PENGARUH KONSUMSI, INVESTASI, TABUNGAN, PENGELUARAN PEMERINTAH, TENAGA KERJA DAN PASAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KONSUMSI, INVESTASI, TABUNGAN, PENGELUARAN PEMERINTAH, TENAGA KERJA DAN PASAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG ABSTRACT"

Transkripsi

1 PENGARUH KONSUMSI, INVESTASI, TABUNGAN, PENGELUARAN PEMERINTAH, TENAGA KERJA DAN PASAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG Shinta Saputri, Ansofino, Citra Ramayani Program Studi Pendidikan EkonomiSTKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study aims to determine 1) the effect of consumption on economic growth 2) the influence of investment on economic growth 3) the influence of savings on economic growth 4) the influence of government spending on economic growth 5) the influence of labor on economic growth 5) market influence on economic growth. The type of research used in this study is associative research with secondary data as much as 22 quarters from obtained from the Central Bureau of Statistics (BPS) of Padang City. The analytical method used is Autoregression-Moving Average (ARMA). The results showed that: (1) Consumption influences 1 period before and 3 next period to economic growth of Padang City and sector itself (2) Investment influences 1 period before and 1 next period to economic growth of Padang City and sector itself (3) Saving influence 1 period before and 4 periods to the economic growth and the sector itself (4) Governme nt expenditures affect 1 period before and 2 periods next to the economic growth of Padang City and the sector itself (5) Labor influential 1 period before and 2 period next to economic growth City Padang and the sector itself (6) Market influences 1 perio d before and 2 next period on economic growth and sector itself. Keywords: Consumption, Investment, Savings, Government Spending, Labor, Markets, Economic Growth PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu daerah dalam jangka waktu panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari suatu periode ke periode berikutnya kemampuan suatu daerah untuk menghasilakan barang dan jasa akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Menurut ( Sukirno, 2008: 423) bahwa dalam kegiatan perekonomian 1

2 yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fiskal produk barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambangan produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertabhan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Tetapi dengan menggunakan berbagai jenis data produksi adalah sangat sukar untuk memberikan gambaran tentang pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Oleh sebab itu, untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara, ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat pendapatan nasional rill yang dicapai. Menurut Badan Pusat Statistik, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menggambarkan aktifitas perekonomian suatu daerah, semakin tinggi produktivitas darah maka PDRB nya akan semakin besar. Perkembangan PDRB merupaka salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk melihat tingkat perekembangan aktivitas ekonomi daerah. Kota Padang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Barat yang sejak dimulai pembangunannya telahmengalami kenaikan perekonomian. Perekonomian kota Padang secara terus menerus mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Kota Padang mempunyai sektor-sektor usaha yang patut dikembangkan seperti sektor pariwisata, sektor jasa, sektor perdagangan, sektor konstruksi, sektor hotel dan restoran serta sektor industri. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah tingkat konsumsi. Konsumsi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh semua umat manusia, yang dapat dipengaruhi oleh faktro pendapatan, lingkungan dan kebutuhan. Keynes dalam ( Arifin, 2017: 8) berpendapat faktor utama yang menentukan konsumsi adalah pendapatan. Pada tingkat pendapatan yang sangat rendah, konsumsi akan melebihi pendapatan dan konsumsi yang melebihi pendapatan tersebut akan dibiayai dari tabungannya pada masa lalu. Selain itu konsumsi adalah pengeluaran untuk pembelian barang- 2

3 barang dan jasa guna mendapatkan kepuasan ataupun memenuhi kebutuhannya. Tabel 1. Jumlah Konsumsi, Investasi, Tabungan, Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja, Perdagangan Besar Dan Eceran Serta Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Padang Tahun Konsumsi (Milyar Rp) Investasi (Milyar Rp) Tabungan (Milyar Rp) Pengeluar an Pemerinta h (Milyar Rp) Tenaga Kerja (Orang) Perdagan gan Besar Dan Eceran (Milyar Rp) Pertum buhan Ekono mi (%) , , ,83 455, ,98 5, , , ,08 614, ,96 5, , , ,26 737, ,05 6, , , ,79 881, ,12 6, , , ,53 996, ,55 5, , , , , ,14 5, , , , , ,85 6, , , , , ,75 6, , , , , ,98 6, , , , , ,26 6, , , , , ,06 6,35 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Padang Pada tabel 1. dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi di Kota Padang sejak sebelas tahun terakhir dari tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kota Padang sebesar 5,96, pada tahun 2011 dan 2012 meningkat sebesar 6,41 dan 6,61%. Pada tahun 2015 perekonomian Kota Padang masih terlihat tetap mengalami peningkatan. Ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan PDRB pada tahun 2015 sebesar 6,35% dibandingkan tahun Berdasarkan tabel 1 perubahan konsumsi tertinggi berada pada tahun 2006 sebesar 10,82%. Hal ini diduga penyebabnya adalah peningkatan konsumsi periode sebelumnya dan pendapatan disposable. Perubahan konsumsi terendah berada pada tahun 2011 sebesar 3,36%. Pada tahun 2009 tingkat konsumsi turun sebesar 3,45% dari tahun 2008 dan pertumbuhan ekonomi juga turun sebasar 5,08%, hal ini dikarenakan gempa yang terjadi di Sumatera Barat yang mengakibatkan perekonomian kota Padang menurun. Rendahnya 3

4 perubahan konsumsi ini diduga bahwa perubahan konsumsi pada waktu yang sama tidak diiringi dengan perubahan pendapatan disposable. Angka ini menunjukkan bahwa pada tahun , yang perubahan konsumsi berada di atas rata-rata, rata-rata konsumsi adalah 5,01%. Sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan konsumsi selama periode mengalami fluktuasi. Perubahan investasi tertinggi berada pada tahun 2011 sebesar 9,33%. Tingginya angka investasi ini salah satunya disebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat menarik minat investor untuk melakukan investasi di kota Padang. Dengan tingginya investasi yang masuk kota Padang tentunya akan mempertinggi laju pertumbuhan ekonomi Kota Padang. Sedangkan pada tahun 2012 investasi kota Padang mengalami penurunan sebesar 6,96%. Penurunan investasi tersebut diduga masih rendahnya kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Kota Padang, sebagai akibat dari tingginya tingkat persoalan masyarakat, seperti birokrasi perizinan, tanah ulayat dan masih banyak pungutan-pungutan liar atau pungli. Perekembangan posisi simpanan masyarakat Kota Padang secara nominal mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 tabungan mengalami peningkatan sebesar Rp ,08 milyar rupiah menjadi 20,20% sampai pada tahun 2012 posisi simpanan masyarakat di Kota Padang sebesar Rp ,45 milyar rupiah dimana tingkat perkembangannya mengalami fluktuasi turun menjadi 10,95%. Hal ini menunjukkan fenomena-fenomena yang terjadi pada suatu lembaga keuangan di Indonesia. Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat pengeluaran pemerintah mengalami peningkatan secara nominal dari tahun 2005 sampai tahun Pada tahun 2011 pengeluaran pemerintah menurun sebesar 7,27%, sedangakan tingkat pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 6,41%. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan semakin tinggi pengeluaran pemerintahnya maka tingkat pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat. Pengeluaran tersebut 4

5 digunakan sebagian digunakan untuk administrasi pembangunan dan sebagaian lagi untuk kegiatan pembangunan di berbagai jenis infrastruktur yang penting. Perbelanjaan-perbelanjaan tersebut akan meningkatkan pengeluaran agregat dan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi. Jumlah tenaga kerja di Kota Padang dari tahun secara keselurahan mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2012 jumlah tenaga kerja menurun dari orang menjadi orang tetapi pertumbuhan ekonomi tetap meningkat dari 6,41 persen menjadi 6,61 persen. Hal ini mengindikasi bahwa kebijakan-kebijakan pembangunan kota Padang belum sepenuhnya mengakomodasi kepentingan percepatan ekonomi lokal. Dengan demikian, maka perlu pemberdayaan sumber-sumber daya daerah agar mampu menyerap jumlah tenaga kerja di kota padang. Berdasakan tabel 1 dapat dilihat bahwa perdagangan di kota Padang secara keseluran mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 tingkat perdagangan besar dan eceran meningkat sebesar 5,95 persen namun pertumbuhan ekonomi menurun sebesar 6,48 persen. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat aktivitas perekonominya maka tingkat pertumbuhan ekonomi juga tinggi. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif.jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang Padang dengan jumlah data sebanyak 22 triwulan selama 11 tahun dari Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel pertumbuhan ekonomi sebagai variabel terikat (Y), konsumsi (X 1 ), investasi (X 2 ), tabungan (X 3 ), pengeluaran pemerintah (X 4 ), (5) tenaga kerja(x 5 ) dan pasar (X 6 ). Teknik analisis data yang digunakan adalah Autoregression- Moving Average (ARMA). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Konsumsi (X 1) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y) Kota Padang Berdasarkan hasil pengujian analisis Autoregression-Moving 5

6 Average (ARMA) diketahui bahwanilai koefisien sebesar 0, dan 0, dengan nilai probability < 0,05 pada variabel konsumsi, dan nilai t statistic sebesar 8, dan 17,10964> t tabel sebesar 1,73961, yang menunjukkan konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor itu sendiri berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri dari 2 semester. Dalam 6 bulan sebelumnya pengaruh konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor itu sendiri dapat dirasakan.dan dampaknya bisa dirasakan setelah 3 periode atau 18 bulan selanjutnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mankiw (2003: 242) yang mengungkapkan bahwa keputusuan konsumsi sangat penting untuk analisis jangka pendek karena peranannya dalam menentukan permintaan agregat. Konsumsi adalah dua pertiga dari GDP.Sehingga fluktuasi dalam ekonomi adalah elemen yang penting dari booming dan resesi. Selain itu, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shandra ( 2012) yang menyatakan bahwa secara parsial perkembangan konsumsi berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan perkembangan konsumsi berarti telah terjadi peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa. Pengaruh Investasi (X 2 ) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y) Kota Padang Berdasarkan hasil pengujian analisis Autoregression-Moving Average (ARMA) diketahui bahwa nilai koefisien sebesar 0, dan 0, dengan nilai probability < 0,05 pada variabel investasi, dan nilai t statistic sebesar 8, dan 17,10964 >t tabel sebesar 1,73961, yang menunjukkan investasi terhadap sendiri berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri dari 2 semester. Dalam 6 bulan sebelumnya pengaruh konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor itu sendiri dapat dirasakan. Dan dampaknya bisa dirasakan setelah 3 periode atau 18 bulan selanjutnya 6

7 Menurut Jhingan (2004: 189) yang menungkapkan bahwa investasi berperan dalam menciptakan pendapatan dan mampu memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Menurut Jhingan melalui investasi maka kegiatan ekonomi akan dapat berkembang dan kesejahteraan masyarakat dapat semakin meningkat. Selain itu, hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Silvia, dkk (2013) yang menyatakan bahwa investasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap perekonomian di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Kota Padang dipengaruhi oleh perkembangan investasi, karena kenaikan perkembangan investasi mengindikasikan telah terjadinya kenaikan penanaman modal. Kenaikan penanaman modal atau pembentukan modal akan berakibat terhadap peningkatan produksi barang dan jasa di dalam perekonomiannya. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh Tabungan (X 3 ) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y) Kota Padang Berdasarkan hasil pengujian analisis Autoregression-Moving Average (ARMA) diketahui bahwa nilai koefisien sebesar 0, dan - 0, dengan nilai probability < 0,05 pada variabel tabungan, dan nilai t statistic sebesar 4, dan 18,80610 >t tabel sebesar 1,73961, yang menunjukkan tabungan terhadap sendiri berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri dari 2 semester. Dalam 6 bulan sebelumnya pengaruh tabungan terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor itu sendiri dapat dirasakan.dan dampaknya bisa dirasakan setelah 4 periode atau 24 bulan selanjutnya. Menurut Keynes, tabungan ditentukan oleh tingkat pendapatan saat ini ( current income). Menurut Arsyad (2004) tingginya tingkat tabungan rumah tangga tergantung pada besarnya pendapatan yang siap dibelanjakan. Hasrat menabung dari pendapatan yang siap dibelanjakan tersebut akan meningkat sesuai dengan tingkat pendapatan. 7

8 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriani (2007), yang menyatakan pengaruh tabungan domestik, jumlah penduduk, ekspor impor terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa kenaikan jumlah tabungan, jumlah penduduk dan ekspor berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Tabungan merupakan faktor penting dalam menentukan pertumbuhan ekonomi. Jika tingkat tabungan masyarakat itu tinggi maka dana yang tersimpan akan meningkat pula. Dana tersebut dapat dialokasikan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui penamanam modal atau investasi. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah (X 4 ) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y) Kota Padang Berdasarkan hasil pengujian analisis Autoregression-Moving Average (ARMA) diketahui bahwa nilai koefisien sebesar 1, dan - 0, dengan nilai probability < 0,05 pada variabel pengeluaran pemerintah, dan nilai t statistic sebesar 3,60168 dan 2,862047>t tabel sebesar 1,73961, yang menunjukkan pengeluaran pemerintah terhadap sendiri berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri dari 2 semester. Dalam 6 bulan sebelumnya pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap sendiri dapat dirasakan.dan dampaknya bisa dirasakan setelah 2 periode atau 12 bulan selanjutnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Salhab and Soedjono (2012) yang menyatakan secara silmultan dan parsial tingkat inflasi, jumlah tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali. Besarnya pengeluaran pemerintah akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Peran aktif pemerintah daerah diharapkan berperan aktif dalam mengelola dan mengembangkan sektor publik dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi 8

9 daerah. Pendekatan pada upaya peningkatan pertumbuhan tidak semata-mata menentukan pertumbuhan sebagai satu-satunya tujuan pembangunan daerah, namun pertumbuhan merupakan salah satu ciri pokok terjadinya proses pembangunan. Pengaruh Tenaga Kerja (X 5 ) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y) Kota Padang Berdasarkan hasil pengujian analisis Autoregression-Moving Average (ARMA) diketahui bahwa nilai koefisien sebesar 1, dan - 0, dengan nilai probability < 0,05 pada variabel tenaga kerja, dan nilai t statistic sebesar 6, dan 8,008297>t tabel sebesar 1,73961, yang menunjukkan tenaga kerja terhadap sendiri berpengaruh 2 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri dari 2 semester. Dalam 12 bulan sebelumnya pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor itu sendiri dapat dirasakan.dan dampaknya bisa dirasakan setelah 2 periode atau 12 bulan selanjutnya. Jadi model yang tepat dalam mencari pengaruh variabel tenaga kerja terhadap sendiri adalah model Autoregressive- Moving Average (ARMA). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2013), yang menyatakan bahwa variabel tenaga kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini menandakan pertumbuhan ekonomi pada usia kerja di Provinsi Jawa Barat memiliki kualitas yang mampu bersaing di pasar kerja dengan kualitas yang baik sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tenaga kerja merupakan salah satu indikator untuk melihat perkembangan dan kondisi ekonomi suatu daerah. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yaitu salah satunya dengan usaha meningkatkan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi. Dengan meningkatnya tenaga kerja yang ada, akan meningkatkan pula pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. 9

10 Pengaruh Tenaga Kerja (X 5 ) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y) Kota Padang Berdasarkan hasil pengujian analisis Autoregression-Moving Average (ARMA) diketahui bahwa nilai koefisien sebesar 1, dan - 0, dengan nilai probability < 0,05 pada variabel pasar, dan nilai t statistic sebesar 6, dan 8, >t tabel sebesar 1,73961, yang menunjukkan pasar terhadap sendiri berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri dari 2 semester. Dalam 6 bulan sebelumnya pengaruh pasar terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor itu sendiri dapat dirasakan.dan dampaknya bisa dirasakan setelah 2 periode atau 12 bulan selanjutnya. Jadi model yang tepat dalam mencari pengaruh variabel pasar terhadap sendiri adalah model Autoregressive- MovingAverage (ARMA). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lupitasari (2011), yang menyatakan bahwa fungsi dan peran pasar tradisional di Indonesia cukup strategis dalam perekonomian daerah.hal ini dapat dilihat dari kontribusinya dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penyerapan tenaga kerja, karena menjadi sandaran hidup bagi banyak orang. Pasar adalah tempat bertemunya pedagang dan pembeli sehingga keberadaan pasar mengundang pihak penjual dan pembeli untuk datang dan bertemu sehingga meningkatkan keramain kunjungan pada lingkungan lokasi pasar.letak strategis juga menjadi daya tarik karena mudah dijangkau dan tranportasi yang mudah.sehingga minat konsumen untuk mendatangi pasar meningkat. Hal ini akan memicu minat usaha bagi penduduk disekitar pasar karena melihat banyak orang yang mebutuhkan barang maupun layanan jasa. Sehingga ketika mereka memiliki modal maka segera merealisasikan minat mereka untuk membuka usaha. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, bahwa model yang tepat dalam penelitian ini adalah model Autoregression-Moving 10

11 Average (ARMA) dengan kesimpulan sebagai berikut : 1. Konsumsi berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri dari 2 semester. Dan dampaknya bisa dirasakan setelah 3 periode atau 18 bulan selanjutnya. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai koefisien sebesar 0, dan 0, dengan dengan nilai t statistic sebesar 8, dan 17,10964> t tabel sebesar 1,73961, dan nilai probability < 0,05 artinya H 0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terjadinya peningkatan perkembangan konsumsi berarti telah terjadi peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa. Semakin tinggi tingkat permintaan barang dan jasa semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. 2. Investasi berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri dari 2 semester. Dan dampaknya bisa dirasakan setelah 3 periode atau 18 bulan selanjutnya. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai koefisien sebesar 0, dan 0, dengan dengan nilai t statistic sebesar 8, dan 17,10964 >t tabel sebesar 1,73961dan nilai probability < 0,05 artinya H 0 ditolak dan Ha diterima. Artinya kenaikan perkembangan investasi mengindikasikan telah terjadinya kenaikan penanaman modal. Kenaikan penanaman modal atau pembentukan modal akan berakibat terhadap peningkatan produksi barang dan jasa di dalam perekonomiannya. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. 3. Tabungan berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri dari 2 semester.. Dan dampaknya bisa dirasakan setelah 4 periode atau 24 bulan selanjutnya. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan nilai koefisien sebesar 0, dan - 11

12 0, dengan nilai t statistic sebesar 4, dan 18,80610 >t tabel sebesar 1,73961, dan nilai probability< 0,05, H 0 ditolak dan Ha diterima. Artinya semakin tinggi tingkat tabungan masyarakat maka modal yang tersedia untuk invesatsi juga akan meningkat, dengan meningkatnya investasi maka pembangunan infrastruktur juga akan meningkat dan perekonomian suatu daerah juga akan meningkat. 4. Pengeluaran pemerintah berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri dari 2 semester. Dan dampaknya bisa dirasakan setelah 2 periode atau 12 bulan selanjutnya. Hai ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai koefisien sebesar 1, dan -0, dengan nilai t statistic sebesar 3,60168 dan 2,862047>t tabel sebesar 1,73961, nilai probability < 0,05, H 0 ditolak dan Ha diterima. Artinya semakin tinggi tingkat pengeluaran pemerintah dalam pembiayaan infrastruktur maka semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan ekonominya. 5. Tenaga kerja berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri dari 2 semester. Dan dampaknya bisa dirasakan setelah 2 periode atau 12 bulan selanjutnya. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai koefisien sebesar 1, dan -0, dengan nilai t statistic sebesar 6, dan 8,008297>t tabel sebesar 1,73961, dan nilai probability < 0,05, H 0 ditolak dan Ha diterima. Artinya dengan meningkatnya tenaga kerja yang ada, akan meningkatkan pula pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. 6. Pasar berpengaruh 1 periode sebelumnya yang mana dalam satu periode terdiri dari 2 semester. Hai ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai koefisien sebesar 1, dan - 0, dengan nilai t statistic sebesar 6, dan 8, >t tabel sebesar 1,73961, dan nilai probability < 0,05 artinya H 0 12

13 ditolak dan Ha diterima. Artinya semakin tinggi tingkat aktivitas perdagangan di pasar maka pertumbuhan ekonomi juga meningkat melalui pendapatan yang diperoleh dari aktivitas perdagangan besar dan eceran di daerah tersebut. DAFTAR PUSTAKA Ansofino Penentuan Lokasi Pasar Induk Dan Pasar Satelit Di Kabupaten Solok Selatan. Jurnal Vol. 30, N: DOI: /mimbar.v30i x.php/mimbar/article/view/460/ 763..Arsyad, Lincolin Ekonomi Pembangunan Edisi Keempat. Yogyakarta: STIE YKPN. Febriani Pengaruh Tabungan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Barat. Jurnal, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang. g.ac.id/index.php/sungkai/articl e/view/749/618. Jhingan, M.L Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mankiw, N. Gregory Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Salhab, Amira, and Lasmini Soedjono Pengaruh Inflasi, Jumlah Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Bali. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana 2 (1): ep/article/view/4285. Shandra, Yosi Konsumsi Dan Investasi Serta Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat. Jurnal Kajian Ekonomi 1 (April): Universitas Negeri Padang. http//:ejournal.unp.ac.id/index.p hp/ekonomi/article/view/741. Silvia, Engla Desnim Dkk Vol. I, No. 02.Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Inflasi Di Indonesia Jurnal Kajian Ekonomi I (02): Universitas Negeri Padang. hp/ekonomi/article/view/749/61 8. Sukirno, Sadono Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 13

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH SEKTOR PENDIDIKAN, PENGELUARAN PEMERINTAH SEKTOR KESEHATAN, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), INFLASI DAN PENGANGGURAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG TAHUN

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM.

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM. 1 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG Oleh AMINAH NPM. 09090201 Disetujui: Pembimbing 1 Pembimbing II Dra. Yenni Del Rosa,

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PENDAPATAN, TINGKAT INFLSI, TINGKAT INVESTASI, KONSUMSI TERHADAP TABUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN PESISISR SELATAN TAHUN

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PENDAPATAN, TINGKAT INFLSI, TINGKAT INVESTASI, KONSUMSI TERHADAP TABUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN PESISISR SELATAN TAHUN PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PENDAPATAN, TINGKAT INFLSI, TINGKAT INVESTASI, KONSUMSI TERHADAP TABUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN PESISISR SELATAN TAHUN 2005-2015 Fitriana, Ansofino, Yolamalinda Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya bahwa sebagian besar dari pendapatan yang diterima masyarakat akan dibelanjakan kembali untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Pengeluaran

Lebih terperinci

PENGARUH KONSUMSI DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh

PENGARUH KONSUMSI DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh 1 PENGARUH KONSUMSI DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI Oleh 1 Deprianto, 2 Asrizal, 3 Jolianis 1 Mahasiswa Programstudi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Universitas Muhamadiya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai khalifah Allah di dunia. Manusia dalam menjalankan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai khalifah Allah di dunia. Manusia dalam menjalankan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi adalah fitrah manusia yang merupakan sebuah kebutuhan darurat yang tidak dapat di pisahkan dari diri manusia karena konsumsi adalah bagian dari usaha

Lebih terperinci

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1,no 7 April 2013 Analisis Tipologi Pertumbuhan Sektor Ekonomi Basis dan Non Basis dalam Perekonomian Propinsi Jambi Emilia,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011 No.43/08/33/Th.V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011 PDRB Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2011 meningkat sebesar 1,8 persen dibandingkan triwulan I tahun 2011 (q-to-q).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi bertujuan antara lain pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, mengentaskan kemiskinan, menjaga kestabilan harga dengan memperhatikan tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 No.51/08/33/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBUTUHAN INVESTASI DI JAWA BARAT TAHUN

ANALISIS FAKTOR PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBUTUHAN INVESTASI DI JAWA BARAT TAHUN ANALISIS FAKTOR PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBUTUHAN INVESTASI DI JAWA BARAT TAHUN 2002-2011 Aso Sukarso 1, Dwi Hastuti LK, Rahman Budiman Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT Nurhuda. N, Sri Ulfa Sentosa, Idris Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Padang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06 /11/33/Th.II, 17 Nopember 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN III TH 2008 TUMBUH 1,1 PERSEN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah

Lebih terperinci

PENGARUH BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA TIDAK LANGSUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

PENGARUH BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA TIDAK LANGSUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PENGARUH BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA TIDAK LANGSUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI I Gede Dwi Purnama Putra I Made Adigorim Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI ABSTRAK

DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI ABSTRAK DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI Syaifuddin, Adi Bhakti, Rahma Nurjanah Dosen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan III-2013 Naik 2,91 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan III-2013 Naik 2,91 Persen No. 62/11/75/Th. VII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO PDRB Gorontalo Triwulan III-2013 Naik 2,91 Persen PDRB Provinsi Gorontalo triwulan III-2013 naik 2,91 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU No. 38/08/14/Th.XIV, 2 Agustus 2013 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas Triwulan II Tahun 2013 mencapai 2,68 persen Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan II tahun 2013, yang diukur dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di suatu negara bisa dijadikan alat ukur untuk menganalisa tingkat perkembangan perekonomian di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi disuatu negara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06 /11/33/Th.I, 15 Nopember 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN III TH 2007 TUMBUH 0,7 PERSEN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah pada

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06/05/33/Th.III, 15 Mei 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2009 PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN I TH 2009 TUMBUH 5,5 PERSEN PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun

Lebih terperinci

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 1-9 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jme DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA

Lebih terperinci

No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014

No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014 No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014 Perekonomian Sumatera Barat yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

Available online AKUNTABEL Volume 14, No

Available online  AKUNTABEL Volume 14, No Available online http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/akuntabel/issue/view/78 AKUNTABEL Volume 14, No 1 2017 Pengaruh Investasi, Kapasitas Produksi, Nilai Produksi dan Jumlah Unit Usaha pada Sektor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU No. 24/05/14/Th.XV, 5 Mei 2014 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun 2014, yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebagai kerangka awal untuk memudahkan dan menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud dari judul ini, maka perlu kiranya dijelaskan terlebih dahulu beberapa

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Lastri Apriani Nurjannah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Lastri Apriani Nurjannah ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA BARAT TAHUN 2001 2015 Oleh: Lastri Apriani Nurjannah 133401016 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi (Jl.

Lebih terperinci

ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA BARAT. Oleh Jolianis, S.Pd, ME

ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA BARAT. Oleh Jolianis, S.Pd, ME ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh Jolianis, S.Pd, ME Abstract This study aims to identify and analyze: 1) the effect of household consumption,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 No. 68/11/33/Th.VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi nasional yang dapat dicapai melalui pembenahan taraf hidup masyarakat, perluasan lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU No. 10/02/14/Th.XV, 5 Februari 2014 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas Tahun 2013 mencapai 6,13 persen Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan IV tahun 2013, yang diukur dari Produk Domestik

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pembangunan ekononomi merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan Smith (2006) pembangunan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No.24/05/33/Th.IV, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2010 PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2010 meningkat sebesar 6,5 persen dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Lapeti Sari Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Penelitian ini bertujuan antara lain adalah: memberikan gambaran tentang persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita mulia tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 BPS PROVINSI D.K.I. JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tujuannya untuk mewujudkan cita-cita suatu bangsa khususnya cita-cita luhur bangsa Indonesia. Pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT ISSN : 2302 1590 E-ISSN : 2460 190X ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 (151-157 ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT Oleh Nilmadesri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah ini terkandung

Lebih terperinci

ANALISIS BELANJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BENGKULU

ANALISIS BELANJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BENGKULU ANALISIS BELANJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BENGKULU Ahmad Soleh Fakultas Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu ABSTRAK Ahmad Soleh; Analisis Belanja Pemerintah Daerah Kota Bengkulu. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI DAMPAK PENDAPATAN DAN SUKU BUNGA TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT DI SUMATERA BARAT SELAMA PERIODE 1993-2008 Oleh : GLIANTIKA 07 951 022 Mahasiswa Program Strata

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014 No.29/05/33/Th.VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan I tahun 2014 mencapai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2008 No. 06/05/33/Th.II, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2008 PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN I TH 2008 TUMBUH 5,2 PERSEN PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2008 meningkat sebesar

Lebih terperinci

Oleh Citra Ramayani 1. Keywords: government investment, private investment, inflation, export, labor, economic growth

Oleh Citra Ramayani 1. Keywords: government investment, private investment, inflation, export, labor, economic growth PENGARUH INVESTASI PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, INFLASI, EKSPORT, TENAGA KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Oleh Citra Ramayani 1 Abstract The research aims

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 2 (1) (2013) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj KONSENTRASI INDUSTRI PENGOLAHAN DI PROPINSI JAWA TENGAH Nevita Sari Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013 No. 09/02/31/Th. XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV/2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Abstrak. Abstract. Pendahuluan Ryan Z., Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan... 187 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan Upah Minimum Regional Terhadap Pengangguran Terdidik di

Lebih terperinci

KINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014

KINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014 KINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014 Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan II tahun 2014 yang dihitung berdasarkan

Lebih terperinci

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) DAMPAK PERTUMBUHAN SEKTOR EKONOMI BASIS TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI Imelia, Hardiani ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 SEBESAR 6,30 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 SEBESAR 6,30 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 16/05/34/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 SEBESAR 6,30 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah masalah yang penting dalam perekonomian suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh suatu negara bertujuan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi... ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN 2009 2015 STIE Insan Pembangunan e-mail :

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013 SEBESAR 2,93 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013 SEBESAR 2,93 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 25/05/34/Th. XV, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013 SEBESAR 2,93 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU No. 19/05/14/Th.XI, 10 Mei PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas y-on-y Triwulan I Tahun sebesar 5,93 persen Ekonomi Riau dengan migas pada triwulan I tahun mengalami kontraksi sebesar 1,19

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 No. 19/05/31/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 30/08/31/Th.IX, 15 AGUSTUS 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DI KABUPATEN NAGAN RAYA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DI KABUPATEN NAGAN RAYA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DI KABUPATEN NAGAN RAYA Abstract This study aims at analysing what factors determine consumption pattern in Nagan Raya. Secondary data used in the study

Lebih terperinci

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 11/02/34/Th.XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN SEBESAR 5,40 PERSEN Kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tahun

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI 10090147 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka terdiri atas teori - teori yang menyangkut penelitian mengenai Pengaruh kesempatan kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota

Lebih terperinci

PENGARUH ALOKASI DANA PERIMBANGAN TERHADAP KETIMPANGAN EKONOMI REGIONAL DI PROVINSI JAMBI

PENGARUH ALOKASI DANA PERIMBANGAN TERHADAP KETIMPANGAN EKONOMI REGIONAL DI PROVINSI JAMBI PENGARUH ALOKASI DANA PERIMBANGAN TERHADAP KETIMPANGAN EKONOMI REGIONAL DI PROVINSI JAMBI T E S I S Oleh : MASRIDA ZASRIATI,SE BP : 09212 06 023 PROGRAM STUDI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN SEMESTER I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN SEMESTER I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK No. 45/8/Th.XIX, 7 Agustus 217 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN SEMESTER I-217 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN SEMESTER I-217 TUMBUH 5,19 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 45/08/73/Th. IX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2017 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2017 TUMBUH 6,63 PERSEN Perekonomian Sulawesi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 No. 47/08/72/Thn XVII, 05 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 25/11/34/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Rafli Rinaldi

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Rafli Rinaldi ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, INVESTASI PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN ANGKATAN KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL (STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2007-2011) JURNAL ILMIAH Disusun

Lebih terperinci

ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT

ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI Adi Bhakti Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jambi adibhakti@unja.ac.id ABSTRACT This study aims

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 27/05/34/Th.XVI, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN Kinerja pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

submited: reviewed: accepted:

submited: reviewed: accepted: ISSN : 2302 1590 E-ISSN: 2460 190X ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.1 No.2 (203-207) PENGARUH INVESTASI PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, INFLASI, EKSPORT, TENAGA KERJA DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012 No. 44/08/51/Th. VI, 6 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN Pertumbuhan ekonomi Bali pada Triwulan II- mencapai 2,81 persen dibandingkan Triwulan I - yang mengalami kontraksi sebesar 0,06

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan perkapita, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/08/72/Th. XIV, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan

Lebih terperinci

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN Enni Sari Siregar STKIP Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan Email : ennisari056@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 64/11/61/Th. XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III-2014 EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III-2014 TUMBUH 4,45 PERSEN Besaran Produk

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 38/08/61/Th. XIII, 5 Agustus 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN II TAHUN 2010 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan II-2010 menurun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2011 No. 24/05/51/Th. V, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2011 Pada Triwulan I 2011, PDRB Bali tumbuh sebesar 0,75 persen dibanding Triwulan IV - 2010 (quarter to quarter/q-to-q). Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2014 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 75/11/12/Thn. XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2014 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, yang diukur berdasarkan kenaikan Produk

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,08 PERSEN No. 11/02/61/Th. XVII, 5 Februari 2014 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun

Lebih terperinci

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By Irawati Puloli 1) Mahludin Baruwadi 2) Ria Indriani 3) DEPARTMENTAGRIBISNIS FACULTY OF AGRICULTURE STATE UNIVERSITYGORONTALO

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN: 2460-6553 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun 2001 2016 1 Raisa Awalliatu Rahmah, 2 Dr. Ima Amaliah SE., M.Si, 3 Meidy

Lebih terperinci

KONSUMSI DAN INVESTASI SERTA PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT. Yosi Shandra 1

KONSUMSI DAN INVESTASI SERTA PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT. Yosi Shandra 1 Jurnal Kajian Ekonomi Volume 1, Nomor 1, April 2012 113 KONSUMSI DAN INVESTASI SERTA PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT Yosi Shandra 1 ABSTRACT The analysis of aggregate consumption growth, investment

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.38/08/12/Th.VII, 6 Agustus 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN II-2012 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II-2012 secara triwulanan (q-to-q) mencapai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 SEBESAR -3,94 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 SEBESAR -3,94 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 29/08/34/Th. X, 14 Agustus 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 SEBESAR -3,94 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN JASMAN SARIPUDDIN HASIBUAN Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : jasmansyaripuddin@yahoo.co.id ABSTRAK Sektor

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 SEBESAR 4,89 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 SEBESAR 4,89 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 SEBESAR 4,89 PERSEN No. 09/06/34/Th. IX, 4 Juni 2007 Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010 No. 01/02/53/Th. XIV, 07 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTT tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang mengakibatkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang yang diikuti oleh

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA. Abstract

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA. Abstract ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA Latifah, Erni Febrina Harahap 1, Firdaus 2 Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail:

Lebih terperinci

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008 No. 05/05/51/Th. II, 15 Mei PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I Pertumbuhan ekonomi Bali yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan I dibanding triwulan IV

Lebih terperinci

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2) EKO-REGIONAL, Vol 1, No.1, Maret 2006 EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2) 1) Fakultas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 No. 31/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2017 TUMBUH SEBESAR 5,75% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,34% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci