Final - disetujui pada Juli 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Final - disetujui pada Juli 2010"

Transkripsi

1 Final - disetujui pada Juli 2010 Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

2 KONTEN: Istilah dan Definisi... 3 PENDAHULUAN... 7 Cakupan Dokumen... 8 Standar dan Persyaratan yang Berlaku... 9 Dokumen Rujukan STANDAR SERTIFIKASI GRUP Persyaratan Grup Elemen-elemen grup Kesesuaian Standar Manajer Grup Persyaratan Dokumentasi Manajemen Grup Struktur dan isi Dokumen Manajemen Grup Sistem penilaian internal Rantai Perlindungan Gambar 1: Struktur Sertifikasi Grup... 8 Tabel 1: Contoh ukuran sampel untuk anggota grup dalam penilaian internal 19 Page 2 10/31/2012 RSPO Technical

3 Istilah dan Definisi Sertifikasi Badan sertifikasi Prosedur di mana pihak ketiga memberikan garansi tertulis yang dengan jelas mengidentifikasi proses telah secara metodis dinilai sehingga kepercayaan yang cukup disediakan bahwa produk tertentu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan [Definisi dari: Kriteria Akreditasi IFOAM]. Pihak ketiga yang menilai dan menyatakan kesesuaian organisasi berhubungan dengan standar yang atau dokumen normatif lainnya yang dipublikasikan [Definisi dari: Dokumen SIstem Sertifikasi RSPO Juni 2007] Dalam dokumen ini, istilah "Badan Sertifikasi" mengacu secara spesifik kepada badan yang disetujui oleh RSPO untuk menilai petani kelapa sawit untuk kepatuhan terhadap persyaratan RSPO. Tandan Buah Segar Bersertifikasi Minyak Sawit Berkelanjutan Bersertifikasi (CSPO) Permintaan Tindakan Perbaikan (CAR) Minyak Sawit Mentah (CPO) Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan bersertifikasi RSPO. Minyak sawit dari pabrik bersertifikasi RSPO (dan basis pasokan) [Definisi dari: Dokumen Sistem Sertifikasi Rantai Suplai RSPO November 2009]. Permintaan untuk menyelesaikan atau memecahkan ketidaksesuaian sesuai standar terkait, diterbitkan oleh penilai internal atau eksternal. Produk minyak sawit tahap pertama yang diproduksi dari tandan buah segar (TBS) di pabrik [Definisi dari: Sistem Sertifikasi Rantai Suplai RSPO November 2009]. Anggota Formal Grup Petani minyak sawit yang telah diterima di dalam grup sebagai anggota formal untuk kemudian dimasukkan ke dalam sertifikasi grup RSPO. Semua anggota grup formal harus mematuhi Standar Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan yang relevan diharuskan sebagai syarat untuk bergabung dengan grup (lihat 1.2.1) Tandan Buah Segar Tandan buah segar yang dipanen. Page 3 10/31/2012 RSPO Technical

4 (TBS) Sertifikasi Grup Manajer Grup Dokumentasi Manajemen Grup Sertifikasi yang dilakukan secara bersama-sama secara grup petani minyak sawit dengan sertifikasi berlaku bagi seluruh grup Orang atau sekelompok orang yang bertanggung jawab menjalankan sistem kontrol internal dan mengelola grup. Dalam skema sertifikasi yang sama, entitas Manajer Grup terkadang disebut sebagai Unit Sistem Kontrol Internal Serangkaian prosedur dan proses terdokumentasi yang diterapkan oleh grup untuk mencapai persyaratan yang ditentukan. Termasuk juga Sistem Kontrol Internal (ICS) Anggota Prospektif Roundtable Sustainable Oil (RSPO) Grup on Palm Seorang petani minyak sawit yang merupakan bagian dari program untuk mematuhi persyaratan RSPO seperti yang diorganisir oleh sebuah grup. Setelah anggota prospektif patuh dengan standar RSPO, anggota tersebut harus secara formal dimasukkan sebagai anggota grup bersertifikasi (menjadi anggota grup formal). Hingga kepatuhan RSPO tercapai, produksi TBS dari tempat anggota prospektif tidak akan dihitung menuju total produksi bersertifikasi grup. Asosiasi non-profit untuk memajukan produksi, pengadaan, dan penggunaan produk-produk minyak kelapa sawit berkelanjutan. Dasar & Kriteria RSPO untuk Petani Independen Dasar-Dasar & Kriteria (P & C) RSPO Dasar dan Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan bagi petani independen di bawah Sertifikasi Grup (dikembangkan - Jan 2010) - standar yang dapat diaudit berlaku bagi produsen yang memenuhi kriteria pemenuhan syarat RSPO bagi petani independen. Dasar dan Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan (Oktober 2007) - standar yang dapat diaudit yang berlaku bagi pabrik minyak sawit serta basis pasokannya. Standar untuk Grup RSPO Sertifikasi Persyaratan RSPO yang harus dipenuhi oleh grup produsen untuk sertifikasi grup. Page 4 10/31/2012 RSPO Technical

5 Petani yang menanam kelapa sawit, terkadang bersama dengan produksi subsistensi tanaman lain di mana keluarga menyediakan sebagian besar tenaga dan perkebunan menyediakan sumber pendapatan utama dan di mana area yang ditanami biasanya berukuran kurang dari 50 hektar [Definisi dari: Dasar-Dasar dan Kriteria untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Dasar - Oktober 2007 Petani plasma: Petani kecil Petani plasma, walaupun sangat beragam, dicirikan sebagai petani kecil yang terikat secara struktural dengan kontrak, melalui perjanjian kredit atau perencanaan pabrik tertentu. Petani plasma seringkali tidak bebas memilih tanaman yang ingin dikembangkan, diawasi teknik penanaman dan manajemen tumbuhannya, dan seringkali diorganisir, diawasi atau dikelola langsung oleh manajer pabrik, perkebunan atau skema yang terhubung dengannya secara struktural [Definisi dari: Dasar-Dasar dan Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan: Pedoman mengenai Petani plasma Juli 2009] Petani independen: Petani independen, walaupun beragam situasinya, dicirikan oleh: kebebasan untuk memilih bagaimana menggunakan lahannya, tumbuhan mana yang ditanam dan bagaimana mengelolanya; mengatur sendiri, mengelola sendiri, dan mendanai sendiri; dan tidak secara kontrak terikat dengan pabrik mana pun atau asosiasi mana pun. Namun, petani kecil mendapatkan bantuan atau layanan dukungan dari instansi pemerintahan [Definisi dari: Dasar-Dasar dan Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan: Pedoman mengenai Petani plasma Juli 2009] Bila Interpretasi Nasional memasukkan definisi petani kecil, hal tersebut juga akan diakui. Page 5 10/31/2012 RSPO Technical

6 Keterlacakan Kemampuan untuk melacak dan mencari (mengidentifikasi dan mengukur) semua tahap dari perkebunan ke pabrik. Page 6 10/31/2012 RSPO Technical

7 PENDAHULUAN Akses untuk sertifikasi bagi seluruh produsen denga ukuran produksi yang berbeda-beda, merupakan elemen penting dari sertifikasi RSPO. Untuk memfasilitasi produsen kecil dan menawarkan biaya yang lebih rendah, model sertifikasi grup telah dikembangkan oleh RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan i. Sertifikasi grup memungkinkan setiap anggota grup untuk diuntungkan dan ekonomi skala sebagai bagian dari grup yang lebih besar, serta membuat sertifikasi lebih terjangkau karena biaya dibagi. Untuk saat ini, Sertifikasi Grup di bawah RSPO hanya melingkupi petani independen. Petani minyak sawit mandiri yang lebih besar (biasanya melebihi 50 ha, atau seperti yang didefinisikan oleh interpretasi nasional, dan tanpa hubungan dengan pabrik) dapat dimasukkan ke dalam Sertifikasi Grup nanti sesuai keputusan oleh RSPO. Sertifikasi grup adalah alat yang umum digunakan dalam sertifikasi manajemen sumber daya alam (misal: produksi organik, manajemen hutan yang baik, praktik agrikultur yang baik). Sertifikasi tersebut memungkinkan unit produksi tersertifikasi di bawah satu sertifikat, yang dipegang oleh satu organisasi pusat atau seseorang (group administator, administrator group, ataugroup entity). Manajer grup bertanggung jawab untuk membangun sistem kontrol internal yang mengendalikan grup dan untuk melakukan program penilaian internal kinerja anggota. Hal ini untuk memastikan bahwa semua anggota grup mematuhi persyaratan produksi RSPO. Semua grup disyaratkan untuk memenuhi standar sertifikasi terkait sistem kontrol internal selai standar produksi minyak sawit berkelanjutan. Manajer grup dan sampel grup dinilai oleh badan sertifikasi independen (lihat Gambar 1). Page 7 10/31/2012 RSPO Technical

8 Manajer Grup Menilai manajer grup Mendukung anggota Mengontrol Grup Memantau anggota grup Auditor Badan sertifikasi mendukung memantau Menilai sampel anggota grup setiap kunjungan Anggota Secara formal bergabung dengan grup Setuju dengan peraturan grup Mematuhi semua persyaratan manajemen Gambar 1: Struktur Sertifikasi Grup Cakupan Dokumen Standar ini menjelaskan persyaratan RSPO untuk sekelompok petani minyak sawit untuk disertifikasi bersama secara kolektif/grup. Standar ini termasuk persyaratan untuk manajer grup (pemegang sertifikat) yang mengelola grup petani minyak sawit di bawah satu sertifikasi, proses yang disebut sebagai Sertifikasi Grup. Standar ini tidak berlaku untuk petani plasma (lihat Dasar-Dasar dan Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan: Pedoman Petani plasma). Sebuah kelompok dapat diciptakan dengan jumlah berapa pun anggota sepanjang manajer grup dapat menunjukkan kapasitas dan sumber daya memadai untuk mengelola grup tersebut (lihat 1.3.6). Page 8 10/31/2012 RSPO Technical

9 Anggota grup harus merupakan petani independen, yaitu harus petani minyak sawit di mana perkebunan tidak secara formal berhubungan dengan sebuah pabrik (berdasarkan kontrak, perjanjian kredit atau cara apa pun yang serupa) dan tidak ada kontrak eksklusif untuk menjual TBS ke pabrik/petani tertentu. Petani mandiri yang bukan petani kecil (lihat definisi "petani kecil") dapat termasuk dalam Sertifikasi Grup RSPO di kemudian hari. Silakan lihat "Standar dan Persyaratan Berlaku" untuk perbedaan standar-standar RSPO. Sertifikasi Grup RSPO harus tetap fleksibel untuk mencakup beragam skenario petani kecil di seluruh dunia. Disarankan bahwa setiap badan Interpretasi Nasional di negara masing-masing mendefinisikan karakteristik petani yang memenuhi syarat untuk Sertifikasi Grup. Namun, Interpretasi Nasional juga harus dapat menyediakan justifikasi memadai untuk RSPO agar dalam keputusan apa pun untuk mencakup jenis tertentu petani dalam Sertifikasi Grup. Justifikasi harus berdasarkan batas tertentu yang ditentukan oleh RSPO (CATATAN: Hal ini belum dikembangkan). Disarankan pula bahwa Interpretasi Nasional diperbolehkan meninjau karakteristik petani untuk dimasukkan ke dalam Sertifikasi Grup dalam 2 tahun adopsi Protokol Sertifikasi Grup RSPO berdasarkan uji lapangan Sertifikasi Grup di negara tersebut. Grup dapat melakukan pemasaran kolektif atas nama anggota-anggota grup. Standar dan Persyaratan yang Berlaku Ada tiga persyaratan utama dalam sistem sertifikasi mana pun (standar, persyaratan sertifikasi, dan persyaratan akreditasi). Perbedaanya untuk sertifikasi grup hanya bahwa beberapa standar khusus, persyaratan sertifikasi, dan akreditasi khusus mungkin berlaku. Hal tersebut dijelaskan di bawah: Standar sertifikasi. Standar ini menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi dan digunakan untuk penilaian sertifikasi. Untuk Sertifikasi Grup, tersedia 2 standar: Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup (menjelaskan dokumentasi dan mekanisme kontrol internal yang manajer grup dan anggota harus miliki) [terdapat pada dokumen ini]. Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan terkait dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap anggota grup dalam Grup. Untuk petani independen, standar tersebut adalah Dasar-Dasar dan Kriteria RSPO untuk Page 9 10/31/2012 RSPO Technical

10 Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan: Pedoman untuk Petani independen di bawah Sertifikasi Grup atau Interpretasi Nasional RSPO untuk Petani independen yang sah. Ketika RSPO memperbolehkan Sertifikasi Grup untuk petani mandiri yang lebih besar, maka standar yang relevan adalah Dasar-Dasar dan Kriteria untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan atau Interpretasi Nasional RSPO relevan mana pun. Persyaratan akreditasi. Ini adalah persyaratan untuk dipenuhi oleh badan sertifikasi dan dirancang untuk memastikan bahwa badan tersebut kompeten dan menghasilkan hasil yang konsisten dan kredibel. Hal ini dijelaskan pada Bagian 3 dokumen Sistem Sertifikasi RSPO (Juni 2007). Untuk sertifikasi grup, persyaratan akreditasi tambahan ditemukan pada Bagian 1 dokumen Pedoman Akreditasi dan Sertifikasi RSPO Sertifikasi Grup untuk Badan Sertifikasi [draf 3]. Persyaratan proses sertifikasi. Ini menetapkan bagaimana badan sertifikasi harus menilai sebuah operasi dan mencapai keputusan apabila serangkaian persyaratan (standar) telah terpenuhi. Hal ini dijelaskan pada Bagian 4 dokumen Sistem Sertifikasi RSPO (Juni 2007). Untuk sertifikasi grup, persyaratan dan pedoman tambahan ditemukan pada Bagian 2 dokumen Pedoman Akreditasi dan Sertifikasi RSPO Sertifikasi Grup untuk Badan Sertifikasi [draf 3]. Dokumen Acuan Dokumen-dokumen berikut harus digunakan bersama dengan dokumen ini: Dokumen Sertifikasi Grup RSPO Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup. Pedoman RSPO untuk Manajer Grup (Catatan: Hal ini belum dikembangkan) Dokumen Sertifikasi RSPO Sistem Sertifikasi RSPO, 26 Juni 2007 Sistem Sertifikasi Rantai Suplai, November 2009 Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Standar Global Generik: 2007 Dasar-Dasar dan Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan, Oktober Page 10 10/31/2012 RSPO Technical

11 Interpretasi Nasional yang Disetujui RSPO Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) Interpretasi Nasional Malaysia (MY-NI)-Indikator dan Panduan untuk menciptakan Dasar-Dasar & Kriteria RSPO, April Interpretasi Nasional Dasar-Dasar dan Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan - Republik Indonesia, Mei The Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) PNG National Implementation Working Group (PNG NIWG) - Indikator dan panduan dibutuhkan untuk menciptakan Dasar-Dasar dan Kriteria RSPO, Maret Interpretasi Nasional Dasar-Dasar dan Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan untuk Petani plasma - Republik Indonesia, Mei Pedoman Petani Kecil RSPO tentang standar produksi minyak sawit Dasar-Dasar dan Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan: Pedoman mengenai Petani plasma Juli Dasar-dasar dan Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan untuk Petani independen di bawah Sertifikasi Grup (sedang dikembangkan). Page 11 10/31/2012 RSPO Technical

12 STANDAR SERTIFIKASI GRUP 1. Persyaratan Grup Produsen dapat membentuk atau bergabung dengan sebuah grup untuk sertifikasi grup. Organisasi dan anggotanya harus menunjukkan kemampuan untuk memenuhi Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup dan Standar RSPO Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan yang relevan Elemen-elemen grup Grup harus dikelola oleh satu administrasi pusat (Manajer Grup) yang bertanggung jawab memastikan kepatuhan grup terhadap standar yang berlaku dan mengelola Dokumentasi Manajemen Grup tersebut Grup harus terdiri dari anggota grup yang secara formal bergabung dengan grup Dokumentasi Manajemen Grup harus mencakup dokumentasi dan pemantauan semua anggota grup untuk status keanggotaan, proses produksi, dan aspek terkait lainnya untuk memastikan kepatuhan terhadap Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan dan Persyaratan Sertifikasi Grup RSPO terkait Manajer Grup harus menentukan dalam Dokumentasi Manajemen Grup jumlah maksimal yang dapat didukung oleh sistem manajemen dan sumber daya manusia serta kapasitas teknis Manajer Grup Kepatuhan terhadap standar Semua anggota grup yang merupakan anggota formal grup yang menginginkan sertifikasi RSPO di bawah sertifikasi grup harus mematuhi Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan terkait Manajer Grup dapat menjalankan program untuk mendukung anggota prospektif dalam mencapai kepatuhan terhadap persyaratan RSPO. Bila program tersebut tersedia, harus ada mekanisme kuat untuk memastikan baik anggota prospektif maupun Manajer Grup tidak membuat klaim seakan mereka bersertifikasi RSPO. Setelah anggota prospektif patuh dengan standar RSPO, anggota tersebut harus secara formal dimasukkan sebagai anggota grup bersertifikasi. Hingga kepatuhan RSPO tercapai, produksi TBS dari tempat anggota prospektif tidak akan dihitung menuju total produksi bersertifikasi grup Anggota formal Grup harus menandatangani perjanjian dengan Manajer Grup yang berkomitmen untuk mencapai kepatuhan dengan standar RSPO untuk produksi minyak sawit berkelanjutan terkait. Manajer Grup dan setiap anggota harus Page 12 10/31/2012 RSPO Technical

13 menyimpan salinan perjanjian ini Semua anggota grup mematuhi dan menunjukkan bukti bahwa persyaratan internal, sesuai yang ditetapkan pada sistem, program atau kebijakan yang diadopsi Manajer Grup dipenuhi Manajer grup harus mematuhi persyaratan Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup Harus tersedia bukti untuk menunjukkan bahwa anggota grup formal, baik secara individu maupun kolektif, terus berusahan untuk menjaga kepatuhan terhadap Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelajutan yang terkait Manajer Grup Manajer Grup dari Grup tersebut harus menunjukkan kapasitasnya untuk mengelola sertifikasi grup dan penilaian kinerja sesuai Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup Manajer Grup harus merupakan entitas atau perorangan legal yang bertindak sebagai badan hukum Apabila Manajer Grup bukan perorangan, harus ada penjelasan struktur umum Manajer Grup yang menjelaskan posisi dan tanggung jawab semua personil yang secara jelas diidentifikasi Manajer grup dan/atau personilnya harus dapat berkomunikasi dalam bahasa yang dipahami oleh semua anggota grup (baik dalam bentuk tertulis maupun lisan) Manajer grup dan/atau personilnya harus dapat menunjukkan pengetahuan akan persyaratan produksi sawit, Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan, Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup, dan prosedur dan kebijakan grup internal Manajer Grup dan/atau personilnya tidak boleh memiliki konflik kepentingan yang dapat memengaruhi kapasitasnya untuk memenuhi persyaratan untuk Manajer Grup dan harus menyediakan bukti untuk ini Manajer Grup harus menunjukkan sumber daya yang cukup - manusia, keuangan, fisik, dan sumber daya relevan lainnya - untuk memungkinkan manajemen teknis dan administratif yang efektif dan menyeluruh dari Sertifikasi Grup Manajer Grup harus memiliki kapasitas untuk mengontrol, memantau dan mengevaluasi semua anggota mengenai kepatuhan mereka terhadap persyaratan RSPO, termasuk berkomunikasi dengan mereka dan mengunjungi mereka sesuai kekerapan yang diharuskan Manajer Grup harus memiliki sistem yang terdokumentasi yang menetapkan misi Page 13 10/31/2012 RSPO Technical

14 dan tujuan, kebijakan, dan prosedurnya untuk manajemen operasional dan pengambilan keputusan untuk menunjukkan kemampuan mengelola grup dengan cara yang sistematis dan efektif Harus ada kebijakan dan prosedur yang jelas untuk komunikasi antara Manajer Grup dan anggota grup Manajer grup harus memastikan semua anggota formal dan prospektif memahami Standar RSPO yang relevan. Hal ini mungkin termasuk pengembangan rencana strategis mengenai bagaimana sertifikasi grup dapat dicapai untuk anggota prospektif, dan identifikasi, definisi dan/atau pengadaan kebutuhan pelatihan dan/atau strategis komunikasi terkait dengan penerapan Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit dan Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup yang terkait. Ini dapat disediakan secara langsung oleh Manajer Grup, kursus pelatihan yang dijalankan secara eksternal atau cara lain mengadakan pelatihan atau kepakaran Manajer Grup harus memastikan bahwa apabila ada sistem pemasaran grup dikembangkan dan dikelola untuk grup, hal ini secara mutual adil dan transparan untuk memungkinkan pengamanan bahan mentah atau perdagangan hasil kolektif anggota grup, atau mengatur sesuai yang sepadan. Sistem pemasaran grup harus termasuk; peraturan pembelian dan penjualan dalam grup, peraturan klaim bersertifkasi RSPO, diseminasi pasar, dan informasi harga serta logistik terkait (transportasi ke pabrik, dsb) Manajer Grup harus memastikan bahwa total semua penjualan dan klaim produksi TBS bersertifikasi RSPO dari anggota grup tidak melebihi total produksi TBS bersertifikasi keseluruhan grup. 2. Persyaratan Dokumentasi Manajemen Grup Grup Manajer menilai kepatuhan praktik perkebunan dan mengelola anggota grup untuk memastikan kepatuhan terhadap Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup dan Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan terkait. Manajer Grup harus memiliki sistem internal terdokumentasi yang berisikan semua elemen yang diperlukan untuk menilai kinerja anggota grup dan perkebunannya Struktur dan isi Dokumen Manajemen Grup Manajer Grup harus memiliki struktur, kebijakan, dan prosedur operasional serta informasi dasar setiap anggota grup terdokumentasi. Sistem memverifikasi apabila operasi dalam grup mematuhi Standar RSPO untuk Persyaratan Sertifikasi Grup dan Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan terkait. Page 14 10/31/2012 RSPO Technical

15 2.1.1 Manajer Grup harus memiliki struktur beroperasi yang mendefinisikan dokumentasi manajemen grup (sistem kontrol internal), pengambilan keputusan, dan tanggung jawab dan grup Semua catatan grup harus disimpan selama paling tidak 5 tahun Manajer Grup harus memiliki persyaratan keanggotaan terdokumentasi untuk partisipasi setiap anggota dalam grup. Hal ini termasuk: Persyaratan dan prosedur untuk bergabung dengan grup Persyaratan dan prosedur untuk keluar dari grup Prosedur untuk memasukkan sistem perbaikan untuk ketidakpatuhan anggota Prosedur untuk pengeluaran anggota Harus ada pedoman operasi tingkat grup yang mencakup hal-hal berikut: Protokol penilaian internal Kebijakan dan prosedur menerima dan mengeluarkan anggota Kebijakan dan prosedur untuk menerapkan permintaan tindakan perbaikan (CAR) kepada anggota grup untuk ketidakpatuhan dengan standar RSPO terkait Prosedur untuk mengomunikasikan permintaan tindakan perbaikan (CAR) Penjelasan jelas proses untuk memenuhi permintaan tindakan perbaikan apa pun (CAR) yang diterbitkan secara internal oleh Manajer Grup atau oleh badan sertifikasi termasuk jadwal dan implikasi, bila ada, atas CAR tidak dipatuhi Kebijakan dan prosedur untuk menangani keluhan, permintaan, permintaan tindakan perbaikan (CAR), dan penilaian kinerja anggota grup Kebijakan dan prosedur untuk pemantauan grup, termasuk melakukan dan memperbarui penilaian risiko grup dan pengawasan tahunan anggota grup Manajer Grup harus mengembangkan dan menjaga basis data anggota grup yang termasuk dalam Skema Grup. Termasuk minimal informasi di bawah bagi setiap anggota: Salinan aplikasi anggota grup kepada grup dengan informasi terkait untuk setiap anggota yang diperbarui secara teratur, yaitu: nama produsen, alamat, rincian kontak, jenis kepemilikan lahan, ukuran area perkebunan, Page 15 10/31/2012 RSPO Technical

16 dsb Total produksi tahunan dan produksi per unit area (hektar) untuk tahun-tahun sebelumnya, dari paling tidak satu tahun sebelum bergabung dengan grup, dan estimasi produksi untuk tahun saat ini Hasil dari penilaian internal dan eksternal terakhir menunjukkan tingkat kinerja terhadap Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan terkait, termasuk tanggal dilakukannya, rencana apa pun untuk peningkatan yang diterapkan, dan permintaan tindakan perbaikan (CAR) yang diangkat dan diselesaikan untuk setiap anggota Tanggal penerimaan keanggotaan grup dan tanggal keluar atau pengeluaran dari grup apabila relevan Peta area perkebunan untuk setiap anggota grup. Peta bisa berupa beberapa peta atau peta kolektif yang melingkupi semua anggota grup Rangkuman semua data penggunaan lahan (dalam hektar) harus disimpan dan diperbarui secara teratur melingkupi keseluruhan grup yang mencakup paling tidak: Total area lahan keseluruhan untuk setiap anggota grup Total area lahan yang ditanami sawit untuk setiap anggota grup Total area lahan produksi bersertifikasi RSPO untuk setiap anggota grup Area produksi tumbuhan lainnya (non-minyak sawit) untuk setiap anggota jika ada Total area yang tidak dikembangkan atau disisihkan untuk alasan apa pun (konservasi, adat, HCV yang teridentifikasi, dsb) untuk setiap anggota grup, jika ada Total area dengan infrastruktur untuk setiap anggota grup, jika ada Sistem penilaian internal Anggota prospektif yang ingin bergabung dengan grup untuk dimasukkan ke dalam sertifikasi grup hanya diperbolehkan untuk menjadi anggota formal grup setelah penilaian kepatuhan awal untuk masuk oleh Manajer Grup dilakukan. Penilaian awal akan menentukan bahwa semua anggota grup yang bergabung secara formal dengan grup untuk dimasukkan di bawah sertifikasi grup, dapat memenuhi persyaratan keanggotaan grup dan dapat memenuhi Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Page 16 10/31/2012 RSPO Technical

17 Berkelanjutan terkait Manajer Grup harus menerapkan program penilaian internal rutin dan berkelanjutan untuk semua anggota grup yang mencakup minimal hal-hal berikut: Penilaian internal harus didokumentasikan dan dokumen-dokumen tersebut harus dijaga selama 5 tahun Kunjungan penilaian internal rutin (minimal setiap tahun) untuk mengambil sampel anggota grup untuk mengonfirmasi kepatuhan berlanjut terhadap semua persyaratan Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan dan Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup terkait. Semua anggota harus dipantau paling sekali dalam masa validitas sertifikat grup (biasanya 5 tahun) Anggota grup harus mengidentifikasi Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan relevan yang sesuai untuk setiap anggota grup. Kinerja sesuai standar ini yang dinilai di setiap penilaian internal Ukuran sampel untuk penilaian internal harus berdasarkan penilaian risiko anggota grup, di mana risiko yang lebih tinggi membutuhkan ukuran sampel yang lebih tinggi. Contoh: Grup berisiko rendah adalah grup yang secara relatif homogen secara geografis serta sosioekonomis, sedang tidak ada aktivitas penanaman kembali, tidak ada anggota baru, grup mapan dan tidak ada riwayat ketidaksesuaian. Risiko rendah juga dapat didefinisikan dengan adanya kemungkinan tinggi bahwa seorang anggota grup akan menjaga kepatuhan dengan standar terkait. Grup berisiko tinggi adalah grup yang memiliki perbedaan yang cukup tinggi di grup (misal: terpisah secara geografis, daerah yang sangat berbeda, tingkat pengalaman budidaya kelapa sawit yang berbeda, ukuran perkebunan yang sangat beragam, situasi sosioekonomis yang berbeda di antara anggota, dsb). Risiko tinggi juga dapat didefinisikan dengan kemungkinan rendah bahwa seorang anggota grup akan menjaga kepatuhan dengan standar terkait Ukuran sampel harus ditentukan oleh formula (0.8 y) x (z), di mana z adalah pengali yang ditentukan oleh penilaian risiko. Risiko rendah = pengali 1, risiko menengah - pengali 1,2, risiko tinggi = pengali 1,4 (lihat Tabel 1) Grup harus menggunakan sampel minimum untuk dikunjungi setiap tahun Page 17 10/31/2012 RSPO Technical

18 untuk penilaian internal (0.8 y), di mana y adalah jumlah anggota grup, dan di mana pemilihan anggota grup berdasarkan teknik pemilihan acak. Page 18 10/31/2012 RSPO Technical

19 Tabel 1: Contoh ukuran sampel untuk anggota grup dalam penilaian internal Contoh ukuran sampel untuk anggota grup yang akan dinilai dalam penilaian internal Jumlah anggota grup Minimal Risiko rendah Risiko menengah Risiko tinggi = y = 0.8 y = (0.8 y) x (1) = (0.8 y) x (1,2) = (0.8 y) x (1,4) Contoh ukuran sampel untuk anggota grup yang akan dinilai dalam penilaian internal Jumlah anggota grup Minimal Risiko rendah Risiko menengah Risiko tinggi = y = 0.8 y = (0.8 y) x (1) = (0.8 y) x (1,2) = (0.8 y) x (1,4) Manajer Grup harus memastikan bahwa anggota grup berbeda dikunjungi setiap penilaian internal tahunan dengan yang sebelumnya dipilih untuk penilaian oleh badan sertifikasi, kecuali ada kondisi yang mengharukan kunjungan ulang ke anggota yang sama (misal: permintaan tindakan perbaikan yang sedang diproses (CAR), keluhan yang didapatkan dari pemangku kepentingan, faktor risiko, dsb) Penilaian internal tambahan harus dijadwalkan ketika masalah potensial Page 19 10/31/2012 RSPO Technical

20 muncul atau ketika Manajer Grup mendapatkan informasi dari pemangku kepentingan mengenai ketidakpatuhan yang dituduhkan terhadap Standar RSPO Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan oleh anggota grup Ketidakpatuhan yang diidentifikasi oleh Manajer Grup harus diselesaikan secara internal sesuai sistem terdokumentasi penerapan permintaan tindakan perbaikan (CAR). Lihat Page 20 10/31/2012 RSPO Technical

21 3. Rantai Perlindungan Manajer Grup harus memiliki sistem yang tersedia untuk memungkinkan perdagangan Tandan Buah Segar (TBS) bersertifikasi RSPO yang dihasilkan oleh grup. 3.1 Manajer grup harus mendokumentasi dan menerapkan sistem untuk melacak TBS yang diproduksi oleh anggota grup, dan dimaksudkan untuk dijual sebagai TBS bersertifikasi RSPO. 3.2 Harus ada prosedur kolektif untuk penjualan semau TBS bersertifikasi yang berasal dari perkebunan anggota grup yang disetujui oleh anggota grup dan Manajer Grup dan dirancang untuk memastikan bahwa TBS non-sertifikasi tidak dijual sebagai TBS bersertifikasi RSPO. Hal ini harus termasuk dalam sistem pemasaran grup yang dikembangkan untuk grup, dan mengikuti salah satu model rantai suplai dari Sistem Sertifikasi Rantai Suplai RSPO ii, yaitu Identity Preserved, Segregated, atau Mass Balance. 3.3 Manajer grup harus memastikan bahwa semua faktur penjualan TBS bersertifikasi yang berasal dari grup diterbitkan dengan informasi yang disyaratkan persyaratan model rantai suplai yang diadopsi dalam Lampiran 6 dokumen Sistem Sertifikasi Rantai Suplai RSPO - November Pentransportasian fisik TBS bersertifikasi RSPO yang berasal dari perkebunan anggota grup harus dilakukan baik langsung oleh grup (melalui transportasi sendiri), atau melalui perantara sub-kontraktor. Untuk perantara, persyaratan yang dijelaskan pada 3.7 juga harus berlaku. 3.5 Semua penjualan TBS dari perkebunaan anggota grup harus didokumentasikan. Hal ini termasuk: Hal ini termasuk: Informasi mengenai transportasi Nomor identifikasi grup anggota grup terkait Penjelasan produk yang dijual (bersertifikasi RSPO atau tidak), volume produk, dan tujuan. 3.6 Manajer Grup harus menyimpan salinan semua dokumentasi dan catatan terkait transaksi produk grup selama 5 tahun. 3.7 Apabila ada perantara dalam rantai suplai dari grup ke pabrik yang ingin dimasukkan ke dalam kontrol sertifikasi grup dibandingkan mendapatkan sertifikasi rantai suplai-nya sendiri, perantara harus diidentifikasi oleh Manajer Grup. Manajer Grup harus memiliki kontrak dengan perantara untuk memenuhi Standar Sertifikasi Grup RSPO dan setuju untuk dinilai setiap tahun oleh Manajer Grup serta dalam penilaian Page 21 10/31/2012 RSPO Technical

22 sertifikasi. Grup Manajer bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perantara mematuhi ketentuan berikut: Harus ada kontrak antara perantara dan Manajer Grup Perantara harus memiliki catatan pembelian dan penjualan yang lengkap Perantara harus memiliki sistem rantai suplai RSPO untuk memisahkan bahan bersertifikasi dan non-sertifikasi melalui pilihan rantai suplai RSPO mana pun (Identity Preserved, Segregation atau Mass Balance). i Nussbaum, R. (2002) Group Certification for forests: a practical guide, ProForest, Oxford and Forest Research Programme, London. P6. ii Catat bahwa hal ini tidak termasuk pemesanan dan klaim. Page 22 10/31/2012 RSPO Technical

Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest. RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest. RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm KONTEN: Istilah dan Definisi... 5 PENDAHULUAN... 11 Lingkup dokumen ini... 11 Dokumen Acuan...

Lebih terperinci

RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm 1. Penilaian Dampak Aktivitas Langkah Tindakan Rinci Catatan Melakukan penilaian dampak sosial dan lingkungan independen yang komprehensif

Lebih terperinci

Pertanyaan Umum (FAQ):

Pertanyaan Umum (FAQ): Pertanyaan Umum (FAQ): Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Kelompok Produksi TBS (Versi AKHIR, Maret 2016) Untuk diperhatikan: dokumen FAQ ini akan diperbaharui secara berkala setelah menerima

Lebih terperinci

Sesuai yang disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO

Sesuai yang disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO Dokumen Final Sesuai yang disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO 25 November 2011 RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm KONTEN 1. Pendahuluan... 3 2. Cakupan... 4 3. Cara menggunakan

Lebih terperinci

Dokumen ini menggantikan "Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim" yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011

Dokumen ini menggantikan Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011 Diadopsi oleh Dewan Eksekutif RSPO pada 30 November, 2011. Dokumen ini menggantikan "Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim" yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011 RSPO will transform

Lebih terperinci

Dokumen final disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO

Dokumen final disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO Dokumen final disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO 26 Juni 2007 Disetujui oleh Dewan Eksekutif Pada 30 Agustus,2011 pada Revisi Prosedur untuk Pengesahan Kriteria Generik Internasional sebagai Interpretasi

Lebih terperinci

DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS. Versi 1.5; Oktober 2014

DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS. Versi 1.5; Oktober 2014 DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS Versi 1.5; Oktober 2014 Penting: Dokumen DRAF ini disusun oleh Global Sustainability Associated di bawah arahan

Lebih terperinci

Dokumen Final. Disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO. 25 November RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

Dokumen Final. Disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO. 25 November RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm Dokumen Final Disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO 25 November 2011 RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm Sejarah Dokumen Sistem Sertifikasi Rantai Suplai RSPO (SCCS) ini berdasarkan

Lebih terperinci

Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Sertifikasi Kelompok dalam Produksi TBS

Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Sertifikasi Kelompok dalam Produksi TBS Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Sertifikasi Kelompok dalam Produksi TBS Disahkan oleh Dewan Gubernur tanggal 7 Maret 2016 Maret 2016 RSPO-GUI-T06-008 V1.0 IND Halaman 1 dari 64 Daftar

Lebih terperinci

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO 14 th Sept 2015 Sari Pan Pacific Hotel, Jakarta PREPARED BY: kompensasi Task Force Prosedur Remediasi and Kompensasi RSPO terkait Pembukaan Lahan

Lebih terperinci

Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE)

Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE) Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE) Versi 4-10 Februari 2012 (versi akhir) 1 1.Pendahuluan Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan

Lebih terperinci

SKEMA LISENSI PENILAI NKT: KEMAJUAN SELAMA DUA TAHUN

SKEMA LISENSI PENILAI NKT: KEMAJUAN SELAMA DUA TAHUN SKEMA LISENSI PENILAI NKT: KEMAJUAN SELAMA DUA TAHUN Skema Lisensi Penilai: HASIL-HASIL SELAMA DUA TAHUN Oktober 01 - Desember 01 Pengantar Skema Lisensi Penilai (ALS) NKT diluncurkan pada tanggal 31 Oktober

Lebih terperinci

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN Di sela-sela pertemuan tahunan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang ke-13 di Kuala Lumpur baru-baru ini,

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di AUDIT PEMANTAUAN DAN LAPORAN PENUTUPAN CAO Audit IFC Kepatuhan CAO C-I-R6-Y08-F096 27 Maret 2013 Respon Pemantauan IFC ke Audit CAO mengenai investasi IFC di Wilmar Trading (IFC No. 20348) Delta Wilmar

Lebih terperinci

Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO

Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO Table ronde sur l huile de RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO Pada 1 Juni 2011, RSPO telah

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

Document finalpedoman Petani Plasma: Dipersiapkan oleh Gugus Kerja Petani. Tanggal: 2 Juli 2009

Document finalpedoman Petani Plasma: Dipersiapkan oleh Gugus Kerja Petani. Tanggal: 2 Juli 2009 Document final Plasma: Dipersiapkan oleh Gugus Kerja Petani Tanggal: 2 Juli 2009 Page 1 1/11/2012 Pendahuluan: Dokumen ini menampilkan versi akhir pedoman Generik RSPO untuk Petani Plasma. Dokumen ini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan

Lebih terperinci

RSPO FACTSHEET. Sejarah. Kapan dan mengapa RSPO didirikan? Anggota Pendiri. Roundtable on Sustainable Palm Oil

RSPO FACTSHEET. Sejarah. Kapan dan mengapa RSPO didirikan? Anggota Pendiri. Roundtable on Sustainable Palm Oil FACTSHEET RSPO Roundtable on Sustainable Palm Oil Sejarah Pada tahun 2001, WWF mulai menjajaki kemungkinan pembentukan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Hasil dari penjajakan ini adalah dibentuknya

Lebih terperinci

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu DPLS 19 rev.0 Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu Issue Number : 000 Desember 2013 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

Sustainability Policy

Sustainability Policy Sustainability Policy Progress Report 4 Dec 2014-31 Mar 2015 Komitmen Kelestarian Kebijakan Kelestarian Musim Mas Membawa manfaat bagi masyarakat sekitar. Laporan Triwulan terhadap Perkembangan Kebijakan

Lebih terperinci

Pertanyaan yang Sering Diajukan PalmGHG Calculator

Pertanyaan yang Sering Diajukan PalmGHG Calculator Pertanyaan yang Sering Diajukan PalmGHG Calculator Versi 3.0.1 19 Mei 2017 RSPO-REF-T04-008 V1.0 IND Judul Dokumen: Kode Dokumen: Ruang linkup: Jenis Dokumen: FAQ tentang PalmGHG Calculator RSPO-REF-T04-008

Lebih terperinci

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan No. Dokumen ID : AGRO-SFM-002-PR Tanggal Terbit Sebelumnya : N/A Halaman : 1 dari 11 1.0 LATAR BELAKANG Grup APRIL ("APRIL") telah mengumumkan Kebijakan APRIL Grup dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Lebih terperinci

Pedoman untuk Petani Independen yang berada di bawah naungan Sertifikasi Grup

Pedoman untuk Petani Independen yang berada di bawah naungan Sertifikasi Grup Pedoman untuk Petani Independen yang berada di bawah naungan Sertifikasi Grup Dipersiapkan oleh Taskforce untuk Petani Tanggal: 19 Juni 2010 Pendahuluan: Dokumen ini menetapkan Pedoman Umum RSPO untuk

Lebih terperinci

ISCC 201 DASAR SISTEM UNTUK PETANI SWADAYA. Versi 3.0

ISCC 201 DASAR SISTEM UNTUK PETANI SWADAYA. Versi 3.0 ISCC 201 DASAR SISTEM UNTUK PETANI SWADAYA Versi 3.0 II Pemberitahuan Hak Cipta 2017 ISCC System GmbH Dokumen ISCC ini dilindungi oleh hak cipta. Dokumen ini tersedia secara gratis di situs web ISCC atau

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

Proses Penyelesaian Perselisihan

Proses Penyelesaian Perselisihan Dokumen ID INDONESIA Proses Penyelesaian Perselisihan Latar Belakang ALS adalah skema yang bertujuan untuk mempromosikan penerapan pendekatan NKT secara lebih bermutu dan konsisten melalui a) penyediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Organisasi minyak kelapa sawit di tingkat global atau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) menyoroti peran Indonesia yang dinilai penting

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas I. Ruang Lingkup: Seluruh ketentuan Sustainability Framework ini berlaku tanpa pengecualian bagi: Seluruh

Lebih terperinci

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi ID Dokumen BAHASA INDONESIA Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi Kelompok Pakar Sejawat, Skema Lisensi Penilai (ALS) HCV Resource Network (HCVRN) Prosedur

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

Prosedur dan Daftar Periksa Evaluasi Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Prosedur dan Daftar Periksa Evaluasi Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi ID Dokumen BAHASA INDONESIA Prosedur dan Daftar Periksa Evaluasi Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi HCV Resource Network (HCVRN), Skema Lisensi Penilai, Panel Mutu 1 Prosedur dan daftar periksa

Lebih terperinci

Catatan Pengarahan FLEGT

Catatan Pengarahan FLEGT FLEGT PENEGAKAN HUKUM, TATA KELOLA DAN PERDAGANGAN SEKTOR KEHUTANAN Jaminan legalitas berbasis peserta pasar dan pemberian izin FLEGT Latar belakang Rencana Tindakan mengenai Penegakan Hukum, Tata Kelola

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum Lampiran 1. Gap analisis standar Pedoman BSN 1001:1999 terhadap ISO 17021:2006 dan ISO 22003:2007. ISO/IEC 17021 : 2006 ISO/IEC 22003:2007 Pedoman BSN 1001-1999 5 Persyaratan Umum 5 Persyaratan Umum 5.1

Lebih terperinci

Audit sertifikasi pertama akan dimulai pada tanggal 11 September 2017 hingga 15 September 2017.

Audit sertifikasi pertama akan dimulai pada tanggal 11 September 2017 hingga 15 September 2017. From l Control Union (Malaysia) Sdn. Bhd. Subject Pengumuman publik atas sertifikasi pertama di Pt. Guntung Idamannusa GIN 2 POM l Date l 08-08-17 Dear Sir/Madam, PT Guntung Idamannusa merupakan perusahaan

Lebih terperinci

05/12/2016 KUALA PEMBUANG

05/12/2016 KUALA PEMBUANG KUALA PEMBUANG 1 KUALA PEMBUANG TERLETAK DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MERUPAKAN PEMEKARAN DARI KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR BERDASARKAN UNDANG UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2002 DENGAN IBU KOTA KUALA PEMBUANG.

Lebih terperinci

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan Untuk diterbitkan segera Siaran Pers Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan Jakarta, Singapura, 9 Februari 2011 Golden Agri Resources Limited (GAR) dan anakanak

Lebih terperinci

Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan)

Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan) Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan) 13 Agustus 2015 Pengantar Bumitama Agri Ltd. adalah kelompok perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK Lampiran 3.3. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2014 Tanggal : 14 Juli 2014 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. digunakan baik untuk konsumsi makanan maupun nonmakanan. Total produksi

I. PENDAHULUAN. digunakan baik untuk konsumsi makanan maupun nonmakanan. Total produksi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak sawit adalah minyak nabati yang berasal dari buah kelapa sawit, digunakan baik untuk konsumsi makanan maupun nonmakanan. Total produksi minyak sawit dunia diperkirakan

Lebih terperinci

PROSES KONSULTASI PENILAIAN ULANGAN PENSIJILAN RSPO BERSAMA PIHAK YANG BERKEPENTINGAN ATAS PABRIK KELAPA SAWIT SUKAJADI SAWIT MEKAR 1,

PROSES KONSULTASI PENILAIAN ULANGAN PENSIJILAN RSPO BERSAMA PIHAK YANG BERKEPENTINGAN ATAS PABRIK KELAPA SAWIT SUKAJADI SAWIT MEKAR 1, 09 April 2015 Kepada Bapak dan Ibu sekalian, PROSES KONSULTASI PENILAIAN ULANGAN PENSIJILAN RSPO BERSAMA PIHAK YANG BERKEPENTINGAN ATAS PABRIK KELAPA SAWIT SUKAJADI SAWIT MEKAR 1, PT Sukajadi Sawit Mekar,

Lebih terperinci

Komite Akreditasi Nasional

Komite Akreditasi Nasional PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga

Lebih terperinci

KERTAS POSISI Kelompok Masyarakat Sipil Region Sulawesi Sistem Sertifikasi Bukan Sekedar Label Sawit Berkelanjutan

KERTAS POSISI Kelompok Masyarakat Sipil Region Sulawesi Sistem Sertifikasi Bukan Sekedar Label Sawit Berkelanjutan KERTAS POSISI Kelompok Masyarakat Sipil Region Sulawesi Sistem Sertifikasi Bukan Sekedar Label Sawit Berkelanjutan INDUSTRI PERKEBUNAN SAWIT merambah Sulawesi sejak tahun 1980 an dan ekspansinya tetap

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN R.I KOMISI ISPO. Pedoman PRAKATA

KEMENTERIAN PERTANIAN R.I KOMISI ISPO. Pedoman PRAKATA KOMISI PRAKATA Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan Konsultan yang dapat menyediakan jasa konsultansi bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit dalam rangka menerapkan, diperlukan Lembaga konsultan yang

Lebih terperinci

OMBUDSMAN CONCLUSION REPORT WILMAR 2

OMBUDSMAN CONCLUSION REPORT WILMAR 2 OMBUDSMAN CONCLUSION REPORT WILMAR 2 Laporan ini merangkum proses CAO Ombudsman dalam hubungannya dengan keluhan kedua yang diterima CAO mengenai investasi IFC dalam Grup Wilmar. INVESTASI IFC Grup Wilmar

Lebih terperinci

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001 LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi Nasional - Badan Standardisasi Nasional (KAN-BSN) dalam memberikan

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited

Indorama Ventures Public Company Limited Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik untuk Pemasok (Sebagaimana yang di setujui pada Desember 2014) Revisi 1 (Sebagaimana yang di setujui pada Mei 2017) Catatan Dalam hal ketentuan apa pun

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 ISO/1EC 17025:2008 3.1.1 Pendahuluan ISO/IEC 17025 Edisi pertama (1999) ISO/IEC 17025 diterbitkan sebagai hasil dari pengalaman yang ekstensif dalam implementasi ISO/IEC Guide

Lebih terperinci

PELAKSANAAN INSPEKSI SISTEM PANGAN ORGANIK

PELAKSANAAN INSPEKSI SISTEM PANGAN ORGANIK PELAKSANAAN INSPEKSI SISTEM PANGAN ORGANIK 1. Ruang lingkup Pedoman ini menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Lembaga Sertifikasi Pangan Organik dalam melaksanakan kegiatan inspeksi kepada operator

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PAM.MM01.001.01 BUKU PENILAIAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?

Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan? Studi Kasus dalam merancang intervensi tingkat perusahaan mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit bukan tanaman asli Indonesia, namun keberadaan tanaman ini telah masuk hampir ke semua sektor kehidupan. Kondisi ini telah mendorong semakin meluasnya

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik Pemasok Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited dan anak perusahaan / afiliasi (secara kolektif disebut sebagai Perusahaan) berkomitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

DOKUMEN PANDUAN UTZ. PREMI UTZ (Versi 1.0, ) Premi wajib bagi produsen bersertifikasi UTZ. Premi dibayarkan oleh pembeli pertama.

DOKUMEN PANDUAN UTZ. PREMI UTZ (Versi 1.0, ) Premi wajib bagi produsen bersertifikasi UTZ. Premi dibayarkan oleh pembeli pertama. DOKUMEN PANDUAN UTZ PREMI UTZ (Versi 1.0, 1-8-2016) Panduan tentang premi, sebagaimana diwajibkan dalam Pedoman Perilaku Inti UTZ untuk sertifikasi kelompok dan multi-kelompok (versi 1.1) Dokumen panduan

Lebih terperinci

Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru 1 November 2016 Judul Dokumen: Kode Dokumen: Lingkup: Jenis Dokumen: FAQ Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO

Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO LATAR BELAKANG Sebaran Areal Tanaman Kelapa Sawit di Indonesia Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia, 2014 Ekstensifikasi

Lebih terperinci

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc. VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Studi Bersama Persamaan dan Perbedaan Sistem Sertifikasi ISPO dan RSPO

RINGKASAN EKSEKUTIF. Studi Bersama Persamaan dan Perbedaan Sistem Sertifikasi ISPO dan RSPO RINGKASAN EKSEKUTIF Studi Bersama Persamaan dan Perbedaan Sistem Sertifikasi ISPO dan RSPO Dipublikasikan bersama oleh: Kementerian Pertanian Republik Indonesia Sekretariat Komisi Indonesian Sustainable

Lebih terperinci

Kebijakan Asosiasi. Tanggal Berlaku PfA berlaku secara efektif sejak menerima dukungan dari Stakeholder Advisory Committee (SAC)

Kebijakan Asosiasi. Tanggal Berlaku PfA berlaku secara efektif sejak menerima dukungan dari Stakeholder Advisory Committee (SAC) Kebijakan Asosiasi Tujuan Pada bulan Juni 2015, APRIL telah menerapkan Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan ("SFMP") 2.0 1 yang menyatakan komitmen Grup APRIL untuk: mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

PROSES KONSULTASI PENILAIAN ULANGAN DENGAN PIHAK YANG BERKEPENTINGAN ATAS PABRIK KELAPA SAWIT AGROWIRATAMA, MENURUT PRINSIP & KRITERIA RSPO 2013.

PROSES KONSULTASI PENILAIAN ULANGAN DENGAN PIHAK YANG BERKEPENTINGAN ATAS PABRIK KELAPA SAWIT AGROWIRATAMA, MENURUT PRINSIP & KRITERIA RSPO 2013. 9 Maret 2015 Kepada Bapak dan Ibu sekalian, PROSES KONSULTASI PENILAIAN ULANGAN DENGAN PIHAK YANG BERKEPENTINGAN ATAS PABRIK KELAPA SAWIT AGROWIRATAMA, MENURUT PRINSIP & KRITERIA RSPO 2013. PT Agrowiratama,

Lebih terperinci

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi Kelompok RSPO untuk Produksi TBS. Agustus 2017 Versi 1

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi Kelompok RSPO untuk Produksi TBS. Agustus 2017 Versi 1 PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi Kelompok RSPO untuk Produksi TBS Agustus 2017 Versi 1 1 Nama dokumen: Prosedur Penanaman Baru RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi

Lebih terperinci

LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG

LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG SKEMA SERTIFIKASI MUTU ISO 9001 PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN Depok, 3 Maret 2017 Disahkan oleh, Nurhayati

Lebih terperinci

Bersumber dari : Wikipedia dan ditambahkan oleh penulis

Bersumber dari : Wikipedia dan ditambahkan oleh penulis Bersumber dari : Wikipedia dan ditambahkan oleh penulis ISO / IEC 27001, bagian dari tumbuh ISO / IEC 27.000 keluarga standar, adalah Information Security Management System (ISMS) standar yang diterbitkan

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA 1. DEFINISI 1.1. MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL (PT. MUTUAGUNG LESTARI) Adalah perusahaan jasa sertifikasi, beralamat di Jalan Raya Bogor Km. 33.5 Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG 1 PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN PENYEDIA JASA DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

PROSES KONSULTASI ATAS PENILAIAN AWAL SERTIFIKASI RSPO PABRIK KELAPA SAWIT

PROSES KONSULTASI ATAS PENILAIAN AWAL SERTIFIKASI RSPO PABRIK KELAPA SAWIT 09 April 2015 Kepada Bapak dan Ibu sekalian, PROSES KONSULTASI ATAS PENILAIAN AWAL SERTIFIKASI RSPO PABRIK KELAPA SAWIT SUKAJADI SAWIT MEKAR 2, PT Sukajadi Sawit Mekar, adalah sebuah Perusahaan Perkebunan

Lebih terperinci

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001 Nomor : 8/1 Edisi-Revisi : E-2 Tanggal : 01 Juni 2016 Hal : 1 dari 9 LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi

Lebih terperinci

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TANGGAL : PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN

Lebih terperinci

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA 0 Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA paket 00.indb // 0:: AM STANDAR AUDIT 0 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI

Lebih terperinci

Studi Bersama Persamaan dan Perbedaan Sistem Sertifikasi ISPO dan RSPO

Studi Bersama Persamaan dan Perbedaan Sistem Sertifikasi ISPO dan RSPO Studi Bersama Persamaan dan Perbedaan Sistem Sertifikasi ISPO dan RSPO Dipublikasikan bersama oleh: Kementerian Pertanian Republik Indonesia Sekretariat Komisi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) Kantor

Lebih terperinci

STANDAR PERIKATAN AUDIT

STANDAR PERIKATAN AUDIT EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT ( SPA ) 300 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN

2013, No BAB I PENDAHULUAN 2013, No.233 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN ARSIP ELEKTRONIK BAB I PENDAHULUAN A. Umum Kemajuan

Lebih terperinci

FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN BAGIAN A DATA PELAPOR

FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN BAGIAN A DATA PELAPOR FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) adalah organisasi nirlaba yang didirikan dengan visi mentransformasi pasar untuk menjadikan minyak sawit berkelanjutan sebagai norma.

Lebih terperinci

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat, 21 Maret 2013 Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat, 5 Februari 2013 mungkin merupakan hari paling penting dalam sejarah APP. Pada tanggal tersebut kami mengumumkan Kebijakan Konservasi Hutan, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah penelitian, dan sistematika penulisan laporan dari penelitian yang dilakukan. 1. 1

Lebih terperinci

SISTEM SERTIFIKASI KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN

SISTEM SERTIFIKASI KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TANGGAL : SISTEM SERTIFIKASI KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Perkebunan kelapa sawit berkelanjutan

Lebih terperinci

PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : "PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK"

PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PEDOMAN KAN 402-2007 PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : "PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK" Komite Akreditasi Nasional Adopsi dari IAF-GD5-2006 Issue 2 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA

UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA Informasi Umum Inisiatif Tungku Sehat Hemat Energi (Clean Stove

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework/Kerangka Kerja Akuntabilitas (AFi) adalah suatu upaya kolaboratif untuk membantu perusahaan memenuhi komitmen rantai pasokan etis mereka terhadap rantai pasokan pertanian

Lebih terperinci

Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource

Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource Panduan untuk pabrik penggergajian dan produsen kayu Paul Wilson Manajer Pengembangan Program Kantor +62 (0)881 463 8608 Ponsel +62 (0)817 0357 7555 paul@certisource.co.uk

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF Halaman: 1 dari 7 MAPPING (PM) ATAU Dibuat Oleh Direview Oleh Disahkan Oleh 1 Halaman: 2 dari 7 Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh 2 Halaman: 3 dari 7 Daftar Isi 1. Tujuan... 4

Lebih terperinci

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang No. 1510, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. Alat Konversi BBG. Skema Sertifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SKEMA SERTIFIKASI ALAT KONVERSI BAHAN

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA DALAM PENERAPAN RSPO ABSTRAK

EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA DALAM PENERAPAN RSPO ABSTRAK EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA DALAM PENERAPAN RSPO (Studi Kasus : PT. Perkebunan Nusantara III) Yudi Kurniawan, * Salmiah ** Dan Sinar Indra Kusuma ** *) Alumni Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS PERNYATAAN DAN PRINSIP KEBIJAKAN Sesuai dengan Undang-undang Intelijen Keuangan dan Anti Pencucian Uang 2002 (FIAMLA 2002), Undang-undang Pencegahan Korupsi 2002

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

Marine Stewardship Council. Standar MSC Chain of Custody: Versi Default

Marine Stewardship Council. Standar MSC Chain of Custody: Versi Default Marine Stewardship Council Standar MSC Chain of Custody: Versi Default Versi 4.0, 20 Februari 2015 Tentang Marine Stewardship Council Marine Stewardship Council (MSC) merupakan sebuah organisasi global

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Nasional Bruto (PDNB) sektor Pertanian, salah satunya adalah kelapa sawit.

Lebih terperinci