Rima Zuriah Amdani, Ardi Rahman, Eka Pratiwi, Purwowibowo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rima Zuriah Amdani, Ardi Rahman, Eka Pratiwi, Purwowibowo"

Transkripsi

1 INTISARI Rima Zuriah Amdani, Ardi Rahman, Eka Pratiwi, Purwowibowo Pusat Penelitian Metrologi LIPI Kompleks PUSPIPTEK Gedung 420, Setu, Tangerang Selatan, Optical telah banyak digunakan di ranah industri maupun metrologi. Pusat Penelitian Metrologi LIPI sebagai Lembaga Metrologi Nasional memiliki peran penting dalam ketertelusuran standar nasional dengan penyediaan layanan jasa kalibrasi. Persentase jumlah kalibrasi optical pada Laboratorium Panjang selama tiga tahun lebih dari 10% dari total jumlah order. Kebutuhan kalibrasi yang besar tersebut membutuhkan sistem kalibrasi yang handal dan cepat. Sebaliknya, sistem kalibrasi di Laboratorium Panjang masih banyak terdapat faktor human error. Oleh karena itu dilakukan perbaikan sistem dengan berbasis pengolahan citra. Penelitian ini diawali dengan konsen pada studi tentang pengaturan kamera pada deteksi tepi citra frinji. Beberapa citra frinji ditangkap dengan menggunakan dua pengaturan kamera mode BW (mode hitam putih) dan RGB (mode warna). Hasil citra frinji tersebut diproses dengan program deteksi tepi citra yang dibangun dalam Matlab. Hasil deteksi kedua citra tersebut kemudian dibandingkan. Sebagai tambahan, tinjauan umum mengenai uji coba pengambilan gambar citra frinji dengan variasi parameter ISO, aperture dan shutter time juga ditampilkan. Pada hasil penelitian diperoleh bahwa pengaturan pada mode kamera BW (hitam putih) memberikan hasil deteksi tepi citra frinji yang lebih baik dibandingkan dengan mode RGB. Selain itu diperoleh gambaran secara umum mengenai pengaturan kamera pada ISO 100, aperture f/5, dan shutter time 13s yang memberikan hasil yang baik dalam deteksi tepi citra frinji. Kata Kunci : frinji, deteksi tepi, mode kamera, shutter time, aperture, ISO ABSTRACT Optical has widely used in industry and metrology areas. Research Center for Metrology Indonesian Institute of Sciences (RCM LIPI) as a National Metrology Institute has a role in dissemination of standard by providing calibration service. Percentages of optical calibration order in Length Laboratory RCM LIPI for three years are over than 10% of the total amount order. The large requirement needs reliable and fast calibration system. Otherwise, the calibration system in Length laboratory has large human error factor. It is suggested an improvement in calibration system based image processing. This research begins with study the camera setting on fringe edge detection. Fringe images are captured with two different camera modes BW (black white mode) and RGB (color mode). The images result are processed by edge detection build in matlab then compared. It is also presented the overview of a series trial images captured using variation of parameter ISO, aperture and shutter time. It is obtained that setting on camera BW mode give a good result in edge detection compared to RGB mode. It is also give an overview of setting camera on ISO 100, aperture f/5, and shutter time 13s for presenting a good result in fringe edge detection. Keywords : fringe, edge detection, camera mode, ISO, aperture, shutter time

2 1. PENDAHULUAN Optical telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi pengukuran di industri maupun metrologi. Jenis optical yang umum digunakan berupa optical flat dan optical parallel. Perbedaan dari kedua jenis optical tersebut yaitu pada optical flat hanya menjamin kerataan dari muka ukur, tetapi tidak menjamin keparallelan dari muka ukur. Aplikasi optical di industri misalnya untuk mengecek kerataan pada bagian-bagian mesin seperti bearing atau seal. Pada bidang metrologi, optical digunakan sebagai standar untuk mengukur kerataan optical sejenis dan untuk mengukur kerataan permukaan pada gauge block. Pusat Penelitian Metrologi LIPI sebagai Lembaga Metrologi Nasional memiliki peran penting dalam ketertelusuran pengukuran standar nasional. Salah satu bentuk diseminasi ketertelusuran yaitu dalam bentuk layanan kepada masyarakat melalui jasa kalibrasi. Kebutuhan kalibrasi optical (flat maupun parallel) tergolong cukup banyak di laboratorium dimensi. Berdasarkan data order kalibrasi dalam 3 tahun terakhir, persentase order optical diatas 10% dari total order yang dikerjakan di laboratorium dimensi. Persentase order kalibrasi optical pada tahun 2013, 2014 dan 2015 yaitu sebesar 10,6%, 29,6% dan 15%. Sistem pengukuran kerataan optical pada Laboratorium Dimensi Puslit Metrologi- LIPI ditunjukkaan oleh Gambar 1. Gambar 1. Sistem Pengukuran Kerataan Sistem pengukuran kerataan di laboratorium dimensi yaitu berdasarkan fenomena interferensi yang dihasilkan dari kontak langsung antara optical tes dengan optical standar dengan bantuan sinar hijau monochromatic lamp. Optical tes ditempatkan di atas optical standar kemudian disinari dengan menggunakan monochromatic lamp.

3 Penyinaran tersebut menyebabkan terjadinya peristiwa interferensi yang menghasilkan pola frinji. Hasil pola frinji yang terbentuk menggambarkan kerataan dari optical tes. Pada sistem pengukuran tersebut masih banyak terdapat faktor human error. Pembacaan pola frinji masih manual oleh mata. Selain itu, pengukuran jarak frinji masih menggunakan mistar yang resolusinya 0,5 mm. Terdapat beberapa sumber kesalahan pengukuran frinji dari segi penglihatan. Keterbatasan pengamat dalam melihat skala mistar pada posisi yang tidak tegak lurus (paralaks) akan mengakibatkan kesalahan dalam pembacaan pola frinji. Kesalahan bisa disebabkan pula karena peletakkan mistar yang kurang tepat. Posisi bayangan frinji yang tidak tegak lurus terhadap skala mistar bisa menyebabkan pengukuran yang tidak tepat. Selain itu. penentuan garis tepi frinji masih bersifat subjektif dari pengamat karena kemampuan penglihatan tiap personel yang berbeda. Belum ada standar khusus untuk menentukan kriteria batas suatu tepi garis. Mengingat besarnya kebutuhan kalibrasi optical dan keterbatasan sistem yang ada sekarang, maka diperlukan sistem kalibrasi optical yang reliable dan cepat. Rencana perubahan dalam sistem tersebut dilakukan dengan menggantikan pembacaan frinji yang semula oleh mata dengan kamera. Pemasangan kamera tersebut membutuhkan holder untuk mengatur posisi kamera yang tepat dalam menangkap gambar frinji. Selain itu holder berfungsi agar pengambilan gambar berada dalam kondisi statis. Kamera dihubungkan dengan controlled button agar pengambilan gambar bisa dilakukan oleh personel pada jarak yang tidak terlalu dekat dengan objek ukur. Kamera dihubungkan dengan komputer untuk menyimpan gambar yang tertangkap. Untuk mencegah panas radiasi pada sistem pengukuran,akan dibuat chamber. Ruang dalam chamber dibuat gelap agar terhindar dari pengaruh cahaya ruangan yang bisa menjadi gangguan dalam menangkap gambar frinji. Ilustrasi rancangan sistem tersebut ditunjukkan dalam Gambar 2.

4 Chamber Gambar 2. Rancangan Sistem Pengukuran Kerataan Berbasis Pengolahan Citra Sebelum membuat sistem pengukuran kerataan berbasis pengolahan citra, pada penelitian ini dilakukan studi awal mengenai mode pengaturan kamera. Pengambilan gambar frinji yang tepat oleh kamera akan menentukan kebenaran dari hasil ukur. Oleh karena itu dilakukan serangkaian uji coba pengambilan gambar frinji dengan pengaturan mode BW dan RGB untuk diketahui mode kamera yang menghasilkan gambar frinji dengan deteksi tepi terbaik. Selain itu pengambilan gambar frinji pada penelitian ini juga sekilas diujicobakan dengan variasi pengaturan ISO, aperture dan shutter time pada kamera DSLR. Pemilihan ketiga parameter ini dikarenakan parameter tersebut mempengaruhi pengambilan gambar pada ruangan dengan sedikit pencahayaan. Diharapkan dengan adanya studi tersebut akan mampu memberi gambaran untuk menentukan pengaturan kamera yang tepat dalam pengukuran kerataan optical. 2. TEORI DASAR Optical flat merupakan peralatan optik yang terbuat dari kaca hasil leburan material silika, zerodur atau safir yang dipoles dengan tingkat kerataan tertentu. Optical flat biasa digunakan untuk mengevaluasi akurasi dari permukaan datar [1]. Interferensi cahaya terjadi karena adanya interaksi dua atau lebih gelombang dengan panjang gelombang yang sama sehingga membentuk pola gelap terang. Cahaya monokromatik yang dikenakan pada suatu permukaan lapisan tipis dapat menunjukkan fenomena interferensi karena ada beda fasa antara berkas cahaya yang langsung dipantulkan (berkas 1, BE) dengan cahaya yang mengalami pembiasan terlebih dahulu (berkas 2, CF). Perbedaan fasa antara berkas 1 dan 2 disebabkan adanya beda panjang lintasan yang ditempuh dan juga karena pembalikan fasa saat gelombang dipantulkan

5 oleh medium yang lebih rapat. Ilustrasi terjadinya peristiwa interferensi ditunjukkan pada Gambar 3 [2]. Gambar 3. Interferensi Cahaya Pola gelap terang hasil interferensi dari cahaya monokromatik yang mengenai optical standard dan optical tes dapat ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4. Pola gelap terang hasil interferensi [3] Nilai kerataan pada sebuah optical tes dapat dihitung dari pola frinji yang terbentuk. Perhitungan nilai kerataan tersebut dituliskan dalam persamaan 1. [4]....1 dimana : F = Nilai kerataan dari optical b = jarak penyimpangan frinji a = jarak antar frinji = Panjang gelombang dari sinar monochromatic lamp (cahaya hijau = 546,3 nm) Berdasarkan rumus tersebut, untuk mendapatkan keraataan diperlukan informasi mengenai jarak a dan b. Ilustrasi jarak a dan b pada pola frinji ditunjukkan Gambar 5.

6 A (Jarak antar Frinji) B (Deviasi Frinji) Gambar 5. Jarak Pola Frinji [5] Kamera DSLR semakin banyak digunakan untuk keperluan fotografi. Kamera DSLR dilengkapi dengan sensor CMOS memiliki beberapa keungulan diantaranya ringan dan tahan terhadap radiasi. Keunggulan tersebut memungkinkan kamera DSLR digunakan sebagai instrument alternatif selain CCD untuk keperluan ilmiah [6] Pengolahan citra adalah pemrosesan sebuah citra dengan menggunakan komputer yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dari sebuah citra. Salah satu bagian dari proses pengolahan citra yaitu segmentasi citra. Segmentasi citra merupakan proses mempartisi citra menjadi beberapa area. Beberapa pendekatan dalam proses segmentasi citra yaitu pendekatan deteksi tepi, deteksi wilayah dan deteksi hybrid. Metode deteksi tepi yang umum digunakan yaitu metode Roberts, Prewitt, Sobel dan Canny. Diantara keempat metode tersebut, metode canny memberikan hasil deteksi tepi citra yang terbaik [7]. Bagian terpenting sebelum melakukan pengolahan citra adalah mendapatkan citra yang tepat sehingga dapat diperoleh informasi benar dalam citra tersebut. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan kualitas citra yang baik diantaranya adalah pengaturan kamera agar mendapatkan citra sesuai dengan yang diharapkan. Tiga hal pokok pengaturan pada kamera untuk mendapatkan citra gelap terang yang ideal yaitu pengaturan aperture, shutter time dan ISO. Aperture adalah bukaan lensa dimana cahaya masuk. Penamaan pengaturan untuk aperture terbalik dengan besarnya bukaan. Semakin besar bukaan berarti angka semakin kecil. Contoh urutan setting dari bukaan dari besar ke kecil yaitu (f/1, f/2, f/4, f/8, f/16 dst). Shutter time adalah durasi kamera membuka sensor untuk menyerap cahaya. Durasi bervariasi dari 1/4000 detik sampai 30

7 detik. ISO adalah ukuran sensitifitas sensor terhadap cahaya. Ukuran dimulai dari 100, 400 atau ISO ukuran kecil berarti sensitifitas terhadap cahaya rendah, dan sebaliknya untuk ISO ukuran besar. ISO dengan angka besar akan menurunkan kualitas gambar karena akan menyebabkan noise pada sebuah citra [8]. 3. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan uji coba pengambilan serangkaian citra frinji dengan dua mode pengaturan kamera BW dan RGB. Selain itu pengambilan citra juga dilakukan dengan mencoba variasi pengaturan pada kamera yang berupa pengaturan aperture, shutter time dan ISO. Selanjutnya, beberapa sampel citra yang telah diambil dideteksi tepi dengan metode Canny pada matlab. Analisis kelurusan garis dari hasil deteksi tepi masih dilakukan secara kualitatif dengan mengamati secara visual. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mendapatkan pengaturan kamera antara mode BW atau RGB yang mampu dalam mendeteksi tepi citra. Peralatan yang digunakan dalam penelitian berupa optical flat diameter 2 inc sebagai optical tes dan optical flat diameter 75 mm sebagai standar. Kedua optical terbuat dari bahan silika. Kamera yang digunakan yaitu Nikon D3200. Adapun tahapan penelitian ditunjukkan dengan diagram alir pada Gambar 6.

8 Gambar 6. Diagram Alir Tahapan Penelitian Uji Coba Pengambilan Gambar Tahap awal dalam perbaikan sistem adalah mencoba menggantikan pembacaan frinji dengan kamera. Pengambilan gambar oleh kamera yang tepat akan menghasilkan citra yang sesuai untuk mendapatkan hasil ukur yang benar. Oleh karena itu diperlukan uji coba pengambilan gambar frinji dengan variasi pengaturan kamera. Adapun pengaturan pada kamera yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Mode Citra Warna dan Citra Hitam Putih Uji coba pertama dengan mengambil citra mode warna (RGB) dan hitam putih (BW). Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui mode pengambilan citra RGB atau BW

9 yang bisa dideteksi tepi secara otomatis dengan menggunakan program yang dibangun dalam Matlab. 2. Pengaturan ISO Pengaturan ISO divariasikan sekilas dari ISO terkecil 100 ke iso terbesar Parameter yang dibuat tetap adalah mode kamera dalam BW, aperture diatur pada f/5 dan shutter time Aperture Pada pengujian dengan pengaturan aperture, variabel yang dibuat tetap antara lain mode kamera dalam BW, ISO kamera 100 dan shutter time 4. Aperture divariasikan dari f/2.8 sampai f/ Shutter Time Pada pengujian dengan pengaturan shutter time, variabel tetap dalam variasi shutter time yaitu mode BW, aperture f/5, dan ISO 100. Shutter time divariasikan dari 0.62s sampai 13s Pengolahan Citra Citra frinji yang ditangkap kamera diproses dengan menggunakan program yang dibangun dalam perangkat lunak Matlab. Terdapat beberapa tahapan pengolahan citra yang dilakukan pada citra frinji. Citra dicuplik pada area yang diinginkan kemudian diubah menjadi citra negatif (hitam putih) selanjutnya dideteksi tepi. Citra yang sudah dicuplik diubah menjadi citra negatif agar perbedaan antara area gelap dan terang mencolok sehingga didapatkan garis tepi dari citra yang jelas. Adapun rancangan program yang digunakan dalam mendeteksi tepian citra dijabarkan sebagai berikut :

10 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Warna merah pada kolom tabel mengindikasikan pengaturan pada kamera yang tidak direkomendasikan. Tabel 1. Perbandingan Citra RGB dan Citra BW Pada Tabel 1 beberapa sampel pengambilan citra mode RGB dan BW dibandingkan satu sama lain. Terlihat bahwa citra mode BW lebih mudah dideteksi tepi secara otomatis dengan menggunakan program yang telah dibuat pada matlab. Pada pengaturan aperture f/2.8 dan shutter time 3s, tampak garis-garis frinji mode RGB tidak mampu dideteksi oleh program. Begitu pula untuk pengaturan aperture f/5 garis-garis citra friji mode RGB belum mampu menghasilkan deteksi tepi yang baik. Pengambilan sampel citra selanjutnya diatur pada mode BW.

11 Tabel 2. Hasil Deteksi Tepi Variasi Pengaturan ISO Pada Tabel 2 memperlihatkan hasil deteksi tepi sampel-sampel citra dengan variasi pengaturan ISO dari yang terendah yaitu ISO 100 ke ISO tertinggi yaitu Terlihat pada Tabel 1 pengaturan aperture f/5 secara visual tampak lebih baik dari pengaturan aperture f/2.8 untuk shutter time 3 sehingga aperture f/5 diuji cobakan sebagai variable terikat untuk variasi ISO. Hasil deteksi garis menunjukkan untuk pengaturan ISO yang tinggi menghasilkan garis citra yang secara visual tampak sangat tebal. Deteksi garis yang dihasilkan belum mampu membuat satu berkas garis utuh. Pada pengaturan ISO 100 tampak ada beberapa area yang sudah berupa garis tipis, oleh karena itu pengaturan pengambilan sampel selanjutnya difokuskan pada ISO 100

12 Tabel 3. Hasil Deteksi Tepi Variasi Aperture Uji pengambilan citra dengan variasi aperture menggunakan shutter time 4s sebagai variable terikat. Ini dikarenakan pada uji coba dengan shutter time 1.6s (dari percobaan pada mode RGB dan BW) masih menghasilkan garis yang tebal. Pada Tabel 3 terlihat untuk variasi aperture f/13 menghasilkan garis yang sangat tebal sehingga tidak direkomendasikan untuk diajadikan acuan pengaturan pengambilan gambar. Pada tabel, tampak pengaturan aperture f/5 cukup membentuk tepian garis yang tipis pada area tertentu meskipun masih belum tampak jelas membentuk garis yang lurus. Pengambilan sampel berikutnya akan difokuskan pada pengaturan aperture f/5

13 Tabel 4. Hasil Deteksi Tepi Variasi Shutter Time Pada Tabel 4, memperlihatkan garis-garis yang terbentuk secara visual sudah tampak membentuk garis lurus dan tipis dibandingkan dengan sampel-sampel sebelumnya. Semakin tinggi shutter time semakin menghasilkan garis tepi yang tipis. 5. KESIMPULAN Pada percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa dengan program yang telah dibangun pada matlab, pengambilan citra frinji dengan pengaturan kamera mode BW mampu menghasilkan deteksi tepi citra yang lebih baik dibandingkan mode RGB. Pengaturan ini mampu diaplikasikan baik untuk jenis optical flat maupun parallel untuk berbagai jenis ukuran karena pada sampel citra yang berbedabeda. Didapatkan pula hasil deteksi tepian garis optimal dengan pengaturan kamera pada ISO 100, Aperture f/5 dan shutter time 10s sampai 13s. Adapun perbaikan yang diperlukan untuk penelitian selanjutnya yaitu pengambilan gambar dengan variasi posisi kamera yang tetap agar diketahui perpaduan posisi dan pengaturan aperture, shutter time, dan ISO yang tepat pada kamera.

14 6. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada rekan-rekan Laboratorium Panjang Puslit Metrologi LIPI atas kerjasama dalam membangun terwujudnya penelitian ini serta manajemen Puslit Metologi yang membantu memfasilitasi pengadaan penelitian ini. 7. DAFTAR PUSTAKA [1] Optical Flat Manual Edmund Optics [2] Dave Cochrane. How Flat Is Flat. Industrial Research Limited. New Zealand [3] Kalpakjian Chapter 35 Engineering Metrology And Instrumentation Schmid Manufacturing Engineering AndTechnology. Prentice Hall. US [4] Eka Pratiwi Pengukuran Kerataan Permukaan Optical Flat Menggunakan Lampu Monochromatic dan Gauge Block Comparator. PPI KIM 37 Hal [5] Diakses 20 April 2016 [6] Iman Firmansyah, Rhorom Priyatikanto, Dan Judhistira Aria Utama Fotometri Pleiades Menggunakan Kamera DSLR Spektra: Jurnal Fisika Dan Aplikasinya, Vol. 16, No. 3 [7] Raman Maini & Dr. Himanshu Aggarwal. Study And Comparison Of Various Image Edge Detection Techniques. International Journal Of Image Processing (IJIP), Volume (3) : Issue (1) [8] Ence Tjin Kamera DSLR Itu Mudah. Jakarta. Bukunè HASIL DISKUSI 1. Penanya : Veny (P2 Metrologi LIPI) Pertanyaan : Apakah ketebalan frinji berpengaruh terhadap pengukuran? Mengapa tidak pakai CCD kamera? Jawaban : 1. Iya. Ketebalan frinji yang terbentuk mempengaruhi perubahan jarak frinji dimana jarak frinji tersebut mempengaruhi perhitungan nilai kerataan 2. Sudah dilakukan uji coba dengan menggunakan CCD kamera dan hasilnya citra frinji tidak tertangkap oleh kamera karena CCD kamera kurang sesuai digunakan untuk pengukuran pada ruangan dengan pencahayaan kurang (gelap)

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015 JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015 Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson Sebagai Pendeteksi Ketebalan Bahan Transparan Dengan Metode Image Processing Menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR Gibtha Fitri Laxmi 1, Puspa Eosina 2, Fety Fatimah 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson akibat perbedaan ketebalan benda transparan dengan metode image processing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pengolahan citra digital memiliki kegunaan yang sangat luas. geologi, kelautan, industri, dan lain sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pengolahan citra digital memiliki kegunaan yang sangat luas. geologi, kelautan, industri, dan lain sebagainya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata merupakan salah satu panca indra yang digunakan manusia untuk melihat. Namun mata manusia memiliki keterbatasan dalam menangkap sinyal elektromagnetik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri keramik yang terdiri dari ubin (tile), saniter, perangkat rumah tangga (tableware), genteng telah memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung pembangunan

Lebih terperinci

Keywords : Optical flat, Fringe pattern, beam splitter, contack methode, interferometer Michelson methode.

Keywords : Optical flat, Fringe pattern, beam splitter, contack methode, interferometer Michelson methode. ANALISA HASIL POLA FRINJI DENGAN KUALITAS CERMIN DATAR MENGGUNAKAN METODE KONTAK LANGSUNG DAN INTERFEROMETER MICHELSON Abdul Hadi Siregar, Minarni, Tengku Emrinaldi Program Studi Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK

INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK Afdhal Muttaqin, Nadia Mayani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis, Padang, 25163 Email: allz@fmipa.unand.ac.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium Eksperimen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dental radiology memiliki peranan yang penting dalam menentukan perawatan dan diagnosa gigi. Penggunaan sinar rontgen telah lama di kenal sebagai suatu alat dalam bidang

Lebih terperinci

MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING

MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2009 MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING Muahamd Syukur¹, Iwan Iwut Tritoasmoro², Koredianto Usman³

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection Muji Tri Nurismu

Lebih terperinci

PENGENALAN DAN PEWARNAAN PADA CITRA GRAY-SCALE ABSTRAK

PENGENALAN DAN PEWARNAAN PADA CITRA GRAY-SCALE ABSTRAK PENGENALAN DAN PEWARNAAN PADA CITRA GRAY-SCALE NOVIANI KRISNADI/0322064 Email Address: s103novi@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40165, Indonesia

Lebih terperinci

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Aplikasinya SNIKA 2008 27/11/2008 OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR Thiang, Leonardus Indrotanoto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar.

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kisi Difraksi Kisi difraksi adalah suatu alat yang terbuat dari pelat logam atau kaca yang pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar. Suatu

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI Adhi Fajar Sakti Wahyudi (0722062) Jurusan Teknik Elektro Email: afsakti@gmail.com ABSTRAK Teknologi pengenalan

Lebih terperinci

PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA SEGMENTASI

PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA SEGMENTASI PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA SEGMENTASI Iman H. Kartowisatro Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 imanhk@binus.edu

Lebih terperinci

Pengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN

Pengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN Bab 1 PENDAHULUAN Produk suatu pemesinan akan mempunyai kualitas geometrik tertentu. Dimana kualitas yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengendalian mutu dan proses produksi. Mutu yang baik tidak

Lebih terperinci

Teknik Dasar Fotografi. Daniar Wikan Setyanto, M.Sn

Teknik Dasar Fotografi. Daniar Wikan Setyanto, M.Sn Teknik Dasar Fotografi Daniar Wikan Setyanto, M.Sn A. FOKUS Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan komputer dan alat pengambilan gambar secara digital yang semakin berkembang saat ini, sehingga menghasilkan banyak fasilitas untuk melakukan proses

Lebih terperinci

ANALISA SPEKTRUM CAHAYA MENGGUNAKAN METODE GRATING BERBASIS MIKROKONTROLER AVR. Disusun oleh : Nama : Gunawan Kasuwendi NRP :

ANALISA SPEKTRUM CAHAYA MENGGUNAKAN METODE GRATING BERBASIS MIKROKONTROLER AVR. Disusun oleh : Nama : Gunawan Kasuwendi NRP : ANALISA SPEKTRUM CAHAYA MENGGUNAKAN METODE GRATING BERBASIS MIKROKONTROLER AVR Disusun oleh : Nama : Gunawan Kasuwendi NRP : 0422152 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab IV ini akan membahas sistem kerja, pengujian dan juga analisa dari rancang bangun sistem ini. Disini juga disajikan hasil uji coba secara riil percobaan dengan kondisi

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (21) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A9 Analisis Kesalahan Pengukuran Akibat Distorsi Lensa Yudha Hardhiyana Putra dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

DETEKSI MARKA JALAN DAN ESTIMASI POSISI MENGGUNAKAN MULTIRESOLUTION HOUGH TRANSFORM

DETEKSI MARKA JALAN DAN ESTIMASI POSISI MENGGUNAKAN MULTIRESOLUTION HOUGH TRANSFORM DETEKSI MARKA JALAN DAN ESTIMASI POSISI MENGGUNAKAN MULTIRESOLUTION HOUGH TRANSFORM Charles Edison Chandra; Herland Jufry; Sofyan Tan Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Diagram Percobaan

Gambar 4.1 Diagram Percobaan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kerangka Percobaan Pada bab ini dilakukan pembahasan dari implementasi terhadap sistem yang telah dirancang, berupa cara kerja sistem dan pembahasan data-data percobaan yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI ALAT Perhitungan benih ikan dengan image processing didasarkan pada luas citra benih ikan. Pengambilan citra menggunakan sebuah alat berupa wadah yang terdapat kamera

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI DINDING PRESENTASI INTERAKTIF DENGAN PENDETEKSIAN POSISI SINAR POINTER LASER SEBAGAI OPERATOR KURSOR MOUSE ABSTRAK

PERANCANGAN DAN REALISASI DINDING PRESENTASI INTERAKTIF DENGAN PENDETEKSIAN POSISI SINAR POINTER LASER SEBAGAI OPERATOR KURSOR MOUSE ABSTRAK PERANCANGAN DAN REALISASI DINDING PRESENTASI INTERAKTIF DENGAN PENDETEKSIAN POSISI SINAR POINTER LASER SEBAGAI OPERATOR KURSOR MOUSE Naftali Inafiar Yonida 0822077 Email : naph_yon@yahoo.com Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENAMBAHAN SUDUT 75 o SISTEM PENGUKURAN STANDAR KILAP PADA PERMUKAAN DATAR

PENAMBAHAN SUDUT 75 o SISTEM PENGUKURAN STANDAR KILAP PADA PERMUKAAN DATAR PENAMBAHAN SUDUT 75 o SISTEM PENGUKURAN STANDAR KILAP PADA PERMUKAAN DATAR Boedi Soesatyo Peneliti Utama bidang Teknik Interdisiplin Laboratorium Metrologi Radiometri Fotometri Puslit KIM LIPI Kompleks

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK 3.1. Sistem Pendeteksi Senyum Sistem pendeteksi senyum dalam skripsi ini dibuat dengan membandingkan tiga buah metode, yaitu Harris Corner Detection, Edge Based Corner

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KD Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KD Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KD 1.3 1. Identitas Mata pelajaran a. Nama Sekolah : SMA N 6 Yogyakarta b. Kelas / Semester : XII (Dua belas) c. Semester : I d. Jurusan : IPA e. Mata Pelajaran :

Lebih terperinci

PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN

PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN Skripsi: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : Diah

Lebih terperinci

ANALISA PEREKAMAN DAN REKONSTRUKSI HOLOGRAFI DIGITAL MIKROSKOPIK PADA KACA PREPARAT MENGGUNAKAN METODE IN-LINE. Mahasiswa Jurusan Fisika 2

ANALISA PEREKAMAN DAN REKONSTRUKSI HOLOGRAFI DIGITAL MIKROSKOPIK PADA KACA PREPARAT MENGGUNAKAN METODE IN-LINE. Mahasiswa Jurusan Fisika 2 ANALISA PEREKAMAN DAN REKONSTRUKSI HOLOGRAFI DIGITAL MIKROSKOPIK PADA KACA PREPARAT MENGGUNAKAN METODE IN-LINE Marlan Hasibuan 1, Minarni 2, Zulkarnain 2 1 Mahasiswa Jurusan Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari Dasar-Dasar Fotografi Multimedia SMKN 1 Bojongsari Pengenalan Fotografi Fotografi artinya melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya, tidak akan ada fotografi. Seni fotografi pada dasarnya adalah melihat dan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KESTABILAN PENGUKURAN FREKUENSI RUBIDIUM DENGAN PEMANFAATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DISCIPLINED OSCILLATOR

PENINGKATAN KESTABILAN PENGUKURAN FREKUENSI RUBIDIUM DENGAN PEMANFAATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DISCIPLINED OSCILLATOR PENINGKATAN KESTABILAN PENGUKURAN FREKUENSI RUBIDIUM DENGAN PEMANFAATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DISCIPLINED OSCILLATOR Windi Kurnia Perangin-angin 1, A. Mohamad Boynawan 2, Ratnaningsih 3 1 Puslit KIM

Lebih terperinci

IP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL

IP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL IP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL OLEH : ANDI MUHAMMAD ALI MAHDI AKBAR Pembimbing 1: Arief Kurniawan, ST., MT Pembimbing 2: Ahmad Zaini, ST., M.Sc. Page 1

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Romindo Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran No. 190 Pasar VI Manunggal romindo4@gmail.com Nurul Khairina Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran

Lebih terperinci

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Identifikasi Panas Objek Menggunakan Citra Termal

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Identifikasi Panas Objek Menggunakan Citra Termal ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 167 Identifikasi Panas Objek Menggunakan Citra Termal Marta Yose Aulia 1, Sri Ratna Sulistiyanti 2 1. PT. Metro Global Services, Menara Duta Lt. 2 Wing

Lebih terperinci

Jurnal Aksara Elementer Politeknik Caltex Riau Vol. 4, No. 2, Tahun

Jurnal Aksara Elementer Politeknik Caltex Riau Vol. 4, No. 2, Tahun Vol. 4, No., Tahun 15 71 Jurnal Aksara Elementer Politeknik Caltex Riau Website : https://jurnal.pcr.ac.id/index.php/jae/about/index Email : pustaka@pcr.ac.id Deteksi Kualitas Kemasan Produk menggunakan

Lebih terperinci

BAB III KALIBRASI DAN VALIDASI SENSOR KAMERA UNTUK PENGEMBANGAN RUMUS POSISI TIGA DIMENSI OBYEK

BAB III KALIBRASI DAN VALIDASI SENSOR KAMERA UNTUK PENGEMBANGAN RUMUS POSISI TIGA DIMENSI OBYEK BAB III KALIBRASI DAN VALIDASI SENSOR KAMERA UNTUK PENGEMBANGAN RUMUS POSISI TIGA DIMENSI OBYEK A. Pendahuluan Latar Belakang Perhitungan posisi tiga dimensi sebuah obyek menggunakan citra stereo telah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret hingga Juli 2011, bertempat di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen

Lebih terperinci

Fotografi 1 Dkv215. Bayu Widiantoro Progdi Desain Komunikasi Visual Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Katolik SOEGIJAPRANATA

Fotografi 1 Dkv215. Bayu Widiantoro Progdi Desain Komunikasi Visual Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Katolik SOEGIJAPRANATA Fotografi 1 Dkv215 Bayu Widiantoro Progdi Desain Komunikasi Visual Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Katolik SOEGIJAPRANATA kamera Analog Film kamera Digital Sensor Sangat berpengaruh pada kamera

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Program Pengolahan Citra untuk Pengukuran Warna pada Produk Hortikultura Pengembangan metode pengukuran warna dengan menggunakan kamera CCD dan image processing adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Citra (image) istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN. Citra (image) istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Citra (image) istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik

Lebih terperinci

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah JAWABAN LATIHAN UAS 1. INTERFERENSI CELAH GANDA YOUNG Dua buah celah terpisah sejauh 0,08 mm. Sebuah berkas cahaya datang tegak lurus padanya dan membentuk pola gelap terang pada layar yang berjarak 120

Lebih terperinci

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM NOVITA DEWI ROSALINA*), SUTRISNO, NUGROHO ADI PRAMONO Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deteksi Dari citra setting yang telah direkam, dengan menggunakan software Paint Shop Pro v.6, diketahui nilai RGB dari tiap laser yang terekam oleh kamera CCD. RGB yang dicantumkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Marka Jalan Marka jalan merupakan suatu penanda bagi para pengguna jalan untuk membantu kelancaran jalan dan menghindari adanya kecelakaan. Pada umumnya marka jalan

Lebih terperinci

BAB IV UJI PENENTUAN POSISI TIGA DIMENSI BUAH JERUK LEMON PADA TANAMANNYA

BAB IV UJI PENENTUAN POSISI TIGA DIMENSI BUAH JERUK LEMON PADA TANAMANNYA BAB IV UJI PENENTUAN POSISI TIGA DIMENSI BUAH JERUK LEMON PADA TANAMANNYA A. Pendahuluan Latar belakang Robot selain diterapkan untuk dunia industri dapat juga diterapkan untuk dunia pertanian. Studi yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA Dina Indarti Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat

Lebih terperinci

3 METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

3 METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 18 Gambar 17 Pegujian sistem navigasi: (a) lintasan lurus tanpa simpangan, (b)lintasan lurus dengan penggunaan simpangan awal, (c) lintasan persegi panjang, (d) pengolahan tanah menggunakan rotary harrower

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Desember 2007 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen, dengan tahapan penelitian sebagai berikut: 3.1 Pengumpulan Data Tahap ini merupakan langkah awal dari penelitian. Dataset

Lebih terperinci

REALISASI PENGUKUR TINGGI BADAN MANUSIA SECARA REALTIME BEBRBASIS WEBCAM

REALISASI PENGUKUR TINGGI BADAN MANUSIA SECARA REALTIME BEBRBASIS WEBCAM Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2012 REALISASI PENGUKUR TINGGI BADAN MANUSIA SECARA REALTIME BEBRBASIS WEBCAM Dwi Asto Yuliardi¹, Iwan Iwut Tritoasmoro², Inung Wijayanto³ ¹Teknik Telekomunikasi,,

Lebih terperinci

JARAK FOKUS LENSA TIPIS

JARAK FOKUS LENSA TIPIS JARAK FOKUS LENSA TIPIS Dian Saputri Yunus, Ni Nyoman Putri Ari, Fitri Safitri, Sadri. LABORATORIUM FISIKA DASAR JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Abstrak Telah dilakukan

Lebih terperinci

ANALISA POINTING STABILITY SINAR LASER MENGGUNAKAN QUADRANT PHOTODIODE (QPD)

ANALISA POINTING STABILITY SINAR LASER MENGGUNAKAN QUADRANT PHOTODIODE (QPD) ANALISA POINTING STABILITY SINAR LASER MENGGUNAKAN QUADRANT PHOTODIODE (QPD) Fauzul Azmi 1, Minarni 2, Zulkarnain 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Dosen Fotonik Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN PERANGKAT DAN PENGUJIAN TAPIS

BAB IV PEMBAHASAN PERANGKAT DAN PENGUJIAN TAPIS BAB IV PEMBAHASAN PERANGKAT DAN PENGUJIAN TAPIS 4.1 Obyek Acuan dan Obyek Masukan Obyek acuan berupa tiga buah huruf vokal (A,I U) dibuat pada media orto. Obyek acuan digunakan untuk membuat tapis intensitas

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening atau transparan yang biasanya dihasilkan dari

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 12., No.1, Januari 2009, hal 1-5 KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Setiyono 1, M. Azam 2 dan Evi Setiyawati 2 1. RSUD 2. Jurusan

Lebih terperinci

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Tahapan Penelitian Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai Perancangan Sensor Pengujian Kesetabilan Laser Pengujian variasi diameter

Lebih terperinci

MENENTUKAN KOEFISIEN EKSPANSI LINIER BATANG KUNINGAN DENGAN TEKNIK ESPI (ELECTRONIC SPECKLE PATTERN INTERFEROMETRY) ABSTRACT

MENENTUKAN KOEFISIEN EKSPANSI LINIER BATANG KUNINGAN DENGAN TEKNIK ESPI (ELECTRONIC SPECKLE PATTERN INTERFEROMETRY) ABSTRACT MENENTUKAN KOEFISIEN EKSPANSI LINIER BATANG KUNINGAN DENGAN TEKNIK ESPI (ELECTRONIC SPECKLE PATTERN INTERFEROMETRY) 1 Edi Tri Astuti, 1 Suryadi, 2 Zona Mabrura Ishaq, dan 3 Ahmad Paiz 1 Pusat Penelitian

Lebih terperinci

Sistem Pendeteksi Kendaraan Pada Tempat Parkir Menggunakan Kamera Iwan Kurniawan

Sistem Pendeteksi Kendaraan Pada Tempat Parkir Menggunakan Kamera Iwan Kurniawan Sistem Pendeteksi Kendaraan Pada Tempat Parkir Menggunakan Kamera Iwan Kurniawan 1.02.00.119 Pembimbing 1: Yeffry Handoko Putra, MT Pembimbing 2: Sri Nurhayati, MT Latar Belakang Masalah Berkembangnya

Lebih terperinci

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Ari Sutrisna Permana 1, Koredianto Usman 2, M. Ary Murti 3 Jurusan Teknik Elektro - Institut Teknologi Telkom - Bandung

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

11/15/2013 JENIS KAMERA FOTOGRAFI KAMERA TWIN LENS REFLEX ( TLR )

11/15/2013 JENIS KAMERA FOTOGRAFI KAMERA TWIN LENS REFLEX ( TLR ) JENIS KAMERA Kamera sederhana FOTOGRAFI JENIS KAMERA Rangefinder (RF) Camera RANGEFINDER (RF) CAMERA Menggunakan dua buah alat untuk menyatukan gambar yang kita lihat. Gambar dilihat melalui viewfinder

Lebih terperinci

KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR

KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR Thiang, Felix Pasila, Agus Widian Electrical Engineering Department, Petra Christian University 121-131 Siwalankerto,

Lebih terperinci

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma. Optika fisis khusus membahasa sifat-sifat fisik cahaya sebagai gelombang. Cahaya bersifat polikromatik artinya terdiri dari berbagai warna yang disebut spektrum warna yang terdiri dai panjang gelombang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini, akan membahas implementasi dan hasil pengujian dari program aplikasi yang telah dibuat. Pada perancangan aplikasi ini meliputi perbedaan citra hasil foto

Lebih terperinci

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Ardi Satrya Afandi Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Depok, Indonesia art_dhi@yahoo.com Prihandoko,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Pengolahan Citra / Image Processing : Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Teknik pengolahan citra dengan mentrasformasikan citra menjadi citra lain, contoh

Lebih terperinci

DETEKSI PERSIMPANGAN DAN BELOKAN PADA LINTASAN DI DEPAN ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN KAMERA

DETEKSI PERSIMPANGAN DAN BELOKAN PADA LINTASAN DI DEPAN ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN KAMERA DETEKSI PERSIMPANGAN DAN BELOKAN PADA LINTASAN DI DEPAN ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN KAMERA Angga Setiawan Universitas Bina Nusantara, Jalan Syahdan No. 9, Jakarta, 11480, 021-534 5830 rezabudan@yahoo.com,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Gula Dengan Menggunakan Interferometer Michelson

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Gula Dengan Menggunakan Interferometer Michelson JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Gula Dengan Menggunakan Interferometer Michelson Friska Ayu Nugraheni, Heru Setijono, Agus Muhammad Hatta

Lebih terperinci

Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran Berkala Fisika ISSN : 1410-966 Vol 11., No., April 008, hal 39-43 Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran Arinar Rosyidah, Indras Marhaendrajaya, K.Sofjan Firdausi Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 1 Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Citra atau Image merupakan istilah lain dari gambar, yang merupakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS)

IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS) Inung Wijayanto¹, Iwan Iwut Tritoasmoro², Koredianto Usman³

Lebih terperinci

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Material dan Peralatan Penelitian Penelitian ini menggunakan material besi silinder pejal carbonsteel setara ST 41 dengan diameter 20 mm sejumlah 10 buah sampel.

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

DASAR-DASAR OPTIKA. Dr. Ida Hamidah, M.Si. Oleh: JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI

DASAR-DASAR OPTIKA. Dr. Ida Hamidah, M.Si. Oleh: JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI DASAR-DASAR OPTIKA Oleh: Dr. Ida Hamidah, M.Si. JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI OUTLINE Pendahuluan Optika Klasik Optika Modern Pendahuluan Optika adalah ilmu yang menjelaskan kelakuan dan sifat-sifat

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

PENDALAMAN MATERI CAHAYA PENDALAMAN MATERI CAHAYA Cahaya digolongkan sebagai suatu bentuk radiasi. Radiasi adalah sesuatu yang memancar keluar dari suatu sumber tetapi bukan merupakan zat. Cahaya dapat dilihat mata manusia. Cahaya

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIDEO SPEKTROSKOPI-NEURAL NETWORK UNTUK IDENTIFIKASI JENIS CAIRAN SYAIFUDIN DOSEN PEMBIMBING DR. MOCHAMMAD RIVAI,ST.

PERANCANGAN VIDEO SPEKTROSKOPI-NEURAL NETWORK UNTUK IDENTIFIKASI JENIS CAIRAN SYAIFUDIN DOSEN PEMBIMBING DR. MOCHAMMAD RIVAI,ST. PERANCANGAN VIDEO SPEKTROSKOPI-NEURAL NETWORK UNTUK IDENTIFIKASI JENIS CAIRAN SYAIFUDIN 2205204001 DOSEN PEMBIMBING DR. MOCHAMMAD RIVAI,ST.MT Pendahuluan 1. Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi

Lebih terperinci

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL Muhammad Affandes* 1, Afdi Ramadani 2 1,2 Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kontak Person : Muhammad

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG PHOTOGRAPHY

SEKILAS TENTANG PHOTOGRAPHY SEKILAS TENTANG PHOTOGRAPHY Kata photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya. Kamera film, sekarang

Lebih terperinci

spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang

spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang spektrum merupakan suatu hal yang penting dalam ilmu

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah

Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Sugeng Hariyadi 1, Fitria Hidayanti 1, Sunartoto Gunadi 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, Jakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permainan catur cina, yang dikenal sebagai xiang qi dalam bahasa mandarin, merupakan sebuah permainan catur traditional yang memiliki jumlah 32 biji catur. Setiap

Lebih terperinci

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3 HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3 Zaenal Abidin, Muhamad Isa, Tri Wulan Tjiptono* zaenala6@gmail.com STTN-BATAN, *) PTAPB BATAN Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi ini adalah : Prosesor Pentium IV 2.6 Ghz. Graphic Card dengan memori minimum 64 MB

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi ini adalah : Prosesor Pentium IV 2.6 Ghz. Graphic Card dengan memori minimum 64 MB BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Lunak Aplikasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang dibutuhkan agar dapat menjalankan aplikasi ini adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Automatic Number Plate Recognition Automatic Number Plate Recognition atau yang disingkat dengan ANPR adalah metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci