BAB 5 SIMPULAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai simpulan dan alur penelitian selanjutnya dan saran yang akan diberikan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 5 SIMPULAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai simpulan dan alur penelitian selanjutnya dan saran yang akan diberikan."

Transkripsi

1 BAB 5 SIMPULAN Pada bab ini akan dibahas mengenai simpulan dan alur penelitian selanjutnya dan saran yang akan diberikan Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemberian fraksi n-butanol ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill.) dengan dosis 0,5; 1,0 dan 1,5 g/kgbb memiliki aktivitas dalam penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan dan dosis yang memiliki aktivitas paling tinggi adalah dosis 1,0 g/kgbb. 2. Tidak terdapat hubungan yang linear antara peningkatan dosis fraksi n- butanol ekstrak etanol daun alpukat secara oral dengan peningkatan efek penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan. 100

2 Alur Penelitian Selanjutnya Berdasarkan hasil penelitian ini, maka perlu: 1. Dilakukan penelitian mengenai uji efek toksisitas. 2. Dilakukan uji efektifitas penetapan dosis terapi yang aman sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan. 3. Dilakukan penelitian tentang penurunan kadar glukosa darah menggunakan metode lain seperti dengan induksi aloksan dan streptozotozin agar dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari masing-masing metode. 4. Dilakukkan penelitian lebih lanjut mengenai isolat dari zat yang berkhasiat dalam penurunan kadar glukosa darah.

3 DAFTAR PUSTAKA Adnan, M., 1997, Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan, Andi, Yogyakarta, hal Anonim, 2010, Suplemen I Farmakope Herbal Indonesia, Kementrian Kesehatan, Indonesia, hal. 3-7 Antia, B.S, J. E. Okokon, P.A. Okon, 2005, Hypoglycemic Activity of Aqueous Leaf of Persea american Mill, [online]. [2012, Oktober, 26]. Backer, H. J., 1980, The Laboratory Rat. Vol. I, Academic Press, Inc., Florida, hal Boehringer, 1997, Pedoman Kerja Diagnostik dan Biokimia Advantage Meter. Mannheim, Germany. Departeman Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia (Jilid III), Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, Jakarta, hal Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1978, Materia Medika Indonesia. (Jilid II), Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989, Vademekum Bahan Obat Alam. Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia. (jilid I), Jakarta, Departemen Kesehatan RI, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, Jakarta, hal Departemen Kesehatan RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta, hal

4 103 Departemen Kesehatan RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta, hal. 3, Doyle, M.P., Mungall, 1980, Experimental of Organic Chemistry, John Wiley and Sons, New York, pp Farnsworth, N. R., 1966, Biological and Phytochemical Screening of Plants, Journal of Pharmaceutical Sciences, 69 (3) : Fidrianny, I., 2003, Efek Antihipertensi dan Hipotensi beberapa Fraksi dari ekstrak etanol Umbi Lapis Kucai, J. Matematika dan Sains., Bandung, Vol 8(4) : Ganong, W.F., Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. (22th ed.). Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 299. Gritter, J.R., J.M. Bobbitt dan A. E. Schwarting, 1991, Pengantar Kromatografi, Penerbit ITB, Bandung, hal Guyton, A.C; J.E. Hall., 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC Medical Publisher, Jakarta, Guyton, A.J; J.E Hall., Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. (Setiawan, I., penerjemah). Penerbit buku kedokteran, Jakarta, Guyton, Arthur C, M.D. Hall, John E, 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC Medical Publisher, Jakarta, hal Hangerman, A. E., 1998, Taninn Chemistry, Departemen of Chemistry and Biochemistry, USA, p-110. Harborne, J.B., Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Terbitan 2. (Padwinata, K. Peterjemah). ITB, Bandung, hal. 4-15, , 150. Johnson, M., 1998, Terapi dan Pencegahannya. Cetakan ke-1. Indonesia Publishing House, Jakarta, 49. Kalie, M. B., 1997, Alpukat : Budidaya dan Pemanfaatannya. Kanisius, Yogyakarta, 112.

5 104 Katzung, B.G., 2007, Basic & Clinical Pharmacology. (10th ed.). The MCGraw-Hill Companies,Inc., Boston, 684, Kristinawati, 2010, Pengaruh Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Putih Jantan Dengan Metode Uji Toleransi Glukosa, Fakultas Farmasi, Universitas Widaya Mandala, Surabaya, hal. 61. Lehman, J.W., 2004, Microscale Operational Organic Chemistry, Prentice hall upper Saddle River, New Jersey, hal Linne, J.J., K.R. Munson., 1999, Clinical Laboratory Scienc: Thed Basics an Routine Techniques. Mosby., Missouri, Maulana, M., Mengenal Diabetes Mellitus. Sleman, Yogyakarta, 33-36; Mitruka, J and H. M. Rawnsley, 1976, Animal For Medical Reaserch, John Wiley and Sons, New York, hal.237 Mulya, M., and Suharman, 1995, Analisis Instrumental, Airlangga University Press, Surabaya, hal. 61, 224, 374, 375, 404. Nugroho, A.E., 2006, Hewan Percobaan Diabetes Mellitus: Patologi dan Mekanisme Aksi Diabetogenik, Biodiversitas, 7, hal Passwater, R.A., 1991, New Super Nutrition, Simon and Schuster, New York, hal Rang, H. P., M. M Dale., J. M. Ritter., P. K Moore., 2003, Pharmacology 15th. Churchill Livingstone., Robinson T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, edisi 6 (K. Pudmawinata, penerjemah), ITB, Bandung, hal , 208. Rusrianti, 2008, Menu Sehat untuk Pengidap DM, Penerbit Kawan Pustaka, Jakarta, Schefler, W.C., 1987, Statistika untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu yang Bersangkutan, Penerbit ITB, Bandung, hal

6 105 Sharp, P.E., and M.C. La regina, 1998, The Laboratory Rat: A Volume in the Laboratory Animal Pocket Referensi Series, CRC Press, Florida, hal. 1. Sinaga, E., Y. Wirawanni, 2012, Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Wanita Prediabetes, Journal of Nutrition College, 1, hal Smith, J. B. dan S.Mangkoewidjojo., 1988, Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis, Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 38, Standl, E., 2002, International Diabetes Federation European Policy Group Standards For Diabetes (vol.8), 38. [Online]. Suckow, M.A., S.H. Weisbroth, and C.L. Franklin., 2006, The Laboratory Rat. Elsevier, California, 72, 109. Suherman, S.K., 2007, Insulin dan Diabetik Oral. In : Gunawan,S.G.(Ed.), Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Taskeen, A., I. Naeem, H. Mubeen, 2009, Isolation of Flavonol from Euphorbia wallichii by Preparative High Performance Liquid Chromatography, Nature and Science, Lahore. Tietz, W. N., 1986, Textbook of Chemical Chemistry. Ist. Volume. Saunders Company, Philadelphia, Utami, 2006, Buku Pintar Tanaman Obat Indonesia. Penerbit PT Agromedia Pustaka, Jakarta, Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V. Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 554, 570, Wagner, H. & Bladt, S., 2001, Plant Drug Analysis, 2 nd ed., Pringer, New York,

7 106 Wijayakusuma, H. 2004, Bebas Diabetes Melitus. Cetakan ke-1. Penerbit Puspa Swara, Jakarta, 1. Wijayakusuma, H., S. Dalimartha., A. S. Wirian., 1998, Tanaman Berkhasiat Obat Di Indonesia. Jilid IV. Cetakan ke-4. Penerbit Pustaka Kartini, Jakarta, Zainuddin, M., 2000, Metodologi Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya, hal

8 LAMPIRAN A HASIL PERHITUNGAN PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN SERBUK Hasil Susut Pengeringan Replikasi Hasil Susut Pengeringan 1 10% 2 9,80% 3 10% Rata-rata = 10 %+9,80 %+10 % 3 = 9,93 % Hasil Perhitungan Penetapan Kadar Abu N0 W (krus kosong) W (bahan) W (krus + abu) % Kadar Abu Ratarata 1 22,2351 2,05 22,33 4, ,9764 2,02 22,0745 4,85 4,72% 3 22,08 2,06 22,177 4,7 Kadar abu : berat kurs +serbuk berat kurs kosong berat serbuk x 100 % 107

9 108 I. II. 22,330 22,2351 2,05 22, ,9764 2,02 x 100 % = 4,61 % x 100 % = 4,85 % III. 22,177 22,08 2,06 x 100 % = 4,7 % Rata-rata kadar abu = 4,61 %+ 4,85 % + 4,7 % 3 = 4,72 % Hasil Perhitungan Kadar Air No Kurs Kosong Kurs kosong + ekstrak Berat Esktrak % Kadar Air Ratarata 1 21, ,5622 5,0473 9,3 2 22, ,8071 5,0356 9,4 9, , ,8071 5,0294 9,3 berat ekstrak ( bobot kurs +isi bobot kurs kosong ) Kadar air : berat ekstrak x 100 % I. II. 5,0473 (26, ,9858) 5,0473 5,0356 (26, ,2449) 5,0356 x 100 % = 9,3 % x 100 % = 9,4 % III. Rata-rata kadar abu = 5,0294 (26, ,1761 ) 5,0294 9,3 %+ 9,4 % + 9,3 % 3 x 100 % = 9,3 % = 9,34 %

10 109 Hasil Perhitungan Rendemen Ekstrak berat ekstrak kental berat serbuk x 100 % 212,9488 g 1250 g x 100 % = 17,035 % Hasil Perhitungan Rendemen Fraksi berat fraksi kering berat ekstrak yang digunakan x 100 % 15,021 g 150g x 100 % = 10,014 % Hasil Perhitungan Kadar Sari Larut Etanol No Berat cawan + ekstrak setelah diuapkan Berat cawan kosong Berat ekstrak 1 22, ,0799 5, , ,9825 5, , ,0693 5,003

11 110 Kadar sari larut etanol = berat cawan +ekstrak berat cawan kosong berat ekstrak x 100 % I. II. III. 22, ,0799 5,003 22, ,9825 5,003 22, , ,003 x 100 % = 15,95 % x 100 % = 15,20 % x 100 % = 14,71 % Hasil Perhitungan Penetapan Kadar Abu Ekstrak N0 W (krus kosong) W (bahan) (gram) W (krus + abu) % Kadar Abu Ratarata 1 34,5144 2, ,5614 2, ,5413 2, ,5856 2,23 2,18% 3 34,3108 2, ,4564 2,27 I. Kadar abu : berat kurs+abu berat kurs kosong berat abu 34, ,5204 2,00042 x 100 % = 2,045 % x 100 % II. III. 34, ,5408 2,060 34, ,3108 2,0011 x 100 % = 2,23 % x 100 % = 2,27 % Rata-rata kadar abu = 2,045 %+ 2,23 % + 2,27 % 3 = 2,18 %

12 111 Perhitungan Rf : Rumus: Rf = jarak yang ditempuh senyawa jarak yang ditempuh pelarut a. Senyawa alkaloid noda pembanding : 4,16 = 0,52 8 noda ekstrak : 4 = 0,5 8 noda fraksi : 4 = 0,5 8 b. senyawa tanin noda pembanding : 4,7 = 0,58 8 noda ekstrak : 4,1 = 0,51 8 noda fraksi : 4,5 = 0,56 8 c. senyawa saponin noda pembanding : 6,6 = 0,82 8 noda ekstrak : 6,4 = 0,8 8 noda fraksi : 6,3 = 0,79 8

13 112 d. senyawa flavonoid noda pembanding 2,5 8 = 0,31: noda n-heksan : 2,6 8 = 0,30 3,8 8 = 0,47 5,1 8 = 0,63 6,3 8 = 0,78 Noda fase air : 1,2 = 0,15 8 noda ekstrak : 1,2 = 0, = 0,25 3,8 8 = 0,47 4,9 8 = 0, = 0,75 noda fraksi : 2 8 = 0, = 0,50 6,2 8 = 0,77 8

14 113 LAMPIRAN B PERHITUNGAN ANAVA KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH PADA BERBAGAI WAKTU PENGAMATAN Perhitungan Anava Kadar Glukosa darah Tikus Putih (0 menit) ANOVA KGD Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Dari hasil anova one way menggunakan bantuan computer program SPSS 17.0 diatas dapat diketahui F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian tidak terdapat perbedaan bermakna antar perlakuan dengan.

15 114 Perhitungan Anava Kadar Glukosa darah Tikus Putih (30 menit) ANOVA KGD Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Dari hasil anova one way menggunakan bantuan komputer program SPSS 17.0 diatas dapat diketahui F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian tidak terdapat perbedaan bermakna antar perlakuan dengan.

16 115 Perhitungan Anava Kadar Glukosa darah Tikus Putih (60 menit) ANOVA KGD Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Dari hasil anova one way menggunakan bantuan komputer program SPSS 17.0 diatas dapat diketahui F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian ada perbedaan bermakna antar perlakuan dengan, maka dilanjutkan dengan uji HSD 5 % untuk melihat di mana letak perbedaan bermakna tiap.

17 116 Perhitungan Anava Kadar Glukosa darah Tikus Putih (120 menit) ANOVA KGD Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Dari hasil anova one way menggunakan bantuan komputer program SPSS 17.0 diatas dapat diketahui F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian ada perbedaan bermakna antar perlakuan dengan, maka dilanjutkan dengan uji HSD 5 % untuk melihat di mana letak perbedaan bermakna tiap.

18 117 Perhitungan Anava Kadar Glukosa darah Tikus Putih (180 menit) ANOVA KGD Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Dari hasil anova one way menggunakan bantuan komputer program SPSS 17.0 diatas dapat diketahui F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian ada perbedaan bermakna antar perlakuan dengan, maka dilanjutkan dengan uji HSD 5 % untuk melihat di mana letak perbedaan bermakna tiap.

19 118 LAMPIRAN C PERHITUNGAN UJI HSD PADA BERBAGAI WAPENGAMATAN Perhitungan Uji HSD pada Menit ke 60 KGD Multiple Comparisons Tukey HSD 95% Confidence Interval Mean Difference Std. Lower (I) Waktu (J) Waktu (I-J) Error Sig. Bound Upper Bound negatif kelompk F F F positif *

20 119 kelompk F1 negatif F F positif * F2 negatif kelompk F F positif F3 negatif

21 120 kelompk F F positif * positif negatif * kelompk F * F F *

22 121 Perhitungan Uji HSD pada Menit ke 120 KGD Multiple Comparisons Tukey HSD 95% Confidence Interval Mean Difference Std. Lower Upper (I) Waktu (J) Waktu (I-J) Error Sig. Bound Bound negatif kelompk F * F * F * positif * kelompk F1 negatif *

23 122 F F positif * F2 negatif * kelompk F F positif F3 negatif * kelompk F

24 123 F positif * positif negatif * kelompk F * F F * *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

25 124 Perhitungan Uji HSD pada Menit ke 180 KGD Multiple Comparisons Tukey HSD 95% Confidence Interval Mean Difference Std. Lower Upper (I) Waktu (J) Waktu (I-J) Error Sig. Bound Bound negatif kelompk F * F * F * positif * kelompk F1 negatif * F

26 125 F positif * F2 negatif * kelompk F F positif * F3 negatif * kelompk F F positif *

27 126 positif negatif * kelompk F * F * F * *. The mean difference is significant at the 0.05 level. % Penurunan Harga Rata-rata Kadar Glukosa darah Perlakuan No F1 F2 F3 1 29,856 37,062 32,682 Contoh perhitungan % penurunan rata-rata kadar glukosa darah berdasarkan rumus : G 0 G % penurunan kadar glukosa darah : x 100% Untuk ekstrak 0,5 g/kgbb dengan harga rata-rata pada menit ke 30 adalah 111,2 dan harga rata-rata kadar gula.darah pada menit ke 180 adalah 78, maka harga % penurunannya adalah 111, ,2 G 0 X 100% = 29,856

28 127 LAMPIRAN D TABEL UJI F

29 128 LAMPIRAN E TABEL KORELASI

30 129 LAMPIRAN I SURAT DETERMINASI TANAMAN

31 130 LAMPIRAN II SURAT KETERANGAN PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN

32 131

BAB 5 SIMPULAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai simpulan, alur penelitian selanjutnya dan saran.

BAB 5 SIMPULAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai simpulan, alur penelitian selanjutnya dan saran. BAB 5 SIMPULAN Pada bab ini akan dibahas mengenai simpulan, alur penelitian selanjutnya dan saran. 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi penemuan, maka dapat disimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN. Pada bab ini akan di bahas mengenai simpulan dan alur penelitian selanjutnya dan saran yang akan diberikan.

BAB 5 SIMPULAN. Pada bab ini akan di bahas mengenai simpulan dan alur penelitian selanjutnya dan saran yang akan diberikan. BAB 5 SIMPULAN Pada bab ini akan di bahas mengenai simpulan dan alur penelitian selanjutnya dan saran yang akan diberikan. 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi penemuan, maka

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengolahan data secara statistik maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian fraksi n-butanol ekstrak

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN. 5.1 Simpulan

BAB 5 SIMPULAN. 5.1 Simpulan BAB 5 SIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengolahan data secara statistik maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemberian ekstrak air daun Lagerstroemia

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengolahan data secara statistik maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian fraksi etil

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai simpulan dan alur penelitian selanjutnya.

BAB 5 SIMPULAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai simpulan dan alur penelitian selanjutnya. BAB 5 SIMPULAN Pada bab ini akan dibahas mengenai simpulan dan alur penelitian selanjutnya. 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pemberian

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) per oral dengan dosis 1,0, 1,5 dan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan 1. Pemberian fraksi etil asetat ekstrak etanol daun sirih merah secara oral dengan dosis 0,5; 1,0; dan 1,5 g/kgbb dapat memberikan efek penurunan kadar glukosa darah pada tikus

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN Pada bab ini dibahas mengenai simpulan dan alur penelitian selanjutnya 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan bahasan penemuan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pemberian fraksi etil

Lebih terperinci

LAMPIRAN A STANDARISASI SIMPLISIA HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN SERBUK Hasil susut pengeringan daun alpukat

LAMPIRAN A STANDARISASI SIMPLISIA HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN SERBUK Hasil susut pengeringan daun alpukat LAMPIRAN A STANDARISASI SIMPLISIA HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN SERBUK Replikasi Hasil susut pengeringan daun alpukat Hasil susut pengeringan daun belimbing manis 1 5,30 % 6,60% 2 5,20 % 6,80% 3

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengolahan data secara statistik maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemberian fraksi air ekstrak etanol

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemberian fraksi ekstrak daun dewa (Gynura procumbens) per oral dengan dosis 1,27, 2,55,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengolahan data secara statistik maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian fraksi etil asetat ekstrak

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pengolahan data dan statistik, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian ekstrak bunga amarilis per oral dengan dosis 0,5, 1, dan 1,5g/KgBB dapat

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN Alur Penelitian Selanjutnya 63 BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengolahan data secara statistik, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun dandang gendis secara oral dengan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN Simpulan

BAB 5 SIMPULAN Simpulan BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Dari penelitian yang dilakukan diperoleh beberapa simpulan yaitu: - Ekstrak herba sambiloto yang diberikan per oral pada tikus putih jantan dengan dosis 1 g/kg BB; 2 g/kg BB;

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 51 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tanaman 52 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Alpukat ( Persea americana Mill. ) Tanaman Alpukat Buah alpukat 53 Lampiran

Lebih terperinci

Zainuddin, M., 2000., Metodologi Penelitian dan Statistik. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya, hal

Zainuddin, M., 2000., Metodologi Penelitian dan Statistik. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya, hal Zainuddin, M., 2000., Metodologi Penelitian dan Statistik. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya, hal. 52-54. LAMPIRAN A RANGKUMAN RUMUS ANAVA N = jumlah subyek = P x n P = jumlah perlakuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI 85 LAMPIRAN B SERTIFIKAT ANALISIS ETANOL 96% 86 LAMPIRAN C HASIL PEMERIKSAAN STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK SIMPLISIA DAUN MONDOKAKI A. Perhitungan randemen

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dan analisa data maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemberian fraksi n-butanol ekstrak etanol 96% biji kelabet (Trigonella

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU 69 LAMPIRAN B SERTIFIKAT HEWAN COBA 70 LAMPIRAN C SERTIFIKAT KODE ETIK 71 LAMPIRAN D DASAR PENGGUNAAN DOSIS Dalam penelitian ini penggunaan dosis ditingkatkan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.1 Simpulan 5.2 Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN 5.1 Simpulan 5.2 Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengolahan data secara statistik maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemberian ekstrak etanol daun Lagerstroemia

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SURAT SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN

LAMPIRAN A SURAT SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN LAMPIAN A SUAT SETIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN 90 9 LAMPIAN B HASIL PAAMETE SIMPLISIA Hasil Perhitungan Penetapan Susut Pengeringan Serbuk eplikasi 2 ata-rata Hasil susut pengeringan 8 % 8,7 % 8,5 % 8,4

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi 40 Lampiran 2. Hasil Determinasi Daun Kersen 41 Lampiran 2. Lanjutan 42 Lampiran 3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 43 44 Lampiran 4. Perhitungan Susut

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dan pengolahan data secara statistik maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian fraksi etil asetat ekstrak

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22 gram. A. Dosis Asetosal Dosis asetosal = 30 mg/100 g tikus (Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit

Lebih terperinci

Hasil perhitungan penetapan kadar abu. W (bahan) (gram) W (krus + abu) (gram)

Hasil perhitungan penetapan kadar abu. W (bahan) (gram) W (krus + abu) (gram) LAMPIRAN A HASIL UJI PARAMETER STANDAR SIMPLISIA Hasil perhitungan susut pengeringan serbuk Replikasi Hasil susut pengeringan 1 9,20 % 2 9.30 % 3 9,10 % Rata-rata : 9,20% + 9,30% + 9,10% 9,20% 3 No W (krus

Lebih terperinci

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Ethical Clearanc Lampiran 1. Ethical Clearanc 4 Lampiran. Hasil Identifikasi Tumbuhan 4 Lampiran. Tanaman anting-anting Lampiran 4. Bagian tanaman anting-anting yang digunakan 44 Lampiran. Simplisia tanaman anting-anting

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kelompok Perlakuan (n = 4) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan (%) I 211 51 160 75.83

Lebih terperinci

LAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia

LAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia LAMPIRAN A 75 LAMPIRAN B 76 LAMPIRAN C Skrining Kandungan Kimia Alkaloid : Ekstrak dibasahi dengan sedikit alkohol, lalu digerus, kemudian tambahkan sedikit pasir, gerus. Tambahkan 10 ml kloform amoniak

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN LAMPIAN A SUAT DETEMINASI TANAMAN 85 LAMPIAN B SUAT SETIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN 86 LAMPIAN C PEMBUATAN SEDIAAN UJI Suspensi PGA 3% Dibuat sediaan uji dalam bentuk suspensi PGA 3% b/v, diberikan dengan

Lebih terperinci

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Lampiran Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus. 2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan

Lebih terperinci

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Lampiran 1 Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Cara perhitungan dosis buah Bawang Putih Dosis buah bawang putih untuk manusia = 0,5g / kg BB Faktor konversi untuk manusia ke mencit 20g =

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

Lampiran 1. Surat Ethical clearance Lampiran 1. Surat Ethical clearance 41 Lampiran 2. Surat identifikasi tumbuhan 42 Lampiran 3. Karakteristik tumbuhan mahkota dewa Gambar : Tumbuhan mahkota dewa Gambar : Daun mahkota dewa 43 Lampiran 3

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) 95 LAMPIRAN B SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR 96 LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN KLT Hasil Perhitungan Harga Rf pada pemeriksaan

Lebih terperinci

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. Lampiran 1 : Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. 1. Dosis aloksan : Dosis aloksan pada tikus 120 mg/kgbb Pada tikus 200 g : = ( 200 g/1000 g ) x 120 mg/kgbb = 24

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RANGKUMAN RUMUS ANAVA. JK(Py) = jumlah kuadrat perlakuan antar kelompok = n

LAMPIRAN A RANGKUMAN RUMUS ANAVA. JK(Py) = jumlah kuadrat perlakuan antar kelompok = n 58 LAMPIRAN A RANGKUMAN RUMUS ANAVA N = jumlah subyek = P x n P = jumlah perlakuan n = banyaknya ulangan JK tot = jumlah kuadrat total = J Σ ( Y ij) N J = kuadrat jumlah seluruh nilai pengamatan (Y ij)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 71 Lampiran 2.Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan 72 Lampiran 3. Gambar tumbuhan dan daun pugun tanoh Tumbuhan pugun tanoh Daun pugun tanoh 73 Lampiran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan pecut kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl)

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan pecut kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl) Lampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan pecut kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl) 63 Lampiran 2. Komite Etik Penelitian Hewan 64 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Pecut Kuda Pengukuran Simplisia

Lebih terperinci

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill. BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit menahun ditandai dengan peningkatan kadar gula darah, karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat (Sujatno, 2008).

Lebih terperinci

studi populasi diabetes melitus diberbagai negara, Indonesia menempati urutan ke-4 pada tahun 2000 dengan jumlah penderita DM 8,4 juta jiwa setelah

studi populasi diabetes melitus diberbagai negara, Indonesia menempati urutan ke-4 pada tahun 2000 dengan jumlah penderita DM 8,4 juta jiwa setelah BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes melitus berasal dari kata Yunani διαβαίνειν, diabainein, tembus atau pancuran air, dan kata Latin melitus, rasa manis. Diabetes juga umum dikenal sebagai kencing manis, di mana

Lebih terperinci

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Lampiran 1: Rencana Kerja Penelitian Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Hari ke-8 Induksi aloksan untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RANGKUMAN RUMUS ANAVA. JK(Py) = jumlah kuadrat perlakuan antar kelompok =

LAMPIRAN A RANGKUMAN RUMUS ANAVA. JK(Py) = jumlah kuadrat perlakuan antar kelompok = N = jumlah subyek = P x n P = jumlah perlakuan n = banyaknya ulangan LAMPIRAN A RANGKUMAN RUMUS ANAVA JK tot = jumlah kuadrat total = 2 ( Y ij) 2 J = N J 2 = kuadrat jumlah seluruh nilai pengamatan (Y

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Surat keterangan sampel Lampiran 1. Surat keterangan sampel 70 Lampiran 2. Hasil identifikasi sampel penelitian 71 Lampiran 3. Gambar Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu Giring 72 Lampiran 3. (lanjutan) Rimpang Temu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance Lampiran 1. Surat Ethical Clearance 117 Lampiran 2. Surat Identifikasi Tumbuhan 118 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Rimpang Temu Mangga 119 Lampiran

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pemberian

Lebih terperinci

Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge

Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge 36 Lampiran 1. Sampel Darah Hewan Uji Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge 37 Lampiran 2. Hewan Uji Kelinci jantan albino 38 Lampiran 3. Tanaman Jaka Tuwa Tanaman Jaka Tuwa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 49 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan 50 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam. ) Tanaman kelor Daun kelor 51 Lampiran 3. (Lanjutan)

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala diperoleh dari Bogor karena dari penelitian yang dilakukan oleh jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan menggunakan destilasi uap diketahui bahwa biji pala

Lebih terperinci

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia)

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia) 42 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis asetosal Dosis asetosal 30 mg /100 g BB tikus (Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi, 1997) Faktor konversi dari tikus yang beratnya ± 200 g ke mencit yang

Lebih terperinci

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2 Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu giring Rimpang Temu Giring Simplisia Rimpang Temu Giring Lampiran 2 (sambungan) 1 2 3 4 5 6 Mikroskopik serbuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01. LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1. Hasil Perhitungan ph Replikasi ph 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01 2. Hasil Perhitungan Kadar Sari Larut Air Replikasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. dapat memberikan efek terhadap penurunan kadar kolesterol total dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. dapat memberikan efek terhadap penurunan kadar kolesterol total dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Pemberian ekstrak daun murbei per oral dengan dosis 2 g/kgbb dapat memberikan efek terhadap penurunan kadar kolesterol total dan kolesterol-ldl, dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL 113 LAMPIRAN B SERTIFIKAT CMC-Na 114 LAMPIRAN C PERHITUNGAN KONVERSI EKSTRAK KENTAL BUAH APEL 115 LAMPIRAN D HASIL STANDARISASI NON SPESIFIK SIMPLISIA a.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Tanaman Pada penelitian ini digunakan Persea americana Mill yang diperoleh dari perkebunan Manoko, Lembang, sebanyak 800 gram daun alpukat dan 800 gram biji alpukat.

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN Tia Afelita 1, Indah Permata Sari 1, Rizki Chairani Zulkarnain

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr

LAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis 1. Penghitungan Dosis Bawang Merah Dosis bawang merah untuk manusia 70kg = 60 gr Bawang merah segar sebesar 4.730g dibuat menjadi 51,5501g ekstrak etanol bawang merah. x 60

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) 114 Lampiran 2 Simplisia daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) A a b Keterangan: a. Gambar daun poguntano b. Gambar simplisia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Lampiran 2. Gambar tumbuhan daun bangun-bangun a) Tumbuhan bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 43 Lampiran 2. Komite Etik Penelitian Hewan 44 Lampiran 3. Gambar Tumbuhan Pecut Kuda 45 Lampiran 4. Bagan alur penelitian uji toksisitas subkronik EEPK Hewan uji

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK 1. Hasil Perhitungan Kadar sari larut air Replikasi Berat ekstrak (g) Berat cawan kosong (g) Berat cawan + ekstrak setelah pemanasan % kadar sari larut air

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan Lampiran 2. Surat hasil identifikasi daun bangun-bangun Lampiran 3. Bagan pembuatan ekstrak etanol daun bangun-bangun Serbuk simplisia

Lebih terperinci

Kadar abu = W (krus + abu) (g) W krus kosong (g) 100% W simplisia (g)

Kadar abu = W (krus + abu) (g) W krus kosong (g) 100% W simplisia (g) Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Susut Pengeringan Serbuk Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Replikasi Hasil susut pengeringan (% b/b) 1 7.10% 7.00% 3 6.90% Rata-rata 7.00% Hasil Pemeriksaan Kadar Abu Serbuk

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 60 Lampiran 2 Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam, Fluoxetin 1. Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam Dosis coklat hitam untuk manusia adalah 85 gram

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala yng digunakan pada penelitian diperoleh dari Bogor karena berdasarkan penelitian jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan destilasi uap diketahui bahwa biji

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun kolesterol total untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006).

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN ALUR PENELITIAN SELANJUTNYA

BAB 5 SIMPULAN DAN ALUR PENELITIAN SELANJUTNYA BAB 5 SIMPULAN DAN ALUR PENELITIAN SELANJUTNYA Bab ini memuat kesimpulan penelitian yang telah dilakukan dan alur penelitian selanjutnya. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang kita telah memanfaatkan tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang sekarang ada. Merebaknya

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RANGKUMAN RUMUS ANAVA. JK(Py) = jumlah kuadrat perlakuan antar kelompok =

LAMPIRAN A RANGKUMAN RUMUS ANAVA. JK(Py) = jumlah kuadrat perlakuan antar kelompok = LAMPIRAN A RANGKUMAN RUMUS ANAVA N = jumlah subyek = P x n P = jumlah perlakuan n = banyaknya ulangan JK tot = jumlah kuadrat total = ( Y ij) J = N J = kuadrat jumlah seluruh nilai pengamatan (Y ij) =

Lebih terperinci

NOVIANA SYLVIA CHRISTY FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

NOVIANA SYLVIA CHRISTY FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA PENGARUH EKSTRAK DAUN JAMBU METE (ANACARDIUM OCCIDENTALE L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN METODE UJI TOLERANSI GLUKOSA NOVIANA SYLVIA CHRISTY 2443005014 FAKULTAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS)

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS) LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS) Prosedur pembuatan ekstrak air daun stroberi dilakukan di Sekolah Ilmu & Teknologi Hayati ITB: 1. 500 gram daun stroberi kering ditumbuk menggunakan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Fraksi petroleum eter ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L.) yang diberikan secara oral pada dosis 1; 1,5;

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan Perlakuan Rata-rata jumlah sel Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5 % Deg Rata-rata jumlah sel % Deg Rata-rata jumlah

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii PENDAHULUAN... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA... 5 1.1. Keji Beling... 5

Lebih terperinci

KONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989)

KONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989) LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram A. Dosis Asetosal Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit

Lebih terperinci

IGNASIUS JEFFREY FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

IGNASIUS JEFFREY FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA EFEK KOMBINASI EKSTRAK DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL.) DAN DAUN BELIMBING MANIS (AVERRHOA CARAMBOLA L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH DENGAN UJI TOLERANSI GLUKOSA IGNASIUS

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS LAMPIRAN 1 61 LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS 1. Larutan Glibenklamid Dosis manusia untuk Glibenklamid sebesar 5 mg dan konversi dosis dari manusia ke mencit = 0,0026 (Sunthornsaj N,et al,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id 40 LAMPIRAN 41 Lampiran 1 HASIL DETERMINASI TUMBUHAN 42 Lampiran 2 SKEMA PROSEDUR PROSES EKSTRAKSI Proses ekstraksi Biji bunga matahari dibersihkan, dicuci,dikeringkan, dan dihaluskan Serbuk Ekstraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama seumur peradaban manusia.pemanfaatan bahan alam sebagai obat dan rempah cenderung mengalami peningkatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Lampiran 1 Perhitungan Dosis Perhitungan Dosis Kunyit Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Berat serbuk rimpang kunyit

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) 47 Lampiran 2. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan 48 Lampiran 3. Bunga, simplisia bunga pepaya jantan dan Serbuk simplisia bunga

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan 44 Lampiran 2. Bunga, simplisia bunga pepaya jantan dan Serbuk simplisia bunga pepaya jantan a. Bunga Pepaya Jantan b. Simplisia bunga pepaya jantan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengolahan data secara statistik maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: - Pemberian terapi metformin tidak meningkatkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar minyak kemangi. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar minyak kemangi. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar minyak kemangi Lampiran 2. Gambar sediaan pasta gigi A Keterangan : A : Saat selesai dibuat B : Setelah penyimpanan 12 minggu F1 : Sediaan mengandung minyak kemangi 0,1% F2

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan Hewan Coba Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster berumur delapan minggu dengan berat badan 20 25 g, diperoleh

Lebih terperinci

Gambar 1. Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.)

Gambar 1. Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) Gambar 1. Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) 74 Gambar 2. Rumus bangun asam urat (10) 75 2 Gambar 3. Metabolisme purin menjadi asam urat (3) adenosin 2 4 + adenosin deaminase 2 inosin guanosin

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan

Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan 1 kelompok 2 3 4 5 Kadar Glukosa Darah Mencit (mg%) Persentase Penurunan Penurunan Sebelum Setelah Kadar Glukosa Darah

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Dari data penelitian yang telah diinterpretasikan, dapat ditarik kesimpulan : 1. Pada kondisi yang dilakukan, senyawa 4-alil-6-(butilamino)metil-2- metoksifenol tidak dapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN, KADAR ABU, DAN KADAR SARI LARUT ETANOL. Hasil perhitungan penetapan susut pengeringan serbuk

LAMPIRAN A HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN, KADAR ABU, DAN KADAR SARI LARUT ETANOL. Hasil perhitungan penetapan susut pengeringan serbuk LAMPIRAN A HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN, KADAR ABU, DAN KADAR SARI LARUT ETANOL Hasil perhitungan penetapan susut pengeringan serbuk Replikasi Hasil Susut Pengeringan 1 6,9% 2 7,1% 3 6,8% Rerata±SD

Lebih terperinci

KRISTINAWATI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

KRISTINAWATI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA PENGARUH EKSTRAK DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN METODE UJI TOLERANSI GLUKOSA KRISTINAWATI 2443005004 FAKULTAS FARMASI UNIKA

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 54 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 1. Perhitungan Dosis Asetosal Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak pada tikus = 800 mg/kg BB (Soewarni Mansjoer, 1994) Berat badan rata-rata tikus = ± 150 gram Dosis Asetosal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L).

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L). Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L). 1 Lampiran 1. Lanjutan 2 3 Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Organoleptis, Daya Lekat, Kekentalan, Susut Pengeringan Ekstrak

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke)

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) 49 LAMPIRAN 1 PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) Pembuatan dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Ekstrak kelopak bunga rosela dapat dijadikan sebagai pewarna alternatif yang cukup baik dan dapat diformulasikan sebagai sediaan lipstik bahan alam. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data dan interpretasi penemuan maka dapat disimpulkan:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data dan interpretasi penemuan maka dapat disimpulkan: BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan interpretasi penemuan maka dapat disimpulkan: 1. Pemberian diet tinggi karbohidrat pada tikus putih jantan galur Wistar selama 3

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengolahan data secara statistik maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian fraksi air ekstrak etanol

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN Pada bab ini menjelaskan tentang simpulan dan alur penelitian selanjutnya

BAB 5 SIMPULAN Pada bab ini menjelaskan tentang simpulan dan alur penelitian selanjutnya BAB 5 SIMPULAN Pada bab ini menjelaskan tentang simpulan dan alur penelitian selanjutnya 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi penemuan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Senyawa

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN Hasil pengamatan zona inhibisi cakram ekstrak etanol batang Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) pada Mueller Hinton Agar yang telah diinokulasi oleh mikroorganisme uji Staphylococcus

Lebih terperinci

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia (Sukandar et al., 2009). Diabetes menurut WHO (1999) adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PERHITUNGAN PROSENTASE HASIL. Piroksikam + O-benzoil O-(benzoil)piroksikam M : 0,010 mol 0,017 mol - B : 0,010 mol 0,010 mol 0,010 mol

LAMPIRAN A PERHITUNGAN PROSENTASE HASIL. Piroksikam + O-benzoil O-(benzoil)piroksikam M : 0,010 mol 0,017 mol - B : 0,010 mol 0,010 mol 0,010 mol LAMPIRAN A PERHITUNGAN PROSENTASE HASIL Reaksi: Piroksikam + Obenzoil O(benzoil)piroksikam M : 0,010 mol 0,01 mol B : 0,010 mol 0,010 mol 0,010 mol S : 0,00 mol 0,010 mol BM O(benzoil)piroksikam = 42.0

Lebih terperinci