SKRIPSI. Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Suci Utami NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Suci Utami NIM"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN DENGAN METODE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Suci Utami NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2014 i

2 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN DENGAN METODE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh Suci Utami NIM Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Menyetujui Pembimbing I, Pembimbing II, Drs. H. Bagiya, M.Hum. Drs. H. Khabib Sholeh, M.Pd. NIP NIP Mengetahui Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Drs. H. Bagiya, M.Hum. NIP ii

3 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN DENGAN METODE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh Suci Utami NIM Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo Pada tanggal:16 Agustus 2014 TIM PENGUJI Umi Faizah, M.Pd. NBM (PengujiUtama)... Drs. H. Bagiya, M.Hum. NIP (Penguji I/Pembimbing I)... Drs. H. Khabib Sholeh, M.Pd. NIP (Penguji II/Pembimbing II)... Purworejo, Agustus 2014 Mengetahui Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Drs. H. Hartono, M.M. NIP iii

4 PERNYATAAN Yang bertandatangan di bawah ini: nama : Suci Utami NIM : Program Studi: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan plagiat dari orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuanorang lain yang terdapa tdalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila terbukti bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo, 14 Agustus 2014 Yang membuat pernyataan, Suci Utami iv

5 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO 1. Kepunyaan Allah lah segala urusan yang ada di langit dan di bumi, dan kepada Allah lah dikembalikan urusan (QS Ali Imran: 109). 2. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar (QS Al Ahzab: 70). PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. ayahku Wahidin dan ibuku Siti Thohirotun yang tidak pernah lelah memberiku kasih sayang, pengorbanan, dan doa. 2. kakakku Eka Afrianti dan adikku Satrio Aji Kusumo dan seluruh keluarga besarku yang selalu mendukungku dan memberi semangat untukku. 3. dosenku atas ilmu dan pengetahuan yang berguna untuk kehidupanku. 4. sahabat-sahabatku yang menciptakan rajutan kisah persahabatan indah dan tulus dalam perjalanan hidupku. v

6 PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas VII H SMP Negeri 1 Kuwarsan 2013/2014 yang dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Purworejo. Sungguh banyak kesulitan yang penulis hadapi selama menyusun skripsi ini. Namun, atas bantuan berbagai pihak, khususnya pembimbing, penulis dapat menyelesaikan kesulitan itu. Oleh karena itu, penulis merasa berkewajiban menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak di bawah ini. 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk membuat skripsi. 2. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberi izin dan rekomendasi kepada penulis mengadakan penelitian dan pengumpulan data untuk penyusunan skripsi ini. 3. Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memberikan perhatikan dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. vi

7 4. Drs. H. Bagiya, M.Hum. selaku pembimbing I dan Drs. H. Khabib Sholeh, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dengan penuh kesabaran. 5. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu yang manfaat kepada penulis selama kuliah di Universitas Muhammadiyah Purworejo. 6. Kepala SMP Negeri 1 Kuwarasan yang telah memberi izin penelitian. 7. Semua pihak yang membantu penulis dalam penyusunan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah Swt. Selalu melimpahkan pahala dan balasan yang lebih baik atas segala jasa dan bantuan yang diberikan kepada penulis. Penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesempurnaan untuk itu sumbang saran yang membangun dari pembaca penulis terima dengan senang hati. Mudah-mudah skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bermanfaat bagi usaha peningkatan menulis. Purworejo, 14 Agustus 2014 Suci Utami vii

8 ABSTRAK Suci Utami. Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun dengan Metode Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas VII H SMP Negeri 1 Kuwarasan Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purworejo Penelitian ini bertujuan: (1) penerapan metode NHT dalam pembelajaran menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri I Kuwarasan tahun pelajaran 2013/2014; (2) pengaruh penggunaan metode NHT terhadap aktivitas dan minat dalam pembelajaran menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri I Kuwarasan tahun pelajaran 2013/2014; (3) peningkatan kemampuan menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri I Kuwarasan tahun pelajaran 2013/2014 setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode NHT. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data diperoleh dari teknik tes dan nontes. Teknik tes terdiri atas kemampuan menulis pantun dari tahap prasiklus sampai siklus II. Teknik nontes terdiri atas observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan kuantitatif dan kualitatif. Dalam penyajian hasil analisis data digunakan teknik informal. Hasil penelitian ini (1) penerapan pembelajaran keterampilan menulis pantun menggunakan metode NHT untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dilakukan dalam tiga tahap, yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. Secara umum langkah-langkah pembelajaran menulis pantun metode pembelajaran NHT adalah (a) penomoran, (b) pemberian tugas, (c) berpikir bersama, dan (d) pemberian jawaban; (2) hasil angket tanggapan siswa setelah pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT diketahui jawaban paling dominan setuju, yaitu dengan skor 96,12%; (3) pembelajaran dengan menggunakan metode NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Kuwarasan. Nilai rata-rata prasiklus 58,56, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 68,43 dan pada siklus II meningkat menjadi 78,34. Kata kunci: menulis, pantun, metode NHT (Numbered Heads Together). viii

9 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Persetujuan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan... iii Surat Pernyataan... iv Moto dan Persembahan... v Prakata... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar Tabel... xi Daftar Gambar... xii Daftar Diagram... xiii Daftar Lampiran... xiv BAB I PENDAHULIAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Penegasan Istilah... 4 C. Identifikasi Masalah... 5 D. Batasan Masalah... 5 E. Rumusan Masalah... 5 F. Tujuan Penulisan... 6 G. Manfaat Penulisan... 6 H. Sistematika Skripsi... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS... 9 A. Tinjauan Pustaka... 9 B. Kajian Teoretis Pengertian Menulis Pengertian Pantun a. Ciri-ciri pantun b. Jenis-jenis pantun c. Langkah-langkah Menulis Pantun Pengertian Metode NHT a. Kelebihan Metode NHT b. Kekurangan Metode NHT c. Pembelajaran Menulis Pantun dengan Metode NHT C. Kerangka Berpikir D. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ix

10 B. Subjek Penelitian C. Prosedur Penelitian Tahap Studi Pendahuluan Tahap Persiapan Penelitian Tahap Pelaksanaan Tindakan D. Teknik Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian F. Teknik Analisis Data G. Teknik Penyajian Hasil Analisis BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN DATA A. Penyajian Data B. Pembahasan Data BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Observasi Aktivitas Belajar Siswa Tabel 2 : Teknik Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa Tabel 3 : Rubrik Penilaian Kemampuan Menulis Pantun Tabel 4 : Pedoman Penilain Tabel 5 : Penerapan Pembelajaran Menulis Pantun dengan Metode NHT Tabel 6 : Hasil Observasi Prasiklus Tabel 7 : Hasil Observasi Siklus I Tabel 8 : Hasil Observasi Siklus II Tabel 9 : Hasil Angket Prasiklus Tabel 10 : Hasil Angket I Tabel 11 : Hasil Angket II Tabel 12 : Hasil Skor Siswa pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Tabel 13 : Observasi Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Tabel 14 : Hasil Nilai Rata-rata Prasiklus, Siklus I, dan Siklus Siklus II xi

12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 : Metode Penelitian Arikunto Gambar 2 : Alur Penelitian Gambar 3 : Aktivitas Siswa pada Awal Pembelajaran Prasiklus Gambar 4 : Aktivitas Siswa Menulis Pantun pada Prasiklus Gambar 5 : Aktivitas Siswa pada Awal Pembelajaran Siklus I Gambar 6 : Aktivitas Siswa Menulis Pantun pada Siklus I dengan Menggunakan Metode NHT... Gambar 7 : Aktivitas Siswa Saat Menulis Pantun Secara Individu Gambar 8 : Aktivitas Siswa pada Awal Pembelajaran Siklus II Gambar 9 : Aktivitas Siswa Menulis Pantun pada Siklus II dengan Menggunakan Metode NHT Gambar 10 : Aktivitas Siswa Membacakan Hasil Tulisannya serta Pembahasan Bersama Penulis Gambar 11 : Aktivitas Wawancara Penulis dengan Siswa xii

13 DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 1 : Hasil Peningkatan Menulis Pantun xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Permohonan Izin Penelitian Lampiran 2 : Pemberian Izin Penelitian Lampiran 3 : Surat Keterangan Penelitian Lampiran 4 : Usulan Penelitian Lampiran 5 : Surat Keputusan Dosen Pembimbing Lampiran 6 : Silabus Lampiran 7 : RPP Prasiklus Lampiran 8 : RPP Siklus I Lampiran 9 : RPP Siklus II Lampiran 10 : Daftar Nama Siswa Lampiran 11 : Soal Prasiklus : Lampiran 12 : Soal Siklus I Lampiran 13 : Soal Siklus II Lampiran 14 : Lembar Observasi Prasiklus Lampiran 15 : Lembar Observasi Siklus I Lampiran 16 : Lembar Observasi Siklus II Lampiran 17 : Lembar Angket Prasiklus Lampiran 18 : Lembar Angket Siklus I Lampiran 19 :Lembar Angket Siklus II Lampiran 20 : Daftar Nilai Prasiklus Lampiran 21 : Daftar Nilai Siklus I Lampiran 22 : Daftar Nilai Siklus II Lampiran 23: Hasil Karya Siswa Lampiran 24 : Dokumentasi Foto Lampiran 25 : Kartu Bimbingan Skripsi xiv

15 xv

16 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia meliputi empat komponen, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut selalu berhubungan dengan keterampilan lainnya. Di antara keterampilan tersebut, keterampilan mendengarkan dan keterampilan membaca merupakan keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif (Tarigan, 2008: 1). Menulis salah satu kegiatan yang harus dihadapi siswa dalam proses pembelajaran, terutama untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Melalui kegiatan menulis diharapkan siswa dapat menuangkan ide-ide atau gagasan baik yang bersifat ilmiah maupun imajinatif. Oleh karena itu, sekolah tempat mengenyam pendidikan diharapkan dapat memberikan pembelajaran tentang menulis dengan baik melalui metode yang tepat sehingga potensi dan daya kreativitas siswa dapat tersalurkan. Pembelajaran sastra sebagai salah satu pelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga memiliki keterkaitan dengan pembelajaran menulis. Jam pelajaran sastra yang terbatas mempengaruhi hasil dan nilai yang dicapai siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk semaksimal mungkin meningkatkan hasil belajar siswa. Masalah yang dihadapai sekarang adalah bagaimana pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan yang maksimal untuk pendidikan. Sementara banyak siswa yang merasa takut terhadap pelajaran sastra, siswa beranggapan 1

17 2 bahwa pelajaran sastra merupakan pelajaran yang sulit sehingga siswa kurang termotivasi untuk mempelajarinya. Berdasarkan wawancara penulis dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII H SMP Negeri 1 Kuwarasan, diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis pantun masih kurang. Hal ini terutama disebabkan oleh kurangnya minat siswa dalam belajar sastra. Dunia sastra bagi siswa masih menjadi dunia asing dan hanya dimasuki oleh orang-orang tertentu, serta merupakan dunia yang sulit dijamah dan didalami. Permasalahan lain yang dihadapi oleh siswa diantaranya: 1) siswa sulit mengeluarkan ide-ide/gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan, 2) kehabisan bahan dikarenakan penguasaan kosa kata anak masih teratas, 3) sulit menyusun kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan 4) jarang melakukan pembelajaran dengan model diskusi kelompok. Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran, ditempuhlah berbagai upaya serta digunakanlah berbagai komponen sistem pengajaran. Salah satu komponen sistem itu adalah metode belajar. Ada kalanya seorang pengajar dalam menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu perlu menerapkan metode belajar yang menarik atau tidak membosankan, menantang dan membuat siswa bersemangat mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar siswa akan lebih baik. Sesuai dengan kurikulum pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa SMP kelas VII, kompetensi dasar menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat pantun hanya dua jam pelajaran. Alokasi waktu tersebut sangat terbatas sehingga guru harus dapat menyiasati bagaimana yang harus dilakukan

18 3 agar semua aspek tercapai sesuai target. Guru juga harus mampu menciptakan dan merangsang siswa untuk tertarik dengan pantun yang dibacanya serta termotivasi untuk menulis pantun. Bagi guru, modal dasar dalam proses belajar mengajar adalah menumbuhkan keinginan siswa untuk tertarik dan simpati terhadap pelajaran yang akan dipelajari. Untuk meningkatkan kemampuan menulis pantun perlu dicari sebuah solusi berupa metode pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan adalah metode NHT (Numbered Heads Together). Metode pembelajaran NHT adalah sebuah tipe pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993). Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa, yaitu mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. Metode pembelajaran NHT merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan pada struktur khusus dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba membahas masalah Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun dengan Metode NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas VII H SMP Negeri 1 Kuwarasan Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagai judul skripsi. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran untuk menunjang keberhasilan pembelajaran sastra khususnya menulis pantun.

19 4 B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan pemahaman pengertian judul penelitian, penulis berusaha menegaskan kembali istilah-istilah berikut ini. 1. Peningkatan adalah proses, cara, pembuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb.) (Depdiknas, 2013: 1470). 2. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Depdiknas, 2013: 869). 3. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orangorang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu (Tarigan, 2008: 22). 4. Pantun adalah puisi asli Indonesia (Waluyo, 2010: 10). 5. Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Depdiknas, 2013: 910). 6. NHT (Numbered Heads Together) adalah metode pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membangkitkan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (Huda, 2013: 138). Berdasarkan penegasan istilah di atas, maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan tahun pembelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT.

20 5 C. Identifikasi Masalah Pembelajaran menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan tahun pelajaran 2013/2014 perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan oleh munculnya permasalahan kurang mampunya sebagian besar siswa dalam menulis pantun. Permasalahan yang berasal dari siswa adalah rendahnya minat siswa dalam menulis pantun. Kesulitan yang dihadapi siswa ditandai dengan beberapa hal seperti siswa sulit mengeluarkan ide-ide/gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan, penguasaan kosa kata anak masih terbatas, tidak tahu bagaimana memulai menuliskan sebuah pantun, dan sulit menyusun kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. D. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang, penegasan istilah, dan identifikasi masalah, muncul permasalahan yang bervariasi. Untuk membatasi masalah agar penelitian lebih fokus, penulis memfokuskan masalah pada peningkatan kemampuan menulis pantun dengan NHT pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan. E. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi, dan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut. 1. Bagaimanakah penerapan metode NHT dalam pembelajaran menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan tahun pelajaran 2013/2014?

21 6 2. Bagaimanakah pengaruh penggunaan metode NHT terhadap aktivitas dan minat dalam pembelajaran menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan tahun pelajaran 2013/2014? 3. Bagaimanakah kemampuan menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan tahun pelajaran 2013/2014 setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode NHT? F. Tujuan Penulisan Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1. penerapan metode NHT dalam pembelajaran menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan tahun ajaran 2013/ 2014; 2. pengaruh penggunaan metode NHT terhadap aktivitas dan minat dalam pembelajaran menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan tahun pelajaran 2013/2014; 3. kemampuan menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan tahun pelajaran 2013/2014 setelah mendapatkan pembelajaran dengan metodenht. G. Manfaat Penulisan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mendukung teori-teori yang sudah ada, khususnya teori menulis dan pembelajaran serta dapat memperkaya khazanah ilmu pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

22 7 Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi guru, siswa dan penyelenggara pendidikan. Bagi guru, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberi alternatif model pembelajaran dan sistem penilaian dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya kompetensi dasar menulis pantun. Bagi siswa, penelitian ini bemanfaat untuk membantu pencapaian indikator kompetensi dasar menulis pantun, sedangkan bagi penyelenggara pendidikan, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas atau mutu sekolah. H. Sistematika Skripsi Sistematika skripsi ini terbagike dalam empat bagian, yaitu halaman sampul depan, bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. 1. Halaman Sampul Depan Berisi judul skripsi, maksud skripsi, lambang UMP, identitas penulis, identitas program studi dan fakultas, dan tahun penulisan skripsi. 2. Bagian Awal Berisi halaman judul, persetujuan, pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran. 3. Bagian Isi Bab I memuat pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, batasan masalah,rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. Latar belakang berisi ulasan tentang kurangnya kemampuan menulis pantun, penegasan istilah menjelaskan tentang istilah-istilah dalam penulisan judul penelitian. Rumusan

23 8 masalah berisi tentang masalah yang dibahas dalam penelitian. Tujuan penelitian menjelaskan tentang tujuan yang ingin dicapai dan manfaat penelitian ini. Bab II berisi tinjauan pustaka, kajian teoretis, kerangka berpikir, dan hipotesis. Tinjauan pustaka pada dasarnya merupakan kajian secara kritis terhadap kajian terdahulu. Kajian teori mencakup pengertian menulis,pengertian pantun, jenis-jenis pantun, dan metode pembelajaran dengannht. Bab III memuat metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan teknik penyajian data. Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang konsep pokok penelitian tindak kelas. Bab IV berisi penyajian dan pembahasan data hasil penelitian. Dalam bab ini, penulis membahas hasil penelitian dan pembahasan tentang Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun dengan Metode NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan Tahun Pelajaran 2013/2014. Bab terakhir adalah Bab V berisi penutup yang terdiri atas simpulan dan saran hasil penelitian. Simpulan berisi tentang garis besar tentang pembahasan dari bab I sampai bab V, sedangkan saran berisi tentang saran-saran penulis untuk kemajuan pembelajaran menulis, khususnya menulis pantun. 4. Bagian Akhir Berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

24 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS A. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang menulis telah banyak dilakukan. Penelitian tersebut antara lain penelitian keterampilan menulis deskriptif, puisi, dan cerpen. Penelitian mengenai keterampilan menulis banyak dilakukan dengan menawarkan metode, media pembelajaran, model pembelajaran yang bermacam-macam sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa. Namun, penelitian mengenai keterampilan menulis pantun masih terbatas. Oleh karena itu, peneliti menganggap perlu untuk melakukan penelitian keterampilan menulis pantun. Ada beberapa peneliti terdahulu yang relevan dengan peneliti ini dan dapat dijadikan sebagai kajian pustaka, antara lain: Nur Adi Ningsih (2012), Cucu Suhayat (2012), dan Teguh Rosandi (2013). Penelitian Ningsih (2012) berjudul Peningkatan Menulis Puisi Menggunakan Metode Field Trip pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2014.Ningsih mencoba menggunakan metode field trip sebagai upaya peningkatan kemampuan keterampilan menulis puisi. Hasil penelitian tersebut adalah penggunaan metode field trip terbukti mampu membantu siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai rata-rata yang mengalami peningkatan, yaitu pada nilai rata-rata pretes memperoleh 54,79, nilai rata-rata pada siklus I sebesar 70,47, dan pada siklus II 9

25 10 nilai rata-ratanya 78,96. Dengan demikian, peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 15,68 dan peningkatan dari siklus I ke II sebesar 8,49. Ada persamaan dan perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan oleh Ningsih dengan yang dilakukan oleh penulis. Persamaannya adalah samasama meneliti tentang peningkatan menulis sastra, sedangkan perbedaannya adalah model pembelajarannya. Ningsih menggunakan metode field trip, sedangkan penulis menggunakan metodenht. Suhayat (2012) melakukan penelitian mengenai penggunaan teknik bertukar pasangan dalam pembelajaran menulis pantun dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Pantun melalui Pembelajaran Menulis dengan Menggunakan Teknik Pembelajaran Bertukar Pasangan pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Cineam Tahun Ajaran Hasil dari penelitian tersebut adalah penggunaan teknik bertukar pasangan terbukti mampu membantu siswa dalam pembelajaran menulis pantun. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam menulis pantun. Penelitian yang dilakukan oleh Suhayat memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu sama-sama meneliti kemampuan menulis pantun. Perbedaannya, penulis menggunakan metodenht, sedangkan Cucu Suhayat menggunakan teknik bertukar pasangan. Rosandi melakukan penelitian tentang Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Pantun melalui Pembelajaran Menulis dengan Menggunakan Model Pembelajaran Galeri pada Siswa Kelas VII SMP 14 Tasikmalaya Tahun Ajaran Dalam penelitian tersebut ditunjukkan bahwa ada peningkatan hasil menulis pantun pada siswa. Hal tersebut ditunjukkan

26 11 dengan adanya peningkatan hasil tes menulis pantun dari siklus I 66,50 ke siklus II 83,55. Ada persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Rosandi dengan yang dilakukan oleh penulis. Persamaannya adalah sama-sama melakukan penelitian mengenai peningkatan menulis pantun pada siswa kelas VII, sedangkan perbedaannya adalah model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Model pembelajaran yang digunakan Rosandi adalah model pembelajaran galeri, sedangkan yang digunakan oleh penulis adalah metode NHT. B. Kajian Teoretis Dalam landasan teori ini, penulis menguraikan teori-teori yang diungkapkan para ahli dari berbagai sumber yang mendukung penelitian. Landasan teori tersebut terdiri atas teori pengertianmenulis, pengertian pantun, jenis-jenis pantun, dan metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together). 1. Pengertian Menulis Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan dalam proses komunikasi secara tertulis atau tidak langsung dengan orang lain. Kesempatan menulis akan diperoleh siswa, yaitu dengan melalui proses latihan. Semakin sering latihan maka semakin besar peluang untuk dapat menulis. Menulis juga diartikan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 2008: 22).

27 12 Menulis dapat didefinisikan sebagai kegiatan menyampaikan pesan atau kominikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Kristiantari, 2013: 99). Menulis merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memonitor cara berpikir manusia. Dari pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa menulis adalah suatu proses mengungkapkan pikiran, perasaan, gagasan melalui bahasa tulis yang dapat dipahami oleh seseorang. 2. Pengertian Pantun Pantun merupakan karya sastra Melayu yang sampai sekarang masih dikembangkan. Kata pantun mempunyai arti ucapan yang teratur, pengarahan yang mendidik. Pantun juga dapat berarti sindiran, zaman dahulu pantun digunakan sebagai bahasa pengantar atau bahasa pergaulan. Pantun dikenal diberbagai daerah, tetapi dengan nama yang berbeda. Di Jawa Tengah dikenal dengan parikan, di Toraja dikenal bolingoni, di Surabaya lundruk, di Banjarmasin tirik dan ahui, gandrung di Banyuwangi, dan Makasar kelong-kelong. Selain merupakan ungkapan perasaan, pantun juga digunakan untuk menghibur orang (Afandi, 2009: 5). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan. Namun, sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Dalam masyarakat lama pantun menjadi kepandaian bersama yang tidak diketahui pengarangnya (anonim), disampaikan secara lisan sehingga tersebar di kalangan rakyat, dipergunakan dalam pergaulan sehari-hari. Pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang sangat dikenal dalam bahasa nusantara, dalam bahasa Sunda misalnya pantun dikenal sebagai

28 13 paparikan, dan dalam bahasa Jawa pantun dikenal sebagai parikan (Shira, 2010: 10). Paparikan adalah salah satu jenis puisi Sunda, yaitu suatu puisi yang dibangun oleh sampiran dan diikuti oleh isi. Dalam khasanah bahasa Jawa kata pantun lebih dikenal dengan istilah parikan. Pada dasarnya, kaidah pantun tidak jauh berbeda dengan parikan. Pantun menggunakan bahasa Indonesia, sedangkan parikan menggunakan bahasa Jawa. Parikan sendiri juga ada yang terdiri dari dua dan empat baris. Rima parikan pun sama dengan pantun, yaitu a-b-a-b. Pantun adalah puisi asli Indonesia. Pantun terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Sampiran merupakan dua baris pantun yang memiliki saran bunyi untuk menuju isi. Hubungan antara sampiran dan isi hanyalah hubungan dalam hal saran dan bunyi itu. Dua baris pantun yang menjadi sampiran saling berhubungan (Waluyo, 2010: 9). Pantun menyembunyikan penciptanya, dengan kata lain pantun adalah karya sastra bersifat anonim. Sifat anonim itu menyebabkan aturan-aturan yang dapat dijadikan kriteria penilaian segi estetika pantun cukup kuat. Para pencipta pantun tidak dapat menunjukkan kreativitasnya sendiri karena sudah ditetapkan aturan-aturan baik dalam struktur kebahasaan maupun dalam struktur maknanya (Waluyo, 2010: 10). Pantun merupakan peninggalan masyarakat Melayu yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Sampai saat ini tidak diketahui siapa orang yang pertama mengarang atau membuat pantun, kapan dan dimana di buatnya. Cara penyebaran pantun adalah dari mulut ke mulut. Orang-orang pada zaman dahulu menggunakan pantun untuk berbagai tujuan, misalnya untuk menasihati, untuk

29 14 mencurahkan kasih sayang, mengajarkan budi pekerti dan moral atau untuk hiburan semata. Oleh karena itu, pantun disebut karya sastra bersifat anonim. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa pantun adalah sebuah puisi lama asli Indonesia yang terikat oleh syarat-syarat tertentu (jumlah baris, suku kata, persajakan, dan isi). a. Ciri-ciri Pantun Menurut Sugiarto (2013: 8), ciri-ciri sebuah pantun, antara lain: (1) setiap bait terdiri atas empat baris, (2) banyaknya suku kata tiap bait sama atau hampir sama (biasanya 8-12 suku kata), (3) bersajak ab-ab, (4) larik pertama dan kedua disebut sampiran, sedangkan larik ketiga dan keempat disebut isi pantun (makna, tujuan, dan tema pantun). Larik sampiran ini mengandung tenaga pengimbau bagi pendengar atau pembaca untuk segera mendengar atau membaca larik ketiga dan keempat. 1. Setiap bait terdiri atas empat baris Pantun terdiri atas empat baris dan dari empat baris tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Dalam pantun, baris pertama biasanya cenderung berhubungan dengan alam, sedangkan baris kedua lebih bebas dan tidak terikat dengan baris pertama. Baris kedua biasanya dipilih guna menyampaikan maksud dan menyelesaikan rima. Dua baris terakhir merupakan isi pantun. Pantun telah mengalami berbagai macam perkembangan hingga tercipta bentukan baru dari pantun, seperti karmina dan talibun. Karmina merupakan bentukan atau versi baru dari pantun yang lebih ringkas karena hanya terdiri atas

30 15 dua baris, sedangkan talibun adalah versi panjang dari pantun yang terdiri atas enam baris atau lebih. 2. Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata Pantun adalah karya sastra yang hampir sama dengan syair. Salah satu kesamaan pantun dengan syair, yaitu setiap barisnya terdiri atas 8-12 suku kata. 3. Bersajak a-b-a-b Pantun memiliki ciri khas, yaitu memiliki persamaan bunyi yang disebut rima dan bersajak a-b-a-b, memiliki keindahan bahasa dan penuh makna serta penulisannya berbentuk bait. Dalam membuat pantun tidak boleh menggunakan sajak a-a-a-a, a-b-b-a, a-a-b-b, dan lain-lain. Apabila menggunakannya, pantun tersebut sudah bukan pantun lagi. Hanya menjadi puisi biasa. 4. Larik pertama dan kedua disebut sampiran dan larik ketiga dan keempat disebut isi Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris awal pada pantun yang berfungsi sebagai pengantar rima, sedangkan isi adalah dua baris terakhir yang merupakan tujuan pantun tersebut. b. Jenis-jenis Pantun Pantun dapat dibedakan berdasarkan isi dan bentuknya. Berdasarkan isinya pantun terdiri atas pantun anak-anak, pantun muda, pantun tua, pantun

31 16 jenaka, dan pantun teka-teki. Bentuk-bentuk pantun juga bermacam-macam, yaitu pantun biasa, pantun berkait, talibun, dan pantun kilat (karmina). 1) Berdasarkan isinya Berdasarkan isinya, Rizkiy (2010: 8) membedakan pantun terdiri atas pantun anak-anak, pantun muda, pantun tua, pantun jenaka, dan pantun teka teki. Jenis-jenis pantun tersebut akan diuraikan sebagai berikut. a) Pantun Anak-anak Pantun anak-anak menggambarkan dunia anak-anak yang biasanya berisi rasa senang dan sedih. Oleh karena itu, jenis pantun anak dibagi dua, yaitu pantun bersukacita dan pantun berdukacita. Pantun bersukacita adalah pantun yang mengungkapkan perasaan sukacita orang tersebut, sedangkan pantun berdukacita adalah pantun yang mengungkapkan kesedihan seseorang. Pantun bersuka cita biasanya dilontarkan dalam situasi yang sukacita dan dituturkan agar orang yang mendengarnya ikut merasakan sukacitanya. b) Pantun Muda Pantun muda berisi kehidupan remaja/dewasa. Tema cinta sangat dominan dalam pantun muda. Pantun muda dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu pantun dagang/nasib, pantun perkenalan, pantun berkasih-kasih, dan pantun perceraian atau perpisahan. Pantun muda (pantun cinta kasih), digunakan untuk bersilat lidah dalam memadu cinta. Pantun dagang/nasib adalah pantun yang merupakan rangkaian kata-kata yang merefleksikan nasib atau keadaan seseorang. Pantun ini biasanya

32 17 dinyanyikan/dibacakan oleh orang-orang yang berada di perantauan jika mereka ingat akan kampung halamannya atau nasibnya yang tidak seberuntung temannya. c) Pantun Tua Pantun orang tua berisi pendidikan dan ajaran agama, pantun jenis ini dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain: pantun nasihat, pantun agama, dan pantun adat. Pantun orang tua dipakai dalam pertemuan adat sebagai selingan penegas dalam berdialog atau berdebat. Selain itu, pantun orang tua juga digunakan sebagai kias atau ibarat ketika orang tua menasihati anak/cucunya. Pantun nasihat merupakan rangkaian kata-kata yang memiliki makna mengarahkan atau menegur seseorang untuk menjadi lebih baik. Pantun nasihat ini memiliki fungsi yang sangat bagus untuk membuat sikap, sifat dan perilaku seseorang menjadi lebih paham dan mengerti. d) Pantun Jenaka Pantun jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengarnya dan terkadang digunakan sebagai cara untuk menyindir dalam suasana penuh keakraban agar tidak mudah tersinggung. e) Pantun Teka-teki Pantun teka-teki adalah pantun yang biasanya diakhiri dengan pertanyaan dan pada umumnya pantun teka-teki ini digunakan untuk bermain tebak-tebakan.

33 18 2) Berdasarkan Bentuk atau Jumlah Barisnya Menurut Rizkiy (2010: 8) berdasarkan bentuk dan jumlah barisnya pantun dibedakan menjadi beberapa jenis,yaitu pantun biasa, pantun karmina/kilat, pantun berkait atau selokadan pantun talibun. a) Pantun Biasa Pantun biasa adalah pantun yang setiap baitnya terdiri atas empat baris. Tiap-tiap baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata. Sajak akhirnya merupakan sajak silang yang dapat dirumuskan ab ab. Baris kesatu dan kedua disebut sampiran dan tidak memiliki hubungan logis dengan baris ketiga dan keempat yang menjadi isi pantun dan disebut maksud. Contoh pantun biasa dapat dilihat sebagai berikut. Air dalam bertambah dalam Hujan di hulu belum lagi teduh Hati dendam bertambah dendam Dendam dahulu belum lagi sembuh b) Pantun Karmina/Kilat Pantun karmina/kilat adalah pantun yang jumlah barisnya lebih singkat, yaitu terdiri atas dua baris. Larik pertama adalah pembuka dan larik selanjutnya merupakan penutup penutup yang disisipi makna yang hendak disampaikan. Pantun karmina dapat dilihat pada contoh berikut ini. Kura-kura dalam perahu Pura-pura tidak tahu

34 19 c) Pantun Berkait/Seloka Pantun berkait adalah pantun yang terdiri atas beberapa bait. Baris kedua dan keempat pada tiap-tiap pantun menjadi baris kesatu dan ketiga pantun berikutnya. Demikianlah pantun yang satu terikat oleh pantun yang lain sehingga merupakan rangkaian pantun yang bersambung-sambungan. Untuk memperjelas pantun berkait dapat dilihat pada contoh berikut ini. Taman melati di ruma-ruma Ubur-ubur sampingan dua Kalau mati kita bersama Satu kubur kita berdua Ubur-ubur sampingan dua Tanam melati bersusun tangkai Satu kubur kita berdua Kalau boleh bersusun bangkai Tanam melati bersusun tangkai Tanam padi satu persatu Kalau boleh bersusun bangkai Daging hancur menjadi satu d) Pantun Talibun Talibun adalah ikatan sejenis pantun yang jumlah baris tiap-tiap baitnya lebih dari empat barisa dan jumlah barisnya selalu genap. Tiap-tiap barisnya terdiri atas atas delapan sampai dua belas suku kata. Separo dari jumlah baris bagian atas merupakan sampiran, separo bagian bawah merupakan maksud. Sajak akhirnya, secara vertikal dapat dirumuskan abc abc, abcd abcd, dan seterusnya. Contoh pantun talibun dapat dilihat di bawah ini. Siapa berlangsir ke tepian Jangan dahulu balik pulang Rusa terdampar dalam lembah

35 20 Ekornya hitam kena kera Kakanda berlayar ke lautan Banyak memetik bunga kembang Adinda tinggal tengah rumah Tidur bertilam air mata c. Langkah-langkah Menulis Pantun Secara garis besar Sugiarto (2013: 8) membagi langkah-langkah dalam menulis pantun menjadi tiga, yaitu 1) menentukan tema, 2) mengumpulkan kosakata yang berkaitan dengan tema yang telah ditentukan, dan 3) teknis penulisan. 1. Tentukan topik atau tema pantun terlebih dahulu Dalam menulis pantun, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tema. Tema pantun ini berkaitan dengan jenis pantun yang akan ditulis. Jika, hal tersebut sudah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu, mengumpulkan kosakata yang berkaitan dengan jenis dan tema pantun yang akan ditulis. 2. Pilih jenis pantun yang akan dibuat Disadari atau tidak, setiap jenis dan tema tertentu dalam sebuah pantun akan mempunyai kecenderungan memakai kata-kata tertentu. Kata-kata yang digunakan dalam pantun agama biasanya akan berbeda dengan kata-kata yang sering dipakai dalam pantun percintaan, maupun pantun bersukacita.

36 21 3. Teknis Penulisan Setelah menentukan tema dan mengumpulkan kosakata yang berkaitan dengan tema, langkah selanjutnya, yaitu teknis penulisan pantun. Berikut teknis penulisan pantun langkah demi langkah. a. Cari kata terakhir isi (baris ketiga dan keempat) dan sesuaikan dengan tema. Mengingat persajakan pantun yang dibuat adalah a-b-a-b, maka kedua kata tersebut harus berbeda, terutama dalam hal suku kata terakhir. (baris 1) (baris 2) elok (baris 3) belajar (baris 4) b. Buat kalimat dengan kata-kata tersebut. Lakukan seperti menyusun kalimat biasa. Namun, kali ini harus memperhatikan syarat pantun (terdiri dari 8-12 suku kata). (baris 1) (baris 2) Pantun ini memang tak elok (baris 3) Lantaran saya masih belajar (baris 4) c. Cari kata terakhir sampiran (baris pertama dan kedua). Kata tersebut menjadi kata terakhir dalam kalimat yang dibuat. Sesuai dengan syarat persajakan sebuah pantun (a-b-a-b), syarat mutlak untuk kedua kata tersebut adalah harus sesuai persajakannya dengan kata terakhir baris ketiga dan keempat. Kata terakhir baris pertama harus mengacu pada kata terakhir baris ketiga,

37 22 sedangkan kata terakhir baris kedua harus mengacu pada kata terakhir baris keempat. songkok (baris 1) ujar (baris 2) Pantun ini memang tak elok (baris 3) Lantaran saya masih belajar (baris 4) d. Buat kalimat dengan kata-kata tersebut (songkok dan ujar). Dengan demikian, jadilah pantun seperti berikut ini. Pergi ke surau pakailah songkok (baris 1) Begitu ustad selalu berujar (baris 2) Pantun ini memang tak elok (baris 3) Lantaran saya masih belajar (baris 4) e. Periksa kembali pantun yang sudah dibuat. 3. Pengertian Metode NHT (Numbered Heads Together) Metode NHT (Numbered Heads Together) atau penomoran berpikir bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Heads Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagan (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut. Metode ini bisa digunakan dalam semua pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak.

38 23 Metode NHT adalah metode pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membangkitkan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (Huda, 2013: 138). NHT pada dasarnya adalah sebuah varian dari Group Discussion, pembelokannya yaitu pada hanya ada satu siswa yang mewakili kelompoknya tetapi tidak sebelumnya tidak tahu siapa yang akan menjadi wakil kelompok tersebut (Slavin, 2005: 256). Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa metode NHT dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. Dari kerja sama tersebut siswa dapat melakukan proses pembelajaran dengan aktif dan dapat melakukan diskusi serta pertimbangan pendapat yang dikemukakan oleh satu siswa lainnya. Dengan demikian, siswa tersebut dapat memperbaiki karyanya dengan mempertimbangkan kritik dan saran dari siswa lain yang ikut dalam proses pembelajaran tersebut. Kelebihan, kekurangan, dan langkah-langkah pembelajaran menulis, pantun dengan metode NHT akan dipaparkan di bawah ini. a. Kelebihan Metode NHT (Numbered Heads Together) Pembelajaran dengan metode NHT memiliki kelebihan yaitu: 1) memberikan kesempatan pada peserta didik untuk saling sharring ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling benar; 2) meningkatkan semangat kerja sama peserta didik; 3) dapat digunakan untuk semua mata pelajaran; 4) setiap peserta didik menjadi siap dan mempunyai tanggung jawab;

39 24 5) guru lebih mudah memanggil siswa, yaitu dengan nomor siswa. b. KekuranganMetode NHT (Numbered Heads Together) Kekurangan pembelajaran dengan menggunakan metode NHT antara lain: 1) dalam kelompok dimungkinkan banyak peserta didik yang mengobrol dengan temannya; 2) tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru; 3) kemungkinan nomor yang sudah dipanggil, dipanggil lagi oleh guru; 4) suasana kelas menjadi ramai jika guru tidak dapat mengondisikan peserta didik dengan baik. c. Pembelajaran Menulis Pantun dengan Metode NHT (Numbered Heads Together) Langkah-langkah pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT adalah sebagai berikut. 1. Kegiatan Awal Dalam kegiatan awal, aktivitas yang dilakukan penulis selama kegiatan pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT antara lain: a) mengucapkan salam untuk memulai kegiatan pembelajaran; b) mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran; c) mengadakan presensi kelas; d) memberikan penjelasan tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

40 25 2. Kegiatan Inti a) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: 1) bertanya jawab dengan siswa mengenai materi pantun; 2) menjelaskan tentang materi menulis pantun (pengertian pantun, ciri-ciri pantun, jenis-jenis pantun); 3) membacakan contoh pantun pada siswa; 4) menjelaskan tentang metode NHT. b) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: 1) membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok, tiap kelompok beranggotakan 3-4 anak, setiap siswa diberi nomor yang berbeda-beda untuk mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan secara individual; 2) menugasi siswa untuk membuat pantun; 3) siswa menulis pantun dan saling berdiskusi dengan anggota kelompoknya; 4) siswa ditunjuk secara acak berdasarkan penomoran pada masing-masing kelompok untuk membacakan hasil pekerjaannya. c) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: 1) bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui;

41 26 2) bersama siswa bertanya meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 3. Penutup Dalam kegiatan penutup, aktivitas yang dilakukan penulis antara lain: a) merefleksikan kegiatan pembelajaran menulis pantun yang telah dilaksanakan; b) menyuruh siswa untuk mendalami materi pelajaran yang telah diberikan; c) menginformasikan pada siswa kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya; d) mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. C. Kerangka Berpikir Keterampilan menulis pantun siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Kuwarasan Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2013/2014 masih rendah dan belum memenuhi target. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya dari siswa itu sendiri, maupun strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pemilihan strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh besar. Selama ini pembelajaran menulis pantun yang dilakukan oleh guru masih dengan metode ceramah dan pemberian contoh secara lisan. Hal ini menyebabkan siswa tidak memiliki contoh konkret sehingga siswa kesulitan dalam menuangkan idenya dalam bentuk tulisan. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah guru di dalam pembelajaran menulis harus memiliki metode pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik pada pembelajaran menulis itu sendiri. Salah satu metode

42 27 pembelajaran yang cocok diterapkan untuk pembelajaran menulis pantun adalah NHT. Metode NHT merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membangkitkan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, metode ini juga dapat memotivasi siswa untuk siap belajar setiap saat dan siap bila dipanggil guru untuk menunjukkan hasil kerjanya. Dengan demikian, diharapkan penggunaan metode NHT dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun pada siswa. D. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dengan anggapan dasar yang telah diuraikan di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan keterampilan menulis pantun melalui pembelajaran dengan metode NHT pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan tahun pelajaran 2013/2014.

43 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau PTK. PTK bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2008: 3). Penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Wijaya dan Dedi, 2012: 9). PTK ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II. Namun, sebelum melaksanakan siklus I dan siklus II terlebih dahulu penulis melakukan wawancara dengan guru yang bersangkutan mengenai materi yang akan diujikan untuk diteliti. Setelah melakukan wawancara, penulis melakukan observasi pada tahap prasiklus untuk mengetahui hasil menulis pantun siswa tanpa menggunakan metode NHT. Penelitian dilanjutkan dengan melaksanakan siklus I dan II. Siklus I bertujuan untuk mengetahui keterampilan menulis pantun dengan menggunakan metode NHT. Siklus I digunakan sebagai refleksi untuk melakukan siklus II. Hasil dari siklus II bertujuan mengetahui peningkatan keterampilan menulis pantun setelah dilakukan perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan siklus I. 28

44 29 Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut merupakan bagan siklus penelitian tindakan kelas ini. B. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Kuwarasan Kabupaten Kebumen. Kegiatan prasiklus dilaksanakan pada hari Jum at, 9 Mei 2014 pada jam pelajaran ke-4 dan jam pelajaran ke-5. Siklus I dilaksanakan pada hari Jum at, 16 Mei 2014 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5. Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Mei 2014 pada jam pelajaran ke-1 dan ke-2. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 32 siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Kuwarasan Kabupaten Kebumen tahun pembelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak siswa yang belum dapat menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun.

45 30 C. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahapan penelitian dari awal sampai akhir. Alur penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

46 31 IDE AWAL Studi pendahuluan 1. Wawancara dengan guru 2. Pengamatan pembelajaran 3. Tes diagnosis Penetapan metode Numbered Heads Together (NHT) sebagai strategi perbaikan dalam pembelajran menulis Simpulan Berhasil Belum Pelaksanaan tindakan siklus II 1. Perencanaan pembelajaran 2. Pelaksanaan pembelajaran 3. Pengamatan pembelajaran 4. Refleksi siklus II Pelaksanaan tindakan siklus I 1. Perencanaan pembelajaran 2. Pelaksanaan pembelajaran 3. Pengamatan pembelajaran 4. Refleksi siklus I Simpulan Berhasil Persiapan penelitian 1. Penyamaan konsep metode Numbered Heads Together (NHT) antara guru dan penulis 2. Penyusunan format pengamatan untuk siswa 3. Penyusunan format wawancara Pengumpulan data 1. Penetapan instrumen pengumpulan data 2. Penetapan jenis data 3. Penetapan sumber data 4. Penetapan teknik pengumpulan data Analisis data 1. Klasifikasi data 2. Penyajian data 3. Penyimpulan Gambar 2 Alur Penelitian

47 32 Pada penelitian ini, rencana pelaksanaan tindandakan telah penulis tetapkan sesuai dengan prosedur penelitian tersebut. Penelitian dilaksanakan dengan alur sebagai berikut. 1. Tahap Studi Pendahuluan Aktivitas dalam tahap studi pendahuluan meliputi wawancara terhadap guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII, pengamatan pembelajaran, dan tes awal. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia berkedudukan sebagai kolaborator dalam penelitian ini. Pengamatan pembelajaran dilakukan untuk mengetahui secara langsung proses pembelajaran sebelum dikenai metode yang akan penulis gunakan. Tes awal dilakukan untuk memperoleh data awal mengenai kesulitankesulitan siswa dalam menulis pantun. Dari kegiatan wawancara, pengamatan pembelajaran di kelas dan tes awal, penulis berusaha mengoptimalkan kesempatan untuk menjalin hubungan yang lebih komunikatif dengan guru dan siswa. Hal itu bertujuan agar dalam pelaksanaan tahap selanjutnya siswa lebih interaktif dengan penulis. 2. Tahap Persiapan Penelitian Tahap ini berisi aktivitas penyamaan konsep metode NHT antara guru dan penulis, penyusunan format pengamatan, penyusunan perencanaan wawancara. Masing-masing kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut.

48 33 a. Penyamaan Konsep Metode NHT (Numbered Heads Together) antara Guru dengan Penulis Penyamaan konsep dan karakteristik metode NHT antara guru dan penulis mengenai proses pembelajaran dengan metode ini dimaksudkan agar guru juga dapat memahami pengertian, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT. b. Penyusunan Format Pengamatan Lembar pengamatan digunakan untuk memberikan penilaian pada aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Lembar amgket digunakan untuk mengetahui tanggapan/minat siswa terhadap pembelajaran menulis pantun. Siswa dinilai dari aspek perhatian, gairah belajar, keaktifan, dan motivasinya. c. Penyusunan Format Pedoman Wawancara Wawancara dirancang untuk memperoleh data tentang kesulitankesulitan siswa selama kegiatan pembelajaran menulis pantun berlangsung dan digunakan untuk melengkapi hasil pengamatan. Butir-butir pertanyaan yang akan ditanyakan dalam wawancara berisifat situasional. Selama kegiatan penelitian berlangsung, penulis menekankan pada dua aspek penilaian, yaitu penilaian proses dan penilaian produk. Penilaian proses dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa dinilai dari aspek perhatian, gairah belajar, keaktifan, dan motivasinya. Penilaian produk diperoleh dari hasil menulis pantun siswa setelah dilakukan pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT.

49 34 3. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap pelakasanaan tindakan ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I 1) Persiapan dan Perencanaan Tahap perencanaan harus dilakukan dengan matang dan secermat mungkin, agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a) membuat rencana pembelajaran menulis pantun; b) merencanakan sekenario pelaksanaan tindakan kelas siklus I; c) membuat lembar observasi dan angket; d) membuat soal latihan menulis pantun yang diberikan kepada siswa. 2) Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I Kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT pada siklus I meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. a) Kegiatan Awal Dalam kegiatan awal, aktivitas yang dilakukan penulis selama kegiatan pembelajaran menulis pantun pada siklus I antara lain: (1) mengucapkan salam untuk memulai kegiatan pembelajaran; (2) mengondisikan siswa agar siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran; (3) mengadakan presensi kelas;

50 35 (4) memberikan penjelasan tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. b) Kegiatan Inti (1) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: (a) bertanya jawab dengan siswa mengenai materi pantun; (b) menjelaskan tentang materi menulis pantun (pengertian pantuin, ciri-ciri pantun, jenis-jenis pantun); (c) membacakan contoh pantun pada siswa; (d) menjelaskan tentang metode NHT. (2) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: (a) membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok, tiap kelompok beranggotakan 3-4 anak. Setiap siswa diberi nomor yang berbeda-beda untuk mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan secara individual; (b) menugasi setiap kelompok untuk membuat pantun; (c) siswa menulis pantun dan saling berdiskusi dengan anggota kelompoknya; (d) siswa ditunjuk secara acak berdasarkan penomoran pada masing-masing kelompok untuk membacakan hasil pekerjaannya.

51 36 (3) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: (a) bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui; (b) bersama siswa bertanya meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. c) Penutup Dalam kegiatan penutup, aktivitas yang dilakukan penulis antara lain: (1) merefleksikan kegiatan pembelajaran menulis pantun yang telah dilaksanakan; (2) menyuruh siswa untuk mendalami materi pelajaran yang telah diberikan; (3) menginformasikan pada siswa kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya; (4) mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. 3) Pengamatan Data pada Siklus I Penulis melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa pada saat kegiatan pembelajaran menulis pantun berlangsung. Observasi meliputi aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui minat dan perilaku belajar siswa terhadap pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT. Penulis mengamati perilaku belajar siswa selama pembelajaran berlangsung melalui lembar

52 37 observasi. Aspek-aspek yang dinilai meliputi hasil belajar serta perilaku belajar siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran menulis pantun. Selain menggunakan lembar pengamatan, penulis juga menggunakan angket yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dalam pembelajaran menulis pantun. Hasil menulis pantun siswa digunakan sebagai penilaian produk yang akan dinilai sesuai pedoman penilaian menulis pantun. 4) Refleksi pada Siklus I Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran. Seluruh informasi yang telah diperoleh dari hasil pengamatan dan hasil tes menulis pantun dievaluasi untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menuliskan ide-idenya sesuai dengan kreativitas masing-masing siswa. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui kemampuan siswa dalam menulis pantun. Hasil refleksi pada siklus I ini digunakan sebagai bahan masukan dalam menetapkan langkahlangkah pembelajaran pada siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1) Perencanaan Tindakan Siklus II Hasil pembelajaran pada siklus I digunakan sebagai pedoman perencanaan dalam siklus II. Hasil dari siklus II bertujuan mengetahui peningkatan keterampilan menulis pantun setelah dilakukan perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan siklus I. Adapun rencana kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) membuat rencana pembelajaran menulis pantun;

53 38 b) membuat lembar observasi tentang aktivitas siswa dengan menggunakan metode NHT; c) membuat angket pembelajaran menggunakan metode NHT; d) membuat soal latihan menulis pantun yang akan diberikan pada siswa. 2) Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II Kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT pada siklus II meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. a) Kegiatan Awal Dalam kegiatan awal ini, aktivitas yang dilakukan penulis selama kegiatan pembelajaran menulis pantun pada siklus II antara lain: (1) mengucapkan salam untuk memulai kegiatan pembelajaran; (2) mengondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran; (3) mengadakan presensi; (4) memberikan penjelasan tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. b) Kegiatan Inti (1) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: (a) mengulas kembali materi munulis pantun yang telah diberikan dan melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami siswa;

54 39 (b) membacakan contoh pantun pada siswa; (c) menjelaskan tentang metode NHT. (2) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: (a) menyuruh siswa untuk berkumpul dengan anggota kelompok yang telah dibentuk pada siklus I dan membagikan nomor pada masing-masing anggota kelompok. Setiap siswa diberi nomor yang berbeda-beda untuk mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan secara individual; (b) menugaskan setiap siswa untuk membuat pantun; (c) siswa menulis pantun dan saling berdiskusi dengan anggota kelompoknya; (d) siswa ditunjuk secara acak berdasarkan penomoran pada masing-masing kelompok untuk membacakan hasil pekerjaannya. (3) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: (a) bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui; (b) bersama siswa bertanya meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. c) Penutup Dalam kegiatan penutup, aktivitas yang dilakukan penulis antara lain: (1) merefleksikan kegiatan pembelajaran menulis pantun yang telah dilaksanakan;

55 40 (2) membagikan angket refleksi pada siswa; (3) mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. 3) Pengamatan pada Siklus II Pengamatan dilaksanakan pada kegiatan yang telah dilaksanakan, kegiatan-kegiatan tersebut tercemin dalam hasil belajar siswa. Keberhasilan proses terlihat dari aktivitas siswa selama pelajaran berlangsung. Kegiatankegiatan tersebut tercantum dalam lembar pengamatan dan angket. Ketentuan keberhasilan sama seperti pada siklus I, yaitu keberhasilan proses dan keberhasilan produk. 4) Refleksi pada Siklus II Pada tahap refleksi ini, penulis melakukan evaluasi terhadap seluruh hasil penilaian berdasarkan instrumen tes dan nontes. Penulis diharapkan telah dapat membuat simpulan tentang pelaksanaan pembelajaran. Dalam tahap refleksi ini, peneliti juga diharapkan dapat mengetahui jawaban tentang peningkatan hasil belajar dan perubahan perilaku belajar siswa terhadap pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT. D. Teknik Pengumpulan Data Arikunto (2010: 127) mengemukakan bahwa pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas, baik data kualitatif maupun data kuantitatif dimanfaatkan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi pada kinerja guru, hasil prestasi siswa, perubahan kinerja siswa, dan perubahan suasana kelas.

56 41 Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes. 1. Teknik Tes Tes adalah salah satu bentuk pengukuran, dan tes hanyalah merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi (kompetensi, pengetahuan, keterampilan) tentang peserta didik (Nurgiyantoro, 2010: 105). Teknik tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu siklus I dan siklus II. Tes diberikan pada saat pembelajaran menulis pantun berlangsung. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan menulis pantun siswa yang berupa tes tertulis. Hasil tes pada siklus I dianalisis. Dari analisis tersebut dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang dijadikan sebagai bekal untuk tes pada siklus II. 2. Teknik Nontes Teknik nontes adalah penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik atau peserta tes tanpa melalui tes dengan alat tes (Nurgiyantoro, 2010: 90). Data nontes ini digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku belajar siswa dalam proses pembelajaran. Teknik nontes ini dilakukan oleh penulis untuk mengetahui keadaan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi pada teknik nontes. a. Obsevasi Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersususn dari berbagai proses biologis dan pikiran. Dua diantaranya yang paling penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2011: 145).

57 42 Teknik observasi dilakukan oleh penulis pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi ini berupa pengamatan terhadap ketertarikan dan keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Untuk lebih memudahkan dan mengefektifkan pelaksanaan observasi, penulis mengamati keadaan siswa dengan memberikan tanda check ( ) pada lembar observasi. Pelaksanaan observasi dalam penelitian ini dibantu oleh guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Kisi-kisi lembar observasi tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 1 Observasi Aktivitas Belajar Siswa No Uraian SB B K SK 1 Keseriusan siswa selama mengikuti pelajaran 2 Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran 3 Keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan 4 Sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran 5 Perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru Keterangan: SB : Sangat Baik K : Kurang B : Baik SK : Sangat Kurang

58 43 Tabel 2 Teknik Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pilihan Jawaban Skor Sangat Baik 4 Baik 3 Kurang 2 Sangat Kurang 1 b. Angket Kuesioner (Questionnaire) atau angket, merupakan serangkaian (daftar) pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada peserta didik (dalam penelitian: responden) mengenai masalah-masalah tertentu, yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari peserta didik (responden) tersebut (Nurgiyantoro, 2010: 91).Dalam penelitian ini angket digunakan untuk melihat kesan dan sikap siswa dalam pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT. Angket dibedakan menjadi dua, yaitu angket berstruktur (angket tertutup) dan angket tidak berstruktur (angket terbuka). Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dengan cara memberikan tanda checklist. c. Wawancara Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalaui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2013: 317). Teknik wawancara penulis gunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan kemampuan

59 44 siswa dalam menulis pantun dengan menggunakan metode NHT. Wawancara dilakukan penulis terhadap siswa yang hasil tesnya berkatagori tinggi, sedang, dan kurang. Wawancara dilaksanakan di luar jam pelajaran. Pedoman wawancara yang digunakan adalah berupa minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, pendapat siswa tentang pembelajaran dengan metodenht, kemudahan dan kesulitan selama mengikuti pembelajaran, manfaat pembelajaran yang telah berlangsung. d. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang atau tulisan. Dalam pengertian yang lebih luas, dokumentasi bukan hanya berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa benda-benda prasasti dan simbol (Arikunto, 2010: 202). Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi aktivitas pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT, yaitu kegiatan awal pembelajaran, kegiatan penjelasan materi oleh penulis, kegiatan membaca dan memahami pantun, kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT yang didokumentasikan dalam bentuk foto. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa tes dan nontes.

60 45 1. Instrumen Tes Bentuk instrumen penelitian yang berupa tes digunakan untuk menggungkapkan data kemampuan menulis pantun. Bentuk instrumen ini adalah menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Aspek yang dinilai dalam tes menulis pantun, yaitu (a) ketepatan syarat-syarat pantun, (b) kesesuaian isi pantun dengan tema pantun, (c) pilihan kata atau diksi, dan (d) penulisan ejaan. Penilaian tes menulis pantun dapat dilihat pada tabel rubrik penilaian menulis pantun sebagai berikut. Tabel 3 Rubrik Penilaian Kemampuan Menulis Pantun No Aspek Penilaian 1 Ketepatan syarat-syarat pantun a. Ketepatan syarat-syarat pantun sangat tepat b. Ketepatan syarat-syarat pantun tepat c. Ketepatan syarat-syarat pantun cukup tepat d. Ketepatan syarat-syarat pantun kurang tepat 2 Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun a. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun sangat tepat b. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun tepat c. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun cukup d. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun kurang 3 Pilihan kata atau diksi a. Pilihan kata atau diksi sangat tepat b. Pilihan kata atau diksi tepat c. Pilihan kata atau diksi cukup d. Pilihan kata atau diksi kurang 4 Penulisan ejaan a. Penulisan ejaan sangat tepat b. Penulisan ejaan tepat c. Penulisan ejaan cukup d. Penulisan ejaan kurang Rentang Skor Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang

61 46 Berdasarkan pedoman penilaian menulis pantun di atas dapat diketahui kemampuan siswa dalam menulis pantun berhasil sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Siswa yang berhasil dengan sangat baik adalah siswa yang memperoleh nilai , baik dengan nilai 70-84, cukup dengan nilai 60-69, dan kurang dengan nilai Tabel 4 Pedoman Penilaian No Kategori Rentang Skor Sangat baik Baik Cukup baik Kurang Instrumen Nontes Bentuk instrumen nontes digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku belajar serta tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang dilakukan selama mengikuti pembelajaran menulis pantun dengan metodenht. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk instrumen nontes yang terdiri atas observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. a. Observasi Pedoman observasi digunakan untuk mengamati keadaan, respon, sikap, dan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis pantun. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini juga digunakan untuk memperoleh data mengenai perubahan perilaku belajar siswa dalam pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT.

62 47 b. Angket ` Arikunto (2009: 194) mendefinisikan angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi. Angket merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak langsung. Indikator angket dikembangkan untuk permasalahan yang ingin digali, yaitu upaya peningkatan kemampuan menulis pantun. Angket diberikan kepada seluruh siswa kelas VII H yang dikenai tindakan untuk mendapatkan informasi seputar menulis pantun. c. Wawancara Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pembelajaran sastra khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT. Wawancara dilaksanakan di luar jam pelajaran. Wawancara ini dilakukan pada siswa yang berkategori sangat baik, cukup, dan kurang dalam hasil belajarnya. Dalam penelitian ini, pertanyaan yang diajukan melalui wawancara antara lain kesulitan yang dialami siswa selama pembelajaran menulis pantun, tanggapan siswa mengenai cara pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti, dan saran siswa terhadap pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT. d. Dokumentasi Arikunto (2009: 231) mengemukakan bahwa metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, dan lain-lain. Dokumentasi ini sengaja dipilih untuk memperkuat hasil penelitian data nontes.

63 48 Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto. Pengambilan data dengan dokumentasi foto digunakan untuk memperoleh gambaran secara visual tentang pembelajaran yang dilakukan. Pengambilan gambar dalam proses pembelajaran menulis pantun dapat dijadikan gambaran perilaku belajar siswa dalam penelitian pada siklus I dan siklus II. F. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukukan dengan dua cara, yaitu teknik kuantitatif dan kualitatif. 1. Teknik Kuantitatif Teknik kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi untuk metode penelitian. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2013: 13). Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dengan tujuan mengetahui sejauh mana kemampuan menulis pantun siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT. Penulis melakukan penilaian dan membuat rata-rata nilai dalam bentuk presentase. 2. Teknik Kualitatif Teknik kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis menulis pantun dengan metode NHT. Teknik kualitatif digunakan untuk memperoleh data yang mendalam, suatu data

64 49 yang mengandung makna (Sugiyono, 2012: 15). Untuk medapatkan data nontes penulis melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data hasil analisis siklus I dan siklus II dibandingkan untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui peningkatan perubahan perilaku siswa. G. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Hasil penelitian disajikan secara informal. Teknik penyajian hasil secara informal adalah perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa tanpa menggunakan data dan lambang (Sudaryanto, 1993: 145). Jadi, dalam menyajikan hasil penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun dengan metode NHT pada siswa kelas VII SMP Negeri I Kuwarasan tahun pelajaran 2013/2014, penulis tidak menggunakan tanda-tanda atau lambang-lambang. Data disajikan menggunakan kata-kata biasa.

65 50 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN HASIL PENELITIAN Pada bab IV, penulis membahas penyajian data dan pembahasan hasil penelitian. A. Penyajian Data Ada tiga data yang disajikan pada bab ini, yaitu (1) penerapan metode NHT (Numbered Heads Together) dalam pembelajaran menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri I Kuwarasan, (2) pengaruh penggunaan metode NHT (Numbered Heads Together) terhadap aktivitas dan minat dalam pembelajaran menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri I Kuwarasan, dan (3) peningkatan kemampuan menulis pantun siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Kuwarasan setelah menggunakan metode NHT (Numbered Heads Together). 1. Penerapan Metode NHT (Numbered Heads Together) dalam Pembelajaran Menulis Pantun pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Kuwarasan Penerapan pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan terdapat tiga tahapan, yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. 50

66 51 Tabel 5 Penerapan Pembelajaran Menulis Pantun dengan Metode NHT (Numbered Heads Together) Tahap Penelitian Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi Prasiklus 1. Menentukan jadwal penelitian 2. Penentukan pembatasan materi yang diajarkan 3. Menyusun RPP 4. Menyiapkan materi yang berkaitan dengan pantun 5. Menyiapkan sumber belajar yang akan digunakan 6. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar pengamatan (observasi) dan lembar angket (kuesinoner) 7. Menyiapkan lembar tes menulis pantun 1. Penulis menjelaskan materi tentang pantun 2. Penulis dan siswa bertanya jawab mengenai pantun 3. Siswa diberi tugas untuk menulis pantun 1. Penulis melakukan pengamatan pada proses pembelajaran 2. Observasi dilakukan dengan mengisi lembar observasi dan angket (kuesinoer) 1. Penulis melakukan analisis dan memaknai hasil perlakuan pada prasiklus 2. Penulis berusaha mengidentifikasi permasalahan yang ada pada diri siswa dalam menulis pantun Siklus I 1. Peneliti bersama guru mengidentifikasi permasalahan yang ada pada diri siswa dalam menulis pantun 2. Menyusun RPP 3. Menyiapkan materi menulis pantun 4. Menyiapkan lembar tes menulis pantun 5. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar pengamatan (observasi), lembar aangket (kuesioner), dan dokumentasi foto 1. Penulis menjelaskan materi tentang pantun (pengertian pantu, syarat-syarat pantun, dan jenis-jenis pantun) 2. Siswa mencatat hal-hal penting dari pembelajaran 3. Membacakan contoh pantun 4. Membentuk kelompok, tiap kelompok beranggotakan 4 siswa 5. Membagikan nomor yang berbeda-beda pada masing-masing anggota kelompok 6. Siswa ditugasi menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun 7. Siswa ditunjuk secara acak berdasarkan penomoran pada masingmasing kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya 1. Penulis melakukan pengamatan pada proses pembelajran dengan metode NHT 2. Observasi dilakukan dengan mengisi lembar pemngamatan dan angket 1. Penulis melakukan analisis dan memaknai hasil perlakuan pada siklus I 2. Penulis berusaha mengidentifikasi permasalahan yang ada pada diri siswa dalam menulis pantun Siklus II 1. Membuat RPP 2. Menyiapkan materi menulis pantun 3. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya 4. Menyiapkan lembar tes menulis pantun 5. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar pengamatan (observasi), lembar angket (kuesioner), dan dokumentasi foto 1. Penulis mengulas kembali materi pantun yang telah diberikan 2. Penulis membacakan contoh pantun 3. Menyuruh siswa untuk berkumpul dengan anggota kelompok yang telah terbentuk pada siklus I 4. Membagikan nomor pada masing-masing anggota kelompok. Setiap siswa diberi nomor yang berbeda-beda untuk mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan secara individual 5. Siswa ditugasi menulis pantun 6. Siswa ditunjuk secara acak berdasarkan penomoran pada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya 1. Penulis melakukan pengamatan pada proses pembelajran dengan metode NHT 2. Observasi dilakukan dengan mengisi lembar pemngamatan dan angket 1. Penulis melakukan analisis dan memaknai hasil perlakuan pada siklus II 2. Penulis berusaha mengidentifikasi permasalahan yang ada pada diri siswa dalam menulis pantun.

67 52 2. Pengaruh Penggunaan Metode NHT (Numbered Heads Together) Terhadap Aktivitas dan Minat dalam Pembelajaran Menulis Pantun pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Kuwarasan a. Observasi Penulis mengadakan tes pratindakan pada tanggal 9 Mei Tes menulis tersebut dilakukan agar penulis dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menulis pantun. Pratindakan dilakukan satu kali, yaitu pada awal siswa dalam menulis pantun. Tugas yang diberikan berupa tugas menulis pantun dengan tema bebas. Pada pratindakan siswa, pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT belum diterapkan. Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menulis pantun adalah lembar observasi. Hasil observasi prasiklus tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6 Hasil Observasi Prasiklus Siklus I No Uraian Skor Skor Presentase Total Maksimal 1 Keseriusan siswa selama mengikuti % pelajaran 2 Keaktifan siswa dalam kegiatan % pembelajaran 3 Keterlibatan siswa dalam menjawab % pertanyaan 4 Sikap siswa dalam kegiatan % pembelajaran 5 Perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru % Jumlah 7 20 Rata-rata (7:20)x100%=35%

68 53 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil rata-rata aktivitas belajar siswa pada prasiklus, yaitu 35% masuk kategori rendah hal ini terbukti pada aspek (1) keseriusan siswa selama mengikuti pelajaran mencapai skor 2 atau 50% dari jumlah siswa, pada aspek (2) keaaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran mencapai skor 1 atau 25% dari jumlah siswa, (3) keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan mencapai skor 1 atau 25% dari jumlah siswa siswa, (4) sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran memperoleh skor 2 atau 50% dari jumlah siswa, dan (5) perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru memperoleh skor 1 atau 25% dari jumlah siswa. Hasil aktivitas siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7 Hasil Observasi Siklus I Siklus I No Uraian Skor Skor Presentase Total Maksimal 1 Keseriusan siswa selama mengikuti % pelajaran 2 Keaktifan siswa dalam kegiatan % pembelajaran 3 Keterlibatan siswa dalam menjawab % pertanyaan 4 Sikap siswa dalam kegiatan % pembelajaran 5 Perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru % Jumlah Rata-rata (13:20) x 100%= 60% Dari tabel di atas dapat dideskripsikan hasil skor aktivitas belajar siswa pada siklus I setelah digunakan tindakan, yaitu dengan menggunakan metode

69 54 NHT dengan nilai rata-rata mencapai 60% atau masuk dalam kategori cukup. Penulis mengamati betul aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan pemberian skor pada setiap aspeknya. Hal ini terbukti pada aspek (1) keseriusan siswa selama proses pembelajaran mencapai skor 3 atau 75% sisswa, pada aspek (2) keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran mencapai skor 2 atau 50% siswa, (3) keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan mencapai skor 2 atau 50%, (4) sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran memperoleh skor 3 atau 75%, dan (5) perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru memperoleh skor 2 atau 50% siswa. Hasil aktivitas siswa siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 8 Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Siklus II No Uraian Skor Skor Presentase Total Maksimal 1 Keseriusan siswa selama mengikuti % pelajaran 2 Keaktifan siswa dalam kegiatan % pembelajaran 3 Keterlibatan siswa dalam menjawab % pertanyaan 4 Sikap siswa dalam kegiatan % pembelajaran 5 Perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru % Jumlah Rata-rata (17:20) x 100%= 85% Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa metode NHT memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus II

70 55 mencapai nilai rata-rata sebesar 85% atau dapat dikatakan masuk dalam kategori tinggi. Penulis mengamati betul aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun penilaian setiap aspek, yaitu (1) keseriusan siswa selama proses pembelajaran mencapai skor 4 atau 100% dari jumlah sisswa, pada aspek (2) keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran mencapai skor 3 atau 75% dari jumlahsiswa, (3) keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan mencapai skor 3 atau 75% dari jumlah siswa, (4) sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran memperoleh skor 4 atau 100% dari jumlah siswa, dan (5) perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru memperoleh skor 3 atau 75%dari jumlah siswa. b. Angket Dalam penelitian ini digunakan angket yang harus diisi oleh seluruh siswa. Pengisian angket bertujuan untuk mengetahui jawaban siswa mengenai pembelajaran menulis pantun. Angket siswa berisi hasil pengetahuan, pengalaman, ungkapan perasaan dan kesan siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis pantun. Skor minat siswa dalam pembelajaran menulis pantun pada angket dapat dilihat pada tabel berikut.

71 56 Tabel 9 Hasil Angket Prasiklus No Jawaban Pertanyaan Tidak Setuju Setuju Saya tertarik dengan kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia (31,25%) (68,75%) Saya tertarik dengan kegiatan pembelajaran menulis pantun (46,87%) (53,13%) Jika ada tugas menulis pantun, saya senang mengikutinya (40,62%) (59,38%) Saya tidak pernah mengalami kendala atau kesulitan dalam menulis pantun (40,62%) (62,5%) Saya tahu cara menulis pantun (46,87%) (15,13%) Pembelajaran menulis pantun memerlukan banyak latihan (50%) (50%) Saya merasa bahwa pembelajaran yang selama ini dilakukan sudah membuat saya (59,37%) (40,63%) mahir dalam menulis pantun

72 57 Tabel 10 Hasil Angket Siklus I No Pertanyaan 1 Dengan adanya pembelajaran menulis pantun ini, saya lebih memahami tentang menulis pantun 2 Sebelum adanya pembelajaran menggunakan metode NHT, saya kurang paham tentang menulis pantun 3 Sebelum adanya pembelajaran menggunakan metode NHT, saya kurang terampil dan kurang kreatif dalam menulis pantun 4 Adanya pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT ini akan membantu saya dalam menulis pantun lebih baik, menarik, dan lancar 5 Dengan adanya pembelajaran menulis pantun menggunakan metode NHT, saya lebih tertarik untuk menulis pantun 6 Dengan adanya penerapan pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT akan membantu saya dalam menuangkan ide-ide yang nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah pantun 7 Dengan adanya pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT, harus perlu ditingkatkan lagi dan dikembangkan agar membantu para siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis Jawaban Tidak Setuju Setuju 19 (59,37%) 24 (75%) 18 (56,25%) 21 (65,62%) 20 (62,5%) 23 (71,87%) 25 (78,12%) 13 (25%) 8 (43,75) 14 (43,75%) 11 (34,38%) 12 (37,5%) 9 (28,13%) 7 (28,13%)

73 58 Tabel 11 Hasil Angket Siklus II No Pertanyaan 1 Dengan adanya pembelajaran menulis pantun ini, saya lebih memahami tentang menulis pantun 2 Sebelum adanya pembelajaran menggunakan metode NHT, saya kurang paham tentang menulis pantun 3 Sebelum adanya pembelajaran menggunakan metode NHT, saya kurang terampil dan kurang kreatif dalam menulis pantun 4 Adanya pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT ini akan membantu saya dalam menulis pantun lebih baik, menarik, dan lancer 5 Dengan adanya pembelajaran menulis pantun menggunakan metode NHT, saya lebih tertarik untuk menulis pantun 6 Dengan adanya penerapan pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT akan membantu saya dalam menuangkan ide-ide yang nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah pantun 7 Dengan adanya pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT, harus perlu ditingkatkan lagi dan dikembangkan agar membantu para siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis Jawaban Tidak Setuju Setuju 27 (84,37%) 25 (78,12%) 26 (81,25%) 31 (96,87%) 28 (87,5%) 29 (90,62%) 30 (93,75%) 5 (15,63%) 7 (21,88%) 6 (18,75%) 1 (3,13%) 4 (12,5%) 3 (9,38%) 2 (6,25%) Dari tabel 9, 10, dan 11 di atas terlihat bahwa hasil tanggapan siswa setelah proses kegiatan pembelajaran menulis pantun pada prasiklus hasilnya sangat berbeda dengan pembelajaran siklus I dan siklus II. Dilihat dari hasil prasiklus jawaban siswa paling tinggi, yaitu kurang setuju dengan skor 68,75% pada pertanyaan saya senang mengikutinya dan pertanyaan saya tidak pernah mengalami kendala atau kesulitan dalam menulis pantun. Hal tersebut dapat

74 59 disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam keterampilan menulis pantun. Oleh karena itu, siswa tidak senang jika ada tugas untuk menulis pantun. Mengetahui hal tersebut, penulis melakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode NHT sebagai media pembelajaran menulis pantun. Pada siklus I, diketahui jawaban siswa yang menjawab setuju dengan skor 78,12% pada pertanyaan dengan adanya pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT, harus perlu ditingkatkan lagi dan dikembangkan agar membantu para siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis. Dari jawaban tersebut berarti siswa tertarik dalam pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT. Pada siklus II, siswa menjawab setuju, yaitu dengan skor 96,87% pada pertanyaan adanya pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT ini akan membantu saya dalam menulis pantun lebih baik, menarik, dan lancar. Pertanyaan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode NHT dapat membantu siswa untuk menulis pantun lebih baik, menarik, dan lancar. c. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan setelah selesai pembelajaran. Kegiatan wawancara yang dilakukan memiliki tujuan untuk menggali informasi yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan penerapan metode NHT dalam pembelajaran menulis pantun. Wawancara dilakukan dengan cara bertanya pada masing-masing perwakilan dengan pertanyaan yang sama. Pertanyaan tersebut meliputi: 1) minat siswa dalam menulis pantun, 2) kesan siswa mengikuti pembelajaran menulis

75 60 pantun dengan metode NHT, 3) pendapat siswa tentang metode NHT, 4) kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis pantun dengan menggunakan metode NHT, 5) apakah pembelajaran dengan menggunakan metode NHT memudahkan siswa dalam menulis pantun, dan 6) manfaat/keuntungan penerapan metode NHT dalam pembelajaran menulis pantun. d. Dokumentasi Dokumentasi foto digunakan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama proses penelitian berlangsung. Pengambilan dokumentasi foto difokuskan pada kegiatan awal pembelajaran, aktivitas siswa dalam menulis pantun secara individu dan kelompok, presentasi, dan wawancara. 3. Kemampuan Menulis Pantun pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Kuwarasan Setelah Menggunakan Metode NHT (Numbered Heads Together) Kemampuan menulis pantun dengan metode NHT terbagi menjadi tiga tahap, yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil tes prasiklus merupakan kondisi awal pembelajaran menulis pantun sebelum menggunakan metode NHT. Hasil penelitian siklus I merupakan kondisi awal siswa dalam menulis pantun denganmetode NHT. Hasil siklus II merupakan perbaikan keterampilan menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan setelah mengikuti pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT pada siklus I. Berikut ini penulis akan memaparkan hasil kemampuan menulis pantun siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan pada tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hal itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

76 61 Tabel 12 Hasil Skor Siswa Pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Skor Prasiklus Skor Siklus I Skor Siklus II Kode No Aspek Jumlah Kategori Aspek Jumlah Kategori Aspek Jumlah Kategori Siswa I II III IV I II III IV I II III IV 1 A Kurang Cukup Baik 2 A Cukup Cukup Baik 3 A Kurang Cukup Baik 4 A Cukup Cukup Baik 5 A Kurang Cukup Baik 6 A Kurang Cukup Baik 7 A Cukup Cukup Baik 8 A Kurang Cukup Baik 9 A Cukup Cukup Baik 10 A Kurang Cukup Baik 11 A Kurang Baik Baik 12 A Baik Baik Baik 13 A Cukup Cukup Baik 14 A Kurang Cukup Baik 15 A Kurang Cukup Baik 16 A Cukup Baik Baik 17 A Kurang Cukup Baik 18 A Cukup Baik Baik 19 A Cukup Cukup Baik 20 A Kurang Cukup Baik 21 A Kurang Baik Baik 22 A Cukup Baik Baik

77 62 23 A Kurang Cukup Baik 24 A Cukup Cukup Sangat Baik 25 A Kurang Cukup Baik 26 A Cukup Cukup Baik 27 A Baik Baik Baik 28 A Cukup Baik Baik 29 A Kurang Cukup Baik 30 A Kurang Cukup Baik 31 A Cukup Baik Baik 32 A Cukup Cukup Baik Jumlah Rata-rata 25,21 10,84 10,90 11,59 58,56 Kurang 29,90 12,71 13,03 12,78 68,43 Cukup 33,84 15,09 14,71 14,68 78,34 Baik Keterangan I : Ketepatan syarat-syarat pantun II : Kesesuaian isi dengan tema III : Pemilihan kata IV : Penulisan ejaan

78 63 Dari tabel 12 keterampilan menulis pantun nilai rata-rata kelas yang didapat adalah 58,56 masuk dalam kategori kurang. Nilai tertinggi pada prasiklus diperoleh pada kode siswa A12 dengan nilai tertinggi 71, jumlah tersebut diperoleh dari penggabungan skor aspek ketepatan syarat-syarat pantun 31, aspek kesesuaian isi pantun dengan tema 14, aspek pemilihan kata/diksi 15 dan aspek penulisan ejaan 11. Siswa tersebut memiliki nilai paling rendah pada aspek penulisan ejaan. Nilai terendah pada prasiklus diperoleh pada kode siswa A15, dengan perolehan skor aspek ketepatan syarat-syarat pantun 18, aspek kesesuaian isi pantun dengan tema 10, aspek pemilihan kata/diksi 10, aspek penulisan ejaan 10, dan jumlah skor 48. Skor yang menonjol pada kode A15 adalah aspek ketepatan syarat-syarat pantun. Hasil skor pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Pada siklus I keterampilan menulis pantun nilai rata-rata kelas yang didapat adalah 68,43 masuk dalam kategori cukup. Kode siswa A18 mendapatkan jumlah skor tertinggi pada siklus I, pada aspek ketepatan syarat-syarat pantun memperoleh skor 31, aspek kesesuaian isi pantun dengan tema memperoleh skor 15, aspek pemilihan kata/diksi 16 dan aspek penulisan ejaan 15, dengan jumlah 77. Nilai terendah pada siklus I diperoleh pada kode A30 dengan perolehan skor aspek ketepatan syarat-syarat pantun 26, aspek kesesuaian isi pantun dengan tema 12, aspek pemilihan kata/diksi 12, aspek penulisan ejaan 12, dan jumlah skor 62.

79 64 Pada siklus II kode A24 mendapatkan skor tertinggi pada siklus II dengan perolehan skor pada aspek ketepatan syarat-syarat pantun 36, aspek kesesuaian isi pantun dengan tema 16, aspek pemilihan kata/diksi 17, aspek penulisan ejaan 16, dan jumlah skor 85. Nilai terendah pada siklus II diperoleh pada kode siswa A15 dengan perolehan skor pada aspek ketepatan syarat-syarat pantun 30, aspek kesesuaian isi pantun dengan tema 14, aspek pemilihan kata/diksi 13, aspek penulisan ejaan 15, dan jumlah skor 72. B. Pembahasan Data Pada tahap pembahasan, penulis membahas tiga panyajian data, yaitu (1) penerapan pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT (Numbered Heads Together), (2) pengaruh penggunaaan metode NHT (Numbered Heads Together) terhadap aktivitas dan minat dalam pembelajaran menulis pantun pada siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Kuwarasan, dan (3) peningkatan kemampuan menulis pantun siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan setelah menggunakan metode NHT (Numbered Heads Together). 1. Penerapan Pembelajaran Menulis Pantun dengan Metode NHT (Numbered Heads Together) Pembelajaran keterampilan menulis pantun dengan metode NHT(Numbered Heads Together) dilakukan dengan tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II yang dilakukan sesuai rencana. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus

80 65 I yang bertujuan untuk meningkatkan aspek yang masih rendah atau cukup untuk menjadi lebih baik. a. Prasiklus Pelaksaaan kegiatan awal meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. 1) Perencanaan Kegiatan perencanaan pada pelaksanaan prasiklus atau kegiaan awal adalah sebagai berikut: a) menentukan jadwal penelitian; b) penentuan pembatasan materi menulis pantun yang disampaikan; c) membuat RPP; d) menyusun lembar kegiatan sesuai materi menulis pantun yang akan diberikan; e) menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa; f) menyiapkan sumber belajar yang akan digunakan berupa buku-buku pegangan siswa yang berkaitan dengan pembelajaran menulis pantun; g) menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan seama penelitian; h) menyiapakan lembar tes menulis pantun. 2) Pelaksanaan tindakan Penulis masuk kelas dengan memberi salam pada siswa dilanjutkan doa, setelah semua siswa menerima pelajaran guru mengawali dengan melakukan

81 66 presensi pada siswa. Guru melakukan apersepsi pada siswa, yaitu dengan tanya jawab tentang pantun. Memasuki kegiatan inti guru menjelaskan tentang pengertian pantun, syarat-syarat pantun, dan jenis-jenis pantun. Kegiatan selanjutnya siswa diberi tugas untuk menulis pantun. Setelah selesai, lembar hasil tulisan siswa dikumpulkan dan siswa diminta untuk mengisi angket. Penulis menutup kegiatan pembelajaran dan mengucapkan salam. Hasil tes prasiklus adalah berupa hasil kemampuan menulis pantun siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian. Hasil tes prasiklus dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal kemampuan menulis pantun. Tes prasiklus dilakukan adalah menulis pantun nasihat diperoleh hasil rata-rata 6. Dari hasil ini diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam menulis pantun masuk kategori kurang. 3) Pengamatan Pengamatan atau observasi dilakukan untuk mengumpulkan data selama pembelajaran menulis pantun berlangsung. Pada akhir pembelajaran, siswa mengisi angket bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran menulis pantun. Dilihat dari hasil pengamatan pada prasiklus, diketahui siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran serta siswa juga masih kurang masih kurang berminat untuk mengikuti pembelajaran menulis pantun. Siswa masih bicara sendiri dan kurang memperhatikan penjelasan penulis. Pada saat proses menulis pantun masih banyak siswa yang kesulitan dalam menulis pantun.

82 67 4) Refleksi Setelah melaksanakan pengamatan pada prasiklus, didapatkan hasil yang masih kurang terutama pada saat proses pembelajaran, siswa masih ramai, berbicara sendiri, dan tidak mau memperhatikan penulis saat menjelaskan materi. Hasil dari kemampuan menulis pantun pada siswa juga masih rendah. Oleh karena itu, penulis harus melakukan tindakan perbaikan, yaitu dalam pembelajaran menggunakan metode NHT untuk upaya peningkatan hasil keterampilan menulis pantun pada siswa, serta meningkatkan aktivitas belajar siswa dan meningkatkan pembelajaran menulis pantun agar lebih baik. b. Siklus I Pelaksanaan siklus II ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh penulis, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut ini penulis akan menguraikan tahapan-tahapan tersebut. 1) Perencanaan Perencanaan pada siklus ini penulis akan melakukan pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT. Rencana tindakan yang dilakukan penulis pada siklus I adalah: a) membuat RPP. RPP bertujuan sebagai pedoman guru dalam proses belajar mengajar; b) menyipkan materi yang berkaitan dengan pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT untuk disampaikan; c) menyiapkan lembar tes untuk menulis pantun dengan metode NHT;

83 68 d) mempersiapakan alat pengumpulan data pelaksanaan, seperti lembar observasi, angket, dan dokumentasi foto. 2) Pelaksanaan Pada tahap ini, penulis melakukan tindakan yang sudah diperbaiki dari hasil refleksi pada prasiklus, materi pembelajaran adalah menulis pantun. Pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pendahuluan (persiapan), tahap inti (pelaksanaan), dan tahap penutup. Tahap pendahuluan, penulis memberi apresiasi pembelajaran yang bertujuan untuk mengkondisikan siswa agar mau mengikuti pembelajaran yang akan berlangsung. Setelah siswa siap mengikuti pelajaran penulis menjelaskan tentang materi pantun, syarat-syarat pantun, dan jenis-jenis pantun. Siswa mencatat hal-hal penting. Pada tahap selanjutnya, sebelum siswa menulis pantun penulis memberikan contoh pantun terlebih dahulu. Setelah itu, penulis membagi kelompok masing-masing kelompok terdiri atas empat siswa. Setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda-beda. Selanjutnya, siswa menulis pantun sesuai dengan jenis pantun yang telah mereka pilih. Setelah siswa selesai mengerjakan, penulis memanggil salah satu nomor pada setiap kelompok, siswa yang memiliki nomor tersebut mempresentasikan hasil pekerjaannya. Setelah siswa melaksanakan latihan menulis pantun dengan menggunakan metode NHT, penulis menugasi siswa untuk menulis pantun secara individu sebagai evaluasi pembelajaran. Pada siklus I jenis pantun yang ditulis siswa secara individu, yaitu pantun nasihat.

84 69 Dalam kegiatan penutup, siswa mengumpulkan hasil menulis pantun pada penulis. Penulis memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya. Penulis menyimpulkan materi pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT dan menginformasikan pada siswa kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Setelah itu, penulis menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. 3) Pengamatan Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa ada peningkatan dalam proses pembelajaran. Peningkatan itu meliputi: beberapa siswa masih ada yang bingung tentang langkah-langkah menulis pantun, hasil tulisan siswa sudah mulai cukup baik. 4) Refleksi Refleksi dalam penelitian ini dilakukan oleh penulis. Pada siklus I pelaksanaan kegiatan pembelajaran menulis pantun baik hasil maupun prosesnya sudah berjalan dengan baik, meskipun masih ada kekurangan baik segi hasil maupun proses. Dari segi hasil, masih terdapat banyak kekurangan pada hasil tulisan pantun siswa. Kekurangan tersebut adalah berupa aspek-aspek yang ada dalam pantun. Aspek tersebut meliputi ketepatan syarat-syarat pantun, kesesuaian isi pantun dengan tema, pilihan kata/diksi, dan penulisan ejaan. Sementara itu, dari segi proses pembelajaran menulis pantun, terdapat pencapaian positif dan negatif yang dialami siswa ketika melakukan kegiatan menulis pantun yaitu:

85 70 a) siswa lebih antusias dengan materi yang diberikan; b) sebagian siswa mulai aktif bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan; c) sebagian siswa masih ada yang bingung dengan tugas yang diberikan; d) sebagian siswa masih ada yang berbicara sendiri dan meletakkan kepala di atas meja. c. Siklus II Pelaksanaan siklus II ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh penulis, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut ini penulis akan menguraikan tahapan-tahapan tersebut. 1) Perencanaan Hasil pembelajaran siklus I digunakan sebagai pedoman perencanaan dalam siklus II. Hasil siklus II bertujuan mengetahui penlingkatan keterampilan menulis pantun setelah dilakukan perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan siklus I. Adapun rencana kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) membuat RPP. RPP bertujuan sebagai pedoman guru dalam proses belajar mengajar; b) menyipkan materi yang berkaitan dengan pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT untuk disampaikan; c) menyiapkan lembar tes untuk menulis pantun dengan metode NHT; d) mempersiapakan alat pengumpulan data pelaksanaan, seperti lembar observasi, angket, dan dokumentasi foto.

86 71 2) Pelaksanaan Pada tahap ini, penulis melakukan tindakan yang sudah diperbaiki dari hasil refleksi pada siklus I. Pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pendahuluan (persiapan), tahap inti (pelaksaan), dan tahap penutup. Tahap pendahuluan, penulis memberi apresiasi pembelajaran yang bertujuan untuk mengkondisikan siswa agar mau mengikuti pembelajaran yang akan berlangsung. Setelah siswa siap mengikuti pelajaran, penulis mengulas kembali materi pantun yang telah diberikan pada pertemuan siklus I. Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting. Pada tahap selanjutnya, sebelum siswa menulis pantun penulis membagikan contoh pantun terlebih dahulu pada siswa. Penulis menyuruh siswa untuk berkumpul dengan anggota kelompok yang telah dibentuk pada siklus I. Setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda-beda. Penulis juga membacakan contoh pantun di depan siswa. Selanjutnya, siswa menulis pantun sesuai dengan jenis pantun yang telah mereka pilih. Setelah siswa selesai mengerjakan, penulis memanggil salah satu nomor pada setiap kelompok, siswa yang memiliki nomor tersebut membacakan hasil pekerjaannya. Setelah siswa melaksanakan latihan menulis pantun dengan menggunakan metode NHT, penulis menugasi siswa untuk menulis pantun secara individu sebagai evaluasi pembelajaran. Pada siklus II jenis pantun yang ditulis siswa secara individu, yaitu pantun jenaka. Dalam kegiatan penutup, siswa mengumpulkan hasil menulis pantun pada penulis. Penulis memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya. Penulis

87 72 menyimpulkan materi pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT dan menginformasikan hasil pekerjaan siswa. Setelah itu, penulis menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. 3) Pengamatan Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap proses pembelajaran, keaktifan siswa, hasil kemampuan menulis pantun siswa dengan metode NHT. Hasil yang diperoleh selama pengamatan antara lain: a) siswa terlihat lebih bersemangat dalam menulis pantun dengan metode NHT; b) siswa terlihat tidak begitu kesulitan dalam menulis pantun dengan metode NHT; c) siswa aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun. 4) Refleksi Pada siklus II ini, penulis melakukan refleksi pada pelaksanaan pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT. Pelaksanaan menulis pantun baik dari hasil maupun proses sudah lebih baik dan berjalan dengan lancer. Dari segi proses, hampir seluruh siswa sudah terlihat bersemangat dalam menulis pantun. Siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran. Dari segi hasil, pada kesempatan menulis pantun sudah lebih baik dan mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata kelas 78,34.

88 73 2. Pengaruh Penggunaan Metode NHT (Numbered Heads Together) Terhadap Aktivitas dan Minat dalam Pembelajaran Menulis Pantun pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Kuwarasan a. Pengamatan atau Observasi Pelaksanaan pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT membawa pengaruh positif pada aktivitas belajar siswa. Pada saat menggunakan metode ceramah biasa yang di dalamnya guru menyampaikan materi kemudian siswa diberi tugas menulis pantun, sebagian siswa bersikap pasif dan tidak merespon pelajaran yang disampaikan karena siswa bosan dan jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung. Permasalahan itu terlihat pada saat siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dikuasai ternyata tidak ada siswa yang bertanya. Berdasarkan hasil penelitian, setelah menggunakan metode pembelajaran NHT ada perubahan pada aktivitas belajar siswa. Beberapa siswa yang tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran menjadi antusius, keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan semakin meningkat, sikap siswa dalam mengikuti pelajaran menjadi baik, perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru meningkat dari baik menjadi sangat baik. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode NHT membawa dampak positif pada aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan tahun pelajaran 2013/2014. Hal itu dapat dilihat pada tabel berikut.

89 74 Tabel 13 Observasi Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No Aspek Observasi Prasiklus Observasi Siklus I Observasi Siklus II Observasi Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase 1 A 2 50% 3 75 % % 2 B 1 25% 2 50% 3 75% 3 C 1 25% 2 50% 3 75% 4 D 2 25% 3 50% 4 75% 5 E 1 50% 2 75% 3 100% Dari tabel di atas, pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT memberikan pengaruh pada aktivitas belajar siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada aspek (1) siswa yang semula kurang serius dalam mengikuti pelajaran menulis pantun, menjadi serius dalam mengikuti pelajaran dan meningkat lagi menjadi sangat serius, terbukti pada prasiklus memperoleh skor 2 atau 50%, siklus I memperoleh skor 3 atau 75% dari jumlah siswa dan meningkat pada siklus II menjadi 4 atau 100% dari jumlah siswa, (2) siswa yang tadinya sangat kurang atau pasif dalam mengikuti pelajaran, meningkat menjadi sedikit lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dan meningkat lagi menjadi lebih aktif dalam mengikuti pelajaran, terbukti pada prasiklus memperoleh skor 1 atau 25% dari jumlah siswa, pada siklus I memperoleh skor 2 atau 50% pada siklus II meningkat menjadi 3 skor atau 75% dari jumlah siswa, (3) siswa yang semula kurang senang dalam menjawab pertanyaan pada siklus II meningkat menjadi semakin senang dalam menjawab pertanyaan, terbukti pada prasiklus dengan skor 1 atau 25% dari jumlah siswa, pada siklus I memperoleh skor 2 atau 25% dari jumlah siswa, dan pada siklus II meningkat menjadi skor 3 atau 75% dari jumlah siswa, (4) sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran yang

90 75 semula sangat kurang, meningkat menjadi baik, terbukti pada prasiklus memperoleh skor 2 atau 50%, siklus I memperoleh skor 2 atau 75% dan meningkat pada siklus II menjadi 3 atau 100% dari jumlah siswa, (5) perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru menjadi sangat memperhatikan penjelasan guru, terlihat pada prasiklus memperoleh skor 1 atau 25% dari jumlah siswa, siklus I memperoleh skor 2 atau 50% dari jumlah siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 75% dari jumlah siswa. Jumlah rata-rata pada prasiklus, pada siklus I 12 atau 60% dan pada siklus II meningkat menjadi 17 atau 85%. b. Angket 1) Prasiklus Hasil angket pada saat prasiklus diketahui bahwa pertanyaan saya tertarik dengan kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia siswa menjawab paling dominan kurang setuju sebanyak 20 siswa atau 62,5%. Pertanyaan saya tertarik dengan pembelajaran menulis pantun, siswa menjawab paling dominan kurang setuju sebanyak 17 siswa atau 53,13%. Pertanyaan jika saya ada tugas menulis pantun, saya senang mengikutinya siswa menjawab paling dominan kurang setuju sebanyak 19 siswa atau 59,38%. Pertanyaan saya tidak pernah mengalami kendala dalam menulis pantun, siswa menjawab paling dominan kurang setuju sebanyak 19 siswa atau 59,38%. Pertanyaan saya tahu cara menulis pantun, siswa menjawab paling dominan kurang setuju sebanyak 17 siswa atau 15,13%. Pertanyaan pembelajaran menulis pantun memerlukan latihan, siswa menjawab paling dominan setuju sebanyak 18 siswa atau 56,25%. Pertanyaan saya merasa bahwa pembelajaran yang selama ini dilakukan sudah membuat saya

91 76 mahir dalam menulis pantun, siswa menjawab paling dominan kurang setuju sebanyak 19 siswa atau 59,28%. 2) Siklus I Hasil angket pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil angket saat prasiklus. Pada pertanyaan dengan adannya pembelajaran menulis pantun, saya lebih memahami tentang menulis pantun, siswa menjawab paling dominan sebanyak 19 siswa atau 59,37%. Pertanyaan sebelum adanya pembelajaran menggunakan metode NHT, saya kurang paham tentang menulis pantun siswa menjawab paling dominan setuju sebanyak siswa atau 75%. Pertanyaan sebelum adanya pembelajaran menggunakan metode NHT, saya kurang terampil dan kurang kreatif dalam menulis pantun, siswa menjawab paling dominan setuju sebanyak 18 siswa atau 56,25%. Pertanyaan adanya pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT akan membantu saya dalam menulis pantun lebih baik, menarik, dan lancar siswa menjawab paling dominan setuju sebanyak 21 siswa atau 65,62%. Pertanyaan dengan adanya pembelajaran menulis pantun menjggunakan metode NHT, saya lebih tertarik untuk menulis pantun siswa paling dominan menjawab setuju sebanyak 20 siswa atau 62,5%. Siswa menjawab paling dominan sebanyak 23 siswa atau 71,87% pada pertanyaan dengan adanya penerapan pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT akan membantu saya dalam menuangkan ide-ide yang nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah pantun. Pada pertanyaan dengan adanya pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT, harus perlu ditingkatkan lagi dan dikembangkan agar

92 77 membantu para siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis, siswa menjawab paling dominan setuju sebanyak 25 siswa atau 78,12%. 3) Siklus II Hasil angket pada siklus II mengalami peningkatan dibanding hasil angket siklus I. Siswa menjawab paling dominan setuju sebanyak 27 siswa atau 84,37% pada pertanyaan adanya pembelajaran menulis pantun, saya lebih memahami tentang menulis pantun. Pertanyaan sebelum adanya pembelajaran menggunakan metode NHT, saya kurang terampil dan kurang kreatif dalam menulis pantun, siswa yang menjawab setuju sebanyak 25 siswa atau 78,12%. Pada pertanyaan sebelum adanya pembelajaran menggunakan metode NHT, saya kurang terampil dan kurang kreatif dalam menulis pantun, siswa menjawab paling dominan setuju sebanyak 26 siswa atau 81,25%. Pertanyaan adanya pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT akan membantu saya dalam menulis pantun lebih baik, menarik, dan lancar siswa menjawab paling dominan setuju sebanyak 31 siswa atau 96,87%. Pertanyaan dengan adanya pembelajaran menulis pantun menjggunakan metode NHT, saya lebih tertarik untuk menulis pantun siswa paling dominan menjawab setuju sebanyak 28 siswa atau 87,5%. Siswa menjawab paling dominan sebanyak 29 siswa atau 90,62% pada pertanyaan dengan adanya penerapan pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT akan membantu saya dalam menuangkan ide-ide yang nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah pantun. Pada pertanyaan dengan adanya pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT, harus perlu ditingkatkan lagi dan dikembangkan agar

93 78 membantu para siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis, siswa menjawab paling dominan setuju sebanyak 30 siswa atau 93,75%. Berdasarkan hasil jawaban angket di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran NHT dapat meningkatkan keterampilan menulis pantun siswa. Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan metode NHT juga dapat meningkatkan minat siswa dalam melakukan kegiatan menulis. c. Wawancara Berdasarkan analisis data hasil wawancara pada siklus I, dapat dijelaskan bahwa dua orang siswa senang menulis pantun, sedangkan seorang siswa menjawab lebih tertarik membaca pantun dibanding menulis pantun. Pada pertanyaan kedua, tiga orang siswa tersebut sangat berminat mengikuti pembelajaran menulis pantun dengan metode pembelajarannht. Selanjutnya, dua siswa berpendapat bahwa dengan adanya metode NHT mereka dapat mengetahui cara menulis pantun dengan bertukar pikiran serta berpikir dengan cepat. Dua orang siswa dengan nilai sedang dan rendah menjawab bahwa mereka menemukan kesulitan dalam pembelajaran menulis pantun. Kesulitan yang mereka alami adalah sulit dalam pemilihan diksi, sedangkan satu orang dengan nilai tinggi merasa tidak menemukan kesulitan yang berarti dalam menulis pantun. Selanjutnya, dua orang siswa mengaku merasa lebih mudah menulis pantun dengan menggunakan metode pembelajaran NHT, sedangkan satu siswa dengan nilai rendah tetap merasa sulit dalam menulis pantun. Keuntungan yang mereka peroleh setelah melaksanakan pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode pembelajaran NHT adalah

94 79 pembelajaran lebih mudah dimengerti (jawaban 2 siswa). Mereka dapat berpikir cepat dalam menjawab suatu persoalan (jawaban 1siswa). Melalui pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode pembelajaran NHT mereka dapat lebih lancar dalam menulis pantun (jawaban 3 siswa). Seluruh perwakilan (3 siswa) merasa tertarik dengan pembelajaran menulis pantun dengan metode pembelajan NHT. Mereka beralasan pembelajaran sebelumnya tidak pernah menggunakan metode pembelajaran NHT. Menurut mereka pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT lebih menarik dan tidak membosankan. Pada siklus II penulis mewawancarai enam siswa yang mewakili tiga kategori, dua siswa yang memperoleh nilai tinggi, dua siswa yang memperoleh nilai sedang, dan dua siswa yang memperoleh nilai rendah.wawancara pada siklus II ini dilakukan dengan cara bertanya pada masing-masing perwakilan dengan pertanyaan yang sama seperti pada siklus I. Berdasarkan analisis data hasil wawancara, dapat dijelaskan bahwa empat orang siswa senang menulis pantun, sedangkan dua siswa menjawab lebih tertarik membaca pantun dibanding menulis pantun. Pada pertanyaan kedua, enam siswa tersebut sangat berminat mengikuti pembelajaran menulis pantun dengan metode pembelajaran NHT. Selanjutnya, lima siswa berpendapat bahwa model pembelajaran NHT bagus untuk diterapkan karena kegiatannya tidak membosankan. Selain itu, dalam menulis pantun mereka dapat berdiskusi serta berpikir dengan cepat. Seorang siswa yang kurang berminat dengan pembelajaran

95 80 kemampuan menulis pantun beralasan bahwa belajar menulis pantun masih terasa membingungkan dan sulit meskipun sudah dilaksanakan dua kali. Dua siswa mengungkapkan bahwa mereka menemukan kesulitan dalam pembelajaran menulis pantun. Kesulitan yang mereka alami adalah sulit dalam pemilihan kata/diksi, sedangkan seorang siswa dengan nilai tinggi merasa tidak menemukan kesulitan apapun. Selanjutnya lima orang siswa mengaku merasa lebih mudah menulis pantun dengan metode pembelajaran NHT, karena siswa lebih memahami penjelasan guru dan mampu melaksanakan tahap-tahap pembelajaran dengan baik, sedangkan satu siswa dengan nilai rendah tetap merasa sulit dalam menulis pantun. Keuntungan yang mereka peroleh setelah melaksanakan pembelajaran menulis pantun dengan metode pembelajaran NHT adalah mereka bisa berpikir dengan cepat dalam membuat pantun (jawaban 2 siswa). Dua siswa menjawab mereka lebih bersemangat dalam menulis pantun karena pembelajaran tersebut menyenangkan dan mudah dilaksanakan. Kemudian dua siswa lainya menjawab keuntungan yang mereka peroleh adalah mereka mendapatkan ilmu pengetahuan baru dalam kegiatan belajar di kelas, khususnya dalam menulis pantun. d. Dokumentasi Dokumentasi foto digunakan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama proses penelitian berlangsung. Pengambilan dokumentasi foto difokuskan pada kegiatan awal pembelajaran, aktivitas siswa dalam menulis pantun, presentasi, dan wawancara. Berikut adalah hasil dokumentasi foto pada prasiklus.

96 81 Gambar 3 Aktivitas Siswa pada Awal Pembelajaran Prasiklus Gambar di atas adalah kegiatan pembelajaran pada prasiklus, yaitu guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menjelaskan materi pelajaran menulis pantun. Pada saat guru menjelaskan materi tampak sebagian besar siswa kurang serius mendengarkan penjelasan dari guru. Selanjutnya, aktivitas siswa ketika diminta untuk menulis pantun secara individu dapat dilihat pada gambar 4 berikut. Gambar 4 Aktivitas Siswa Saat Menulis Pantun pada Prasiklus

97 82 Setelah melaksanakan pengamatan pada prasiklus, didapatkan hasil yang masih kurang terutama pada saat proses pembelajaran, siswa masih ramai, berbicara sendiri, dan tidak mau memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Hasil dari kemampuan menulis pantun pada siswa juga masih rendah. Oleh karena itu, penulis melakukan tindakan perbaikan, yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode NHT sebagai upaya peningkatan hasil keterampilan menulis pantun pada siswa dan meningkatkat aktivitas belajar siswa. Berikut adalah dokumentasi foto pada siklus I. Gambar 5 Aktivitas Siswa pada Awal Pembelajaran Siklus I Berdasarkan gambar di atas, penulis mendeskrisikan berlangsungnya kegiatan awal pembelajaran siklus I, yaitu guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selain tujuan tersebut, tujuan yang lain adalah guru ingin mengetahui kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran. Kemudian guru memberikan penjelasan tentang pembelajaran menulis pantun dengan metode pembelajaran NHT beserta tahaptahap pelaksanaannya. Guru memberitahukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada saat kegiatan prasiklus.

98 83 Gambar di atas juga memperlihatkan respon siswa terhadap pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode pembelajaran NHT. Tampak sebagian besar siswa mulai serius memperhatikan penjelasan guru. Selanjutnya, aktivitas siswa ketika diminta untuk menuliskan sebuah pantun bersama kelompoknya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 6 Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I dengan Metode NHT Aktivitas siswa ketika berdiskusi dalam kelompok tampak dalam gambar 6 di atas. Sebagian besar siswa antusias dan semangat ketika berdiskusi dengan kelompoknya, meskipun ada beberapa siswa yang gaduh karena menanyakan jawaban pada kelompok lain. Selanjutnya, aktivitas siswa ketika menulis pantun secara individu tampak dalam gambar 7 berikut ini.

99 84 Gambar 7 Aktivitas Siswa Saat Menulis Pantun Secara Individu Gambar di atas adalah aktivitas siswa ketika menulis pantun nasihat berdasarkan kreativitas mereka masing-masing. Tampak sebagian besar siswa serius menulis pantun dalam lembar jawab yang diberikan oleh penulis. Namun, masih ada siswa yang kurang serius dalam mengerjakan tes. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hasil tes mereka bervariasi. Hasil pembelajaran siklus I digunakan sebagai pedoman perencanaan dalam siklus II. Hasil siklus II bertujuan mengetahui peningkatan keterampilan menulis pantun setelah dilakukan perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan siklus I. Adapun dokumentasi foto siklus II dapat dilihat pada gambar berikut.

100 85 Gambar 8 Aktivitas Siswa pada Awal Pembelajaran Siklus II Gambar di atas adalah proses berlangsungnya kegiatan awal pembelajaran siklus II, yaitu guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Setelah itu, guru memberikan penjelasan secara lebih mendetail tentang pembelajaran menulis pantun dengan metode pembelajaran NHT. Guru memberitahu kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada siklus I. Gambar di atas juga menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran menulis pantun sangat baik. Tampak sebagian besar siswa serius memperhatikan penjelasan guru. Selanjutnya, aktivitas siswa ketika diminta untuk menulis pantun dapat dilihat pada gambar berikut.

101 86 Gambar 9 Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran Menulis Pantun Siklus II dengan Metode NHT Aktivitas siswa ketika berdiskusi dalam kelompok tampak dalam gambar 9 di atas. Sebagian besar siswa antusias dan semangat ketika berdiskusi dengan kelompoknya, siswa jauh lebih tertib berdiskusi pada siklus II ini. Selanjutnya, adalah aktivitas siswa ketika membacakan hasil tulisannya serta pembahasan bersama guru dan seluruh kelompok tampak dalam gambar berikut ini. Gambar 10 Aktivitas Siswa Saat Mempresentasikan Hasil Tulisannya dan Pembahasan Bersama Guru

102 87 Gambar di atas adalah saat tiap kelompok membacakan hasil tulisannya di depan kelas. Penulis menggunakan cara ini agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Selain itu, kegiatan membacakan hasil pantun di depan kelas bertujuan untuk mengasah rasa percaya diri siswa tampil di depan khalayak. Selanjutnya, gambar 11 adalah saat penulis mewawancarai siswa. Gambar 11 Aktivitas wawancara dengan siswa Gambar 11 adalah aktivitas ketika penulis melakukan wawancara dengan perwakilan siswa. Pelaksanaan wawancara pada siklus II sama halnya dengan pelaksanaan wawancara pada siklus I. Wawancara ini dilakukan di ruang kelas VII H di luar jam pelajaran. 3. Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun dengan Metode NHT(Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kuwarasan Penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh penulis dalam tiga tahapan, yaitu tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pada tahap prasiklus, penulis belum menggunakan metode NHT dalam pelaksanaan pembelajaran menulis pantun.

103 88 Penggunaan metode NHT dalam pembelajaran menulis pantun dilakukan pada tahap siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus penulis hanya menjelaskan sekilas tentang pengertian pantun dan membacakan contoh pantun. Setelah itu, penulis melaksanakan tes kemampuan awal pada siswa. Tes yang dilakukan pada tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II, yaitu siswa menulis pantun bebas kemudian pada tahap siklus I dan siklus II siswa menulis pantun dengan menggunakan metode NHT. Aspek-aspek yang dinilai dalam penulisan pantun tersebut meliputi: ketepatan syarat-syarat pantun, kesesuaian isi pantun dengan tema, pemilihan kata, dan penulisan ejaan. Hasil peningkatan menulis pantun dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 15 Hasil Nilai Rata-rata Prasiklus, Siklus I, Siklus II No Aspek yang dinilai dalam menulis pantun Prasiklus Siklus I Siklus II 1 Ketepatan syarat-syarat pantun 25,21 29,90 33,84 2 Kesesuaian isi pantun dengan tema 10,84 12,71 15,09 3 Pemilihan kata/diksi 10,90 13,03 14,71 4 Penulisan ejaan 11,59 12,78 14,68 Jumlah 58,56 68,43 78,34 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui adanya peningkatan menulis pantun pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Adapun peningkatannya adalah pada prasiklus skor rata-rata aspek ketepatan syarat-syarat pantun 25,21 meningkat pada siklus I menjadi 29,90 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 33,84, pada prasiklus aspek kesesuaian isi pantun dengan tema skor rata-rata 10,84 meningkat pada siklus I menjadi 12,71 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 15,09, pada aspek pemilihan kata/diksi prasiklus skor rata-rata 10,90 meningkat pada siklus I

104 89 menjadi 13,03 dan pada siklus II menjadi 14,71 dan aspek penulisan ejaan pada prasiklus skor rata-rata 11,59 mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 12,78 dan pada siklus II menjadi 14,68. Perolehan nilai rata-rata prasiklus 58,56 mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 68,43 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 78,34. Adapun peningkatan keterampilan menulis pantun dengan menggunakan metode NHT dapat dilihat pada diagram berikut. Diagram 1 Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Prasiklus Siklus I Siklus II 5 0 Ketepatan syaratsyarat pantun Kesesuaian isi pantun dengan tema Pemilihan kata/diksi Penulisan ejaan Dari diagram di atas dapat dilihat peningkatan keterampilan menulis pantun pada setiap aspek. Rendahnya skor pada salah satu aspek pada prasiklus dan siklus I disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: masih ada beberapa siswa yang kurang antusias dalam pembelajaran menulis pantun, kosa kata yang

105 90 dimiliki siswa masih terbatas, siswa kurang paham tentang tata cara penulisan pantun. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II terjadi peningkatan. Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi tindakan berupa penggunaan metode pembelajaran NHT dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun siswa. Keberhasilan tersebut dapat dilihat adanya peningkatan pada setiap aspek. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode NHT pun dapat disimpulkan terbukti dapat mempengaruhi proses belajar siswa, yaitu dengan pembelajaran lebih menarik dan siswa menjadi lebih aktif.

106 91 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT pada siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Kuwarasan tahun pelajaran 2013/2014, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Penerapan pembelajaran keterampilan menulis pantun menggunakan metode NHT untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dilakukan dalam tiga tahap, yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. Secara umum langkah-langkah pembelajaran menulis pantun metode pembelajaran NHT adalah (1) penomoran, (2) pengajuan pertanyaan/pemberian tugas, (3) berpikir bersama, dan (4) pemberian jawaban. Penomoran adalah hal yang utama dalam NHT, dalam hal ini penulis mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan empat siswa dan memberi nomor yang berbeda-beda pada setiap anggota kelompok. 2. Pengaruh pembelajaran metode NHT terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus I dan II dapat diketahui diantaranya meliputi hasil pengamatan atau observasi dan angket. Siswa lebih aktif dalam belajar menulis pantun menggunakan metode NHT. Hasil observasi pada tahap siklus I, siswa masih banyak yang belum antusias dalam pembelajaran menulis pantun dengan metode pembelajaran NHT, sedangkan pada siklus II siswa sudah antusias dan 91

107 92 aktivitas belajarnya sudah lebih baik. Pada siklus II ini, siswa sudah mulai mengikuti pelajaran yang digunakan oleh penulis dengan baik. Berdasarkan hasil angket tanggapan siswa setelah pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT diketahui jawaban paling dominan setuju, yaitu dengan skor 96,12%. 3. Pembelajaran dengan menggunakan metode NHT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Kuwarasan tahun pelajaran 2013/2014. Hasil pada prasiklus skor rata-rata aspek ketepatan syarat-syarat pantun 25,21 meningkat pada siklus I menjadi 29,90 dan meningkat pada siklus II menjadi 33,84, pada aspek kesesuaian isi pantun dengan tema prasiklus skor rata-rata 10,84 meningkat pada siklus I menjadi 13,03 dan pada siklus II menjadi 14,71, pada aspek pemilihan kata/diksi prasiklus skor ratarata 10,90 meningkat pada siklus I menjadi 13,03, pada siklus II meningkat lagi menjadi 14,71 dan aspek penulisan ejaan pada prasiklus memperoleh skor rata-rata 11,59 mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 12,78 dan pada siklus II meningkat menjadi 14,68. Perolehan nilai rata-rata prasiklus 58,56, siklus I mengalami peningkatan menjadi 68,43 dan pada siklus II meningkat menjadi 78,34. B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut. 1. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya menggunakan matode pembelajaran yang bervariasai agar siswa tidak bosan dalam pembelajaran

108 93 tersebut dan siswa lebih bersemangat, aktif, dan kreatif dalam mengikuti proses belajar salah satunya dalam pembelajaran menulis khususnya menulis pantun. 2. Para peneliti dibidang sastra dapat melakukan penelitian yang serupa dengan menggunakan metode yang berbeda sehingga didapatkan berbagai alternatif pembelajaran menulis pantun.

109 94 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arikunto, Suharmi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Huda, Miftahul Cooperative Learning Metode, Metode, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks. Ningsih, Adi Nur Peningkatan Menulis Puisi Menggunakan Metode Field Trip pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Purworejo. Nurgiyantoro, Burhan Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: PBFE. Rini, Kristiantari Menulis Deskripsi dan Narasi. Jakarta: Media Ilmu. Rizkiy, Izzi Ziya Al-Truisa Kumpulan Pantun dan Puisi. Surabaya: Pustaka Agung Harapan Surabaya. Rosandi, Teguh Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Pantun Melalui Pembelajaran Menulis dengan Menggunakan Model Pembelajaran Galeri pada Siswa Kelas VII SMP 14 Tasikmalaya Tahun Ajaran Skripsi: Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Rahmanto, B Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Konisius Salvin, Robert. E Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

110 95 Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press Sugiarto, Eko Cara Mudah Menulis Pantun Puisi Cerpen. Yogyakarta: Khitah Publishing. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta. Suhayat, Cucu Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Pantun Melalui Pembelajaran Menulis dengan Menggunakan Teknik Pembelajaran Bertukar Pasangan pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Cineam Tahun Ajaran Skripsi: Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Suprijono, Agus Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan, Henry Guntur Menulis Sebagai Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Waluyo, J. Herman Pengkajian dan Apresiasi Puisi. Salatiga: Widya Sari Press Salatiga.

111 LAMPIRAN

112

113

114

115

116

117 SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 1 Kuwarasan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII (Tujuh) /1 (Satu) Standar Kompetensi : Menulis 8. Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran 8.1 Menulis pantun yang sesuai pantun Penulisan dengan syaratsyarat pantun Kegiatan Pembelajaran o Membaca contohcontoh pantun o Berdiskusi untuk menentukan syaratsyarat pantun o Menulis materi/bahan konteks pantun o Menulis pantun yang memenuhi syaratsyarat pantun o Menyunting pantun sendiri sesuai dengan syarat-syarat pantun Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu menentukan materi/bahan menulis pantun sesuai konteks Mampu menulis pantun Teknik Penilaian Penilaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen Tes tulis Uraian Tulislah materi pantun sesuai konteks (narasi nasihat, narasi agama, atau yang lain)! Tulislah sebuah pantun sesuai konteks yang kamu tulis Alokasi Waktu Sumber Belajar 2 X 40 Perpustakaan Buku teks Berbagai jenis pantun Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya Tanggung jawab Berani

118 Lampiran : 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRASIKLUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Kuwarasan : Bahasa Indonesia : VII/I : 2 40 menit Standar Kompetensi : 8. Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng Kompetensi Dasar : 8.1. Menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat pantun A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu menyebutkan ciri-ciri pantun dan menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. B. Materi Pembelajaran 1. Contoh pantun 2. Penulisan pantun

119 C. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Penugasan D. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal Dalam kegiatan awal, aktivitas yang dilakukan penulis selama kegiatan pembelajaran menulis pantun antara lain: a) mengucapkan salam untuk memulai kegiatan pembelajaran; b) mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran; c) mengadakan presensi kelas; d) memberikan penjelasan tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis pantun. 2. Kegiatan Inti a) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: (1) bertanya jawab dengan siswa mengenai materi pantun;

120 (2) menjelaskan tentang materi menulis pantun (pengertian pantuin, ciri-ciri pantun, jenis-jenis pantun). b) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: (1) menugaskan setiap siswa untuk membuat pantun; (2) setelah selesai pekerjaan siswa dikumpulkan. c) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: (1) bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui; (2) memberikan penegasan hasil pembelajaran dengan jelas. 3. Penutup Dalam kegiatan penutup, aktivitas yang dilakukan penulis antara lain: a) merefleksikan kegiatan pembelajaran menulis pantun yang telah dilaksanakan; b) mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. E. Sumber Belajar 1. Buku bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII 2. Buku kumpulan pantun

121 F. Penilaian 1. Penilaian Proses Observasi Aktivitas Belajar Siswa No Uraian SB B K SK 1 Keseriusan siswa selama mengikuti pelajaran 2 Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran 3 Keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan 4 Sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran 5 Perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru Keterangan: SB : Sangat Baik K : Kurang B : Baik SK : Sangat Kurang Teknik Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pilihan Jawaban Skor Sangat Baik 4 Baik 3 Kurang 2 Sangat Kurang 1

122 2. Penilaian Hasil Rubrik Penilaian Kemampuan Menulis Pantun No Aspek Penilaian 1 Ketepatan syarat-syarat pantun a. Ketepatan syarat-syarat pantun sangat tepat b. Ketepatan syarat-syarat pantun tepat c. Ketepatan syarat-syarat pantun cukup tepat d. Ketepatan syarat-syarat pantun kurang tepat 2 Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun a. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun sangat tepat b. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun tepat c. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun cukup d. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun kurang 3 Pilihan kata atau diksi a. Pilihan kata atau diksi sangat tepat b. Pilihan kata atau diksi tepat c. Pilihan kata atau diksi cukup d. Pilihan kata atau diksi kurang 4 Penulisan ejaan a. Penulisan ejaan sangat tepat b. Penulisan ejaan tepat c. Penulisan ejaan cukup d. Penulisan ejaan kurang Rentang Skor Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang

123 No Pedoman Penilaian Kategori Rentang Skor Sangat baik Baik Cukup baik Kurang Guru Pembimbing Penulis Peter Saraswati Primania, S.Pd. Suci Utami

124

125 Lampiran : 8 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Kuwarasan : Bahasa Indonesia : VII/I : 2 40 menit Standar Kompetensi : 8. Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng Kompetensi Dasar : 8.1. Menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat pantun A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu menyebutkan ciri-ciri pantun dan menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun B. Materi Pembelajaran 1. Contoh pantun 2. Penulisan pantun

126 C. Metode Pembelajaran 1. Tanya jawab 2. Penugasan 3. Metode NHT (Numbered Heads Together) D. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal Dalam kegiatan awal, aktivitas yang dilakukan penulis selama kegiatan pembelajaran menulis pantun antara lain: a) mengucapkan salam untuk memulai kegiatan pembelajaran; b) mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran; c) mengadakan presensi kelas; d) memberikan penjelasan tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti a) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: (1) bertanya jawab dengan siswa mengenai materi pantun; (2) menjelaskan tentang materi menulis pantun (pengertian pantuin, ciri-ciri pantun, jenis-jenis pantun);

127 (3) membacakan contoh pantun pada siswa; (4) menjelaskan tentang metode NHT. b) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: (1) membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok, tiap kelompok beranggotakan 3-4 anak. Setiap siswa diberi nomor yang berbeda-beda untuk mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan secara individual. (2) menugaskan setiap siswa untuk membuat pantun; (3) siswa menulis pantun dan saling berdiskusi dengan anggota kelompoknya; (4) siswa ditunjuk secara acak berdasarkan penomoran pada masing-masing kelompok untuk membacakan hasil pekerjaannya. c) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: (1) bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui (2) bersama siswa bertanya meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 3. Penutup Dalam kegiatan penutup, aktivitas yang dilakukan penulis antara lain: a) merefleksikan kegiatan pembelajaran menulis pantun yang telah dilaksanakan;

128 b) menyuruh siswa untuk mendalami materi pelajaran yang telah diberikan; c) menginformasikan pada siswa kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya; d) mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. E. Sumber Belajar 1. Buku bahasa dan sastra Indonesia kelas VII 2. Buku kumpulan pantun F. Penilaian 1. Penilaian Proses Observasi Aktivitas Belajar Siswa No Uraian SB B K SK 1 Keseriusan siswa selama mengikuti pelajaran 2 Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran 3 Keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan 4 Sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran 5 Perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru Keterangan: SB : Sangat Baik K : Kurang B : Baik SK : Sangat Kurang

129 Teknik Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pilihan Jawaban Skor Sangat Baik 4 Baik 3 Kurang 2 Sangat Kurang 1 2. Penilaian Hasil Rubrik Penilaian Kemampuan Menulis Pantun No Aspek Penilaian 1 Ketepatan syarat-syarat pantun a. Ketepatan syarat-syarat pantun sangat tepat b. Ketepatan syarat-syarat pantun tepat c. Ketepatan syarat-syarat pantun cukup tepat d. Ketepatan syarat-syarat pantun kurang tepat 2 Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun a. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun sangat tepat b. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun tepat c. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun cukup d. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun kurang 3 Pilihan kata atau diksi a. Pilihan kata atau diksi sangat tepat b. Pilihan kata atau diksi tepat c. Pilihan kata atau diksi cukup d. Pilihan kata atau diksi kurang Rentang Skor Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang

130 4 Penulisan ejaan a. Penulisan ejaan sangat tepat b. Penulisan ejaan tepat c. Penulisan ejaan cukup d. Penulisan ejaan kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang No Kategori Pedoman Penilaian Rentang Skor Sangat baik Baik Cukup baik Kurang Guru Pembimbing Penulis Peter Saraswati Primania, S.Pd. Suci Utami

131 Lampiran : 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Kuwarasan : Bahasa Indonesia : VII/I : 2 40 menit Standar Kompetensi : 8. Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng Kompetensi Dasar : 8.1. Menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat pantun A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu menyebutkan ciri-ciri pantun dan menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun B. Materi Pembelajaran 1. Contoh pantun 2. Penulisan pantun

132 C. Metode Pembelajaran 1. Tanya jawab 2. Penugasan 3. Metode NHT (Numbered Heads Together) D. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal Dalam kegiatan awal, aktivitas yang dilakukan penulis selama kegiatan pembelajaran menulis pantun antara lain: a) mengucapkan salam untuk memulai kegiatan pembelajaran; b) mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran; c) mengadakan presensi kelas; d) memberikan penjelasan tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti a) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: 1) mengulas kembali materi munulis pantun yang telah diberikan dan melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami siswa; 2) membacakan contoh pantun pada siswa;

133 3) menjelaskan tentang metode NHT. b) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: 1) menyuruh siswa untuk berkumpul dengan anggota kelompok yang telah dibentuk pada siklus I dan membagikan nomor pada masing-masing anggota kelompok. Setiap siswa diberi nomor yang berbeda-beda untuk mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan secara individual. 2) menugaskan setiap siswa untuk membuat pantun; 3) siswa menulis pantun dan saling berdiskusi dengan anggota kelompoknya; 4) siswa ditunjuk secara acak berdasarkan penomoran pada masing-masing kelompok untuk membacakan hasil pekerjaannya. c) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi aktivitas yang dilakukan oleh penulis antara lain: 1) bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui; 2) bersama siswa bertanya meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 3. Penutup Dalam kegiatan penutup, aktivitas yang dilakukan penulis antara lain: a) merefleksikan kegiatan pembelajaran menulis pantun yang telah dilaksanakan;

134 b) menyuruh siswa untuk mendalami materi pelajaran yang telah diberikan; c) menginformasikan pada siswa kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya; d) mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. E. Sumber Belajar 1. Buku bahasa dan sastra Indonesia kelas VII 2. Buku kumpulan pantun F. Penilaian 1. Penilaian Proses Observasi Aktivitas Belajar Siswa No Uraian SB B K SK 1 Keseriusan siswa selama mengikuti pelajaran 2 Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran 3 Keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan 4 Sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran 5 Perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru Keterangan: SB : Sangat Baik K : Kurang B : Baik SK : Sangat Kurang

135 Teknik Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pilihan Jawaban Skor Sangat Baik 4 Baik 3 Kurang 2 Sangat Kurang 1 2. Penilaian Hasil Rubrik Penilaian Kemampuan Menulis Pantun No Aspek Penilaian 1 Ketepatan syarat-syarat pantun a. Ketepatan syarat-syarat pantun sangat tepat b. Ketepatan syarat-syarat pantun tepat c. Ketepatan syarat-syarat pantun cukup tepat d. Ketepatan syarat-syarat pantun kurang tepat 2 Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun a. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun sangat tepat b. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun tepat c. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun cukup d. Kesesuaian isi pantun dengan tema pantun kurang 3 Pilihan kata atau diksi a. Pilihan kata atau diksi sangat tepat b. Pilihan kata atau diksi tepat c. Pilihan kata atau diksi cukup d. Pilihan kata atau diksi kurang Rentang Skor Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang

136 4 Penulisan ejaan a. Penulisan ejaan sangat tepat b. Penulisan ejaan tepat c. Penulisan ejaan cukup d. Penulisan ejaan kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang No Kategori Pedoman Penilaian Rentang Skor Sangat baik Baik Cukup baik Kurang Guru Pembimbing Penulis Peter Saraswati Primania, S.Pd. Suci Utami

137 Lampiran : 10 DAFTAR NAMA SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN PELAJARAN No Nama L/P 1 Achmad Lutfi Uman L 2 Achmad Musalim Ridho L 3 Akbar Hidayat L 4 Cici Mamumaliatun P 5 Dedi Romadhoni L 6 Devry Fachtur Z. L 7 Fahmi Fardila R. L 8 Fajar Romadoni L 9 Iffat Meuthia Arman P 10 Indra Setiawan L 11 Iqbal Syaputra L 12 Irma Apriliana P 13 Khotimatuz Zahroh P 14 Lukman Nurhakim L 15 Maya Nurdinati P 16 Muhamad Khoerul Anam L 17 Nisma Karmiahtun Fadilah P 18 Nurlaelah Atikah Sari P 19 Puput Anggraeni P 20 Putri Ma rifah P 21 Rahayu P 22 Rendi Cahya R. L 23 Risa Meilani P

138 24 Riski Mawarni P 25 Rizki Nur Faizah P 26 Rofina Fitri Hanifah P 27 Rofliyan Diki Saputra L 28 Sarif Nawawi L 29 Surya Sofi Mubarok L 30 Susi Afriyanti P 31 Vivi Zumrotin P 32 Yusuf Nur Kholid L Keterangan Laki-laki Perempuan Jumlah : 16 siswa : 16 siswa : 32 siswa

139 Lampiran : 11 Soal Prasiklus Buatlah satu bait pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun!

140 Lampiran : 12 Soal Siklus I Buatlah pantun jenaka yang sesuai dengan syarat-syarat pantun. Perhatikan ejaannya dan gunakanlah pilihan kata yang tepat sehingga pantun tersebut mudah dipahami isinya, serta memiliki nilai keindahan yang dituangkan melalui kalimat yang mengandung nilai-nilai positif.

141 Lampiran : 13 Soal Siklus II Buatlah pantun jenaka yang sesuai dengan syarat-syarat pantun. Perhatikan ejaannya dan gunakanlah pilihan kata yang tepat sehingga pantun tersebut mudah dipahami isinya, serta memiliki nilai keindahan yang dituangkan melalui kalimat yang mengandung nilai-nilai positif.

142 Lampiran : 14 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Prasiklus No Uraian SB B K SK 1 Keseriusan siswa selama mengikuti pelajaran 2 Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran 3 Keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan 4 Sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran 5 Perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru Keterangan: SB : Sangat Baik B : Baik K : Kurang SK : Sangat Kurang

143 Lampiran : 15 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No Uraian SB B K SK 1 Keseriusan siswa selama mengikuti pelajaran 2 Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran 3 Keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan 4 Sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran 5 Perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru Keterangan: SB : Sangat Baik B : Baik K : Kurang SK : Sangat Kurang

144 Lampiran : 16 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II No Uraian SB B K SK 1 Keseriusan siswa selama mengikuti pelajaran 2 Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran 3 Keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan 4 Sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran 5 Perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru Keterangan: SB : Sangat Baik B : Baik K : Kurang SK : Sangat Kurang

145 Lampiran : 17 Angket Prasiklus No Pertanyaan 1 Saya tertarik dengan kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia 2 Saya tertarik dengan kegiatan pembelajaran menulis pantun 3 Jika ada tugas menulis pantun, saya senang mengikutinya 4 Saya tidak pernah mengalami kendala atau kesulitan dalam menulis pantun 5 Saya tahu cara menulis pantun Jawaban Tidak Setuju Setuju 6 Pembelajaran menulis pantun memerlukan banyak latihan Saya merasa bahwa pembelajaran yang selama 7 ini dilakukan sudah membuat saya mahir dalam menulis pantun

146 Lampiran : 18 Angket Siklus I No Pertanyaan 1 Dengan adanya pembelajaran menulis pantun ini, saya lebih memahami tentang menulis pantun 2 Sebelum adanya pembelajaran menggunakan metode NHT, saya kurang paham tentang menulis pantun 3 Sebelum adanya pembelajaran menggunakan metode NHT, saya kurang terampil dan kurang kreatif dalam menulis pantun 4 Adanya pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT ini akan membantu saya dalam menulis pantun lebih baik, menarik, dan lancer 5 Dengan adanya pembelajaran menulis pantun menggunakan metode NHT, saya lebih tertarik untuk menulis pantun 6 Dengan adanya penerapan pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT akan membantu saya dalam menuangkan ide-ide yang nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah pantun 7 Dengan adanya pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT, harus perlu ditingkatkan lagi dan dikembangkan agar membantu para siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis Jawaban Tidak Setuju Setuju

147 Lampiran : 19 Angket Siklus II No Pertanyaan 1 Dengan adanya pembelajaran menulis pantun ini, saya lebih memahami tentang menulis pantun 2 Sebelum adanya pembelajaran menggunakan metode NHT, saya kurang paham tentang menulis pantun 3 Sebelum adanya pembelajaran menggunakan metode NHT, saya kurang terampil dan kurang kreatif dalam menulis pantun 4 Adanya pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT ini akan membantu saya dalam menulis pantun lebih baik, menarik, dan lancer 5 Dengan adanya pembelajaran menulis pantun menggunakan metode NHT, saya lebih tertarik untuk menulis pantun 6 Dengan adanya penerapan pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan metode NHT akan membantu saya dalam menuangkan ide-ide yang nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah pantun 7 Dengan adanya pembelajaran menulis pantun dengan metode NHT, harus perlu ditingkatkan lagi dan dikembangkan agar membantu para siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis Jawaban Tidak Setuju Setuju

148 Lampiran : 20 Skor Prasiklus Keterampilan Menulis Pantun Siswa Kelas VII H SMP Negeri 1 Kuwarasan No Nama Siswa Skor I II III IV Jumlah 1 Achmad Lutfi Uman Achmad Musalim Ridho Akbar Hidayat Cici Mamumaliatun Dedi Romadhoni Devry Fachtur Z Fahmi Fardila R Fajar Romadoni Iffat Meuthia Arman Indra Setiawan Iqbal Syaputra Irma Apriliana Khotimatuz Zahroh Lukman Nurhakim Maya Nurdinati Muhamad Khoerul Anam Nisma Karmiahtun Fadilah

149 18 Nurlaelah Atikah Sari Puput Anggraeni Putri Ma rifah Rahayu Rendi Cahya R Risa Meilani Riski Mawarni Rizki Nur Faizah Rofina Fitri Hanifah Rofliyan Diki Saputra Sarif Nawawi Surya Sofi Mubarok Susi Afriyanti Vivi Zumrotin Yusuf Nur Kholid Jumlah Rata-rata 25,21 10,84 10,90 11,59 58,56 Keterangan I : Ketepatan syarat-syarat pantun II : Kesesuaian isi dengan tema III : Pemilihan kata/diksi IV : Penulisan ejaan

150 Lampiran : 21 Skor Siklus I Keterampilan Menulis Pantun Siswa Kelas VII H SMP Negeri 1 Kuwarasan No Nama Siswa Skor I II III IV Jumlah 1 Achmad Lutfi Uman Achmad Musalim Ridho Akbar Hidayat Cici Mamumaliatun Dedi Romadhoni Devry Fachtur Z Fahmi Fardila R Fajar Romadoni Iffat Meuthia Arman Indra Setiawan Iqbal Syaputra Irma Apriliana Khotimatuz Zahroh Lukman Nurhakim Maya Nurdinati Muhamad Khoerul Anam 17 Nisma Karmiahtun Fadilah

151 18 Nurlaelah Atikah Sari Puput Anggraeni Putri Ma rifah Rahayu Rendi Cahya R Risa Meilani Riski Mawarni Rizki Nur Faizah Rofina Fitri Hanifah Rofliyan Diki Saputra Sarif Nawawi Surya Sofi Mubarok Susi Afriyanti Vivi Zumrotin Yusuf Nur Kholid Jumlah Rata-rata 29,90 12,71 13,03 12,78 68,43 Keterangan I : Ketepatan syarat-syarat pantun II : Kesesuaian isi dengan tema III : Pemilihan kata/diksi IV : Penulisan ejaan

152 Lampiran : 22 Skor Siklus II Keterampilan Menulis Pantun Siswa Kelas VII H SMP Negeri 1 Kuwarasan No Nama Siswa Skor I II III IV Jumlah 1 Achmad Lutfi Uman Achmad Musalim Ridho Akbar Hidayat Cici Mamumaliatun Dedi Romadhoni Devry Fachtur Z Fahmi Fardila R Fajar Romadoni Iffat Meuthia Arman Indra Setiawan Iqbal Syaputra Irma Apriliana Khotimatuz Zahroh Lukman Nurhakim Maya Nurdinati Muhamad Khoerul Anam Nisma Karmiahtun Fadilah

153 18 Nurlaelah Atikah Sari Puput Anggraeni Putri Ma rifah Rahayu Rendi Cahya R Risa Meilani Riski Mawarni Rizki Nur Faizah Rofina Fitri Hanifah Rofliyan Diki Saputra Sarif Nawawi Surya Sofi Mubarok Susi Afriyanti Vivi Zumrotin Yusuf Nur Kholid Jumlah Rata-rata 33,84 15,09 14,71 14,68 78,34 Keterangan I : Ketepatan syarat-syarat pantun II : Kesesuaian isi dengan tema III : Pemilihan kata/diksi IV : Penulisan ejaan

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

I. PENDAHULUAN. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Kemampuan mengomunikasikan pikiran dan

I. PENDAHULUAN. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Kemampuan mengomunikasikan pikiran dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Kemampuan mengomunikasikan pikiran dan perasaan kepada pihak lain terwujud dalam kegiatan berbahasa. Di dalam masyarakat

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Yuni Nur Isneni NIM

SKRIPSI. oleh Yuni Nur Isneni NIM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN KATA PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 KESESI KABUPATEN PEKALONGAN JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN GAYAM 05 BONDOWOSO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh Susiyati

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 TAPANREJO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : FERIKA SARI NIM 100210204028

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, setiap pendidik dituntut harus memiliki berbagai macam cara

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, setiap pendidik dituntut harus memiliki berbagai macam cara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pendidik haruslah menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Oleh karena itu, setiap pendidik dituntut harus memiliki berbagai macam cara untuk menciptakan

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OUTING CLASS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OUTING CLASS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OUTING CLASS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN 01 JANTIHARJO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013

Lebih terperinci

MUHAMAD WAHID FAUZI A

MUHAMAD WAHID FAUZI A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE INKUIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 GEYER KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Nurul Khasanah NIM

SKRIPSI. Oleh Nurul Khasanah NIM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING SETTING TURNAMEN BELAJAR UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA IMMERSION TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KEGIATAN EKONOMI DALAM MEMANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PEMANDANGAN ALAM UNTUK SISWA KELAS V SDN KARANGREJO 05 JEMBER SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PEMANDANGAN ALAM UNTUK SISWA KELAS V SDN KARANGREJO 05 JEMBER SKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PEMANDANGAN ALAM UNTUK SISWA KELAS V SDN KARANGREJO 05 JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Manan Andrianto NIM

SKRIPSI. Oleh: Manan Andrianto NIM PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DUA DIMENSI DALAM PEMBELAJARAN PKN POKOK BAHASAN SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SDN KEBONSARI 04 JEMBER SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. PENINGKATAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 4 KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGAWASI MUTU BUSANA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA

SKRIPSI PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGAWASI MUTU BUSANA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA SKRIPSI PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGAWASI MUTU BUSANA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Dewi Permani Suci NIM

SKRIPSI. Oleh Dewi Permani Suci NIM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA ANAK DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING (AMBT) PADA SISWA KELAS V SDN KAMAL 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh Dewi Permani

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Veny Rosita Febriratna NIM

SKRIPSI. Oleh Veny Rosita Febriratna NIM PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEMA SIKAP DEMOKRATIS MELALUI PENERAPAN METODE SIMULASI DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN SUMBERSARI 01 JEMBER

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI I KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI I KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI I KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE TEBAK KATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 01 JETIS KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN WOTBUWONO KLIRONG KEBUMEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN WOTBUWONO KLIRONG KEBUMEN 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN WOTBUWONO KLIRONG KEBUMEN Oleh : Siti Romelah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: membaca intensif, menyimpulkan isi cerita anak,metode kalimat, model STAD.

ABSTRAK. Kata kunci: membaca intensif, menyimpulkan isi cerita anak,metode kalimat, model STAD. ABSTRAK Azizah, Nur.2010. Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif dalam Menyimpulkan Isi Cerita Anak dengan Metode Kalimat dan Model Student Teams Achievement Devisions (STAD). Jurusan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACROSTIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT KE DALAM TEKS PUISI SISWA KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 2 JEMBER SKRIPSI

PENERAPAN METODE ACROSTIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT KE DALAM TEKS PUISI SISWA KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 2 JEMBER SKRIPSI PENERAPAN METODE ACROSTIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT KE DALAM TEKS PUISI SISWA KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 2 JEMBER SKRIPSI Oleh Siti Lailatus Saadah NIM 100210402110 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA SISWA KELAS III SDN GAMBIRONO 02 MELALUI PENGGUNAAN BUKU KOMIK SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA SISWA KELAS III SDN GAMBIRONO 02 MELALUI PENGGUNAAN BUKU KOMIK SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA SISWA KELAS III SDN GAMBIRONO 02 MELALUI PENGGUNAAN BUKU KOMIK SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Disetujui pada tanggal 22 Oktober Menyetujui, NIP NIP

PERSETUJUAN. Disetujui pada tanggal 22 Oktober Menyetujui, NIP NIP PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul " Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered-Head-Together untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X SMA N 1 Imogiri " telah disetujui oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN 02 TAPANREJO DALAM MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN 02 TAPANREJO DALAM MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN 02 TAPANREJO DALAM MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Arie Eka Endraful NIM

SKRIPSI. Oleh Arie Eka Endraful NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN ENERGI PANAS DAN BUNYI DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS IV SDN SUMBERLESUNG 04 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh Arie Eka Endraful

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 GENTENG 2013/2014 SKRIPSI.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 GENTENG 2013/2014 SKRIPSI. MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 GENTENG 2013/2014 SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Strata 1 (S1)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Sinta Ambar Husada NIM. 100210204169

SKRIPSI. Oleh: Sinta Ambar Husada NIM. 100210204169 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-A SDN PATRANG 01 JEMBER PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS II SDN SUKOSARI 01 KUNIR SKRIPSI. Oleh:

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS II SDN SUKOSARI 01 KUNIR SKRIPSI. Oleh: PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS II SDN SUKOSARI 01 KUNIR SKRIPSI Oleh: INDAH WAHYUNINGSIH NIM 070210204207 PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SCRAMBLE

PENERAPAN MODEL SCRAMBLE PENERAPAN MODEL SCRAMBLE DISERTAI MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA DAN DAUR HIDUP HEWAN DI SD NEGERI

Lebih terperinci

TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IV B SD NEGERI DERESAN TAHUN AJARAN 2011/2012 DEPOK SLEMAN SKRIPSI

TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IV B SD NEGERI DERESAN TAHUN AJARAN 2011/2012 DEPOK SLEMAN SKRIPSI MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IV B SD NEGERI DERESAN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI Oleh Siska Desi Wijayanti NIM 070210204336 PROGRAM S1 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN SPLDV DENGAN STRATEGI CTL BAGI SISWA KELAS VIII D

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN SPLDV DENGAN STRATEGI CTL BAGI SISWA KELAS VIII D PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN SPLDV DENGAN STRATEGI CTL BAGI SISWA KELAS VIII D SEMESTER I SMP NEGERI 3 SAWIT Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI SISWA KELAS IV SD NEGERI I MLOPOHARJO WURYANTORO WONOGIRI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI SISWA KELAS IV SD NEGERI I MLOPOHARJO WURYANTORO WONOGIRI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI SISWA KELAS IV SD NEGERI I MLOPOHARJO WURYANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN DAUR HIDUP HEWAN MELALUI PENGGUNAAN METODE DISKUSI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA PAPAN BULETIN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN DAUR HIDUP HEWAN MELALUI PENGGUNAAN METODE DISKUSI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA PAPAN BULETIN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN DAUR HIDUP HEWAN MELALUI PENGGUNAAN METODE DISKUSI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA PAPAN BULETIN Siswa Kelas IV SDN Sumbergondo I Tahun Ajaran 2010/2011

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA RELISTIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN JARAK, WAKTU DAN KECEPATAN SISWA KELAS VB SDN TEGALGEDE 01 JEMBER SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: SITI NURAIZE NIM

SKRIPSI. Oleh: SITI NURAIZE NIM ss SKRIPSI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS V SDN MRAWAN 02 TAPEN -

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Nita Yolanda NIM

SKRIPSI. Oleh Nita Yolanda NIM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU BERBUNYI PADA SISWA KELAS IV SDN KADEMANGAN II KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI Oleh Nita Yolanda

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN PKN POKOK BAHASAN BENTUK-BENTUK KEPUTUSAN BERSAMA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu(S-I) Oleh : IKA MUSAROFAH

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu(S-I) Oleh : IKA MUSAROFAH 1 PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH I PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS KELAS X KU 1 SMK NEGERI 1 BANYUMAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ACAK KATA SCRAMBLE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS KELAS X KU 1 SMK NEGERI 1 BANYUMAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ACAK KATA SCRAMBLE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS KELAS X KU 1 SMK NEGERI 1 BANYUMAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ACAK KATA SCRAMBLE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan. Oleh ARNIS INDARTI NIM

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan. Oleh ARNIS INDARTI NIM PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII F SMPN 1 KECAMATAN BUNGKAL TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN MLOKOREJO 04 PUGER SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN MLOKOREJO 04 PUGER SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN MLOKOREJO 04 PUGER SKRIPSI Oleh HESTY FEBRIAN WIDYANA NIM 080210204319 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Leny Ocktalia NIM

SKRIPSI. Oleh Leny Ocktalia NIM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X6 MAN BONDOWOSO SKRIPSI Oleh Leny Ocktalia NIM 100210402065

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE (TTW) BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V SDN SUMBERSARI 03 JEMBER SKRIPSI Oleh : SILVIA

Lebih terperinci

SKRIPSI. DiajukanuntukMemenuhiSebagiandariSyarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

SKRIPSI. DiajukanuntukMemenuhiSebagiandariSyarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI MODEL TREFINGER PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN SKRIPSI DiajukanuntukMemenuhiSebagiandariSyarat

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMAN 1 DARUSSHOLAH SINGOJURUH TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

PENERAPAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMAN 1 DARUSSHOLAH SINGOJURUH TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 PENERAPAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMAN 1 DARUSSHOLAH SINGOJURUH TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Oleh Adi Santoso NIM 070210402106 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh Ahmad Utman Subandi NIM 090210204229

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN KELAS VIII A SMP NEGERI 2 PACITAN SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN KELAS VIII A SMP NEGERI 2 PACITAN SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN KELAS VIII A SMP NEGERI 2 PACITAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP MENGGUNAKAN KARTU BINGO SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

Oleh: DESSY DWI JAYANTI A

Oleh: DESSY DWI JAYANTI A PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) (PTK pada Siswa Kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Subah Kabupaten Batang Tahun

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK-POKOK ISI BERITA DALAM SURAT KABAR DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KARTASURA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK-POKOK ISI BERITA DALAM SURAT KABAR DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KARTASURA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK-POKOK ISI BERITA DALAM SURAT KABAR DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KARTASURA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual.

BAB 1 PENDAHULUAN. bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada mulanya media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG NARASI DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA PROBOLINGGO SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG NARASI DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA PROBOLINGGO SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG NARASI DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA PROBOLINGGO SKRIPSI Oleh Laylatul Fajriyah NIM 070210204259 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

LAPORAN ELEKTRONIK TUGAS AKHIR

LAPORAN ELEKTRONIK TUGAS AKHIR PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER KELAS III SEMESTER II SDN 2 KARANGBENDO KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN SUMBER DAYA ALAM DAN TEKNOLOGI PADA SISWA KELAS IV SDN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE ( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII G Semester 2 SMP Negeri 2 Colomadu Tahun Pelajaran 2012/2013 ) SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Qaadli Al A la NIM

SKRIPSI. Oleh. Qaadli Al A la NIM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI PENERAPAN PAIKEM DENGAN MEDIA GAMBAR KOMIK PADA SISWA KELAS IV SDN WIROLEGI 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh Qaadli Al A la NIM

Lebih terperinci

PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SIMULASI DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU MATERI KEGIATAN POKOK EKONOMI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berpengaruh penting untuk perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa. Materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berpengaruh penting untuk perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa. Materi pelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berpengaruh penting untuk perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa. Materi pelajaran yang diajarkan disajikan melalui bahasa, oleh karena itu bahasa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn POKOK BAHASAN BENTUK- BENTUK KEPUTUSAN BERSAMA DI SDN AJUNG 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN YANG MELIBATKAN UANG SISWA KELAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh : SRI PURWANTI A53B090184

SKRIPSI. Disusun oleh : SRI PURWANTI A53B090184 50 UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KARTU KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH JOTON I JOGONALAN, KLATEN TAHUN 2012 / 2013 SKRIPSI Diajukan kepada : Prodi

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 SELO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

(PDEODE) DI KELAS VB SD NEGERI SUDIMARA

(PDEODE) DI KELAS VB SD NEGERI SUDIMARA i PENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF STRATEGI PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVE DISCUSS EXPLAIN (PDEODE) DI KELAS VB SD

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MELALUI FIELD TRIP DI KELAS IV SD

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (Numbered Heads Together) DI SMK NEGERI 8 PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Pipit Ermawati NIM

SKRIPSI. Oleh: Pipit Ermawati NIM PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII A SMP INKLUSI TAMAN PENDIDIKAN DAN ASUHAN (TPA) JEMBER DALAM MEMBACAKAN DAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN PENDEKATAN INTEGRATIF BERBANTUAN MEDIA AUDIO SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG

PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/ 2011 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Anggun Tri Suciati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR DENGAN MEDIA KARTU HURUF BERGAMBAR PADA SISWA KELAS I SDN 3 SEMPU SKRIPSI. Oleh: SELLI OKTAVIANA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR DENGAN MEDIA KARTU HURUF BERGAMBAR PADA SISWA KELAS I SDN 3 SEMPU SKRIPSI. Oleh: SELLI OKTAVIANA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR DENGAN MEDIA KARTU HURUF BERGAMBAR PADA SISWA KELAS I SDN 3 SEMPU SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

e-ta (elektronik Tugas Akhir) Oleh : RATIH WULANDARI NIM

e-ta (elektronik Tugas Akhir) Oleh : RATIH WULANDARI NIM PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA UNTUK MENDESKRIPSIKAN TUMBUHAN DAN BINATANG DENGAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN TEBAK-TEBAKAN PADA SISWA KELAS II SDN KEPATIHAN 03 JEMBER e-ta (elektronik Tugas Akhir)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Yuzlah Wahyu Witri Lestari

SKRIPSI. Oleh Yuzlah Wahyu Witri Lestari MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SUMBERJATI 01 SILO MELALUI PENGGUNAAN KARTU PARAGRAF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PRACTICE REHEARSAL PAIRS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII A SMPN 1 RAMBIPUJI JEMBER DALAM MEMBAWAKAN ACARA SKRIPSI

PENERAPAN METODE PRACTICE REHEARSAL PAIRS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII A SMPN 1 RAMBIPUJI JEMBER DALAM MEMBAWAKAN ACARA SKRIPSI PENERAPAN METODE PRACTICE REHEARSAL PAIRS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII A SMPN 1 RAMBIPUJI JEMBER DALAM MEMBAWAKAN ACARA SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

RIAN YOKI HERMAWAN NIM

RIAN YOKI HERMAWAN NIM PENERAPAN METODE PERMAINAN TEBAK KATA DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI SDN KEBONSARI 04 JEMBER

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SN NEGERI 2 BANTARWUNI

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SN NEGERI 2 BANTARWUNI i PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SN NEGERI 2 BANTARWUNI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN SIFAT CAHAYA DI SDN LAMPEJI 02 SKRIPSI diajukan guna melengkapi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN SIKAP KOMUNIKATIF DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DI KELAS V MIM KARANGLO

Lebih terperinci

RETNO INDAR WATI A

RETNO INDAR WATI A PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN EYD DALAM MENULIS LAPORAN PERJALANAN MELALUI PENDEKATAN VAK (VISUAL, AUDITORY, DAN KINESTETIC) SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KONEKSI MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KONEKSI MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KONEKSI MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING (PTK pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Banyudono Tahun Ajaran 2011/2012) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN SUB TEMA PERISTIWA-PERISTIWA PENTING MELALUI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SENDANGHARJO KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK MELALUI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS DENGAN TEMA KEGIATAN JUAL BELI DI KELAS III SDN JEMBER LOR 02 TAHUN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Frandika Feri Budianto NIM

SKRIPSI. Oleh : Frandika Feri Budianto NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN IDENTITAS BENUA DI KELAS VI SDN JARIT 02 CANDIPURO

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD N PAJANG III SURAKARTA TAHUN 2011/2012

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Adi Nugroho NIM

SKRIPSI. Oleh: Adi Nugroho NIM PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN MEDIA BENDA KONKRIT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V-A MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DI SDN TEGALGEDE 01 JEMBER

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WACANA EKSPOSISI DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG MELALUI PENERAPAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WACANA EKSPOSISI DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG MELALUI PENERAPAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 2 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WACANA EKSPOSISI DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG MELALUI PENERAPAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 2 REMBANG TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Ike Wijayanti NIM

SKRIPSI. Oleh: Ike Wijayanti NIM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS VII SMP AL-IRSYAD KABUPATEN BANYUWANGI MELALUI PENERAPAN TEKNIK PARAFRASA BERBANTUAN MEDIA LIRIK LAGU SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Hamdiah Rifa iyati NIM

SKRIPSI. Oleh. Hamdiah Rifa iyati NIM PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (studi kasus pada siswa kelas X.5 pada pokok bahasan konsumsi dan investasi semester genap di MAN 1 Situbondo Kecamatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SD Negeri Cihampelas 1 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IV-A / 2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan) A. Standar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh MUHAMMAD HALI. Rendahnya kemampuan menulis karangan narasi siswa SD Negeri 2 Batu Putu

ABSTRAK. Oleh MUHAMMAD HALI. Rendahnya kemampuan menulis karangan narasi siswa SD Negeri 2 Batu Putu ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 BATU PUTU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh MUHAMMAD HALI Rendahnya kemampuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP IPA MATERI KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP IPA MATERI KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER DI KELAS IV SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP IPA MATERI KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER DI KELAS IV SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

DI SD NEGERI WOTGALIH 02 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

DI SD NEGERI WOTGALIH 02 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPS MATERI KENAMPAKAN ALAM DI LINGKUNGANSETEMPAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DI SD NEGERI WOTGALIH 02 LUMAJANG

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS: MELENGKAPI CERITA RUMPANG DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN MLOKOREJO 03 KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI diajukan guna

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA GAMBAR DI KELAS IV MI MUHAMMADIYAH PEJOGOL SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) KABUPATEN LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) KABUPATEN LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI. PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) SISWA KELAS III SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN YOSOWILANGUN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh Nur Khasanah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh DIANA IRYANI. Rendahnya kemampuan menulis puisi siswa SDN 1 Tanjung Senang merupakan

ABSTRAK. Oleh DIANA IRYANI. Rendahnya kemampuan menulis puisi siswa SDN 1 Tanjung Senang merupakan ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PENGAMATAN PADA SISWA KELAS V-B SDN 1 TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh DIANA IRYANI Rendahnya kemampuan menulis puisi

Lebih terperinci