yang berkesinambungan. Seiring dengan perkembangan itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang berkembang pesat dan memiliki potensi perkembangan yang besar. Sebuah hasil riset terbaru
Lebih terperinci5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung
5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung
Lebih terperinciKONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO
KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman, beberapa tahun belakangan ini restoran Chinese di Indonesia semakin memudar dan tidak mempunyai ciri khas dari budaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua manusia itu membutuhkan fasilitas-fasilitas penunjang yang dapat dijadikan sandaran hidup. Area public yang diharuskan dapat membuat seluruh manusia nyaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Proyek Pembangunan perekonomian Jakarta sebagai ibu kota semakin meningkat.seiring dengan pembangunan ini telah menjadikan jakarta dan menuntut ibu kota ini
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, maka penulis menarik kesimpulan yakni : 1. Ada 29 variabel yang digunakan untuk menentukan persepsi konsumen yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspedisi, dan masih banyak lagi. Semakin ketatnya persaingan bisnis jasa, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bisnis dalam bidang jasa semakin berkembang, itu terlihat dari bertambahnya jumlah bisnis jasa seperti contohnya penginapan atau indekos, restoran atau cafe,
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk
Lebih terperinciFasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)
Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur
Lebih terperinci