BAB I PENDAHULUAN. atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pariwisata menjadi suatu industri yang berpotensial dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Kegiatan pariwisata tidak hanya berekreasi atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan menikmati sesuatu atau pengalaman baru untuk memenuhi keinginannya. Salah satu wisata yang sedang berkembang pesat yaitu wisata kuliner. Banyak wisatawan yang ingin merasakan serta mencoba makanan dan minuman khas dari suatu daerah yang mereka kunjungi. Menyadari besarnya kontribusi sektor pariwisata tersebut maka pada tahun 2015 Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara membentuk sebuah kawasan yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi Asean 2015 dibentuk oleh para pemimpin negara Asean (yang beranggotakan 10 negara) sejak tahun Menurut Baskoro (tanpa tahun), MEA merupakan bentuk pelaksanaan dari tujuan akhir menyatukan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. MEA memiliki empat fokus yang dijadikan sebuahkesempatan baik untuk Indonesia. Pertama, negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan menjadi sebuah kesatuan pasar dan produksi. Kedua, MEA akan menjadi kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan memerlukan suatu kebijakan yang meliputi peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, pajak, kekayaan intelektual, dan E-Commerce. Ketiga, MEA akan menjadi kawasan perkembangan ekonomi yang merata dengan memprioritaskan Usaha Kecil Menengah (UKM). Keempat, MEA akan menyatu dengan perekonomian global.

2 Berdasarkan keempat fokus MEA tersebut, sektor pariwisata dari segi kuliner masuk dalam kategori fokus ketiga. Untuk itu, pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean 2015 tersebut bisa menjadi tantangan, peluang dan ancaman, tergantung kesiapan seluruh perusahaan kuliner (bakpia), sehingga mereka harus mampu memanfaatkan kesempatan tersebut sebagai tantangan dan peluang dengan meningkatkan daya saing. Beberapa peluang untuk perusahaan kuliner yaitu dapat memperluasperusahaannya ke negara Asean yang lain atau ke pasar yang lebih luas. Di sisi lain, terdapat kelemahan yaitu kurangnya upaya promosi, kurangnya kompetensi tenaga kerja, fluktuasi nilai tukar mata uang, serta lemahnya daya saing, infrastruktur, dan konektivitas antar daerah. Bukan hanya keuntungan saja dengan adanya MEA, akan tetapi terdapat ancaman seperti barang impor akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negeri yang jauh lebih berkualitas. Yogyakarta merupakan salah satu destinasi pariwisata yang terkenal di Indonesia karena daya tarik yang dimilikinya, baik dari segi kerajinan khas, kekayaan sejarah, alam, budaya, maupun kuliner khasnya. Kuliner khas yang terdapat di Yogyakarta sangatlah beragam. Salah satu yang membuat wisatawan mencari kuliner khas Yogyakarta yaitu bakpia. Secara sejarah dan etimologi, bakpia berasal dari kata bak yang berarti daging dan pia yang berarti kue. Sehingga bakpia dapat diartikan kue yang berisi daging. Dahulu bakpia sering berisikan daging babi dan bentuknya kecil 1. Akan tetapi di Indonesia khususnya di Yogyakarta, bakpia sering dikenal sebagai kue yang berisikan kacang hijau. 1 Wawancara penulis dengan Tano Nazoeaggi selaku Manager pada tanggal 22 Mei 2014 di gerai Bakpiapia Jalan Wates mengenai gambaran umum Bakpiapia.

3 Dengan banyaknya permintaan akan bakpia tersebut dan banyaknya peluang pasar yang ada maka muncul berbagai perusahaan yang menyediakan bakpia. Salah satu perusahaan bakpia yang terkenal dengan berbagai macam variasi rasa produknya yaitu Bakpiapia. Bakpiapia memiliki slogan (tagline) yaitu bakpia beyond original yang berarti bakpia lebih dari yang asli. Hal ini dimaksudkan bahwa Bakpiapia telah mengembangkan bakpia dengan sentuhan yang lebih kreatif agar mendekatkan kepada bakpia lebih dari yang aslinya. Jadi muncullah berbagai macam produk dan rasa bakpia yang ada di Bakpiapia. Hal tersebut merupakan ciri khas dari Bakpiapia yang mudah melekat diingatan wisatawan. Persepsi wisatawan tersebut akan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah pembeli dan citra atau image dari Bakpiapia itu sendiri maupun citra dari wisata kuliner di Yogyakarta. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan tersebut harus memiliki daya saing yang cukup tinggi agar dapat mempertahankan perusahaannya dari berbagai goncangan baik eksternal maupun internal. Selain itu, strategi khusus juga diperlukan dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke perusahaannya. Strategi yang dapat menarik minat wisatawan dengan cepat yaitu melalui pemasaran terhadap produk yang dimilikinya. Akibat dari fenomena ini maka dikenallah istilah perang pemasaran. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, ada dua masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana daya saing produk dan perusahaan Bakpia Bakpiapia terhadap produk dan perusahaan sejenis khususnya dalam menghadapi tantangan MEA? 2. Apa pengaruh daya saing produk dan daya saing perusahaan dalam meningkatkan wisata kuliner?

4 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui daya saing produk dan perusahaan Bakpia Bakpiapia terhadap produk dan perusahaan sejenis khususnya dalam menghadapi tantangan MEA. 2. Untuk mengetahui pengaruh daya saing produk dan daya saing perusahaan dalam meningkatkan wisata kuliner. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis 1) Mengembangkan pengetahuan mengenai pengaruh pemasaran produk wisata kuliner terhadap daya saing sebuah produk dari suatu perusahaan kuliner. 2) Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam upaya menganalisis pemasaran produk dan perkembangan wisata kuliner khususnya pada tataran daya saing di berbagai perusahaan Manfaat Praktis 1) Memberikan masukan kepada perusahaan kuliner dalam upaya menghadapi daya saing yang sangat pesat dan dalam upaya meningkatan wisata kuliner dengan membuat strategi pemasaran yang tepat. 2) Memberikan kontribusi yang positif untuk meningkatkan kinerja pemasaran Bakpiapia dalam menghadapi daya saing dan untuk meningkatkan wisata kuliner di Yogyakarta.

5 1.5 Tinjauan Pustaka Dari hasil penelusuran penelitian atau karya-karya ilmiah yang dibahas, belum ditemukan permasalahan yang sama dengan penelitian ini. Beberapa karya ilmiah yang dibahas hanya mengandung sebagian unsur-unsur dari penulisan ini namun memiliki perbedaan dalam perumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai. Penulisan karya ilmiah yang pernah dilakukan antara lain penulisan yang dilakukan oleh Arina Pramusita (2007) dengan judul Citra Pariwisata Yogyakarta Pasca Gempa menurut Opini Wisatawan Nusantara. Dalam penelitian ini mengangkat citra wisata di Yogyakartadengantujuan untuk menganalisis situasi perseptual wisatawan nusantara terhadap produk dan daya tarik wisata Yogyakarta pasca gempa yang akan berpeluang untuk berkunjung kembali ke Yogyakarta di masa yang akan datang. Hasil dari penelitian ini yaitu mendapatkan kepastian bahwa Yogyakarta memiliki citra pariwisata yang baik meski pasca gempa dan sebagian obyek wisatanya mengalami kerusakan, serta sebagian besar wisatawan bersedia untuk mengunjungi kembali Yogyakarta pada waktu yang akan datang. Selain itu ditemukan penelitian mengenai wisata kuliner Yogyakarta yang dilakukan oleh Minta Harsana (2008). Penelitian tersebut berjudul Wisata Kuliner di Yogyakarta (Studi Kasus Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Produk dan Penyajian Makanan di Taman Kuliner Condongcatur dan Sentra Gudeg Wijilan Yogyakarta). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui daya tarik dan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk dan penyajian makanan di taman kuliner Condongcatur dan Sentra Gudeg Wijilan sebagai tempat tujuan wisata kuliner. Penelitian ini membuahkan hasil bahwa faktor yang menjadi daya tarik kedua daerah tersebut yaitu suasana tempat untuk taman kuliner Condongcatur dan variasi makanan untuk sentra gudeg wijilan,

6 serta kualitas produk dan pelayanan sudah memuaskan sesuai harapan konsumen, sehingga frekuensi kunjungan satu sampai tiga kali dalam sebulan. Berbeda dengan Emrizal (2008) yang membahas mengenai daya saing destinasi pariwisata dengan judul Daya Saing Destinasi Pariwisata Dari Perspektif Tour Operator (Studi Kasus: Sumatera Utara dan Sumatera Barat). Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kondisi daya saing pariwisata Sumatera Utara dari sudut pandang tour operator Malaysia, Singapura, dan Belanda, serta mengidentifikasi implikasi posisi daya saing Sumatera Utara saat ini terhadap kebijakan pengembangan pariwisata Sumatera Utara di masa depan. Dari tujuan tersebut menghasilkan kenyataan bahwa daya saing pariwisata Indonesia masih sangat lemah dan tren pertumbuhan kunjungan ke Sumatera Barat lebih tinggi dibandingkan Sumatera Utara hal itu disebakan oleh faktor keamanan, aksesibilitas, lingkungan, dan harga produk. Selain dari segi tour operator ada juga yang membahas strategi bersaing dari sebuah perusahaan batik yang dilakukan oleh Fazal Azizah (2012) dengan judul Strategi Bersaing Paradise Batik dalam Menghadapi Persaingan di Industri Kecil Menengah Komoditas Batik. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendapatkan gambaran dari faktor-faktor eksternal, internal, dan kesesuaian diantara keduanya dalam penerapan strategi untuk memaksimalkan antara permintaan konsumen dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki. Sehingga penelitian ini dapat menjabarkan mengenai faktor eksternal dan internal dari Paradise Batik dan strategi yang diusulkan untuk memaksimalkan kesesuaian antara permintaan konsumen dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai Pengaruh Pemasaran Bakpiapia terhadap Daya Saing Produk dan Perusahaan Sejenis : Kajian Wisata Kuliner belum pernah di teliti sebelumnya.

7 1.6 Landasan Teori Wisata Kuliner Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Salah satu yang menjadi daya tarik wisata di suatu daerah yaitu wisata kuliner. Wisata kuliner ini masuk ke dalam jenis wisata budaya, yang memanfaatkan potensi hasil budaya manusia sebagai daya tariknya. Daya tarik yang dimaksudkan disini yaitu makanan khas dari suatu daerah tertentu seperti Getuk Sokaraja, Lompia Semarang, Bakpia Yogyakarta, dan sebagainya. Pada awalnya makanan merupakan komponen pelengkap dari suatu kegiatan perjalanan atau pariwisata. Akan tetapi sekarang makanan menjadi salah satu elemen utama dari produk atau pengalaman pariwisata. Hal ini dapat dibuktikan dengan sebanyak 25 persen dari total pengeluaran wisatawan yang dikeluarkan untuk pembelian makanan (Rubin, 2008). Sehingga makanan menjadi begitu penting bagi pengalaman wisatawan untuk dipertimbangkan sebagai motivasi wisata yang berdiri sendiri dan menarik wisatawan untuk dapat mengambil keputusan berwisata ke suatu daerah. Wisata kuliner itu sendiri didefinisikan sebagai penjelajahan makanan baru, yang eksotis, atau otentik dari budaya atau daerah tertentu. Hal ini juga dapat merujuk pada penjelajahan makanan yang terkenal di lingkungan asing yang menghibur, konsisten dan aman untuk wisatawan. Kegiatan wisata kuliner

8 telah dianggap sebagai perjalanan melalui makanan dan memakan makanan yang berbeda karena ingin tahu atau menghadapi budaya baru dengan menggunakan makanan sebagai sarana interpretasinya. Keberhasilan wisata kuliner bisa dilakukan dengan menemukan cara-cara untuk menambah nilai pengalaman makan secara teratur agar hal itu dapat selalu diingat (Rubin, 2008). Pada saat ini, banyak destinasi yang menggunakan produk kuliner untuk mempromosikan pariwisata. Oleh karena itu, wisata kuliner atau makanan itu sendiri telah menjadi sarana bagi pengunjung untuk sampai pada pemahaman tentang identitas nasional. Sehingga ketika suatu makanan dari daerah dipromosikan maka budaya dari suatu daerah tersebut secara tidak langsung juga ikut dipromosikan Pemasaran Produk Perusahaan yang bergerak di bidang kuliner khas suatu daerah yang memiliki keahlian dalam bagian pemasaran akan berdampak positif dan berpotensial meningkatkan wisata kuliner khas di daerah tersebut. Menurut Philip Kotler (1993), pemasaran adalah suatu bagian yang menyediakan produk dan jasa kepada orang yang tepat, pada tempat dan waktu yang tepat, dengan harga yang tepat, serta diikuti dengan komunikasi dan promosi yang tepat. Dalam hal ini wisata kuliner menyediakan produk untuk dijual dan jasa dalam melakukan pelayanannya. Produk merupakan gambaran dari sebuah perusahaan yang memiliki daya saing. Produk dapat dikatakan sebagai sesuatu benda yang dapat ditawarkan kepada masyarakat luas untuk diperhatikan, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan dari masyarakat tersebut (Kotler and Armstrong, 2012:248). Salah satu contoh produk kuliner khas suatu daerah yang berada di Yogyakarta yaitu

9 bakpia. Bakpia ini ditawarkan kepada wisatawan domestik maupun mancanegara untuk dibeli dan dikonsumsi. Kriteria standar dari suatu produk yang diharapkan dan diinginkan oleh konsumen meliputi variasi, mutu atau kualitas, sifat, rancangan, merek, kemasan, dan pelayanan (Pride dan Ferrel, dalam Harsana, 2008:28). Dengan adanya kriteria tersebut maka perusahaan kuliner harus berusaha menciptakan variasi, rancangan, merek, dan kemasan yang unik serta menarik di mata wisatawan dan konsumen. Selain itu, perusahaan juga terus meningkatkan mutu, kualitas dan pelayanan dalam mempertahankan posisinya di dunia bisnis wisata kuliner. Dalam mempertahankan posisi tersebut dan untuk mencapai sasarannya, perusahaan juga harus melakukan cara-cara lainnya seperti mengembangkan produk baru, memodifikasi produk yang sudah ada, dan menghapus produkproduk yang tidak laku, tidak mendapatkan perhatian, tidak memuaskan konsumen serta tidak lagi menghasilkan laba. Sehingga apabila perusahaan memiliki sebuah produk yang dapat dikatakan baik, berkualitas, dan tepat maka perusahaan tersebut akan menghasilkan posisi yang lebih unggul dari para pesaingnya Daya Saing Produk Daya saing produk adalah kemampuan dari suatu perusahaan untuk memasuki pasar yang lebih luas dan kemampuan untuk dapat bertahan di dalam pasar tersebut (Tambunan, dalam Susilo, 2014). Hal itu menunjukan bahwa jika suatu produk memiliki daya saing maka produk tersebut banyak diminati oleh konsumen. Oleh karena itu, daya saing produk menjadi sangat penting untuk sebuah perusahaan. Seperti halnya bakpia yang merupakan produk kuliner dari

10 Yogyakarta. Perusahaan yang menjual bakpia tersebut harus menunjukan bahwa bakpianya memiliki daya saing yang cukup tinggi untuk masuk ke dalam pasar yang lebih luas dan untuk mempertahankan posisinya di dunia bisnis wisata kuliner. Daya saing produk dipengaruhi oleh daya saing perusahaan. Dengan kata lain, daya saing perusahaan menjadi faktor penentu dalam menciptakan daya saing produk di suatu perusahaan. Daya saing perusahaan itu sendiri memiliki beberapa faktor penentu, yaitu pengusaha dan para karyawan memiliki keahlian, terciptanya organisasi dan manajemen yang baik, memiliki modal dan teknologi untuk kegiatan operasional, menampung dan memberikan informasi kepada konsumen, dan ketersediaan input lainnya (Tambunan, dalam Susilo, 2014). Selain itu, daya saing dapat dibangun melalui faktor lainnya seperti produktivitas, profesionalisme, kreativitas, efisiensi, kualitas produk, dan layanan yang baik (Departemen Perindustrian, 2007:3). Dengan faktor daya saing itulah sebuah perusahaan dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi di dalam pasar yang luas serta siap dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat. Dengan begitu maka dapat disimpulkan bahwa sebuah perusahaan yang bergerak di dalam bidang usaha kuliner harus memiliki daya saing yang cukup tinggi baik itu daya saing produk maupun daya saing perusahaan. Untuk menciptakan daya saing dibutuhkan strategi bersaing. Salah satu strategi bersaing yang dapat dilakukan yaitu menentukan posisi (positioning). Menentukan posisi (positioning) merupakan sebuah usaha untuk memaksimalkan nilai kemampuan perusahaan yang dapat membedakan dari para pesaing (Porter, 1980:43). Sebuah keunggulan produk perlu ditampilkan dengan memenuhi kriteria yaitu penting, berbeda, superior (unggul), dapat

11 dikomunikasikan, pelopor, harga terjangkau, dan menguntungkan (Lupiyoadi, 2006:59). Aspek yang terpenting dalam perumusan strategi adalah analisis pesaing. Berikut gambar komponen-komponen analisis pesaing. Gambar 1.1 Komponen-komponen Analisis Pesaing Sumber : Porter (1980:44) Dengan melakukan analisis seperti gambar di atas, perusahaan dapat memahami nilai dan kemampuan baik dari segi kekuatan maupun kelemahan dari perusahaannya maupun dari perusahaan pesaing. Dengan hal itu maka perusahaan akan membuat asumsi tentang perusahaannya dan perusahaan pesaingnya agar dapat mengambil keputusan serta tindakan dalam melakukan persaingan. Selanjutnya perusahaan akan membuat suatu kebijakan dalam menentukan strategi saat ini dan tujuan akan datang yang dapat dilakukan untuk mengembangkan perusahaannya serta untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

12 1.7 Metode Penelitian Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini masuk ke dalam kategori penelitian deskriptif dan penelitian analitik. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memaparkan suatu karakteristik tertentu dari suatu fenomena (Hermawan, 2004:12). Setelah dilakukan penelitian deskriptif, penelitian ini dilanjutkan dengan penelitian analitik yang bukan hanya sekedar memaparkan tetapi juga menganalisis dan menjelaskan mengapa atau bagaimana hal itu terjadi (Hermawan, 2004:13). Sehingga pada tahapan ini, hasil dari pengumpulan data yang diperoleh dikelompokkan sesuai kepentingannya baik itu hasil data mengenai perusahaan, produk, harga, sarana promosi, maupun tempat distribusi yang dimilikinya. Setelah itu, data tersebut dianalisis daya saing produk dan daya saing perusahaannya, serta dihubungkan antara daya saing tersebut dengan citra wisata kuliner. Kemudian ditarik kesimpulan dari hasil analisis yang dilakukan, serta dideskripsikan pembahasan dari permasalahan tersebut. Sedangkan berdasarkan prosesnya, penelitian ini masuk ke dalam kategori penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang banyak menggunakan kualitas subyektif, mencakup penelaahan dan pengungkapan berdasarkan persepsi utuk memperoleh pemahaman terhadap fenomena sosial dan kemanusiaan (Hermawan, 2004:14). Dalam penelitian ini dilakukan penelaahan dan pengungkapan berdasarkan persepsi pihak pengelola perusahaan, wisatawan ataupun konsumen untuk memperoleh pemahaman mengenai pengaruh pemasaran terhadap daya saing produk dan daya saing perusahaan Bakpiapia dengan para pesaingnya.

13 Kemudian berdasarkan logika, penelitian ini masuk ke dalam kategori penelitian induktif. Penelitian induktif merupakan suatu penelitian yang disusun dari observasi realitas empirik. Oleh karena itu, inferensi umum diinduksi di mulai dari hal-hal tertentu atau khusus (Hermawan, 2004:14). Dalam penelitian ini membahas mengenai sesuatu yang bersifat khusus sampai ke umum yaitu membahas mengenai empat faktor pemasaran di dalam perusahaan tersebut hingga membahas mengenai daya saing yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dan dikomparasi dengan para pesaingnya Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan empat teknik, yaitu studi pustaka, observasi, wawancara, dan kuesioner. a) Studi Pustaka Pengumpulan data dilakukan melalui sumber-sumber seperti buku dan berbagai karya ilmiah yang sudah ada. Buku-buku tersebut membahas tentang manajemen pemasaran, daya saing, dan strategi bersaing. Sedangkan karya ilmiahnya berbentuk tesis dari penelitian terdahulu baik yang berkaitan dengan pemasaran, daya saing, maupun wisata kuliner. Teknik pengumpulan data ini bertujuan untuk mendukung penelitian sebagai bentuk informasi dan referensi. b) Observasi Metode observasi dilakukan untuk mendapatkan data primer yang terkait dengan kondisi asli dari perusahaan Bakpiapia dan perusahaan pesaingnya. Hal itu dilihat dari segi produk yang terdiri dari logo produk, kemasan, variasi rasa dan jenis produk, dari segi harga produk, tempat dan kegiatan promosi.

14 c) Wawancara Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi dan mengumpulkan data yang diperlukan yang dapat mendukung penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan beberapa narasumber seperti general manager karena bertanggung jawab dalam mengatur dan merencanakan keberlangsungan perusahaan, serta mengetahui mengenai keseluruhan dari Bakpiapia. Selain itu juga dilakukan dengan beberapa pihak pengelola yaitu Sekretaris yang mengetahui bagian administrasi dan perizinan di Bakpiapia, Manager HRD yang mengetahui gambaran umum mengenai perusahaan berserta karyawannya, serta Manager Penjualan yang mengetahui mengenai produk yang terjual di semua gerai yang ada. d) Kuesioner Kuesioner dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan data mengenai kondisi di dalam perusahaan baik itu pemasaran, daya saing produk, daya saing perusahaan, maupun citra perusahaan. Selain itu, kuesioner dilakukan untuk mengetahui hubungan antara daya saing produk dan daya saing perusahaan Bakpiapia dengan peningkatan wisata kuliner di Yogyakarta secara umum. Kuesioner ini disebar kepada para konsumen atau wisatawan yang membeli produk Bakpiapia. Kuesioner ini dilakukan mulai dari tanggal 3 Desember 2014 sampai dengan 24 Desember 2014.

15 1.8 Kerangka Alur Penelitian Bakpiapia merupakan salah suatu perusahaan bakpia yang berada di Yogyakarta. Bakpiapia menjadi perusahaan yang terkenal melalui pemasaran yang telah dilakukannya selama ini. Faktor-faktor dari pemasaran tersebut meliputi produk, harga, tempat distribusi, dan promosi. Apabila keempat produk tersebut memiliki keunggulan dari perusahaan bakpia yang lain, maka dapat dikatakan bahwa Bakpiapia memiliki daya saing yang kuat diantara perusahaan yang lainnya. Daya saing tersebut dapat diukur dari daya saing produk dan daya saing perusahaan. Dengan faktor daya siang itulah Bakpiapia menciptakan dan mempertahankan kondisi yang memungkinkan untuk selalu bisa meningkatkan kualitas dari produk dan perusahaannya. Produk dari wisata kuliner, memainkan peranan penting dalam kegiatan pemasaran pariwisata, karena wisata kuliner merupakan sarana untuk memahami identitas dari suatu daerah atau nasional. Apabila produk dari perusahaan yang bergerak di bidang wisata kuliner ( Bakpiapia ) memiliki daya saing yang cukup tinggi dan disertai dengan pemasaran yang baik maka hal tersebut bukan hanya berdampak untuk perusahaan tetapi juga dapat meningkatnya wisata kuliner di Yogyakarta. Hal itu juga dipengaruhi oleh persepsi wisatawan dalam memilih produk yang akan dibeli. Persepsi yang melekat kuat pada wisatawan akan disalurkan kepada orangorang terdekatnya dengan cara merekomendasikan produk tersebut dan memberitahukan bahwa produk tersebut sangat memuaskan. Selain itu, wisatawan yang merasa puas baik yang merekomendasikan maupun yang direkomendasi tentunya akan selalu datang kembali untuk menjadi pelanggan yang setia. Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan bagan alur pemikiran yang menjadi dasar penelitian ini.

16 Gambar 1.2 Bagan Alur Pemikiran dalam Penelitian Ini 1.9 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari empat bab yang disusun sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab ini menguraikan alasan dan tujuan mengambil tema penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, kerangka alur penelitian, dan diikuti dengan sistematika penulisan. Bab II : Gambaran Umum Bab ini menguraikan gambaran umum mengenai topik yang akan diangkat dalam penelitian yaitu Bakpiapia. Bab III : Pembahasan Bab ini menguraikan pembahasan dari hasil penelitian mengenai pengaruh pemasaran Bakpiapia terhadap daya saing produk dan perusahaan sejenis : kajian wisata kuliner.

17 Bab IV : Penutup Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari keseluruhan penelitian berdasarkan hasil pengumpulan data sehingga penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif bagi Bakpiapia dalam melakukan pemasaran, menghadapi daya saing, serta dapat meningkatkan wisata kuliner di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Profil Perusahaan Coffee Shop Kopi Progo merupakan unit bisnis strategis di bidang cafe dan resto yang berdiri pada tahun 2009 di Jl. Progo, Bandung.

Lebih terperinci

BAB І PENDAHULUAN. Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan

BAB І PENDAHULUAN. Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan BAB І PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan Indonesia, karena pariwisata sebagai sebuah industri dengan bidang yang sangat kompleks. Keberadaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu ikon pariwisata yang sangat menonjol. Bukan hanya sebagai kota pariwisata, Yogyakarta juga berhasil menyabet predikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu, maka yang menjadi tujuan pemasaran adalah brand loyality. Tanpa sebuah brand

BAB I PENDAHULUAN. satu, maka yang menjadi tujuan pemasaran adalah brand loyality. Tanpa sebuah brand BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika keseluruhan aktivitas pemasaran harus diringkas menjadi satu kata saja, maka kata yang keluar adalah branding. Jika semua tujuan pemasaran digabung menjadi satu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan industri jasa yang memiliki pertumbuhan paling pesat dan merupakan salah satu industri terbesar di dunia. Pariwisata merupakan ujung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin ketat yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin ketat yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata dunia semakin ketat yang merupakan sumber devisa yang besar bagi suatu negara. Dalam perkembangannya pariwisata mengalami berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan ekonomi Indonesia saat ini. Dalam hal ini Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia dalam programnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mancanegera terus meningkat setiap tahunnya, bahkan di tahun 2014 kunjungan

I. PENDAHULUAN. mancanegera terus meningkat setiap tahunnya, bahkan di tahun 2014 kunjungan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pariwisata di Indonesia belakangan ini semakin meningkat. Hal ini didukung dari data Badan Pusat Statistik yang menyebutkan kunjungan wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pekembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara saat ini. Potensi pasar global yang amat besar

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara saat ini. Potensi pasar global yang amat besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor jasa terutama pariwisata memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara saat ini. Potensi pasar global yang amat besar mengakibatkan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan menarik bagi sebagian orang adalah mencoba berbagai makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Industri pariwisata telah berkembang dengan pesat di berbagai negara dan menjadi sumber devisa yang cukup besar. Di Indonesia pariwisata menjadi suatu bukti keberhasilan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH STORE ATTRIBUTE TERHADAP LOYALITAS WISATAWAN DIKONTROL OLEH MOTIVASI BERBELANJA

2015 PENGARUH STORE ATTRIBUTE TERHADAP LOYALITAS WISATAWAN DIKONTROL OLEH MOTIVASI BERBELANJA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Wisata belanja merupakan salah satu sektor industri pariwisata yang mengalami pertumbuhan yang signifikan di dunia. Berbelanja sudah menjadi suatu hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu daya tarik bagi setiap negara maupun daerahnya masing-masing. Pariwisata adalah industri jasa yang menanggani mulai dari transportasi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pernyataan Mari Elka Pengestu selaku Menteri Pariwisata Indonesia, selama beberapa tahun terakhir Indonesia mengalami peningkatan perekonomian dari sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun mancanegara terhadap kepariwisataan Indonesia semakin marak. Hal itu juga berdampak pada berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya adalah wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata belanja, dan masih banyak lagi. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia wisata di Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya tempat wisata yang berdiri dimasing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan usaha pada dasarnya bertujuan untuk mendapat keuntungan yang maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan. Perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengemukakan teori hirarki kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan fisiologis/dasar,

I. PENDAHULUAN. mengemukakan teori hirarki kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan fisiologis/dasar, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan, manusia menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cara lebih memuaskan konsumen dari pada yang dilakukan oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cara lebih memuaskan konsumen dari pada yang dilakukan oleh para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era bisnis saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat. Salah satu bidang bisnis yang juga merasakan ketatnya persaingan saat ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi sumber penghasilan devisa Negara dan menjadi penunjang perkembangan pembangunan Negara. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan sebuah minat berkunjung yang terdiri dari pengenalan akan

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan sebuah minat berkunjung yang terdiri dari pengenalan akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku wisatawan merupakan serangkaian tindakan yang diambil oleh individu, kelompok atau organisasi. Serangkaian tindakan tersebut terdiri dari input, proses,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor selama ini telah menunjukkan keberhasilan. Salah satu keberhasilan pembangunan yang dapat dirasakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam struktur ekonomi dan proses pembangunan negara. Hal ini disebabkan karena pariwisata dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan tidak dapat mempertahankan sikap menarik pelanggan atau memperluas pasar baru. Faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga masalah pangan dikategorikan ke dalam kebutuhan primer atau kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaan perusahaan yang menghasilkan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia saat ini semakin kompleks, seiring dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa disebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan langsung dengan ibu kota negara Indonesia, DKI Jakarta yang

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan langsung dengan ibu kota negara Indonesia, DKI Jakarta yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia secara geografis maupun demografis sesungguhnya memiliki potensi yang sangat luar biasa sebagai daya tarik bagi pariwisata internasional, mengingat kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan bisnis masa kini. Sebelum melakukan perumusan strategi

Lebih terperinci

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia dijadikan komoditi andalan dalam membantu meningkatkan kelangsungan pemasukan ekonomi Negara. Wisata di dunia akan menjadi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat menghasilkan pendapatan daerah terbesar di beberapa negara dan beberapa kota. Selain sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi sebuah industri yang mendunia. di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi sebuah industri yang mendunia. di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata kini telah menjadi sebuah industri yang mendunia. di Indonesia pariwsata merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi negara selain dari sektor migas,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan internal Hotel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung mempengaruhi tingkat globalisasi yang terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung mempengaruhi tingkat globalisasi yang terus berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yang juga secara tidak langsung mempengaruhi tingkat globalisasi yang terus berkembang. Hal ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya sekedar menjual produk denagan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan menjadi tujuan integrasi ekonomi regional pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu atau

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berhasil dalam memasarkan produk ataupun jasa adalah perusahaan yang dapat mengetahui dan memenuhi kebutuhan para pelanggannya. Pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Hotel bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Hotel bukan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produkproduk

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produkproduk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produkproduk perusahaan tersebut. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di Indonesia, Pelaku usaha semakin banyak jumlahnya dan produk yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling berlomba

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pariwisata. Peran masyarakat lokal dalam hubungannya dengan citra sebuah destinasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pariwisata. Peran masyarakat lokal dalam hubungannya dengan citra sebuah destinasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada sebuah sistem pariwisata, masyarakat lokal merupakan salah satu dari pelakunya. Masyarakat lokal dapat terlibat dan berperan dalam berbagai macam kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan tingginya tingkat persaingan, terlebih dengan adanya globalisasi yang menimbulkan pergeseran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wisata merupakan suatu kegiatan berpergian yang dilakukan manusia dengan tujuan untuk memperluas wawasan, mengenal hasil kebudayaan dan atau sekedar bersenang-senang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Oleh: TUNJUNG ANGGRAINI A

SKRIPSI. Diajukan Oleh: TUNJUNG ANGGRAINI A FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK PAKAIAN JADI BERMOTIF BATIK PADA MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN TAHUN 2006/2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Liburan menjadi salah satu kebutuhan penting dan gaya hidup baru bagi manusia masa kini yang manfaatnya dapat dirasakan bagi psikologis manusia. Liburan dapat

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT JASA PELAYANAN TAMAN REKREASI WATER PARK DI KARTASURA

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT JASA PELAYANAN TAMAN REKREASI WATER PARK DI KARTASURA ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT JASA PELAYANAN TAMAN REKREASI WATER PARK DI KARTASURA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kepariwisataan di Indonesia sekarang ini berkembang cukup pesat. Meningkatnya kecendrungan wisatawan asing maupun domestik untuk melakukan perjalanan wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Industri Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sarana yang tepat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal dan global. Pariwisata mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan nasional dan mempunyai peranan besar dalam perekonomian. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Palembang adalah ibu kota di Provinsi Sumatera Selatan. Kota ini memiliki makanan khas, diantaranya pempek, tekwan, pindang ikan patin, dan martabak. Hal ini memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan usaha sangatlah tinggi. Hal ini secara otomatis memaksa para pelaku usaha untuk terus mengembangkan diri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor prooduksi yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini di Indonesia banyak yang tertarik untuk terjun dalam dunia bisnis. Perkembangan zaman yang semakin modern ini membuat para pengusaha muncul dengan ide-ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selling, (Anderassen et al, 1997) dengan tujuan membangun citra yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. selling, (Anderassen et al, 1997) dengan tujuan membangun citra yang kuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan peningkatan di dalam sektor jasa pelayanan perhotelan saat ini cukup pesat sehingga membawa perubahan pada pola hidup masyarakat dan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran sebuah kota, daerah,dan negara telah menjadi sangat penting saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri agar lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya merupakan kota dengan perkembangan bisnis yang pesat dan cukup signifikan. Pembangunan infrastruktur yang terkait dengan sarana dan prasarana penunjang perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di kawasan Ring of Fire, dimana banyak gunung berapi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan beragamnya keadaan wilayah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk berbagai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia pariwisata dan turisme sangat pesat belakangan ini. Terlepas dari isu-isu keamanan yang terjadi di setiap negara, pariwisata tumbuh sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata telah menjadi salah satu sektor perekonomian utama di Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata telah menyumbangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih baik. Hal ini terlihat sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis, dimana semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era globalisasi ekonomi, keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu kondisi persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zaman globalisasi saat ini banyak kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis modern. Perubahan yang terjadi ditandai dengan adanya kemajuan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang diharapkan mampu menjadi kekuatan pembangunan, yang dapat diandalkan terutama sebagai penghasil devisa negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar dan menarik bagi para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkat mutu maupun harga. Meningkatnya daya beli masyarakat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ditingkat mutu maupun harga. Meningkatnya daya beli masyarakat menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dewasa ini ditandai dengan pertumbuhan industri yang semakin pesat. Semakin banyak perusahaan yang bermunculan baik bersifat industi, agraris,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan, pemanasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman (food and beverage) merupakan salah satu industri yang berkembang di Negara Indonesia, khususnya pada Provinsi Jawa Barat. Industri ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan dalam meraih devisa Negara. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus sebagai peluang bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1 1 BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Aktivitas wisata dalam hakekatnya merupakan salah satu kebutuhan tersier untuk menghilangkan kepenatan yang diakibatkan oleh rutinitas. Umumnya orang berlibur ketempat-tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang memiliki pertumbuhan pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri pariwisata saat ini terbilang sangat cepat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang melakukan perjalanan wisata.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini telah terjadi disetiap negara melakukan perdagangan secara bebas, sehingga tingkat persaingan di berbagai sektor perdagangan semakin tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pariwisata bukan hal yang asing untuk masyarakat. Banyak wisatawan baik domestik maupun asing yang datang berlibur untuk menghabiskan waktu dan menikmati keindahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia mengalami perkembangan di berbagai bidang. Indonesia harus ikut berkembang agar tidak menjadi negara yang tertinggal, baik itu

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS DAN PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS DAN PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS DAN PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai

Lebih terperinci

(Diferentiated Marketing)

(Diferentiated Marketing) BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPOT RAWON SETAN DALAM MEMPERTAHANKAN KONSUMEN A. Implementasi Strategi Pemasaran Depot Rawon Setan 1. Analisis Strategi Pemasaran yang Membeda-bedakan

Lebih terperinci

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keindahan alam dan budaya Indonesia memberikan sumbangan yang sangat besar khususnya pendapatan dari bidang kepariwisataan. Kepariwisataan di Indonesia telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berwisata ke berbagai destinasi wisata unggulan di dalam negeri semakin banyak diminati oleh masyarakat Indonesia beberapa tahun terakhir. Menikmati pesona alam Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan komunikasi sangat penting di zaman modern saat ini. Sarana komunikasi sangat memudahkan manusia

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Wisatawan Sebagai Konsumen Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan konsumen adalah setiap orang pemakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis harus berfikir keras untuk mengikuti zaman. Tidak hanya pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis harus berfikir keras untuk mengikuti zaman. Tidak hanya pemikiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi sekarang ini sangat banyak kegiatan bisnis yang sangat moderen. Perkembangan dalam dunia bisnis sangat pesat, hal itu menuntut para pelaku

Lebih terperinci