LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara
|
|
- Shinta Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan 44
2 Lampiran 2. Bunga, simplisia bunga pepaya jantan dan Serbuk simplisia bunga pepaya jantan a. Bunga Pepaya Jantan b. Simplisia bunga pepaya jantan c. Serbuk simplisia bunga pepaya jantan d. Ekstrak bunga pepaya jantan 45
3 Lampiran 3. Perhitungan Hasil Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia 1. Penetapan Air Serbuk Simplisia Bunga Pepaya Jantan Persen kadar air = Volume air (ml) Berat sampel (g) x 100% a. Berat sampel I = 5,004 g Volume air = 0,3 ml Persen kadar air I = 0,3 x 100% = 5,99% 5,004 b. Berat sampel II = 5,002 g Volume air = 0,3 ml Persen kadar air = 0,3 5,002 x 100% = 5,98% c. Berat sampel III = 5,002 g Volume air = 0,4 ml Persen kadar air III = 0,4 x 100% = 7,99% 5,002 Persen rata-rata kadar air serbuk simplisia = 5,99% + 5,98% + 7,99% 3 = 6,65% 2. Perhitungan Hasil Penetapan Sari Larut dalam Air Berat Cawan Berat Cawan + Sari Berat Sampel K1 = 26,572 26,745 5,004 K2 = 46,560 46,758 5,003 K3 = 45,120 45,325 5,007 Persen kadar sari larut air = berat sari (g) x 100 berat sampel(g) 20 x 100% 46
4 1. Persen kadar sari larut dalam air I = 26,745 26,572 x 100 5, x 100% = 17,2% 2. Persen kadar sari larut dalam air II = 46,758 46,560 x 100 5, x 100% =19,7% 3. Persen kadar sari larut dalam air III = 45,325 45,120 x 100 5, x 100% = 20,4% Persen rata-rata kadar sari larut air = 17,2 % + 19,7 % + 20,4 % 3 = 19,1% 4. Perhitungan Hasil Penetapan Sari Larut dalam Etanol Berat cawan Berat cawan + sari Berat sampel K1 = 47,820 47,735 5,010 K2 = 43,254 43,315 5,009 K3 = 45,137 45,211 5,007 Persen kadar sari larut etanol = berat sari (g) x 100 berat sampel(g) 20 x 100% 1. Persen kadar sari larut dalam etanol = 47,820 47,735 x 100 5, x 100% = 8,4% 2. Persen kadar sari larut dalam etanol = 43,315-43,254 x 100 5, x 100% = 6,1% 3. Persen kadar sari larut dalam etanol = 43,211 43,137 x 100 5, x 100% = 7,3% 47
5 Persen rata-rata kadar sari larut etanol = 8,4 % + 6,1 % + 7,3 % 3 = 7,26% 5. Perhitungan Hasil Penetapan Abu Total I. a. berat kurs porselin setelah dipijar 1 = 26,311 g b. berat kurs porselin setelah dipijar 2 = 24,605 g c. berat kurs porselin setelah dipijar 3 = 27,415 g II. a. berat sampel 1 = 2,005 g b. berat sampel 2 = 2,003 g c. berat sampel 3 = 2,003 g III. a. berat kurs porselin + sampel 1 setelah dipijar 1 = 26,458 b. berat kurs porselin + sampel 2 setelah dipijar 2 = 24,783 c. berat kurs porselin + sampel 3 setelah dipijar 3 = 27,552 Persen kadar abu total - Berat Simplisia = 2,005 g = berat abu (g) berat sampel(g) x 100% Berat Abu = 0,147 g Persen kadar abu total I = 0,147 2,005 x 100% - Berat Simplisia = 2,003 g = 7,33% Berat Abu = 0,178 g Persen kadar abu total II = 0,178 2,003 x 100% = 8,88% 48
6 - Berat Simplisia = 2,003 g Berat sampel = 0,137 g Persen kadar abu total III = 0,137 2,003 x 100% = 6,83% Persen rata-rata kadar abu total = 7,33 % +8,88 % + 6,83 % 3 = 7,68% 5. Perhitungan Hasil Penetapan Abu Tidak Larut Asam 1. a. berat kurs porselin setelah dipijar 1 = 27,519 g b. berat kurs porselin setelah dipijar 2 = 24,509 g c. berat kurs porselin setelah dipijar 3 = 27,515 g 2. a. berat sampel 1 = 2,003 g b. berat sampel 2 = 2,003 g c. berat sampel 3 = 2,001 g 3. a. berat kurs porselen + sampel setelah dipijar 1 = 27,545 g b. berat kurs porselin + sampel setelah dipijar 2= 24,538 g c. berat kurs porselin + sampel setelah dipijar 3 = 27,543 g Persen kadar abu tidak larut asam = berat abu tidak larut asam (g) berat simplisia (g) x 100% - Berat abu I = 0,026 g Berat sampel = 2,003 g 49
7 Persen kadar abu tidak larut asam I = 0,026 2,003 x 100% = 1.29% - Berat abu II = 0,029 g Berat sampel = 2,003 g Persen kadar abu tidak larut asam II = 0,029 2,003 x 100% = 1,44% - Berat abu III = 0,028 g Berat sampel = 2,001 g Persen kadar abu tidak larut asam III = 0,028 2,001 x 100% = 1,39% Persen rata-rata kadar abu tidak larut asam = 1,29 % + 1,44 % + 1,39 % 3 = 1,3 % 50
8 Lampiran 4. Tabel Konversi Dosis Hewan dengan Manusia Konversi dosis antara jenis hewan dengan manusia (Laurence and Bacharach, 1964). Mencit 20g Tikus 200g Marmut 400 g Kelinci 1,2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg Mencit 20 g Tikus 200 g Marmut 400 g Kelinci 1,2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,2 387,9 0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0 0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5 0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,16 0,32 1,0 51
9 Lampiran 5. Contoh Perhitungan Dosis 5.1 Dosis natrium diklofenak tanpa perlakuan EEBPJ Pembuatan suspensi natrium diklofenak: Ambil 50 mg serbuk Natrium diklofenak dilarutkan dalam 100 ml suspensi CMC 1% Dosis lazim : 25 mg Berat hewan : 189,6 g Konversi pada hewan tikus 200 g = 0,018 Dosis konversi : 25 x 0,018 = 0,45 mg Dosis dari perkiraan berat per kg BB : x 0,45 = 2,25 Dosis : 189, x 2,25 = 0,4 mg Volume dosis yang diberikan : 0,4 0,5 x 1 ml = 0,8 ml 5.2 Dosis ekstrak etanol bunga pepaya jantan (EEBPJ) Dosis suspensi ekstrak etanol bunga pepaya jantan yang akan dibuat adalah 20; 40; 80 mg/kgbb. Cara pembuatan suspensi EEBPJ: Timbang 250 mg EEBPJ, ditambahkan sedikit suspensi CMC 1% kemudian dihomogenkan. Dituang ke dalam labu tentukur 25 ml, ditambah CMC 1% sampai batas tanda. Misal berat hewan = 186,1 mg 52
10 Dosis untuk EEBPJ 20 mg/kgbb : 186, x 20 = 3,7 mg = 4 mg Volume dosis yang diberikan : 4 10 x 1 ml = 0,4 ml Dosis untuk EEBPJ 40 mg/kgbb : 186, x 40 = 7,4 mg = 7 mg Volume dosis yang diberikan : 7 10 x 1 ml = 0,7 ml Dosis untuk EEBPJ 80 mg/kgbb : 186, x 80 = 14,8 mg = 15 mg Volume dosis yang diberikan : x 1 ml = 1,5 ml 53
11 Lampiran 6. Bagan Alur Penelitian Bunga pepaya jantan Dipisahkan dari tangkainya Dicuci, ditiskan dan ditimbang Dikeringkan dalam lemari pengering Simplisia Serbuk Simplisia Ditimbang Dihaluskan dengan blender Dikarakterisasi Diskrining Diperkolasi dengan Fitokimia etanol 96% 1. Pemeriksaan makroskopik Hasil 2. Pemeriksaan mikroskopik 3. Penetapan kadar air 4. Penetapan kadar abu total Ekstrak etanol bunga pepaya jantan 5. Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam 6. Penetapan kadar sari larut dalam air 7. Penetapan kadar sari larut dalam etanol Hasil Diuji profil farmakokinetiknya 54
12 Lampiran 7. Bagan Perlakuan Pada Hewan Percobaan dengan Pemberian Natrium Diklofenak Tanpa EEBPJ Tikus Dipuasakan minimal 8 jam sebelum percobaan Ditimbang Diberikan natrium diklofenak dengan dosis yang telah dikonversikan terhadap dosis lazim 25 mg secara oral Diambil urinnya dengan interval waktu 6; 12; 18; 24; 30 jam setelah pemberian natrium diklofenak Cuplikan urin Ditambahkan TCA 20% sebanyak 1 ml Dihomogenkan dengan vortex Disentrifuge pada 2000 rpm selama 5 menit Diambil supernatan dan diukur dengan alat spektrofotometri pada panjang gelom bang 276 nm Hasil 55
13 Lampiran 8. Bagan Perlakuan Pada Hewan Percobaan dengan Pemberian Natrium Diklofenak Dengan EEBPJ Tikus Cuplikan urin Ditimbang Diberikan EEBPJ dosis 20; 40; 80 mg/kg bb selama 7 hari berturut-turut Pada hari ke tujuh, 4 jam setelah pemberian EEBPJ diberikan natrium diklofenak dengan dosis yang telah dikonversikan terhadap dosis lazim 25 mg secara oral Diambil urinnya dengan interval waktu 6; 12; 18; 24; 30 jam setelah pemberian natrium diklofenak Ditambahkan TCA 20% sebanyak 1 ml Dihomogenkan dengan vortex Disentrifuge pada 2000 rpm selama 5 menit Diambil supernatan dan diukur dengan alat spektrofotometri pada panjang gelom bang 276 nm Hasil 56
14 Lampiran 9. Hewan percobaan dan alat-alat yang digunakan a. Hewan percobaan b. Alat Sentrifuge c. Rotary Evaporator (Heidolph WB 2000) d. Alat Vortex 57
15 Lampiran 10. Sertifikat pengujian natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) 58
16 Lampiran 11. Panjang gelombang Natrium Diklofenak 59
17 Lampiran 11 (lanjutan). Kurva Baku Natrium Diklofenak 60
18 Data penentuan persamaan regresi Natrium Diklofenak No Cons (x) Abs (y) x.y 2 x 2 y 1 4,0000 0,149 0, , ,0000 0,242 1, , ,0000 0,304 2, , ,0000 0,449 5, , ,0000 0,524 7, , ,0000 0,610 9, , ,0000 0,718 12, ,5155 x = 78 y = 2,996 x.y = x 2 = 2 = y xx = 11,143 yy = 0,428 39, ,5368 a = xxxx ( xx).( yy)/nn xx 2 ( xx) 2 /nn = 39,888 (78).(2,996)/ (78) 2 /7 = 39,888 33, ,143 6,504 = 166,857 = 0,0389 b = yy aaxx = 0,428 (0, ,143) = 0,428 0,433 = 0,0054 Persamaan garis regresinya: y = ax + b = 0,0389x - 0,
19 Koefisien Korelasinya: xxxx ( xx).( yy)/nn r = ( xx 2 ( xx) 2 /nn).( yy 2 ( yy) 2 /nn = = = = 39,888 (78).(2,996)/7 (1036 (78) 2 /7. (1,5368 (2,996) 2 /7 39,888 33,384 ( ,143).(1,5368 1,2822) 6, ,857.0,2546 6,504 42,4817 = 6,504 6,517 = 0,9980 r 2 = 0,
20 Lampiran 12. Penetapan Natrium Diklofenak Dalam Urin Tikus Jantan 12.1 Tanpa pemberian ekstrak bunga pepaya jantan Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 Waktu (jam) Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi 0-6 0,3082 8,0616 0,0896 2,4421 0,1646 4,3701 0,1458 3,8868 0,3126 8, ,2924 7,6555 0,2084 5,4961 0,1542 4,1028 0,2072 5,4652 0,1871 4, ,2096 5,5269 0,1250 3,3521 0, ,5835 0,0696 1,9288 0,2482 6, ,2448 6,4318 0,1763 4,6709 0,0895 2,4395 0,0646 1,7994 0,3579 9, ,2665 6,9897 0,2007 5,2982 0,1688 4,4781 0,0862 2,3547 0,2727 7, Dengan pemberian ekstrak bunga pepaya jantan (dosis 20 mg/kgbb) Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 Waktu (jam) Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi 0-6 0, ,8380 0, ,0796 0,2794 7,3213 0, ,2493 0, , , ,0694 0,3243 8,4755 0,3772 9,8354 0,3204 8,3753 0,1469 3, ,2765 7,2467 0,2864 7,5012 0,2782 7,2904 0,3197 8,3573 0,2013 5, ,1949 5,1491 0,1858 4,9151 0,1937 5,1182 0, ,683 0, , ,3594 9,3778 0,2994 7,8354 0, ,383 0, ,1413 0, ,
21 12.3 Dengan pemberian ekstrak bunga pepaya jantan (dosis 40 mg/kgbb) Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 Waktu (jam) Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi 0-6 0,1144 3,0796 0, ,1116 3,0077 0,3029 7,9254 0,2721 7, ,1499 3,9922 0,3077 8,0488 0,0967 2,6246 0,2914 7,6298 0, , ,1689 4,4807 0,2744 7,1928 0,1521 4,0488 0,3269 8,5424 0,3109 8, ,1818 4,8123 0, ,8149 0,1790 4,7403 0,2737 7,1748 0,285 7, ,1936 5,1156 0,2823 7,3958 0,1667 4,4241 0,1089 2,9383 0,1831 4, Dengan pemberian ekstrak bunga pepaya jantan (dosis 80 mg/kgbb) Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 Waktu (jam) Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi 0-6 0, ,3598 0, ,1388 0, ,3573 0,2799 7,3341 0,2467 6, ,3431 8,9588 0,3186 8,3290 0,2469 6,4858 0,1726 4,5758 0,1604 4, ,3733 9,7352 0,2729 7,1542 0,3737 9,7455 0,2561 6,7223 0, , ,3002 7,8560 0, ,8586 0,1969 5,2005 0,2262 5,9537 0,2147 5, , ,6863 0,3372 8,8020 0,3377 8,8200 0,2911 7,6221 0,1984 5,
22 Lampiran 13. Hasil Perhitungan Parameter Farmakokinetik Urin Kumulatif 13.1 Tanpa pemberian ekstrak bunga pepaya jantan Tikus 1 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) 0-6 8,0616 0,2 1,6123 1, , ,6555 0,9 6,8899 8, , ,5269 0,3 1,6580 9, , ,4318 0,2 1, , , ,9897 0,5 3, ,9313 Tikus 2 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) 0-6 2,4421 0,8 1,9536 1, , ,4961 0,7 3,8472 5, , ,3521 2,8 9, , , , , , , ,2982 1,4 7, ,6167 Tikus 3 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) 0-6 4, ,3701 4, , ,1028 0,8 3,2822 7, , ,5835 0,8 2,0668 9, , ,4395 0,3 0, , , , , ,929 Tikus 4 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) 0-6 3,8476 0,6 2,3320 2, , ,4652 2,1 11, , , , , , , ,7994 2,8 5, , , , , ,343 65
23 Tikus 5 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) 0-6 8,1748 0,6 4,9048 4, , ,9485 0,8 3,9588 8, , ,5192 0,6 3, , , ,3393 0,6 5, , , ,1491 1,5 10, , Dengan pemberian ekstrak bunga pepaya jantan (dosis 20 mg/kgbb) Tikus 1 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) ,8380 0,5 6,419 6, , ,0694 0,5 7, , , ,2467 0,6 4, , , ,1491 0,4 2, , , ,3778 0,4 3, ,6124 Tikus 2 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) ,0796 0,5 5,0398 5, , ,4755 0,6 5, , , ,5012 0,8 6, , , ,9151 0,5 2, , , , , ,4189 Tikus 3 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) 0-6 7,3213 0,4 2,9285 2, , ,8354 0,8 7, , , ,2904 0,5 3, , , ,1182 0,6 3, , , ,383 0,6 9, ,
24 Tikus 4 Cu V d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) ,2493 0,8 12, , , ,3753 0,5 4, , , ,3573 0,6 5, , , ,683 0,3 4, , , ,1413 0,5 6, ,1768 Tikus 5 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) ,7377 0,5 7,3688 7, , ,9151 0,6 2,3490 9, , ,3136 0,8 4, , , ,3341 0,4 4, , , ,1233 0,5 5, , Dengan pemberian ekstrak bunga pepaya jantan (dosis 40 mg/kgbb) Tikus 1 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) 0-6 3,0796 2,25 6,9291 6, , , , , , , , , , ,8123 0,7 3, , , ,1156 0,9 4, ,3746 Tikus 2 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) ,5 8,8687 8, , ,0488 2,9 23, , , ,1928 1,3 9, , , ,8149 0,7 7, , , ,3958 1,5 11, ,
25 Tikus 3 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) 0-6 3,0077 0,4 1,2030 1, , ,6246 0,5 1,3123 2, , ,0488 1,4 5,6683 8, , ,7403 0,9 4, , , ,4241 2,5 11, ,51 Tikus 4 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) 0-6 7,9254 0,5 3,9627 3, , ,6298 0,9 6, , , , , , , ,1748 1,3 9, , , ,9383 2,4 7, ,2934 Tikus 5 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) 0-6 7,1336 0,5 3,5668 3, , , , , , , , , , ,4652 0,9 6, , , ,8457 2,5 12, , Dengan pemberian ekstrak bunga pepaya jantan (dosis 80 mg/kgbb) Tikus 1 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) , , , , ,9588 1,1 9, , , ,7352 0,5 4, , , ,8560 0,9 7, , , ,6863 0,8 8, ,
26 Tikus 2 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) ,1388 0,6 9,0832 9, , ,3290 2,5 20, , , ,1542 0,5 3, , , ,8586 0,5 5, , , ,8020 0,4 3, ,4329 Tikus 3 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) ,3573 0,6 8,6143 8, , ,4858 1,5 9, , , , , , , ,2005 2,6 13, , , ,8200 0,5 4,41 45,0198 Tikus 4 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) 0-6 7,3341 0,9 6,6006 6, , , , , , ,7223 1,4 9, , , ,9537 0,7 4, , , ,6221 0,9 6, ,1907 Tikus 5 d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) 0-6 6,4807 1,5 9,7210 9, , ,2622 1,7 7, , , ,6015 1,7 18, , , ,6580 0,8 4, , , ,2339 0,9 4, ,
27 Lampiran 14. Jumlah Kumulatif Natrium Diklofenak Dalam Urin 14.1 Jumlah ekskresi urin kumulatif natrium diklofenak () untuk kelompok perlakuan tanpa pemberian ekstrak bunga pepaya jantan t (jam) Nilai (mcg) (xx SSSS) 0-6 1,6123 1,9536 4,3701 2,3320 4,9048 3,0345 1, ,4922 5,8008 7, ,8089 8,8636 8,9385 3, , ,1866 9, , , ,2852 4, , , , , , ,6197 8, , , ,929 29,343 29, ,7844 9, Jumlah ekskresi urin kumulatif natrium diklofenak () untuk kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak bunga pepaya jantan (dosis 20 mg/kgbb) t (jam) Nilai (mcg) (xx SSSS) 0-6 6,419 5,0398 2, ,9994 7,3688 6,9511 3, , , , ,187 9, ,2560 3, , ,126 14,442 22, , ,9079 3, , , , , , ,1332 3, , , , , , ,6229 4,
28 14.3 Jumlah ekskresi urin kumulatif natrium diklofenak () untuk kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak bunga pepaya jantan (dosis 40 mg/kgbb) t (jam) Nilai (mcg) (xx SSSS) 0-6 6,9291 8,8687 1,2030 3,9627 3,5668 4,9060 3, , ,2102 2, , , , , ,402 41,5608 8, , , , , , , , , , , , , , ,51 44, ,708 38, , Jumlah ekskresi urin kumulatif natrium diklofenak () untuk kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak bunga pepaya jantan (dosis 80 mg/kgbb) t (jam) Nilai (mcg) (xx SSSS) ,3598 9,0832 8,6143 6,6006 9, ,0757 3, , , ,343 15, , ,4364 6, ,082 33, , , , ,5611 3, , , , , , ,5041 4, , , , , , ,1141 4,
29 Lampiran 15. Contoh Perhitungan Parameter Farmakokinetika Ekskresi Urin Kumulatif No t (jam) Cu V (ml) i (mcg) (mcg) (jam) d/dt (mcg/jam) 1 t 1 Cu 1 V 1 C u1. V 1 i = C u1. V 1 (t 2 + t 0 )/2 AAAA 2 0 tt 2 tt 0 2 t 2 Cu 2 V 2 C u2. V 2 2 = 1 +( C u2.v 2 ) (t 3 + t 1 )/2 AAAA 3 AAAA 1 tt 3 tt t 3 t 4 Cu 3 Cu 4 V 3 V 4 C u3. V 3 C u4. V 4 3 = 2 +( C u3.v 3 ) (t 5 + t 3 )/2 (t 6 + t 4 )/2 AAAA 4 AAAA 2 tt 4 tt 2 AAAA 5 AAAA 3 tt 5 tt 3 5 t 5 Cu 5 V 5 C u5. V 5 4 = 3 +( C u4.v 4 ) (t 7 + t 5 )/2 AAAA 6 AAAA 4 tt 6 tt 4 5 = 4 +( C u5.v 5 ) Keterangan: t = waktu Cu = konsentrasi obat dalam sampel urin V = volume urin yang terkumpul tiap sampel waktu i = jumlah obat yang diekskresikan tiap sampel urin = jumlah kumulatif obat yang diekskresikan = waktu tengah antara dua sampel waktu d/dt = laju reaksi ekskresi obat dari sampel yang diambil Misalnya untuk tikus 1 kelompok perlakuan tanpa pemberian EEBPJ T Cu V d/dt (jam) (ml) i (mcg) (mcg) 0-6 8,0616 0,2 1,6123 1, , ,6555 0,9 6,8899 8, , ,5269 0,3 1,6580 9, , ,4318 0,2 1, , , ,9897 0,5 3, ,
30 i = C u. V = 7,6555 mcg/ml x 0,9 ml = 6,8899 mcg A e = i + (C u. V) = 1,6123 mcg + 6,8899 mcg = 8,4922 mcg t mid = (t 3 + t 1 )/2 = (18 jam + 6 jam)/2 = 12 jam d/dt = AAAA 3 AAAA 1 tt 3 tt 1 9,1502 mmmmmm 1,6123 mmmmmm = 18 jjjjjj 6 jjjjjj = 0,7076 mcg/jam Contoh Perhitungan Nilai Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak Dalam Urin Kumulatif Untuk mencari jumlah kumulatif obat yang disekresikan sampai dengan waktu tak terhingga ( ) = i1 + i2 + i3 + i4 + i5 = 1,6123 mcg + 6,8899 mcg + 1,6580 mcg + 1,2863 mcg + 3,4948 mcg = 13,9313 mcg Untuk mencari laju eliminasi (K el ) K el = llll (AAAA AAAA 6 ) ln(aaaa AAAA 18 ) TT18 TT6 llll (13,9313 1,6123) ln (13,9313 9,1502) = 12 = 0,0788 jam -1 Untuk mencari laju ekskresi (K u ) K u = AAAA. K el DD 13,9313 mmmmmm xx 0,0788 jam 1 = 0,5 mmmm xx 1000 = 2,19 x 10 jam -1 73
31 Untuk mencari laju metabolisme (K m ) Kel = K u + K m K m = K el - K = 0,0788 2,19 x 10-1 = 0,0766 jam u Untuk mencari nilai fraksi obat yang dieliminasi (F el ) F el = AAAA = 13,9313 x 100% = 2,78% DD 500 Untuk mencari waktu paruh (t 1/2 eliminasi ) t1/2 eliminasi = 0,693 = 0,693 KK eeee -1 0,0788 = 8,79 jam 74
32 Lampiran 16. Nilai Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak Dalam Urin Kumulatif 16.1 Nilai parameter farmakokinetika natrium diklofenak untuk kelompok perlakuan tanpa pemberian ekstrak bunga pepaya jantan Hewan BB (g) Dosis (mcg) Kel (jam -1 ) Ku (jam -1 ) Km (jam -1 t1/2 ) Fel (%) (mg/tikus) (jam) 1 228,7 0,5 13,9313 0,0788 2,19 x 10 0,0766 2,78 8, ,5 0,5 36,6167 0,0400 2,92 x 10 0,0370 7,32 17, ,4 0,5 14,929 0,0588 1,75 x 10 0,0570 2,98 11, ,6 0,4 29,343 0,0849 6,22 x 10 0,0786 7,33 8, ,4 0,5 29,1022 0,0327 1,90 x 10 0,0308 5,82 21,19 Purata 199,5 0,4 24,7844 0,0590 2,99 x 10 0,0560 5,24 13,44 SD 23,32 0,31 9,9290 0,0229 1,85 x 10 0,0219 2,24 5,64 eliminasi 75
33 16.2 Nilai parameter farmakokinetika natrium diklofenak untuk kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak bunga pepaya jantan (20 mg/kgbb) Hewan BB (g) Dosis (mcg) Kel (jam -1 ) Ku (jam -1 ) Km (jam -1 t1/2 ) Fel (%) (mg/tikus) (jam) 1 163,4 0,4 23,6124 0,0904 5,33 x 10 0,0850 5,90 7, ,7 0,5 26,4189 0,0609 3,21 x 10 0,0576 5,28 11, ,6 0,4 26,7427 0,0550 3,67 x 10 0,0513 6,68 12, ,5 0,4 33,1768 0,0507 4,20 x 10 0,0465 8,29 13, ,2 0,5 23,1638 0,0450 2,08 x 10 0,0429 5,79 15,40 Purata 170,4 0,4 26,6229 0,0604 3,69 x 10 0,0566 6,38 12,13 SD 12,9 0,05 4,0011 0,0177 1,20 x 10 0,0167 1,17 2,90 eliminasi 76
34 16.3 Nilai parameter farmakokinetika natrium diklofenak untuk kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak bunga pepaya jantan (40 mg/kgbb) Hewan BB (g) Dosis (mcg) Kel (jam -1 ) Ku (jam -1 ) Km (jam -1 t1/2 ) Fel (%) (mg/tikus) (jam) 1 158,4 0,4 23,3746 0,0603 3,52 x 10 0,0567 5,84 11, ,9 0,5 60,2294 0,0843 1,01 x 10 0, ,04 8, ,4 0,5 23,51 0,0312 1,46 x 10 0,0297 4,70 22, ,1 0,4 44,2934 0,0750 8,30 x 10 0, ,07 9, ,9 0,4 40,708 0,0565 5,75 x 10 0, ,17 12,26 Purata 184,9 0,4 38,4230 0,0614 5,82 x 10 0,0556 8,76 12,67 SD 18,3 0,07 15,5246 0,0202 3,49 x 10 0,0170 3,28 5,57 eliminasi 77
35 16.4 Nilai parameter farmakokinetika natrium diklofenak untuk kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak bunga pepaya jantan (80 mg/kgbb) Hewan BB (g) Dosis (mcg) Kel (jam -1 ) Ku (jam -1 ) Km (jam -1 t1/2 ) Fel (%) (mg/tikus) (jam) 1 170,3 0,4 46,7014 0,0553 6,45 x 10 0, ,67 12, ,5 0,5 42,4329 0,1096 9,30 x 10 0,1003 8,48 6, ,7 0,4 46,0198 0,0612 7,04 x 10 0, ,50 11, ,6 0,5 36,1907 0,0822 5,94 x 10 0,0762 7,23 8, ,8 0,5 44,2261 0,1098 9,71 x 10 0,1000 8,84 6,31 Purata 189,7 0,4 43,1141 0,0836 7,68 x 10 0,0758 9,54 8,98 SD 25,2 0,27 4,2114 0,0258 1,70 x 10 0,0244 1,95 2,85 eliminasi 78
36 Lampiran 17. Hasil Analisis Statistik Km Descriptives 95% Confidence Interval for Mean Std. Lower Upper N Mean Deviation Std. Error Bound Bound Min Max tanpa pemberian EEBPJ dengan pemberian EEBPJ 20 mg/kgbb dengan pemberian EEBPJ 40 mg/kgbb dengan pemberian EEBPJ 80 mg/kgbb Total Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig
37 Km ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Km Tukey HSD Subset for alpha = 0.05 perlakuan dengan pemberian EEBPJ 40 mg/kgbb N tanpa pemberian EEBPJ dengan pemberian EEBPJ 20 mg/kgbb dengan pemberian EEBPJ 80 mg/kgbb Sig
LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) 47 Lampiran 2. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan 48 Lampiran 3. Bunga, simplisia bunga pepaya jantan dan Serbuk simplisia bunga
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 4 Lampiran. Sertifikat Analisis Natrium diklofenak (PT. Dexa Medika) 43 Lampiran 3. Kerangka Pikir Penelitian Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Simplisia
Lebih terperinciLampiran 1. Ethical Clearanc
Lampiran 1. Ethical Clearanc 4 Lampiran. Hasil Identifikasi Tumbuhan 4 Lampiran. Tanaman anting-anting Lampiran 4. Bagian tanaman anting-anting yang digunakan 44 Lampiran. Simplisia tanaman anting-anting
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Ethical clearance
Lampiran 1. Surat Ethical clearance 41 Lampiran 2. Surat identifikasi tumbuhan 42 Lampiran 3. Karakteristik tumbuhan mahkota dewa Gambar : Tumbuhan mahkota dewa Gambar : Daun mahkota dewa 43 Lampiran 3
Lebih terperinciLampiran 1. Surat keterangan sampel
Lampiran 1. Surat keterangan sampel 70 Lampiran 2. Hasil identifikasi sampel penelitian 71 Lampiran 3. Gambar Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu Giring 72 Lampiran 3. (lanjutan) Rimpang Temu
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan pecut kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl)
Lampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan pecut kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl) 63 Lampiran 2. Komite Etik Penelitian Hewan 64 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Pecut Kuda Pengukuran Simplisia
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume
Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume 51 Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik Kulit Kayu Manis Madu Hutan 52 Lampiran 2. (lanjutan) Simplisia kulit
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Ethical Clearance
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance 117 Lampiran 2. Surat Identifikasi Tumbuhan 118 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Rimpang Temu Mangga 119 Lampiran
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian
Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 49 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan 50 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam. ) Tanaman kelor Daun kelor 51 Lampiran 3. (Lanjutan)
Lebih terperinciLampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan
Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan Lampiran 2. Surat hasil identifikasi daun bangun-bangun Lampiran 3. Bagan pembuatan ekstrak etanol daun bangun-bangun Serbuk simplisia
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)
LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis pembanding (Andriol) Kandungan Andriol (1 kaplet/tablet)= 40 mg Faktor konversi dari dosis manusia (80 mg/70 kg BB) ke dosis mencit yang beratnya 20 g adalah
Lebih terperinciLampiran 1. Identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar Talus Rumput Laut Sargassum ilicifolim (Turner) C. Agardh 1 2 3 Makroskopik Tumbuhan Segar Rumput Laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Keterangan:
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian
Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 51 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tanaman 52 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Alpukat ( Persea americana Mill. ) Tanaman Alpukat Buah alpukat 53 Lampiran
Lebih terperinciLampiran Universitas Kristen Maranatha
Lampiran 1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus. 2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) 114 Lampiran 2 Simplisia daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) A a b Keterangan: a. Gambar daun poguntano b. Gambar simplisia
Lebih terperinciPerhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.
Lampiran 1 : Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. 1. Dosis aloksan : Dosis aloksan pada tikus 120 mg/kgbb Pada tikus 200 g : = ( 200 g/1000 g ) x 120 mg/kgbb = 24
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS
LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22 gram. A. Dosis Asetosal Dosis asetosal = 30 mg/100 g tikus (Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi teripang
Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang 57 Lampiran 2 Gambar 3.1 Teripang segar Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868) 58 Lampiran 2. (Sambungan) Gambar 3.2 Simplisia teripang Pearsonothuria graeffei(semper,
Lebih terperinciCara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih
Lampiran 1 Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Cara perhitungan dosis buah Bawang Putih Dosis buah bawang putih untuk manusia = 0,5g / kg BB Faktor konversi untuk manusia ke mencit 20g =
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 43 Lampiran 2. Komite Etik Penelitian Hewan 44 Lampiran 3. Gambar Tumbuhan Pecut Kuda 45 Lampiran 4. Bagan alur penelitian uji toksisitas subkronik EEPK Hewan uji
Lebih terperinciLampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan. Marmot. Kelinci. 400 g. 1,5 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9
Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan Mencit Tikus Marmot Kelinci Kera Anjing Manusia 20 g 200 g 400 g 1,5 kg 4 kg 12 kg 70 kg Mencit 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9 20 g Tikus 0,14
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 71 Lampiran 2.Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan 72 Lampiran 3. Gambar tumbuhan dan daun pugun tanoh Tumbuhan pugun tanoh Daun pugun tanoh 73 Lampiran
Lebih terperinciLAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU
LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU 69 LAMPIRAN B SERTIFIKAT HEWAN COBA 70 LAMPIRAN C SERTIFIKAT KODE ETIK 71 LAMPIRAN D DASAR PENGGUNAAN DOSIS Dalam penelitian ini penggunaan dosis ditingkatkan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA
LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala diperoleh dari Bogor karena dari penelitian yang dilakukan oleh jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan menggunakan destilasi uap diketahui bahwa biji pala
Lebih terperinciPerhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia)
42 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis asetosal Dosis asetosal 30 mg /100 g BB tikus (Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi, 1997) Faktor konversi dari tikus yang beratnya ± 200 g ke mencit yang
Lebih terperinciLampiran 1. Sertifikat Pengujian Natrium Diklofenak BPFI
Lampiran 1. Sertifikat Pengujian Natrium Diklofenak BPFI Lampiran.Hasil Orientasi Menentukan Eluen (Fase Gerak) dengan Menggunakan Alat KCKT.1. Kromatogram hasil penyuntikan larutan Natrium Diklofenak
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 45 Lampiran 2. Gambar Tanaman ranti Tanaman ranti 46 Lampiran 3. Simplisia dan serbuk simplisia daun ranti Simplisia daun Ranti Serbuk simplisia daun Ranti 47 Lampiran
Lebih terperinciLampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan
Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kelompok Perlakuan (n = 4) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan (%) I 211 51 160 75.83
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Lampiran 2. Gambar tumbuhan daun bangun-bangun a) Tumbuhan bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.)
Lebih terperinciLampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).
Lampiran 1 Perhitungan Dosis Perhitungan Dosis Kunyit Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Berat serbuk rimpang kunyit
Lebih terperinciLampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik
59 Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 60 Lampiran 2 Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam, Fluoxetin 1. Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam Dosis coklat hitam untuk manusia adalah 85 gram
Lebih terperinciLampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik Gambar tumbuhan jengkol Gambar buah jengkol Keterangan : A = kulit jengkol B = biji jengkol Lampiran 2. (Lanjutan) Gambar biji jengkol tua Gambar simplisia biji jengkol
Lebih terperinciLAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI
LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI 85 LAMPIRAN B SERTIFIKAT ANALISIS ETANOL 96% 86 LAMPIRAN C HASIL PEMERIKSAAN STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK SIMPLISIA DAUN MONDOKAKI A. Perhitungan randemen
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun kolesterol total untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006).
Lebih terperinciLampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia
Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia Gambar 1. Tumbuhan dandang gendis Gambar 2. Simplisia daun dandang gendis Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan lampiran. Bagan Pembuatan Nata de coco
Lebih terperinciHari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal
Lampiran 1: Rencana Kerja Penelitian Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Hari ke-8 Induksi aloksan untuk
Lebih terperinciPENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu No X Y X 2 Y 2 XY 1 0,05 0,0009 0,0025 0,00000081
Lebih terperinciPembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik
60 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Pembuatan Simplisia Kering Akar Pasak Bumi Iris atau rajang bahan baku (akar Pasak Bumi) dengan ketebalan 1 2 cm kemudian masukkan ke dalam oven dengan suhu 500 selama 2
Lebih terperinciSampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge
36 Lampiran 1. Sampel Darah Hewan Uji Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge 37 Lampiran 2. Hewan Uji Kelinci jantan albino 38 Lampiran 3. Tanaman Jaka Tuwa Tanaman Jaka Tuwa
Lebih terperinciLAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN
LAMPIAN A SUAT DETEMINASI TANAMAN 85 LAMPIAN B SUAT SETIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN 86 LAMPIAN C PEMBUATAN SEDIAAN UJI Suspensi PGA 3% Dibuat sediaan uji dalam bentuk suspensi PGA 3% b/v, diberikan dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tanaman
Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman Lampiran 2. Gambar serbuk majakani (Quercus infectoria G. Olivier) Lampiran 3. Bagan kerja penelitian Tikus Dikondisikan selama 2 minggu 1. Diukur Kadar 2. Diinduksi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS)
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS) Prosedur pembuatan ekstrak air daun stroberi dilakukan di Sekolah Ilmu & Teknologi Hayati ITB: 1. 500 gram daun stroberi kering ditumbuk menggunakan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.) 51 Lampiran 2. Rekomendasi Persetujuan Etik Penelitian Kesehatan 52 Lampiran 3. Gambar pohon asam jawa 53 Lampiran 3. (Lanjutan)
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS
54 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 1. Perhitungan Dosis Asetosal Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak pada tikus = 800 mg/kg BB (Soewarni Mansjoer, 1994) Berat badan rata-rata tikus = ± 150 gram Dosis Asetosal
Lebih terperinciLAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia
LAMPIRAN A 75 LAMPIRAN B 76 LAMPIRAN C Skrining Kandungan Kimia Alkaloid : Ekstrak dibasahi dengan sedikit alkohol, lalu digerus, kemudian tambahkan sedikit pasir, gerus. Tambahkan 10 ml kloform amoniak
Lebih terperinciLampiran 1. Identifikasi sampel
Lampiran 1. Identifikasi sampel 48 Lampiran 2. Gambar 3.1 Teripang segar Pearsonothuria graeffei (Semper,1868) 49 Lampiran 2. (Lanjutan) Gambar 3.2 Teripang kering Pearsonothuria graeffei (Semper,1868)
Lebih terperinciPROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke)
49 LAMPIRAN 1 PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) Pembuatan dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Tumbuhan pepaya jantan a. Tumbuhan pepaya jantan b. Bunga pepaya jantan c. Simplisia bunga pepaya jantan Lampiran 3. Perhitungan hasil pemeriksaan
Lebih terperinciLAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK
LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK 1. Hasil Perhitungan Kadar sari larut air Replikasi Berat ekstrak (g) Berat cawan kosong (g) Berat cawan + ekstrak setelah pemanasan % kadar sari larut air
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun berat badan untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006). 2 buah
Lebih terperinciLampiran 1. Identifikasi sampel
Lampiran 1. Identifikasi sampel 74 Lampiran 2.Rekomendasi persetujuan etik penelitian 75 Lampiran 3. Gambar nanas segar Gambar Buah Nanas Segar Gambar Makroskopik Kulit Buah Nanas Segar 76 Lampiran 4.
Lebih terperinciLampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan
Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan Perlakuan Rata-rata jumlah sel Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5 % Deg Rata-rata jumlah sel % Deg Rata-rata jumlah
Lebih terperinciLAMPIRAN A SURAT SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN
LAMPIAN A SUAT SETIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN 90 9 LAMPIAN B HASIL PAAMETE SIMPLISIA Hasil Perhitungan Penetapan Susut Pengeringan Serbuk eplikasi 2 ata-rata Hasil susut pengeringan 8 % 8,7 % 8,5 % 8,4
Lebih terperinciKONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989)
LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram A. Dosis Asetosal Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit
Lebih terperinciLampiran 1 Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2 Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu giring Rimpang Temu Giring Simplisia Rimpang Temu Giring Lampiran 2 (sambungan) 1 2 3 4 5 6 Mikroskopik serbuk
Lebih terperinciLampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun
Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun 79 Lampiran 2. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik Penelitian Kesehatan 80 Lampiran 3. Gambar Makroskopik DaunBangun-bangun Gambar Tumbuhan Daun Bangun-bangun
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Kadar infus yang digunakan pada percobaan yaitu 10%, 20%, 30% Tikus 200 g 2 ml x 10% = 10 g/100 ml = 0,1 g/ml x 2 = 0,2 mg/ml Konversi tikus ke mencit = 0,14 Dosis 1 mencit
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis 1. Penghitungan Dosis Bawang Merah Dosis bawang merah untuk manusia 70kg = 60 gr Bawang merah segar sebesar 4.730g dibuat menjadi 51,5501g ekstrak etanol bawang merah. x 60
Lebih terperinciLampiran 1. Tabel konversi dosis hewan percobaan dengan manusia. (Laurence, Kucing 1,5 kg. Kelin ci
Lampiran 1. Tabel konversi dosis hewan percobaan dengan manusia. (Laurence, 2008). Dicari Diketa Hui Mencit 20 g Tikus 200 g Marmu 400 g Kelinci 1,5 kg Kucing 1,5 kg Kera 4 kg Men cit 20 g Tikus 200 g
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2. Tumbuhan rumput laut merah Kappaphycus alvarezii Lampiran 3. Gambar Simplisia dan Serbuk Kasar Simplisia Rumput Laut Merah Kappaphycus alvarezii
Lebih terperinciLAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis
LAMPIRAN Lampiran 1. Flowsheet pembuatan larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis Natrium dihidrogen fosfat ditimbang 0,8 g Dinatrium hidrogen fosfat ditimbang 0,9 g dilarutkan dengan 100 ml aquadest bebas
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema pembuatan ODF metoklopramid. Sorbitol + Sukralosa + As.askorbat
DAFAR LAMPIRAN Lampiran 1. Skema pembuatan ODF metoklopramid Polimer : HPMC/ HPMC+PVA/ PVA Sorbitol + Sukralosa + As.askorbat Metoklopramid Dikembangkan dengan akuades - Dilarutkan dengan akuades - Diaduk
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Lampiran 2. Gambar rumput laut dan serbuk simplisia Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Rumput laut segar Gracilaria
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Determinasi
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi 40 Lampiran 2. Hasil Determinasi Daun Kersen 41 Lampiran 2. Lanjutan 42 Lampiran 3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 43 44 Lampiran 4. Perhitungan Susut
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA
LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala yng digunakan pada penelitian diperoleh dari Bogor karena berdasarkan penelitian jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan destilasi uap diketahui bahwa biji
Lebih terperinciLAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)
LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) 95 LAMPIRAN B SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR 96 LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN KLT Hasil Perhitungan Harga Rf pada pemeriksaan
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Alur prosedur kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit putih jantan berumur 8-10 minggu galur Swiss Webster sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20-25 mg. Hewan coba diperoleh
Lebih terperinciLAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.
LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1. Hasil Perhitungan ph Replikasi ph 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01 2. Hasil Perhitungan Kadar Sari Larut Air Replikasi
Lebih terperinciLampiran 1. Penghitungan Dosis Ekstrak dan Fraksi Teripang Phyllophorus sp.
Lampiran 1. Penghitungan Dosis Ekstrak dan Fraksi Teripang Phyllophorus sp. Menurut Dick, et al., (2010) tiap 1 gr berat basah teripang setara dengan 0,025-0,04 mg glikosida triterpen dengan kadar air
Lebih terperinciLAMPIRAN A HASIL UJI KERAGAMAN BOBOT TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN
LAMPIRAN A HASIL UJI KERAGAMAN BOBOT TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN Hasil Uji Keragaman Bobot Tablet Formula A Replikasi I Replikasi II Replikasi III No Bobot Bobot Bobot Y Y Y Tablet Tablet Tablet (%) (%)
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Skrining Fitokimia Kecombrang (Etlingera elatior Jack R. M. Sm) tanin dan triterpenoid/steroid, dapat dilihat pada Tabel 1.
Lampiran 1. Hasil Skrining Fitokimia Kecombrang (Etlingera elatior Jack R. M. Sm) Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak etanol bunga kecombrang dijumpai adanya alkaloida, glikosida, antrakinon,
Lebih terperinciPerhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun trigliserida untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006). 2
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian 37 38 Lampiran 2 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan hewan coba Hewan coba yang digunakan adalah mencit galur Swiss Webster jantan dewasa berumur 6-8 minggu dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Prosedur Kerja
LAMPIRAN 1 Prosedur Kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan dewasa berusia 6-8 minggu dengan berat badan 25-30 gram sebanyak 25 ekor. Hewan coba diperoleh dari Laboratorium Biologi
Lebih terperinciLAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK MASSA TABLET. Formula Tablet Likuisolid Ibuprofen F A F B F C F D
LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK MASSA TABLET Mutu fisik yang diuji Replikasi Formula Tablet Likuisolid Ibuprofen F A F B F C F D Persyaratan Sudut Diam (derajat) Carr s Index (%) Hausner Ratio I 31,99
Lebih terperinciLampiran 1. Penentuan Persamaan Garis Regresi. Penentuan Persamaan Garis Regresi dari Larutan Standar Nikel
Lampiran 1 Penentuan Persamaan Garis Regresi 1. Penentuan Persamaan Garis Regresi dari Larutan Standar Nikel Tabel 10. Perhitungan persamaan garis regresi standar Ni No. X (ppm Y (abs X2 Y2 (X 10-4 XY
Lebih terperinciLAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL
LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL 113 LAMPIRAN B SERTIFIKAT CMC-Na 114 LAMPIRAN C PERHITUNGAN KONVERSI EKSTRAK KENTAL BUAH APEL 115 LAMPIRAN D HASIL STANDARISASI NON SPESIFIK SIMPLISIA a.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERBANDINGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH BERBAGAI HEWAN PERCOBAAN DAN MANUSIA
LAMPIRAN 1 PERBANDINGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH BERBAGAI HEWAN PERCOBAAN DAN MANUSIA Hewan dengan dosis diketahui Mencit 20 g Tikus 200 g Marmot 400 g Kelinci 1,5 kg Kucing 2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia
Lebih terperinciLAMPIRAN A HASIL UJI KERAGAMAN BOBOT TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN
LAMPIRAN A HASIL UJI KERAGAMAN BOBOT TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN Hasil Uji Keragaman Bobot Tablet Formula A Replikasi I Replikasi II Replikasi III No Bobot Bobot Bobot Y Y Y Tablet Tablet Tablet (%) (%)
Lebih terperinciLampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan
43 Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan Furosemida Sifat Fisikokimia Serbuk hablur berwarna putih s/d kekuningan dan tidak berbau Praktis tidak larut dalam air pka 3,9 Log P 0,74 Kelarutan 0,01 (mg/ml)
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Skema pembuatan yoghurt kunir asam
LAMPIRAN Lampiran 1. Skema pembuatan yoghurt kunir asam 72 73 Lampiran 2. Skema kerja analisis sifat kimia yoghurt kunir asam 1. Kadar abu total ( Dry Ashing ) 2. Kadar lemak total ( Soxhletasi ) 3. Kadar
Lebih terperinciPerhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Papaya (EEDP)
Lampiran 1 Perhitungan dosis dan Proses Ektraksi Daun pepaya Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Papaya (EEDP) Dosis daun papaya sebagai antidiare untuk manusia dengan berat badan 70 kg adalah 1 lembar
Lebih terperinciLAMPIRAN. repository.unisba.ac.id
40 LAMPIRAN 41 Lampiran 1 HASIL DETERMINASI TUMBUHAN 42 Lampiran 2 SKEMA PROSEDUR PROSES EKSTRAKSI Proses ekstraksi Biji bunga matahari dibersihkan, dicuci,dikeringkan, dan dihaluskan Serbuk Ekstraksi
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN Tikus Jantan Galur Wistar Tikus diberi makan pelet standar Pakan Tinggi Kolesterol Mortir + stamfer 38 39 Buah Belimbing Wuluh Juicer Tikus dipanaskan Pengambilan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger
Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger 44 Lampiran 2. Bagan alur penelitian Teripang segar dicuci hingga bersih ditiriskan hingga tidak ada lagi air ditimbang Teripang bersih dikeringkan
Lebih terperinciLAMPIRAN A STANDARISASI SIMPLISIA HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN SERBUK Hasil susut pengeringan daun alpukat
LAMPIRAN A STANDARISASI SIMPLISIA HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN SERBUK Replikasi Hasil susut pengeringan daun alpukat Hasil susut pengeringan daun belimbing manis 1 5,30 % 6,60% 2 5,20 % 6,80% 3
Lebih terperinciLampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif
56 Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif Mukosa normal (perbesaran objektif 4x) Dinding normal(perbesaran objektif 10x) Sel Goblet (+)(perbesaran objektif 40x) 57 Lampiran 2 Jaringan
Lebih terperinciLampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR. Dicuci dalam 1 ml PBS
Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR Dicuci dalam 1 ml PBS Ditambahkan 400 μl larutan kloroform/etanol dingin ke dalam 150 μl lisat hati Divortex selama
Lebih terperinciGambar 1. Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.)
Gambar 1. Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) 74 Gambar 2. Rumus bangun asam urat (10) 75 2 Gambar 3. Metabolisme purin menjadi asam urat (3) adenosin 2 4 + adenosin deaminase 2 inosin guanosin
Lebih terperinciLampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan
Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan 48 Lampiran 2 Hasil determinasi tumbuhan daun Lidah mertua (Sansevieria trifasciata var.laurentii) 49 Lampiran3 Gambar hasil makroskopik Daun
Lebih terperinciLampiran 1. Kode etik penelitian
Lampiran 1. Kode etik penelitian 38 Lampiran 2. Skema Penelitian 1. Pembuatan Seduhan Teh Hijau dan Teh Hitam Ditimbang teh hijau dan teh hitam sebanyak 1750 /kg, 3500 /kg dan 7000 /kg Seduhan teh dosis1750
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Lampiran 3. Gambar simplisia bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Lampiran 4. Gambar serbuk
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Revisi Desk Evaluasi
Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Revisi Desk Evaluasi 34 Lampiran 2. Surat Keterangan Mencit Putih Jantan Galur Swiss 35 36 Lampiran 3. Gambar Alat dan Bahan yang digunakan Madu dan Pollen
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba
LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan Hewan Coba Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster berumur delapan minggu dengan berat badan 20 25 g, diperoleh
Lebih terperinciPerlakuan ph ulangan 1 ph ulangan 2 Total Rataan. Yoghurt 1 4,00 4,00 8,00 4,00. Yoghurt 2 4,20 4,10 8,30 4,15. Yoghurt 3 4,10 3,90 8,00 4,00
Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran ph Yoghurt Perlakuan ph ulangan 1 ph ulangan 2 Total Rataan Yoghurt 1 4,00 4,00 8,00 4,00 Yoghurt 2 4,20 4,10 8,30 4,15 Yoghurt 3 4,10 3,90 8,00 4,00 Yoghurt 4 3,90 4,00
Lebih terperinciSel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.
59 LAMPIRAN 1 Penghitungan Jumlah Sel Sebelum Perlakuan Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya. Hasil penghitungan
Lebih terperinciLampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji
Lampiran 1 Pembuatan Suspensi Zat Uji Bahan obat herbal X yang merupakan hasil fraksinasi dari daun sukun tidak dapat larut secara langsung dalam air maka dibuat dalam bentuk sediaan suspensi agar dapat
Lebih terperinciCabai rawit. Lampiran 1. Cara Kerja Penelitian. 1. Pengawetan
Lampiran 1 Cara Kerja Penelitian 1. Pengawetan Cabai rawit dibersihkan dari kotoran sampai bersih. direndam selama 15 menit ke dalam larutan 25 gram kapur sirih : 1 L air. dicelupkan ke dalam air hangat
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS
LAMPIRAN KONVERSI DOSIS Perhitungan dosis jamu ekstrak daun salam produksi pabrik jamu B dalam bentuk kapsul Berat J kapsul = 550 mg Konversi dosis dari manusia 70 kg ke mencit 0 gram = 0,006 Maka, dosis
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan
Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan 1 kelompok 2 3 4 5 Kadar Glukosa Darah Mencit (mg%) Persentase Penurunan Penurunan Sebelum Setelah Kadar Glukosa Darah
Lebih terperinci