Strategi Disain Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Strategi Disain Penelitian"

Transkripsi

1 Strategi Disain Penelitian Deskripsi sesi: Setelah menyusun hipotesis dan/atau pertanyaan penelitian yang akan dijawab, maka langkah berikutnya adalah menetapkan strategi penelitian. Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih strategi penelitian, yaitu dari aspek tujuan penelitian, kendali peneliti terhadap fenomena yang diamati, konteks penelitian, unit analisis, sampling dan besar sampel serta horizon waktu. Secara umum, materi ini akan menjabarkan lima kelompok jenis penelitian, yaitu penelitian kuantitatif (atau penelitian epidemiologis), penelitian kualitatif, mix method research, action research dan case study. Tujuan sesi: Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa mampu: 1. Mengidentifikasi berbagai jenis dan rancangan penelitian 2. Membedakan antara penelitian kuantitatif (epidemiologis), kualitatif, mix method research, action research dan case study 3. Memahami faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penetapan desain penelitian Materi pembelajaran: 1. Hand-out memilih jenis dan rancangan penelitian 2. Kasus: Decubitus di unit pelayanan intensif 3. Bahan bacaan: a. Clancy MJ. Overview of research designs. Emerg Med 2002; 19: b. BMJ c. Creswell JW Research design: qualitative, quantitative and mixed methods approaches. Second edition. London: Sage publications. d. Cooper DR and Emory CW Metode Penelitian Bisnis. Edisi terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga; hal Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 1

2 MEMILIH STRATEGI DESAIN PENELITIAN I. PENDAHULUAN Ibarat membangun sebuah rumah, maka setiap orang tentu akan berusaha membuat rancangan yang sebaik mungkin dengan mempertimbangkan berbagai aspek, misalnya dana yang tersedia, jumlah anggota keluarga, waktu dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam proses penelitian. Setelah menetapkan teori, kerangka konsep serta hipotesis/pertanyaan penelitiannya, maka langkah selanjutnya adalah memilih desain penelitian yang paling tepat untuk menjawab tujuan penelitiannya. Kesenjangan Fakta vs Teori Identifikasi dan Perumusan Masalah Studi Pustaka Hipotesis/Pertanya an penelitian Hasil / Kesimpulan Analisis Data Pengumpulan Data Rancangan Penelitian Inferensi/Generalisasi Gambar 1. Bagan tahapan penelitian II. FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMILIHAN DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang terbaik adalah desain penelitian yang paling tepat untuk memberikan jawaban yang valid dan reliabel terhadap hipotesis atau pertanyaan penelitian yang diajukan. Dalam penetapan desain penelitian, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah: tujuan, kendali atas fenomena yang diteliti, konteks studi, unit analisis, sampling dan besar sampel serta horizon waktunya. Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 2

3 Tujuan. Dalam merumuskan tujuan penelitian, kata terpenting adalah kata kerja yang digunakan dalam menyatakan tujuan penelitiannya. Kata kerja yang digunakan harus spesifik, sehingga mencerminkan tujuan akhir yang akan dicapai dari hasil penelitian ini. Kata kerja tersebut dapat memberikan arahan untuk memilih strategi desain penelitian yang tepat. Tabel berikut berisi contoh beberapa kata kerja yang sering digunakan dalam penelitian. Tabel 1. Contoh kata kerja dalam tujuan penelitian dan penerapannya Kata kerja dalam tujuan penelitian Mendeskripsikan Menjelaskan Membandingkan Mengeksplorasi Mengidentifikasi Mengukur tingkat Mengukur hubungan Mengevaluasi Contoh penerapannya Mendeskripsikan budaya keselamatan di kamar operasi rumah sakit X Menjelaskan hubungan antara sisten insentif dan kinerja dokter spesialis Membandingkan efisiensi pengadaan obat dengan model X dan Y Mengeksplorasi harapan pasien yang telah mengalami medical errors terhadap komunikasi dokter-pasien Mengidentifikasi strategi untuk mengimplementasi keselamatan pasien pada rumah sakit dengan sumber daya yang rendah Mengukur tingkat kepatuhan dokter terhadap standar pelayanan TB Mengukur hubungan antara kepuasan pasien, citra, reposisi pelayanan dan kepercayaan pasien Mengevaluasi efisiensi pelayanan gizi di rumah sakit Menyusun Menyusun clinical pathway untuk operasi jantung dan menghitung unit costnya Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 3

4 Menetapkan Menilai Menetapkan positioning RS dalam memberikan pelayanan rawat darurat Menilai kesiapan rumah sakit daerah tipe C untuk menjadi BLU Mengembangkan Mengembangkan indikator keselamatan pasien dan menetapkan strategi pemanfaatan indikatornya Kendali/kontrol atas peristiwa yang diteliti. Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat memberikan perlakuan/intervensi tertentu (sehingga jenis penelitiannya dikenal dengan penelitian eksperimental) ataupun tanpa memberikan perlakuan. Perlakuan dapat berupa pelatihan, penyusunan SOP baru, menaikkan insentif, menetapkan tarif baru, membuat komputerisasi informasi, memodifikasi form rekam medik, memodifikasi deskripsi pekerjaan, memberlakukan sistem kredensialing, menerapkan insentif berbasis kinerja, dan sebagainya. Apabila tanpa perlakuan, maka peneliti bersikap sebagai pengamat atau observer (sehingga jenis penelitiannya dikenal sebagai penelitian observasional). Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti terbatas pada melakukan berbagai pengukuran dengan cara pengumpulan data yang bervariasi (misalnya menggunakan kuesioner, wawancara, diskusi kelompok, observasi, dokumen dll). Oleh karena peneliti tidak melakukan upaya untuk mengubah kondisi subyek (karena tidak memberikan perlakuan), maka peneliti tidak mempunyai kendali atau kontrol atas peristiwa yang diamati. Berbeda halnya apabila peneliti melakukan intervensi, maka peneliti mempunyai semacam kendali atas peristiwa (intervensi) yang diamati. Derajat kendali peneliti dapat bervariasi tergantung dari jenis rancangan yang digunakan. Konteks studi. Konteks dilakukannya sebuah penelitian dapat pula bervariasi. Penelitian dapat sejak awal memang dirancang sebagai suatu kegiatan penelitian atau dapat pula memanfaatkan momentum ataupun peluang yang ada. Sebagai contoh, sebuah program pelatihan dirancang untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dokter dan perawat untuk dan mutu pelayanan rumah sakit dalam manajemen terpadu balita sakit. Program tersebut merupakan suatu momentum yang baik bagi penelitian yang akan mengevaluasi efektivitas pelatihan tersebut. Selain itu, penelitian dapat pula dilakukan untuk mempelajari fenomena kontemporer (saat ini) ataupun fenomena yang telah terjadi di masa lampau. Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 4

5 Besar sampel. Besar sampel penelitian dapat ditetapkan oleh peneliti dengan perhitungan besar sampel tertentu apabila sampel tidak terbatas (misalnya pasien, masyarakat, ibu balita, ibu hamil, peserta posyandu dll). Namun demikian, besar sampel dalam penelitian lain dapat pula terbatas jumlahnya, sehingga peneliti menggunakan jumlah yang tersedia tersebut. Sebagai contoh dalam penelitian mengenai kepuasan kerja dokter spesialis di sebuah rumah sakit, maka besar sampel tergantung dari berapa banyak dokter spesialis yang bekerja di rumah sakit tersebut. Apabila jumlah sampelnya banyak, maka peneliti dapat menggunakan rancanganrancangan tertentu yang membutuhkan sampel yang relatif besar (misalnya cross-sectional survey). Akan tetapi apabila hanya ada 4 dokter spesialis yang bekerja di rumah sakit, maka peneliti harus menggunakan rancangan yang memungkinkan dengan sampel kecil (misalnya kualitatif atau studi kasus). Unit analisis. Pada awal suatu penelitian, fenomena yang dipelajari harus didefinisikan dengan jelas pada tingkatan apa fenomena tersebut akan dipelajari. Atau dengan kata lain, pada tingkat mana kesimpulan mengenai fenomena tersebut akan dibuat. Hal ini akan menentukan jumlah sampelnya. Sebagai contoh, apabila kinerja SDM merupakan topik suatu penelitian, maka apakah akan dipelajari kinerja pada tingkat individu, pelayanan, ataukah unit? Misalnya sebuah rumah sakit mempunyai 200 tenaga perawat, 30 macam pelayanan yang disediakan dan 10 unit. Apabila dipelajari pada tingkat individu, maka jumlah sampelnya adalah jumlah individu perawat yang akan dipelajari (n 200). Namun demikian, apabila unit analisisnya pelayanan, maka jumlah sampelnya adalah jumlah pelayanan yang tersedia di rumah sakit (n 30). Kuesioner dapat diisi oleh 200 responden tenaga perawat tersebut, akan tetapi data kemudian direrata pada tingkat pelayanan (n 30). Demikian pula untuk unit analisis di tingkat unit, besar sampelnya adalah 10 unit (n 10). Horizon waktu. Penelitian dapat melibatkan satu kali pengukuran pada waktu tertentu (potong lintang, seperti pada survei), atau dilakukan pengukuran kontinyu melintasi periode waktu tertentu (studi longitudinal). III. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Pada modul 1 (pengantar penelitian), telah dijelaskan bahwa penelitian dapat dibedakan menurut aplikasinya (pure dan applied research), tujuannya (eksploratif, deskriptif, korelatif dan explanatori/kausal), data yang dikumpulkan (kuantitatif dan kualitatif) dan manfaat (identifikasi Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 5

6 peluang, diagnosis dan penilaian, memilih dan menerapkan tindakan/intervensi serta evaluasi tindakan). Berbagai jenis penelitian dikenalkan agar peneliti dapat memilih rancangan penelitian yang paling tepat untuk menjawab hipotesis atau pertanyaan penelitiannya. Menurut Yin (2005), tiga pertimbangan utama dalam memilih rancangan penelitian (sekaligus membedakan berbagai jenis penelitian tersebut) adalah pertanyaan penelitian, kendali terhadap peristiwa dan fokus pada peristiwa kontemporer. Tabel 1. Perbedaan antara penelitian kuantitatif, kualitatif dan studi kasus Jenis penelitian Pertanyaan Kendali peneliti Fokus pada Data yang penelitian terhadap peristiwa dikumpulkan fenomena yang kontemporer diamati (masa kini) KUANTITATIF Survey Who, what, where, how much Tidak Ya Angka Eksperimental How, why Ya Ya Angka KUALITATIF How, why Tidak Tidak Teks, narasi STUDI KASUS How, why Tidak Ya Angka, teks, narasi Setiap jenis penelitian memiliki rancangan-rancangan tersendiri, yang akan dibahas dalam modul tersendiri. Untuk mengambil keputusan mengenai rancangan yang dipilih dalam penelitian kuantitatif, dapat digunakan alur berikut ini. Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 6

7 Gambar 2. Rancangan Penelitian Kuantitatif Keputusan pertama, adalah apakah peneliti akan memberikan perlakuan terhadap sampel penelitian? Apabila jawabannya adalah ya, maka jenis penelitiannya termasuk dalam penelitian eksperimental. Apabila tidak (artinya peneliti berperan sebagai pengamat ), maka jenis penelitiannya termasuk dalam observasional. Di bidang manajemen rumah sakit, contoh berbagai perlakuan, intervensi atau tindakan yang dapat dilakukan peneliti adalah: pelatihan, penyusunan atau modifikasi berbagai prosedur, modifikasi alur pelayanan, menambah loket penerimaan obat, penyusunan atau modifikasi formulir-formulir, penerapan atau modifikasi sistem tertentu (audit klinik, billing system, pendaftaran online, rekrutmen) yang sebelumnya tidak ada, pembentukan tim tertentu, penyusunan atau modifikasi deskripsi tugas, peningkatan insentif, peningkatan tarif, pengembangan produk pelayanan baru, dll. Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengubah Apabila peneliti tidak memberikan perlakuan (observasional), maka keputusan selanjutnya adalah apakah penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena, mengkorelasikan suatu variabel dengan variabel lainnya, ataukah bertujuan untuk mempelajari suatu hubungan sebab akibat? Untuk mendeskripsikan suatu fenomena atau mengkorelasikan variabel, maka pengukuran dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan. Rancangan ini disebut cross-sectional survey. Selain itu, case report dan case series yang sering digunakan dalam penelitian di bidang klinis termasuk pula dalam rancangan-rancangan penelitian deskriptif. Sedangkan untuk mengungkapkan suatu hubungan sebab-akibat, maka logikanya pengukuran tidak dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan akan tetapi diawali dengan pengukuran salah satu variabel (dapat mulai dari variabel sebab atau variabel akibat). Dengan demikian dapat Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 7

8 dibuktikan temporal relationship, yaitu apakah pengamatan terhadap variabel yang menjadi sebab selama beberapa waktu akan menghasilkan akibat-akibat tertentu? Apakah variabel akibat memang terjadi oleh karena variabel-variabel sebab tertentu? Contoh dalam penelitian mengenai fenomena pasien pulang atas permintaan sendiri (PAPS atau discharged against medical advice/dama), peneliti dapat mendeskripsikan PAPS dari segi seberapa sering kejadiannya, bagaimana distribusinya menurut karakteristik pasien (usia, jenis kelamin, pendidikan, sosial ekonomi, pekerjaan, tempat tinggal), karakteristik pelayanan (klas perawatan, jenis masalah, penyakit, atau tindakan, biaya pelayanan dll), unit pelayanan (penyakit dalam, bedah, kandungan dll), waktu kejadian (hari ke berapa dirawat, distribusi menurut bulan) dan sebagainya. Dalam penelitian tersebut digunakan penelitian deskriptif dengan rancangan crosssectional survey. Akan tetapi, apabila penelitian bertujuan untuk mempelajari apakah PAPS menyebabkan perawatan ulang (readmission) dengan masalah kesehatan yang sama, maka peneliti menggunakan penelitian analitik (atau deskriptif analitik), dengan cara meneliti variabel sebab (PAPS) ataukah akibat (admisi ulang) terlebih dahulu. Peneliti dapat mencatat pasienpasien yang PAPS dan selanjutnya mendeteksi apakah pasien-pasien tersebut dirawat ulang dengan masalah yang sama (dapat di rumah sakit yang sama ataupun di rumah sakit lain). Rancangan ini disebut dengan cohort. Cara meneliti yang lain adalah mengidentifikasi pasienpasien yang dirawat ulang di rumah sakit dengan masalah yang sama, untuk kemudian dilacak apakah terdapat riwayat PAPS pada perawatan sebelumnya (case-control). Apabila peneliti mengubah kondisi yang diamati dengan memberikan perlakuan atau intervensi tertentu, maka pertanyaan selanjutnya adalah apakah peneliti dapat melakukan alokasi random, yaitu mengalokasikan subyek penelitiannya ke dalam kelompok-kelompok secara acak? Apabila ya, maka jenis penelitiannya adalah eksperimental murni. Sedangkan apabila tidak, maka jenis penelitiannya termasuk dalam kuasi-eksperimental atau eksperimental semu. Penelitian obat yang mengelompokkan subyek penelitian ke dalam kelompok intervensi (mendapat obat baru) dan kelompok kontrol (mendapat plasebo) secara acak, termasuk dalam penelitian eksperimental. Sedangkan penelitian penanganan TB di ruang perawatan yang memiliki case manager (kelompok intervensi) dan yang tidak memiliki case manager (kelompok kontrol) di suatu rumah sakit tidak dapat mengalokasikan pasien secara acak ke dalam ruang-ruang perawatan tersebut, oleh karena faktor ketersediaan tempat tidur, preferensi dokter, klas perawatan dan sebagainya. Oleh karenanya, penelitian ini termasuk dalam jenis kuasieksperimental. Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 8

9 Berikut akan dideskripsikan secara singkat berbagai rancangan dalam penelitian kuantitatif. Deskripsi secara rinci terdapat dalam modul yang tersendiri. IV. PENELITIAN KUANTITATIF 4.1 Penelitian deskriptif Case Report dan Case Series Case report (laporan kasus) mendokumentasi gambaran kejadian klinis yang mempunyai manifestasi yang tidak biasa. Case report seringkali merupakan proses awal identifikasi penyakit baru, efek paparan ataupun efek terhadap penanganan tertentu. Contohnya adalah pemanfaatan case report pada awal penemuan penyakit AIDS. Sedangkan case series adalah kumpulan laporan kasus yang dilaporkan dalam jangka waktu tertentu. Rancangan ini mempunyai kepentingan historis dalam epidemiologi, oleh karena mungkin menghasilkan hipotesis baru untuk kemudian diteliti dalam penelitian epidemiologis. Case report atau case series merupakan jembatan yang penting antara ahli klinis dan ahli epidemiologi. Ecological study Studi ekologi mempelajari hubungan sebab akibat pada tingkat populasi. Pada studi ekologi, ukuran-ukuran yang mencerminkan karakteristik populasi digunakan untuk mendeskripsikan kaitan antara penyakit dengan faktor yang ingin diteliti, misalnya usia, waktu, pemanfaatan pelayanan kesehatan, konsumsi makanan, konsumsi obat, atau faktor lainnya. Sebagai contoh, untuk mendeskripsikan pola kematian akibat penyakit jantung koroner (PJK) pada tahun 1960, digunakan data tingkat kematian di 44 negara bagian di Amerika yang dikaitkan dengan penjualan rokok per kapita. Hasilnya tingkat kematian tertinggi terdapat di negara bagian yang tinggi penjualan rokoknya. Pengamatan awal ini penting dalam proses penyusunan hipotesis bahwa merokok menyebabkan penyakit jantung koroner yang fatal. Keunggulan utama studi ekologi, yang biasanya pertama kali dilakukan untuk meneliti kemungkinan hubungan sebab akibat, adalah dapat dilakukan dengan cepat dan murah, seringkali memanfaatkan informasi yang sudah ada (misalnya bersumber dari surveilans program, survei nasional yang sudah ada, atau register penyakit). Sedangkan kelemahan utamanya adalah keterbatasannya untuk mengkaitkan hubungan antara sebab dan akibat pada tingkat individual. Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 9

10 Cross Sectional Survey Rancangan cross-sectional atau studi belah lintang adalah sebuah penelitian dengan satu kali pengukuran yang dilakukan pada kurun waktu bersamaan (konkuren). Oleh karenanya, penelitian cross sectional survey tidak dapat digunakan untuk menyatakan bahwa suatu faktor merupakan penyebab atau akibat. Kita tidak dapat membuat pernyataan bahwa variabel B disebabkan variabel A atau bahwa variabel A terjadi lebih dahulu dan menyebabkan variabel B. Pada umumnya, survei dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi tertentu, menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang utama. Unit analisis seringkali berupa individu, akan tetapi dapat pula pasangan suami istri, rumah tangga, rekam medik, unit pelayanan di rumah sakit, lembaga, dll. Survei dapat digunakan untuk penjajagan (studi pendahuluan), deskriptif, evaluasi, prediksi, penelitian operasional dan pengembangan indikatorindikator. Penelitian survei untuk tujuan deskriptif digunakan untuk melakukan pengukuran yang cermat terhadap fenomena tertentu. Peneliti menyusun kerangka konsep, mengumpulkan data, serta dapat melakukan atau tanpa menguji hipotesis. Sebagai ilustrasi, survei dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat dan jenis keluhan pasien yang dirawat inap di suatu rumah sakit. Peneliti dapat pula menguji hipotesis yang menyatakan bahwa keluhan di ruang rawat inap klas VIP dan I lebih banyak dibanding klas II dan III. 4.2 Penelitian analitik Case Control Study Case control study atau studi kasus-kontrol merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk membuktikan adanya hubungan sebab-akibat antara faktor paparan (exposure) dengan outcome. Penelitian diawali dengan mengidentifikasi outcome yang dipelajari (kasus dan kontrol), serta kemudian diidentifikasi faktor-faktor paparannya. Pada umumnya, pengumpulan data dilakukan secara retrospektif. Selanjutnya, perlu dipahami berbagai masalah yang berkaitan dengan studi kasus kontrol, mulai dari prosedur, metodologi, penetapan kasus dan kontrol, hingga interpretasi data dan analisis hasil. Studi kasus kontrol merupakan studi yang relatif cepat dan efisien dibanding dengan studi kohort. Cohort study (kohort) Cohort atau kohort berarti sekelompok orang yang memiliki eksposur yang sama dalam satu periode waktu tertentu. Sebagai contoh orang yang lahir pada periode yang sama disebut birth cohort, menikah pada periode yang sama (marriage cohort), atau bekerja pada suatu jenis pekerjaan pada periode Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 10

11 tertentu (occupational cohort). Pada studi kohort, subjek penelitian dikelompokkan berdasarkan atas status faktor paparan (terpapar dan tidak terpapar), kemudian dilakukan pengamatan selama waktu tertentu sampai munculnya faktor outcome. Umumnya, pengumpulan data dilakukan secara prospektif, yaitu mengamati faktor paparan pada saat outcome belum terjadi (sehingga perlu diamati selama beberapa kurun waktu tertentu). Namun demikian, penelitian kohort dapat pula retrospektif, apabila baik faktor paparan maupun outcome yang diamati telah terjadi sebelum penelitian dimulai. 4.3 Penelitian eksperimental Dalam penelitian epidemiologi, rancangan penelitian dapat dilihat dari tiga aspek yang berkaitan dengan pencatatan sebab (exposure) dan akibat (outcome). Ketiga aspek tersebut adalah arah, pemilihan sampel, dan waktu. Arah menunjukkan urutan cara pengukuran hubungan antara sebab dan akibat. Disebut prospektif apabila arahnya ke depan, artinya meneliti faktor penyebab untuk kemudian diamati akibatnya, dan retrospektif bila arahnya ke belakang, yaitu diidentifikasi akibatnya terlebih dahulu baru diteliti faktor-faktor penyebabnya. Pemilihan sampel adalah kriteria yang digunakan untuk memilih subjek penelitian. Kriteria tersebut dapat didasarkan atas faktor penyebab, akibat, ataupun kriteria yang lain. Waktu berarti hubungan antara saat studi dilakukan dengan kejadian sebab-akibat. Waktu dapat historikal apabila baik sebab maupun akibat terjadi sebelum dilakukan penelitian; konkuren jika sebab dan akibat terjadi bersamaan dengan waktu penelitian; atau kombinasi. Pada penelitian kohort, subjek penelitian dikelompokkan berdasarkan atas status paparan yang memang terjadi atau terdapat pada subjek penelitian. Sebagai contoh merokok, pulang atas permintaan sendiri, dan sebagainya. Sedangkan pada penelitian eksperimental, status paparan merupakan intervensi peneliti dan dapat ditetapkan oleh peneliti sendiri. Contohnya adalah pelatihan, penyusunan prosedur baru, kebijakan baru. Apabila peneliti dapat mengalokasikan intervensi (paparan) secara acak (disebut alokasi random), maka jenis penelitiannya adalah penelitian eksperimental murni. Contoh yang paling lazim adalah pada intervensi terapetik (atau uji klinik) pada penyakit tertentu untuk menetapkan kemampuan suatu obat atau prosedur untuk menghilangkan gejala, mencegah rekurensi, atau menurunkan risiko kematian akibat penyakit tersebut. Intervensi ini biasanya dilakukan pada tingkat individual. Contoh lain adalah intervensi pencegahan berupa evaluasi apakah suatu tindakan atau prosedur dapat mengurangi risiko berkembangnya penyakit diantara individu yang bebas penyakit pada awal penelitian. Intervensi pencegahan dapat dilakukan pada individu yang sehat atau yang berisiko tinggi untuk terkena suatu penyakit, juga dapat dilakukan pada tingkat populasi. Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 11

12 Apabila intervensi tidak dapat dilakukan secara acak, maka jenis penelitiannya disebut kuasieksperimental (atau eksperimental semu). Contoh penelitian ini adalah pelatihan yang dilakukan terhadap seluruh perawat di rumah sakit, penelitian yang dilakukan untuk mengamati dampak diberlakukan tarif baru di sebuah rumah sakit terhadap tren tingkat utilisasi pelayanan (sebelum dan sesudah tarif baru tersebut diberlakukan), dan sebagainya. V. PENELITIAN KUALITATIF Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka jenis-jenis penelitian di atas akan menggunakan data berupa angka. Dalam realitanya, tidak seluruh peristiwa dapat diungkapkan secara ideal menggunakan angka-angka. Sebagai contoh pengalaman pasien melahirkan di rumah sakit lebih berarti bila dideskripsikan dalam bentuk narasi, seperti di bawah ini: Tenang sajalah, kamu akan baik-baik saja, asalkan kita bisa memahami mereka (bidan). Kita boleh ditunggui (ketika melahirkan) apabila punya saudara disini. Kalau tidak punya, kita ikuti peraturan saja, jangan banyak berkomentar. Maklumlah, mereka (bidan) kan sibuk Pernyataan pasien tersebut kaya akan makna dan menyiratkan beberapa hal seperti diskrimasi, prosedur yang tidak standard, pengertian pasien, pasien idealnya pasif, pasien menuruti aturan, bidan sibuk, dan sebagainya. Hal ini lebih berarti dibanding apabila pasien atau keluarga pasien diminta mengisi kuesioner kepuasan akan pelayanan yang diterima dengan bentuk skala 1 sampai 5. Contoh lain adalah dalam mendeskripsikan budaya keselamatan (safety culture) di kamar operasi sebuah rumah sakit. Kita dapat memberikan kuesioner standard yang dikembangkan oleh AHRQ atau dapat pula melakukan observasi di kamar operasi dan mendeskripsikan berbagai kejadian di kamar operasi yang mencerminkan budaya keselamatan. Seorang pasien baru saja keluar dari kamar operasi di unit Gawat Darurat sebuah rumah sakit pendidikan. Pasien diletakkan di brankart (brankart standard di UGD), dan brankart ditaruh di sebuah lorong keluar pintu kamar operasi menuju ke ruang lain di UGD. Pasien dalam keadaan belum sadar dan masih terpasang infus. Tidak ada petugas yang menunggui pasien. Saya kebetulan duduk di sofa dekat brankart tersebut, sambil menunggui kolega yang masih berada di dalam kamar operasi. Tiba2 pasien mulai sadar dan muntah2 dalam posisi miring. Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 12

13 Pasien nyaris terjatuh dari brankart apabila tidak segera didatangi oleh seorang perawat yang kebetulan berada di dekat brankart pasien... Penelitian kualitatif mempunyai keunggulan dalam mendeskripsikan situasi kehidupan yang nyata (real life situations) dengan strategi yang sangat mendekati kenyataan yang sesungguhnya (local groundedness), deskripsinya kaya dan bersifat holistik, dapat dilakukan pada periode waktu yang lama, menggunakan cara pengumpulan data yang mempunyai fleksibilitas tinggi, serta mengandung makna yang kaya. Penelitian kualitatif dapat digunakan secara tersendiri ataupun dalam kombinasi dengan penelitian kuantitatif lain. VI. PENELITIAN STUDI KASUS Penelitian studi kasus (case study) mempunyai persamaan dengan penelitian kualitatif dari segi pertanyaan penelitian yang ingin dijawab (yaitu how dan why) serta tidak ada kendali terhadap peristiwa yang diamati. Akan tetapi berbeda halnya dengan penelitian kualitatif yang dapat mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, penelitian studi kasus terfokus pada fenomena kontemporer (masa kini). Selain itu, penelitian studi kasus digunakan apabila antara konteks penelitian dan fokus yang diteliti tidak dapat dipisahkan secara tegas. Data yang dikumpulkan pada penelitian studi kasus pun tidak lagi terbatas data kuantitatif ataupun kualitatif. Berbagai cara pengumpulan data serta jenis data (kuantitatif, kualitatif) dapat digunakan untuk pembuktian studi kasus. Sebagai contoh, apabila seorang peneliti ingin membuktikan apakah pelatihan tim dapat memacu pembelajaran di organisasi, maka berbagai data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan dalam penelitian tersebut. VII. DAFTAR PUSTAKA Alatas et al, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Binarupa Aksara; Jakarta, 1995 Feinstein AR Methodologic Problems and Standards in Case Control Research. J Chron Dis, 32: Murti B, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Gadjah Mada University, 2003 Ibrahim MA & Spitzer WO The Case control study: the problem and the prospect. J Chron Dis, 32: Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 13

14 Kelsey JL, Whittemore AS, Evans A, Thompson WD Methods in observational epidemiology. 2nd edition. New York, Oxford University Press, p Kumar R, Research Methodology a step by Step Guide for Begginers, London; SAGE Publication, 1999 Meinert CL Clinical trials, design, conduct, and analysis. New York: Oxford University Press. Schlesselman JJ Case-Control Studies. Design, Conduct, Analysis. New York: Oxford University Press. Streiner DL, Norman GR, and Blum HM PDQ Epidemiology. Toronto, BC Decker Inc. Strom BL Other Approaches to Pharmacoepidemiology Studies. Dalam BL Strom. Pharmacoepidemiology. Second Edition. New York: John Wiley & Sons. Singarimbun dan Effendi, Metode Penelitian Survai, LP3ES, 1989 Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 14

Tipe desain penelitian Desain penelitian survey analitik Desain penelitian eksperimental Penelitian kualitatif. Desain Penelitian - 2

Tipe desain penelitian Desain penelitian survey analitik Desain penelitian eksperimental Penelitian kualitatif. Desain Penelitian - 2 Tipe desain penelitian Desain penelitian survey analitik Desain penelitian eksperimental Penelitian kualitatif Desain Penelitian - 2 Suatu rencana, dan strategi penelitian untuk menjawab permasalahan yang

Lebih terperinci

Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian

Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian Deskripsi sesi: Setelah memilih teori yang akan diacu untuk memecahkan masalah penelitian serta mengembangkan kerangka konsep penelitian berdasarkan teori tersebut,

Lebih terperinci

Menulis Bab I Thesis: Menetapkan haluan penelitian. Ari Probandari

Menulis Bab I Thesis: Menetapkan haluan penelitian. Ari Probandari Menulis Bab I Thesis: Menetapkan haluan penelitian Ari Probandari (ariprobandari@yahoo.com) Sistematika Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian Latar

Lebih terperinci

Penelitian Kuasi Eksperimental dan Eksperimental

Penelitian Kuasi Eksperimental dan Eksperimental Penelitian Kuasi Eksperimental dan Eksperimental Deskripsi sesi: Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat berperan observasional, yaitu mengamati berbagai fenomena (sehingga peneliti tidak mempunyai

Lebih terperinci

Contoh topik penelitian manajemen rumahsakit

Contoh topik penelitian manajemen rumahsakit Contoh topik penelitian manajemen rumahsakit Adi Utarini Penelitian di bidang manajemen rumah sakit merupakan penelitian terapan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan manajemen.

Lebih terperinci

6/5/2010. Analytic. Descriptive Case report Case series Survey. Observational Cross sectional Case-control Cohort studies

6/5/2010. Analytic. Descriptive Case report Case series Survey. Observational Cross sectional Case-control Cohort studies Disampaikan oleh: Retna Siwi Padmawati KMPK-2009 Tujuan Memberi pengantar tentang disain metode penelitian Memahami perbedaan penelitian deskriptif dan analytic Mengidentifikasi hirarki disain penelitian,

Lebih terperinci

STRATEGI DESAIN PENELITIAN

STRATEGI DESAIN PENELITIAN STRATEGI DESAIN PENELITIAN Adi Utarini Apa yang perlu dipertimbangkan dalam memilih desain penelitian? Tujuan Penelitian Kontrol peneliti terhadap fenomena Yang diamati Konteks Studi Unit Analisis Sampling

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penyusun. Kelompok 1

KATA PENGANTAR. Penyusun. Kelompok 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan izin dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah farmakoepidemiologi tentang Studi Cohort. Dalam makalah

Lebih terperinci

B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pelayanan pasien dan koordinasi asuhan di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada (RS UGM) masih menjadi permasalahan sekaligus tantangan. Pengamatan di lapangan

Lebih terperinci

Studi Epidemiologi Analitik. DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika

Studi Epidemiologi Analitik. DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika Studi Epidemiologi Analitik DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK 1.1 PENGERTIAN STUDI EPIDEMIOLOGI

Lebih terperinci

STRATEGI DESAIN PENELITIAN. Adi Utarini

STRATEGI DESAIN PENELITIAN. Adi Utarini STRATEGI DESAIN PENELITIAN Adi Utarini Apa yang perlu dipertimbangkan dalam memilih desain penelitian? Tujuan Penelitian Kontrol peneliti terhadap fenomena Yang diamati Konteks Studi Unit Analisis Sampling

Lebih terperinci

Studi epidemiologi deskriptif

Studi epidemiologi deskriptif Studi epidemiologi deskriptif Penelitian Crosectional Adalah rancangan studi epidemiologi yg memepelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit

Lebih terperinci

1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa.

1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa. JENIS DESAIN PENELITIAN 1. Cross-Sectional Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktorfaktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

Lebih terperinci

Cross sectional Case control Kohort

Cross sectional Case control Kohort Definisi Cross sectional Case control Kohort Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status penyakit dan paparan secara bersamaan pada individu

Lebih terperinci

STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF. Putri Handayani, SKM., M.KKK

STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF. Putri Handayani, SKM., M.KKK STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF Putri Handayani, SKM., M.KKK Epidemiologi Definisi: Studi tentang sebaran (distribusi) dan faktor yang berpengaruh (determinan) dari frekuensi penyakit pada populasi (manusia).

Lebih terperinci

JENIS RISET. Saptawati Bardosono

JENIS RISET. Saptawati Bardosono JENIS RISET Saptawati Bardosono PENDAHULUAN Penelitian adalah proses pendekatan dengan pembuktian ilmiah untuk mendapatkan tambahan dan memperdalam ilmu di bidang tertentu Proses pembuktian dapat terjadi

Lebih terperinci

DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI

DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI Suatu penelitian ingin mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit Thypoidpada anak-anak. Beberapa faktor yang diduga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini bedah caesar merupakan metode yang semakin sering digunakan dalam proses melahirkan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya angka kejadian bedah caesar

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSIAPAN PASIEN PULANG TERHADAP KEPUASAN PASIEN TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS ROMANI SEMARANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSIAPAN PASIEN PULANG TERHADAP KEPUASAN PASIEN TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS ROMANI SEMARANG PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSIAPAN PASIEN PULANG TERHADAP KEPUASAN PASIEN TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS ROMANI SEMARANG Vivi Yosafianti 1), Dera Alfiyanti 2) Program Studi Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat TEMU ILMIAH IPLBI 06 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat Nurul Sucya Karya Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang optimal dari rumah sakit cenderung terus meningkat. Fenomena ini menuntut pihak rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2013, WHO, (2013) memperkirakan terdapat 235 juta orang yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003 berdasarkan hasil survei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterapkannya aturan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sejak tanggal 1 Januari 2014 menuntut agar rumah

Lebih terperinci

Studi Kasus. Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 1

Studi Kasus. Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 1 Studi Kasus Deskripsi sesi: Penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian yang sering digunakan di bidang manajemen pada umumnya, termasuk manajemen rumah sakit. Istilah studi kasus disini berbeda

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sekarang ini, puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dituntut untuk menjadi gate keeper pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan

Lebih terperinci

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL N o Indikator Standar Dimensi Input/Proses /Output Manajeria l/klinis 1 Kepatuhan 90% Efektifitas Proses Klinis terhadap clinical pathways

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Rumah Sakit di Australia, sekitar 1 % dari seluruh pasien mengalami adverse

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Rumah Sakit di Australia, sekitar 1 % dari seluruh pasien mengalami adverse BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Medication error merupakan masalah yang cukup pelik dalam pelayanan kesehatan. Di Amerika Serikat, medication error diperkirakan membahayakan 1,5 juta pasien

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian & Metode Penelitian. Perbedaan

Metodologi Penelitian & Metode Penelitian. Perbedaan Metodologi Penelitian & Metode Penelitian Perbedaan Metodologi Penelitian Pembahasan mengenai konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan kekurangannya. Dalam penelitian pemilihan metode Metode Penelitian

Lebih terperinci

JENIS-JENIS PENELITIAN

JENIS-JENIS PENELITIAN JENIS-JENIS PENELITIAN RESEARCH RESEARCH PURE (MURNI) APPLIED (TERAPAN) (MEMASOK TEORI) (DITERAPKAN & DIUJIKAN DALAM DUNIA NYATA) EXPLANATORY (MEMECAHKAN MASALAH BARU YANG HANYA SEDIKIT DIKETAHUI (UNTUK

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA EPIDEMIOLOGI dr. Maftuhah Nurbeti A. Pendahuluan Knowledge is not enough, we must apply. Willingness is not enough, we must do (Goethe dalam Killoran et al, 2006) Kutipan dari ilmuwan terkenal abad 18

Lebih terperinci

Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Deskripsi sesi: Penelitian selalu diawali dengan perumusan masalah dan penetapan tujuan yang ingin dicapai pada akhir sebuah proses penelitian. Oleh karena penelitian

Lebih terperinci

Pengukuran Kejadian Penyakit

Pengukuran Kejadian Penyakit Pengukuran Kejadian Penyakit Deskripsi sesi: Pengukuran adalah bagian terpenting dari suatu penelitian epidemiologi. Aspek pengukuran meliputi alat ukur, cara pengukuran dan hasil pengukuran. Secara umum

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Pesryaratan. Guna Mencapai Derajat S-1 Kesehatan Masyarakat

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Pesryaratan. Guna Mencapai Derajat S-1 Kesehatan Masyarakat ANALISIS GRAFIK BARBERR JOHNSON TAHUN 2010 2011 DITINJAU DARI STRATEGI PEMASARAN DI RUMAH SAKIT ORTHOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSOO SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Pesryaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penulisan ini adalah penelitian Deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penulisan ini adalah penelitian Deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penulisan ini adalah penelitian Deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.metode deskriptif adalah suatu metode dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan suatu obat dapat berpengaruh terhadap kualitas pengobatan, pelayanan dan biaya pengobatan. Penggunaan obat merupakan tahap akhir manajemen obat. Penggunaan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN Pertemuan 3 JENIS DAN METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN Pertemuan 3 JENIS DAN METODE PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Pertemuan 3 JENIS DAN METODE PENELITIAN RASIONAL Dilakukan dg dg cara yg yg masuk akal shg Terjangkau terjangkau penalaran manusia CARA ILMIAH KEGIATAN PENELITIAN DIDASARKAN CIRI-CIRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara cross sectional retrospektif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan desain studi kasus terhadap implementasi pathway appendicitis akut

Lebih terperinci

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012 HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

STRATEGI DESAIN PENELITIAN

STRATEGI DESAIN PENELITIAN STRATEGI DESAIN PENELITIAN Adi Utarini Apa yang perlu dipertimbangkan dalam memilih desain penelitian? Tujuan Penelitian Kontrol peneliti terhadap fenomena Yang diamati Konteks Studi Unit Analisis Sampling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. indikator manajemen adalah penelitian denganmetode. campuran (mix method) dengan desain explanatory sequential.

BAB III METODE PENELITIAN. indikator manajemen adalah penelitian denganmetode. campuran (mix method) dengan desain explanatory sequential. 53 BAB III ETODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian tentang analisis pencapaian dan evaluasi indikator manajemen adalah penelitian denganmetode campuran (mix method) dengan desain explanatory

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI PENELITIAN BAB V METODOLOGI PENELITIAN 5.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif, dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Penelitian

Lebih terperinci

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya Alfiani Rahmawati Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian Kesehatan untuk Mahasiswa Kesehatan,

Metodologi Penelitian Kesehatan untuk Mahasiswa Kesehatan, Metodologi Penelitian Kesehatan untuk Mahasiswa Kesehatan, oleh Dony Setiawan HP, S.Kep., Ners., M.M; Hendro Prasetyo, S.Kep., Ners., M.Kes. Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta

Lebih terperinci

Kejadian pulang paksa di kasus rawat inap di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2006 sekitar 5,4% dari sedangkan pada tahun 2011 di

Kejadian pulang paksa di kasus rawat inap di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2006 sekitar 5,4% dari sedangkan pada tahun 2011 di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang berkualitas di rumah sakit menjadi harapan bagi masyarakat untuk membantu mereka dalam mengatasi masalah kesehatan yang mereka hadapi. Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pelayanan kesehatan rumah sakit yang dapat menggambarkan mutu rumah sakit adalah pelayanan pembedahan. Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas, baik konsekuensinya terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia maupun penyebabnya. Gizi buruk secara langsung

Lebih terperinci

STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK (OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL) Putri Handayani, M. KKK

STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK (OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL) Putri Handayani, M. KKK STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK (OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL) Putri Handayani, M. KKK Epidemiologi Studi yg mempelajari distribusi dan determinant status atau kejadian yg berhubungan dengan kesehatan pada

Lebih terperinci

PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP

PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP BAB I DEFINISI Pelayanan pendaftaran adalah mencatat data sosial/mendaftar pasien utkmendapatkan pelayanan kesehatan yg dibutuhkan,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung. BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung. Angina seringkali digambarkan sebagai remasan, tekanan, rasa berat, rasa

Lebih terperinci

ETIKA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

ETIKA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS ETIKA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PENDAHULUAN Penelitian epidemiologi - merupakan studi distribusi dan determinan (penentu) status atau kejadian yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

KULIAH PENGANTAR MODUL RISET

KULIAH PENGANTAR MODUL RISET KULIAH PENGANTAR MODUL RISET TUJUAN Lulusan FKUI mampu menyelesaikan permasalahan kedokteran/ kesehatan dengan melakukan RISET atau PROBLEM SOLVING CYCLE: MENILAI HASIL SOLUSI MELAKSANAKAN RENCANA SOLUSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang identitas pasien, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan

Lebih terperinci

PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada Problem Oriented Medical Record merupakan suatu sistem yang memberikan cara dokumentasi menurut sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini yang paling dibutuhkan dalam dunia kesehatan adalah kerja sama tim antar sesama profesi kesehatan. Keselamatan dan kualitas pelayanan kesehatan bergantung

Lebih terperinci

Tabel 1. Jumlah Residen di RSCM Tahun 2014

Tabel 1. Jumlah Residen di RSCM Tahun 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) telah terakreditasi Internasional Join Commision Internasional (JCI) sejak tahun 2012. Saat ini rumah sakit ini bahkan telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak. memberikan intervensi kepada objek dan hanya mewawancarai.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak. memberikan intervensi kepada objek dan hanya mewawancarai. 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak memberikan intervensi kepada objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna serta menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

Pada sebuah penelitian potong lintang berbasis populasi peneliti ingin mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi.

Pada sebuah penelitian potong lintang berbasis populasi peneliti ingin mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi. Pada sebuah penelitian potong lintang berbasis populasi peneliti ingin mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi. Ternyata didapatkan hubungan dengan obesitas, merokok, dan aktifitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan VariabelTerikat Status Perkawinan Kejadian Malnutrisi Riwayat Penyakit Aktifitas Fisik Perilaku Merokok

Lebih terperinci

Artikel untuk Critical Appraisal:

Artikel untuk Critical Appraisal: Artikel untuk Critical Appraisal: 1. Arnetz JE, Hoglund AT, Arnetz BB et al. (2008). Development and evaluation of questionnaire for measuring patient views of involvement in myocardial infarction care.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Penyakit Dalam 4.2. Tempat dan waktu penelitian Ruang lingkup tempat : Instalasi Rekam Medik untuk pengambilan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non-eksperimental yang bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah katarak. Pada tahun 2013, prevalensi kebutaan di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. setelah katarak. Pada tahun 2013, prevalensi kebutaan di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glaukoma merupakan penyebab kebutaan terbanyak kedua di dunia setelah katarak. Pada tahun 2013, prevalensi kebutaan di Indonesia pada usia 55-64 tahun sebesar 1,1%,

Lebih terperinci

Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl : INDIKATOR DAN STANDART MUTU KLINIS. Ditetapkan Kepala Puskesmas Parigi IA SOLIHAT NIP:

Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl : INDIKATOR DAN STANDART MUTU KLINIS. Ditetapkan Kepala Puskesmas Parigi IA SOLIHAT NIP: Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl : INDIKATOR DAN STANDART MUTU KLINIS Ditetapkan Kepala Puskesmas Parigi IA SOLIHAT NIP: DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG SELATAN PUSKESMAS PARIGI JalanTrans Sulawesi BAB 9.1.1

Lebih terperinci

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen TEMU ILMIAH IPLBI 05 Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen Andrie I. Kartamihardja Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Apartemen merupakan salah satu

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Diperkirakan 17,5 juta orang meninggal dunia karena penyakit ini. Dan 7,4 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Mereka mengeluh, oleh karena sakit menjadi mahal. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Mereka mengeluh, oleh karena sakit menjadi mahal. Semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pembiayaan kesehatan, pada akhir akhir ini banyak dikeluhkan masyarakat. Mereka mengeluh, oleh karena sakit menjadi mahal. Semakin meningkatnya biaya pelayanan

Lebih terperinci

Menulis Latar Belakang

Menulis Latar Belakang Menulis Latar Belakang Deskripsi sesi: Dalam menyusun proposal penelitian, terlebih dahulu harus dijustifikasi alasan pemilihan topik penelitian. Audiens perlu diyakinkan bahwa topik yang akan diteliti

Lebih terperinci

Bermaksud membuktikan suatu hipotesa

Bermaksud membuktikan suatu hipotesa Perbedaan Penelitian Deskriptif dan Penelitian Analitik Penelitian Epidemiologi Diskriptif : Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan (who, where, when) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling sering dijumpai di seluruh dunia, di samping sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

06/03/2018 TUJUAN. Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif. Pertemuan 4 - Epidemiologi

06/03/2018 TUJUAN. Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif. Pertemuan 4 - Epidemiologi TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif Pertemuan 4 - Epidemiologi Adalah studi yang menggambarkan karakteristik & sebaran masalah kesehatan/ penyakit;

Lebih terperinci

Welcome back to Campus.. Blok 6B: Analisis dan komunikasi hasil penelitian

Welcome back to Campus.. Blok 6B: Analisis dan komunikasi hasil penelitian Welcome back to Campus.. Blok 6B: Analisis dan komunikasi hasil penelitian Tujuan pembelajaran Menganalisis data penelitian Uji hipotesis Analisis kualitatif Menulis tesis Menyajikan hasil penelitian Komponen

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) menyebutkan bila stroke merupakan penyebab kematian nomer satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga kesehatan yang bergerak di. bidang jasa pelayanan. Pelayanan yang dimaksud adalah keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga kesehatan yang bergerak di. bidang jasa pelayanan. Pelayanan yang dimaksud adalah keseluruhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rumah sakit merupakan suatu lembaga kesehatan yang bergerak di bidang jasa pelayanan. Pelayanan yang dimaksud adalah keseluruhan pelayanan meliputi pelayanan oleh dokter,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang meninggal pertahun akibat medication error. Medication error

BAB I PENDAHULUAN orang meninggal pertahun akibat medication error. Medication error BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang The Bussiness Case for Medication Safety memperkirakan sekitar 7.000 orang meninggal pertahun akibat medication error. Medication error adalah jenis medical error yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Dampak dari proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Dampak dari proses pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat, maka rumah sakit dituntut untuk melaksanakan pengelolaan program Keselamatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang. 25 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini adalah Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien di sarana

Lebih terperinci

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai tenaga medik, keperawatan, penunjang medik dan rujukan, pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya

Lebih terperinci

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan Medhiansyah P. Prawira Program Studi Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Berolahraga merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang berkembang dengan berbagai macam jenis, salah satunya ialah puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014

Lebih terperinci

Tujuan Belajar : Setelah mempelajari Materi ini, diharapkan Mahasiswa mampu : Pengampu :

Tujuan Belajar : Setelah mempelajari Materi ini, diharapkan Mahasiswa mampu : Pengampu : Tujuan Belajar : Setelah mempelajari Materi ini, diharapkan Mahasiswa mampu : 1. Memahami tentang Pengertian Rancangan Penelitian Deskriptif, 2. Memahami Langkah-2 Penelitian Deskriptif. 3. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Besar Sampel dan Teknik Sampling

Besar Sampel dan Teknik Sampling Besar Sampel dan Teknik Sampling Deskripsi sesi: Tidak setiap penelitian dapat dilakukan di tingkat populasi. Oleh karenanya dalam suatu penelitian, dilakukan penetapan besar sampel dan pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asma adalah penyakit saluran pernafasan obstruktif intermitten, reversible dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asma adalah penyakit saluran pernafasan obstruktif intermitten, reversible dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma adalah penyakit saluran pernafasan obstruktif intermitten, reversible dimana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimulus tertentu. Manifestasi

Lebih terperinci

Studi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan

Studi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan STUDI EKSPRIMENTAL/STUDI INTERVENSI Studi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan sengaja diberikan tindakan/intervensi tertentu dengan kelompok lain yang sama tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pelayanan kesehatan tidak terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Dampak perkembangan zaman dan pembangunan dewasa ini juga menjadi faktor peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi aktif pasien dalam pelayanan kesehatan telah diakui secara internasional sebagai kunci utama dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan demi

Lebih terperinci

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini

Lebih terperinci

Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi, FKH IPB

Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi, FKH IPB Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi, FKH IPB Merupakan satu di antara studi observasional analitik yang dirancang untuk melihat hubungan asosiasi. Desain ini dimulai dengan menetukan/menyeleksi populasi

Lebih terperinci

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura ISBN: 978-602-97552-1-2 Deskripsi halaman sampul : Gambar

Lebih terperinci

BIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI. Oleh: Hartini Sri Utami

BIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI. Oleh: Hartini Sri Utami BIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI Oleh: Hartini Sri Utami Definisi Bias adalah kesalahan sistematis dalam memilih subjek penelitian atau mengumpulkan data yang menyebabkan taksiran yang salah (incorrect estimates)

Lebih terperinci