Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

Transkripsi

1 Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

2 Sindrom karena berbagai sebab yang timbul pada saat lahir atau berkembang pada masa kanak awal.

3 DSM IV dan ICD X RM IQ < 70 Untuk melakukan tes IQ merupakan suatu tantangan melihat situasi & pemilihan tes IQ yang sesuai. Pasien dengan RM memiliki resiko yang tinggi untuk komorbid dengan gangguan psikiatri & gangguan perilaku.

4 Tes Intelegensi Wechsler 3 th -7 thn 3 blan 1th -17 thn 16 th -74 th, Standford-Binet intelligence scale Rentang Usia Tes yang utama Verbal IQ, Perfomance IQ, full scale IQ 2 th - dewasa Verbal, kuantitative, abstrak, visual. Short term memori Tes nonverbal 5 thn 85 th Kemampuan

5 Pada pasien RM mengalami defisit dalam perilaku adaptif. Perilaku adaptif tampak pada perilaku untuk memenuhi kebutuhan sosial dan personal. Pada pasien RM ringan IQ dan fungsi adaptif nya tidak berhubungan.

6 Nama Tes Rentang usia Tes utama Vineland adaptive behavior scales Scale Of Independent behavior Lahir 18 thn Komunikasi : reseptif, ekspresif, menulis. Daily living skills, motor skills Lahir 80 thn Motorik halus, kasar. Interaksi sosial, komunikasi.

7

8 IQ % dari populasi pasien dengan RM Hampir sama dengan individu yang tidak RM Baru tampak ketika memasuki sekolah formal Bisa mencapai sekolah kelas VI dan beberapa hingga tamat SMA. Dewasa : bekerja, menikah, berkeluarga.

9 IQ % dari populasi pasien dengan RM Sudah dapat didiagnosis pada usia pra sekolah Memerlukan pelayanan pendidikan yang khusus. Kemampuan akademis nya mencapai kelas II dan kelas III. Memerlukan dukungan pelayanan

10

11 IQ % dari populasi dengan retardasi mental Memiliki lebih dari 1 gangguan organik yang menyebabkan keterlambatannya. Memerlukan supervisi yang ketat & pelayanan khusus sepanjang hidup. Beberapa : belajar tugas yang sederhana untuk self care,bekerja di sheltered workshop atau preworkshop type

12 IQ < % dari populasi dengan RM Terdapat gangguan fungsi kognitif, motorik dan komunikasi yang pervasif. Mengalami gangguan fungsi motorik dan sensorik sejak awal masa kanak. Individu memerlukan latihan yang ekstensif untuk melakukan self care yang sangat mendasar ( makan, BAB dan BAK ).

13 Pravelensi 1-3 % dari populasi ETIOLOGI :

14 Penyebab Ganguan Genetik : Kelainan Khromosom Mutasi monogenic Malformasi kongenital Terpapar : Infeksi maternal, Contoh Sindrom down, tuberous sclerosis, fragile x sindrom, phenilketonuria dan gangguan metabolik lainnya Neural tube defect, cornelia de lange sindrom Congenital rubela, HIV, fetal alkohol sindrom,

15 Penyebab Contoh Perinatal Infekesi, proses kelahiran Postnatal Infeksi, toxins, masalah psikososial Penyebab tidak diketahui Meningitis, Asfiksia, hiperbilirubinemia Ensephalitis, keracunan, tumor otak, kemiskinan, penyakit psikotik

16

17 Epilepsi ADHD 9-18 % Gangguan pengendalian impuls self injuri & Agresi. self biting : Lesch Nyhan syndrom finger & nail puliing : Smith Mageins Syndrom Oppositional Defiant disorder atau Conduct disorder

18 Gangguan Cemas cemas perpisahan, OCD, gangguan panik, GAD Gangguan Makan food refusal, self induced vomiting, pica Gangguan Mental organik oleh karena kondisi medis umum Psikotik Gangguan mood

19 Gangguan mood sering ditemukan pada pasien RM karena terdapat gangguan belajar, social skills deficits dan self esteem yang rendah. Keluhan yang muncul berupa iritabel, mudah untuk menangis, sulit tidur, agitasi, mood yang labil, social withdrawal, dan isolasi.

20 Aberrant Behavior Checlist ( ABC ) Developmental Behavior Checklist ( DBC) Behavior Problem Inventori ( BPI ) digunakan untuk menilai melukai diri sendiri, agresi dan perilaku steriotipi. Reiss Scale for children s dual diagnosis

21

22 Fokus pada pencegahan gangguan intelektual dan komplikasi yang menyertainya. Dengan cara : Newborn metabolik screening berhasil mengurangi insidensi timbulnya Retardasi mental. Pemberian asam folat mengurangi defek pada neural tube Pemeriksaan diagnostik prenatal untuk

23 I. PSIKOTERAPI Pendekatan Psikoanalitik fokus pada teori perkembangan, untuk memperbaiki ekspresi emosi, meningkatkan self esteem, meningkatkan indepedence, dan interaksi sosial. CBT untuk pasien depresi Brief relaxation therapy : untuk mengurangi kecemasan.

24 Terapi perilaku : untuk mengubah perilaku agresi, self injury Modifikasi lingkungan, edukasi kepada caregiver. Group therapy social skill building Supportive group untuk orang tua dan sibling Family therapy

25 I. Farmakoterapi Terapis harus ekstra berhati-hati di dalam pemberian obat pada pasien dengan RM uji coba obat yang melibatkan pasien RM sangat terbatas. Perlu memperhatikan interaksi obat.

26 Pemakaian AD Trisiklik menurunkan ambang kejang pada pasien dengan RM resikonya meningkat 1 : 5 Pasien RM pemakaian dosisnya lebih rendah dibanding dengan orang normal.

27 Antikonvulsi Carbamazepine paling sering digunakan. Buspirone di laporkan baik untuk gangguan cemas dengan manifestasi Self injury behavior dan agresi. Dengan dosis sekitar mg /hari. Pasien dengan RM mempunyai resiko yang tinggi untuk timbul tardive dyskinesia sekitar % sehingga obat antipsikotik atipikal diharapkan dapat membantu mengurangi timbulnya tardive diskinesia. Pemberian Risperidone dapat membantu

28 Nootropics Agent piracetam efeknya baik untuk belajar, memori dan perhatian. Namun piracetam memiliki efek samping berupa agresi, agitasi, sexsual arousal, sulit tidur dan nafsu makan yang menurun.

29