PERLUASAN BANTUAN PANGAN NON TUNAI TA 2018

Transkripsi

1 PERLUASAN BANTUAN PANGAN NON TUNAI TA 18 Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial Jakarta, November 17 1

2 KEBIJAKAN AFIRMASI MENYASAR 4% PENDUDUK TERMISKIN DALAM RKP

3 Rp Triliun PERKEMBANGAN ANGGARAN SUBSIDI Komposisi subsidi (nilai nominal), 9-17 Sumber: Bank Dunia, 17, 9-16 adalah realisasi belanja, 17 adalah anggaran yang disepakati other non-energy subsidies Tax subsidy Credit program (subsidy for loan interest) Public Service Obligation (PSO) Fertilizer subsidy Food subsidy (Rastra) Subsidi adalah salah satu kebijakan untuk redistribusi dan stabilisasi. stabilisasi harga dan ketersediaan pasokan melalui selisih harga Mulai tahun 15, anggaran subsidi energi menurun cukup signifikan. Namun, subsidi non-energi cenderung naik. Reformasi subsidi berlanjut untuk: Memastikan subsidi tepat sasaran membantu rumah tangga miskin, rentan, dan usaha mikro Menjaga keberlanjutan fiskal Mendorong diversifikasi energi

4 % terhadap jumlah RT setiap desil % Subsidi thd Pengeluaran RT % terhadap jumlah RT setiap desil % Subsidi thd Pengeluaran RT % terhadap jumlah RT setiap desil % Subsidi thd Pengeluaran RT % terhadap jumlah RT setiap desil % Manfaat thd Pengeluaran RT % terhadap jumlah RT setiap desil % Subsidi thd Pengeluaran RT % terhadap jumlah RT setiap desil % Subsidi thd Pengeluaran RT KETEPATAN SASARAN PROGRAM SUBSIDI DAN BANSOS PKH Desil Pengeluaran PIP Desil Pengeluaran RASTRA Desil Pengeluaran SOLAR Desil Pengeluaran LISTRIK Desil Pengeluaran LPG Desil Pengeluaran Sumber: Susenas 15 BPS, Diolah, TNPK, 16 Program Rastra dan bantuan sosial (PKH dan PIP) lebih banyak dinikmati oleh kelompok miskin. Untuk subsidi LPG kg dan listrik cenderung rata di seluruh desil pengeluaran, meskipun kelompok menengah menikmati subsidi lebih banyak. Sedangkan subsidi solar lebih banyak dinikmati penduduk kaya menggunakan distribusi terbuka (non-targetted) 4 4

5 MENGAPA TRANSFORMASI SUBSIDI RASTRA KE BANTUAN PANGAN NON TUNAI ARAHAN PRESIDEN Penyaluran Raskin pada tahun 17 dilakukan melalui mekanisme voucher sehingga akan selalu terpantau Kelompok masyarakat miskin yang mendapatkan voucher dapat membeli beras dan dikombinasikan untuk pembelian bahan makanan lainnya (misalnya telur) Dilakukan uji coba pada tahun 16 dan pelaksanaan penyaluran di kota besar terpilih pada tahun 17 Dalam RATAS Program Penanggulangan Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi (16 Maret 16) RASIONAL TRANSFORMASI RASTRA KE BANTUAN PANGAN NON TUNAI 1 Memberikan pilihan yang lebih luas kepada KPM dalam hal: Jenis, jumlah, dan kualitas bahan pangan sesuai kebutuhan untuk nutrisi lebih seimbang Fleksibilitas waktu penarikan Lokasi penarikan Meningkatkan efektifitas penyaluran bantuan: Tepat sasaran Transparan dan akuntabel Mendorong manajemen keuangan yang lebih baik Peningkatan akses terhadap layanan keuangan Dalam Rapat Terbatas Tentang Perubahan Raskin menjadi Bantuan Pangan (19 Juli 16) Penerapan voucher agar dicoba terlebih dahulu di beberapa kota dan dilaksanakan dengan hatihati...baru akan dilaksanakan pada 17 Persiapan pemberian voucher agar dapat dimatangkan kembali, karena apabila pemberian voucher tepat sasaran, maka dapat menurunkan angka kemiskinan dengan cepat. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemberdayaan ekonomi rakyat, melalui: Pemanfaatan kios/ pedagang/warung eceran untuk menjadi agen Bank Pemanfaatan agen Bank sebagai tempat pembelian bahan pangan 5

6 BANTUAN SOSIAL NON TUNAI DAN INKLUSI KEUANGAN Penyimpanan uang dalam media elektronik perbankan memudahkan perencanaan keuangan (menyisihkan uang tabungan) Penggunaan Psikologikal Perencanaan Keuangan Rekening Tabungan Pertukaran Akses Uang Tunai Uang dalam rekening tabungan dapat ditarik dalam bentuk tunai untuk kebutuhan operasional Dana dalam rekening tabungan dapat di transfer antar akun elektronik lain (sub akun/ wallet, rekening lain, pembayaran asuransi, tagihan listrik, telepon, dll) Kelebihan Kekurangan 1.Lebih likuid 1.Terdapat risiko.tidak ada biaya penyimpanan transaksi (pencurian, hilang).biaya transfer/ transportasi mahal (lama, mahal, berisiko).hambatan psikologis untuk menabung tunai Non tunai Mengapa beralih ke rekening tabungan: 1.Akumulasi asset dan manajemen keuangan mengurangi kemungkinan penggunaan uang tunai langsung habis untuk konsumsi.pintu masuk bagi berbagai layanan keuangan lain seperti transaksi, transfer, kredit, asuransi.keamanan dan kenyamanan 4.Dapat menerima kiriman uang (remitansi) maupun bantuan pemerintah lain 5.Minimalisir ruang pungutan liar 6

7 REKOMENDASI PERLUASAN BPNT DILAKSANAKAN SECARA BERTAHAP 1. Tujuan BPNT belum dapat dicapai secara optimal Perluasan BPNT 18 menjadi 1 juta KPM dilaksanakan bertahap. Tahap 1: 44 kota + ibukota wilayah Barat. Tahap : + kabupaten dg indeks kesiapan lebih baik Tahap : + ibukota wilayah Timur dan kabupaten berindeks baik Tahap 4: sisa wilayah lainnya. Untuk itu, Bantuan Beras Sejahtera diberikan seluruhnya dalam skema bantuan sosial, dalam bentuk, yaitu: a. Natura (1 Kg/KPM/bulan, tanpa biaya tebus) b. Non Tunai (Rp. 11./KPM/Bulan) Sumber: Business Process Review BPNT, PriceWaterhouseCoopers (17). Penyaluran ke KPM dilakukan setiap tanggal 5 tiap bulan. 7

8 TUJUAN DAN MANFAAT BANTUAN PANGAN 1 BANTUAN PANGAN (NATURA) BANTUAN PANGAN(NON TUNAI) TUJUAN Mengurangi beban pengeluaran KPM melalui pemberian bantuan sosial berupa beras berkualitas medium yang jumlahnya setara dengan Rp11./KPM/Bulan MANFAAT 1. Peningkatan ketahanan pangan di tingkat KPM, sekaligus sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.. Peningkatan akses pangan baik secara fisik (beras tersedia di TD/TB), maupun ekonomi (disalurkan tanpa biaya tebus) kepada KPM.. Sebagai pasar bagi hasil usaha tani padi. 4. Stabilisasi harga beras di pasaran. 5. Pengendalian inflasi melalui intervensi Pemerintah dan menjaga stok pangan nasional. 6. Dalam jangka panjang akan membantu pertumbuhan ekonomi di daerah. TUJUAN 1. Mengurangi beban pengeluaran KPM;. Memberikan gizi yang lebih seimbang kepada KPM;. Meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerimaan bantuan; 4. Memberikan pilihan dan kendali kepada KPM dalam memenuhi kebutuhan pangan; 5. Mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). MANFAAT 1. Meningkatnya ketahanan pangan di tingkat KPM sekaligus sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan;. Meningkatnya efisiensi penyaluran bantuan sosial;. Meningkatnya transaksi non tunai dalam agenda Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT); 4. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas penyaluran bantuan sosial; 5. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama usaha mikro dan kecil di bidang perdagangan (dalam jangka panjang). 8

9 SKENARIO PERLUASAN BPNT SECARA BERTAHAP Tahapan 1 4 Periode 17 Januari Februari Juli Agustus TOTAL KPM Bantuan Pangan 15,498,96 15,498,96 15,498,96 15,498,96 15,498,96 1. KPM BPNT 1,86,194,947,18 7,91,679 9,156,89 1,8,19. KPM Bansos Rastra 14,1,74 11,551,75 8,7,57 6,4,97 5,415,744. Selisih: Peralihan Rastra ke BPNT 1,86,194,66,989,44,496 1,865,16 96,5 TOTAL Kabupaten/Kota Kab/Kota BPNT Kab/Kota Bansos Rastra Selisih: Peralihan Rastra ke BPNT Catatan: 1. Tahap 1: 44 Kota 17 + Ibu kota provinsi wilayah barat + beberapa kabupaten dengan indeks gabungan tertinggi.. Tahap : Kabupaten uji coba + beberapa kabupaten dengan indeks gabungan tertinggi dan jumlah KPM PKH terbanyak.. Tahap : Ibu kota provinsi (wilayah timur) + Kota dan 4 Kabupaten uji coba + beberapa kabupaten dengan indeks gabungan tertinggi. 4. Tahap 4: Sisa wilayah perluasan. 9

10 KOMPONEN PRINSIP UTAMA PELAKSANAAN BANTUAN PANGAN NON TUNAI 1 Mudah dijangkau dan digunakan oleh KPM Pembelian bahan pangan untuk beras dan/atau telur dengan ketentuan: Tidak dipaketkan Tidak diarahkan ke e-warong tertentu* KPM boleh melakukan pembelian kapan saja sesuai preferensi Mendorong usaha eceran rakyat untuk memperoleh pelanggan dan peningkatan penghasilan dengan melayani KPM Memberikan akses jasa keuangan kepada usaha eceran rakyat dan kepada KPM E-warong dapat membeli pasokan bahan pangan dari berbagai sumber sehingga terdapat ruang alternatif pasokan yang lebih optimal** Bank Penyalur bertugas menyalurkan dana bantuan ke rekening KPM dan tidak bertugas menyalurkan bahan pangan kepada KPM, termasuk tidak melakukan pemesanan bahan pangan. *) KPM diberikan informasi nama dan lokasi e-warong: (merchant/ warung/toko/agen) yang dapat diakses dan KPM dapat memilih sendiri **) Arahan Presiden 19 Juli 17: Pasar, warung, dan toko dapat membeli beras dari Bulog, tetapi sifatnya tidak memaksa, dan dari tempat lain atau dari swasta yang menjual beras dengan harga yang lebih murah, sehingga terdapat mekanisme kompetisi 1

11 KRITERIA E-WARONG Definisi E-warong (Perpres 6/17): agen bank, pedagang dan/atau pihak lain yang telah bekerja sama dengan Bank Penyalur dan ditentukan sebagai tempat penarikan/pembelian Bantuan Sosial oleh KPM, yaitu : Usaha mikro, kecil dan koperasi Pasar tradisional, warung, toko kelontong E-Warong KUBE Warung Desa Rumah Pangan Kita (Bulog) Toko Tani dan lainlain RASIO 1: 5 (e-warong terhadap KPM) Minimal agen dalam 1 desa/kelurahan Tidak terbatas pada agen Bank Penyalur yang beroperasi di lokasi tersebut. KRITERIA e-warong Memiliki kemampuan, reputasi, kredibilitas, dan integritas di wilayah operasionalnya yang dibuktikan dengan lulus proses uji tuntas (due diligence) sesuai dengan kebijakan dan prosedur Bank Penyalur. Memiliki sumber penghasilan utama yang berasal dari kegiatan usaha yang sedang berjalan dengan lokasi usaha tetap dan/atau kegiatan tetap lainnya Memiliki jaringan informasi dan kerjasama antar agen/toko dengan pemasok/distributor bahan pangan yang tersedia di pasar untuk memastikan ketersediaan stok bahan pangan bagi pembelian oleh KPM. Menjual beras dan/atau telur sesuai harga pasar. Dapat melayani KPM dan Non KPM dengan menggunakan infrastruktur perbankan. Memiliki komitmen yang tinggi dalam pelayanan khusus bagi KPM Lansia (Lanjut Usia) dan KPM Disabilitas 11

12 MEKANISME SUBSIDI TEPAT SASARAN CONTOH LPG Produsen terbebani dalam hal finansial dan lebih fokus pada penghematan subsidi dibandingkan kualitas Distributor cenderung menyelewengk an barang bersubsidi untuk mendapatkan keuntungan secara cepat Konsumen cenderung mengkonsumsi barang secara berlebihan dan menakibatkan kelangkaan Perusahaan Gas memasok tabung LPG kepada distributor dengan harga yang telah subsidi Distributor menyediakan tabung LPG harga subsidi Pemasok terdorong untuk bertaktik /bermain curang Rp Pemerintah memberikan subsidi untuk tabung LPG kepada produsen Mode l Lama Masyarakat membeli tabung LPG dengan harga subsidi Pemerintah secara langsung memberikan dana subsidi melalui akun bank masyarakat yang dinyatakan layak Mode l Baru Perusahaan Gas memasok tabung LPG kepada distributor dengan harga subsidi Rp Distributor menyediakan tabung LPG sesuai harga pasar Masyarakat membeli tabung LPG dengan harga pasar Pemasok tidak terdorong untuk bertaktik/melakukan kecurangan Kebocoran dana subsidi berkurang sebanyak 5% + 1 1

13 PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM Kegiatan pemantauan dilakukan secara rutin maupun berkala, untuk mengidentifikasi permasalahan yang menghambat pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non Tunai pada seluruh tahapan agar dapat diupayakan penyelesaiannya. Diketuai oleh Menko PMK dan dapat dilakukan secara berjenjang hingga level terendah (KPM) bila diperlukan. Pemda secara aktif melaksanakan monev di wilayah kerjanya dengan berkoordinasi dengan Tim Pengendali. SIM Bantuan Pangan Non Tunai berbasis aplikasi dapat digunakan untuk pemantauan penyaluran dari waktu ke waktu. Dapat dilaksanakan dengan metode kunjungan lapangan, rapat koordinasi, pemantauan media dan pelaporan. Dapat pula dilakukan oleh pihak independen seperti perguruan tinggi, lembaga riset, dan instansi lainnya. Komponen Pemantauan dan Evaluasi Proses registrasi/ pembukaan rekening KPM/ Penggantian KPM Realisasi penyaluran dana dari Bank ke rekening KPM Sebaran dan keterjangkauan e- warong Ketersediaan stok dan Kesesuaian harga bahan pangan Kepatuhan e-warong dan KPM dalam jualbeli bahan pangan beras dan telur Kinerja infrastruktur teknologi perbankan dan e-warong Kemampuan e- warong dalam beroperasi dan menangani masalah transaksi Keberhasilan transaksi dan biaya tambahan yang dikenakan pada KPM (jika ada) Pemenuhan kriteria e-warong Efektivitas pengelolaan pengaduan Efektivitas sosialisasi dan edukasi Rekening yang tidak melakukan transaksi lebih dari satu bulan setelah BPNT disalurkan 1

14 HASIL SURVEY: PENTINGNYA SOSIALISASI PENGETAHUAN KPM TERHADAP PROGRAM Sebagian besar KPM mengetahui transformasi Rastra menjadi BPNT, namun sebagian besar KPM masih memiliki pemahaman yang terbatas mengenai prinsip program BPNT, seperti: Besar bantuan yang diterima Bantuan dapat disimpan dan ditarik kapan saja (tidak hilang jika tidak dihabiskan) Konsep PIN untuk keamanan Pengetahuan KPM Mengenai Program BPNT Tahu Bahwa BPNT adalah Pengganti Rastra/Raskin Tahu Bahwa Nilai Bantuan Tidak Akan Hilang Jika Tidak Tahu Bahwa BPNT Dapat Ditukarkan Kapan Saja % % 61% 9% 7% 78% % % 4% 6% 8% 1% Ya Tidak Pengetahuan Mengenai Besaran Bantuan Total 61% Non PKH 8% PKH 56% % % 4% 6% 8% 1% Mengetahui Besaran Bantuan Tidak Mengetahui Besaran Bantuan Tidak mengeta hui konsep PIN N = 577 KPM PKH Mengeta hui konsep PIN [PERC Tidak mengeta hui konsep PIN KPM Non PKH Mengeta hui konsep PIN 9% N = 14 Sumber: Hasil Pemantauan Mini Survey Sekretariat TNPK, Mei 17 14

15 HASIL SURVEY: PENTINGYA MONITORING PERBANDINGAN KUALITAS BERAS DAN JARAK KE LOKASI PENYALURAN BPNT DAN RASTRA Secara umum, kualitas beras BPNT lebih baik dibandingkan kualitas beras Rastra, namun kualitas beras BPNT di beberapa lokasi seperti Lampung dan Makassar, dinilai masyarakat tidak lebih baik dibandingkan beras Rastra Jarak ke e-warong di sebagian besar lokasi survey lebih jauh dibanding jarak ke lokasi tebus beras Rastra. Peningkatan jumlah dan pemanfaatan agen di daerah perlu di dorong agar KPM dapat memperoleh akses yang lebih baik untuk mencairkan bantuan. TASIKMALAYA SURAKARTA Kualitas Beras Menurut KPM TEGAL BANDAR LAMPUNG JAKARTA UTARA MAKASSAR MALANG Jarak ke Penyalur E-Warong vs Jarak ke Tempat Pengambilan Rastra TASIKMALAYA SURAKARTA TEGAL BANDAR LAMPUNG JAKARTA UTARA 1 MAKASSAR MALANG PROBOLINGGO MATARAM PROBOLINGGO MATARAM Beras BPNT MEDAN Jarak ke E-warong MEDAN Jarak ke tempat pengambilan RASTRA Sumber: Hasil Pemantauan Mini Survey Sekretariat TNPK, Mei 17 15

16 EVALUASI BISNIS PROSES BPNT 17 ISU KRUSIAL: PROSES DENGAN VALUE ADDED TINGGI TETAPI PELAKSANAAN BERMASALAH (Koordinasi data, identifikasi e-warong, bukti transaksi, pelaporan berkala, pemutakhiran data, dan pengaduan) 1. PERSIAPAN. SOSIALISASI DAN EDUKASI. PENDAFTARAN PESERTA 1.1. Koordinasi pelaksanaan dan persiapan data KPM.1. Persiapan dan pengiriman materi sosialisasi dan edukasi.1. Pengiriman Surat Pemberitahuan ke calon KPM untuk melakukan registrasi dan distribusi kartu.! 1.. Persiapan identifikasi e-warong.. Sosialisasi program ke Pemda dan masyarakat umum oleh Kemensos.. Koordinasi pelaksanaan registrasi antara Pemda dengan Himbara cabang.. Sosialisasi mekanisme ke Pendamping (TKSK dan Korkab PKH), e-warong, dan KPM oleh Bank.. Registrasi KPM 4. PENYALURAN 5. PEMANFAATAN 6. PENGENDALIA N 7. PENGADUAN 4.1. Veri-vali data dan distribusi kartu ke KPM 4.. Notifikasi KPM bahwa dana sudah cair 4.. Purchase order dari e-warong ke pemasok (BULOG), melalui Bank Pembelian bahan pangan oleh KPM ke e-warong 6.1. Pelaporan berkala penyaluran 7.1. Pelaporan Pengaduan 5.. Upload data transaksi ke dalam sistem Bank 6.. Monitoring dan Evaluasi! 4.4. Pengiriman barang dari pemasok (BULOG) ke e-warong 5.. Mencetak bukti transaksi 6.. Pemutakhiran data KPM 5.4. Pembayaran ke pemasok (BULOG) oleh Bank dan insentif ke e-warong Retur Barang ke pemasok (BULOG) karena masalah kualitas dan/atau kuantitas.!! Sudah Sesuai Butuh Perbaikan Paling bermasalah Value added proses *) Value added dilihat dari sudut pandang KPM Proses Baru! tinggi Value added proses rendah Sumber: PriceWaterhouse Coopers (17) 16

17 SKEMA INSENTIF UNTUK PRASYARAT KEBERLANJUTAN PROGARM 1. E-warong harus dapat menjalankan usahanya secara mandiri dan berkelanjutan E-warong independen: membutuhkan modal yang cukup untuk memberikan pelayanan penuh: Penjualan barang BPNT, Penjualan barang lain, Pelayanan Bank (termasuk pencairan bantuan) Bagi yang tidak memiliki modal: terdapat beberapa opsi/skema pinjaman a/l: Konsinyasi merupakan skema paling tidak berisiko Alternatif pembiayaan lain: Bank, Koperasi dan Crowd funding perlu diperkenalkan kepada e-warong u/ modal awal dan pengembangan usaha. Skema KPI (individu) bagi Pendamping Sosial sebagai insentif: Insentif tambahan tunjangan bagi pendamping yang memenuhi KPI tertentu, misalnya/contoh: KPI Nilai KPI Capaian Reward % KPM menerima BPNT 9% 8% n.a Jumlah waktu pendampingan KPM dalam pencairan BPNT Jumlah laporan berkala yang disampaikan 1 hari 1 hari 1 per tahun 5 per tahun Rp.. n.a Hanya pelaksana terbaik yang akan memperoleh reward 1. E-warong (Profit Based) Model Skema Insentif. Dinas Sosial dan Pendamping (Peformance Based). Bank (Profit Based) Sumber: PriceWaterhouse Coopers (17) 17

18 BEBERAPA OPSI: Peningkatan Kapasitas Pendampingan Sosial untuk Kelancaran BPNT TUJUAN: Mencapai rasio pendamping yang memadai, sehingga TKSK/Korkab mudah mengelola/mengkoordinasikan ALOKASI ANGGARAN: Pemerintah Daerah PENINGKATAN KAPASITAS 1. Memberdayakan aparat desa/kelurahan: RT/RW untuk mendampingi pelaksanaan BPNT: (+) kedekatan hubungan dengan masyarakat (-) kurang menarik dari segi insentif. Mempekerjakan pihak ketiga (sub-kontrak) untuk mempercepat proses yg dapat terkendala akibat keterbatasan staf/pendamping sosial, misal u/ kegiatan: verifikasi data, registrasi dan edukasi KPM. (+) lebih berpengalaman dan terlatih untuk menyelesaikan tugas yang diberikan (-) Biaya mahal (-) Perlu waktu tambahan agar mereka familiar terhadap program Sumber: PriceWaterhouse Coopers (17) 18

19 CONTOH ILUSTRASI: Perencanaan Supply Lokal oleh OPD di Daerah PENYELENGGARA PROGRAM DINAS SOSIAL Kota/ Kabupaten OPERATOR PASAR BULOG Badan Urusan Logistik Tugas dan tanggungjawab: Menyelenggarakan Operasi Pasar ketika beras berfluktuasi PERENCANAAN SUPPLY BAPPEDA Bidang Perencanaan Sosbud Sub Bid Perencanaan Kesra Tugas dan tanggungjawab: 1. Merencanakan jumlah dan distribusi e-warong. Merencanakan bahan pangan lokal yang paling sesuai. Berkoordinasi dengan BULOG, Satgas Pangan, BPS dan Dinsos untuk memastikan kestabilan harga bahan pangan bagi KPM PENYEDIA DATA HARGA KOMODITAS BPS Badan Pusat Statistik Tugas dan tanggungjawab: Menyediakan data tren harga komoditas PEMANTAU LAPANGAN SATGAS PANGAN Satuan Tugas Pangan Tugas dan tanggungjawab: Pemantauan di lapangan untuk meminimalisasi pengaduan Sumber: PriceWaterhouse Coopers (17) 19

20 PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN PANGAN NON TUNAI Disusun bersama oleh Kemenko PMK, Kementerian PPN/BAPPENAS, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, KSP, BI, OJK, TNPK, berdasarkan pembelajaran dari uji coba 16, pelaksanaan dan hasil pemantauan-evaluasi 17, dan uji coba 17 Berisi: 1. Latar Belakang, Definisi, Tujuan, Manfaat. Prinsip Umum. Kepesertaaan 4. Besaran Manfaat 5. Pagu 6. Mekanisme pelaksanaan: Persiapan, Penyiapan Data KPM dan Penyerahan ke Bank, Penyiapan E-warong, Edukasi Sosialisasi, Registrasi, Pembukaan Rekening, Penyaluran, Pemanfaatan Bantuan 7. Pengendalian (pemantauan dan evaluasi) 8. Pengaduan