PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ENDE TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ENDE TAHUN 2015"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ENDE TAHUN 2015

2 KATA SAMBUTAN Profil kesehatan yang memuat informasi kesehatan seperti capaian kinerja bidang kesehatan, indikator, prosedur yang dilakukan dalam upaya kesehatan, perangkat teknologi,dan sumber daya manusia dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Informasi yang disajikan dalam profil ini menjadi komponen krusial dalam pembangunan kesehatan yang berperan pada perencanaan sebelum pengambilan keputusan dilakukan dan penyelenggaraan manajemen kesehatan secara bertahap dan berkesinambungan. Oleh karenanya saya menyambut gembira atas diterbitnya Profil Kesehatan Kabupaten Ende Tahun Perbaikan dan pembenahan terus dilakukan dalam penyempurnaan pembuatan Profil kesehatan Kabupaten Ende Tahun 2015 sehingga dapat menyajikan data dan informasi yang lebih berkualitas, valid dan konsisten. Ketepatan waktu dan kelengkapan data serta ketersediaan SDM menjadi masalah utama yang ditemuai dalam proses penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Ende Tahun Oleh karenanya dibutuhkan penguatan komitmen terhadap integrasi data dan informasi serta koordinasi antar bidang, UPTD di Dinas Kesehatan dan puskesmas terus dikembangkan. Apresiasi yang setinggi tingginya saya sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan dan penerbitan profil ini.semoga dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi sebagai pedoman dan acuan perencanaan dan penyelenggaraan manajemen kesehatan di Kabupaten Ende. Ende, April 2016 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende drg. Muna Fatma, M.Kes Pembina TK. I NIP Profil Kesehatan Kabupaten Ende 2015 i

3 KATA PENGANTAR L impahan pujian dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa rahmat-nya Profil Kesehatan Kabupaten Ende Tahun 2015 telah diterbitkan. Gambaran kondisi kesehatan di wilayah Kabupaten Ende yang dituangkan dalam Profil Kesehatan ini sebagai hasil pencapaian kinerja pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam kurun waktu satu tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Ende merupakan media publikasi data dan informasi kesehatan setiap tahunnya berisikan informasi tentang kegiatan dan pencapaian program pembangunan kesehatan berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam rangka pengambilan keputusan berdasarkan data. Kritik dan saran yang membangun serta partisipasi dari semua pihak dalam upaya meningkatkan mutu Profil Kesehatan Kabupaten Ende ditahun selanjutnya sangat diharapkan. Ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya pada semua pihak yang telah bekerja keras meningkatkan pencapaian program bidang kesehatan dan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan profil ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahi berkat, karya serta pikiran kita dan semoga publikasi Profil Kesehatan Kabupaten Ende Tahun 2015 ini bermanfaat untuk semua pihak demi terwujudnya Karakteristik Masyarakat Ende Dengan Membangun Dari Desa Dan Kelurahan Menuju Masyarakat Sehat. Ende, April 2016 an.kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende Sekretaris Drs. Sebastianus Bele Pembina Tk.I NIP: Profil Kesehatan Kabupaten Ende 2015 ii

4 DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB 2 GAMBARAN UMUM KEADAAN GEOGRAFIS KEPENDUDUKAN KEADAAN EKONOMI KEADAAN PENDIDIKAN... 8 BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN UMUR HARAPAN HIDUP (UHH) ANGKA KEMATIAN ANGKA KESAKITAN BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN KESEHATAN IBU KESEHATAN ANAK AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PERILAKU HIDUP MASYARAKAT KEADAAN LINGKUNGAN BAB 5 SUMBER DAYA KESEHATAN SARANA KESEHATAN TENAGA KESEHATAN PEMBIAYAAN KESEHATAN Profil Kesehatan Kabupaten Ende 2015 iii

5 BAB 6 PENUTUP SIMPULAN SARAN Profil Kesehatan Kabupaten Ende 2015 iv

6 DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1PETA KABUPATEN ENDE... 3 GAMBAR 2. JUMLAH PENDUDUK DI KABUPATEN ENDE... 4 GAMBAR 3. PIRAMIDA PENDUDUK KABUPATEN ENDE TAHUN GAMBAR 4. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN ENDE... 7 GAMBAR 5. RATA-RATA PENGELUARAN PER KAPITA SEBULAN... 7 GAMBAR 10. TREND ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) GAMBAR 11. PERKEMBANGAN ANGKA KEMATIAN ANAK BALITA (AKABA) GAMBAR 14. JUMLAH KEMATIAN PERGOLONGAN UMUR GAMBAR PENYAKIT TERBANYAK PUSKESMAS GAMBAR 16. TREND ANGKA NOTIFIKASI (CNR) KASUS BARU BTA GAMBAR 19. JUMLAH KASUS HIV & AIDS GAMBAR 20. JUMLAH KASUS HIV & AIDS MENURUT GOLONGAN UMUR GAMBAR 21. PETA PENYEBARAN KASUS DIARE DI KABUPATEN ENDE GAMBAR 23. PROPORSI KASUS CAMPAK MENURUT GOLONGAN UMUR GAMBAR 24. PETA PENYEBARAN KASUS DBD GAMBAR 25. JUMLAH KASUS DBD MENURUT PUSKESMAS GAMBAR 26. PETA PENYEBARAN KASUS MALARIA GAMBAR 27. CAKUPAN KUNJUNGAN PELAYANAN K1 DAN K GAMBAR 28. CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN GAMBAR 29. CAKUPAN PELAYANAN NIFAS GAMBAR 30. CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN GAMBAR 32. METODE KONTRASEPSI GAMBAR 33. CAKUPAN PESERTA KB BARU GAMBAR 34. CAKUPAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH GAMBAR 35. CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL Profil Kesehatan Kabupaten Ende 2015 v

7 GAMBAR 36. CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI GAMBAR 37. CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF MENURUT PUSKESMAS GAMBAR 38. CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA GAMBAR 39. CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA GAMBAR 40. CAKUPAN IMUNISASI MENURUT JENIS VAKSIN GAMBAR 41. CAKUPAN DESA / KELURAHAN UCI MENURUT PUSKESMAS GAMBAR 42. CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA GAMBAR 43. TREND PERSENTASE BALITA GIZI BURUK GAMBAR 44. JUMLAH PESERTA JKN DI PUSKESMAS KABUPATEN ENDE TAHUN GAMBAR 45. JUMLAH KASUS KUNJUNGAN PESERTA JKN DI PUSKESMAS KABUPATEN ENDE TAHUN GAMBAR 46. CAKUPAN KUNJUGAN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS DAN JEJARINGNYA TAHUN GAMBAR 47. CAKUPAN KUNJUNGAN RAWAT INAP DI PUSKESMAS DAN JEJARINGANYA TAHUN GAMBAR 48. CAKUPAN RUMAH BER PHBS GAMBAR 49. PERSENTASE PENGGUNAAN SARANA AIR MINUM MEMENUHI SYARAT.. 48 GAMBAR 50. CAKUPAN DESA YANG MELAKSANAKAN STBM GAMBAR 51. JUMLAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ENDE GAMBAR 52. KEDAAN POSYANDU DI KABUPATEN ENDE GAMBAR 53. RASIO TENAGA BERDASARKAN TARGET RPJMD GAMBAR 54. ANGGARAN KESEHATAN Profil Kesehatan Kabupaten Ende 2015 vi

8 DAFTAR TABEL TABEL 1. JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN TANGGUNGAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN NON PRODUKTIF DI KABUPATEN ENDE TAHUN TABEL 2. STANDAR KETENAGAAN BERDASARKAN PERMENKES 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSKESMAS DI DINAS KESEHATAN KABUPETEN ENDE TABEL 3. JUMLAH DAN RASIO TENAGA KESEHATAN BERDASARKAN STANDAR INDONESIA SEHATAN 2010 DI PUSKESMAS KABUPATEN ENDE TABEL 4. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI BLUD RSUD ENDE Profil Kesehatan Kabupaten Ende 2015 vii

9 BAB I PENDAHULUAN Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan Sistem (PP no 46 tahun 2014 tentang Informasi Kesehatan). Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence base diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu guna pengambilan keputusan dan kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah Tujuan Profil Kesehatan Kabupaten Ende adalah Tersedianya data dan informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka mewujudkan Karakteristik Kabupaten Ende dengan membangun dari Desa dan Kelurahan menuju masyarakat yang mandiri, sejahtera dan berkeadilan kesehatan, proses perencanaan, pemantauan, dan evaluasi pencapaian pembangunan bidang kesehatan, serta menjadi alat untuk pembinaan dan pengawasan di bidang kesehatan. Salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang terbit setiap tahun sekali adalah dokumen Profil Kesehatan. Profil Kesehatan merupakan salah satu media publikasi data dan informasi yang terkait dengan situasi dan kondisi kesehatan yang relatif komprehensif. Tersusunnya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Ende Tahun 2015 didukung oleh Lintas Program di Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Pengelola Data dan Informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Puskesmas se-kabupaten Ende, Unit Pelaksana Teknis (UPT), juga lintas sektor terkait, meliputi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ende, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ende, dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Ende dan BKBKS Kabupaten Ende. Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Ende Tahun 2015 adalah Tersedianya data dan informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka mewujudkan Karakteristik Kabupaten Ende dengan membangun dari Desa dan Kelurahan menuju masyarakat yang mandiri, sejahtera dan berkeadilan.

10 Profil Kesehatan Kabupaten Ende membahas beberapa topik yang terdapat dalam setiap bab yang disajikan dalam urutan sebagai berikut : BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang penjelasan maksud dan tujuan Profil Kesehatan serta sistematika dari penyajian BAB 2. GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Ende, yang meliputi keadaan geografis, Administrasi dan informasi umum lainya, faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan seperti: kependudukan, perekonomian, dan pendidikan. BAB 3. DERAJAT KESEHATAN Bab ini berisi uraian tentang situasi derajat kesehatan, yang mencakup tentang angka kematian dan angka kesakitan. BAB 4. UPAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat dan keadaan lingkungan. Dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan serta upaya kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh kabupaten Ende. BAB 5. SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaankesehatan. BAB 6. KESIMPULAN Bab ini berisi sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan diteliti lebih lanjut yang bersangkutan dengan keberhasilan-keberhasilan serta hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. LAMPIRAN Lampiran berisi resume atau angka capaian program di Kabupaten Ende Tahun 2015 serta 83 tabel data kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

11 BAB 2 GAMBARAN UMUM 2.1 KEADAAN GEOGRAFIS Gambar 1. Peta Kabupaten Ende Gambar 1Peta Kabupaten Ende Sumber Data : UPT Data dan Infokes, Dinkes Kab Ende, Tahun 2015 Secara geografis wilayah Kabupaten Ende terletak di bagian tengah Pulau Flores dengan batas wilayahnya sebagai berikut : a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores pada BT dan LS di Nangamboa atau 1220 dan LS di Ngalu Ijukate (Natural Border); b. Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Sawu pada pada BT dan LS di Nangamboa atau 1220 dan LS di Ngalu Ijukate (Natural Border); c. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sikka dari pantai utara pada BT dan LS di Nangambawe ke arah tengah pada BT dan LS di Nangamanuria ke arah pantai selatan pada 1220 BT dan LS di Ngalu Ijukate (Artificial Border); d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Nagekeo dari pantai utara pada BT dan LS di Nanganiohiba ke arah utara pada BT dan LS di Sanggawangarowa ke arah pantai selatan pada BT dan LS di Nangamboa (Artificial Border). 3

12 Luas wilayah Kabupaten Ende 2046,60 Km2 yang terdiri dari 21 Kecamatan, 255 desa, dan 23 kelurahan. Ketinggian wilayah Kabupaten Ende dari permukaan laut > 500 m sebesar 79,4%, dengan tingkat kemiringan tanah > 40 0 sebesar 71,54%. Di bagian wilayah selatan daerah ini terletak pada jalur deretan Gunung Api Iya yang memiliki ketinggian 637 meter dengan letusan terakhir pada tahun 1969 dan Gunung Mutubusa yang memiliki ketinggian meter dengan letusan terakhir tahun Data selengkapnya tentang luas wilayah per Kecamatan dapat dilihat pada lampiran Tabel KEPENDUDUKAN Jumlah penduduk menurut Registrasi Penduduk Kabupaten Ende Tahun 2015 yang diterbitkan oleh BPS Kabupaten Ende Tahun 2016, jumlah penduduk 280,588 jiwa, terdiri dari 134,647 jiwa penduduk laki-laki dan jiwa penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin 92,26. Angka ini berarti bahwa terdapat 92 laki-laki di antara 100 perempuan. Gambar 2. Jumlah Penduduk di Kabupaten Ende Tahun , , , , ,903 Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013 Thn 2014 thn 2015 Sumber data : Ende dalam Angka, BPS Kab. Ende, Tahun 2015 Gambar 2. Menjelaskan bahwa terjadi peningkatan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Ende selama 5 tahun. Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk, badan piramida bagian kiri menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan bagian kanan menunjukkan jumlah penduduk perempuan. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

13 Gambar 3. Piramida Penduduk Kabupaten Ende Tahun perempuan laki-laki Sumber data : Ende dalam Angka, BPS Kab. Ende, Tahun 2015 Gambar 3 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda diikuti dengan penduduk usia produktif, sedangkan usia tua (50 tahun ke atas) adalah kelompok dengan persentase terkecil. Namun kondisi ini mengharuskan adanya kebijakan terhadap penduduk usia tua, yang rentan terhadap masalah kesehatan, dan karena golongan penduduk ini relatif tidak produktif sehingga ketergantungan mereka terhadap biaya kesehatan sangat tinggi. Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Ende pada tahun 2015 sebesar 137 jiwa per Km2 dengan kepadatan penduduk paling kecil terdapat pada Kecamatan Detukeli sebesar 38 jiwa per Km2. Hal ini berbanding terbalik dengan kecamatan yang terletak di pusat yang memiliki jumlah kepadatan penduduknya sangat banyak, namun luas wilayahnya tidak terlalu besar. Kecamatan dengan kepadatan penduduk yang paling besar adalah Kecamatan Ende Tengah sebesar 3,791 jiwa per Km2. Bila dikaitkan dengan banyaknya keluarga atau rumah tangga, maka dapat dilihat bahwa rata-rata setiap keluarga di Kabupaten Ende memiliki sekitar 4 anggota keluarga, dan kondisi ini terjadi pada hampir di seluruh kecamatan yang ada. Berdasarkan hasil sensus penduduk2010 terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Ende tiap tahun dalam kurun waktu tahun mengalami peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 1,22 persen. Angka beban tanggungan (Dependency Ratio) adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur <15 tahun dan >65 tahun) dengan banyaknya orang yang termasuk umur produktif (umur tahun). Angka beban tanggungan ini untuk mengetahui produktivitas penduduk. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

14 Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Usia Produktif dan Non Produktif Di Kabupaten Ende Tahun 2015 No Usia Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan % tahun , tahun , tahun ke atas ,80 Jumlah ,00% Angka Beban Tanggungan Sumber : Ende dalam Angka, BPS Kab. Ende, Tahun 2015 Tabel 1 menunjukkan bahwa Angka Beban Tanggungan penduduk Kabupaten Ende tahun 2015 sebesar 85.3% artinya 100 orang di Kabupaten Ende yang masih produktif akan menanggung orang yang belum atau sudah tidak produktif lagi. Dan bila dibandingkan antar jenis kelamin, maka Angka Beban Tanggungan laki-laki lebih besar jika dibandingkan dengan Angka Beban Tanggungan perempuan, dengan selisih 1,84%. Penduduk sebagai sasaran dalam program pembangunan kesehatan sangatlah beragam, sesuai dengan karakteristik kelompok umur tertentu, yaitu antara lain bayi, balita, anak balita, pra sekolah, anak usia sekolah, penduduk usia muda, penduduk usia produktif, penduduk pra usia lanjut, penduduk usia lanjut, dan wanita usia subur. Oleh karena itu perkembangan jumlah penduduk hendaknya selalu dicermati dalam upaya pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan. 2.3 KEADAAN EKONOMI Struktur perekonomian Kabupaten Ende dalam kurun tahun 2010 sampai tahun 2015 tidak mengalami banyak perubahan. Sektor ekonomi yang dominan dalam perekonomian Kabupaten Ende adalah sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

15 Gambar 4. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ende Tahun Thn 2010 Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013 Thn 2014 Sumber data : Ende dalam Angka, BPS Kab. Ende, Tahun 2015 Gambar 4 menunjukkan bahwa perekonomian Ende pada tahun 2010 menguat menjadi 5,06%, dan terus mengalami peningkatan hingga hungga pada tahun 2013 menjadi 5,33%, namun sedikit menurun pada tahun 2014 sebanyak 5,30%. Salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan penduduk adalah pengeluaran rumah tangga. Semakin tinggi pendapatan atau penghasilan maka porsi pengeluaran akan mulai bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran bukan untuk makanan demikian juga sebaliknya. Batasan untuk mencapai tingkat kesejahtetraan masyarakat ini adalah jika pengeluaran per kapita untuk konsumsi makanan berada di bawah 50 persen. Gambar 5. Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Di Kabupaten Ende Tahun Thn 2010 Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013 Thn 2014 P. Makanan P.Non Makanan Sumber data : Ende dalam Angka, BPS Kab. Ende, Tahun 2015 Berdasarkan gambar 5 terlihat bahwa rata-rata pengeluaran kelompok makanan cenderung menurun dari 61,35%ditahun 2010 menjadi 56,99% tahun Sebaliknya, rata-rata pengeluaran untuk kelompok bukan makanan cenderung meningkat dari 38,67% pada tahun 2011 menjadi 43,01% tahun Hal ini mengindikasikan bahwa kesejahteraan rumah tangga atau penduduk di Kabupaten Profil Kesehatan Kabupaten Ende

16 Ende semakin meningkat, walaupun pengeluaran masih lebih banyak untuk biaya makanan yaitu 56,99%. 2.4 KEADAAN PENDIDIKAN Hak untuk mendapatkan pendidikan termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang mewajibkan pemerintah menyediakan pendidikan yang berkualitas bagi warga negara. Pendidikan menjadi pelopor utama dalam rangka penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Gambar 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Ende Tahun SD SMP SMA/SMK Sumber data : Ende dalam Angka, BPS Kab. Ende, Tahun 2015 Gambar 7 terlihat jumlah penduduk usia sekolah dalam kurun pada semua jenjang pendidikan (SD, SLTP dan SLTA) di Kabupaten Ende fluktuasi. Dari data diatas juga menggambarkan bahwa pada tahun 2014 hanya 38,8% yang melanjutkan pendidikan dari SD ke SLTP. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

17 BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN D erajat kesehatan digambarkan dengan indikator Umur Harapan Hidup (UHH), Angka Kematian (Mortalitas), Angka Kesakitan (Morbiditas) dan Status Gizi Masyarakat. Pencapaian kinerja pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh indikator indikator tersebut yang juga merupakan dampak dari hasil pelaksanaan kegiatan program kesehatan. 3.1 UMUR HARAPAN HIDUP (UHH) Umur Harapan Hidup (UHH) dapat dijadikan salah satu alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah pada keberhasilan pembangunan kesehatan serta sosial ekonomi disuatu wilayah, termasuk didalamnya derajat kesehatan. Gambar 7. Umur Harapan Hidup Di Kabupaten Ende Tahun Kab. Ende Provinsi NTT Sumber data : BPS Provinsi NTT, 2015 Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, UHH Kabupaten Ende tahun 2014 yaitu 64,27 mengalami penurunan dari 65,31 ditahun Penurunan UHH menunjukan adanya penurunan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Ende. Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di dunia. Penyebab panjangnya umur manusia, tergantung dari beberapa factor : pola makan,

18 penyakit bawaan dari lahir, lingkungan tempat tinggal, stress atau tekanan. Faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia harapan hidup: gizi, merokok, menopause, osteoporosis dan lain-lain. 3.2 ANGKA KEMATIAN Mortalitas atau kejadian kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu dapat menggambarkan perkembangan derajat kesehatan masyarakatnya. Mortalitas yang disajikan pada bab ini yaitu angka kematian neonatal, angka kematian bayi, angka kematian balita, kematian ibu dan kematian yang disebabkan karena penyakit. 1. Angka Kematian Neonatal (AKN) Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. Gambar 8. Trend Angka Kematian Neonatal di Kabupaten Ende Tahun Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013 Thn 2014 Thn 2015 Sumber Data : Bidang Pelkes, Dinkes Kab. Ende, Tahun 2015 Gambar 9 terlihat adanya peningkatan trend AKN dalam kurun waktu 5 tahun. Tahun 2015 AKN meningkat menjadi 11,93 per 1000 kelahiran hidup (KH) dari 10,12 per 1000 KH ditahun Angka ini telah melebihi target RPKMD 10 per 1000 KH yaitu sebesar 1,93 per 1000 KH sehingga perlu perhatian yang lebih dalam upaya penurun kasus kematian neonatal. Kematian neonatal yang secara absolut sebesar 54 kasus, menyumbang lebih dari setengahnya kematian bayi (78,26%), Kematian neonatus lebih dominan disebabkan oleh Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) 30% dan asfiksia sebesar 18%, Serta penyebab lain sebesar 31%. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

19 Gambar 9. Penyebab Kematian Neonatus di Kabupaten EndeTahun % 4% 4% 18% 30% 31% 2% Lain-lain BBLR Asfiksia Kelainan Kongenital Infeksi Ikterus Hipotermia Sumber Data : Bidang Pelkes, Dinkes Kab. Ende, Tahun 2015 BBLR masih menjadi penyebab keematian bayi tertinggi di tahun 2015, kasus ini pun belum beranjak dari tahun Untuk itu diperlukan upaya untuk menurunkan angka kejadian BBLR agar kualitas kesehatan dan kesejahteraan menjadi meningkat. Penyebab BBLR adalah multi faktor, antara lain faktor demografi, biologi ibu, status gizi obstetric, morbiditas ibu hamil, perilaku atau kebiasaan ibu dan keluarga yang kurang mendukung, tabu, pelayanan kesehatan terutama pada antenatal care dan gizi, termasuk deteksi dini BBLR serta upaya intervensinya, juga peningkatan pada kompetensi tenaga kesehatan. Jika dilihat dari tempat kematian bayi, terdapat 37 kasus (68,5%) kematian bayi terjadi di rumah sakit dari total kematian 54 kasus, 14 kasus (25,9%) di puskesmas dan 3 kasus (5.65%) di rumah. Dari data diatas menggambarkan sistem rujukan kita belum efektif. Keefektifan dapat dipengaruhi oleh masyarakat dan juga dari pihak fasilitas kesehatan dalam pengambilan keputusan untuk merujuk pasien. Untuk itu sistem rujukan dan penemuan kasus harus diperbaiki kembali agar semua bayi ditangani oleh tenaga yang profesional dan dapat menurunkan kasus kematian bayi. 2. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian. Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan kesehatannya. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

20 Gambar 6. Trend Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten EndeTahun AKB Target Sumber Data : Bidang Pelkes, Dinkes Kab. Ende, Tahun 2015 Gambar 11 menjelaskan bahwa, trend AKB dalam kurun waktu lima tahun cenderung fluktuatif. Di tahun 2015 AKB meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 15,24 per 1000 KH atau sebanyak 69 kasus dengan kematian neonatal sebagai penyumbang terbanyak yaitu 54 kasus dari KH. Penyebab kematian bayi selain yang disumbangkan oleh kematian neonatus (BBLR dan asfiksia) juga disebabkan oleh pneumonia dan diare. 3. Angka Kematian Anak Balita (AKABA) Angka Kematian Anak Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal di usia bulan yang dinyatakan sebagai angka per KH. Jumlah kematian anak balita sebanyak 1 kasus (0,22 per 1000 KH), jumlah ini terjadi penurunan jumlah kasus dari 6 kasus di tahun Hal ini didukungan dengan adanya peningkatan akses pelayanan meliputi peningkatan akses balita terhadap pelayanan kesehatan dan cakupan imunisasi dasar serta berbagai program kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan kesehatan neonatal, bayi, balita dan ibu yang didanai oleh Dana BOK, AipMnh, selain dakungan dana APBD II. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

21 Gambar 7. Perkembangan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) Di Kabupaten Ende Tahun Sumber Data : Bidang Pelkes, Dinkes Kab. Ende, Tahun 2014 Gambar 12. menunjukan angka kematian balita dari tahun mengalami peningkatan 0,02 per 1000 jumlah anak balita. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan jumlah kelahiran hidup dari tahun 2015 sebanyak KH menjadi KH. 4. Kematian Ibu Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan hingga masa nifas. Tahun 2015 AKI Kabupaten Ende sebesar 132,5 per KH terjadi peningkatan dibanding tahun 2014 AKI Kabupaten Ende sebesar 84,3 per KH Gambar 12. Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Ende Tahun Sumber Data : UPT Data & Infokes, Dinkes Kab. Ende, Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Ende Kematian Ibu Target 13

22 Gambar 13. terlihat bahwa adanya peningkatan jumlah kematian ibu di tahun 2015 menjadi 6 kasus, jumlah ini telah menyamai batas toleransi yang ditetapkan dalam target RPJMD kabupaten pada rahun 2015 yaitu 6 kasus. Jumlah kematian ibu ini disumbang oleh puskesmas Nangapanda, Riaraja, Wewaria dan Kota Ende. Hipertensi kehamilan merupakan penyebab utama kematian ibu yang diikuti dengan, perdarahan, berikut gambar penyebab kematian ibu. Gambar 13. Penyebab Kematian Ibu Di Kabupaten Ende Tahun 2015 Kematian ibu yang terjadi merupakan kematian pada ibu melahirkan dan ibu nifas. Dari 17% gambar 14 menjelaskan bahwa 50% dari total kematian ibu Hipertensi disebabkan oleh hipertensi 50% Perdarahan kehamilan, 33,3% karena 33% Lainnya perdarahan dan 16,67 karena penyebab lain. Sebab kematian ini dapat dicegah dengan pemberian pelayanan kesehatan disarana kesehatan yang memadai oleh Sumber Data: UPT Data & Infokes, Dinkes Kab. Ende, Tahun tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dan informasi kesehatan kepada ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu nifas. Kesulitan dalam pencagahan kematian ibu karena ada beberapa ibu yang meninggal terjadi pada ibu hamil di luar nikah atau kehamilan yang tidak dikehendaki sehingga tidak melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan secara teratur. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak seperti 2H2 Centre, perbaikan sistem rujukan/manual rujukan serta peningkatan partisipasi masyarakat melalui Desa Siaga dan Badan Kemitraan Puskesmas telah dilakukan dengan dukungan dana dari berbagai sumber selain APBD II yaitu dukungan dana BOK, AIPMNH dan dana lainnya. 5. Angka Kematian Kasar Crude Death Rate (CDR) atau angka kematian kasar dapat digunakan untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk jika tidak ada indikator kematian yang lain. Pada umumnya penduduk yang lanjut usia dan anak memiliki resiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk usia produktif. Data kematian di masyarakat umumnya diperoleh melalui data survei karena sebagian besar kejadian kematian terjadi dirumah, sedangkan data yang ada difasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

23 Gambar 8. Jumlah Kematian Pergolongan Umur Di Kabupaten Ende Tahun thn thn thn 1-4 thn 0-28 hr Sumber Data : UPT Data dan Infokes, Dinkes Kab. Ende, Tahun 2015 Gambaran jumlah kematian pergolongan umur diatas menunjukkan jumlah kematian terbanyak yang dilaporkan adalah pada golongan umur balita dan usia lanjut. Namun jumlah kematian ini tidak dapat menggambarkan angka kematian Kabupaten Ende, karena tidak semua kasus kematian yang terjadi dilaporkan. 3.3 ANGKA KESAKITAN Angka kesakitan (morbiditas) dapat berupa angka insiden maupun angka prevalensi dari suatu penyakit yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. Gambaran morbiditas ini disajikan dalam bentuk 10 (sepuluh) patron penyakit terbanyak yang terdapat di fasilitas kesehatan dalam hal ini puskesmas. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

24 Gambar Penyakit Terbanyak Puskesmas di Kabupaten EndeTahun 2015 ISPA Tukak Lambung/Gastritis Reumatik Tekanan Darah Tinggi Pulpa dan Jaringan Palpikal Diare Alergi Kulit Anemia Kulit Infeksi Vulnus Infeksi 13,303 10,322 7,608 7,458 6,117 4,727 4,581 3,645 2,772 75,078 Sumber Data : UPT Data dan Infokes, Dinkes Kab. Ende,Tahun 2015 Gambar 16 menunjukkan bahwa ISPA masih merupakan kasus terbanyak di Kabupaten Ende, diikuti tukak lambung (gastritis), dan reumatik. 1. Penyakit Menular a. Tuberculosis Paru Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dengan penyebarannya melalui droplet yang terinfeksi basil tuberkulosis. Beban penyakit dapat diukur dengan case notification rate (CNR) dan prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu) dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu). Case Notification Rate (CNR) atau angka notifikasi seluruh kasus TB Tahun 2015 sebesar per penduduk atau sebanyak 256 kasus. Gambaran CNR kasus baru BTA+ dalam kurun waktu 3 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 17 menunjukan terjadinya penurunan angka notifikasi kasus baru BTA+ dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, namun demikian angka CNR kasus baru BTA+ tahun 2015 menurun menjadi per penduduk dibandingkan dengan tahun Profil Kesehatan Kabupaten Ende

25 Gambar 10. Trend Angka Notifikasi (CNR) Kasus Baru BTA+ Di Kabupaten Ende Sumber Data : Bidang PMK, Dinkes Kab. Ende,Tahun 2015 Gambar 17. Trend Cakupan Penemuan dan Penanganan Kasus TB BTA+ Di Kabupaten Ende Tahun Target CDR Sumber Data : Bidang PMK, Dinkes Kab. Ende,Tahun 2015 Cakupan penemuan dan penanganan kasus TB BTA+ dari yang ditargetkan dalam RPJMD Kabupaten Ende tahun 2015 (62,52%) belum mencapai batas toleransi yaitu 35,69%, angka ini juga mengalami peningkatan dari tahun 2014 (gambar 18). Upaya pengendalian TB selain melalui tindakan preventif dan promotif dilakukan dengan tindakan kuratif (pengobatan). Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi pengobatan yaitu angka keberhasilan pengobatan (success rate) yang diperoleh dari angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap. Tahun 2015 angka kesembuhan yaitu 90% meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu 79,73%. b. Pneumonia Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman pneumococcus, staphylococcus, streptococcus dan virus dengan gejala menggigil, demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak dan sesak napas. Anak anak usia kurang dari 2 tahun dan usia lanjut lebih dari 65 tahun serta orang yang memiliki gangguan kesehatan (malnutrisi, gangguan imonologi) merupakan kelompok yang rentan terhadap serangan pneumonia. Salah satu upaya pengendalian penyakit ini adalah dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

26 Gambar 18. Trend Cakupan Penemuan dan Penanganan Kasus Pneumonia Di Kabupaten Ende Tahun Sumber Data : UPT Data & Infokes, Dinkes Kab. Ende,Tahun Berdasarkan laporan rutin bulanan trend cakupan penemuan dan penanganan kasus pneumonia mengalami penurunan dalam kurun waktu lima tahun menjadi 6,4% ditahun Meskipun mengalami peningkatan dari tahun 2014 yaitu 4,78%, persentase ini terhitung masih rendah dibandingkan dengan cakupan penemuan dan penanganan kasus pneumonia berdasarkan perkiraan kasus pneumonia (10% dari jumlah balita). Oleh karena itu perlu adanya peningkatan sistem surveilance dan penegakan diagnosis secara tepat sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan penemuan kasus pneumonia. Penyumbang kasus pneumonia terbanyak berasal dari puskesmas Watuneso yaitu 50 kasus, yang diikuti dengan puskesmas Riaraja sebanyak 16 kasus dan Maukaro sebesar 14 kasus. (Lampiran Tabel 10). c. HIV AIDS HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang system kekebalan tubuh. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif yang diketahui melalui 3 metode yaitu pada layanan Voluntary, Counseling dan Testing (VCT), Sero Survey dan Survey Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP). Profil Kesehatan Kabupaten Ende

27 Gambar 11 Jumlah Kasus HIV & AIDS Di Kabupaten EndeTahun Sumber Data : Bidang PMK, Dinkes Kab. Ende,Tahun HIV AIDS Gambar 12 Jumlah Kasus HIV & AIDS Menurut Golongan Umur Di Kabupaten Ende Tahun HIV AIDS Sumber Data : Bidang PMK, Dinkes Kab. Ende,Tahun 2015 Gambar 20 menjelaskan bahwa pada tahun 2015 tidak terjadi penurunan kasus HIV (3 kasus), sedangkan kasus AIDS mengalami peningkatan sebanyak 9 kasus dari tahun Dari 25 kasus AIDS lebih didominasi oleh laki laki yaitu 21 kasus, berbanding terbalik dengan HIV yang lebih banyak diderita oleh perempuan sebanyak 2 kasus. Bila dikaitkan berdasarkan kelompok umur kasus HIV/AIDS di dominasi oleh penduduk berusia produktif yang aktif secara seksual dan kelompok umur yang menggunakan NAPZA. Penemuan kasus HIV/AIDS bagaikan venomena gunung es artinya dari jumlah kasus yang ditemukan mewakili ratusan kasus yang masih belum terdektesi. Salah satu faktor penyebab rendahnya penemuan kasus yaitu masih terbatasnya klinik VCT dan Laboratorium serta ketesediaan reagen. d. Diare Akibat tingginya morbiditas dan mortalitas yang disebabkan oleh penyakit Diare menjadikannya sebagai masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia. Insiden Rate (IR) tahun /1000 penduduk. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

28 Tahun 2015 jumlah penderita diare di Kabupaten Ende sebanyak 6,117 kasus dengan cakupan penemuan dan penangan penderita penyakit diare berdasarkan perkiraan kasus diare sebesar 53,0 %. Angka ini lebih rendah dari target target RPJMD yaitu 80,16%, artinya jumlah penderita diare berkurang menjadi 26,84% dari batas toleransi perkiraan kasus diare (10% dari angka kesakitan dan jumlah penduduk). Gambar 13 Peta Penyebaran Kasus Diare Di kabupaten Ende Tahun 2015 Sumber Data : UPT Data & Infokes, Dinkes Kab. Ende,Tahun 2015 Gambar diatas terlihat bahwa puskesmas Watuneso memiliki IR >50 per 1000 penduduk. e. Kusta Penyakit Kusta atau Lepra atau Hansen disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Kusta dibedakan dalam dua jenis yaitu Pausi Basiler (PB)/ kusta kering dan Multi Basiler (MB)/ kusta basah. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

29 Gambar 22. Jumlah Kasus Baru Kusta Basah (MB) Menurut Puskesmas di Kabupaten EndeTahun 2015 MAUKARO WOLOWARU WATUNESO ROGA PEIBENGA MAUBASA AHMAD YANI NDETUNDORA RIARAJA KOTA ENDE ONEKORE MAUROLE KAB. ENDE Sumber Data : UPT Data & Infokes, Dinkes Kab. Ende,Tahun 2015 Gambar 23 menjelaskan bahwa jumlah kasus baru kusta basah (MB) tahun 2015 terbanyak disumbangkan oleh puskesmas Ngalupolo 4 kasus, diikuti puskesmas Maurole, Rukun Lima dan Onekore masing 2 kasus. 2. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) merupakan penyakit yang penyebab utamanya dapat diatasi dengan pemberian imunisasi lengkap. Kasus ini biasanya menyerang kelompok rentan terutama bayi dan balita. Kasus PD3I yaitu difteri, tetanus neonatorum, tetanus non neonatorum, campak, polio, AFP non polio, Hepatitis B. a. Campak Penyakit campak disebabkab oleh Virus campak, golongan Paramyxivirus, yang penularannya melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet orang yang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidup. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

30 Gambar 14 Proporsi Kasus Campak Menurut Golongan Umur Di Kabupaten Ende Tahun % 1-11 BLN 1-4 THN THN 40% 40% Sumber Data : Bidang PMK, Dinkes Kab. Ende,Tahun 2015 Berdasarkan kelompok umur penyakit campak terbanyak pada umur 1-4 tahun dan tahun yaitu sebesar 40% (2 kasus). Kasus ini berasal dari puskesmas Maurole (5 kasus) dan telah dinyatakan sebagai KLB. Namun demikian cakupan penangan kasus KLB < 24 jam telah mencapai yaitu 100%, angka ini pun sesuai dengan target RPJMD tahun 2015 (100%). Artinya dari kasus KLB campak yang terjadi semuanya telah ditanggulangi < 24 jam. b. AFP Non Polio Ditahun 2015 Kabupaten Ende tidak terdapat kasus baru Non Polio AFP. Namun demikian masih memiliki kasus lama sebanyak 9 kasus yang tersebar di puskesmas Rewarangga (7 kasus) dan Ndetundora (2 kasus). Kejadian ini mampu menekan jumlah kasus hingga batas toleransi dalam target RPJMD yaitu 0,01%. 3. Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Incidence rate (IR) kasus DBD pada tahun 2015 sebanyak 53 kasus atau IR 18,9 per penduduk angka ini mengalami peningkatan dibandingakan dengan tahun 2014 dimana IR DBD sebanyak 13,6 per penduduk atau sebanyak 38 kasus. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

31 Gambar 15 Peta Penyebaran Kasus DBD Di Kabupaten Ende Tahun 2015 Sumber Data : Bidang PMK, Dinkes Kab. Ende,Tahun 2015 Penyebaran kasus DBD terlihat pada gambar 25 menunjukan bahwa puskesmas Onekore dan puskesmas Kota Ende memiliki tingkat IR lebih tinggi (>50 per penduduk) Gambar 16 Jumlah Kasus DBD Menurut Puskesmas Di Kabupaten Ende Tahun Sumber Data : Bidang PMK, Dinkes Kab. Ende,Tahun 2015 Kasus DBD tertinggi yaitu pada puskesmas Onekore (17 kasus), diikuti puskesmas Kotaratu, Rukun Lima dan Kota Ende masing-masing 9 kasus. Pengendalian terhadap Profil Kesehatan Kabupaten Ende

32 kasus DBD yang dilakukan saat ini yaitu dengan upaya pemberantasan jentik dan sarang nyamuk melalui kegiatan abatesasi dan fogging sarang nyamuk, hai ini terbukti dengan menurunnya IR kasus DBD sebesar 61,29%. 4. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan umur. Gambar 17 Peta Penyebaran Kasus Malaria di Kabupaten EndeTahun 2015 Sumber Data : UPT Data & Infokes, Dinkes Kab. Ende,Tahun 2015 Dari peta diatas terlihat bahwa IR malaria yang tersebar di Kabupaten Ende berkisar kurang dari 20 kasus per penduduk dengan Annual Parasite Incidence/API sebesar 12,9 perseribu penduduk. Angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya dan berada dibawah batas toleransi target RPJMD (20,11 per 1000 penduduk). Diharapkan angka ini dapat dipertahankan bahkan diturunkan. Pencapaian ini berkat adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat dalam upaya menjalankan program pemberantasan malaria, seperti pembagian kelambu masal, perbaikan kualitas lingkungan dan sebagainya. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

33 5. Filariasis Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang terdiri dari 3 (tiga) spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Pada tahun 2015 tidak ada kasus baru, namun memiliki 244 kasus lama. 6. Penyakit Tidak Menular Penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes militus, jantung, stroke, serta penyakit kronik lainnya merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun (WHO 2010). Di Indonesia sendiri, penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu yang bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM juga semakin meningkat. Hal ini menjadi beban ganda dalam pelayanan kesehatan, sekaligus tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan kesehatan. Peningkatan PTM berdampak negative pada ekonomi dan produktivitas bangsa. Hipertensi merupakan gangguan yang terjadi pada system peredaran darah sehingga tenakan darah menjadi diatas normal. Sehingga sering disebut dengan tekanan darah tinggi. Hipertensi jika tidak dikendalikan akan berdampak pada timbulnya komplikasi penyakit lain. Komplikasi hipertensi pada organ lain dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, perdarahan selaput bening (kornea mata), pecahnya pembuluh darah di otak dan kelumpuhan. Di Kabupaten Ende, berdasarkan hasil pelaporan puskesmas, hipertensi menduduki urutan keempat pada 10 penyakit terbanyak di puskesmas yaitu 7,603 kasus. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

34 BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan yang telah dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Ende. Pelayanan Kesehatan Dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dan jaringannya adalah sebagai berikut : Upaya kesehatan ibu dan anak, Upaya pelayanan kesehatan anak balita dan remaja, Pelayanan keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat. 4.1 KESEHATAN IBU 1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Seorang ibu mempunyai peran besar dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi / anaknya. Pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi antara lain pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di sarana kesehatan mulai posyandu, poskesdes, puskesmas sampai ke rumah sakit. Sejak tahun 2009 pemerintah Kabupaten Ende melalui Dinas Kesehatan dan jejaringnya bekerja sama dengan Australia Indonesia Partnership For Maternal and Neonatal Health (AIPMNH) telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan untuk mempercepat penanggulangan masalah kematian ibu, bayi dan balita, antara lain dengan menerapkan program 2H2 center, yang mewajibkan ibu hamil sudah berada di Puskesmas pada saat 2 hari menjelang perkiraan persalinan atau partus dan 2 hari setelah persalinan untuk masa pengamatan pasca persalinan, selain itu pemberdayaan masyarkat melalui Program Desa Siaga, dan pembangunan Rumah Tunggu di puskesmas dan di BLUD RSUD Ende untuk

35 ibu yang akan melahirkan di Puskesmas dan di BLUD RSUD Ende. Di samping itu juga pemberdayaan masyarakat di kabupaten Ende semakin nyata dengan terbentuknya Badan Kemitraan Puskesmas (BKP), Relawan Donor Darah, Badan Pertimbangan Kesehatan Daerah (BPKD). Agar rujukan maternal berjalan dengan baik Pemerintah Kabupaten Ende dalam hal ini Bupati Ende telah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati No 422 tahun 2012 tentang Manual Rujukan.Tujuan manual rujukan adalah pertama, menggambarkan alur kegiatan pelayanan ibu hamil, persalinan, nifas, dan pelayanan bayi berdasarkan continum of care lengkap dengan Pedoman dan SOP yang terkait dengan sumber pembiayaan. Kedua, Menjelaskan uraian tugas (Job description) lembaga-lembaga dan profesi yang terlibat dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ketiga, menjadi acuan kegiatan dilapangan untuk Kelompok Kerja Rujukan dalam perencanaan (persiapan Musrenbang), pelaksanaan, dan monitoring hasil. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional kepada ibu hamil. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan Cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua, dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Gambar 18 Cakupan Kunjungan Pelayanan K1 dan K4 Di Kabupaten EndeTahun K4 K Sumber: UPT Data dan Infokes Dinas Kesehatan Kab. Ende 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Ende

36 Pada gambar di atas terlihat bahwa Cakupan Kunjungan Pelayanan K1 Ibu Hamil di Kabupaten Ende dalam tiga tahun terakhir ini stabil yaitu 100%. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat sadar untuk memeriksakan kehamilan pada sarana kesehatan, sehingga diharapkan upaya dari tenaga kesehatan untuk terus memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan tetap harus dipertahankan. Selanjutnya Cakupan K4 di Kabupaten Ende tahun 2015 sebesar 61,2%, cakupan ini menurun jika dibandingkan pada tahun 2014 sebesar 64,5%, cakupan ini masih belum mencapai target RJPJMD Kabupaten Ende tahun 2015 (95,97%). Pelayanan K4 ibu hamil di Kabupaten Ende terlihat belum memuaskan, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan secara teratur masih sangat kurang, selain itu juga masih kurangnya kunjungan rumah bagi yang drop out, pendataan ibu hamil, belum efektifnya penggunaan kantong persalinan di puskesmas, disamping itu juga belum semua praktek dokter dan bidan swasta menyampaikan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan Ibu Hamil. 2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Untuk mengatasi peningkatan komplikasi dan kematian maternal serta bayi baru lahir Pemerintah Provinsi NTT mencanangan program revolusi KIA dengan memprioritaskan program semua ibu bersalin ditolong tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dan melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai, ditunjang dengan biaya operasional yang memadai baik dari lembaga donor maupun pemerintah. Gambar 19 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Yang Memiliki Kompetensi Kebidanan Di Kabupaten Ende Tahun Sumber: UPT Data dan Infokes Dinas Kesehatan Kab. Ende 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Ende

37 Gambar 29 terlihat bahwa dalam kurun waktu terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabuapten Ende mengalami peningkatan. Dari 79,8% di tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 97,3%, capaian ini juga telah melebihi target RPJMD Kabupaten Ende tahun 2015 (97,00%) yaitu sebesar 0,3%. Salah satu faktor yang menyebabkan makin membaiknya angka Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di Kabupaten Ende adalah semakin baiknya kemitraan bidan dan dukun, maksimalnya pencatatan dan pelaporan, semakin tingginya peran serta masyarakat seperti adanya desa siaga, adanya rumah tunggu di puskesmas dan di Rumah Sakit, berperan aktifnya pengurus DKP, dan peran serta lintas sektor semakin baik. 3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan dimana organ reproduksi mulai mengalami masa pemulihan untuk kembali normal. Dalam masa nifas, ibu seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan karena dengan perawatan nifas yang tepat akan memperkecil resiko kelainan bahkan kematian ibu nifas. Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu : 1) kunjungan pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; 2) kunjungan nifas (KF2) dilakukan pada minggu ke 2 setelah persalinan; 3) kunjungan nifas ke 3 (KF3) dilakukan pada minggu ke 4 setelah persalinan, termasuk pemberian Vitamin A dua kali serta persiapan dan pemasangan KB Pasca Persalinan. Cakupan pelayanan nifas merupakan indikator ukuran keberhasilan pelayanan nifas. Pada gambar dibawah ini dapat dilihat Cakupan pelayanan nifas di Kabupaten Ende selama lima tahun Gambar 20 Cakupan Pelayanan Nifas di Kabupaten Ende Tahun Sumber: UPT Data dan Infokes Dinas Kesehatan Kab. Ende 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Ende

38 Gambar 30 menjelaskan bahwa secara umum cakupan pelayanan nifas mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir dari 62,77% di tahun 2011 menjadi 80,5% di tahun Meskipun demikian cakupan nifas tahun 2015 ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,36% dan juga belum mencapai target RPJMD Kabupaten Ende Tahun 2015 (94.97%). Hal ini berarti pelayanan kesehatan nifas di Kabupaten Ende belum membaik dan diharapkan peran serta dari petugas kesehatan untuk terus memberikan edukasi kepada ibu tentang pentingnya pemeriksaan setelah persalinan. 4. Pelayanan / Penanganan Komplikasi Kebidanan Komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8 g%, tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmhg, diastole > 90 mmhg, oedeme nyata, eklampsia, perdarahan per vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, dan persalinan prematur. Jumlah ibu hamil dengan resiko tinggi/komplikasi yang ditangani pada tiga tahun terakhir mengalami peningkatan dari 833 kasus di tahun 2013 menjadi 1040 kasus di tahun Bila dibandingkan sengan tahun 2014 kasus komplikasi ini mengalami penurunan sebesar 109 kasus. Hal ini menunjukan bahwa upaya tenaga kesehatan baik itu penemuan dan penanganan kasus resiko tinggi cukup maksimal. Gambar 21 Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan di Kabupaten EndeTahun Thn 2013 Thn 2014 Thn 2015 Target RPJMD Sumber: UPT Data & Infokes Dinas Kesehatan Kab. Ende 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Ende

39 Presentase penanganan komplikasi ibu hamil pada tahun 2015 yang telah mencapai target RPJMD yaitu 100%, artinya jumlah ibu yang mengalami komplikasi ditahun 2015 semuanya ditangani. 5. Pelayanan Kontrasepsi Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia tahun. Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran Oleh karena itu wanita/pasangan usia subur lebih diprioritas untuk menggunakan KB. Tingkat pencapaian pelayanan KB salah satunya dapat dilihat dari cakupan peserta KB aktif dan jenis kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor, seperti terlihat pada gambar 32 dan 33. Gambar 31. Cakupan Peserta KB Aktif di Kabupaten Ende Tahun Gambar 22 Metode Kontrasepsi di Kabupaten Ende Tahun IUD Implan Kondom Suntik Pil Sumber: UPT Data dan Infokes. Dinas Kesehatan Kab. Ende 2015 Sumber: UPT Data dan Infokes. Dinas Kesehatan Kab. Ende 2015 Berdasarkan pelaporan bulanan puskesmas Cakupan Peserta KB aktif dalam lima tahun mengalami peningkatan dari 13,2% tahun 2011 menjadi 57,8% di tahun Dari tahun 2011 cakupan peserta KB Aktif terus meningkat dan mencapai puncak tertinggi ditahun 2013 (75,69%) kemudian mengalami penurunan menjadi 51,9% ditahun 2014 dan kembali mengalami peningkatan sebesar 5,9% di tahun Peningkatan yang terjadi ini belum menjawab target SPM sebesar 70%. Sedangkan persentase peserta KB aktif menurut metode kontrasepsi yang sedang digunakan tahun 2015 terlihat mayoritas peserta KB menggunakan akseptor Suntik yaitu 49,6%. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

40 Gambar 23 Cakupan Peserta KB Baru Menurut Puskesmas di Kabupaten Ende Tahun 2015 Kabupaten Ende Wolojita Wolowaru Saga Maubasa Kota Ende Kelimutu Kota Ratu Rukun Lima Maukaro A. Yani Ndetundore Welamosa Watuneso Ngalupol Kelisoke Watunggere Maurole Detusoko Rewarangga Nangapanda Kota Baru Roga Riaraja Onekore Sumber:: UPT Data dan Infokes. Dinas Kesesehatan Kab. Ende 2015 Gambar diatas menunjukan bahwa cakupan presentase KB Baru tertinggi di Puskesmas Wolojita 15,6% diikuti Puskesmas Wolowaru 13.2% dan Cakupan terendah di Puskesmas Onekore 0,9% dan diikuti Puskesmas Riaraja 1,3%. 4.2 KESEHATAN ANAK 1. Berat Badan Lahir Bayi Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) bila memiliki berat badan kurang dari 2500 gram. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

41 Gambar 24 Cakupan Berat Bayi Lahir Rendah di Kabupaten Ende Tahun Sumber: UPT Data dan Infokes. Dinas Kes. Kabupaten Ende 2015 Gambaran cakupan BBLR dalam kurun waktu empat tahun meningkat dari tahun 5,11% di tahun 2012 menjadi 9,32% di tahun Di tahun 2014 cakupan BBLR menurun menjadi 4.1% namun kemudian meningkat lagi di tahun 2015 sebesar 5,22%. Hal ini dapat terjadi karena cakupan ibu hamil KEK tahun 2015 sebanyak 51 %. Dengan ibu yang mengalami KEK ini resiko tinggi melahirkan bayi dengan BBLR sangat tinggi. 2. Penanganan Komplikasi Neonatal Neonatal (bayi 0 28 hari) dengan komplikasi meliputi asfeksia, sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan dan kelainan neonatal. Neonatal komplikasi yang ditangani adalah neonatus risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih di sarana kesehatan. Pada tahun 2015 neonatus yang mengalami komplikasi sebanyak 67 orang (9,9%) lebih rendah dari perkiraan sebanyak 679 orang. Semua kasus (100%) yang ditemukan komplikasi ditangani oleh petugas kesehatan terlatih. Artinya kasus komplikasi neonatal yang ditemukan dan ditangani pada tahun 2015 masih berada dibawah batas toleransi (15% dari jumlah bayi) yaitu sekitar 9,9%. Jika dibandingkan dengan target RPJMD cakupan penangan komplikasi neonatus berdasarkan jumlah neonatus dengan komplikasi yang ada telah mencapai target (100%). Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal dapat dilihat pada lampiran tabel 33. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

42 3. Pelayanan Kesehatan Neonatal Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal tiga kali, yaitu pada 6 jam 48 jam setelah lahir; pada hari ke 3-7 hari, dan hari ke 8 28 hari Gambar 25 Cakupan Kunjungan Neonatal di Kabupaten Ende Tahun KN 1 KN 3 Sumber: UPT Data dan Infokes. Dinas Kesehatan Kab. Ende 2015 Secara general tren cakupan KN1 antara 2011 dan 2015mengalami peningkatan yaitu 83,43% menjadi 95% demikian pula dengan pelayanan KN3 peningkatan dari 81,13% menjadi 83,6%. Namun jika dibandingkan dengan tahun 2014 cakupan KN1 mengalami penurunan sebesar 4,3%, begitu pula dengan cakupan pelayanan KN3 mengalami penurunan sebesar 3,7%. Upaya tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk memberikan kesadaran dan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan dini kepada neonatal, sehingga dapat mendeteksi secara dini penyakit maupun kelainan yang dialami neonatal. 4. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu kali pada umur 29 hari 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi imunisasi dasar (BCG, DPT / HB1-3, Polio 1-4 dan campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan Profil Kesehatan Kabupaten Ende

43 penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Kabupaten Ende tahun dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 26 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi dikabupaten Ende Tahun Sumber: UPT Data & Infokes. Dinas Kes. Kab. Ende 2015 Gambaran cakupan pelayanan kesehatan bayi dalam lima tahun terakhir fluktuatif dan cenderung menurun. Di tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 73,45% dibanding pada tahun 2014 yaitu 82,25%. Angka ini pun belum mencapai target RPJMD Kabupaten tahun 2015 (90,15%), sehingga tenaga kesehatan di Kabupaten Ende harus terus memotivasi dan memberikan edukasi kepada ibu tentang pentingnya memeriksakan kesehatan bayinya setiap bulan serta meningkatkan upaya kunjungan rumah bagi bayi yang tidak datang ke fasilitas kesehatan serta sistem pelaporan dari pasyandu harus ditingkatkan. 5. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi terhadap penyakit. Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dalam artian tanpa pemberian makanan pendamping ASI. Bayi diperbolehkan mendapat makanan pendamping yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya setelah bayi berusia 6 bulan. Cakupan pemberian ASI Profil Kesehatan Kabupaten Ende

44 Ekslusif tahun mengalami peningkatan dari 10,65% menjadi 87%. Hal ini menunjukan bahwa ibu mulai mengerti akan pentingnya memberikan ASI secara ekslusif kepada bayinya, disamping itu juga peran serta dari petugas kesehatan juga terus dipertahankan dalam memberikan informasi tentang pentingnya ASI Ekslusif. Gambar 27 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Menurut Puskesmas di Kabupaten Ende Tahun 2015 Watunggere Roga A. Yani Wolowaru Riaraja Maubasa Kota Baru Kelisoke Nangapanda Wolojita Detusoko Kota Ratu Watuneso Rukun Lima Ngalupolo Welamosa Maurole Ndetundore Kota Ende Rewarangga Maukaro Kelimutu Saga Onekore Kabupaten Ende Sumber: UPT Data dan Infokes. Dinas Kes. Kabupaten Ende 2015 Gambar 38. menunjukan bahwa tingginya cakupan Pemberian ASI Ekslusif sebagian besar disumbangkan oleh puskesmas luar kota. Dimana Puskesmas Wolowaru, Roga, A. Yani dan Watunggere mencapai 100%, diikuti Puskesmas Riaraja 98% sedangkan Cakupan terendah berasal dari puskesmas dalam kota yaitu dari Puskesmas Onekore 68%. Hal juga dipengaruhi oleh lebih tingginya tingkat aktivitas ibu menyusui diwilayah perkotaan dibandingkan dengan ibu menyusui yang berada diluar kota. Namun demikian upaya dari petugas kesehatan harus tetap di pertahankan bahkan ditingkatkan dalam menginformasikan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan manajemen menyusui serta melakukan sosialisasi dan kampanye ASI Eksklusif. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

45 6. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita Watunggere Maurole A. Yani Wolowaru Rewarangga Kota Ende Welamosa Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus). Moni Riaraja Maukaro Ngalupolo Maubasa Wolojita Nangapanda Peibenga Ndetundora Detusoko Onekore Kota Ratu Roga Wartu Neso Kota Baru Rukun Lima Saga Gambar 28 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten Ende Tahun 2015 Vitamin Bayi A. Yani Riaraja Watunggere Ngalupolo Maubasa Wolowaru Maurole Kota Baru Ndetundora Wartu Neso Maukaro Nangapanda Kota Ratu Moni Wolojita Saga Roga Rewarangga Onekore Rukun Lima Detusoko Welamosa Kota Ende Peibenga Balita Sumber: UPT Data & Infokes, Dinkes Kab. Ende, Tahun 2015 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi tertinggi dengan 100% di 6 Puskesmas yaitu Puskesmas Welamosa, Saga, Detusoko, Peibenga, Watunggere dan Kotabaru sedangkan yang terendah di Puskesmas Nangpanda sebesar 27%. Untuk Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Anak Balita tertinggi di Puskesmas Kotabaru sebesar 97,1% diikuti Puskesmas Maukaro sebesar 76,1% sedangkan cakupan terendah di Puskesmas Ahmad Yani sebesar 11,5% diikuti Pukesmas Detusoko sebesar 13,4%. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

46 7. Cakupan Penimbangan Balita Sejak lahir sampai dengan usia lima tahun, anak seharusnya ditimbang secara teratur untuk mengetahui pertumbuhannya. Cara ini dapat membantu untuk mengetahui lebih awal tentang gangguan pertumbuhan, sehingga segera dapat diambil tindakan tepat secepat mungkin. Kegiatan penimbangan balita di Posyandu (D/S) menjadi salah satu indikator yang ditetapkan pada Renstra Kementerian Kesehatan Tahun Indikator ini berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita. 100 Gambar 29 Cakupan Penimbangan Balita dikabupaten Ende Tahun Sumber: UPT Data dan Infokes Dinkes Kab. Ende, Tahun 2015 Gambar diatas menunjukan Cakupan Penimbangan Balita di tahun 2015 mengalami peningkatan yaitu sebanyak 81,59% dibanding pada tahun 2014 yaitu 55.8% dan dua tahun sebelumnya. Peningkatan yang besar ini berkat usaha dan kerja keras yang dilakukan Dinas Kesehatan bersama Puskesmas dan jejaringannya seperti revitalisasi kader posyandu, meningkatkan pengetahuan kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling, meningkatkan pemahaman keluarga dan masyarakat terhadap manfaat Posyandu, serta pelaksanaan pembinaan kader, serta meningkatkan peranserta masyarakat. Namun demikian terdapat beberapa kendala yang dihadapi terkait dengan kunjungan balita ke posyandu. Permasalahan tersebut antara lain : dana operasional dan sarana prasarana untuk menggerakkan kegiatan Posyandu. Untuk Balita Bawah Garis Merah (BGM) tahun 2015 sebesar 14,52%, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan dua tahun terakhir 2014 sebanyak 0.9%. Tahun 2012 sebanyak 1.27% kemudian meningkat di tahun 2013 sebanyak 7,99%. hal ini Profil Kesehatan Kabupaten Ende

47 menunjukan bahwa asupan gizi balita di Kabupaten Ende tahun 2015 masih rendah. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel Imunisasi Bayi dan anak memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian, seperti difteri, tetanus, hepatitis B, typus, radang selaput otak, radang paru-paru dan masih banyak lagi penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi Gambar 30 Cakupan Imunisasi Menurut Jenis Vaksin di Kabupaten Ende tahun HB < 7 hari BCG DPT + HB Polio Campak Imunisasi Lengkap Sumber: Bidan PMK, Dinas Kesehatan Kab. Ende, Tahun 2015 Cakupan imunisasi menurut jenis vaksin di Kabupaten Ende seperti pada gamabar 41 menerangkan bahwa pemberian Imunisasi HB < 7 hari masih rendah hanya mencapai 34% dan yang paling tinggi adalah DPT + HB sebesar 83,3%, serta bayi yang mendapat imunisasi lengkap sebesar 78,5%. UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap.cakupan Desa/Kelurahan UCI Tahun 2015 di Kabupaten Ende sebesar 62,59%, menurun dibandingkan dengan tahun 2014 (79,1% ), dan juga masih berada dibawah target RPJMD yaitu 91,73%. Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan ini seperti: ketersediaan vaksin yang masih kurang, ketersediaan BHP untuk imunisasi seperti spuit 0,5 cc tidak cukup serta adanya kebijakan yang mengatakan dinas kesehatan Kabupaten tidak dapat melakukan pengadaan vaksin sendiri. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

48 Gambar 31 Cakupan Desa / Kelurahan UCI Menurut Puskesmas Di Kabupaten Ende Tahun 2015 KAB. ENDE DETUSOKO WOLOJITA ONEKORE REWARANGGA KOTA ENDE AHMAD YANI NGALUPOLO MAUKARO ROGA NANGAPANDA MAUBASA RUKUN LIMA WATUNESO RIARAJA KOTA BARU KOTARATU NDETUNDORA SAGA MONI MAUROLE PEIBENGA WOLOWARU WELAMOSA WATUNGGERE Sumber Data : Bidang PMK Dinkes Kab Ende, Tahun 2015 Gambar 42 terlihat bahwa cakupan UCI pada puskesmas Kota Ende, Onekore, Rewarangga, Wolojita dan Detusoko mencapai 100%, dan sebagian besar berada diatas 50% kecuali puskesmas watunggere, Maurole, Welamosa,Wolowaru, dan Peibenga. 9. Pelayanan Kesehatan Anak Balita Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak umur bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun dan pemberian vitamin A 2 kali setahun (bulan Februari dan Agustus). Cakupan Pelayanan Anak Balita di tahun 2015 sebanyak 79,6% Meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 37%. Pencapaian ini pun masih berada dibawah target RPJMD Kabupaten Ende tahun 2015 (90,64%). Profil Kesehatan Kabupaten Ende

49 Gambar 32 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten Ende Tahun 2015 Ngalupolo Maukaro Maubasa Peibenga Nangapanda Kota Baru Riaraja Roga Maurole Saga Ndetundora Rukun Lima Wolowaru Wartuneso Wolojita Moni Rewarangga Watunggere Welamosa Onekore Detusoko Kota Ratu Kota Ende A. Yani Sumber Data : UPT Data & Infokes, Dinkes Kab Ende, Tahun 2015 Gambar 43 menunjukan Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita tertinggi di Puskesmas Ngalupolo sebanyak 94,8% diikuti Puskesmas Maukaro sebanyak 90,1% dan cakupan terendahnya ada di Puskesmas A. Yani sebanyak 51,8% diikuti Puksesmas Kota Ende sebanyak 56.6%. Rendahnya cakupan pelayanan anak balita selain disebabkan karena orang tua belum memeriksakan kesehatan anaknya sesuai standar, perlu juga untuk melakukan kegiatan pemantauan pertumbuhan anak minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan anak minimal tiap 6 bulan sekali serta diwajibkan untuk melakukan pendataan sasaran anak usia bulan. Kareana sasaran yang tepat sangat menentukan tingkat pencapaian pelayanan kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

50 10. Balita Dengan Gizi Buruk Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak di dunia berkaitan dengan masalah kurang gizi, yang dapat melemahkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Anak yang mengalami kekurangan gizi pada usia 2 tahun pertama, pertumbuhan serta perkembangan fisik dan mentalnya akan lambat. Tahun 2015 jumlah kasus gizi buruk sebanyak 92 kasus, lebih rendah dibanding dengan tahun 2014 (142 kasus) dan semuanya mendapat perawatan (100%) dan telah mencapai target RPJMD (100%). Gambar 33 Trend Persentase Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ende Tahun Gizi Buruk Target RPJMD Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013 Thn 2014 Thn 2015 Sumber Data : UPT Data dan Infokes Dinkes Kab Ende, Tahun 2015 Trend persentase balita gizi buruk berdasarkan jumlah balita yang ada dalam kurun waktu mengalami fluktuasi dan cenderung menurun dari 0,66% menjadi 0,52%. Meskipun persentase gizi buruk tahun 2015 meningkat dari tahun 2014 namun secara absolut jumlah kasus gizi buruk tahun 2015 lebih rendah (92 kasus) dibanding tahun 2014 (142 kasus), hal ini disebabkan adanya penurunan jumlah balita. Angka ini pun berada dibawah batas toleransi target RPJMD 0,61% artinya cakupan pelayanan gizi pada anak balita semakin membaik. Namun demikian berbagai program dan kegiatan berkaitan dengan pelayanan gizi tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan demi menurunkan cakupan gizi buruk di Kabupaten Ende. 11. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkatnya Masalah kesehatan anak usia sekolah semakin komplek, yang biasanya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun. Sebelum dilakukan pelayanan kesehatan terhadap Profil Kesehatan Kabupaten Ende

51 siswa SD dan setingkat terlebih dahulu dilakukan penjaringan sasaran. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat pada tahun 2015 mencapai 100%, cakupan ini sama jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu 100% dan mencapai target RPJMD Kabupaten Ende Tahun 2014 (100%). Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Tujuan penyelengaraaan jaminan kesehatan masyarakat miskin adalah untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin agar tercapai derajat kesehatan masyrakat yang optimal. Progaram ini telah memberikan banyak manfaat bagi peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin di puskesmas dan jejaringnya serta pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sejak Tahun 2014, jaminan pelayanan kesehatan mengalami perubahan menjadi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sistem JKN adalah tata cara penyelengaraan program jaminan sosial oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Peserta JKN itu sendiri meliputi Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran. Total peserta JKN sebanyak 146,153 yang terdiri dari PBI sebesar jiwa dan non PBI dari masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Untuk mengakomodir masyarakat miskin yang belum menjadi peserta JKN, pemerintah Daerah Kabupaten Ende melalui Dinas Kesehatan juga memberikan jaminan pelayanan kesehatan daerah dalam bentuk Jamkesda untuk tahun 2015 sebanyak masyarakat miskin. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

52 Gambar 34 Jumlah Peserta JKN di Puskesmas Kabupaten Ende Tahun 2015 Gambar 35 Jumlah Kasus Kunjungan Peserta JKN di Puskesmas Kabupaten Ende Tahun 2015 Maubasa Maukaro Roga Saga Peibenga Kelimutu Onekore Ndetundora Watunggere Wolojita Rewarangga Detusoko Watuneso A. Yani Riaraja Kota Baru Ngalupolo Maurole Kota Ende Rukun Lima Kota Ratu Welamosa Wolowaru Nangapanda 3,211 3,554 3,616 3,724 3,933 3,997 4,196 4,450 4,688 4,725 4,757 5,369 5,483 5,711 6,117 6,393 6,546 7,059 7,622 7,986 9,390 10,290 11,338 12,091 Watunggere A. Yani Rukun Lima Peibenga Maubasa Kelimutu Saga Maurole Kota Ende Kota Ratu Kota Baru Riaraja Roga Rewarangga Nangapanda Detusoko Onekore Ndetundora Wolowaru Wolojita Welamosa Maukaro Watuneso Ngalupolo ,481 1,803 1,841 1,872 1,887 1,890 2,373 2,463 2,826 2,856 2,972 2,996 3,115 3,422 3,975 4,341 4,702 8,318-5,000 10,000 15,000-2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 Sumber Data : Bidang Jamsarkes Dinkes Kab Ende Tahun 2015 Sumber Data : Bidang Jamsarkes Dinkes Kab Ende Tahun 2015 Dari gambar diatas terlihat bahwa total kunjungan peserta JKN di fasilitas kesehatan dasar yang terlapor di UPT Data dan Infokes. Dinas Kesehatan Kab. Ende terbanyak disumbang oleh puskesmas Ngalupolo dan terendah berasal dari puskesmas Watunggere. 2. Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat inap di Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Pelayanan kesehatan masyarakat melalui pelayanan rawat jalan dan rawat inap yang terjadi di fasilitas kesehatan dasar merupakan salah satu bentuk upaya peningkatan derajat kesehatan Profil Kesehatan Kabupaten Ende

53 masyarakat. Rawat jalan untuk penanganan masalah kesehatan yang ringan sedangkan rawat inap untuk menangani masalah kesehatan yang sedang dan berat baik secara langsung maupun melalui sistem rujukan. Pelayanan kesehatan ini dapat kita temui di sarana kesehatan pemerintah maupun swasta seperti Pustu, Poskesdes, Puskesmas dan Rumah sakit serta balai pengobatan swasta dan klinik swasta. Gambar 36 Cakupan Kunjugan Rawat Jalan di Puskesmas dan Jejaringnya Tahun 2015 KAB.ENDE REWARANGGA NGALUPOLO WOLOJITA KOTA ENDE MONI RUKUN LIMA KOTARATU SAGA MAUKARO WATUNESO NANGAPANDA MAUROLE AHMAD YANI NDETUNDORA RIARAJA ROGA WELAMOSA WOLOWARU DETUSOKO KOTA BARU MAUBASA WATUNGGERE ONEKORE PEIBENGA Gambar 37 Cakupan Kunjungan Rawat Inap di Puskesmas dan Jejaringanya Tahun 2015 KAB.ENDE WOLOWARU WATUNESO DETUSOKO MAUBASA KOTA BARU MAUROLE MAUKARO NANGAPANDA AHMAD YANI WOLOJITA RIARAJA WELAMOSA MONI NDETUNDORA ROGA WATUNGGERE PEIBENGA Sumber Data : UPT Data dan Infokes, Dinkes Kab Ende, Tahun 2015 Sumber Data : UPT Data & Infokes, Dinkes Kab Ende, Tahun 2015 Pada gambar 47. menunjukan cakupan pelayanan rawat jalan di seluruh puskesmas kabupaten Ende mencapai 49,7%, presentase ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan cakupan pelayanan rawat jalan tahun 2014 yakni 93,23 %. Puskesmas dengan cakupan pelayanan rawat jalan tertinggi yaitu puskesmas Watuneso dengan presentase 98,7%, sedangankan yang terendah di puskesmas Ndetundora 11,8%. Gambar 48. menjelaskan bahwa cakupan pelayanan Rawat Inap dari 17 puskesmas rawat inap yang ada, tertinggi yaitu di Puskesmas Watuneso dengan 4,98 % dan yang terendah di Puskesmas Peibenga yaitu 0,25%. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

54 3. Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Data pelayanan di Rumah Sakit dapat dilihat dari beberapa indikator kinerja Rumah Sakit yang meliputi: 1. Bed Occupation Rate (BOR) standar yang ideal untuk suatu Rumah Sakit antara 60 % s.d. 85%. Manfaat angka penggunaan tempat tidur (BOR) adalah untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit yang digunakan oleh pasien rawat inap di Rumah Sakit. Di Kabupaten Ende tahun 2015 angka BOR sebesar 65,2%. Angka yang dicapai ini menunjukan bahwa tingkat pencapain belum efisien. 2. Length of Stay (LOS), adalah rata-rata lama perawatan seorang pasien. Nilai ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dan kualitaas pelayanan. Nilai ideal dari LOS adalah 6 sampai 9 hari. Pencapaian LOS kabupaten Ende Tahun 2015 adalah 3 hari. Nilai yang dicapai ini belum efisien. 3. Turn of Interval (TOI), adalah indikator yang menggambarkan tingkat efisiensi dari penggunaan dari tempat tidur. Nilai ideal dari TOI adalah 1 sampai dengan 3 hari TOI di Tahun 2015 adalah 2 hari, nilai ini menggambarkan telah efisien artinya 1 tempat tidur kosong akan terisi kembali setelah 2 hari berikutnya. 4. Gross Death Rate (GDR ), adalah angka kematian untuk tiap 1000 penderita keluar,maksimum 45/1000 penderita keluar. Nilai GDR di kabupaten Ende tahun 2015 adalah 22,4 / Net Death Rate ( NDR ),digunakan untuk mengetahui mutu pelayanan atau perwatan Rumah Sakit, dengan nilai toleransi adalah 25/ 1000, NDR di tahun 2015 adalah 10,1/1000, hal ini menunjukan bahwa mutu pelayanan dan Perawatan Rumah Sakit baik PERILAKU HIDUP MASYARAKAT Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setingi tingginya. Masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan dalam menjaga dan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan sendiri serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Harapan tersebut terwujud apabila masyarakat diberdayakan sepenuhnya dengan sumber daya dimilikinya untuk dapat menerapkan PHBS dalam kehidupanya sehari-hari, baik dirumah, sekolah dan ditempat kerja. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

55 Gambar 38 Cakupan Rumah Ber PHBS Di Kabupaten EndeTahun Sumber Data : UPT Promkes, Dinkes Kab Ende, Tahun 2015 Dari gambar diatas bisa dilihat perbandingan yang cukup signifikan dari data rumah tangga yang sudah Ber PHBS di kabupaten Ende dari tahun % mengalami kenaikan hingga tahun 2014 mencapai 44,3 % namun pada tahun 2015 mengalami penurunan 32,7%. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan perilaku yang cukup baik dari masyarakat serta kesadaran untuk melaksanakan / melakukan Hidup Sehat. 4.5 KEADAAN LINGKUNGAN Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Upaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan lebih diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan, yaitu melalui kegiatan bersifat promotif dan preventif. Pelaksanaannya melalui usaha pemberdayaan masyarakat dan diharapkan secara epidemiologis akan mampu memberikan kontribusi bermakna terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Akan tetapi permasalahan utama yang dihadapi adalah rendahnya jangkauan program yang diakibatkan keterbatasan sumber daya kesehatan dan partisipasi masyarakat terhadap upaya penyehatan lingkungan yang masih sangat rendah. Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang harus diatasi untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator seperti : akses air minum berkualitas, akses terhadap sanitasi layak, dan rumah tangga sehat. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

56 1. Rumah Sehat Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga, oleh karenanya rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghunianya dapat berkarya untuk meningkatkan produktivitas. Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat merupakan faktor resiko penularan berbagai jenis penyakit khususnya penyakit berbasis lingkungan sepeti DBD, malaria, flu burung, TB, ispa dll. Pada tahun 2015 pemeriksaan kesehatan lingkungan rumah dilaksanakan di 51,306 unit rumah dari total 51,306 unit rumah yang ada. Dari pemeriksaan tersebut terdapat 7,479 unit rumah yang belum memenuhi syarat atau 14,58% dan yang memenuhi syarat kesehatan 43,827 rumah atau 85,42% kategori sehat. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel Pesentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih Yang Digunakan Air Bersih memiliki peran penting dalam kehidupan manusia karena di perlukan untuk memenuhi sebagian kebutuhan manusia.oleh karena itu air bersih harus tersedia sesuai kebutuhan dan memenuhi syarat ( fisik, kimia dan baktereologi ). Pada tahun 2015 jumlah keluarga yang mengakses air bersih yang layak sebanyak atau sebesar 44,35%. Data lebih lengkap dapat dilihat di tabel 59. Jika dilihat dari jenis sarana air bersih yang memenuhi syarat lebih banyak menggunakan perpipaan yaitu 77,5 %, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 50. Gambar 39 Persentase Penggunaan Sarana Air Minum Memenuhi Syarat Di Kabupaten Ende Tahun % 13.70% 3.40% SGL MATA AIR TERLINDUNG PAH PERPIPAAN 77.50% Sumber Data : UPT Data & Infokes, Dinkes Kab Ende, Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Ende

57 Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi jamban, tempat sampah dan pengelolahan air limbah. Pengembangan lingkungan sehat di wilayah Kabupaten Ende sedang digalakan yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), ada lima (5) pilar yang menjadi cakupan STBM yaitu stop buang air besar sembarangan (BABS), cuci tangan pake sabun, pengelolahan air minum rumah tangga, Penangan sampah rumah tangga dan pengelolah air limbah. Desa dikatakan STBM apabila sudah melaksanakan atau sudah mampu memenuhi pilar tersebut yang dinyatakan dengan deklarasi oleh masyarakat dan ditandatangani oleh camat dan di kabupaten Ende sudah 130 jumlah desa yang telah melaksanakan STBM atau 46,6% lebih besar dibanding pada tahun 2014 sebanyak 43,9 % telah melampaui target RPJMD tahun 2015 yaitu 7,91%. Gambar 40 Cakupan Desa Yang Melaksanakan STBM Menurut Puskesmas Di Kabupaten Ende Tahun Sumber Data : UPT Data & Infokes, Dinkes Kab Ende, Tahun 2015 Dari gambar diatas terlihat desa yang telah melaksanakan STBM berada pada 9 wilayah puskesmas (100%) yaitu Puskesmas Saga, Detusoko, Kotaratu, Onekore, Kota Ende, Profil Kesehatan Kabupaten Ende

58 Rewarangga, Rukun Lima, Ria Raja dan Ahmad Yani. Sedangkan desa/kelurahan yang paling rendah melaksanakan STBM berada pada wilayah puskesmas Wolowaru (5,9%). 4. Persentase Tempat-Tempat Umum dan Pengelolah Makanan (TTU-TPM ) Tempat- Tempat umum adalah kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan pemerintahan atau swasta atau perorangan yang digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta memiliki fasilitas. Pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan untuk mewujudkan kondisi yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit serta tidak menyebabkan gangguan terhadap masyarakat disekitarnya. Makanan selain sebagai sumber untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui makanan juga dapat menjadi media penyebaran penyakit. Tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat juga berpengaruh pada kualitas makanan yang dihasilkan atau disajikan. Salah satu upaya untuk memperoleh kualitas sanitasi tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat yaitu melalui pengawasan sanitasi tempat makan. Cakupan kualitas hygienis sanitasi tempat pengolahan makanan tahun 2015 sebesar 100% telah melampaui target RPJMD (46,24%). Profil Kesehatan Kabupaten Ende

59 BAB 5 SUMBER DAYA KESEHATAN K eberadaan sumber daya kesehatan yang berkualitas turut mempengaruhi derajat kesehatan masyarakatnya. Informasi tentang sumber daya kesehatan yang digambarkan dengan keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan akan disajikan dalam bab ini. 5.1 SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi: Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit (RS), sarana produksi dan distribusi kefarmasian dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). 1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Jaringannya Menurut Peraturan Menteri Kesehatan no 75 tahun 2014 Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dari 24 Puskesmas tercatat bahwa Puskesmas perawatan sejumlah 17 unit dan Puskesmas non perawatan sejumlah 7 unit. Selain itu terdapat 54 unit Puskesmas Pembantu (PUSTU), 73 Pos Kesehatan Desa (POSKESDES), 75 Pos Bersalin Desa (POLINDES). Dan 9 puskesmas PONED, yaitu

60 Puskesmas Nangapanda, Riaraja, Kelimutu, Wolowaru, Rukunlima, Kota Ende, Kotaratu, Detusoko, dan Maurole, dalam rangka upaya mempercepat penurunan AKI dan AKB. Gambar 52 memperlihatkan jumlah Puskesmas dalam kurun waktu 6 tahun. Gambar 41 Jumlah Puskesmas di Kabupaten Ende Tahun Puskesmas 24 Sumber data : Dinas Kesehatan Kab. Ende Pencapaian rasio puskesmas per satuan penduduk tahun 2015 telah mencapai target RPJMD yaitu 0,09 per 1000 penduduk (24 puskesmas). Standar nasional dalam Indikator Indonesia Sehat (IS) Tahun 2010 ditetapkan bahwa rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk, yaitu 1 : penduduk, sementara rasio standar kabupaten 1 : penduduk, dan dari data yang ada telah melampaui target yaitu 1 : penduduk. Namun demikian, jika dilihat dari keadaan geografis wilayah Kabupaten Ende yang sulit dan terpencil, rasio puskesmas per penduduk belum menggambarkan kondisi real aksessibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Dengan demikian fasilitas kesehatan selain puskesmas masih sangat dibutuhkan seperti Rumah Sakit Satelit, Pustu dan Poskesdes. 2. Rumah Sakit Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain upaya promotif dan preventif, di dalamnya juga terdapat pembangunan kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif. Rumah Sakit (RS) merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang utamanya menyelenggarakan Profil Kesehatan Kabupaten Ende

61 upaya kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit juga berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan. Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Ende sebanyak 2 buah, yaitu 1) Rumah Sakit Umum Daerah Ende (RSUD Ende) dan; 2) Rumah Sakit Swasta St. Antonius Jopu. RSUD Ende milik pemerintah daerah Kabupaten Ende sejak tahun 1997 mengalami peningkatan kelas rumah sakit dari kelas D menjadi kelas C berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor : 1236/MENKES/SK/X/1997. RSUD Ende dengan kapasitas 145 tempat tidur. RSUD Ende sejak tahun 2013 dengan Surat Keputusan Bupati Ende Nomor 384 tahun 2012 telah berubah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit Rumah Sakit Kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik. Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 9 (sembilan) orang dokter umum dan 2 (dua) orang dokter gigi sebagai tenaga tetap. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masingmasing minimal 2 (dua) orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2 (dua) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda dan Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik. Jumlah tenaga medis yang tersedia di RSUD Ende 9 orang dokter spesialis PNS daerah antara lain 2 orang sepsialis penyakit Dalam, 1 Orang Spesialis Mata, 1 orang spesialis Bedah, 1 orang spsialis Patologi Klinik, 1 orang spesialis Obstetrik dan Ginekologi, untuk spesialis Anak dan Anestesi masing-masing 1 orang adalah dokter kontrak RSUD Ende dengan institusi pendidikan yang dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten Ende dan BLUD RSUD Ende. RSUD Ende adalah Rumah Sakit PONEK, sebagai penerima rujukan dengan ruangan pelayanan PONEK sebagai berikut: Unit Gawat Darurat, Ruangan Perinatal, Ruangan Bersalinn (VK), Ruangan ICU, Kamar Operasi, Ruangan Nifas, Unit Bank Darah. Untuk melancarkan sistem rujukan persalinan RSUD Ende mempunyai telah menggunakan Profil Kesehatan Kabupaten Ende

62 pedoman manual rujukan dan 2H2 Center. Di RSUD Ende juga tersedia juga Rumah Tunggu yang diselenggarakan oleh sukarelawan dengan cara pemberdayaan masyarakat. 3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Akses terhadap obat terutama obat esensial merupakan salah satu hak asasi manusia. Dengan demikian penyediaan obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan kesehatan baik publik maupun privat. Sebagai komoditi khusus, semua obat yang beredar harus terjamin keamanan, khasiat dan mutunya agar dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu salah satu upaya yang dilakukan untuk menjamin mutu obat hingga diterima konsumen adalah menyediakan sarana penyimpanan obat dan alat kesehatan yang dapat menjaga keamanan secara fisik serta dapat mempertahankan kualitas obat di samping tenaga pengelola yang terlatih. Instalasi farmasi merupakan unit pengelola perbekalan kefarmasian dan alat kesehatan yang ada di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, sebagai sarana pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan kefarmasian. Sampai dengan tahun 2015 Instalasi Farmasi Kabupaten Ende berjumlah 1 unit. Sementara yang termasuk sarana distribusi kefarmasian dan alat kesehatan yaitu Apotek sebanyak 14 unit dan Toko Obat berjumlah 9 unit. 4. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat(UKBM) Dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya guna pencapaian pembangunan kesehatan yang berkualitas juga dibutuhkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat ini tercermin dalam pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di desa dan kelurahan, seperti adanya Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) serta Desa / Kelurahan Siaga. Tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah Poskesdes menjadi 73 unit dimana terjadi penambahan jumlah poskesdes sebanyak 19 unit yaitu Poskesdes Wolotolo Tengah, Profil Kesehatan Kabupaten Ende

63 Golulada, dan Nuaone di Kecamatan Detusoko; Poskesdes Nggesa dan Kanganara di Kecamatan Detukeli; Poskesdes Duli Kec Ndori; Wolokelo Kec. Kelimutu; Poskesdes Mundenggasa Kec. Maukaro; Poskesdes Woloaro Kec. Lio Timur; Poskesdes Nangamboa, Uzu Zozo, Malawaru dan Arawea di Kecamatan Nangapanda; Poskesdes Randorama, Raburia dan Jamokeasa Tengah Kec. Ende; dan Poskesdes Woloau Kec. Maurole; Poskesdes Toba Kec Ndona Timur; dan Poskesdes Renga Menge Kec. Pulau Ende. Cakupan desa/kelurahan siaga sebesar sebanyak 68 atau 24,37% dari 278 desa/kelurahan yang ada. Dari total yang ada terdapat 66 desa/kelurahan atau sebesar 97,06% merupakan desa/kelurahan siaga aktif. Angka ini melebihi target RPJMD sebesar 79,31%. Evaluasi dan pembinaan dilakukan secara terus menerus dari BPMPD dan instansi terkait termasuk Dinas Kesehatan dengan dana bantuan AIP-MNH. Dengan harapan jumlah desa siaga yang dibentuk bertambah dan aktif melaksanakan kegiatan desa siaga dan juga diharapkan pembentukan tidak hanya berorientasi pada desa-desa diluar kota tapi dalam kota. Sedangkan jumlah Posyandu tahun 2015 sebanyak 631 unit. Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan sebesar 2,26 sedangkan ratio posyandu terhadap jumlah balita 27,82 yang artinya 1 posyandu bisa melayani diantara balita. lebih rendah dari target RPJMD yaitu 50,13 per 1000 balita Gambar 42 Kedaan Posyandu di Kabupaten Ende Tahun Pratama Madia Purnama Mandiri 0.95 Sumber: UPT Promkes Dinkes Kab Ende, Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Ende

64 Pada tahun 2015 terdapat 631 Posyandu di seluruh Kabupaten Ende, yang terdiri dari 63,23% Posyandu Pratama, 32,33% Posyandu Madya, 3,45% Posyandu Purnama dan 0,95% Posyandu Mandiri. 5.2 TENAGA KESEHATAN Untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan dibutuhkan tenaga kesehatan yang handal. Oleh karena itu penambahan jumlah dan peningkatan mutu tenaga kesehatan sangat dibutuhkan. Diharapkan pemerintah untuk memprioritaskan ketersediaan tenaga mengingat adanya pertumbuhan penduduk dan pemekaran wilayah serta kondisi geografis wilayah Kabupaten Ende sehingga kebutuhan tenaga kesehatan sesuai standard dan distribusinya dapat terpenuhi. Jumlah dan kebutuhan tenaga kesehatan per jenis tenaga di Puskesmas Kabupaten Ende pada tahun 2015 dapat dibedakan berdasarkan 2 pendekatan analisis yaitu: 1) dengan Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas dan Berdasarkan Standar Indonesia Sehatan 2010 maka kebutuhan tenaga dapat dilihat pada tabel 2 dan 3 di bawah ini. Tabel 2 menjelaskan bahwa terdapat beberapa tenaga yang melebih standar kebutuhan seperti Perawat, yang dibutuhkan 171 orang dan yang ada sebanyak 251 kelebihan 80 orang, Bidan yang dibutuhkan 147 dan yang ada sebanyak 221 kelebihan 74 orang. Meskipun secara standar kebutuhan tenaga di puskesmas telah melebihi kebutuhan namun tenaga kesehatan ini masih mengalami kekurangan untuk menjawab kebutuhan tenaga pada 58 puskesmas pembantu dan 74 polindes. Dalam upaya mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat dan mengingat topografi Kabupaten Ende yang cukup berat maka Pemerintah Daerah Kabupaten Ende merencanakan akan membangun 1 buah Rumah Sakit Pratama di Welamosa dan 1 buah Puskesmas di Loboniki pada tahun 2016, sejalan dengan ini maka akan membutuhkan tambahan tenga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

65 Tabel 2. Standar Ketenagaan Berdasarkan Permenkes 75 tahun 2014 Tentang Puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupeten Ende tahun 2015 No Jenis Tenaga Puskesmas Kawasan Perkotaan Non Rawat Inap (standa r) Kebut uhan 5 Puske smas Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil Non Rawat Inap Tandar Kebutu han 2 Puskes mas Rawat Inap Stand ar Kebut uhan 17 Puske smas Tot al Keb utuh an Ten aga Kenyataan Tenaga Di Dinas Kesehatan Kab Ende 1. Dokter atau dokter layanan primer (PNS 15, PTT 10) 2. Dokter gigi 3. Perawat 4. Bidan (PNS 4, PTT 3) (PNS150, PTT 101) (PNS 216, PTT 5) 5. Tenaga Kesehatan Masyarakat 16 (PNS 16) 6. Tenaga kesehatan lingkungan PNS 7. Ahli teknologi laboratorium medik PNS 8. Tenaga gizi (PNS 16) 9. Tenaga Kefarmasian PNS 10. Tenaga administrasi Pekarya Jumlah Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Ende tahun 2015 Dari tabel 3 menunjukan bahwa rasio tenaga kesehatan di puskesmas masih sangat kurang dari target IS 2010, kecuali tenaga Farmasi telah melebihi 9,3 per penduduk (2 orang tenaga farmasi). Profil Kesehatan Kabupaten Ende

66 Tabel 3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Berdasarkan Standar Indonesia Sehatan 2010 di Puskesmas Kabupaten Ende Tahun 2015 Tenaga Ratio N yg Ratio Jml yang JenisTenaga (Target IS o Dibutu Saat Ini tersedia 2010) hkan GAP 1 Dokter Umum 40 : ,9 : (PNS 15, PTT 10) 87 2 Dokter Gigi 11 : ,4 : (PNS 4, PTT 3) 23 3 Bidan 100 : ,46 : (PNS150, PTT 101) 29 4 Perawat 117,5: ,7 : (PNS 216, PTT 5) Farmasi 10 : ,3 : (PNS 26) 2 6 Gizi 22 : ,7: (PNS 16) 46 7 Kesmas 40 : ,7 : (PNS 16) 96 8 Sanitarian 40 : ,2 : (PNS 30) 82 Sumber : Dinas Kesehatan, Tahun 2015 Untuk tenaga kesehatan di RS di hitung sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, dimana Rumah Sakit Kelas C yaitu pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 9 (sembilan) orang dokter umum dan 2 (dua) orang dokter gigi sebagai tenaga tetap, serta harus ada masing-masing minimal 2 (dua) orang dokter spesialis setiap pelayanan sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda dan 1 orang masing-masing Pelayanan Spesialis Penunjang Medik yang terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik. Untuk tenaga perawat disesuaikan dengan jumlah tempat tidur pasien dengan rumusan 2 : 3, artinya 2 orang perawat melayani 3 tempat tidur pasien. Profil Kesehatan Kabupaten Ende

67 Tabel 4. Jumlah Tenaga Kesehatan di BLUD RSUD Ende Kabupaten Ende Tahun 2015 No JenisTenaga Jumlah 1 Dokter spesialis 9 2 DokterUmum 9 2 Dokter Gigi 1 3 Bidan 46 4 Perawat Farmasi 18 6 Gizi 3 7 Kesmas 5 8 Sanitarian 3 Sumber : Profil RSUD Ende, Rasio tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dasar tahun 2015 berdasarkan target RPJMD dapat dilihat pada gambar 54 berikut ini. Gambar 43 Rasio Tenaga Berdasarkan Target RPJMD di Kabupaten EndeTahun Dokter Bidan Perawat Target Capaian Sumber data : Dinkes Kab. Ende, tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Ende

68 Gambar 54. terlihat bahwa ketersediaan tenaga dokter, bidan dan perawat masih berada dibawah target RPJMD. Jumlah tenaga kesehatan ini merupakan jumlah tenaga yang ada di fasilitas kesehatan dasar seperti Puskesmas, Pustu, Polindes dan Poskesdes. 5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan kesehatan. Pembiayaan kesehatan Kabupaten Ende guna meningkatkan pencapaian indikator derajat kesehatan selain bersumber dari pemerintah juga dukung oleh lembaga swasta yang bermitra seperti AIMNH, Global Fund, Pamsimas, Plan Internasional, Fird, RTI dan Pencerah Nusantara. Dari lembaga swasta yang ada terdapat 2 lembaga swasta yang pengelolaan keuangannya dilakukan bersama instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Ende yaitu AIPMNH (Rp.349,270,000,- ) dan Global fund (GF TB sebesar Rp. 41,000,343,-) Pembiayaan untuk pembangunan kesehatan di Kabupaten Ende bersumber dari dana APBD, APBN dan Pinjaman/Hibah Luar Negeri. Total anggaran selama 5 (lima) tahun di Kabupaten Ende yang bersumber dari dana APBD Kabupaten dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 44 Anggaran Kesehatan Berdasarkan Belanja Langsung dan Tidak Langsung di Dinas Kesehatan Kabupaten EndeTahun ,016,881,118 46,834,533,321 12,262,568,621 12,468,240,342 17,187,450,000 83,423,783,685 23,955,831,369 27,426,056,445 30,422,364,406 33,363,727, Belanja Tidak Langsung Belanja Lansung Sumber Data : Sub bagian Perencanaan, Dinkes Kab. Ende Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Ende

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ENDE TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ENDE TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ENDE TAHUN 214 KATA SAMBUTAN P roduk informasi kesehatan yang berisikan capaian kinerja bidang kesehatan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun temuat dalam profil kesehatan. Keberadaannya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL SIE DATA & INFORMASI 2014 D I N A S K E S E H A T A N K A B U P A T E N A C E H S I N G K I L J L. B A H A R I N O. 55 P U L O S A R O K S I N G K I L KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 586.021

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / KODE WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA DESA + PENDUDUK (km

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan telah. tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah tahun 2016.

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan telah. tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah tahun 2016. Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan telah tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah tahun 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah Tahun 2016 ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321) DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) 321957, FAX. (0321) 390113 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi dalam 10.000 kelahiran hidup (Manuaba, 2010, h 38). Menurut Survey Demografi Kesehatan Nasional

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

Penyakit Endemis di Kalbar

Penyakit Endemis di Kalbar Penyakit Endemis di Kalbar 1. Malaria Penyakit Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 (tabel 11) terdapat

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2011 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA

Lebih terperinci

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL SIE DATA & INFORMASI

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL SIE DATA & INFORMASI PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL SIE DATA & INFORMASI 2015 D I N A S K E S E H A T A N K A B U P A T E N A C E H S I N G K I L J L. B A H A R I N O. 5 5 P U L O S A R O K S I N G K I L SAMBUTAN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 581.947

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayah-Nya, Profil Kesehatan Kabupaten Madiun tahun 2013 ini dapat diselesaikan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci