BAB І PENDAHULUAN. Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB І PENDAHULUAN. Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan"

Transkripsi

1 BAB І PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan Indonesia, karena pariwisata sebagai sebuah industri dengan bidang yang sangat kompleks. Keberadaannya sangat mempengaruhi perubahan dan perkembangan, terutama yang berkaitan dengan motivasi wisatawan yang selalu ingin mencari dan menikmati sesuatu yang berbeda dari yang pernah dirasakan sebelumnya atau pengalaman baru. Salah satu industri pariwisata yang sedang mengalami perkembangan adalah wisata kuliner. Tren saat ini, wisatawan yang melakukan wisata ke suatu daerah akan termotivasi untuk mencari makanan khas daerah tersebut, sehingga daerah tersebut akan memiliki peluang besar untuk mempromosikan wisata kulinernya. Inovasi yang menarik dan unik untuk membuat produk kuliner yang berbeda dari yang lainnya akan memberikan ciri khas tersendiri sehingga dapat menguatkan merek yang telah dibangun. Salah satu usaha industri pariwisata kuliner yang memerlukan inovasi kuliner yang menarik adalah toko oleh-oleh. Yogyakarta merupakan salah satu destinasi pariwisata yang mempunyai potensi yang besar, dikarenakan secara geografis diuntungkan oleh letak objek 1

2 2 wisata satu dengan objek wisata lainnya yang saling berdekatan 1. Hal ini merupakan suatu kelebihan dan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal dan mancanegara. Sektor pariwisata Yogyakarta tidak terlepas dari kuliner yang dimilikinya. Salah satu jenis kuliner di Yogyakarta yang dapat diinovasi adalah olahan singkong. Yogyakarta merupakan salah satu penghasil singkong terbesar di Pulau Jawa 2. Akan tetapi, oleh masyarakat biasanya singkong hanya diolah seadanya saja menjadi makanan yang sederhana. Sebenarnya olahan singkong mampu diangkat menjadi makanan khas yang dihasilkan di Yogyakarta. Olahan singkong dengan cita rasa yang unik akan membuat wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta tertarik untuk mencicipi makanan yang terbuat dari singkong tersebut. Potensi inilah yang kemudian dimanfaatkan dan dikembangkan oleh beberapa pihak. Seperti contohnya Cokro Tela Cake yang berusaha untuk menjadi salah satu toko makanan ringan dengan olahan singkong. Cokro Tela Cake membuat kue dengan berbahan dasar singkong, bukan menggunakan tepung terigu. Dilihat dari pemikiran tersebut Cokro Tela Cake hadir untuk mengangkat citra singkong yang hanya makanan desa menjadi makanan modern yang bisa dinikmati semua kalangan. Hal ini membuat Cokro Tela Cake menjadi toko olahan singkong yang berbeda dengan toko lainnya, karena Cokro Tela Cake memaksimalkan sektor 1 Daerah Istimewa Yogyakarta, diakses pada tanggal 9 Maret 2015, dapat diakses pada Sumber Daya Alam, diakses pada tanggal 9 Maret 2015, dapat diakses dihttp:// AN_SETEMPAT_4.1_TANTYA_HISNU

3 3 pemasaran produk untuk menguatkan merek di pandangan konsumen, dengan cara mengetahui profil umum wisatawan yang melakukan pembelian terlebih dahulu. Cara tersebut merupakan strategi pemasaran produk yang lebih efektif, terarah dan tepat pada sasaran yang bertujuan untuk meningkatkan citra produk olahan singkong dari Cokro Tela Cake. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, berikut merupakan rumusan masalah dalam penelitian, yaitu: 1) Bagaimana profil umum wisatawan pembeli produk Cokro Tela Cake? 2) Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh manajemen Cokro Tela Cake sebagai produk wisata kuliner Yogyakarta? 3) Bagaimana efektivitas pemasaran yang dilakukan oleh manajemen Cokro Tela Cake sebagai produk wisata kuliner Yogyakarta? 1.3 Tujuan Penelitian Berikut merupakan tujuan penelitian, yaitu : 1) Untuk mengetahui profil umum wisatawan pembeli produk Cokro Tela Cake. 2) Untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh manajemen Cokro Tela Cake sebagai produk wisata kuliner Yogyakarta. 3) Untuk mengetahui efektivitas pemasaran yang dilakukan oleh manajemen Cokro Tela Cake sebagai produk wisata kuliner Yogyakarta.

4 4 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan tercapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Teoritis : Sebagai referensi untuk penelitian sejenis selanjutnya dalam memperluas kajian dibidang strategi pemasaran maupun dalam pariwisata. 2) Praktis : Dapat memberi sumbangan pemikiran dan masukan kepada pihak Cokro Tela Cake supaya strategi pemasaran dapat berfungsi secara optimal. 1.5 Kajian Pustaka Berdasarkan hasil dari karya-karya ilmiah maupun penelitian yang sudah dibahas, belum ditemukan permasalahan yang sama dengan penelitian ini. Beberapa karya ilmiah yang dibahas hanya terdiri dari sebagian unsur-unsur dalam penulisan, namun memiliki perbedaan dalam perumusan masalah dan tujuan setiap penelitiannya. Penulisan karya ilmiah sebelumnya yang pernah dilakukan antara lain oleh Marlene Djuanna (2012) mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran Cokro Tela Cake dalam Menarik dan Mempertahankan Konsumen. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi komunikasi yang ada di Cokro Tela Cake dalam mempertahankan konsumen. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemasaran Cokro Tela Cake menggunakan advertising, personal selling, sales promotion, public relations, customer relationship management,

5 5 direct marketing, dan internet sebagai komunikasi pemasaran. Pemasaran yang dilakukan oleh Cokro Tela Cake masih standar sama seperti strategi-strategi yang dilakukan oleh toko oleh-oleh yang lainnya, tetapi hal tersebut mampu mempertahankan konsumen. Selain membahas penelitian tentang strategi komunikasi pemasaran, adapula yang membahas tentang penelitian mengenai citra dari Cokro Tela Cake. Penelitian tersebut dilakukan oleh Widya Silvana (2011) dengan judul Analisis Pengaruh Citra Terhadap Loyalitas Konsumen Cokro Tela Cake Yogyakarta. Penelitian ini berisikan tentang strategi agar Cokro Tela Cake mampu bersaing dalam membangun citra yang baik di mata konsumen maupun publik dalam mempengaruhi loyalitas konsumen tersebut untuk membeli ulang dan merekomendasikan. Hasil dari penelitian bahwa adanya pengaruh dari dimensi citra yang terdiri dari dimensi harga, kualitas, pelayanan, dan lingkungan fisik untuk meningkatkan kepuasan konsumen dan mendapatkan loyalitas konsumen yang lebih tinggi. Selanjutnya ada penelitian yang membahas tentang bauran pemasaran yang dilakukan oleh Suci Rahmawati (2009). Judul dari penelitian tersebut adalah Pengaruh Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Tingkat Permintaan Efektif Konsumen Di Wisata Kuliner Langen Boga Surakarta. Fokus dalam penelitian ini mengarah pada strategi promosi yang digunakan untuk dapat bertahan dalam persaingan bisnis kuliner. Hasil penelitian mengarah pada adanya metode bauran pemasaran yaitu promotion mix, antara lain seperti iklan, penjualan langsung, promosi penjualan dan publisitas.

6 6 Penelitian selanjutnya mengenai wisata kuliner Yogyakarta yang ditulis oleh Minta Harsana (2008) dengan judul Wisata Kuliner di Yogyakarta (Studi Kasus Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Produk dan Penyajian Makanan di Taman Kuliner Condongcatur dan Sentra Gudeg Wijilan Yogyakarta). Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap produk dan penyajian di taman kuliner Condongcatur dan Sentra Gudeg Wijilan sebagai tempat tujuan wisata kuliner. Hasil dari karya ilmiah ini adalah adanya faktor yang menjadi daya tarik kedua daerah tersebut, antara lain kualitas produk dan pelayanan sudah memuaskan sesuai harapan konsumen. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Leonardus Merrithio (2011) mengenai strategi komunikasi dalam menghadapi persaingan. Judul dari penelitian tersebut adalah Strategi Komunikasi Pemasaran Usaha Kuliner BakpiaPia Djogja Dalam Upaya Menghadapi Persaingan. Penelitian ini berisikan bagaimana bentuk pemasaran dan kreatifitas dari sistem periklanan di BakpiPia Djogdja yang berbeda dibanding pesaing lainnya yang juga bergerak dalam bidang usaha kuliner bakpia sebagai makanan khas atau oleh-oleh dari Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini adalah strategi komunikasi dari BakpiaPia sudah berjalan efektif dan berhasil sehingga dapat menghadapi persaingan dalam bisnis kuliner. Sementara itu, ada penelitian yang dilakukan oleh Radian Mahardika (2007) mengenai efektivitas penjualan. Penelitian tersebut dengan judul Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Penjualan Terhadap Kinerja Pemasaran. Penelitian ini menjelaskan adanya faktor yang mempengaruhi kinerja pemasaran sehingga dapat berjalan dengan efektif. Hasil dari penelitian tersebut adalah

7 7 efektivitas penjualan dipengaruhi oleh pengaturan tenaga penjual dan pengaturan wilayah penjualan. Dapat dilihat juga dalam penelitian yang berjudul Strategi Pemasaran Rumah Makan Wong Solo. Penelitian tersebut dilakukan oleh Anwar Manan Latif (2009) tentang mengidentifikasi strategi pemasaran dengan menggunakan analisis swot. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa adanya faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi strategi sehingga merumuskan strategi yang tepat dalam proses pemasaran dalam Rumah Makan Wong Solo. Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat disimpulkan bahwa belum ada penelitian mengenai Analisis Strategi Pemasaran Cokro Tela Cake Berdasarkan Profil Umum Wisatawan. 1.6 Landasan Teori 1) Pemasaran Pemasaran telah banyak didefinisikan oleh para ahli, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga, mempromosikan produk secara efektif, mendistribusikan produk serta melihat keadaan seperti lokasi, mengetahui jumlah dan keseluruhan konsumen. Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus efektif untuk melakukan konsep pemasaran, agar keuntungan yang diharapkan dapat terwujud dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang lebih baik.

8 8 America Marketing Association (1985) dalam Cravens (1996:21) mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi dan pendistribusian ide-ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi. Pengertian menurut Kotler (1997:8) pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Tugas pemasaran bukanlah mencari pelanggan yang tepat untuk produk tetapi menemukan produk yang tepat untuk pelanggan. Dalam hal ini, terdapat perbedaan antara penjualan dan pemasaran. Proses penjualan hanya memfokuskan pada produk yang dijual dengan cara mempromosikan untuk mendapatkan keuntungan volume penjualan. Kemudian untuk pemasaran lebih mengarah pada apa yang dibutuhkan atau diinginkan oleh konsumen dengan menentukan strategi pemasaran yang efektif untuk mendapatkan keuntungan melalui kepuasan konsumen yang berdampak pada citra perusahaan dan berpengaruh pada konsumen sebagai wisatawan yang akan melakukan kunjungan kembali di masa mendatang. 2) Segmentasi Pasar Bauran pemasaran juga harus memperhatikan segmen pasar. Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki

9 9 karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran pemasaran tersendiri (Rangkuti, 2000:49). Hal yang paling penting sebagai awal penentuan strategi bauran pemasaran yang baik adalah dengan menentukan target pasar dengan jelas, walaupun target pasar bukan merupakan bagian dari bauran pemasaran, tetapi perannya sangat penting dalam menentukan perbedaan pendekatan strategi bauran pemasaran yang dipakai. Menurut Pitana (2009:173) target pasar adalah fokus dari semua kegiatan bauran pemasaran. Segmentasi dan target pasar merupakan pusat dari aktivitas pemasaran yang efektif dan efisien sebab kedua hal tersebut merupakan indikator dalam strategi pemasaran yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen dari grup yang berbeda-beda. Dengan adanya segmentasi dan target tersebut dapat menentukan strategi bauran pemasaran. Pada tahap ini perusahaan harus menetapkan strategi arah sasaran dari pemasarannya, serta mengetahui sasaran pemasaran ditujukan ke seluruh lapisan masyarakat kosumen, atau hanya menetapkan segmen pasar tertentu saja. Segmentasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk menyesuaikan produk atau jasanya dengan permintaan pembeli secara efektif. Kepuasan konsumen dapat ditingkatkan dengan memfokuskan segmen. Salah satu alasan perusahaan melakukan segmentasi untuk meningkatkan efektivitas strategi pemasaran yang telah disusun, serta lebih terarah dan sumber daya perusahaan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Karakteristik umum sebagai dasar segmentasi pasar antara lain (Pitana, 2009:171) :

10 10 a) Segmentasi geografis adalah segmentasi menurut tempat berdasarkan asal desa, negara, wilayah, dan sebagainya. b) Segmentasi demografis adalah dasar dari segmentasi pasar antara lain: usia, jenis kelamin, status, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. c) Segmentasi psikologis adalah karakteristik psikologis mengarah pada sifat diri konsumen perorangan. Misalnya, para konsumen dapat dibagi menurut motivasi, kepribadian, persepsi, pengetahuan, dan sikap. d) Segmentasi psikografis adalah segmentasi menurut gaya hidup berdasarkan kegiatan (activities), minat (interests), dan pendapat (opinions). e) Bentuk/pola pembelian adalah dengan tujuan tertentu (bulan madu, ulang tahun), perjalanan liburan tahunan, perjalanan bisnis, metode pembelian (melalui agen penjualan, ataupun langsung). f) Keuntungan yang dicari adalah dengan memperlihatkan status, kenyamanan, kemewahan, ekonomi, dan sebagainya. Karakteristik umum tersebut dapat mengontrol keberhasilan perusahaan. Tidak hanya mengontrol melainkan dapat juga dijadikan suatu evaluasi mengenai apa yang telah dilakukan dari perusahaan dan juga untuk memanfaatkan segala peluang di masa depan. Dengan demikian, segmentasi dan target pasar dapat menentukan suatu strategi bauran pemasaran untuk dapat memenuhi kebutuhan dari setiap konsumen. Pembahasan selanjutnya mengenai profil wisatawan, dan segmentasi khusus pada wisatawan kuliner. Profil wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari beragam wisatawan yang berhubungan erat dengan permintaan dan kebutuhan

11 11 mereka dalam melakukan perjalanan. Profil wisatawan sangat penting, dengan tujuan untuk menyediakan kebutuhan perjalanan mereka dan untuk menyusun program promosi yang efektif (Marpaung, 2000:39). Orang-orang yang datang berkunjung di suatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung yang terdiri dari beberapa orang dengan bermacam-macam motivasi atau tujuan kunjungan, sehingga tidak semua pengunjung merupakan wisatawan. Menurut Foster (1985:5) profil wisatawan dapat dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu: 1. Karakteristik sosial ekonomi wisatawan (sosio-economic characteristic) yang meliputi umur, pendidikan dan tingkat pendapatan. 2. Karakteristik tingkah laku (behavioural characteristic) yang meliputi motivasi, sikap dan keinginan wisatawan. Selain dari karakteristik umum sebagai dasar segmentasi pasar, dan profil dari wisatawan, adapula segmentasi yang mengarah secara khusus seperti adanya segmentasi wisatawan kuliner. Kuliner memiliki segmentasi yang hampir sama dengan segmentasi pada umumnya, dengan membedakan pembeli yang bertujuan untuk melakukan wisata kuliner atau yang bertujuan bukan untuk melakukan wisata kuliner. Ada banyak definisi wisatawan kuliner. Ignatov dan Smith (2006) dalam Wijaya (2014) menyatakan bahwa konsumsi makanan belum tentu satu-satunya atau aktivitas utama pada perjalanan dicirikan sebagai wisata kuliner. Wisata kuliner memiliki berbagai macam pengertian. Pada pengertian lainnya menurut Hall dan Mitchell (2001) dalam Wijaya (2014) menunjukkan bahwa dalam

12 12 mendefinisikan pariwisata makanan (kuliner), penting untuk membedakan antara pengunjung yang mengkonsumsi makanan sebagai bagian dari pengalaman, dengan pengunjung yang mengkonsumsi makanan hanya sebagai aktivitas dan perilaku yang dipengaruhi oleh minat dalam makanan. Segmen wisatawan kuliner berdasarkan berbagai atribut dan karakteristik. Menurut Long (1998) dalam Shenoy (2005), seorang wisatawan kuliner dapat dikategorikan sebagai melakukan kegiatan yang disengaja atau eksplorasi atau keduanya antara disengaja dan eksplorasi. Dengan demikian, wisata kuliner dapat diposisikan berdasarkan kepentingan, rasa ingin tahu, dan niat dari setiap masingmasing orang. Menurut Mack, Blose dan MacLaurin (2009) dalam Arifianto (2010) diklasifikasikan wisatawan kuliner menjadi dua kelompok besar, yaitu: turis atau wisatawan kuliner dan bukan wisatawan kuliner. Sementara itu, Yun, Hennessey, dan MacDonald (2011) dalam Wijaya (2014) berpendapat bahwa segmentasi wisatawan kuliner sama pentingnya dengan tugas mendefinisikan wisata kuliner. Segmentasi wisatawan kuliner adalah dengan membedakan antara wisatawan kuliner dan bukan wisatawan kuliner (yang melakukan kegiatan wisata kuliner). Wisatawan kuliner adalah orang yang termotivasi untuk melakukan perjalanan khusus untuk terlibat dalam kegiatan wisata kuliner. Bukan wisatawan kuliner adalah salah satu yang terlibat dalam kegiatan wisata kuliner saat bepergian, tetapi pengalaman kuliner belum tentu merupakan faktor utama untuk perjalanan. Dapat disimpulkan bahwa wisatawan kuliner adalah seorang wisatawan dengan minat khusus, yang kegiatan utama di tempat tujuannya adalah yang

13 13 berhubungan dengan makanan. Selain itu, wisata kuliner tidak hanya dilakukan oleh wisatawan dari tempat yang jauh, melainkan untuk masyarakat sekitarnya juga bisa melakukan wisata kuliner dengan sebutan wisatawan bukan kuliner yang dikategorikan untuk keperluan dari masyarakat itu sendiri seperti untuk kebutuhan acara tertentu. Wisata kuliner mempunyai segmentasi, antara lain: lebih berpendidikan, mempunyai pendapatan yang lebih tinggi, dan dicirikan oleh kecenderungan mencari arah makanan. 3) Strategi Bauran Pemasaran Kesuksesan pemasaran terletak pada ketepatan penyusunan strategi bauran pemasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan strategi ini tergantung pada keseimbangan dari bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran dengan mencampur kegiatan-kegiatan pemasaran sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62) bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) memiliki empat komponen yang dapat memajukan suatu perusahaan. Bauran pemasaran (marketing mix) tersebut biasanya dikenal dengan 4P, antara lain (Alma, 2000:162) : 1) Produk (Product) merupakan sentral dari kegiatan marketing, yang merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran. Strategi

14 14 produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. 2) Harga (Price) menentukan keberhasilan pemasaran produk. Harga juga merupakan salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. 3) Distribusi (Place) merupakan suatu tempat untuk memudahkan konsumen, serta keadaan yang terjangkau untuk memperoleh produk di pasar dan tersedia saat konsumen mencarinya. 4) Promosi (Promotion) juga sangat berpengaruh pada produk. Promosi digunakan untuk menginformasikan mengenai produk untuk meningkatkan penjualan serta mempengaruhi konsumen dengan cara mempromosikan produk tersebut. Selanjutnya untuk mengetahui lebih dalam dari Cokro Tela Cake maka perlu adanya teori bauran pemasaran dengan menggunakan variabel 7P. Dalam suatu perusahaan menggunakan teori 4P tidaklah cukup dalam pelayanan pemasaran. Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan telah mengalami perubahan dan terus berkembang searah dengan perkembangan perilaku konsumen dan kecerdasan pemasaran. Dale Timpe (1990:283) menggunakan bauran pemasaran tujuh P untuk dapat melengkapi pemasaran yang efektif. Tujuh P dari bauran pemasaran tersebut, antara lain: produk (product), harga (price), tempat distribusi (place), promosi

15 15 (promotion), personel (personel), fasilitas fisik (physical fasilities), dan proses manajemen (process management). Sementara itu, Kotler (1997:92) mengembangkan bauran pemasaran menggunakan pendekatan 7P, yaitu: product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence. Dari kedua penerapan yang membahas tentang 7P tersebut terlihat adanya perbedaan dalam segi bahasanya, melainkan maksud dan tujuan dari masing-masing penerapan adalah sama. Tiga P menurut Kotler (1997:92) yang dimaksud antara lain : Proses (Process) adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan. Proses juga merupakan kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian barang. Orang-Orang (People) adalah yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses layanan. Dengan artian pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan memproduksi produk dan layanan (service production). Bukti Fisik (Physical evidence) adalah kondisi yang di dalamnya termasuk suasana yang merupakan tempat operasional yang juga mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Hasil yang ingin dicapai dalam hal ini adalah memenangi hati/pilihan konsumen dalam waktu yang terbatas (good first impression).

16 16 Gambar 1.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Sumber: Kotler (1997:92) Bauran Pemasaran (marketing mix) merupakan bagian dari pemasaran terpadu, dan sama halnya seperti seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan perusahaannya melalui pemenuhan kemauan konsumen. Dalam penelitian pemasaran, banyak para peneliti yang menggunakan pendekatan pada bauran pemasaran perusahaan 4P (produk, harga, promosi, dan distribusi) atau 7P (produk, harga, promosi, tempat, orang, bukti fisik, dan proses) untuk mengukur baik tidaknya citra produk atau perusahaan. Dapat juga mengetahui seberapa efektivitas bauran pemasaran dalam meningkatkan citra yang berhubungan dengan kunjungan ulang dan ketertarikan terhadap perusahaan untuk menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai atau tidaknya sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan tersebut.

17 Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara menggunakan empat teknik, yaitu observasi, wawancara, survey dan studi pustaka. a. Observasi Perolehan data dilakukan secara langsung pada objek penelitian. Dalam hal ini untuk mendapatkan data yang berhubungan secara langsung dengan kondisi sebenarnya pada perusahaan Cokro Tela Cake. b. Wawancara Pengumpulan data dan informasi diperoleh dengan cara melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan topik dan yang diperlukan untuk mendukung penelitian. Wawancara dilakukan dengan beberapa narasumber dari Cokro Tela Cake antara lain dari bagian pemasaran, penjualan dan bagian personalia. Selain itu juga melakukan wawancara kepada konsumen yang melakukan pembelian dengan tujuan mengetahui pendapat mengenai Cokro Tela Cake. c. Survey Survey dilakukan untuk mengumpulkan informasi dari konsumen yang melakukan pembelian dan untuk mengetahui persepsi dari konsumen terhadap kondisi perusahaan. Selain itu, survey yang dilakukan juga dengan menyebarkan kuesioner dengan menentukan data sebanyak 100 responden.

18 18 d. Studi Pustaka Pengumpulan data dari buku-buku, laporan, karya ilmiah, referensi maupun hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk mendukung penelitian sebagai bentuk informasi maupun referensi Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah menjelaskan suatu kejadian maupun keadaan tertentu dari perusahaan. Keadaan perusahaan dianalisis kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan keadaan yang terjadi. Contoh perusahaan dalam penelitian adalah Cokro Tela Cake. Hasil pengumpulan data dengan cara memperoleh dan mengelompokan hasil penelitian sesuai dengan keadaan perusahaan antara lain produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik dan juga proses pelayanan dari perusahaan tersebut. Data yang disebutkan sebelumnya merupakan bauran pemasaran dalam perusahaan. Selanjutnya, data akan dianalisis mengenai segmentasi yang dituju dengan tujuan menentukan target pasar dengan jelas. Kedua data kemudian dapat dianalisis karena saling berhubungan antara bauran pemasaran suatu perusahaan dengan segmentasi pasar untuk dapat mengetahui profil umum wisatawan kuliner. Kemudian penelitian ini menggunakan analisis data secara kualitatif artinya data yang diperoleh dalam penelitian ditulis apa adanya kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sesuai data yang ada serta menjelaskan secara detail apa saja yang ditemukan dalam proses pengumpulan data. Selanjutnya data tersebut ditarik

19 19 kesimpulan dari analisis yang dilakukan sebagaimana adanya menjadi data yang diolah supaya mudah dimengerti untuk dapat dijadikan suatu informasi. 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari empat bab yang disusun sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab ini membahas tentang tema penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan metode penelitian serta sistematika penulisan. Bab II : Gambaran Umum Bab ini membahas tentang gambaran umum mengenai Cokro Tela Cake yang dijadikan topik penelitian. Bab III : Pembahasan Bab ini membahas tentang hasil dari observasi, wawancara, serta hasil survey dengan pengumpulan data yang kemudian diolah secara deskriptif menggunakan analisis bauran pemasaran dan segmentasi wisatawan. Bab IV : Penutup Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran dari keseluruhan penelitian berdasarkan hasil pengumpulan data sehingga dapat bermanfaat untuk Cokro Tela Cake dalam meningkatkan strategi pemasaran untuk menciptakan citra yang baik dengan mengetahui profil umum wisatawan kuliner Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia saat berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan bertambahnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata dunia kini sedang dalam upaya pertumbuhan global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta saat ini, bermunculan pula berbagai jenis usaha yang berpotensi menghasilkan keuntungan. Beragamnya penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian didasarkan atas apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan. Selain itu hal tersebut juga dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk menggali pembelian ulang pelanggan, yaitu dengan memfokuskan pada kepuasan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu Mica (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancanegara Terhadap Daerah Tujuan Wisata Sumatera Utara tentang adakah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Modul ke: PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Nanang Ruhyat Program Studi Teknik Mesin www.mercubuana.ac.id PERENCANAAN PEMASARAN Oleh: Dr. Asikum Wirataatmadja, SE, MM,. Ak Konsep Pemasaran Pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan besarnya kebutuhan masyarakat akan makanan sebagai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Pemasaran Suparyanto & Rosad (2015:3) mengatakan bahwa manajemen pemasaran adalah ilmu yang mempelajari tentang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan industri jasa yang memiliki pertumbuhan paling pesat dan merupakan salah satu industri terbesar di dunia. Pariwisata merupakan ujung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan kerajinan yang mempunyai nilai seni tinggi dan menjadi warisan budaya Indonesia. Batik di Indonesia merupakan produk kebanggaan dari sisi produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan

BAB I PENDAHULUAN. atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pariwisata menjadi suatu industri yang berpotensial dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Kegiatan pariwisata tidak hanya berekreasi atau melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin maju dan mengalami perkembangan, ini ditunjukkan semakin banyaknya bermunculan perusahaan industri, baik industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk perumusan

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selain dikenal sebagai kota pelajar dan kota budaya, Yogyakarta juga dikenal juga sebagai kota pariwisata. Banyak potensi wisata yang dimiliki kota ini seperti pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Untuk memasarkan sebuah produk, perusahaan harus menggunakan sebuah strategi agar tidak ada kesalahan dalam memasarkan produk. Perusahaan terlebih dahulu harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Industri kendaraan bermotor merupakan industri yang sangat cepat perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan manusia akan kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan sekarang menjadi faktor pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan sekarang menjadi faktor pelengkap BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bentuk nyata dari suatu perjalanan sebagai sebuah bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan sekarang menjadi faktor pelengkap dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang terjadi di Indonesia dewasa ini semakin mempengaruhi daya beli yang ada pada masyarakat, semakin banyak macam hasil produk yang

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia usaha Tour & Travel saat ini yang tidak lepas dari persaingan dengan para pelaku usaha sejenis, menuntut perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Sebagian besar responden penelitian memiliki persepsi yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan juga akan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan juga akan diikuti dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis kuliner bersifat sangat dinamis dan akan terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan juga akan diikuti dengan semakin bertambahnya kompetitor

Lebih terperinci

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2. Pengantar Manajemen Pemasaran Pengertian Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi menuntut kinerja yang sempurna dari setiap proses yang dijalankan oleh perusahaan. Pemasaran tidak lagi dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana pada saat kondisi sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan 14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Saat ini pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian kuno sebagai pembuat penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan.

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Modul ke: 01 Fakultas Program Pascasarjana Pokok Bahasan 1. Konsep IMC 2. Manajemen IMC Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi Magister Ilmu Komunikasi KONSEP IMC PEMAHAMAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Minat Beli Ulang Hal yang penting bagi perusahaan adalah mempengaruhi pelanggan agar mereka mengambil keputusan untuk membeli produk atau jasa yang disediakan. Pembelian sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas konsumen terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: berbelanja, melakukan pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah: 11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian Pemasaran pada mulanya difokuskan pada produk barang, kemudian pada lembaga-lembaga yang melaksanakan proses pemasaran dan terakhir yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. konsumen motor di Indonesia adalah motor jenis matic. kemewahan, teknologi tinggi untuk meningkatkan kenyamanan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. konsumen motor di Indonesia adalah motor jenis matic. kemewahan, teknologi tinggi untuk meningkatkan kenyamanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi motor pada keefisiensian, desain yang semakin bagus, dan banyak pilihan jenis motor menyebabkan permintaan konsumen akan motor menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah barang atau jasa sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT JASA PELAYANAN TAMAN REKREASI WATER PARK DI KARTASURA

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT JASA PELAYANAN TAMAN REKREASI WATER PARK DI KARTASURA ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT JASA PELAYANAN TAMAN REKREASI WATER PARK DI KARTASURA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dalam bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai tujuannya yang ingin

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan semakin ketat diantara perusahaan. Hal ini menyebabkan kalangan bisnis maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan selalu dituntut bergerak

Lebih terperinci

BAB I. sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan UKDW

BAB I. sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan UKDW BAB I 1.1. Latar Belakang Dalam meningkatkan penjualan pemasaran masih memiliki peran yang sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era modern ini, persaingan dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis yang bergerak dalam bidang jasa. Salah satu penyebabnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat bersaing dengan usaha pesaingnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003). 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Jasa Pemasaran dalam suatu perusahaan akan menghasilkan kepuasan pelanggan serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai kunci untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Selain kekayaan dan keindahan alam tropisnya, Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa perlu menjaga kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan aset sebuah negara yang tidak ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan negara

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar belakang Penelitian Krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi tidak stabil.

Lebih terperinci

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda 7P Dalam Bauran Pemasaran, Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Industri pariwisata telah berkembang dengan pesat di berbagai negara dan menjadi sumber devisa yang cukup besar. Di Indonesia pariwisata menjadi suatu bukti keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin menyadari arti penting konsumen bagi kesuksesan usaha yang mereka bangun. Makin banyaknya produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur atau mengelola. Manajemen termasuk kelompok sosial. Manajemen adalah bidang yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis saat ini disebabkan oleh perubahaan pola pikir konsumen yang dinamis. Dengan dasar inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pemasaran sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu daya tarik bagi setiap negara maupun daerahnya masing-masing. Pariwisata adalah industri jasa yang menanggani mulai dari transportasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah semakin banyak. Oleh sebab itu para pemilik tempat wisata bersaing untuk membuat strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, bisnis cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Pada awalnya cafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis distribution store atau distro di beberapa kota besar di Indonesia terus membaik. Di Jakarta, misalnya, bisnis penjualan fashion dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan kosumen, menyebabkan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan kosumen, menyebabkan setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini dan seiring dengan semakin banyaknya perusahaan pesaing yang bermunculan khususnya di bidang jasa boga,

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak perusahaan berkompetisi untuk menguasai pangsa pasar yang ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi mendapat pencitraan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan dalam meraih devisa Negara. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus sebagai peluang bisnis dalam

Lebih terperinci

(Studi Kasus di Taman Wisata Goa Maharani Paciran Lamongan) Oleh: M. Nadhor, SE ABSTRAK

(Studi Kasus di Taman Wisata Goa Maharani Paciran Lamongan) Oleh: M. Nadhor, SE ABSTRAK ANALISIS PENGARUH PROMOSI WISATA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN (Studi Kasus di Taman Wisata Goa Maharani Paciran Lamongan) Oleh: M. Nadhor, SE ABSTRAK Dalam meningkatkan Kunjungan Wisata yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri BAB I PENDAHULUAN Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri pariwisata ini akan memberikan peluang terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun regional. Wakil menteri pariwisata

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin ketat. Masing masing perusahaan berusaha untuk merealisasikan tujuannya. Usaha

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun rohani dari kesibukan bekerja dan akitivitas lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun rohani dari kesibukan bekerja dan akitivitas lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dalam perkembangan modern pada hakekatnya merupakan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dan memberikan hiburan jasmani ataupun rohani dari

Lebih terperinci

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran BAB II KERANGKA KONSEP DAN TEORI Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Suatu teori adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa negara. Salah satu komponen industri pariwisata yang besar peranannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjelang memasuki tahun 2010 (APEC) dan tahun-tahun selanjutnya didunia ini masing-masing negara seperti tidak mempunyai batas lagi, ditinjau dari sudut pandang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arus globalisasi dan kerjasama perdagangan antar Negara dengan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arus globalisasi dan kerjasama perdagangan antar Negara dengan adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi dan kerjasama perdagangan antar Negara dengan adanya perdagangan bebas membuat semakin banyaknya produk maupun jasa asing masuk ke Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pembangunan ekonomi negara kita masa kini dan masa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pembangunan ekonomi negara kita masa kini dan masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pembangunan ekonomi negara kita masa kini dan masa yang akan datang, faktor pengangkutan memegang peranan yang sangat penting. Tanpa adanya transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi sumber penghasilan devisa Negara dan menjadi penunjang perkembangan pembangunan Negara. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan (www.marketing.co.id). Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan (www.marketing.co.id). Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tren industri kosmetik berkembang pesat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Negara Indonesia secara umum diakui sebagai salah satu wilayah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peranan sektor jasa semakin lama semakin luas dan canggih dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peranan sektor jasa semakin lama semakin luas dan canggih dalam kehidupan 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Peranan sektor jasa semakin lama semakin luas dan canggih dalam kehidupan ekonomi, sehingga banyak bermunculan penyedia jasa dengan berbagai jenis layanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Teori Pemasaran Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar adalah himpunan semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai kebutuhan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian semakin berkembang. Persaingan bisnis perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu manajemen dapat dibagi-bagi sesuai dengan fokusnya, yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Keuangan, Manajemen Marketing, dan sebagainya. Manajemen memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan bersifat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat biogenetik seperti rasa lapar dan haus maupun kebutuhan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat saat ini, dapat dilihat bahwa sektor dunia usaha saat ini telah menjadi suatu arena persaingan yang sengit dan tidak

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan di luar ruangan. Cafe tidak menyajikan makanan berat namun lebih berfokus pada menu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila perusahaan tersebut tidak melakukan kegiatan memasarkan atau menjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri jasa yang bergerak di bidang kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak perusahaan baru hadir dan berkompetisi dengan

Lebih terperinci