BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Percaya Diri Definisi Rasa Percaya Diri Kepercayaan diri merupakan sebuah hal yang berkaitan dengan dunia Psikologi yang ada dalam diri manusia masing-masing untuk meyakini segala sesuatu tentang kemampuan yang dimiliki dirinya. Memiliki kepercayaan diri yang tinggi adalah hal yang dibutuhkan untuk dapat meraih sebuah kesuksesan dan citacita serta tujuan yang diinginkan dan ini merupakan aspek kepribadian yang sangat penting. Selalu tampil percaya diri, optimis dan berusaha dengan segala kemampuan akan mempermudah seorang individu untuk meraih kesuksesan yang diimpikan. Seseorang akan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan baik, kemampuan yang baik dan juga mental yang baik bila individu tersebut memiliki kepercayaan diri yang bagus. Branden dkk dalam Walgito (2000) mengatakan bahwa kepercayaan diri adalah kepercayaan seseorang pada kemampuan yang ada dalam dirinya, individu yang tidak memiliki kepercayaan diri dalam melakukan kegiatannya akan bertanya kepada orang lain apakah yang dikerjakan itu perlu apa tidak, benar atau tidak ia akan melakukan kegiatan itu. Jika seseorang mempunyai keyakinan bahwa apa yang dikerjakan itu benar sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya, maka hal tersebut akan di kerjakan tanpa meminta pertimbangan dari pihak lain. Orang yang 11

2 12 percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikir positif dan dapat menerimanya. Hasan dalam Iswidharmanjaya (2004) mengatakan, kepercayaan diri merupakan kepercayaan akan kemampuan yang dimiliki serta dapat memanfaatkannya secara tepatkonsep percaya diri pada dasarnya merupakan satu keyakinan untuk menjalani kehidupan, mempertimbangkan pilihan dan membuat keputusan sendiri pada diri sendiri bahwa ia mampu untuk melakukan sesuatu, artinya keyakinan dan percaya diri hanya timbul pada saat seseorang mengerjakan sesuatu yang memang mampu dilakukannya. Tidak jauh berbeda dengan teori sebelumnya, disebutkan oleh Rini (2002) bahwa kepercayaan diri adalah sikap positif individu yang memampukan dirinya untuk penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Dalam hal ini rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi yakni mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi, serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Menurut Jacinta dalam Rini (2002:1), pengertian kepercayaan diri adalah : Sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias sakti. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu, dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistic terhadap diri sendiri.

3 13 Thantaway dalam kamus bimbingan dan konseling (2005:87) mengatakan percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif serta kurang percaya pada kemampuannya sehingga ia sering menutup diri. Merujuk pada pemahaman ini maka jelas seseorang yang mempunyai rasa percaya diri tentu bisa membuat dirinya menjadi lebih baik dibandingkan dengan orang yang kurang percaya diri. Betapa pentingnya rasa percaya diri ini dapat merubah kehidupan secara terus menurus dan hal ini selalu berkaitan dengan berbagai sisi kehidupan manusia. Surya (2007:2) mengatakan bahwa kepercayaan diri adalah suatu keyakinan bahwasanya akan berhasil dan mempunyai kemauan yang keras didalam berusaha serta menyadari dan mencari nilai lebih atas potensi yang dimilkinya tanpa harus mendengarkan suara-suara sumbang yang dapat melemahkan dirinya sehingga nantinya dapat membuat perencanaan dengan matang. Apabila telah terbentuknya rasa percaya diri dalam diri seseorang, semua kegiatan yang di lakukannya akan selalu di persiapkan dan di pikirkan dengan baik dan terencana. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hakim (2002:6) bahwa kepercayaan diri dapat di artikan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kebutuhan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Pada dasarnya seseorang merasa puas pada dirinya sendiri hanya pada saat melakukan satu kegiatan, pekerjaan atau menyalurkan kemampuannya. Banyak hal yang dapat dilakukan dan banyak juga kemampuan yang dapat dikuasai seseorang

4 14 dalam hidupnya, tetapi jika hanya percaya diri pada hal-hal tersebut maka seseorang tidak akan pernah menjadi orang yang benar-benar percaya diri. Hal ini karena orang tersebut hanya akan mempercayai diri terhadap hal-hal yang berkaitan dengan apa yang dilakukan dan beberapa keterampilan tertentu saja yang dikuasai, namun tidak akan merasa percaya diri dengan melakukan kemampuan lain yang kurang dikuasainya. Meninjau lebih mendalam dari konsep dasar percaya diri ini adalah kepercayaan diri di peroleh dari pengalaman hidup dan berhubungan dengan kemampuan melakukan sesuatu dengan baik. Dengan kepercayaan diri yang baik seseorang akan dapat mengaktualisasikan potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Angelis dalam Suhardika (2011) menjelaskan bahwa dalam mengembangkan percaya diri terdapat tiga aspek yaitu : Tingkah laku, Emosi dan Spiritual yang masing-masing aspek tersebut memilki indikator seperti: melakukan maksimal, mendapat bantuan dari orang lain, mampu menghadapi segala kendala, memahami perasaan sendiri, mengungkapkan perasaan sendiri, memperoleh kasih sayang, perhatian disaat mengalami kesulitan, memahami manfaat apa yang dapat disumbangkan kepada orang lain, memahami bahwa alam semesta adalah sebuah misteri, meyakini takdir Tuhan dan mengangungkan Tuhan. Dari penjelasan ini dapat di makna bahwa percaya diri adalah keyakinan pada diri sendiri baik itu tingkah laku, emosi, dan kerohanian yang bersumber dari hati nurani untuk mampu melakukan segala sesuatu sesuai dengan kemampuannya untuk memenuhi kehidupan hidup agar hidup lebih bermakna. Pengertian percaya diri menurut Lautser (2012:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan tindakannya tidak terlalu

5 15 cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal sesuai dengan keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Aspek-aspek kepercayaan diri menurut Lautser dalam Ghufron dan Rini (2010:35) adalah sebagai berikut : 1. Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa dia bersungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya. 2. Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemauan. 3. Objektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. 4. Bertanggung jawab yaitu seseorang yang bersedia menanggung segala sesuatu yang menjadi konsekuensinya. 5. Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap satu masalah, suatu hal, suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal sesuai dengan kenyataan. Berdasarkan beberapa pengertian dan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepercayaan diri adalah suatu sikap atau perasaan yakin pada kemampuan diri sendiri yang timbul karena adanya sikap positif terhadap kemampuannya sehingga tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain dan tidak membutuhkan dukungan orang lain. Kepercayaan diri adalah bagian dari alam bawah sadar dan tidak terpengaruh oleh argumen rasional. ia adalah suatu

6 16 bagian dari kehidupan yang unik dan berharga yang terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat emosional dan perasaan. Maka untuk membangun percaya diperlukan suatu hal yang sama yaitu : emosi, perasaan, dan imajinasi. Emosi, perasaan dan imajinasi yang positif akan meningkatkan rasa percaya diri, namun sebaliknya emosi, perasaan dan imajinasi yang negatif akan menurunkan rasa percaya diri. Banyak orang yang ingin memiliki kemampuan untuk selalu tampil percaya diri dengan baik. Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan rasa diri karena dengan memiliki kepercayaan diri yang baik, maka banyak manfaat yang didapat dan dirasakan Ciri Ciri Percaya Diri Menurut Lautser dalam Ghufron dan Rini (2010) ciri ciri orang yang percaya diri adalah percaya akan kemampuan sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki rasa positif terhadap diri sendiri dan berani mengungkapkan pendapat. Selain itu disebutkan bahwa orang yang percaya diri tidak pernah merisaukan diri untuk memberikan kesan yang menyenangkan di mata orang lain dan tidak ragu pada diri sendiri. Di percaya bahwa seorang yang percaya diri memiliki kemerdekaan psikologis yaitu kebebasan mengarahkan pilihan dan mencurahkan tenaga, berdasarkan kemampuan dirinya untuk melakukan hal-hal yang produktif sehingga orang yang percaya diri biasanya lebih menyukai pengalaman baru, pekerjaan yang efektif dan bertanggung jawab sehingga tugas yang dibebankan selesai dengan tuntas. Dalam menyesaikan diri dengan lingkungan yang baru, biasanya orang yang percaya diri akan lebih mudah berbaur dan beradaptasi dibandingkan yang tidak karena mereka memiliki pegangan yang

7 17 kuat, mampu mengembangkan motivasi, serta penuh keyakinan terhadap peran yang dijalaninya. Adapun teori Lauster dalam Ghufron dan Rini (2010) mengemukakan ciri-ciri orang yang memiliki rasa percaya diri yaitu : a. Percaya pada kemampuan sendiri yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut. b. Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan yaitu dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan mampu untuk meyakini tindakan yang diambil. c. Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri yaitu adanya penilaian yang baik dari dalam diri sendiri, baik dari pandangan maupun tindakan yang di lakukan yang menimbulkan rasa positif terhadap diri dan masa depannya. d. Berani mengungkapkan pendapat. Adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang dapat menghambat pengungkapan tersebut Pembentukan Rasa Percaya Diri Rasa percaya diri bukan merupakan sifat yang diturunkan melainkan diperoleh dari pergaulan hidup, serta dapat diajarkan dan ditanamkan melalui pendidikan. Sehingga upaya upaya tertentu dapat dilakukan guna

8 18 membentuk dan meningkatkan rasa percaya diri, dengan demikian rasa percaya diri terbentuk dan berkembang melalui proses belajar dalam interaksi seseorang dengan lingkungannya Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri yang lain menurut Angelis dalam Suhardita (2011) adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan pribadi : Rasa percaya diri hanya timbul pada saat seseorang mengerjakan sesuatu yang memang mampu dilakukan. 2. Keberhasilan seseorang : Keberhasilan seseorang ketika mendapatkan apa yang selama ini diharapkan dan dicita-citakan akan memperkuat timbulnya rasa percaya diri. 3. Keinginan : Ketika seseorang menghendaki sesuatu maka orang tersebut akan belajar dari kesalahan yang telah diperbuat untuk mendapatkannya. 4. Tekat yang kuat : Rasa percaya diri yang datang ketika seseorang memiliki tekat yang kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kepercayaan diri. Kepercayaan diri sangat tergantung kepada konsep diri. Konsep diri berasal dan berkembang sejalan pertumbuhannya, terutama akibat dari hubungan individu dengan orang lain. Yang dimaksud dengan orang lain menurut Calhoun dan Acocella dalam Ghufron (2010) adalah orang tua, kawan sebaya, dan masyarakat.

9 19 a. Orang tua Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal yang dialami oleh seseorang dan yang paling kuat. Informasi yang diberikan orang tua kepada anaknya lebih dipercaya dari pada informasi yang diberikan oleh orang lain dan berlangsung hingga dewasa. Anak-anak tidak memiliki orang tua, disia-siakan oleh orang tua akan memperoleh kesukaran dalaam mendapatkan informasi tentang dirinya sehingga hal ini akan menjadi penyebab utama anak berkonsep diri negatif. Orang tua yang menciptakan kehidupan beragama, suasana yang hangat, saling menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai kasih sayang dan rasa saling percaya akan memungkinkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara seimbang dan membentuk konsep diri anak yang positif. Orang tua yang selalu mengekang, over protektif dan kaku akan memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan konsep diri remaja. b. Kawan sebaya Kawan sebaya menempati posisi kedua setelah orang tua dalam mempengaruhi konsep diri. Peran yang diukur dalam kelompok sebaya sangat berpengaruh terhadap pandangan individu mengenai dirinya sendiri. Remaja akan berusaha untuk dapat menyesuaikan dan menyatu dengan kelompok agar mereka dapat diterima oleh kelompoknya. Meskipun standar yang ditetapkan oleh kelompok kadang-kadang tidak sesuai dengan pribadi remaja itu sendiri. Jika anggota kelompok menunjukkan perilaku positif maka dapat diasumsikan perilaku tersebut akan mempengaruhi anggota lain.

10 20 c. Masyarakat Masyarakat sangat mementingkan fakta-fakta yang ada pada seorang anak, siapa bapaknya, ras dan lain-lain sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap konsep diri yang dimiliki oleh seorang individu. Sikap lingkungan yang membuat seseorang takut untuk mencoba, takut untuk berbuat salah, semua harus seperti yang sudah ditentukan. Karena ada rasa takut dimarahi, seseorang jadi malas untuk melakukan hal-hal yang berbeda dari orang kebanyakan, tetapi jika lingkungan memberikan kesempatan dan mendukung hal positif remaja sesuai tugas perkembangannya maka remaja akan mempunyai pandangan yang positif terhadap kemampuannya. Perkembangan rasa percaya diri menurut Ghufron dan Rini (2010) dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yaitu : a. Faktor internal adalah pola pikir individu. Setiap individu mengalami berbagai masalah kejadian, seperti bertemu orang baru dan lain sebagainya. Reaksi individu terhadap seseorang ataupun sebuah peristiwa amat berpengaruh cara berfikirnya. Individu yang rasa percaya dirinya lemah cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif, tetapi individu yang selalu dibekali dengan pandangan yang positif baik terhadap orang lain maupun dirinya akan mempunyai harga diri dan kepercayan diri yang tinggi. b. Faktor Eksternal adalah pola asuh dan interaksi di usia dini. Pola asuh dan interaksi di usia dini merupakan faktor yang amat mendasar bagi pembentukan rasa percaya diri. Sikap orang tua akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. Orang tua yang menunjukkan perhatian,

11 21 penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kedekatan emosional yang tulus dengan anak akan membangkitkan rasa percaya diri pada anak tersebut. Anak akan merasa bahwa dirinya berharga dan bernilai di mata orang tuanya meskipun melakukan kesalahan. Berdasarkan sikap orang tua, anak tersebut melihat bahwa dirinya tetaplah dihargai dan dikasihi. Anak tersebut dikemudian hari akan tumbuh menjadi individu yang mampu menilai positif dirinya dan mempunyai harapan yang realistik terhadap diri seperti orang tuanya meletakkan harapan realistis terhadap dirinya. Menurut Lautser dalam Ghufron dan Rini (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhnya rasa percaya diri meliputi : a. Faktor Internal, yang terdiri dari : 1. Konsep diri 2. Harga diri 3. Kondisi fisik 4. Pengalaman hidup b. Faktor Eksternal, meliputi : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Lingkungan. Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri ada tiga, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kemampuan yang dimiliki individu dalam mengerjakan sesuatu yang mampu dilakukannya, keberhasilan individu untuk mendapatkan sesuatu yang

12 22 mampu dilakukan dan dicita-citakan, keinginan dan tekat yang kuat untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan hingga terwujud. Sedangkan dalam faktor eksternal yaitu lingkungan tempat seseoarang tumbuh dan berkembang baik yang diterima secara formal (sekolah, kampus) ataupun informal (pergaulan, lingkungan sosial) Meningkatkan Rasa Percaya Diri Mahasiswa sebagai remaja dibutuhkan diberikan asuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri. Mc Murray (2003) menjelaskan bahwa tujuan pembinaan remaja adalah sehat fisik, matangnya mental/emosional, gaya hidup yang sehat dan minimalnya perilaku beresiko. Dikatakan lebih lanjut salah satu strategi yang penting dalam meningkatkan kesehatan remaja dalam masa perkembangan adalah dengan meningkatkan ketrampilan personal melalui pendidikan psikologi tentang kepercayaan diri yaitu keyakinan diri tentang kemampuan diri sendiri. Santrock dalam Mc Murray (2003) menyebutkan ada empat cara meningkatkan rasa percaya diri remaja yaitu : a. Mengidentifikasi penyebab kurang percaya diri dan identifikasi domain-domain kompetensi diri yang penting. Remaja memiliki tingkat rasa percaya yang tinggi ketika mereka berhasil di dalam domain-domain kompetensi yang penting, maka dari itu remaja harus didukung untuk mengidentifikasi dan menghargai kompetensi-kompetensi mereka.

13 23 b. Memberi dukungan emosional dan penerimaan sosial. Dukungan emosional dan persetujuan sosial dalam bentuk konfirmasi dari orang lain merupakan pengaruh bagi rasa percaya diri remaja, seperti orang tua, guru, teman sebaya, dan keluarga. c. Prestasi Dengan membuat prestasi melalui tugas-tugas yang telah diberikan secara berulang-ulang d. Mengatasi masalah. Menghadapi masalah dan selalu berusaha untuk mengatasinya. Perilaku ini menghasilkan suatu evaluasi diri yang menyenangkan yang dapat mendorong terjadinya persetujuan terhadap dirinya sendiri yang bisa meningkatkan rasa percaya diri Kosmetik Definisi Kosmetik Kata kosmetik pada awalnya berasal dari kata Yunani kosmetikos yang Mempunyai arti keterampilan menghias atau mengatur. Pengertian kosmetik dalam Peraturan Menkes RI no di jelaskan sebagai berikut : Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, melindungi supaya tetap keadaan baik memperbaiki bau badan tetapi tidak dimasukkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. Badan pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (2011) mengartikan kosmetik sebagai bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk

14 24 digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau menjaga dan memelihara tubuh pada kondisi baik. Kosmetik dewasa ini lebih di kenal sebagai suatu zat perawatan yang digunakan untuk meningkatkan penampilan. Kosmetik yang dipercaya dapat mempercantik, membersihkan dan menambah daya tarik bagi penggunanya ini memiliki beragam jenis, meliputi krim perawatan kulit, lotion, bedak, parfum, lipstiks, kuteks, perias muka dan mata, minyak rambut, kontak lensa berwarna dan lain sebagainya dan penggunaan kosmetik, khususnya di bagian muka dan mata, disebut dengan riasan, dandanan atau makeup. Pada umumnya perusahaan kosmetik memimisahkan produk kosmetik menjadi dua jenis, yakni kosmetik yang diperuntukkan untuk perawatan dan kosmetik yang fungsinya untuk riasan atau polesan wajah (makeup). Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kosmetik merupakan bahan-bahan yang digunakan untuk mempercantik diri, menambah daya tarik, menutupi kekurangan diri yang digunakan pada luar tubuh manusia Definisi Pengunaan Kosmetik Saat ini sudah merupakan hal yang wajar jika melihat seseorang wanita menggunakan kosmetik agar terlihat tampil gaya dan menarik terutama kosmetik yang digunakan diwajah baik pada pagi, siang ataupun malam hari dan secara garis besar klasifikasi dari kosmetik menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.220/Men Kes/Per/IX/2006.ini adalah :

15 25 1. Kosmetik rias, umumnya digunakan sebagai riasan untuk area wajah misalnya bedak, lipstick, pensil alis, perona pipi, perona mata, celak mata, dan maskara. 2. Kosmetik perawatan meliputi produk yang digunakan untuk merawat tubuh, termasuk krim kulit, losion untuk tangan dan tubuh, deodorant dan parfum. Mengingat bahwa penggunaan kosmetik sudah menjadi hal yang wajar dan bahkan untuk beberapa wanita merupakan hal yang sangat penting maka sangat diperlukan untuk lebih memperhatikan jenis dari bahan kosmetik yang digunakannya karena banyak wanita yang tidak menyadari atau tidak mengetahui efek samping kosmetik yang digunakan secara terus menerus yang lama kelaman akan berdampak buruk bagi kesehatan kulitnya Aspek Penggunaan Kosmetik Pada sebagian orang di jaman sekarang ini sudah tidak dapat lagi dipisahkan dengan produk-produk kosmetik, contohnya adalah produk pembersih dan perawatan tubuh serta produk kecantikan lain. Produk- produk tersebut digunakan oleh konsumen bayi hingga dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, kosmetik saat ini menjadi sama seperti kebutuhan primer lainnya, sebagai barang penting bagi para penggunanya dan digunakan di segala usia dan jenis kelamin. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.220/Men Kes/Per/IX/2006. Kosmetik ini sendiri dapat didapat dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu : 1. Menurut penggolongan sifat dan cara pembuatannya terbagi menjadi :

16 26 1) Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern. 2) Kosmetik Tradisional : a) Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun. b) Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama. c) Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benarbenar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional. 2. Penggolongan Menurut Penggunaanya pada Kulit 1) Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics). Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit, termasuk didalamnya: a) Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser) contoh; sabun, cleansing cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener). b) Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizring cream, night cream, anti wrinkle cream. c) Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen foundation, sun block cream/lotion. d) Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver). 2) Kosmetik riasan (dekoratif atau makeup). Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan

17 27 penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan zat pewangi sangat besar. Sedangkan secara umum untuk jenis produk dan alat kosmetik dikelompokkan kedalam beberapa kelompok yaitu : a. Analisa Jenis Kulit (skin analysis) Merupakan kategori yang menjelaskan tentang jenis kulit (kulit berminyak, kering, dan sebagainya) yang nantinya merupakan dasar dalam menentukaan pemilihan formula kosmetik. b. Perawatan Kulit Dasar (skincare basic) Membahasa tentang 5 jenis produk perawatan kulit dasar : pembersih wajah, pelembab, tabir surya dan masker. c. Wajah (Face) Kategori yang menjelaskan tentang 6 jenis produk kosmetik yang diaplikasikan pada wajah : primer, alas bedak (foundation), concealer, perona pipi (blusher), bedak dan contouring product. d. Mata (Eyes) Kategori yang menjelaskan tentang 4 jenis produk kosmetik yang diaplikasikan pada area mata : eyebrow pencil, mascara, eye shadow dan eye liner. e. Bibir (Lips)

18 28 Kategori yang menjelaskan tentang 4 jenis produk kosmetik yang diaplikasikan pada bibir yaitu : lipstick, lipgloss, lipstain dan lipbalm. f. Alat Pelengkap (Tools) Kategori yang menjelaskan tentang alat-alat yang biasa digunakan untuk mengaplikasikan makeup. Dibagi menjadi 4 jenis alat : brush, lash curler, puff dan tweezer. Sebagian wanita khususnya pada usia remaja menengah dan di usia memasuki masa kuliah, penggunaan kosmetik sudah menjadi perhatian penting dari berbagai perawatan kulit dan bagaimana mereka dapat merasakannya ketika mereka dapat menutupi kekurangan atau kecacatan dari bagian tubuh dan kulit dari kosmetik yang mereka gunakan. Kekurangan di kulit dapat mengakibatkan timbulnya rasa malu, merasa terhina ataupun berbagai pengalaman pikiran negatif tentang tubuhnya yang dapat mengurangi rasa percaya diri (Cash dan Pruzinsky, 2002). Penggunaan kosmetik foundation dan concealer seperti dapat membantu wanita untuk menutupi kekurangan ataupun cacat di bagian wajah. Penggunaan kosmetik di wajah dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dalam berpenampilan bahkan membuat lebih yakin di seluruh tubuh. Berdasarkan jurnal Cash dan Pruzinsky dalam Korichi et al (2008) berjudul Why women use makeup : Implication of psychological traits in makeup function menyebutkan, rangsangan positif yang timbul dari perasaan wanita pengguna kosmetik ini sering kali dapat juga berdampak adanya perasaan senang secara psikologis dan adanya hubungan antara kebiasaan wanita pengguna kosmetik dengan kebutuhan mereka secara psikologis. Kosmetik yang merupakan simbol kewanitaan yang dapat mengandung

19 29 banyak arti di setiap wanita dan juga dapat menggambarkan kepribadian penggunanya dapat menstimulus rasa tertentu, seperti contohnya : sentuhan tertentu (mencakup dari sensasi yang dirasakan pada bagian permukaan kulit luar), aroma (keharuman dan bau tertentu yang di keluarkan dari bahan kosmetik yang di aplikasikan ke kulit) dan rupa tertentu (meliputi terjadinya proses dari awal pengaplikasian kosmetik sampai dengan hasil yang terlihat cantik). Kosmetik yang terbuat dalam berbagai bentuk produk, ragam dan rupa ini dapat diartikan sebagai satu simbol kewanitaan yang dapat berarti banyak makna disetiap penggunanya. Banyak wanita yang memakai jenis kosmetik secara rutin ataupun tidak dalam berbagai jenis kesempatan tergantung dari kegiatan apa yang akan dilakukannya disepanjang kegiatan sehari-harinya dan tidak menutup kemungkinan kadang wanita akan terlihat beda dalam berpenampilan dan menggunakan kosmetik pada pagi, siang atapun malam hari jika ada satu aktivitas yang dilakukannya. Menurut penelitian dalam thesis yang berjudul The Beauty Industry s On Women In Society by Britton (2012), dapat di simpulkan untuk aspek penggunaan kosmetik dibagi menjadi : A. Frekuensi penggunaan kosmetik yang terdiri dari : 1. Waktu Penggunaannya : pagi, siang dan malam 2. Kesempatan (Occasion) penggunaan kosmetik, meliputi penggunaan untuk ke kantor, kuliah atapun acara khusus. B. Intensitas penggunaan kosmetik, mencakup pada : 1. Tingkatan kosmetik yang di gunakan, yaitu :

20 30 1) Penggunaan kosmetik lengkap ( full cosmetic). Penggunaan kosmetik (termasuk makeup) pada umumnya akan mencakup dan mengaplikasikan produk kosmetik ke seluruh tubuh, dari penggunaan riasan wajah secara full, meliputi penggunaan face lotion, foundation, face powder, concealer, face shading, eye shadow, mascara, eye liner, eye shadow, eyebrow pencil, under eye liner, artificial lashes, lipstick, lip gloss, blush, contour pencil serta penggunaan krim tubuh yang berfungsi untuk merawat dan melembabkan tubuh, seperti : hand cream, body lotion serta parfume. 2) Penggunaan kosmetik sederhana (light cosmetic). Light cosmetic biasanya digunakan oleh wanita yang menekankan kesederhanaan dalam berpenampilan. Produk yang dibutuhkan pun lebih praktis dibandingkan dengan para pengguna full kosmetik. kosmetik yang digunakan pun biasaya hanya terdiri dari face lotion, face powder, lipstick dan body lotion. 2. Alasan penggunaan kosmetik: 1) Menyamarkan (camouflage) 2) Menonjolkan (seduction) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Kosmetik.

21 31 Beberapa asumsi yang berpendapat bahwa daya tarik wanita bisa didapatkan dengan menggunkan kosmetik untuk memperbaiki penampilan mereka, semakin banyak wanita yang berlomba-lomba untuk selalu berusaha meningkatkan penampilan mereka dengan penggunaan kosmetik. Namun adapun faktor lain secara lebih detail yang dapat mempengaruhi penggunaan kosmetik menurut Syarief (2013) ini adalah : a. Para wanita mempunyai banyak masalah kulit. Dalam memasuki usia remaja melewati fase biologis yang berpengaruh pada faktor hormonal, diantaranya berakibat pada berubahnya karakter kulit. Pengaruh proses pertumbuhan tubuh secara hormonal umumnya dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada kulit dan tubuh wanita. b. Kecantikan yang dipercaya dapat meningkatkan rasa percaya diri sehingga dapat memberikan akses kepada mereka untuk dapat lebih berani mengekspresikan potensi mereka dalam mencapai prestasi. Dengan adanya tingkat percaya diri yang memadai seseorang dapat selalu merasa optimis dengan apapun yang dilakukan dan hal yang dingin di capai. Hal ini tentu saja terkadang faktor penampilan yang menunjang tidak dapat dilepaskan dari dapat tumbuh dan meningkatnya rasa percaya diri seseorang. c. Pada usia tertentu (menjelang dewasa awal) para wanita sudah mulai mengenal kehidupan romantika atau dengan kata lain mencari solusi bagaimana cara untuk menarik perhatian lawan jenis.

22 32 Dalam tahap perkembangan memasuki masa dewasa awal, umumnya wanita telah mulai mengenal dan ingin mengetahui bagaimana cara untuk dapat menarik perhatian dari seorang yang dapat membuatnya lebih merasa cantik, menghargai dirinya sendiri bahkan memiliki pemikiran untuk dapat mendapatkan pasangan hidup demi masa depannya. d. Untuk tampil cantik, memerlukan biaya perawatan yang mahal, sedangkan secara financial mereka masih sangat bergantung pada orang tua. Mereka membeli kosmetik murah namun tidak memperhatikan kualitas. Demi keinginan untuk selalu dapat membaiki penampilan, menonjolkan kelebihan, menutupi kekurangan dan tampil secara sempurna, tidak sedikit wanita rela untuk bisa mendapatkan berbagai kosmetik yang dipercaya dapat dengan cepat mengubah dan membantu apa yang diinginkannya. e. Adanya keinginan menjadi sempurna seperti idola mereka. Memasuki usia remaja umumnya wanita mulai memiliki seseorang yang menjadi idola mereka. Seorang idola di pandang sebagai seorang yang sempurna dan menjadi panutan dalam mereka bersikap ataupun berpenampilan, maka tidak sedikit remaja berlomba-lomba memperbaiki penampilan mereka dan berbagai usaha di lakukan seperti penggunan make up dan perwatan tubuh Hubungan antara Penggunaan Kosmetik dengan Rasa Percaya Diri pada Wanita Wanita adalah mahluk hidup yang selalu ingin menjadi pusat perhatian bagi sekelilingnya. Seorang wanita selalu ingin tampil cantik dan selalu mempercantik

23 33 diri. Banyak sekali wanita yang rela meluangkan waktu dan biaya yang sangat besar untuk membuat dirinya menjadi lebih cantik. Motivasi wanita memakai kosmetik, pada umumnya di sebabkan oleh adanya alasan ingin tampil baik dan dapat diterima di lingkungannya serta adanya keinginan untuk dihargai orang lain adanya pemuasan kebutuhan internal dengan adanya perasaan sudah merawat diri dengan baik. Gejala mempercantik diri dengan menggunakan kosmetik ini sebenarnya sudah berlangsung lama dan jika di amati secara kejiwaan adalah salah satu bentuk erosi dari kepercayaan diri Penelitian yang Relevan Pemakaian kosmetik merupakan suatu hal yang dapat dilakukan dalam waktu yang singkat yang dapat merubah penampilan dan rasa percaya diri dalam waktu tertentu. Waktu yang singkat ini dimaksudkan bahwa pemakaian kosmetik dapat memperbaiki penampilan lebih cepat namun dan tidak sessulit di bandingkan merubah penampilan dengan cara melakukan diet ataupun latihan pembentukkan tubuh tertentu. Menurut Rich dan Cash (2002) dalam Korichi et al (2008), pada beberapa tingkat sosial khususnya pada remaja dan wanita dewasa sering mengalami ketidakpuasan terhadap penampilan di tubuh mereka, oleh sebab itu wanita tersebut menutupi bagian-bagian tubuh yang mereka tidak sukai dengan cara menonjolkan bagian tubuh yang mereka sukai dan penggunaan kosmetik dan make up merupakan hal yang sangat memungkinkan dapat melakukan itu. Dengan penggunaan make up wanita akan dapat merubah penampilan pribadi mereka yang dapat menghasilkan dan meningkatkan rasa percaya diri mereka.

24 34 Thomas Cash melakukan penelitian awal tentang pengaruh kosmetik terhadap rasa percaya diri, dengan studi Effects of Cosmetics Use Physical Attractiveness and Body Image American College Women, dalam jurnal yang ditulis oleh Ann Marie Britton (2012) The Beauty Industry s On Women In Society. Hasil penelitian menunjukkan individu sering aktif mengontrol dan memodifikasi penampilan fisik mereka dan estetika fisik untuk menemukan situasi dalam jangka waktu yang relatif singkat. Menurut Cash, Dawson & Davis (2006:249) make up digunakan secara berbeda dalam situasi yang berbeda karena membuat wanita merasa lebih percaya diri, ide ini telah menjadi tema untuk banyak studi lain yang dilakukan pada penggunaan kosmetik. Untuk lebih mendukung gagasan makeup yang digunakan dalam semua jenis situasi untuk meningkatkan citra diri, studi khusus dilakukan dengan cara mengambil foto dengan dan tanpa make up dan kemudian peringkat daya tarik mereka dinilai berdasarkan foto-foto ini. Hasil penelitian ini menegaskan singkatnya, penelitian ini ditemukan bahwa perempuan dan rekan-rekan mereka memandang perempuan sebagai bagian yang lebih menarik dengan riasan daripada tanpa riasan. Para perempuan itu sendiri merasa bahwa mereka lebih menarik secara fisik dengan makeup, dan sering berlebihan daya tarik mereka dengan riasan, dibandingkan daya tarik mereka tanpa riasan. Meski tidak terbukti oleh penelitian ini, terlalu sementara memakai kosmetik sangat mungkin dapat menyebabkan rasa percaya diri dan meningkatkan citra diri. Selanjutnya temuan dari penelitian Cash, et al. (2006:494) adalah bahwa "sebagian besar perempuan yakin dapat mempercantik diri dengan menggunakan

25 35 kosmetik dan cenderung memakainya setiap hari "Ini merupakan realisasi penting, terutama untuk industri kecantikan dan pemasaran produk dalam industri. Penelitian lain yang variabel yang dapat meningkatkan rasa percaya diri adalah, Khabib Fakhrudin (2011), dengan judul Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Rasa Percaya Diri Pelanggan Sabun Mandi Nuvo di Sidoarjo, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, Ekuitas merek berpengaruh positif terhadap rasa percaya diri pelanggan dapat diterima. Rachman (2010), dengan judul Hubungan Tingkat rasa percaya diri dengan hasil belajar, Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian koefisien korelasi antara tingkat rasa percaya diri siswa dengan hasil belajar sis signifikan, artinya hasil koefisien korelasi dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku untuk sampel Kerangka Berfikir Berdasarkan uraian kajian pustaka dan penelitian terdahulu yang relevan di atas, dapat digambarkan hubungan penggunaan kosmetik dengan rasa percaya diri pada gambar kerangka berpikir di bawah ini: Penggunaan Kosmetik Rasa Percaya Diri Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

26 36 Pada Gambar di atas dapat dijelaskan arah panah merupakan hubungan antara dua variabel yaitu variabel penggunaan kosmetik mempengaruhi variabel rasa percaya diri. Kecantikan bagi wanita adalah identitas. Kecantikan merupakan sesuatu yang membuat wanita berbeda dengan laki-laki. Jonest (2011) mengungkapkan bahwa kebanyakan orang terobsesi dengan kecantikan dari luar (outward beauty), sampai-sampai mereka melupakan kecantikan dari dalam (inner beauty), akan tetapi sangat memungkinkan bahwa kecantikan dari luar yang pada umumnya di dapatkan dari hasil pemakaian kosmetik merupakan cerminan hasrat seseorang untuk mengekspresikan kecantikan dari dalam dirinya dan menurutnya elemen yang paling penting dari kecantikan yang sesungguhnya adalah kepercayaan diri. Kepercayaan diri sendiri dapat ditimbulkan salah satunya dengan menonjolkan penampilan dari luar atau outward beauty Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah, Ada hubungan antara penggunaan kosmetik dengan rasa percaya diri pada wanita.

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Kosmetik Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun perempuan, sejak lahir. Produk-produk itu dipakai secara berulang setiap hari dan di seluruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab hasil penelitian dan pembahasan merupakan hasil analisis terhadap data primer yang telah dikumpulkan melalui kuesioner dan sudah diisi oleh responden. Sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap individu memimpikan untuk memiliki fisik yang sempurna, baik laki-laki maupun perempuan. Kesempurnaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri pada dasarnya adalah kemampuan dasar untuk dapat menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) menyatakan bahwa kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan produk kosmetik lebih banyak yang berasal dari alam. Tetapi dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan produk kosmetik lebih banyak yang berasal dari alam. Tetapi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari zaman dahulu sampai sekarang, kosmetik dibutuhkan oleh semua orang untuk menunjang penampilan, terutama oleh kaum wanita. Tetapi kosmetik pada zaman sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga

BAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga bagi setiap wanita. Tata rias wajah atau make-up sehari - hari merupakan suatu seni yang

Lebih terperinci

Laboratorium Farmasetika

Laboratorium Farmasetika KOSMETIKA OSMETIKA: PENDAHULUAN ANATOMI K KULIT & RAMBUT 10/4 4/2012 1 Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed @Dhadhang_WK PENGERTIAN KOSMETIKA KOSMETIKA = Berasal dari bahasa yunani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu yang beranekaragam mendorong banyak orang mendirikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu yang beranekaragam mendorong banyak orang mendirikan tempat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya berupaya memenuhi kebutuhan dari mulai kebutuhan primer, sekunder hingga tersier. Perkembangan kebutuhan dari setiap individu yang beranekaragam

Lebih terperinci

KOSMETOLOGI. = Berasal dari bahasa yunani Cosmein = berias

KOSMETOLOGI. = Berasal dari bahasa yunani Cosmein = berias MATA KULIAH KOSMETOLOGI (PENANGGUNG JAWAB: DRA, JUANITA T, APT) KOSMETOLOGI KOSMETIKA LOGOS = Berasal dari bahasa yunani Cosmein = berias = Ilmu Menurut PERMENKES N0.220 THN 1976 : KOSMETIKA adalah: Bahan/campuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari China yang masuk ke Indonesia antara lain seperti, industri makanan, industri

BAB I PENDAHULUAN. dari China yang masuk ke Indonesia antara lain seperti, industri makanan, industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di zaman Globalisasi saat ini, banyak produk-produk buatan dari China yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Berbagai macam industri-industri dari China

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya

BAB II LANDASAN TEORI. keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri Menurut Lauster (2012) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan produk kosmetik memberi peluang bisnis bagi para produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu dari produk lokal

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP MEMBENTUK ALIS MATA Alis adalah bagian penting dari tata rias wajah. Bentuk alis yang tepat akan membuat mata lebih indah dan segar. Fungsi Eyebrow Liner : 1.Mempertegas alis dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan Diri. 1. Pengertian Kepercayaan diri merupakan sebagai suatu sikap atau perasaan yakin akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan Diri. 1. Pengertian Kepercayaan diri merupakan sebagai suatu sikap atau perasaan yakin akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri 1. Pengertian Kepercayaan diri merupakan sebagai suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga seseorang tidak terpengaruh oleh orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena pengaruh hormonal. Perubahan fisik yang terjadi ini tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena pengaruh hormonal. Perubahan fisik yang terjadi ini tentu saja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan fisik terjadi saat seorang individu mencapai usia remaja, dimana seorang remaja akan mengalami masa perubahan atau masa transisi dari anak-anak menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berabad abad yang lalu. Pada abad ke 19, pemakaian kosmetik mulai. besaran pada abad ke 20 (Tranggono, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berabad abad yang lalu. Pada abad ke 19, pemakaian kosmetik mulai. besaran pada abad ke 20 (Tranggono, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kosmetik 1. Pengertian Kosmetik Menurut Wall dan Jellinenk, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad abad yang lalu. Pada abad ke 19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional (Undang Undang RI No. 20, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional (Undang Undang RI No. 20, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa, karena pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang dapat mewujudkan

Lebih terperinci

MENGATUR PENGELUARAN UNTUK KECANTIKAN

MENGATUR PENGELUARAN UNTUK KECANTIKAN MENGATUR PENGELUARAN UNTUK KECANTIKAN Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 786/XVI Ria (31), seorang karyawati, termangu menyaksikan kertas catatannya. Iseng-iseng ia baru menghitung jumlah

Lebih terperinci

Under Makeup Moisture Lotion

Under Makeup Moisture Lotion 1. Base Make-up Setelah membersihkan wajah, gunakan base make-up agar pori-pori wajah lebih kecil. Base make-up dari ULTIMA bernama Tint Aquafleur (Rp 150 ribu) bisa menjadi rekomendasi. Base make-up tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI. Naskah Publikasi HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI Naskah Publikasi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi kosmetik saat ini semakin nyata, terlihat dari semakin banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi tinjauan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus, I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus, artinya, upaya untuk memperindah tubuh manusia secara keseluruhan, mulai dari rambut, mata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk bukan lagi untuk memenuhikebutuhan (need), melainkan karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk bukan lagi untuk memenuhikebutuhan (need), melainkan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan ada banyaknya jenis kosmetik yang beredar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Tentang Kemandirian 2.1.1 Pengertian Kemandirian Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah

Lebih terperinci

1. Rambut : a. Panjang b. Pendek c. Sedang (sebahu) a. Keriting b. Ikal c. Lurus a. Hitam c. Kecoklatan c. Coklat

1. Rambut : a. Panjang b. Pendek c. Sedang (sebahu) a. Keriting b. Ikal c. Lurus a. Hitam c. Kecoklatan c. Coklat KUESIONER TENTANG PEMAKAIAN PRODUK 1. Rambut : a. Panjang b. Pendek c. Sedang (sebahu) a. Keriting b. Ikal c. Lurus a. Hitam c. Kecoklatan c. Coklat Shampoo yang digunakan, Conditioner Perawatan rambut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di sepanjang kehidupannya sejalan dengan pertambahan usianya. Manusia merupakan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SOAL UJIAN PRAKTIK KEJURUAN

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SOAL UJIAN PRAKTIK KEJURUAN DOKUMEN NEGARA Paket 3 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SOAL UJIAN PRAKTIK KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan Kompetensi Keahlian : Kecantikan kulit Kode : 4445 Alokasi Waktu

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan hidup manusia kian berkembang pula. Tidak hanya kebutuhan akan sandang, papan, pangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dalam keindahan dan keserasian berbusana, cara komunikasi, kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dalam keindahan dan keserasian berbusana, cara komunikasi, kecantikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Karena dengan menjadi cantik seorang wanita merasa lebih percaya diri dan lebih diterima di masyarakatnya.kecantikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepercayaan diri bisa dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk

Lebih terperinci

PERSONAL GROOMING. 1. Kesan Pertama 2. Etiket dan Etika 3. Penampilan Menarik

PERSONAL GROOMING. 1. Kesan Pertama 2. Etiket dan Etika 3. Penampilan Menarik PERSONAL GROOMING 1. Kesan Pertama 2. Etiket dan Etika 3. Penampilan Menarik Apa yang ditangkap oleh customer,adalah sebuah persepsi yang ia anggap adalah benar dan akan melekat di benaknya kemudian mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengganti barang tersebut. Akan tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengganti barang tersebut. Akan tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep belanja ialah suatu sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk sehari-hari dengan jalan menukarkankan sejumlah uang sebagai pengganti barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita dan kosmetik adalah sahabat sejati, keduanya saling melengkapi satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik bagaikan sayur

Lebih terperinci

BAB. II LANDASAN TEORITIS. 2015), ialah pelajar perguruan tinggi. Didalam struktur pendidikan Indonesia,

BAB. II LANDASAN TEORITIS. 2015), ialah pelajar perguruan tinggi. Didalam struktur pendidikan Indonesia, BAB. II LANDASAN TEORITIS A. Mahasiswi Yang Menggunakan Jilbab Syar i 1.Pengertian Mahasiswa Pengertian mahasiswa menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2015), ialah pelajar perguruan tinggi. Didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepercayaan diri yang tinggi individu tersebut lebih mudah mengaktualisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepercayaan diri yang tinggi individu tersebut lebih mudah mengaktualisasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang seorang individu sangat menginginkan atau mempunyai kepercayayan diri yang tinggi guna mendukung segala potensi yang di miliki. Kepercayaan

Lebih terperinci

TIPE RAUT MUKA. A. Tipe Raut Muka

TIPE RAUT MUKA. A. Tipe Raut Muka A. Tipe Raut Muka TIPE RAUT MUKA Tipe bentuk wajah ditentukan oleh kedudukan dan menonjolnya tulang-tulang muka. Cara menentukan bentuk wajah : 1. Siapkan pita ukuran, ukur panjang wajah mulai batas tumbuhnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan dapat menjadi caloncalon intelektual. Mahasiswa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK.00.06.4.02894 TENTANG PERSYARATAN CEMARAN MIKROBA PADA KOSMETIKA DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN

Lebih terperinci

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT Yenni Sri Handayani *) ABSTRAKSI Salah satu warisan budaya luhur bangsa Inodnesia yaitu upacara adat perkawinan, yang tersebar hampir di setiap daerah. Salah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepercayaan Diri Anak Usia Remaja. yang berkualitas adalah tingkat kepercayaan diri seseorang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepercayaan Diri Anak Usia Remaja. yang berkualitas adalah tingkat kepercayaan diri seseorang. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri 1. Pengertian Kepercayaan Diri Anak Usia Remaja a. Pengertian Kepercayaan Diri Salah satu aspek kepribadian yang menunjukkan sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang paling penting pada seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi berbagai macam perubahan yaitu perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi dalam negeri dan produksi

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. BAB 1 Pendahuluan 1.1.Latar Belakang Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Menurut Piaget, remaja usia 11-20 tahun berada dalam tahap pemikiran formal operasional.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Diet 2.1.1 Pengertian Perilaku Diet Perilaku adalah suatu respon atau reaksi organisme terhadap stimulus dari lingkungan sekitar. Lewin (dalam Azwar, 1995) menyatakan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR HK.03.1.23.12.11.10689 TAHUN 2011 TENTANG BENTUK DAN JENIS SEDIAAN KOSMETIKA TERTENTU YANG DAPAT DIPRODUKSI OLEH INDUSTRI KOSMETIKA YANG MEMILIKI IZIN PRODUKSI GOLONGAN B DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi, terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. Emosi remaja sering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik. 1. Pengertian Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik. 1. Pengertian Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik 1. Pengertian Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik Kata konsumtif mempunyai arti boros, makna kata konsumtif adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut bahwa manusia adalah makhluk sosial.. Hal ini tentu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut bahwa manusia adalah makhluk sosial.. Hal ini tentu memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan di mana dia berada atau sering disebut bahwa manusia adalah makhluk sosial.. Hal ini tentu memiliki konsekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu sama lain. Perbedaan bentuk tubuh satu sama lain seringkali membuat beberapa orang

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.23.12.10.11983 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA DAN

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Make up sehari-hari.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Make up sehari-hari. Hal 1 dari 5 1.Kompentensi: Make up sehari-hari Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa jenis-jenis kulit wajah b. Melakukan pembersihan wajah c. Melakukan aplikasi make up dasar d. Melakukan aplikasi make up

Lebih terperinci

MATERI TEST PROJECT SELEKSI DAERAH ASEAN SKILL COMPETITION X KEJURUAN BEAUTY THERAPY

MATERI TEST PROJECT SELEKSI DAERAH ASEAN SKILL COMPETITION X KEJURUAN BEAUTY THERAPY MATERI TEST PROJECT SELEKSI DAERAH ASEAN SKILL COMPETITION X KEJURUAN BEAUTY THERAPY 1 PENDAHULUAN Selamat datang di Seleksi daerah calon peserta Asean Skill Competition IX. Dalam Materi test project ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik,

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecantikan dan keindahan wajah merupakan dambaan dan daya tarik tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik, perawatan wajah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai 1 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Karyawan PT. INALUM 1. Pengertian Karyawan Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Karyawan juga selalu disebut sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia mempunyai kelebihan

Lebih terperinci

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel Thesis Diajukan kepada Program Studi Magister Sains Psikologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kosmetik 1. Pengertian Kosmetik Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri, dahulu diramu dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Konsumen Istilah perlindungan konsumen berkaitan dengan perlindungan hukum, sehingga perlindungan konsumen pasti mengandung aspek hukum. Materi yang mendapatkan perlindungan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masa remaja adalah masa tumbuh dan berkembang dimana terjadi perubahan kualitatif secara fisik dan psikis. Masa remaja disebut sebagai masa kritis karena pada masa ini remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk individu. Dalam kehidupannya, manusia selain sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk individu. Dalam kehidupannya, manusia selain sebagai makhluk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan pribadi yang utuh, khas, dan memiliki sifat-sifat sebagai makhluk individu. Dalam kehidupannya, manusia selain sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kosmetik Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang untuk digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut

Lebih terperinci

MODUL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN SUNDA PUTRI ( JAWA BARAT) Disusun oleh: Endang Kuncahyawati S.Pd

MODUL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN SUNDA PUTRI ( JAWA BARAT) Disusun oleh: Endang Kuncahyawati S.Pd MODUL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN SUNDA PUTRI ( JAWA BARAT) Disusun oleh: Endang Kuncahyawati S.Pd LKP MARINA BANTEN 2015 Kata Pengantar Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Lebih terperinci

BAB II. Reward dan Rasa Percaya Diri. berarti penghargaan atau hadiah. Sedangkan menurut istilah, banyak

BAB II. Reward dan Rasa Percaya Diri. berarti penghargaan atau hadiah. Sedangkan menurut istilah, banyak BAB II Reward dan Rasa Percaya Diri A. Reward 1. Pengertian Reward Menurut bahasa reward berasal dari bahasa inggris yang berarti penghargaan atau hadiah. Sedangkan menurut istilah, banyak sekali pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap kesempaatan. Pada umumnya riasan tebal tersebut hanya digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. setiap kesempaatan. Pada umumnya riasan tebal tersebut hanya digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini trend menggunakan alat make up menjadi salah satu trend yang berkembang di dunia. Bahkan trend ini memiliki peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini bisa

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias TV/Film. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias TV/Film. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa warna kulit wajah dan koreksi bentuk wajah b. Melakukan pengaplikasian warna kosmetik sesuai warna kulit c. Mengaplikasian riasan film sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kosmetika adalah kata serapan dari bahasa Yunani Kuno, kosmetikus yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kosmetika adalah kata serapan dari bahasa Yunani Kuno, kosmetikus yang 12 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Produk Kosmetika Kosmetika adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memberikan dampak kecantikan dan kesehatan bagi tubuh. Kosmetika dikenal sejak berabadabad yang lalu. Pada

Lebih terperinci

MATERI TEST PROJECT SELEKSI DAERAH ASEAN SKILL COMPETITION X KEJURUAN BEAUTY THERAPY

MATERI TEST PROJECT SELEKSI DAERAH ASEAN SKILL COMPETITION X KEJURUAN BEAUTY THERAPY MATERI TEST PROJECT SELEKSI DAERAH ASEAN SKILL COMPETITION X KEJURUAN BEAUTY THERAPY PENDAHULUAN Selamat datang di Seleksi daerah calon peserta Asean Skill Competition IX. Dalam Materi test project ini

Lebih terperinci

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan seni berdampak pada kehidupan sehari-hari manusia. Untuk mengimbangi kemampuan teknologi tersebut manusia diharapkan memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak dan dewasa adalah fase pencarian identitas diri bagi remaja. Pada fase ini, remaja mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan sering menilai seseorang berdasarkan pakaian, cara bicara, cara berjalan, dan bentuk tubuh. Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi mendalam suatu produk. Barang menurut Fandy (dalam Latif,

BAB I PENDAHULUAN. informasi mendalam suatu produk. Barang menurut Fandy (dalam Latif, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di masa dimana perkembangan teknologi semakin maju ini, masyarakat aktif dalam mencari informasi mengenai produk yang bermanfaat dan sesuai dengan apa yang dijanjikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah apa yang tampak dan apa yang muncul dari dalam mendorong sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah apa yang tampak dan apa yang muncul dari dalam mendorong sesuatu digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keinginan untuk cantik secara universal adalah dorongan alamiah dari dalam diri setiap manusia. Namun pemahaman atas kata cantik bisa dipersepsikan

Lebih terperinci

SELF CONFIDENCE (KEPERCAYAAN DIRI) CALON GURU MATEMATIKA DI KABUPATEN KARAWANG DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

SELF CONFIDENCE (KEPERCAYAAN DIRI) CALON GURU MATEMATIKA DI KABUPATEN KARAWANG DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 83-88 SELF CONFIDENCE (KEPERCAYAAN DIRI) CALON GURU MATEMATIKA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan sikap untuk menghasilkan lulusan yang kompeten.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan sikap untuk menghasilkan lulusan yang kompeten. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMK Negeri 1 Beringin merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang membina beberapa keahlian salah satunya yaitu program keahlian Tata Kecantikan. Pada program keahlian

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up sesuai tema panggung 2.Sub Kompetensi a. Membedakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada seseorang, tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak. atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada seseorang, tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak. atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri 1. Pengertian Kepercayaan Diri Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang, tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli seseorang termasuk remaja usia sekolah. Setiap hari remaja baik laki-laki maupun perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya intensitas persaingan akibat makin banyaknya merek yang bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks. Dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita memiliki kebutuhan untuk tampil bersih, wangi, dan cantik. Kosmetik berasal

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita memiliki kebutuhan untuk tampil bersih, wangi, dan cantik. Kosmetik berasal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita, kecantikan, dan kosmetik adalah tiga kata yang nyaris tak dapat dipisahkan. Kosmetik bisa dikatakan menemani hampir di setiap fase kehidupan seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus. Cross dan Cross

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus. Cross dan Cross BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kalangan mahasiswa merupakan salah satu kelompok sosial dalam masyarakat yang rentan terhadap pengaruh gaya hidup, trend, dan mode yang sedang berlaku. Bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi persaingan usaha saat ini semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki hak untuk dapat hidup sehat. Karena kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki hak untuk dapat hidup sehat. Karena kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki hak untuk dapat hidup sehat. Karena kesehatan sangat penting maka pemerintah Indonesia memberikan perhatian berupa subsidi dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cantik identik dengan wanita karena semua wanita ingin cantik, Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Cantik identik dengan wanita karena semua wanita ingin cantik, Manusia A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Cantik identik dengan wanita karena semua wanita ingin cantik, Manusia diciptakan Tuhan dengan keadaan dan bentuk wajah yang berbeda-beda, Mempunyai wajah cantik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 pada tingkat dasar menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik saintifik mengedepankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan kualitatif. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan kualitatif. Menurut Brannen (Alsa, 2003) Pendekatan kualitatif berasumsi bahwa manusia adalah makhluk

Lebih terperinci

Hubungan Interpersonal Antara Petugas Pajak dan Wajib Pajak. Sumber: Djamaludin Ancok, Psikologi Terapan, Yogyakarta, Darussalam, 2004

Hubungan Interpersonal Antara Petugas Pajak dan Wajib Pajak. Sumber: Djamaludin Ancok, Psikologi Terapan, Yogyakarta, Darussalam, 2004 Hubungan Interpersonal Antara Petugas Pajak dan Wajib Pajak Sumber: Djamaludin Ancok, Psikologi Terapan, Yogyakarta, Darussalam, 2004 Pengantar Salah satu ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang penyuluh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono

BAB 1 PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetika adalah panduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, rongga mulut antara lain untuk membersihkan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengkaji dunia konsumen memanglah tidak ada habis-habisnya. Di dunia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengkaji dunia konsumen memanglah tidak ada habis-habisnya. Di dunia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengkaji dunia konsumen memanglah tidak ada habis-habisnya. Di dunia dengan era yang serba dinamis ini, sikap konsumen pun sangatlah fleksibel. Hal ini tidak luput

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa dimana seseorang mengalami perubahan sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke arah bentuk tubuh orang

Lebih terperinci

KULIT. Kulit adalah lapisan paling luar tubuh yang terdiri dari selsel hidup dan merupakan lapisan tipis yang penting bagi tubuh.

KULIT. Kulit adalah lapisan paling luar tubuh yang terdiri dari selsel hidup dan merupakan lapisan tipis yang penting bagi tubuh. KULIT KULIT Kulit adalah lapisan paling luar tubuh yang terdiri dari selsel hidup dan merupakan lapisan tipis yang penting bagi tubuh. Kulit terdiri dari tiga lapisan : 1. Lapisan Epidermis 2. Lapisan

Lebih terperinci