PT Jaya Real Property Tbk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PT Jaya Real Property Tbk"

Transkripsi

1 PT Jaya Real Property Tbk Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Joint Venture dan Rencana Jual Beli Tanah Juni 2013

2 PT Jaya Real Property Tbk Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Joint Venture dan Rencana Jual Beli Tanah Juni 2013

3 Page i Jakarta, 28 Juni 2013 No. : RAO,YUHAL-B-JSE2-VI/13 Kepada Yth, PT Jaya Real Property Tbk. CBD Emerald Blok CE/A No. 01 Boulevard Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15227, Indonesia Telepon : (021) Fax : (021) , corporate@jayareal.co.id Kegiatan Usaha : Pembangunan perumahan dan pengelolaan usaha Perihal : Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Joint Venture dan Rencana Jual Beli Tanah. Dengan Hormat, PENDAHULUAN PT Jaya Real Property Tbk ("Perseroan") adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan perumahan dan pengelolaan usaha. Perseroan merupakan salah satu pengembang terkemuka di Indonesia di bidang perumahan dan komersial, dengan portofolio di Jakarta Pusat, Barat dan Selatan dengan bisnis utama pengembangan suatu kawasan pemukiman yang terpadu dan berkesinambungan dengan beragam produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di berbagai segmen harga yang berawal dari kesediaan lahan, desain, konstruksi dan penjualan. Perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan nilai tambah bagi pemangku kepentingan. Sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melaksanakan Diversifikasi Usaha di bidang perhotelan maka Perseroan berencana mendirikan hotel secara Joint Venture dimana Perseroan bekerja sama dengan PT Ciputra Niyantalestari ( CNYL ) dalam mendirikan hotel, untuk selanjutnya disebut Rencana Joint Venture. Nama perusahaan pengelolaan hotel dari Rencana Joint Venture tersebut diberi nama PT Jaya Citra Hotel ( JCH ). Selain itu, sehubungan dengan Rencana Joint Venture, maka Perseroan berencana untuk melakukan jual beli atas hak guna bangunan atas sebidang tanah seluas m 2 (seribu tujuh puluh sembilan meter persegi) dengan JCH, untuk selanjutnya disebut Rencana Jual Beli Tanah sesuai dengan Perjanjian antara Perseroan dengan CNYL tentang Kerjasama Pembangunan hotel dan jual beli tanah di Kawasan Bintaro Jaya tertanggal 27 Juni 2013 ( Perjanjian ), bersama-sama untuk selanjutnya disebut Rencana Transaksi. Perseroan telah menunjuk KJPP RAO,YUHAL & rekan (terafiliasi dengan KJPP asing Truscel Capital LLP Singapore) yang mana telah mendapat ijin usaha dari Kementrian Keuangan No berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1133/KM.1/2011 tanggal 14 Oktober 2011 dan terdaftar atas nama KJPP RAO,YUHAL & rekan sebagai profesi penunjang pasar modal berdasarkan surat Bapepam-LK (saat ini bernama Otoritas Jasa Keuangan atau disingkat OJK) No /BL/2011 tanggal 27 Oktober 2011 dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam - LK No. 12/BL/STTD-P/B/2011 tanggal 31 Maret 2011, selanjutnya disebut sebagai TRUSCEL. Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Joint Venture dan Rencana Jual Beli Tanah PT Jaya Real Property Tbk.

4 Page ii LATAR BELAKANG Perseroan memiliki portofolio yang kuat dan beragam pada pengembangan di bidang perumahan dan komersial di daerah Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta pusat. Perseroan telah membangun reputasi sebagai salah satu Perusahaan Pengembang dan Pengelola Properti terkemuka di Indonesia. Perseroan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1994 berkomitmen untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham, pelanggan dan masyarakat dalam menjalankan usahanya dengan standar integritas dan tanggung jawab yang tinggi. Mengingat pentingnya pertumbuhan dari kegiatan usaha Perseroan yang ada pada saat ini maka Perseroan wajib memberi nilai tambah kepada pemegang saham, baik melalui pertumbuhan usaha secara internal maupun eksternal melalui diversifikasi dan/atau pengembangan usaha baru. Untuk mendukung Rencana Diversifikasi Usaha, Perseroan dan CNYL mengadakan Rencana Joint Venture untuk melakukan pembangunan hotel di kawasan Bintaro Jaya sesuai dengan Perjanjian yang menyebutkan bahwa Perseroan dan CNYL akan mendirikan JCH sebuah perusahaan pengelolaan hotel. Terkait dengan Rencana Joint Venture yang telah diuraikan diatas, Perseroan berencana untuk melakukan jual beli antara JCH sebagai pembeli dan Perseroan sebagai penjual atas hak guna bangunan dari sebidang tanah seluas m 2 (seribu tujuh puluh sembilan meter persegi) yang berlokasi di lahan parkir kendaraan Bintaro Plaza, Bintaro Jaya. TUJUAN PENDAPAT KEWAJARAN Tujuan Laporan Pendapat Kewajaran ini adalah untuk memberikan opini atas Kewajaran Rencana Transaksi. SIFAT RENCANA TRANSAKSI TRANSAKSI AFILIASI Sehubungan dengan Rencana Transaksi yang akan dilakukan Perseroan, maka Perseroan sebagai perusahaan terbuka harus memenuhi Peraturan No. IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK No. KEP-412/BL/2009, tanggal 25 Nopember 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu ("Peraturan No. IX.E.1"). Transaksi Afiliasi didefinisikan sebagai transaksi yang dilakukan antara perusahaan dengan afiliasinya. Berdasarkan peraturan tersebut, istilah Transaksi didefinisikan secara lebih lanjut sebagai aktifitas atau kontrak dalam rangka memberikan dan/atau memperoleh, melepaskan atau menggunakan aktiva termasuk dalam rangka menjamin, jasa atau efek suatu perusahaan atau perusahaan terkendali atau mengadakan kontrak sehubungan dengan aktifitas tersebut. Berdasarkan Undang-Undang No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal ( Undang-Undang No.8 ), hubungan afiliasi didefinisikan antara lain, sebagai (i) hubungan antara 2 perusahaan yang mana keduanya memiliki 1 atau lebih direktur atau komisaris yang sama, (ii) hubungan antara perusahaan dengan pihak yang, secara langsung atau tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut, atau (iii) hubungan antara perusahaan dengan pemegang saham utamanya. Sesuai dengan Konfirmasi manajemen Perseroan secara tertulis dalam Surat Keterangan Manajemen tertanggal 26 Juni 2013, maka Rencana Transaksi merupakan transaksi dengan pihak berafiliasi dimana Komisaris Utama dari Perseroan juga merupakan Komisaris Utama dari CNYL. Namun Manajemen Perseroan berpendapat bahwa Rencana Transaksi tersebut tidak mengandung unsur benturan kepentingan.

5 Page iii Keterkaitan diantara kedua pihak, dimana Komisaris Utama dari Perseroan juga merupakan Komisaris Utama dari CNYL dapat dilihat pada tabel berikut: Transaksi Afiliasi merupakan transaksi antara pihak-pihak dimana satu atau lebih anggota Direksi dan Dewan Komisarisnya sama, atau antara perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahan yang bersangkutan atau dengan pemegang saham utama. Berdasarkan tabel diatas serta analisa dari manajemen, manajemen berpendapat bahwa Rencana Transaksi tersebut termasuk dalam Transaksi Afiliasi namun bukan merupakan Transaksi Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1, mengingat dalam Rencana Transaksi tersebut tidak terdapat perbedaan antara kepentingan ekonomis Perseroan dengan kepentingan ekonomis pribadi Direktur, Komisaris dan Pemegang Saham Utama Perseroan yang dapat merugikan Perseroan karena adanya Rencana Transaksi tersebut. RUANG LINGKUP Mengingat Perseroan adalah perusahaan terbuka, maka Rencana Transaksi tersebut harus memenuhi Peraturan No. IX.E.1, dimana Perseroan wajib menunjuk Pihak Independen untuk melaksanakan penilaian dan memberikan pendapat tentang kewajaran Rencana Transaksi tersebut. Sehubungan dengan peraturan tersebut, berkaitan dengan penunjukan TRUSCEL untuk memberikan Pendapat Kewajaran ( Fairness Opinion ) atas Rencana Transaksi maka Ruang Lingkup Pendapat Kewajaran akan didasarkan pada analisis atas kewajaran dari Rencana Transaksi tersebut. SUMBER DATA Nama Perseroan CNYL Dr Ir. Ciputra Komisaris Utama Komisaris Utama Sebagai Penilai Independen dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi, kami telah mempelajari, mengacu dan mempertimbangkan informasi-informasi dan dokumen yang kami peroleh dari manajemen Perseroan (kecuali butir 4, 5, 10 dan 11), sebagai berikut: 1. Laporan keuangan Perseroan: i) Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 yang telah direview oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (anggota RSM AAJ Associates) No. R/153.AGA/dsn.2/2013 tanggal 8 Maret 2013, dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material ; ii) Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang telah diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (anggota RSM AAJ Associates) No. R/103.AGA/dsn.1/2012 tanggal 12 Maret 2012, dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material ; iii) Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 yang telah diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (anggota RSM AAJ Associates) No. R/111.AGA/11.1/2011 tanggal 11 Maret 2011, dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material ; iv) Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 yang telah diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (anggota RSM AAJ Associates) No. R/083.AGA/5.3/03/10 tanggal 1 Maret 2010, dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material ; 2. Proyeksi Laporan Keuangan Perseroan yang disediakan oleh Manejemen Perseroan, TRUSCEL telah melakukan penyesuaian atas proyeksi keuangan Perseroan ( Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan ) sehingga lebih mencerminkan kewajaran proyeksi keuangan. Dalam

6 Page iv menyusun Laporan Pendapat Kewajaran ini, TRUSCEL menggunakan Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan; 3. Perjanjian antara Perseroan dan CNYL tentang kerjasama pembangunan Hotel di Kawasan Bintaro Jaya tertanggal 27 Juni 2013; 4. Laporan Penilaian Aset atas Tanah Kosong yang berlokasi di Lahan Parkir Kendaraan Bintaro Plaza, Bintaro Jaya, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten, No.09/LP-PRO/IV/2013 tanggal 29 April 2013 yang dilakukan oleh TRUSCEL; 5. Laporan Studi Kelayakan Usaha atas Rencana Joint Venture PT Jaya Real Property Tbk, No RAO,YUHAL-B-JSE1-VI/13 tanggal 28 Juni 2013 yang dilakukan oleh TRUSCEL; 6. Surat Keterangan Manajemen Mengenai Transaksi Afiliasi dan Bukan Benturan Kepentingan sehubungan dengan peraturan IX.E1 tertanggal 26 Juni 2013 yang telah ditandatangani oleh Manajemen Perseroan; 7. Akta Pendirian CNYL No. AHU AH Tahun 2011 tertanggal 28 September 2011, yang disiapkan oleh manajemen Perseroan; 8. Representation Letter tanggal 26 Juni 2013 yang telah ditandatangani oleh Manajemen Perseroan dan CNYL; 9. Wawancara dan diskusi dengan manajemen Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi; 10. Bloomberg; 11. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak dan elektronik dan hasil analisis lain yang kami anggap relevan. ASUMSI-ASUMSI PENTING Dalam penyusunan pendapat independen kepada pemegang saham Perseroan atas transaksi yang akan dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa Rencana Transaksi dapat dilaksanakan pada kondisi arm s length didalam batasan komersial yang berlaku umum dan tidak merugikan kepentingankepentingan pihak Perseroan dan para pemegang saham, TRUSCEL menggunakan beberapa asumsi antara lain : 1. TRUSCEL mengasumsikan bahwa dari tanggal penerbitan pendapat kewajaran ini sampai dengan terjadinya Rencana Transaksi tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh secara material terhadap Rencana Transaksi. 2. Pendapat ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan bahwa penggunaan sebagian dari analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan atas proses yang mendasari pendapat tersebut. Penyusunan pendapat ini merupakan suatu proses yang kompleks dan mungkin tidak dapat dilakukan melalui analisis yang tidak lengkap. 3. Pendapat ini juga disusun berdasarkan kondisi umum keuangan, moneter, peraturan dan kondisi pasar yang ada saat ini. KONDISI PEMBATAS Penugasan kami untuk mengeluarkan Laporan Pendapat Kewajaran telah dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan kami. Perlu diketahui bahwa ruang lingkup pekerjaan kami mencakup kewajaran nilai atas transaksi yang dilakukan Perseroan sesuai dengan Peraturan No.IX.E.1. Pendapat kewajaran ini disusun berdasarkan pada prinsip integritas informasi dan data. Dalam menyusun Pendapat Kewajaran ini, kami melandaskan dan berdasarkan pada informasi dan data

7 Page v sebagaimana diberikan manajemen Perseroan yang mana berdasarkan hakekat kewajaran adalah benar, lengkap dapat diandalkan serta tidak menyesatkan. Kami tidak melakukan audit ataupun uji kepatuhan secara mendetail atas penjelasan maupun data-data yang diberikan oleh manajemen Perseroan, baik lisan maupun tulisan, dan dengan demikian kami tidak dapat memberikan jaminan atau bertanggung-jawab terhadap kebenaran dan kelengkapan dari informasi atau penjelasan tersebut. Sebagai dasar bagi kami untuk melakukan analisis dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi, kami menggunakan data-data sebagaimana tercantum pada bagian Sumber data di atas sebagai bahan pertimbangan. Segala perubahan terhadap data-data tersebut diatas dapat mempengaruhi hasil penilaian kami secara material. Oleh karena itu, kami tidak dapat menerima tanggung jawab atas kemungkinan terjadinya perbedaan kesimpulan yang disebabkan perubahan data tersebut. Pendapat Kewajaran ini disusun hanya dengan mempertimbangkan sudut pandang pemegang saham Perseroan dan azas pertimbangan komersial dan tidak mempertimbangkan sudut pandang stakeholders lain serta aspek-aspek lainnya. Pendapat Kewajaran ini disusun dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah pada tanggal Pendapat ini dikeluarkan. Pendapat kewajaran ini hanya dilakukan terhadap Rencana Transaksi seperti yang telah diuraikan di atas. Kami menganggap bahwa tidak ada perubahan yang material dari Rencana Transaksi sesuai dengan ketetapan informasi dan kesepakatan yang dituangkan dalam Agreements sehubungan dengan Rencana Transaksi, dan bahwa sejak tanggal penerbitan Laporan Pendapat Kewajaran sampai dengan tanggal terjadinya Rencana Transaksi tidak terjadi perubahan yang berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam Laporan Pendapat Kewajaran. Dengan ini kami menyatakan bahwa penugasan kami tidak termasuk menganalisis transaksitransaksi di luar Rencana Transaksi yang mungkin tersedia bagi Perseroan serta pengaruh dari transaksi-transaksi tersebut terhadap Rencana Transaksi. Kami tidak melakukan penelitian atas keabsahan Rencana Transaksi dari segi hukum dan implikasi aspek perpajakan dari Rencana Transaksi tersebut. Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan. Sesuai dengan Peraturan No. IX.E.1, Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini berlaku selama 6 (enam) bulan terhitung sejak Tanggal Penilaian Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini sampai dengan tanggal dilaksanakannya Rencana Transaksi. Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal Pendapat Kewajaran ini. INDEPENDENSI PENILAI Dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran ini kami telah bertindak secara independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Perseroan dan CNYL serta pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan-perusahaan tersebut. Kami juga tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya, Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau kerugian pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran nilai yang dihasilkan dari proses analisa kewajaran ini

8 Page vi dan kami hanya menerima imbalan sesuai dengan yang tercantum pada Surat Penugasan dengan No. 02/SP-BIS/IV/2013 tanggal 15 April TANGGAL PENDAPAT KEWAJARAN Analisis Kewajaran dilaksanakan per tanggal 31 Desember 2012, parameter dan laporan keuangan yang digunakan dalam analisa menggunakan data per tanggal 31 Desember KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL PENILAIAN Dari Tanggal Penilaian, yaitu tanggal 31 Desember 2012, sampai dengan tanggal diterbitkannya Laporan Pendapat Kewajaran ini tidak terdapat kejadian penting yang dapat mempengaruhi hasil penilaian secara signifikan. METODOLOGI PENGKAJIAN KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI Laporan Pendapat Kewajaran ini disusun sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia (SPI) seperti yang ditetapkan oleh Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI), dimana pendekatan yang diaplikasikan sesuai dengan standar penilaian lengkap dan Peraturan Bapepam-LK Nomor VIII.C.3 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK No. Kep-196/BL/2012, tanggal 19 April 2012 ( Peraturan VIII.C.3 ) tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal. Dalam melakukan analisis kewajaran atas Rencana Transaksi, kami melakukan Analisis atas Rencana Transaksi, Analisis Kualitatif dan Kuantitatif atas Rencana Transaksi, Analisis Kelayakan Usaha, Analisis atas kewajaran nilai transaksi, Analisis inkremental dan Analisis atas faktor-faktor lain yang relevan. Analisis atas Rencana Transaksi serta analisis atas kewajaran nilai transaksi dilakukan dengan mengidentifikasi hubungan antara pihak-pihak yang bertransaksi, perjanjian dan persyaratan yang disepakati dalam transaksi dan penilaian atas risiko dan manfaat dari transaksi yang akan dilakukan. Analisis Kualitatif atas Rencana Transaksi didasarkan atas analisis industri dan lingkungan dimana terdapat penjabaran akan kondisi makro ekonomi di dunia dan kondisi ekonomi di Indonesia maupun tinjauan industri yang terkait. Disamping itu, analisis kualitatif akan menjelaskan lebih detail mengenai alasan dan latar belakang maupun keuntungan dan kerugian atas Rencana Transaksi. Analisis Kuantitatif atas Rencana Transaksi dilakukan dengan mengidentifikasi analisis kondisi keuangan Perseroan termasuk penilaian akan kinerja historis maupun analisis rasio terhadap Perseroan, penilaian arus kas dan penilaian atas proyeksi keuangan Perseroan, analisis Proforma laporan keuangan sebelum dan sesudah Rencana Transaksi. Analisis kelayakan usaha atas Rencana Joint Venture, analisis atas kewajaran nilai Rencana Transaksi yang dilakukan dengan melakukan penilaian atas proyeksi keuangan dan perbandingan antara nilai masing-masing Rencana Transaksi dengan hasil penilaian dan analisis inkremental. Berdasarkan metode-metode analisis yang telah diuraikan, berikut adalah penjelasan dari masingmasing analisis yang kami lakukan: 1) Analisis atas Rencana Transaksi a) Identifikasi dan Hubungan antara pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Transaksi Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Joint Venture adalah Perseroan dan CNYL. Sedangkan, untuk Rencana Jual Beli Tanah dilakukan antara Perseroan sebagai Penjual dan JCH sebagai Pembeli. Mengacu kepada Peraturan No. IX.E.1 mengenai Transaksi Afiliasi, Rencana Joint Venture dan Rencana Jual Beli Tanah termasuk dalam kategori Transaksi Afiliasi dikarenakan terdapat sifat

9 Page vii atau unsur hubungan afiliasi pada susunan kepemegangan saham, pengendali dan direksi antara pihak-pihak yang terlibat dalam rencana tersebut sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang No 8. Diagram atas Rencana Transaksi adalah sebagai berikut : Diagram Rencana Transaksi b) Analisis Perjanjian Perjanjian antara Perseroan dan CNYL tentang kerjasama pembangunan hotel di kawasan Bintaro Jaya serta rencana jual beli tanah antara Perseroan dengan JCH. Ringkasan dari ketentuan-ketentuan pokok yang terdapat dalam perjanjian tersebut adalah sebagai berikut : a. Para pihak Para pihak yang terdapat dalam Perjanjian dan Persyaratan yang disepakati dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan dan CNYL. b. Hubungan Afiliasi Komisaris utama pada Perseroan juga merupakan Komisaris utama pada CNYL. c. Pokok-pokok yang terdapat dalam Perjanjian Perseroan dan CNYL sepakat untuk di kemudian hari mendirikan sebuah badan hukum berbentuk perseroan terbatas, dimana Perseroan dan CNYL akan menjadi pemegang saham dalam perseroan terbatas tersebut, dengan nama yang disetujui oleh Perseroan dan CNYL yaitu PT Jaya Citra Hotel yang disetujui oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan berkedudukan di Tangerang Selatan. Perseroan dan CNYL sepakat bahwa susunan pengurus terdiri dari 5 (lima) anggota Dewan Komisaris dan 5 (lima) anggota direksi dengan perwakilan dari pihak Perseroan akan menjabat sebagai Komisaris Utama, 2 (dua) Komisaris, dan 2 (dua) Direktur, serta perwakilan dari pihak CNYL akan menjabat 2 (dua) anggota Dewan Komisaris, Direktur Utama, dan 2 (dua) Direktur. Pokok pokok yang terdapat dalam perjanjian antara lain : 1. Besaran Modal Dasar Perusahaan JCH disepakati sebesar Rp ,- (enam puluh miliar Rupiah) dengan kemungkinan perubahan penambahan atau pengurangan dan/atau pengeluaran saham baru akan merujuk pada Anggaran Dasar JCH yang disepakati sesuai peraturan perundang-undangan mengenai perseroan terbatas yang berlaku.

10 Page viii 2. Modal Dasar JCH akan terbagi dalam (enam puluh juta) lembar saham dengan masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000,- (seribu Rupiah). 3. Setoran Modal JCH yang ditempatkan oleh Perseroan dan CNYL adalah dalam bentuk tunai. 4. Perseroan dan CNYL sepakat dan menyetujui bahwa modal ditempatkan dan disetor pada JCH tahap pertama adalah sebesar Rp ,- (dua puluh miliar Rupiah) dengan komposisi penyertaan dalam JCH sebagai berikut : i. Perseroan sebesar 55% (lima puluh lima persen) atau senilai Rp ,- (sebelas miliar Rupiah). ii. CNYL sebesar 45% (empat puluh lima persen) atau senilai Rp ,- (sembilan miliar Rupiah). 5. Perseroan dan CNYL sepakat bahwa segera setelah JCH terbentuk, Perseroan dan CNYL akan mengupayakan dilakukannya jual beli antara JCH sebagai pembeli dan Perseroan sebagai penjual atas hak guna bangunan atas sebidang tanah seluas m 2 (seribu tujuh puluh sembilan meter persegi) dengan harga jual Rp ,- (sepuluh juta delapan ratus ribu Rupiah) per meter persegi belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau keseluruhan senilai Rp ,- (dua belas miliar delapan ratus delapan belas juta lima ratus dua puluh ribu Rupiah) termasuk PPN. 6. Perseroan dan CNYL sepakat bahwa JCH akan melakukan kerja sama dalam pengelolaan dan pengoperasian proyek dengan PT Ciputra Hospitality. c) Penilaian atas Risiko dan Manfaat dari Rencana Transaksi yang akan Dilakukan Dengan dilakukannya Rencana Transaksi, Perseroan akan mendapatkan manfaat-manfaat berupa : Menjadikan Perseroan sebagai perusahaan yang memiliki investasi strategis di bidang perhotelan. Perseroan akan memiliki struktur permodalan yang lebih baik yang dapat meningkatkan kondisi keuangan Perseroan sehingga meningkatkan kemampuan Perseroan untuk melakukan investasi dan mengembangkan usahanya. Meningkatkan kinerja Perseroan di masa yang akan datang. Mengingat sektor di bidang perhotelan yang cukup menjanjikan. Memberikan jasa pelayanan di bidang penginapan kepada masyarakat. Sedangkan risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi adalah : Risiko ancaman pesaing baru (threat of new entrants) yang tentunya akan merebut bagian pasar yang sudah ada dan sering kali mengakibatkan penurunan harga, sehingga dapat menurunkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba. Risiko dalam memperoleh, mempertahankan dan memperbaharui izin-izin, perjanjian dan persetujuan yang dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan usaha di bidang perhotelan. Perseroan memiliki risiko tidak mendapat persetujuan dari RUPS sehubungan dengan Rencana Diversifikasi Usaha.

11 Page ix 2) Analisis Kualitatif atas Rencana Transaksi a) Analisis Industri dan Lingkungan Kondisi makro ekonomi secara global masih terdapat risiko yang cukup tinggi oleh karena dampak krisis. Sedangkan secara nasional perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup stabil yaitu sebesar 6,3% pada tahun Hal ini menunjukan adanya tingkat pertumbuhan yang cukup baik pada sektor-sektor industri di Indonesia. Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan, seiring dengan perkembangan perekonomian dunia, maka berkembang pula bidang kepariwisataan. Dengan semakin meningkatnya kepariwisataan, menuntut tersedianya fasilitas dan sarana yang memadai. Hal ini menyebabkan banyak bermunculan hotel-hotel baru yang menyediakan berbagai fasilitas dan saling berlomba untuk menunjukkan keunggulan dari masing-masing hotel. Menurut hasil penelitian, pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia untuk akomodasi merupakan yang tertinggi dibandingkan pengeluaran lainnya selama kunjungannya. Oleh karena itu, sektor perhotelan memperoleh banyak pemasukan dari wisatawan yang datang ke Indonesia. Tersedianya hotel-hotel yang baik meningkatkan citra suatu Negara, terutama yang sedang berkembang, karena merupakan prasyarat bagi orang-orang yang melakukan perjalanan jauh dari tempat tinggalnya, bagi para wisatawan, para investor, pengusaha / pedagang, diplomat asing maupun masyarakat dan pengguna jasa lainnya. Industri perhotelan mempunyai prospek yang cukup cerah seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi. b) Analisis Operasional dan Prospek Perusahaan Sehubungan dengan Rencana Joint Venture, prospek usaha di bidang penginapan khususnya hotel adalah sangat menjanjikan dikarenakan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia, yang ikut mendongkrak masalah-masalah tempat tinggal kependudukan untuk tamu yang datang dari berbagai daerah. Selain itu, jumlah motel atau hotel masih belum seimbang. Sehingga hal ini memacu harus segera ditambahkan fasilitas penginapan yang ada. Sebagai perusahaan yang sudah berpengalaman dalam bidang property dan real estate mempunyai potensi besar untuk menambah jangkauan bisnis usaha di bidang usaha perhotelan. Dimana saat ini bisnis hotel merupakan bisnis yang menjanjikan dimana selain bisa menambah laba sekaligus dapat memberikan jasa penginapan kepada masyarakat pendatang. c) Alasan dan Latar Belakang Rencana Transaksi Industri perhotelan mempunyai prospek yang cukup cerah seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi. Dengan demikian, rencana Perseroan untuk mendirikan hotel diharapkan akan meraup keuntungan yang cukup besar. Tujuan pembangunan hotel sebagai tempat penginapan para pendatang yang mempunyai keperluan tertentu di sekitar wilayah Bintaro dan sekitarnya. Saat ini tidak banyak hotel yang berdiri di daerah Bintaro menyebabkan kesulitan para pendatang untuk mencari tempat penginapan sementara. Selain itu kebutuhan akan ruang pertemuan di daerah Bintaro dapat dipenuhi dengan ada nya hotel di daerah Bintaro. Dalam usahanya untuk menjaga dan meningkatkan keuntungan, Perseroan memiliki visi ke depan untuk mengupayakan perluasan jaringan usahanya, secara langsung maupun tidak langsung.

12 Page x d) Keuntungan dan Kerugian yang Bersifat Kualitatif atas Transaksi yang akan Dilakukan. Keuntungan : Perseroan dapat meningkatkan pendapatan dari keuntungan bisnis hotel. Perseroan dapat mempertahankan kinerjanya kepada para pemegang saham sehubungan dengan Rencana Diversifikasi Usaha. Kerugian : Pendapatan hotel tidak menentu pada saat musim di luar peak season. Kebijakan-kebijakan Pemerintah dapat membatasi rencana Perseroan dalam upaya memperoleh hak atas ijin pendirian hotel. 3) Analisis Kuantitatif atas Rencana Transaksi a) Analisis Kinerja Historis Analisis kinerja historis Perseroan didasarkan pada laporan keuangan audit untuk periode tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 yang telah direview oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (anggota RSM AAJ Associates), Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009, dan 2008 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (anggota RSM AAJ Associates), "dengan pendapat disajikan secara wajar tanpa pengecualian, dalam semua hal yang material". Selama periode tahun , jumlah aset Perseroan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 22,62% pada setiap tahunnya. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2010 dimana nilai jumlah aset mengalami peningkatan sebesar 27,47% sehingga menjadi sebesar Rp ribu dari sebesar Rp ribu pada tahun Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan pada kas dan setara kas yang menjadi sebesar Rp ribu dari sebesar Rp ribu pada tahun Sampai dengan akhir Desember tahun 2012, jumlah aset Perseroan mengalami peningkatan sebesar 22,37% sehingga menjadi sebesar Rp ribu dari sebesar Rp ribu pada bulan Desember tahun Jumlah liabilitas Perseroan untuk periode mengalami peningkatan rata-rata sebesar 31,71% per tahun. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 42,61%. Peningkatan pada jumlah liabilitas pada tahun 2010 dikarenakan adanya uang muka penjualan sebesar Rp ribu pada liabilitas Perseroan. Sampai dengan akhir Desember tahun 2012, jumlah liabilitas Perseroan mengalami peningkatan sebesar 27,14% sehingga menjadi sebesar Rp ribu dari sebesar Rp ,- pada bulan Desember tahun Selama periode , jumlah liabilitas jangka pendek secara ratarata meningkat sebesar 30,15% per tahun, sedangkan jumlah liabilitas jangka panjang secara rata-rata meningkat sebesar 43,11% per tahun. Jumlah ekuitas Perseroan untuk periode mengalami peningkatan secara rata-rata sebesar 14,59% per tahun. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 16,93% sehingga jumlah ekuitas Perseroan pada tahun tersebut menjadi sebesar Rp ribu dari sebesar Rp ribu pada tahun Peningkatan ekuitas pada tahun 2011 dikarenakan adanya peningkatan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya menjadi sebesar Rp ribu dari sebesar Rp ribu pada tahun Sampai dengan akhir bulan Desember tahun 2012, jumlah ekuitas mengalami peningkatan sebesar 16,90% sehingga menjadi sebesar Rp ribu dari bulan Desember tahun 2011.

13 Page xi Jumlah pendapatan Perseroan selama periode mengalami peningkatan secara ratarata sebesar 14,17% per tahun. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 23,36% sehingga jumlah pendapatan Perseroan menjadi sebesar Rp ribu dari sebesar Rp ribu pada tahun Beban pokok penjualan dan langsung Perseroan selama periode mengalami peningkatan secara rata-rata sebesar 10,40% per tahun. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2012 dimana beban pokok penjualan dan langsung Perseroan meningkat sebesar 22,62% atau menjadi sebesar Rp ribu dari sebesar Rp ribu pada tahun Margin laba bruto Perseroan selama periode waktu secara rata-rata adalah sebesar 17,78%. Margin laba bruto terbesar terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 23,97%. Pada akhir tahun 2012, Rasio Pertumbuhan pada periode berjalan Perseroan adalah sebesar 23,97%. Sedangkan laba komprehensif periode berjalan Perseroan selama periode secara rata-rata adalah sebesar 30,44%. Margin laba komprehensif periode berjalan terbesar terjadi pada tahun 2010 sebesar 38,18%. Pada akhir bulan Desember 2012, pertumbuhan laba komprehensif periode berjalan Perseroan adalah sebesar 23,43%. b) Analisis Arus Kas Perseroan Pada akhir tahun 2012, kas bersih Perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi mengalami penurunan menjadi sebesar Rp ribu dari sebesar Rp ribu pada akhir tahun Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan terhadap pembayaran kas untuk pemborong, pemasok dan karyawan. Sedangkan pada kas bersih Perseroan yang digunakan untuk aktivitas investasi juga mengalami peningkatan dari sebesar Rp ribu di tahun 2011 menjadi sebesar Rp ribu pada akhir tahun Selain itu, kas bersih Perseroan yang digunakan untuk aktivitas pendanaan mengalami penurunan menjadi hanya sebesar negatif Rp ribu dari sebesar negatif Rp ribu pada tahun Hal ini disebabkan berkurangnya jumlah pembayaran pinjaman. Laporan arus kas Perseroan di akhir bulan Desember 2012 mencatat kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp ribu kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar negatif Rp ribu dan kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan sebesar negatif Rp ribu. c) Analisis atas Proyeksi Keuangan JCH JCH diproyeksikan mengalami kerugian sampai tahun 2014 dikarenakan hotel baru berjalan secara komersial dari tahun Pada tahun 2013 dan 2014 JCH mengalami kerugian masing-masing sebesar Rp ,- dan Rp ,-. Laba berjalan sampai periode 2022 adalah sebesar Rp ,-. Total aset JCH pada tahun 2013 berasal dari investasi awal sebesar Rp ,-. Sampai tahun 2022 total aset JCH diproyeksikan meningkat menjadi Rp ,-. Total liabilitas selama tahun 2013 sampai tahun 2022 mengalami tren meningkat, pada tahun 2015 JCH diproyeksikan memiliki liabilitas sebesar Rp ,-. Sampai tahun 2022 total liabilitas JCH diproyeksikan meningkat menjadi Rp ,-. Total ekuitas pada tahun 2013 sebesar Rp ,- dan mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp ,-, hal ini dikarenakan JCH belum beroperasional secara komersial. Pada tahun 2022 jumlah ekuitas JCH diproyeksikan meningkat menjadi sebesar Rp ,-. Proyeksi kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi JCH untuk periode tahun diproyeksikan mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 dan 2014 Kas bersih diperoleh dari

14 Page xii aktivitas operasi JCH sebesar negatif Rp ,- dan negatif Rp ,- dikarenakan operasional hotel belum berjalan. Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas Investasi pada tahun 2013 sebesar negatif Rp dan diproyeksikan menjadi Rp0,- pada tahun Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan hanya terjadi pada tahu 2013 sebesar Rp ,-. Jumlah kas akhir JCH pada tahun 2013 adalah sebesar Rp ,-, mengalami penurunan hingga tahun 2015 menjadi sebesar Rp ,-, selanjutnya selalu mengalmi peningkatan hingga tahun 2022 menjadi sebesar Rp ,-. d) Analisis Proforma Laporan Keuangan setelah Rencana Transaksi Proforma Laporan Posisi Keuangan per tanggal 31 Desember 2012 : 1) Pada laporan posisi keuangan bagian aset lancar sebelum Rencana Transaksi adalah sebesar Rp ribu lalu setelah adanya Rencana Transaksi telah terjadi penambahan kas dan setara kas sebesar Rp ribu dan pengurangan pada akun persediaan berkurang sebesar Rp ribu berasal dari hasil penjualan tanah yang memiliki nilai pasar tanah dari perhitungan aset TRUSCEL sebesar Rp ribu sehingga total aset lancar menjadi sebesar Rp ribu; 2) Rencana Transaksi tidak mempengaruhi Laporan posisi keuangan bagian aset tidak lancar; 3) Rencana Transaksi tidak mempengaruhi Laporan posisi keuangan bagian utang jangka pendek; 4) Rencana Transaksi tidak mempengaruhi Laporan posisi keuangan bagian utang jangka panjang; 5) Pada laporan posisi keuangan bagian Ekuitas sebelum Rencana Transaksi adalah sebesar Rp ribu lalu setelah adanya Rencana Transaksi telah terjadi penambahan pada akun Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya sebesar Rp ribu sehingga total Ekuitas menjadi sebesar Rp ribu. Saldo laba yang belum ditentukan penggunaanya dikarena terjadi selisih antara harga pada Transaksi Jual Beli Tanah yang sebesar Rp ribu dengan nilai pasar tanah dari perhitungan aset TRUSCEL sebesar Rp ribu. Proforma Laporan Laba Rugi per tanggal 31 Desember 2012 : Pada Laporan Laba Rugi Komprehensif di bagian laba komprehensif tahun berjalan sebelum Rencana Transaksi adalah sebesar Rp ribu lalu setelah adanya Rencana Transaksi terjadi perubahan pada akun pendapatan usaha sebesar Rp ribu dan pada akun beban pokok penjualan dan beban langsung sebesar Rp ribu sehingga laba komprehensif tahun berjalan meningkat sebesar Rp ribu menjadi sebesar Rp ribu. Perubahan pada akun pendapatan usaha dikarenakan Rencana Jual Beli Tanah sebesar Rp ribu dan perubahan pada akun beban pokok penjualan dan beban langsung dikarenakan harga pasar tanah pada Rencana Jual Beli Tanah sebesar Rp ribu. 6) Analisis Kewajaran Atas Rencana Transaksi a) Analisis Rencana Joint Venture Sehubungan dengan Rencana Joint Venture, akan berdasarkan Laporan Studi Kelayakan Joint Venture oleh TRUSCEL dengan nomor laporan, No. RAO,YUHAL-B-JSE1-VI/13 tertanggal 28 Juni Adapun asumsi-asumsi yang menjadi dasar dalam studi kelayakan Rencana Joint Venture adalah sebagai berikut:

15 Page xiii Asumsi Umum Asumsi pajak yang digunakan sepanjang periode penilaian adalah sebesar 25%, sesuai dengan UU Perpajakan No. 36/2008. Asumsi nilai tukar yang digunakan sepanjang periode penilaian adalah Rp9.670,-/USD sesuai dengan kurs nilai tengah Rp/USD per Desember (Sumber: Asumsi jumlah hari kerja dalam 1 (satu) tahun adalah 365 hari. Asumsi lama periode Proyeksi Lama proyeksi keuangan JCH dilakukan sepanjang periode tahun Asumsi Tingkat Diskonto (Weighted Average Cost of Capital) Asumsi yang digunakan untuk mengestimasi tingkat diskonto yang digunakan adalah sebagai berikut: Cost of Debt (tingkat bunga utang) Menggunakan data tingkat bunga pinjaman rata-rata bank pemerintah dalam melaksanakan fungsi pembiayaaan dalam menentukan biaya (cost of debt) pada tanggal penilaian, maka tingkat suku bunga pinjaman yang digunakan adalah 10,08% berdasarkan tingkat suku bunga pinjaman dalam mata uang Rupiah pada Bank Persero per tanggal 31 Desember 2012 (sumber: Cost of Equity (biaya ekuitas) Tingkat biaya ekuitas (cost of equity) diperoleh dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: Risk-free rate (tingkat suku bunga bebas risiko) Tingkat imbal balik atas penempatan dana pada suatu investasi yang tidak berisiko dengan menggunakan bunga bebas risiko dari surat berharga jangka menengah yang dikeluarkan oleh pemerintah maka sebagai Risk Free Rate digunakan yield SUN 10 tahun per tanggal 31 Desember 2012 yaitu sebesar 5,3907% (sumber: Kontan E-Paper edisi 28 Desember 2012) yang disesuaikan dengan tingkat default spread Indonesia (Ba1) yaitu sebesar 2,4% (sumber: Damodaran, Country Default Spreads and Risk Premiums), sehingga tingkat Risk Free Rate efektif yang digunakan yaitu sebesar 2,99%. Beta Koefisien beta wajib berasal dari rata-rata indusri pada sektor yang sama dengan jenis usaha yang menjadi obyek penilaian atau rata-rata beberapa perusahaan pembanding yang memiliki nilai pasar ekuitas maka beta yang digunakan adalah beta dari dari ratarata 10 perusahaan yang bergerak di bidang Perhotelan di Asia Pasifik, yaitu sebesar 0,83. Equity Risk Premium Premi risiko ekuitas wajib didasarkan pada data yang dipublikasikan, maka berdasarkan data yang kami peroleh, equity risk premium untuk Indonesia adalah sebesar 9,38% (sumber: Damodaran, diolah). Specific Risk Berdasarkan hasil analisis atas risiko-risiko industri perhotelan, kami telah mempertimbangkan bahwa tanah serta proyek hotel yang menjadi objek dari analisa kelayakan masih berada dalam tahap pembangunan dimana terdapat risiko realisasi atas proyek hotel.

16 Page xiv Melihat dari sudut pandang konsumsi dan pemasaran perhotelan, tingkat hunian (occupancy rate) di wilayah Bintaro tidak dapat diukur secara pasti karena sedikitnya hotel yang memiliki kualitas setara dengan proyek hotel Perseroan dimana direncanakan akan memiliki kapasitas 115 kamar. Apabila pembangunan hotel berhasil dilaksanakan, proyek hotel tersebut akan menjadi pelopor industri perhotelan di wilayah Bintaro sehingga secara tidak langsung Perseroan akan menanggung risiko pionir (pioneer risk) karena ketidakpastian pada keberadaan segmen pasar bagi hotel tersebut. Berdasarkan hasil analisis serta pertimbangan diatas, kami telah menambahkan spesifik risk sebesar 2% atas tingkat diskonto yang digunakan dalam analisis kelayakan usaha dikarenakan terdapat unsur ketidakpastian pada arus kas bersih yang diproyeksikan akan diterima di masa yang akan datang atas proyek hotel tersebut. Berdasarkan hasil dari analisis kelayakan investasi atas Rencana Joint Venture dalam Laporan Studi Kelayakan Rencana Joint Venture Usaha PT Jaya Real Property Tbk oleh TRUSCEL No. RAO,YUHAL-B-JSE1-VI/13 tanggal 28 Juni 2013, maka diperoleh Net Present Value ( NPV ) adalah bernilai positif yaitu sebesar Rp ,-, Internal Rate of Return ( IRR ) adalah sebesar 17,76% (lebih tinggi dari Weighted Average Cost of Capital) yang digunakan yaitu sebesar 12,29% dan Benefit Cost Ratio ( BCR ) adalah lebih besar dari 1, yaitu sebesar 1,18x. Dengan demikian, Rencana Joint Venture dapat memberikan nilai NPV, IRR, dan BCR yang memenuhi kriteria kelayakan umum yang disyaratkan untuk melaksanakan suatu proyek, maka Rencana Joint Venture adalah layak untuk dilaksanakan oleh Perseroan. b) Analisis Atas Kewajaran Rencana Jual Beli Tanah Analisis atas kewajaran Nilai dari Jual Beli Tanah dilakukan dengan mengevaluasi kewajaran atas nilai Jual Beli Tanah lalu membandingkan nilai Jual Beli Tanah oleh Perseroan dengan hasil penilaian tanah, setelah itu mencari total kontribusi nilai terhadap Perseroan yang berasal dari Rencana Jual Beli Tanah. Total kontribusi nilai yang positif menunjukkan adanya kontribusi nilai tambah terhadap Perseroan dari Rencana Jual Beli Tanah. Karena dalam asumsi rencana pengembangan aset yang tergolong sebagai Commercial Property (income producing property), harapan keuntungan (prinsip antisipasi) yang akan diperoleh dalam investasi properti ini, dan juga memperhatikan data transaksi lahan sejenis yang juga mencerminkan kondisi nilai aset yang terjadi saat ini di pasaran, maka kami mengambil bobot rekonsiliasi sebesar 50% : 50%, dari hasil penilaian dengan menggunakan metode perbandingan data pasar dan metode pengembangan lahan, kami memberikan opini, bahwa Nilai Pasar pada tanggal 17 April 2013, penilaian adalah : Pendekatan Indikasi Nilai Pasar Bobot Nilai Bobot Pengembangan Lahan % Data Pembanding Total Pembulatan 50% Sumber : Laporan Penilaian Tanah Kosong Lokasi Lahan Parkir Bintaro Plaza, Bintaro Jaya, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Kotamadya Tangerang Selatan, Propinsi banten oleh TRUSCEL Nilai Transaksi Jual Beli Tanah sebagaimana tercantum dalam Perjanjian merupakan nilai atas sebidang tanah kosong, yang berlokasi di Lahan Parkir Kendaraan Bintaro Plaza, Bintaro Jaya, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Kotamadya Tangerang Selatan, Propinsi Banten, seluas m 2, nilai transaksi sesudah dikurangi PPN 10% adalah Rp ,- (sebelas miliar enam ratus lima puluh tiga juta dua ratus ribu Rupiah).

17 Page xv Analisis terhadap Rencana Jual Beli Tanah seluas m 2 dengan nilai Rencana Jual Beli Tanah sesudah dikurang PPN 10% sebesar Rp ,- (sebelas miliar enam ratus lima puluh tiga juta dua ratus ribu Rupiah) dipandang dari laporan penilaian tertanggal 29 April 2013 dengan nomor laporan 09/LP-PRO/IV/2013 di mana nilai pasar dari tanah tersebut pada tanggal 17 April 2013 adalah sebesar Rp ,- (sepuluh miliar tujuh ratus juta Rupiah). Berdasarkan nilai-nilai tersebut, maka nilai transaksi atas tanah tersebut adalah lebih besar daripada nilai pasar dari tanah tersebut. 7) Analisis Inkremental Selain itu, analisis kewajaran dilakukan dengan melakukan analisis inkremental dilakukan untuk mengetahui nilai tambah yang diperoleh Perseroan atas Rencana Transaksi. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan nilai pasar wajar atas tanah yang diperoleh dari hasil penilaian. Perhitungan analisis inkremental dapat dilihat pada tabel berikut: Perhitungan Kontribusi Nilai *)Keterangan : Nilai Rencana Jual beli tanah adalah nilai sesudah dikurangi PPN 10% (dalam Rupiah penuh) Penilaian Penilai Nilai rencana Jual Nilai Tambah Lokasi Independen Beli Tanah * Inkremental Lahan Parkir Kendaraan Bintaro Plaza Berdasarkan tabel di atas, Nilai Rencana Jual Beli Tanah sesudah dikurang PPN 10% sebesar Rp ,- (sebelas miliar enam ratus lima puluh tiga juta dua ratus ribu Rupiah) sedangkan hasil penilaian tanah setelah pembulatan adalah sebesar Rp ,- (sepuluh miliar tujuh ratus juta Rupiah). Sehingga Rencana Jual Beli Tanah tersebut akan memberikan kontribusi positif sebesar Rp ,- (sembilan ratus lima puluh tiga juta dua ratus ribu Rupiah) bagi Perseroan.

18 Page xvi KESIMPULAN Sehubungan dengan pemberian Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi yang meliputi rencana Perseroan untuk melaksanakan Joint Venture bekerja sama dengan CNYL, dimana pada Rencana Joint Venture tersebut terdapat Rencana Jual Beli Tanah atas hak guna bangunan atas sebidang tanah seluas m 2 (seribu tujuh puluh sembilan meter persegi) yang akan dilakukan oleh Perseroan dengan JCH yang didirikan secara bekerjasama dengan CNYL. Maka kesimpulan dari analisis kewajaran atas Rencana Transaksi adalah sebagai berikut: Berdasarkan analisis kelayakan investasi atas Rencana Joint Venture, maka diperoleh Net Present Value ( NPV ) adalah bernilai positif yaitu sebesar Rp ,-, Internal Rate of Return ( IRR ) adalah sebesar 17,76% (lebih tinggi dari Weighted Average Cost of Capital) yang digunakan yaitu sebesar 12,29% dan Benefit Cost Ratio ( BCR ) adalah lebih besar dari 1, yaitu sebesar 1,18x. Maka Rencana Joint Venture yang akan dilakukan oleh Perseroan adalah layak. Berdasarkan Analisis kewajaran atas Rencana Jual Beli Tanah dilakukan dengan melihat total kontribusi nilai dari Rencana Jual Beli Tanah yang akan dilakukan oleh Perseroan. Total kontribusi diperoleh dengan menghitung perbedaan antara nilai transaksi dengan hasil penilaian tanah, dimana Nilai Rencana Jual Beli Tanah sesudah dikurang PPN 10% sebesar Rp (sebelas miliar enam ratus lima puluh tiga juta dua ratus ribu Rupiah) sedangkan hasil penilaian tanah setelah pembulatan adalah sebesar Rp (sepuluh miliar tujuh ratus juta Rupiah). Berdasarkan nilai-nilai tersebut, maka nilai transaksi atas tanah tersebut adalah lebih besar daripada nilai pasar dari tanah tersebut maka Rencana Jual Beli Tanah tersebut akan memberikan kontribusi positif sebesar Rp ,- (sembilan ratus lima puluh tiga juta dua ratus ribu Rupiah) bagi Perseroan. Dengan mempertimbangkan hasil dari analisis-analisis kewajaran yang telah dilakukan oleh TRUSCEL, maka Rencana Transaksi yang akan dilaksanakan Perseroan adalah wajar. Mengingat bahwa ada kemungkinan terjadinya perbedaan waktu dari tanggal laporan ini dengan pelaksanaan Rencana Transaksi, maka kesimpulan diatas berlaku bila tidak ada perubahan yang memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai dari Rencana Transaksi. Perubahan tersebut termasuk perubahan baik secara internal pada masing-masing perusahaan maupun secara eksternal meliputi: kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah Indonesia setelah tanggal laporan ini dikeluarkan. Bila mana setelah tanggal laporan ini dikeluarkan terjadi perubahan tersebut di atas, maka pendapat kewajaran atas Rencana Transaksi ini mungkin berbeda.

19 Page xvii PENUTUP Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan. Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini. Hormat Kami, B. Sridhar Rao Managing Partner MAPPI Ijin Penilai Publik STTD Bapepam No. Ijin Penilai Publik Di Bidang Jasa Penilaian Bisnis Terdaftar di Bapepam No. : 05-S : B : SK.No.22/KM : 12/BL/STTD-P/B/2011

20 Page xviii PERNYATAAN PENILAI Dalam batas kemampuan dan keyakinan kami sebagai Penilai, kami yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa : 1. Pernyataan yang menjadi dasar analisis, pendapat dan kesimpulan yang diuraikan di dalam Laporan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) ini adalah betul dan benar sesuai dengan pemahaman terbaik dari Penilai dan berdasarkan atas informasi dan data-data pendukung yang kami gunakan dalam proses pemberian Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion); 2. Selanjutnya Laporan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) ini menjelaskan semua syaratsyarat pembatasan yang mempengaruhi analisis, pendapat dan kesimpulan yang tertera dalam laporan ini; 3. Imbalan jasa yang kami terima adalah hanya sesuai dengan yang tercantum pada surat penugasan dan tidak berkaitan dengan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) yang dilaporkan; 4. Laporan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) ini telah dibuat dengan menjaga integritas dan independensi Penilai Publik yang telah terdaftar pada Departemen Keuangan dan atau Bapepam-LK serta Tim Quality Control dan Penilai pada penugasan ini dan tidak lepas dari ketentuan-ketentuan dalam Standar Penilaian Indonesia (SPI) 2007 dan Kode Etik Penilaian Indonesia (KEPI) serta Peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.3. Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: KEP- 196/BL/2012 tanggal 19 April 2012 tentang Pedoman Penilaian Dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha Di Pasar Modal; 5. Penilai tidak mempunyai kepentingan terhadap Rencana Transaksi; 6. Data ekonomi dan industri dalam Laporan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) diperoleh dari berbagai sumber yang diyakini Penilai Usaha dapat dipertanggungjawabkan; 7. Perhitungan dan analisis dalam rangka pemberian Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) telah dilakukan dengan benar; 8. Penilai Usaha bertanggungjawab atas Laporan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion); 9. Penugasan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) profesional telah dilakukan terhadap Rencana Transaksi pada Tanggal Penapat Kewajaran (Cut off Date); 10. Analisis telah dilakukan untuk tujuan sebagaimana diungkapkan dalam Laporan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion); 11. Perkiraan Pendapat Kewajaran yang dihasilkan dalam penugasan penilaian profesional telah disajikan sebagai kesimpulan; 12. Lingkup pekerjaan dan data yang dianalisis telah diungkapkan; 13. Kesimpulan telah sesuai dengan asumsi-asumsi dan kondisi pembatas; 14. Penilai telah memenuhi persyaratan pendidikan profesional yang ditentukan dan/atau diselenggarakan oleh Asosiasi Penilai yang diakui pemerintah; 15. Penilai melakukan review terhadap data-data pendukung yang kami gunakan dalam proses pemberian Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion); dan 16. Tidak seorangpun, kecuali yang disebutkan dalam Laporan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion), telah menyediakan bantuan profesional dalam menyiapkan Laporan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion). Jakarta, 28 Juni 2013 Managing Partner B. Sridhar Rao MAPPI : 05-S Ijin Penilai Publik STTD Bapepam No. : B Ijin Penilai Publik Di Bidang Jasa Penilaian Bisnis : SK.No.22/KM Terdaftar di Bapepam No. : 12/BL/STTD-P/B/2011

21 Page xix DAFTAR ISI 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Pendapat Kewajaran Sifat Rencana Transaksi Ruang Lingkup Sumber Data Asumsi-Asumsi Penting Kondisi Pembatas Independensi Penilai Tanggal Pendapat Kewajaran Kejadian Penting Setelah Tanggal Penilaian 5 2 METODOLOGI DAN ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI Analisis atas Rencana Transaksi Identifikasi dan Hubungan Antara Pihak-pihak yang Terkait dalam Rencana Transaksi Analisis Perjanjian dan Persyaratan yang disepakati dalam Rencana Transaksi Penilaian atas Risiko dan Manfaat dari Rencana Transaksi yang akan Dilakukan Analisis Kualitatif atas Rencana Transaksi Analisis Industri dan Lingkungan Analisis Operasional dan Prospek Perusahaan Analisis Alasan dan Latar Belakang Rencana Transaksi Keuntungan dan Kerugian yang Bersifat Kualitatif atas Rencana Transaksi Analisis Kuantitatif atas Rencana Transaksi Penilaian Kinerja Historis dan Analisis Rasio Keuangan Perseroan Penilaian atas Arus Kas Historis Perseroan Analisis atas Proyeksi Keuangan JCH Analisis Proforma Laporan Keuangan Perseroan Analisis Keawajaran Atas Rencana Transaksi Analisis Rencana Joint Venture Analisis Atas Kewajaran Rencana Jual Beli Tanah Pengkajian Kewajaran Nilai Jual Beli Tanah Metode dalam Penilaian Tanah Hasil Penilaian atas Transaksi Jual Beli Tanah Usulan Nilai Transaksi Jual Beli Tanah dan Analisis Kewajaran atas Nilai Transaksi Jual Beli Tanah Analisis Inkremental Atas Rencana Jual Beli Tanah 39 3 KESIMPULAN 41

22 Page 1 1 PENDAHULUAN PT Jaya Real Property Tbk ("Perseroan") adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan perumahan dan pengelolaan usaha. Perseroan merupakan salah satu pengembang terkemuka di Indonesia di bidang perumahan dan komersial, dengan portofolio di Jakarta Pusat, Barat dan Selatan dengan bisnis utama pengembangan suatu kawasan pemukiman yang terpadu dan berkesinambungan dengan beragam produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di berbagai segmen harga yang berawal dari kesediaan lahan, desain, konstruksi dan penjualan. Perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan nilai tambah bagi pemangku kepentingan. Sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melaksanakan Diversifikasi Usaha di bidang perhotelan maka Perseroan berencana mendirikan hotel secara Joint Venture dimana Perseroan bekerja sama dengan PT Ciputra Niyantalestari ( CNYL ) dalam mendirikan hotel, untuk selanjutnya disebut Rencana Joint Venture. Nama perusahaan pengelolaan hotel dari Rencana Joint Venture tersebut diberi nama PT Jaya Citra Hotel ( JCH ). Selain itu, sehubungan dengan Rencana Joint Venture, maka Perseroan berencana untuk melakukan jual beli atas hak guna bangunan atas sebidang tanah seluas m 2 (seribu tujuh puluh sembilan meter persegi) dengan JCH, untuk selanjutnya disebut Rencana Jual Beli Tanah sesuai dengan Perjanjian antara Perseroan dengan CNYL tentang Kerjasama Pembangunan hotel dan jual beli tanah di Kawasan Bintaro Jaya tertanggal 27 Juni 2013 ( Perjanjian ), bersama-sama untuk selanjutnya disebut Rencana Transaksi. Perseroan telah menunjuk KJPP RAO,YUHAL & rekan (terafiliasi dengan KJPP asing Truscel Capital LLP Singapore) yang mana telah mendapat ijin usaha dari Kementrian Keuangan No berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1133/KM.1/2011 tanggal 14 Oktober 2011 dan terdaftar atas nama KJPP RAO,YUHAL & rekan sebagai profesi penunjang pasar modal berdasarkan surat Bapepam-LK (saat ini bernama Otoritas Jasa Keuangan atau disingkat OJK) No /BL/2011 tanggal 27 Oktober 2011 dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam - LK No. 12/BL/STTD-P/B/2011 tanggal 31 Maret 2011, selanjutnya disebut sebagai TRUSCEL. 1.1 Latar Belakang Perseroan memiliki portofolio yang kuat dan beragam pada pengembangan di bidang perumahan dan komersial di daerah Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta pusat. Perseroan telah membangun reputasi sebagai salah satu Perusahaan Pengembang dan Pengelola Properti terkemuka di Indonesia. Perseroan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1994 berkomitmen untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham, pelanggan dan masyarakat dalam menjalankan usahanya dengan standar integritas dan tanggung jawab yang tinggi. Mengingat pentingnya pertumbuhan dari kegiatan usaha Perseroan yang ada pada saat ini maka Perseroan wajib memberi nilai tambah kepada pemegang saham, baik melalui pertumbuhan usaha secara internal maupun eksternal melalui diversifikasi dan/atau pengembangan usaha baru. Untuk mendukung Rencana Diversifikasi Usaha, Perseroan dan CNYL mengadakan Rencana Joint Venture untuk melakukan pembangunan hotel di kawasan Bintaro Jaya sesuai dengan Perjanjian yang menyebutkan bahwa Perseroan dan CNYL akan mendirikan JCH sebuah perusahaan pengelolaan hotel. Terkait dengan Rencana Joint Venture yang telah diuraikan diatas, Perseroan berencana untuk melakukan jual beli antara JCH sebagai pembeli dan Perseroan sebagai penjual atas hak guna bangunan dari sebidang tanah seluas m 2 (seribu tujuh puluh sembilan meter persegi) yang berlokasi di lahan parkir kendaraan Bintaro Plaza, Bintaro Jaya.

23 Page Tujuan Pendapat Kewajaran Tujuan Laporan Pendapat Kewajaran ini adalah untuk memberikan opini atas Kewajaran Rencana Transaksi. 1.3 Sifat Rencana Transaksi Transaksi Afiliasi Sehubungan dengan Rencana Transaksi yang akan dilakukan Perseroan, maka Perseroan sebagai perusahaan terbuka harus memenuhi Peraturan No. IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK No. KEP-412/BL/2009, tanggal 25 Nopember 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu ("Peraturan No. IX.E.1"). Transaksi Afiliasi didefinisikan sebagai transaksi yang dilakukan antara perusahaan dengan afiliasinya. Berdasarkan peraturan tersebut, istilah Transaksi didefinisikan secara lebih lanjut sebagai aktifitas atau kontrak dalam rangka memberikan dan/atau memperoleh, melepaskan atau menggunakan aktiva termasuk dalam rangka menjamin, jasa atau efek suatu perusahaan atau perusahaan terkendali atau mengadakan kontrak sehubungan dengan aktifitas tersebut. Berdasarkan Undang-Undang No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal ( Undang-Undang No.8 ), hubungan afiliasi didefinisikan antara lain, sebagai (i) hubungan antara 2 perusahaan yang mana keduanya memiliki 1 atau lebih direktur atau komisaris yang sama, (ii) hubungan antara perusahaan dengan pihak yang, secara langsung atau tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut, atau (iii) hubungan antara perusahaan dengan pemegang saham utamanya. Sesuai dengan Konfirmasi manajemen Perseroan secara tertulis dalam Surat Keterangan Manajemen tertanggal 26 Juni 2013, maka Rencana Transaksi merupakan transaksi dengan pihak berafiliasi dimana Komisaris Utama dari Perseroan juga merupakan Komisaris Utama dari CNYL. Namun Manajemen Perseroan berpendapat bahwa Rencana Transaksi tersebut tidak mengandung unsur benturan kepentingan. Keterkaitan diantara kedua pihak, dimana Komisaris Utama dari Perseroan juga merupakan Komisaris Utama dari CNYL dapat dilihat pada tabel berikut: Nama Perseroan CNYL Dr Ir. Ciputra Komisaris Utama Komisaris Utama Transaksi Afiliasi merupakan transaksi antara pihak-pihak dimana satu atau lebih anggota Direksi dan Dewan Komisarisnya sama, atau antara perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan yang bersangkutan atau dengan pemegang saham utama. Berdasarkan tabel diatas serta analisa dari manajemen, manajemen berpendapat bahwa Rencana Transaksi tersebut termasuk dalam Transaksi Afiliasi namun bukan merupakan Transaksi Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1, mengingat dalam Rencana Transaksi tersebut tidak terdapat perbedaan antara kepentingan ekonomis Perseroan dengan kepentingan ekonomis pribadi Direktur, Komisaris dan Pemegang Saham Utama Perseroan yang dapat merugikan Perseroan karena adanya Rencana Transaksi tersebut.

24 Page Ruang Lingkup Mengingat Perseroan adalah perusahaan terbuka, maka Rencana Transaksi tersebut harus memenuhi Peraturan No.IX.E.1, dimana Perseroan wajib menunjuk Pihak Independen untuk melaksanakan penilaian dan memberikan pendapat tentang kewajaran Rencana Transaksi tersebut. Sehubungan dengan kedua peraturan tersebut, berkaitan dengan penunjukan TRUSCEL untuk memberikan Pendapat Kewajaran ( Fairness Opinion ) atas Rencana Transaksi maka Ruang Lingkup Pendapat Kewajaran akan didasarkan pada analisis atas kewajaran dari Rencana Transaksi. 1.5 Sumber Data Sebagai Penilai Independen dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi, kami telah mempelajari, mengacu dan mempertimbangkan informasi-informasi dan dokumen yang kami peroleh dari manajemen Perseroan (kecuali butir 4,5, 10 dan 11), sebagai berikut: 1. Laporan keuangan Perseroan: i) Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 yang telah direview oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (anggota RSM AAJ Associates) No. R/153.AGA/dsn.2/2013 tanggal 8 Maret 2013, dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material ; ii) Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang telah diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (anggota RSM AAJ Associates) No. R/103.AGA/dsn.1/2012 tanggal 12 Maret 2012, dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material ; iii) Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 yang telah diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (anggota RSM AAJ Associates) No. R/111.AGA/11.1/2011 tanggal 11 Maret 2011, dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material ; iv) Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 yang telah diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (anggota RSM AAJ Associates) No. R/083.AGA/5.3/03/10 tanggal 1 Maret 2010, dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material ; 2. Proyeksi Laporan Keuangan Perseroan yang disediakan oleh Manejemen Perseroan, TRUSCEL telah melakukan penyesuaian atas proyeksi keuangan Perseroan ( Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan ) sehingga lebih mencerminkan kewajaran proyeksi keuangan. Dalam menyusun Laporan Pendapat Kewajaran ini, TRUSCEL menggunakan Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan; 3. Perjanjian antara Perseroan dan CNYL tentang kerjasama pembangunan Hotel di Kawasan Bintaro Jaya tertanggal 27 Juni 2013 yang disediakan oleh Manajemen Perseroan; 4. Laporan Penilaian Aset atas Tanah Kosong yang berlokasi di Lahan Parkir Bintaro Plaza, Bintaro Jaya, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten, No.09/LP-PRO/IV/2013 tanggal 29 April 2013 yang dilakukan oleh TRUSCEL; 5. Laporan Studi Kelayakan Usaha atas Rencana Joint Venture PT Jaya Real Property Tbk, No RAO,YUHAL-B-JSE1-VI/13 tanggal 28 Juni 2013 yang dilakukan oleh TRUSCEL; 6. Surat Keterangan Manajemen Mengenai Transaksi Afiliasi dan Bukan Benturan Kepentingan sehubungan dengan peraturan IX.E1 tertanggal 26 Juni 2013 yang telah ditandatangani oleh Manajemen Perseroan; 7. Akta Pendirian CNYL No. AHU AH Tahun 2011 tertanggal 28 September 2011, yang disiapkan oleh manajemen Perseroan;

25 Page 4 8. Representation Letter tanggal 26 Juni 2013 telah ditandatangani oleh Manajemen Perseroan dan CNYL; 9. Wawancara dan diskusi dengan manajemen Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi; 10. Bloomberg; 11. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak dan elektronik dan hasil analisis lain yang kami anggap relevan. 1.6 Asumsi-Asumsi Penting Dalam penyusunan pendapat independen kepada pemegang saham Perseroan atas transaksi yang akan dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa Rencana Transaksi dapat dilaksanakan pada kondisi arm s length didalam batasan komersial yang berlaku umum dan tidak merugikan kepentingankepentingan pihak Perseroan dan para pemegang saham, TRUSCEL menggunakan beberapa asumsi antara lain: 1. TRUSCEL mengasumsikan bahwa dari tanggal penerbitan pendapat kewajaran ini sampai dengan terjadinya Rencana Transaksi tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh secara material terhadap Rencana Transaksi. 2. Pendapat ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan bahwa penggunaan sebagian dari analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan atas proses yang mendasari pendapat tersebut. Penyusunan pendapat ini merupakan suatu proses yang kompleks dan mungkin tidak dapat dilakukan melalui analisis yang tidak lengkap. 3. Pendapat ini juga disusun berdasarkan kondisi umum keuangan, moneter, peraturan dan kondisi pasar yang ada saat ini. 1.7 Kondisi Pembatas Penugasan kami untuk mengeluarkan Laporan Pendapat Kewajaran telah dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan kami. Perlu diketahui bahwa ruang lingkup pekerjaan kami mencakup kewajaran nilai atas transaksi yang dilakukan Perseroan sesuai dengan Peraturan No.IX.E.1. Pendapat kewajaran ini disusun berdasarkan pada prinsip integritas informasi dan data. Dalam menyusun Pendapat Kewajaran ini, kami melandaskan dan berdasarkan pada informasi dan data sebagaimana diberikan manajemen Perseroan yang mana berdasarkan hakekat kewajaran adalah benar, lengkap dapat diandalkan serta tidak menyesatkan. Kami tidak melakukan audit ataupun uji kepatuhan secara mendetail atas penjelasan maupun data-data yang diberikan oleh manajemen Perseroan, baik lisan maupun tulisan, dan dengan demikian kami tidak dapat memberikan jaminan atau bertanggung-jawab terhadap kebenaran dan kelengkapan dari informasi atau penjelasan tersebut. Sebagai dasar bagi kami untuk melakukan analisis dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi, kami menggunakan data-data sebagaimana tercantum pada bagian Sumber data di atas sebagai bahan pertimbangan. Segala perubahan terhadap data-data tersebut diatas dapat mempengaruhi hasil penilaian kami secara material. Oleh karena itu, kami tidak dapat menerima tanggung jawab atas kemungkinan terjadinya perbedaan kesimpulan yang disebabkan perubahan data tersebut. Pendapat Kewajaran ini disusun hanya dengan mempertimbangkan sudut pandang pemegang saham Perseroan dan azas pertimbangan komersial dan tidak mempertimbangkan sudut pandang stakeholders lain serta aspek-aspek lainnya.

26 Page 5 Pendapat Kewajaran ini disusun dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah pada tanggal Pendapat ini dikeluarkan. Pendapat kewajaran ini hanya dilakukan terhadap Rencana Transaksi seperti yang telah diuraikan di atas. Kami menganggap bahwa tidak ada perubahan yang material dari Rencana Transaksi sesuai dengan ketetapan informasi dan kesepakatan yang dituangkan dalam Agreements sehubungan dengan Rencana Transaksi, dan bahwa sejak tanggal penerbitan Laporan Pendapat Kewajaran sampai dengan tanggal terjadinya Rencana Transaksi tidak terjadi perubahan yang berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam Laporan Pendapat Kewajaran. Dengan ini kami menyatakan bahwa penugasan kami tidak termasuk menganalisis transaksitransaksi di luar Rencana Transaksi yang mungkin tersedia bagi Perseroan serta pengaruh dari transaksi-transaksi tersebut terhadap Rencana Transaksi. Kami tidak melakukan penelitian atas keabsahan Rencana Transaksi dari segi hukum dan implikasi aspek perpajakan dari Rencana Transaksi tersebut. Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan. Sesuai dengan Peraturan No. IX.E.1, Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini berlaku selama 6 (enam) bulan terhitung sejak Tanggal Penilaian Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini sampai dengan tanggal dilaksanakannya Rencana Transaksi. Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal Pendapat Kewajaran ini. 1.8 Independensi Penilai Dalam mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran ini kami telah bertindak secara independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Perseroan dan CNYL serta pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan-perusahaan tersebut. Kami juga tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya, Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau kerugian pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran nilai yang dihasilkan dari proses analisa kewajaran ini dan kami hanya menerima imbalan sesuai dengan yang tercantum pada surat penugasan No 02/SP-BIS/IV/2013 tanggal 15 April Tanggal Pendapat Kewajaran Analisis Kewajaran dilaksanakan per tanggal 31 Desember 2012, parameter dan laporan keuangan yang digunakan dalam analisa menggunakan data per tanggal 31 Desember Kejadian Penting Setelah Tanggal Penilaian Dari Tanggal Penilaian, yaitu tanggal 31 Desember 2012, sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan ini tidak terdapat kejadian penting yang dapat mempengaruhi hasil penilaian secara signifikan.

27 Page 6 2 METODOLOGI DAN ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI Laporan Pendapat Kewajaran ini disusun sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia (SPI) seperti yang ditetapkan oleh Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI), dimana pendekatan yang diaplikasikan sesuai dengan standar penilaian lengkap dan Peraturan Bapepam-LK Nomor VIII.C.3 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK No. Kep-196/BL/2012, tanggal 19 April 2012 ( Peraturan VIII.C.3 ) tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal. Dalam melakukan analisis kewajaran atas Rencana Transaksi, kami melakukan Analisis atas Rencana Transaksi, Analisis Kualitatif dan Kuantitatif atas Rencana Transaksi, Analisis Kelayakan Usaha, Analisis atas kewajaran nilai transaksi, Analisis inkremental dan Analisis atas faktor-faktor lain yang relevan. Analisis atas Rencana Transaksi serta analisis atas kewajaran nilai transaksi dilakukan dengan mengidentifikasi hubungan antara pihak-pihak yang bertransaksi, perjanjian dan persyaratan yang disepakati dalam transaksi dan penilaian atas risiko dan manfaat dari transaksi yang akan dilakukan. Analisis Kualitatif atas Rencana Transaksi didasarkan atas analisis industri dan lingkungan dimana terdapat penjabaran akan kondisi makro ekonomi di dunia dan kondisi ekonomi di Indonesia maupun tinjauan industri yang terkait. Disamping itu, analisis kualitatif akan menjelaskan lebih detail mengenai alasan dan latar belakang maupun keuntungan dan kerugian atas Rencana Transaksi. Analisis Kuantitatif atas Rencana Transaksi dilakukan dengan mengidentifikasi analisis kondisi keuangan Perseroan termasuk penilaian akan kinerja historis maupun analisis rasio terhadap Perseroan, penilaian arus kas dan penilaian atas proyeksi keuangan Perseroan, analisis Proforma laporan keuangan sebelum dan sesudah Rencana Transaksi. Analisis kelayakan usaha atas Rencana Joint Venture, analisis atas kewajaran nilai Rencana Transaksi yang dilakukan dengan melakukan penilaian atas proyeksi keuangan dan perbandingan antara nilai masing-masing Rencana Transaksi dengan hasil penilaian dan analisis inkremental. Berdasarkan metode-metode analisis yang telah dijelaskan, berikut adalah penjelasan dari analisis yang kami lakukan: 2.1 Analisis atas Rencana Transaksi Analisis terhadap Rencana Transaksi, yang meliputi identifikasi dan hubungan antara pihak-pihak yang bertransaksi, perjanjian dan persyaratan yang disepakati dalam transaksi dan penilaian atas risiko dan manfaat dari Rencana Transaksi adalah sebagai berikut: Identifikasi dan Hubungan Antara Pihak-pihak yang Terkait dalam Rencana Transaksi Identifikasi Pihak-pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi ialah: Perseroan a) Riwayat Singkat Perseroan didirikan di Indonesia berdasarkan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada tanggal 25 Mei 1979 dengan akta No. 36 dari Hobropoerwanto, SH notaris di Jakarta, yang diubah dengan akta No. 14 dari notaris yang sama pada tanggal 6 Desember Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A 5/498/24 tanggal 22 Desember 1979 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 23 tanggal 18 maret 1980, Tambahan No Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, secara keseluruhan melalui akta no. 52 tanggal

28 Page 7 4 Juni 2009, yang dibuat oleh Aulia Taufani, SH, sebagai pengganti Sutjipto, SH, pada waktu itu notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No : AHU AH.02. tahun 2009 tanggal 20 Oktober 2009, dan terakhir dengan akta No. 03 tanggal 1 Juni 2010 oleh Aulia Taufani SH, sebagai pengganti dari Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, mengenei perubahan tempat kedudukan Perusahaan. Perubahan anggaran dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2010 tanggal 16 Agustus b) Kegiatan Usaha Ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah pengembangan kota (urban development) yang meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa pendukung, serta melakukan investasi, baik langsung dan tidak langsung melalui entitas anak maupun Patungan dengan pihak-pihak lain. Pada saat ini kegiatan Perusahaan terutama adalah pembangunan perumahan di daerah Jakarta Selatan dan Tangerang dan pengelolaan usaha properti. Kegiatan usaha tersebut meliputi pembebasan tanah, pengembang real estate, persewaan pusat perbelanjaan dengan proyek Bintaro Jaya, Graha Raya, Bintaro Trade Center, Plaza Bintaro Jaya, Plaza Slipi Jaya, Pasar Senen V, Pusat Grosir Senen Jaya, Jembatan Multiguna Senen Jaya, Bintaro Jaya Xchange, Pasar Modern dan Pengelola Kawasan Bintaro serta melakukan investasi pada entitas anak dan asosiasi. Kantor Perusahaan terletak di CBD Emerald Blok CE/A No. 1, Boulevard Bintaro Jaya Tangerang 15227, Banten, Indonesia. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun c) Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Susunan pemegang saham berdasarkan laporan kepemilikan saham untuk posisi tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 yang dibuat oleh PT Adimitra Transferindo - Biro Administrasi Efek, dengan laporannya tanggal 8 Januari 2013 dan tanggal 6 Januari 2012 adalah sebagai berikut: Pemegang Saham Total Saham Ditempatkan Persentase Total Modal dan Disetor Penuh Kepemilikan (%) Saham PT Pembangunan Jaya , Citiview Properties Limited , Masyarakt (dengan kepemilikan kurang dari 5%) , Modal Saham Diperoleh Kembali Total Sumber: Manajemen Perseroan d) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Susunan anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 84 tanggal 16 Mei 2012 yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, SH, MKn, notaris di Jakarta dan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 38 tanggal 8 Juni 2011 yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, SH, sebagai pengganti Sutjipto, SH, pada waktu itu notaris di Jakarta sebagai berikut:

29 Page 8 CNYL Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Dewan Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur a) Riwayat Singkat : Dr.Ir.Ciputra : Ir. Hiskak Secakusuma Ir. Soekrisman : Ir. Edmund E. Sutisna Ir. Yauw Diaz Moreno : Trisna Muliadi : Ir. Yohannes Henky Wijaya Ir. Sutopo Krsitanto : Ir. Gatot Setyo Waluyo Dra. Swandayani Perseroan didirikan di Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 19 Agustus 2011 dengan akta No. 193 dari Buntario Tigris, SH., SE notaris di Jakarta dan diterima pada tanggal 23 September Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU AH tanggal 28 September b) Kegiatan Usaha Ruang lingkup kegiatan CNYL adalah bidang Pembangunan, Perdagangan, dan Jasa. CNYL melaksanakan kegiatan mendirikian dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha perencanaan, pemborongan, pelaksanaan pembangunan, pengelolaan dan pengembangan kawasan perumahan (real estate), rumah susun, apartemen, kondominium, perhotelan, perkantoran, pertokoan, pusat niaga, tempat rekreasi, kawasan wisata, industri dan pergudangan, beserta fasilitas sarana dan prasarananya. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha promosi, persewaan, pemasaran, termasuk jual beli hak atas tanah, unit, ruangan-ruangan, bangunan-bangunan, dan lain-lain. Mendirikan dan menjalan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang perdagangan umum termasuk tetapi tidak terbatas pada perdagangan ekspor dan impor, antar pulau/daerah serta lokal, dan bertindak sebagai perantara/komisioner, agen distributor, leveransir dan perwakilan dari badanbadan dan perusahaan-perusahaan lain baik dari dalam maupun luar negeri. Mendirikan da menjalankan perusahaan-perusahaan atau biro jasa pada umumnya, termasuk jasa promosi, pengelolaan, pemasaran, jual beli tanah, bangunan-bangunan, rumah susun (apartemen), ruang-ruang kantorm ruangan-ruangan pertokoan, pusat niaga dan fasilitas lainnya, kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak. c) Struktur Permodalan Pemegang Saham Susunan pemegang saham CNYL pertanggal 19 Agustus 2011 sebagaimana tercantum dalam akta pengesahaan badan hukum CNYL, yaitu sebagai berikut: Pemegang Saham Total Saham Ditempatkan Persentase dan Disetor Penuh Kepemilikan Total Nominal saham PT Ciputra Hospitality % PT Ciputra Property Tbk %

30 Page 9 d) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Susunan anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 19 Agustus 2011 sebagaimana tercantum dalam akta pengesahaan badan hukum CNYL, yaitu sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Dewan Direksi Direktur Utama Direktur : Dr.Ir.Ciputra : Dian Semeler Rina Ciputra Junita Ciputra Sandra Hendharto : Candra Ciputra : Budiarsa Sastrawinata Harun Hajadi Cakra Ciputra Artadinata Djangkar Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Joint Venture adalah Perseroan dan CNYL. Sedangkan, untuk Rencana Jual Beli Tanah dilakukan antara Perseroan sebagai Penjual dan JCH sebagai Pembeli. Mengacu kepada Peraturan No. IX.E.1 mengenai Transaksi Afiliasi, Rencana Joint Venture dan Rencana Jual Beli Tanah termasuk dalam kategori Transaksi Afiliasi dikarenakan terdapat sifat atau unsur hubungan afiliasi pada susunan kepemegangan saham, pengendali dan direksi antara pihakpihak yang terlibat dalam rencana tersebut sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang No 8. Diagram atas Rencana Transaksi adalah sebagai berikut : Diagram atas Rencana Transaksi Analisis Perjanjian dan Persyaratan yang disepakati dalam Rencana Transaksi Perjanjian antara Perseroan dan CNYL tentang kerjasama pembangunan hotel di kawasan Bintaro Jaya serta rencana jual beli tanah antara Perseroan dengan JCH. Ringkasan dari ketentuanketentuan pokok yang terdapat dalam perjanjian tersebut adalah sebagai berikut :

31 Page 10 - Para pihak Para pihak yang terdapat dalam Perjanjian dan Persyaratan yang disepakati dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan dan CNYL - Hubungan afiliasi Komisaris utama pada Perseroan juga merupakan Komisaris utama pada CNYL. - Pokok-pokok yang terdapat dalam Perjanjian Perseroan dan CNYL sepakat untuk di kemudian hari mendirikan sebuah badan hukum berbentuk perseroan terbatas, dimana Perseroan dan CNYL akan menjadi pemegang saham dalam perseroan terbatas tersebut, dengan nama yang disetujui oleh Perseroan dan CNYL yaitu PT Jaya Citra Hotel yang disetujui oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan berkedudukan di Tangerang Selatan. Perseroan dan CNYL sepakat bahwa susunan pengurus terdiri dari 5 (lima) anggota Dewan Komisaris dan 5 (lima) anggota direksi dengan perwakilan dari pihak Perseroan akan menjabat sebagai Komisaris Utama, 2 (dua) Komisaris, dan 2 (dua) Direktur, serta perwakilan dari pihak CNYL akan menjabat 2 (dua) anggota Dewan Komisaris, Direktur Utama, dan 2 (dua) Direktur. Pokok pokok yang terdapat dalam perjanjian antara lain : 1. Besaran Modal Dasar JCH disepakati sebesar Rp ,- (enam puluh miliar Rupiah) dengan kemungkinan perubahan penambahan atau pengurangan dan/atau pengeluaran saham baru akan merujuk pada Anggaran Dasar JCH yang disepakati sesuai peraturan perundang-undangan mengenai perseroan terbatas yang berlaku. 2. Modal Dasar JCH akan terbagi dalam (enam puluh juta) lembar saham dengan masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000,- (seribu Rupiah). 3. Setoran Modal JCH yang ditempatkan oleh Perseroan dan CNYL adalah dalam bentuk tunai. 4. Perseroan dan CNYL sepakat dan menyetujui bahwa modal ditempatkan dan disetor pada JCH tahap pertama adalah sebesar Rp ,- (dua puluh miliar Rupiah) dengan komposisi penyertaan dalam JCH sebagai berikut : i. Perseroan sebesar 55% (lima puluh lima persen) atau senilai Rp ,- (sebelas miliar Rupiah). ii. CNYL sebesar 45% (empat puluh lima persen) atau senilai Rp ,- (sembilan miliar Rupiah). 5. Perseroan dan CNYL sepakat bahwa segera setelah JCH terbentuk, Perseroan dan CNYL akan mengupayakan dilakukannya jual beli antara JCH sebagai pembeli dan Perseroan sebagai penjual atas hak guna bangunan atas sebidang tanah seluas m 2 (seribu tujuh puluh sembilan meter persegi) dengan harga jual Rp ,- (sepuluh juta delapan ratus ribu Rupiah) per meter persegi belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau keseluruhan senilai Rp ,- (dua belas miliar delapan ratus delapan belas juta lima ratus dua puluh ribu Rupiah) termasuk PPN. 6. Perseroan dan CNYL sepakat bahwa JCH akan melakukan kerja sama dalam pengelolaan dan pengoperasian proyek dengan PT Ciputra Hospitality.

32 Page Penilaian atas Risiko dan Manfaat dari Rencana Transaksi yang akan Dilakukan Dengan dilakukannya Rencana Transaksi, Perseroan akan mendapatkan manfaat-manfaat berupa : Menjadikan Perseroan sebagai perusahaan yang memiliki investasi strategis di bidang perhotelan. Perseroan akan memiliki struktur permodalan yang lebih baik yang dapat meningkatkan kondisi keuangan Perseroan sehingga meningkatkan kemampuan Perseroan untuk melakukan investasi dan mengembangkan usahanya. Meningkatkan kinerja Perseroan di masa yang akan datang. Mengingat sektor di bidang perhotelan yang cukup menjanjikan. Memberikan jasa pelayanan di bidang penginapan kepada masyarakat. Sedangkan risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi adalah : Risiko ancaman pesaing baru (threat of new entrants) yang tentunya akan merebut bagian pasar yang sudah ada dan sering kali mengakibatkan penurunan harga, sehingga dapat menurunkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba. Risiko dalam memperoleh, mempertahankan dan memperbaharui izin-izin, perjanjian dan persetujuan yang dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan usaha di bidang perhotelan. Perseroan mungkin tidak mendapatkan persetujuan dari para Pemegang Saham sehubungan dengan rencana pengembangan usaha Perseroan. 2.2 Analisis Kualitatif atas Rencana Transaksi Kondisi makro ekonomi secara global masih terdapat risiko yang cukup tinggi oleh karena dampak krisis. Sedangkan secara nasional perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup stabil yaitu sebesar 6,3% pada tahun Hal ini menunjukan adanya tingkat pertumbuhan yang cukup baik pada sektor-sektor industri di Indonesia. Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan, seiring dengan perkembangan perekonomian dunia, maka berkembang pula bidang kepariwisataan. Dengan semakin meningkatnya kepariwisataan, menuntut tersedianya fasilitas dan sarana yang memadai. Hal ini menyebabkan banyak bermunculan hotel-hotel baru yang menyediakan berbagai fasilitas dan saling berlomba untuk menunjukkan keunggulan dari masing-masing hotel. Menurut hasil penelitian, pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia untuk akomodasi merupakan yang tertinggi dibandingkan lain-lain pengeluaran selama kunjungannya. Oleh adanya produk-produk dan jasa dalam aktivitas pariwisata itulah maka usaha-usaha tersebut kemudian disebut sebagai sebuah industri. Tersedianya hotel-hotel yang baik meningkatkan citra suatu Negara, terutama yang sedang berkembang, karena merupakan prasyarat bagi orang-orang yang melakukan perjalanan jauh dari tempat tinggalnya, bagi para wisatawan, para investor, pengusaha / pedagang, diplomat asing maupun masyarakat dan pengguna jasa lainnya Analisis Industri dan Lingkungan Kondisi makro ekonomi secara global masih terdapat risiko yang cukup tinggi oleh karena dampak krisis. Sedangkan secara nasional perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup stabil yaitu sebesar 6,3% pada tahun Hal ini menunjukan adanya tingkat pertumbuhan yang cukup baik pada sektor-sektor industri di Indonesia. Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan, seiring dengan perkembangan perekonomian dunia, maka berkembang pula bidang kepariwisataan. Dengan semakin meningkatnya kepariwisataan, menuntut tersedianya fasilitas dan sarana yang memadai. Hal ini

33 Page 12 menyebabkan banyak bermunculan hotel-hotel baru yang menyediakan berbagai fasilitas dan saling berlomba untuk menunjukkan keunggulan dari masing-masing hotel. Menurut hasil penelitian, pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia untuk akomodasi merupakan yang tertinggi dibandingkan pengeluaran lainnya selama kunjungannya. Oleh karena itu, sektor perhotelan memperoleh banyak pemasukan dari wisatawan yang datang ke Indonesia. Tersedianya hotel-hotel yang baik meningkatkan citra suatu Negara, terutama yang sedang berkembang, karena merupakan prasyarat bagi orang-orang yang melakukan perjalanan jauh dari tempat tinggalnya, bagi para wisatawan, para investor, pengusaha / pedagang, diplomat asing maupun masyarakat dan pengguna jasa lainnya. Industri perhotelan mempunyai prospek yang cukup cerah seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi. Kondisi Umum Perekonomian Kondisi Ekonomi Makro Dunia Pada tahun 2012, kondisi ekonomi dunia tampak semakin membaik, tetapi dengan laju yang lambat dan tidak merata. Pada Triwulan 4 Tahun 2012 ( TW4-12 ), pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat ( AS ) mengalami penurunan dari Triwulan sebelumnya, sementara perekonomian Cina terus melambat walaupun Pendapatan Domestik Bruto ( PDB ) yang dihasilkan masih bertumbuh sebesar 7,9% year-on-year ( yoy ). Perekonomian di kawasan Eropa dan Jepang mencatat kontraksi. Data terkini di triwulan keempat tahun 2012 menunjukkan perkembangan yang beragam. Data manufaktur dan indeks daya beli manajer (purchasing managers index) menunjukkan perkembangan ekonomi di AS masih mengecewakan dan berlanjut dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa, terutama di Jerman dan Perancis. Walaupun demikian, masih terdapat indikasi yang positif pada perekonomian Cina dan produksi industri berorientasi ekspor di kawasan Asia kini sedang mengalami peningkatan. Perkembangan perekonomian global yang beragam ini menunjukkan perbaikan ekonomi yang cenderung melambat dan kebijakan moneter yang akomodatif di negara-negara maju secara umum telah mendukung pasar keuangan. Spread (selisih harga beli dan jual saham) ekuitas dan obligasi negara di pasar negara berkembang (emerging) telah bergejolak sejak bulan September 2012, tetapi tren keseluruhan sejak pertengahan tahun 2012 mengarah kepada meningkatnya harga saham dan mengecilnya spread. Perekonomian global di TW4-12 cenderung masih lemah dan berisiko akibat masih suramnya prospek pertumbuhan ekonomi di kawasan Euro. Hal ini antara lain juga didorong oleh krisis hutang di Yunani dan kebijakan kenaikan pajak dan pemotongan pengeluaran Pemerintah di AS yang diberlakukan secara efektif per bulan Januari Kebijakan ini dikhawatirkan akan mengancam pemulihan ekonomi AS pasca krisis. Sementara itu, krisis hutang di Yunani mulai mengarah ke krisis sosial. Tingkat pengangguran di Yunani pada Quartal ke-4 Tahun 2012 tercatat sebesar 26,0%, meningkat dari 24,8% di Quartal sebelumnya, sedangkan pengangguran untuk umur tahun mencapai 56%. Adanya pengangguran tersebut dikhawatirkan akan meningkatkan angka kriminalitas. Menyikapi hal ini, para Menteri Keuangan Uni Eropa menyepakati formula bantuan darurat untuk Yunani yaitu memotong suku bunga pinjaman dana talangan dan penangguhan pembayaran bunga pinjaman selama satu dekade. Selain itu, European Central Bank (ECB) juga mengambil langkah membantu Yunani dengan cara membeli obligasi dari Yunani sebagai salah satu dari portofolio yang dimiliki dan mengembalikan keuntungan yang didapat dari portofolio tersebut kepada Yunani. Berbeda dengan tren perekonomian di AS dan Yunani, Afrika diprediksi akan mengalami pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 di tengah-tengah menurunnya perekonomian dunia. Tingkat pertumbuhan ekonomi di Afrika (kecuali Libya) diprediksikan akan melambung menjadi sebesar 4,5% di tahun 2013 dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 3,4% di tahun Tren

34 Page 13 yang meningkat ini diperkirakan masih akan berlanjut di tahun 2014 dengan tingkat pertumbuhan yang mencapai 5%. Peningkatan di bidang perdagangan dan investasi di negara-negara berkembang di Afrika cenderung mengurangi dampak negatif dari guncangan resesi yang terjadi di Eropa. Meningkatnya diversifikasi di bidang jasa, telekomunikasi, konstruksi dan sektor nonkomoditas yang lainnya termasuk sektor manufaktur, juga memberikan kontribusi kepada pertumbuhan positif perekonomian Afrika dalam jangka menengah. Sementara itu perkiraan rata-rata pertumbuhan ekonomi di Asia Timur mengalami sedikit peningkatan menjadi sebesar 6,2% di tahun 2013 dan 6,5% di tahun 2014 dari perkiraan pertumbuhan sebesar 5,8% di tahun Kesulitan ekonomi di Eropa, Jepang dan AS serta penurunan ekonomi Cina yang cenderung tajam membebani pertumbuhan ekonomi di Asia Timur pada tahun Terjadi penurunan pada surplus neraca berjalan akibat penurunan pada ekspor, namun konsumsi rumah tangga tetap mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan karena adanya pasar tenaga kerja yang ulet dan tingkat inflasi yang rendah. Penurunan pada pertumbuhan ekonomi Cina dan negara-negara berkembang di Asia Timur menunjukkan perbedaan yang kontras dengan momentum pertumbuhan di indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand, di mana permintaan investasi dan konsumsi yang melambung diimbangi dengan net ekspor yang lebih rendah. Kinerja pertumbuhan ekonomi yang kuat di Filipina dan Thailand didorong oleh peningkatan investasi publik yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi di kelompok negara ini diperkirakan akan tetap stabil di tahun Berikut adalah pertumbuhan ekonomi beberapa negara industri dan negara-negara berkembang selama lima tahun terakhir :

35 Page 14 Pertumbuhan Ekonomi Negara Industri Utama dan Beberapa Negara di Asia (% per tahun) No KELOMPOK NEGARA Q4 Q4 Q4 Q4 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Des-07 Des Des 01-Des 01-Des 01-Mar 1 Negara Industri Utama 2 Amerika Serikat 2,2-3,3-0,1 2,4 2,0 2,4 2,1 2,6 1,7 3 Euro Area 4 Jerman 1,5-1,9-1,6 4,2 1,4 1,7 0,5 0,4 0,1 5 Perancis 1,9-2,3-1,0 1,8 1,2 0,3 0,1 0,1-0,3 6 Italia 0,1-2,9-3,3 1,7-0,9-1,3-2,9-2,8-2,5 7 Jepang 1,6-4,7-0,5 3,3-0,3 3,4 3,9 0,4 0,5 8 Inggris 3,8-4,6-0,9 1,5 1,1 0,5 0,0 0,4 0,2 9 Kanada 2,3 0,0-1,6 3,6 2,4 2,0 2,7 1,5 1,1 10 Beberapa Negara Eropa Lainnya 11 Rusia 9,2-1,3 5,1 5,1 5,1 4,8 4,3 3,0 2,1 12 Turki 4,2-7,0 5,9 9,3 5,3 3,3 2,9 1,6 1,4 13 Asia 14 RRC 11,2 11,2 10,7 9,8 8,9 8,1 7,6 7,4 7,9 15 Korea Selatan 5,7-3,3 6,3 4,9 3,4 2,8 2,4 1,6 1,5 16 Hong Kong SAR 7,0-2,7 2,5 6,4 3,0 0,8 1,0 1,4 2,5 17 Taiwan, Provinsi China 7,0-7,53 8,8 6,2 1,2 0,6-0,1 0,7 3,7 18 India 10,5 1,5 8,2 11,2 5,8 5,2 3,8 2,7 4,1 19 Negara ASEAN-5 20 Indonesia 5,8 5,3 5,6 6,8 6,5 6,3 6,4 6,2 6,1 21 Malaysia 7,6 0,3 4,5 4,8 5,2 5,1 5,6 5,3 6,4 22 Filipina 6,3 3,1 1,4 6,1 4 6,3 6 7,2 6,8 23 Singapura 6,5-3,4 4,6 12,5 3,6 1,6 2,5 0,3-24 Thailand 5,4-4,1 5,9 3,8-8,9 0,4 4,4 3,1 18,9 25 Australia 3,9 1,5 2,5 2,8 2,7 4,4 3,7 3,1 3,1 26 Amerika Tengah dan Selatan 27 Argentina 9,1 4,1 2,6 9,2 7,3 5,2 0,0 0,7 2,1 28 Brazil 6,7 1,0 5,3 5,3 1,4 0,8 0,5 0,9 1,4 29 Mexico 3,6-0,9-0,2 4,2 3,9 4,9 4,5 3,2 3,2 30 Afrika Selatan 5 1,8-0,6 3,4 3,4 2,4 3,1 2,3 2,5 Sumber : SEKI Bank Indonesia, Desember 2012 Tabel di atas memperlihatkan pertumbuhan ekonomi beberapa Negara di dunia selama tahun 2007 sampai dengan tahun Pada tahun 2007 Cina merupakan Negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi terbesar, yakni sebesar 11,2% diikuti dengan India sebesar 10,5%. Meskipun pada tahun 2008 terjadi resesi perekonomian global yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi beberapa negara di dunia menjadi negatif, Cina masih mengalami pertumbuhan yang positif yakni sebesar 11,2%. Aktivitas pertumbuhan perekonomian Cina relatif stabil dengan kisaran diatas 8,00% sampai dengan tahun Pada Triwulan 1 Tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Cina dimulai pada angka 8,1% yang menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia sepanjang Tahun 2012, hal ini disebabkan meningkatnya sektor industri di negara tersebut. Berikut adalah tingkat inflasi dari beberapa negara industri utama dan beberapa negara di Asia:

36 Page 15 Tingkat Inflasi Negara Industri Utama dan beberapa Negara di Asia (% per tahun) KELOMPOK NEGARA Q4 Q4 Q4 Q4 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Des-07 Des Des 01-Des 01-Des 01-Mar 01-Jun 01-Sep 1 Negara Industri Utama 2 Amerika Serikat 4,1-0,0 2,8 1,4 3,0 2,7 1,7 2,0 1,7 3 Euro Area 3,1 1,6 0,9 2,2 2,7 2,7 2,4 2,6 2,2 4 Jerman 3,1 1,1 0,9 1,7 2,1 2,1 1,7 2,0 2,0 5 Perancis 2,6 1,0 0,9 1,8 2,7 2,6 2,3 2,2 1,5 6 Italia 2,8 2,4 1,1 2,1 3,7 3,8 3,6 3,4 2,6 7 Jepang 0,7 0,4-1,7-0,4-0,2 0,5-0,2-0,3-0,1 8 Inggris 2,1 3,1 2,8 3,7 4,2 3,5 2,4 2,2 2,7 9 Kanada 2,4 1,2 1,3 2,4 2,3 1,9 1,5 1,2 0,8 10 Beberapa Negara Eropa Lainnya 11 Rusia ,1 3,7 4,3 6,6 6,6 12 Turki 8,4 10,1 6,5 6,4 10,5 10,4 8,9 9,2 6,2 13 Asia RRC 6,5 1,2 1,9 4,6 4,1 3,6 2,2 1,9 2,5 15 Korea Selatan 3,6 4,1 2,8 3,5 4,2 2,6 2,2 2,0 1,4 16 Hong Kong SAR ,7 4,9 3,7 3,8 3,7 17 Taiwan, Provinsi China 3,3 1,3-0,3 1,2 2,0 1,3 1,8 3,0 1,6 18 India 5,5 9,7 15,0 9,5 6,5 8,7 10,1 9,1 11,2 19 Negara ASEAN-5 20 Indonesia 7,4 11,1 2,8 7,0 3,8 4,0 4,5 4,3 4,3 21 Malaysia 2,3 4,5 1,0 2,1 3,0 2,1 1,6 1,3 1,2 22 Filipina 3,8 7,7 4,5 3,6 4,2 2,6 2,8 3,6 2,9 23 Singapura 3,7 5,6-0,6 4,6 5,5 5,2 5,3 4,7 4,3 24 Thailand 3,3 0,4 3,5 3,1 3,5 3,5 2,6 3,4 3,6 25 Australia 3,0 3,7 2,1 2,7 3,1 1,6 1,2 2,0 2,2 26 Amerika Tengah dan Selatan 27 Argentina 8,5 7,2 7,7 10,9 9,5 9,8 9,9 10,0 10,8 28 Brazil 4,5 5,9 4,3 5,9 6,5 5,2 4,9 5,3 5,8 29 Mexico 3,8 6,5 3,6 4,4 3,8 3,7 4,3 4,8 3,6 30 Afrika Selatan 8,9 9,5 6,3 3,5 6,1 6,0 5,5 5,5 5,7 Sumber : SEKI Bank Indonesia, Desember 2012 Tekanan inflasi berangsur menurun seiring dengan melemahnya permintaan domestik dan turunnya harga komoditas. Pada TW4-12, tingkat inflasi di Negara Industri Utama cenderung stabil. Tingkat inflasi AS di TW4-12 turun ke level 1,7% yoy dari level 3,0% yoy di Triwulan 4 Tahun Seiring dengan melemahnya aktivitas ekonomi, The Fed memperkirakan ekspektasi inflasi dalam jangka panjang akan cenderung menurun. Inflasi Kawasan Euro di triwulan awal 2012 sedikit menurun tercatat turun menjadi 2,7% yoy namun masih di atas target 2,0% yoy. Ke depannya, inflasi diperkirakan akan terus mengalami penurunan seiring dengan melemahnya ekonomi domestik. Tingkat inflasi di Jepang diperkirakan tidak berubah dari triwulan sebelumnya yaitu minus 0,3% yoy. Untuk keseluruhan tahun 2012, tingkat inflasi di Kawasan Euro diperkirakan tercatat sebesar 2,2% yoy, menurun dari 2,7% tahun sebelumnya. Sedangkan di Cina, tingkat inflasi pada Triwulan ke-4 Tahun 2012 tercatat sebesar 2,5% yoy turun dari tingkat inflasi pada bulan Desember 2011 sebesar 4,1% yoy. Sementara itu, tingkat inflasi di negara Asia lainnya berada di kisaran 1,3% - 4,7% yoy, kecuali India yang tingkat inflasinya menyentuh dua digit angka (10,3% yoy). Ke depannya, sejumlah risiko tekanan inflasi diperkirakan masih akan cukup besar terkait dengan gejolak politik Timur Tengah, termasuk krisis Suriah dan masalah nuklir Iran yang dapat kembali mendorong kenaikan harga minyak.

37 Page 16 Kondisi Perekonomian Indonesia Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi nasional pada Desember 2012 tercatat sebesar 0,54%. Laju inflasi pada tahun kalender 2012 dan laju inflasi year on year sebesar 4,30%. Komponen inti pada tahun kalender 2012 mengalami inflasi sebesar 0,28% dan inflasi inti yoy sebesar 4,40%. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks seluruh kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan 1,59%; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,29%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,17%; kelompok sandang 0,24%; kelompok kesehatan 0,18%; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,05%; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,26%. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23 persen dibandingkan dengan tahun Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 9,98 persen dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,49 persen. Sementara, PDB Tanpa Migas tahun 2012 tumbuh 6,81 persen. Besaran PDB Indonesia tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai Rp8.241,9 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.618,1 triliun. Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2012 dibandingkan dengan triwulan III-2012 (q-to-q) turun sebesar 1,45 persen, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV-2011 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,11 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 menurut sisi penggunaan terjadi pada Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 9,81 persen, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,28 persen, Komponen Ekspor Barang dan Jasa 2,01 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh 1,25 persen. Sementara, Komponen Impor sebagai faktor pengurang mengalami pertumbuhan sebesar 6,65 persen. Pada tahun 2012, PDB (harga berlaku) digunakan untuk memenuhi Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 54,56 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 8,89 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Komponen Investasi Fisik 33,16 persen, Komponen Ekspor 24,26 persen dan Komponen Impor 25,81 persen. PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mencapai Rp33,3 juta (US$3.562,6), meningkat dibandingkan PDB per kapita pada tahun 2011 yang mencapai Rp30,4 juta (US$3.498,2). 57,51 persen dari PDB triwulan IV-2012 disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan tiga provinsi terbesarnya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan-kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor primernya lebih diperankan oleh luar Jawa. Pertumbuhan PDB atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan dan Menurut Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan (% Y-o-Y) Atas Dasar Atas Dasar Laju Sumber Komponen Harga Berlaku Harga Konstan Pertumbuhan Pertumbuhan (triliun rupiah) (triliun rupiah) (%) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Konsumsi Rumah Tangga 3.643, , , , , ,2 5,28 2,98 Konsumsi Pemerintah 587,3 668,6 732,3 196,5 202,8 205,3 1,25 0,10 Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.065, , ,2 553,4 601,9 660,9 9,81 2,40 Perubahan Inventori 18,4 70,8 178,2 (0,6) 9,0 53,2 489,24 1,79 Diskrepansi Statistik 24,7 152,5 229,9 13,8 2,2 15,7 - - Ekspor 1.584, , , , , ,8 2,01 1,00 Dikurangi : Impor 1.476, , ,5 831,4 942, ,0 6,65 2,54 PDB 6.446, , , , , ,1 6,23 6,23 Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia

38 Page 17 Pertumbuhan PDB atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan dan Menurut Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan (% Y-oY) Atas Dasar Atas Dasar Laju Sumber Komponen Harga Berlaku Harga Konstan Pertumbuhan Pertumbuhan (triliun rupiah) (triliun rupiah) (%) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan Konsumsi Pemerintah 985, , ,4 304,8 315,0 327,6 3,97 0,51 Pertambangan dan Penggalian 719,7 879,5 970,6 187,2 189,8 192,6 1,49 0,11 Industri Pengolahan 1.599, , ,9 597,1 633,8 670,1 5,73 1,50 Listrik, Gas, dan Air Bersih 49,1 56,8 65,1 18,1 18,9 20,1 6,40 0,05 Konstruksi 660,9 754,5 861,0 150,0 160,0 172,0 7,50 0,49 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 882, , ,6 400,5 437,2 472,6 8,11 1,44 Pengangkutan dan Komunikasi 423,2 491,3 549,1 218,0 241,3 265,4 9,98 0,98 Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 466,5 535,2 598,5 221,0 236,2 253,0 7,15 0,69 Jasa-jasa 660,4 784,0 888,7 217,8 232,5 244,7 5,24 0,49 PDB 6.446, , , , , ,1 6,23 6,23 PDB Tanpa Migas 5.942, , , , , ,0 6,81 - Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia Selama (Januari-Desember) tahun 2012 telah terjadi inflasi sebesar 4,30 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 129,91 pada bulan Desember 2011 menjadi 135,49 pada bulan Desember Dilihat dari besarnya sumbangan/andil inflasi, selama tahun 2012 kelompok bahan makanan memberikan andil inflasi 1,31 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 1,09%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,80%; kelompok sandang 0,35%; kelompok kesehatan 0,12% dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,28% dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan sumbangan inflasi 0,35%. Tabel Inflasi Indonesia dan Indeks Harga Konsumen Tahun Bulan IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI Jan 118,01 0,84 126,29 0,89 130,90 0,76 Feb N.A N.A 126,46 0,13 130,96 0,05 Mar N.A N.A 126,05-0,32 131,05 0,07 Apr N.A N.A 125,66-0,31 131,32 0,21 Mei N.A N.A 125,81 0,12 131,41 0,07 Jun N.A N.A 126,50 0,55 132,23 0,62 Jul N.A N.A 127,35 0,67 133,16 0,70 Agt N.A N.A 128,54 0,93 134,43 0,95 Sep N.A N.A 128,89 0,27 134,45 0,01 Okt N.A N.A 128,74-0,12 134,67 0,16 Nov N.A N.A 129,18 0,34 134,76 0,07 Des N.A N.A 129,91 0,57 N.A 135,49 Tahunan 6,96 3,79 4,30 Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia Selama tahun 2012 kelompok-kelompok pengeluaran mengalami inflasi, masing-masing: kelompok bahan makanan 5,68 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 6,11%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 3,35%; kelompok sandang 4,67%; kelompok kesehatan 2,91%; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 4,21% dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 2,20%. Jenis barang dan jasa yang dominan memberikan

39 Page 18 sumbangan inflasi selama tahun 2012 antara lain: beras 0,30 persen; ikan segar 0,22%; emas perhiasan 0,20%; rokok kretek filter dan tarif angkutan udara masing-masing 0,19 persen; daging sapi 0,17%; gula pasir dan tarif sewa rumah masing-masing 0,15%; bawang putih 0,14 persen; tarif kontrak rumah 0,13%; nasi dengan lauk 0,12%; bawang merah 0,10%; rokok kretek, upah tukang bukan mandor dan upah pembantu rumahtangga masing-masing 0,09%; tempe dan uang kuliah akademi/perguruan tinggi masing-masing 0,08%; tahu mentah dan mie masing-masing 0,07%; dan jeruk 0,06%. Makanan Jadi, Minumam, Rokok, Tahun/Bulan Bahan Indeks Sandang Kesehatan Makanan Umum dan Tembakau Bahan Bakar Olahraga Jasa Keuangan ,68 6,11 3,35 4,67 2,91 4,21 2,2 4,3 Januari 1,85 0,65 0,54-0,08 0,51 0,15 0,23 0,76 Februari -0,73 0,34 0,27 1,22 0,15 0,08 0,06 0,05 Maret -0,33 0,46 0,2 0,15 0,16 0,07 0,1 0,07 April 0,12 0,62 0,24-0,46 0,23 0,06 0,21 0,21 Mei -0,15 0,4 0,18-0,22 0,18 0,02 0,07 0,07 Juni 1,57 0,48 0,36 0,39 0,21 0,11 0,03 0,62 Juli 1,68 0,89 0,16 0,18 0,42 0,56 0,31 0,7 Agustus 1,48 0,67 0,26 0,86 0,24 1,7 1,5 0,95 September -0,92 0,57 0,35 1,47 0,14 1,07-0,8 0,01 Oktober -0,43 0,38 0,42 0,94 0,25 0,21-0,02 0,16 November -0,13 0,2 0,15-0,1 0,21 0,06 0,23 0,07 Desember 1,59 0,29 0,17 0,24 0,18 0,05 0,26 0,54 Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia Prospek Perekonomian Indonesia Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Pendidikan, Rekreasi, dan Transpor, Komunikasi, dan Perekonomian tahun 2012 masih tumbuh cukup tinggi sebesar 6,3% terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Pertumbuhan konsumsi tumah tangga mengalami peningkatan sebesar 5,4%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut utamanya bersumber dari konsumsi nonmakanan. Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya indeks penjulan eceran kelompok nonmakanan khususnya perlengkapan rumah tangga, peralatan informasi dan komunikasi, serta suku cadang. Keyakinan konsumen menurut beberapa lembaga survei menunjukkan penguatan mencapai itik tertinggi sepanjang historisnya. Faktor-faktor yang mendukung solidnya kinerja konsumsi rumah tangga tersebut antara lain meningkatnya jumlah kelas menengah, menguatnya keyakinan konsumen, membaiknya daya beli masyarakatnya, rendahnya inflasi, dan tersedianya pembiayaan konsumsi. Pertumbuhan perekonomian domestik tahun 2013 dan 2014 diperkirakan dapat mencapai kisaran 6,3% - 6,8% dan 6,7%-7,2% sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang diperjirakan meningkat secara gradual. Permintaan domestik diperkirakan tetap menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi ke depan, baik dari sisi konsumsi maupun investasi. Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih tinggi adalah aktivitas persaiapan dan penyenggaraan pemilu Dari sisi eksternal, pertumbuhan perekonomian dunia yang lebih tinggi dan peningkatan harga komoditas diperkirakan meningkatkan permintaan ekspor, sehingga kontribusi ekspor ke depan diperkirakan akan lebih baik. Dengan kondisi tersebut, investasi diperkirakan tumbuh cukup tinggi. Dari sisi lapangan usaha, sektor-sektor utama, yakni sektor industri pengolahan; sektor perdagangan; hotel dan restoran (PHR); serta sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan tetap mendominasi perkembangan perekonomian nasional. Secara umum, perkembangan sektor-sektor akan membaik seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian domestik dan global.

40 Page 19 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan (yoy) Indikator I II III IV*) 2012* 2013* 2014* Konsumsi Rumah Tangga 4,7 4,9 5,2 5,7 5,6 5,4 5,8-6,3 7,0-7,5 Konsumsi Pemerintah 3,2 5,9 6,9-3,2 12,9 6,4 10,1-10,6 6,9-7,4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 8,8 10,0 12,3 10,0 10,5 10,7 10,2-10,7 12,4-12,9 Ekspor Barang dan Jasa 13,6 7,8 1,9-2,8-1,8 1,1 3,2-3,7 6,9-7,4 Impor Barang dan Jasa 13,3 8 10,9-0,5 1,9 4,9 4,9-5,4 8,4-8,9 PDB 6,5 6,3 6,3 6,2 6,2 6,3 6,3-6,8 6,7-7,2 Sumber : Bank Indonesia Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diperkirakan stabil pada level 6,2% (yoy). Stabilnya pertumbuhan tersebut didorong oleh prospek pemulihan kinerja eksternal dan permintaan domestik yang tetap kuat. Motor penggerak pertumbuhan ekonomi diprakirakan masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Kinerja ekspor pada triwulan I 2013 diperkirakan membaik dibandingkan triwulan sebelumnya meski masih terbatas sejalan dengan ekspektasi pemulihan pereknomian dunia dan kembali naiknya harga komoditas. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran (yoy) Indikator I II III IV* 2012* 2013* 2014* Pertanian 3,0 4,3 3,6 4,8 3,1 4,0 3,7-4,2 3,6-4,1 Petambangan dan Penggalian 1,4 2,8 2,9-0,1-0,6 1,2 0,7-1,2 1,3-1,8 Industri Pengolahan 6,2 5,7 5,5 6,4 6,4 6,0 6,4-6,9 6,3-6,8 Listrik, gas dan air bersih 4,8 5,2 5,9 5,6 5,2 5,5 5,2-5,7 5,5-6,0 Bangunan 6,7 7,2 7,1 8,0 8,2 7,6 7,7-8,2 7,8-8,3 Perdagangan, hotel dan restauran 9,2 8,3 8,9 6,9 6,9 7,7 7,7-8,2 8,6-9,1 Transportasi dan komunikasi 10,7 10,3 10,1 10,5 10,7 10,4 10,2-10,7 10,4-10,9 Keuangan, persewaan dan jasa 6,8 6,3 7 7,4 7,5 7,1 7,1-7,6 7,3-7,8 Jasa-jasa 6,7 5,5 5,7 4,4 5,6 5,3 5,9-6,4 6,6-7,1 PDB 6,5 6,3 6,4 6,2 6,2 6,3 6,3-6,8 6,7-7,2 Sumber : Bank Indonesia Dari sisi lapangan usaha, kontribusi pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih dominan di tahun Relatif tingginya tingkat investasi dalam beberapa kinerja sektor industri. Selain itu, daya beli masyarakat yang masih kuat dan pasar domestik yang relatif besar mendorong sektor perdagangan, hotel dan restoran tetap tumbuh tinggi. Tetap tingginya aktivitas ekonomi domestik juga berdampak pada tingginya mobilitas masyarakat dan kebutuhan akan jasa komunikasi. Hal tersebut menjadi faktor yang mendorong kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi. Tinjauan Industri Perhotelan Pengelolaan industri perhotelan yang dimulai sejak zaman dahulu hingga sekarang ini memiliki fungsi dan tugas sebagai pemberi jasa pelayanan, penginapan, makan dan minum yang ditujukan kepada pemakai jasa hotel. Oleh karena fungsinya yang konkrit dan dikelola secara komersial maka setiap hotel harus memberikan jasa yang terbaik kepada tamu hotel dalam memenuhi segala kebutuhan-kebutuhannya. Perhotelan merupakan suatu industri yang paling erat hubungannya dengan bidang pariwisata. Perkembangan industri perhotelan yang pesat ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang ketat dalam menarik tamu untuk menginap maupun untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia di hotel. Dlama rangka menghadapi persaingan ini perusahaan dituntut untuk tampil lebih kompetitif dalam menwarkan produk yang harus menarik. Pihak manajemen hotel dituntut untuk mengembangkan

41 Page 20 diri agar dapat terus bersaing dalam menarik mauapun mempertahankan konsumen potensialnya yang sebagian besar terdiri dari kalangan bisnis. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia sepanjang 2012 mencapai 8,044 juta orang. Dibandingkan dengan tahun 2011, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang singgah ke Indonesia meningkat 5,16%. Sebagian besar wisman berasal dari Singapura sebanyak 1,27 juta orang (15,79%), Malaysia 1,13 juta orang (14,05%), Australia wisman (11,30%), Cina wisman (7,66%), dan Jepang sebanyak orang (5,53%). Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk Januari 2010 Desember 2012 Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia Menurut hasil penelitian, pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia untuk akomodasi merupakan yang tertinggi dibandingkan lain-lain pengeluaran selama kunjungannya.oleh adanya produk-produk dan jasa dalam aktivitas pariwisata itulah maka usaha-usaha tersebut kemudian disebut sebagai sebuah industri.tersedianya hotel-hotel yang baik meningkatkan citra suatu Negara, terutama yang sedang berkembang, karena merupakan prasyarat bagi orang-orang yang melakukan perjalanan jauh dari tempat tinggalnya, bagi para wisatawan, para investor, pengusaha / pedagang, diplomat asing maupun masyarakat dan pengguna jasa lainnya.hotel memberikan kesempatan kerja dalam jumlah yang besar, juga merupakan penyumbang pajak yang besar bagi Negara dan saat ini merupakan penghasil devisa terbesar setelah minyak dan gas bumi. Berdasarkan data dari BPS, rata-rata pengeluaran turis asing di Indonesia pada tahun 2012 mencapai US$1.133,81 (Rp10,966 juta), naik tipis dari rata-rata pengeluaran wisman tahun 2011 sebesar US$1.118,26 (Rp10,816 juta). Lama kunjungan rata-rata para wisman di Indonesia adalah 7,7 hari.kunjungan wisatawan asing di Indonesia sepanjang tahun 2012 telah mampu menghasilkan devisa sebesar US$9,1 miliar (Rp88,015 triliun) yang berasal dari biaya penerbangan, akomodasi, transportasi, restoran, dan belanja souvenir. Dengan tingginya tingkat kunjungan wisman, industri pariwisata mampu menyerap sekitar 8% tenaga kerja langsung dan tak langsung. Seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan dan pengeluaran wisman per kunjungan, penerimaan devisa pariwisata pada tahun 2012 diperkirakan mencapai US$9,1 miliar atau naik 5,81 persen jika dibanding penerimaan devisa tahun sebelumnya yang sebesar US$8,6 miliar.

PT Jaya Real Property Tbk. Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Diversifikasi Usaha, Rencana Joint Venture dan Rencana Jual Beli Tanah

PT Jaya Real Property Tbk. Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Diversifikasi Usaha, Rencana Joint Venture dan Rencana Jual Beli Tanah PT Jaya Real Property Tbk Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Diversifikasi Usaha, Rencana Joint Venture dan Rencana Jual Beli Tanah Desember 2012 Jakarta, 20 Desember 2012 No. RAO,YUHAL-B-JSE2-XII/12

Lebih terperinci

Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Jual Beli Tanah Gedung Olahraga PT Jaya Real Property Tbk

Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Jual Beli Tanah Gedung Olahraga PT Jaya Real Property Tbk Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Jual Beli Tanah Gedung Olahraga PT Jaya Real Property Tbk Juni 2014 Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Jual Beli Tanah Gedung Olahraga PT Jaya Real Property

Lebih terperinci

Jakarta, 21 Juni 2016 No. RAO,YUHAL-B-JP2/VI/16

Jakarta, 21 Juni 2016 No. RAO,YUHAL-B-JP2/VI/16 Pendapat Kewajaran atas Rencana Pembelian Saham PT Jakarta Tollroad Development oleh PT Jaya Real Property Tbk Juni 2016 Pendapat Kewajaran atas Rencana Pembelian Saham PT Jakarta Tollroad Development

Lebih terperinci

PT. Lippo Karawaci Tbk Laporan Pendapat Kewajaran atas Penerbitan Obligasi oleh Theta Capital Pte. Ltd. (anak perusahaan PT. Lippo Karawaci Tbk)

PT. Lippo Karawaci Tbk Laporan Pendapat Kewajaran atas Penerbitan Obligasi oleh Theta Capital Pte. Ltd. (anak perusahaan PT. Lippo Karawaci Tbk) PT. Lippo Karawaci Tbk Laporan Pendapat Kewajaran atas Penerbitan Obligasi oleh Theta Capital Pte. Ltd. (anak perusahaan PT. Lippo Karawaci Tbk) Nopember 2012 Jakarta, 14 Nopember 2012 No. RSR/R/141112

Lebih terperinci

PT INDAH KIAT PULP & PAPER Tbk Berkedudukan di Jakarta Pusat

PT INDAH KIAT PULP & PAPER Tbk Berkedudukan di Jakarta Pusat PT INDAH KIAT PULP & PAPER Tbk Berkedudukan di Jakarta Pusat Bidang Usaha: Industri Kertas Budaya, Pulp dan Kertas Industri KANTOR PUSAT Sinar Mas Land Plaza Tower II Lantai 7 Jl. M.H. Thamrin No. 51 Jakarta

Lebih terperinci

PENGUMUMAN TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PT MITRABAHTERA SEGARA SEJATI Tbk

PENGUMUMAN TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PT MITRABAHTERA SEGARA SEJATI Tbk PENGUMUMAN TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PT MITRABAHTERA SEGARA SEJATI Tbk Keterbukaan Informasi ini ditujukan kepada Pemegang Saham Perseroan dalam rangka memenuhi Peraturan IX.E.2 Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT J RESOURCES ASIA PASIFIK

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT J RESOURCES ASIA PASIFIK PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT J RESOURCES ASIA PASIFIK Tbk. Dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal

Lebih terperinci

Jakarta, 21 Juni 2016 No. : RAO,YUHAL-B-JP1/VI/16

Jakarta, 21 Juni 2016 No. : RAO,YUHAL-B-JP1/VI/16 Pendapat Kewajaran atas Rencana Pembelian Saham PT Jakarta Tollroad Development oleh PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk Juni 2016 Pendapat Kewajaran atas Rencana Pembelian Saham PT Jakarta Tollroad

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI OLEH PT. JAYA REAL PROPERTY, Tbk ( PERSEROAN )

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI OLEH PT. JAYA REAL PROPERTY, Tbk ( PERSEROAN ) KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI OLEH PT. JAYA REAL PROPERTY, Tbk ( PERSEROAN ) Keterbukaan Informasi dibuat dalam rangka memenuhi ketentuan Otoritas Jasa

Lebih terperinci

PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Pembelian Aset Tetap dari PT SHS International (Afiliasi Perseroan)

PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Pembelian Aset Tetap dari PT SHS International (Afiliasi Perseroan) PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Pembelian Aset Tetap dari PT SHS International (Afiliasi Perseroan) Juni 2012 Jakarta, 28 Juni 2012 No. RSR/R/280612 Kepada Yth,

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TERKAIT DENGAN TRANSAKSI AFILIASI DAN TRANSAKSI MATERIAL PT MODERNLAND REALTY Tbk

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TERKAIT DENGAN TRANSAKSI AFILIASI DAN TRANSAKSI MATERIAL PT MODERNLAND REALTY Tbk KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TERKAIT DENGAN TRANSAKSI AFILIASI DAN TRANSAKSI MATERIAL PT MODERNLAND REALTY Tbk INFORMASI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI PENTING DAN

Lebih terperinci

Kode Emiten Lampiran 1 Tanggal dan Jam 04 Sep :39:47 Transaksi Afiliasi

Kode Emiten Lampiran 1 Tanggal dan Jam 04 Sep :39:47 Transaksi Afiliasi No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 1 CORSEC/L/2012/IX-0089 PT Petrosea Tbk PTRO Tanggal dan Jam 04 Sep 2012 16:39:47 Perihal Transaksi Afiliasi PT Petrosea Tbk menyampaikan informasi

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI DALAM RANGKA MEMENUHI KETENTUAN PERATURAN NOMOR IX.E.1. TENTANG TRANSAKSI AFILIASI DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU, YANG MERUPAKAN

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te No.298, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Perusahaan Publik. Pernyataan Pendaftaran. Bentuk dan Isi. Pedoman (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6166)

Lebih terperinci

P a g e i. Juni Laporan Studi Kelayakan atas Rencana Diversifikasi Usaha PT Jaya Real Property Tbk

P a g e i. Juni Laporan Studi Kelayakan atas Rencana Diversifikasi Usaha PT Jaya Real Property Tbk P a g e i Laporan Studi Kelayakan atas Rencana Diversifikasi Usaha PT Jaya Real Property Tbk Juni 2013 Laporan Studi Kelayakan atas Rencana Diversifikasi Usaha PT Jaya Real Property Tbk Juni 2013 P a g

Lebih terperinci

No. 108/OJK/BEI/VII/2014 Jakarta, 2 Juli 2014

No. 108/OJK/BEI/VII/2014 Jakarta, 2 Juli 2014 No. 108/OJK/BEI/VII/2014 Jakarta, 2 Juli 2014 Kepada Yth, Otoritas Jasa Keuangan Gedung Sumitro Djojohadikusumo Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta Up. Perihal Ibu Nurhaida Kepala Eksekutif Bidang Pasar

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 54 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN (BAPEPAM-LK) NO. IX.E.2 TENTANG TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI

KETERBUKAAN INFORMASI KETERBUKAAN INFORMASI Dalam rangka memenuhi Peraturan Bapepam LK No. IX.E.1 Tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu ALAMAT Kantor Pusat: Jl. Industri No. 5 POBOX 14 Cilegon

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

URAIAN KETERBUKAAN INFORMASI ATAS TRANSAKSI AFILIASI

URAIAN KETERBUKAAN INFORMASI ATAS TRANSAKSI AFILIASI URAIAN KETERBUKAAN INFORMASI ATAS TRANSAKSI AFILIASI PENDAHULUAN Keterbukaan Informasi atas Transaksi Afiliasi memuat informasi mengenai transaksi pembelian tanah kavling antara Perseroan dan Entitas Anak,

Lebih terperinci

PT MNC KAPITAL INDONESIA TBK.

PT MNC KAPITAL INDONESIA TBK. PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT MNC KAPITAL INDONESIA TBK TERKAIT RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU INFORMASI

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-49/PM/1996, Tanggal 17 Januari 1996 Suatu Pernyataan Pendaftaran

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA

PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA 1. KETENTUAN UMUM a. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1) Perusahaan adalah Emiten yang telah melakukan Penawaran

Lebih terperinci

SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR

SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 2/POJK.04/2013 Tahun 2013 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI

KETERBUKAAN INFORMASI KETERBUKAAN INFORMASI Dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 31/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015 tentang Keterbukaan Atas Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI OLEH PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk ( PERSEROAN )

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI OLEH PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk ( PERSEROAN ) KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI OLEH PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk ( PERSEROAN ) Keterbukaan Informasi dibuat dalam rangka memenuhi ketentuan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-614/BL/2011 TENTANG TRANSAKSI

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA No.45, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Prospektus. Efek Bersifat Ekuitas. Bentuk dan Isi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6029) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT MNC SKY VISION TBK

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT MNC SKY VISION TBK PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT MNC SKY VISION TBK Dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.38/POJK.04/2014 tentang Penambahan

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU INFORMASI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN

Lebih terperinci

PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. Berkedudukan di Kabupaten Tangerang, Banten, Indonesia Kegiatan

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan No.289, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Kegiatan. Penilai. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6157) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PT CIPUTRA PROPERTY TBK. ( Perseroan )

PT CIPUTRA PROPERTY TBK. ( Perseroan ) KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI PEMBELIAN TANAH MILIK PT CITRAMITRA BUANASEJAHTERA OLEH PT CIPUTRA ADIGRAHA PENDAHULUAN PT CIPUTRA PROPERTY TBK. ( Perseroan ) Bidang Usaha: pembangunan,

Lebih terperinci

Nilai Nominal Rp100,- per saham Sebelum Penawaran Umum. Setelah Penawaran Umum Keterangan Jumlah Nilai % Jumlah Nilai Jumlah Saham

Nilai Nominal Rp100,- per saham Sebelum Penawaran Umum. Setelah Penawaran Umum Keterangan Jumlah Nilai % Jumlah Nilai Jumlah Saham PENAWARAN UMUM Jumlah Saham Yang Ditawarkan : Sebanyak 766.000.000 (tujuh ratus enam puluh enam juta) saham baru atas nama atau sebanyak 35,00% (tiga puluh lima persen) dari modal ditempatkan dan disetor

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Jakarta,

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI DALAM RANGKA MEMENUHI KETENTUAN PERATURAN NOMOR IX.E.1. TENTANG TRANSAKSI AFILI- ASI DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU, YANG MERUPAKAN

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-521/BL/2010 TENTANG TRANSAKSI

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) Tbk ( Perseroan )

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) Tbk ( Perseroan ) KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) Tbk ( Perseroan ) PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Kegiatan Usaha: Jaringan dan Jasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-413/BL/2009 TENTANG TRANSAKSI MATERIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN JENIS USAHA MAKSUD DAN TUJUAN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN JENIS USAHA MAKSUD DAN TUJUAN PENILAIAN BAB I PENDAHULUAN I.1. JENIS USAHA ( Perseroan ) didirikan dengan nama PT Pacific Utama Tbk berdasarkan Akta Notaris Misahardi Wilamarta, S.H., No. 2 tanggal 1 April 1982. Akta pendirian ini telah disahkan

Lebih terperinci

5. Penilaian Saham Perseroan

5. Penilaian Saham Perseroan 5. Penilaian Saham Perseroan 5.1 Pendekatan Aset Pendekatan ini disebut juga dengan balance sheet approach, karena menghitung nilai perusahaan atau ekuitas melalui penyesuaian nilai buku menjadi nilai

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI PT SARANACENTRAL BAJATAMA Tbk

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI PT SARANACENTRAL BAJATAMA Tbk KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI PT SARANACENTRAL BAJATAMA Tbk Bidang Usaha: Industri untuk berbagai pekerjaan khusus terhadap logam dan barang-barang dari logam. KANTOR PUSAT:

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN NOMOR IX.E.1. TENTANG TRANSAKSI AFILIASI DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU, LAMPIRAN DARI KEPUTUSAN

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Keterbukaan Informasi ini dibuat dan dilakukan dalam rangka memenuhi Peraturan

Lebih terperinci

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Oleh: Genio Atyanto Equity Tower 49th Floor, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 P / +62 21 2965 1262 SCBD, Jakarta 12190, indonesia

Lebih terperinci

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN )

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN ) INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN ) Informasi ini penting untuk diperhatikan oleh Pemegang Saham Perseroan. Jika Anda mengalami

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Yth. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Identitas Pemberi Tugas

1 PENDAHULUAN. 1.1 Identitas Pemberi Tugas 1 PENDAHULUAN 1.1 Identitas Pemberi Tugas KANTOR JASA PENILAI PUBLIK YANUAR BEY DAN REKAN ( Y&R ) ditunjuk oleh [ ] berdasarkan persetujuan atas Surat Penawaran [ ] tanggal [ ] dengan maksud untuk melakukan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan No.61, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Real Estat. Bank Kustodian. Manajer Investasi. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Nomor 5867) PERATURAN

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan PT WAHANA PRONATURAL TBK Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan DAFTAR ISI A. Ikhtisar Data Keuangan Penting B. Informasi Saham C. Laporan Direksi D. Laporan Dewan Komisaris E. Profil Emiten atau Perusahaan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA. BAB I KETENTUAN UMUM

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA. BAB I KETENTUAN UMUM LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.307, 2016 KEUANGAN OJK. PT. Peleburan. Penggabungan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5997). PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG Peraturan Nomor VIII.G.2 LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI

Lebih terperinci

Nama Emiten atau Perusahaan Publik : PT Indonesia Prima Property Tbk

Nama Emiten atau Perusahaan Publik : PT Indonesia Prima Property Tbk KETERBUKAAN INFORMASI Dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 31/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015 tentang Keterbukaan Atas Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau

Lebih terperinci

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter)

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT 28 November 2013 PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI A. PENDAHULUAN... 1 A.1. Latar Belakang Penyusunan... 1 A.2. Tujuan

Lebih terperinci

PT. GOLDEN PLANTATION Tbk. Berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Selatan ( Perseroan )

PT. GOLDEN PLANTATION Tbk. Berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Selatan ( Perseroan ) KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI PT. GOLDEN PLANTATION Tbk. Berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Selatan ( Perseroan ) Kegiatan Usaha Bergerak dalam bidang perkebunan dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-49/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-49/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-49/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS VI ( PUT VI ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD )

INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS VI ( PUT VI ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS VI ( PUT VI ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) OTORITAS JASA KEUANGAN ( OJK ) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DENGAN

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2016 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2016 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2016 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-412/BL/2009 Tanggal : 25 Nopember 2009 KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU

LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-412/BL/2009 Tanggal : 25 Nopember 2009 KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU PERATURAN NOMOR IX.E.1 : TRANSAKSI AFILIASI DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU 1. KETENTUAN UMUM Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Perusahaan adalah Emiten yang telah melakukan Penawaran

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/ TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALANG REASURANSI, DAN PERUSAHAAN PENILAI KERUGIAN ASURANSI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Keterbukaan Informasi ini dibuat dan dilakukan dalam rangka memenuhi Peraturan

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ( Perseroan )

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ( Perseroan ) K E T E R B U K A A N I N F O R M A S I Dalam Rangka Memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 22/SEOJK.04/2015 Sehubungan dengan Rencana Perseroan untuk melakukan Pembelian Kembali Saham Perseroan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK. RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.04/2014 Pasal Anggaran Dasar BLD Sebelum Disesuaikan Dengan POJK Ps. 1 Ayat (1)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 67/BL/2007 TENTANG PEDOMAN MENGENAI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN 32 /POJK.04/2015 TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2017 KEUANGAN OJK. Efek. Bersifat Ekuitas, Utang, dan/atau Sukuk. Penawaran Umum. Pendaftaran. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik di tempat SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN

Lebih terperinci

-flns(2. PT MNC IAND TbK

-flns(2. PT MNC IAND TbK % KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM TERKAIT RENcANA PENAMBAHAru daoonl TANPA HAK MEMEsAN EFEK TERLEBIH DAHULU INFORMASI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG

Lebih terperinci

PT INDONESIAN PARADISE ISLAND

PT INDONESIAN PARADISE ISLAND Laporan Akuntan Independen atas Penerapan Prosedur yang Disepakati untuk Melakukan Penilaian Nilai Wajar Liabilitas dan Aset Selain Aset Tetap dan Aset Tidak Lancar Lainnya 31 Desember 2011 LAPORAN AKUNTAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK KEPADA PEMODAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Direksi... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Pemberhentian Sementara...

Lebih terperinci

PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA TAHUN BUKU 2018

PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA TAHUN BUKU 2018 PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA TAHUN BUKU 2018 Direksi PT Indonesian Paradise Property Tbk. (selanjutnya disebut Perseroan )

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.C.3 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM

PERATURAN NOMOR IX.C.3 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM PERATURAN NOMOR IX.C.3 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM Suatu Prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material mengenai Penawaran Umum dari Emiten,

Lebih terperinci