PENERAPAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATERI BILANGAN BULAT KELAS 4 SD MASYITHOH NGORO

Transkripsi

1 PENERAPAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATERI BILANGAN BULAT KELAS 4 SD MASYITHOH NGORO MitaMerinda Sari /VI/ B2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 0TUmerindamita@gmail.com Artikel ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada Matakuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd Abstrak Pembelajaran Matematika pada siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD) sangatlah miris, dimana terkadang siswa tidak begitu memahami pembelajaran yang telah dipelajari di sekolah. Dari permasalahan, tersebut : (1) Minim nya aktivitas pembelajaran belum optimal ; (2) Kurangnya pemahaman siswa dalam materi bilangan bulat. Dengan kondisi seperti itu maka di perlu kannya suatu proses media pembelajaran yang sesuai dengan anak, salah satu masalahnya pada pembelajaran matematika di lingkungan Sekolah Dasar dalam melakukan model pembelajaran CTL. Adanya beberapa penelitian sebagai berikut : (1) Meningkatkan proses belajar siswa dalam materi pembahasaan Bilangan Bulat pada Matematika dengan menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual ; dan (2) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan Bilangan Bulat pada Matematika. Model penerapan kontekstual (CTL) dikembangkan pada penelitian adalah penerapan pembelajaran kontekstual Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pembelajaran yang dilaksanakan disebuah Sekolah Dasar (SD) yang ada di wilayah kabupaten Mojokerto adanya penelitian jumlah 35 murid laki-laki dan perempuan. Pengumpulan hasil ini digunakan di dalam penelitian hanya pada konsep dasar matematika. Metode dalam hal ini penelitian analisis data yang terjadi pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan siswa. Hal ini di tunjukkan dalam memiliki tingkat pengaruh kemampuan siswa SD dalam materi yang diajarkan. Sementara pembahasan penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bilangan bulat dapat meningkatkan hasil belajar siswa siklus I 70% meningkat pada siklus II 85%. Kata Kunci : Prestasi Belajar, Metode Kontekstual, Matematika PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan untuk semua manusia yang ada dimuka bumi ini, bahkan bisa dikatakan bahwa pendidikan adalah pondasi yang utama untuk semua manusia. Pendidikan yang akan dicapai tidak hanya pendidikan formal saja, tetapi siswa juga harus bisa mencapai dan mengembangkan pendidikan yang didapatnya di lingkungan keluarga (informal) yang akan siswa pergunakan pada pembelajaran matematika dilingku ilmu matematika, karena setiap hari akan menggunakan angka-angka dan perhitungan PENDAHULUAN tertentu. Misalkan, untuk menghitung usia seseorang, jumlah barang belanjaan, dan lain sebagainya. Meningkatkan prestasi belajar bagaimana cara melibatkan siswa dalam mengukuti pembelajarab dari guru untuk membimbing agar prestasi belajar semakin meningkat tinggi. Dengan pendekatan ini guru dapat menggunakan berbagai cara untuk membuat kebijakan dan menyusun tujuan pembelajaran agar pembelajarannyaberjalan dengan lancar. Dalam pengalaman penelitian selama ini guru mengajar di sekolah dasar banyak yang mengalami atau kesulitan dalam

2 hal pembelajaran matematika. Diantara permasalahan siswa masih banyak yang belum minat dalam mata pelajaran matematika, karena pelajaran ini masih menakutkan bagi peserta didik terhadap mata pelajaran matematika, siswa karena didalam benak pemikiran siswa pelajaran Matematika adalah pelajaran yang sangat menyulitkan dengan berbagai rumus yang harus dihafalkan, Salah satu factor yang bisa meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran adalah guru. Guru yang berkualitas dan kreatif merupakan salah satu kunci dari suksesnya keberhasilan pembelajaran yang dialami oleh siswa. Sehingga siswa tidak akan merasa takut dalam proses pembelajaran Matematika, siswa bisa merasa enjoy dalam mengikuti proses pembelajaran Matematika yang telah menggunakan Metode Pembelajaran yang baru. Guru juga tidak perlu untuk memberikan materi pembelajaran Matematika hanya monoton saja di dalam kelas. Kurang mampunya guru dalam menentukan metode proses pembelajaran yang tidak monoton merupakan factor terbesar dalam menurun nya prestasi siswa dalam suatu pembelajaran khususnya Matematika. Hal ini berdampak terhadap rendahnya kemampuan peserta didik dengan materi pembelajaran Matematika termasuk pada materi bahasaan Bilangan Bulat. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas IV SD Masyithoh Ngoro untuk pelajaran Matematika hanya 60 masih dibawah minimal (KKM) yaitu 75. METODE Penelitian ini menggunakan Model penerapan Pembelajaran Kontekstual (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang akan dipelajari siswa. Konsep seperti ini mendorong siswa mudah dalam mempelajari pembelajaran yang diajarkan guru.guru juga bisa mengaitkan setiap materi pembelajaran dengan kehidupan seharihari, sehingga siswa lebih efisien dalam menerima segala bentuk informasi yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan pembelajaran kontekstual, peserta didik sangat paham tentang bagaimana itu belajar apa manfaat dari belajar. Sehingga siswa akan sadar bahwa belajar sangat penting untuk masa depannya nanti. Apabila dalam pembelajaran matematika guru adalah sebagai panutan atau membimbing siswa agar bisa meningkatkan prestasi belajar. Maka siswa dalam pembelajaran kontekstual dapat berusaha untuk memperkenalkan apa saja pembnelajaran kontekstual terhadap siswa sekolah dasar secara luas dapat berhubungan dengan kehidupannya sehari-hari. Dengan mengajukan masalah kontekstual siswadapat dibimbing untuk menguasai konsep dasar matematika (Depdiknas, 2006). Menurut Amir (2017 ) Pembelajaran (CTL) masing-masing memiliki pembelajaran kontekstual sebagai berikut: Inkuiri Merupakan pembelajaran kontekstual yang terletak pada proses pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara abstrak. Konstruktivitasme Prosesmembangun penyusunan pengetahuan yang didalam struktur kognitif berdasarkan pengalaman siswa sendiri dalam pembelajaran kontekstual. Bertanya Pandangan individu sebagai menjaab pertanyaan kemampuan individu dalam berfikir. tetapi guru tidak memberikan informasi kepada siswa tapi guru memancing siswa agar bertanya secara akjtif. Masyarakat belajar Masyarakat belajar diperoleh dari kerjasamadengan orang lain. Yang dilakukan dalam berbagai bentuk kelompok maupun individu. Hasil belajar dapat juga diperoleh dari sharing dengan orang lain,teman dan berbagi pengalaman.

3 Model Pembelajaran ini dengan menggunakan proses dengan memperagakan atau sebagai contoh yang dapat ditirukan kepada siswa SD. Refleksi Refleksi merupakan proses pengalaman yang telah dilakukan siswa dengan cara mengurutkan kembali yang terjadi pada pembelajaran atau peristiwa dalam pembelajaran kontekstual. Hal ini dilakukan akhir proses pembelajaran berlangsung dengan guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengingat pelajaran yang di pelajarinya. Penilaian autentik Penilaian ini dilakukan dengan proses guru untu mengumpulkan informasi tentang pengembangan hasil belajar siswa dan prestasi dari pembelajaran kontekstual, penilaian autentik tidak hanya pada aspek hasil belajar siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN SIKLUS 1 Pelaksanaan tindakan siklus I yang dlaksanakan pembelajaran MATEMATIKA bilangan bulat. a. Perencanaan Penelitian ini dilakukan di sekolahan SD Masyithih Ngoro dengan melakukan perencanaan tindakan dengan tahap-tahap merancang dan membuat segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan di dalam siklus ini. Beberapa persiapan penelitian terdiri dari; (a) menyusun rencana pembelajran dengan menggunakan metode kontekstul; (b) menyusun lembar kerja dengan pembelajaran yang yelah disiapkan dan dirancang; (c) menyusun lembar evaluasi pembelajran. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan perbaikan siklus I dilaksanakan sebanyak 2 x pertemuan. Pada proses pembelajaran siswa dapat diberikan kesempatan untuk beraktivitas secara aktif dan komunikatif baik dalam kegiatan kerja kelompok atau individu. Berikut adalah rangkaian penelitian yang dilaksanakan pada pembelajaran pada siklus 1: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Menurut Polya (1973) pemecahan masalah merupakan usaha untuk mencari jalan keluar dari suatu kesulitanuntuk mencapai tujuan yang tidak segera dapat tercapai. Sejalan dengan pendapat ini, Hudojo (2001 : 162) suatu pertanyaan akan merupakan masalah hanya jika siswa tidak mempunyai aturan atau hokum tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut. Hudojo (1988:3) matematika berkenan dengan ide-ide atau konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalaran yang digunakan deduktif. Dengan demikian dalam konteks siswa menyelesaikan soal matematika dapat diketahui bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kesanggupan siswa dalam mencari penyelesaian soal matematika yang tidak segera dapat diselesaikan atau belum tampak jelas penyelesaiannya soal matematika memiliki sifat abstrak dan tersusun secara hirarkis. Pertemuan pertama Tindakan kelas siklus I pertemuan (Pertama) dilakukan pada hari Selasa, 17 April 2018 pada jam pelajaran ke-2 ( WIB). Kegiatan awal terdiri dari; (a) guru menyuruh perwakilan salah satu yang membantu memimpin doa sebelum memulai pemnbelajaran berlangsung; (b) guru mengabsen peserta didik yang hadir di pagi hari in; (c) guru memberi tantangan kepada peserta didik untuk tanya jawab tentang bilangan bulat. Kesimpulan : Bilangan positif x bilangan positif = positif Bilangan negatif x bilangan positif =

4 negative Kegiatan inti Pada jam ( WIB) terdiri dari; (a) guru memberikan lembar kerja kepada siswa secara berkelompok; (b) menunjukkan hasil kerja kelompok di depan kelas dan menyimpulkan hasilnya; (c) kegiatan akhir ( ); (a) mengulang rangkuman hasil kerja kelompok diskusi (b) penilaian terakhir. Pertemuan kedua Penelitian tindakan kelas siklus I pertemuan (kedua) dilaksanakan pada hari kamis, 19 April 2018 pada pelajaran MATEMATIKA jam ke-4 ( WIB ) dengan jumlah siswa 30 orang dan strategi yang digunakan juga menggunakan model pembelajaran CTL. Kegiatan Awal Guru dan peneliti mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP, sebelum pembelajaran di mulai guru mempersiapkan siswa dengan duduk yang rapi dan diawali dengan berdoa lalu guru mengabsen kehadiran siswa. Kegiatan Inti Sebagai awal pembelajaran guru menyajikan materi yang pada pertemuan lalu untuk mengetahui seberapa jauh siswa mengetahui materi tentang bilangan bulat. Pada kegiatan penutup Memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan bagian materi mana yang belum di mengerti oleh siswa. Memberikan evaluasi pekerjaan kepada siswa agar guru memahami sejauh mana siswa menerima materi yang disampaikan. C. Hasil Pengamatan Hasil dari penelitian pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 (dua) siklus pembelajaran. Pada siklus pertama, pembelajaran dilaksanakan secara kooperatif yang melibatkan siswa secara langsung untuk mengamati sebuah media yang telah disediakan oleh guru. Berhasilkan hasil dari pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran yang diketahui bahwa siswa terlihat antusias terhadap materi pembelajaran. Namun, pada saat pengerjaan lembar kerja siswa masih tampak sejumlah kesulitan yang dihadapi siswa terutama dari kelompok yang dikategorikan kurang. Tetapi bagi kelompok yang dikategorikan pintar, mereka benar-benar mengerjakan lembar kerja siswa secara bersama-sama. Sejalan dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus satu ini diperoleh data hasil belajar. Data hasil belajar siswa pada siklus satu dapat dilihat pada grafik sebagai berikut Nilai 60Nilai 70Nilai 80Nilai 90 Gambar 1. Histogram Hasil Siklus Ke-1 Berdasarkan grafik di atas diperoleh nilai tertinggi siswa adalah 90, sedangkan nilai terendah adalah 60 dengan nilai rata-rata 72,50. d. Refleksi Pada kegiatan siklus 1 peneliti melakukan refleksi dari observasi tersebut. Pembelajaran MATEMATIKA dengan menggunakan model pembelajaran CTL dapat berjalan dengan baik,meskipun adasedikit kendala proses pembelajran berlangsung. Prestasi belajar peserta didik belum maksima. Siklus 1 mencapai nilai sebesar 90 dan terendah 60. Untuk itu masih banyak yang perlu diperbaiki tindakan kelas menggunakan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning). Pembelajaran

5 kontekstual sangat berpengaruh bagi siswa untuk mningkatkan prestasi belajar. Sementara itu pembelajaran kontekstual memiliki kemampuan penyelesaian untuk memecahkan masalah untuk siswa SD. SARAN Kepada guru mata pelajaran Matematika agar mempertimbangkan saat pemberian tugas atau materi dengan menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran salah satunya metode KESIMPULAN Dalam menerapkan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan presatasi belajar siswa materi bilangan bulat dengan kontekstual. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil penelitian, maka saran yang dapat di berikan adalah dalam pembelajaran harusnya tidak menggunakan satu metode dan model saja sehingga pada proses pembelajaran tidak monoton. DAFTAR PUSTAKA Amir, M. F. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Dasar. Peningkatan Kualitas Peserta Didik Melalui implementasi Pembelajaran Abad 21, 2015, Amir, M.F., & Sartika, S.B. (2017). Metodologi Penelitian Dasar Bidang Pendidikan. Sidoarjo: UMSIDA Press. Arikunto, suhartini Peneliti tindakan kelas.jakarta : Bumi Aksara Zuriah, N Penelitian tindakan dalam bidang pendidikan. Malang: PT Remaja Rosda-karya