Materi TOT Dosen POKJA LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Materi TOT Dosen POKJA LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN"

Transkripsi

1 Materi TOT Dosen 1

2 Mari kita mendiskusikan peran asuransi dalam peristiwa di bawah ini!

3 Mengapa Asuransi Diperlukan Bank -Menjamin Kredit Pemilikan Rumah, Mobil, dll. - Bancasurance Pembiayaan -Menjamin semua aset yang dibiayai oleh perusahan pembiayaan Pasar Modal Penyedia dana untuk kegiatan investasi Pegadaian -Menjamin risiko atas barang yang digadaikan -Menjamin risiko atas jiwa penggadai Industri Asuransi Dana Pensiun -Penyedia dana untuk pembayaran manfaat peserta pensiun Perusahaan -Menjamin Kesehatan Karyawan dan asset perusahaan -Menjamin tuntutan dari pihak ketiga Kontraktor -Sebagai syarat dalam proses tender -Menjamin berbagai risiko yang ada saat proses konstruksi berlangsung Perorangan, dll -Menjamin jiwa dan asset perorangan -Menjamin Pendidikan Anak 3

4 Manfaat Asuransi Perlindungan Ketenangan Risiko Tabungan Kepastian Usaha 4

5 Teori Risiko dan Asuransi a Definisi Risiko, d Definisi Asuransi, b Klasifikasi Risiko, e Law of Large Number (LLN), c Pengelolaan Risiko (manajemen risiko) f Ko-Asuransi dan Reasuransi, g Asymmetric Information, 5

6 Builder risk Ins RISIKO! 6

7 Risk, Peril danhazard Peril Risiko Kebakaran Hazard Informasi Asimetris 7

8 Vaughan danvaughan (1982) Definisi Risiko Kemungkinan mengalami kerugian(chance of loss). Peluang rugi (posibility of loss). Ketidakpastian (uncertainty). Penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan (the diversion of actual from expected result) Peluang/ kemungkinan terjadi hasil-hasil yang berbeda dari hasil semula yang diharapkan (the probability of any outcome different from the one expected). 8

9 Peril dan Hazard Bahaya (peril) suatu kondisi yang dapat menimbulkan terjadinya risiko kerugian, contohnya percikan api dan arus pendek adalah peril bagi kebakaran suatu bangunan Hazard, yaitu bukanlah sesuatu yang menyebabkan terjadinya suatu risiko kerugian, namun hazard dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu bahaya (peril) dan memperbesar tingkat kerugian yang dialami Physical Hazard Moral dan Morale Hazard 9

10 Hazard Physical Hazard Merupakan hazard yang timbul karena karakter fisik dari risiko tersebut, seperti konstruksi yang dimiliki suatu bangunan, sistem keamanan yang dimiliki toko, kabel listrik yang telah aus yang memperbesar terjadinya arus pendek, dan sebagainya. Moral dan Morale Hazard Merupakan hazard yang timbul karena faktor manusia, khususnya sikap tertanggung pemilik polis asuransi, contohnya ketidakjujuran tertanggung dan mengemudi dengan kecepatan tinggi. Sedangkan Morale Hazard adalahhazard yang timbul karena sikap acuh atau tidak berhati-hatinya manusia 10

11 Klasifikasi Risiko Risiko Finansial dan Non Finansial Risiko Murni dan Spekulasi Risiko Khusus dan Fundamental Risiko Statis dan Dinamis 11

12 RisikoFinansialdan Non Finansial Risiko Financial Risiko finansial adalah risiko yang jika terjadi dampak kerugiannya dapat dinilai atau diukur dengan uang. Contohnya: Risiko kehilangan kendaraan bermotor dan kebakaran rumah tinggal. Risiko Non Financial Risiko non finansial adalah risiko yang dampak kerugiannya tidak dapat dinilai atau diukur secara keuangan. Contohnya: Risiko kesalahan dalam memilih karir dan risiko kesalahan dalam memilih pasangan hidup. 12

13 RisikoMurnidanSpekulatif Risiko Murni Suatu risiko yang apabila terjadi akan menimbulkan kerugian (tidak dapat menimbulkan keuntungan). Contohnya: Jika terjadi kecelakaan pada mobil akan menimbulkan kerugian berupa rusaknya mobil. Risiko Spekulatif Risiko spekulatif adalah suatu risiko yang apabila terjadi dapat menimbulkan kerugian dan dapat juga menimbulkan keuntungan. Contohnya: Seseorang yang memiliki investasi dalam bentuk emas, dapat menimbulkan kerugian jika harga emas turun atau keuntungan jika harga emas naik. 13

14 RisikoKhususdanFundamental Risiko Khusus Risiko khusus adalah suatu risiko yang terjadi hanya bersifat pribadi dan dampaknya dirasakan secara lokal saja. Contohnya: Kebakaran pada rumah hanya dirasakan oleh orang yang memiliki rumah dan lingkungan di sekitar rumah yang terbakar tersebut. Risiko Fundamental Risiko fundamental adalah suatu risiko yang apabila terjadi dapat menimbulkan dampak kerugian bagi masyarakat luas atau bersifat katastropik. Contohnya: Kerusuhan di Jakarta tahun 1998 dan tsunami di Aceh tahun

15 Risiko Statis dan Dinamis Risiko Statis Risiko statis adalah segala bentuk risiko yang tidak diakibatkan atau dipengaruhi oleh keadaan ekonomi. Risiko statis dapat diasuransikan. Contohnya: Kemungkinan terhentinya proses produksi karena kelalaian operator, kemungkinan kehilangan harta benda karena kebakaran, dan pencurian. Risiko Dinamis Risiko dinamis adalah segala bentuk risiko kerugian akibat perubahan dalam ekonomi. Umumnya risiko dinamis tidak dapat diasuransikan. Contohnya: Turunnya nilai mata uang dan turunnya nilai saham. 15

16 Insurable Risk Risiko Finansial Risiko Murni Risiko Khusus Bersifat homogen dan dalam jumlah besar Risiko terjadi kebetulan dan harus dapat dibuktikan 16

17 Risiko-yang Dapat Diasuransikan (Insurable Risk) Tidak semua risiko bisa diasuransikan, dan untuk dapat diasuransikan, suatu risiko harus memenuhi beberapa kriteria di bawah ini (Fitriyani, 2013): 1.Merupakan risiko murni, dan juga termasuk risiko khusus, contoh: risiko kebakaran, risiko kecelakaan diri, risiko kebanjiran, risiko meninggal dunia. 2.Akibat dari risiko tersebut harus dapat dinilai atau diukur dengan uang (Financial Risk), yang berarti bahwa risiko tersebut harus bersifat finansial bukan emosional. 3.Risiko yang bersifat sama (homogen) dan dalam jumlah besar(large numbers), yang bertujuan untuk dapat memprediksi terjadinya suatu risiko dan memperkirakan besarnya kerugian yang terjadi, contoh: lukisan asli Monalisa di mana lukisan tersebut sulit diasuransikan karena jumlahnya hanya satu sehingga tidak terdapat padanan untuk menilai berapa harga preminya. 4.Risiko tersebut harus terjadi secara kebetulan dan tidak disengaja (furtuitous), contoh: risiko kematian akibat bunuh diri tidak akan bisa diasuransikan karena sifatnya disengaja. 5.Risiko itu dapat diperkirakan dan dapat dibuktikan kejadiannya, contoh: risiko kehilangan kendaraan bermotor yang jika terjadi harus dapat dibuktikan dengan surat keterangan polisi. 17

18 PengelolaanRisiko Risk Identification Risk Evaluation/ Analysis Frequency Severity Risk Control Financial Physical Transfer Retention Minimize Eliminate 18

19 PengelolaanRisiko Tahap-tahap yang dilalui oleh perusahaan dalam mengimplementasikan manajemen risiko adalah sebagai berikut: 1.Mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang dimiliki atau nantinya mungkin akan dialami oleh perusahaan. 2.Menganalisis pola risiko dan mengevaluasi risiko tersebut, ditinjau dari severity(nilai risiko) dan frekuensinya. 3.Tahap terakhir adalah pengendalian risiko. Tahap pengendalian risiko dibedakan menjadi 2, yaitu pengendalian fisik (risiko dihilangkan, risiko diminimalisir) dan pengendalian finansial(risiko ditahan, risiko ditransfer). 19

20 Pemetaan Risiko I. Risiko Ringan (Premi Rendah) Contoh: Kehilangan bagasi di pesawat II. III. Risiko Sedang (Premi Moderate) Contoh: Kehilangan kendaraan bermotor Risiko Sedang (Premi Moderate) Contoh: Kercelakaan ringan pada kendaraan bermotor IV. Risiko Berat (Premi Tinggi) Contoh: Kebakaran pada area padat penduduk 20

21 Ilustrasi Cara Mengelola Risiko Mengalihkan Risiko (Asuransi) RISIKO Kecelakaan Kendaraan Bermotor Menghindari Risiko ( Tidak Menggunakan Mobil) Menanggung Sendiri Mengurangi Risiko (Patuhi Peraturan Lalu Lintas) 21

22 Asuransi Definisi Asuransi perjanjian diantara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi (penanggung) dengan pemegang polis (tertanggung), yang menjadi dasar atau acuan bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi dengan imbalan untuk memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian yang dideritanya Nilai Pertanggungan Aset nilai ekonomis tertanggung yang dijamin oleh penanggung Premi Kewajiban yang harus dibayarkan tertanggung kepada penanggung atas jasa pengalihan risiko Polis Asuransi Surat kontrak/ perjanjian sebagai bukti pengalihan risiko dari tertanggung kepada penanggung Klaim Penanggung berkewajiban membayar ganti rugi jika tertanggung mengalami risiko kerugian yang dijamin dalam polis 22

23 PrinsipAsuransi No Prinsip Asuransi Jiwa Umum 1 Insurable Interest 2 Utmost Good Faith 3 Proximate Cause 4 Indemnity 5 Subrogation 6 Contribution 23

24 Prinsip-prinsipAsuransi Kepentingan Mengasuransikan (Insurable Interest) Prinsip ini terkandung dalam ketentuan Pasal 250 KUHD yang pada intinya seseorang boleh mengasuransikan barang-barang apabila yang bersangkutan mempunyai kepentingan atas barang yang dipertanggungkan. 24

25 Prinsip-prinsipAsuransi Itikad Terbaik (Utmost Good Faith) Prinsip ini terkandung dalam ketentuan Pasal 251 KUHD yang pada intinya menyatakan bahwa penutupan asuransi baru sah apabila penutupannya didasari itikad baik. 25

26 Prinsip-prinsipAsuransi Kausa Prima (Proximate Cause) Proximate Cause adalah sebab utama yang menyebabkan terjadinya peristiwa kerugian, apabila sebab utama tersebut tidak termasuk penyebab kerugian yang diakui dalam asuransi, maka penanggung dibebaskan dari kewajibannya. 26

27 Prinsip-prinsipAsuransi Ganti Rugi(Indemnity) Prinsip ini terkandung dalam ketentuan Pasal 252 dan Pasal 253 KUHd. Menurut prinsip indemnitas bahwa yang menjadi dasar penggantian kerugian dari penanggung kepada tertanggung adalah sebesar kerugian yang sesungguhnya diderita oleh tertanggung dalam arti tidak dibenarkan mencari keuntungan dari ganti rugi asuransi. 27

28 Prinsip-prinsipAsuransi Subrogasi (Subrogation) Prinsip ini terkandung dalam ketentuan pasal 284 KUHD. Subrogasi adalah penggantian kedudukan tertanggung oleh penanggung yang telah membayar ganti kerugian, dalam melaksanakan hak-hak tertanggung kepada pihak ketiga yang mungkin menyebabkan terjadinya kerugian. 28

29 Prinsip-prinsipAsuransi Kontribusi(Contribution) Suatu prinsip yang mengatur dalam hal suatu objek pertanggungan, dipertanggungkan pada 2 (dua) atau lebih perusahaan asuransi, maka kerugian yang terjadi sebanding dengan tanggung jawabnya masing-masing dari perusahaan asuransi yang terlibat. 29

30 Law of Large Number (LLN) Hukum bilangan besar adalah teori yang menggambarkan hasil dari melakukan percobaan yang sama dalam jumlah yang besar, dimana akan diperoleh hasil yang lebih akurat seiring dengan banyaknya uji yang dilakukan. Hukum bilangan besar penting karena menjamin hasil jangka panjang yang stabil untuk rata-rata dari beberapa peristiwa acak. 30

31 Koasuransi dan Reasuransi Insurance Risk KoAsuransi Reasuransi Treaty Facultative - Facultative Obligatory Proposional Non Proposional - Quota Share - Surplus Treaty -Excess of Loss -Stop Loss - Agregate Excess of Loss 31

32 Koasuransi Ko-asuransi adalah suatu mekanisme untuk meningkatkan kapasitas market dalam meng-underwrite suatu risiko. Dalam koasuransi, share dari masing-masing perusahaan asuransi dicantumkan dalam original policy. Administrasi serta penerbitan polis biasanya dilakukan oleh co-insurance leader. Berbeda dengan kontrak reasuransi, di mana tertanggung tidak mempunyai hubungan kontraktual dengan reasuradur. 32

33 Reasuransi Reasuransi atau reinsurance adalah mekanisme pengalihan kembali risiko-risiko oleh suatu perusahaan asuransi atau penanggung atas sebagian atau seluruh risiko yang menjadi tanggungannya kepada perusahaan reasuransi (reinsurer) atau penanggung lainnya. 33

34 Treaty Suatu perjanjian tertulis antara perusahaan asuransi dengan perusahaan reasuransi di mana perusahaan asuransi secara otomatis akan mereasuransikan atau memberikan sesi atau session kepada perusahaan reasuransi, yang secara otomatis akan menerima sesi tersebut selama sesi sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam perjanjian terkait. 34

35 Facultative Suatu perjanjian reasuransi antara perusahaan asuransi untuk bebas menentukan apakah akan mereasuransikan risiko yang ditanggungnya atau tidak, dan perusahaan reasuransi juga bebas menentukan apakah akan menerima atau menolak risiko yang direasuransikan oleh perusahaan asuransi. 35

36 Asymmetric Information 36

37 Asymmetric Information Kondisi asymmetric information pertama kali dijelaskan oleh Kenneth (1963) dalam satu artikel yang terkenal di bidang penanganan kesehatan yang berjudul Uncertainty and the Welfare Economics of Medical Care. Akerlof (1970) kemudian menggunakan istilah asymmetric information dalam karyanya, The Market for Lemons (Pasar Barang Kacangan ), yang menyatakan bahwa dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari komoditi cenderung untuk turun, bahkan untuk barang yang tergolong berkualitas bagus. 37

38 Adverse Selection Contoh adverse selection dalam perasuransian adalah keadaan ketika calon tertanggung yang berisiko tinggi dapat diterima oleh penanggung (perusahaan asuransi) untuk membeli asuransi karena perusahaan asuransi tidak dapat secara efektif melakukan diskriminasi terhadap mereka, biasanya karena kurangnya informasi tentang risiko individu tertentu, kekuatan hukum, ketentuan undangundang atau kendala lainnya. 38

39 Moral Hazard Contoh moral hazard adalah keadaan ketika orang lebih cenderung berperilaku sengaja melakukan kesalahan setelah memiliki asuransi, baik karena perusahaan asuransi tidak dapat mengamati perilaku ini atau tidak dapat secara efektif membuktikan hal tersebut. 39

40 Signaling Michael Spence mengusulkan gagasan signaling, yaitu bahwa dalam situasi asymmetric information, terdapat kemungkinan bagi setiap orang untuk memberikan signal yang menunjukan tipe mereka, sehingga dipercaya dapat memberikan informasi kepada pihak lain dan menyelesaikan asimetri yang ada. Contoh signaling dalam perasuransian adalah informasi yang terdapat pada Surat Permintaan Penutupan Asuransi (SPPA), antara lain: letak objek pertanggungan, penggunaan objek pertanggungan/ lokasi (okupasi), dan tipe konstruksi bangunan (construction class) yang berfungsi sebagai sinyal terpercaya dalam menunjukan tingkatan risiko kebakaran pada suatu properti. Signal ini dapat memberikan gambaran kepada penanggung (perusahaan asuransi) atas risiko yang dimiliki oleh tertanggung pada properti yang akan diasuransikan. 40

41 Screening Stiglitz (1976) merintis teori screening, di mana dengan cara ini pihak yang kekurangan informasi dapat mempengaruhi pihak lain untuk mengungkapkan informasi mereka. Pihak yang kekurangan informasi dapat menyediakan menu pilihan sedemikian rupa, di mana pilihan yang disediakan tergantung pada informasi pribadi yang dimiliki oleh pihak lainnya. Screening pada perusahaan asuransi diterapkan antara lain: 1.Proses pengisian Surat Permohonan Penutupan Asuransi (SPPA) oleh calon tertanggung; 2.Proses survei dalam penutupan asuransi; 41

42 Klasifikasi Asuransi Jenis Asuransi Asuransi Jiwa Asuransi Umum Asuransi Pengelolaan Dana Asuransi Konvensional Asuransi Syariah Tujuan Operational Asuransi Komersial Asuransi Sosial 42

43 Pembagian Asuransi Berdasarkan Tujuan Operasional Asuransi Komersial Asuransi yang bertujuan memperoleh keuntungan bagi pemegang saham. Asuransi Sosial Asuransi yang tidak bertujuan memperoleh keuntungan, melainkan untuk tujuan sosial, dan dilakukan oleh perusahaan yang ditunjuk pemerintah. 43

44 Jenis Asuransi Asuransi Jiwa Asuransi jiwa memberikan jaminan perlindungan dalam bentuk pengalihan risiko keuangan atas meninggalnya seseorang Asuransi Umum Asuransi jiwa memberikan jaminan perlindungan dalam bentuk pengalihan risiko keuangan atas kehilangan atau kerusakan atas harta benda (asset) yang dimiliki 44

45 Produk Asuransi Term life Whole Life Asuransi Jiwa Asuransi Umum Endowment Unit Link 45

46 Asuransi Umum Jenis Produk Asuransi Umum asuransi pengangkutan asuransi kebakaran asuransi kesehatan asuransi kecelakaan diri asuransi perjalanan asuransi golf asuransi kredit asuransi pesawat terbang asuransi alat-alat berat asuransi kendaraan bermotor asuransi uang dalam pengiriman asuransi uang dalam lemari besi asuransi tanggung gugat dan lain-lain 46

47 Produk Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life) Ciri khas Asuransi Jiwa Seumur Hidup adalah memberi proteksi asuransi seumur hidup bagi seseorang. Asuransi Jiwa Seumur Hidup adalah jenis dasar Asuransi Jiwa Permanen. Siapa yang cocok dengan produk ini? Calon pemegang polis yang ingin memiliki proteksi jiwa sekaligus menghasilkan dana tabungan yang dapat dipakai untuk kebutuhan darurat; Calon pemegang polis yang membutuhkan proteksi penghasilan permanen (biaya tagihan rumah sakit); dan Calon pemegang polis yang ingin mendapat sejumlah pertumbuhan modal investasinya. 47

48 Produk Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Berjangka (Term Life) Ciri khas Asuransi Berjangka terletak pada proteksi maksimum dengan preminya yang relatif rendah. Oleh sebab itu, jenis produk ini menarik bagi calon tertanggung yang mempunyai kebutuhan asuransi yang besar namun daya beli terbatas. Siapa yang cocok dengan polis ini? Calon pemegang polis yang ingin memproteksi masa depan anaknya; Calon pemegang polis yang baru meniti karier. 48

49 Produk Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Dwiguna (Endowment) Asuransi Jiwa Dwiguna adalah proteksi yang memberikan jumlah uang pertanggungan saat tertanggung meninggal dalam periode tertentu dan sekaligus memberikan seluruh uang pertanggungan jika ia masih hidup pada masa akhir pertanggungan. Karena memberikan dua manfaat inilah, asuransi ini disebut dwiguna. Siapa yang cocok dengan produk ini? Calon pemegang polis yang memerlukan dana bagi pendidikan anak; Calon pemegang polis yang ingin memiliki sejumlah dana untuk kebutuhan di masa depan; dan Calon pemegang polis yang ingin memiliki dana pensiun. 49

50 Asuransi Unit Link Produk Asuransi Jiwa Unit link merupakan produk two in one, hal ini disebabkan karena unit link mengandung unsur asuransi sebagai protesi dan reksadana sebagaiinstrument investasi. Dengan unitlink, seorang Tertanggung tidak perlu repot membeli perlindungan asuransi dan berinvestasi reksadana di tempat terpisah, namun cukup ke satu tempat saja, yaitu perusahan asuransi jiwa. Dengan unit link tertanggung dapat berinvestasi dengan disiplin. Dibandingkan dengan produk dwiguna, unit link memberikan tertanggung kebebasan untuk memilih jenis instrument investasi yang dinginkan. Jenis instrument investasi yang dapat dipilih antara lain: pasar uang, obligasi dan saham. Setiap pilihan jenis instrument memiliki risiko dan keuntungan masing-masing. 50

51 Asuransi Kecelakaan Diri/Personal Accident Memberikan jaminan atau proteksi atas kematian, cacat tetap, cacat sementara sebagai akibat adanya kecelakaan. 51

52 Asuransi Kesehatan/Health Insurance memberikan jaminan kesehatan atas rawat inap, rawat jalan, pengobatan untuk gigi, penggantian kacamata, melahirkan sesuai dengan batasan yang dijamin dalam polis. 52

53 Produk Asuransi Umum Asuransi Kendaraan Bermotor/Motor Car Insurance memberikan jaminan atau proteksi atas kerugian/kerusakan/kehilangan atas kendaraan bermotor, yang disebabkan oleh tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir, perbuatan jahat orang lain, pencurian. Termasuk juga kerugian finansial, yang mungkin akan timbul sehubungan dengan adanya tuntutan kerugian sebagai akibat tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga, yang secara langsung disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan 53

54 Produk Asuransi Umum Asuransi Tanggung Gugat/Liability Insurance Suatu asuransi atau pertanggungan yang memberikan jaminan atau proteksi atas kemungkinan adanya tuntutan menurut hukum dari pihak ketiga sebagai akibat tindakan kesalahan atau kelalaian yang dilakukan 54

55 Produk Asuransi Umum Asuransi Pengangkutan/Marine Insurance Memberikan penggantian kerugian finansial yang diderita oleh pemilik kapal atau pemilik barang atau pihak lain yang bersangkutan dengan pengangkutan, sebagai akibat kerugian atau kerusakan yang terjadi pada kapal, barang muatan, atau ongkos tambang dan lain-lain yang dipertanggungkan, yang ditimbulkan oleh bahaya-bahaya laut, udara, dan darat atau risiko yang dijamin dalam perjanjian tersebut. 55

56 Produk Asuransi Umum Asuransi Kebakaran/Fire Insurance Memberikan penggantian kerugian finansial atas kerugian atau kerusakan harta benda yang dipertanggungkan, sebagai akibat risiko standar kebakaran: kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang, dan asap. 56

57 Asuransi Mikro Sederhana Mudah Ekonomis Segera = perlindungan dasar, bahasa mudah dipahami dan tidak multi tafsir, proses administrasi sederhana, = Mudah dibeli, mudah daftarnya (SMS) atau melalui BPR / Koperasi / Pegadaian = Misalnya hanya Rp / tahun = pembayaran klaim 10 hari kerja setelah dokumen lengkap diterima asuransi dokumen klaim maks. 3 dokumen yang mudah didapat sistem santunan 57

58 Simulasi Perhitungan Premi dan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor Ibu Ani seorang pengusaha batik berdomisili di Jakarta ingin mengasuransikan mobilnya yang seharga Rp ,00 dengan jenis pertanggungan comprehensive kepada perusahaan asuransi XYZ. Berapa total premi yang harus ia bayar kepada perusahaan asuransi tersebut jika ada biaya pembuatan polis misalnya sebesar Rp35.000,00 dan biaya materai sebesar Rp12.000,00 serta dikenakan tarif premi sebesar 2.25%? Premi Kendaraan Bermotor = Rp ,00 x 2.25% = Rp ,00 Biaya Polis = Rp ,00 Biaya Materai = Rp ,00 + Total per tahun = Rp ,00 Jadi Premi yang harus dibayar oleh Ibu Ani adalah sebesar Rp /4/2017

59 Simulasi Perhitungan Premi dan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor Sebulan setelah diasuransikan dengan jaminan komprehensif, Ibu Ani menabrak trotoar karena menghindari penyeberang jalan, mobil Ibu Ani rusak dan biaya untuk memperbaikinya adalah Rp ,00. Berapakah besar nilai ganti rugi yang akan diterima oleh Ibu Ani? Dimana tertanggung harus membayar risiko sendiri sesuai ketentuan polis, misalnya sebesar Rp ,00 per kejadian. Nilai ganti rugi yang akan diterima oleh Ibu Ani adalah Total Kerugian dikurangi risiko sendiri: Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 Risiko sendiri diterapkan sebagai cara agar tertanggung berhati-hati terhadap mobilnya dan tidak melakukan klaim jika kerugian masih di bawah risiko sendiri. 10/4/2017

60 Organisasi Perasuransian International Association of Insurance Supervisors (IAIS) The International Association of Insurance Supervisors (IAIS) adalah organisasi keanggotaan sukarela dari pengawas asuransi dan regulator dari lebih 200 yurisdiksi di hampir 140 negara. Misi dari IAIS adalah untuk mempromosikan pengawasan yang efektif dan konsisten secara global dari industri asuransi. IAIS menciptakan standard di bidang asuransi yang dikenal dengan Insurance Core Principle(ICP). The National Association of Insurance Commissioners (NAIC) NAIC adalah organisasi Amerika Serikat (AS) Organisasi ini diciptakan oleh kepala regulator asuransi dari 50 negara bagian AS, District of Columbia dan lima wilayah AS. NAIC merupakan organisasi yang memplopori penggunaan metode Risk Based Capital Rasio (RBC) untuk memastikan kesehatan keuangan perusahaan asuransi. 60

61 Organisasi Perasuransian Indonesia Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Asosiasi Asuransi dan Jaminan Sosial Indonesia (AAJSI) Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APPARINDO) Asosiasi Penilaian Kerugian Asuransi Indonesia (APKAI) Anggota Luar Biasa: Senior Executives Association (ISEA) Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APARI) PerhimpunanAhliManajemenJaminandanAsuransi KesehatanIndonesia (PAMJAKI) 61

62 Risk Based Capital (RBC) Risk-Based Capital (RBC) adalah metode untuk mengukur jumlah modal minimum yang dibutuhkan suatu perusahaan asuransi untuk menjalankan keseluruhan kegiatan bisnisnya dengan mempertimbangkan ukuran dan profil risiko dari perusahaan tersebut. Martin Grace (1993) mengatakan bahwa RBC dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi kebangkrutan(insolvency). Permenkeu No. 53/PMK.010/2012 menyatakan bahwa RBC sebuah perusahaan asuransi adalah minimal sebesar 120%. 62

63 Risk Based Capital(RBC) Tingkat Solvabilitas adalah selisih antara jumlah Aset yang diperkenankan dikurangi dengan jumlah liabilitas Aset Yang Diperkenankan adalah kekayaan yang diperkenankan yang diperhitungkan dalam perhitungan Tingkat Solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang perasuransian sesuai pasal 4 dari PMK No. 53 Liabilitas adalah kewajiban sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan di bidang perasuransian. Modal minimum berbasis risiko merupakan jumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan aset dan Liabilitas 63

64 MEKANISME PENUTUPAN ASURANSI ASURANSI RISIKO : Physical Hazard Moral Hazard Others SPPA Underwriter Customer Marketing Own Risk Treaty Co-Ins Re- Ins POLIS ASURANSI

65 Mekanisme Penutupan Asuransi (Pembelian Asuransi) Bab 6 65

66 Dokumen Asuransi SPPA/SPAJ Polis Asuransi Polis : tanda bukti tertulis perjanjian asuransi yang memuat hak dan kewajiban serta ketentuan lainnya dalam menjamin risiko kerugian yang dipertanggungkan. Polis asuransi dikeluarkan oleh perusahaan asuransi berdasarkan Surat Permintaan Penutupan Asuransi (SPPA) / Surat Permohonan Asuransi Jiwa (SPAJ) dari nasabah asuransi. 66

67 Tips Berasuransi PILIH Pilih Produk sesuai dengan kebutuhan Pilih Agen Professional yang memiliki sertifikasi keagenan PilihPerusahaan Asuransiyang memilikikondisi keuanganbaikdan terdaftardi OJK dengan Risk Based Capital (RBC) > 120%. PASTIKAN Pastikan mengisi data di SPPA dengan lengkap, jujur dan jelas dan tidak menandatangani SPPA dalam kondisi kosong. Pastikansecararincimengenaimanfaatyang diberikan, kondisiyang dipersyaratkan dan pengecualian jaminannya yang sering menjadi alasan penolakan pengajuan klaim oleh pihak perusahaan perasuransian. Pastikan membayar premi tepat waktu, jangan sampai terjadi outstanding pada saatterjadinyakerugianyangdapatmengakibatkanklaimtidakdibayar. Baca dengantelitipolis besertasemualampiranyang sudahditerima. 67

68 Mekanisme Penyebaran Risiko Perusahaan Asuransi Tertanggung Broker Asuransi Coinsurance PT ABC PT BCD PT CDE BPPDAN* Treaty Quota Share Surplus Facultative * Badan Pengelola Pusat Data Asuransi Nasional (Khusus untuk property)

69 BPPDAN : 0.020% of TSI (Badan Pengelola Pusat Data Asuransi Nasional)-Khusus untuk property METODE PENEMPATAN RISIKO (ALLOCATION OF RISK) TREATY : -QUOTA SHARE : 3.333% of TSI -SURPLUS : 9.980% of TSI Total Treaty : % of TSI Retensi PT As. ABC : 50% of 100% QS = 1.666% of 100% TSI TERTANGGU NG: PT ANDALAN PULP & PAPER TSI : IDR 1.5 TRILYUN FACULTATIVE : -Indo Re -Nas Re -Tugu Re -Marein Total Fac : % of TSI : %of TSI : % of TSI : 6.667% of TSI : % of TSI CO-INSURANCE: -Asuransi BCD : % of TSI -Asuransi CDE : % of TSI -Asuransi DEF : 6.667% of TSI Total Co-Ins : % of TSI

70 Name Insured PT Andalan Pupl & Paper Type of coverage Industrial All Risks Total Sum Insured IDR Risk Occupation Paper Manufacturer Metode Penempatan Risiko (Allocation of Risk) - lanjutan Allocation of Risk for PT Asuransi ABC (Leader): In Amount (in IDR) In % - BPPDAN (Pool) ,020% -Treaty : Quota Share ,333% Surplus ,980% Total Treaty ,313% - Facultative : PT Indonesia Re ,000% PT Nasional Re ,333% PT Tugu Re ,667% PT Marein ,667% Total Facultative ,667% Total PT Asuransi ABC's share : ,000% - Co-Insurance : PT Asuransi BCD ,000% PT Asuransi CDE ,333% PT Asuransi EFG ,667% Total Co-Insurance : ,0000% POKJA LITERASI Grand Total DAN INKLUSI KEUANGAN ,000%

71 Mekanisme Klaim 71

72 Tips Klaim LAPORKAN Laporkan peristiwa kerugian ke perusahaan asuransi. Laporkan peristiwa kerugian ke pihak berwenang sesuai ketentuan polis DOKUMENTASIKAN Buatlah foto dengan jumlah wajar dari berbagai sudut. DAFTARKAN Isi formulir klaim. Serahkan dokumen pendukung sesuai ketentuan polis. Klaim asuransi akan dibayarkan dalam waktu 30 hari sejak ada kesepakatan nilai penggantian antara Tertanggung dan Penanggung 72

73 Study Kasus Pemutaran film tentang risiko kecelakaan dan manfaat asuransi untuk ahli waris 73

74 Profesi Industri Asuransi (1) 74

75 Profesi Industri Asuransi(2) 75

76 Sertifikasi Profesi Asuransi 76

77 TerimaKasih 77

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ Secara bahasa Berasal dari kata assurantie dari bahasa Belanda yang berakar dari bahasa latin yaitu assecurare yang berarti meyakinkan orang. Menurut UU No. 2 Tahun

Lebih terperinci

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/ PERUSAHAAN ASURANSI 1. PENGERTIAN USAHA DAN KARAKTERISTIK ASURANSI Definisi (UU no. 2 tahun 1992) Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan nama penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI SISTEM INFORMASI ASURANSI Materi 1 PENGENALAN ASURANSI Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 1-1 Pengertian Asuransi Asuransi adalah: Suatu mekanisme pemindahan risiko dari tertanggung (nasabah)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam perkembangan dunia usaha tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara tepat, setiap ramalan

Lebih terperinci

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo ASURANSI Prepared by Ari Raharjo Email: ariraharjo2013@gmail.com Definisi Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151 amanitanovi@uny.ac.id A. PENGERTIAN Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko dimasa mendatang. Apabila risiko itu benar-benar terjadi,

Lebih terperinci

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1 ASURANSI 1 Pengertian Asuransi adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang

Lebih terperinci

Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa Bab 1: Pengantar Asuransi Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang berupa perjanjian antara nasabah asuransi

Lebih terperinci

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan PENGENALAN ASURANSI Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan APAKAH ASURANSI ITU? Asuransi adalah: Suatu mekanisme pemindahan risiko dari tertanggung (nasabah) kepada penanggung (pihak asuransi). Dengan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 DASAR-DASAR ASURANSI Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 RESIKO & PERIL Resiko adalah : Sesuatu yang datangnya tidak terduga dan berdampak pada timbulnya suatu kerugian. Peril adalah : Penyebab

Lebih terperinci

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional Sejarah Singkat Asuransi Asuransi berasal dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang dikenal dengan perjanjian

Lebih terperinci

Ketenangan Hidup Kalian akan Terjamin dengan Asuransi Buku Pelajaran SMA kelas X. 12 April 2016

Ketenangan Hidup Kalian akan Terjamin dengan Asuransi Buku Pelajaran SMA kelas X. 12 April 2016 Ketenangan Hidup Kalian akan Terjamin dengan Asuransi Buku Pelajaran SMA kelas X 12 April 2016 DAFTAR ISI 1. Pengertian Risiko 2. Risiko yang dapat diasuransikan 3. Pengertian Asuransi 4. Perbedaan Asuransi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Risiko Risiko adalah bahaya, akibat, atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau

Lebih terperinci

BAB I PENGENALAN ASURANSI

BAB I PENGENALAN ASURANSI BAB I PENGENALAN ASURANSI A. Pengertian Asuransi Asuransi ialah: suatu kemauan untuk menetapkan keruguan-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (substitusi) kerugian-kerugian besar

Lebih terperinci

BAB III JENIS ASURANSI

BAB III JENIS ASURANSI BAB III JENIS ASURANSI A. Objek dan Jenis Asuransi Objek Asuransi: Benda dan jasa, jiwa dan raga kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan yang dapat hilang, rusak, rugi dan atau

Lebih terperinci

RESIKO DALAM ASURANSI

RESIKO DALAM ASURANSI RESIKO DALAM ASURANSI PENGERTIAN RISIKO Arthur Williams dan Richard, M.H Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode waktu tertentu. A.Abas Salim Risiko adalah ketidakpastian

Lebih terperinci

Thomas Larsson Jurnalis Swedia(The Real Story of Globalization)

Thomas Larsson Jurnalis Swedia(The Real Story of Globalization) 5 TOPIK PEMBAHASAN GLOBALISASI? Sebelum Globalisasi Prof.Dr. Martin Albrow, Sosiolog Inggris Globalisasi adalah semua proses yang berhubungan dengan penyatuan antara masyarakat(all the peoples) bersatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Premi Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi, sepintas definsi tersebut tidak ada kesamaan antara definisi satu dengan

Lebih terperinci

INDUSTRI ASURANSI DALAM ERA GLOBALISASI & FINTECH

INDUSTRI ASURANSI DALAM ERA GLOBALISASI & FINTECH ACA Goes To Campus INDUSTRI ASURANSI DALAM ERA GLOBALISASI & FINTECH Sosialisasi dan Recruitment Professional Insurance Marketing Programme 13 April 2018, UKRIDA 13 April 2018, UKRIDA 5 TOPIK PEMBAHASAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ASURANSI

KARAKTERISTIK ASURANSI ASURANSI KARAKTERISTIK ASURANSI Perusahaan asuransi menggunakan the law of large numbers sebagai dasar operasi mereka. Hukum tersebut. Semakin banyak eksposur atau risiko yang serupa, semakin kecil penyimpangan

Lebih terperinci

ASURANSI MELINDUNGI KITA Buku Pelajaran SMP. 12 April 2016

ASURANSI MELINDUNGI KITA Buku Pelajaran SMP. 12 April 2016 ASURANSI MELINDUNGI KITA Buku Pelajaran SMP 12 April 2016 DAFTAR ISI 1. Pengertian Asuransi 2. Klasifikasi Asuransi 3. Manfaat Asuransi 4. Prosedur dalam Membeli Asuransi 5. Prosedur dalam Penanganan Klaim

Lebih terperinci

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI A. Definisi Risiko RISIKO adalah : a. Risiko adalah kans kerugian b. Risiko adalah kemungkinan kerugian c. Risiko adalah ketidak pastian d. Risiko adalah penyimpangan kenyataan

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi?

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Asuransi 3 02 Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? 5 5 03 Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi? 6 7 04 Siapa yang Perlu Melakukan Perlindungan Asuransi? 8 Bagaimana

Lebih terperinci

PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 I. KETENTUAN UMUM 1. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit atau terluka atau bahkan meninggal dunia karena suatu kecelakaan. Bangunan atau pabrik yang

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang

STIE DEWANTARA Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 5 Pengertian Asuransi Asuransi Assurantie (B. Belanda) = Pertanggungan Assecurare (B. Latin) = Meyakinkan orang Asuransi Bahasa

Lebih terperinci

PRINSIP DAN PRAKTEK REASURANSI JIWA

PRINSIP DAN PRAKTEK REASURANSI JIWA PRINSIP DAN PRAKTEK REASURANSI JIWA In House Training Nasional Re Reasuransi Jiwa Konvensional dan Syariah Jakarta, 13 Mei 2016 Oleh : Faried Susanto, SE, AAAIJ, FSAI, AIIS, CRMP 1 Pengertian Reasuransi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi 1. Pengertian Asuransi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi adalah suatu perjanjian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk mengatur bagaimana perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI BAB X ASURANSI Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada saat ini sangat memberikan manfaat dan kemudahan bagi kehidupan manusia, dampak positif yang ada sangat mendukung manusia modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama orang tersebut memiliki kepentingan tanpa memandang status,

BAB I PENDAHULUAN. selama orang tersebut memiliki kepentingan tanpa memandang status, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari kita selalu menjumpai risiko, baik dalam pekerjaan maupun aktivtias kecil yang sepele pun risiko akan selalu membayangi kita kapanpun dan dimanapun.

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI I. UMUM Perkembangan industri perasuransian saat ini cukup pesat sehingga mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi rasa cemas yang timbul sebagai akibat dari kecelakaan tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi rasa cemas yang timbul sebagai akibat dari kecelakaan tersebut maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti saat ini manusia dituntut untuk selalu beraktivitas untuk mencari nafkah untuk menjalani kehidupan, setiap aktivitas yang dilakukan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran sangat luas,banyak ahli yang telah memberikan definisi atas

II. LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran sangat luas,banyak ahli yang telah memberikan definisi atas 10 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pemasaran Pengertian pemasaran sangat luas,banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah disepakati kepada tertanggung apabila risiko tersebut benar-benar terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. sudah disepakati kepada tertanggung apabila risiko tersebut benar-benar terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi Jiwa merupakan salah satu industri dibidang jasa yang memberikan perlindungan pada calon pemegang polis apabila terjadi risiko di masa mendatang. Pihak asuransi

Lebih terperinci

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8 MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : ------- Disusun oleh : Kelompok 8 Dickxie Audiyanto (125020305111001) Gatra Bagus Sanubari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk umum dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan

Lebih terperinci

2 P a g e ( )

2 P a g e ( ) Pendahuluan Pesatnya perekonomian Indonesia saat ini mendukung ekspansi bisnis. Sebagai pimpinan perusahaan, mempekerjakan dan mempertahankan orang-orang terbaik merupakan tugas yang penting. Karyawan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi 1. Pengertian Asuransi Apabila seseorang menginginkan supaya sebuah resiko tidak terjadi, maka seharusnyalah orang tersebut mengusahakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam prosedur penebusan polis asuransi, kajian pustaka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi. Dimana secara sepintas tidak ada kesamaan antara definisi yang satu dengan yang lainnya. Hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. saham agar dapat meminimalkan kemungkinan risiko yang akan terjadi.

BAB II LANDASAN TEORITIS. saham agar dapat meminimalkan kemungkinan risiko yang akan terjadi. BAB II LANDASAN TEORITIS A. Signaling Theory (Teori Sinyal) Bagi investor atau calon investor informasi yang mencerminkan kondisi suatu perusahaan sangat dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan komersial. Potensi pengembangan industri asuransi di Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. bukan komersial. Potensi pengembangan industri asuransi di Indonesia sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, asuransi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Jama an (2008:4), Signaling Theory mengemukakan tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Jama an (2008:4), Signaling Theory mengemukakan tentang BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Singnalling Theory) Menurut Jama an (2008:4), Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bank 1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

Seri Literasi Keuangan Segmen Pensiunan

Seri Literasi Keuangan Segmen Pensiunan Seri Literasi Keuangan Segmen Pensiunan SEJATI PENSIUNAN 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-nya sehingga buku praktis Asuransi Sahabat Sejati Pensiunan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2. Direksi Perusahan Asuransi Umum Syariah, di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai risiko dalam kehidupan sehari-hari, seperti risiko

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI I. UMUM Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Samryn (2014 : 3) berpendapat bahwa secara umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK MANULIFE EDUCATION PROTECTOR

RINGKASAN INFORMASI PRODUK MANULIFE EDUCATION PROTECTOR RINGKASAN INFORMASI PRODUK MANULIFE EDUCATION PROTECTOR Manulife Education Protector adalah produk asuransi unit link yang diterbitkan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (AJMI) sebagai Penanggung

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 422/KMK.06/2003 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kusumaningtuti S. Soetiono Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, OJK

Kata Pengantar. Kusumaningtuti S. Soetiono Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, OJK Kata Pengantar Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-nya sehingga buku praktis Lindungi Risiko Anda dengan Asuransi dapat diselesaikan dengan baik. 1 Dalam kehidupan sehari-hari tidak ada

Lebih terperinci

101: PRAKTEK ASURANSI

101: PRAKTEK ASURANSI www.akademiasuransi.org Soal-Jawaban K.651210. 101.01 101: PRAKTEK ASURANSI 2006 s.d. April 2015 Disusun oleh: Afrianto Budi P, SS MM (dari berbagai sumber) Persiapan Ujian LSPP - September 2015 KUMPULAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI -1- DESKRIPSI PRODUK ASURANSI 1/12 -2- A. ASURANSI UMUM Bagian A.I No

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi 1. Pengertian Asuransi Risiko merupakan suatu konsep dengan berbagai makna tergantung pada konsep disiplin ilmu yang menggunakannya. Menurut Siamat (1995:275) risiko

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2. Direksi Perusahan Asuransi Umum Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU

Lebih terperinci

A. INSURED B. INSURER C. ACCIDENT D. INTEREST

A. INSURED B. INSURER C. ACCIDENT D. INTEREST MENURUT PASAL 246 KUHD RI; ASURANSI ATAU PERTANGGUNGAN ADALAH SUATU PERJANJIAN, DENGAN MANA SEORANG PENANGGING MENGIKATKAN DIRI PADA TERTANGGUNG DENGAN MENERIMA SUATU PREMI, UNTUK MEMBERI PENGGANTIAN KEPADANYA

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak

Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak Kerugian yang tidak diharapkan Risiko Penyimpangan dari yang diharapkan Kejadian yang tidak menguntungkan Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan

Lebih terperinci

Informasi Produk Asuransi Allianz

Informasi Produk Asuransi Allianz Informasi Produk Asuransi Allianz Nama Produk Permata Proteksi Ku Permata Proteksi Plus Permata KTA Proteksi Jenis Produk Asuransi jiwa berjangka untuk perlindungan tagihan kartu kredit Asuransi jiwa berjangka

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PRINSIP PENETAPAN HARGA PREMI REASURANSI JIWA

PRINSIP PENETAPAN HARGA PREMI REASURANSI JIWA PRINSIP PENETAPAN HARGA PREMI REASURANSI JIWA In House Training Divisi Reasuransi Jiwa Konven dan Syariah Jakarta, Rabu 11 Mei 2016 Oleh : Marlina Sari,SE, AAAIJ Asuransi jiwa adalah program perlindungan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SEQUISLINQ VALUE PROTECTOR

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SEQUISLINQ VALUE PROTECTOR Sequislinq Value Protector merupakan produk asuransi Unit Link yang diterbitkan oleh PT. Jiwa Sequis Life (selanjutnya Penanggung ) dan Produk ini sudah dicatatkan pada Otoritas Jasa Keuangan. Berikut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI -1- FORMULIR PELAPORAN PERSETUJUAN PRODUK ASURANSI KREDIT DAN/ATAU SURETYSHIP

Lebih terperinci

SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI. Jakarta, Februari 2015

SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI. Jakarta, Februari 2015 SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI Jakarta, Februari 2015 Pengertian Asuransi Pasal 1 angka 1 UU NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN Asuransi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit, atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis, resiko

Lebih terperinci

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN PERUSAHAAN ASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SEBAGIAN USAHANYA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Asuransi 2.1.1.1 Pengertian Asuransi DAN HIPOTESIS Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari kata assuradeur

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di zaman sekarang asuransi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Asuransi dapat memberikan

Lebih terperinci

Pengantar & Praktikum Underwriting

Pengantar & Praktikum Underwriting 7. REASURANSI A. Definisi Reasuransi B. Pentingnya Reasuransi C. Terminologi D. 4 (empat) Metode Reasuransi E. Bentuk-Bentuk Reasuransi F. Jenis-Jenis Reasuransi Treaty Pertanyaan (Questions) Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Peneltian pertama yang dilakukan oleh Karuniawati (2007) dengan objek penelitian yang dilakukan pada PT. Asuransi Jiwasraya. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi 1. Sejarah Asuransi Menurut Latumarissa (2012: 448) asuransi berasal dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang dikenal dengan perjanjian Hammurabi.

Lebih terperinci

PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 I. KETENTUAN UMUM 1. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur

Lebih terperinci

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17 Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI - Menurut Pasal 246 KUHD, asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce

FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce 1. Bagaimana keamanan transaksi e commerce Asuransi Bintang? Sangat aman, karena Bintang telah bekerja sama dengan Acquiring Bank, Payment Gateway dan di support

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan bangsa Indonesia meliputi berbagai bidang kehidupan diantaranya idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi, di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

0,01% Tbk 3 Masyarakat 10,41%

0,01% Tbk 3 Masyarakat 10,41% I. LATAR BELAKANG 1.1 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilaihan Saham Perushaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya asuransi adalah suatu perjanjian antara nasabah asuransi (tertanggung) dengan perusahaan asuransi (penanggung) mengenai pengalihan resiko dari nasabah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penjualan Premi Asuransi Pada PT Asuransi Rama Satria Wibawa Setelah penulis melakukan melakukan wawancara dengan beberapa karyawan terkait dengan prosedur

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ASURANSI DAN MANAJEMEN RISIKO 2 (FAK EKONOMI - D3 MANAJEMEN KEUANGAN) KODE / SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ASURANSI DAN MANAJEMEN RISIKO 2 (FAK EKONOMI - D3 MANAJEMEN KEUANGAN) KODE / SKS Sub TIK 1 PENDAHULUAN Memahami ruang lingkup usaha dan obyekobyek pertanggungannya 1. Asuransi a. Pengertian Asuransi b. Macam-macam usaha 2. Perbedaan dengan aktifitas lain a. Perbedaan jiwa dengan tabungan

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALAN

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.303, 2016 KEUANGAN OJK. Asuransi. Reasuransi. Penyelenggaraan Usaha. Kelembagaan. Perusahaan Pialang. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

-0- LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI 0/19

-0- LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI 0/19 -0- LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI 0/19 -1- FORMULIR PELAPORAN PERSETUJUAN PRODUK ASURANSI BERSAMA BAGI

Lebih terperinci

AVA Group Accident Protection

AVA Group Accident Protection AVA Group Accident Protection Ringkasan Informasi Produk dan/atau Layanan Tentang Produk AVA Group Accident Protection adalah produk asuransi kecelakaan kumpulan milik dan diterbitkan oleh PT ASTRA AVIVA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi payung untuk mengantisipasi krisis keuangan, karena dana asuransi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi merupakan sarana keuangan dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan

Lebih terperinci

Ringkasan Informasi Produk

Ringkasan Informasi Produk Ringkasan Informasi Produk Selamat! Anda telah mengambil langkah tepat untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas. Untuk membantu Anda semakin memahami produk asuransi yang Anda miliki, berikut adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI -1- FORMULIR PELAPORAN PERSETUJUAN PAYDI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI I.

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: ANDI Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: - Usia: 35 Status Merokok: Bukan Perokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN PERUSAHAAN ASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SEBAGIAN USAHANYA

Lebih terperinci

BAB IV RISIKO DAN MANAJEMEN RESIKO

BAB IV RISIKO DAN MANAJEMEN RESIKO BAB IV RISIKO DAN MANAJEMEN RESIKO A. Pengertian Risiko Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah risiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rasa tidak aman yang lazim disebut sebagai risiko. kelebihan. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat-sifat

I. PENDAHULUAN. rasa tidak aman yang lazim disebut sebagai risiko. kelebihan. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat-sifat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan yang tidak kekal merupakan sifat yang alamiah, mengakibatkan adanya suatu keadaan yang tidak dapat diramalkan lebih dulu secara tepat. Dengan demikian keadaan termaksud

Lebih terperinci

TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO

TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO OLEH : MELIANA KURNIAWATI CAHYADI 1315251106 29 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA PROGRAM EKSTENSI 2015 Beberapa alternatif yang bisa dipilih untuk mengelola

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ASURANSI LIFE PLAN 100

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ASURANSI LIFE PLAN 100 Life Plan 100 merupakan produk asuransi Whole Life yang diterbitkan oleh PT. Jiwa Sequis Life (selanjutnya Penanggung ) dan Produk ini sudah dicatatkan pada Otoritas Jasa Keuangan. Berikut ini adalah ringkasan

Lebih terperinci