BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian memiliki peranan yang penting dalam sebuah penelitian karena dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat akan sangat membantu dalam melaksanakan penelitian. Metode pembelajaran penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2015:3). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme dan digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti sebagai instrumen kunci (Sugiyono, 2015:15). Sedangkan metode deskriptif adalah mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang terjadi saat ini (Sugiyono, 2009:29). Sehingga dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen kunci dan melakukan observasi ke dalam kelas untuk mengamati bagaimana seorang pengajar menerapkan metode drill (latihan) dalam mengungkapkan kosakata bahasa Jepang. Adapun jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non-partisipan atau observasi partisipasi pasif di mana peneliti hanya mengamati dan tidak terlibat dalam kegiatan di kelas (Sugiyono, 2015:197). Selain observasi, dalam penelitian ini juga digunakan angket untuk mengetahui respons siswa terhadap metode drill. Data yang didapat dari hasil observasi maupun angket akan diolah secara kualitatif, dimaknai dan dijabarkan dalam bentuk narasi deskriptif. 30

2 B. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2015:119). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siwi kelas X MAN 2 Yogyakarta tahun ajaran 2017/ Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015:120). Teknik sampel yang dipilih oleh peneliti adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yaitu karena siswa tersebut sering menggunakan metode pembelajaran drill. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 49 orang yang berada di kelas X lintas minat dan X IBB terdiri dari 30 orang dari kelas lintas minat dan 19 orang dari kelas IBB. C. Tempat dan waktu 1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Yogyakarta yang terletak di jalan KH. A. Dahlan 130 Yogyakarta KP Waktu Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester pertama yaitu tahun ajaran 2017/2018 pada tanggal 13 Januari 2018 sampai tanggal 18 Januari Adapun mengenai jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: 31

3 Tabel 3.1 pelaksanaan observasi No Hari/tanggal Kelas Kegiatan 1 Sabtu, 13 Januari Senin, 15 Januari Rabu, 17 Januari Kamis, 18 Januari 2018 X MIPA 2 X IBB X IBB X MIPA 2 Observasi Observasi Observasi dan pembagian angket Observasi dan pembagian angket D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan angket. Observasi merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan peneliti untuk merasakan permasalahan yang terjadi guna mengetahui informasi-informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Kegiatan observasi terbagi dari dua bagian yaitu observasi berperanserta yang dimana peneliti ikut terlibat dalam kegiatan sehari-hari selama melakukan observasi dan observasi nonpartisipan yang dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat di dalam penelitian (Sugiyono, 2015:197). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis kegiatan observasi nonpartisipan yang berrstruktur, karena peneliti ingin mengamati alur kegiatan belajar mengajar yang telah dirancang. Sedangkan angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respondens untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:193). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket tertutup agar mudah di analisis. 32

4 E. Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2010:203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. 1. Alat pemerolehan data Dalam penelitian ini, instrumen yang diperlukan untuk memperoleh data sebelum melakukan observasi yaitu sebagai berikut : a. Pedoman Observasi Pada penelitian ini, peneliti memiliki pedoman dalam pengambilan data selama kegiatan observasi berlangsumg, antara lain yaitu : 1) Cara guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. 2) Cara guru dalam melatih siswa untuk menguasai kosakata dalam bahasa Jepang. 3) Respons siswa dalam mengikuti latihan (drill) yang diberikan oleh guru. 4) Mencatat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas 5) Kondisi kelas pada saat siswa mengikuti latihan (drill) yang diberikan oleh guru. b. Angket Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengungkapkan halhal yang berkaitan dengan jawaban pribadi. Angket ini menggunakan skala Guttman karena peneliti ingin mendapatkan jawaban yang tegas dalam permasalahan yang ditanyakan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti 33

5 menggunakan angket tertutup. Angket ini digunakan untuk mengetahui lebih dalam tentang penelitian yang diteliti oleh peneliti dan untuk itu sebuah angket harus memiliki kisi-kisi. Adapun kisi-kisi angket dalam penelitian ini seperti di bawah ini : Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Penelitian Data yang akan dicapai Aspek Indikator Deskripsi Pemahaman tentang materi chichi wa supootsu ga suki desu. No angket 1 Keterampilan dalam menyebutkan kosakata Pemahaman latihan dalam penyebutan kosakata yang terdapat dalam materi tersebut Pemahaman arti kosakata dalam bahasa Jepang Pemahaman pertanyaan dalam bahasa Jepang dari guru tentang materi yang diajarkan Pemahaman atas jawaban yang ditanyakan oleh guru 2,3, Pembelajaran kosakata bahasa Jepang Kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran drill dirasa membosankan, menyenangkan, atau tertekan 4, 11, 13 34

6 Tanggapan siswa dalam pembelajaran bahasa Jepang Kegiatan latihan pengucapan membuat siswa merasa malumalu atau merasa ada rasa percaya diri Kegiatan latihan dengan metode pembelajaran drill dapat membuat siswa merasa termotivasi Respons siswa ketika metode pembelajaran latihan (drill) berlangsung Kegiatan metode pembelajaran latihan (drill) menambah semangat siswa dalam belajar kosakata bahasa Jepang 9, , 6 7 F. Teknik Analisis Data Dalam Sugiyono (2015:332), Bogdan menyatakan bahwa, data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, field notes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to anable you to present what you have discovered to others. (Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain) Berdasarkan hal tersebut analisis data adalah proses dalam pencarian dan penyusunan data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan 35

7 lapangan dan dokumentasi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk angka maupun deskripsi yang dapat dipahami oleh orang lain. Cara dalam menganalisis data dalam penelitian ini seperti di bawah ini : a. Data hasil observasi Dalam penelitian ini, data yang telah di dapatkan dari observasi selanjutnya akan di analisis dan di deskripsikan sesuai dengan yang terjadi dalam kegiatan observasi. b. Data Angket Dalam penelitian ini, data angket akan dijabarkan dengan menggunakan statistik (persentase). Kemudian peneliti akan menganalisis data angket dengan interpretasi data hasil angket dengan menggunakan skala interpretasi Likert karena peneliti ingin mendapatkan jawaban yang tegas dari respondens. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus untuk mencari presentase hasil kuesioner (Supranto, 1994: 43) : Keterangan : p : persentase yang dicari f : frekuensi/jawaban dari setiap angket n : jumlah siswa. Sedangkan untuk menafsirkan hasil presentase, menggunakan ketentuan sebagai berikut ini: Tabel 3. 3 No Presentase Penafsiran % Seluruhnya 2 90% - 99% Hampir Seluruhnya 3 60% - 89% Sebagian Besar 36

8 4 51% - 59% Lebih dari setengahnya 5 50% Setengahnya 6 40% - 49% Hampir setengahnya 7 10% - 39% Sebagian kecil 8 1% - 9% Sedikit sekali 9 0% Tidak ada sama sekali (Sudijono, 2003:43) G. Analisis Data dan Hasil penelitian 1. Analisis data observasi Pada skripsi ini, peneliti akan menjabarkan analisis data yang peneliti catat selama melakukan observasi yang dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan di MAN 2 Yogyakarta. a. Pertemuan I Hasil observasi pada pertemuan pertama pada hari Sabtu tanggal 13 Januari 2018 tedapat 30 siswa yang hadir pada pembelajaran bahasa Jepang. Materi hari itu adalah chichi wa supootsu ga suki desu yang memiliki arti yaitu ayah saya suka olahraga yang dilaksanakan di kelas X MIPA 2. Media yang digunakan yaitu speaker, LCD, proyektor, laptop dan menggunakan power point. Pada saat itu pembelajaran bahasa Jepang di jam ke-6 ( ) dan 7 ( ). Pada kegiatan observasi pertama dalam pengambilan data, peneliti masuk ke dalam kelas untuk melakukan observasi dengan mencatat semua kegiatan belajar mengajar selama dua jam pelajaran. Pertama-tama, sebelum guru memulai pembelajaran pada hari itu, kegiatan awal yang dilakukan guru ialah mengucapkan salam dan mengabsen siswa dan siswa pun 37

9 menjawabnya. Kemudian sebagai pembukaan sebelum masuk ke dalam materi, guru bertanya kepada siswa, apakah mereka membawa foto keluarga mereka? foto tersebut bisa dalam bentuk sudah dicetak maupun dalam handphone pun tidak apaapa, dan siswa pun menjawab kalau mereka sudah membawa foto tersebut meskipun ada yang sudah dicetak ataupun masih dalam handphone mereka. Setelah itu, guru menyiapkan media pembelajaran pada hari itu yaitu dengan menggunakan power point. Dalam power point tersebut terdapat beberapa slide. Slide pertama berupa judul tema yang akan dipelajari yaitu adalah chichi wa supootsu ga suki desu yang memiliki arti yaitu ayah saya suka olahraga seperti gambar yang terdapat di bawah ini. Gambar 3.1 slide 1 : tema pelajaran hari ini Bab 4 ちちはスポーツがすきです Chichi wa supootsu ga suki desu Dalam slide kedua terdapat foto keluarga. Kemudian, guru memberikan fukushuu berupa mengulang pelajaran tentang penyebutan anggota keluarga dengan bahasa Jepang seperti ayah, ibu, kakak (perempuan), kakak (laki-laki), adik perempuan, adik laki-laki, nenek, dan kakek yang juga diikuti oleh siswa dalam menyebutkan anggota keluarga dalam bahasa Jepang tersebut. 38

10 Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari ini dan kemudian guru membacakan judul di slide berikutnya yang berjudul mite kangaemashou seperti pada gambar 3.2 yang berarti mari kita berfikir, kemudian diikuti oleh siswa. Dalam kegiatan ini termasuk dalam strategi metode pembelajaran drill yang disebut dengan latihan meniru, mengingat, dan pengulangan atau yang disebut dengan memorization practice. Gambar 3.2 slide 2 : foto keluarga みてかんがえましょう Contoh : (22) S : みてかんがえましょう Mite kangaemashou. mari kita berfikir G : みてかんがえましょう Mite kangaemashou. mari kita berfikir Guru mengulang cara membacanya dan siswa pun mengikuti cara bacanya setelah guru sebanyak tiga kali. Sebelum memasuki materi, guru juga menjelaskan pengertian dari judul tersebut. Kemudian guru menanyakan kepada siswa tentang foto ini. Kemudian guru menanyakan tentang bahasa Jepang untuk menyebutkan keluarga. Sebelum melanjutkan ke 39

11 slide berikutnya, guru memberikan waktu siswa untuk mencatat. Setelah itu, guru memberitahukan tentang tujuan pembelajaran hari ini dalam kegiatan ini disebut juga sebagai jugyou dounyuu. Setelah itu, pada slide berikutnya yang terdapat pada gambar 3.3 di bawah ini, kegiatan ini masuk ke dalam kegiatan dounyuu. Karena pada kegiatan ini terdapat latihan dengan cara guru memperdengarkan audio kepada siswa sebanyak dua kali. Kegiatan ini masuk ke dalam kegiatan kihon renshuu, yang dimana siswa berlatih mengucapkan kosakata tersebut sebanyak tiga kali. Cara berlatih ini termasuk dalam metode pembelajaran drill yang disebut dengan latihan meniru, mengingat, pengulangan (memorization practice ). Gambar 3.3 slide 3 : anggota keluarga きいて 1 1 ちち chichi いいましょう あに ani あね ane はは haha そふ sofu そぼ sobo おとうと otouto いもうと imouto (23) S : ちち (25) S : あね Chichi Ane ayah Kakak perempuan. G : ちち G : あね 40

12 Chichi Ane ayah Kakak perempuan. (24) S : あに (26) S : おとうと Ani Otouto kakak laki-laki Adik laki-laki. G : あに G : おとうと Ani Otouto kakak laki-laki Adik laki-laki. Kemudian dalam slide berikutnya seperti gambar di bawah ini, guru menambahkan kosakata bahasa Jepang baru yaitu tomodachi yang berarti teman. Gambar 3.4 slide 4 : teman きいていいましょう ともだち tomodachi Kemudian Setelah itu, guru pun menanyakan kepada siswa tentang bagaimana cara membaca judul yang terdapat dalam slide yang terdapat di bawah ini. Kemudian siswa pun menebak cara membacanya. Setelah guru mendengarkan tebakan para siswa, guru mengucapkan judul dalam slide kiteiimashou yang mempunyai arti mari kita dengarkan tersebut sebanyak tiga kali yang kemudian diikuti oleh siswa sebanyak tiga kali. Dalam 41

13 kegiatan ini termasuk dalam kegiatan latihan dengan metode pembelajaran drill dan masih termasuk dalam kegiatan kihon renshuu. (27) G : きいていましょう 1 Kiteiimashou. mari kita dengarkan' S : きいていましょう 1 Kiteiimashou. mari kita dengarkan Sebelum memasuki slide berikutnya, guru menjelaskan arti dari judul tersebut. Kemudian guru memulai kegiatan latihan yang terdapat dalam slide berikutnya seperti slide gambar 3.5 yang terdapat di bawah ini dengan cara guru memerintahkan siswa untuk membaca dalam hati dan kemudian dijawab secara bersama-sama dalam bahasa Jepang. Dalam kegiatan ini tidak termasuk dalam metode pembelajaran drill karena latihan dalam slide ini berupa sebuah pernyataan yang dimaksudkan agar siswa menyebutkan nama kosakata yang terdapat pada materi ini dalam bahasa Jepang. Bentuk pernyataan tersebut seperti gambar di bawah ini : 42

14 Gambar 3.5 Slide 5 : latihan にほんごで いいましょう 1 ( 1 ) orang yang melahirkanmu ( 2 ) anggota keluarga yang lebih muda darimu ( 3 ) ayah orangtuamu ( 4 ) anggota keluarga yang setiap hari bekerja di luar ( 5 ) orang yang menolongmu saat kesulitan ( 6 ) orang yang selalu makan bersamamu Setelah itu, guru menginstruksikan untuk menjawab bersamasama dan siswa pun menjawabnya dengan bahasa Jepang. (28) S : Orang yang melahirkanmu G : ははです Haha desu Ibu Ketika ada jawaban yang berbeda, guru menanyakan alasan ke beberapa siswa yang memiliki jawaban yang berbeda. (29) S : Orang yang selalu makan bersamamu G1 : はは Haha ibu (karena yang dirumah ada ibu) G2 : ちち Chichi. ayah (karena sering sama ayah) G3 : ともだち Tomodachi. teman (karena sering sama teman) 43

15 Suasana kelas menjadi sedikit tidak kondusif tetapi kemudian guru mengambil alih kembali suasana kelas dan menjadi kondusif kembali. Kemudian pada slide berikutnya terdapat kata sifat. Kemudian guru menjelaskan tentang kata sifat. Sebelum mencoba berlatih, guru menanyakan makna atau situasi yang terdapat dalam gambar di bawah ini : Gambar3. 6 slide 6 : kata sifat きいていいましょう baik hati keren tegas cantik やさしい yasashii かっこいい kakkoii きびしい kibishii きれい kirei pendiam しずか shizuka lucu / manis かわいい kawaii ceria あかるい akarui Guru memberitahukan kepada siswa agar hati-hati dalam mengucapkan kata sifat kirei dan kirai. Sifat kirei yang memiliki arti cantik, sedangkan kirai memiliki arti benci. Jika salah mengucapkan, maka memiliki arti lain. Setelah itu, guru memperdengarkan audio kepada siswa tentang bagaimana cara menyebutan kata-kata sifat dan penggunaan pola kalimat. Contoh : (30) あかるい Akarui ceria 44

16 あかるいです Akarui desu. ceria いもうとはあかるいです Imouto wa akarui desu. adik (perempuan) saya sifatnya ceria. Setelah memperdengarkan audio tersebut, guru menyebutkan kata sifat sebanyak dua kali dan siswa pun mengikuti guru untuk mengucapkan kata sifat tersebut. (31) S : しずか. Shizuka. pendiam G : しずか. Shizuka. pendiam Dalam kegiatan latihan ini, termasuk dalam strategi metode drill yang disebut dengan latihan pengembangan/perluasan (expansion drill) yang bertujuan untuk mengingat kalimat yang panjang. Kegiatan ini dilakukan sebanyak tiga kali dan dilakukan pada alur fukushu. Contoh latihan tersebut sebagai berikut. (32) S : しずかです. Shizuka desu. pendiam G : しずかです. Shizuka desu. pendiam (33) S : あねはしずかです Ane wa shizuka desu. kakak (perempuan) saya seorang yang pendiam G : あねはしずかです. Ane wa shizuka desu. kakak (perempuan) saya seorang yang pendiam Kemudian guru memberikan perintah kepada siswa untuk menyebutkan nomor yang terdapat pada gambar tersebut dan 45

17 kemudian siswa menjawab dengan menggunakan bahasa Jepangnya. Setelah itu, guru memberikan waktu untuk siswa mencatat kata sifat yang terdapat dalam gambar tersebut. Kemudian guru membuka slide berikutnya yang berupa latihan seperti yang terdapat dalam gambar di bawah ini. Gambar 3.7 slide 7 : latihan ke 2 にほんごでいいましょう 2 ( 1 ) selalu semangat dan berpikir positif ( 2 ) tidak begitu banyak bicara ( 3 ) sifat atau ciri khas yang dapat dilihat ( 4 ) sifat atau ciri khas yang diketahui bila mengenal dengan baik ( 5 ) sifat atau ciri khas teman baikmu ( 6 ) pendapat orang lain tentang dirimu Sebelum memperdegarkan audio, siswa diminta untuk mengkonfirmasi makna/situasi dari pernyataan tersebut. Siswa membaca kalimat yang tersedia, lalu menyebutkan jawaban dalam bahasa Jepang. Jawaban belum tentu hanya satu dan tidak selalu harus sama. Apabila ada siswa yang menjawab berbeda, guru meminta argumentasi dari siswa yang menjawab berbeda dalam bahasa Indonesia. Setelah itu, guru menginstruksikan untuk menjawab bersama-sama dan siswa pun menjawabnya dengan bahasa Jepang. 46

18 (34) S : Tidak telalu banyak bicara. G : しずかです Shizuka pendiam Kemudian, ketika ada jawaban yang berbeda, guru menanyakan alasan ke beberapa siswa yang memiliki jawaban yang berbeda. (35) S : sifat atau ciri khas yang dapat dilihat G1 : やさしい Yasashii. (karena baik) G2 : きびし Kibishi. (karena ibunya tegas) G3 : かわいい Kawaii. (karena adiknya manis) Kegiatan mengajar dan belajar untuk hari ini telah selesai. Sebelum bel berbunyi, guru memberikan kesimpulan (matome) dengan mengulang kembali kegiatan belajar hari ini. Kemudian guru mengingatan untuk membawa foto kembali karena masih dalam tema yang sama. Setelah itu, guru mengucapkan salam sebagai tanda telah berakhirnya kegiatan belajar mengajar pada hari itu juga. b. Pertemuan II Hasil observasi pada pertemuan kedua pada tanggal 15 Januari 2018 terdapat 19 siswa yang hadir pada pembelajaran bahasa Jepang. Materi hari itu adalah chichi wa supootsu ga suki desu yang memiliki arti yaitu ayah saya suka olahraga yang dilasanakan di kelas X IBB 2. Media yang digunakan yaitu speaker, LCD, proyektor, laptop dan menggunakan power point. 47

19 Pada saat itu pembelajaran bahasa Jepang di jam ke-2 ( ) dan 3 ( ). Pada kegiatan observasi kedua, peneliti masih mengamati di dalam kelas dengan mencatat semua kegiatan belajar mengajar yang berdurasikan 2 x 45 menit. Pertama-tama, sebelum guru memulai pembelajaran pada hari itu, kegiatan awal yang dilakukan guru ialah mengucapkan salam dan mengabsen siswa dan siswa pun menjawabnya. Siswa menjawab salam dan menjawab absen guru. Kemudian sebelum memasuki tema baru, kegiatan awal yang dilakukan oeh guru yaitu bertanya kepada siswa untuk menyebutkan judul tema. Kemudian siswa menjawab dengan membaca judul tema chichi wa supootsu ga suki desu yang terdapat dalam gambar 3.1 slide 1 : tema pelajaran hari ini. Kemudian masuk ke kegiatan jugyou dounyuu, guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari ini dan kemudian guru membacakan judul di gambar 3.2 slide 2 foto keluarga slide berikutnya yang berjudul みてかんがえましょう (mite kangaemashou) (mari kita berfikir), kemudian diikuti oleh siswa. Dalam kegiatan ini termasuk dalam strategi metode pembelajaran drill yang disebut dengan latihan meniru, mengingat, pengulangan (memorization practice ). Contoh : (36) G : みてかんがえましょう. Mite kangaemashou. mari kita berfikir S : みてかんがえましょう Mite kangaemashou. mari kita berfikir 48

20 Sebelum memasuki materi, guru juga menjelaskan pengertian dari judul tersebut. Kemudian guru menanyakan kepada siswa tentang foto ini. Kemudian guru menanyakan tentang bahasa Jepang untuk menyebutkan keluarga. Sebelum melanjutan ke slide berikutnya, guru memberikan waktu siswa untuk mencatat. Kemudian, guru berkeliling untuk melihat catatan mereka. Kemudian pada slide selanjutnya seperti pada gambar 3.3 slide 3 : anggota keluarga yang terdapat di bawah ini guru memperlihatkan gambar dan kemudian guru memperdengarkan audio kepada siswa. Pada saat mendengarkan audio, guru meminta siswa untuk fokus dalam mendengarkan dan menyimak bagaimana cara pengucapannya. kegiatan ini termasuk ke dalam kegiatan dounyuu yang berupa penjelasan tentang materi ini. Dalam audio tersebut, terdapat tiga tahapan yaitu, cara membaca kosakata tersebut, kemudian kosakata tersebut dimasukkan ke dalam sebuah pola kalimat seperti contoh di bawah ini. a. ちち Chichi. ayah b. ちちです Chichi desu. ayah c. これはちちです Kore wa chichi desu. ini adalah ayah saya. Kemudian, masuk dalam kegiatan kihon renshuu, sebelum masuk ke dalam pola kalimat, guru memperdengarkan kosakata kepada siswa sebanyak dua kali. Setelah memperdengarkan, guru mengucapkan kosakata tersebut sebanyak dua kali yang 49

21 kemudian diikuti oleh siswa. Dalam latihan ini, guru menggunakan metode pembelajaran drill. Kegiatan ini disebut dengan latihan meniru, mengingat, pengulangan (memorization practice). Kemudian guru mengajak siswa untuk latihan. Sebelum latihan, guru menghilangkan nama-nama yang ada dalam gambar tersebut. Contoh : (37) S : ちち (38) S : あに Chichi. Ani. ayah kakak laki-laki G : ちち G : あに Chichi. Ani. ayah. kakak laki-laki Setelah itu, guru menyuruh siswa untuk membuat kalimat seperti yang terdapat dalam audio tersebut. Kemudian kegiatan latihan ini disebut dengan latihan pengembangan/perluasan (expansion drill) yang bertujuan untuk mengingat kalimat yang panjang. Kegiatan ini dilakukan sebanyak tiga kali. Contoh latihan tersebut sebagai berikut. (39) S : ちちです (40) S : これはちちです Chichi desu. Kore wa chichi desu. ayah ini ayah G : ちちです G : これはちちです Chichi desu. Kore wa chichi desu. ayah ini ayah Latihannya yaitu guru menyebutkan nama keluarga dalam bahasa Jepang kemudian siswa diminta untuk menyebutkan angka dari gambar yang dimaksud dan kemudian siswa menjawab pertanyaan guru. Dalam latihan ini, tidak termasuk dalam metode pembelajaran drill karena tidak dilakukan berulang-ulang. Contoh : 50

22 (38) S : ちち (39) S : はち Chichi. Hachi. ayah delapan G : いち Ichi. satu G : いもうと Imouto. adik perempuan Setelah melakukan latihan, guru menanyakan kepada siswa secara acak untuk menyebutan bahasa Jepang seperti latihan yang sebelumnya yang dilakukan secara bersama-sama. Kemudian ada seorang siswa yang bertanya kepada guru. Pertanyaan nya yaitu : apa perbedaan antara ちち chichi ayah dan おとうさん otousan ayah dan juga はは haha ibu dan おかあさん okaasan ibu. Kemudian guru pun menjawab pertanyaan dari siswa tersebut. ちち chichi ayah untuk menyebutkan ayah sendiri sedangkan おとうさん otousan ayah untuk menyebutkan ayah orang lain. Begitupun sebaliknya, はは haha ibu untuk menyebutkan ibu sendiri dan おかあさん okaasan ibu untuk menyebutkan ibu orang lain. Selanjutnya, guru membuka slide berikutnya seperti pada gambar 3.5 slide 5 : latihan yang berupa latihan kembali. Namun, dalam kegiatan ini tidak termasuk dalam metode pembelajaran drill karena latihan dalam slide ini berupa sebuah pernyataan yang dimaksudkan agar siswa menyebutkan nama kosakata yang terdapat pada materi ini dalam bahasa Jepang. Dalam slide yang terdapat pada gambar di atas, guru bertanya kepada siswa tentang bagaimana cara membaca judul di atas. Kemudian siswa pun merespons dengan membaca にほんごでいいましょう nihongo de iimashou yang mempunyai arti katakanlah dalam bahasa Jepang. Setelah siswa membaca judul 51

23 tersebut, guru mengulangi cara membaca nya sekali lagi dan diikuti oleh siswa. (38) S : にほんごでいいましょう Nihongo de iimashou. katakanlah dalam bahasa Jepang G : にほんごでいいましょう Nihongo de iimashou. katakanlah dalam bahasa Jepang Kemudian guru memulai kegiatan latihan pertama, guru memerintahkan siswa untuk membaca dalam hati dan kemudian dijawab secara bersama-sama dalam bahasa Jepang. Pada saat itu, suasana kelas kondusif, siswa pada aktif. Setelah itu, guru membuka slide berikutnya seperti pada gambar 3. 6 slide 6 : kata sifat. Di slide tersebut, guru menanyakan kepada siswa tentang gambar yang terdapat dalam slide tersebut. Siswa menjawab bahwa gambar tersebut berupa kata sifat. Dalam slide tersebut, terdapat macam-macam kata sifat. Kemudian guru menjelaskan tentang kosakata kata sifat ketika menjelaskan kata sifat, kegiatan ini termasuk dalam dounyuu. Setelah itu, guru memperdengarkan audio yang berupa kata sifat. Dalam setiap nomor yang terdapat di gambar tersebut, terdapat audio cara menyebutkan koskata dan terdapat pula pola kalimat. Pola kalimat dalam audio itu seperti : 1) やさしい Yasashii. baik hati 2) やさしいです Yasashii desu. baik hati 52

24 3) あにはやさしいです Ani wa yasashii desu. kakak (laki-laki) sifatnya baik Setelah itu, guru membuat latihan berdasarkan pola kalimat di atas dan sesuai dengan gambar di dalam slide di atas. Dalam latihan ini disebut dengan kihon renshuu. Latihan pertama dengan cara meniru, mengingat, dan pengulangan (memorization practice ). (39) S : かわいい Kawaii. lucu G : かわいい Kawaii. lucu (40) S : かわいいです Kawaii desu. lucu G : かわいいです Kawaii desu. lucu (41) S : いもうとはかわいいです Imouto wa kawaii desu. adik perempuan saya lucu G : いもうとはかわいいです Imouto wa kawaii desu. adik perempuan saya lucu Kemudian guru membuka slide seperti pada gambar 3.8 slide 8 : latihan mendengarkan berikutnya yang masih berupa latihan. Latihan ini merupakan contoh latihan tanya jawab (response drill) yang termasuk dalam metode pembelajaran drill. Dalam latihan ini, guru memberikan instruksi kepada siswa untuk menyimak terlebih dahulu dan kemudian melakukan latihan meniru, mengingat, dan pengulangan (memorization practice ). Kegiatan ini termasuk dalam ooyou renshu. 53

25 Gambar 3.8 slide 8 : latihan mendengarkan ききましょう 1 Kerjakan Lembar Kerja 1 Dua orang bercakap-cakap sambil melihat foto keluarga Siapa yang dibicarakan? Apa kesan orang yang melihat foto tersebut? Setelah itu, guru mengajak siswa untuk membuat kalimat sesuai dengan yang ada di audio. Di audio tersebut terdapat dua orang yang sedang berbicara dan kemudian salah satu dari mereka bertanya tentang siapa saja yang berada di dalam foto. Latihan yang dilakukan secara berpasang-pasangan dan termasuk latihan tanya jawab (response drill). Contoh seperti di bawah ini. (42) S : これはだれですか. Kore wa dare desuka. siapakah ini? G : いもうとです Imouto desu. adik perempuan saya S : そうですか かわいいですね Soudesune. Kawaii desune. oh, begitu ya. Lucu ya G : ありがとうございます Arigatou gozaimasu. terima kasih Kata ありがとうございます arigatou gozaimasu terima kasih merupakan kata tambahan yang tidak terdapat dalam dialog tersebut. 54

26 Namun, setelah itu, bel pun berbunyi menandakan bahwa jam belajar telah usai. Sebelum berbunyi, guru menanyakan kembali kepada siswa tentang apa yang telah diajarkan, kemudian siswa diberi tugas untuk membawa foto keluarga dan akan dibahas pada minggu depan untuk pengambilan nilai. c. Pertemuan III Hasil observasi pada pertemuan ketiga pada tanggal 17 Januari 2018 tedapat 20 siswa yang hadir pada pembelajaran bahasa Jepang. Materi hari itu masih membahas tema chichi wa supootsu ga suki desu yang memiliki arti yaitu ayah saya suka olahraga yang dilaksanakan di kelas X IBB. Media yang digunakan yaitu menggunakan power point. Pada saat itu pembelajaran bahasa Jepang di jam ke-9 ( ) Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, kegiatan awal yang dilakukan oleh guru ketika masuk kelas yaitu mengabsen siswa. Kemudian masuk dalam kegiatan fukushu, guru membuka mata pelajaran dengan mengulang materi sebelumnya dan kemudian menanyakan kepada siswa, apakah mereka membawa foto keluarga mereka. Kemudian siswa menjawab jika mereka membawanya. Pada hari ini, guru menjelaskan ke siswa bahwa akan diadakan latihan kembali dan kemudian, guru telah memberitahu kepada siswa jika hari ini akan melakukan pengambilan nilai dengan melakukan dialog percakapan yang telah dilakukan pada hari senin. Sebelum memulai, guru memberikan contoh dan setelah itu pun giliran siswa yang maju secara berpasangan dan mempraktikkan di depan kelas. Contoh dialog yang telah dilakukan : 55

27 (43) S : これはだれですか Kore wa dare desuka siapakah ini? G : いもうとです Imouto desu. adik perempuan saya S : そうですか かわいいですね Soudesuka. Kawaii desune. oh, begitu ya. Lucu ya G : ありがとうございます Arigatou gozaimasu. terima kasih Sedangkan siswa yang belum dipanggil untuk maju, diperintahkan untuk memperhatikan ataupun melakukan latihan dengan suara yang pelan agar tidak mengganggu teman yang sedang maju. Kondisi kelas pada latihan ini sedikit kurang kondusif karena ketika dua orang maju melakukan praktik, yang lainnya berlatih sendiri dengan pasangannya dan ada yang berbincang-bincang dengan teman sebangkunya. Kemudian setelah semuanya terpanggil untuk maju, guru pun menutup pelajaran dengan mengulang materi dan guru memberikan waktu kepada peneliti untuk menyebarkan angket di dalam kelas tersebut. d. Pertemuan IV Hasil observasi pada pertemuan ketiga pada tanggal 18 Januari 2018 tedapat 30 siswa yang hadir pada pembelajaran bahasa Jepang. Materi hari itu masih membahas tema tema chichi wa supootsu ga suki desu yang memiliki arti yaitu ayah saya suka olahraga dilasanakan di kelas X IBB. Media yang digunakan yaitu menggunakan speaker, LCD, proyektor, laptop dan menggunakan power point. Pada saat itu pembelajaran bahasa Jepang berlangsung di jam ke 9 ( ). 56

28 Sebelum memulai pelajaran, guru mengulang kembali tentang materi yang telah diajarkan. Kemudian guru menambahkan pertanyaan dalam latihan yang dilakukan hari ini. Pertanyaan yang akan ditanyakan pada latihan ini yaitu どんなひとですか donna hito desu ka yang mempunyai arti orang yang seperti apa. Seperti slide yang terdapat di bawah ini. Gambar 3.9 slide 9 : latihan percakapan はなしましょう 2 これは ( はは ) です Kore wa ( haha ) desu. ( きれい ) ですね ( Kirei ) desu ne. どんなひとですか Donna hito desu ka. ( やさしい ) です ( Yasashii ) desu. Kemudian setelah guru merefleksikan materi pelajaran yang kemarin, selanjutnya guru mengganti slide berikutnya seperti gambar di bawah ini. Gambar 3.10 slide 10 : kosakata hobi きいていいましょう スポーツ supootsu 6 どくしょ dokusho りょうり ryouri 7 8 おんがく ongaku ドラマ dorama アニメ anime とり tori はな hana 57

29 Di dalam slide di atas terdapat berbagai jenis kosakata baru sehingga guru memperdengarkan audio kepada siswa untuk latihan siswa dalam mendengarkan kosakata bahasa Jepang. Dalam audio tersebut terdapat pola kalimat seperti contoh di bawah ini: (1) スポーツです Supo-tsu desu olahraga (2) スポーツがすきです Supo-tsu ga suki desu. saya suka olahraga Setelah itu, guru meminta baca ulang secara bersama-sama dan setelah itu, guru menyuruh siswa untuk mencatat. Setelah itu guru melakukan latihan kembali dengan cara guru menyebutkan kosakata bahasa Jepang kemudian siswa yang menyebutan nomor dan kemudian bergiliran, guru mennyebutkan nomornya dan siswa menyebutkan kosakatanya. Dalam latihan ini, slide tersebut hanya tedapat gambar saja, tulisan hiragana maupun huruf romajinya dihilangkan agar siswa mudah mengingat kosakata tersebut. 58

30 2. Analisis Data Angket a. Materi yang telah diajarkan Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang memuaskan dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.1 hasil analisis angket 1 Apakah materi yang disampaikan hari ini sangat jelas? 100% 100% 80% 60% 40% 20% 0% Ya 0% Tidak Setelah diberikan angket pada pertemuan keempat tentang materi keluarga (kazoku), peneliti mendapatkan hasil penelitian. Berdasarkan hasil diagram di atas menunjukkan bahwa pada pertemuan ini seluruh siswa kelas X paham atas penjelasan guru dan juga paham latihan yang telah dilakukan dalam kelas. Hal ini dibuktian dari latihan drill yang telah dilakukan. 59

31 b. Frekuensi drill dalam materi Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang hampir sama dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.2 hasil analisis angket 2 Apakah dalam materi ini banyak dilakukan latihan (drill)? 100% 80% 98% 60% 40% 20% 2% 0% Ya Tidak Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya respondens melakukan latihan (drill) dan sedikit sekali respondens yang tidak mengikuti latihan dalam menyebutkan kosakata dalam bahasa Jepang maupun menjawab pertanyaan dari guru dalam bahasa Jepang, karena merasa bosan seperti pada angket no

32 c. Latihan pengucapan dengan metode drill dapat membuat paham Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang positif dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.3 hasil analisis angket 3 Apakah latihan yang diucapkan berkali-kali (drill) pada materi hari ini membuat anda paham tentang kosakata bahasa Jepang? 100% 80% 100% 60% 40% 20% 0% Ya 0 Tidak Berdasarkan diagram di atas disimpulkan bahwa seluruh siswa paham karena guru melakukan banyak latihan (drill) yang dilakukan dengan cara mengucapkan kosakata dalam bahasa Jepang. 61

33 d. Latihan (drill) mengucapkan kosakata bahasa Jepang terasa menyenangkan Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang hampir sama dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.4 hasil analisis angket 4 Apakah dalam latihan (drill) mengucapkan kosakata bahasa Jepang terasa menyenangkan? 100% 98% 80% 60% 40% 20% 0% Ya Tidak 2% Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya respons dari siswa merasa senang ketika latihan (drill) mengucapkan kosakata bahasa Jepang karena guru dapat membawakan materi dengan baik seperti angket pada no 1 dan hanya sedikit respons siswa yang merasa kurang menyenangkan. 62

34 e. Siswa suka mengikuti dalam latihan (drill) mengucapkan kosakata secara bersama-sama Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang hampir sama dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.5 hasil analisis angket 5 100% 80% Apakah anda suka mengikuti dalam latihan (drill) mengucapkan kosakata secara bersamasama? 98% 60% 40% 20% 0% Ya 2% Tidak Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya respons dari siswa suka mengikuti guru ketika latihan (drill) mengucapkan kosakata bahasa Jepang karena cara mengajarnya terasa menyenangkan seperti pada angket no 4 dan hanya sedikit siswa yang merasa tidak suka dengan latihan drill. 63

35 f. Siswa hanya diam saja ketika guru sedang memberikan latihan (drill) mengucapkan kosakata bahasa Jepang Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang hampir sama dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.6 hasil analisis angket 6 100% 80% Apakah anda hanya diam saja ketika guru sedang memberikan latihan (drill) mengucapkan kosakata bahasa Jepang? 96% 60% 40% 20% 0% 4% Ya Tidak Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya respons dari siswa yang aktif ketika guru memberikan latihan (drill) mengucapkan kosakata bahasa Jepang karena cara guru dalam memberikan latihan drill kepada siswa tidak membosankan dan sedikit sekali respondens yang hanya diam ketika guru memberikan latihan (drill) karena siswa merasa tidak semangat dalam mengikuti latihan dari guru seperti pada angket no 7. 64

36 g. Metode pembelajaran latihan (drill) ini dapat membuat siswa semangat dalam belajar bahasa Jepang Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang hampir sama dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.7 hasil analisis angket 7 100% 80% Apakah metode pembelajaran latihan (drill) secara berulang-ulang ini dapat membuat anda semangat dalam belajar bahasa Jepang? 96% 60% 40% 20% 0% Ya 4% Tidak Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya respons dari siswa yang melakukan latihan secara berulang-ulang ketika latihan (drill) dapat meningkatkan rasa semangat dalam diri siswa dalam belajar bahasa Jepang karena guru memberikan motivasi kepada siswa dan hanya sedikit sekali respondens yang tidak semangat dalam melakukan latihan secara beruulang-ulang ini. 65

37 h. Siswa dapat mengetahui arti kosakata bahasa Jepang menyebutkan anggota keluarga setelah menggunakan metode pembelajaran latihan (drill) Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang hampir sama dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.8 hasil analisis angket 8 100% 80% Apakah dengan metode pembelajaran latihan (drill) ini anda dapat mengetahui arti kosakata bahasa Jepang dalam menyebutkan anggota keluarga? 94% 60% 40% 20% 0% Ya 6% Tidak Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya respons dari siswa dapat mengetahui arti kosakata bahasa Jepang dalam menyebutkan anggota keluarga karena telah banya melakukan latihan drill dan sedikit sekali respons siswa yang tidak dapat mengetahui arti kosakata bahasa Jepang dalam menyebutkan anggota keluarga. 66

38 i. Dalam menggunakan metode pembelajaran latihan (drill) ini siswa merasa malu-malu Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang beragam dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.9 hasil analisis angket 9 100% Apakah dalam metode pembelajaran latihan (drill) ini anda merasa malu-malu? 80% 86% 60% 40% 20% 0% 14% Ya Tidak Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian kecil respons dari siswa masih merasakan malu-malu dalam latihan (drill) mengucapkan kosakata bahasa Jepang dan sebagian besar respons siswa merasa tidak malu-malu dalam mengikuti latihan (drill) yang di instrusikan oleh guru. 67

39 j. Dengan metode pembelajaran latihan (drill) ini membuat siswa merasa percaya diri untuk mengucapkan kosakata bahasa Jepang dengan benar Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang hampir sama dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.10 hasil analisis angket % 80% Apakah metode pembelajaran latihan (drill) ini membuat anda merasa percaya diri untuk mengucapkan kosakata bahasa jepang dengan benar? 92% 60% 40% 20% 8% 0% Ya Tidak Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya respons dari siswa merasa percaya diri ketika mengikuti guru dalam latihan (drill) mengucapkan kosakata bahasa Jepang karena guru memberikan motivasi kepada siswa dan sedikit sekali respons siswa yang merasa tidak percaya diri. 68

40 k. Karena metode pembelajaran latihan (drill) ini siswa merasa membosankan Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang hampir sama dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.11 hasil analisis angket % Apakah metode pembelajaran latihan (drill) ini terasa membosankan? 98% 80% 60% 40% 20% 0% 2% Ya Tidak Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya respons dari siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti guru ketika latihan (drill) mengucapkan kosakata bahasa Jepang karena guru membuat siswa aktif seperti pada angket no 6 dan sedikit sekali respons siswa yang merasa bosan ketika latihan drill. 69

41 l. Siswa dapat menyebutkan keluarga (kazoku) dalam bahasa Jepang Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang hampir sama dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.12 hasil analisis angket % 80% Apakah metode pembelajaran latihan (drill) ini anda dapat menyebutkan keluarga (kazoku) dalam bahasa Jepang? 98% 60% 40% 20% 2% 0% Ya Tidak Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya respons dari siswa dapat menyebutkan anggota keluarga dalam bahasa Jepang setelah menggunakan metode pembelajaran latihan (drill) karena guru banyak mengajak siswa untuk latihan mengucapkan bahasa Jepang dan seikit sekali respons siswa yang merasa tidak bisa menyebutkan anggota keluarga dalam bahasa Jepang karena ketika latihan dengan menggunakan drill hanya sedikit siswa yang diam saja. 70

42 m. Siswa merasa tertekan dalam menyebutkan kosakata dalam bahasa Jepang Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang hampir sama dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.13 hasil analisis angket % 80% Apakah metode pembelajaran latihan (drill) ini anda merasa tertekan dalam menyebutkan kosakata dalam bahasa Jepang? 96% 60% 40% 20% 0% 4% Ya Tidak Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya respons dari siswa tidak merasa tertekan ketika mengikuti latihan (drill) dalam mengucapkan kosakata bahasa Jepang karena guru membuat latihan drill seperti dialog sehingga siswa mudah dalam menjawab pertanyaan dari guru dan hanya sedikit sekali respons siswa saja yang merasa tertekan ketika mengikuti latihan (drill) sehingga mereka hanya diam ketika menjawab pertanyaan dari guru. 71

43 n. Setelah latihan (drill), siswa dapat menjawab pertanyaan Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang hampir sama dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.14 hasil analisis angket % 80% Apakah setelah latihan (drill), anda dapat menjawab pertanyaan dari guru? 94% 60% 40% 20% 0% Ya 6% Tidak Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya respons dari siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru setelah latihan (drill) dalam bahasa Jepang maupun arti dalam bahasa Indonesia dan sedikit sekali respons dari siswa yang belum mampu menjawan pertanyaan dari guru karena masih malu-malu dalam menjawab pertanyaan dari guru seperti pada angket no 9. 72

44 o. Siswa merasa termotivasi dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang setelah menggunakan metode pembelajaran latihan (drill) Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang hampir sama dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.15 hasil analisis angket % 80% Apakah anda merasa termotivasi dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang setelah menggunakan metode pembelajaran latihan (drill) ini? 92% 60% 40% 8% 20% 0% Ya Tidak Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya respons dari siswa merasa termotivasi dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang setelah menggunakan metode pembelajaran latihan (drill) karena guru selalu mebuat alur pembelajaran menyenangkan dan sedikit sekali respons dari siswa yang merasa tidak termotivasi dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang setelah menggunakan metode pembelajaran latihan (drill). 73

45 p. Siswa paham dengan pertanyaan dalam bahasa Jepang dari guru tentang materi yang diajarkan Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa, maka diperoleh hasil yang hampir sama dari pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan (drill) yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan. Respons siswa pada metode pembelajaran latihan kali ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 3.16 hasil analisis angket 16 Apakah anda paham dengan pertanyaan dalam bahasa Jepang dari guru tentang materi yang diajarkan? 100% 80% 92% 60% 40% 20% 0% Iya 8% Tidak Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya respons dari siswa paham dengan pertanyaan dalam bahasa Jepang dari guru tentang materi yang diajarkan karena penyampaian materi dari guru jelas seperti pada angket no 14 dan 12 dan hanya sedikit sekali respons siswa yang tidak paham dengan pertanyaan dalam bahasa Jepang. 74

46 3. Hasil penelitian Berdasarkan hasil analisis data observasi dapat diketahui bahwa penerapan metode pembelajaran drill pada pembelajaran kosakata bahasa Jepang adalah sebagai berikut : Alur pembelajaran pada pertemuan I - IV yaitu sebelum masuk dalam kegiatan pembelajaran, guru menanyakan kepada siswa tentang tugas kepada siswa yang berupa membawa foto keluarga karena dari pertemuan I sampai ke IV tema yang dipelajari adalah tentang ちちはスポーツがすきです (chichi wa supootsu ga suki desu). Dalam setiap pertemuan I sampai IV, latihan dimulai dengan menyimak terlebih dahulu dan kemudian latihan menggunakan metode pembelajaran drill. Kemudian masuk dalam kegiatan belajar mengajar, guru memberikan latihan atau mendrill siswa ini pada alur kihon renshuu. Kemudian, di alur kihon renshuu ini, guru mengajak siswa latihan melalui tahapan latihan yaitu seperti latihan meniru, mengingat, pengulangan (memorization practice ), lalu pada latihan penggantian (subtitution drill) yang bertujuan untuk memastikan pemahaman bentuk kalimat hingga sampai di latihan pengubahan (transformation drill) bertujuan untuk memastikan kemampuan pembelajar dalam mengubah kosakata kedalam pola kalimat, dan kemudian tanya jawab (response drill) bertujuan untuk dapat bertanya dan menjawab dari pertanyaan yang mudah hingga ke pertanyaan yang sulit terdapat pada kegiatan ouyou renshuu. Namun di pertemuan ke III, guru mengadakan latihan percakapan seperti melakukan latihan tanya jawab dengan teman sebangku di depan kelas. Kemudian pada pertemuan ke IV, guru melanjutkan kosakata baru yang akan di pelajari, dan dalam mengajari kosakata baru, alur pembelajarannya seperti pada pertemuan pertama. Jenis metode pembelajaran drill yang digunakan pada proses pembelajaran di kelas pada saat observasi ini adalah jenis metode pembelajaran drill memorization practice yang bertujuan untuk 75

47 memastikan pembelajar hafal serta paham akan materi yang telah diberikan. Kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung, pada pertemuan pertama dan kedua kondisinya kondusif untuk belajar, namun, pada pertemuan ke tiga, kondisi kelas sempat tidak terkendali karena siswa mengeluarkan suara untuk latihan sebelum maju ke depan kelas untuk melakukan latihan tanya jawab dengan teman sebangku. Kemudian, pada pertemuan terakhir, kondisi kelas kondusif untuk belajar. Kemudian dari hasil analisis data angket ditemukan respons siswa terhadap metode drill, yaitu : Respons siswa hampir seluruhnya merasa termotivasi, tidak merasa bosan, menjadi aktif dan bisa mengucapkan kosakata bahasa Jepang setelah menggunakan metode drill karena dari guru juga berhasil menarik minat siswa agar selalu memperhatikan ke depan. Berdasarkan hasil dari analisis observasi maupun angket, metode drill ini seluruhannya berhasil membuat siswa merasa senang ketika melakukan latihan drill. Pada alur pembelajarannya juga tidak membuat siswa bosan karena ada banyak latihan yang dapat dilakukan bersamasama. 76

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen) LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metode Dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian (Sutedi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil 50 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil belajar mengajar menggunakan permainan menemukan gambar sebagai upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment.

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment. BAB III PROSES PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment. Menurut Arikunto yang dimaksud penelitian pre eksperimen atau kuasi eksperimen adalah

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

Pergi kemana? どこへ行きますか

Pergi kemana? どこへ行きますか Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian 30 BAB III METODOLOGI PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian merupakan

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3 Ima nanji desuka? 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3 3.3 Menentukan informasi berkenaan dengan memberi dan meminta informasi terkait tanggal,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITAN BAB III METODE PENELITAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pembelajaran kosakata bahasa Jepang dengan huruf Hiragana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

PDF created with FinePrint pdffactory trial version  YUK BELAJAR NIHONGO 1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi

Lebih terperinci

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN Komik-komik Kobo-Chan yang menjadi sumber data terdiri dari 7 seri komik. Dari ketujuh seri komik tersebut, 20 data akan dianalisis tujuan penggunaan kata

Lebih terperinci

Berapa Harganya? いくらですか

Berapa Harganya? いくらですか Berapa Harganya? いくらですか i Copyright Ahmad Hasnan Artikel ini boleh dicopy,diubah, dikutip, di cetak dalam media kertas atau yang lain, dipublikasikan kembali dalam berbagai bentuk dengan tetap mencantumkan

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB JEP-02-05) 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 3.5menganalisisungkapanyangmenyatakankemampuan (dekirukoto)

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret

Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret Bab 3 Analisis Data Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011. Peserta responden merupakan mahasiswa-mahasiswi Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan metode analisis kesalahan. Metode deskriptif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pada BAB ini pertama penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil penerapan media story pictures dalam pembelajaran membaca

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Semua kegiatan yang kita lakukan di dunia ini memerlukan metode yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Semua kegiatan yang kita lakukan di dunia ini memerlukan metode yang 3.1 Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Semua kegiatan yang kita lakukan di dunia ini memerlukan metode yang tepat. Dengan adanya metode, seseorang akan terbantu untuk mencapai tujuan dari

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO 4.1 Dialek Osaka Pada Komik Yozakura Quartet Jilid ke-1 Dalam komik Yozakura Quartet jilid pertama, terdapat

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengerti kepribadian bangsa Jepang, yakni dengan cara mempelajari

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 4 KESIMPULAN Sebelumnya, telah dilakukan penelitian tentang realisasi penolakan dalam bahasa Jepang terhadap permohonan, penawaran, undangan, dan pemberian saran. Hasil penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setiap penelitian menggunakan metode yang berbeda - beda disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Metode penelitian berhubungan

Lebih terperinci

L. Dewi Indah, S.Pd P. Agama Kristen Katolik Mey Supartini, S.Pd. Drs. Agus S. Martono, S.Pd Biologi / P. Lingkungan Hidup Dra. Hj.

L. Dewi Indah, S.Pd P. Agama Kristen Katolik Mey Supartini, S.Pd. Drs. Agus S. Martono, S.Pd Biologi / P. Lingkungan Hidup Dra. Hj. DAFTAR PENGAJAR SMAN 15 BANDUNG NAMA GURU PENGAJAR MATA PELAJARAN Drs. Suherman Pendidikan Agama Islam Dra. Nining Cunengsih Pendidikan Agama Islam Didi Nuradi, S.Pd Pendidikan Agama Islam Hana Juhana,

Lebih terperinci

3. Bahasa Jepang

3. Bahasa Jepang 3. Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG Asteria Permata Martawijaya Pendahuluan Tindak tutur tidak langsung adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen murni atau true experiment. Menurut Dedi Sutedi (2009:53) metode adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika membicarakan objek, baik berupa benda maupun orang lain, kita mengenal kata tunjuk. Kata tunjuk dalam Bahasa Indonesia adalah kata ini dan itu. Dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri

Lebih terperinci

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA JEPANG

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA JEPANG MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA JEPANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2017 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke Indonesia pun bertambah dengan berbagai macam tujuan, seperti bisnis, rekreasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang memungkinkan semua orang dari satu kelompok sosial tertentu atau orang lain yang sudah mempelajari kebudayaan

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

Konversi Romaji ke Hiragana dengan Algoritma Pencocokan String

Konversi Romaji ke Hiragana dengan Algoritma Pencocokan String Konversi Romaji ke Hiragana dengan Algoritma Pencocokan String Venny Larasati Ayudiani 13513025 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Dialek di Jepang Tiap daerah hampir memiliki dialek yang berbeda. Menurut sejarahnya ini karena letak dan pengaruh terhadap daerah-daerah ini yang berlainan. Dan dimulai

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

BAB I. PENDAHULUAN. digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berinteraksi, dan 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran, perasaan baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Chaer (2003:32) bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN:BAHASA DAN SASTRA JEPANG (PEMINATAN)

SILABUS MATA PELAJARAN:BAHASA DAN SASTRA JEPANG (PEMINATAN) SILABUS MATA PELAJARAN:BAHASA DAN SASTRA JEPANG (PEMINATAN) Satuan Pendidikan : SMA Kelas : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut penelitian dari Setiadi (2012: 9) menyatakan bahwa budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk budi dan daya yang membedakan makna antara budaya dan kebudayaan.

Lebih terperinci

PENERAPAN HUKUMAN DALAM CERPEN OSHIIRE NO BOUKEN KARYA FURUTA TARUHI DAN TABATA SEIICHI

PENERAPAN HUKUMAN DALAM CERPEN OSHIIRE NO BOUKEN KARYA FURUTA TARUHI DAN TABATA SEIICHI PENERAPAN HUKUMAN DALAM CERPEN OSHIIRE NO BOUKEN KARYA FURUTA TARUHI DAN TABATA SEIICHI JURNAL Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Menjadi Sarjana Sastra Disusun Oleh : ULFATUL FITRIANI C12.2012.00424

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa-bahasa di dunia sangat banyak, dan para penuturnya juga terdiri dari berbagai suku bangsa atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk berbahasa, karena bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

学習内容 Isi Pengajaran. 教材 Alat Bantu 挨拶 10 復習

学習内容 Isi Pengajaran. 教材 Alat Bantu 挨拶 10 復習 Nama : JOHN GORGA 日時 : Tgl.08 年 7 月 25 日 ( 金曜日 ) Pk.13:00-14:30 クラス : Kelas XII IPS 1 テーマ : Tema すきなもの Hal yang disukai 目標 : Siswa dapat menyebutkan hal yang disukai tentang olahraga dan mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah Sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

Lebih terperinci

Status resmi Bahasa resmi di: Jepang (de facto), Angaur (Palau) Diatur oleh: Pemerintah. Jepang Kode bahasa ISO 639-1 ja ISO 639-2 jpn SIL JPN

Status resmi Bahasa resmi di: Jepang (de facto), Angaur (Palau) Diatur oleh: Pemerintah. Jepang Kode bahasa ISO 639-1 ja ISO 639-2 jpn SIL JPN Bahasa Jepang Dituturkan di: Jepang, Guam, Kepulauan Marshall, Palau, Taiwan Wilayah: Asia Timur, Oseania Jumlah penutur: 127 juta Urutan ke: 8 Klasifikasi rumpun bahasa: Tidak diklasifikasikan Jepanik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Pre Test dan Post Test Pada bab ini, penulis akan menganalisis data data penelitian kelas yang telah penulis kumpulkan selama kurang lebih sebulan, guna mengetahui hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita semua menerima pendapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari hubungan satu sama lain. Ketika berinteraksi dengan orang lain, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu huruf kanji, pola kalimat dan kosakata (Sutedi, 2005 : 78). Ketiga materi tersebut sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuturan merupakan realisasi budaya yang tercermin dalam berbagai bentuk ungkapan yang berfungsi sebagai pralambang sistem budaya dan sistem sosial. Pada dasarnya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan bahasa yang banyak dipelajari di Indonesia. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama seperti bahasa lainnya,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan Penelitian ini terfokus pada transfer pragmatik dalam respon terhadap pujian pembelajar bahasa Jepang. Permasalahan penelitian terpusat pada empat hal yaitu realisasi tuturan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) ABSTRAK PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) Tia Martia, Metty Suwandany, Zainur Fitri, Irawati Agustine, Syamsul Bachri Jurusan Sastra

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen bermakna terima kasih dalam bahasa Jepang dan ungkapan persalaman berterima kasih dalam bahasa Indonesia No Ungkapan Persalaman Kalimat Penutur Mitra

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Perancangan dan Pembuatan Video Tutorial Pembelajaran Huruf

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Perancangan dan Pembuatan Video Tutorial Pembelajaran Huruf 31 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Perancangan dan Pembuatan Video Tutorial Pembelajaran Huruf Hiragana Dalam pembuatan sebuah film diperlukan mekanisme kerja secara tim, bukan perorangan. Dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Frasa dan kata majemuk memiliki unsur yang sama yaitu penggabungan kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak memiliki makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari suatu bahasa ada 4 keterampilan berbahasa, dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari suatu bahasa ada 4 keterampilan berbahasa, dalam bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari suatu bahasa ada 4 keterampilan berbahasa, dalam bahasa Jepang disebut 4 ginō yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Sasaran pembelajaran

Lebih terperinci