BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman
|
|
- Widyawati Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan untuk bahan penutup lantai, pembungkus mebel dan untuk bahan penutup dinding atau hiasan dinding. Beberapa teknik yang digunakan dalam pembuatan tapestri, antara lain anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman tapestri identik dengan anyaman polos atau palin weave. Anyaman polos adalah anyaman paling sederhana dari semua jenis anyaman dan paling banyak dipakai. Terbentuk dari jalinan sederhana antara benang pakan dan benang lungsi (Tim penyusun PPPPTK, 2005: 1). Penerapannya teknik tapestri banyak digunakan untuk pembuatan kain tenun dan sekarang berkembang digunakan untuk pembuatan tikar, taplak meja, hiasan dinding hingga pelengkap interior. Pelengkap interior merupakan salah satu elemen terpenting pada suatu ruangan, sehingga dapat menghadirkan suasana yang berbeda. Lampu hias adalah salah satunya, cahaya yang dihasilkan oleh lampu hias di malam hari dapat memberikan suasana yang berbeda dengan kondisi di siang hari, karena pencahayaannya tidak terlalu terang seperti lampu penerangan yang biasanya. Penerangan merupakan salah satu aspek kehidupan, kehadiran sumber penerangan ini bisa menghidupkan suasana, menyerupai atmosfir siang hari. Selain sebagai penghias ruang, lampu hias juga dapat disesuaikan dengan tujuan 1
2 digilib.uns.ac.id 2 tertentu, misalnya sebagai elemen dekoratif ruangan (Imelda, 2006: 4-10). Keistimewaan lampu hias sebagian besar terletak pada rangka penutupnya yang cantik dan pendaran sinar lampu hias yang cukup berpengaruh di malam hari. Contoh: cahaya yang menembus dari celah-celah kecil desain lampu hias akan menghasilkan efek berbeda, sehingga ruangan menjadi lebih bernuansa. Joko Sutrisno (2012), selaku pemilik rumah makan Lombok Abang menyatakan rumah makan Lombok Abang adalah salah satu restoran baru dengan konsep Resto and Family Karaoke. Area makan dibagi menjadi dua, yaitu area lesehan dan area duduk. Area lesehan memanfaatkan bambu-bambu sebagai bahan pembantu penataan interiornya, sedangkan pada area duduk menggunakan tempat duduk dan meja kayu, dengan permainan warna coklat dan krem pada dinding untuk menyelaraskan dengan area lesehan. Permasalahan yang dihadapi oleh rumah makan Lombok Abang adalah keinginan untuk menerapkan lampu hias dalam penataan interior pada area makan, baik area lesehan ataupun area duduk. Hal tersebut menjadi tantangan bagi penulis untuk melakukan perancangan lampu hias sesuai dengan konsep di rumah makan tersebut. B. Studi Pustaka 1. Tapestri Istilah tapestri berasal dari kata tapiesserie (bahasa Perancis) yang berarti penutup lantai, sedangkan dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai permadani. Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna
3 digilib.uns.ac.id 3 dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan sebagai bahan penutup lantai, pembungkus mebel dan bahan penutup dinding atau hiasan dinding (Tim penyusun PPPPTK, 2005: 1). Tenun dengan teknik tapestri pada proses pengerjaanya sama dengan tenun biasa, yaitu cara menyusup atau silang menyilang antara benang lungsi dan pakan. Pada proses pembuatan tenun yang menjadi pokok adalah benang lungsi dan pakan sama besarnya, sehingga benang lungsinya terlihat seimbang dengan benang pakan. Sedangkan pada teknik tapestri pada umumnya lebih condong pada permainan pakan, terutama permainan warna sehingga komposisi warnanya terlihat menarik. Jenis tenunan pada tapestri : a. Tenun rata Jenis tenunan yang dilakukan dengan cara benang pakan mengisi benang lungsi dengan hitungan yang sama. Misalnya benang pakan diatas benang lungsi 1 helai, kemudian 1 helai berikutnya ada dibawahnya, jadi atas satu bawah satu dan seterusnya. Gambar 1. Tenun rata (sumber dokumen PPPPTK Seni dan Budaya, 2005)
4 digilib.uns.ac.id 4 b. Tenun soumak Cara menenun dengan melilitkan benang pakan pada benang lungsi menyebabkan permukaan tenunan ketika diulang menjadi pola-pola tertentu atau membentuk struktur yang baru, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan atau ornament tertentu. Gambar 2. Tenun soumak (sumber dokumen PPPPTK Seni dan Budaya, 2005) c. Tenun giordes Jenis tenunan ini biasanya disebut simpul permadani, dimana benang pakan menyimpul pada benang lungsi yang pada dasarnya terdiri dari simpul-simpul yang membentuk rumbai-rumbai, dengan bermacammacam ukuran berdasarkan kebutuhan. Gambar 3. Tenun giordes (sumber dokumen PPPPTK Seni dan Budaya, 2005)
5 digilib.uns.ac.id 5 Jenis Sambungan Tapestri : Sedangkan pada dasarnya ada dua cara menyambung benang, yaitu : a. Sambungan Kait Adalah sambungan yang dilakukan dengan cara mengaitkan dua benang yang berbeda jenis atau warna. Sambungan kait sebaiknya diletakkan di antara dua benang lungsi. Gambar 4. Sambung kait (sumber dokumen PPPPTK Seni dan Budaya, 2005) b. Sambungan Kilim Sambungan kilim adalah cara sambungan yang tidak saling berkait. Sebaliknya cara kilim digunakan untuk benang pakan yang besar, agar tidak terjadi kekakuan pada sambunganya. Cara membuat dimulai dari kiri atau kanan dengan arah yang sama agar menghindari terjadinya kekeliruan pada waktu melakukan sambungan. commit Gambar to 5. user Sambung kilim (sumber dokumen PPPPTK Seni dan Budaya, 2005)
6 digilib.uns.ac.id 6 2. Tekstil Interior Tekstil adalah segala sesuatu yang terbuat dari serat baik serat alami maupun serat buatan. Interior adalah suatu rancangan pada bagian dalam bangunan yang dilahirkan dari suatu konsep pemikiran seseorang atau lebih dari kemampuan kreatifitas cipta, rasa dan karsa yang dimiliki yang dituangkan dalam suatu bentuk. Tekstil interior adalah komponen pelengkap interior yang menempel pada lantai, dinding, maupun langit-langit dari sebuah ruangan yang komponen penyusun bahannya adalah berupa serat, baik serat alam maupun buatan. Suatu desain interior tersebut pada akhirnya akan diwujudkan dalam satu pola yang melahirkan produk materiil dan dapat diterapkan dalam aktifitas industri seni rupa atau seni yang tampak adalah salah satu bentuk kesenian visual yang tidak hanya bisa diserap oleh indra penglihatan, tetapi juga bisa diserap oleh indra peraba, seperti kasar, halus, lunak, keras, lembut dan sebagainya. (Andyono, 2005: 13) 3. Lampu Hias Lampu hias merupakan jenis lampu yang tidak hanya berfungsi sebagai penerang saja, lampu hias merupakan perwujudan estetika pada suatu konsep ruangan. Lampu yang hanya berfungsi sebagai aksen ruang tertentu dapat dikategorikan sebagai lampu hias atau decorative lighting. Jenis lampu ini justru menjadi aksen ruang yang cukup dominan, maka dari itu banyak orang yang senang dan menjadikannya sebagai penghias rumah. (Akmal, 2009: 10)
7 digilib.uns.ac.id 7 Penggunaan lampu hias sebagai aksesoris interior maupun eksterior rumah sudah menjadi sesuatu yang lazim. Selain disesuaikan dengan karakter pemilik rumah, pemilihan desain lampu hias yang akan digunakan juga biasanya disesuaikan dengan kondisi ruangan. Banyak jenis aliran gaya ruangan antara gaya minimalis, etnik, modern dan lain sebagainya. Sebuah desain yang indah adalah desain yang selaras, maka dari itu untuk ruangan minimalis di pilih juga lampu hias yang bergaya senada. Fungsi utama lampu hias untuk menerangi ruang, selain itu juga memberikan nuansa dekoratif. Untuk dekoratif, perlu memilih lampu yang selaras dengan desain interior. Berikut beberapa model lampu hias, antara lain: a. Lampu hias berdiri Lampu hias berdiri merupakan model lampu hias yang diletakkan di atas lantai. Bercirikan memiliki kaki yang cukup panjang, yaitu sekitar cm. Gambar 6. Lampu Hias berdiri (sumber dokumen Aryanto, 2009)
8 digilib.uns.ac.id 8 b. Lampu hias gantung Lampu hias gantung merupakan alat penerangan yang sudah lama digunakan manusia sejak abad pertengahan. Pada era klasik, baroque, Victorian, hingga art nouveau, lampu hias gantung tampil dengan desain yang penuh detil ornamen, kristal dan memiliki banyak tempat bola lampu. Gambar 7. Lampu hias gantung (sumber dokumen Aryanto, 2009) c. Lampu hias meja Lampu hias meja dalam penataan interior, diletakkan di atas meja atau perabot pendek lainnya. Oleh karena itu, lampu hias ini disebut lampu hias meja. Ukuran lampu hias model ini tidak setinggi lampu hias berdiri, adapun tinggi kaki lampu hias meja sekitar 30-40cm. Gambar 8. Lampu hias meja (sumber dokumen Aryanto, 2009)
9 digilib.uns.ac.id 9 d. Lampu hias dinding Lampu hias dinding memiliki ciri khas, yaitu kakinya cenderung horizontal dan menyiku, bahkan ada pula yang tanpa menggunakan kaki (Aryanto, 2009: 16). Sistem peletakan lampu hias ini adalah dengan cara ditempelkan di dinding. Gambar 9. Lampu hias dinding (sumber dokumen Aryanto, 2009) 4. Lighting Lighting atau tata cahaya adalah salah satu unsur penting dalam pementasan teater. tata cahaya adalah penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini adalah menerangi panggung untuk mendukung sebuah pementasan. Tanpa adanya cahaya, maka pementasan tidak akan terlihat. Secara umum itulah fungsi dari tata cahaya. Pada teater, tata cahaya terbagi menjadi dua yaitu: a. Tata cahaya sebagai penerangan. Yaitu fungsi tata cahaya yang hanya sebatas menerangi panggung beserta unsur-unsurnya agar pementasan dapat terlihat.
10 digilib.uns.ac.id 10 b. Tata cahaya sebagai pencahayaan. Yaitu fungsi tata cahaya sebagai unsur artistik pementasan. Yang satu ini, bermanfaat untuk membentuk dan mendukung suasana sesuai dengan tuntutan naskah (Evilandi, 2010: 13). Penataan cahaya untuk bagian dalam ruang sangat penting. Tata cahaya yang ditata apik akan mencipta suasana tertentu dalam ruangan dan membangun estetika pada ruangan. Dengan permainan tata cahaya yang memanfaatkan perbedeaan efek cahaya, kita dapat mempengaruhi atmosfer dalam sebuah ruangan. Imelda dalam majalah Asri yang membahas tentang tata cahaya memaparkan bahwa untuk dalam ruang (rumah, kamar, dan ruangan lain), alat utama yang digunakan dalam pengaturan tata cahaya ruang (interior lighting) adalah cahaya buatan. Secara umum, pencahayaan buatan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : a. General Lighting General lighting atau pencahayaan umum adalah sistem pencahayaan yang menjadi sumber penerangan utama. Umumnya penerangan dilakukan dengan cara menempatkan titik lampu pada titik tengah ruangan atau pada beberapa titik yang dipasang secara simetris dan merata. Tujuan menggunakan pencahayaan umum adalah menghasilkan sumber cahaya secara terang dan menyeluruh. Lampu yang digunakan adalah lampu Task Lighting atau downlight. Selain itu, dapat pula
11 digilib.uns.ac.id 11 digunakan pencahayaan tidak langsung (indirect lighting) dengan lampu tersembunyi yang memanfaatkan bias cahayanya saja. Keunggulan lampu indirect adalah dapat menghasilkan cahaya yang merata tanpa membuat mata silau dan suasana hangat pun lebih terasa dengan tampilan lampu warna kekuningan. b. Task Lighting Task lighting merupakan sistem pencahayaan yang difokuskan pada suatu area dengan tujuan membantu aktivitas tertentu. Task lighting juga dapat menjadi satu cara untuk menghindari ketegangan mata ketika beraktivitas. Contoh task lighting adalah ruang kerja yang dilengkapi dengan lampu meja untuk membaca sehinga mata tidak cepat lelah. Contoh lain adalah lampu di atas counter table yang memungkinkan orang untuk membaca resep masakan ketika akan memasak. Atau, lampu gantung yang diletakkan di atas ruang makan yang mengarah pada meja makan. Selain diperuntukkan sebagai lampu penegas fungsi, task lighting juga dapat berfungsi sebagai pembentuk suasana. c. Accent Lighting Accent lighting digunakan untuk menyorot atau memfokuskan pada suatu benda agar dapat lebih terlihat. Pemasangan accent lighting pada ruang dalam umumnya digunakan untuk menyorot benda seni (artwork) atau menyorot lukisan.
12 digilib.uns.ac.id 12 Accent lighting biasanya menggunakan spotlight karena dapat menhasilkan bias cahaya yang kuat dan menghasilkan fokus pada objek yang dituju. Aplikasi lampu dinding juga dapat digunakan pada dinding tertentu sehingga menghasilkan tampilan ruang yang dinamis (2006, Edisi04: 78-82). Penggunaan lampu yang tepat akan dapat menonjolkan kelebihan ruang atau sebaliknya menyembunyikan kekurangan ruang. Tata lampu yang benar juga dapat membuat ruang menjadi lebih seimbang, proposional, dan indah. Lampu dapat menciptakan kesan tertentu dalam ruang. Lampu juga dapat menyiasati ruang yang kurang ideal menjadi ruang yang sempurna sesuai dengan fungsi dan keindahan yang diinginkan. Lampu dan penerangan yang tepat dapat memperbaiki dimensi ruang dan menciptakan suasana tertentu, bahkan dapat mengubah karakter ruang. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dicermati dalam membentuk kesan sebuah ruang melalui penerangan. a. Membuat plafon terlihat lebih tinggi Menggunakan lampu berdiri atau lampu dinding jenis uplight agar cahaya lampu dapat menyebar ke atas menerangi plafon. Plafon yang lebih terang dari dinding dan lantai akan terkesan lebih tinggi.
13 digilib.uns.ac.id 13 Gambar 10. Membuat plafon terlihat lebih tinggi (sumber dokumen Imelda, 2006) b. Membuat plafon lebih rendah Menggunakan lampu dengan kap tertutup sehingga cahaya tidak menyebar ke bagian bawah. Cahaya lampu yang tidak diarahkan ke atas membuat plafon lebih gelap sehingga berkesan lebih rendah. Gambar 11. Membuat plafon lebih rendah (sumber dokumen Imelda, 2006) c. Membuat lorong yang panjang dan sempit menjadi lebih lebar Membuat sebuah bukaan berupa jendela atau lukisan pada dinding di ujung lorong sebagai focus perhatian. Mengarahkan lampu spotlight pada dinding agar cukup terang.
14 digilib.uns.ac.id 14 Gambar 12. Membuat lorong yang panjang dan sempit menjadi lebih lebar (sumber dokumen Imelda, 2006) d. Membuat ruang terlihat lebih luas Menyinari kedua dinding bersebrangan dengan cahaya yang cukup terang, kedua dinding akan terkesan jauh terpisah. Gambar 13. Membuat ruang terlihat lebih luas (sumber dokumen Imelda, 2006) e. Membuat ruang terasa intim Kesan yang hangat, akrab, dan intim sangat dibutuhkan di dalam ruang khususnya ruang-ruang hunian seperti rumah tinggal. Rasa hangat dan intim membuat penghuni menjadi rileks dan bersahabat. (Imelda, 2006: 85-90)
15 digilib.uns.ac.id 15 Gambar 14. Membuat ruang terasa intim (sumber dokumen Imelda, 2006) C. Fokus Permasalahan Permasalahan terfokus pada bagaimana memanfaatkan teknik tapestri dalam perancangan lampu hias untuk rumah makan Lombok Abang pada area duduk dan lesehan?
Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.
APARTEMEN LU: 60 m² Dramatic Lighting Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI PROPERTI SUMARTONO TAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan tekstil di masyarakat cukup meningkat misalnya sebagai produk interior, souvenir dan sebagainya. Peradaban yang semakin maju sangat berpengaruh pada perkembangan
Lebih terperinciKONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.
BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan
Lebih terperinciELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR
ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila
Lebih terperinciTUGAS AKHIR TEKNIK TEKSTIL TAPESTRI PADA PERANCANGAN LAMPU HIAS DI RUMAH MAKAN LOMBOK ABANG
TUGAS AKHIR TEKNIK TEKSTIL TAPESTRI PADA PERANCANGAN LAMPU HIAS DI RUMAH MAKAN LOMBOK ABANG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Kriya
Lebih terperinciNatural Friendly Neoclassical Style. Architecture
Architecture Natural Friendly Neoclassical Style Teks: Widya Prawira Foto: BambangPurwanto Desain rumah yang everlasting dengan mengoptimalkan potensi lingkungan, menjadikan rumah ini bersahabat dengan
Lebih terperinciKLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin
01 02 KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin Good design is good business. Inilah yang terwujud pada desain klinik yang berhasil mengakomodasi kegiatan konsultasi dokter
Lebih terperinciOLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn
OLAHAN DINDING Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn PENGERTIAN DINDING Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu RUANG. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
A. TATARAN LINGKUNGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Batik merupakan warisan budaya dari Indonesia yang sudah disahkan oleh pihak UNESCO. Batik Yogyakarta atau Batik Jogja merupakan bagian dari budaya Jawa.
Lebih terperinciCozy Urban Loft SEBIDANG DINDING ABU- Tekstur alami kayu dipadu dengan semen menghasilkan suasana nyaman dalam sentuhan modern di hunian ini.
APARTEMEN LU: 140 m² Cozy Urban Loft Tekstur alami kayu dipadu dengan semen menghasilkan suasana nyaman dalam sentuhan modern di hunian ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI DESAIN INTERIOR
Lebih terperinciTEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM. A. Teori Perancangan Ruang Dalam.
A. Teori Perancangan Ruang Dalam. TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM Perancangan ruang dalam atau yang lebih populer disebut dengan desain interior adalah suatu proses menata sebuah ruang dalam baik dari
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANG DALAM
UNIVERSITAS UDAYANA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN RUANG DALAM Ulasan Teori dan Konsep Perancangan Ruang Dalam Metode Studi Literatur Mahasiswa; ARFIEL ZAQTA SURYA 131925105 Teori dan konsep
Lebih terperinciPrivate Elemen Interior Layout ruang Model meja
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENENTUAN VARIABEL DAN PARAMETER Variabel Sub Variabel Parameter Pengunjung Berkelompok Umur Latar belakang Individual pendidikan Sosial budaya Status Furniture Dimensi Furniture
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman
V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK
BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Konsep Dasar Penataan Display Penataan berasal dari kata bahasa Inggris display yang artinya mempertunjukkan, memamerkan, atau memperagakan sesuatu
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.
Lebih terperinciStudi aktifitas dan kebutuhan ruang
Studi aktifitas dan kebutuhan ruang No Pemakai Aktifitas Kebutuhan Ruang Fasilitas Dimensi Perawatan rambut 1.Mencuci rambut sebeum meakukan perawatan untuk rambut 2.Perawatan rambut (cutting/creambath/hairspal/
Lebih terperinciPengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK
Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Terbentuknya kain tenun, pada mulanya manusia purba menemukan cara membuat tambang, kemudian tali dan juga benang dari tumbuhantumbuhan merambat dan
Lebih terperinciSeminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya
PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI
PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI KARYA DESAIN Oleh Debby Tiara Nauli Siregar 1211874023 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana
Lebih terperinciESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR
ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui
Lebih terperinciIV. KONSEP PERANCANGAN
IV. KONSEP PERANCANGAN A. Ide Desain Perancangan Ide ini muncul dari teman penulis yang memang mempunyai suatu usaha dari produk lampu hias. Walaupun teman penulis usahanya lampu hias ruangan, akan tetapi
Lebih terperinciInterior. Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS. Vol. 14 No. 01 Januari 2013
Interior Pe n u lis Mufliah Nurbaiti Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS 72 Kian terbatasnya lahan hunian serta keinginan kemudahan akses mencapai tempat beraktivitas merupakan
Lebih terperinciArchitecture. Home Diary #008 / 2015
Architecture 82 A View of White Teks : Widya Prawira Foto : Bambang Purwanto Sejurus mata memandang, palette putih mendominasi dalam kesederhanaan desain yang elegan, warm dan mewah. K lasik adalah abadi.
Lebih terperinci1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba.
ika penerimanya adalah manusia atau orang, bukan mikrophone untuk perekaman misalnya, maka karakteristik medan suara yang diterima itu dapat dinyatakan dengan 4 parameter utama yaitu : KONSEP DASAR AKUSTIK
Lebih terperinciPenerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,
Lebih terperinciKONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA
2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY
Lebih terperinciBAB III SURVEY LAPANGAN
BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan
Lebih terperinciKonsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic
BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.
Lebih terperinciTUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA
TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu
Lebih terperinciBAB V KONSEP. 30
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Desain Proyek museum yang akan dibuat ini, dikategorikan kedalam Entertainment Museum. Yang dimaksudkan dengan Entertainment Museum dalam proyek ini adalah sebuah museum yang memberikan
Lebih terperinciEksotisme & GALLERY. Vol. 13 No. 05 Mei 2012
Eksotisme KONSEP RESTO & GALLERY Penulis Qisthi Jihan Fotografer Ahkamul Hakim Berwisata kuliner di Bali, tidak sekadar mencari makanan yang nikmat, tetapi kebanyakan dari pengunjung juga mencari sebuah
Lebih terperinciPENERAPAN GAYA EKLEKTIK PADA INTERIOR DREAM OF KAHYANGAN ART RESTO SURABAYA
DIMENSI INTERIOR, VOL. 11, NO. 1, JUNI 2013, 11-21 ISSN 1692-3532 DOI: 10.9744/interior.11.1.11-21 PENERAPAN GAYA EKLEKTIK PADA INTERIOR DREAM OF KAHYANGAN ART RESTO SURABAYA Fani Kusuma Tanoko Program
Lebih terperinciTEoRI DAN DeSAIN TERPILIH
TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH ARFIEL ZAQTA SURYA 13-57 Teori dan konsep interior desain merupakan sebuah gagasan atau dasar pemikiran desainer di dalam memecahkan permasalahn atau problem desain. Konsep desain
Lebih terperinciArchitecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary
Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KHUSUS
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Bissappu Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) Kelas/semester : VIII/Genap Materi Pokok : Tapestri Alokasi Waktu : 5 Pertemuan (15 JP)
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa
Lebih terperinciTEORI DAN KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM
TEORI DAN KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM A. DEFINISI PERANCANGAN RUANG DALAM/ DESAIN INTERIOR Desain interior atau perancangan ruang dalam merupakan ilmu yang mempelajari tentang menata, merencanakan dan
Lebih terperinciELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi
AUDITORIUM BENTUK WARNA MATERIAL Menggunakan sistem dinding panel berporiyang terdiri dari dua konfigurasi : 1. Konfigurasi penyerap (pori terbuka) 2. Konfigurasi pemantul (pori tertutup) Dan dapat di
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur nusantara pada Perancangan Hotel Resort di Ngadas ini meliputi lima aspek : 1. Bentuk Atap yang Dominan 2. Penonjolan kebun daripada hunian 3. Lepas
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Perancangan Fungsi Lampu hias dalam rumah Saat ini lampu bukan sekedar alat penerangan biasa, tapi juga bisa menambah
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum
Lebih terperinciBAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious
BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia
Lebih terperincihunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi
1 2 hunian lama, BERNYAWA BARU Penulis Qisthi Jihan Fotografer Lindung Soemarhadi Di tengah maraknya pembangunan rumah modern, seperti cluster atau apartemen, pemilik rumah ini malah memutuskan untuk memilih
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan yaitu penggunanaan bahan multipleks lapisan-lapisan kayu yang ditumpuk berlapis-lapis dan dipress
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi Saat ini, keterbatasan lahan dan biaya menyebabkan masyaratkat Indonesia semakin sulit untuk menemukan dan membuat rumah dengan luasan yang cukup besar,
Lebih terperinciRagam Hias Tenun Ikat Nusantara
RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Hasil rancangan ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi para pengguna untuk meningkatkan kualitas tidur secara maksimal. Dari
Lebih terperinciAPARTEMEN. LU 74 m 2
LU 74 m 2 Area makan dengan meja yang menyatu dengan kabinet dapur. Di area ini, setiap jengkalnya dimanfaatkan optimal sebagai tempat penyimpanan. Saat tidak digunakan, meja makan dapat dilipat ke atas
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Surabaya, 7 juli Penulis
KATA PENGANTAR Puji syukur yang sedalam dalamnya penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Tugas Akhir ini. Penulis
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan
Lebih terperinciESTETIKA INTERIOR BERKONSEP ETNIK PADA RESTORAN CHARMING DI SANUR - BALI
ESTETIKA INTERIOR BERKONSEP ETNIK PADA RESTORAN CHARMING DI SANUR - BALI Ni Luh Kadek Resi Kerdiati Dosen Program Studi Desain interior, Sekolah Tinggi Desain Bali E-mail : resi.kerdiati@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea
Lebih terperinciBAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan
BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR 5.1 Konsep Karya Akhir Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan eksplorasi. Karena hasil eksperimen dan eksplorasi dapat memberikan gambaran visual
Lebih terperinciCompact House. Fotografer Ahkamul Hakim
Compact House Penulis Mufliah Nurbaiti Fotografer Ahkamul Hakim Idealnya sebuah bangunan, khususnya rumah tinggal didirikan berdasarkan kebutuhan penghuninya. Selain itu, bentuk kaveling juga turut memengaruhi
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Lampu merupakan sumber penerangan buatan untuk mendukung manusia beraktifitas melakukan aktifitas, khususnya
Lebih terperinciBAB IV Konsep dan Tema Perancangan
BAB IV Konsep dan Tema Perancangan 4.1 Konsep Hybrid Setelah dipaparkan secara singkat diatas mengenai penggabungan dua unsur antara tradisional dan modern, pada bagian ini akan dibahas lebih dalam lagi
Lebih terperinciBAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR
BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR 4.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diangkat untuk mendukung bangunan perpustakaan umum ini adalah Dinamis dan Ceria. Adapun yang melatar belakangi pemilihan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi
Lebih terperinciPERANCANGAN TATA CAHAYA PADA INTERIOR RUMAH TINGGAL
PERANCANGAN TATA CAHAYA PADA INTERIOR RUMAH TINGGAL Dila Hendrassukma Interior Design Department, School of Design, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 justdila@gmail.com
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user
digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan
Lebih terperinciIII. METODE PENCIPTAAN
III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian
Lebih terperinciPENCAHAYAAN BUATAN PADA PENDEKATAN TEKNIS DAN ESTETIS UNTUK BANGUNAN DAN RUANG DALAM
PENCAHAYAAN BUATAN PADA PENDEKATAN TEKNIS DAN ESTETIS UNTUK BANGUNAN DAN RUANG DALAM Budi Setiawan; Grace Hartanti Interior Design Department, School of Design, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No.9,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gaya hidup sehat saat ini menjadi sorotan banyak masyarakat Indonesia, khusnya masyarakat yang tinggal di perkotaan. Bahkan disisi lain gaya hidup sehat sudah menjadi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas 1. Lingkungan Fisik a. Penggunaan Tas Tas ini merupakan tas dalam kebutuhan sekunder, maksud dari tas dalam kebutuhan sekunder yakni tas ini merupakan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat
Lebih terperinciBAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK
BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Teknik Dasar Penataan Display Menata display yang baik selain harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain dan keserasian warna,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan 1. Perancangan interior Sekolah Tinggi Musik Pukul merupakan suatu rangkaian proses yang kompleks di mana melibatkan banyak aspek di dalamnya. Di antaranya adalah
Lebih terperincipersonal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya.
Area komunal (living room, dapur dan balkon) justru terletak di lantai 2 dengan bukaan yang besar menghadap ke vegetasi yang asri. Contemporarily Hidden tersembunyi di halaman yang asri. mungkin itu kalimat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN PUSTAKA Penerangan dalam ruang kelas Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas penerangan yang harus dan layak disediakan didalam suatu ruangan
Lebih terperinciKONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center
KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciModern Understated HOME IDEAS SHOPPING FOOD TRAVEL 56 PAGES SLEEK AND COSY INTERIOR INSPIRATIONS FEBRUARI
HOME IDEAS SHOPPING FOOD TRAVEL FEBRUARI 2017 46 FEBRUARI 2017 P. Jawa Rp 67.000 Luar P. Jawa RP 72.500 ISSN: 2338-1167 Modern Understated 56 PAGES SLEEK AND COSY INTERIOR INSPIRATIONS TEXT NARIDA BASREDO
Lebih terperinciCeremony. Opening. Berada di pulau wisata Bali, tempat peristirahatan Modern ini menggeser ekspektasi sebuah vila liburan yang lazimnya bergaya etnik.
Living Room Bagi pencinta aktivitas outdoor, ruangan dengan bentuk yang terbuka, baik dari minimnya penyekat hingga kaca lebar di bagian dinding menjadi sebuah dambaan. Detail Temukan desain kursi serupa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Lanskap
TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Simond dan Starke (2006) menyebutkan bahwa karakter lanskap terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu lanskap alami dan lingkungan terbangun (lanskap terbangun). Lanskap alami
Lebih terperinciPENERAPAN SENI TRADISIONAL JAWA PADA LOBI HOTEL
PENERAPAN SENI TRADISIONAL JAWA PADA LOBI HOTEL MOH. IKROM ANSORI Jurusan Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom, Bandung Email: ikrom.ansori@gmail.com Abstrak Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciKONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III
BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi
Lebih terperincibahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan
BAB V KONSEP PERANCANGAN Setelah melakukan pengamatan dan analisa pada bab sebelumnya, maka bangunan gereja St. Monika BSD memerlukan suatu peremajaan pada bagian interior berupa pengembangan komposisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki tingkat mobilitas yang semakin tinggi sehingga mereka rentan mengalami kejenuhan. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi kejenuhan seperti
Lebih terperinciBAB III KAJIAN LAPANGAN
BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Ieke Coffe and Gelato (survei café es krim) 1. Lokasi: Jl. Yos Sudarso No. 197 Solo. Merupakan jalan utama ke arah Solo Baru. Letaknya di pinggir jalan. 2. Aktivitas a. Pengunjung:
Lebih terperinciKriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana
Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu Netty Juliana Abstrak Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menciptakan kreasi baru ragam hias Gorga Desa Naualau namun tidak menghilangkan bentuk aslinya. Ornamen
Lebih terperinciLOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL
LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK KERAJINAN TEKSTIL Disusun Oleh : Drs. Syamsudin, M. Sn. Ir. Sri Herlina, M.Si. PEMERINTAH PROVINSI
Lebih terperinciDESKRIPSI KARYA PATRIA PARK APARTMENT NYOMAN DEWI PEBRYANI S.T.,M.A NIP NIDN
DESKRIPSI KARYA PATRIA PARK APARTMENT NYOMAN DEWI PEBRYANI S.T.,M.A NIP. 198502082009122004 NIDN. 008028501 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) DENPASAR 2013 1 DAFTAR ISI HALAMAN
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Desain Jakarta sebagai ibu kota negara merupakan kota tersibuk di Indonesia, banyak sekali kejadian-kejadian yang dapat membuat orang menjadi stress seperti, kemacetan,
Lebih terperinciBAB III TATA DEKORASI. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery)
BAB III TATA DEKORASI STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery) KOMPETENSI DASAR : Menyebutkan pengertian Dekorasi Menyebutkan Tujuan dan Fungsi Dekorasi Menyebutkan
Lebih terperincib e r n u a n s a h i jau
01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman
Lebih terperinciMenata Pola Ragam Hias Tekstil
MENATA POLA RAGAM HIAS TEKSTIL 81 Menata Pola Ragam Hias Tekstil A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan belajar menata pola ragam hias tekstil. Sebelumnya kita telah memiliki pengetahuan tentang keragaman
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PROYEK. 4.1 Peranan Praktikan dalam Proyek Rumah Beryl. 1. Membantu membenahi layout yang diberikan owner kepada perusahaan.
BAB IV ANALISA PROYEK 4.1 Peranan Praktikan dalam Proyek Rumah Beryl Peranan Praktikan dalam mengerjakan proyek ini adalah sebagai drafter 2 Dimensi dan 3 Dimensi, selain itu juga membantu memberikan masukan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL
BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL Gedung Auditorium Musik Bandung ini merupakan fasilitas yang diperuntukkan kepada kaum remaja di Bandung. Kaum remaja yang senang berekspresi menjadi pertimbangan dalam pencarian
Lebih terperinciArchitecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015
Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.
Lebih terperinciV. ULASAN PERANCANGAN
V. ULASAN PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Desain Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Konsep berisi suatu gagasan
Lebih terperinci