Kerangka Acuan Kegiatan Semiloka ½ Hari Kekerasan Seksual Yayasan Pulih HIMPSI Jaya 2014
|
|
- Susanti Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kerangka Acuan Kegiatan Rangkaian Semiloka ½ Hari Kekerasan Seksual pada Perempuan dan Anak di Indonesia: Peran Praktisi Psikologi dan Psikososial Jakarta, 5, 12 dan 19 Juni 2014 I. Pendahuluan Beberapa bulan terakhir, bahkan sejak tahun lalu, berbagai media di Indonesia banyak memberitakan mengenai terjadinya kekerasan seksual terhadap perempuan maupun anak di dalam masyarakat. Kejadian kerasan seksual di Indonesia memang cenderung meningkat bahkan Komnas Perempuan (Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan) dan juga KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), dua lembaga negara menyatakan tahun 2013 Indonesia dalam keadaan darurat kekerasan seksual terhadap perempuan maupun anak 12. Data dari Catahu 3 Komnas Perempuan menyebutkan selama tahun 2013 lalu telah terjadi kasus kekerasan seksual (26 % dari total kasus kekerasan terhadap perempuan) yang terjadi di ranah personal 4. Sementara pada ranah komunitas terjadi kasus kekerasan seksual (56% dari total kasus kekerasan terhadap perempuan) yang terjadi di ranah komunitas 5. Sementara KPAI mencatat selama tahun 2013 di Indonesia, terdapat 925 kasus kekerasan seksual pada anak usia beberapa bulan hingga 18 tahun yang dilakukan oleh keluarga, kerabat, teman, guru hingga orangorang yang bekerja di dalam rumah yang sama dengan korban 6. Bahkan menurut data yang dikumpulkan oleh Komnas Perempuan selama 13 tahun terakhir ( ) 7 di Indonesia terjadi kasus kekerasan seksual (rata rata kasus per tahun atau 19 kasus per hari atau hampir setiap 1 jam sekali terjadi 1 kasus kekerasan seksual). Data ini menunjukkan bahwa kekerasan seksual bisa terjadi dimana saja dan dilakukan oleh siapa saja. Kekerasan seksual sendiri merupakan perlakuan tidak senonoh atau menguasai terhadap pasangan seksual, termasuk pemaksaan pemenuhan kebutuhan seks atau pertunjukan dan pengunaan bentuk seks tertentu, pemaksaan untuk berhubungan seks dengan orang lain, melakukan seks yang menimbulkan kesakitan dan atau memaksa berhubungan seks yang tidak aman 8.Komnas Perempuan mencoba mengidentifikasi 15 bentuk kekerasan seksual yang dialami perempuan berdasarkan 1 tahun 2013 tahun darurat kekerasan seksual anak/ html 2 pers catahu 2013/#more Catatan Tahunan atau disingkat CATAHU Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) merupakan gambaran kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Indonesia. Catatan ini merupakan kompilasi data dari berbagai lembaga layanan perempuan korban kekerasan milik pemerintah maupun inisiatif masyarakat termasuk lembaga penegak hukum.biasanya catatan ini dikeluarkan setiap tanggal 8 Maret dalam rangka Hari Perempuan Internasional dan mulai diluncurkan sejak tahun Ranah personal artinya pelaku adalah orang yang memiliki hubungan darah (ayah, kakak, adik, paman, kakek), kekerabatan, perkawinan (suami) maupun relasi intim (pacaran) dengankorban 5 Ranah komunitas jika pelaku dan korban tidak memiliki hubungan kekerabatan, darah ataupun perkawinan.bisa jadi pelakunya adalah majikan, tetangga, guru, teman sekerja, tokoh masyarakat, ataupun orang yang tidak dikenal. 6 kpai 925 kasus pelecehan seksual anak terjadi di content/uploads/2013/12/kekerasan Seksual Kenali dan Tangani.pdf 8 Poerwandari, K et. al Modul Pelatihan Penanggulangan Kekerasan terhadap Perempuandi Daerah Konflik/ Situasi Krisis. Jakarta: UNFPA, Yayasan Pulih dan BKKBN. 1
2 pengalaman mereka. Kelimabelas bentuk tersebut adalah perkosaaan, pelecehan seksual, eksploitasi seksual, penyiksaan seksual, perbudakan seksual, intimidasi/ serangan bernuansa seksual (termasuk ancaman perkosaan(, prostitusi paksa, pemaksaan kehamilan, pemaksaan aborsi, pemaksaan perkawinan, perdagangan perempuan untuk tujuan seksual, kontrol seksual terhadap pakaian termasuk melalui aturan diskriminatif, penghukuman tidak manusiasi dan bernuansa seksual, praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi perempuan, pemaksaan kontrasepsi/ sterilisasi. Kekhasan dari kekerasan seksual ini adalah adanya relasi kuasa yang tidak berimbang antara pelaku dan korban yang menjadi akar terjadinya kekerasan seksual. Pada kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak ketimpangan kuasa ini diperburuk dengan kondisi dimana pelaku memiliki kendali terhadap korban yang bisa muncul dalam bentuk penguasaan sumber daya ekonomi, pengetahuan/ pendidikan, status social dan juga bentuk hubungan patron klien seperti antara orangtua anak. Kekerasan seksual pun memiliki fenomena seperti gunung es dimana jumlah kejadian di dalam masyarakat jauh lebih banyak dari pada yang dilaporkan. Kekerasan seksual memiliki nuansa psikologis yang kental dari sisi pelaku maupun korban.sehingga tidaklah mengherankan bila media massa pun meminta berbagai pendapat para praktisi psikologi untuk disertakan ketika memberitakan kasus kasus kekerasan seksual. Upaya pencegahan terjadinya kekerasan seksual pun banyak melibatkan teori teori perubahan perilaku yang sering dibahas dalam ilmu psikologi dan dipergunakan oleh para praktisi.pada sisi korban kekerasan seksual, dampak psikologis dan proses pemulihannya menekankan pada dinamika penghayatan psikologis yang membutuhkan penguatan serta pendampingan psikologis yang dapat dilakukan oleh psikolog, konselor maupun pemberi layanan pendampingan psikologis lainnya. Belum lagi bila menelaah dari sudut pandang pelaku mengenai motif dan juga intervensi perubahan perilaku memberikan ruang yang luas bagi praktisi psikologi untuk menerapkan ilmu dan ketrampilan yang dimilikinya.hal hal semacam ini menunjukkan posisi strategis dari ilmu psikologi dan peran praktisi psikologi dalam penanganan kasus kekerasan seksual secara menyeluruh.bila pada awalnya lebih cenderung teridentifikasi peran dalam hal pemulihan kondisi psikologis korban maka saat ini rentang peran yang dapat dilakukan oleh praktisi psikologi menjadi lebih luas dan beragam, mulai dari pencegahan hingga penanganan. Undang undang pun mengatur adanya kesaksian ahli dari psikolog yang dapat diberikan dalam proses pengadilan dan ini menunjukkan peran lain yang khas yang diharapkan dari para psikolog. Karena peran praktisi psikologi dan psikososial ini menjadi sangat penting dalam pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual, maka memiliki pemahaman dan perspektif yang baik mengenai isu kekerasan seksual sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan adanya kekhasan akar permasalahan serta konteks sosial budaya yang menyertai kekerasan seksual yang terjadi, upaya pencegahannya maupun pemulihannya. Oleh karena itu, para praktisi psikologi perlu membekali diri dengan pemahaman yang kontekstual serta lintas disiplin terhadap kekhasan persoalan kekerasan seksual sehingga layanan yang diberikan berpihak pada korban dan mengutamakan pemberdayaan korban serta lingkungannya.untuk itu, Yayasan Pulih bekerjasama dengan Himpunan Psikologi Indonesia wilayah DKI Jakarta (HIMPSI Jaya) bermaksud mengadakan semiloka untuk saling berbagi pengalaman pembelajaran, pengetahuan dan ketrampilan terkait dengan peran praktisi psikologi 2
3 dalam upaya pencegahan, penanganan dan pemulihan kasus kekerasan seksual, baik terhadap perempuan maupun anak. II. Tujuan Semiloka ini ini bertujuan untuk: 1. Memberikan gambaran mengenai persoalan kekerasan seksual pada perempuan dan anak terkait upaya pencegahan, penanganan dan pemulihan yang terintegrasi 2. Berbagi pengalaman dan informasi mengenai berbagai upaya pencegahan, penanganan dan pemulihan kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak 3. Merumuskan berbagai rekomendasi peran ilmu psikologi dan praktisi psikologi dalam pencegahan, penanganan serta pemulihan kasus kekerasan seksual III. Hasil Keluaran/ Output Semiloka ini diharapkan dapat menghasilkan: 1. Dokumen pembelajaran dan praktik terbaik dalam upaya pencegahan, penanganan dan pemulihan pada kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak 2. Dokumen rekomendasi peran ilmu psikologi dan praktisi psikologi yang dapat dijadikan acuan bersama para praktisi psikologidalam melakukan pencegahan, penanganan serta pemulihan kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak IV. Peserta dan Investasi Kepesertaan Peserta dari kegiatan diharapkan akan dihadiri oleh 30 orang peserta pada setiap semiloka yang berasal dari kalangan psikolog, sarjana psikologi, mahasiswa, individu/lembaga yang bergerak dalam isu kekerasan, perempuan dan perlindungan anak serta memberikan layanan penguatan dan pendampingan psikososial serta pemulihan psikologis pada kasus kekerasan seksual Investasi kepesertaan dalam semiloka ini adalah: Investasi 250 ribu/ orang bila hanya mengikuti 1 semiloka Investasi 450 ribu/ orang bila mengikuti 2 semiloka Investasi 650 ribu/ orang bila mengikuti 3 semiloka Setiap peserta yang sudah melunasi investasi semiloka akan mendapatkan: Materi semiloka Semiloka kit Snack 1 X dan makan siang 1 X Merchandise 3
4 Berhubung tempat terbatas maka pendaftaran peserta dan pembayaran investasi kepesertaan paling lambat dilakukan pada : hari Selasa, 3 Juni 2014 pukul WIB untuk Semiloka tanggal 5 Juni 2014 hari Selasa 10 Juni 2014 pukul WIB untuk Semiloka tanggal 12 Juni 2014 hari Selasa 17 Juni 2014 pukul WIB untuk Semiloka tanggal 19 Juni 2014 Untuk yang mengikuti lebih dari 1 semiloka maka batas waktu pendaftaran peserta dan pembayaran investasi kepesertaan mengikuti batas waktu pendaftaran semiloka yang lebih dahulu diikuti Investasi kepesertaan dapat ditransfer ke : Rek Bank Mandiri a.n Yayasan Pulih No rek Bukti pembayaran harap discan/difoto dan dikirimkan ke pak_demank@yahoo.com atau dibawa dan ditunjukkan ke panitia pada saat registrasi ulang V. Pelaksana Kegiatan ini akan dilakukan oleh Yayasan Pulih bekerjasama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Jakarta. Kontak person yang dapat dihubungi Cahyo (Hp: ; pak_demank@yahoo.com) Pita (Hp: ; idaayupita.trianiputri@gmail.com) Yayasan Pulih (Telp ; pulihfoundation@gmail.com) Yayasan Pulih Jl. Teluk Peleng 63A Komplek AL, Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan Telp: Fax: pulihfoundation@gmail.com HIMPSI DKI Jakarta Plaza Ciputat Mas, Blok B/B; Jl. Ir. H. Juanda No. 5A, Ciputat, Tangerang, Banten Telp/Fax: E mail: sekretariat_himpsijaya@yahoo.com VI. Narasumber Kegiatan ini akan diisi oleh berbagai pembicara seperti: A. Semiloka 1: Kamis, 5 Juni Prof. Irwanto Ph.D (Guru Besar F Psi Atmajaya dan Fisip UI, aktivis perlindungan anak) 2. Triningtyasih, M.A (Gender NPO UNFPA, aktivis perempuan dan anak) 3. KH Husein Muhammad (Komisioner Komnas Perempuan, aktifis demokrasi, pluralisme, HAM) 4. Vitria Lazarini M.Psi, Psi (Yayasan Pulih, Psikolog) 5. Dra. Reni K, M.Psi, Psi (Psikolog, Kabid Profesi APSIFOR) 4
5 B. Semiloka 2: 12 Juni Nathanael E.J. Sumampouw, M.Psi, Psi (Dosen Fak Psi UI, Psikolog Yayasan Pulih, pengurus HIMPSI Jaya dan APSIFOR) 2. Kombes Pol. Drs. Arif Nurcahyo, M.A (Asesor Utama SDM Mabes Polri, pengurus APSIFOR) 3. IGAA Jackie Viemilawati, M.Psi, Psi (asesosikolog Yayasan Pulih) 4. Dr. Nani Nurrachman, Psi. (Dosen F Psi Univ Atmajaya, majelis HIMPSI Jaya) 5. Drs. Nur Iman Subono, M.Hum (Dosen Prodi Kajian gender UI, Aliansi Laki Laki Baru) C. Semiloka 3: 19 Juni Dr E Kristi Poerwandari (Pengajar Prodi Kajian Gender UI, Dosen F Psi UI, pendiri Yayasan Pulih, majelis HIMPSI Jaya, aktivis perempuan) 2. Connie Kristanto, M. Psi, Psi. (Psikolog Anak Klinik Terpadu UI menangani kasus kekerasan seksual anak) 3. Edward Andriyanto Soetardhio, M.Psi, Psi (Dosen Fak Psi UI, Psikolog Klinik Kancil) 4. Wulan Danoekoesoemo, MPsi, Psi (Psikolog, pendiri kelompok dukungan penyintas kekerasan seksual Lentera Indonesia) 5. Aswini Widjaja, Psi (Psikolog di High Scope, Yayasan Pulih dan ADR Consultant) VII. Waktu dan tempat kegiatan Semiloka Kekerasan Seksual bagi praktisi psikologi ini akan dilakukan pada : Hari : Setiap Kamis Tanggal : 5, 12 dan 17 Juni 2014 Jam : s/d WIB Lokasi : Yayasan IKA (Jl Cikini Raya No 43 Jakarta 10330; Telp ) VIII. Jadwal Semiloka A. Semiloka 1: Kamis, 5 Juni 2014 Waktu Kegiatan Ket (30 ) Registrasi ulang (15 ) Pembukaan Perwakilan Pulih (Irma S Martam) (30 ) Keynote Speach Sumbangsih Ilmu Psikologi dalam Penanganan Kekerasan Seksual : Prof Irwanto PhD (Guru Besar F Psi Atmajaya dan Fisip UI, aktivis perlindungan anak) (15 ) Break pagi (30 ) Sesi 1: Kekerasan Seksual Apa dan Mengapa Kekerasan Seksual: Antara Mitos dan Fakta (Triningtyasih, M.A Gender NPO UNFPA, aktivis perempuan dan anak) Kekerasan Seksual, Agama dan Budaya (KH 5
6 Husein Muhammad Komisioner Komnas Perempuan, aktifis demokrasi, pluralisme, HAM) (45 ) Diskusi Sesi 1 Moderator: Syaldi (Aliansi Laki Laki Baru) (30 ) Sesi 2: Penanganan Kekerasan Seksual Strategi Penanganan Kekerasan Seksual Penelitian Lintas Sektor (Vitria Lazarini M.Psi, Psi Psikolog Yayasan Pulih) Peran Psikolog dalam Proses Hukum (Dra. Reni K, M.Psi, Psi Psikolog, Kabid Profesi APSIFOR) (45 ) Diskusi Sesi 2 Moderator: Gisella P (Yayasan Pulih) selesai Makan siang, foto bersama B. Semiloka 2: 12 Juni 2014 Waktu Kegiatan Ket (30 ) Registrasi ulang (15 ) Pembukaan Perwakilan Pulih (Nirmala Ika) (30 ) Keynote Speach Psikologi Laki laki dalam Kasus Kekerasan Seksual: Nathanael E.J. Sumampouw, M.Psi, Psi (Dosen Fak Psi UI, Psikolog Yayasan Pulih, pengurus HIMPSI Jaya dan APSIFOR) (15 ) Break pagi (30 ) Sesi 1: Pelaku Kekerasan Seksual Memahami Pelaku Kekerasan (Kombes Pol. Drs. Arif Nurcahyo, M.A Asesor Utama SDM Mabes Polri, pengurus APSIFOR) Konseling Pelaku Kekerasan (IGAA Jackie Viemilawati, M.Psi, Psi Psikolog Yayasan Pulih) (45 ) Diskusi Sesi 1 Moderator: Norcahyo Budi W (Yayasan Pulih) (30 ) Sesi 2: Pencegahan Kekerasan Seksual Pendidikan masyarakat Peran psikoedukasi (Nani Nurrachman Atmajaya) Pelibatan laki laki dalam pegurangan kekerasan seksual (Drs. Nur Iman Subono, M.Hum Dosen Prodi Kajian Gender UI, Aliansi Laki Laki Baru) (45 ) Diskusi Sesi 2 Moderator: Shera P (Aliansi Laki Laki Baru Pulih) selesai Makan siang, foto bersama C. Semiloka 3: 19 Juni 2014 Waktu Kegiatan Ket (30 ) Registrasi ulang (15 ) Pembukaan Perwakilan Pulih (Nirmala Ika) 6
7 (30 ) Keynote Speach Pemulihan Psikologis bagi Penyintas Kekerasan Seksual : Dr E Kristi Poerwandari, MHum (Pengajar Prodi Kajian Gender UI, Dosen F Psi UI, pendiri Yayasan Pulih, aktivis perempuan) (15 ) Break pagi (30 ) Sesi 3: Pemulihan Kekerasan Seksual Anak Pendekatan Individu dalam Penanganan Kasus Kekerasan Seksual (Connie Kristanto, M. Psi, Psi. Psikolog Anak Klinik Terpadu UI) Peran Keluarga dan Lingkungan bagi Pemulihan Anak yang Mengalami Kekerasan Seksual (Edward Andriyanto Soetardhio, M.Psi, Psi Dosen Fak Psi UI, Psikolog Klinik Kancil) (45 ) Diskusi Sesi 3 Moderator: Cinintya Dewi (Fak Psikologi UI) (30 ) Sesi 4: Pemulihan Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Kelompok Dukungan Perempuan Penyintas Kekerasan Seksual (Wulan Danoekoesoemo, MPsi, Psi Psikolog, pendiri kelompok dukungan penyintas kekerasan seksual Lentera Indonesia) Penanganan Klinis Perempuan Penyintas Kekerasan Seksual (Aswini Widjaja, Psi Psikolog di High Scope, Yayasan Pulih dan ADR Consultant) (45 ) Diskusi Sesi 4 Moderator: Danika (Yayasan Pulih) selesai Makan siang, foto bersama 7
WITHOUT VIOLENCE: RELASI SEHAT VERSUS KEKERASAN DALAM PCARAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN SEMILOKA 2 (Dua) Hari LOVE WITHOUT VIOLENCE: RELASI SEHAT VERSUS KEKERASAN DALAM PCARAN Yayasan Pulih (Jakarta: 25 26 Maret 2015) I. Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan
Lebih terperinciPraktik dan Evaluasi Pengarusutamaan Gender di Indonesia
Praktik dan Evaluasi Pengarusutamaan Gender di Indonesia Dr. Indraswari Komisioner Komnas Perempuan Lembaga Administrasi Negara Jakarta, 15 Maret 2017 Landasan hukum PUG Instruksi presiden nomor 9 tahun
Lebih terperinciKerangka Acuan Desiminasi Hasil Analisa Pendokumentasian Data Kasus Kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS di 8 provinsi di Indonesia.
Kerangka Acuan Desiminasi Hasil Analisa Pendokumentasian Data Kasus Kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS di 8 provinsi di Indonesia. Latar Belakang Perkembangan HIV-AIDS di Indonesia Triwulan
Lebih terperinciLEMBAR FAKTA Peluncuran Laman Pengaduan Kekerasan Seksual
LEMBAR FAKTA Peluncuran Laman Pengaduan Kekerasan Seksual Perluas Akses Pelaporan Korban untuk Perkuat Daya Penanganan Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Jakarta, 6 Desember 2013 A. Tentang website atau
Lebih terperinciBentuk Kekerasan Seksual
Bentuk Kekerasan Seksual Sebuah Pengenalan 1 Desain oleh Thoeng Sabrina Universitas Bina Nusantara untuk Komnas Perempuan 2 Komnas Perempuan mencatat, selama 12 tahun (2001-2012), sedikitnya ada 35 perempuan
Lebih terperinciMARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!
MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA! 4 dari 5 laki-laki seluruh dunia pada satu masa di dalam hidupnya akan menjadi seorang ayah. Program MenCare+ Indonesia adalah bagian dari kampanye global
Lebih terperinciJambi. DKI Jakarta. 1. Pusat Krisis Terpadu RSCM a. Alamat: IGD RSCM Lt. 2 Jl. Diponegoro No. 71, Jakarta Pusat Telp: 021 316 2261
Jambi 1. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdaysaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jl. Slamet Riyadi No. 21, Broni Kota Jambi Telp. 0741 62203 / 60400 pelayanan fisik informasi rujukan konsultasi berbagai permasalahan
Lebih terperinciProgram Sertifikasi Psikososial Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya Jakarta
Program Sertifikasi Psikososial Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya Jakarta Latar Belakang Bencana, baik yang bersifat alamiah maupun bencana karena konflik terus terjadi di Indonesia. Dari letak geografis
Lebih terperinciHadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017
Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid 14-15 November 2017 Kondisi kekerasan seksual di Indonesia Kasus kekerasan terhadap perempuan
Lebih terperinciKekerasan Seksual. Sebuah Pengenalan. Bentuk
Kekerasan Seksual Sebuah Pengenalan Bentuk 1 Desain oleh : Thoeng Sabrina Universitas Bina Nusantara untuk Komnas Perempuan 2 Komnas Perempuan mencatat, selama 12 tahun (2001-2012), sedikitnya ada 35 perempuan
Lebih terperincij K ika amu korban Perkosaan
j K ika amu korban Perkosaan 1 Desain oleh : Thoeng Sabrina Universitas Bina Nusantara untuk Komnas Perempuan 2 Perkosaan Serangan dalam bentuk pemaksaan hubungan seksual dengan memakai peniske arah vagina,
Lebih terperinci@mappifhui mappifhui.org
@mappifhui @mappifhui @mappifhui mappifhui.org 2016 Kekerasan Seksual di Indonesia: Data, Fakta, & Realita #1 Apa itu Kekerasan Seksual? Setiap perbuatan berdasarkan pembedaan berbasis gender yang berakibat
Lebih terperinciKekerasan dalam Rumah Tangga
1. Jenis Kasus : A. LEMBAR FAKTA Kekerasan terhadap Perempuan di wilayah konflik Kekerasan dalam Rumah Tangga Lain-lain : 2. Deskripsi Kasus : 1 3. Identitas Korban : a. Nama : b. Tempat lahir : c. Tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan pengertian sebagai tindakan atau serangan terhadap. menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah kekerasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,
BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG
BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Berita mengenai kekerasan, terutama kekerasan terhadap perempuan (KtP) seakan sudah menjadi bagian sehari-hari yang dapat diketahui melalui media massa. Laporan penelitian
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT Seminar dan Workshop Menjalin Relasi Sehat dengan Teman Sebaya Program Studi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya Yayasan Pulih dan PT Sarlito Binapersona
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Kasus kekerasan seksual pada anak (KSA) semakin marak menjadi sorotan
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kasus kekerasan seksual pada anak (KSA) semakin marak menjadi sorotan di berbagai macam media cetak maupun elektronik. Usia pelaku dan korban pun bervariasi, mulai dari
Lebih terperinciMENDEKATKAN AKSES PEREMPUAN MISKIN KORBAN KEKERASAN TERHADAP LAYANAN. Komnas Perempuan & Forum Pengada Layanan
MENDEKATKAN AKSES PEREMPUAN MISKIN KORBAN KEKERASAN TERHADAP LAYANAN Komnas Perempuan & Forum Pengada Layanan 1 Gambaran Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia Meningkat setiap tahunnya (321.752 kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kota urban di Indonesia yang semakin berkembang adalah Bandung. Berdasarkan hasil riset Badan Pusat Statistik Jawa Barat, pertumbuhan penduduk semakin pesat
Lebih terperinciPENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL: UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK PENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL: UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN Disusun: Sali Susiana Dina Martiany Romas Mohammad Teja Mohammad Mulyadi PUSAT PENELITIAN
Lebih terperinciPendampingan Terhadap Perempuan & Anak Korban Kekerasan Tahun 2016
Pendampingan Terhadap Perempuan & Anak Korban Kekerasan Tahun 2016 Sanggar Suara Perempuan Jln. Beringin No.1, Kesetnana SoE, TTS-NTT Telp/Fax : 0388-21889 Email : ssp.okomama@yahoo.co.id www.sanggarsuaraperempuan.com
Lebih terperinciMenanti Tuntutan Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Oleh : Arrista Trimaya * Naskah diterima: 07 Desember 2015; disetujui: 22 Desember 2015
Menanti Tuntutan Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Oleh : Arrista Trimaya * Naskah diterima: 07 Desember 2015; disetujui: 22 Desember 2015 Pendahuluan Tahun 2015 ini dapat dikatakan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia mengalami situasi darurat kekerasan. terhadap perempuan. Berdasarkan catatan tahunan dari
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami situasi darurat kekerasan terhadap perempuan. Berdasarkan catatan tahunan dari komnas perempuan, terjadi peningkatan kekerasan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT Semiloka untuk Remaja Siswa SMA Kelas XII Program Studi Psikologi UPJ dan Yayasan Pulih Supriyanto, S.Psi, M.Si (08.0714.003) Adriatik Ivanti M.Psi, Psi (08.0311.034)
Lebih terperinciDalam pemaparan Narasumber tersebut, akan dimoderatori oleh LRC-KJHAM
Kerangka Acuan Kegiatan Workshop Penyusunan Prosedur Standart Operasional dan Finalisasi Draft Perjanjian Kerjasama Penyediaan Akses Keadilan Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Terhadap Sistem Peradilan
Lebih terperinciRUU Penghapusan Kekerasan Seksual Sebagai UU yang Mengatur Tindak Pidana Khusus
1 RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Sebagai UU yang Mengatur Tindak Pidana Khusus Mengapa RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Merupakan Aturan Khusus (Lex Specialist) dari KUHP? RUU Penghapusan Kekerasan
Lebih terperinciKEKERASAN SEKSUAL: KENALI&TANGANI
KEKERASAN SEKSUAL: KENALI&TANGANI Hasil dokumentasi Komnas Perempuan sejak tahun 1998 hingga 2010 menunjukkan bahwa hampir sepertiga kasus kekerasan terhadap perempuan adalah kasus kekerasan seksual, atau
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciNama : Aninda Candri L. NIM : Nama Kelompok : D Nama Dosen : Drs. Tahajudin Sudibyo
EKSPLOITASI, PELECEHAN SEKSUAL DAN KEKERASAN TERHADAP KAUM PEREMPUAN DI PANDANG DARI SILA KE DUA TUGAS AKHIR Disusun oleh : Nama : Aninda Candri L. NIM : 11.11.4905 Nama Kelompok : D Nama Dosen : Drs.
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara berhak
Lebih terperinciMAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) SEMINAR NASIONAL SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
1 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA --------- TERM OF REFERENCE (TOR) SEMINAR NASIONAL SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA FORMAT IDEAL SISTEM PERWAKILAN INDONESIA PUSAT PENGKAJIAN SEKRETARIAT
Lebih terperinciPerkawinan Anak dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia
Perkawinan Anak dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Komnas Perempuan Respon negara terhadap tuntutan masyarakat anti kekerasan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciHari/Tanggal : Rabu, 17 Desember 2014, : Pkl wib Tempat : Kantor Komnas Perempuan, Jl. Latuharhary 4 B, Jakarta Pusat
Jakarta, 12 Desember 2014 No. : 106/KNAKTP/GK Papua/XII/2014 Lamp. : - Perihal : Undangan Media Briefing dan Siaran Pers dalam rangka Seminar Nasional Anyam Noken Kehidupan: Keadilan, Perdamaian dan Keadilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kaum perempuan yang dipelopori oleh RA Kartini. Dengan penekanan pada faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kaum perempuan Indonesia dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia diawali dan pergerakan kaum perempuan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK
PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki permasalahan dalam hidupnya, dan mereka memiliki caranya masing-masing untuk menangani masalah tersebut. Ada orang yang bisa menangani masalahnya,
Lebih terperinciLEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA
Nomor Lampiran Perihal LEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA : 052/SK-LOPI/V/2018 : 1 (satu) set Brosur : Penawaran Program LOPI Kepada Yth., Bapak/Ibu Dinas / Yayasan / Kepala Sekolah/Koord OSN / Guru
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PELATIHAN KONVENSI HAK ANAK (KHA) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015
KERANGKA ACUAN PELATIHAN KONVENSI HAK ANAK (KHA) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 A. Pendahuluan Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) sejak 25 Agustus 1990 melalui Keputusan Presiden Nomor
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN,
PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PERMOHONAN PERLINDUNGAN PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLLIK INDONESIA,
PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PERMOHONAN PERLINDUNGAN PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciSEMILOKA NASIONAL. Paradigma Baru Perpustakaan Umum di Era Otonomi Daerah. Jakarta, 27 s.d. 29 April 2011
SEMILOKA NASIONAL Paradigma Baru Perpustakaan Umum di Era Otonomi Daerah Jakarta, 27 s.d. 29 April 2011 LATAR BELAKANG Undang-undang No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan telah menetapkan bahwa penyelenggaraan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN CAPACITY BUILDING IBU RUMAH TANGGA DENGAN ODHA DAN PEDILA
KERANGKA ACUAN KEGIATAN CAPACITY BUILDING IBU RUMAH TANGGA DENGAN ODHA DAN PEDILA A. PENDAHULUAN Berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS Jawa Tengah, kondisi di Jawa Tengah sampai dengan September
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering menjadi bahan perbincangan setiap orang. Perempuan sering kali menjadi korban diskriminasi, pelecehan,
Lebih terperinciKEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban. Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012
KEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012 KOMNAS PEREMPUAN Mei 1998 : kerusuhan dibeberapa kota besar, dengan berbagai bentuk kekerasan Kekerasan seksual menjadi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB III TINDAK PIDANA JUAL BELI ORGAN TUBUH ANAK DAN BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI PELAKU, SERTA UPAYA PENANGGULANGANNYA
BAB III TINDAK PIDANA JUAL BELI ORGAN TUBUH ANAK DAN BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI PELAKU, SERTA UPAYA PENANGGULANGANNYA 1) Kasus Jual Beli Organ Tubuh Anak Semakin tingginya angka keberhasilan
Lebih terperinciIKATAN PEREMPUAN POSITIF INDONESIA - IPPI Jaringan Nasional Perempuan yang hidup dengan HIV dan AIDS
LAPORAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MENGENAI KERENTANAN PEREMPUAN TERHADAP KEKERASAN DAN PENULARAN HIV BAGI KONSELOR I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program pencegahan dan penanggulangan
Lebih terperinci"Perlindungan Saksi Dalam Perspektif Perempuan: Beberapa Catatan Kritis Terhadap RUU Perlindungan Saksi usul inistiatif DPR"
"Perlindungan Saksi Dalam Perspektif Perempuan: Beberapa Catatan Kritis Terhadap RUU Perlindungan Saksi usul inistiatif DPR" oleh: Asnifriyanti Damanik, SH. Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskrintinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hal penting yang telah menjadi perhatian serius oleh pemerintah pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),
Lebih terperinciPerbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
3 Perbedaan dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia Bagaimana Ketentuan Mengenai dalam tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia? Menurut hukum internasional, kejahatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam dirinya untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang mulai menginjak usia dewasa, pasti memiliki keinginan dalam dirinya untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangannya. Keinginan
Lebih terperinciJAKARTA 14 FEBRUARI 2018
KAJIAN KRITIS DAN REKOMENDASI KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RANCANGAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (R-KUHP) YANG MASIH DISKRIMINATIF TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK SERTA MENGABAIKAN KERENTANAN
Lebih terperinciKekerasan Seksual: Bukan Kejahatan Kesusilaan melainkan Kriminal*
Kekerasan Seksual: Bukan Kejahatan Kesusilaan melainkan Kriminal* Mariana Amiruddin Komisioner Komnas Perempuan Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan berdasarkan pembedaan berbasis gender
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPTEN LUMAJANG NOMOR 48 TAHUN 2007 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DI KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciIKATAN PEREMPUAN POSITIF INDONESIA - IPPI. Jaringan Nasional Perempuan yang hidup dengan HIV dan AIDS
LAPORAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN BAGI PETUGAS LAYANAN MENGENAI KERENTANAN PEREMPUAN TERHADAP KEKERASAN DAN PENULARAN HIV A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Data kasus tahun 2010 dari
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN KABUPATEN JEMBER
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,
Lebih terperinciKerangka Acuan Pelatihan HAM bagi Hakim PN : Toleransi dalam Kebhinekaan sebagai Paradigma Peradilan
Kerangka Acuan Pelatihan HAM bagi Hakim PN : Toleransi dalam Kebhinekaan sebagai Paradigma Peradilan A. LATAR BELAKANG Toleransi sebagai suatu sikap atau pendirian individu akan selalu didasarkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. diakses pada tanggal 20 Februari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kekerasan seksual merupakan masalah tentang perilaku manusia, yang penting nan rumit di antara sejumlah tindakan kekerasan yang terjadi di kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG
BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Penanganan anak Korban kekerasan seksual di PPT SERUNI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status dan kondisi anak Indonesia adalah paradoks. Secara ideal, anak adalah pewaris dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENCEGAHAN DAN PERLINDUNGAN KORBAN TINDAK KEKERASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia, namun selama ini selalu dirahasiakan atau ditutup-tutupi oleh keluarga maupun
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG
LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,
SALINAN BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI UMUM RIFKA ANNISA WOMEN CRISIS CENTER YOGYAKARTA. Rifka Annisa Women Crisis Center yang berarti Teman Perempuan
BAB II DESKRIPSI UMUM RIFKA ANNISA WOMEN CRISIS CENTER YOGYAKARTA A. Sejarah Pendirian Rifka Annisa Women Crisis Center yang berarti Teman Perempuan adalah Organisasi non pemerintah yang berkomitmen pada
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 7 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB III ABORSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
52 BAB III ABORSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN A. Penjelasan Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Dalam pembukaan Undang-undang Dasar
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kasus-kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini menunjukkan adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan kasus-kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini menunjukkan adanya kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat kita simak dari liputan
Lebih terperinciNO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU
NANGGROE ACEH SUMATERA SUMATERA KEPULAUAN SUMATERA BANGKA NO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU DARUSSALAM UTARA BARAT RIAU SELATAN BELITUNG 1 Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat 380 110 70
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tindakan kekerasan merupakan tindakan yang. melanggar hak asasi manusia dan di Indonesia kejadian
1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan kekerasan merupakan tindakan yang melanggar hak asasi manusia dan di Indonesia kejadian ini sangat memprihatinkan. Hal tersebut dapat dilihat
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Kekerasan dalam rumah tangga telah menjadi wacana tersendiri dalam keseharian. Perempuan dan juga anak sebagai korban utama dalam kekerasan dalam rumah tangga, mutlak memerlukan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciJAWA TIMUR MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciWALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN
WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KOTA PARIAMAN, Menimbang :
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN Rangkaian Kegiatan Perayaan Hari Internasional Penyandang Disabilitas
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Australia Organisasi Penyandang Disabilitas Australia Konsorsium Nasional (Konas) Difabel KERANGKA ACUAN
Lebih terperinciBUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN
SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA,
Lebih terperinciKekerasan Terhadap Perempuan di Indonesia: Peta Persoalan dan refleksi peran CSO di Indonesia Yuniyanti Chuzaifah Ketua Komnas Perempuan ( )
Kekerasan Terhadap Perempuan di Indonesia: Peta Persoalan dan refleksi peran CSO di Indonesia Yuniyanti Chuzaifah Ketua Komnas Perempuan (2010-2014) TENTANG KOMNAS PEREMPUAN Komnas Anti Kekerasan Terhadap
Lebih terperinciLatar Belakang kasus kasus. per KELAHIRAN HIDUP
Kampanye Men Care+ bertujuan untuk mendorong laki-laki mengambil peran aktif dalam menghentikan kekerasan terhadap perempuan dengan cara mendefinisikan ulang konsep maskulinitas dan peran keayahan (fatherhood).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua kalangan. Problematika anak dapat disebut juga sebagai unfinished agenda,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika berbicara mengenai masalah sosial di Indonesia, anak merupakan kajian permasalahan yang sensitif dibahas dan selalu mendapat perhatian khusus oleh semua
Lebih terperinciKEBIJAKAN PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI ANAK DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN ANAK, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI ANAK DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN ANAK, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Disampaikan pada acara Pembahasan Indikator KLA, 18 April 2015 INDIKATOR
Lebih terperinciPENDIDIKAN BERSERTIFIKAT PENDAMPING BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
PENDIDIKAN BERSERTIFIKAT PENDAMPING BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS LATAR BELAKANG Orang berkebutuhan khusus seringkali dipandang sebelah mata. Namun bukan berarti orang berkebutuhan khusus tidak mampu
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik,
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik, dilakukan secara aktif maupun dengan cara pasif (tidak berbuat), dikehendaki oleh pelaku, dan ada akibat yang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MADIUN
PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinci1 LATAR 3 TEMUAN 7 KETIDAKMAMPUAN
Daftar isi TERLANGGARNYA HAK PEREMPUAN ATAS RASA AMAN Hasil Pemantauan Hak Perempuan atas Rasa Aman di Transportasi Publik hal : 1 LATAR BELAKANG 3 TEMUAN PEMANTAUAN PEREMPUAN 7 KETIDAKMAMPUAN NEGARA MENJAMIN
Lebih terperinciDicky Pelupessy Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI. Sesi Pembelajaran Konsorsium Pendidikan Bencana (KPB) 29 November 2011
Dicky Pelupessy Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI Sesi Pembelajaran Konsorsium Pendidikan Bencana (KPB) 29 November 2011 Intervensi Psikososial Intervensi yang menekankan hubungan yang dinamis antara
Lebih terperinciNo : 195/UN /PG/2015 Pekanbaru, 6 Agustus 2015 Hal : Undangan Peserta Workshop Lamp : Jadwal kegiatan
No : 195/UN19.5.1.4/PG/2015 Pekanbaru, 6 Agustus 2015 Hal : Undangan Peserta Workshop Lamp : Jadwal kegiatan Yth. Bapak/ Ibu Dosen MPK Pusat MKU Universitas Riau Dengan hormat, Pusat Mata Kuliah Umum (MKU)
Lebih terperinci: 146/PAMSI-BTN/2013 : 1 (satu) berkas : Undangan Seminar Implementasi Teknologi Informasi bagi Perusahaan Air Minum. Nomor Lampiran Perihal
Nomor Lampiran Perihal : 146/PAMSI-BTN/2013 : 1 (satu) berkas : Undangan Seminar Implementasi Teknologi Informasi bagi Perusahaan Air Minum Tangerang, 10 September 2013 Kepada Yth. Direktur Utama PDAM
Lebih terperinciPenerapan Empat Pilar Standar Akuntansi dan Dampaknya Pada Pengajaran
Jakarta, 30 31 Maret 2010 Penerapan Empat Pilar Standar Akuntansi dan Dampaknya Pada Pengajaran Program Studi Akuntansi Di Indonesia Kerjasama : Pusat Pemberdayaan Ilmu Akuntansi FE Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN TINDAK KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diciptakan terbagi menjadi laki-laki dan perempuan. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan hanyalah fisiknya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT menciptakan semua yang ada di dunia ini dengan maksud tertentu pada setiap penciptaannya, termasuk manusia yang diciptakan untuk menjadi khalifah di
Lebih terperinciSEMINAR INTERNASIONAL, SEMINAR NASIONAL, DAN SIMPOSIUM DIES NATALIS UB KE-53 (11-12 Februari 2016)
Export date : 2017-02-14 23:23:10 SEMINAR INTERNASIONAL, SEMINAR NASIONAL, DAN SIMPOSIUM DIES NATALIS UB KE-53 (11-12 Februari 2016) Dies Natalis ke-53 Universitas Brawijaya mengangkat tema Peningkatan
Lebih terperinciKEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN: PERSPEKTIF ISLAM* Oleh: Husein Muhammad
1 KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN: PERSPEKTIF ISLAM* Oleh: Husein Muhammad Catatan Tahunan Komnas Perempuan memperlihatkan kekerasan terhadap perempuan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun
Lebih terperinci