Setelah mengikuti perkuliahan atau mempelajari bahan ajar pada bab ini, para mahasiswa dan pembaca diharapkan dapat :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Setelah mengikuti perkuliahan atau mempelajari bahan ajar pada bab ini, para mahasiswa dan pembaca diharapkan dapat :"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Tujuan Pembelajaran, Setelah mengikuti perkuliahan atau mempelajari bahan ajar pada bab ini, para mahasiswa dan pembaca diharapkan dapat : Mampu menjelaskan ruang lingkup bahasan pascapanen hortikultura, Mampu menjelaskan pentingnya penanganan pascapanen pada produk hortikultura panenan, Mampu menyebutkan dan kemudian menjelaskan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi mutu produk hortikultura panenan, dan Mampu menjelaskan strategi pengelolaan dalam penanganan pascapanen hortikultura

2 2 A. Ruang Lingkup Pascapanen Hortikultura Terhadap tanaman hortikultura yang meliputi tanaman buah, sayur, hias, dan tanaman obat-obatan selama pertumbuhan dan perkembangannya selalu melalui perubahan. Perubahan tingkat kemasakan itu diawali dari keadaan muda, dewasa (matang), masak (tua) sampai menjadi layu (senesen). Pemetikan terhadap organ panenan dilakukan pada saat organ tersebut telah matang atau masak. Namun seringkali dipetik pada saat masih muda, dan jarang dipetik pada saat telah layu. Saat pemetikan tersebut yang dikenal sebagai pemanenan. Pemanenan terhadap komoditi hortikultura dalam berupa pekerjaan pemetikan untuk buah maupun sayuran buah, pemotongan untuk sebagian besar jenis sayuran dan bunga potong, maupun dengan cara pencabutan untuk jenis sayuran cabut seperti bayam dan kangkung darat. Setelah dipanen, organ panenan tersebut masih melakukan proses kehidupan hingga waktu tertentu, artinya masih mempertahankan kesegaran sebelum memasuki fase kelayuan. Pascapanen atau lepas panen merupakan suatu periode yang dilewati oleh organ panenan suatu komoditi hortikultura setelah pemetikan (dipanen). Setelah memasuki periode tersebut, pada organ panenan mengalami perubahan metabolisme akibat dari terlepasnya hubungan dengan tanaman induk dan akibat lingkungan yang dihadapinya. Masih adanya proses-proses metabolisme dikarenakan organ panenan hortikultura bersangkutan masih merupakan organ atau bahan yang hidup. Namun demikian, periode kehidupan tersebut memiliki batasan waktu yang singkat, yaitu selama cadangan makanan masih cukup mampu mendukung proses metabolisme seperti respirasi. Cadangan makanan tersebut tentunya akan habis seiring dengan waktu, dan pada saat cadangan makanan telah habis, maka organ panenan mengalami senesen dan kemudian diakhiri dengan kerusakan berupa pembusukan.

3 3 Fisiologi pascapanen komoditi hortikultura adalah merupakan cabang pengetahuan penting dalam fisiologi tanaman dan hortikultura. Perlunya pengetahuan ilmu tersebut didasari atas banyaknya kegagalan dalam penanganan pascapanen yang bertujuan mempertahankan tingkat kesegaran ataupun keutuhan organ panenan komoditi hortikultura. Karena itu, maka dirasakan perlu memperhatikan lebih serius pada seluruh kegiatan operasional penanganan pascapanen dengan tidak mengenyampingkan upaya-upaya peningkatan produksi di lapang melalui kegiatan kultur teknis. Hal ini dikarenakan segala bentuk kultur teknis yang bertujuan menghasilkan sebanyak-banyaknya produk, secara langsung juga berpengaruh terhadap kualitas panenan tersebut. Kehilangan dalam jumlah dan mutu terjadi cukup besar pada tanaman hortikultura dari saat panen hingga pada saat konsumsi. Kisaran kehilangan paska panen buah segar dan sayuran diperkirakan mencapai 5 25 persen pada negara-negara maju dan persen pada negara-negara sedang berkembang. Sedangkan pada komoditi tanaman hias terutama bunga potong kehilangan tersebut lebih tinggi, yaitu persen. Atas dasar besarnya persentase kehilangan tersebut, maka perlu adanya upaya mengurangi kehilangan dimaksud. Upaya untuk dapat mengurangi kehilangan hasil pada periode pascapanen memerlukan syarat pemahaman beberapa dasar ilmu. Persyaratan tersebut meliputi : 1. Pemahaman terhadap faktor-faktor biologi dan lingkungan yang terlibat dalam proses perusakan (deteriorasi), dan 2. Menggunakan teknologi pascapanen yang dapat menunda senesen dan dapat mempertahankan kualitas yang baik. Penjelasan di atas memberikan gambaran yang jelas pada kita bahwasannya sebagai langkah awal mempelajari Pascapanen Hortikultura, maka perlu pula dimengerti secara mendalam aspek-aspek biologi, fisiologi,

4 4 dan teknologi pasca panen komoditi bersangkutan. Oleh karena itu, tentunya ruang lingkup bahasan dalam Pascapanen Hortikultura meliputi Biologi dan Fisiologi Pascapanen serta dasar-dasar Teknologi Pascapanen yang diperlukan untuk mempertahankan kesegaran komoditi panenan tersebut. Dengan berbekal pengetahuan Fisiologi Pascapanen dan Teknologi Pascapanen, maka pengelolaan pascapanen terhadap komoditi hortikultura panenan bertujuan memperpanjang masa segar komoditi bersangkutan melalui pencapaian beberapa tujuan lainnya seperti : 1. Menghindari kerusakan akibat aktivitas pra panen, 2. Mengurangi atau menghindari kerusakan akibat panenan yang tidak tepat dalam saat maupun teknik pemanenan, 3. Menghindari kerusakan pada tahapan pengumpulan, pengangkutan, dan penyimpanan sementara, 4. Menyediaan komoditi hortikultura sepanjang tahun atau di luar musim melalui penerapan teknik penyimpanan yang baik, 5. Memperluas penyebaran sehingga masih dapat dinikmati oleh penduduk yang hidup di daerah yang tidak cocok bagi tumbuh dan berkembangnya jenis-jenis tanaman hortikultura tertentu, dan 6. Menambah nilai ekonomis komoditi melalui penerapan yang baik teknologi pengemasan. B. Pentingnya Penanganan Pascapanen Kepentingan buah dan sayuran segar muncul karena kepentingan komoditi tersebut dalam bahan makanan (diet) manusia. Sedangkan bagi tanaman hias karena kepentingan keindahan sebagai terapi psikologis manusia. Manusia telah memanfaatkan buah dan sayuran dalam dietnya guna memenuhi kebutuhan nutrisi dan memenuhi ketertarikannya terhadap nilai rasa, bentuk maupun estetika khususnya bagi tanaman hias.

5 5 Dari buah dan sayuran, manusia mendapatkan vitamin C yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh manusia itu sendiri. Di samping vitamin, buah dan sayuran juga merupakan sumber penting karbohidrat, mineral, dan protein serta serat. Serat merupakan komponen yang penting juga karena disinyalir dapat mengendalikan beberapa penyakit pada manusia yang dalam dietnya kurang akan serat. Buah, sayuran segar dan tanaman hias (bunga potong) adalah jaringan hidup yang terus melakukan perubahan fisiologi setelah panen. Proses fisiologi tersebut merupakan proses pematangan organ panenan. Proses pematangan merupakan suatu rangkaian proses perubahan warna, cita rasa dan tekstur yang terjadi sampai keadaan atau kondisi organ panenan tersebut diterima oleh konsumen untuk dikonsumsi ataupun diolah. Terkait dengan perubahan yang terjadi, beberapa perubahan dikehendaki namun ada beberapa perubahan tidak dikehendaki oleh konsumen. Perubahan pascapanen dalam buah, sayuran dan bunga potong tidak dapat dihentikan, tetapi dapat diperlambat hingga batas tertentu. Senesen merupakan tahapan akhir dalam perkembangan organ tanaman yang pada dasarnya merupakan rangkaian peristiwa yang tidak dapat balik dan menyebabkan kerusakan, dan pada akhirnya kematian pada sel-sel. Jadi dapat dikatakan bahwa karakteristik alami produk hortikultura panenan adalah adanya berbagai macam cekaman yang dialaminya akibat pisah dari tanaman induknya atau terpisah dari lingkungan hidupnya yang sebenarnya. Oleh karena itu, disadari bahwasannya komoditi hortikultura panenan tidak memiliki umur panjang sehingga kesegaran komoditi panenan tersebut cepat berubah hingga akhirnya rusak. Sifatnya yang mudah rusak (perishable) inilah yang menyebabkan perlunya penanganan yang serius terhadap komoditi panenan tersebut agar supaya keadaan segar yang disukai konsumen dapat dipertahankan hingga batas-batas yang masih dapat memberikan keuntungan bagi konsumen maupun produsen.

6 6 Pengelolaan lingkungan yang mencekam komoditi panenan dilakukan sedemikian rupa sehingga produk tersebut masih dapat mampu mempertahankan hidupnya yang direfleksikan dalam bentuk kesegaran dan perubahan pada tingkat minimal pada kandungan nutrisi. Pengelolaan cekaman lingkungan ini juga dilakukan untuk memperpanjang masa simpan dan sekaligus periode pemasaran. C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Produk Hortikultura Seperti terlah dijelaskan di atas, penanganan pasca panen terhadap komoditi panenan hortikultura adalah memperlambat laju perusakan (deteriorasi) dan memaksimalkan masa hidupnya (kesegaran). Diketahui pula bahwa proses kematian yang dilalui melalui proses senesen merupakan peristiwa yang tidak dapat balik. Sedangkan di sisi lain, mutu produk panenan hortikultura sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik produk bersangkutan. Demikian halnya dengan kualitas nutrisi secara langsung dipengaruhi pula oleh tingkat kesegaran. Karena sebagian besar produk hortikultura dikonsumsi dalam keadaan segar, maka kesegaran organ panenan sangat menentukan tingkat mutu produk bersangkutan. Melalui penerapan teknik dalam penanganan pasca panen yang tepat maka proses kematian atau perusakan itu dapat diperlambat. Perusakan komoditi panenan tersebut tidak terlepas dari adanya beberapa fenomena yang mempercepat proses perusakan tersebut. Faktor-faktor umum yang memacu percepatan perusakan merupakan sesuatu yang mengkondisikan produk panenan mengalami cekaman (stress). Terhadap faktor-faktor tersebut, maka pengelolaan pasca panen diarahkan agar tercapai kondisi yang dapat menekan laju perusakan seperti respirasi dan transpirasi. Pemacu kerusakan tersebut meliputi :

7 7 1. Hilangnya pasokan air ke produk panenan, 2. Tidak tersedianya sinar untuk aktivitas fotosintesis, 3. Lingkungan barunya bersuhu di luar normal suhu lingkungannya, 4. Kerusakan mekanis yang terjadi saat pemanenan, dan 5. Kepekanan yang meningkat terhadap infeksi mikroorganisme penyebab busuk. Perusakan pada organ panenan yang disebabkan oleh kelima kondisi yang telah disebutkan di atas secara langsung mempengaruhi aspek biologi dalam organ panenan bersangkutan. Hal ini tidak dapat dihindari dikarenakan bahwa organ panenan merupakan bagian tanaman yang masih hidup. Pengertian hidup disini berarti di dalam jaringan produk panenan masih berlangsung proses fisiologi. Namun demikian, perusakan yang terjadi di dalam jaringan panenan juga merupakan akibat adanya pengaruh lingkungan yang dapat mempercepat perusakan itu sendiri. 1. Faktor Biologi dalam Proses Perusakan (Deteriorasi) a. Respirasi Respirasi adalah suatu proses pembongkaran bahan organik yang tersimpan (katabolisme) seperti karbohidrat, protein, dan lemak menjadi bahan sederhana dan produk akhirnya berupa energi. Oksigen digunakan dalam proses ini, dan karbondioksida dikeluarkan/dihasilkan. Makna dari terjadinya respirasi pada organ panenan adalah : Senesen dipercepat karena cadangan makanan yang diubah menjadi energi untuk mempertahankan kehidupan komoditi secara bertahap akan habis, Kehilangan nilai gizi bagi konsumen dan berkurangnya mutu rasa, khususnya rasa manis, dan Kehilangan berat kering ekonomis.

8 8 Energi yang muncul sebagai panas dikenal sebagai Panas Vital, sangat penting dalam teknologi pasca panen untuk memperkirakan proses pendinginan dan kebutuhan ventilasi dalam upaya penyimpanan. Laju proses deteriorasi komoditi yang dipanen umumnya sebanding dengan laju respirasi b. Produksi etilen Etilen merupakan senyawa organik paling sederhana yang berpengaruh nyata pada proses fisiologi tanaman termasuk organ panenan. Etilen dihasilkan secara alami melalui metabolisme dan dihasilkan oleh jaringan tanaman tingkat tinggi dan beberapa mikroorganisme. Etilen dinyatakan sebagai hormon yang mengatur penuaan dan pemasakan serta secara fisiologi aktif pada jumlah yang sangat kecil (kurang dari 0,1 ppm). Namun tidak ada hubungan yang konsisten antara kapasitas produksi etilen (C 2 H 4 ) dengan mudah-tidaknya suatu komoditi rusak. Perlakuan terhadap komoditi dengan etilen yang terlalu banyak akan mempercepat senesen. Secara umum, laju produksi etilen meningkat dengan tingkat kematangan saat panen, adanya luka fisik, luka akibat serangga, hama, penyakit, meningkatnya suhu dan cekaman air. Di lain pihak, laju produksi etilen menurun dengan menempatkan komoditi panenan pada ruang penyimpanan dengan suhu aman terendah dan penurunan oksigen (kurang dari 8 persen) dan atau kenaikan karbondioksida (lebih dari 2 persen) di sekitar komoditi. Terdapat berbagai tingkat variasi komoditi dalam laju memproduksi etilen, dari yang sangat rendah (<0,1 µl C2H4/kg-jam) pada kom kembang, jeruk, anggur, dan sayuran daun hingga sangat tinggi (>100 µl C2H4/kg-jam) pada srikaya dan sawo.

9 9 c. Perubahan komposisi Tidak saja perubahan fisik yang terjadi selama proses pemasakan setelah panen. Perubahan kimiawi yang sekaligus merupakan komposisi dari komoditi panenan juga mengalami perubahan. Keduanya terjadi secara simultan, artinya apabila terjadi perubahan fisik pasti disertai terjadinya perubahan kimiawi. Pada proses pematangan biasanya terjadi perubahan senyawa karbohidrat menjadi gula yang menyebabkan rasa buah ataupun sayuran manis. Kandungan senyawa organic dan senyawa fenolik menjadi berkurang sehingga rasa asam dan sepet menjadi berkurang. Demikian pula halnya senyawa volatile yang bertanggung jawab terhadap aroma juga mengalmi perubahan. Warna yang dipengaruhi oleh pigmen juga mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut di atas terus berlangsung walaupun organ panenan tersebut telah terpisah dari tanamannya. Perubahan tersebut ada yang dikehendaki namun ada pula yang tidak dikehendaki. Perubahan-perubahan tersebut meliputi : Kehilangan kloropil (warna hijau) dikehendaki pada buah tetapi tidak pada sayuran, Perkembangan karotenoid (kuning dan oranye) dikehendaki pada kebanyakan buah, Perkembangan anthosianin (merah dan biru) dikehendaki pada beberapa buah, Perubahan asam organik, protein, asam amino dan lipid dapat mempengaruhi kualitas rasa pada kebanyakan komoditi, Kehilangan asam askorbat (vitamin C) merugikan kualitas nutrisi, Perubahan pati menjadi gula tidak dikehendaki pada kebanyakan buah,

10 10 Sedangkan perubahan gula menjadi pati tidak dikehendaki pada sayuran kacang kapri dan jagung manis maupun jagung baby, Pertumbuhan dan perkembangan, Pertunasan pada umbi kentang, bawang bombai, bawang putih dan sayuran akar karena akan sangat mengurangi kualitas dan mempercepat deteriorasi. Demikian pula halnya perakaran pada bawang bombai dan sayuran akar, hal tersebut tidak dikehendaki., dan Perkecambahan biji dalam buah tomat, cabe dan jeruk lemon merupakan perkembangan yang tidak dikehendaki dari segi kualitas. Hal ini juga sering terjadi pada buah nangka. Demikian pula halnya peristiwa pembengkokan tangkai bunga potong gladiol dan jenis bunga potong lainnya akan mengurangi nilai kualitas bunga tersebut. Jadi, pada organ panenan terjadi beberapa perubahan yang mengarah pada perusakan kualitas hingga sampai pada tingkat senesen dan akhirnya pembusukan. Perubahan komposisi organ panenan berbeda satu dengan lainnya. Misalnya untuk apel, terjadi perubahan kandungan gula yang terus meningkat seiring dengan umur, namun akan menurun setelah tercapai titik tertentu. Demikian pula halnya dengan kandungan pati. Perubahan yang terus menurun juga terjadi pada jenis-jenis komoditi lainnya demikian pula jenis komponen. Seperti halnya kandungan asam (vitamin C) buah jeruk (lemon maupun grafe fruit) terus menurun seiring dengan umur penyimpanan komoditi bersangkutan. d. Transpirasi atau hilangnya air Kehilangan air dapat merupakan penyebab utama deteriorasi karena tidak saja berpengaruh langsung pada kehilangan kuantitatif (bobot) tetapi juga menyebabkan kehilangan kualitas dalam penampilannya (dikarenakan layu dan pengkerutan), kualitas penampilan (lunak, mudah patah) dan kualitas nutrisi.

11 11 Laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor dalam atau faktor komoditi (sifat morfologi dan anatomi) dan faktor luar (suhu, kelembaban relatif, tekanan atmosfir dan kecepatan gerakan udara). Terkait dengan faktorfaktor tersebut dan bahwa transpirasi adalah proses fisika yang dapat dikendalikan maka pengurangan atau penekanan proses transpirasi pada komoditi panenan dapat pula dilakukan. Upaya-upaya tersebut meliputi pembungkusan atau penyelaputan, pengemasan ataupun manipulasi lingkungan yang tidak menguntungkan menjadi lingkungan yang nyaman bagi komoditi selama dalam penyimpanan. e. Pertumbuhan dan perkembangan Tumbuhnya tunas atau pertunasan yang umumnya terjadi pada kentang dan bawang serta sayuran akar akan mengurangi kualitas dan mempercepat deteriorasi. Selain pertunasan, berkecambahnya biji dalam buah seperti jeruk maupun sayuran buah seperti tomat dan cabe juga akan mengurangi kualitas komoditi bersangkutan. Pada asparagus, terjadinya perpanjangan dan pembengkokan ujung tunas akan mengurangi kualitas akibat penurunan kandungan gizi maupun perkerasan tunas yang terjadi. f. Kerusakan fisiologi Kerusakan fisiologis diawali dari ketidakseimbangan nutrisi saat pra panen. Biasanya kerusakan fisiologis banyak terjadi akibat ketidak sesuaian keadaan suhu, seperti freezing injury, chilling injury, dan heat injury. Selain itu, interaksi antara konsentrasi oksigen, karbondioksida dan etilen, suhu dan lamanya penyimpanan berpengaruh langsung terhadap timbulnya dan beratnya kerusakan fisiologis.

12 12 g. Kerusakan fisik Banyaknya tipe-tipe kerusakan fisik (luka permukaan, memar karena tumbukan, memar karena gesekan dan sebagainya) adalah penyebab utama deteriorasi. Luka mekanik tidak hanya tidak terlihat tetapi juga dapat mempercepat kehilangan air, mempermudah infeksi jamur, dan merangsang dihasilkannya karbondioksida dan etilen lebih banyak. h. Kerusakan patogenik Infeksi mikroorganisme penyebab penyakit (patohen) merupakan penyebab kerusakan organ panenan yang paling efektif. Akibat adanya luka-luka fisik atau kerusakan fisiologis dari komoditi panenan memberikan peluang mikroorganisme penyebab penyakit lebih efektif dalam menginfeksi. Tingkat kerentanan komoditi akan meningkat seiring dengan ketidak sesuaian lingkungan maupun senesen akan mempermudah terjadinya infeksi. 2. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Deteriorasi a. Suhu Suhu merupakan faktor lingkungan terpenting yang mempengaruhi laju deteriorasi komoditi panenan. Untuk setiap kenaikan 10 O C (atau 18 O F) di atas optimum, laju deteriorasi meningkat 2 3 kali. Selain itu suhu berhubungan langsung dengan tingkat produksi etilen, penurunan oksigen dan peningkatan karbondioksida serta mudahnya infeksi jamur ataupun bakteri. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa pendinginan komoditi panenan sesegera setelah panen pada suhu 5 O C akan dapat mengurangi kerusakan yang disebabkan mikroorganisme.

13 13 b. Kelembaban relatif Laju kehilangan air dari komoditi panenan seperti sayur dan buah tergantung pada defisit tekanan uap antara komoditi dan keadaan udara di sekitarnya. Hal ini juga dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban relatif udara. Pada suhu dan laju pergerakan udara tertentu, kehilangan air dari komoditi tergantung pada kelembaban relatif, dan pada titik tertentu kehilangan air meningkat dengan meningkatnya suhu. c. Komposisi atmosfir Penurunan oksigen dan peningkatan karbondiokasida dapat menunda atau mempercepat deteriorasi. Besarnya pengaruh tersebut tergantung pada komoditi, kultivar, umur fisiologis, oksigen dan karbondioksida, suhu dan lamanya penanganan. d. Etilen Pengaruh etilen pada komoditi panenan dapat menguntungkan maupun merugikan. Etilen dapat digunakan untuk mempercepat pemasakan yang seragam pada buah yang dipetik pada stadia matang hijau. Sementara itu, perlakuan etilen dapat merugikan (penurunan kualitas) kebanyakan sayuran dan tanaman hias. e. Cahaya Adanya pencahayaan pada komoditi panenan akan menyebabkan penurunan kualitas komoditi bersangkutan. Ini terkait dengan perubahan warna yang mengarah pada pembentukan kloropil maupun perangsangan pembentukan swnyawa solanine yang bersifat meracun bagi manusia.

14 14 f. Faktor lainnya Yang termasuk faktor-faktor lainnya disini adalah bahan kimia seperti pestisida ataupun zat pengatur tumbuh yang kemungkinan digunakan untuk mengurangi kecepatan deteriorasi. Penggunaan yang tidak tepat suatu senyawa justru berakibat merugikan bagi upaya perpanjangan masa segar maupun masa simpan komoditi panenan ataupun bersifat meracun bagi manusia yang mengkunsumsi. D. Strategi Penanganan Pascapanen Hortikultura Penanganan komoditi hortikultura panenan tentunya sangat tergantung pada jenis komoditi dan tingkat teknologi pascapanen yang tersedia. Penanganan atau teknik pengelolaan teknologi pascapanen diarahkan kepada pengelolaan atau pengaturan unsur iklim atau faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi laju kerusakan (deteriorasi) komoditi. Hal ini diperlukan tentunya dikarenakan komoditi hortikultura panenan bersifat mudah rusak. Upaya penangananannya diarahkan kepada memperlambat laju deteriorasi sehingga komoditi tersebut bila sampai pada konsumen masih dalam keadaan baik (berkualitas). Pengelolaan unsur-unsur iklim tersebut dapat secara sendiri-sendiri ataupun secara bersamaan dua atau lebih unsur iklim. Untuk yang terakhir ini tentunya sangat membutuhkan tingkat teknologi yang tinggi. Terkait dengan upaya mempertahankan kesegaran komoditi panenen, maka perlu adanya pemahaman aspek fisiologi maupun teknologi yang dipadukan agar supaya memberikan kondisi yang menguntungkan bagi terjaganya kesegaran komoditi panenan tersebut. Terkait dengan penanganan pascapanen, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan komoditi hortikultura panenan meliputi :

15 15 1. Prosedur pengelolaan suhu, 2. Pengendalian kelembaban relatif, 3. Pengelolaan suhu tambahan, dan 4. Aplikasi beberapa perlakuan. Upaya pengembangan teknik-teknik penanganan komoditi hortikultura panenan terus dilakukan. Baik itu berupa penelitian pengembangan teknikteknik baru ataupun pengujian beberapa teknologi yang telah ada terhadap berbagai jenis komoditi yang berbeda. Pengembangan teknologi penanganan paska panen saat sekarang ini ditekankan pada pengembangan metode pendinginan, pengelolaan atau pengendalian suhu, teknik pemanenan, teknik pengananan dalam transportasi, wadah atau kontainer, modifikasi ruang (atmosfir) simpan ataupun pengembangan teknik rekayasa genetika. Hal-hal tersebut sangat diperlukan untuk dapat mempertahankan keadaan segar suatu komoditi semaksimal mungkin. Menghadirkan beberapa jenis komoditi di luar musim sebenarnya akibat adanya permintaan yang besar dan sekaligus sebagai pemacu pengembangan teknologi paska panen. Oleh karena itu, perkembangan terkini untuk memperoleh hasil panenan hortikultura yang memiliki daya simpan panjang tidak saja diarahkan kepada teknik pengelolaan lingkungan simpan, tetapi berkembang pula teknik rekayasa genetika. Teknik ini diarahkan untuk menghasilkan jenis-jenis tanaman yang memiliki bagian panenan yang dapat tahan lama setelah lepas panen dari pohon induknya secara alami akibat adanya karakter dalam (sifat genetis). Seiring dengan perkembangan dunia dan tuntutan manusia, maka pengetahuan dan ilmu dalam kajian bioteknologi khususnya pada aspek pasca panen telah berkembang cukup pesat. Terdapat berbagai teknik yang termasuk dalam bioteknologi bagi upaya-upaya mengurangi kehilangan hasil

16 16 pada periode pasca penen. Teknik-teknik tersebut yang juga merupakan teknik dalam pengelolaan pasca panen komoditi hortikultura meliputi : 1. Penciptaan dan seleksi jenis-jenis tanaman yang memiiliki karakter khusus terkait pasca penen. Untuk itu, maka diperlukan suatu teknik rekayasa genetik ke arah penciptaaan jenis tanaman tahan terhadap cekaman ruang simpan maupun melalui penciptaan tanaman transgenik. 2. Penentuan standar kualitas panenan. Hal ini mengarah pada kemudahan dalam menerapkan teknologi penyimpanan sehingga waktu kesegaran komoditi panenan dapat dipeoleh cukup panjang. 3. Perlakuan awal sebelum pengiriman, 4. Teknik pengepakan, menjelaskan teknologi fisik pengepakan, yaitu ke arah bahan dan bentuk wadah simpan. 5. Pengaturan lingkungan penyimpanan melalui pengaturan suhu ataupun komposisi udara (atmosfir) ruang simpan, dan 6. Penggunaan bahan pengawet, perangsang maupun pelapis yang bertujuan mempertahankan kesegaran maupun menyeragamkan pemasakan.

17 17 DAFTAR PUSTAKA Acquaah, George, Horticulture Principles and Practices. Second Edition, Prentice Hall. Bautista, O.K., H.V. Valmayor, P.C. Tabora J.R., and R.R. Espino, Introduction To Tropical Horticulture. Dept. of Horticulture Collage of Agriculture Univ. of The Philippines at Los Banos. Pp: Brotonegoro S., Jinadasa D., Lukman G., and Kosim K.M., 1992 (Eds.). Agricultural Biotechnology. Proceedings of a Workshop on Agricultural Biotechnology, Bogor, Indonesia May 21 24, Central Research Institute for Agricultural Researcg and Development, Ministry of Agriculture Republik of Indonesia. 330 p. Kader, Adel A., Postharvest Biology and Technology : An Overview. In Kader, Adel A., et.al. (Eds). Postharvest Technology of Horticultural Crops. Cooperative Extension, University of California, Division of Agriculture and Natural Resources. Salunkhe, D.K., Bhat, N.R., and Desai, B.B., Postharvest Biotechnology of Flowers and Ornamental Plants. Springer-Verlag. Wills, R.B.H., Mc. Glasson, W.B., Graham, D., Lee, T.H., and Hall, E.G., Postharvest An Introduction to The Physiology and Handling of Fruits, and Vegetables. An Avi Book, Van Nostrand Reinhold, New York. World Bank, Agricultural Biotechnology The Next Green Revolution? World Bank Technical Paper Number 133. The World Bank, Washington D.C.

BIOTEKNOLOGI DALAM PASCA PANEN PRODUK HORTIKULTURA

BIOTEKNOLOGI DALAM PASCA PANEN PRODUK HORTIKULTURA Bahan Ajar MK. Pasca Panen Hoertikultura PS Hortikultura, Fakultas Pertanian - UNRAM Semester Gasal Tahun Ajaran 2002-2003 Pokok Bahasan BIOTEKNOLOGI DALAM PASCA PANEN PRODUK HORTIKULTURA Disampaikan oleh

Lebih terperinci

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, bulky/voluminous/menghabiskan banyak tempat, sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga 3 TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga Tanaman buah naga termasuk dalam kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Caryophyllales, famili Cactaceae, subfamili Cactoidae, genus Hylocereus Webb.

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA

PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA Kebanyakan pasca panen produk hortikultura segar sangat ringkih dan mengalami penurunan mutu sangat cepat.

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Konsentrasi KMnO 4 Terhadap Susut Berat Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap susut berat cabai merah berbeda nyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika dan kini telah menyebar di kawasan benua Asia termasuk di Indonesia. Tomat biasa ditanam di dataran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya

TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Siam Jeruk siam (Citrus nobilis LOUR var Microcarpa) merupakan salah satu dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya berbentuk bulat dengan permukaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung mampu memproduksi pisang sebanyak 319.081 ton pada tahun 2003 dan meningkat hingga

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengemasan Buah Nanas Pada penelitian ini dilakukan simulasi transportasi yang setara dengan jarak tempuh dari pengumpul besar ke pasar. Sebelum dilakukan simulasi transportasi,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya dengan berbagai spesies flora. Kekayaan tersebut merupakan suatu anugerah besar yang diberikan Allah SWT yang seharusnya

Lebih terperinci

Buah-buahan dan Sayur-sayuran

Buah-buahan dan Sayur-sayuran Buah-buahan dan Sayur-sayuran Pasca panen adalah suatu kegiatan yang dimulai dari bahan setelah dipanen sampai siap untuk dipasarkan atau digunakan konsumen dalam bentuk segar atau siap diolah lebih lanjut

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN

TEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN TEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN Oleh : Usman Ahmad Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah segar yang disenangi masyarakat. Pisang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah segar yang disenangi masyarakat. Pisang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan salah satu jenis buah segar yang disenangi masyarakat. Pisang Cavendish memiliki nilai gizi yang tinggi, kaya karbohidrat, antioksidan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dikenal adalah ubi jalar (Ipomoea batatas). Ubi jalar merupakan jenis umbi

I. PENDAHULUAN. dikenal adalah ubi jalar (Ipomoea batatas). Ubi jalar merupakan jenis umbi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenis umbi-umbian banyak terdapat di Indonesia. Salah satu jenis umbi yang dikenal adalah ubi jalar (Ipomoea batatas). Ubi jalar merupakan jenis umbi dengan masa panen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di Indonesia adalah jenis Fragaria vesca L. Buah stroberi adalah salah satu produk hasil

Lebih terperinci

PENYIMPANAN KOMODITI HORTIKULTURA

PENYIMPANAN KOMODITI HORTIKULTURA BAB 6 PENYIMPANAN KOMODITI HORTIKULTURA Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti perkuliahan atau mempelajari bahan ajar pada bab ini, para mahasiswa dan pembaca diarahkan untuk dapat : Mampu menjelaskan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan sayuran berbentuk buah yang banyak dihasilkan di daerah tropis dan subtropis. Budidaya tanaman tomat terus meningkat seiring

Lebih terperinci

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN)

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) Post 04 Desember 2014, By Ir. Elvina Herdiani, MP. bbpplbungapotperkembangan bisnis bunga potong meningkat dengan cukup pesat dari waktu ke waktu, hal ini menunjukkan

Lebih terperinci

PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA

PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mengetahui prinsip penyimpanan sayur dan buah Mahasiswa mengetahui tujuan penyimpanan sayur dan buah Mahasiswa mengetahui jenis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan berbagai jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang. Namun sayangnya, masih banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia adalah buah-buahan yaitu buah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu produk pertanian yang memiliki potensi cukup tinggi untuk ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. Komoditas hortikultura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terong atau yang dikenal dengan nama latin Solanum melongena L.

BAB I PENDAHULUAN. Terong atau yang dikenal dengan nama latin Solanum melongena L. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terong atau yang dikenal dengan nama latin Solanum melongena L. adalah jenis tanaman yang hidup baik pada daerah tropis dan wilayah iklim sedang. Di daerah tropis terong

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman pertanian yang strategis untuk dibudidayakan karena permintaan cabai yang sangat besar dan banyak konsumen yang mengkonsumsi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan TINJAUAN PUSTAKA Terung Belanda Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan pertumbuhan yang cepat dan tinggi dapat mencapai 7,5 meter. Tanaman ini mulai berproduksi pada umur 18 bulan setelah

Lebih terperinci

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI) PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI) Cara-cara penyimpanan meliputi : 1. penyimpanan pada suhu rendah 2. penyimpanan dengan

Lebih terperinci

PENGATURAN KEMASAKAN

PENGATURAN KEMASAKAN PENGATURAN KEMASAKAN Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA ...PERKEMBANGAN BAGIAN TANAMAN Urutan yang

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia, I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1)

TEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1) TEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016 KONTRAK PERKULIAHAN KEHADIRAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tomat 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tomat Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam genus Lycopersicon, sub genus Eulycopersicon. Genus Lycopersicon merupakan genus sempit yang terdiri atas

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan mutu yang diamati selama penyimpanan buah manggis meliputi penampakan sepal, susut bobot, tekstur atau kekerasan dan warna. 1. Penampakan Sepal Visual Sepal atau biasa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi

TINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respirasi Respirasi merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh mikroorganisme hidup baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi merupakan proses

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNOLOGI PASCAPANEN SAWI (Brassica juncea, L.) DALAM UPAYA MENGURANGI KERUSAKAN DAN MENGOPTIMALKAN HASIL PEMANFAATAN PEKARANGAN

KAJIAN TEKNOLOGI PASCAPANEN SAWI (Brassica juncea, L.) DALAM UPAYA MENGURANGI KERUSAKAN DAN MENGOPTIMALKAN HASIL PEMANFAATAN PEKARANGAN KAJIAN TEKNOLOGI PASCAPANEN SAWI (Brassica juncea, L.) DALAM UPAYA MENGURANGI KERUSAKAN DAN MENGOPTIMALKAN HASIL PEMANFAATAN PEKARANGAN Desy Nofriati 1, Renie Oelviani 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami hal-hal yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan serta memahami teknologi penanganan pasca panen

Lebih terperinci

BAB III SARANA PRASARANA

BAB III SARANA PRASARANA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 217 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB III SARANA PRASARANA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGEPAKAN DAN TRANSPORTASI PRODUK PANENAN. Bambang B. Santoso

PENGEPAKAN DAN TRANSPORTASI PRODUK PANENAN. Bambang B. Santoso PENGEPAKAN DAN TRANSPORTASI PRODUK PANENAN Bambang B. Santoso Fakultas Pertanian UNRAM 2012/2013 RANTAI PENANGANAN PRODUK PANENAN (Kegiatan Pascapanen) production Harvest Transportation Storage Transportation

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF) memiliki ciri diameter sekitar 3,1 cm. Panen pisang Cavendish dilakukan

Lebih terperinci

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP KERUSAKAN FISIK/MEKANIS KERUSAKAN KIMIAWI KERUSAKAN MIKROBIOLOGIS KEAMANAN PANGAN, CEGAH : o CEMARAN FISIK o CEMARAN KIMIAWI o CEMARAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan

I. PENDAHULUAN. Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan salah satu produk hortikultura. Jagung manis memiliki laju respirasi yang tinggi sehingga mudah mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kultivar Fuji merupakan hasil persilangan antara Ralls janet (Kakko)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kultivar Fuji merupakan hasil persilangan antara Ralls janet (Kakko) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Buah Apel Fuji Sun Moon Kultivar Fuji merupakan hasil persilangan antara Ralls janet (Kakko) dengan Red Delicious yang dikembangkan oleh The Fruit Tree Research Station.

Lebih terperinci

PAPER BIOKIMIA PANGAN

PAPER BIOKIMIA PANGAN PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi

Lebih terperinci

Sifat Fisiologis Pasca Panen PENYIMPANAN. a. Respirasi. a. Respirasi 12/17/2012

Sifat Fisiologis Pasca Panen PENYIMPANAN. a. Respirasi. a. Respirasi 12/17/2012 PENYIMPANAN Teknik Penanganan Pasca Panen Sifat Fisiologis Pasca Panen a. Respirasi b. Produksi Ethilen c. Transpirasi 17/12/2012 Fisiologi Pasca Panen 2011 1 d. Sensitivitas 17/12/2012 Fisiologi Pasca

Lebih terperinci

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA RESPIRASI Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA RESPIRASI RESPIRASI AEROBIK C 6 H 12 O 6 + 6O 2 + 38 ADP

Lebih terperinci

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Suhu ruangan selama pelaksanaan penelitian ini berkisar 18-20 0 C. Kondisi suhu ini baik untuk vase life bunga potong, karena kisaran suhu tersebut dapat memperlambat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme menjadi lambat sehingga

Lebih terperinci

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon PERKECAMBAHAN 1. Pengertian Perkecambahan merupakan proses metabolism biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan radikal). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN KENAPA PERLU PENANGANAN PASCA PANEN??? Buah-buahan, setelah dipanen masih tetap merupakan jaringan hidup, untuk itu butuh penanganan pasca panen yang tepat supaya susut kuantitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I. PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Pemanenan buah jeruk dilakukan dengan menggunakan gunting. Jeruk yang dipanen berasal dari tanaman sehat yang berumur 7-9 tahun. Pada penelitian ini buah jeruk yang diambil

Lebih terperinci

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH EKOFISIOLOGI TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN TANAH LINGKUNGAN Pengaruh salinitas pada pertumbuhan semai Eucalyptus sp. Gas-gas atmosfer, debu, CO2, H2O, polutan Suhu udara Intensitas cahaya, lama penyinaran

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bunga potong adalah bunga yang kini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan rangkaian bunga salah satunya adalah Bunga Krisan. Hasil observasi di Pasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Kerusakan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PASCA PANEN

TEKNOLOGI PASCA PANEN PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PASCA PANEN Oleh : TIM PENGAMPU LABORATORIUM AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2016 DAFTAR ACARA PRAKTIKUM TEKNOLOGI PASCA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. TOMAT

TINJAUAN PUSTAKA A. TOMAT II. TINJAUAN PUSTAKA A. TOMAT Secara sistematis tanaman tomat dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Sub Divisi : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas

Lebih terperinci

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++) V. HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Pola Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna (++) Aroma Khas jeruk Khas jeruk Khas jeruk - - (++) Tekstur (++) Berat (gram) 490 460 451 465,1 450

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Pisang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Pisang 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Pisang Pisang adalah salah satu jenis tanaman pangan yang sudah dibudidayakan sejak dahulu. Pisang berasal dari kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia, kemudian menyebar luas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk mempertahankan mutu buah markisa adalah 1.5%. Pada pengamatan

Lebih terperinci

42. PENGAWETAN BUAH SEGAR

42. PENGAWETAN BUAH SEGAR Sosis, Pengawetan Buah Segar, Gelatin, Pike1 Menflmun/Temng, Aneka Manisan Buah 42. PENGAWETAN BUAH SEGAR Setelah dipanen, produk hasil pertanian tetap melakukan fisiologis sehingga dapat disebut sebagai

Lebih terperinci

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM Penanganan dan Pengelolaan Saat Panen Mengingat produk tanaman obat dapat berasal dari hasil budidaya dan dari hasil eksplorasi alam maka penanganan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Jawa sebesar ton (Badan Pusat Statistik, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Jawa sebesar ton (Badan Pusat Statistik, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu produk hortikultura Indonesia yang memiliki nilai ekonomis penting. Cabai termasuk ke dalam salah satu di antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Buah cepat sekali rusak oleh pengaruh mekanik, kimia dan mikrobiologi sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang dikonsumsi pada bagian umbi di kalangan masyarakat dikenal sebagai sayuran umbi. Kentang

Lebih terperinci

STANDARISASI MUTU PRODUK PASCA PANEN

STANDARISASI MUTU PRODUK PASCA PANEN BAB 5 STANDARISASI MUTU PRODUK PASCA PANEN Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti kuliah dan membaca bahan ajar pada bab ini, mahasiswa dan pembaca diharapkan akan : Mampu menjelaskan beberapa kriteria

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu 4 TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu Pisang merupakan tanaman yang termasuk kedalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas monokotiledon (berkeping satu) ordo Zingiberales dan famili Musaseae.

Lebih terperinci

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. airnya yang cukup tinggi sehingga memungkinkan bakteri dan mikroba lain tumbuh di

BAB I PENDAHULUAN. airnya yang cukup tinggi sehingga memungkinkan bakteri dan mikroba lain tumbuh di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buah dan sayur merupakan jenis pangan yang mudah rusak karena kandungan airnya yang cukup tinggi sehingga memungkinkan bakteri dan mikroba lain tumbuh di dalamnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ukurannya membesar, buah diberi perlakuan pra-pendinginan pada ruangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. ukurannya membesar, buah diberi perlakuan pra-pendinginan pada ruangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Panen dan Pascapanen Jambu Biji Buah jambu biji dapat dipanen dengan melihat ukuran, bentuk, dan perubahan warna buah. Setelah buah mulai berubah warna menjadi hijau lebih pucat

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang memiliki arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari penggunaannya

Lebih terperinci

PASCA PANEN BAWANG MERAH

PASCA PANEN BAWANG MERAH PASCA PANEN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali pelayuan dan pengeringan bawang merah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin

Lebih terperinci

PENGATURAN PENYIMPANAN KOMODITI PERTANIAN PASCA PANEN

PENGATURAN PENYIMPANAN KOMODITI PERTANIAN PASCA PANEN PENGATURAN PENYIMPANAN KOMODITI PERTANIAN PASCA PANEN PENYIMPANAN DINGIN Diperlukan untuk komoditi yang mudah rusak, karena dapat mengurangi Kegiatan respirasi dan metabolisme lainnya Proses penuaan karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon. Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon. Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah apel fuji sun moon di Hypermart Gorontalo. Tahapan sortasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak diminati konsumen. Salah satu contoh kultivar jambu yang memiliki

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. kismis, cung, tomat liar atau currant tomato. Bentuk tanaman tomat rampai

I. TINJAUAN PUSTAKA. kismis, cung, tomat liar atau currant tomato. Bentuk tanaman tomat rampai I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Tomat Rampai Tomat rampai memiliki banyak sebutan nama antara lain: tomat ranti,tomat kismis, cung, tomat liar atau currant tomato. Bentuk tanaman tomat rampai sama dengan

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pada semua parameter menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut ini merupakan rata-rata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Tidak hanya di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah buah pisang. Tahun 2014, buah pisang menjadi buah dengan produksi terbesar dari nilai produksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang terolah minimal, beberapa senyawa penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran, buah tomat sering digunakan sebagai bahan pangan dan industri, sehingga nilai ekonomi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang disertai dengan perkembangan pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura Cold Storage Hortikultura Panen C 6 H 12 O 6 + O 2 Respirasi 6 CO 2 + 6 H 2 O + 673 Kal Umur simpan produk Tergantung dari laju evolusi panas Kondisi lingkungan daun buah Sayuran : kailan, brokoli, horenzo,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan yang diampu oleh Drs.Dahlia, M.Pd Disusun oleh : Kelompok II/Offering A 1. Annas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan konsumsi pangan juga ikut meningkat. Namun pada kenyataannya, produksi pangan yang dihasilkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae

TINJAUAN PUSTAKA. Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae TINJAUAN PUSTAKA Terung Belanda Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae yang berasal dari daerah subtropis. Buah terung belanda saat ini telah banyak dibudidayakan oleh petani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang beranekaragam dan melimpah. Beberapa jenis buah yang berasal dari negara lain dapat dijumpai dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Keprok Garut

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Keprok Garut TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Keprok Garut Tanaman jeruk secara garis besar terdiri atas 2 jenis yaitu eucitrus dan papeda. Jenis eucitrus paling banyak dan paling luas dibudidayakan karena buahnya enak dimakan,

Lebih terperinci

sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015).

sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apel adalah salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Apel digemari karena rasanya yang manis dan kandungan gizinya yang tinggi. Buah apel mempunyai

Lebih terperinci