METODE FUNDAMENTAL PENCACAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE FUNDAMENTAL PENCACAHAN"

Transkripsi

1 METODE FUNDAMENTAL PENCACAHAN PRINSIP UTAMA DALAM PENCACAHAN Mella Imelda Selasa,5 November 2013

2 Terdapat dua prinsip atau aturan utama dalam pencacahan yaitu aturan perkalian ( Multiplication Rule ) dan aturan penambahan ( Addition Rule ) Bunyi aturan perkalian : Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam n 1 cara, dan setiap kejadian pertama diikuti oleh kejadian kedua dengan n 2 cara, dan setiap kejadian kedua diikuti oleh kejadian ketiga dengan n 3 cara, dan seterusnya, dan setiap kejadian ke-(p-1) diikuti oleh kejadian ke-p yang terjadi dalam n p cara, maka kejadian pertama, kedua, ketiga,..., kep secara bersama sama terjadi dalam n 1 x n 2 x n 3 x... x n p cara. Bunyi aturan penambahan Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam n 1 cara, kejadian kedua secara terpisah dapat terjadi dalam n 2 cara, dan seterusnya, kejadian ke-p secara terpisah terjadi dalam n p cara maka kejadian pertama atau kedua,..., atau kejadian ke-p dapat terjadi dalam n 1 + n n p cara Contoh soal : Aturan perkalian 1. Berapa macam menu makan siang yang terdiri atas sup, sandwich, desert dan minuman yang dapat dipilih dari 4 macam sup, 3 jenis sandwich, 5 desert dan 4 minuman? Banyaknya cara untuk memilih sup ada 4 cara Banyaknya cara untuk memilih sandwich ada 3 cara Banyaknya cara untuk memilih desert ada 5 cara, dan Banyaknya cara untuk memilih minuman ada 4 cara Jadi banyaknya macam menu makan siang adalah 4 x 3 x 5 x 4 = Dari 6 orang calon terpilih, akan di bentuk sebuah kepengurusan yang terdiri dari ketua, sekertaris dan bendahara. Ada berapa kepengurusan yang mungkin terbentuk? Penyelesian : Banyaknya cara untuk memilih ketua ada 6 cara Banyaknya cara untuk memilih sekertaris ada 5 cara, dan

3 Banyaknya cara untuk memilih bendahara ada 4 cara Jadi kepengurusan yang mungkin terbentuk adalah sebanyak 6 x 5 x 4 = Bit biner hanya 0 dan 1. Berapa banyak string biner yang dapat dibentuk jika: (a) Panjang string 5 bit (b) Panjang string 8 bit Bit biner hanya 0 dan 1, berarti hanya ada 2 string biner untuk setiap bit. (a) Jika panjang string 5 bit, maka banyak string biner yang mungkin dapat dibentuk adalah sebanyak 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 2 5 = 32 (b) Jika panjang string 8 bit, maka banyak string biner yang mungkin dibentuk adalah sebanyak 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = Berapa banyak bilangan ganjil antara 1000 dan 9999 (termasuk1000 dan 9999 itu sendiri) yang : (a) Semua angkanya berbeda (b) Boleh ada angka yang berulang (a) Bilangan ganjil antara , berarti kita akan menentukan berapa banyak bilangan ganjil pada angka ribuan,dimana pada angka ribuan ada 4 posisi yaitu satuan, puluhan, ratusan dan ribuan. Kita tentukan lebih dulu posisi satuanya karena angka pada satuannya yang menentukan apakah bilangan tersebut merupakan bilangan ganjil atau bukan. Untuk posisi satuan ada 5 kemungkinan angka yang dipakai yaitu 1,3,5,7 dan 9. Kemudian untuk posisi ribuan ada 8 kemungkinan dari 10 angka. 2 angka yang tidak dipakai merupakan angka o dan salah satu angka yang sudah berada diposisi satuan. Untuk posisi ratusan ada 8 kemungkinan angka juga. 2 angka lainya yang berada di posisi satuan dan ribuan tidak dipakai karena syaratnya tidak boleh ada angka yang sama.

4 Untuk posisi puluhan ada 7 kemungkinan angka. 3 angka yang berada pada posisi satuan, ribuan dan ratusan tidak dipakai lagi. Jadi banyaknya bilangan ganjil antara dengan syarat tidak ada angka yang sama adalah sebanyak 5 x 8 x 8 x 7 = 2240 (b) Sama seperti yang diatas, kita akan menentukan banyaknya bilangan ganjil antara dengan syarat boleh ada angka yang berulang. Untuk posisi satuan ada 5 kemungkinan angka yaitu 1,3,5,7 dan 9 Untuk posisi ribuan ada 9 kemungkinan angka yaitu angka 1-9 Untuk posisi ratusan ada 10 kemungkinan angka yaitu angka 0-9 Untuk posisi puluhan ada 10 kemungkinan angka yaitu angka 0-9 Jadi banyaknya bilangan ganjil antara dengan syarat boleh ada angka yang sama adalah sebanyak 5 x 9 x 10 x 10 = Berapa banyak bilangan 4 digit yang tidak mengandung angka yang berulang? Digit pertama ada 10 kemungkinan angka Digit kedua ada 9 kemungkinan angka Digit ketiga ada 8 kemungkinan angka Digit keempat ada 7 kemungkinan angka Jadi banyaknya bilangan 4 digit yang tidak mengandung angka yang berulang adalah sebanyak 10 x 9 x 8 x 7 = Dalam perpustakaan terdapat 10 buku matematika, 25 buku statistik dan 5 buku sosial. Berapa banyaknya cara untuk mengambil 3 buah buku masing masing 1 buku matematika, 1 buku statistik dan 1 buku sosial? Ada 10 cara untuk mengambil 1 buku matematika Ada 25 cara untuk mengambil 1 buku statistik Ada 5 cara untuk mengambil 1 buku sosial Jadi banyaknya cara yang mungkin untuk mengambil 3 buah buku yang berbeda adalah sebanyak 10 x 25 x 5 = 1250 cara

5 7. Sebuah sandi-lewat (password) panjangnya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa huruf atau angka. Berapa banyak kemungkinan sandi-lewat yang dapat dibuat? Karakter dalam password tersebut boleh berupa huruf atau angka, jadi banyaknya karakter tersebut ada 36 karakter dimana ada 26 karakter berupa huruf dan 10 karakter berupa angka. Kemungkinan password yang panjangnya 6 karakter ada 36 x 36 x 36 x 36 x 36 x 36 = 36 6 = Kemungkinan password yang panjangnya 7 karakter ada 36 x 36 x 36 x 36 x 36 x 36 x 36 = 36 7 = Kemungkinan password yang panjangnya 8 karakter ada 36 x 36 x 36 x 36 x 36 x 36 x 36 x 36= 36 8 = Jadi kemungkinan password yang dapat di buat sebanyak = buah Aturan Penambahan 1. Dalam Perpustakaan terdapat 10 buku Matematika, 25 buku Statistik dan 5 buku social. Berapa cara yang dapat dilakukan untuk mengambil 1 buku? Ada 10 cara untuk mengambil 1 buku matematika Ada 25 cara untuk mengambil 1 buku statistik Ada 5 cara untuk mengambil 1 buku sosial Jadi banyaknya cara yang mungkin untuk mengambil 1 buah buku adalah sebanyak = 40 cara 2. Sekelompok mahasiswa terdiri dari 4 orang pria dan 3 orang wanita. Berapa cara memilih 1 orang yang mewakili kelompok tersebut (tidak perduli pria atau wanita)? Ada 4 cara untuk memilih seorang pria Ada 3 cara untuk memilih seorang wanita

6 Jadi banyaknya cara untuk memilih 1 orang yang mewakili kelompok tersebut adalah sebanyak = 7 cara Source : Budayasa, I.K. (2008), Matematika Diskrit. University Press. Surabaya Ekowati, C.K (2010), Bahan ajar statistik dasar. Universitas Nusa Cendana. Kupang Http :// Terimakasihh telah mengunduh file ini!! Bila ada kritik dan saran silahkan menghubungi saya melalui imeldamella3@gmail.com atau anda bisa berkomentar di blog saya. Semoga bermanfaat O_o

U n KOMBINATORIAL. A 1 atau A 2 atau... atau A n adalah (n 1 + n n n ). Dengan kata lain

U n KOMBINATORIAL. A 1 atau A 2 atau... atau A n adalah (n 1 + n n n ). Dengan kata lain KOMBINATORIAL Kombinatorial adalah cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek objek Solusi yang ingin kita peroleh dari kombinatorial ini adalah jumlah cara pengaturan objek objek didalam kumpulanya

Lebih terperinci

TEORI DASAR COUNTING

TEORI DASAR COUNTING TEORI DASAR COUNTING ARGUMEN COUNTING Kombinatorial adalah cabang matematika yang mempelajari pengaturan obyek-obyek. Solusi yang ingin diperoleh dengan kombinatorial adalah jumlah pengaturan obyekobyek

Lebih terperinci

Kombinatorial. Matematika Diskrit Pertemuan ke - 4

Kombinatorial. Matematika Diskrit Pertemuan ke - 4 Kombinatorial Matematika Diskrit Pertemuan ke - 4 Pengertian Cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek-objek Solusi yang diperoleh : jumlah cara pengaturan objek-objek tertentu dalam himpunan

Lebih terperinci

Pendahuluan. abcdef aaaade a123fr. erhtgahn yutresik ????

Pendahuluan. abcdef aaaade a123fr. erhtgahn yutresik ???? Kombinatorial 1 Percobaan! Melampar dadu! Berapa saja angka yang muncul? Memilih 4 wakil dari kelas ini! Berapa kemungkinan perwakilan yang dapat dibentuk? Menyusun 5 huruf dari a,b,c,d,e, tidak boleh

Lebih terperinci

DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya.

DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya. KOMBINATORIAL DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya. ENUMERASI Sebuah sandi-lewat (password)

Lebih terperinci

DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya.

DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya. KOMBINATORIAL DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya. ENUMERASI Sebuah sandi-lewat (password)

Lebih terperinci

Kombinatorial. Pendahuluan. Definisi. Kaidah Dasar Menghitung. Sesi 04-05

Kombinatorial. Pendahuluan. Definisi. Kaidah Dasar Menghitung. Sesi 04-05 Pendahuluan Kombinatorial Sesi 04-05 Sebuah sandi-lewat (password) panjangnya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa huruf atau angka. Berapa banyak kemungkinan sandi-lewat yang dapat dibuat? abcdef

Lebih terperinci

Kombinatorial. Matematika Deskrit. Sirait, MT 1

Kombinatorial. Matematika Deskrit. Sirait, MT 1 Kombinatorial Matematika Deskrit By @Ir.Hasanuddin Sirait, MT 1 Pendahuluan Sebuah sandi-lewat (password) panjangnya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa huruf atau angka. Berapa banyak kemungkinan

Lebih terperinci

KOMBINATORIAL STRUKTUR DISKRIT K-1. Program Studi Teknik Komputer Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

KOMBINATORIAL STRUKTUR DISKRIT K-1. Program Studi Teknik Komputer Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia. STRUKTUR DISKRIT K-1 KOMBINATORIAL Program Studi Teknik Komputer Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia Suryadi MT Struktur Diskrit 1 Pendahuluan Sebuah password panjangnya 6 sampai

Lebih terperinci

Kombinatorial. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika ITB

Kombinatorial. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika ITB Kombinatorial Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika ITB 1 Pendahuluan Sebuah kata-sandi (password) panjangnya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa

Lebih terperinci

KOMBINATORIAL. /Nurain Suryadinata, M.Pd

KOMBINATORIAL. /Nurain Suryadinata, M.Pd Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Program Studi Semester Dosen Pengampu : Matematika Diskrit : MAT-3615/ 3 sks : Pendidikan Matematika : VI (Enam) : Nego Linuhung, M.Pd /Nurain Suryadinata, M.Pd Referensi

Lebih terperinci

PELATIHAN OLIMPIADE MATEMATIKA

PELATIHAN OLIMPIADE MATEMATIKA MATERI PELATIHAN OLIMPIADE MATEMATIKA SMA N 7 PURWOREJO 26-28 FEBRUARI 2008 DI HOTEL PAKEMSARI SLEMAN DISUSUN OLEH : HIMMAWATI PUJI LESTARI, M.Si JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

KOMBINATORIKA. (Latihan Soal) Kus Prihantoso Krisnawan. August 30, 2012 PEMBINAAN OLIMPIADE MATEMATIKA SMA 1 KALASAN

KOMBINATORIKA. (Latihan Soal) Kus Prihantoso Krisnawan. August 30, 2012 PEMBINAAN OLIMPIADE MATEMATIKA SMA 1 KALASAN KOMBINATORIKA (Latihan Soal) Kus Prihantoso August 30, 2012 PEMBINAAN OLIMPIADE MATEMATIKA SMA 1 KALASAN Teori Faktorial Teori Faktorial n! = n (n 1) (n 2) (n 3) 2 1 0! = 1 Teori Faktorial n! = n (n 1)

Lebih terperinci

Kombinatorial. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika ITB

Kombinatorial. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika ITB Kombinatorial Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika ITB 1 Pendahuluan Sebuah kata-sandi (password) panjangnya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa

Lebih terperinci

Permutasi & Kombinasi

Permutasi & Kombinasi Permutasi & Kombinasi 1 Pendahuluan Sebuah sandi-lewat (password) panjangnya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa huruf atau angka. Berapa banyak kemungkinan sandi-lewat yang dapat dibuat????? abcdef

Lebih terperinci

A. Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia

A. Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia Jurnal DaftarHadir MateriA SoalLatihan Materi Umum ATURAN PENCACAHAN Kelas XI, Semester 4 A. Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia A. Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia Terdapat tiga macam aturan (kaidah)

Lebih terperinci

8/29/2014. Kode MK/ Nama MK. Matematika Diskrit 2 8/29/2014

8/29/2014. Kode MK/ Nama MK. Matematika Diskrit 2 8/29/2014 Kode MK/ Nama MK Matematika Diskrit 1 8/29/2014 2 8/29/2014 1 Cakupan Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 3 8/29/2014 3 KOMBINATORIAL Tujuan 1.Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III KOMBINATORIK

BAB III KOMBINATORIK 37 BAB III KOMBINATORIK Persoalan kombinatorik bukan merupakan persoalan yang baru dalam kehidupan nyata. Banyak persoalan kombinatorik yang sederhana telah diselesaiakan dalam masyarakat. Misalkan, saat

Lebih terperinci

Kombinatorial adalah cabang matematika yang berguna untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan

Kombinatorial adalah cabang matematika yang berguna untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan Kombinatorial adalah cabang matematika yang berguna untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya. Contoh : Sebuah password panjangnya 6 sampai 8

Lebih terperinci

Pertemuan 14. Kombinatorial

Pertemuan 14. Kombinatorial Pertemuan 14 Kombinatorial 1 Pendahuluan Sebuah kata-sandi (password) panjangnya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa huruf atau angka. Berapa banyak kemungkinan kata-sandi yang dapat dibuat? abcdef

Lebih terperinci

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 14 April Pekan Ke-2, 2006 Nomor Soal:

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 14 April Pekan Ke-2, 2006 Nomor Soal: Solusi Pengayaan Matematika Edisi 4 April Pekan Ke-, 006 Nomor Soal: 3-40 3. Manakah yang paling besar di antara bilangan-bilangan 0 9 b, 5 c, 0 d 5, dan 0 e 4 3? A. e B. d C. c D. b E. a Solusi: [E] 5

Lebih terperinci

BAB III INDUKSI MATEMATIK dan KOMBINATORIK

BAB III INDUKSI MATEMATIK dan KOMBINATORIK BAB III INDUKSI MATEMATIK dan KOMBINATORIK 1. Kata pengantar Kebenaran pernyataan matematika yang berkaitan dengan bilangan bulat perlu pembuktian salah satu metode pembuktian dapat menggunakan Induksi

Lebih terperinci

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL

Lebih terperinci

SISTEM SANDI (KODE) Suatu rangkaian pengubah pesan bermakna (misal desimal) menjadi sandi tertentu (misal biner) disebut enkoder (penyandi).

SISTEM SANDI (KODE) Suatu rangkaian pengubah pesan bermakna (misal desimal) menjadi sandi tertentu (misal biner) disebut enkoder (penyandi). SISTEM SANDI (KODE) Pada mesin digital, baik instruksi (perintah) maupun informasi (data) diolah dalam bentuk biner. Karena mesin digital hanya dapat memahami data dalam bentuk biner. Suatu rangkaian pengubah

Lebih terperinci

ATURAN PENCACAHAN DAN PERMUTASI. Tujuan Pembelajaran

ATURAN PENCACAHAN DAN PERMUTASI. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 matematika K e l a s XI ATURAN PENCACAHAN DAN PERMUTASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami aturan perkalian dan penjumlahan.

Lebih terperinci

77 = (bilangan biner).

77 = (bilangan biner). Konversi Bilangan Desimal Ke Biner Konversi bilangan desimal ke biner merupakan suatu proses mengubah bentuk bilangan desimal kedalam bentuk bilangan biner. Ada beberapa cara yang dapat agan lakukan untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH

Lebih terperinci

Representasi Data. M. Subchan M

Representasi Data. M. Subchan M Representasi Data M. Subchan M DATA Fakta berupa angka, karakter, symbol, gambar, suara yang mepresentasikan keadaan sebenarnya yg selanjutnya dijadikan sbg masukan suatu sistem informasi Segala sesuatu

Lebih terperinci

C. Tujuan Dengan memahami rumusan masalah yang ada di atas, mahasiswa dapat menggunakan dan mengaplikasikan kombinatorial dalam kehidupan nyata.

C. Tujuan Dengan memahami rumusan masalah yang ada di atas, mahasiswa dapat menggunakan dan mengaplikasikan kombinatorial dalam kehidupan nyata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Misalkan nomor plat mobil di negara X terdiri atas 5 angka angka diikuti dengan 2 huruf. Angka pertama tidak boleh 0. Berapa banyak nomor plat mobil yang dapat dibuat?

Lebih terperinci

Pembahasan Contoh Soal PELUANG

Pembahasan Contoh Soal PELUANG Pembahasan Contoh Soal PELUANG 1. Nomor rumah yang dimaksud terdiri atas dua angka. Ini berarti ada dua tempat yang harus diisi, yaitu PULUHAN dan SATUAN. Karena nomor rumah harus ganjil, maka tempat Satuan

Lebih terperinci

KONVERSI BILANGAN BINNER, OKTAL, DESIMAL & HEXADESIMAL

KONVERSI BILANGAN BINNER, OKTAL, DESIMAL & HEXADESIMAL KONVERSI BILANGAN BINNER, OKTAL, DESIMAL & HEXADESIMAL NURLITA nurlita.icha@gmail.com Abstrak Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I DASAR KOMPUTER DIGITAL

BAB I DASAR KOMPUTER DIGITAL TEKNIK DIGITAL/HAL. 1 BAB I DASAR KOMPUTER DIGITAL Bagian dasar dari Komputer digital : - Input = Keyboard - Control = Control Circuit - Memory = Memory, Storage - Aritmetic Logic Unit o Addition = Penjumlahan

Lebih terperinci

Perluasan permutasi dan kombinasi

Perluasan permutasi dan kombinasi Perluasan permutasi dan kombinasi Permutasi dengan pengulangan Kombinasi dengan pengulangan Permutasi dengan obyek yang tidak dapat dibedakan Distribusi obyek ke dalam kotak Permutasi dengan pengulangan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PROBABILITAS

KONSEP DASAR PROBABILITAS KONSEP DASAR PROBABILITAS PENDAHULUAN Tanpa kita sadari kehidupan kita sehari-hari selalu berhubungan dengan matematika, khususnya peluang. Misalnya dalam pemilihan umum terdapat 5 orang calon presiden,

Lebih terperinci

PENCACAHAN RUANG SAMPEL

PENCACAHAN RUANG SAMPEL PENCACAHAN RUANG SAMPEL PERTEMUAN VII EvanRamdan PENDAHULUAN Tanpa kita sadari kehidupan kita sehari-hari selalu berhubungan dengan matematika, khususnya peluang. Misalnya dalam pemilihan umum terdapat

Lebih terperinci

Combinatorics dan Counting

Combinatorics dan Counting CHAPTER 6 COUNTING Combinatorics dan Counting Kombinatorik Ilmu yang mempelajari pengaturan obyek Bagian penting dari Matematika Diskrit Mulai dipelajari di abad 17 Enumerasi Penghitungan obyek dengan

Lebih terperinci

Matematika Diskrit. Rudi Susanto

Matematika Diskrit. Rudi Susanto Matematika Diskrit Rudi Susanto Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Perjalanan satu mil dimulai dari satu langkah Kuliah kita.. Matematika

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG 1 PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA BANJARBARU PADA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

A. PRINSIP INDUKSI SEDERHANA

A. PRINSIP INDUKSI SEDERHANA INDUKSI MATEMATIK Induksi matematik adalah merupakan teknik pembuktian yang baku di dalam Matematika. Induksi matematik digunakan untuk membuktikan pernyataan yang khusus menyangkut bilangan bulat positif.

Lebih terperinci

PEMBEKALAN PESERTA OLIMPIADE SMA 1 KALASAN Februari-Maret 2009 SOAL-SOAL LATIHAN

PEMBEKALAN PESERTA OLIMPIADE SMA 1 KALASAN Februari-Maret 2009 SOAL-SOAL LATIHAN PEMBEKALAN PESERTA OLIMPIADE SMA 1 KALASAN Februari-Maret 2009 SOAL-SOAL LATIHAN 1. Wati menuliskan suatu bilangan yang terdiri dari 6 angka di papan tulis, tetapi kemudian Iwan menghapus 2 buah angka

Lebih terperinci

2.3 Algoritma Tidak Berhubungan dengan Bahasa Pemrograman Tertentu

2.3 Algoritma Tidak Berhubungan dengan Bahasa Pemrograman Tertentu DAFTAR ISI BAB 1 Pengantar Sistem Komputer Dan Pemrograman 1.1 Sistem Komputer 1.2 Program, Aplikasi, Pemrogram, dan Pemrograman 1.3 Kompiler dan Interpreter 1.4 Kesalahan Program BAB 2 Pengantar Algoritma

Lebih terperinci

PERKALIAN BINER BILANGAN N DIGIT DENGAN 3, 4, 5 DAN 6

PERKALIAN BINER BILANGAN N DIGIT DENGAN 3, 4, 5 DAN 6 PERKALIAN BINER BILANGAN N DIGIT DENGAN 3, 4, 5 DAN 6 Putut Sriwasito Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Semarang, 50275 Abstract. In this paper we

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 38 TAHUN 2014

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 38 TAHUN 2014 WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 38 TAHUN 2014 T E N T A N G PELAKSANAAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA PAREPARE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA BANJARBARU PADA

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2016

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2016 BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PIHAK

Lebih terperinci

Bab 2. Prinsip Dasar Perhitungan

Bab 2. Prinsip Dasar Perhitungan Bab 2. Prinsip Dasar Perhitungan 2.1. Prinsip-prinsip Dasar Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan dengan masalah perhitungan. Sebagai contoh, sebuah Warung Tegal menyediakan menu yang terdiri

Lebih terperinci

Pembahasan Soal OSN Matematika SMP Tingkat Kabupaten/Kota 2014 Mohammad Tohir: Guru SMP Islam Sabilillah Malang

Pembahasan Soal OSN Matematika SMP Tingkat Kabupaten/Kota 2014 Mohammad Tohir: Guru SMP Islam Sabilillah Malang Pembahasan Soal OSN Matematika SMP Tingkat Kabupaten/Kota 04 OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KABUPATEN / KOTA TAHUN 04 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDID KAN DASAR

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL

Lebih terperinci

Ruang Sampel. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Ruang Sampel. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Ruang Sampel Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB 1 Ruang Sampel (Sample Space) Ruang sampel: himpunan semua hasil (outcome) yang

Lebih terperinci

Portal > Dasar Pengetahuan > SAKTI - Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi > Pesan Error Modul Administrasi

Portal > Dasar Pengetahuan > SAKTI - Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi > Pesan Error Modul Administrasi HAI DJPBN Portal > Dasar Pengetahuan > SAKTI - Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi > Pesan Error Modul Administrasi Pesan Error Modul Administrasi Agent 007-2016-09-08 - 0 Komentar - dalam SAKTI

Lebih terperinci

4. Pencacahan. Pengantar. Aturan penjumlahan (sum rule) Aturan penjumlahan Yang Diperumum. Aturan Perkalian (Product Rule)

4. Pencacahan. Pengantar. Aturan penjumlahan (sum rule) Aturan penjumlahan Yang Diperumum. Aturan Perkalian (Product Rule) 4. Pencacahan Pengantar Pencacahan (counting) adalah bagian dari matematika kombinatorial. Matematika kombinatorial berkaitan dengan pengaturan sekumpulan objek. Pencacahan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) Pengantar Teknologi Informasi 1 BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1 SISTEM BILANGAN Bilangan adalah representasi fisik dari data yang diamati. Bilangan dapat direpresentasikan

Lebih terperinci

PELUANG. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT VI DERAJAT MAHIR 2 SETARA KELAS XI. Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.

PELUANG. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT VI DERAJAT MAHIR 2 SETARA KELAS XI. Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) PELUANG Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT VI DERAJAT MAHIR 2 SETARA KELAS XI Created By Ita Yuliana 13 Peluang Kompetensi Dasar 1. Menggunakan

Lebih terperinci

Sistem DIGITAL. Eka Maulana., ST, MT, M.Eng

Sistem DIGITAL. Eka Maulana., ST, MT, M.Eng Sistem DIGITAL #1 Sistem Bilangan Eka Maulana., ST, MT, M.Eng Konsep Dasar Sistem Bilangan Sistem Bilangan selalu mencakup tiga hal: BASE (RADIX) Adalah maksimum angka atau simbol yang digunakan dalam

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNA. Aplikasi Mobile P3Kids V 1.0. Mei Team Dokumentasi

PANDUAN PENGGUNA. Aplikasi Mobile P3Kids V 1.0. Mei Team Dokumentasi Mei 2017 PANDUAN PENGGUNA Aplikasi Mobile P3Kids V 1.0 Team Dokumentasi HTTP://WWW.P3KIDS.COM Daftar Isi 1. Memulai Aplikasi... 2 2. Pendaftaran Pengguna... 3 3. Login Pengguna... 4 4. Menu Aplikasi...

Lebih terperinci

BAB 1. Sistem Bilangan. 1.1 Pendahuluan

BAB 1. Sistem Bilangan. 1.1 Pendahuluan BAB 1 Sistem Bilangan 1.1 Pendahuluan Sistem bilangan didefinisikan sebagai sekumpulan nilai yang digunakan untuk melambangkan besaran. Kita sudah terbiasa menggunakan bilangan ini dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM SURYA SEMBADA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Sistem Bilangan & Kode Data

Sistem Bilangan & Kode Data Sistem Bilangan & Kode Data Sistem Bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak digunakan manusia adalah desimal, yaitu sistem bilangan

Lebih terperinci

ULANGAN UMUM MADRASAH ALIYAH SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN MATEMATIKA XI IPS

ULANGAN UMUM MADRASAH ALIYAH SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN MATEMATIKA XI IPS ULANGAN UMUM MADRASAH ALIYAH SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009-2010 MATEMATIKA XI IPS Hari / tanggal :... Desember 2009 Waktu : 120 menit Pilih salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang

Lebih terperinci

GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan)

GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan) 2 Belajar Matematika SD Kelas 1 6 dalam 6 bulan GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan) Alokasi Waktu: Cepat : 13 hari Sedang : 18 hari Lambat : 26 hari 1. Pelajaran 26 Materi : Arti Perkalian

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KARANGASEM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENERAPAN AKSIOMA KETERBAGIAN DALAM PEMBELAJARAN KONSEP AKAR PANGKAT DUA DI KELAS VII SMP Oleh : Andi Syamsuddin*

PENERAPAN AKSIOMA KETERBAGIAN DALAM PEMBELAJARAN KONSEP AKAR PANGKAT DUA DI KELAS VII SMP Oleh : Andi Syamsuddin* PENERAPAN AKSIOMA KETERBAGIAN DALAM PEMBELAJARAN KONSEP AKAR PANGKAT DUA DI KELAS VII SMP Oleh : Andi Syamsuddin* A. Aksioma Keterbagian Sebuah bilangan dikatakan habis dibagi (terbagi) dengan sebuah bilangan

Lebih terperinci

PELUANG. Standar kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah, pencacahan, dan sifatsifat peluang dalam pemecahan masalah

PELUANG. Standar kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah, pencacahan, dan sifatsifat peluang dalam pemecahan masalah 1 PELUANG Standar kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah, pencacahan, dan sifatsifat peluang dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : Menggunakan aturan perkalian, permutasi dan kombinasi

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN SIMPEG ONLINE USER GUIDE

BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN SIMPEG ONLINE USER GUIDE BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN SIMPEG ONLINE USER GUIDE BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG 2016 PENDAHULUAN Salam professional dan bermartabat. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat serta Ridho-nya,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Kebutuhan Situs Web Tahapan analisis merupakan tahapan yang paling awal dalam membuat sebuah situs web resmi. Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.241, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. Penyertaan. Modal. Penambahan. BUMN. PT. KAI. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA

Lebih terperinci

Matematika Diskrit. Pertemuan ke 1. By : Winda Aprianti, M.Si

Matematika Diskrit. Pertemuan ke 1. By : Winda Aprianti, M.Si Matematika Diskrit Pertemuan ke 1 By : Winda Aprianti, M.Si Mengapa belajar MatDis? Landasan berbagai bidang matematika Landasan ilmu komputer Mempelajari latar belakang matematis untuk pemecahan masalah

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK TENGAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015

BUPATI LOMBOK TENGAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015 BUPATI LOMBOK TENGAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

BUPATI SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR : 17 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DELTA TIRTA SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Kombinatorial dan Peluang Diskret Matematika Diskret (TKE072107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Kombinatorial dan Peluang Diskret Matematika Diskret (TKE072107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Kombinatorial dan Peluang Diskret Matematika Diskret (TKE072107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2012/2013 Kombinatorial: cabang matematika yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemampatan data (data compression) merupakan salah satu kajian di dalam ilmu komputer yang bertujuan untuk mengurangi ukuran file sebelum menyimpan atau memindahkan

Lebih terperinci

PANDUAN TATA CARA PENGISIAN FORM PENDAFTARAN PMB ONLINE ISI YOGYAKARTA http://pmb.isi.ac.id Kolom Agenda Kolom AGENDA memuat agenda Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2017/2018 seperti jadwal pendaftaran

Lebih terperinci

Teknik Menguadratkan Suatu Bilangan dengan Mudah Oleh: Pujiati

Teknik Menguadratkan Suatu Bilangan dengan Mudah Oleh: Pujiati Teknik Menguadratkan Suatu Bilangan dengan Mudah Oleh: Pujiati Operasi hitung perkalian sudah diajarkan sejak di sekolah dasar (SD) kelas II semester 2, namun kadang siswa masih mengalami kesulitan apabila

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 960 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 960 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 960 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 381 TAHUN 2009 TENTANG BELANJA SUBSIDI KEPADA

Lebih terperinci

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8. BILANGAN CACAH a. Pengertian Bilangan Cacah Bilangan cacah terdiri dari semua bilangan asli (bilangan bulat positif) dan unsur (elemen) nol yang diberi lambang 0, yaitu 0, 1, 2, 3, Bilangan cacah disajikan

Lebih terperinci

LANGKAH PENDAFTARAN ONLINE UNIVERSITAS PERJUANGAN

LANGKAH PENDAFTARAN ONLINE UNIVERSITAS PERJUANGAN LANGKAH PENDAFTARAN ONLINE UNIVERSITAS PERJUANGAN A. Masuk ke www.unper.ac.id B. Klik Home C. Klik sistem penerimaan mahasiswa baru (SPMB) Unper 2015 D. Klik Seputar PMB E. Muncul Gambar 1. Jika daftar

Lebih terperinci

5. Klik Formulir Pendaftaran pada bagian bawah atau menu Pendaftaran pada bagian atas, setelah itu tampil halaman berikut :

5. Klik Formulir Pendaftaran pada bagian bawah atau menu Pendaftaran pada bagian atas, setelah itu tampil halaman berikut : Panduan Pendaftaran SNMPTN SMAN 1 Gadingrejo 2015 1. Buka Google Chrome, inget Google Chrome bukan yang lain! 2. Pada addres bar ketik alamat berikut https://web.snmptn.ac.id/siswa/login 3. Kemudian akan

Lebih terperinci

PELATIHAN PEMBUATAN WEBLOG UNTUK PENGEMBANGAN BIDANG ILMU MATEMATIKA

PELATIHAN PEMBUATAN WEBLOG UNTUK PENGEMBANGAN BIDANG ILMU MATEMATIKA PELATIHAN PEMBUATAN WEBLOG UNTUK PENGEMBANGAN BIDANG ILMU MATEMATIKA Pendahuluan Blog merupakan singkatan dari "web log" yaitu bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan tulisan (yang dimuat sebagai posting)

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 43 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 768 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 43 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 768 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 43 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 768 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 180 TAHUN 2010 TENTANG BELANJA SUBSIDI KEPADA

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 15

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 15 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN

Lebih terperinci

peluang Contoh 6.1 Ali mempunyai 2 celana dan 3 baju yang berbeda. Berapa stelan celana dan baju berbeda yang dipunyai Ali? Matematika Dasar Page 46

peluang Contoh 6.1 Ali mempunyai 2 celana dan 3 baju yang berbeda. Berapa stelan celana dan baju berbeda yang dipunyai Ali? Matematika Dasar Page 46 peluang 6.1 Kaidah Pencacahan A. Aturan Perkalian Misal suatu plat nomor sepeda motor terdiri atas dua huruf berbeda yang diikuti tiga angka dengan angka pertama bukan 0. Berapa banyak plat nomor berbeda

Lebih terperinci

PELUANG. Permutasi dengan beberapa elemen yang sama: Dari n obyek terdapat n

PELUANG. Permutasi dengan beberapa elemen yang sama: Dari n obyek terdapat n PELUANG Bab 11 1. Faktorial Faktorial adalah perkalian bilangan asli berurutan Hasil perkalian dari n bilangan asli pertama yang terurut dikatakan sebagai n faktorial (n!) n! n( n 1)( n 2)...3.2.1 5! =

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER SISTEM BILANGAN A. SISTEM DESIMAL DAN BINER Dalam sistem bilangan desimal, nilai yang terdapat pada kolom ketiga pada Tabel., yaitu A, disebut satuan, kolom kedua yaitu B disebut puluhan, C disebut ratusan,

Lebih terperinci

ATURAN PENCACAHAN 7/8/2015. B. Aturan Permutasi. Soal 01W362. Nilai dari 5!. 2! Adalah A. 120 B. 200 C. 240 D. 280 E Soal 02W168.

ATURAN PENCACAHAN 7/8/2015. B. Aturan Permutasi. Soal 01W362. Nilai dari 5!. 2! Adalah A. 120 B. 200 C. 240 D. 280 E Soal 02W168. Jurnal Latihan W22b Soal 01W362 Daftar Hadir Materi B SoalLKS ATURAN PENCACAHAN Kelas XI, Semester 4 B. Aturan Permutasi Nilai dari 5!. 2! Adalah A. 120 B. 200 C. 240 D. 280 E. 480 SoalLatihan www.yudarwi.com

Lebih terperinci

(disempurnakan) RANCANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

(disempurnakan) RANCANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG (disempurnakan) RANCANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

. Alamat mempunyai 2 bagian yaitu : 1. Dipisahkan oleh

. Alamat  mempunyai 2 bagian yaitu : 1. Dipisahkan oleh Email Setelah sekian lama menghilang dalam dunia maya hari ini kembali muncul lagi dengan topic membuat Email kebetulan saya mengajari teman membuat Email, baiklah supaya tidak berbelit-belit dalam menulis

Lebih terperinci

CONTOH BAHAN AJAR PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF

CONTOH BAHAN AJAR PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF CONTOH BAHAN AJAR PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF 1 2 ATURAN PERKALIAN LEMBAR KERJA SISWA KE-1 Perhatikan soal yang berkaitan dengan perjalanan berikut ini. Pak Zidan dengan mobilnya akan bepergian dari kota

Lebih terperinci

Algoritma + Pemrograman Pascal

Algoritma + Pemrograman Pascal March 22, 2013 Berat Bebek Soal (OSN IX) Setiap bulan, Posyanbedu (Pos Pelayanan Bebek Terpadu) unit Pak Dengklek mengadakan penimbangan badan rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan umum bebek-bebek

Lebih terperinci

Langkah 2 : mengubah bilangan Biner menjadi Desimal

Langkah 2 : mengubah bilangan Biner menjadi Desimal Sistem Bilangan Digital dan Konversi Bilangan Pengertian Sistem Digital adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengukur suatu nilai atau besaran yang bersifat tetap atau tidak teratur dalam bentuk diskrit

Lebih terperinci

Bab 11 PELUANG. Contoh : 5! = = 120

Bab 11 PELUANG. Contoh : 5! = = 120 PELUANG Bab 11 1. Faktorial Faktorial adalah perkalian bilangan asli berurutan Hasil perkalian dari n bilangan asli pertama yang terurut dikatakan sebagai n faktorial (n!) n! n( n 1)( n 2)...3.2.1 5! =

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PANDUAN TATA CARA PENGISIAN FORM PENDAFTARAN PMB ONLINE ISI YOGYAKARTA http://pmb.isi.ac.id Kolom Agenda Kolom agenda memuat agenda Penerimaan Mahasiswa Baru Periode Semester Ganjil 2016/2017 seperti jadwal

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit BAB I BILANGAN Skema Bilangan Bilangan Kompleks Bilangan Real Bilangan Imajiner Bilangan Rasional Bilangan Irasional Bilangan Bulat Bilangan Pecahan Bilangan Cacah Bilangan Bulat Negatif Bilangan Asli

Lebih terperinci

Perpangkatan dan Akar

Perpangkatan dan Akar Bab 4 Perpangkatan dan Akar Pada kehidupan sehari-hari kamu sering menemukan angka berpangkat seperti 2 2, 2 3, 2 4, dan seterusnya. Bilangan berpangkat ini memiliki makna tersendiri nilainya. Apakah kamu

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci