IV. PERKEMBANGAN IMPOR BUAH-BUAHAN DI INDONESIA
|
|
- Djaja Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IV. PERKEMBANGAN IMPOR BUAH-BUAHAN DI INDONESIA 4.1. Tren Perdagangan Indonesia pada Komoditas Buah-Buahan Selama periode -2010, Indonesia terus meningkatkan aktivitas perdagangan internasional. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.1, nilai ekspor maupun impor buah-buahan Indonesia terus menunjukkan tren meningkat. Akan tetapi, laju pertumbuhan nilai impor lebih cepat dibandingkan nilai ekspor. Bahkan, semenjak tahun 2000, neraca perdagangan buah-buahan Indonesia menunjukkan nilai negatif yang ditandai oleh nilai impor yang lebih besar daripada nilai ekspor (Tabel 1.1). 700,000, ,000,000 Nilai (US$) 500,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 - Ekspor Impor Tahun Sumber: Pusdatin Kemendag, 2012(diolah) Gambar 4.1. Tren Perdagangan Indonesia untuk Komoditas Buah-buahan Periode Pada masa krisis ekonomi, yaitu tahun , pertumbuhan ekspor buah-buahan relatif stagnan. Kemudian, nilai ekspor kembali meningkat setelah tahun 1999 hingga 158 juta US$. Namun, nilai ini kembali menurun pada tahun berikutnya hingga tahun Nilai ekspor mencapai puncaknya pada tahun 2008, yaitu 302 juta US$. Akan tetapi, akibat krisis finansial yang terjadi pada tahun 2008, permintaan ekspor buah-buahan Indonesia oleh negara-negara Eropa
2 37 merosot. Akibatnya, pada tahun 2009 nilai ekspor buah-buahan Indonesia menurun hingga 14 persen. Sementara itu, dari sisi impor tren peningkatan nilai mulai terjadi sejak periode setelah krisis, yaitu tahun Pada saat krisis ekonomi tahun 1997, terjadi penurunan permintaan impor masyarakat sebesar 71 juta US$ dibandingkan tahun sebelumnya. Setelah tahun 1998, nilai impor buah-buahan terus meningkat dengan laju pertumbuhan tertinggi dicapai pada periode , yaitu sekitar 51 persen. Hingga tahun 2010, outpayments buah-buahan mencapai 655 juta US$. Pada tahun ini pula defisit neraca pembayaran impor buah-buahan terbesar selama kurun waktu Tren Impor Buah-buahan oleh Indonesia Berdasarkan Asal Negara Seperti yang telah dibahas pada Bab I, terdapat empat negara mitra dagang utama Indonesia dalam kerjasama perdagangan buah-buahan, yaitu Amerika Serikat, Australia, China, dan Thailand. Keempat negara tersebut merupakan sumber utama buah-buahan yang diimpor Indonesia selama periode Berdasarkan Tabel 4.1, terlihat bahwa sebelum tahun 1999 impor buahbuahan Indonesia utamanya hanya berasal dari Amerika Serikat, Australia, dan China. Sementara, persentase volume impor buah-buahan asal Thailand dalam pasar buah-buahan impor Indonesia relatif kecil. Pada tahun 1998, yaitu tepat setahun setelah krisis ekonomi, volume buah-buahan yang diimpor Indonesia mengalami penurunan akibat melemahnya daya beli masyarakat. Penurunan permintaan impor terbesar dialami oleh buah-buahan asal Thailand, yaitu hampir 85 persen dibanding tahun sebelumnya. Adapun volume impor buah-buahan dari China mengalami penurunan yang relatif kecil dibandingkan negara-negara pengekspor buah-buahan lainnya ke Indonesia, yaitu hanya sekitar 32 persen. Sejak tahun 1998, buah-buahan dari China mulai menguasai pasar buah Indonesia. Hal ini terlihat dari volume impornya yang cenderung meningkat dengan laju yang pesat. Pada tahun 2000, kuantitas buah-buahan asal China yang diimpor Indonesia telah mencapai 89.8 ribu ton. Dengan kata lain, terjadi kenaikan permintaan impor empat kali lipat pada tahun Sedangkan, jumlah
3 38 permintaan buah-buahan asal Amerika Serikat yang menjadi negara pengekspor kedua terbesar relatif kecil dibandingkan China. Pada tahun tersebut. volume impor buah-buahan asal Amerika Serikat hanya sebesar 46.6 ribu ton atau setengah dari volume buah-buahan asal China. Tabel 4.1. Volume Impor Buah-buahan ke Indonesia Berdasarkan Asal Negara Volume Impor (kg) Tahun Amerika Serikat Australia China Thailand 29,175,425 24,058,538 22,617,497 5,375,964 {20.81%} {17.16%} {16.13%} {3.83%} ,534,119 26,840,221 23,472,509 7,392,149 {35.19%} {13.39%} {11.71%} {3.69%} ,563,803 10,106,530 16,039,034 1,058,291 {25.75%} {14.02%} {22.24%} {1.47%} ,463,380 12,295,830 29,433,534 6,937,015 {24.19%} {11.68%} {27.96%} {6.59%} ,605,016 21,399,455 89,831,386 24,773,170 {19.45%} {8.93%} {37.50%} {10.34%} Rata-rata growth 47.07% 11.23% 65.21% % ,504,373 18,210,921 89,221,897 17,632,207 {20.85%} {7.52%} {36.83%] {7.28%} ,153,052 21,398, ,512,857 30,394,830 {18.41%} {8.01%} {39.14%} {11.38%} ,418,795 14,360,548 92,319,827 25,811,742 {18.26%] {6.49%} {41.72%} {11.66%} ,554,071 24,164, ,209,993 46,854,554 {13.05%} {6.36%} {49.03%} {12.34%} ,107,462 16,591, ,251,767 55,221,253 {11.04%} {4.25%} {56.42%} {14.15%} Rata-rata growth -0.50% 1.33% 24.96% 25.57% ,823,963 14,918, ,763,447 67,423,206 {10.76%} {3.58%} {53.26%} {16.19%} ,936,985 13,018, ,692,989 79,077,974 {8.97%} {2.66%} {59.37%} {16.15%} ,210,191 14,425, ,031,323 71,556,541 {8.47%} {2.97%} {63.12%} {14.71%} ,618,978 17,861, ,248, ,665,830 {9.49%} {2.84%} {61.49%} {16.50%} ,927,403 13,196, ,231,671 80,144,251 {9.88%} {1.98%} {64.03%} {12.01%} Rata-rata growth 10.21% -2.86% 14.76% 10.41% Sumber: Pusdatin Kemendag, 2012(diolah) Keterangan: {} share terhadap total volume impor buah-buahan Apabila dilihat dari pertumbuhan rata-rata sepanjang periode -2000, permintaan buah-buahan impor dari Thailand mencatat kenaikan yang begitu tinggi. Hal ini disebabkan melonjaknya permintaan masyarakat Indonesia
4 39 terhadap buah-buahan asal Thailand secara tiba-tiba pada tahun Peningkatan volume impor yang demikian pesat tersebut mengindikasikan dampak depresiasi baht Thailand akibat krisis ekonomi Depresiasi baht terhadap dollar Amerika Serikat menyebabkan harga buah-buahan ekspor Thailand menjadi relatif lebih murah dalam mata uang dollar. Akibatnya, permintaan masyarakat Indonesia terhadap buah-buahan asal Thailand pun meningkat. Pada periode , nilai pertumbuhan permintan impor rata-rata buah-buahan asal Thailand dan China relatif sama. Volume impor buah-buahan dari kedua negara tersebut terus meningkat. Demikian pula halnya bagi buahbuahan asal Australia meski pertumbuhannya relatif lamban, yaitu sekitar 1.33 persen. Hal yang sebaliknya terjadi pada buah-buahan impor asal Amerika Serikat. Permintaan masyarakat terhadap buah-buahan dari Amerika Serikat justru menurun sebesar 0.5 persen. Keadaan ini memperlihatkan mulai berubahnya pola konsumsi buah-buahan impor masyarakat Indonesia. Akhirnya sejak tahun 2006, Thailand mengambil alih posisi Amerika Serikat sebagai negara pengekspor buah-buahan terbesar kedua ke Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 16 persen. Sedangkan buah-buahan impor dari Amerika Serikat hanya memiliki pangsa pasar sebesar 13 persen. Di sisi lain, pada tahun 2005, China telah menguasai separuh lebih pangsa pasar buah-buahan impor di Indonesia dengan share sebesar persen. Hal ini menyebabkan buah-buahan impor yang ditemui di pasar Indonesia didominasi oleh buah-buahan asal China. Adapun buah-buahan asal Australia mulai tidak begitu diminati masyarakat Indonesia. Kondisi ini tergambar dari penurunan volume buah-buahan asal negara tersebut. Pada tahun 2006, volume impor buah-buahan asal Australia menurun hingga sepuluh persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kuantitas impor tersebut relatif konstan pada tahun-tahun berikutnya, kecuali pada tahun 2007 volumenya sempat meningkat hingga 23 persen. Sementara itu, volume buahbuahan asal Amerika Serikat kembali meningkat dalam periode Pada tahun 2010, buah-buahan impor asal Amerika Serikat di pasar buah Indonesia
5 40 mencapai 65.9 ribu ton. Padahal, pada akhir tahun 2005 volumenya hanya berkisar 43.1 ribu ton. Jika diamati dari sisi outpayments, sebelum tahun 2000 sebagian besar pengeluaran impor buah-buahan Indonesia mengalir ke Amerika Serikat (Tabel 4.2). Namun, seiring meningkatnya arus masuk buah-buahan asal China, maka nilai impornya pun mulai mengalami peningkatan. Dalam kurun waktu , pertumbuhan rata-rata volume impor buah-buahan dari China sekitar persen (Tabel 4.1). Dampaknya, outpayments buah-buahan dari China pun kemudian melebihi nilai buah-buahan asal Amerika Serikat. Pada tahun 2000, sekitar persen outpayments buah-buahan Indonesia digunakan untuk mendatangkan buah-buahan asal China. Tabel 4.2. Share dan Pertumbuhan (Growth) Outpayments Buah-buahan ke Indonesia Berdasarkan Asal Negara Share Outpayments (%) Tahun Amerika Serikat Australia China Thailand Rata-rata growth (%) Rata-rata growth (%) Rata-rata growth (%) Sumber: Pusdatin Kemendag, 2012(diolah) Sementara itu, dampak depresiasi baht Thailand pada 1997 yang berujung pada peningkatan volume impor buah-buahan asal Thailand juga
6 41 tercermin dari besarnya angka pertumbuhan rata-rata outpayments. Impor buahbuahan asal Thailand memiliki nilai pertumbuhan rata-rata tertinggi, yaitu persen selama periode Nilai impor buah-buahan asal Thailand terus meningkat seiring meningkatnya permintaannya pada lima tahun berikutnya (Tabel 4.1). Pada periode pun angka pertumbuhan rata-rata outpayments asal Thailand jauh lebih besar dibandingkan China. Pada tahun 2006, nilai impor buah-buahan asal Thailand telah melampaui nilai impor asal Amerika Serikat. Hal ini sejalan dengan peningkatan volume impor buah-buahan asal Thailand yang membuat Thailand menjadi negara asal buah-buahan impor terbesar kedua. Di sisi lain, pertumbuhan outpayments buahbuahan asal China pun mulai meningkat cepat pada periode Pada tahun 2007, share outpayments buah-buahan asal China terhadap total pengeluaran impor buah-buahan yang dikeluarkan Indonesia telah lebih dari 50 persen Outpayments Buah-buahan Asal Amerika Serikat Pada periode , tiga jenis buah-buahan Amerika Serikat yang banyak diekspor ke Indonesia adalah jeruk, anggur, dan apel (Tabel 4.3). Dalam kurun waktu , sebagian besar outpayments yang harus dibayarkan Indonesia untuk mengonsumsi buah-buahan asal Amerika Serikat adalah untuk mengimpor apel dan anggur. Hal ini terlihat dari besarnya share outpayments jenis buah-buahan tersebut terhadap total outpayments buah-buahan asal Amerika Serikat oleh Indonesia. Berdasarkan data dari UN COMTRADE outpayments apel dan anggur relatif sama tiap tahunnya untuk periode Akan tetapi, jika dianalisis dari tahun hingga 2010, share outpayments apel sebenarnya mulai menurun. Apel merupakan buah-buahan utama yang diimpor Indonesia dari Amerika Serikat sebelum tahun Indonesia memang merupakan salah satu pasar terbesar Amerika Serikat untuk memasarkan produk apel (FAS, 2011). Pada tahun 2004, outpayments rata-rata apel berkontribusi sekitar 69 persen terhadap total outpayments buah-buahan asal Amerika Serikat. Keadaan ini dipengaruhi mulai membanjirnya apel dari China yang harganya relatif bersaing. Sementara itu, persentase rata-rata outpayments
7 42 jeruk yang merupakan buah-buahan bernilai impor terbesar ketiga dari Amerika Serikat relatif jauh lebih kecil, yaitu empat persen. Tabel 4.3. Nilai dan Share Outpayments Buah-buahan asal Amerika Serikat HS Outpayments (US$) Komoditas Oranges, fresh or dried Grapes, fresh Apples, fresh 2,670, ,709 2,391,789 2,124,891 3,775,095 {6.13%} {1.16%} {5.07%} {3.05%} {4.78%} 12,918,938 20,628,701 19,375,729 30,878,754 34,921,177 {29.66%} {42.29%} {41.06%} {44.36%} {44.20%} 24,537,830 23,853,019 21,299,408 31,257,580 33,440,325 {56.30%} {48.90%} {45.14%} {44.90%} {42.32%} 40,127,751 45,045,429 43,066,926 64,261,225 72,136,597 Total Outpayments {92.13%} {92.34%} {91.27%} {92.32%} {91.30%} Sumber: UN Comtrade, 2012 (diolah) Keterangan: {} share terhadap total outpayments buah-buahan asal Amerika Serikat keseluruhan Outpayments Buah-buahan asal Australia Indonesia tidak hanya mengimpor anggur dari Amerika Serikat, tetapi juga dari Australia yang secara geografis merupakan negara tetangga dengan Indonesia. Outpayments anggur Australia lebih besar dibanding buah-buahan impor dari Australia lainnya. Besar outpayments anggur cenderung meningkat dari tahun ke tahun dengan pertumbuhan outpayments terbesar pada tahun 2009, yaitu sekitar 37 persen. Namun, outpayments tersebut kembali menurun pada tahun 2010 sebesar 23 persen (Tabel 4.4). Selain anggur, Indonesia juga mengimpor buah-buahan yang termasuk kelompok citrus dari Australia. Kelompok buah-buahan citrus terdiri atas jeruk; mandarin, clementine, dan hibrida citrus; lemon dan limau; grapefruit; dan lainlain. Adapun buah-buahan jenis citrus yang didatangkan dari Australia ialah buah jeruk dan mandarin. Perbedaan antara buah jeruk dengan mandarin ialah pada ukuran dan kulitnya. Buah mandarin memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan jeruk. Kulitnya pun lebih tipis sehingga mudah dikupas. Selain itu, rasa mandarin cenderung lebih manis dibandingkan jeruk.
8 43 Tabel 4.4. Nilai dan Share Outpayments Buah-buahan asal Australia HS Outpayments (US$) Komoditas Oranges, fresh or dried Mandarin, clementine & citrus hybrids, fresh or dried Grapes, fresh 3,115,809 2,817,292 3,196,751 3,921,813 4,249,191 {16.90%} {15.62%} {15.45%} {15.50%} {21.83%} 1,543,562 1,407,634 1,672,237 2,198, ,479 {8.37%} {7.81%} {8.08%} {8.69%} {2.86%} 10,931,006 11,499,826 12,389,143 17,036,653 13,049,080 {59.29%} {63.77%} {59.89%} {67.33%} {67.03%} 15,590,377 15,724,752 17,258,131 23,157,103 17,855,750 Total Outpayments {84.56%} {87.20%} {83.43%} {91.52%} {91.72%} Sumber: UN Comtrade, 2012 (diolah) Keterangan: {} share terhadap total outpayments buah-buahan asal Australia keseluruhan Indonesia lebih banyak mendatangkan jenis buah-buahan jeruk daripada mandarin dari Australia. Pada tahun 2006 outpayments buah jeruk tersebut sekitar 17 persen dari total outpayments buah-buahan dari Australia. Sedangkan nilai impor mandarin hanya sekitar delapan persen dari total outpayments buah-buahan Australia pada tahun yang sama. Bahkan, pada tahun 2010, nilai impor mandarin Australia anjlok hingga 75 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini berbeda dengan jeruk Australia yang menunjukkan tren meningkat Outpayments Buah-buahan asal China Peningkatan arus masuk buah-buahan asal China ke Indonesia secara besar-besaran mulai terlihat sejak tahun 2000 (Tabel 4.1). Bahkan, sejak tahun 2007 buah-buahan China mendominasi pasar buah impor di Indonesia. Berdasarkan Tabel 4.5, outpayments buah-buahan dari China sebagian besar dari mengimpor buah-buahan jenis mandarin, apel, dan pear. Pada tahun 2006, impor mandarin hanya senilai 40 juta US$. Namun, beberapa tahun terakhir, lebih dari 100 juta US$ yang dikeluarkan Indonesia untuk mengimpor mandarin. Pertumbuhan outpayments mandarin mencapai puncaknya pada tahun 2009, dengan angka kenaikan sekitar 87 persen. Pada tahun tersebut, outpayments mandarin sebesar 159 juta US$ atau setara dengan 75 kali lipat daripada outpayments buah-buahan sejenis dari Australia.
9 44 Apel asal China, seperti apel fuji, juga nyatanya lebih diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia daripada apel asal Amerika Serikat. Fakta ini tercermin dari besarnya outpayments apel China yang melampaui Amerika Serikat. Dari sisi harga, apel dari kedua negara tersebut tidak terlalu berbeda jauh. Oleh karena itu disimpulkan bahwa tingginya volume permintaan impor yang menyebabkan outpayments apel asal China begitu besar. Tabel 4.5. Nilai dan Share Outpayments Buah-buahan asal China HS Komoditas Mandarin, clementine & citrus hybrids, fresh or dried Apples, fresh Outpayments (US$) ,017,249 62,960,501 84,798, ,165, ,257,954 {22.31%} {27.94%} {34.19%} {48.09%] {38.22%} 91,098,391 81,826,556 83,112,704 89,801, ,226,930 {36.93%} {36.31%} {33.51%} {27.13%} {34.69%} Pears and quinces, fresh 51,664,708 64,822,347 61,535,235 64,823,540 80,615,275 {32.01%} {28.76%} {24.81%} {19.58%} {21.81%} 178,780, ,609, ,446, ,790, ,100,159 Total Outpayments {91.25%} {93.01%} {92.52%} {94.80%} {94.73%} Sumber: UN Comtrade, 2012 (diolah) Keterangan: {} share terhadap total outpayments buah-buahan asal China keseluruhan Jenis buah-buahan lainnya yang juga banyak diimpor dari China adalah pear. Outpayments pear cenderung meningkat dari tahun ke tahun sepanjang periode -2010, meski pada tahun 2008 sempat menurun. Adapun persentase rata-rata outpayments pear terhadap total outpayments buah-buahan asal China sekitar 25 persen Outpayments Buah-buahan asal Thailand Thailand juga termasuk mitra dagang utama Indonesia untuk perdagangan buah-buahan dari kawasan ASEAN. Sejak tahun 2006, Thailand menjadi negara pengekspor kedua terbesar buah-buahan ke Indonesia. Lebih dari 90 persen buah-buahan yang diekspor ke Indonesia merupakan buah-buahan dari kelompok fruits nes atau buah-buahan segar lainnya. Dari kelompok tersebut, buah-buahan yang banyak diimpor dari Thailand ialah durian dan lengkeng.
10 45 Sepanjang tahun , outpayments buah-buahan Thailand cenderung naik-turun. Pertumbuhan outpayments tertinggi terjadi pada tahun 2007 dengan kenaikan nilai sebesar 72 persen. Pada tahun 2010, outpayments kembali turun sekitar 17 persen padahal pada tahun 2009 sempat mencapai juta US$ (Tabel 4.6). Tabel 4.6. Nilai dan Share Outpayments Buah-buahan asal Thailand HS Outpayments (US$) Komoditas Mandarin, 2,220,646 2,922,816 2,521,884 1,399, ,791 clementine & citrus hybrids, fresh or dried {4.21%} {3.29%} {3.09%} {1.17%} {0.58%} Fruits, fresh 49,217,746 84,785,122 77,315, ,973,992 96,180, nes {93.32%} {95.32%} {94.83%} {97.22%} {97.08%} 51,438,392 87,707,938 79,837, ,373,607 96,758,237 Total Outpayments {97.53%} {98.61%} {97.92%} {98.39%} {97.66%} Sumber: UN Comtrade, 2012 (diolah) Keterangan: {} share terhadap total outpayments buah-buahan asal Thailand keseluruhan Jenis buah-buahan lainnya yang juga banyak diimpor dari Thailand ialah mandarin. Berbeda halnya dengan nilai impor durian dan lengkeng yang meningkat tiap tahunnya, outpayments mandarin Thailand justru menurun sejak tahun Pada tahun 2007, outpayments mandarin sempat mencapai 2.9 juta US$. Nilai ini kemudian terus menurun hingga pada tahun 2010 hanya sekitar ribu US$. Outpayments mandarin memang hanya sekitar 2.4 persen dari total jumlah yang dikeluarkan Indonesia untuk mengimpor buah-buahan Thailand. Akan tetapi, nilai impor mandarin Thailand tersebut jauh lebih besar daripada nilai mandarin dari Australia selama periode Padahal, sebelum tahun 2006 outpayments mandarin yang dikeluarkan Indonesia lebih besar untuk mengimpor dari Australia Ringkasan Nilai buah-buahan yang diimpor Indonesia cenderung meningkat tiap tahunnya. Sebagian besar buah-buahan tersebut merupakan buah eksotik yang
11 46 tidak dapat diproduksi sendiri oleh Indonesia. Lebih dari 50 persen total outpayments bersumber dari impor buah-buahan asal China, seperti mandarin, apel, dan pear. Sementara itu dari Amerika Serikat, tiga jenis buah-buahan dengan nilai impor terbesar ialah jeruk, apel, dan anggur. Selain itu, Indonesia juga mengimpor jeruk, mandarin, dan anggur. Sebaliknya dari Thailand, Indonesia justru lebih banyak mengimpor buah-buahan tropis seperti durian yang sebenarnya dapat diproduksi di dalam negeri.
I. PENDAHULUAN. 1 Sambutan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dimyati pada acara ulang tahun
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buah merupakan salah satu komoditas pangan penting yang perlu dikonsumsi manusia dalam rangka memenuhi pola makan yang seimbang. Keteraturan mengonsumsi buah dapat menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciV. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.
54 V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA 5.1 Perkembangan Produksi Teh Indonesia Perkembangan produksi teh Indonesia selama 1996-2005 cenderung tidak mengalami perubahan yang begitu
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI OUTPAYMENTS BUAH-BUAHAN INDONESIA DAN IMPLIKASI KEBIJAKANNYA OLEH FIONA REBECCA HUTAGAOL H
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI OUTPAYMENTS BUAH-BUAHAN INDONESIA DAN IMPLIKASI KEBIJAKANNYA OLEH FIONA REBECCA HUTAGAOL H14080011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA
V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA 5.1. Perdagangan Internasional Hasil Perikanan Selama lebih dari beberapa dekade ini, sektor perikanan dunia telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Berdasarkan
Lebih terperinciVII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM
VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM 7.1. Dampak Kenaikan Pendapatan Dampak kenaikan pendapatan dapat dilihat dengan melakukan simulasi
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT MARET 2016
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor
Lebih terperinciEkspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi Sepanjang Sejarah
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp/Fax: 021-3860371 www.depdag.go.id Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi
Lebih terperinciV. KERAGAAN PRODUKSI DAN PERDAGANGAN BUAH DUNIA DAN INDONESIA
V. KERAGAAN PRODUKSI DAN PERDAGANGAN BUAH DUNIA DAN INDONESIA Seiring dengan penduduk dunia yang terus bertambah, maka kebutuhan akan konsumsi makanan dan minuman juga akan terus bertambah. Tidak bisa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia di Pasar Dunia
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia di Pasar Dunia Transaksi yang dilakukan dalam perdagangan internasional adalah melalui ekspor dan impor. Ekspor merupakan kegiatan transaksi
Lebih terperinciSIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:
SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 1 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Bulan Februari 2012 Naik 8,5% Jakarta, 2 April 2012
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER 2016 No. 04/01/32/Th.XIX, 03 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER 2016 MENCAPAI USD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 24/04/32/Th.XVII, 15 April PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR Nilai ekspor
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2016 No. 51/09/32/Th.XVIII, 01 September 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2016 MENCAPAI USD 1,56
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat No. 56/10/32/Th. XIX, 2 Oktober 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat Agustus 2017 Ekspor Agustus 2017
Lebih terperinciNilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.09/02/32/Th.XVIII, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$2,15 MILYAR
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI No.20/32/Th.XVIII, 01 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$ 1,97 MILYAR Nilai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan kegiatan transaksi jual beli antar negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh setiap negara untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2016 No. 42/08/32/Th.XVIII, 01 Agustus 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2016 MENCAPAI USD 2,48
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER No.68/11/32/Th.XVII, 16 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$2,23 MILYAR Nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekspor merupakan salah satu bagian penting dalam perdagangan internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER No.72/12/32/Th.XVII, 15 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$2,03 MILYAR Nilai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT
V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 43/08/32/Th.XIX, 01 Agustus 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2017 MENCAPAI USD 1,95 MILYAR
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER 2016 MENCAPAI USD 2,29 MILYAR No. 08/02/32/Th.XIX, 01
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Maret 2014, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 No.37/07/32/Th.XVIII, 01 Juli 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2016 MENCAPAI US$ 2,08 MILYAR
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT SEPTEMBER 2016 No. 60/11/32/Th.XVIII, 1 November 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER 2016 MENCAPAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT APRIL 2016 No.32/06/32/Th.XVIII, 01 Juni 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL 2016 MENCAPAI US$ 2,10 MILYAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil
Lebih terperincie Q,P = % Q TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Outpayments dan Hubungannya dengan Elastisitas Permintaan (Harga) dan Elastisitas Pendapatan Outpayments merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada nilai impor. Besaran
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2014
No. 26/06/36/Th. VIII, 2 Juni 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2014 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL 2014 NAIK 8,46 PERSEN MENJADI US$870,12JUTA Nilai ekspor Banten pada 2014 naik 8,46
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI MENCAPAI US$ 2,11 MILYAR No. 14/02/32/Th.XVII, 16 Februari Nilai ekspor Jawa Barat mencapai
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE
BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three
Lebih terperinciPerkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Timur
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Timur A. Perkembangan Ekspor Ekspor Jawa Timur Sebesar USD 1,73 Miliar, Turun 11,39 persen Nilai Ekspor Jawa Timur mencapai
Lebih terperinciPerkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI
Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI Pengembangan ekspor tidak hanya dilihat sebagai salah satu upaya meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga untuk mengembangkan ekonomi nasional. Perkembangan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014
No. 36/08/36/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2014 NAIK 2,68 PERSEN MENJADI US$904,57 JUTA Nilai ekspor Banten pada 2014 naik 2,68
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2015
No.08/02/36/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER NAIK 0,11 PERSEN MENJADI US$733,66 JUTA Nilai ekspor Banten pada naik 0,11 persen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global yang perlahan-lahan mengalami kemajuan. Perkembangan ini didorong oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global yang perlahan-lahan mengalami kemajuan. Perkembangan ini didorong oleh pesatnya pertumbuhan
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT MARET 2017
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 25/05/32/Th.XIX, 02 Mei 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2017 MENCAPAI USD 2,49 MILYAR
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT APRIL 2017 No. 34/06/32/Th.XIX, 2 Juni 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL 2017 MENCAPAI USD 2,24 MILYAR
Lebih terperinciBAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN
BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN Disepakatinya suatu kesepakatan liberalisasi perdagangan, sesungguhnya bukan hanya bertujuan untuk mempermudah kegiatan perdagangan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN JULI 2016
No. 47/09/34/Th.XVIII, 1 September 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 Nilai ekspor barang asal D.I. Yogyakarta yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT JULI 2017
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 050/09/32/Th.XIX, 4 September 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2017 MENCAPAI USD 2,59
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014
No. 19/05/36/Th.VIII, 2 Mei 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2014 NAIK 0,99 PERSEN MENJADI US$802,39 JUTA Nilai ekspor Banten pada Maret 2014 naik
Lebih terperinciRINGKASAN LAPORAN PERKEMBANGAN PERDAGANGAN BULAN JULI 2011
RINGKASAN LAPORAN PERKEMBANGAN PERDAGANGAN BULAN JULI 20 DIREKTORAT PERDAGANGAN, INVESTASI DAN KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 20 Perkembangan Ekspor Nilai ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2015
No. 05/02/34/Th.XVIII, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2015 Nilai ekspor barang asal D.I. Yogyakarta yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
» Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian Volume 1 No. 1, 2009 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal
Lebih terperinciV. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses
115 V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Petumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan proses perubahan PDB dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses
Lebih terperinciMEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:
KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Prospek Ekspor
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2017 No. 38/07/32/Th.XIX, 3 Juli 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2017 MENCAPAI USD 2,45 MILYAR
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN SEPTEMBER 2016
No. 61/11/34/Th.XVIII, 1 November 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN SEPTEMBER 2016 Nilai ekspor barang asal D.I. Yogyakarta yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JUNI 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JUNI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juni 2015, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia
Lebih terperinciEKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN
Volume V Nomor 2 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang
Lebih terperinciPERNYATAAN ORISINALITAS...
Judul : PENGARUH KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT, LUAS AREA BUDIDAYA, INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR, JUMLAH PRODUKSI TERHADAP EKSPOR UDANG INDONESIA TAHUN 2000-2015 Nama : I Kadek Widnyana Mayogantara NIM
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016
No. 12/03/34/Th.XVIII, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 Nilai ekspor barang asal D.I. Yogyakarta yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016
Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kompleknya keterkaitan dan hubungan antarnegara didalam kancah internasional menyebabkan pemerintah juga ikut serta dalam hal meregulasi dan mengatur
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2015
No. 54/09/34/Th.XVII, 16 September 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2015 Nilai ekspor barang asal D.I. Yogyakarta yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan
Lebih terperinciVI. PERKEMBANGAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Karet Alam Indonesia
VI. PERKEMBANGAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA 6.1. Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Karet Alam Indonesia Permintaan terhadap karet alam dari tahun ke tahun semakin mengalami peningkatan. Hal ini dapat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2017
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI 2017 MENCAPAI USD 2,30 MILYAR No. 16/03/32/Th.XIX, 01 Maret
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Poduksi perikanan Indonesia (ribu ton) tahun
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara maritim, dua pertiga wilayahnya merupakan lautan dan luas perairan lautnya mencapai 5.8 juta km 2 termasuk Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 No. 20/04/32/Th XIX, 3 April 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI 2017 MENCAPAI USD 2,21
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005
No. 53 / VIII/ 1 Nopember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan mencapai US$ 7,38 milyar, lebih tinggi 4,94 persen dibanding ekspor bulan Agustus sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara di dunia ini melakukan perdagangan antar bangsa atau yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan baik barang maupun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2016
No. 39/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2016 Nilai ekspor barang asal D.I. Yogyakarta yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penggerak perekonomian dunia saat ini adalah minyak mentah. Kinerja dari harga minyak mentah dunia menjadi tolok ukur bagi kinerja perekonomian dunia
Lebih terperinciEKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN
Volume V Nomor 3 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi merupakan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh
Lebih terperinciEKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN
Volume V Nomor 4 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR
Lebih terperinciPELUANG AGRIBISNIS BUAH
PELUANG AGRIBISNIS BUAH Berbahagialah masyarakat Thailand yang tergila-gila makan durian dan pemerintahnya mendukung kegilaan tersebut. Dari sekitar 200.000 ton hasil durian Thailand, sekitar 90% di antaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Neraca perdagangan komoditi perikanan menunjukkan surplus. pada tahun Sedangkan, nilai komoditi ekspor hasil perikanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perikanan menjadi salah satu sektor yang menjadi perhatian utama bagi pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari adanya dukungan kebijakan fiskal maupun non-fiskal.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2017
No. 44/08/36/Th.XI, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI TURUN 23,51 PERSEN MENJADI US$766,22 JUTA Nilai ekspor Banten turun 23,51 persen dibanding ekspor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN OKTOBER 2015
No. 25/ 06 / 94 / Th. XVII, 16 November 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN OKTOBER 2015 EKSPOR Nilai ekspor Papua pada Oktober 2015 sebesar US$45,23 juta atau turun 80,88 persen dibandingkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan impor jeruk yang kian meningkat dalam sepuluh tahun ini
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan impor jeruk yang kian meningkat dalam sepuluh tahun ini membuat Indonesia menjadi pangsa pasar yang menjanjikan bagi negara lain dalam memasarkan produknya.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017
No. 16/03/36/Th. XI, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI 2017 TURUN 3,84 PERSEN MENJADI US$904,45 JUTA Nilai ekspor Banten pada turun 3,84
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan memiliki
Lebih terperinciEKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015
No. 20/03/15/Th.IX, 16 Maret 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 95,49 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 9,88 Juta.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014
No. 07/02/15/Th.IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 103,29 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 6,69 Juta.
Lebih terperinciPROSPEK TANAMAN PANGAN
PROSPEK TANAMAN PANGAN Krisis Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG
67 VI. PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG Harga komoditas pertanian pada umumnya sangat mudah berubah karena perubahan penawaran dan permintaan dari waktu ke waktu. Demikian pula yang terjadi pada
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL 2015
No. 32/05/15/Th.IX, 15 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 101,85 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 7,81 Juta. Nilai ekspor Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Kegiatan perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,
Lebih terperinciEKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN
Volume VI Nomor 3 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2015
No. 24/04/15/Th.IX, 15 April 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2015 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 103,12 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 10,95 Juta. Nilai
Lebih terperinci