TEGANGAN PANJAR TRANSISTOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEGANGAN PANJAR TRANSISTOR"

Transkripsi

1 11 TGANGAN PANJA TANSSTO 11.1 Pentingnya Tegangan Panjar Pada bab sebelumnya kita telah melihat bahwa arus kolektor i dapat dikontrol oleh arus basis i yang relatif kecil atau dengan mengubah sedikit tegangan basis-emitor v. Karenanya, transistor mempunyai kemungkinan untuk digunakan sebagai penguatan arus, tegangan atau daya dari suatu masukan. Namun perlu diperhatikan bahwa bentuk keluaran harus sama dengan bentuk isyarat masukan. Syarat ini tidak mudah untuk dipenuhi. Kenyataan di atas adalah benar walaupun masukan hanya berupa isyarat yang sangat sederhana misalnya berupa fungsi sinus yang berosilasi secara sama di atas dan di bawah harga 0 volt. Sebagai ilustrasi diperlihatkan pada gambar 11.1-a, yaitu dengan mengenakan isyarat tersebut pada masukan transistor. Sayangnya, sampai dengan masukan berharga + 0,6 volt, arus kolektor masih relatif kecil. Saat masukan telah melebihi harga tegangan ini, arus kolektor membesar dengan cepat, naik sebesar e 2,718 kali setiap ada kenaikan 25 m kenaikan masukan (ingant pers. eksponensial). esarnya arus agar masukan berada sedikit di atas tingkat kritis diperlihatkan pada gambar 11.1-b. esarnya tegangan keluaran diberikan oleh v i (11.1) ni ditunjukkan pada gambar 11.1-c, bahwa keluaran identik dengan masukan. Tegangan Panjar Transistor 113

2 Gambar 11.1 angkaian transistor: a) syarat masukan diberikan, b) entuk isyarat arus keluaran dan c) syarat keluaran. Gambar 11.2 Karakteristik keluaran transistor Kita kembali pada tipe karakteristik keluaran transistor seperti terlihat pada gambar 11.2, dimana kita telah mengikutkan nilai v untuk setiap kurva karakteristik. Dari kurva-kurva yang didapat terlihat bahwa seharusnya transistor diberi panjar ( v ) sebesar 637 m. Dengan demikian untuk masukan yang berosilasi ± 10 m akan memberikan perubahan arus kolektor yang cukup besar. 114 KTONKA DASA

3 ! # " & $ % % ' Gambar 11.3 angkaian transistor dengan memperlihatkan v. angkaian yang lebih jelas diperlihatkan pada gambar Sayangnya, rangkaian ini sangat tidak praktis dengan alasan: i) Masukan mungkin mempunyai terminal yang dihubungakan ke 0 volt. ii) iii) Agak sulit untuk memdapatkan tegangan panjar dekat dengan harga 637 m. Suatu harga mungkin cocok untuk suatu transistor tetapi mungkin transistor lain akan memerlukan harga yang sangat berbeda, walaupun dari jenis dan merk yang sama. Untuk mengatasi permasalahan di atas dapat dilakukan dengan memberikan pemecahan melalui dua tahap: i) encanakan suatu rangkaian D yang dapat mengatur besarnya arus ii) kolektor untuk isyarat masukan 0 volt. Pasang kapasitor yang dapat menghubungkan isyarat masukan; kapasitor ini tidak akan mengganggu keadaan D, tetapi dapat melewatkan isyarat A dengan baik. Tegangan Panjar Transistor 115

4 ( , -., / 3 3 ) * Gambar 11.4 angkaian transistor dengan panjar tetap Panjar Tetap Dengan memperhatikan pentingnya panjar dan persyaratan yang harus dipenuhi, dapat dibuat rangkaian yang paling sederhana seperti terlihat pada gambar esistor panjar dilewati arus sebesar ( + ) panjar / (11.2) Karena biasanya > 3 v 0,6 maka kita dapat membuat pendekatan / panjar (11.3) dengan demikian hampir-hampir tidak tergantung pada jenis transistor. syarat A praktis tidak mengalami perubahan pada saat dilewatkan kapasitor (jika kapasitasnya cukup besar). Sebagian arus A akan hilang pada resistor panjar, namun sebagian besar digunakan untuk mengubah arus basis di sekitar harga D. 116 KTONKA DASA

5 Untuk transistor dengan suatu harga β, teknik pemasangan panjar ini sangat tepat karena mengingat arus kolektor β (11.4) dan dapat diatur sesuai yang dikehendaki. Sayangnya transistor yang digunakan dapat memiliki β yang bervariasi Keadaan Panjar Sejauh ini perlu dipertanyakan, seberapa besar arus kolektor yang diperlukan? Jawabannya tergantung pada dan. Terdapat berbagai cara untuk menentukannya, asalkan sejauh ini mereka kita anggap berharga tetap. Tegangan keluaran v untuk suatu harga arus kolektor pada rangkaian gambar 11.4 diberikan oleh v i i dan v harus memenuhi persamaan 1 i v + dimana ini akan berupa garis lurus jika diplot dengan v sebagai sumbu-x dan i sebagai sumbu-y. Garis lurus ini menghubungkan dua titik, yaitu di titik perpotongan pada sumbu v (dimana i 0 ) di v, dan di titik perpotongan pada sumbu i (dimana v 0) di i /. Garus lurus ini biasa disebut sebagai garis beban. Sebagai contoh pada gambar 11.2 telah disertakan garis beban dengan parameter 10 volt 10 k6 Tegangan Panjar Transistor 117

6 i v, harus memenuhi kondisi yang dituntut transistor, misalnya pada gambar 11.2, Jika sebesar 5 µa maka harga i, v berada pada perpotongan karakteristik transistor dan di atas garis beban, katakan pada i 0,45 ma v 5,5 Hal yang sama untuk arus basis 5,6 µa akan memberikan titik seperti ditandai pada gambar 11.2, yaitu i 0,5 ma v 5 Harga di atas merupakan harga D yang cocok untuk pengoperasian transistor. Titik ini biasa disebut sebagai titik tenang (quiescent point) Q. Saat terjadi perubahan i (atau v ), harga i atau v akan naik ke atas atau turun di bawah garis beban, memperlihatkan adanya perubahan keluaran. Nilai D arus dan tegangan yang ditunjukkan oleh titik Q mempunyai beberapa keterbatasan. Pada gambar 11.5 diperlihatkan karakteristik keluaran beserta garis beban suatu transistor daya-medium. Gambar 11.5 Karakteristik keluaran transistor beserta garis beban 118 KTONKA DASA

7 A D Jika transistor tidak mengalami kerusakan, terdapat beberapa keterbatasan yang harus dipenuhi untuk i) Arus maksimum, i ii) Tegangan maksimum, v iii) Daya maksimum, Jika keluaran mempunyai bentuk sama dengan masukan, kita harus memperhatikan karakteristik pada daerah pengoperasian ini (kira-kira berada pada titik tengah tengah garis beban). Kita harus menghindarkan pengoperasian di kedua ujung garis beban karena: i) Pada v yang rendah bentuk karakteristik akan berubah secara drastis. ii) Pada i yang rendah akan membuat transistor mati. Karenanya kita dapat menarik garis beban seperti terlihat pada gambar 11.5, menghindari persyaratan untuk,, P dan panjar penguat seperti telah dituntut di atas. Kita dapat menandai pengoperasian dengan titik lingkaran seperti terlihat pada gambar, yaitu dengan menghindari terlalu dekat dengan v 0 atau i 0. : ; < > Gambar 11.6 angkaian panjar umpan-balik kolektror Tegangan Panjar Transistor 119

8 F O Q J P N M K U S Y [ 11.4 Pemasangan Panjar Umpan-alik Kolektor Gambar 11.6 memperlihatkan rangkaian untuk memperoleh panjar umpan-balik kolektor. Jika terjadi kenaikan, maka akan terjadi penurunan, sehingga arus basis akan menjadi ( v ) panjar / (11.5) yang akan melawan kenaikan. angkaian ini tidak dapat menetapkan dengan baik, tetapi paling tidak dapat menjamin bahwa akan berada pada harga paling tidak 1 volt- atau kemungkinan lain, arus basis akan sangat kecil dan akan berharga sangat tinggi, tentu ini suatu yang kontradiksi Pemasangan Panjar Umpan-alik mitor Teknik yang banyak digunakan untuk memberikan panjar dengan umpan-balik diperlihatkan pada gambar Pada rangkaian ini panjar tetap akan memberikan arus basis yang akan selanjutnya akan menentukan besarnya arus emitor. Masukan harus dipasang kapasitor dengan basis untuk menjaga gangguan kondisi panjar. W X \ Z Z G H T U Gambar 11.7 angkaian panjar umpan-balik emitor 120 KTONKA DASA

9 i) Arus asis Diabaikan Jika arus basis dapat diabaikan kita mempunyai v ( ) 2 / dan karena 0, 6, maka 0,6 Selanjutnya kita dapat menghitung besarnya arus emitor sebesar / ,6 / (11.6) Jika masukan diharapkan mempunyai efek yang maksimum, maka pada emitor hampir tidak ada tegangan A- dan hanya ada di basis. Kapasitor memastikan kondisi tersebut, namun kapasitor harus berharga sangat besar. Perhatikan rangkaian tertutup v, i,, untuk melihat kenapa digunakan Agar kita dapat mengabaikan harga arus basis pada perhitungan di atas, arus pada pembagi potensial harus relatif besar. ni dimungkinkan karena arus emitor tidak terlalu tergantung pada besarnya β dari transistor, tetapi kita mengharapkan arus A masukan terbuang karena harga 1, 2 terlalu rendah.. ii) Tanpa Mengabaikan Arus asis Jika arus basis tidak dapat diabaikan, perhitungan besarnya arus emitor sedikit lebih panjang. angkah pertama adalah dengan menggantikan pembagi potensial pada gambar 11.7 dengan sebuah rangkaian ekivalen terdiri dari sebuah sumber tegangan dan sebuah resistor tunggal (ingat teorema Thevenin), masing-masing berharga Tegangan Panjar Transistor 121

10 ( ) 2 / (11.7) ( ) +. (11.8) 1 2 / 1 2 Terdapat penurunan tegangan pada yaitu dan pada sebesar ( + ) β 1 (11.9) Dengan menggunakan hukum Kirchhoff tentang tegangan, pada rangkaian tertutup yang melibatkan,,, dan, diperoleh sehingga ( β + ) ( β + 1) + (11.10) Kita juga mempunyai persamaan lain sebagai: ( + ) β 1 + β (11.11) Perhatikan bahwa pada persamaan di atas terdapat bukan. Jika pada emitor terdapat resistor seperti rangkaian ini, maka kita harus memodifikasi garis bebannya. 2 / 2 ( ) 1 1 / 122 KTONKA DASA

11 Perhatikan bahwa kedua arus terakhir di atas adalah sama dengan, dan Kita mempunyai. (11.12) + / + 1 ( β ) Dua parameter pada persamaan yang bervariasi antara transistor satu dengan lainnya adalah dan β. biasanya berharga sekitar 0,2, sehingga pembilang sedikit tergantung pada jenis transistor jika 0,6 >> 0,2 atau 3 (misalnya) β biasanya berharga paling tidak 25, sehingga penyebut pada persamaan tidak tergantung pada jenis transistor jika >> / 26 Kita tidak perlu menginagt-ingat persamaan di atas, namun dua langkah yang perlu diingat adalah: i) Gantikan rangkaian pembagi potensial dengan rangkaian yang lebih sederhana. ii) Gunakan analisa rangkaian dengan hukum Kirchhoff tentang tegangan pada loop basis-emitor. Metode perhitungan lain adalah dengan menggunakan pendekatan perhitungan 1 untuk dan mengabaikan arus basis. Dari sini kita dapatkan pendekatan harga, dan. Selanjutnya didapat pendekatan yang lebih baik untuk sebagai Tegangan Panjar Transistor 123

12 d _ f e ^ g h _ 2 1 Jika digunakan dua pencatu daya, rangkaian di atas dapat disederhanakan seperti terlihat pada gambar Di sini masukan tidak perlu dipasang kapasitor, dan masukan akan berubah-ubah terhadap tanah (ground). f k l j j b c ` a i i Gambar 11.8 Penyederhanaan rangkaian dengan menggunakan pendekatan ontoh 1 Pada gambar 11.4 misalnya rangkaian mempunyai 10 5 k] panjar 1 M] Hitung nilai panjar jika β berharga i) 30 ii) 100 iii) KTONKA DASA

13 Jawab Untuk semua keadaan terdapat 0,6, sehingga 9,4 /1 Mo 9,4 m n i) β 0,282 ma 10 0, ,59 (nilai yang sedikit terlalu tinggi) ii) 100 9,4 p q 0,94 ma 10 0,94 5 5,3 (panjar yang baik) iii) 300 9,4 p q 2,82 ma 10 2,82 5-4,1 tentu saja nilai ini jelas salah. Dengan menggunakan β, kita secara implisit berasumsi bahwa transistor berada dalam daerah aktif, asumsi ini salah. Jelas transistor berada pada tegangan yang sangat rendah, atau berada pada daerah jenuh. Kita dapat menduga 0,2 saat ( 10 0,2) / 5 kr 1,96 ma Keadaan panjar ini sangat tidak cocok untuk suatu penguat. Tegangan Panjar Transistor 125

14 ontoh 2 Pada gambar 11.6 misalnya rangkaian mempunyai 10 5 ks panjar 470 ks Hitung nilai panjar jika β berharga i) 30 ii) 100 iii) 300 Jawab Perhatikan bahwa ( β ) mempunyai dan keduanya mengalir melalui ( ) panjar / ( + ) β 1 β / ( + 1)( ) panjar x β / Sebut ( + 1) panjar x + x. Karenanya kita + x 1 + x i) Untuk β 30 x 31 5/ 470 0, ,33 0,6 1,33 7,67 (harga panjar yang tidak terlalu bagus) ( β 1) ( 10 6,67) /5 ks + 0,45 ma 126 KTONKA DASA

15 Pada perhitungan panjar di atas kita banyak menggunakan bantuan aljabar. Kita dapat mencoba menggunakan pendekatan lain dengan memulai dari memasang maka 5 (5 0,6) /470 kω 9,36 µa ( β + 1) ( )/ 5 /5 kω 1 ma sehingga ini dapat dicapai jika ( β + 1) 1 ma/9,36 µa 107 Untuk β 30 kita harus mempunyai arus basis yang lebih, sehingga kita coba yang lebih tinggi, katakan 7. Jadi (7 0,6) /470 kω 13,6 µa 0,6 ma ( β + 1 ) 44 ( β 43) Jelas kita tidak akan mencoba yang terlalu tinggi; kita coba 7,5. 14,7 µa ( + 1) β 0,5 ma ( β + 1 ) 34 ( β 33) Dengan ekstrapolasi dari kedua percobaan kita di atas, selanjutnya kita dapat menduga Saat , ,65 15 µa ( + 1) β 0,47 ma ( β + 1 ) 31, 3 ( 7,5 7,0) Tegangan Panjar Transistor 127

16 hasil ini nampaknya sudah cukup baik, mengingat resistor yang digunakan juga memiliki toleransi misalnya 5%. ii) Untuk β 100 x / 470 1, ,074 0,6 2,074 5,13 (harga panjar yang bagus) ( 100 /101) ( 10 5,13) /5 kt 0,964 ma. Sebaiknya kita perlu curiga apakah kita tidak melakukan kesalahan perhitungan. Kita dapat memeriksa dengan menghitung (5,13 0,6) /470 kω β 9,64 µa 0,964 ma/9,64 u v 100 dan ternyata sudah benar. iii) Untuk β 300 x / 470 3, ,202 0,6 4,202 2,84 ( 300 / 301) ( 10 2,84) /5 kt 1,43 ma. 128 KTONKA DASA

17 ontoh 3 Pada gambar 11.7 misalnya rangkaian mempunyai kw 1,8 kw 470 kw 120 kw Hitung nilai panjar jika β berharga i) 30 ii) 100 iii) 300 Jawab Dengan menggunakan persamaan 11.7 dan 11.8 didapat / 590 2, kw // 470 kw 95,6 kω i) Untuk β 30 ( β + 1) + ( 2,44 0,6) ( 31 1,8 + 95,6) 12,15 x y 0,36 ma β x y 30 12,15 kw 12 0, ,18 (agak 0,38 ma terlalu tinggi) Tegangan Panjar Transistor 129

18 0,38 1,8 0,68 + 0,68 + 0,6 1,28 9,5 Perhatikan bahwa berada di bawah, keadaan panjar ini akan bekerja lebih baik jika perbedaan keduanya semakin kecil. ii) Untuk β 100 ( β + 1) + ( 2,44 0,6) ( 101 1,8 + 95,6) 6,63 z { 0,663 ma β z { 100 6,63 k 12 0, ,68 (masih agak terlalu tinggi) 0,670 ma 1,2 + 1,8 130 KTONKA DASA

19 iii) Untuk β 300 ( β + 1) + ( 2,44 0,6) ( 301 1,8 + 95,6) 2,89 } ~ 0,866 ma β } ~ 300 2,89 k 12 0, ,67 (panjar yang cukup bagus) 0,869 ma 1,56 + 2,16 Harga ini sedikit di bawah, dan rangkaian panjar cukup cocok untuk transistor dengan β yang sedemikian tinggi. ontoh 4 Ulangi contoh 3 untuk 1, 2 yang diturunkan sepuluh kali lebih rendah, yaitu k 12 k Jawab tidak berubah 9,56 kω Tegangan Panjar Transistor 131

20 i) Untuk β 30 ( β + 1) + ( 2,44 0,6) ( 31 1,8 + 9,56) 28,2 0,845 ma β 30 28,2 k 12 0, ,78 0,873 ma 1,57 + 2,17 Harga ini tidak terlalu jauh dari harga, sehingga kondisi panjar di atas cukup bagus. ni akibat kita menaikkan arus pada pembagi tegangan dan arus basis. Perhitungan untuk kondisi ii) dan iii) dapat diteruskan, secara cepat ambil pendekatan dengan mengabaikan arus basis. ontoh 5 Pada gambar 11.8 misalnya rangkaian mempunyai 100 k 220 k 15 Hitung nilai panjar rangkaian. Jawab Secara sederhana kita mempunyai 0 0,6 132 KTONKA DASA

21 ( 0,6 15) 65,5 ƒ / 220 k Karena secara efektif kita mempunyai 0, β tidak diperlukan lagi. Kita dapat mengabaikan untuk menghitung 65,5 ƒ ƒ 15 65,5 8, k dan 9,05 Tegangan Panjar Transistor 133

B a b. Pembiasan BJT. = β..(4.3)

B a b. Pembiasan BJT. = β..(4.3) Pembiasan JT a b 4 Pembiasan JT A nalisa dari rangkaian elektronik mempunyai dua komponen, yaitu analisa dc dan analisa ac. Analisa ac meliputi penguatan tegangan dan arus, serta impedansi inlut dan output.

Lebih terperinci

BALIKAN (FEEDBACK) V I. BALIKAN. GAMBAR 15.1 SKEMA RANGKAIAN DASAR BALIKAN

BALIKAN (FEEDBACK) V I. BALIKAN. GAMBAR 15.1 SKEMA RANGKAIAN DASAR BALIKAN BALIKAN (FEEDBACK) V I. BALIKAN. GAMBAR 15.1 SKEMA RANGKAIAN DASAR BALIKAN 15 BALIKAN (FEEDBACK) 15.1 Dasar Penguat Balikan Karena sebuah transistor dapat memberikan penguatan > 100 kali, kita hanya memerlukan

Lebih terperinci

Bias dalam Transistor BJT

Bias dalam Transistor BJT ias dalam Transistor JT Analisis atau disain terhadap suatu penguat transistor memerlukan informasi mengenai respon sistem baik dalam mode AC maupun DC. Kedua mode tersebut bisa dianalisa secara terpisah.

Lebih terperinci

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014 Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika Sabtu, 15 Maret 2014 1. Pendahuluan: Model Penguat (nilai 15) Rangkaian penguat pada Gambar di bawah ini memiliki tegangan output v o sebesar 100 mv pada saat saklar dihubungkan.

Lebih terperinci

MODUL I RANGKAIAN SERI-PARALEL RESISTOR

MODUL I RANGKAIAN SERI-PARALEL RESISTOR MODUL I ANGKAIAN SEI-PAALEL ESISTO A. TUJUAN Mempelajari berbagai fungsi multimeter analog, khususnya sebagai ohm-meter. a. Mengitung rangkaian pengganti suatu rangkaian listrik dan mengukur rangkaian

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 RANGKAIAN BIAS TRANSISTOR (LANJUTAN)

PERTEMUAN 9 RANGKAIAN BIAS TRANSISTOR (LANJUTAN) PERTEMUAN 9 RANGKAIAN BIAS TRANSISTOR (LANJUTAN) KURVA TRANSISTOR Karakteristik yang paling penting dari transistor adalah grafik Dioda Kolektor-Emiter, yang biasa dikenal dengan Kurva Tegangan-Arus (V-I

Lebih terperinci

Materi 6: Transistor Fundamental

Materi 6: Transistor Fundamental Materi 6: Transistor Fundamental I Nyoman Kusuma Wardana Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Outline Load Line Q Point Bias Emiter Voltage-divider Bias Load Line Load line (garis beban) menggambarkan kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELKA ANALOG

LAPORAN PRAKTIKUM ELKA ANALOG LAPORAN PRAKTIKUM ELKA ANALOG GARIS BEBAN DC TRANSISTOR KELAS / GROUP : Telkom 3-D / 2 NAMA PRAKTIKAN : 1. Gusti Prabowo Randu NAMA REKAN KERJA : 2. Dwi Mega Yulianingrum 3. Nadia Rifa R PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 3 Unijunction Transistor (UJT)

Mekatronika Modul 3 Unijunction Transistor (UJT) Mekatronika Modul 3 Unijunction Transistor (UJT) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Unijunction Transistor (UJT) Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai

Lebih terperinci

RISA FARRID CHRISTIANTI, S.T.,M.T.

RISA FARRID CHRISTIANTI, S.T.,M.T. RSA FARRD HRSTANT, S.T.,M.T. OUTLNE Penguat Bertingkat Dua Garis Beban Operasi Kelas A Operasi Kelas B Operasi Kelas Rumus Kelas Tingkat Daya Transistor PENGUAT BERTNGKAT Gagasan : menggunakan keluaran

Lebih terperinci

6.8 Daerah Saturasi ( Saturation Region ) CE

6.8 Daerah Saturasi ( Saturation Region ) CE 6.8 Daerah Saturasi (Saturation Region) E Di dalam daerah saturasi, junction kolektor (juga junction emitor) mendapat bias maju (forward biased) minimal sebesar tegangan cutin. Karena tegangan V E (atau

Lebih terperinci

RANGKAIAN-RANGKAIAN PRATEGANGAN TRANSISTOR. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng

RANGKAIAN-RANGKAIAN PRATEGANGAN TRANSISTOR. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng RANGKAAN-RANGKAAN PRATEGANGAN TRANSSTOR Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Rangkaian digital bisa diartikan sebagai rangkaian yang menggunakan transistor sebagai switch, sedangkan rangkaian linear adalah

Lebih terperinci

Daerah Operasi Transistor

Daerah Operasi Transistor Daerah Operasi Transistor Sebuah Transistor memiliki empat daerah Operasi Transistor : 1. Daerah Aktif 2. Daerah CutOff 3. Daerah Saturasi 4. Daerah Breakdown Daerah Aktif Daerah kerja transistor yang

Lebih terperinci

PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY )

PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY ) PERCOBAAN PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY ) E-mail : sumarna@uny.ac.id PENGANTAR Konfigurasi penguat tegangan yang paling banyak digunakan

Lebih terperinci

TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR DAN SUMBER ARUS

TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR DAN SUMBER ARUS TRANSSTOR SEBAGA SAKLAR DAN SUMBER ARUS 1. TRANSSTOR SEBAGA SAKLAR Salah satu aplikasi yang paling mudah dari suatu transistor adalah transistor sebagai saklar. Yaitu dengan mengoperasikan transistor pada

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM ALARM PEKA CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR dan Op-Amp 741

KAJIAN SISTEM ALARM PEKA CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR dan Op-Amp 741 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid aya Yogyakarta, 8 Februari 2005 KAJIAN SISTEM ALAM PEKA AHAYA MENGGUNAKAN TANSISTO dan Op-Amp 741 Oleh: Pujianto Staf Pengajar

Lebih terperinci

TRANSISTOR BIPOLAR. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng. 1. IDE DASAR TRANSISTOR Gambaran ide dasar sebuah transistor dapat dilihat pada Gambar 1.

TRANSISTOR BIPOLAR. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng. 1. IDE DASAR TRANSISTOR Gambaran ide dasar sebuah transistor dapat dilihat pada Gambar 1. TRANSSTOR BPOLAR Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Transistor adalah salah satu komponen aktif yang dibuat menggunakan bahan semikonduktor. Seperti halnya sebuah dioda, maka sebuah transistor dibuat dengan

Lebih terperinci

TRANSISTOR EFEK-MEDAN (FIELD-EFFECT TRANSISTOR)

TRANSISTOR EFEK-MEDAN (FIELD-EFFECT TRANSISTOR) "! # 3 2! 12 TANSISTO EFEK-MEDAN (FIELD-EFFECT TANSISTO) 12.1 Pengatar Fungsi utama dari sebuah penguat adalah untuk menghasilkan penguatan isyarat dengan tingkat penguatan tertentu. Transistor unipolar

Lebih terperinci

Penguat Emiter Sekutu

Penguat Emiter Sekutu Penguat Emiter Sekutu v out v in Konfigurasi Dasar Ciri Penguat Emiter Sekutu : 1. Emiter dibumikan 2. Sinyal masukan diberikan ke basis 3. Sinyal keluaran diambil dari kolektor Agar dapat memberikan tegangan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISA DC PADA TRANSISTOR

BAB VII ANALISA DC PADA TRANSISTOR Bab V, Analisa DC pada Transistor Hal: 147 BAB V ANALSA DC PADA TRANSSTOR Transistor BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah suatu devais nonlinear terbuat dari bahan semikonduktor dengan 3 terminal yaitu

Lebih terperinci

Rangkaian seri paralel

Rangkaian seri paralel Rangkaian seri paralel Apa itu rangakain seri-paralel? Perhatikan rangkaian seri sederhana berikut, masing-masing komponen terhubung ujung ke ujung membentuk jalur tunggal bagi aliran elektron. Untuk rangkaian

Lebih terperinci

8 RANGKAIAN PENYEARAH

8 RANGKAIAN PENYEARAH 8 ANGKAIAN PENYEAAH 8.1 Pendahuluan Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya, namun sebagian besar peralatan menggunakan sember daya AC 220 volt - 50Hz. Di dalam peralatan

Lebih terperinci

[LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A] BAB I PENDAHULUAN

[LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A] BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam matakuliah Elektronika II telah dipelajari beberapa teori tentang rangkaian common seperti common basis, common emitter, dan common collector. Salah satu penerapan

Lebih terperinci

Dioda-dioda jenis lain

Dioda-dioda jenis lain Dioda-dioda jenis lain Dioda Zener : dioda yang dirancang untuk bekerja dalam daerah tegangan zener (tegangan rusak). Digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil. Simbol : Karakteristik

Lebih terperinci

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )? 1. a. Gambarkan rangkaian pengintegral RC (RC Integrator)! b. Mengapa rangkaian RC diatas disebut sebagai pengintegral RC dan bagaimana hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 48 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Cara Konfigurasi dan Pemasangan Konfigurasi rangkaian yang telah dipasangkan pada sumber tegangan 8 Volt. Dengan mengatur potensiometer 10 KΩ, kita setel potensiometer dengan

Lebih terperinci

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI JOBSHEET 6 PENGUAT INSTUMENTASI A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Instrumentasi ini adalah :. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat instrumentasi sebagai aplikasi dari rangkaian

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 1 Transistor sebagai saklar (Saklar Elektronik)

Mekatronika Modul 1 Transistor sebagai saklar (Saklar Elektronik) Mekatronika Modul 1 Transistor sebagai saklar (Saklar Elektronik) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari transistor sebagai saklar. Tujuan Bagian ini memberikan

Lebih terperinci

EL2005 Elektronika PR#02

EL2005 Elektronika PR#02 EL2005 Elektronika PR#02 Batas Akhir Pengumpulan : Jum at, 03 Februari 2017, jam 16:00 SOAL 1 Diketahui rangkaian diode seperti di atas dengan sumber tegangan DC, 5 V, 1 kω, 220 Ω, dan 470 Ω. Kedua diode

Lebih terperinci

Rangkaian Penguat Transistor

Rangkaian Penguat Transistor - 6 Rangkaian Penguat Transistor Missa Lamsani Hal 1 SAP Rangkaian penguat trasnsistor dalam bentuk ekuivalennya Perhitungan impedansi input, impedansi output, penguatan arus, penguatan tegangan dari rangkaian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TRANSISTOR

KARAKTERISTIK TRANSISTOR KARAKTERISTIK TRANSISTOR 1. KURVA KOLEKTOR dibawah ini. Kurva kolektor dapat kita peroleh dengan rangkaian transistor seperti pada Gambar 1 Gambar 1. Rangkaian common emitor Dengan mengubah-ubah nilai

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar.

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar. SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum Mengetahui cara menentukan kaki-kaki transistor menggunakan Ohmmeter Mengetahui karakteristik transistor bipolar. Mampu merancang rangkaian sederhana menggunakan transistor

Lebih terperinci

Cutoff Region Short-Circuited Base Open-Circuited Base Cutin Voltage

Cutoff Region Short-Circuited Base Open-Circuited Base Cutin Voltage utoff Region utoff didefinisikan sebagai keadaan dimana E = 0 dan = O, dan diketahui bahwa bias mundur V E.sat = 0,1 V (0 V) akan membuat transistor germanium (silikon) memasuki daerah cutoff. Apa yang

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI-PARALEL

RANGKAIAN SERI-PARALEL RANGKAIAN SERI-PARALEL 1. Contoh Rangkaian Seri-Paralel Contoh 1 Rangkaian pada Gambar 1, hitunglah : a. arus pada setiap elemen b. tegangan pada setiap elemen c. gunakan hukum tegangan Kirchhoff Contoh

Lebih terperinci

Penguat Kelas A dengan Transistor BC337

Penguat Kelas A dengan Transistor BC337 LAPORAN HASIL PRAKTIKUM Penguat Kelas A dengan Transistor BC337 ELEKTRONIKA II Dosen: Dr.M.Sukardjo Kelompok 7 Abdul Goffar Al Mubarok (5215134375) Egi Destriana (5215131350) Haironi Rachmawati (5215136243)

Lebih terperinci

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK FASO DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASA ANGKAIAN LISTIK 1. Fasor Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus

Lebih terperinci

Pengantar Rangkaian Listrik. Dedi Nurcipto, MT.

Pengantar Rangkaian Listrik. Dedi Nurcipto, MT. Pengantar Rangkaian Listrik Dedi Nurcipto, MT. Pengantar Rangkaian Listrik Tujuan Mata Kuliah : Konsep dasar Rangkaian Elektrik, Hulum Hukum dasar rangkaian Listrik serta teknik dasar yang di pakai untuk

Lebih terperinci

Bab 4. Metoda Analisis Rangkaian. oleh : M. Ramdhani

Bab 4. Metoda Analisis Rangkaian. oleh : M. Ramdhani Bab 4. Metoda Analisis Rangkaian oleh : M. Ramdhani 49 Metoda analisis rangkaian sebenarnya merupakan salah satu alat bantu untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul dalam menganalisis suatu rangkaian,

Lebih terperinci

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto Pengukuran dan Alat Ukur Rudi Susanto Pengertian pengukuran Mengukur berarti mendapatkan sesuatu yang dinyatakan dengan bilangan. Informasi yang bersifat kuantitatif dari sebuah pekerjaan penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS

BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS Bab ini membahas tentang prosedur ujicoba, hasil-hasil ujicoba, dan analisis hasil ujicoba alat stimulasi OpenMCS dan program sinyal terapi µstims. Pembahasan ujicoba dan analisis

Lebih terperinci

PENGUAT DAYA KELAS A

PENGUAT DAYA KELAS A LKTRONKA ANALOG ertemuan 14 NGUAT DAYA KLAS A enguat sinyal besar (large signal) dimana penekanan adl pd penguatan daya, disebut dengan penguat daya. Klasifikasi penguat daya yang ada adalah kelas A, kelas

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham nalisis angkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham, nalisis angkaian Listrik () 7 Kaidah dan Teorema angkaian Kaidah rangkaian merupakan konsekuensi dari hukum-hukum rangkaian

Lebih terperinci

Review Hasil Percobaan 1-2

Review Hasil Percobaan 1-2 Review Hasil Percobaan 1-2 Percobaan 1 Spesifikasi Teknis Sensitivitas Analog Multimeter DC 20kΩ/V, AC 9kΩ/V Jangkauan ukur, full scale 300V, 100V, 30V, 10V, dst Mengukur Arus Searah Pengukuran dengan

Lebih terperinci

Pada transistor npn, seluruh polaritas arus dan tegangan merupakan kebalikan dari transistor pnp.

Pada transistor npn, seluruh polaritas arus dan tegangan merupakan kebalikan dari transistor pnp. 5.5 Konfigurasi Common-Base Gambar di atas menunjukkan konfigurasi grounded-base, yang dinamakan juga common-base. Pada transistor pnp, komponen utama arusnya adalah hole. Karena hole mengalir dari emitor

Lebih terperinci

Transistor Bipolar BJT Bipolar Junction Transistor

Transistor Bipolar BJT Bipolar Junction Transistor - 3 Transistor Bipolar BJT Bipolar Junction Transistor Missa Lamsani Hal 1 SAP bentuk fisik transistor NPN dan PNP injeksi mayoritas dari emiter, lebar daerah base, rekomendasi hole-elektron, efisiensi

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI No.LST/TE/EKA5228/06 Revisi : 00 Tgl: 8 Sept 2015 Hal 1 dari 5 1. Kompetensi : Menjelaskan karakteristik dan kalibrasi rangkaian sensor suhu LM 335 2. Sub Kompetensi : 1) Menggambarkan kurva karakteristik

Lebih terperinci

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi BAB V MULTIVIBRATOR A. Pendahuluan 1. Deskripsi Judul bab ini adalah Multivibrator. Melalui bab ini pembaca khususnya mahasiswa akan mendapatkan gambaran tentang konsep dasar Multivibrator. Konsep dasar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter.

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter. TRANSISTOR Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis (B), kolektor (C) dan emitor (E). Untuk membedakan transistor PNP dan NPN

Lebih terperinci

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran 1. Tujuan : 1 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami operasi dari rangkaian penguat kelas B komplementer. 2 Mahasiswa dapat menerapkan teknik pembiasan

Lebih terperinci

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Elemen

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun laporan Praktikum Dasar Elektronika dan Digital

Lebih terperinci

Hukum Hukum Rangkaian. Rudi Susanto

Hukum Hukum Rangkaian. Rudi Susanto Hukum Hukum angkaian udi Susanto Hambatan Listrik dan Hukum Ohm Ketika tegangan listrik (beda potensial) diberikan pada ujung-pangkal konduktor logam maka didapatkan arus yang sebanding dengan tegangan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TRANSISTOR. Risa Farrid Christianti

KARAKTERISTIK TRANSISTOR. Risa Farrid Christianti KARAKTERSTK TRANSSTOR Risa Farrid hristianti ARUS TRANSSTOR (1) Perbandingan arus Karena emitter (E) adalah sumber elektron, emiter mempunyai arus terbesar. Krn sebagian besar elektron mengalir ke Kolektor

Lebih terperinci

RANGKAIAN AC SERI DAN PARALEL

RANGKAIAN AC SERI DAN PARALEL . Konfigurasi Seri ANGKAAN A S DAN PAA Pada Gambar. beberapa elemen dihubungkan seri. Setiap impedansi dapat berupa resistor, induktor, atau kapasitor. otal impedansi dari hubungan seri dapat dituliskan

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor

Gambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor 9.3. angkaian Dasar istrik.3. angkaian Seri Apabila dua buah tahanan kita hubungkan berturut-turut seperti didalam Gambar.3, maka rangkaian ini disebut rangkaian deret / seri. Gambar.3. angkaian seri dengan

Lebih terperinci

PENGUAT TRANSISTOR. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

PENGUAT TRANSISTOR. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY PENGUAT TRANSISTOR Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id. Pendahuluan Dalam modul terdahulu dibicarakan mengenai dasar-dasar penguat transistor terutama bagaimana transistor

Lebih terperinci

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 4 ( Analisa Arus Cabang dan Simpul DC )

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 4 ( Analisa Arus Cabang dan Simpul DC ) RANGKAIAN LISTRIK Kuliah 4 ( Analisa Arus Cabang dan Simpul DC ) ANALISA ARUS CABANG DAN SIMPUL DC Metoda analisis rangkaian sebenarnya merupakan salah satu alat bantu untuk menyelesaikan suatu permasalahan

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK FISIK KELS XII IP - KUIKULUM GUNGN 06 Sesi NGN NGKIN US SEH. US LISTIK rus listrik adalah aliran muatan-muatan positif (arus konvensional) yang apabila makin banyak muatan positif yang mengalir dalam selang

Lebih terperinci

TEORI RANGKAIAN. 7/28/2012 Teori Rangkaian by Zaenab Muslimin

TEORI RANGKAIAN. 7/28/2012 Teori Rangkaian by Zaenab Muslimin TOI ANGKAIAN Pada bab ini akan dibahas penyelesaian persoalan yang muncul pada angkaian Listrik dengan menggunakan suatu teori rangkaian tertentu. Ada beberapa teori yang dibahas pada bab ini, yaitu :

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA 1 Komponen: Elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronik. KOMPONEN AKTIF KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN PASIF 2 Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

Elektronika : Teori dan Penerapan. Herman Dwi Surjono, Ph.D.

Elektronika : Teori dan Penerapan. Herman Dwi Surjono, Ph.D. Elektronika : Teori dan Penerapan Herman Dwi Surjono, Ph.D. Elektronika : Teori dan Penerapan Disusun Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D. 2007 All Rights Reserved Hak cipta dilindungi undang-undang Penyunting

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

Transistor Bipolar. oleh aswan hamonangan

Transistor Bipolar. oleh aswan hamonangan Transistor Bipolar oleh aswan hamonangan Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

Karakteristik Transistor. Rudi Susanto

Karakteristik Transistor. Rudi Susanto Karakteristik Transistor Rudi Susanto PN-Junction (Diode) BIAS MAJU / FORWARD BIAS BIAS MUNDUR / REERSE BIAS Transistor Bipolar Arus pada Transistor Alpha dc (α dc ) adalah perbandingan antara arus Ic

Lebih terperinci

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto telk telk LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 28 Purwokerto Status Revisi : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Desember 204 MODUL MATA

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

EL2005 Elektronika PR#03

EL2005 Elektronika PR#03 EL005 Elektronika P#03 Batas Akhir Pengumpulan : Jum at, 10 Februari 017, Jam 16:00 SOAL 1 Sebuah alat las listrik (DC welder) membutuhkan suatu penyearah yang dapat menangani arus besar dan tegangan tinggi.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I (E3)

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I (E3) Teknik Analisa Node dan Mesh (E3) Eka Yuliana, Linahtadiya Andiani, Bachtera Indarto Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: ekayuliana1129@gmail.com

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 12 (OSILATOR COLPITTS)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 12 (OSILATOR COLPITTS) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA42) JOBSHEET 2 (OSILATOR COLPITTS) I. Tujuan percobaan. Mahasiswa mengetahui pengertian dan karakteristik dari osilator. 2. Mahasiswa memahami prinsip kerja dan aplikasi dari

Lebih terperinci

TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis

Lebih terperinci

Bagian 4 Pemodelan Dioda

Bagian 4 Pemodelan Dioda Bagian 4 Pemodelan Dioda Sub Materi Pengertian pemodelan Model dioda Kurva karakteristik untuk masing-masing model diode Analisa up-down Rangkaian logika dioda resistor (RDL) Garis beban dan titik operasi

Lebih terperinci

Hukum Tegangan dan Arus Listrik

Hukum Tegangan dan Arus Listrik Hukum Tegangan dan Arus Listrik Slide-02 Ir. Agus Arif, MT Semester Genap 2016/2017 1 / 27 Materi Kuliah 1 Hukum Kirchhoff Bagian dari Rangkaian Hukum Arus Hukum Tegangan 2 Hubungan Seri Hubungan Paralel

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU PDB orde satu dapat dinyatakan dalam: atau dalam bentuk: Penyelesaian PDB orde satu dengan integrasi secara langsung Jika PDB dapat disusun dalam bentuk,

Lebih terperinci

EKSPERIMEN III PENGUAT OPERASIONAL TAK-MEMBALIK (NONINVERTING OP-AMP)

EKSPERIMEN III PENGUAT OPERASIONAL TAK-MEMBALIK (NONINVERTING OP-AMP) PENGNT EKSPEIMEN III PENGUT OPESIONL TK-MEMBLIK (NONINETING OP-MP) Banyak rangkaian elektronika yang memerlukan penguatan tegangan atau arus yang tggi tanpa terjadi pembalikan (version) isyarat. Peguat

Lebih terperinci

TRANSISTOR 9.1 Dasar-dasar Transistor

TRANSISTOR 9.1 Dasar-dasar Transistor 9 TRANSISTOR 9.1 Dasar-dasar Transistor Pada bab sebelumnya telah dikenalkan karakteristik dasar diode, sebuah piranti dua terminal (karenanya disebut di-ode) beserta aplikasinya. Pada bagian ini akan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

Modul Elektronika 2017

Modul Elektronika 2017 .. HSIL PEMELJRN MODUL I KONSEP DSR TRNSISTOR Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik serta fungsi dari rangkaian dasar transistor..2. TUJUN agian ini memberikan informasi mengenai penerapan

Lebih terperinci

USER MANUAL LAMPU EMERGENCY MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA XII ELEKTRONIKA INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO SMKN 3 BOYOLANGU

USER MANUAL LAMPU EMERGENCY MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA XII ELEKTRONIKA INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO SMKN 3 BOYOLANGU USER MANUAL LAMPU EMERGENCY MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA XII ELEKTRONIKA INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO SMKN 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW M. Hendra Sony Sanjaya DAFTAR ISI 3 DAFTAR ISI 1. Lampu Emergency...

Lebih terperinci

Transistor Bipolar. III.1 Arus bias

Transistor Bipolar. III.1 Arus bias Transistor Bipolar Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias yang memungkinkan elektron

Lebih terperinci

Instruksi Kerja LABORATORIUM SISTEM KONTROL

Instruksi Kerja LABORATORIUM SISTEM KONTROL Instruksi Kerja LABORATORIUM SISTEM KONTROL MALANG 2016 Instruksi Kerja Laboratorium Sistem Kontrol Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Kode Dokumen : Revisi : Tanggal : 1 Desember

Lebih terperinci

TES URUTAN PASA 1. Dengan dua lampu pijar satu ballast.

TES URUTAN PASA 1. Dengan dua lampu pijar satu ballast. angkaian Listrik 2010. Kompetensi: rampil menganalisis urutan pase tegangan Listrik ac tiga pasa. 1 dari 6 E UUN P 1. Dengan dua lampu pijar satu ballast. ontoh perhitungan. es urutan pasa menggunakan

Lebih terperinci

Arus Searah (Direct Current) Fundamental of Electronics

Arus Searah (Direct Current) Fundamental of Electronics Arus Searah (Direct Current) Fundamental of Electronics Presented by Muchammad Chusnan Aprianto STT Dr.KHEZ Muttaqien Pendahuluan O Arus listrik adalah jumlah total muatan yang melewati suatu medium per

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum 1. Hanya ada satu soal eksperimen, namun terdiri atas tiga

Lebih terperinci

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TUJUAN Mengetahui karakteristik penguat berkonfigurasi Common Emitter Mengetahui

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid arpublic Hak cipta pada penulis, SURHM, SURYTNO nalisis Rangkaian Listrik () arpublic, andung are-7 edisi Juli http://ee-cafe.org lamat pos: Kanayakan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH. Lunde Ardhenta ST., MSc.

INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH. Lunde Ardhenta ST., MSc. INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH Lunde Ardhenta ST., MSc. GALVANOMETER Astatic Galvanometer GALVANOMETER Alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif

Lebih terperinci

Rangkaian Seri Perhatikan rangkaian hambatan seri pada Gambar 6. Gambar 6

Rangkaian Seri Perhatikan rangkaian hambatan seri pada Gambar 6. Gambar 6 DAFTA ISI DAFTA ISI... BAB 9. ANGKAIAN DC... 9. angkaian esistor... 9. Hukum Kirchoff...4 9. angkaian Kapasitor...7 9.4 angkaian esistor-kapasitor...9 9.5 Bahaya Listrik : Kebocoran Arus...0 9.6 Alat-Alat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5

Lebih terperinci

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Elemen

Lebih terperinci

Kelompok 7. Anggota : 1. Sajaroh Tuduhri 2. Tati Mayasari 3. Triana Rahayu 4. Windi Mei Santi SOAL

Kelompok 7. Anggota : 1. Sajaroh Tuduhri 2. Tati Mayasari 3. Triana Rahayu 4. Windi Mei Santi SOAL Kelompok 7 Anggota : 1. Sajaroh Tuduhri 2. Tati Mayasari 3. Triana Rahayu 4. Windi Mei Santi SOAL 1. Bagaimana teknik pengukuran multimeter? 2. Bagaimana prinsip kerjanya? Jawab : Teknik pengukuran multimeter

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 0 Modul Praktikum RL Tehnik Elektro UNISSULA

KATA PENGANTAR. 0 Modul Praktikum RL Tehnik Elektro UNISSULA KATA PENGANTA 0 Modul Praktikum Tehnik Elektro UNSSUA MODU TEGANGAN DAN DAYA STK, SUPE POSS, THEENN DAN NOTON 1.1 TUJUAN a. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian listrik arus sederhana dengan menggunakan

Lebih terperinci

Modul 05: Transistor

Modul 05: Transistor Modul 05: Transistor Penguat Common-Emitter Reza Rendian Septiawan April 2, 2015 Transistor merupakan komponen elektronik yang tergolong kedalam komponen aktif. Transistor banyak digunakan sebagai komponen

Lebih terperinci

Transistor Fundamentals

Transistor Fundamentals hapter 7: Transistor Fundamentals ---------------------------------------------------------------------- hapter 7 Transistor Fundamentals TK Mampu membedakan rangkaian base biased dan emitter biased dan

Lebih terperinci

I. Penguat Emittor Ditanahkan. II. Tujuan

I. Penguat Emittor Ditanahkan. II. Tujuan I. Penguat Emittor Ditanahkan II. Tujuan Menganalisa ciri masukan dan keluaran dari rangkaian penguat emittor ditanahkan dengan menggunakan simulasi Electronic Workbench. III. Alat dan Bahan Laptop Software

Lebih terperinci