BAB I PENDAHULUAN. adalah apa yang tampak dan apa yang muncul dari dalam mendorong sesuatu

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keinginan untuk cantik secara universal adalah dorongan alamiah dari dalam diri setiap manusia. Namun pemahaman atas kata cantik bisa dipersepsikan berbeda oleh setiap orang dan setiap bangsa. Sejarah peradaban dan kebudayaan manusia membuktikan bahwa kecantikan merupakan suatu pencarian manusia yang tak henti akan keutamaan. Tuntutan dasar dari pencarian ini disetiap zaman memiliki ciri yang berbeda, namun hakikatnya adalah apa yang tampak dan apa yang muncul dari dalam mendorong sesuatu yang tampak itu. Selama ini, dalam pandangan masyarakat luas, kata cantik selalu didentikkan dengan sosok wanita yang berkulit putih, bertubuh langsing, memiliki hidung mancung dan lain sebagainya, yang tolok ukurnya didasarkan pada kondisi fisik perempuan semata. Kecantikan tidaklah cukup hanya diukur dari aspek lahiriah (fisik) seseorang saja. Akan tetapi, kecantikan yang sesungguhnya terletak pada kepribadian seseorang yang terwujud dalam tingkah laku kehidupan seharihari. Yaitu kecantikan yang lahir dari dalam diri seseorang (inner beauty). Pemahaman sebagian masyarakat yang menganggap bahwa cantik itu putih sangat dipengaruhi oleh kekuatan media dalam mengkonstruksi kecantikan. Terkonstruksi secara commit sosial to user pula, bahwa cantik itu adalah Putih,

2 digilib.uns.ac.id 2 secara tidak langsung telah menimbulkan kegelisahan pada sebagaian besar wanita. Khususnya mereka yang tak berkulit putih. Bagaimana tidak, kecantikan yang di blow up oleh media, selalu menampilkan sosok wanitawanita yang berkulit putih dan bertubuh langsing, selain itu juga, terdapat konteks kecantikan yang mendunia bahwa cantik itu, berkulit putih, tinggi dan berambut lurus. Belum lagi dengan begitu meraknya konteks kecantikan di indonesia yang kemudian dijuari oleh perempuan yang memiliki kriteria seperti yang disebut diatas. kecantikan yang mengusung tema whitening, yang semakin menguatkan anggapan mereka bahwa wanita yang cantik adalah yang berkulit putih. Standar mengenai kecantikan wanita merupakan bagian dari nilai-nilai ideal yang telah berhasil dirubah oleh media dan telah menjadi suatu system yang seragam secara keseluruhan dalam hidup bermasyarakat. Beberapa pihak mengatakan bahwa kecantikan itu relatif bagi tiap orang tapi nyatanya secara sadar atau tidak sadar ada banyak kekuatan, seperti media (lingkungan sosial), pemerintah, produsen alat-alat kecantikan (industri kecantikan), organisasi perempuan dan berbagai kontes kecantikan, yang mencoba memberikan definisi dan pola pikir tentang apa yang disebut perempuan cantik itu. Masyarakat dari banyak kalangan menganggap kecantikan fisik ragawi adalah segalanya, sehingga mereka berani mengeluarkan banyak biaya untuk memenuhi kepuasan dalam membuat citra cantik dirinya dan merawat kecantikan yang telah diraihnya melalui berbagai macam proses yang

3 digilib.uns.ac.id 3 dilakukannya dari mulai perawatan secara tradisional, secara medis bahkan ada pula yang menggunakan cara-cara mistis. Meski sekarang telah terjadi pergeseran citra perempuan Indonesia, dari konsep lama yang menempatkan perempuan hanya sebagai obyek, ke konsep baru yang memunculkan perempuan sebagai pribadi yang dinamis dan mandiri, tampil cantik menarik merupakan bagian penting dari kodrat perempuan. Pada tahun 50-an kebanyakan perempuan Indonesia mengenal konsep cantik itu dari konsep yang dianut dari barat. Dunia kecantikan masih saja berkiblat ke Paris dengan mode dan wangi-wanginya ataupun London, Italia, New York, dan sejumlah panutan kecantikan di negeri barat. Selanjutnya pada tahun 70-an mulai timbul suatu kesadaran dan konsep baru yakni keinginan menggali kembali kearifan yang telah dikembangkan dalam kebudayaan nenek moyang kita dalam merawat kecantikannya. Usaha-usaha demikian ini pada mulanya mendapat tantangan dan hambatan. Pertama karena konsep kecantikan yang berkiblat ke barat masih banyak dianut oleh para perempuan Indonesia. Kedua, menganggap bahwa kecantikan tradisional masih dianggap kuno, berciri mistik, irasional, tidak praktis dan tidak ilmiah. Oleh sebab itu, nilanya diragukan atau kurang dipercaya. Keengganan untuk melakukan proses-proses perawatan kecantikan tradisional dengan bahan-bahan alami yang menghabiskan waktu lebih lama, lambat laun beralih pada produk-produk baru yang cenderung dalam prosesnya lebih cepat dan lebih sedehana penggunaannya.

4 digilib.uns.ac.id 4 Menurut beberapa sumber, kriteria cantik secara fisik atau lahiriah ditentukan oleh berbagai hal antara lain salah satunya adalah kecantikan kulit. Walaupun masih abu-abu warna kulit yang paling cantik itu warna apa, tapi warna kulit putih, bersih, bersinar dan indah masih menjadi kriteria atau idaman perempuan perempuan untuk tampil cantik. Seiring tumbuhnya arti penting sebuah kecantikan kulit, maka tumbuh pula pemikiran untuk menghadirkan produk kecantikan kulit yang dapat digunakan oleh perempuan untuk mencapai apa yang diidamkannya. Melihat gejala seperti itu, industri kecantikan tidak tinggal diam. Produk kecantikan menjadi barang yang sangat berharga dan banyak diminta perempuan di banyak tempat. Pada awalnya produk kecantikan kulit ini ditandai dengan ditemukannya bahan kimia pembuat sabun. Seiring perkembangan industri maka produk kecantikan juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Seperti ditemukannya produk kecantikan seperti bedak, pelembab kulit, body lotion, make up dan lain-lain. Apapun jenisnya asalkan itu bermanfaat untuk lebih membuat kulit bagus dan indah hampir dapat dipastikan produk itu pasti laku. Produk kecantikan kulit akan memberikan nilai finansial yang cukup tinggi, sehingga banyak sekali bermunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan yang memproduksi produk-produk kecantikan. Untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat besar, sehingga bermunculanlah produk-produk kecantikan kulit baik yang mengandalkan bahan-bahan alami sebagai bahan utamanya, atau bahan alami yang dicampur dengan bahan kimia atau bahkan menggunakan bahan kimia seluruhnya

5 digilib.uns.ac.id 5 melalui tes-tes ilmiah yang dilakukan di laboratorium dengan menggunakan kemajuan teknologi yang semakin canggih. Seperti biasanya pemanfaatan teknologi selalu diikuti dengan dampak dan resiko terhadap individu yang memanfaatkan teknologi tersebut atau terhadap lingkungan yang lebih jauhnya berdampak pada berubahnya pola kehidupan dan pola pikir masyarakat dalam hubungannya dengan masyarakat lain atau dengan lingkungannya. Pemanfaatan bahan kimia yang berlebihan dalam waktu jangka panjang untuk proses kecantikan akan mengganggu kesehatan organ tubuh, atau keseimbangan metabolisme tubuh. Selain itu juga akan berdampak pada terganggunya kelestarian alam akibat unsur alam yang secara terus menerus dalam jumlah yang banyak atau sampah sisa pemakaian produk-produk kecantikan tersebut. Kembalinya kesadaran akan kelestarian lingkungan dan kesehatan tubuh perlahan-lahan merubah kembali pola pikir masyarakat pada umumnya untuk kembali memanfaatkan bahan-bahan alami sebagai bahan dasar untuk proses perawatan kecantikan. Trend ini kembali populer belakangan ini, sehingga produk-produk kecantikan yang berbahan dasar alami yang sudah mengalami proses pengolahan dan pengemasan secara modern lebih banyak diminati masyarakat. Kembalinya trend bahwa bahan alami merupakan bahan terbaik untuk melakukan perawatan kecantikan walaupun memakan waktu yang lebih lama dalam prosesnya lambat laun memupuk kembali kepercayaan terhadap perawatan tradisional yang lebih mengutamakan keseimbangan kecantikan

6 digilib.uns.ac.id 6 luar dalam. Sebagai bukti kembalinya kepercayaan terhadap perawatan dengan bahan-bahan alami maka banyak bermunculan tempat-tempat perawatan kecantikan yang menggunakan produk-produk berbahan alami tapi dikemas dengan lebih modern yang masih mengikuti konsep-konsep tradisional. Untuk sebagian masyarakat perawatan seperti ini walaupun membutuhkan biaya lebih tetapi tempat perawatan seperti ini banyak digandrungi, karena orang yang akan melakukan perawatan tidak perlu bersusah payah untuk mencari dan meramu bahan-bahan alami yang dibutuhkannya dan tidak perlu bersusah payah melakukan perawatan sendiri. Pada kenyataannya bahwa perawatan tradisional itu tidaklah irasional, karena sebagai warisan kebudayaan hal itu merupakan kearifan yang telah diuji berdasarkan data empiris dan kemudian diturunkan dan dipelihara dalam masyarakat. Tentunya dengan kemajuan teknologi dewasa ini, kearifan itu perlu dikembangkan dan disempurnakan lebih lanjut. Suatu keunggulan perawatan tradisional terletak pada sifatnya yang memasyarakat. Ia telah tumbuh pada masyarakat kita sendiri dan telah terbukti hasilnya. Buktinya ini dapat kita lihat pada orang-orang tua kita yang rajin merawat diri sehingga tampak cantik diusia senja, tidak mudah pikun, rambut tetap tebal, serta kulit tetap halus dan bercahaya. Ketelatenan, kesabaran dan pengetahuan akan bahan-bahan alami untuk perawatan kecantikan beserta cara-caranya adalah kunci keberhasilannya, dan hal itu pula lah yang masih belum dimiliki oleh perempuan-perempuan masa kini yang lebih mencari hal-hal yang simpel dan waktu yang lebih cepat.

7 digilib.uns.ac.id 7 Kecantikan klasik lebih mengarah pada ukuran-ukuran tubuh yang proporsional sesuai dengan konsepsi ideal yang digariskan oleh budaya, dan perpaduan antara kecantikan fisik dan mental (inner beauty), serta menekankan pada keselarasan hubungan dengan alam. Konsep kecantikan tradisional pada dasarnya berpijak kepada prinsip harmoni yang terkait secara struktural antar bagian tubuh sebagai efek alamiah dari anatomi dan fisiologis tubuh manusia. Di Jawa pun kecantikan tubuh terkait dengan ukuran tubuh ideal, yang tidak lepas dari perumpamaan dan ungkapan. Misalnya, alise nnggal sapisan (alisnya seperti bulan sabit), kulit langsep (kulitnya kuning seperti buah langsep), bibire nggula sathemik (seperti gula). Kecantikan tradisional banyak mengambil perumpamaan dari keindahan alam. (Djaya, 2007:13) Konsep kecantikan perempuan Jawa adalah konsep yang merupakan paduan yang harmonis antara dua unsur, yakni kecantikan lahiriah dan kecantikan batiniah. Kecantikan lahiriah adalah keelokan wajah dan tubuh, sedangkan kecantikan batiniah adalah keluhuran budi yang memancar keluar dari dalam tubuh.

8 digilib.uns.ac.id 8 B. PERUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah konstruksi sosial perawatan kecantikan kulit perempuan muda etnis Jawa di Kota Surakarta? 2. Bagaimanakah faktor-faktor yang mempengaruhi konstruksi sosial perawatan kecantikan kulit perempuan muda etnis Jawa di Kota Surakarta? 3. Bagaimanakah perilaku perempuan muda etnis Jawa dalam merawat kulit dan pengaruhnya? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui konstruksi sosial perawatan kecantikan kulit perempuan muda etnis Jawa di Kota Surakarta. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konstruksi sosial perawatan kecantikan kulit perempuan muda etnis Jawa di Kota Surakarta 3. Untuk mengetahui perilaku perempuan muda etnis Jawa dalam merawat kulit dan pengaruhnya. D. MANFAAT 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu sosiologi juga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan memberikan gambaran tentang konstruksi sosial yang terjadi pada perawatan kecantikan kulit

9 digilib.uns.ac.id 9 perempuan muda etnis Jawa di Kota Surakarta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya dan perilaku perempun muda etnis Jawa serta pengaruhnya.