BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Munculnya berbagai perkumpulan atau organisasi berlandaskan pendidikan dan politik bertugas untuk mensejahterakan bangsa Indonesia terutama di bidang pendidikan agar mereka tidak lagi tertindas. Sejarah banyak mencatat bahwa berdirinya Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908 merupakan tonggak sejarah bangkitnya nasionalisme Indonesia sehingga mempengaruhi tumbuhnya organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal sebagai organisasi nasional pertama di Indonesia, juga merupakan organisasi yang usianya terpanjang sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan. Keistimewaan Budi Utomo yang lain adalah keberadaannya mampu menjadi penyebab berlangsungnya perubahan-perubahan politik hingga terjadinya integrasi nasional. Lahirnya Budi Utomo menampilkan babak pertama dari nasionalisme Indonesia. 1 Perkumpulan atau Organisasi yang menonjol setelah hadirnya Budi Utomo di tahun 1908 adalah Sarekat Islam tahun 1911, Muhammadiyah tahun 1912, Indische Partij tahun 1912, Taman Siswa tahun 1922, Partai Nasional Indonesia tahun 1925, dan sebagainya. Perkumpulan atau Organisasi inilah yang mampu mendobrak adat kelam bangsa Indonesia di tangan Kolonialisme. Sementara di Indonesia sedang berkobar-kobar dengan pengaruh Budi Utomo, di tahun 1907 Mayor Jendral Baden Powell dari Inggris mencetuskan ide Scouting yang berarti pedoman pokok untuk pendidikan kepanduan di seluruh dunia, dimana pendidikan 1 Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo Sampai Proklamasi , (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1994), hlm

2 2 itu ada yang berwujud permainan dan keterampilan. 2 Setelah itu di tahun 1908 Lord Baden Powell mengeluarkan bukunya yang terkenal yaitu Scouting For Boys (Cara Memandu Bagi Anak-anak Laki-laki) kemudian ditetapkanlah tahun 1908 itu sebagai tahun kelahiran kepanduan dunia. Kepanduan masuk ke Indonesia di tahun 1912 dimana P. John Smith mendirikan NPO (Nederlandsche Padvinders Organisatie) di Jakarta. Berdirinya NPO ini diperuntukkan bagi remaja dan pemuda Belanda dan berkembang pesat di beberapa kota besar di Indonesia. Ketika Perang Dunia I pecah, NPO diberi kebebasan untuk berdiri dan membentuk cabang sendiri. Pada tanggal 14 September 1914 berdirilah cabang NPO di Indonesia dengan nama Nederlands Indische Padvinders Vereeniging disingkat NIPV. Dalam perkembangannya NIPV merupakan organisasi eksklusif dan memperbolehkan para pemuda Indonesia secara terbatas menjadi anggotanya. 3 Disamping gerakan kepanduan yang dibuat oleh Belanda, rakyat Indonesia ingin mendirikan sendiri kepanduan yang terlepas dari organisasi kepanduan Belanda. Kepanduan itu didirikan oleh Sri Susuhunan Paku Buwana X yaitu PTK (Padvinderij Truno Kembang). Kepanduan PTK ini merupakan kepanduan yang bersifat nasional yang pertama di Indonesia dan pimpinan tertinggi oleh Sri Susuhunan Pakubuwana X diserahkan kepada putranya GPH. Soeryobroto. 4 Kemudian pada tahun 1916 berdiri pula kepanduan nasional kedua yaitu JPO (Javanesche Padvinderij Organisatie). Kepanduan ini didirikan oleh 2 Himodigdojo, Gerakan Kepanduan di Indonesia, (Jakarta : Pandu Rakyat Indonesia, 1950), hlm Agus Sulistya, dkk, Kepanduan di Indonesia dalam Lintas Sejarah, Koleksi Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, 2008, hlm KRT. Condronagoro, Riwayat Singkat Kepanduan di Indonesia, (Solo, 1985), hlm. 6.

3 3 Mangkunegara VII dan kepanduan ini merupakan tempat latihan dan juga digunakan sebagai tempat bibit para tentara dan pegawai Mangkunegara. 5 Meskipun perkembangan kepanduan dunia mengacu pada dasar ide yang dicanangkan oleh Baden Powell, di Indonesia agak berbeda dalam perkembangannya karena di masa itu masih merupakan negeri jajahan Belanda. Perkembangan kepanduan di Indonesia waktu itu lebih didominasi oleh adanya pengaruh dari organisasi nasional pada umunya dan organisasi pemuda pada khususnya. Organisasi kepanduan pada masa itu cenderung menjadi obyek pendidikan organisasi perjuangan bangsa Indonesia. 6 Setiap organisasi pemuda yang telah lahir, dan setiap organisasi pergerakan nasional mempunyai bagian kepanduannya. Dengan demikian berdirilah organisasi kepanduan Jong Java yang diberinama Jong Java Padvindery (JJP), dari PKI berdirilah Internasional Padvinder Organisasi (IPO), dari SI berdirilah Serikat Islam Afdeeling Padvindery (SIAP), dari Budi Utomo berdirilah Nasional Padvinderij (Kepanduan Nasional), dan dari Tamansiswa berdirilah Siswa Praja. Demikianlah perkembangan organisasi kepanduan yang semakin hari semakin bertambah. 7 Untuk menjaga tali persaudaraan diantara pandu-pandu dambil jalan tengah yang tugasnya mempelajari dan melaksanakan asas kebangsaan semata-mata dan mengutamakan dasar agama. Bangkitnya rasa persatuan dikalangan para pemuda timbul keinginan untuk menyatukan atau meleburkan organisasi kepanduan menjadi satu organisasi. 5 Ibid. 6 Agus Sulistya, dkk, Op.cit., hlm Ibid, hlm. 3.

4 4 Bagi suatu negara khususnya negara Indonesia, organisasi atau gerakan kepanduan sangat penting sekali karena gerakan ini menjadikan warga negaranya menjadi warga negara yang patuh dan setia kepada negara dan bangsanya sehingga menjadikan negara Indonesia negara yang kuat. Makin majunya perjuangan rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan secara penuh dan demokratis mempengaruhi perkembangan gerakan kepanduan yang dinyatakan oleh Presieden Soekarno. Kemudian, tanggal 14 Agustus 1961 organisasi Gerakan Pramuka resmi diperkenalkan kepada rakyat Indonesia dan setiap tanggal 14 Agustus dikenal sebagai Hari Pramuka. 8 Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi kegiatan-kegiatan yang diadakan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka di Jakarta maupun kegiatankegiatan Kwarda DKI. Jakarta merupakan salah satu dari sekian banyak provinsi yang melaksanakan kegiatan Pramuka. Jakarta yang dikenal sebagai ibukota negara merupakan kota yang kompleks dengan berbagai macam suku, budaya dan ras. Keberagaman tersebut terkadang menimbulkan kesenjangan sosial bahkan kenakalan remaja, maka dari itu Gerakan Pramuka Jakarta hadir sebagai sarana atau wadah pendidikan bagi anak-anak, remaja dan pemuda Jakarta agar tidak terjerumus dalam kenakalan remaja seperti penggunaan narkotika dan seks bebas. Gerakan Pramuka di Jakarta berkembang cukup pesat dikarenakan Kwartir Ranting, Cabang dan Daerahnya memiliki kekompakkan dalam melaksanakan program kerja sehingga hampir semua kegiatan yang dilaksanakan oleh Pramuka Jakarta berhasil dan memuaskan. Bertolak dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan ini. Alasan dipilihnya permasalahan 8 NN, Sejarah Kepanduan Dan Gerakan Paramuka, (Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1978), hlm. 67.

5 5 ini ialah karena masih minimnya pembahasan mengenai Pramuka Jakarta dan penulis ingin menggali lebih dalam lagi peranan Pramuka terhadap para pemuda, pelajar dan masyarakat di daerah Jakarta. B. PERUMUSAN MASALAH Melihat latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka dalam pembahasan masalah mengenai Aktivitas Gerakan Pramuka di Jakarta tahun perlu adanya pembatasan istilah dan pembatasan masalah. Adapun permasalahannya yang diangkat dalam proposal ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana sejarah perubahan nama Gerakan Pandu menjadi Gerakan Pramuka? 2. Bagaiamana perkembangan Gerakan Pramuka di Jakarta tahun ? 3. Bagaimana peran Pramuka bagi para pemuda dan masyarakat di Jakarta tahun ? C. TUJUAN PENELITIAN Dari latar belakang dan rumusan masalah sebagaimana di atas, maka tujuan penelitian ini berguna untuk : 1. Menjelaskan sejarah perubahan nama organisasi Pandu menjadi organisasi Gerakan Pramuka. 2. Menjelaskan perkembangan organisasi Gerakan Pramuka di Jakarta tahun

6 6 3. Menjelaskan peran Gerakan Pramuka bagi para pemuda dan msyarakat di Jakarta D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi perkembangan Ilmu Sejarah khususnya sejarah politik organisasi di Indonesia masa Orde Baru dan mempunyai arti penting dalam rangka memperkaya khasanah historiografi di Indonesia karena masih banyak peristiwa-peristiwa yang belum diteliti. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan peluang kepada peneliti lain untuk lebih banyak dan peduli terhadap pengembangan penulisan sejarah mengenai organisasi-organisasi sosial maupun politik yang banyak berdiri di Jawa khususnya serta memberikan pengetahuan kepada pembaca sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Gerakan Pramuka di Jakarta tahun E. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini selain menggunakan dokumen sebagai sumber primer juga menggunakan sumber sekunder yang berupa pustaka-pustaka guna melengkapi

7 7 penulisan ini, terdapat beberapa buku yang dapat menjadi acuan pokok dalam penelitian ini, yaitu : Buku pertama Pramuka Pilar Patriotisme Bangsa karya Mayjen TNI (Pur) Tono Suratman. Buku ini menjelaskan tentang awal mula adanya kepanduan tahun 1900-an yang mengalami perkembangan di masa Soekarno sehingga menuntut Presiden RI tersebut menyatukan organisasi kepanduan menjadi Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka ditulis secara sistematis dari masa Soekarno hingga Habibie. Gerakan Pramuka mengalami kemajuan pesat dalam segala aspek akan tetapi di saat masa Habibie, Pramuka menjadi meurun akibat adanya organisasi pemuda yang lain. Buku kedua adalah buku Patah Tumbuh Hilang Berganti 75 tahun Kepanduan dan Kepramukaan yang ditulis oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Buku ini membahas mengenai perjalanan organisasi Kepramukaan yang awalnya bernama Kepanduan zaman Belanda hingga zaman orde Baru. Di masa Orde Baru, Pramuka mengadakan kegiatan yang beragam seperti Pentas Seni, Seminar, dan Perkemahan. Selain kegiatan pendidikan, buku ini juga menjelaskan mengenai kegiatan para Pramuka dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Buku ketiga berjudul 40 Tahun Gerakan Pramuka oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Buku ini hampir sama seperti buku Patah Tumbuh Hilang Berganti 75 tahun Kepanduan dan Kepramukaan yang menerangkan awal mula terbentuknya Kepanduan Internasional lalu masuk ke Indonesia dengan Belanda sebagai pembawanya hingga Kepanduan berubah nama menjadi Kepramukaan serta kegiatan dan perkembangan Gerakan Pramuka hingga tahun 2004.

8 8 Buku lainnya yang berjudul Pembinaan Gerakan Pramuka dalam Membangun Watak Bangsa Indonesia karangan Soedarsono Mertoprawiro berisikan mengenai hubungan pendidikan Pramuka dalam membangun watak pemuda Indonesia agar menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara. Pendidikan dalam Pramuka merupakan pendidikan yang berasal dari lingkungan sekolah yang bersifat membantu dari pendidikan yang berasal dari lingkungan keluarga. Gerakan Pramuka merupakan organisasi pemuda yang berazaskan pendidikan dan bukan organisasi pemuda berazas politik. Buku terakhir karangan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang berjudul Rekaman 25 Tahun Gerakan Pramuka menerangkan tentang perkembangan gerakan Pramuka dari tahun beserta kegiatan-kegiatan Pramuka baik dalam negeri maupun luar negeri dan beberapa penghargaan yang diterima oleh Presiden Soeharto dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku Pembina Pramuka. F. METODE PENELITIAN Penelitian sejarah dalam studi ini menggunakan pandangan sejarah kritis yang didasarkan kepada metode hirtoris. Metode historis merupakan metode kegiatan mengumpulkan, menguji, menganalisis secara rekaman dan peninggalan masa lampau, dan kemudian diadakan rekonstruksi dari data yang diperoleh sehingga menghasilkan historiografi (penulisan sejarah). 9 9 Louis Gottschalk., Mengerti Sejarah, (Jakarta: University Indonesia Press, 1986), hlm. 32.

9 9 Penelitian mengenai Aktivitas Gerakan Pramuka di Jakarta tahun menggunakan metode historis. Pendekatan historis adalah sekumpulan prinsip dan aturan yang sistematis yang dimaksud untuk memberi bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan bahan-bahan bagi sejarah, menilai secara kritis, dan kemudian menyajikan suatu sintesa hasil dalam bentuk tertulis. 10 Metode sejarah terbagi dalam empat tahap kegiatan yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. 1. Heuristik Tahap heuristik yang merupakan proses pengumpulan sumber data masa lampau untuk mendapatkan sumber-sumber yang sesuai dengan permasalah yang akan dikaji, khususnya sumber tertulis dengan teknik seperti studi dokumen dan studi pustaka. a. Studi Dokumen Studi dokumen dimaksudkan untuk memperoleh data primer yang berupa dokumen atau arsip mengenai Aktivitas Gerakan Pramuka di Jakarta. Dokumen-dokumen yang dijadikan sumber berasal dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Arsip Nasional Republik Indonesia. Arsip yang digunakan adalah mengenai Perubahan nama dari Pandu menjadi Pramuka, Susunan Kepengurusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, serta lampiran mengenai kegiatan Pramuka Jakarta dalam pendidikan maupun sosial. 10 Nugroho Notosusanto., Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer: Suatu Perjalanan, (Jakarta: Yayasan Idayu, 1979), hlm. 11.

10 10 b. Studi Pustaka Studi Pustaka ini digunakan sebagai bahan pendukung untuk memperkuat dokumen yang digunakan. Riset kepustakaan dengan membaca buku-buku dan sumber sekunder lainnya seperti koran dan majalah yang berkaitan dengan topik pembahasan yang sejaman. Adapun buku, koran dan majalah tersebut diperoleh dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Museum Naskah Proklamasi, dan Museum Sumpah Pemuda. c. Wawancara Sebagian data yang digunakan untuk menulis penelitian ini berupa sumber lisan, maka dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara. Wawancara dilakukan terhadap pelaku sejarah langsung dan ditambah dengan keterangan lisan dari beberapa informan sebagai sumber sekunder dalam rangka untuk memperoleh informasi dan melengkapi data tertulis yang kurang. Pemilihan informan dilakukan untuk mendapatkan keterangan tentang diri pribadi, pandangan dari individu yang diwawancarai. 11 Informan yang diwawancari adalah Andalan Nasional Pramuka Jakarta, Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Daerah Gerakan Pramuka, dan mantan Pembina Pramuka cabang Jakarta. 2. Kritik Sumber Tahap kedua adalah kritik sumber, yaitu usaha pencarian keaslian data yang diperoleh melalui kritik ekstern. 12 Apabila kritik atau engujian telah dilakukan maka sumber-sumber yang dianggap benar atau valid dijadikan dasar untuk 11 Koentjaraningrat., Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1981), hlm Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 58.

11 11 membangun fakta. Analisa terhadap data-data dilakukan secara deskriptif kualitatif karena data-data yang dikumpulkan pada dasarnya adalah data-data kualitatif. Analisa dilakukan setelah data-data yang terkumpul kemudian diinterpretasikan, ditafsirkan dan dianalisis dengan mencari hubungan sebab akibat dari suatu fenomena sosial pada cakupan dan tempat tertentu Interpretasi Tahap ketiga adalah interpretasi, yaitu memahai makna yang sebenarnya dari sumber-sumber atau bukti-bukti sejarah. Fakta sebagai hasil kebenaran dari sumber sejarah setelah melalui proses pengujian yang kritis tidak akan bermakna tanpa dirangkaikan dengan fakta lain. Proses perangkaian itu disebut eksplanasi. Hasil eksplanasi tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tertulis yang disebut rekontruksi, yaitu dengan menyusun fakta-fakta kemudian menjadi sebuah kisah sejarah. Tujuan kegiatan ini adalah merangkaikan fakta-fakta menjadi kisah sejarah dari bahan sumber-sumber yang belum merupakan kisah sejarah. 4. Historiografi Tahap terakhir atau tahap keempat adalah Historiografi yang merupakan bentuk tulisan baru berdasarkan bukti-bukti yang telah diuji. Sumber-sumber bahan dokuman dan studi kepustakaan, selanjutnya dianalisis, diinterpretasikan dan ditafsirkan isinya. Data-data yang telah dikaji kebenarannya itu merupakan fakta-fakta yang dirangkai menjadi kisah sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 13 Nasution, Metode Reseach Penelitian Ilmiah, (Bandung: Jemaars, 1982), hlm. 10.

12 12 G. SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan skripsi ini mengkaji mengenai Aktivitas Gerakan Pramuka di Jakarta tahun yang terdiri dari lima bab, yaitu : Bab I merupakan bagian pokok dari skripsi ini karena memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan. Bab II menguraikan mengenai bagaimana proses perubahan nama Gerakan Pandu menjadi Gerakan Pramuka. Pada bab ini akan dijelaskan secara rinci sejarah perubahan nama dan siapa saja yang terlibat dalam perubahan nama Pandu menjadi Pramuka. Bab III membahas mengenai bagaiamana perkembangan Gerakan Pramuka di Jakarta tahun Bab ini akan berisi tentang aktivitas-aktivitas atau program kerja yang dimiliki Gerakan Pramuka Jakarta. Bab IV menjelaskan peran Gerakan Pramuka bagi para pemuda dan masyarakat di Jakarta tahun Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dampak yang dirasakan para pemuda dan masyarakat Jakarta dengan adanya Gerakan Pramuka dalam bidang pendidikan dan sosial. Bab V atau bab penutup berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari pokok-pokok permasalahan yang dirumuskan di dalam Bab I.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121). III. METODE PENELITIAN Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut winarno Surahkmad, metode adalah cara utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya gerakan kepanduan dunia dipelopori oleh Robert Stephenson Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia (22 Februari 1857-8

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa 21 A. Metode yang digunakan Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan maka untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data relevansinya dengan tujuan yang akan dicapai. Pada penelitian ini penulis

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya

III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya 21 III METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan berdasarkan kebenaran

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena 21 A. Metode yang digunakan Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan maka untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data relevansinya dengan tujuan yang akan dicapai. Pada penelitian ini penulis

Lebih terperinci

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti 25 III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian A.1 Metode yang digunakan Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti hendaknya, menentukan metode penelitian apakah yang akan dipakai

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan 25 III. METODE PENELITIAN Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau yang sering disebut dengan metode. Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, maka langkah-langkah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena 17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan 18 III METODE PENELITIAN 1. Metode yang digunakan Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan suatu pengetahuan dan serta untuk menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi.

METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengertian Metodologi Dalam melakukan suatu penelitian, dapat digunakan berbagai macam metode, dimana metode tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian 14 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu suatu cara atau metode yang dimaksudkan dan terdapat dalam suatu ilmu

III. METODE PENELITIAN. yaitu suatu cara atau metode yang dimaksudkan dan terdapat dalam suatu ilmu III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik maka perlu adanya metode ilmiah, yaitu suatu cara atau metode yang dimaksudkan dan terdapat dalam suatu ilmu yang disebut

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti I. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Penggunaan metode dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang penting, hal ini dikarenakan metode merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema BAB III METODOLOGI A. Bentuk dan Strategi Penelitian Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Louis Gottschalk, 1986: 32). Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir prestasi sepakbola di Sumatera Utara semakin menurun. Terakhir kali klub sepakbola Sumatera Utara menjuarai Liga Perserikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbentuknya sebuah desa tidak dapat dipisahkan dari manusia. Faktor utama terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh para generasi muda bangsa ini. Karena generasi muda Indonesia merupakan faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang 14 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu masalah yang turut menentukan suatu penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian yang berjudul peran liga demokrasi dalam demokrasi terpimpin, menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah 21 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, karena penelitian yang mengambil obyek masa lampau pada umumnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai

III. METODE PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai III. METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan di Indonesia, peran pemuda tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini dapat kita ketahui dari sejak masa lahirnya Budi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang 16 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur sebuah keberhasilan dalam suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode adalah cara atau jalan yang digunaan peneliti untuk menyelesaikan suatu masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kenyataan sejarah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kenyataan sejarah menunjukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu permasalahan di dalam suatu kegiatan penelitian. Metode yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia telah memasuki usia 71 tahun. Pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia telah memasuki usia 71 tahun. Pencapaian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia telah memasuki usia 71 tahun. Pencapaian kemerdekaan memerlukan perjuangan yang sangat gigih dari para pahlawan yang ditandai dengan Proklamasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketegangan politik terjadi di India menjelang kemerdekaanya dari Inggris dalam periode 1935-, yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik komunal antara dua golongan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pemecahannya. Apabila digunakan suatu metode untuk menyelesaikannya.

METODE PENELITIAN. pemecahannya. Apabila digunakan suatu metode untuk menyelesaikannya. 15 III. METODE PENELITIAN A. Metode yang Digunakan Suatu permasalahan atau masalah dapat dengan mudah diselesaikan atau dicari jalan pemecahannya. Apabila digunakan suatu metode untuk menyelesaikannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebudayaan yang beranekaragam. Kesenian adalah salah satu penyangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebudayaan yang beranekaragam. Kesenian adalah salah satu penyangga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dimana sebuah negara yang terdiri atas berbagai macam suku dan budaya. Indonesia memiliki kebudayaan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN 3.1 Desain/Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali peristiwa yang terjadi di masa lalu, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa Kota Ambarawa merupakan kota yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kecamatan ini luasnya mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada 20 Agustus tahun 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W.Baron Van Imhoff mendirikan Kantor Pos dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN 22 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian A.1 Metode yang digunakan Sebelum membuat suatu penulisan penelitian hendaknya sebagai peneliti menentukan metode penelitian apakah yang akan dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun secara lambat. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya faktor yang menunjang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran Gerakan Pramuka Dunia dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan William Alexander

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu.

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu. III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu permasalahan di dalam suatu penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Soekanto, 2003: 243). Peranan merupakan aspek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Oleh: Didin Saripudin Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Konsep IPS-Sejarah dalam Memaknai Zaman Pergerakan Nasional di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan 13 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan berusaha mencari gambaran menyeluruh tentang data, fakta dan peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana metode tersebut merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. sistematis, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan suatu

METODE PENELITIAN. sistematis, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan suatu 19 III. METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu cara yang sangat penting dalam suatu penelitian karena metode dapat memecahkan suatu masalah dalam penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi pemaparan mengenai metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Pengaruh Pemikiran Harun Nasution Mengenai Islam Rasional Terhadap Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan masih sangat buruk. Proses pergantian pemerintahan dari kolonial ke republik menimbulkan gejolak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM.

PEDOMAN PRAKTIKUM. PEDOMAN PRAKTIKUM 1 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH Oleh : SUPARDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD Grabag pada era reformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. 1 Yang direkonstruksi ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Kenyataan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang 168 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam bab sebelumnya. Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga kemahasiswaan tingkat universitas pertama kali dikenalkan sekitar 1952 pada jamannya Kusnadi Hardjosoemantri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sesuai dengan data-data empirik serta fakta-fakta yang terjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sesuai dengan data-data empirik serta fakta-fakta yang terjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang karakteristik objek penelitian

Lebih terperinci

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABUS Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni media rekam atau film merupakan cabang kesenian yang bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni media rekam atau film merupakan cabang kesenian yang bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni media rekam atau film merupakan cabang kesenian yang bentuk akhirnya dicapai setelah lebih dahulu mengalami proses perekaman. Adapun perekaman gambar mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada tanggal 16 September 1975. Sebelumnya negara ini berada di bawah mandat teritori Australia

Lebih terperinci

Sejarah Gerakan Pramuka

Sejarah Gerakan Pramuka Sejarah Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3 1. Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang rasional sehingga memiliki sebuah metode ilmiah. Berikut ini merupakan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN)

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) 2.1 Sejarah Organisasi Scouting yang di Indonesia dikenal dengan istilah Kepramukaan, dikembangkan oleh Lord Baden Powell sebagai cara membina kaum muda di Inggris yang

Lebih terperinci

Mengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta

Mengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta Mengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta Diantara banyak peninggalan bangunan bersejarah di Kota Yogyakarta adalah museum. Sebenarnya di Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dimulai Sejak hari

BAB I PENDAHULUAN. dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dimulai Sejak hari BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dimulai Sejak hari Kebangkitan Nasional tanggal

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. atau tujuan pemecahan masalah (P. Joko Subagyo, S.H 2006 : 1).

METODE PENELITIAN. atau tujuan pemecahan masalah (P. Joko Subagyo, S.H 2006 : 1). 17 III. METODE PENELITIAN Metode dalam sebuah penelitian merupakan langkah penting karena metode dapat menentukan berhasil atau tidaknya sebuah penelitian. Metode berasal dari bahasa Yunani methodos berarti

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian penggunaan metode sangatlah penting untuk memecahkan suatu

II. METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian penggunaan metode sangatlah penting untuk memecahkan suatu II. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Dalam sebuah penelitian penggunaan metode sangatlah penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE

KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE BAB I PENDAHULUAN Dalam bab Pendahuluan ini penulis akan menguraikan secara garis besar mengapa judul KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959 ini menarik dan perlu untuk diangkat serta dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Scouting adalah istilah lain dari Pramuka yang dipakai oleh beberapa negara, istilah Pramuka hanya dipakai di Indonesia saja. Scout atau Pramuka adalah organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah dinamisasi terutama setelah semakin banyaknya pergolakan pemikiran yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan

Lebih terperinci