BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tindakan kekerasan merupakan tindakan yang. melanggar hak asasi manusia dan di Indonesia kejadian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tindakan kekerasan merupakan tindakan yang. melanggar hak asasi manusia dan di Indonesia kejadian"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan kekerasan merupakan tindakan yang melanggar hak asasi manusia dan di Indonesia kejadian ini sangat memprihatinkan. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya angka kekerasan yang terjadi terutama pada perempuan. Perempuan sering menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh suami, orang tua, maupun saudaranya(hakimi et al. 2001). Menurut Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan Tahun 2013 jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan sebesar kasus. Jenis kekerasan yang terjadi antara lain kekerasan psikis (50%) mencakup poligami yang tidak sehat, krisis akhlak, cemburu, kawin paksa, kawin dibawah umur, kekejaman mental, gangguan pihak ketiga, kekerasan ekonomi (40%), kekerasan fisik (2%), dan lain-lain (8%)(Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan 2015).

2 2 Tabel 1. Jenis Kekerasan yang ditangani oleh Forum Penanganan Korban Kekerasan bagi Perempuan dan Anak (PK2PA) *Keterangan tidak terdata karena dalam anggota forum, kolom untuk data ini belum terisi Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa kasus kekerasan yang banyak dilaporkan dan ditangani oleh FPK2PA (Forum Penanganan Korban Kekerasan bagi Perempuan dan Anak) adalah kekerasan fisik (26,1%). Selain itu jumlah kekerasan psikis tidak kalah tinggi yaitu sebesar 17,8% dari total kasus dan disusul oleh gabungan dari pemerkosaan fisik dan psikis (17,3%), dan pemerkosaan (13,8%)(Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Provinsi DIY 2010). Kekerasan tidak hanya terjadi pada tingkat individu. Namun juga pada tingkat kelompok. Kekerasan yang terjadi pada tingkat personal sejumlah (71%) dan kekerasan yang terjadi pada tingkat komunitas

3 3 sejumlah (29%) (Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan 2015). Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan tiap tahunnya selalu meningkat. Grafik 1 menunjukkan kejadian kekerasan terhadap perempuan dari tahun 2001 hingga tahun Dari grafik dapat dilihat ada kasus di tahun 2001, kasus pada tahun 2002, kasus pada tahun 2004, pada tahun 2005, pada tahun 2006, pada tahun 2007, pada tahun 2008, pada tahun 2009, pada tahun 2010, pada tahun 2011, pada tahun 2012, dan pada tahun Kenaikan kembali terjadi ditahun 2014 yaitu menjadi kasus kekerasan yang tercatat (Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan 2015). Gambar 1. Gambaran jumlah kekerasan terhadap perempuan dari tahun Keterangan : KTP : Kekerasan terhadap Perempuan; CATAHU : Catatan Akhir Tahun

4 4 Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir di setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah penyintas kekerasan terhadap perempuan. Penurunan angka kasus kekerasan terhadap perempuan hanya terjadi pada tahun 2010 namun setelah itu kembali mengalami kenaikan. Angka tersebut seperti fenomena gunung es atau sering disebut sebagai hidden stigma. Pada realitanya banyak penyintas kekerasan yang tidak berani menceritakan kepada teman, sahabat, keluarga apalagi melaporkan kepada lembaga perlindungan bahwa dirinya telah menjadi penyintas kekerasan baik kekerasan secara fisik, seksual, maupun mental. Terjadinya underreporting tersebut disebabkan oleh berbagai faktor antara lain faktor sosial budaya. Masyarakat masih menganggap bahwa membicarakan masalah kekerasan dalam rumah tangga merupakan hal yang tabu sehingga tidak patut untuk diungkapkan baik ke keluarga terdekat, teman, maupun lembaga hukum. Selain itu juga terdapat rasa malu untuk mengungkapkan masalahnya atau bisa jadi penyintas tidak sadar akan masalah yang sedang menimpa dirinya sehingga tidak ada pelaporan(hakimi et al. 2001; Heise et al. 1999). Pada tahun 2006, menurut catatan Komnas Perempuan, Yogyakarta memang bukan provinsi dengan

5 5 angka kasus kekerasan terhadap wanita tertinggi namun termasuk daerah dengan kasus KDRT yang tinggi yaitu sebesar 1588 kasus dibandingkan dengan Jawa Barat yang daerahnya jauh lebih luas dengan jumlah kasus sebesar 1142 kasus. Pada tahun 2007, jumlah kasus yang ditangani oleh Forum PK2PA DIY sebesar 1287 kasus sedangkan pada tahun 2009 jumlah kasus yang ditangani forum ini meningkat menjadi 1345 kasus. Dari semua kasus kekerasan yang ditangani oleh Forum PK2PA DIY, jumlah kasus paling besar merupakan kasus kekerasan terhadap perempuan (93,1%) (Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Provinsi DIY 2010). Dari data yang dikumpulkan oleh Forum Penanganan Korban Kekerasan bagi Perempuan dan Anak didapatkan bahwa hampir setiap tahun angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak selalu meningkat. Pada tahun 2004, jumlah kasus yang ditangani oleh Forum Penanganan Korban Kekerasan bagi Perempuan dan Anak sebanyak 332 kasus, naik menjadi 572 kasus di tahun 2005 dan terus meningkat setiap tahunnya hingga data terakhir memperlihatkan ada 1345 kasus yang ditangani di tahun Namun, hal itu tidak berbeda dari kasus kekerasan perempuan pada tingkat nasional yaitu terjadi underreporting. Masih banyak korban kekerasan yang

6 6 tidak mau melaporkan baik itu ke kepolisian maupun ke lembaga terkait apabila dirinya telah menerima tindak kekerasan(badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Provinsi DIY 2010). Beberapa penelitian tentang sikap dan pengetahuan mahasiswa tentang kekerasan telah diadakan di luar negeri. Hasil dari penelitian tersebut hampir semua menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap kekerasan masih rendah. Sebagai contoh penelitian yang diadakan di Delta State University, Abraka. Subyek dari penelitian tersebut adalah 400 mahasiswa dari 6 fakultas yang berbeda dengan usia diatas 18 tahun menunjukan hasil rendahnya pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang kekerasan pada perempuan(odokuma et al. 2015). Kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah yang dapat dicegah agar tidak terjadi ataupun kalau sudah terjadi dapat dicegah agar tidak berlanjut. Pemerintah telah mengupayakan untuk menurunkan tindakan kekerasan antara lain dengan mengeluarkan Undang Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Undangundang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

7 7 Perdagangan Orang yang dapat digunakan sebagai payung hukum untuk melindungi korban, menindak pelaku, dan pada nantinya akan menurunkan angka kejadian tindakan kekerasan terhadap wanita dan anak. Menindaklanjuti Undang-Undang yang telah dibentuk oleh pemerintah, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan Keputusan Gubernur DIY Nomor 1999 Tahun 2004 tentag Pembentukan Forum Penanganan Korban Kekerasan bagi Perempuan dan Anak (FPK2PA) di Provinsi DIY dan Keputusan Gubernur DIY Nomor 132/Kep/2005 tentang Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TPA) Rekso Dyah Utami. Lembaga tersebut berfungsi sebagai tempat konsultasi, tempat pengaduan, advokasi, pos pendampingan, shelter, dan pasca shelter(badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Provinsi DIY 2010). Dokter umum atau dokter layanan primer merupakan akses pertama tempat pasien mencari pertolongan. Dokter keluarga memiliki peran dari mulai prevensi, promosi, kutasi, hingga rehabilisasi. Sebagai seorang dokter harus bisa menangani penyintas kekerasan dan membuatkan bukti untuk diberikan kepada pihak berwajib agar pelaku mendapatkan hukuman. Selain itu seorang dokter juga harus mampu melakukan deteksi dini agar semakin banyak

8 8 tindak kekerasan yang terungkap dan dapat segera ditindak untuk memberi efek jera pada pelaku sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kekerasan terhadap wanita dan anak. Oleh karena itu pengetahuan mengenai kekerasan terhadap perempuan sangat penting sebagai seorang dokter. Adanya pelatihan berdasarkan modul baru yang akan diterbitkan oleh bagian obstetri dan ginekologi RSUP Dr Sardjito diharapkan dapat digunakan oleh tenaga medis sebagai dasar untuk menangani, deteksi dini, dan mencegah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta bisa merespon kebutuhan fisik dan psikologis penyintas. B. Rumusan Masalah Apakah ada peningkatan pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah diberikan pelatihan modul Modul Penanganan Medis Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak pada mahasiswa rotasi klinis RSUP dr Sardjito Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan terhadap petugas kesehatan dalam masalah kekerasan seksual pada wanita.

9 9 Tujuan khusus 1. Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa rotasi klinis RSUP dr Sardjito tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak sebelum diadakan pelatihan. 2. Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa rotasi klinis RSUP dr Sardjito tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak setelah diadakan pelatihan. 3. Mengetahui berbedaan tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa rotasi klinik tentang kekerasan pada wanita dan anak sebelum dan sesudah pemberian pelatihan Modul Penanganan Medis Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak. D. Keaslian Penelitian Terdapat beberapa penelitian yang telah meneliti tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak, antara lain : NO Judul Penelitian Peneliti, Tahun Hasil Penelitian Perbedaan 1 Gambaran Yuanita 64,5% Subyek Pengetahuan dan Fransiska, responden penelitian, Sikap Perempuan 2012 memiliki Tahun,

10 10 Dewasa tentang pengetahuan Lokasi, Kekerasan dalam kurang dan Variabel Rumah Tangga (KDRT) di RW 10 Kelurahan 54,8% responden Sukamaju Baru, memiliki Kecamatan Tapos, sikap buruk Kota Depok terhadap KDRT. 2 Efektivitas Rahyani, pelatihan Varibel, Pelatihan terhadap 2004 memiliki efek Lokasi, Peningkatan yang tahun, Pengetahuan, Sikap signifikan subyek dan Perilaku Bidan terhadap penelitian Mengkaji Kekerasan pengetahuan pada Ibu Hamil yang Antenatal Care di dan Bidan. sikap Puskesmas Kabupaten se- Badung dan Kota Denpasar 3 Knowledge and Emmanuel Tingkat Subjek, Attitude of Igho pengetahuan lokasi, Undergraduates to Odokuma, dan sikap Rape Onoriode Andrew Udi, Esagbodje Ovoke Regina, mahasiswa tentang kekerasan rendah

11 Knowledge of sexual R Mahasiswa Subjek, abuse amongst Dzimadzi, perempuan lokasi, female students in MSc memiliki variabel Malawi Nursing; pengetahuan H Klopper, terbatas PhD.MBA, mengenai 2007 kekerasan seksual Dari keempat penelitian di atas, tidak ada satupun penelitian yang sama dengan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan untuk menguji efektivitas Modul Penanganan Medis Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak ini baru pertama dilaksanakan di RSUP dr. Sardjito dan di lingkungan Fakultas Kedokteran UGM. E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menggambarkan efektivitas pelatihan mengenai kekerasan terhadap perempuan terhadap peningkatan pengetahuan mahasiswa rotasi klinis.

12 12 2. Bagi institusi Penelitian ini dapat memberikan masukkan data tentang pengaruh pelatihan kekerasan pada perempuan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap mahasiswa rotasi klinis RSUP Dr Sardjito. 3. Bagi masyarakat Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang tindak kekerasan terhadp perempuan, cara pencegahan, dan hal-hal yang dapt dilakukan jika terjadi tindak kekerasan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kasus kekerasan seksual terhadap wanita merupakan. salah satu bentuk kekerasan yang sebenarnya berat dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kasus kekerasan seksual terhadap wanita merupakan. salah satu bentuk kekerasan yang sebenarnya berat dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kasus kekerasan seksual terhadap wanita merupakan salah satu bentuk kekerasan yang sebenarnya berat dan mendasar namun jarang dikenal masyarakat. Kekerasan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia mengalami situasi darurat kekerasan. terhadap perempuan. Berdasarkan catatan tahunan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia mengalami situasi darurat kekerasan. terhadap perempuan. Berdasarkan catatan tahunan dari BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami situasi darurat kekerasan terhadap perempuan. Berdasarkan catatan tahunan dari komnas perempuan, terjadi peningkatan kekerasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dialami seseorang dari orang-orang terdekat dalam. hubungan interpersonalnya, yaitu teman dekat seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dialami seseorang dari orang-orang terdekat dalam. hubungan interpersonalnya, yaitu teman dekat seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan kekerasan adalah tindakan kekerasan yang dialami seseorang dari orang-orang terdekat dalam hubungan interpersonalnya, yaitu teman dekat seperti pacar, atasan

Lebih terperinci

INTISARI. Kata kunci : Organisasi, Kelembagaan, Kapasitas Kelembagaan, Perlindungan Perempuan dan Anak.

INTISARI. Kata kunci : Organisasi, Kelembagaan, Kapasitas Kelembagaan, Perlindungan Perempuan dan Anak. INTISARI Sebagai respon terhadap tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mendirikan Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TPA) Rekso

Lebih terperinci

PENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL: UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN

PENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL: UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK PENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL: UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN Disusun: Sali Susiana Dina Martiany Romas Mohammad Teja Mohammad Mulyadi PUSAT PENELITIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak kekerasan merupakan permasalahan yang telah mengakar sangat dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan dapat menimpa siapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki permasalahan dalam hidupnya, dan mereka memiliki caranya masing-masing untuk menangani masalah tersebut. Ada orang yang bisa menangani masalahnya,

Lebih terperinci

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan Pendahuluan Kekerasan apapun bentuknya dan dimanapun dilakukan sangatlah ditentang oleh setiap orang, tidak dibenarkan oleh agama apapun dan dilarang oleh hukum Negara. Khusus kekerasan yang terjadi dalam

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMAKASIH...

UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... B. Identifikasi

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SIDOARJO PASCA BERLAKUNYA UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004

PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SIDOARJO PASCA BERLAKUNYA UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SIDOARJO PASCA BERLAKUNYA UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 Emy Rosna Wati Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jl. Raya Gelam nomor 250 Candi

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017

Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017 Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid 14-15 November 2017 Kondisi kekerasan seksual di Indonesia Kasus kekerasan terhadap perempuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. merumuskan kesimpulan yang bersifat umum yaitu UPT P2TP2A berperan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. merumuskan kesimpulan yang bersifat umum yaitu UPT P2TP2A berperan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis, maka peneliti merumuskan kesimpulan yang bersifat umum yaitu UPT P2TP2A berperan aktif dalam upaya penanggulangan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG

BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Berita mengenai kekerasan, terutama kekerasan terhadap perempuan (KtP) seakan sudah menjadi bagian sehari-hari yang dapat diketahui melalui media massa. Laporan penelitian

Lebih terperinci

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Kekerasan dalam rumah tangga telah menjadi wacana tersendiri dalam keseharian. Perempuan dan juga anak sebagai korban utama dalam kekerasan dalam rumah tangga, mutlak memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 4 tentang Perlindungan Anak menyebutkan bahwa setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN INDIVIDUA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA

2015 PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN INDIVIDUA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus kekerasan di dalam rumah tangga merupakan hal yang bersifat pribadi dan cenderung dirahasiakan dari dunia luar. Kasus ini dapat merugikan sebagian orang dan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami. 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami?

PEDOMAN WAWANCARA. A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami. 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami? LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami? 2. Apa tujuan didirikannya P2TPA Rekso Dyah Utami? 3. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung es yang hanya nampak puncaknya saja di permukaan, namun sebagian besar badan

Lebih terperinci

Wajib Lapor Tindak KDRT 1

Wajib Lapor Tindak KDRT 1 Wajib Lapor Tindak KDRT 1 Rita Serena Kolibonso. S.H., LL.M. Pengantar Dalam beberapa periode, pertanyaan tentang kewajiban lapor dugaan tindak pidana memang sering diangkat oleh kalangan profesi khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia, namun selama ini selalu dirahasiakan atau ditutup-tutupi oleh keluarga maupun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR, Menimbang : a. bahwa Kota

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK Menimbang Mengingat : : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, a. bahwa anak harus mendapatkan

Lebih terperinci

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita + Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita Disampaikan dalam Seminar Nasional "Jaringan dan Kolaborasi untuk Mewujudkan Keadilan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, melakukan Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. P2TPA Rekso Dyah Utami memberikan pelayanan terhadap kelompok

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. P2TPA Rekso Dyah Utami memberikan pelayanan terhadap kelompok BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. P2TPA Rekso Dyah Utami memberikan pelayanan terhadap kelompok

Lebih terperinci

Perkawinan Anak dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia

Perkawinan Anak dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia Perkawinan Anak dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Komnas Perempuan Respon negara terhadap tuntutan masyarakat anti kekerasan

Lebih terperinci

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Oleh: Chandra Dewi Puspitasari Pendahuluan Kekerasan terutama kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI. Oleh: Arum Yuana NIM

RINGKASAN SKRIPSI. Oleh: Arum Yuana NIM PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK KEPOLISIAN RESORT KOTA YOGYAKARTA (UNIT PPA POLRESTA YOGYAKARTA) DALAM PERLINDUNGAN PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA RINGKASAN SKRIPSI Oleh: Arum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Di rumah sakit Dr. Sardjito, angka kejadian kasus forensik klinik (hidup) yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Di rumah sakit Dr. Sardjito, angka kejadian kasus forensik klinik (hidup) yang dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Di rumah sakit Dr. Sardjito, angka kejadian kasus forensik klinik (hidup) yang dilakukan dengan kekerasan tajam maupun tumpul atau keduanya, seksual, kecelakaan lalu

Lebih terperinci

PELAYANAN KELOMPOK RENTAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI PUSAT PELAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN REKSO DYAH UTAMI

PELAYANAN KELOMPOK RENTAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI PUSAT PELAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN REKSO DYAH UTAMI PELAYANAN KELOMPOK RENTAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI PUSAT PELAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN REKSO DYAH UTAMI RINGKASAN SKRIPSI Oleh: Aida Septiana NIM. 09417141034 JURUSAN ILMU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komnas perempuan tahun 2014 yang dirilis pada 6 Maret Jumlah kasus

BAB I PENDAHULUAN. Komnas perempuan tahun 2014 yang dirilis pada 6 Maret Jumlah kasus BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Meskipun telah ditetapkannya UU Republik Indonesia No.23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Namun kasus KDRT masih saja meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hal penting yang telah menjadi perhatian serius oleh pemerintah pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),

Lebih terperinci

j K ika amu korban Perkosaan

j K ika amu korban Perkosaan j K ika amu korban Perkosaan 1 Desain oleh : Thoeng Sabrina Universitas Bina Nusantara untuk Komnas Perempuan 2 Perkosaan Serangan dalam bentuk pemaksaan hubungan seksual dengan memakai peniske arah vagina,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN PERKAWINAN PADA USIA ANAK

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. kesimpulan sebagai jawaban permasalahan sebagai berikut : a. Aspek Yuridis, dengan memberikan fasilitas dengan lawyer baik dalam

BAB III PENUTUP. kesimpulan sebagai jawaban permasalahan sebagai berikut : a. Aspek Yuridis, dengan memberikan fasilitas dengan lawyer baik dalam BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban permasalahan sebagai berikut : 1. Banyaknya persoalan-persoalan ataupun permasalahan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJASAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJASAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJASAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN BERGERAK PEMERIKSAAN KEHAMILAN (MOBILE ANTENATAL CARE) PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka melakukan Gerakan Nasional Anti Kejahatan

Lebih terperinci

Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum

Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum No. Draft RUU Bantuan Hukum Versi Baleg DPR RI 1. Mengingat Pasal 20, Pasal 21, Pasal 27 ayat (1), Pasal 28D ayat (1), Pasal 28H ayat

Lebih terperinci

BUPATI DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK BUPATI DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Setelah dilakukan analisa terkait penelitian yang telah peneliti kaji dalam penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa kesimpulan dari penjelasan

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2014 No.48,2014 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Badan Kesejahteraan Keluarga, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bantul. Pembentukan, organisasi, tata kerja, pusat pelayanan, terpadu,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 66 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perkawinan yang didirikan berdasarkan azas-azas yang Islami

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perkawinan yang didirikan berdasarkan azas-azas yang Islami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah perkawinan yang didirikan berdasarkan azas-azas yang Islami adalah bertujuan untuk mendapatkan keturunan yang sah dan baik-baik serta mendapatkan ketenangan

Lebih terperinci

Vol 13 No. 2 Oktober 2017 ISSN

Vol 13 No. 2 Oktober 2017 ISSN KAJIAN YURIDIS PP NO 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Heni Hendrawati 1, Agna Susila 2 * 12 Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang *henihendrawati@ummgl.ac.id

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, Menimbang :

Lebih terperinci

KEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban. Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012

KEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban. Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012 KEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012 KOMNAS PEREMPUAN Mei 1998 : kerusuhan dibeberapa kota besar, dengan berbagai bentuk kekerasan Kekerasan seksual menjadi

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa setiap

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN TINDAK KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN KENDAL

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN KENDAL 1 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual, penelantaran, ekploitasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan metode penelitian lapangan. (P2TPA KK) Rekso Dyah Utami dengan kriteria : dalam rumah tangga.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan metode penelitian lapangan. (P2TPA KK) Rekso Dyah Utami dengan kriteria : dalam rumah tangga. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode penelitian lapangan. B. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBAR FAKTA Peluncuran Laman Pengaduan Kekerasan Seksual

LEMBAR FAKTA Peluncuran Laman Pengaduan Kekerasan Seksual LEMBAR FAKTA Peluncuran Laman Pengaduan Kekerasan Seksual Perluas Akses Pelaporan Korban untuk Perkuat Daya Penanganan Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Jakarta, 6 Desember 2013 A. Tentang website atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan seksual merupakan suatu ancaman yang sangat mengerikan saat ini terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar belakang. Negara Indonesia adalah Negara yang menjunjung tinggi penegakan hukum

BAB I PENGANTAR. A. Latar belakang. Negara Indonesia adalah Negara yang menjunjung tinggi penegakan hukum 1 BAB I PENGANTAR A. Latar belakang Negara Indonesia adalah Negara yang menjunjung tinggi penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia. Hukum merupakan wadah yang mengatur segala hal mengenai perlindungan Hak

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 11 TAHUN : 2016 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN PERKAWINAN PADA USIA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai collaborative governance pada penyelenggaraan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai collaborative governance pada penyelenggaraan pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini dikembangkan untuk memahami secara mendalam mengenai collaborative governance pada penyelenggaraan pelayanan terhadap kasus kekerasan perempuan dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 19 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam dirinya untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam dirinya untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang mulai menginjak usia dewasa, pasti memiliki keinginan dalam dirinya untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangannya. Keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering menjadi bahan perbincangan setiap orang. Perempuan sering kali menjadi korban diskriminasi, pelecehan,

Lebih terperinci

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, SALINAN BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. korban diskriminasi, pengniayaan, kekerasan seksual dan lainya. 2 Penanganan. KDRT khususnya terhadap korban KDRT.

BAB I PENDAHULUAN. korban diskriminasi, pengniayaan, kekerasan seksual dan lainya. 2 Penanganan. KDRT khususnya terhadap korban KDRT. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dewasa ini banyak terjadi di Indonesia. Persoalan KDRT ini tidak memandang kedudukan atau status sosial, namun umumnya keluarga

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT JUDUL : Memahami Pengalaman Komunikasi Konselor dan Perempuan Korban KDRT Pada Proses Pendampingan di PPT Seruni Kota Semarang NAMA : Sefti Diona Sari NIM : 14030110151026 Abstraksi Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai pemberitaan publik, baik dalam media cetak, media elektronik dan media online, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga merupakan tindak pidana kekerasan yang akhir-akhir ini marak terjadi namun tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik, dilakukan secara aktif maupun dengan cara pasif (tidak berbuat), dikehendaki oleh pelaku, dan ada

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tindak kejahatan yang menjadi fenomena akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tindak kejahatan yang menjadi fenomena akhir-akhir ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tindak kejahatan yang menjadi fenomena akhir-akhir ini adalah kekerasan seksual terhadap anak. Anak adalah anugerah tidak ternilai yang dikaruniakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh informan penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh informan penelitian, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini ialah menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang teridentifikasi di pelayanan kesehatan dasar dan di pusat-pusat pelayanan. kekerasan yang dialaminya karena berbagai alasan.

BAB I PENDAHULUAN. yang teridentifikasi di pelayanan kesehatan dasar dan di pusat-pusat pelayanan. kekerasan yang dialaminya karena berbagai alasan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kekerasan terhadap anak di sekolah merupakan masalah global terkait hak asasi manusia. Kasus kekerasan terhadap anak di sekolah yang teridentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, baik di lingkup domestik (rumah tangga) maupun publik.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, baik di lingkup domestik (rumah tangga) maupun publik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan berbasis gender merupakan fenomena sosial yang ada sejak jaman dahulu dan semakin marak akhir-akhir ini. Bahkan kekerasan berbasis gender, semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan posisi perempuan sebagai manusia tidak sejajar dengan posisi lakilaki.

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan posisi perempuan sebagai manusia tidak sejajar dengan posisi lakilaki. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena kekerasan terhadap perempuan masih menjadi permasalahan yang dominan dalam masyarakat. Budaya yang masih mengakar di masyarakat menempatkan posisi perempuan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekerasan adalah semua bentuk perilaku verbal maupun non verbal yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga menyebabkan efek negatif secara fisik,

Lebih terperinci

Jambi. DKI Jakarta. 1. Pusat Krisis Terpadu RSCM a. Alamat: IGD RSCM Lt. 2 Jl. Diponegoro No. 71, Jakarta Pusat Telp: 021 316 2261

Jambi. DKI Jakarta. 1. Pusat Krisis Terpadu RSCM a. Alamat: IGD RSCM Lt. 2 Jl. Diponegoro No. 71, Jakarta Pusat Telp: 021 316 2261 Jambi 1. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdaysaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jl. Slamet Riyadi No. 21, Broni Kota Jambi Telp. 0741 62203 / 60400 pelayanan fisik informasi rujukan konsultasi berbagai permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pada uraian yang telah diuraikan pada bab hasil dan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pada uraian yang telah diuraikan pada bab hasil dan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada uraian yang telah diuraikan pada bab hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian dari kemajemukan identitas perempuan adalah identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dian Kurnia Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dian Kurnia Putri, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gencarnya pembangunan yang dilakukan oleh negara pada hakikatnya memberikan dampak buruk kepada perempuan. Maraknya kasus-kasus yang terjadi terhadap perempuan seperti

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. kekerasan di Daerah Istimewa Yogyakarta serta mengidentifikasi faktor-faktor yang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. kekerasan di Daerah Istimewa Yogyakarta serta mengidentifikasi faktor-faktor yang BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai implementasi Perda DIY Nomor 3 Tahun 2012 oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) DIY sebagai

Lebih terperinci

MENDEKATKAN AKSES PEREMPUAN MISKIN KORBAN KEKERASAN TERHADAP LAYANAN. Komnas Perempuan & Forum Pengada Layanan

MENDEKATKAN AKSES PEREMPUAN MISKIN KORBAN KEKERASAN TERHADAP LAYANAN. Komnas Perempuan & Forum Pengada Layanan MENDEKATKAN AKSES PEREMPUAN MISKIN KORBAN KEKERASAN TERHADAP LAYANAN Komnas Perempuan & Forum Pengada Layanan 1 Gambaran Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia Meningkat setiap tahunnya (321.752 kasus

Lebih terperinci

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga 4 Perbedaan dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Bagaimana Ketentuan Mengenai dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga? Undang Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak. Mereka lupa bahwa orangtua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status dan kondisi anak Indonesia adalah paradoks. Secara ideal, anak adalah pewaris dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara

Lebih terperinci