METODE INTERVENSI UNTUK BERHENTI MEROKOK
|
|
- Bambang Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 METODE INTERVENSI UNTUK BERHENTI MEROKOK Modul 4 Tobacco Education Program Peran Apoteker dalam Pengendalian Tembakau Faculty of Pharmacy, Gadjah Mada University This presentation was adapted from Rx for change with permission
2 2 TUJUAN PEMBELAJARAN : Apoteker dan calon apoteker diharapkan mampu untuk : Memahami peran apoteker dalam usaha berhenti merokok Memahami kompenen 5A Menilai kesiapan pasien untuk berhenti merokok Menerapkan strategi konseling untuk setiap level kesiapan yang berbeda Mampu memfasilitasi proses berhenti merokok spt menetapkan tanggal berhenti merokok (quit date), menerapkan tobacco use log, dan membantu pasien mengatasi masalah Mampu mendiskusikan isu isu penting yaitu mengatasi gejala withdrawal dan kenaikan berat badan
3 3 ISI PRESENTASI Peran apoteker dalam konseling berhenti merokok Pentingnya membantu pasien untuk berhenti merokok Intervensi singkat: kerangka 5A Menilai kesiapan pasien untuk berhenti merokok: tidak siap, siap, sedang berhenti merokok, mantan perokok Strategi konseling yang tepat 5R untuk pasien yang tidak siap berhenti merokok Elemen kunci dalam konseling untuk pasien yang siap berhenti merokok Konseling singkat: Ask, Advise, Refer
4 4 SEBERAPA PENTING PERAN APOTEKER DALAM KONSELING BERHENTI MEROKOK? Kontak langsung dengan pasien dan masyarakat Penyerahan obat bisa dilakukan dengan ditambah nasehat untuk berhenti merokok Obat berhenti merokok dalam dibeli tanpa resep (di banyak negara) Bisa bergabung dalam kampanye antirokok (lokal atau nasional) NICE report, 2005
5 5 LEVEL CESSATION SUPPORT OLEH APOTEKER: COUNTRY SPECIFIC Adapted from Brock et al, 2007
6 6 MEMBANTU PASIEN BERHENTI MEROKOK ADALAH TANGGUNG JAWAB APOTEKER Perokok tidak berencana untuk gagal, TETAPI gagal merencanakan berhenti merokok Apoteker memilik tanggung jawab profesional untuk berperan dalam masalah rokok dan membantu pasien berhenti merokok KEPUTUSAN BERHENTI MEROKOK SEPENUHNYA ADALAH KEPUTUSAN PASIEN
7 7 PENTINGNYA MEMBANTU PASIEN BERHENTI MEROKOK Banyak perokok kesulitan berhenti karena ketergantungan nikotin Berhenti merokok menyebabkan gejala withdrawal, yang membuat pasien relaps di saat berusaha berhenti merokok Karena gejala withdrawal berlangsung 2-4 minggu, membantu pasien di bulan pertama adalah sangat penting
8 8 INTERVENSI SINGKAT: KERANGKA 5A ASK ADVISE ASSESS ASSIST ARRANGE HANDOUT Fiore et al. (2008). Treating Tobacco Use and Dependence: 2008 Update. Clinical Practice Guideline. Rockville, MD: USDHHS, PHS, May 2008.
9 9 METODE 5 A: STEP I Ask ASK tentang merokok (tanya dan catat status merokok pasien, di setiap kunjungan apotek) apakah anda pernah/sedang merokok? saya selalu menanyakan setiap pasien saya apakah dia merokok karena hal ini penting. keadaan penyakit X sering disebabkan/diperparah oleh merokok. Apakah anda/anggota keluarga ada yang merokok? obat X yang Anda gunakan dipengaruhi oleh merokok. Apakah anda/anggota keluarga ada yang merokok?
10 10 METODE 5A: STEP II ADVISE menasehati untuk berhenti merokok (jelas, tegas, disesuaikan dengan situasi individu), plus leaflet sangat penting bagi anda untuk berhenti merokok. Lebih cepat lebih baik. Dan saya bisa membantu anda! hanya mengurangi jumlah rokok di saat anda sedang sakit, tidak cukup membantu. perokok ringan sekalipun tetap berbahaya bagi kesehatan. saya menyadari bahwa berhenti merokok itu tidak mudah. Tapi ini adalah langkah paling penting untuk kesehatan anda sekarang dan nanti. Saya bisa membantu anda untuk merencanakan program berhenti merokok
11 11 METODE 5A: STEP III DAN IV Assess ASSESS nilai kesiapan untuk berhenti merokok Assist ASSIST membantu pasien berhenti merokok Tidak siap berhenti: berikan motivasi singkat 5R Siap berhenti: desain program berhenti merokok Sedang proses berhenti: mencegah relaps
12 12 METODE 5A: STEP V Arrange ARRANGE menyusun konseling lanjutan (follow-up) Jumlah pertemuan follow-up Estimasi keberhasilan pasien* 0 sd 1 12,4% 2 sd 3 16,3% 4 sd 8 20,9% Lebih dari 8 24,7% * 5 bulan sejak tanggal berhenti merokok Berikan bantuan selama usaha berhenti merokok (quit attempt) dalam 1 bulan pertama
13 13 SULITNYA MEMUTUSKAN UNTUK BERHENTI Sebagian besar perokok tidak siap dengan perubahan Perubahan adalah proses, bukan sekedar langkah tunggal Umumnya membutuhkan usaha berkali kali sebelum pasien berhasil berhenti merokok
14 14 MENGIDENTIFIKASI KESIAPAN BERHENTI MEROKOK Kesiapan berhenti merokok bisa berbeda beda tiap pasien. Intervensi harus disesuaikan dengan level kesiapan STAGE 1: tidak siap berhenti dalam 1 bulan kedepan STAGE 2: siap berhenti dalam 1 bulan kedepan STAGE 3: sedang proses berhenti, dalam kurun waktu 6 bulan ini STAGE 4: mantan perokok, berhenti > 6 bulan yang lalu
15 15 Mengidentifikasi KESIAPAN BERHENTI MEROKOK (cont d) Berhenti merokok adalah siklus. Kesiapan berhenti merokok bisa berubah seiiring perubahan waktu. Relaps Mantan perokok Belum berfikir Tidak siap berhenti Sedang proses berhenti Siap untuk berhenti Sudah berfikir, tapi belum siap Mengidentifikasi kesiapan berhenti merokok setiap kunjungan apotek.
16 16 PASIEN SIAP BERHENTI MEROKOK? Pasien merokok sekarang? Ya Tdk Pasien siap berhenti? Sudah berhenti? Tdk Ya Ya Tdk Beri motivasi 5R Relevance Risk Roadblock Reward Repitition Intervensi 5A Cegah relaps* Dorong untuk tetap tidak merokok *mencegah relaps tidak perlu untuk pasien yang sudah bertahun tahun berhenti merokok dan tidak berisiko relaps. Fiore et al. (2008). Treating Tobacco Use and Dependence: 2008 Update. Clinical Practice Guideline. Rockville, MD: USDHHS, PHS, May 2008.
17 17 Mengidentifikasi kesiapan berhenti merokok (cont d) STAGE 1: tidak siap berhenti Tidak ingin berhenti merokok dalam 1 bulan kedepan Pasien mulai perhatian akan perlunya berhenti merokok. Pasien bingung diantara 2 sisi (keuntungan dan hambatan). Pasien tidak siap berhenti sama sekali Pasien masih merasa lebih baik merokok dibanding berhenti. TUJUAN: Mengajak pasien mulai berfikir untuk berhenti. video
18 18 STAGE 1: STRATEGI KONSELING Lakukan Nasehat yang tegas untuk berhenti Berikan informasi dengan leaflet Bertanya tapi tidak mengintrogasi, identifikasi alasan merokok Ciptakan perhatian pasien ttg kesehatan Tunjukkan empati, ajak berkomunikasi Keputusan ada di pasien Jangan lakukan Membujuk mengajak bercanda Mengatakan bahwa rokok itu buruk, dengan sikap sinis Menawarkan terapi
19 19 STAGE 1: STRATEGI KONSELING (CONT D) Bertanya utk mempertimbangan : pernah berencana berhenti Jika Ya Jika tdk Berikan nasehat, tawarkan bantuan (jika pasien berubah pikiran). Keuntungan berhenti sekarang, dibanding nanti? Jika pasien menjawab, berhenti sekarang lebih baik dibanding nanti apa yang membuat anda memutuskan berhenti lebih cepat? Respon pasien menunjukkan kendala pasien untuk berhenti merokok
20 20 STAGE 1: STRATEGI KONSELING (CONT D) METODE 5R Menumbuhkan motivasi: Relevance Risks Rewards Roadblocks Repetition Untuk pasien yg belum berfikir utk berhenti Untuk pasien yg ingin berhenti, tapi belum siap Menyusun pesan yang memotivasi Fiore et al. (2008). Treating Tobacco Use and Dependence: 2008 Update. Clinical Practice Guideline. Rockville, MD: USDHHS, PHS, May 2008.
21 21 MENGIDENTIFIKASI KESIAPAN BERHENTI (cont d) STAGE 2: Siap untuk berhenti Siap berhenti bulan depan Pasien sudah perhatian tentang pentingnya dan keuntungan berhenti (ada perubahan perilaku). Pasien siap melakukan usaha berhenti. TUJUAN: mencapai level berhenti merokok Video
22 22 STAGE 2: TIGA ELEMEN KONSELING Menanyakan riwayat merokok Mendiskusikan isu-isu penting Memfasilitasi proses berhenti Konseling (cara mengatasi masalah dan latihan skill) Dukungan keluarga sebagai bagian dari terapi
23 23 STAGE 2: MENANYAKAN RIWAYAT MEROKOK Ingatkan tentang kesiapan pasien Tanyakan riwayat merokok Saat ini: jenis rokok, jumlah Dulu: durasi, pola perubahan Usaha berhenti yg pernah dilakukan: Berapa kali, kapan, berapa lama Metode yang digunakan, kepatuhan, durasi Alasan relaps
24 24 STAGE 2: MENDISKUSIKAN ISU-ISU PENTING Alasan/motivasi berhenti Keyakinan untuk mampu berhenti Pemicu merokok Situasi apa yang menjadi pemicu merokok? Apa yang menyebabkan relaps saat itu (jika pernah)? Rutinitas/situasi yang berhubungan dengan merokok Saat minum kopi Saat menyetir Saat bosan atau tertekan Saat nonton tv Saat di kafe Setelah makan Saat jam istirahat di kantor Saa berkumpul teman
25 STAGE 2: MENDISKUSIKAN ISU-ISU PENTING (CONT D) 25 Stress hubungannya dengan rokok MITOS Merokok meredakan stress. Saya tidak dapat rileks tanpa rokok. FAKTA Setiap hidup pasti ada masalah yang memicu stress. Ada banyak cara untuk rileks. Perokok sering kesulitan mengatasi gejala withdrawal SARAN MENGATASI STRESS: Tarik nafas lebih dalam, alihkan perhatian, rehat.
26 26 STAGE 2: MENDISKUSIKAN ISU- ISU PENTING (CONT D) Masalah kenaikan berat badan Tidak disarankan diet ketat ketika proses berhenti Menyarankan diet sehat dan atur pola makan Banyak minum air putih atau permen karet rendah gula Ketika kekhawatiran naik berat badan menjadi hambatan berhenti merokok Gunakan terapi obat yang tepat (bupropion SR atau 4-mg nicotine gum atau lozenge jika tersedia) Bantu pasien menjaga berat badan atau rujuk ke program spesialis
27 27 STAGE 2: MENDISKUSIKAN ISU- ISU PENTING (CONT D) Masalah gejala withdrawal Gejala ini bisa terlewati setelah 2-4 minggu sejak berhenti Craving bisa berlangsung lama, sampai berbulan-bulan atau tahunan Bisa dikurangi dengan konseling ttg strategi mengatasi craving dengan rehat sejenak, mencari udara di luar ruang kerja, olahraga ringan Gejala withdrawal terjadi 1-2 hari, puncaknya minggu pertama, dan menurun setelah 2-4 minggu HANDOUT
28 28 STAGE 2: MEMFASILITASI PROSES BERHENTI Mendiskusikan metode berhenti Mendiskusikan keuntungan dan kerugian metode-metode yang ada Farmakoterapi: hanya salah satu cara, jangan bergantung sepenuhnya! Tetapkan tanggal berhenti Rekomendasikan cacatan merokok Tobacco Use Log Bantu pasien memahami kapan dan mengapa pasien merokok Identifikasi aktivitas atau situasi yang memicu merokok dan dapat digunakan untuk strategi mengatasi masalah (coping).
29 29 STAGE 2: MEMFASILITASI PROSES BERHENTI (CONT D) Tobacco Use Log: Instruksi penggunaan Pola merokok pasien selama 3 hari atau lebih (sebaiknya dilihat selama 7 hari berturut turut) Apakah jenis rokok selalu sama, selalu tersedia saat pasien ingin merokok Setiap kali pasien merokok, catat: Waktu merokok dalam sehari Situasi/aktivitas selama merokok Skala pentingnya merokok (skala 1 3) Review tobacco use log untuk mengidentifikasi situasi pemicu merokok, dan menemukan metode pengatasan masalah.
30 30 STAGE 2: MEMFASILITASI PROSES BERHENTI (CONT D) Mendiskusikan strategi mengatasi masalah (coping) Strategi kognitif Fokus pada ajakan untuk berfikir Strategi perilaku Melibatkan tindakan (aksi) untuk mengurangi risiko relaps HANDOUT
31 31 STAGE 2: MEMFASILITASI PROSES BERHENTI (CONT D) Strategi Kognitif Mengulas (review) komitmen untuk berhenti Berfikir mengalihkan (distractive) Berbicara positif pada diri sendiri Relaksasi dengan berimajinasi Latihan mental dan visualisasi
32 32 STAGE 2: MEMFASILITASI PROSES BERHENTI (CONT D) Strategi kognitif: contoh Merenungkan memikirkan rokok bukan berarti harus merokok : jika terlintas dalam pikiran tentang sesuatu, bukan berarti harus melakukannya kan? Katakan kpd diri sendiri itu hanya sekedar terlintas di pikiran atau saya bisa mengendalikan Katakan STOP! dengan keras. Ketika mengalami craving, ingatkan diri sendiri: keinginan merokok akan berlalu, jika saya tidak merokok Segera saat bangun pagi, lihatlah cermin dan katakan: Saya bangga tidak merokok hari ini
33 33 STAGE 2: MEMFASILITASI PROSES BERHENTI (CONT D) Mengontrol lingkungan Strategi perilaku Bebas rokok di rumah dan tempat kerja Secara aktif menghindari situasi yang memicu Ubah kebiasaan yang berhubungan dengan merokok: kapan, apa, dimana, bagaimana, dengan siapa Pengganti merokok Air putih, permen karet rendah gula Jalan, ambil nafas dalam, pijat Dukungan sosial dan beraktivitas untuk mengurangi gejala withdrawal
34 34 STAGE 2: MEMFASILITASI PROSES BERHENTI (CONT D) Memberikan konseling tentang obat (jika OTC tersedia ) Menekankan kepatuhan Cara penggunaan yang benar dengan demonstrasi Mendiskusikan konsep slip vs relaps Pasien yang slip belum dikatakan relaps Tawarkan bantuan selama usaha berhenti merokok Pertemuan follow-up #1: 1 minggu setelah hari berhenti Pertemuan follow-up #2: 1 bulan Follow-up selanjutnya sesuai kebutuhan Ucapkan selamat kepada pasien!
35 35 MENGIDENTIFIKASI KESIAPAN BERHENTI (cont d) STAGE 3: Sedang proses berhenti Selalu katakan mencoba berhenti merokok untuk banyak manfaat Pasien telah berhenti merokok kurun waktu 6 bulan ini, dan berusaha berhenti merokok seterusnya Mengalami gejala withdrawal. Pasien masih berisiko untuk relaps video TUJUAN: Mempertahankan tetap berhenti merokok setidaknya dalam 6 bulan kedepan.
36 36 STAGE 3: MENGEVALUASI USAHA BERHENTI Usaha yang sudah dilakukan Tanyakan tentang dukungan sosial (social support) Identifikasi usaha selanjutnya dan pemicu relaps (efek negatif, perokok lain, makanan, alkohol, craving, stress) Sarankan perilaku yang sehat sebagai pengganti rokok, misal olahraga Slip dan relaps Pernah merokok lagi, meskipun hanya sebatang saja? Kepatuhan pengobatan, kapan terapi selesai? Apakah semua regimen dipatuhi? Gejala withdrawal berkurang? Bagaimana dan kapan farmakoterapi selesai?
37 37 STAGE 3: MEMFASILITASI PROSES BERHENTI Ucapkan selamat! Mencegah relaps Saran melanjutkan berhenti merokok Diskusikan keuntungan berhenti, cara mengatasi problem, bagaimana sukses diraih, hambatan dalam usaha berhenti Tanyakan gejala withdrawal yang masih berlangsung (ubah dosis, terapi kombinasi atay perpanjang waktu terapi) Usahakan lingkungan bebas asap rokok Dukungan sosial sebagai bagian dari terapi Jadwalkan follow-up sesuai kebutuhan
38 38 MENGIDENTIFIKASI KESIAPAN BERHENTI MEROKOK (cont d) STAGE 4: Mantan perokok Sudah tidak merokok dalam kurun 6 bulan ini Pasien masih tetap berisiko relaps Diperlukan pencegahan relaps jika diperlukan Strategi yang sama dengan pasien sedang proses berhenti merokok bisa digunakan TUJUAN: mempertahankan tetap bebas dari merokok.
39 39 STAGE 4: MANTAN PEROKOK Menanyakan status berhenti merokok (sejak kapan, bagaimana) Slip and relaps Kepatuhan perngobatan, rencana terapi obat berhenti Apakah farmakoterapi sudah selesai? Lanjutkan untuk memberi tips mencegah relaps Dukung untuk menjalankan perilaku sehat Berikan ucapan selamat!!! Lanjutkan memberi bantuan untuk
40 40 KESIAPAN BERHENTI MEROKOK: REVIEW Tanggal berhenti - 30 hari + 6 bulan Tidak siap berhenti merokok Motivasi dengan 5R Sedang proses Konseling perilaku Farmakoterapi Mencegah relaps Mantan perokok Konseling perilaku Mencegah relaps Siap berhenti quit Konseling perilaku Farmakoterapi Metode 5A
41 41 KONSELING KOMPREHENSIF: RANGKUMAN Rutin mengidentifikasi perokok (ASK) ADVISE dengan tegas pada pasien untuk berhenti ASSESS kesiapan untuk berhenti setiap kujungan apotek Merancang intervensi (ASSIST) Pendengar yang baik Intervensi singkat jika waktu terbatas ARRANGE follow-up (minggu pertama setelah tanggal berhenti; dalam kurun waktu 1 bulan ) Gunakan rujukan jika diperlukan
42 42 KONSELING SINGKAT: ASK, ADVISE, REFER ASK ADVISE REFER Identifikasi perokok Nasehat untuk berhenti Ke rujukan lain Patsien mendapatkan intervensi konsleing, dan follow-up ASSIST ARRANGE
43 43 KONSELING SINGKAT: ASK, ADVISE, REFER (CONT D) Intervensi singkat terbukti efektif Keterbatasan waktu atau ahli: Ask, Advise, dan Refer ke tempat rujukan lain, misal klinik berhenti merokok di rumah sakit atau puskesmas, atau layanan konseling telefon (quitline) Refer pasien ke klinik berhenti merokok Intervensi singkat berlangsung kurang dari 1 menit.
Keterampilan Klinis KONSELING BERHENTI MEROKOK
PEGANGAN MAHASISWA Keterampilan Klinis KONSELING BERHENTI MEROKOK Diberikan pada mahasiswa Semester III Penyusun: Dr. dr. Irawaty Djaharuddin, SpP(K) Dr. dr. Nur Ahmad Tabri, SpPD, K-P, SpP(K) Dr. dr.
Lebih terperinciFARMAKOLOGI NIKOTIN DAN PRINSIP ADIKSI
1 FARMAKOLOGI NIKOTIN DAN PRINSIP ADIKSI Modul 2 Tobacco Education Program Peran Apoteker dalam Pengendalian Tembakau Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada This presentation was adapted from Rx for
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular dan kanker merupakan salah satu penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok dan dapat berujung pada kematian. Sebanyak satu miliar perokok
Lebih terperinciKontributor: 1. Thoraks 3: Pemeriksaan Fisik Paru Lengkap: dr. Irvan Medison SpP(K) dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K) dr. Finny Fitri Yanny, SpA(K)
Kontributor: 1. Thoraks 3: Pemeriksaan Fisik Paru Lengkap: dr. Irvan Medison SpP(K) dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K) dr. Finny Fitri Yanny, SpA(K) 2.Pemeriksaan Hidung dan Pemasangan Tampon: dr. Yan Edward,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Alasan merokok Pertama kali seorang remaja ingin mencoba untuk merokok dikarenakan di pengaruhi oleh beberapa hal yaitu, ingin coba-coba, pengaruh dari teman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dapat ditemui pada kalangan remaja (Fatimah, 2006). kimia yang akan menimbulkan berbagi penyakit (Partodiharjo, 2008).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok adalah suatu perilaku yang melibatkan proses membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok ataupun pipa. Perilaku merokok telah
Lebih terperinciPHARMACEUTICAL CARE. DALAM PRAKTEK PROFESI KEFARMASIAN di KOMUNITAS
PHARMACEUTICAL CARE DALAM PRAKTEK PROFESI KEFARMASIAN di KOMUNITAS PELAYANAN KEFARMASIAN (Kep.Men.Kes.1027/MenKes/SK/IX/2004) PASIEN PRODUK Pengelolaan obat Kualitas hidup pasien APOTEKER dituntut utk
Lebih terperinciDepresi pada Lansia. Masalah Keperawatan Risiko Bunuh Diri
Depresi pada Lansia 1. Mengorientasikan waktu, tempat, orang di sekitar 2. Melatih dalam 3. Melatih menyusun jadwal SP 3 dst 1. Mengorientasikan waktu, tempat, orang 2. Mendiskusikan jadwal 3. Mendorong
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi penyebab kematian terbanyak diseluruh dunia. Penyakit Tidak Menular (PTM) umumnya dikenal sebagai
Lebih terperinci78 LAMPIRAN LAMPIRAN
LAMPIRAN LAMPIRAN 78 79 80 81 82 83 Transkrip Wawancara Informan 1 STRATEGI DAN MODEL KOMUNIKASI KONSELING KLINIK BERHENTI MEROKOK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Proses Pembuatan dan Penyusunan Program
Lebih terperinciPERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN
PERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN Ade Heryana Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta Email: heryana@esaunggul.ac.id PENDAHULUAN Perilaku seseorang memberi dampak yang penting terhadap
Lebih terperinciPERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN
PERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN Ade Heryana Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta Email: heryana@esaunggul.ac.id PENDAHULUAN Perilaku seseorang memberi dampak yang penting terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu kunci pokok suksesnya sistem kesehatan. Pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya berfokus kepada
Lebih terperinciPROGRAM BERHENTI MEROKOK DR. FENI FITRIANI TAUFIK, SP.P, M.PD.KED RS HARAPAN KITA 21 NOVEMBER 2015
PROGRAM BERHENTI MEROKOK DR. FENI FITRIANI TAUFIK, SP.P, M.PD.KED RS HARAPAN KITA 21 NOVEMBER 2015 CURRICULUM VITAE DR. FENI FITRIANI TAUFIK, SP.P. MPD. NAMA : DR. FENI FITRIANI TAUFIK, SP.P. MPD. KED
Lebih terperinciA. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain:
DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain: 1. Kontak dengan penderita TB sebelumnya
Lebih terperinciPROGRAM KIE DALAM PELAYANAN KB
PROGRAM KIE DALAM PELAYANAN KB Gita Kostania, S.ST, M.Kes 9/29/2013 1 Definisi KIE Komunikasi penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui saluran komunikasi kpd penerima pesan u/ mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Semakin banyaknya orang yang ingin menjaga kondisi tubuhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi sudah semakin maju. Melalui perkembangan teknologi ini maka semakin banyak bidang lain yang berpengaruh dalam kehidupan kita,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Setiap harinya, terdapat 1 1.176 orang di seluruh dunia meninggal diakibatkan rokok (Ono, 2009).
Lebih terperinciIlmu Kesehatan Masyarakat 2. Quit Tobacco Indonesia (QTI), CBMH Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Retna Siwi Padmawati, 1,2 Yayi Suryo Prabandari, 1,2 Didik Joko Nugroho, 2 dan Endang Pujiastuti, 2 Tutik Itiyani, 2 Jarir Attobari 2 1 Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah mengalami perubahan orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan kefarmasian
Lebih terperinciKomparasi Efektivitas Nicotine Replacement Therapy dan Analisa Dukungan Pemerintah Indonesia
Komparasi Efektivitas Nicotine Replacement Therapy dan Analisa Dukungan Pemerintah Indonesia Hello! Muhammad Ilham Karim Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Tujuan Penelitian Menganalisa potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintia Dewi,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting. Alberty (Syamsudin, 2004:130) mengemukakan masa remaja merupakan suatu periode dalam
Lebih terperinciMEDICAL RECORD FOR GERIATRIC
NomerPMR : G.5221 Nama Pasien MEDICAL RECORD FOR GERIATRIC : Vicky Ztatuzizasi Usia 50 thn Jenis Kelamin laki-laki Tanggal : 25 Desember 2013 Alasan berkunjung Flu sudah berlangsung 2 hari KONDISI AWAL
Lebih terperinciPERILAKU MENCARI BANTUAN
PERILAKU MENCARI BANTUAN Kasl dan Cobb (1966) membuat 3 tipe berbeda dari Perilaku Kesehatan Perilaku Kesehatan Perilaku Sakit Perilaku peran-sakit Perilaku Kesehatan Suatu aktivitas dilakukan oleh individu
Lebih terperinciBEBAS PASUNG PUSKESMAS TELUK LUBUK
BEBAS PASUNG PUSKESMAS TELUK LUBUK L E M B A G A A D M I N I S T R A S I N E G A R A D E P U T I I N O V A S I A D M I N I S T R A S I N E G A R A P U S A T I N O V A S I T A T A P E M E R I N T A H A
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang baru dan asing lagi di masyarakat, baik itu laki-laki maupun perempuan, tua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat ditemui hampir di setiap kalangan masyarakat adalah perilaku merokok.rokok tidaklah suatu hal yang baru dan asing
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. korelasi sebesar 72,2%, variabel Pelayanan informasi obat yang. mendapat skor bobot korelasi sebesar 74,1%.
67 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini antara lain adalah : 1. Kualitas pelayanan kefarmasian secara keseluruhan telah dinilai baik oleh para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Swamedikasi adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk tujuan pengobatan tanpa resep atau intervensi dokter (Shankar, et al., 2002). Di Indonesia obat yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit
Lebih terperinciPELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)
PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP) DR.dr.H.RACHMAT LATIEF, SPpD-KPTI.,M.Kes., FINASIM Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
Lebih terperinciBAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal
BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal 19-01-2009 A. Data identitas Data yang diperoleh dari pasien adalah : Nama kepala keluarga Tn. G, pendidikan SD dan beliau
Lebih terperinciKonseling Kelompok. Pertemuan ke-13
Konseling Kelompok Pertemuan ke-13 Pengantar Konseling kelompok memungkinkan konselor menghadapi bbrp konseli - dg keuntungan biaya yg lebih murah dmn proses kelompok jg memiliki keuntungan dg tjdnya keunikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Klinik Berhenti Merokok UMY
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM 1. Sejarah Klinik Berhenti Merokok UMY Klinik berhenti merokok merupakan salah satu layanan edukasi konseling yang berada di Klinik Firdaus. Klinik
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan : Hipertensi Sub pokok ahasan : Perawatan dan pecegahan Hipertensi Sasaran : Pasien dan keluarga ranap Pepaya Hari /Tanggal : Senin / 09-03-2015 Waktu : 15.00-15.30
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Definisi apotek menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1332/MENKES/SK/X/2002 yaitu sebagai suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran
Lebih terperinciGAMBARAN KEPATUHAN PASIEN PADA PEMAKAIAN AMOXICILLIN TABLET 500 MG DI APOTEK NAZHAN FARMA BANJARMASIN
ABSTRAK GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN PADA PEMAKAIAN AMOXICILLIN TABLET 500 MG DI APOTEK NAZHAN FARMA BANJARMASIN Fahrurizanie 1 ;Amaliyah Wahyuni 2 ;Iwan Hidayat 3 Penggunaan amoxicillin tablet 500mg di Apotek
Lebih terperinciData Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa. prevalensi nasional penyakit jantung adalah 7,2% (berdasarkan diagnosis tenaga
1 Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa prevalensi nasional penyakit jantung adalah 7,2% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala) dan Provinsi DI Yogyakarta berada sedikit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Farmasi Klinik mulai muncul pada tahun 1960-an di Amerika, dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Farmasi Klinik mulai muncul pada tahun 1960-an di Amerika, dengan penekanan pada fungsi farmasis yang bekerja langsung bersentuhan dengan pasien. Saat itu Farmasi Klinik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision making, bahkan mungkin harus dilakukan beberapa kali. Mulai dari masalah-masalah yang sederhana
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK
SATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK SATUAN ACARA PENYULUHAN I. Pokok Bahasan : Bahaya Merokok II. Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian rokok 2. Kandungan rokok 3. Bahaya merokok 4. Penyakit akibat merokok
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan kefarmasian
Lebih terperinciSTANDAR KONSELING BERHENTI MEROKOK. : 001/Stand/Promkes BP4 : Konseling cara berhenti merokok
STANDAR KONSELING BERHENTI MEROKOK Nomer : 001/Stand/Promkes BP4 Topik : Konseling cara berhenti merokok Sub topik : Konseling Penanggung jawab : Konselor KBM Kelompok sasaran : Perokok aktif dan pasif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan
Lebih terperinciPANDUAN PELAYANAN PASIEN DENGAN ALAT PENGIKAT (RESTRAINT) RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN
PANDUAN PELAYANAN PASIEN DENGAN ALAT PENGIKAT (RESTRAINT) RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN I. DEFINISI Pelayanan pasien adalah penyediaan jasa oleh Rumah Sakit kepada orang sakit yang dirawat di Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun, Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun, Indonesia menduduki peringkat ketiga perokok terbesar di dunia pada tahun 2008 setelah China dan India (WHO,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan taraf kehidupan yang disetujui oleh para pemimpin dunia pada
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) NAMA KELOMPOK 6 A4E : 1. Made Udayati (10.321.0864) 2. Kadek Ayu Kesuma W. (10.321.0858) 3. Kadek Ninik Purniawati (10.321.0859) 4. Luh Gede Wedawati (10.321.0867)
Lebih terperinciBAB II LITERATURE REVIEW. rokok merupakan kondisi tubuh apabila mengonsusmsi zat-zat yang pada
BAB II LITERATURE REVIEW A. Literature Review 1. Ketergantungan Merokok Ketergantungan merokok dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu pengaruh zat yang terkandung didalam rokok, terutama nikotin, frekuensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju, berkembang pula akan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan hak asasi
Lebih terperinciMetode Penugasan. Sumijatun Maret 2008
Metode Penugasan Sumijatun Maret 2008 Penugasan / ( Care Delivery Methode ) Metode yg digunakan pemberian asuhan keperawatan kpd klien Didesain mewujudkan pelayanan keperwatan yg aman, efektif dan efisien
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat mengganggu. Psikopatologinya melibatkan kognisi, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari
BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari lapangan yang berupa observasi dan wawancara
Lebih terperinciTERAPI UNTUK BERHENTI MEROKOK DAN INTERAKSI OBAT
1 TERAPI UNTUK BERHENTI MEROKOK DAN INTERAKSI OBAT Modul 3 Tobacco Education Program Peran apoteker dalam pengendalian tembakau Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada This presentation was adapted from
Lebih terperinciLampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010
Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 I. INFORMASI WAWANCARA 1. Nomor Urut Responden... 2. Nama Responden...
Lebih terperinciPEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131
NOMOR :.. SET : Jiwa 1 ( K.1 ) FORMAT PEAN : HALUSINASI ( MEMBANTU PASIEN MENGENAL HALUSINASI PENDENGARAN) NO ASPEK YANG DI BOBOT A. FASE ORIENTASI ( 25% ) 1. Memberikan salam terapeutik dan kenalan :
Lebih terperinciAlat Bantu Pengambilan Keputusan Ber-KB
ABV 5.1 Alat Bantu Pengambilan Keputusan Ber-KB Alat Bantu Pengambilan Keputusan berkb dan Pedoman bagi Klien dan Bidan Didukung oleh ABV 5.2 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini, peserta
Lebih terperinciBUKU MONITORING KESEHATAN PENGEMUDI
B A B A K T I S H U A D A KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BUKU MONITORING KESEHATAN PENGEMUDI A K T I S H U A D KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI DITJEN PENGENDALIAN
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta
Purnomo, S.KM Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta OLEH: TUJUAN PENGELOLAAN DM SECARA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MEROKOK 1. Pengertian Merokok adalah suatu bahaya untuk jantung kita. Asap rokok mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam sel darah merah. Merokok dapat
Lebih terperinciPANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN
PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2014). Obesitas
Lebih terperinciLepas Dari Jerat Rokok
Image not found http://majalahmataair.co.id/upload_article_img/620x350_lepas dari Jerat Rokok.jpg Lepas Dari Jerat Rokok Banyak faktor yang membuat seseorang mempunyai kebiasaan dan ketergantungan pada
Lebih terperinciPenanganan Medis dan Non Medis untuk korban kekerasan. Ova Emilia 3 Juli 2015
Penanganan Medis dan Non Medis untuk korban kekerasan Ova Emilia 3 Juli 2015 Topik Penanganan Korban datang 72 jam Korban datang > 72 jam Konseling Tindak lanjut EBM Pelayanan holistik fisik dan mental
Lebih terperinciDETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA
Environment & Social Responsibility Division ESR Weekly Tips no. 30/III/2006 Sent: 20 Maret 2006 DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA Sebagian besar bahkan mungkin semua orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam zaman pembangunan di Indonesia dan globalisasi dunia yang menuntut kinerja yang tinggi dan persaingan semakin ketat, semakin dibutuhkan sumber daya
Lebih terperincidalam PENGOBATAN Kuntarti
dalam PENGOBATAN Kuntarti Aspek legal UU No. 23 Tahun 1992 ttg Kesehatan (Ps.32) Ayat 1 Penyembuhan penyakit & pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan & perawatan Ayat 2 Pelaksanaan pengobatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes adalah penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan diarahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmhg. Pada populasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil penelitian pra siklus. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 20 November 2010 dengan guru mata pelajaran biologi tingkat hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah disertai muncul gejala utama yang khas, yakni urine yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta adanya perubahan paradigma kefarmasian, yaitu Pharmaceutical Care, konsekuensi dari perubahan orientasi tersebut
Lebih terperinciKODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL
KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL MISI APACMED: Misi kami adalah meningkatkan standar perawatan melalui kolaborasi inovatif di kalangan pemangku kepentingan
Lebih terperinciSTATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN : ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PPOK SETELAH DILAKUKAN PROGRAM REHABILITASI PARU No : RS/No.
LAMPIRAN 1 STATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN : ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PPOK SETELAH DILAKUKAN PROGRAM REHABILITASI PARU No : RS/No.RM : Tanggal I. DATA PRIBADI 1. Nama 2. Umur 3. Alamat 4. Telepon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik berupa studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat
Lebih terperinciPENERAPAN PELAYANAN KEFARMASIAN RESIDENSIAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA CILACAP
Ikatan Apoteker Indonesia 201 PENERAPAN PELAYANAN KEFARMASIAN RESIDENSIAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA CILACAP Yuhansyah Nurfauzi 1*, Maria Immaculata Iwo 2,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai inti dan arah penelitian yang terdiri atas: latar
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai inti dan arah penelitian yang terdiri atas: latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian,
Lebih terperinciPROFIL KESEHATAN. BERAT BADAN YANG DIREKOMENDASIKAN kg LINGKAR PERUT YANG DIREKOMENDASIKAN cm
PROFIL KESEHATAN BERAT BADAN Beberapa simptom berkait dengan carian yang menumpuk di dalam tubuh. Ini terjadi karena jantung kesulitan memompa, jadi carian menumpuk pada kaki, paru paru dan daerah perut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas X. Hal ini terlihat dari jumlah pendaftar yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Lebih terperinciHERNAWAN TRI SAPUTRO J
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIIT HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS ANDONG KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Lebih terperinciSKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING ( PERSIAPAN PASIEN PULANG )
SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING ( PERSIAPAN PASIEN PULANG ) Role : : Ismi Nikmatul Sita (1411020) Kepala Ruangan : Vinsa bayu (1411019) : Ayla Efyuwinta (1411016) Perawat P1 : Siti Rodiyah (1411027)
Lebih terperinciPenggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Dalam Bidang Kesehatan
Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Dalam Bidang Kesehatan Kepala Pusat Promosi Kesehatan dr. Lily S. Sulistyowati, MM Disampaikan di Hotel Puri Denpasar, 22 November 2012 Background UU 11/1995
Lebih terperinciBAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN
Lampiran 1. BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur
Lebih terperinciSTRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu)
CONTOH KASUS Setiap lansia pada akhirnya akan mengalami penurunan fungsi organ, Hal ini timbul karena penyebab organik ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan berpikir, bereakasi
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
53 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Faktor-faktor risiko hipertensi pada pria berdasarkan nilai odds ratio (OR) tertinggi ke terendah adalah: 1.1. Konsumsi minuman alkohol jenis tradisional berisiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolisme yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin,
Lebih terperinciDefinisi Operasional
Definisi Operasional No Variabel Definisi Alat ukur Cara Hasil Ukur Skala Operasional Ukur Ukur Variabel Independen : 1. Dukungan : a. Penghargaan Dukungan yang Baik > Ordinal diberikan tentang kuisioner
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
125 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan dari penelitian Penggunaan Teknik Assertive Training untuk Mereduksi Kebiasaan Merokok Pada Remaja diperoleh kesimpulan
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan
LAMPIRAN 57 Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan 58 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Tengah 59 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian RSUD Depati Hamzah 60 Lampiran 4. Surat Ijin
Lebih terperinciMATERI DAN PROSEDUR. Pertemuan I : Pre-Session
MATERI DAN PROSEDUR Pertemuan I : Pre-Session 1. Sesi 1 : Penjelasan tentang program intervensi Tujuan : - Membuat partisipan paham tentang terapi yang akan dilakukan - Memunculkan motivasi pada diri partisipan
Lebih terperinciPENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING Oleh : Sri Tasminatun, M.Si., Apt NIK 173 036 PROGRAM STUDI PROFESI
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive
121 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka di sini peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waktu Menonton Televisi Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi untuk anak 10.5 menit/jam dalam satu minggu dan 12 menit/jam pada akhir
Lebih terperinciDr. Masrul Basyar Sp.P (K)
Dr. Masrul Basyar Sp.P (K) Program Penatalaksanaan Asma 1. Edukasi 2. Monitor penyakit berkala (spirometri) 3. Identifikasi dan pengendalian pencetus 4. Merencanakan Terapi 5. Menetapkan pengobatan pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang paling penting bagi masyarakat, terutama remaja yang memiliki aktivitas yang padat. Salah satu cara agar tubuh tetap sehat adalah
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan
Lebih terperinci