PERSEPSI PETANI DAN PENERAPAN INOVASI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH DI LOKASI PRIMA TANI, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI PETANI DAN PENERAPAN INOVASI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH DI LOKASI PRIMA TANI, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN"

Transkripsi

1 95 Lampiran Kuesioner Penelitian Kode Responden: PERSEPSI PETANI DAN PENERAPAN INOVASI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH DI LOKASI PRIMA TANI, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN KUESIONER Nama : Umur : Alamat : Kelompok Tani : Tanggal wawancara : Numerator : PROGRAM MAYOR ILMU PENYULUHAN PEMBANGUNAN SEKOLAH PASCASARJANA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 96 Kuesioner ini digunakan untuk menggali informasi mengenai persepsi petani tentang pengelolaan usahatani padi secara terpadu (PTT). Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan informasi sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu dan keadaan yang sebenarnya, karena akan sangat bermanfaat untuk pembelajaran kami. Adapun identitas Bapak/ibu kami perlukan untuk menelusurui informasi lebih lanjut, dan akan kami jaga kerahasiaannya. Terima kasih. BAGIAN I KARAKTERISTIK PERSONAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI X1. KARAKTERISTIK PERSONAL PETANI Petunjuk pengisian: Silahkan Bapak/Ibu menanyakan kepada petani responden untuk menanggapi pertanyaan berikut dengan memberikan tanda silang (X) dan mengisinya pada pilihan jawaban yang telah disediakan X1.1 Umur petani 1. Umur petani responden...th X1.2 Tingkat pendidikan formal 2. Tingkat pendidikan yang pernah Bapak/Ibu capai? ( 1 ) tidak sekolah ( 2 ) SD (...th) ( 3 ) SMP (...th) ( 4 ) SMA (...th) ( 5 ) PT (...th) X1.3 Tingkat pendidikan non formal 3. Pernahkah Bapak/Ibu mengikuti pendidikan/pelatihan selain di Sekolah dalam 1 tahun terkahir? ( 1 ) pernah ( 2 ) tidak pernah 4. Kalau pernah (no. 3), sebutkan: ( 1 ) SLPTT ( 2 ) SLPHT ( 3 ) lainnya X1.4 Pengalaman berusahatani 5. Sudah berapa lama Bapak/Ibu bertani padi?...tahun X1.5 Kekosmopolitan 6. Berapa kali Bapak/Ibu berpergian keluar kampung/ desa dalam 3 bulan terakhir? ( 1 ) < 5 kali... ( 2 ) 5 10 kali... ( 3 ) 10 < kali Untuk keperluan apa? ( 1 ) silahturahmi ( 2 ) berdagang ( 3 ) mencari informasi usahatani padi ( 4 ) lainnya 8. Berapa kali Bapak/Ibu mengakses (melihat, mendengarkan, membaca) informasi usahatani tiap bulan? ( 1 ) < 15 kali... ( 2 ) kali... ( 3 ) 30 < kali...

3 97 9. Berapa kali Bapak/Ibu berinteraksi (berhubungan) dengan pihak di luar kampung/desa tiap bulan? ( 1 ) < 15 kali... ( 2 ) kali... ( 3 ) 30 < kali Dengan siapa saja, Bapak/Ibu berinteraksi? ( 1 ) ketua masyarakat...kl ( 2 ) penyuluh... kali ( 3 ) pedagang...kali ( 4 ) ketua kel.tan....kali ( 5 ) lainnya...kali X1.6 Pendapatan usahatani padi petani Berapa pendapatan usahatani Bapak/Ibu dalam satu kali musim terakhir, berdasarkan uraian dibawah: No. Uraian Jmlh (satuan) Harga(Rp) Total (Rp) ( 1 ) Produksi 11. Gabah Biaya 12. Sewa lahan 13. Benih 14. Pupuk 15. Obat-obatan Tenaga kerja: 16. Olah lahan 17. Tanam 18. Pemeliharaan 19. Panen ( 2 ) Penerimaan ( 3 ) Total Biaya ( 4 ) Pendapatan X2. PENGUASAAN LAHAN GARAPAN Petunjuk pengisian: Silahkan Bapak/Ibu menanyakan kepada petani responden untuk menanggapi pertanyaan berikut dengan memberikan tanda silang (X) dan mengisinya pada pilihan jawaban yang telah disediakan X2 Bagaimana penguasaan lahan garapan Bapak/Ibu berdasarkan: luasan, status kepemilikan, dan intensitas pengelolaannya? No. ( 1 ) Luas lahan ( 2 ) Status kepemilikan ( 3 ) Intensitas pengeloaan 1....m2...Ha ( 1 ) milik ( 2 ) gadai ( 3 ) bagi hasil ( 4 ) sewa ( 1 ) 1 kali/tahun ( 2 ) 2 kali/tahun 2....m2...Ha 3....m2...Ha ( 3 ) 3 kali/tahun ( 1 ) milik ( 2 ) gadai ( 3 ) bagi hasil ( 4 ) sewa ( 1 ) 1 kali/tahun ( 2 ) 2 kali/tahun ( 3 ) 3 kali/tahun ( 1 ) milik ( 2 ) gadai ( 3 ) bagi hasil ( 4 ) sewa ( 1 ) 1 kali/tahun ( 2 ) 2 kali/tahun

4 98 X3. IKLIM USAHA Petunjuk pengisian: Silahkan Bapak/Ibu menanyakan kepada petani responden untuk menanggapi pertanyaan berikut dengan memberikan tanda silang (X) dan mengisinya pada pilihan jawaban yang telah disediakan X3.1 Program pemerintah 1. Apakah di desa Bapak/Ibu ada program pemerintah tentang pertanian dalam lima tahun terakhir? ( 1 ) ya ( 2 ) tidak 2. Kalau ada (no. 1) apa namanya? ( 1 ) Prima Tani ( 2 ) PUAP ( 3 ) SL PTT Padi ( 4 ) FEATI ( 5 ) PN2BN 3. Apakah selama ini program pemerintah cukup membantu dalam usahatani padi Bapak/Ibu? 4. Bagaimana saran Bapak/Ibu mengenai program pemerintah di bidang pertanian kedepan? X3.2 Ketersediaan pasar 5. Apakah ada lembaga/perorangan yang membeli hasil produksi padi Bapak/Ibu selama ini? 6. Kalau ada (no. 5), berapa jumlahnya 7. Apakah selama ini Bapak/Ibu pernah mendapatkan permasalahan dalam menjual hasil panen? X3.3 Ketersediaan informasi 8. Apakah ada sumber informasi yang dapat Bapak/Ibu perlukan dalam menunjang usahatani padi? 9. Sumber informasi dari siapa, yang sering Bapak/Ibu dapatkan? 10. Kalau ada (no. 9), dari mana, dan berapa jarak dari rumah Bapak/Ibu? ( 5 ) lainnya ( 1 ) ya ( 3 ) tidak Di lembar yang telah disediakan ( 1 ) ada ( 2 ) tidak ada ( 3 ) dikonsumsi sendiri ( 1 ) pernah ( 3 ) tidak pernah ( 1 ) ada ( 2 ) tidak ada ( 1 ) tetangga/petani berhasil ( 2 ) penyuluh ( 3 ) teknisi perusahaan saprodi ( 4 ) peneliti ( 5 ) tengkulak ( 6 ) kelompok tani ( 7 ) lainnya ( 1 ) kantor desa...km ( 2 ) kantor BIP...km ( 3 ) kantor BPTP...km ( 4 ) lainnya...km 11. Media informasi apa saja yang Bapak/Ibu sukai? ( 1 ) TV ( 2 ) Radio ( 3 ) Surat kabar ( 4 ) yang lainnya Untuk keperluan apa media tersebut? ( 1 ) hiburan

5 99 ( 2 ) tambah wawasan ( 3 ) lainnya 13. Menurut Bapak/Ibu selama ini untuk mendapatkan informasi tentang pertanian, apakah mudah? X3.3 Ketersediaan sarana dan prasarana 14. Apakah saprodi seperti: benih, pupuk, obat, dan peralatan cukup tersedia sesuai dengan kebutuhan Bapak/Ibu? 15. Kalau tersedia (no.14), saprodi tersebut diperoleh dari mana? ( 1 ) ya ( 3 ) tidak ( 1 ) tersedia tersedia ( 3 ) tidak tersedia ( 1 ) bantuan pemerintah ( 2 ) beli dari toko saprodi ( 3 ) pinjaman dari kelompok ( 4 ) lainnya 16. Ada berapa buah penyedia saprodi dilokasi Bapak/Ibu?...buah 17. Berapa jarak antara rumah Bapak/Ibu dengan tempat penyedia saprodi? 18. Apakah di lahan usahatani Bapak/Ibu terjangkau oleh alat transportasi? 19. Alat transportasi apa saja yang Bapak/Ibu gunakan dalam angkutan di usahatani? ( 1 ) < 5 km... ( 2 ) 5 10 km... ( 3 ) 10 < km... ( 1 ) terjangkau ( 2 ) tidak terjangkau ( 1 ) gerobak ( 2 ) sepeda ( 3 ) sepeda motor ( 4 ) mobil ( 5 ) lainnya 20. Ada berapa yang menyediakan peralatan: ( 1 ) mesin traktor...bh ( 2 ) alat siang...bh ( 3 ) alat panen...bh ( 4 ) mesin giling...bh ( 5 )mesin angkutan...bh 21. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana pertanian secara umum menurut Bapak/Ibu? ( 1 ) tersedia tersedia ( 3 ) tidak tersedia X4. KEGIATAN PENYULUHAN Petunjuk pengisian: Silahkan Bapak/Ibu menanyakan kepada petani responden untuk menanggapi pertanyaan berikut dengan memberikan tanda silang (X) dan mengisinya pada pilihan jawaban yang telah disediakan. X4.1 Perencanaan program penyuluhan 1. Apakah ada kegiatan penyuluhan yang pernah diikuti ( 1 ) pernah Bapak/Ibu selama 5 bulan terakhir 2. Kalau pernah apakah setiap ada kegiatan penyuluhan Bapak/Ibu diikutsertakan dalam membuat perencanaan? X4.2 Intensitas kegiatan penyuluhan ( 2 ) tidak pernah ( 1 ) ya ( 3 ) tidak

6 Berapa kali Bapak/Ibu mengikuti kegiatan penyuluhan dalam lima bulan terakhir? ( 1 ) < 5 kali... ( 2 ) 5 10 kali... ( 3 ) 10 < kali... X4.3 Materi penyuluhan 4. Apakah materi penyuluhan yang diberikan penyuluh kepada Bapak/Ibu selama ini sesuai kebutuhan? X4.4 Media penyuluhan 5. Media apa yang sering Bapak/Ibu jumpai dalam kegiatan penyuluhan 6. Media apa yang menurut Bapak/Ibu mudah dipahami dan menarik? X4.5 Metode penyuluhan 7. Metode penyuluhan yang sering digunakan dalam penyuluhan usahatani padi apa saja? 8. Bagaimana menurut Bapak/Ibu selama ini, metode penyuluhan yang digunakann untuk pembelajaran tentang pengelolaan usahatani padi? 9. Menurut Bapak/Ibu metode mana yang paling disukai dan dipahami materi yang disampaikan? ( 1 ) sesuai ( 3 ) tidak sesuai ( 1 ) leaflet/liptan ( 2 ) poster ( 3 ) surat kabar ( 4 ) TV ( 5 ) dan lain-lain ( 1 ) leaflet/liptan ( 2 ) poster ( 3 ) surat kabar ( 4 ) TV ( 5 ) dan lain-lain ( 1 ) pertemuan/diskusi ( 2 ) peragaan ( 3 ) demplot ( 4 ) kunjungan lapang ( 5 ) lainnya ( 1 ) menarik/sesuai ( 2 ) kurang menarik/sesuai ( 3 ) tidak menarik/sesuai ( 1 ) pertemuan/diskusi ( 2 ) peragaan ( 3 ) demplot ( 4 ) kunjungan lapang ( 5 ) lainnya

7 101 BAGIAN II PERSEPSI PETANI TENTANG INOVASI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI YI. PERSEPSI PETANI TENTANG PTT PADI Petunjuk pengisian: Silahkan Bapak/Ibu menanyakan kepada petani responden untuk menanggapi peryataan berikut dengan memberikan tanda silang (X) pada 4 kolom jawaban yang telah disediakan, yaitu kolom: 1) apabila Bapak/Ibu merasa sangat tidak setuju dengan pernyataan, 2) apabila Bapak/Ibu merasa tidak setuju dengan pernyataan, 3) apabila Bapak/Ibu merasa setuju dengan pernyataan, 4) apabila Bapak/Ibu merasa sangat setuju dengan pernyataan, dan memberikan alasan pada lembar jawaban terpisah yang telah disediakan. No. Pernyataan jawaban Y1.1 Persepsi petani tentang penggunaan varietas unggul Varietas unggul meliputi: IR 64, Ciherang, Ciliwung, Cisadane, Cisokan 1. Menggunakan varietas unggul lebih menguntungkan dari pada varietas yang tidak unggul. 2. Varietas unggul sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan petani 3. Varietas unggul mudah diterapkan (diperoleh, ditanam/perawatannya). 4. Varietas unggul dapat dicobakan dalam skala luasan yang lebih kecil untuk percobaan. 5. Hasil penanaman varietas unggul dapat diperlihatkan bedanya dengan menggunakan varietas tidak unggul. Y1.2 Persepsi petani tentang penggunaan benih bermutu Benih bermutu diperoleh dengan cara pelimbangan benih kedalam air dengan memilih benih yang bernas/tenggelam, dengan menggunakan pestisida waktu penyemaian. 6. Penggunaan benih bermutu lebih menguntungkan dari pada menggunakan benih tanpa melalui proses diatas. 7. Penggunaan benih unggul sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan petani. 8. Penggunaan benih unggul mudah dilakukan. 9. Penggunaa benih unggul dapat dicokan pada luasan yang lebih kecil. 10. Hasil dari penggunaan benih unggul dapat diamati bedanya dibanding penggunaan benih tanpa melalui proses diatas. Y1.3 Persepsi petani tentang penggunaan umur dan jumlah bibit Penggunaan bibit yang dianjurkan pada umur hari dengan jumlah 2-3 batang per rumpun. 11. Penggunaan bibit seperti anjuran lebih menguntungkan dari pada penggunaan bibit tanpa/tidak sesuai anjuran. 12. Penggunaan bibit seperti anjuran di atas mudah dilakukan. 13. Penggunaan bibit seperti anjuran di atas sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan petani

8 No. Pernyataan jawaban Penggunaan bibit seperti anjuran di atas dapat dilakukan pada skala luasan yang lebih kecil sebagai percobaan. 15. Hasil penggunaan bibit seperti anjuran di atas dapat diamati/dilihat perbedaannya dengan penggunaan bibit tanpa/tidak sesuai anjuran tersebut. Y1.4 Persepsi petani tentang penerapan sistem tanam Sistem tanam yang dianjurkan adalah: sistem tanam tegel (20x20cm), legowo 2:1 (40x20x10 cm), dan sisten tanam legowo 4:1 (20x10)x40 cm. 16. Penerapan sistem tanam yang dianjurkan lebih menguntungkan dari pada sistem tanam selain yang dianjurkan. 17. Sistem tanam di atas sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan petani. 18. Sistem tanam di atas mudah diterapkan oleh petani. 19. Sistem tanam di atas dapat dicobakan dalam skala lebih kecil. 20. Hasil penerapan sistem di atas dapat diperlihatkan/diamati perbedaannya dari pada penerapan sistem yang lainnya. Y1.5 Persepsi petani tentang pemupukan N berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD) Pemupukan N dianjurkan berdasarkan Bagan Warna Daun untuk mengukur kebutuhan N oleh tanaman dengan melihat warna daun sesuai rekomendasi dari alat BWD. 21. Pemupukan N sesuai rekomendasi BWD menguntungkan dibanding pemberian N tanpa menggunakan acuan BWD. 22. Penggunaan rekomendasi BWD dalam pemupukan N sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan petani. 23. Pemupukan N sesuai anjuran mudah dilakukan oleh petani. 24. Pemupukan N berdasarkan BWD dapat dicobakan pada skala luasan garapan lebih kecil. 25. Hasil pemupukan N berdasarkan BWD dapat diamati bedanya dengan tanaman yang dipupuk tanpa menggunakan acuan BWD. Y1.6 Persepsi petani tentang penggunaan bahan organik Penggunaan bahan organik, yaitu menggunakan: pupuk kandang, kompos dari sisa tanaman (jerami) dalam pemberian pupuk dasar. 26. Penggunaan bahan organik lebih menguntungkan petani dari pada tidak menggunakannya. 27. Penggunaan bahan organik sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan petani. 28. Penggunaan bahan organik mudah dilakukan oleh petani. 29. Penggunaan bahan organik dapat dicobakan dalam luasan lahan yang lebih sempit atau sebagian. 30. Hasil dari penggunaan pupuk organik dapat diamati perbedaannya dibanding dengan tanpa menggunakan bahan organik. Y1.7 Persepsi petani tentang sistem pengairan berselang Pengaturan air dilakukan dengan menambah atau mengurangi genangan air di dalam sawah sesuai dengan kebutuhan tanaman, 102

9 No. Pernyataan jawaban kondisi lingkungan, dan ketersediaan air. 31. Sistem pengaturan air lebih menguntungkan petani dari pada tanpa melakukan pengaturan penggunaan air. 32. Sistem pengaturan air sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan petani. 33. Pengaturan air mudah dilakukan oleh petani. 34. Pengaturan air dapat dilakukan pada lahan yang lebih sempit sebagai percobaan. 35. Hasil dampak dari pengaturan air dapat dilihat/diamati perbedaannya dibanding tanpa melakukan pengaturan penggunaan air. Y1.8 Persepsi petani tentang sistem pengendalian gulma secara terpadu Pengendalian gulma secara terpadu dilakukan melalui: pengolahan lahan yang sempurna, pengaturan air, menggunakan alat mekanis, pelaksanaannya bersamaan atau segera setelah pemupukan. 36. Sistem pengendalian gulma terpadu lebih menguntungkan petani bila dilakukan secara benar. 37. Sistem pengendalian gulma terpadu sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan petani. 38. Sistem pengendalian gulma terpadu lebih mudah dilakukan oleh petani. 39. Sistem pengendalian gulma terpadu dapat dicobakan pada petakan yang lebih kecil. 40. Hasil dari sistem pengendalian gulma terpadu dapat diamati bedanya dari hasil sistem pengendalian gulma cara lain. Y1.9 Persepsi petani tentang pengendalian hama dan penyakit secara terpadu Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu dilakukan melalui: identifikasi penyakit dan langkah penanganannya, melakukan sistem bera, melakukan pemasangan perangkap, dan menjaga sanitasi, serta melakukan tanam serentak. 41. Sistem pengendalian hama dan penyakit secara terpadu lebih menguntungkan petani, dari pada menggunakan sistem lain. 42. Sistem pengendalian hama dan penyakit secara terpadu sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan petani. 43. Sistem pengendalian hama dan penyakit secara terpadu mudah dilakukan oleh petani. 44. Sistem pengendalian hama dan penyakit secara terpadu dapat dicobakan pada hamparan yang lebih kecil. 45. Hasil dari sistem pengendalian hama dan penyakit secara terpadu dapat diamati bedanya dengan penggunaan pengedalian yang lain. Y1. 10 Persepsi petani tentang penanganan panen dan pasca panen Penanganan panen dan pasca panen yang dianjurkan adalah sebagai berikut: menggunakan sabit gerigi, dilakukan oleh kelompok pemanen, segera dilakukan perontokan setelah dipotong, 103

10 104 No. Pernyataan jawaban menggunakan alas plastik/terpal, pengeringan dilakukan dengan lantai jemur atau alas, penggilingan dilakukan pada kadar air gabah %, dan untuk penyimpanan,kadar air pada gabah mencapai % 46. Penanganan panen dan pasca panen yang dianjurkan lebih menguntungkan petani dari pada model penanganan yang lain. 47. Penanganan panen dan pasca panen yang dianjurkan sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan petani. 48. Penanganan panen dan pasca panen yang dianjurkan mudah dilakukan oleh petani. 49. Penanganan panen dan pasca panen yang dianjurkan dapat dicobakan pada luasan garapan yang lebih kecil. 50. Hasil dari penanganan panen dan pasca panen yang dianjurkan dapat diamati bedanya daripada menggunakan penaganan yang lain. BAGIAN III TINGKAT PENERAPAN INOVASI PENGELOAAN TANAMAN TERPADU PADI Y2. TINGKAT PENERAPAN PTT Petunjuk pengisian: Silahkan Bapak/Ibu menanyakan kepada petani responden untuk menanggapi pertayaan berikut dengan memberikan tanda silang (X) pada 2 kolom jawaban yang telah disediakan, yaitu kolom: 1) apabila Bapak/Ibu merespon/melakukan/ menerapkan teknologi tersebut, 2) apabila Bapak/Ibu tidak merespon/melakukan/menerapkan teknologi tersebut, dan memberikan alasan atas pilihan jawaban pada lembar terpisah. 1 2 Y2.1 Penerapan teknologi penggunaan varietas unggul Penggunaan varietas unggul meliputi varietas: IR 64, Ciherang, Ciliwung, Cisadane, Cisokan. 1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang varietas unggul? 2. Apakah Bapak/Ibu tertarik untuk menggunakan varitas unggul tersebut? 3. Apakah Bapak/Ibu telah memperhitungkan/menimbang-nimbang untuk menggunakan varietas unggul tersebut? 4. Apakah Bapak/Ibu telah mencoba menggunakan varietas unggul tersbut? 5. Apakah Bapak/Ibu telah menggunakan varietas unggul tersebut? Y2.2 Penerapan petani pada teknologi penggunaan benih bermutu Benih bermutu merupakan benih yang diperoleh dengan cara pelimbangan benih kedalam air dengan memilih benih yang bernas/tenggelam, dengan menggunakan pestisida waktu penyemaian. 6. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang benih bermutu?

11 Apakah Bapak/Ibu tertarik untuk menggunakan benih bermutu? 8. Apakah Bapak/Ibu telah memperhitungkan/menimbang-nimbang untuk menggunakan benih bermutu tersebut? 9. Apakah Bapak/Ibu telah mencoba menggunakan benih bermutu tersbut? 1. n 10. Apakah Bapak/Ibu telah menggunakan beih bermutu tersebut? Y2.3 Penerapan petani terhadap teknologi penggunaan umur dan jumlah bibit Penggunaan bibit padi sesuai anjuran adalah pada umur hari dengan perawatan intensif, yaitu dengan menggunakan pukand dan dilindungi dari hama, dan jumlah tanam 2-3 buah per lubang. 11. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang penggunaan bibit sesuai anjuran? 12. Apakah Bapak/Ibu tertarik untuk menggunakan bibit sesuai anjuran tersebut? 13. Apakah Bapak/Ibu telah memperhitungkan/menimbang-nimbang untuk menggunakan bibit sesuai anjuran tersebut? 14. Apakah Bapak/Ibu telah mencoba menggunakan bibit sesuai anjuran tersbut? 15. Apakah Bapak/Ibu telah menggunakan bibit sesuai anjuran tersebut? Y2.4 Penerapan teknologi penerapan sistem tanam Sistem tanam yang dianjurkan adalah: sistem tanam tegel (20x20cm), legowo 2:1 (40x20x10 cm), dan sisten tanam legowo 4:1 (20x10)x40 cm 16. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang penerapan sistem tanam tersebut? 17. Apakah Bapak/Ibu tertarik untuk menerapkan sistem tanam tersebut? 18. Apakah Bapak/Ibu telah memperhitungkan/menimbang-nimbang untuk menerapkan sistem tanam tersebut? 19. Apakah Bapak/Ibu telah mencoba menerapkan sistem tanam tersebut? 20. Apakah Bapak/Ibu telah menerapkan sistem tanam tersebut? Y2.5 Penerapan teknologi penggunaan Bagan Warna Daun dalam pemberian pupuk N Pemupukan N dianjurkan berdasarkan Bagan Warna Daun untuk mengukur kebutuhan N oleh tanaman dengan melihat warna daun sesuai rekomendasi dari alat BWD. 21. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang cara pemupukan N tersebut? 22. Apakah Bapak/Ibu tertarik untuk menerapkan cara pemupukan N tersebut? 23. Apakah Bapak/Ibu telah memperhitungkan/menimbang-nimbang untuk menerapkan cara pemupukan N sesuai dengan BWD? 24. Apakah Bapak/Ibu telah mencoba menerapkan cara tersebut? 25. Apakah Bapak/Ibu telah menerapkan sistem pemupukan N tersebut? Y2.6 Penerapan teknologi penggunaan bahan organik sebagai pupuk dasar

12 1 2 Penggunaan bahan organik, yaitu menggunakan: pupuk kandang atau kompos dari sisa tanaman (jerami) dalam pemberian pupuk dasar. 26. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang penggunaan bahan organik sebagai pupuk dasar? 27. Apakah Bapak/Ibu tertarik untuk menggunakan bahan organik sebagai pupuk dasar? 28. Apakah Bapak/Ibu telah memperhitungkan/menimbang-nimbang untuk menggunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar? 29. Apakah Bapak/Ibu telah mencoba menggunakannya? 30. Apakah Bapak/Ibu telah menggunakan pupuk organik? Y2.7 Penerapan teknologi dengan sistem pengairan berselang Pengaturan air dengan menambah atau mengurangi genangan air sesuai dengan kebutuhan tanaman, kondisi lingkungan, dan ketersediaan air di sawah. 31. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang cara pengaturan air tersebut? 32. Apakah Bapak/Ibu tertarik untuk melakukan cara tersebut? 33. Apakah Bapak/Ibu telah memperhitungkan/menimbang-nimbang untuk melakukan cara pengaturan air tersebut? 34. Apakah Bapak/Ibu telah mencoba cara tersebut? 35. Apakah Bapak/Ibu telah melakukan cara tersebut? Y2.8 Penerapan teknologi dalam pengendalian gulma secara terpadu Pengendalian gulma secara terpadu dilakukan melalui: pengolahan lahan yang sempurna, pengaturan air, menggunakan alat mekanis, pelaksanaannya bersamaan atau segera setelah pemupukan pada umur padi antara hari setelah tanam dan pada kondisi air mancak-mancak (air 2-3 cm) 36. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang cara pengendalian tersebut? 37. Apakah Bapak/Ibu tertarik untuk melakukan cara tersebut? 38. Apakah Bapak/Ibu telah memperhitungkan/menimbang-nimbang untuk melakukan cara pengendalian gulma tersebut? 39. Apakah Bapak/Ibu telah mencoba cara tersebut? 40. Apakah Bapak/Ibu telah melakukan cara tersebut? Y2.9 Penerapan teknologi dalam pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu dilakukan melalui: identifikasi penyakit dan langkah penanganannya, melakukan sistem bera, melakukan pemasangan perangkap, dan menjaga sanitasi, serta melakukan tanam serentak 41. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang cara pengendalian tersebut? 42. Apakah Bapak/Ibu tertarik untuk melakukan cara tersebut? 43. Apakah Bapak/Ibu telah memperhitungkan/menimbang-nimbang untuk melakukan cara pengendalian hama dan penyakit tersebut? 44. Apakah Bapak/Ibu telah mencoba cara tersebut? 45. Apakah Bapak/Ibu telah melakukan cara tersebut? Y2.10 Penerapan teknologi penanganan panen dan pasca panen Penanganan panen dan pasca panen yang dianjurkan adalah sebagai berikut: menggunakan sabit gerigi, dilakukan oleh kelompok pemanen, segera dilakukan perontokan setelah dipotong, menggunakan alas plastik/terpal, pengeringan dilakukan dengan lantai jemur atau alas, penggilingan 106

13 dilakukan pada kadar air gabah %, dan untuk penyimpanan,kadar air pada gabah mencapai % 46. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang cara penanganan panen dan pasca panen yang dianjurkan? 47. Apakah Bapak/Ibu tertarik untuk melakukan cara tersebut? 48. Apakah Bapak/Ibu telah memperhitungkan/menimbang-nimbang untuk melakukan cara tersebut? 49. Apakah Bapak/Ibu telah mencoba cara tersebut? 50. Apakah Bapak/Ibu telah melakukan cara tersebut? TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASI BAPAK / IBU BAGAIAN IV LEMBAR JAWABAN UNTUK MENAMPUNG ALASAN ATAS JAWABAN BAPAK/IBU DI ATAS:

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur LAMPIRAN 89 90 Lampiran. Pengukuran Variabel Tabel. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur Indikator Kriteria. Umur 5-40 tahun 4-55 tahun >55. Pendidikan formal > 8 tahun -7 tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,

Lebih terperinci

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan LAMPIRAN 9 Lampiran. Pengukuran variabel penelitian Tabel. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan a. Varietas lokal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK USAHATANI SAYURAN SAYURAN ORGANIK DI DUSUN BALANGAN, WUKIRSARI, CANGKRINGAN, SLEMAN

INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK USAHATANI SAYURAN SAYURAN ORGANIK DI DUSUN BALANGAN, WUKIRSARI, CANGKRINGAN, SLEMAN JENIS VARIETAS SAYURAN : IDENTITAS RESPONDEN Nama : Alamat : 1. Usia/umur : tahun 2. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 3. Pendidikan tertinggi a. SD Tamat/Tidak Tamat (*coret yang tidak perlu) b.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau

Lebih terperinci

1 SET A. INDIVIDU PETANI

1 SET A. INDIVIDU PETANI 1 SET A. INDIVIDU PETANI Pengelolaan Tanaman Padi Versi beta Indonesia Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu petani O lahan sawah kelompok tani sehamparan

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani 1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani 1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan 1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu petani

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani 1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu

Lebih terperinci

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari: AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU Malina Rohmaya, SP* Dewasa ini pertanian menjadi perhatian penting semua pihak karena pertanian memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang keberlangsungan kehidupan

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan 1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Skor Tingkat Penerapan Teknologi Komponen Model PTT pada Budidaya Padi Sawah di Daerah Penelitian

Lampiran 1. Skor Tingkat Penerapan Teknologi Komponen Model PTT pada Budidaya Padi Sawah di Daerah Penelitian Lampiran 1. Skor Tingkat Penerapan Teknologi Komponen Model PTT pada Budidaya Padi Sawah di Daerah Penelitian Komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT Skor Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 1 2

Lebih terperinci

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) (Suatu Kasus di Desa Wanareja Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Oleh: Eni Edniyanti

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang

Lampiran 1. Peta Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang Lampiran 1. Peta Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang 107 108 Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Kode Responden : KUESIONER PENELITIAN PERSEPSI PETANI TERHADAP KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN (Kasus: Petani

Lebih terperinci

1 SET B. KELOMPOK TANI SEHAMPARAN

1 SET B. KELOMPOK TANI SEHAMPARAN 1 SET B. KELOMPOK TANI SEHAMPARAN Pengelolaan Tanaman Padi Versi beta Indonesia Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu petani O lahan sawah kelompok tani

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (2013) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

Cara Mempersiapkan Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Cara Mempersiapkan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Cara Mempersiapkan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Oleh : Dandan Hendayana,SP (PPL Koordinator Kec.Cijati Cianjur) Memberikan penyuluhan kepada petani merupakan menu sehari hari yang tidak asing lagi bagi

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten

Lebih terperinci

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI Prof. Dr. Marwoto dan Prof. Dr. Subandi Peneliti Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian MALANG Modul B Tujuan Ikhtisar

Lebih terperinci

Abstrak

Abstrak Peningkatan Produktivitas dan Finansial Petani Padi Sawah dengan Penerapan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) (Studi Kasus di Desa Kandai I Kec. Dompu Kab. Dompu) Yuliana Susanti, Hiryana

Lebih terperinci

KUISIONER RESPONDEN. 1. Pendidikan Terakhir (Berikan tanda ( ) pada jawaban) Berapa lama pengalaman yang Bapak/Ibu miliki dalam budidaya padi?

KUISIONER RESPONDEN. 1. Pendidikan Terakhir (Berikan tanda ( ) pada jawaban) Berapa lama pengalaman yang Bapak/Ibu miliki dalam budidaya padi? LAMPIRAN 105 106 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER RESPONDEN Nama : Alamat : Umur : Tahun 1. Pendidikan Terakhir (Berikan tanda ( ) pada jawaban) Tidak Sekolah Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menegah

Lebih terperinci

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta No. 05 / Brosur / BPTP Jakarta / 2008 PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI JAKARTA DEPARTEMEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan )

Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan ) 87 Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan ) No:. Faktor Internal Petani Padi 1. Nama responden :.. 2. Kelompok Tani :..

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH. mempunyai luas wilayah sebesar Ha. Secara administratif Kecamatan

GAMBARAN UMUM DAERAH. mempunyai luas wilayah sebesar Ha. Secara administratif Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH A. Keadaan Alam Kecamatan Pandak merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Pandak mempunyai luas wilayah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran 283 VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kumpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN

KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN 101 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN (Kasus Pemuda Di Desa Cipendawa dan Sukatani, Kecamatan

Lebih terperinci

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu) Hama dan penyakit merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen yang optimum dalam budidaya padi, perlu dilakukan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN Ameilia Zuliyanti Siregar Departemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian zuliyanti@yahoo.com,azs_yanti@gmail.com Pendahuluan

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK AgroinovasI PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK Lahan rawa lebak merupakan salahsatu sumberdaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan di Provinsi

Lebih terperinci

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119 1 KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP) PADI Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119 Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan

Lebih terperinci

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan

Lebih terperinci

Implementasi Budidaya Tanaman Padi. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu. Oleh : ASEP FIRMANSYAH

Implementasi Budidaya Tanaman Padi. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu. Oleh : ASEP FIRMANSYAH Implementasi Budidaya Tanaman Padi Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu Oleh : ASEP FIRMANSYAH Produksi padi nasional belum mencapai target sementara kebutuhan beras nasional terus meningkat Telah terjadi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH 67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN

TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN Astiani Asady, SP., MP. BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BONE 2014 OUT LINE: PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Deskripsi Umum Wilayah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Secara Geografis Wilayah Kecamatan Dungaliyo, merupakan salah satu Wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo, yang

Lebih terperinci

No. Umur (Tahun) Pendidikan Luas Lahan (Ha) 1 47 SD SD SMA SD SMP SD S SMP 0.

No. Umur (Tahun) Pendidikan Luas Lahan (Ha) 1 47 SD SD SMA SD SMP SD S SMP 0. Lampiran 1. Karakteristik Petani No. Umur (Tahun) Pendidikan Luas Lahan (Ha) 1 47 SD 0.5 2 65 SD 0.4 3 48 SMA 0.5 4 53 SD 0.4 5 49 SMP 0.5 6 51 SD 0.5 7 37 S1 0.64 8 62 SMP 0.4 9 51 SMP 0.5 10 52 SMA 0.5

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Letak Geografis dan Topografis Desa

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Letak Geografis dan Topografis Desa 4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Gambaran umum desa penelitian diperoleh dari monografi desa, meliputi letak geografis dan topografis desa, luas lahan dan tata guna tanah, keadaan

Lebih terperinci

Muh Suyanto Dr. Ir. Sriyadi, MP / Ir. Diah Rina Kamardiani, MP Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Muh Suyanto Dr. Ir. Sriyadi, MP / Ir. Diah Rina Kamardiani, MP Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta TINGKAT PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA BANJARARUM KECAMATAN KALIBAWANG KABUPATEN KULON PROGO Aplication Level of Organic Rice Farming in Banjararum Village Kalibawang District Kulon Progo Regency

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Penyuluhan

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Penyuluhan TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Penyuluhan Komunikasi adalah salah satu aspek yang senantiasa mengiringi kehidupan manusia. Fenomena komunikasi terjadi di mana-mana, yang terjadi pada satu atau lebih individu.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial TINJAUAN PUSTAKA Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Pada umumnya usahatani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Gambar Peta Provinsi Banten

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Gambar Peta Provinsi Banten LAMPIRAN 141 Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Gambar Peta Provinsi Banten 142 Lampiran 2. Kuesioner penelitian PERSEPSI PENYULUH PERTANIAN LAPANG TENTANG PERANNYA DALAM PENYULUHANPERTANIAN PADI DI PROVINSI

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan hal penting dalam pembangunan pertanian. Salah satu keberhasilan dalam pembangunan pertanian adalah terpenuhinya kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Rahardi et al., 2013). Gabah merupakan komoditas hasil produksi padi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Rahardi et al., 2013). Gabah merupakan komoditas hasil produksi padi yang 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gabah Gabah merupakan buah padi yang telah dirontokan dari malai (jerami) (Rahardi et al., 2013). Gabah merupakan komoditas hasil produksi padi yang menjadi bahan pangan

Lebih terperinci

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH Andi Ishak, Bunaiyah Honorita, dan Yesmawati Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun jumlah

I. PENDAHULUAN. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah populasi penduduk Indonesia terus meningkat dari tahun ketahun. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun 2000-2010 jumlah penduduk Indonesia meningkat

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

Oleh : 1 Ade Sapaat, 2 Dini Rochdiani, 3 Cecep Pardani

Oleh : 1 Ade Sapaat, 2 Dini Rochdiani, 3 Cecep Pardani DAMPAK SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) TERHADAP PENERAPAN TEKNOLOGI PHT PADA USAHATANI PADI SAWAH (Studi Kasus pada Kelompok Tani Karyafajar di Desa Jayagiri Kecamatan Panumbangan Kabupaten

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali

Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali L A M P I R A N Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali 151 152 Lampiran 2. Hasil uji CFA peubah penelitian Chi Square = 112.49, df=98 P-value=0.15028, RMSEA=0.038, CFI=0.932 153 Lampiran 3. Data deskriptif

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA Eddy Makruf, Yulie Oktavia, Wawan Eka Putra, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH Ir. Yunizar, MS HP. 08527882006 Balai Pengkajian Teknologi Riau I. PENDAHULUAN Benih merupakan sarana penting dalam produksi pertanian, juga menjadi pembawa perubahan

Lebih terperinci

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA M. Eti Wulanjari dan Seno Basuki Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

Lebih terperinci

Pedoman Umum. PTT Padi Sawah

Pedoman Umum. PTT Padi Sawah Pedoman Umum PTT Padi Sawah Departemen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2015 Pedoman Umum PTT Padi Sawah Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2015 i Pedoman

Lebih terperinci

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH Oleh : Drh. Saiful Helmy Pendahuluan Dalam rangka mendukung Upaya Khusus Pajale Babe yang digalakkan pemerintah Jokowi, berbagai usaha dilakukan untuk

Lebih terperinci

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP)

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP) MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP) Prof. Dr. Marwoto dan Ir Farur Rozy MS Peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian MALANG Modul A Tujuan 1. Mengumpulkan dan menganalisis

Lebih terperinci

PERANAN PRIMA TANI TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN (Studi Kasus Pada Usahatani Padi sawah di Desa Suliliran Baru)

PERANAN PRIMA TANI TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN (Studi Kasus Pada Usahatani Padi sawah di Desa Suliliran Baru) EPP.Vol.6 No.1. 2009 :24-29 24 PERANAN PRIMA TANI TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN (Studi Kasus Pada Usahatani Padi sawah di Desa Suliliran Baru) The Role of Primatani Toward The Application

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan beras di Indonesia pada masa yang akan datang akan meningkat. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi dengan besarnya konsumsi beras

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Padi Sawah Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun demikian sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang ada di Kabupatan Gorontalo. Sesuai dengan

Lebih terperinci

PRINSIP UTAMA PENERAPAN PTT

PRINSIP UTAMA PENERAPAN PTT PRINSIP UTAMA PENERAPAN PTT 1. Partisipatif Petani berperan aktif dalam pemilihan dan pengujian teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat, serta meningkatkan kemampuan melalui proses pembelajaran di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, dan metode kuantitatif. Metode deskriptif yaitu metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kumpeh Ulu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi dengan luas Wilayah 820 kilometer persegi. Kecamatan ini secara geografis terletak

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH Siti Rosmanah, Wahyu Wibawa dan Alfayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui minat petani terhadap komponen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) (Studi Kasus Pada Kelompoktani Angsana Mekar Desa Cibahayu Kecamatan Kadipaten Kabupaten ) Oleh: Laras Waras Sungkawa

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida 5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rata-rata penerimaan kotor antar varietas padi terdapat perbedaan, kecuali antara

Lebih terperinci

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK PERSEPSI PETANI TENTANG DETERMINAN SELEKSI SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENERIMAAN INFORMASI USAHATANI PADI (KASUS PETANI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN) Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR.

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR. KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR Diarsi Eka Yani 1 Pepi Rospina Pertiwi 2 Program Studi Agribisnis, Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

SRI SUATU ALTERNATIVE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH (PADI) YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

SRI SUATU ALTERNATIVE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH (PADI) YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN SRI SUATU ALTERNATIVE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH (PADI) YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Indratmo Soekarno Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, email: indratmo@lapi.itb.ac.id, Tlp

Lebih terperinci

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 59 BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 8.1 Pengambilan Keputusan Inovasi Prima Tani oleh Petani Pengambilan keputusan inovasi Prima

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Usahatani Padi di Indonesia Padi merupakan komoditi pangan utama masyarakat Indonesia. Pangan pokok adalah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari, mengambil porsi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 EVALUASI PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT ) PADA BUDIDAYA PADI SAWAH ( Studi Kasus : Desa Sambirejo Kecamatan Binjai kabupaten Langkat ) SKRIPSI OLEH : IRMAYANA 070309005 PKP PROGRAM

Lebih terperinci

Apa yang dimaksud dengan PHSL?

Apa yang dimaksud dengan PHSL? Usahatani padi sawah di Indonesia dicirikan oleh kepemilikan lahan yang kecil (< 0.5 ha) Teknik budidaya petani bervariasi antar petani dan antar petakan Pemupukan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) merupakan

Lebih terperinci

KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA

KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA 38 LAMPIRAN Lampiran 1 KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA Kabupaten : Bangka/Bateng Pewawancara :. Kecamatan :. Tgl. Wawancara :.. Desa

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN

VII ANALISIS PENDAPATAN VII ANALISIS PENDAPATAN Analisis pendapatan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi penerimaan, biaya, dan pendapatan dari usahatani padi sawah pada decision making unit di Desa Kertawinangun pada musim

Lebih terperinci

DAFTAR ANGKET. Bapak/ Ibu beberapa saat ditengah kesibukan dan pekerjaan Bapak/ibu sehari-hari.

DAFTAR ANGKET. Bapak/ Ibu beberapa saat ditengah kesibukan dan pekerjaan Bapak/ibu sehari-hari. Lampiran 1 DAFTAR ANGKET A. Kata Pengantar Dengan segala hormat dan kerendahan hati, perkenankanlah saya menyita waktu Bapak/ Ibu beberapa saat ditengah kesibukan dan pekerjaan Bapak/ibu sehari-hari. Adapun

Lebih terperinci

FUNGSI KELOMPOKTANI DALAM PENERAPAN SLPTT PADI SAWAH DI KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT

FUNGSI KELOMPOKTANI DALAM PENERAPAN SLPTT PADI SAWAH DI KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT FUNGSI KELOMPOKTANI DALAM PENERAPAN SLPTT PADI SAWAH DI KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT Oleh: Asep Harun, Nawangwulan Widyastuti, Endang Krisnawati Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Perkembangan Pertanian Organik di Indonesia Perkembangan pertanian organik diawali

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci