BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi
|
|
- Widyawati Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita semua menerima pendapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari hubungan satu sama lain. Ketika berinteraksi dengan orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan, isi pikiran, maksud atau juga perasaan. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah bahasa. Secara tradisional, bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2009:19). Menurut Searle (1969:16), dalam komunikasi kebahasaan terdapat tindak tutur. Tindak tutur adalah bagaimana sikap seseorang ketika menyampaikan sesuatu kepada lawan bicara. Seseorang dikatakan memiliki tindak tutur yang baik apabila ia dapat menyampaikan sesuatu dengan sikap yang sesuai dengan bagaimana seharusnya ia bersikap atau dengan kata lain, orang tersebut dapat memosisikan dirinya sesuai dengan kondisi, situasi dan tempat ia sedang berbicara. Pada umumnya, setiap orang akan berusaha untuk melakukan sebuah komunikasi yang baik dengan orang lain agar apa yang ingin disampaikan maupun apa yang pembicara tersebut ingin peroleh dari mitra tuturnya dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat berkomunikasi, terdapat tuturan-tuturan yang bisa menjadi ancaman kepada mitra tutur, yaitu tuturan yang dapat mengancam muka/harga diri mitra tutur. Tuturan yang mengancam muka 1
2 2 atau harga diri seseorang tersebut disebut sebagai tindak pengancaman muka, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan face threatening acts (FTA). Segala tuturan yang dapat menyinggung perasaan, mengancam muka atau harga diri, mengganggu kenyamanan maupun kebebasan seseorang dapat disebut sebagai tindak pengancaman muka. Menurut Yule (2006: 106), pengancaman muka melalui tindak tutur (speech act) akan terjadi apabila penutur dan mitra tutur sama-sama tidak berbahasa sesuai dengan jarak sosial. Tindak pengancaman muka (FTA) tidak selalu dapat dihindari, bahkan tindakan tersebut secara sengaja/tidak sengaja, sadar maupun tidak sadar hampir dilakukan oleh setiap orang pada saat berkomunikasi dengan orang lain. Ketika seseorang melakukan sebuah tindak pengancaman muka, muka atau harga diri mitra tuturnya (lawan bicara) dapat terancam, yang mana hal tersebut dapat berdampak pada perasaan maupun kelanjutan hubungan antara mitra tutur dengan penutur. Tindakan menyalahkan merupakan salah satu contoh dari tindak pengancaman muka yang termasuk dalam tindakan yang mengancam muka negatif mitra tutur (orang yang disalahkan) karena saat seseorang disalahkan, ia akan merasa bahwa apa yang dipercayainya merupakan sebuah kesalahan dan jika kesalahan tersebut sampai dikoreksi oleh orang lain, muka (harga diri) orang tersebut dikatakan sedang terancam. Contoh lainnya, yaitu dalam berkomunikasi seseorang pasti akan menemukan saat di mana ia harus menyalahkan orang lain. Jika seseorang memedulikan atau memikirkan perasaan orang yang ingin disalahkannya, ia akan mencari strategi untuk melakukan tindakan tersebut, misalnya menyalahkan dengan cara tidak langsung, menyalahkan dengan halus,
3 3 ataupun menyalahkan dengan menggunakan ungkapan yang sedemikian rupa. Pada saat seseorang akan mengujarkan sebuah tuturan yang dapat menjadi sebuah ancaman terhadap muka mitra tutur maupun mukanya sendiri, adapun pemilihan cara penyampaian tuturan yang akan diujarkannya tersebut, disebut dengan strategi kesantunan. Kesantunan bertutur kata bagi masyarakat Jepang merupakan bagian penting saat mereka mengadakan interaksi. Menurut Ide dan Yoshida (1999: ), kesantunan digunakan untuk menghindari terjadinya konflik dengan lawan bicara dan menciptakan komunikasi tersebut menjadi lebih sopan. Masyarakat Jepang pada umumnya, selain selalu berusaha untuk menjaga perasaan mitra tuturnya, mereka juga selalu berusaha untuk menjaga muka/harga diri mereka sendiri, contohnya pada saat melakukan sebuah penolakan. Tindakan menolak termasuk sebagai tindakan yang dapat mengancam muka penutur (orang yang menolak) dikarenakan, sebuah penolakan apabila tidak diujarkan dengan benar, akan dapat berdampak buruk bagi kedua belah pihak penutur maupun mitra tutur-, misalnya renggangnya hubungan di antara mereka dll. Contoh penolakan yang dilakukan orang Jepang dapat dilihat pada percakapan berikut. ミラー : あのう 木村さん 小沢征爾のコンサート いっしょにいかがですか 木村 : いいですね いつですか ミラー : 来週の金曜日の晩です 木村 : 金曜日ですか 金曜日の晩はちょっと ミラー : だめですか 木村 : ええ 友達と約束がありますから ミラー : そうですか 残念ですね
4 4 木村 : ええ また今度お願いします Miraa : Anou, Kimura-san, Ozawaseiji no konsaato, issho ni ikaga desu ka. Kimura : Ii desu ne. Itsu desu ka. Miraa : Raishuu no kinyoubi no ban desu. Kimura : Kinyoubi desu ka. Kinyoubi no ban wa chotto... Miraa : Dame desu ka. Kimura : Ee, tomodachi to yakusoku ga arimasu kara,... Miraa : Sou desu ka. Zannen desu ne. Kimura : Ee. Mata kondo onegaishimasu. Miller Kimura Miller Kimura Miller Kimura Miller Kimura : Mmm, saudara Kimura, bagaimana kalau kita pergi bersama ke konser Ozawaseiji? : Wah, boleh. Kapan? : Hari Jumat malam, minggu depan. : Hari Jumat ya? Kalau Jumat malam... : Tidak bisa ya? : Ya, saya sudah ada janji dengan teman... : Oh begitu. Sayang sekali ya. : Iya. Mohon lain kali ajak saya kembali. (Minna no Nihongo Shokyuu I, 2003: 73) Pada percakapan di atas, kalimat kinyoubi no ban wa chotto... kalau Jumat malam... merupakan kalimat penolakan. Kalimat tersebut termasuk dalam tindak pengancaman muka yang mengancam muka positif penutur yaitu muka (harga diri) Kimura. Penolakan tersebut dikatakan mengancam muka positif Kimura dikarenakan, dampak yang dapat terjadi oleh penolakan tersebut adalah rasa kurang puasnya Miller orang yang memberi tawaran- terhadap Kimura, yang dapat menurunkan citra/harga diri Kimura di hadapan Miller, sehingga hal tersebut ditakuti akan memengaruhi hubungan/keakraban di antara mereka. Kimura yang
5 5 mengetahui bahwa penolakannya mungkin akan menyakiti perasaan Miller, kemudian memilih menggunakan strategi off record (tidak langsung) dalam menyampaikan penolakannya yaitu dengan mengujarkan kalimat kinyoubi no ban wa chotto... kalau Jumat malam...(aku tidak bisa). Selain mengatakan penolakannya secara tidak langsung, pada akhir percakapan Kimura juga mengatakan mata kondo onegaishimasu mohon lain kali ajak saya kembali kepada Miller dengan maksud menunjukkan bahwa Kimura sebenarnya ingin menerima tawaran Miller namun kebetulan pada saat tersebut ia berhalangan sehingga ia menantikan ajakan Miller di waktu berikutnya. Hal tersebut bertujuan untuk menyelamatkan muka/harga diri Kimura di hadapan Miller agar Kimura tidak disangka adalah orang yang buruk, karena ia menolak ajakan Miller. Faktor yang memengaruhi dipilihnya strategi tersebut oleh Kimura dalam mengatakan penolakannya terhadap Miller adalah faktor keanggotaan dalam grup, yaitu Kimura dan Miller yang bekerja di perusahaan yang sama. Sebagai karyawan yang bekerja pada perusahaan yang sama, adalah hal yang wajar untuk menjalin dan selalu menjaga hubungan yang baik dengan sesama karyawan. Tidak hanya dengan cara menggunakan strategi tertentu dalam berkomunikasi, masyarakat Jepang juga selalu menggunakan kesantunan dalam berbahasa yang disesuaikan dengan situasi, kondisi dan dengan siapa mereka sedang berbicara. Hal ini dikarenakan masyarakat Jepang memiliki budaya yang memengaruhi cara mereka dalam memperlakukan orang lain termasuk cara mereka berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Mizutani dan Mizutani (1987: 3-14), ada tujuh faktor yang memengaruhi/melatar belakangi kesantunan yang digunakan
6 6 oleh masyarakat Jepang antara lain: faktor hubungan keakraban dengan mitra tutur, umur, hubungan sosial, status sosial, jenis kelamin, keanggotaan dalam grup dan situasi. Brown dan Levinson (1987) dalam bukunya yang berjudul Politeness, Some Universals of Language Usage menyebutkan bahwa sebuah kesantunan dalam tindak pengancaman muka dipengaruhi oleh tiga faktor sosial, yaitu kekuasaan (power), jarak sosial (distance) dan tingkat pembebanan (ranking of imposition). Adanya banyak faktor yang menjadi pertimbangan masyarakat Jepang dalam berkomunikasi, menyebabkan terjadinya berbagai bentuk dan strategi dalam tindak pengancaman muka, sehingga dilakukanlah penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk tindak pengancaman sekaligus strategi yang digunakan oleh masyarakat Jepang dalam melakukan tindakan pengancaman muka tersebut. Untuk melakukan penelitian ini, digunakan sumber data berupa anime yang berjudul Sen to Chihiro no Kamikakushi karya Hayao Miyazaki, yang merupakan sebuah anime yang dapat menggambarkan tindak tutur masyarakat Jepang. Dalam anime ini tercermin berbagai budaya maupun filosofi-filosofi masyarakat Jepang. Anime yang mendapat penghargaan oscar pada tahun 2002 ini dapat digunakan dalam menganalisis tuturan yang termasuk sebagai tindak pengancaman muka yang dilakukan oleh orang Jepang beserta strategi dan faktorfaktor yang memengaruhi penggunaan kesantunan dalam tuturan tersebut. Dalam anime ini terdapat berbagai macam tokoh dengan karakter, posisi/status, usia dan hubungan sosial yang beragam, yang memungkinkan terjadinya berbagai macam
7 7 tuturan. Tuturan-tuturan tersebut akan dianalisis maksud dan tujuannya, serta dicari tuturan-tuturan mana yang termasuk sebagai tindak pengancaman muka. Alasan dipilihnya tindak pengancaman muka, strategi kesantunan dan faktor-faktor yang memengaruhi kesantunan masyarakat Jepang sebagai objek kajian dalam penelitian ini adalah pertama, adanya perbedaan budaya yang dimiliki oleh setiap negara menjadikan bentuk-bentuk tuturan yang termasuk sebagai tindak pengancaman muka berbeda-beda dan beragam jenisnya, dan masyarakat Jepang sebagai salah satu negara yang terkenal dengan kesantunannya, menarik untuk diketahui bagaimana penyampaian tindak pengancaman muka oleh masyarakatnya. Kedua, latar belakang budaya masyarakat Jepang yang beragam juga menjadikan faktor-faktor yang memengaruhi kesantunan dalam masyarakatnya beragam pula jenisnya. Ketiga, bentuk-bentuk dan strategi kesantunan dalam tindak pengancaman muka penting untuk diketahui karena bermanfaat untuk menambah wawasan masyarakat mengenai apa itu tindak pengancaman muka, yang dapat diaplikasikan dalam menjalin komunikasi yang baik, yang dalam penelitian ini mengambil contoh dari kesantunan masyarakat Jepang. Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukanlah penelitian ini dengan menggunakan sumber data yaitu anime Sen to Chihiro no Kamikakushi karya Hayao Miyazaki
8 8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk tindak pengancaman muka yang terdapat dalam anime Sen to Chihiro no Kamikakushi karya Hayao Miyazaki? 2. Bagaimanakah strategi kesantunan yang digunakan dalam melakukan tindak pengancaman muka dalam anime Sen to Chihiro no Kamikakushi karya Hayao Miyazaki? 3. Bagaimanakah faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan strategi kesantunan dalam melakukan tindak pengancaman muka yang terdapat dalam anime Sen to Chihiro no Kamikakushi karya Hayao Miyazaki? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian pada anime Sen to Chihiro no Kamikakushi karya Hayao Miyazaki dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan dan menambah khazanah penelitian dalam bidang linguistik bahasa Jepang. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca yang ingin mengetahui bahasa Jepang khususnya mengenai tindak pengancaman muka dalam masyarakat Jepang yang merupakan bagian dari bidang linguistik sebagai salah satu cabang dalam kajian pragmatik.
9 Tujuan Khusus Sesuai dengan masalah yang dikemukakan di atas, secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menjelaskan bentuk-bentuk tindak pengancaman muka yang terdapat dalam anime Sen to Chihiro no Kamikakushi karya Hayao Miyazaki. 2. Menjelaskan strategi kesantunan yang digunakan dalam melakukan tindak pengancaman muka yang terdapat dalam anime Sen to Chihiro no Kamikakushi karya Hayao Miyazaki. 3. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan strategi kesantunan dalam melakukan tindak pengancaman muka yang terdapat dalam anime Sen to Chihiro no Kamikakushi karya Hayao Miyazaki. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan salah satu kegunaan yang dapat diambil dari suatu penelitian. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat akademik dan manfaat praktis Manfaat Akademik Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta sebagai dokumentasi ilmiah dalam bidang linguistik, juga sebagai penerapan ilmu dan teori pragmatik yang telah dipelajari dalam menganalisis karya sastra terutama dalam film atau drama, serta diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk analisis menggunakan kajian pragmatik dalam penelitian selanjutnya.
10 Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan para penikmat karya sastra mengenai pentingnya kesantunan dalam bertindak tutur. Penelitian ini juga bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai bentukbentuk tindak pengancaman muka, strategi kesantunan yang digunakan dalam tindak pengancaman muka tersebut, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan suatu strategi kesantunan dalam sebuah tuturan dalam anime Sen to Chihiro no Kamikakushi karya Hayao Miyazaki.
BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan makna kepada seseorang, baik secara lisan maupun tulisan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari interaksi sosial terhadap manusia yang lain. Dalam interaksinya, manusia mengungkapkan maksud, pikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi sosial, penting bagi penutur dan lawan tutur saling memahami isi tuturannya. Berbicara secara langsung, apa adanya tanpa ada basabasi merupakan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dari bahasa. Harimuti Kridalaksana di dalam buku Pesona Bahasa mendefinisikan bahasa sebagai sistem tanda bunyi
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah (1) sistem lambang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah (1) sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi,
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG
ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG Asteria Permata Martawijaya Pendahuluan Tindak tutur tidak langsung adalah
Lebih terperinciPROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :
LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Didalam kehidupan bermasyarakat, bahasa sangat penting digunakan untuk berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya. Chaer (2004:32) mengatakan bahwa bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuturan merupakan realisasi budaya yang tercermin dalam berbagai bentuk ungkapan yang berfungsi sebagai pralambang sistem budaya dan sistem sosial. Pada dasarnya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang
Lebih terperinciANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)
ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat
Lebih terperinciPergi kemana? どこへ行きますか
Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah
Lebih terperinciTEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり
TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia
BAB 4 KESIMPULAN Sebelumnya, telah dilakukan penelitian tentang realisasi penolakan dalam bahasa Jepang terhadap permohonan, penawaran, undangan, dan pemberian saran. Hasil penelitian-penelitian tersebut
Lebih terperinci3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.
Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~
Lebih terperinciBAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG
BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG Menurut Kaneko Shiro dalam Susanti (2007:28-36) ragam memohon bahasa Jepang dikelompokkan ke
Lebih terperinciKeyword : Speech Act, Refusal,Keigo
Pemahaman Ungkapan Penolakan Bahasa Jepang pada Mahasiswa Semester V Universitas Riau Oleh: Nunung Nurhayati 1 Anggota: 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: hayatin001@gmail.com, No. HP:082382432073
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: refusal speech acts, pragmatics, language politeness I.PENDAHULUAN
Analisis Tindak Tutur Penolakan Bahasa Jepang Penulis: Yeyenda Kana 1 Anggota: 1. Arza Aibonotika 2 2. Nana Rahayu 3 Email: kazumi_kagayaki@yahoo.com, Handphone: 085278637673 ABSTRACT This study of the
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Itu artinya, manusia harus berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya agar dapat bertahan
Lebih terperinciSILABUS. Kegiatan Pembelajaran
SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modalitas merupakan salah satu fenomena kesemestaan bahasa (Alwi: 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai modalitas, yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi (Wijana, 1996:2). Menurut Yule, pragmatik adalah studi tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi (Wijana, 1996:2).
Lebih terperinciPDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO
1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia bahasa digunakan untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Sebagaimana dilihat dari definisi bahasa yang merupakan sistem simbol bunyi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah satu dari 10 jenis kelas kata tersebut. Partikel dalam bahasa Jepang disebut juga joshi. Jumlah
Lebih terperinci(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.
(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.
Lebih terperinciBAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup
BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga
Lebih terperinciBAB III ANALISIS NUANSA MAKNA SUMIMASEN DAN GOMEN NASAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG
BAB III ANALISIS NUANSA MAKNA SUMIMASEN DAN GMEN NASAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG Sebelumnya pada Bab II penulis telah memaparkan mengenai sumimasen dan gomen nasai. Maka pada Bab III ini penulis mencoba
Lebih terperincimahasiswa dalam memulai sebuah komunikasi, seperti あの 失礼します, こん
BAB IV PEMBAHASAN Setelah analisa dilakukan didapatkan hasil berupa rangkaian tindak tutur (speech act set) ajakan yang dibagi menjadi 3 jenis bagian yaitu pra-invite, invite dan post-invite. Di dalam
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data
BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data tes mengenai pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Dari analisa data yang diperoleh dari kuisoner yang diberikan kepada responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam mengungkapkan penolakan terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik
Lebih terperinciBAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO
BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO 4.1 Dialek Osaka Pada Komik Yozakura Quartet Jilid ke-1 Dalam komik Yozakura Quartet jilid pertama, terdapat
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN KAIWA TINGKAT DASAR SESUAI DENGAN JF STANDARD
MODEL PEMBELAJARAN KAIWA TINGKAT DASAR SESUAI DENGAN JF STANDARD Timur Sri Astami Japanese Department, Faculty of Humanities, Bina Nusantara University Jln. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan, Jakarta
Lebih terperinciMEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG
MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki
Lebih terperinciPENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.
PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)
LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Kridalaksana dalam Chaer (1994:32) Bahasa adalah sistem. untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri.
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Di dalam menjalani kehidupan, manusia tidak akan pernah bisa terlepas dari bahasa. Hal ini disebabkan karena bahasa merupakan alat yang sangat penting didalam menyampaikan
Lebih terperinciBAB 2 TEORI TINDAK TUTUR
10 BAB 2 TEORI TINDAK TUTUR Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai kerangka teori yang digunakan sebagai landasan untuk menganalisis data sebagaimana telah dirumuskan dalam Bab 1 Pendahuluan. Teori inti
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.
Bab 2 Landasan Teori Pada bab 2 ini penulis memaparkan teori-teori yang digunakan sebagai pegangan dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. 2.1 Teori Pragmatik Asal-usul kata pragmatik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah media komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya. Hal itu berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah
Lebih terperinci1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3
Ima nanji desuka? 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3 3.3 Menentukan informasi berkenaan dengan memberi dan meminta informasi terkait tanggal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan memproduksi tuturan dengan tepat secara kontekstual
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kajian terhadap kompetensi pragmatik penutur bahasa kedua memiliki dua aspek penting, yaitu produksi dan pemahaman yang merupakan bagian dari kompetensi
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana atau alat yang digunakan untuk berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam
Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat
82 BAB V KESIMPULAN 5.1 KESIMPULAN Seorang Receptionist merupakan orang yang paling sering berkomunikasi dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat dan sopan. Dalam
Lebih terperinciビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析
ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,
Lebih terperincimembahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.
1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sebuah tuturan yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan digunakan manusia untuk dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi tersebut
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal
BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan
BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan Penelitian ini terfokus pada transfer pragmatik dalam respon terhadap pujian pembelajar bahasa Jepang. Permasalahan penelitian terpusat pada empat hal yaitu realisasi tuturan
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret
Bab 3 Analisis Data Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011. Peserta responden merupakan mahasiswa-mahasiswi Universitas Bina Nusantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE
SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari untuk bersosialisasi dan berinteraksi satu sama lain. Tak terkecuali bahasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa dilihat dari segi fungsinya merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kegiatan sehari-hari. Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
Lebih terperinciCOMMUNICATION STRATEGIES OF REQUEST EXPRESSION BY THIRD GRADE STUDENTS OF JAPANESE LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM OF UNIVERSITY OF RIAU
1 COMMUNICATION STRATEGIES OF REQUEST EXPRESSION BY THIRD GRADE STUDENTS OF JAPANESE LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM OF UNIVERSITY OF RIAU Gebby Dwi Puteri, Hana Nimashita, Nana Rahayu ebybeebee@gmail.com,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. permasalahan. Sedangkan metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arifin (2011: 2), penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi namun juga media untuk melakukan tindakan dan cerminan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu bahasa tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Kridalaksana (1984:19) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari Bahasa Asing memerlukan usaha yang cukup serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian yang membahas tindak tutur berkaitan dengan strategi penolakan telah beberapa kali dilakukan. Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia tak lepas dari interaksi dan komunikasi. Terutama pada pembelajar bahasa asing yang diharapkan dapat berkomunikasi secara baik
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif
ABSTRAK Skripsi ini berjudul Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Drama Ichi Rittoru no Namida karya Masanori Murakami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tindak tutur tidak langsung literalyang
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE
SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Parawisata Lanjutan Kode : MR 302 Bobot : 2 SKS Semester : 4 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang paling penting dalam bermasyarakat. Adanya komunikasi menciptakan hubungan yang baik antarmasyarakat. Bahasa digunakan sebagai
Lebih terperinciKeywords: Aizuchi, Sentence Conversation, The Japan Society I. PENDAHULUAN
Aizuchi Dalam Kalimat Percakapan Pada Buku Nameraka Nihongo Kaiwa Penulis: Nurul Aeni 1 Anggota : 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: yun_nanta@yahoo.co.id, Handphone: 085278995672 ABSTRACT The
Lebih terperinciHasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018
Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh
Lebih terperinci1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5
UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB JEP-02-05) 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 3.5menganalisisungkapanyangmenyatakankemampuan (dekirukoto)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di berbagai belahan dunia selain bahasa inggris. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak ragam huruf, bahasa
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia ini, Bahasa merupakan salah satu peranan penting dalam masyarakat sebagai alat untuk berkomunikasi dan alat untuk berinterkasi yang digunakan baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang secara umum memiliki sembilan kelas kata diantaranya verba (doushi), ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi),
Lebih terperinciBerapa Harganya? いくらですか
Berapa Harganya? いくらですか i Copyright Ahmad Hasnan Artikel ini boleh dicopy,diubah, dikutip, di cetak dalam media kertas atau yang lain, dipublikasikan kembali dalam berbagai bentuk dengan tetap mencantumkan
Lebih terperinciぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.
Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sebuah kegiatan penelitian, tidak akan terlepas dari metode penelitian yang digunakan untuk menjawab seluruh masalah penelitian. Selain mencakup metode, penelitian
Lebih terperinci2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata kerja bantu dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua jenis, yaitu jodoushi dan hojodoushi. Jodoushi adalah kata kerja bantu murni yang tidak bisa berdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat bergantung kepada diri sendiri maka manusia sangat membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Begitu besar peranan bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai makhluk yang memiliki kebutuhan dalam berinteraksi dan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Belakangan ini makin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa selain ahli-ahli bahasa, semua
Lebih terperinci