PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PENDAPATAN, TINGKAT INFLSI, TINGKAT INVESTASI, KONSUMSI TERHADAP TABUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN PESISISR SELATAN TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PENDAPATAN, TINGKAT INFLSI, TINGKAT INVESTASI, KONSUMSI TERHADAP TABUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN PESISISR SELATAN TAHUN"

Transkripsi

1 PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PENDAPATAN, TINGKAT INFLSI, TINGKAT INVESTASI, KONSUMSI TERHADAP TABUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN PESISISR SELATAN TAHUN Fitriana, Ansofino, Yolamalinda Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study aims to determine 1) the influence of the interest rate on the Community Cycle.2) the influence of income on the savings of society 3) the influence of inflation on the savings of society. 4) the influence of investment level on the saving of society 5) the influence of consumption to the saving society. The type of research used in this research is descriptive research. The type of data used is secondary data obtained from the Central Bureau of Statistics (BPS) Pesisir Selatan and West Sumatra with the amount of data for 11 years from Method of analysis used is Autoregression-Moving Average (ARIMA) The results showed that: First interest rate influences 1 period before and next 4 periods to the savings of society and the sector itself Second Revenue affects 1 period before and 7 period next to Saving Masyrakat and sector itself. The third inflation affects 1 period before and 5 period next to the savings of society and sector itself The four levels of investment influence 1 period before and 7 period next to the Savings and the sectors of the society itself Fifth Consumption influences 1 period before and 7 periods later on saving society and sector itself. Keywords: Interest Rate, Income, Inflation, Investment, Consumption, Savings PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produk suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara mengalami pertumbuahan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP rill di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Membangun ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita. Dengan menghitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundemental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemeretaan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Menurut Hasibuan (2002:82) tabungan masyarakat pada dasarnya

2 adalah bagian dari pendapatan yang diterima masyarakat yang tidak digunakan untuk konsumsi atau dengan kata lain tabungan masyarakat merupakan selisih antara pendapatan masyarakat dikurangi dengan konsumsi masyarakat. Masyarakat menggunakan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi tersebut untuk beberapa tujuan, yaitu: disimpan saja tanpa digunakan, disimpan atau ditabung pada lembaga-lembaga keuangan, dipinjamkan kepada anggota masyarakat lainnya, serta digunakan untuk penanaman modal produktif (Sukirno, 2000:56). Menurut Kamsir (2010:25) bank sebagai perusahaan jasa dalam struktur pemodalan pada dasarnya adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan teraf hidup masyarakat. Tabungan dunia usaha merupakan bagian dari laba yang di investasikan kembali sehingga tidak dibagikan kepada pemegang saham. Tabungan dari dunia usaha dan tabungan rumah tangga perorangan disebut tabungan masyarakat. Pada umumnya tingkat tabungan masyarakat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan masyarakat untuk menabung. Menurut Sukirno (2008:273) lembaga keuangan atau instansi keuangan adalah semua perusahaan yang kegiatan utamanya adalah meminjamkan uang yang disimpankan kepada mereka, mendorongkan masyarakat untuk membuat tabungan mereka. Sebagai balas jasa para menabung akan diberi pendapatan berupa bunga keatas tabungan yang mereka buat. Berdasarkan uraian di atas, untuk memacu pertumbuhan ekonomi diperlukan pemanfaatan dana pembiayaan pembangunan secara efektif dan efisien serta terus menggali sumber-sumber pembiayaan pembangunan yang potensial. Diantaranya mengusahakan dana dari dalam negeri melalui peningkatan tabungan masyarakat dan pemerintah. Dalam perekonomian suatu negara,

3 tabungan dan investasi merupakan indikator yang dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Seperti kita ketahui BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberi jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha BPR mengimpun dan dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang bersamaan dengan itu. Sedangkan Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensial atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha bank umum salah satunya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan deposito, dan simpanan berjangka. Dari defenisi atau arti dari UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ini maka dapat dibedakan kedua jenis bank ini dalam kegiatannya. Tabel 1. Fenomena Data Tabungan Masyarakat Di BPR PerKabupaten Di Propinsi Sumatera Barat pada Tahun N0 Jenis simpanan 2010 (Juta Rp) 2011 (Juta Rp) 2012 (Juta Rp) 2013 (Juta Rp) 2014 (Juta Rp) 1 Kab. Agam Kab. Pasaman Kab. Limapuluh Koto Kab. Solok Selatan Kab. Padang Pariaman Kab. Pesisir Selatan Kab. Tanah Datar Kab. Sijunjung Kab. Kepulauan Mentawai Kab. Pasaman Barat Kab. Dharmasraya Kab. Solok Sumber: Bank Indonesia (Statistik Ekonomi Keuangan Daerah) 2014

4 Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa, dari 12 Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera Barat, dimana tabungan masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan mengalami fluktuasi yang draktis secara terus menerus dari tahun Sedangkan 11 Kabupaten lainnya tabungan masyarakat berfluktuasi dari tahun Berdasarkan tabel di atas sehingga saya tertarik mengambil objek penelitian simpanan masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan untuk melihat sejauh mana mengalami peningkatan simpanan masyarakat pada BPR tersebut. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi serta mendorong tingkat tabungan masyarakat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah tabungan masyarakat, salah satu faktor penting adalah tingkat pendapatan per kapita masyarakat. Studi Chenery dan Sirquin mendapati bahwa makin tinggi pendapatan perkapita makin besar tingkat tabungan yang dapat dilakukan masyarakat Sukirno, (2005:89). Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tabungan selanjutnya adalah tingkat suku bunga. Selain itu Sukirno (2002:105) menyebutkan bahwa ada enam faktor yang mempengaruhi tabungan rumah tangga yaitu kekayaan yang terkumpul, tingkat bunga, sikap berhemat, keadaan perekonomian, distribusi pendapatan, dan tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi. Dan kemauan untuk menabung juga ditentukan oleh faktor-faktor budaya, sosial, ekonomi dan politik. Maka dari faktor-faktor ini lah yang harus diperhatikan dalam mengkaji permasalahan tabungan masyarakat di suatu negara ataupun daerah Kemampuan masyarakat menabung ditentukan oleh tingkat pendapatan masyarakat. Menurut Sukirno (2006:47) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan. Pendapatan merupakan suatu yang bisa mempengaruhi besarnya tabungan rumah tangga, ini terbukti hipotesis pendapatan absolut dari Keynes, bahwa tingginya tingkat

5 tabungan masyarakat tergantung kepada besarnya pendapatan yang siap dibelanjakan (disposible income). Hasrat menabung dari pendapatan yang siap dibelanjakan tersebut akan meningkat sesuai dengan tingkat pendapatan. Oleh karena itu, penduduk Pesisir Selatan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat disana akan berpengaruh positif untuk menabung sebagian hasil dari pendapatan perminggu, perbulan, maupun pertahunnya. Inflasi memiliki peran terhadap jumlah dana yang disimpan masyarakat di bank, termasuk pada bank-bank Prekreditan Rakyat. Inflasi adalah peristiwa yang cenderung mendorong naiknya tingkat harga. Dalam proses kegiatan ekonomi, investasi merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan. Hal ini karena investasi berkaitan erat dengan kegiatan menanamkan uang dengan harapan mendapatkan keuntungan atau peningkatan kapasitas sistem produksi sehingga tercipta peningkatan nilai tambah (value added) pada masa yang akan datang. Lembaga keuangan atau instansi keuangan adalah semua perusahaan yang kegiatan utama perusahaan yang kegiatan utamanya adalah meminjamkan uang yang disimpan kepada mereka. Mendorong masyarakat untuk membuat tabungan mereka Sukirno (2008:273) Tingkat inflasi yang sangat mengawatirkan akan memberikan dampak kepada penanaman modal dalam negri terjadi inflasi atau kenaikan haraga barang yang sangat terus menerus sehingga akan mengakibatkan terjadinya perubahan kemampuan masyarakat dalam memberi barang-barang produksi dan cenderung untuk menabung. Apabila inflasi semakin meningkat masyarakat akan menambah permintaan terhadap barang konsumsi, jadi akan menyebabkan tabungan menurun. Pendapatan di Kabupaten Pesisir Selatan lebih tinggi dari pada kabupaten lainnya, sehingga mereka dapat menyisihkan sebagian pendapatannya untuk menabung di bank dan dana yang tehimpun di bank tersebut yang akan digunakan nantinya oleh pera pengusaha untuk mengembangkan suatu usaha dalam

6 meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah PDRB perkapita Atas Dasar Harga Konstan mengalimi fluktuasi. Pada tahun mengalami peningkatan secara terus menerus. yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp ,62 juta rupiah dengan laju pertumbuhan paling tinggi sebesar 5,87% menjadi sebesar Rp ,19 juta rupiah dengan laju pertumbuhan yang paling rendah -15,25% yaitu pada tahun Jadi, semakin besar pendapatan yang diterima oleh masyarakat maka semakin tinggi minat masyarakat untuk menabung uangnya di bank. Dengan lebih tingginya PDRB Perkapita tahun 2015 ini sangat mencerminkan bahwa secara ratarata tingkat kesejahteraan penduduk Pesisir Selatan semakin baik. Diharapkan tingkat kesejahteraan ini dapat terdistribusikan secara adil, sehingga tidak ada lagi penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Perkembangan tingkat inflasi dari tahun ketahun mengalami fluktuasi secara draktis pada tahun Pada tahun 2005 tingkat inflasi sebesar 8,50% naik pada tahun 2006 sebesar 12,25%. Tingkat inflasi yang paling tertinggi terletak pada tahun 2006 sebesar 12,25 %. Namun, inflasi yang paling terendah terletak pada tahun 2012 sebesar 5,75 %. Dengan turun naik nya tingkat inflasi maka akan berpengaruh pula terhadap tabungan masyarakat tersebut. Tingkat investasi mengalami fluktuasi setiap tahun Investasi pada tahun mengalami kenaikan yaitu investasi sebesar Rp Juta rupiah terletak pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp Juta rupiah terletak pada tahun Namun, investasi yang paling tertinggi terletak pada tahun 2011 sebesar Rp , dan investasi yang paling terendah terletak pada tahun 2005 sebesar Rp Juta rupiah. Perkembangan konsumsi mulai dari tahun 2005 hingga tahun 2015 mengalami fluktuasi. Jumlah konsumsi rumah tangga tertinggi pada tahun 2010 dengan jumlah nilai Rp Juta rupiah dengan laju pertumbuhan 34.91%, dan

7 konsumsi rumah tangga yang terendah terletak pada tahun 2005 dengan jumlah Rp dengan laju pertumbuhan % Juta rupiah. Perkembangan posisi tabungan masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan fluktuasi mulai tahun Tabungan masyarakat yang tertinggi sebesar Rp pada tahun 2015 Juta rupiah. Tingkat simpanan masyarakat yang terendah terletak pada tahun 2005 sebesar Rp Juta rupiah. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk membahas skripsi dengan judul Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Pendapatan, Tingkat Inflasi, Tingkat Investasi, dan konsumsi Terhadap Tabungan Masyarakat Pada BPR Kabupaten Pesisir Selatan METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pesisir Selatan dengan jumlah data sebanyak 11 Tahun dari Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel pertumbuhan ekonomi sebagai variabel terikat (Y), Tabungan Masyarakat (X 1 ), Tingkat Suku Bunga (X 2 ), Pendapatan (X 3 ), Inflasi (X 4 ), Investasi (X 5 ) Konsumsi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Autoregression- Moving Average (ARMA). HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Variabel Tabungan Masyarakat (Y) Perkembangan tabungan masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan mengalami kenaikan secara terus menerus mulai pada tahun Pada tahun 2007 laju pertumbuhan tertinggi sebesar 41.20%, pada tahun 2008 laju pertumbuhan mengalami penurunan sebesar 11.54%, pada tahun 2010 laju pertumbuhan mengalami peningkatan sebesar 92.62%. Dari laju pertumbuhan diatas hasil rataratanya sebesar 20.61%. Sehingga dapat dapat dicari nilai standar deviasi sebesar 29.95%.

8 Deskripsi Variabel Tingkat Suku Bunga (X 1 ) tingkat suku bunga yang dikeluarkan Bank Indonesia mengalami fluktuasi setiap tahun yaitu pada tahun Laju pertumbuhan yang paling tertinggi yaitu pada tahun 2013 sebesar 17,39%. sehingga rata-rata yang diperoleh dari laju pertumbuhan tingkat suku bunga tersebut sebesar 0,57%. Dilihat dari standar deviasi sebesar 13,70%. Deskripsi Variabel Pendapatan (X 2 ) PDRB perkapita Atas Dasar Harga Konstan mengalami kenaikan secara terus menerus setiap tahun yaitu mulai pada tahun Dari data diatas laju pertumbuhan yang paling tertinggi terletak pada tahun 2015 yaitu sebesar 18,00%. Dan laju pertumbuhan yang paling terendah terletak pada tahun 2014 sebesar -15,25%. Sehingga diperoleh rata-rata dari PDRB diatas Rp ,3 dan laju pertumbuhan sebesar 4,64%. Dan standar deviasi sebesar 8,03%.. Deskripsi Variabel Inflasi (X 3 ) Perkembangan tingkat inflas dari tahun ketahun mengalami fluktuasi. Laju pertumbuhan yang tertinggi terletak pada tahun 2006 yaitu sebesar 44,12%. Dan laju pertumbuhan yang paling terendah terletak pada tahun 2007 yaitu sebesar -32,65%. Dan diperoleh median dari data diatas yaitu sebesar 1,92%. Sehingga standar deviasi diperoleh sebesar 21,65%. Deskripsi Variabel Investasi (X 4 ) Tingkat investasi mengalami fluktuasi setiap tahun Pada tahun 2007 laju pertumbuhan tertinggi sebesar 87,87%. Dan laju pertumbuhan yang paling terendah terletak pada tahun ,15%. Sehingga standar deviasi sebesar 35,05%. Deskripsi Variabel Konsumsi (X 5 ) perkembangan konsumsi dari tahun mengalami peningkatan secara terus menerus. Pada tahun 2008 laju pertumbuhan teringgi sebesar 147,57%. Dan laju pertumbuhan terendah terletak pada

9 tahun 2013 sebesar -83,22%. Sehingga diperoleh median sebesar 12,83%. Maka standar deviasi sebesar 61.30%. Uji Stationer Berdasarkan hasil analisis data untuk uji stationer diperoleh bahwa nilai probability untuk semua variabel nilainya lebih kecil dari tingkat signifikan yang digunakan (α = 0,05) dan nilai DF > test critical values 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa data hasil penelitian ini sudah stationer, sehingga data hasil penelitian dapat dilanjutkan dengan menggunakan analisis Autoregression-Moving Average (ARMA). Uji Autoregression (AR) dan Moving Average (MA) sebelumnya terhadap tabungan masyarakat itu sendiri, dan nilai koefisien MA (4) -0, dengan nilai probability 0,05, hal ini menunjukkan Tabungan masyarakat berpengaruh pada 4 periode selanjutnya. 2. Hasil Uji pada Variabel X 1 (Tingkat Suku Bunga) Berdasarkan hasil analisis data terlihat bahwa nilai koefisien AR(1) - 1, dengan nilai probability < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa Tingkat Suku Bunga (X 1) dipengaruhi oleh 1 periode sebelumnya terhadap sektor itu sendiri, dan nilai koefisien MA (7) - 0, dengan nilai probability < 0,05,hal ini menunjukkan tingkat suku bunga berpengaruh 7 periode selanjutnya. 1. Hasil Uji pada Variabel Y (Tabungan Masyarakat) Berdasarkan hasil analisis data terlihat bahwa nilai koefisien AR(1) - 0, dengan nilai probability 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel Tabungan Masyarakat (Y) dipengaruhi oleh 1 periode 3. Hasil Uji pada Variabel X 2 (Pendapatan) Berdasarkan hasil analisis data terlihat bahwa nilai koefisienar(1) - 1,2849 dengan nilai probability < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa Pendapatan (X 1 ) dipengaruhi oleh 1 periode sebelumnya terhadap sektor

10 itu sendiri, dan nilai koefisien MA (7) -0,9825 dengan nilai probability < 0,05, hal ini menunjukkan pendapatan berpengaruh 7 periode selanjutnya 4. Hasil Uji pada Variabel X 3 (Inflasi) Berdasarkan hasil analisis data terlihat bahwa nilai koefisien AR(2) 0,6279 dengan nilai probability < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa Tingkat Inflasi (X 3 ) dipengaruhi oleh 1 periode sebelumnya terhadap Tingkat inflasi itu sendiri, dan nilai koefisien MA (5) -6,2473 dengan nilai probability < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa tingkat inflasi berpengaruh pada 5 periode selanjutnya 5. Hasil Uji pada Variabel X 4 (Ivestasi) Berdasarkan hasil analisis data terlihat bahwanilai koefisien AR(1) - 0,6879 dengan nilai probability < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa Tingkat Investasi (X 4 ) dipengaruhi oleh 1 periode sebelumnya terhadap Investasi itu sendiri, dan nilai koefisien MA(7) 0,9826 dengan nilai probability < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa Investasi berpengaruh pada 7 periode selanjutnya 6. Hasil Uji pada Variabel X 5 (Konsumsi) Berdasarkan hasil analisis data terlihat bahwa nilai koefisien AR(1) - 0, dengan nilai probability < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa Konsumsi (X 5 ) dipengaruhi oleh 1 periode sebelumnya terhadap Konsumsi itu sendiri, dan nilai koefisien MA (7) 0, dengan nilai probability < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa konsumsi berpengaruh pada 7 periode selanjutnya 1. Pengaruh Tingkat Suku Bunga (X 1 ) Terhadap Tabungan Masyarakat (Y) Berdasarkan hasil uji Autoregressive-Moving Average (ARMA) antara X 1 (Tingkat Suku Bunga) terhadap Y (Tabungan Masyarakat) yang diuji menggunakan Eviews 6. Pada tabel terlihat H 0 ditolak dan Ha diterima karena nilai koefisien sebesar -

11 0, dan -0, dengan nilai probability < 0,05 pada variabel tingkat suku bunga, dan nilai t statistic sebesar 5, dan -124,9377 > t tabel sebesar 2,0150, yang menunjukkan tingkat suku bunga terhadap tabungan masyarakat dan sektor itu sendiri berpengaruh 1 Tahun sebelumnya. Dalam 1 tahun sebelumnya pengaruh tingkat suku bunga terhadap tabungan masyarakat dan sektor itu sendiri dapat dirasakan. Dan dampaknya bisa dirasakan setelah 6 tahun selanjutnya. Jadi model yang tepat dalam mencari pengaruh variabel tingkat suku bunga terhadap tabungan masyarakat sektor itu sendiri adalah model Autoregressive- Moving Average (ARMA). Menurut Sukirno (2008:73) suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Setiap perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan perubahan perlu dalam tabungan rumah tangga dan permintaan dana untuk investasi perusahaan. Perubahan dalam suku bunga akan terus-menerus berlangsung sebelum kesamaan di antara jumlah tabungan dengan jumlah permintaan dana investasi tercapai. Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dini Kurniati (2015)menguji bagaimana Pengaruh inflasi dan tingkat suku bunga terhadap simpanan Deposito Mudharabah (pada beberapa Bank Umum Syariah Periode Pengaruh Pendapatan (X 2) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Y) Berdasarkan hasil uji Autoregressive-Moving Average (ARMA) antara X 2 (pendapatan) terhadap Y (Tabungan Masyarakat) yang diuji menggunakan Eviews 6. Pada tabel terlihat bahwa H 0 ditolak karena nilai koefisien sebesar - 1,2849 dan -0,9825 dengan nilai probability < 0,05 pada variabel pendapatan, dan nilai t-statistic sebesar -12,0664, dan -58,4408< t tabel sebesar 2,01505 yang menunjukkan pendapatan terhadap tabungan masyarakat dan sektor itu

12 sendiri berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri 1 tahun. Jadi dalam 1 tahun sebelumnya pengaruh pendapatan terhadap tabungan masyarakat dan sektor itu sendiri dapat dirasakan.dan dampaknya bisa dirasakan setelah 7 periode atau 7 tahun selanjutnya. Jadi model yang tepat dalam mencari pengaruh variabel pendpatan terhadap tabungan dan sektor itu sendiri adalah model Autoregressive-Moving Average(ARMA). Menurut Sukirno (2008:47) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas pretasi kerjanya satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Menurut Sukirno (2008:72) dalam perekonomian yang lebih maju penerima-penerima pendapatan akan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada para pengusaha dan mereka akan menggunakan tabungan ini untuk investasi yaitu melakukan pembelian barang modal. Sebagai balas jasa kepada kesediaan penerima pendapatan untuk menabung sebagian dari pendapatan mereka, pengusaha akan membayar bunga keatas seluruh tabungan yang disediakan oleh sektor rumah tangga. Hasil penelitian ini sejalan dengan Asrad Ragandhi (2009) Pengaruh Pendapatan Nasional, Infalsi, Dan Suku Bunga Deposito Terhadap Konsumsi Masyarakat menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukakan bahawa pendapatan nasional, suku bunga deposito dan signifikan terhadap konsumsi masyarakat dalam jangka waktu panjang, sementara dalam jangka pendek pendapatan nasional tidak signifikan terhadap konsumsi masayarakat. 3. Pengaruh Tingkat Inflasi (X 3 ) Terhadap Tabungan Masyarakat (Y) Berdasarkan hasil uji Autoregressive Moving Average (ARMA) antara X 3 (Tingkat Inflasi) terhadap Y (Tabungan Masyarakat) yang diuji menggunakan Eviews 6. Pada tabel terlihat bahwa H 0 ditolak karena nilai koefisien sebesar 0,6279 dan -6,2473 dengan nilai probability < 0,05 pada variabel tingkat inflasi,

13 dan nilai t-statistic sebesar -29,0556 dan -3,0586< t tabel sebesar 2,01505 yang menunjukkan tingkat inflasi terhadap tabungan masyarakat dan itu sendiri berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu terdii satu tahun. Jadi dalam 1 tahun sebelumnya pengaruh tingkat inflasi terhadap tabungan masyarakat dan inflasi itu sendiri dapat dirasakan.dan dampaknya bisa dirasakan setelah 5 tahun selanjutnya. Jadi model yang tepat dalam mencari pengaruh variabel tingkat inflasi terhadap tabungan masyrakat dan inflasi itu sendiri adalah model Autoregressive- MovingAverage (ARMA). Menurut Sukirno (2005:100) akibat dari inflasi ialah kemerosotan pendapatan yang diterima masyarakat. Pendapatan pekerjapekerja tidak selalu mengalami perubashan untuk menyesuaikan dengan keadaan inflasi. Ini merupakan salah satu alasan penting menyebabkan masalah inflasi perlu dihindari. Disamping itu inflasi perlu dihindari oleh karena ia menimbulkan berbagai buruk ke atas kegiatan dalam perekonomian yang pada akhirnya menimbulkan ketidakstabilan. Inflasi yang serius yaitu yang kelanjutannya sudah tidak dapat dikendalikan, akan mengurangi tabungan, mengurangi gairah perusahaan untuk melakukan investasi yang produktif dan dapat menimbulkan kemerosotan nilai mata uang defisit dalam neraca pembayaran. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ade Kamaludin (2008)meneliti bagaimana Pengaruh Prodak Domestik Bruto (PDB), Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Tabungan Di Indonesia Selama Periode Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa Prodak Domestik Bruto, Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh terhadap tabungan di Indonesia. 4. Pengaruh Tingkat Investasi (X 4 ) Terhadap Tabungan Masyarakat (Y) Berdasarkan menunjukkan hasil uji Autoregressive-Moving Average (ARMA) antara X 4 (Tingkat Investasi) terhadap Y (Tabungan Masyarakat) yang diuji menggunakan Eviews 6. Pada tabel

14 terlihat bahwa H 0 ditolak karena nilai koefisien -0,6879 dan 0,9826 dengan nilai probability < 0,05 pada variabel investasi, dan nilai t-statistic sebesar -6,0667 dan < t tabel sebesar 2,01505 yang menunjukkan investasi terhadap tabungan masyarakat dan tabungan itu sendiri berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode adalah 1 tahun. Jadi dalam 1 tahun sebelumnya pengaruh investasi terhadap tabungan masyarakat dan investasi itu sendiri dapat dirasakan. Dan dampaknya bisa dirasakan setelah 7 periode atau 7 tahun selanjutnya. Jadi model yang tepat dalam mencari pengaruh variabel investasi terhadap tabungan masyarakat dan investasi itu sendiri adalah model Autoregressive-MovingAverage (ARMA). Menurut Mankiw (2006:12) investasi adalah pembelian barang yang nantinya akan digunakan untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa. Investasi adalah jumlah dari pembelian peralatan modal persediaan dan tabungan atau struktur. Investasi bangunan mencakup pengeluaran untuk mendapatkan tempat tinggal baru merupakan sutu bentuk pembelian rumah tangga yang dikategorikan sebagai investasi dan bukan konsumsi. Jadi investasi dalam kegiatan ekonomi mempunyai arti yang sangat luas. Investasi selalu dikaitkan dengan kegiatan menambahkan uang dalam peningkatan kualitas sistem pada masa yang akan datang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deprianto (2013) Pengaruh Konsumsi Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Padang. Dengan hasil Pertumbuhan ekonomi di kota padang dipengarugi oleh konsumsi masyarakat di kota padang. 5. Pengaruh Konsumsi (X 5) Terhadap Tabungan Masyarakat (Y) Berdasarkan hasil uji Autoregressive-Moving Average (ARMA) antara X 5 (Konsumsi) terhadap Y (Tabungan Masyarakat) yang diuji menggunakan Eviews 6. Pada tabel terlihat bahwa H 0 ditolak karena nilai koefisien sebesae -

15 0,1608 dan 0,9825 dengan nilai probability < 0,05 pada variabel konsumsi, dan nilai t-statistic sebesar -2,8038 dan -53,8869< t tabel sebesar 2,01505 yang menunjukkan konsumsi terhadap tabungan masyarakat dan konsumsi itu sendiri berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri satu tahun. Jadi dalam 1 tahun sebelumnya pengaruh konsumsi terhadap tabungan masyarakat dan konsumsi itu sendiri dapat dirasakan. Dan dampaknya bisa dirasakan setelah 7 periode atau 7 tahun selanjutnya. Jadi model yang tepat dalam mencari pengaruh variabel konsumsi terhadap tabungan dan konsumsi itu sendiri adalah model Autoregressive-MovingAverage (ARMA). Menurut Todaro (2002:213) secara umum konsumsi diartikan sebagai penggunaan barang-barang dan jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia. Konsumsi sebagai pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga atas barang-barang dan jasa-jasa untuk konsumen akhir atau dibutuhkan oleh seseorang atau masyarakat. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pekerjaan tersebut. Untuk dapat mengkonsumsi, harus mempunyai pendapatan, besar kecilnya pendaptan seseorang sangat menentukan tingkat konsusmsinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Deprianto (2013) dengan judul Pengaruh Konsumsi Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Padang dan hasil penelitian Pertumbuhan ekonomi di kota padang dipengarugi oleh konsumsi masyarakat di kota padang. KESIMPULAN Berdasarkan pertanyaan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, bahwa model yang tepat dalam penelitian ini adalah model Autoregressive- MovingAverage (ARMA) dengan kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat Suku Bunga berpengaruh terhadap Tabungan Masyarakat yang ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,5875 dan -2,6040 dengan nilai probability < 0,05 pada variabel

16 tingkat suku bunga, dan nilai t statistic sebesar 4,5900 dan - 2,9378 > t tabel sebesar 2,0150, yang menunjukkan tingkat suku bunga terhadap tabungan masyarakat dan sektor itu sendiri berpengaruh 1 Tahun sebelumnya. Dalam 1 tahun sebelumnya pengaruh tingkat suku bunga terhadap tabungan masyarakat dan sektor itu sendiri dapat dirasakan. Dan dampaknya bisa dirasakan setelah 4 tahun selanjutnya. 2. Pendapatan berpengaruh terhadap Tabungan Masyarakat yang ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar -1,2849 dan - 0,9825 dengan nilai probability < 0,05 pada variabel pendapatan, dan nilai t-statistic sebesar - 12,0664, dan -58,4408 < t tabel sebesar 2,01505 yang menunjukkan pendapatan terhadap tabungan masyarakat dan sektor itu sendiri berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri 1 tahun. Jadi dalam 1 tahun sebelumnya pengaruh pendapatan terhadap tabungan masyarakat dan sektor itu sendiri dapat dirasakan. Dan dampaknya bisa dirasakan setelah 7 periode atau 7 tahun selanjutnya. 3. Tingkat Inflasi berpengaruh terhadap Tabungan Masyarakat yang ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,6279 dan - 6,2473 dengan nilai probability < 0,05 pada variabel tingkat inflasi, dan nilai t-statistic sebesar -29,0556 dan -3,0586 < t tabel sebesar 2,01505 yang menunjukkan tingkat inflasi terhadap tabungan masyarakat dan itu sendiri berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu terdii satu tahun. Jadi dalam 1 tahun sebelumnya pengaruh tingkat inflasi terhadap tabungan masyarakat dan inflasi itu sendiri dapat dirasakan. Dan dampaknya bisa dirasakan setelah 5 tahun selanjutnya. 4. Tingkat Investasi berpengaruh terhadap Tabungan Masyarakat yang ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar -0,6879 dan 0,9826 dengan nilai probability < 0,05 pada variabel investasi,

17 dan nilai t-statistic sebesar - 6,0667 dan < t tabel sebesar 2,01505 yang menunjukkan investasi terhadap tabungan masyarakat dan tabungan itu sendiri berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode adalah 1 tahun. Jadi dalam 1 tahun sebelumnya pengaruh investasi terhadap tabungan masyarakat dan investasi itu sendiri dapat dirasakan. Dan dampaknya bisa dirasakan setelah 7 periode atau 7 tahun selanjutnya. 5. Konsumsi berpengaruh terhadap Tabungan Masyarakat yang ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar -0,1608 dan 0,9825 dengan nilai probability < 0,05 pada variabel konsumsi, dan nilai t-statistic sebesar -2,8038 dan -53,8869 < t tabel sebesar 2,01505 yang menunjukkan konsumsi terhadap tabungan masyarakat dan konsumsi itu sendiri berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri satu tahun. Jadi dalam 1 tahun sebelumnya pengaruh konsumsi terhadap tabungan masyarakat dan konsumsi itu sendiri dapat dirasakan. Dan dampaknya bisa dirasakan setelah 7 periode atau 7 tahun selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Ade, K. (2008). Pengaruh PDB, Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Tabungan Di Indonesia Periode Tahun Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Asrad, R. (2013). Pengaruh Pendapatan Nasional, Inflasi Dan Suku Bunga Deposito Terhadap Konsumsi Masyarakat. Jurnal studi Ekonomi Indonesia. /1803. Deprianto. (2011). Pengaruh konsumsi dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di kota padang, Dini, K. (2015). Pengaruh Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Simpanan Deposito Mudharabah (Pada Beberapa Bank Umu Syariah Periode Skripsi Akuntansi. Bandung, Universitas Islam Bandung. ndex.php/akuntansi/article/view /570

18 Efrida, Ningsih, DKK. (2013). Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Konsumsi, Dan Tabungan Di Sumatera Barat. vol.1 No.2 (1-22). Jurnal Kajian Ekonomi. hp/ekonomi/article/view/620. Hasibuan, M. S. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Kamsir. (2010). Bank Dan Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers. Lovelly, Dwinda Dahen. (2016). Analisis Pengaruh Pendapatan Nelayan Pemilik Di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Journal of Economica and Economic Education, Jurusan Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar Vol.5 No.1 (47-57) ISSN : , E-ISSN : X. ca/article/view/891/ ca.2016.v5.i a.2015.v3.i2.251 Sukirno, S. (2000). Makro Ekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari Klasik Hingga Keynesian Baru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sukirno, S. (2002). pengantar ekonomi makro. Edisi Kedua. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sukirno, S. (2005). Makro Ekonomi Modern. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sukirno, S. (2006). Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sukirno, S. (200 8). Makro Ekonomi Modern. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Muthia, Roza Linda, Dkk. (2015). Pengaruh Inflasi, Kurs, Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Non Perforrming Loan Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Padang. Journal of Economica and Economic Education, Jurusan Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar Vol.3 No.2 ( ) ISSN : E-ISSN : X. ca/article/view/251/642.

PENGARUH KONSUMSI, INVESTASI, TABUNGAN, PENGELUARAN PEMERINTAH, TENAGA KERJA DAN PASAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG ABSTRACT

PENGARUH KONSUMSI, INVESTASI, TABUNGAN, PENGELUARAN PEMERINTAH, TENAGA KERJA DAN PASAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG ABSTRACT PENGARUH KONSUMSI, INVESTASI, TABUNGAN, PENGELUARAN PEMERINTAH, TENAGA KERJA DAN PASAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG Shinta Saputri, Ansofino, Citra Ramayani Program Studi Pendidikan EkonomiSTKIP

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH SEKTOR PENDIDIKAN, PENGELUARAN PEMERINTAH SEKTOR KESEHATAN, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), INFLASI DAN PENGANGGURAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya bahwa sebagian besar dari pendapatan yang diterima masyarakat akan dibelanjakan kembali untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Pengeluaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai khalifah Allah di dunia. Manusia dalam menjalankan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai khalifah Allah di dunia. Manusia dalam menjalankan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi adalah fitrah manusia yang merupakan sebuah kebutuhan darurat yang tidak dapat di pisahkan dari diri manusia karena konsumsi adalah bagian dari usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini aktivitas manusia yang berhubungan dengan menabung sangatlah penting, adanya tabungan masyarakat maka dana tersebut tidaklah hilang, tetapi dipinjam atau dipakai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 10 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank Bank sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang dengan berasaskan demokrasi ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN 1995-2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA. Abstract

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA. Abstract ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA Latifah, Erni Febrina Harahap 1, Firdaus 2 Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha untuk mengembangkan perekonomian sehingga menimbulkan perubahan pada struktur perekonomian. Sebagai implikasi dari perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI 10090147 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI DAMPAK PENDAPATAN DAN SUKU BUNGA TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT DI SUMATERA BARAT SELAMA PERIODE 1993-2008 Oleh : GLIANTIKA 07 951 022 Mahasiswa Program Strata

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PENDAPATAN, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TABUNGAN MASYARAKAT KOTA PADANG

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PENDAPATAN, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TABUNGAN MASYARAKAT KOTA PADANG 1 PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PENDAPATAN, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TABUNGAN MASYARAKAT KOTA PADANG Oleh 1 Yulia Fitri, 2 Dr. Ansofino, 3 Citra Ramayani 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan yang cukup besar dalam usaha untuk meningkatkan perhimpunan dana dari masyarakat dan dapat mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang memiliki spesialisasi yang tinggi. Hal ini berarti tidak ada seorangpun yang mampu memproduksi semua apa yang dikonsumsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tujuannya untuk mewujudkan cita-cita suatu bangsa khususnya cita-cita luhur bangsa Indonesia. Pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH NET PROFIT MARGIN

PENGARUH NET PROFIT MARGIN PENGARUH NET PROFIT MARGIN (NPM), CURRENT RATIO (CR), DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR TEKSTIL & GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

I. PENDAHULUAN. badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menurut SK Menkeu RI No.791 Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat. Perkembangan ini terjadi setelah Krisis Perbankan Indonesia sebagai akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan kinerja pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi di setiap negara. Setiap Negara di dunia sangat memperhatikan

Lebih terperinci

ANALISIS HASRAT KONSUMSI MARGINAL PADA WARGA RT.03 RW.10 KELURAHAN/DESA KEBONSARI KULON KECAMATAN KANIGARAN TAHUN KOTA PROBOLINGGO

ANALISIS HASRAT KONSUMSI MARGINAL PADA WARGA RT.03 RW.10 KELURAHAN/DESA KEBONSARI KULON KECAMATAN KANIGARAN TAHUN KOTA PROBOLINGGO ANALISIS HASRAT KONSUMSI MARGINAL PADA WARGA RT.03 RW.10 KELURAHAN/DESA KEBONSARI KULON KECAMATAN KANIGARAN TAHUN 2009-2013 KOTA PROBOLINGGO Sabarina Lutfiatul Imami *) & Hety Mustika Ani **) Abstract:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan pemerintah,

Lebih terperinci

Keywords: Own Capital, Loan Capital, Credit Grant, Total Member, Remaining Result of Business

Keywords: Own Capital, Loan Capital, Credit Grant, Total Member, Remaining Result of Business PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN, PEMBERIAN KREDIT DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) KPRI SEJAHTERA DI KABUPATEN DHARMASRAYA Widya Maharani 1, Nora Susanti 2, Mona Amelia 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang mengacu kepada trilogi pembangunan. Demi mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan menjadi Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan menjadi Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peran perbankan di era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini benar benar amat dirasakan keberadaannya. Tingginya arus perputaran uang yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara sangat berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara sangat berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu negara, dengan adanya pembangunan dapat diketahui suatu negara mengalami kemajuan atau kemunduran. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian suatu bangsa, bank memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian suatu bangsa, bank memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan perekonomian suatu bangsa, bank memegang peranan yang cukup penting dalam lalu lintas keuangan. Perbankan sebagai lembaga keuangan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat potensial yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat potensial yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat potensial yang digunakan oleh pemerintah sebagai sumber pembiayaan dalam menyelenggarakan roda pemerintahan.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT ISSN : 2302 1590 E-ISSN : 2460 190X ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 (151-157 ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT Oleh Nilmadesri

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : YULIA

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sebagai landasan dalam penelitian ini, digunakan beberapa penelitian yang dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, seperti potong. rambut, layanan kesehatan, dan pendidikan (Mankiw, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, seperti potong. rambut, layanan kesehatan, dan pendidikan (Mankiw, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi (consumption) adalah pembelanjaan rumah tangga untuk barang dan jasa. barang meliputi pembelanjaan rumah tangga untuk barang awet, seperti mobil dan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBUTUHAN INVESTASI DI JAWA BARAT TAHUN

ANALISIS FAKTOR PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBUTUHAN INVESTASI DI JAWA BARAT TAHUN ANALISIS FAKTOR PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBUTUHAN INVESTASI DI JAWA BARAT TAHUN 2002-2011 Aso Sukarso 1, Dwi Hastuti LK, Rahman Budiman Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh : YULISA NPM

JURNAL. Oleh : YULISA NPM PENGARUH UPAH TENAGA KERJA, HARGA JUAL, LUAS KEBUN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh : YULISA NPM.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal tahun 1998 yakni pada awal masa orde baru perekonomian Indonesia mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat Nya melaksanakan pembangunan segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pembangunan ekononomi merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan Smith (2006) pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perbankan telah berkembang pesat, bank berperan sangat penting mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga keuangan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah di Indonesia di awali pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan adanya faktor keanekaragaman masyarakat. Target utama dari kegiatan perbankan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara didukung oleh adanya suntikan dana dari pihak pemerintah baik melalui Lembaga Keuangan Bank (selanjutnya disingkat menjadi LKB) ataupun Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang menghadapi masalah memelihara kestabilan serta masalah pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan salah satu alternatif terbaik yang dapat dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghambat usaha untuk memobilisasi tabungan.

BAB I PENDAHULUAN. menghambat usaha untuk memobilisasi tabungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian suatu Negara, tabungan dan investasi merupakan salah satu indikator yang dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor keuangan terutama industri perbankan merupakan elemen penting dalam pembangunan suatu negara. Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 2 menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek keadilan dalam bertransaksi. Bank berdasarkan prinsip syariah atau

BAB I PENDAHULUAN. aspek keadilan dalam bertransaksi. Bank berdasarkan prinsip syariah atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi

Lebih terperinci

Kata kunci: Laju Pertumbuhan PDRB, PDRB Per Kapita, Uji Beda Rata-rata (t test equal mean), Indeks Location Quotient (LQ).

Kata kunci: Laju Pertumbuhan PDRB, PDRB Per Kapita, Uji Beda Rata-rata (t test equal mean), Indeks Location Quotient (LQ). DAFTAR TABEL Hal Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan dan Pendapatan Sumatera Barat... 2 Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu... 9 Tabel 4.1 Luas Wilayah Kabupaten Sijunjung Sebelum Pemekaran... 27 Tabel 4.2 Luas Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita mulia tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998),

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung oleh adanya perkembangan dinamis dan kontribusi nyata di sektor perbankan, alasannya karena kontribusi sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kunci penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat adalah sinergi antara sektor moneter, fiskal dan riil. Bila ketiganya dapat disinergikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN: 2460-6553 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun 2001 2016 1 Raisa Awalliatu Rahmah, 2 Dr. Ima Amaliah SE., M.Si, 3 Meidy

Lebih terperinci

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI ACEH DENGAN PENDEKATAN INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON PERIODE TAHUN

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI ACEH DENGAN PENDEKATAN INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON PERIODE TAHUN ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI ACEH DENGAN PENDEKATAN INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON PERIODE TAHUN 2008-2011 INCOME DISPARITY ANALYSIS AMONG DISTRICTS IN ACEH PROVINCE USING INDEX

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TABUNGAN MASYARAKAT PADA BANK UMUM DI PEKANBARU. Ritayani Iyan, Rosyetti dan Susie Lenggogeni

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TABUNGAN MASYARAKAT PADA BANK UMUM DI PEKANBARU. Ritayani Iyan, Rosyetti dan Susie Lenggogeni FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TABUNGAN MASYARAKAT PADA BANK UMUM DI PEKANBARU Ritayani Iyan, Rosyetti dan Susie Lenggogeni Jurusan Ilmu Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE 11090270 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan

Lebih terperinci

Analisis Estimasi Permintaan dan Penawaran Kredit Konsumsi di Sumatera Utara (Periode ) Martin Hansen Simaremare Paidi Hidayat

Analisis Estimasi Permintaan dan Penawaran Kredit Konsumsi di Sumatera Utara (Periode ) Martin Hansen Simaremare Paidi Hidayat Analisis Estimasi Permintaan dan Penawaran Kredit Konsumsi di Sumatera Utara (Periode 1990-2011) Martin Hansen Simaremare Paidi Hidayat ABSTRACT This study aims to determine how much influence the Interest

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1995 2013 Naskah Publikasi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya

BAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang menimbulkan ketimpangan dalam pembangunan (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya makin kaya sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank adalah suatu lembaga keuangan yang mempunyai peranan sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit(abdullah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah hasil dari perubahan dalam bidang teknis dan tata kelembagaan dengan mana output tersebut diproduksi dan didistribusikan (Adrimas,1993).

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Materi Perkuliahan: 1. Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi (Konsep dasar ekonomi makro) 2. Aliran kegiatan perekonomian (aliran sirkular atau circular

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015 DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN Edisi 07 Agustus 2015 Buku saku ini dalam upaya untuk memberikan data dan informasi sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kehidupan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari keberadaan serta peran penting sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan yang sangat cepat menuntut kita untuk selalu siap dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat. Indonesia sebagai negara yang sedang

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM.

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM. 1 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG Oleh AMINAH NPM. 09090201 Disetujui: Pembimbing 1 Pembimbing II Dra. Yenni Del Rosa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu

Lebih terperinci

Analisis Kecenderungan Mengkonsumsi Marjinal dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Masyarakat Jawa Timur

Analisis Kecenderungan Mengkonsumsi Marjinal dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Masyarakat Jawa Timur Analisis Kecenderungan Mengkonsumsi Marjinal dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Masyarakat Jawa Timur Rohmaniyah dan Slamet Subari Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Melalui hal ini Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan Negara-negara lain di

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Melalui hal ini Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan Negara-negara lain di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang cukup baik dibidang sumber daya alam dan sumber daya manusia. Melalui hal ini Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan Negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak perekonomian yang mempengaruhi seluruh aspek masyarakat. Salah

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MAKRO. Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro

PENGANTAR EKONOMI MAKRO. Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro PENGANTAR EKONOMI MAKRO Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro EKONOMI MAKRO DAN MIKRO Pengertian Ekonomi Makro ilmu yang mempelajari fenomena ekonomi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK Dhani Kurniawan Teguh Pamuji Tri Nur Hayati Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Fattah Demak Email : ujik_angkung@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan perbaikan yang secara terus menerus menuju pada pencapaian tujuan yang diinginkan. Secara umum tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. periode tertentu, dan dapat menjadi alat ukur untuk melihat atau menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. periode tertentu, dan dapat menjadi alat ukur untuk melihat atau menganalisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu daerah dalam jangka panjang menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu, dan dapat menjadi alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang disertai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji Impulse Response Function menunjukkan variabel nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional dan mengutamakan

Lebih terperinci

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN Enni Sari Siregar STKIP Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan Email : ennisari056@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di suatu negara bisa dijadikan alat ukur untuk menganalisa tingkat perkembangan perekonomian di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi disuatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makroekonomi. Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari. pendapatannya yang di belanjakan. Apabila pengeluaran pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. makroekonomi. Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari. pendapatannya yang di belanjakan. Apabila pengeluaran pengeluaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variabel makroekonomi. Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari pendapatannya yang di belanjakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk menggerakkan perekonomian. Modal dasar pembangunan dapat berupa kekayaan alam, sumberdaya manusia, teknologi,

Lebih terperinci

49 Analisis Pengaruh Suku Bunga terhadap Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Provinsi Jambi

49 Analisis Pengaruh Suku Bunga terhadap Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Provinsi Jambi ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA TERHADAP KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) DI PROVINSI JAMBI Isnain Effendi 1 STIE MUHAMMADIYAH JAMBI Monetary policy is one of

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi bertujuan antara lain pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, mengentaskan kemiskinan, menjaga kestabilan harga dengan memperhatikan tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. Manusia melakukan kegiatan konsumsi berarti mereka juga melakukan pengeluaran. Pengeluaran untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Bank pada dasarnya dikenal dan diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk giro, tabungan maupun

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT Nurhuda. N, Sri Ulfa Sentosa, Idris Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Padang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB III MONOGRAFI DAN KONDISI PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III MONOGRAFI DAN KONDISI PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA BARAT BAB III MONOGRAFI DAN KONDISI PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA BARAT 1.1. Perekonomian Sumatera Barat 1.1.1. Perkembangan Ekonomi Sumatera Barat Perkembangan kinerja perekonomian Provinsi Sumatera Barat

Lebih terperinci

ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT

ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI Adi Bhakti Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jambi adibhakti@unja.ac.id ABSTRACT This study aims

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabungan memiliki peranan penting dalam membentuk dan mendorong pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Tabungan merupakan indikator penting

Lebih terperinci

Role of Financial Service and Insurance Sector in Riau Province s Economy

Role of Financial Service and Insurance Sector in Riau Province s Economy 48 Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.9, November 2016, 48-57 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id Role of Financial Service and Insurance Sector in Riau Province s Economy Adhitya

Lebih terperinci