PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN SERTA ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN TERHADAP TAHU DJADI SARI DI KOTA BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN SERTA ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN TERHADAP TAHU DJADI SARI DI KOTA BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI"

Transkripsi

1 PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN SERTA ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN TERHADAP TAHU DJADI SARI DI KOTA BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI DEDY ISKANDAR MANURUNG H DEPATEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2 RINGKASAN DEDY ISKANDAR MANURUNG. Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen serta Alternatif Bauran Pemasaran terhadap Tahu Djadi Sari di Kota Bogor Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manejemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RATNA WINANDI). Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Salah satu yang berpotensi untuk memberikan protein tersebut adalah kedelai. Kedelai mengandung serat yang berguna untuk meredakan gangguan usus dan meningkatkan metabolisme lemak. Kedelai juga mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai protein susu skim kering. Wilayah Jawa Barat memiliki produktivitas kedelai yang tinggi karena jumlah produktivitasnya lebih tinggi dari produktivitas nasional setiap tahunnya mulai dari tahun 2007 sampai tahun Berdasarkan data konsumsi (BPS Pusat tahun ) bahwa rata-rata konsumsi perkapita kacang kedelai mencapai 0,001 Kg per minggu. Dengan adanya produk turunan kedelai membuat konsumsi masyarakat terhadap kedelai meningkat. Dari beberapa produk turunan kedelai, jumlah rata-rata konsumsi per kapita per minggu tahu nasional mencapai jumlah tertinggi setiap tahunnya. Tahu adalah jenis produk yang cepat basi, sehingga sekarang banyak produsen yang menggunakan pengawet dan bahan berbahaya lainnya seperti formalin dan boraks sehingga tahu bertahan lebih lama. Namun, penggunaan bahan tersebut akan merusak kesehatan. Berbagai produsen tahu berusaha menjual tahu dengan berbagai kelebihan, tahu Djadi Sari yang didirikan pada bulan Februari 2011 memiliki kualitas yang hampir sama dengan tahu Yun Yi dan Sutra. Dilihat dari harga, tahu Djadi Sari menawarkan harga sebesar Rp 450,- sampai Rp ,- per potong tahu. Hal ini membuat tahu Djadi Sari dapat menjangkau pasar sampai sekitar Jawa Barat dan Jakarta. Perusahaan Djadi Sari dapat menjual tahu cetak dan tahu PK dengan ratarata penjualan tahu berkisar tahu untuk tahu PK dan tahu cetak tahu per hari.perusahaan menetapkan retur (tahu yang tidak terjual) sebesar 10%. Tetapi, tahu Cetak yang tidak terjual 15,21% dan tahu PK yang tidak terjual sebesar 16,27%. Tenaga kerja di bidang pemasarannya juga belum terkoordinasi dengan baik, promosi yang dilakukan masih dari mulut ke mulut dan menggunakan brosur. Sehingga masih banyak konsumen yang belum mengetahui keberadaan tahu Djadi Sari ini. Penelitian ini dilaksanankan di perusahaan tahu Djadi Sari Kayumanis, Bogor Jawa Barat. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Mei. Responden yang digunakan adalah konsumen Tahu Djadi Sari. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk proses keputusan pembelian konsumen, serta kepuasan konsumen menggunakan analisis Importance Performance Analysis(IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Mayoritas konsumen tahu berusia lebih dari 50 tahun. Tahu Djadi Sari memiliki harga cukup mahal bila dibandingkan dengan tahu yang lain namun konsumen tetap mengonsumsi tahu Djadi Sari. Hal ini dikarenakan pendidikan konsumen yaitu mayoitas sarjana dan diploma yang sangat berpengaruh besar 2

3 terhadap pembeliannya. Berdasarkan pendapatan rumah tangga, konsumen tahu Djadi Sari paling banyak adalah konsumen dengan pendapatan > Rp ,00. Pendapatan konsumen ini juga dapat dikaitkan dengan pekerjaan konsumen yang pada umumnya adalah pegawai swata. Pada umumnya konsumen tahu Djadi Sari ingin membeli tahu dikarenakan untuk pemenuhan gizi dan juga karena kebiasaan sejak dahulu. Kebanyakan konsumen mengonsumsi tahu dengan tujuan untuk menggantikan konsumsi protein hewani. Konsumen Djadi Sari mengonsumsi tahu berkisar 3-5 kali dalam seminggu. Sumber informasi tahu Djadi Sari bagi konsumen biasanya berasal dari pedagang dan keluarga atau teman. Bentuk informasi yang dianggap paling menarik bagi konsumen adalah promosi langsung melalui pedagang. Berdasarkan informasi, pada umumnya yang menjadi bahan perhatian dan pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian tahu Djadi Sari adalah variabel rasa. Tahu merek lain yang paling sering dibeli oleh konsumen adalah tahu Yun Yi. Kebanyakan konsumen dalam pembelian tahu Djadi Sari biasanya berperan sebagai pemilik ide, pihak yang memutuskan, pembeli (tidak untuk diri sendiri) dan pengonsumsi. Konsumen memebeli tahu Djadi sari dapat melalui pedagang, langsung ke pabrik atau restoran. Konsumen paling banyak membeli tahu PK yaitu ada 66 persen. Konsumen mengatakan bahwa tahu PK lebih lembut dari pada tahu cetak. Bedasarkan ketersediaan untuk membeli kembali sebanyak 100 persen konsumen bersedia untuk membeli kembali. Berdasarkan analisis Importance Performance Analysis (IPA) atribut yang berada di kuadran I adalah harga, warna, label halal, Izin BPOM dan Tanggal Kadarluarsa. Atribut yang berada kuadran II adalah rasa dan pelayanan dan pada kuadran III yaitu bentuk, volume, kemasan, merek dan iklan atau promosi. Serta tidak ada atribut yang berada pada kuaran IV. Nilai Customer satisfaction Index (CSI) yang diperoleh adalah 75,28 persen yang menyatakan bahwa konsumen puas. Namun ketidakpuasan konsumen dikarenakan adanya kekurangan yang dirasakan konsumen seperti harga yang masih tidak sesuai bagi konsumen, rasa yang tidak stabil, warna yang tidak merata, dan belum tersedianya izin BPOM dan tanggal kadadarluarsa. Berdasarkan bauran pemasaran maka saran yang dianjurkan adalah meningkatkan kualitas rasa dan warna produk saat mengolah tahu serta mencantumkan izin BPOM, label halal dan tanggal kadarluarsa. Sehingga dapat meningkatkan penjualan, mempertahankan kepuasan konsumen dan saat harga meningkat, kepuasan konsumen tidak terlalu menurun. 3

4 Judul Skripsi Nama NIM : Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen serta Alternatif Bauran Pemasaran terhadap Tahu Djadi Sari di Kota Bogor Jawa Barat. : Dedy Iskandar Manurung : H Disetujui, Pembimbing Dr. Ir. Ratna Winandi, MS NIP Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus : 4

5 PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN SERTA ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN TERHADAP TAHU DJADI SARI DI KOTA BOGOR JAWA BARAT DEDY ISKANDAR MANURUNG H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPATEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen serta Alternatif Bauran Pemasaran terhadap Tahu Djadi Sari di Kota Bogor Jawa Barat adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Juli 2012 Dedy Iskandar Manurung H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Silaumerawan Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada tanggal 5 Desember Penulis adalah anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Bapak T. Manurung dan Ibu N. Marbun. Penulis memulai sekolah di SD N Silaumerawan pada tahun 1996 dan lulus SD pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah menengah pertama di SMP N 2 Dolok Masihul pada tahun 2002 dan selesai pada tahun Selanjutnya pada tahun yang sama penulis menempuh sekolah menengah atas di SMA N 2 Tebing Tinggi dan diselesaikan pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi dan diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun Penulis diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dengan sistem mayor minor. Selama mengikuti pendidikan di IPB, penulis aktif diberbagai kepanitianaan dan organisasi dikampus seperti PMK, Agriaswara, dan lainnya. Penulis juga mendapat beasiswa, mengikuti PKM dan perlombaan. 7

8 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen serta Alternatif Bauran Pemasaran terhadap Tahu Djadi Sari di Kota Bogor Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan menganalisis proses keputusan pembelian dan tingkat kepuasan konsumen terhadap Tahu Djadi Sari di Kota Bogor, Jawa Barat serta merumuskan strategi pemasaran yang sesuai bagi perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan, berdasarkan identifikasi karakteristik umum konsumen dan analisis proses keputusan pembelian dan kepuasan konsumen. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Namun demikian, penulis berharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Juli 2012 Dedy Iskandar Manurung 8

9 UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa terima kasih, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Tuhan yang Maha Esa atas kasih dan karunia yang telah diberikan. 2. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini. 3. Anita Primaswari Widhiani, SP. MSi selaku dosen penguji utama yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 4. Etriya, SP. MM selaku dosen penguji dari wakil Departemen Agribisnis atas segala kritik dan saran yang telah diberikan. 5. Orangtua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik. 6. Pihak Tahu Djadi Sari Kota Bogor, Jawa Barat atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan. 7. Anisa Kusuma selaku pembahas seminar yang telah meluangkan waktu serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 8. Sahabat-sahabat yang selalu membantu dan mendukung, Pulung, Ayuning, Arfin, Desy, Helma, Ismail. Serta teman-teman seperjuangan dan temanteman Agribisnis 45 atas doa, semangat dan sharing selama perkuliahan hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya. Bogor, Juli 2012 Dedy Iskandar Manurung 9

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Tahu dan Sejarah Tahu Cara Pembuatan Tahu Perilaku Merek Penelitian Terdahulu yang Relevan III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Perilaku Konsumen Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Atribut Produk Kepuasan Konsumen Pemasaran dan Bauran Pemasaran Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penentuan Responden Jenis dan Sumber Data Identifikasi Atribut Produk Tahu Djadi Sari Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data Analisis Deskriptif Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji Validitas Uji Reliabilitas Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index Importance Performance Analysis (IPA) i iii v vi i

11 Customer Satisfaction Index (CSI) Defenisi Operasional V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tahu Djadi Sari Struktur Organisasi Perusahaan Bauran Pemasaran Produk (Product) Harga (Price) Promosi (Promotion) Tempat (Place) VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Umum Konsumen Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputuan Pembelian Hasil Pembelian Analisis Kepuasan Konsumen Importance and Performance Analysis (IPA) Analisis Customer Satisfaction Index (CSI) Implikasi Bauran Pemasaran VII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ii

12 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Produktivitas dan Produksi Tanaman Kedelai Berdasarkan Luas Panen di Indonesia Tahun Produktivitas dan Produksi Tanaman Kedelai Berdasarkan Luas Panen di Provinsi Jawa Barat Tahun Tingkat Kebutuhan Kacang Kedelai Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia (KOPTI) Tahun Rata-rata Konsumsi Kacang Kedelai dan Turunannya per Kapita per Minggu di Indonesia Tahun Penjualan Tahu PK Djadi Sari 1 Januari 19 Januari 2012 Bogor, Jawa Barat Penjualan Tahu Cetak Djadi Sari 1 Januari 19 Januari 2012 Bogor, Jawa Barat Skor Penilaian Tingkat kinerja dan Kepentingan Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index Karakteristik Umum Konsumen Tahu Djadi Sari Pengenalan Kebutuhan Konsumen Tahu Djadi Sari Pencarian Informasi Tahu Djadi Sari Sebaran Tingkat Informasi yang menjadi Perhatian dan Pertimbangan Konsumen Tahu Djadi Sari Sebaran Konsumen Berdasarkan Produk Tahu Merek Lain yang Sering Dibeli dan Dikonsumsi Keputusan Pembelian Konsumen Tahu Djadi Sari Sebebaran Konsumen Berdasarkan Manfaat dan Perasaan Konsumen Tahu Djadi Sari Kekurangan Tahu Djadi Sari Menurut Konsumen Rekap Hasil Olahan Data Sebaran Kuesioner Konsumen Tahu Djadi Sari iii

13 18. Nilai Rata-rata Atribut Tahu Djadi Sari Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) iv

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian Bagan Alur Kerangka Pemikiran Operasional Diagram Importance and Performance Analysis Gambar struktur organisasi Tahu Djadi Sari tahun Diagram Kartesius Importance and Performance Analysis (IPA) Tahu Djadi Sari v

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Kuisioner Responden Uji Reliabilitas dan Validitas Tabel Tabulasi Silang Data Penelitian vi

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong dan lainnya. Salah satu yang berpotensi untuk memberikan protein tersebut adalah kedelai. Kedelai sudah lama dikenal di Indonesia dan begitu banyak manfaat dari kedelai yang dapat di peroleh. Kedelai mengandung protein (Glysinin 80%) yang berguna untuk mengurangi kolesterol dan menghambat tekanan darah tinggi dan antioksidan. Kedelai mengandung serat yang berguna untuk meredakan gangguan usus dan meningkatkan metabolisme lemak. Dalam 100 gram kedelai mengandung 34,9 persen protein. Bila dibandingkan dengan daging, jagung, telur ayam, dan ikan segar, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai protein susu skim kering Cahyadi (2009). Tabel 1. Produktivitas dan Produksi Tanaman Kedelai Berdasakan Luas Panen di Indonesia Tahun Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ku/Ha) , , , , ,78 Sumber : BPS, 2011 dalam Januari 2012] Produktivitas dan produksi kedelai masih rendah sehinga tidak cukup untuk menutupi jumlah konsumsi kedelai. Data konsumsi dapat dilihat dari permintaan kedelai Koperasi Tempe Tahu Indonesia (KOPTI), yaitu rata-rata kebutuhan konsumsi kedelai dalam negeri sebanyak 1,8 juta ton. Produksi kedelai nasional dari tahun 2007 sampai 2011 mengalami peningkatan tertinggi pada 1

17 tahun 2009 yaitu ton. Pada tahun 2011 terjadi penurunan menjadi ton sehingga tidak bisa mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kedelai nasional. Produktivitas kedelai nasional mulai dari tahun 2007 sampai 2011 selalu mengalami kenaikan yaitu 12,91 Ku/Ha sampai 13,78 Ku/Ha. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas kedelai nasional baik karena selalu mengalami peningkatan walau terjadinya penurunan luas panen. Data produktivitas dan produksi tanaman kedelai nasional dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 2. Produktivitas dan Produksi Tanaman Kedelai Berdasarkan Luas Panen di Provinsi Jawa Barat Tahun Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ku/Ha) , , , , ,75 Sumber : BPS Jawa Barat 2011 dalam Januari 2012] Wilayah Jawa Barat memiliki produktivitas kedelai yang tinggi karena jumlah produktivitasnya lebih tinggi dari produktivitas nasional setiap tahunnya mulai dari tahun 2007 sampai tahun Produktivitas terendah terdapat pada tahun 2008 yaitu 13,83 Ku/Ha dan yang tertinggi terdapat pada tahun 2011 yaitu sebesar 15,75 Ku/Ha. Hal ini menunjukkan bahwa adanya potensi yang besar bagi wilayah Jawa Barat khususnya kota Bogor untuk mengusahakan produk yang berbahan kedelai. Selain itu produksi kedelai provinsi Jawa Barat juga tinggi terutama pada tahun 2011 yaitu sebesar ton. Pada tahun 2010 produksi menurun menjadi ton yang diakibatkan oleh menurunnya luas panen namun pada tahun 2011 luas panen meningkat menjadi Ha. Luas panen pada tahun 2011 masih lebih kecil dari tahun 2009 yaitu Ha namun produksinya lebih tinggi. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa produksi kedelai provinsi Jawa Barat semakin berkembang dengan baik. Data produktivitas dan produksi dapat dilihat pada Tabel 2. 2

18 Tabel 3. Tingkat Kebutuhan Kacang Kedelai Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia (KOPTI) Tahun Tahun Konsumsi Kedelai (Ton) Sumber : Koperasi Tempe Tahu Indonesia (KOPTI) Kabupaten Bogor Data tingkat kebutuhan kacang kedelai gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia (KOPTI) menunjukkan bahwa kebutuhan dari kacang kedelai setiap tahunnya meningkat. Mulai dari tahun 2008 yaitu sebesar Ton sampai tahun 2011 mencapai Ton kedelai. Hal ini berarti kedelai semakin dibutuhkan untuk konsumsi masyarakat Indonesia. Peningkatan kebutuhan kacang kedelai KOPTI dikarenakan adanya pertumbuhan penduduk yang meningkat serta anggota KOPTI yang semakin bertambah. Sehingga semakin tahun kebutuhan kacang kedelai KOPTI semakin meningkat untuk memproduksi bahan pangan yang berbahan dasar kedelai. Tabel 4. Rata-rata Konsumsi Kacang kedelai dan Turunannya per Kapita per Minggu di Indonesia pada Tahun Produk Rata-Rata (Kg) Kacang Kedelai 0,001 0,001 0,001 0,001 Tahu 0,162 0,160 0,134 0,164 Tempe 0,156 0,152 0,133 0,155 Tauco 0,006 0,004 0,004 0,006 Oncom 0,023 0,012 0,009 0,004 Sumber : BPS Pusat[3 Februari 2012] Berdasarkan data konsumsi (BPS Pusat tahun ) bahwa rata-rata konsumsi perkapita kacang kedelai mencapai 0,001 Kg per minggu. Kedelai 3

19 biasanya dikonsumsi setelah diproses lebih lanjut, yaitu mejadi tahu, tempe, tauco, oncom, dan lainnya. Dengan adanya produk turunan kedelai membuat konsumsi masyarakat terhadap kedelai meningkat. Dari beberapa produk turunan kedelai, jumlah rata-rata konsumsi perkapita per minggu tahu nasional mencapai jumlah tertinggi setiap tahunnya. Artinya bahwa minat masyarakat terhadap tahu lebih besar dari pada produk turunan kedelai yang lainnya. Namun berdasarkan data, konsumsi tahu dan tempe relatif sama yang berarti minat masyarakat terhadap tempe juga besar. Data Rata-rata Konsumsi Perkapita Seminggu dapat dilihat pada Tabel 4. Tahu dapat dimakan sendiri atau dicampur dengan lauk dan sayur. Sikap konsumen yang berbeda membuat cara konsumen dalam membeli produk tahu berbeda. Selain untuk kesehatan, tahu juga bermanfaat dalam bidang ekonomi nasional. Sehingga penting untuk menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian konsumen terhadap tahu. Bila dibandingkan dengan tempe, biaya bahan baku kedelai dalam pembuatan tahu 77% lebih kecil dari pada biaya pembuatan tempe serta pembuatan tahu yang lebih mudah (Arliana 2002). Tingkat konsumsi kedelai yang meningkat dengan diolah menjadi tahu dan adanya data produktivitas yang menyatakan bahwa Provinsi Jawa Barat potensial untuk menanam kedelai akan membuat perusahan semakin maju dan berkembang. Provinsi Jawa Barat memiliki banyak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bahkan pada tahun 2008 terdapat unit UMKM yang ada di provinsi Jawa Barat. UMKM pada tahun 2008 juga mampu menyerap orang tenaga kerja yang berarti bahwa perkembangan UMKM sangat membantu provinsi Jawa Barat (sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat, 2010). Sehingga pada Tahun 2010, pemerintah Jawa Barat meningkatkan berbagai fasilitas untuk UMKM seperti bantuan untuk UMKM yang mencapai Rp 7,5 juta sampai Rp 15 Juta untuk usaha mikro dan adanya penerapapan sistem belanja online atau e-commerce yang dapat membantu UMKM dalam mempromosikan produknya melalui internet dan meningkatkan transaksi perdagangan. Hal ini sangat membantu berbagai perusahaan untuk bagi perusahaan untuk dapat berkembang dan maju seperti halnya perusahaan tahu. 4

20 Konsumen sangat menginginkan produk yang sehat dan terjangkau terutama semakin berkembangnya zaman konsumen juga semakin kritis terhadap suatu produk. Tahu adalah jenis produk yang cepat basi atau tidak dapat digunakan sehingga sekarang banyak produsen yang menggunakan pengawet dan bahan berbahaya lainnya seperti formalin dan boraks sehingga tahu bertahan lebih lama. Namun, penggunaan bahan tersebut akan merusak kesehatan. Berbagai produsen tahu berusaha menjual tahu dengan berbagai kelebihan yaitu tahu mahal tetapi berkualitas dan sehat seperti tahu Yun Yi berkisar antara Rp 1.400,00 sampai Rp 1.700,00 per potong tahu, dan tahu Sutra sebesar Rp 3.000,00 per potong tahu dengan ukuran tahu dua kali lipat dari tahu Yun Yi. Ada juga produsen yang menjual tahu dengan kelebihan harga yang muah yaitu tahu di pasar atau tahu di gerobak berkisar antara Rp 200,00 sampai Rp 500,00 per potong tahu namun kualitas yang masih belum terjamin. Hal ini membuat konsumen yang peduli akan kesehatan dan memiliki kemampuan untuk membeli mencari tahu yang berkualitas dan sehat tetapi terjangkau. Tahu Djadi Sari masih baru berdiri yaitu didirikan pada bulan Februari 2011 tetapi kualitas yang dimilikinya hampir sama dengan tahu Yun Yi dan Sutra dan bila dilihat dari harga, tahu Djadi Sari menawarkan harga sebesar Rp 450,00 sampai Rp ,00 per potong tahu. Hal ini membuat tahu Djadi Sari dapat menjangkau pasar sampai sekitar Jawa Barat dan Jakarta. Tingkat konsumsi terhadap tahu yang paling besar bila dibandingkan dengan konsumsi kedelai yang lainnya, adanya dukungan dari pemerintah serta kelebihan dari tahu Djadi Sari seharusnya membuat perusahaan ini dapat semakin berkembang dan maju. Analisis proses keputusan pembelian dan kepuasan konsumen terhadap tahu Djadi Sari akan membantu perusahaan untuk mengetahui faktor faktor yang membuat konsumen membeli tahu tersebut. Selain itu juga dapat mengetahui kepuasan kosumen terhadap perusahaan baik dari segi kinerja maupun produk yang dihasilkan. Sehingga dari analisis ini akan diperoleh strategi dan bauran pemasaran yang tepat dilakukan perusahaan untuk dapat berkembang. 5

21 1.2 Perumusan Masalah Perusahaan Djadi Sari ini berdiri pada bulan Febuari 2011 dan pasarnya berada pada kawasan Jawa Barat dan Jakarta. Konsumen yang dituju adalah kalangan menengah ke atas karena harga tahu yang dijual berkisar Rp 450,00 sampai Rp 1.300,00 per potong tahu. Hal ini dilihat dilihat dari tujuan pasar yaitu perumahan dan perusahaan juga mengatakan bahwa tahu Djadi Sari ini tidak dijual ke pasar tradisional. Bila dibandingkan dengan harga tahu yang lainnya, tahu di pasar atau tahu di gerobak berkisar antara Rp 200,00 sampai Rp 500,00 per potong tahu, tahu Yun Yi berkisar antara Rp 1.400,00 sampai Rp 1.700,00 per potong tahu, dan tahu Sutra sebesar Rp 3.000,00 per potong tahu dengan ukuran tahu dua kali lipat dari tahu PK Djadi Sari. Harga tahu tersebut dipengaruhi oleh harga bahan baku yang mahal karena menggunakan kedelai impor. Tahu yang diproduksi hanya bertahan sekitar 3 hari dalam pendingin. Bila diletakkan diluar, tahu tidak bertahan selama 1 hari karena tahu ini dibuat tanpa bahan pengawet. Selain sehat, tahu Djadi sari ini juga bersih karena pabrik selalu dibersihkan dan bahan baku sendiri berasal dari impor dimana menurut pemilik Djadi Sari bahwa kebersihan dan kualitas kedelai impor lebih baik dari pada kedelai lokal. Dan hal inilah yang membuat konsumen ingin membeli tahu dari perusahan Djadi Sari. Tahu yang dijual ada dua jenis yaitu tahu PK (tahu Putih Kuning) dan tahu Cetak. Tahu PK (tahu Putih Kuning) memiliki harga yang lebih mahal yaitu sekitar Rp 800,00 karena pencetakannya yang lebih rumit, bentuk yang lebih bagus dan lebih besar. Harga tahu cetak berkisar Rp 450,00 per potong tahu karena tahu cetak lebih mudah untuk dicetak dan bentuknya lebih kecil. Perusahaan Djadi Sari sudah mendapat sertifikat dari Dinas Kesehatan kota Bogor Jawa Barat dan masih dalam proses untuk BPOM ( Badan Pengawas Obat dan Makanan). Perusahaan Djadi Sari dapat menjual tahu cetak dan tahu PK dengan ratarata penjualan tahu berkisar tahu untuk tahu PK dan tahu cetak tahu per hari. Perusahaan menetapkan retur (tahu yang tidak terjual) sebesar 10%. Tetapi, berdasarkan tabel 5 dan 6, tahu Cetak yang tidak terjual 15,21% dan tahu PK yang tidak terjual sebesar 16,27%. Hal ini menunjukkan bahwa pemasaran perusahaan Djadi Sari masih kurang baik dan melihat pangsa pasar yang masih disekitar Jawa Barat dan Jakarta seperti Cakung, Cikokol, Puncak, Cafe Gumati, 6

22 Restoran Karimata, Restoran Jago Rasa, Kemanggisan, warga sekitar perusahaan dan lainnya. Tenaga kerja di bidang pemasarannya juga belum terkoordinasi dengan baik, promosi yang dilakukan masih dari mulut ke mulut dan menggunakan brosur. Sehingga masih banyak konsumen yang belum mengetahui keberadaan tahu Djadi Sari ini. Tabel 5. Penjualan Tahu PK Djadi Sari 1 Januari 19 Januari 2012 Bogor, Jawa Barat. TGL PRODUKSI TERJUAL TIDAK TERJUAL NILAI (Rp) TOTAL Restoran Total Keseluruhan Rata-rata per hari 3.246, ,68 528, ,37 Persentase 100% 83,73% 16,27% - Sumber : Djadi Sari 2012 Tahu dijual oleh pemasar atau armada sales dengan harga pabrik yaitu Rp 800,00 per potong tahu PK dan Rp 450,00 per potong tahu Cetak. Sedangkan untuk restoran, perusahaan Djadi Sari menetapkan harga untuk tahu PK berkisar Rp 1.000,00 per potong tahu dan tahu Cetak berkisar Rp 700,00 per potong tahu. Di setiap penjualan tahu, perusahaan menerima tahu yang tidak habis terjual dari para armada sales yaitu sekitar 529 potong tahu PK per hari dan 427 potong tahu Cetak per hari. Data penjualan dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tahu yang 7

23 tidak terjual tersebut berfluktuasi setiap hari dengan jumlah yang cukup besar. Hal ini disebabkan oleh banyaknya produsen tahu sehingga konsumen memiliki banyak pilihan dalam menentukan pembelian terhadap tahu. Selain itu karakteristik produk yang berbeda membuat perusahaan harus lebih mengembangkan atribut produknya. Hal ini juga menjadi permasalah perusahaan Djadi Sari dalam menciptakan kepuasan bagi konsumen akhir yang membeli tahu Djadi Sari untuk dikonsumsi, sehingga setiap hari perusahaan harus menerima tahu yang tidak terjual. Perlu dilakukan upaya pemasaran yang dapat meningkatkan atribut produk yang diinginkan konsumen seperti bentuk, kualitas, kuantitas, kemasan, rasa, harga, promosi dan lainnya. Tabel 6. Penjualan Tahu Cetak Djadi Sari 1 Januari 19 Januari 2012 Bogor, Jawa Barat. TGL PRODUKSI TERJUAL TIDAK TERJUAL NILAI (Rp) TOTAL Restoran Total Keseluruhan Rata-rata per Hari 2.801, ,00 426, ,42 Persentase 100% 84,79% 15,21% - Sumber : Djadi Sari

24 Tahu yang dijual biasanya melalui agen pemasaran (armada sales) yaitu sebanyak 30 orang dan ada juga yang langsung ke restoran, atau Cafe. Perusahaan menjual tahu dengan cara dipesan atau dibeli langsung. Dalam penjualannya, tahu ini bisa dikembalikan lagi oleh agen pemasaran bila tidak habis terjual. Berdasarkan kondisi dan permasalahan perusahaan Djadi Sari maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana karakteristik umum konsumen tahu Djadi Sari? 2. Bagaimana proses keputusan pembelian konsumen terhadap produk tahu Djadi sari? 3. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen serta alternatif bauran pemasaran yang tepat bagi perusahaan Djadi Sari sehingga penjualan meningkat? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen 2. Menganalisis proses keputusan pembelian konsumen terhadap produk tahu Djadi Sari 3. Menganalisis kepuasan konsumen serta merumuskan alternatif bauran pemasaran yang dapat direkomendasikan kepada perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan, berdasarkan identifikasi karakteristik umum konsumen dan analisis proses keputusan pembelian dan kepuasan konsumen. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi bagi: 1. Perusahaan tahu Djadi Sari bermanfaat sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam rencana pengembangan usaha serta rekomendasi strategi yang dihasilkan. 2. Peneliti bermanfaat dalam penerapan pengetahuan yang diperoleh, menambah wawasan dan melatih diri dalam kemampuan analisis tentang perilaku konsumen. 9

25 3. Pihak lainnya bermanfaat sebagai bahan masukan dan informasi dalam menganalisis perilaku konsumen dan menambah wawasan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini yaitu meneliti perilaku konsumen perusahaan Djadi Sari dan produk yang diteliti hanya tahu. Penelitian ini menganalisis konsumen Tahu Djadi Sari dengan menganalisis proses pembelian konsumen dan tingkat kepuasan konsumen tahu. Pengambilan responden dilakukan hanya pada konsumen tahu Djadi Sari dan penelitian ini hanya berlaku untuk kasus pada tahu Djadi Sari. 10

26 2.1 Defenisi Tahu dan Sejarah Tahu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tahu merupakan makanan berbahan dasar kedelai yang diperoleh dari hasil penyaring kedelai dan digiling dengan penambahan air menjadi gumpalan protein kedelai. Tahu juga merupakan makanan yang dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam makanan seperti menjadi lauk, cemilan atau pun sayur. Pengumpalan protein terjadi karena adanya pemberian cairan biang atau garamgaram kalsium seperti kalsium sulfat yang dikenal dengan nama batu tahu, batu coko atau sioko. Pembuatan tahu ini menghasilkan produk sampingan seperti kulit kedelai, ampas tahu, sari kedelai (susu kedelai) dan kembang tahu. Kata tahu berasal dari bahasa Cina yaitu tao-hu, teu-hu atau tokwa. Kata tao atau teu berarti kacang yang digunakan untuk membuat tahu. Orang membuat tahu dari kacang kedelai kuning (putih) yang disebut dengan wong-teu. Sedangkan kata hu atau kwa artinya rusak, lumat, hancur, menjadi bubur. Berdasarkan pengertian kata di atas maka kata tao-hu, teu-hu atau tokwa yaitu makanan yang terbuat dari bahan kedelai yang dilumatkan atau dihancurkan menjadi bubur (Kastyanto 1999). Menurut Kastyanto (1999) masih ada orang yang membedakan tahu dengan takoa (tokwa). Takoa sering dikatakan merupakan tahu asli yang berwarna putih yang memiliki rasa lebih lezat dan lebih banyak vitaminnya. Sedangkan tahu sendiri berwarna kuning dan kurang lezat rasanya. Sebenarnya pendapat tersebut keliru, sebab baik tahu maupun takoa merupakan tahu yang terbuat dari kedelai. Untuk masalah warna, tahu asli sebenarnya berwarna putih sedangkan untuk tahu yang berwara kuning disebabkan oleh adanya zat pewarna seperti kunyit. Tahu yang berasal dari Cina ini kemudian berkembang di Indonesia sebagai bahan pangan masyarakat. kemudian tahu yang ada di Indonesia juga diciptakan dengan berbagai variasi yang berbeda-beda, baik dari segi bentuk, warna, dan nama. Bahkan beberapa kota di Jawa terkenal karena keunikan tahunya. Beberapa jenis tahu yang diperdagangan di masyarakat yaitu : 1. Tahu Cina 11

27 Tahu Cina biasanya dikenal dengan nama syiong-kon dan tahu ini jarang dijumpai. Kata syiong yang artinya wangi dan kata kon yang memiliki arti kering atau tidak mengandung air. Jadi syiong-kon adalah tahu berbahan dasar kedelai yang dicetak tipis, diberi bau wangi dan tidak mengandung air (kering). 2. Tahu Sumedang Tahu Sumedang merupakan tahu pong atau tahu kulit. Tahu Sumedang memiliki ciri khas kulit luarnya yang berbintik-bintik, rasa gurih, perpaduan kulit tahu yang kering dan bagian dalam agak basah, serta bagian dalam yang tidak berisi. Pembuatan tahu sumedang ini tidak perlu pengawet karena sudah digoreng sehingga memiliki daya tahan yang lebih lama dari tahu putih. Tahu Sumedang biasanya dijadikan sebagai cemilan dengan ditambah sambel atau cabai. 3. Tahu Kediri Tahu Kediri merupakan tahu kuning yang juga sering disebut dengan tahu Takwa. Tahu ini juga dikenal sebagai makanan rakyat bahkan tahu ini sudah banyak dipasarkan di daerah-daerah selain Kediri. Tahu ini diolah sama seperti tahu biasa namun terdapat perbedaan pada perendaman kedelai dan pencetakan tahu. Tahu ini juga direndam pada air kunyit mendidih sehingga berwarna kuning dan memiliki rasa yang nikat dan gurih. 4. Tahu Bandung Tahu Bandung memiliki proses yang sama dengan tahu biasa. Tahu ini memiliki bentuk persegi (kotak), tekstur agak keras dan kenyal. Tahu bandung berwarna kuning karena harus direndam terlebih dahulu dengan air kunyit. 5. Tahu Kuning Tahu Kuning merupakan tahu yang diolah seperti tahu asli kemudian direndam dengan pewarna seperti larutan kunyit. Tahu ini banyak digunakan pada berbagai masakan cina dan banyak juga dicampur pada masakan seperti bakso tahu. 2.2 Cara Pembuatan Tahu Pembuatan tahu menurut Kastyanto (1999) dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu mulai dari memilih kedelai, mencuci dan merendam kedelai, 12

28 menggiling kedelai, pendidihan bubur kedelai, penyaringan, pengumpalan dan pengendapan, serta pencetakan. 1. Memilih Kedelai Tahu yang memiliki kualitas yang baik berasal dari kedelai yang berkualitas baik juga dan sebaliknya. Kedelai haruslah bersih, biji berukuran besar, kulitnya halus dan bebas dari benda asing seperti kerikil, daun kering dan lainnya. Biasanya pengusaha menggunakan kedelai impor karena kualitasnya yang lebih baik dari kedelai lokal terutama dalam hal kebersihan. 2. Mencuci dan Merendam Kedelai Biji kedelai yang telah disortir kemudian dibersihkan lagi agar benar-benar bersih dari benda asing. Setelah itu, kedelai direndam dalam bak atau tangki air. Perendaman dilakukan selama 8-12 jam atau semalam namun perendaman dapat dipercepat menjadi 1-2 jam jika menggunakan air yang bersuhu 55ºC. Perendaman ini akan membuat kedelai menjadi lebih lunak untuk digiling dan menjadi mekar sehingga kulitnya mudah dilepas. Perendaman harus diperhatikan dengan baik agar semua kedelai benar-benar terendam sehingga memudahkan dalam penggilingan. 3. Menggiling Kedelai Kedelai yang lunak tersebut kemudian digiling sampai menjadi bubur. Kedelai tersebut dimasukkan kedalam mesin penggiling dan diberi air panas sedikit demi sedikit. Tujuan dari penambahan air panas ini adalah untuk mengaktifkan enzim lipoksigenase dalam kedelai yang menyebabkan bau. Setelah digiling hingga menjadi bubur kemudian bubur terebut ditampung dalam wadah logam antikarat atau tong penampung. 4. Pendidihan Bubur Kedelai Kedelai yang telah menjadi bubur kemudian didihkan dalam air panas. Selama pendidihan dilakukan keadaan api haruslah diperhatikan agar api tetap besar dan stabil. Bubur yang didihkan tersebut akan membentuk busa dan busa akan naik ke atas bahkan melewati batas wadah yang digunakan. Sehingga bubur tersebut harus diaduk-aduk agar busa tersebut kembali turun. Pengadukan tidak perlu terlalu lama agar hasilnya tidak rusak, biasanya pendidihan dilakukan selama menit. 13

29 5. Penyaringan Bubur yang masih dalam keadaan panas tersebut setelah dididihkan segera diturunkan untuk disaring. Proses bisa dilakukan dengan alat penyaring seperti kain belacu atau mori kasar yang telah diletakkan pada wadah bambu. Wadah bambu ini ditaruh terbalik menutup mulut tong kayu agar dapat menahan bubur panas pada saringan. Kemudian bubur yang ada dalam kain tersebut diperas hingga air yang terdapat dalam bubur terperas. Kemudian ampasnya tersebut dapat diperas lagi dengan air panas sampai ampas tersebut tidak mengandung sari kedelai lagi (air sudah menjadi bening). Kemudian ampas tahu tersebut dapat dipindahkan dan dijadikan sebagai makanan ternak. 6. Pengumpalan dan Pengendapan Sari kedelai yang dihasilkan kemudian digumpalkan dengan larutan sioko yang telah diendapkan selama satu malam. Dosis sioko yang dipakai yaitu 5-10 gram sioko per ml air. Pengumpalan ini dilakukan pada suhu berkisar 70-90ºC dan terus diaduk-aduk dengan arah yang sama. Pengadukan berhenti saat tahu sudah mengumpal. Setelah itu dilakukan pengendapan agar memudahkan pemisahan antara air tahu (whey) dengan bubur tahu. 7. Pencetakan Tahu yang telah diendapkan tersebut harus dipisahkan air asamnya (whey) yang terbentuk dari gumpalan protein yang ada dibawahnya. Air asam tersebut masih dapat dipakai lagi. Sebelum endapan tahu dituangkan, sediakan kain belacu sebagai alas. Kemudian tuang endapan tahu tersebut dan kain belacu tersebut dilipat bagian atasnya. Pada bagian atas kain diletakkan papan penutup atau pemberat yang akan menekan adonan tahu tersebut hingga air tahu yang masih tercampur habis. Pengepakan ini dilakukan sekitar satu menit atau hingga tahu menjadi padat dan air yang tercampur habis. Tahu yang telah tercetak dapat dipotong sesuai dengan selera yang diinginkan. 2.3 Perilaku Merek Merek memegang peranan yang penting dalam memasarkan produk sehingga dapat memenuhi harapan konsumen pada saat suatu penjual menjanjikan 14

30 sesuatu kepada konsumen (Durianto et al 2001). Menurut Durianto et al (2001), faktor-faktor yang membuat merek menjadi sangat penting: 1. Emosi konsumen yang terkadang naik turun dan adanya merek akan membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil. 2. Merek dapat menembus setiap pagar budaya dan pasar. Sehingga produk dapat diterima oleh berbagai budaya dan pasar didunia. Seperti produk Coca Cola yang berhasil menjadi global brand yang diterima di seluruh dunia. 3. Merek dapat menciptakan komunikasi atau interaksi dengan konsumen. Saat suatu produk memiliki kualitas, kuantitas atau hal lain yang diinginkan konsumen kuat maka akan meningkatkan brand image (citra merek) suatu perusahaan. 4. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk atau mengubah perilaku konsumen. Seperti keberhasilan Pall Mall dalam menembus perilaku konsumen dan mampu menciptakan suatu market niche (ceruk pasar) yang spesifik dan menguntungkan. 5. Merek mampu memudahkan dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Dengan adanya merek yang dikenal akan kualitasnya dan membuat konsumen loyal terhadap produknya. Pada umumnya konsumen akan memilih produk tersebut dan tidak terlalu ingin mempersulit dalam mencari produk sejenis yang lainnya. 6. Merek menjadi sumber aset terbesar bagi perushaan. Produk yang terkenal dengan mereknya akan mempermudah penjualan, meningkat penjualan dan perusahaan akan lebih banyak mendapatkan keuntungan. Berbagai produk dijadikan bermerek agar produk tersebut semakin dikenal oleh masyarakat luas. Bahkan produk homogen juga dijadikan merek karena faktor-faktor yang membuat merek penting dapat menguntungkan perusahaan. Produk-produk homogen seperti tahu, gula, madu, buah-buahan dan lainnya adalah produk yang dahulu dijual atau dipasarkan tanpa menggunakan merek. Namun, saat ini produk-produk tersebut sudah dijual atau dipasarkan dengan menggunakan merek. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan merek semakin menjangkau berbagai poduk. 15

31 2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan Arliana (2002) melakukan analisis pemasaran tahu pada perusahaan tahu Yun Yi Bogor, Jawa Barat. Data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Setelah memperoleh data yang ada dilapang kemudian data diolah dengan metode analisis dengan pendekatan metode konsep manajemen strategis dan manajemen pemasaran. Pendekatan manajemen strategis dianalisis dengan kegiatan analisis lingkungan pemasaran yaitu lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Sedangkan pendekatan manajemen pemasaran dilakukan terhadap penetapan strategi pemasaran. Hasil dari analisis lingkungan pemasaran kemudian dimasukkan ke dalam matriks IFE dan EFE, kemudian dilanjutkan dengan matriks IE dan analisis SWOT. Penetapan strategi pemasaran dilakukan berdasarkan pengembangan dari analisis SWOT. Perhitungan yang dilakukan menghasilkan skor untuk matriks IFE sebanyak 2, dan angka tersebut berada diatas rata-rata yaitu 2,5. Berarti perusahaan memiliki posisi internal yang kuat sehingga perusahaan dapat memanfaatkan kekuatannya untuk mengatasi kelemahannya. Sedangkan skor untuk matriks EFE yaitu 2, dan angka ini juga berada diatas rata-rata. Berarti perusahaan memiliki posisi eksternal yang kuat sehingga dapat memanfaatkan peluang untuk menghindari ancaman. Kemudian dilanjutkan dengan matriks IE yang menghasilkan perusahaan berada pada kuadran ke V yang menggambarkan bahwa perusahaan berada pada kondisi rata-rata. Sehingga strategi yang diperoleh yaitu strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal dan strategi stabilitas. Analisis SWOT menghasilkan strategi integrasi horizontal yang mengacu pada perluasan lini produk dan saluran distribusi serta hasil ini mendukung hasil dari matriks IE. Dari analisis yang dilakukan maka perusahaan disimpulkan berada dalam masa pertumbuhan. Sehingga alternatif strategi yang diperoleh yaitu perusahaan memiliki keunggulan produk namun harus tetap melakukan kontrol terhadap produk dan terus-menerus melakukan riset dan pengembangan produk. Strategi lain yaitu strategi harga, perusahaan dapat melakukan potongan harga bagi pelanggan yang sudah lama bekerja sama sehingga loyalitas konsumen terhadap perusahaan semakin tinggi. Saluran distribusi juga harus diperhatikan agar pelayanan terhadap konsumen tetap terjaga 16

32 dengan baik. Serta perlunya strategi promosi yang lebih baik seperti pengadaan brosur dan poster. Hendrayani (2008) melakukan analisis tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap produk gula pasir merek Gulaku di Kota Bogor. Metode penarikan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling dan penentuan sampel dengan menggunakan rumus Slovin. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder serta instrumen yang digunakan yaitu dengan kuesioner. Setelah data tersedia maka diolah dan dianalsis secara kualitatif dan kuantitatif. Data karakteristik umum konsumen dan proses keputusan pembelian oleh konsumen diolah dan dianalisis dengan analisis deskriptif. Sedangkan untuk kepuasan konsumen diolah dengan mengunakan importance performance analysis dan customer satisfaction index. Karakteristik konsumen yang membeli gula pasir merek Gulaku adalah perempuan dewasa dengan usia 31 sampai 40 tahun, sudah menikah dengan jumlah anggota keluarga 3 sampai 4 orang, suku sunda dengan pekerjaan utama ibu rumah tangga, berpendidikan akhir SMU dan Sarjana. Sedangkan pendapatan diperoleh dari pendapatan keluarga dimana pendapatan keluarga yang paling dominan berada pada pendapatan > Rp ,00. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memiliki kemampuan dalam membeli gula merek Gulaku. Dalam proses pembelian, konsumen membeli Gulaku sebagai kebutuhan pokok, sumber informasi tentang Gulaku konsumen dapatkan pada tempat berbelanja yaitu hypermarket dan supermarket, yang mempengaruhi konsumen untuk membeli Gulaku biasanya dipengaruhi diri sendiri dengan melakukan keputusan pembelian secara terencana. Konsumen biasanya melakukan pembelian Gulaku setiap sebulan sekali dengan jumlah pembelian antara 1 kg sampai 2 kg dan warna yang dipilih oleh konsumen lebih banyak berwarna putih. Apabila akan melakukan pembelian Gulaku tidak ada kebanyakan dari konsumen Gulaku menjawab membeli gula pasir yang lain ditempat yang sama. Tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja yang diberikan oleh produk gula pasir Gulaku berada pada tingkatan puas yaitu sebesar 77,73 persen, jadi harapan atau tingkat kepentingan konsumen telah dipenuhi oleh Gulaku sebesar 77,73 persen. Atribut yang kinerjanya harus diprioritaskan untuk segera diperbaiki 17

33 oleh Gulaku adalah variabel harga. Atribut yang menjadi prioritas rendah ada tiga macam yaitu ukuran berat bervariasi, lokasi penjualan dan iklan televisi. Dan atribut yang dinilai berlebihan menurut responden adalah rasa, bentuk atau desain kemasan, merek dan kelarutan. Bentuk piramida loyalitas gula pasir merek Gulaku memiliki nilai yang semakin mengecil pada tingkatan committed buyer. Hal tersebut menandakan bahwa loyalitas konsumen terhadap gula pasir merek Gulaku belum pada tahap pembeli yang loyal. Pada level switcher/price buyer masih memiliki jumlah persentase cukup besar yaitu sebesar 42 %. Hal ini dapat menyebabkan konsumen pada level ini kemungkinan akan berpindah ke merek gula pasir yang lain jika ada produsen yang menjual gula pasir yang harganya lebih murah tetapi dari kualitas serupa dengan merek Gulaku. Pada tingkat loyalitas merek, responden yang merupakan switcher sebesar 42 persen, responden yang merupakan habitual buyer sebesar 32 persen, responden yang merupakan satisfied buyer sebesar 66 persen, responden yang merupakan liking the brand 68 persen dan responden yang merupakan committed buyer sebesar 39 persen. Putriwindani (2011) melakukan analisis proses keputusan pembelian dan kepuasan konsumen madu pramuka di PT Madu Pramuka serta implikasinya terhadap bauran pemasaran. Metode penarikan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling dengan teknik convenience sampling. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder serta instrumen yang digunakan yaitu dengan kuesioner. Setelah data tersedia maka diolah dan dianalsis secara kualitatif dan kuantitatif. Data karakteristik umum konsumen dan proses keputusan pembelian oleh konsumen diolah dan dianalisis dengan analisis deskriptif. Sedangkan untuk kepuasan konsumen diolah dengan mengunakan importance performance analysis dan customer satisfaction index. Karakteristik umum konsumen yang dianalisis merupakan karakteristik demografi konsumen seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, agama, domisili, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan rata-rata pendapatan per bulan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar konsumen yang mengonsumsi Madu Pramuka tergolong dalam usia orang dewasa karena 41,67 persen berada pada rentang usia tahun. Berdasarkan jenis kelamin bahwa mayoritas 18

34 responden adalah laki-laki karena persentase responden laki-laki sebesar 73,33 persen. Semua konsumen Madu Pramuka yang menjadi responden berstatus menikah. Berdasarkan agama, sebanyak 78,33 persen adalah beragama islam dan konsumen Madu Pramuka lebih banyak berdomisili di sekitar Cibubur Jakarta Timur. Sebagian besar responden Madu Pramuka memiliki pekerjaan sebagai pegawai swata dengan persentase sebesar 48,33. Responden lain adalah pegawai negeri/bumn/tni/polri sebesar 11,67 persen, ibu rumah tangga sebesar 6,67 persen serta profesi lain seperti dokter dan pengacara sebesar 13,33 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsumen Madu Pramuka ini adalah konsumen kelas menengah ke atas. Pendapatan konsumen Madu Pramuka ini tergolong pada pendapatan yang cukup tinggi yaitu 56,67 persen berpendapatan Rp ,00. Proses keputusan pembelian konsumen dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan hasil pembelian. Konsumen mengonsumsi madu dikarenakan manfaat dari madu dan adanya pengaruh gaya hidup sehat sehingga konsumen butuh untuk mengonsumsi madu. Dalam pencarian informasi, pada umumnya konsumen mendapat informasi pada teman yang sudah berpengalaman atau sudah mengonsumsi madu. Hal ini akan membuat konsumen lebih percaya namun PT Madu Pramuka juga menyediakan informasi melalui blog/artikel di internet, buletin, dan melalui media televisi. Selain itu juga konsumen juga mencari informasi langsung ke Gerai Madu Pramuka. Banyak alternatif pilihan produk yang didapat melalui pencarian informasi dan umumnya konsumen Madu Pramuka berusia dewasa sehingga sudah mampu untuk memutuskan pilihan melalui kriteria yang diinginkan. Kriteria evaluasi yang menjadi pertimbangan konsumen adalah manfaat dan keaslian produk madu. Jenis pembelian yang dilakukan sudah terencana dan sebagian besar dari mereka juga pemberi pengaruh pada pihak lain dalam mengonsumsi madu. Sebagian besar konsumen melakukan pembelian karena tempatnya yang dekat, adanya variasi rasa madu, rasa madunya yang enak dan keaslian yang terjamin. Setelah melakukan pembelian konsumen marasa puas dan bersedia untuk melakukan pembelian lagi. Berdasarkan hasil customer satisfaction index, kepuasan konsumen sebesar 71,47 persen yang 19

35 menunjukkan bahwa secara umum konsumen Madu Pramuka dikatakan puas terhadap produk. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan belum sepenuhnya memenuhi kepuasan konsumen terhadap atribut produk Madu Pramuka. Adapun bauran pemasaran yang direkomendasikan yaitu membuat informasi manfaat dan kandungan gizi pada kemasan produk sehingga konsumen lebih percaya. Perusahaan juga dapat melakukan potongan harga dan menyediakan kartu anggota dengan memberi fasilitas khusus kepada konsumen yang telah berlangganan. Walau Gerai Madu Pramuka ini dekat dengan warga namun sulit dijangkau dan sulit terlihat. Perusahaan perlu untuk memberikan petunjuk arah agar konsumen tahu dimana lokasi Gerai Madu Pramuka. Penelitian terdahulu menjadi acuan bagi penelitian ini sehingga penelitian ini dapat dianalisis dengan metode yang sesuai. Penelitian terdahulu mengenai strategi pemasaran digunakan sebagai acuan untuk mengetahui keadaan pemasaran tahu layak atau tidak untuk dikembangkan serta untuk mengetahui atribut-atribut apa saja yang melekat pada produk tahu. Selain itu penelitian strategi pemasaran juga yang akan memberi manfaat dalam penentuan alternatif strategi bagi perusahaan. Penelitian madu pramuka memiliki kesamaan dengan penelitian ini karena sama-sama membahas tentang proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Dalam penelitian proses pengambilan keputusan pembelian madu pramuka akan menuntun penelitian ini dalam memetakan permasalahan ke dalam tujuan penelitian, penggunaan teori dan metode. Penelitian ini memiliki kesamaan dalam penggunaan metode penelitian yaitu analisis deskriptif untuk karakteristik umum konsumen dan proses keputusan pembelian oleh konsumen, importance performance analysis dan customer satisfaction index untuk menganalisis kepuasan konsumen. Tetapi, terdapat perbedaan dalam karakteristik produk dimana tahu pada umumnya digunakan dalam bahan pangan sehari-hari. Dilihat dari atribut yang melekat pada produk, penelitian ini tidak menggunakan atribut pilihan rasa, aroma, keaslian, dan kekentalan seperti yang digunakan oleh peneliti Madu Pramuka. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian Hendrayani dimana produknya adalah 20

36 produk homogen yang dahulu tidak bermerek namun sekarang produk sudah memiliki merek. Sedangkan perbedaan terdapat pada penggunaan responden yaitu tidak berdasarkan populasi sedangkan penelitian Hendrayani menggunakan rumus Slovin untuk menentukan responden. 21

37 3.1 Kerangka Pemikiran Teoristis BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran digunakan untuk menguraikan nalar dari peneliti dalam upaya menjawab tujuan penelitian. Kerangka pemikiran teoritis digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang relevan dengan penelitian ini secara deskriptif. Kerangka pemikiran teoristis yang ditelusuri yaitu perilaku konsumen, faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, proses pengambilan keputusan pembelian dan atribut produk Perilaku Konsumen Menurut Undang Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, defenisi konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pemasar bertujuan untuk melayani dan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan mengetahui perilaku konsumen maka dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan usaha dan kemampuan pemasar dalam mencapai tujuannya. Menurut Engel et al (1994) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan langsung untuk mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termaksud proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Menurut Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw (2005) mengemukakan bahwa perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana konsumen membuat keputusan, baik individu, kelompok, ataupun organisasi untuk membuat keputusan membeli dan mengonsumsi. Sedangkan menurut Mowen et al (2001) mengemukakan bahwa perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran (exchange proces) yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang dan jasa, pengalaman serta ide ide. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka perilaku konsumen sangat menentukan dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen. Para konsumen akan selalu berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya selama memiliki 22

38 kemampuan yang memungkinkan. Oleh sebab itu memungkinkan perilaku konsumen akan berubah-ubah setiap waktu Faktor faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Menurut Engel et al (1994) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen itu terdiri dari budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. 1. Faktor Kebudayaan Faktor-faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh budaya, subbudaya, dan kelas sosial pembeli. a. Budaya Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. b. Sub-budaya Setiap budaya terdiri dari beberapa subbudaya yang lebih kecil, atau kelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pengalaman hidup dan situasi. Subbudaya termaksud nasionalitas, agama, kelompok ras dan wilayah geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. c. Kelas Sosial Hampir setiap masyarakat mempunyai semacam bentuk struktur kelas sosial. Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relaif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa. 2. Faktor Sosial Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen. a. Kelompok 23

39 Kelompok terbagi mejadi dua yaitu kelompok keanggotaan dan kelompok acuan. Kelompok keanggotaan yaitu tingkah laku seseorang yang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan seseorang yang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Sedangkan kelompok acuan berfungsi sebagai titik perbandingan atau acuan langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau tigkah laku seseorang. Orang seringkali dipengaruhi oleh kelompok acuan yang dia sendiri tidak menjadi anggotanya. Pentingnya pengaruh kelompok bervariasi untuk produk dan merek. Pengaruh itu cenderung paling kuat kalau produk itu terlihat oleh orang lain yang dihargai pembelinya. b. Keluarga Anggota keluarga dapat amat mempengaruhi tingkah laku pembeli. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara mendalam. Pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, isteri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk. c. Peran dan Status Seseorang menjadi anggota banyak kelompok keluarga, klub, organisasi. Posisinya dalam setiap kelompok dapat ditentukan dalam bentuk peran dan status. Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat. 3. Faktor Pribadi Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakterisik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian konsep diri pembeli. a. Umur dan Tahap Daur Hidup Orang mengubah produk yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi seringkali berhubungan 24

40 dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap. b. Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerja kasar cenderung membeli lebih banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerja kantor membeli lebih banyak jas dan pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu. c. Situasi Ekonomi Situasi ekonomi akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan, pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya. d. Gaya Hidup Orang yang berasal dari subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang jauh berbeda. Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam psikografiknya. Gaya hidup termasuk pengukuran dimensi AIO utama dari para konsumen, aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga dan kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga dan rekreasi), dan opini (mengenai diri mereka sendiri, isu sosial, bisnis dan produk). Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang dan gaya hidup menampilan pola beraksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia. e. Kepribadian dan Konsep Diri 25

41 Kepribadian setiap orang yang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Dasar pemikiran konsep diri adalah bahwa apa yang dimiliki seseorang memberi kontribusi dan mencerminkan identitas mereka, artinya kami adalah apa yang menjadi milik kami. Jadi, agar dapat memahami tingkah laku konsumen, petama-tama pemasar harus memahami hubungan antara konsep diri konsumen dan miliknya. 4. Faktor Psikologis Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis yang penting yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan sikap. a. Motivasi Sesorang mempunyai banyak kebutuhan pada suatu saat. Ada kebutuhan biologis, yang muncul dari keadaan yang tegang seperti lapar, haus, atau merasa tidak nyaman. Yang lainnya adalah kebutuhan psikologis, yang muncul dari kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki. Kebanyakan dari kebutuhan ini tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang supaya bertindak pada suatu saat. Kebutuhan berubah menjadi motif kalau merangsang sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Motif adalah kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari kepuasan. b. Persepsi Bagaimana orang bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran berarti mengenai dunia. Orang juga dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena tiga macam proses penerimaan indera: perhatian yang selektif, distorsi selektif, dan ingatan selektif. 26

42 Perhatian selektif merupakan kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar informasi yang mereka hadapi. Berarti bahwa pemasar harus bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen. c. Pengetahuan Dorongan merupakan rangsangan internal yang kuat dan menyebabkan adanya tindakan. Dorongan menjadi motif kalau diarahkan pada obyek rangsangan. Isyarat adalah rangsangan kecil yang menetukan kapan, dimana, dan bagaimana seseorang akan memberikan respon. Apabila respon tersebut memberikan pengalaman yang menyenangkan, maka respon tersebut akan dibenarkan dan diperkuat. Pentingnya praktik dan teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan sesuatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi dan memberikan pembenaran positif. d. Keyakinan dan Sikap Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Pemasar tertarik pada keyakinan bahwa orang merumuskan mengenai produk spesifik, karena keyakinan ini menyusun citra produk dan merek yang akan mempengaruhi tingkah laku membeli. Bila ada sebagian keyakinan yang salah dan menghalangi pembelian, pemasar pasti ingin meluncurkan usaha untuk mengoreksinya. Orang mempunyai sikap terhadap agama, politik, pakaian, musik, makanan, dan hampir segala sesuatu yang lain. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari seseorang terhadap sesuatu obyek atau ide yang relatif konsisten Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk dipengaruhi oleh banyak faktor dan melalui beberapa tahap. Menurut Engel et al 1994 bahwa konsumen memutuskan pembelian berdasarkan pilihanpilihan konsumen terhadap jenis produk, jumlah pembelian, tampilan fisik, dan frekuensi pembelian. Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen terdiri dari beberapa tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi 27

43 alternatif, pembelian dan hasil. Tahapan pengambilan keputusan pembelian konsumen dapat dilihat pada Gambar 1. Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Pembelian Hasil Gambar 1. Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber : Engel et al (1994) 1. Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan konsumen merupakan persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses pengambilan keputusan (Engel et al 1994). Pengenalan kebutuhan tidak secara langsung membuat konsumen melakukan pembelian. Konsumen masih melakukan pertimbangan untuk melakukan pembeliannya seperti kemampuan untuk membeli, pencarian informasi dan lainnya. 2. Pencarian Informasi Konsumen yang telah mengenal kebutuhannya dan berencana untuk melakukan pembelian akan melakukan pencarian informasi. Pencarian informasi merupakan aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan (internal) atau pemerolehan informasi dari lingkungan (eksternal). Pencarian internal merupakan pencarian pertama yang dilakukan konsumen dengan pengetahuan atau ingatan yang dimiliki. Pencarian eksternal merupakan pencarian informasi yang dilakukan jika pencarian informasi internal dianggap kurang. Pencarian eksternal diperoleh dari lingkungan sekitar seperti orang lain, media, dan mengunjungi langsung tempat yang menyediakan kebutuhannya. Motivasi utama dalam tahap pencarian informasi sebelum melakukan pembelian merupakan keinginan konsumen agar dapat membuat pilihan konsumsi yang lebih baik. 3. Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif adalah proses dimana alternatif pilihan dievaluasi dan alternatif tersebut dipilih sehingga dapat memberikan pilihan yang paling 28

44 memuaskan konsumen. Pemilihan altenatif menggunakan atribut-atribut yang akan dijadikan sebagai kriteria evaluasi. Kriteria evaluasi yang sering digunakan antara lain harga, merek dan hal lain yang bersifat hedonik (prestise, status). Kriteria evaluasi yang digunakan konsumen selama pengambilan keputusan akan berantung pada beberapa faktor seperti pengaruh situasi, kesamaan alternatifalternatif pilihan, motivasi, keterlibatan dan pengetahuan (Engel et al 1994). Setelah melakukan pemilihan alternatif melalui kriteria evaluasi selanjutnya konsumen akan melakukan pilihan atau seleksi terhadap pilihan alternatif yang tersedia. Dalam proses penentuan pilihan, konsumen akan menyimpannya dalam ingatan dan akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan jika dibutuhkan dikemudian hari. 4. Pembelian Tahapan pembelian dilakukan oleh konsumen memperoleh alternatif yang dipilih. Tahapan pembelian merupakan tahapan dimana konsumen menentukan kapan membeli, dimana membeli dan bagaimana membayar. Pembelian merupakan fungsi dari niat pembelian dan faktor lingkungan dan atau perbedaan individu. Niat pembelian konsumen digolongkan menjadi dua kategori, yaitu (1) produk dan merek, (2) kelas produk. Kategori pertama disebut sebagai pembelian terencana sepenuhnya yang merupakan hasil dari keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas. Sedangkan kategori yang kedua disebut juga sebagai pembelian terencana walaupun pilihan merek dibuat ditempat penjualan. 5. Hasil Konsumen yang telah melakukan pembelian akan melakukan evaluasi terhadap pilihan produk yang dibeli. Konsumen mengevaluasi produk yang telah dibeli untuk mengetahui pilihan tersebut telah memenuhi kebutuhan dan kepuasan atau tidak. Hal ini juga akan menjadi petimbangan bagi konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang sama atau tidak. Kepuasan akan membuat konsumen semakin loyal namun ketidakpuasan dapat menyebabkan adanya komunikasi lisan negatif atau keluhan dan memungkinkan untuk konsumen menuntut ganti rugi melalui sarana hukum (Engel et al 1994). 29

45 3.1.4 Atribut Produk Menurut Umar (2000) mengatakan bahwa produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Produk yang ditawarkan memiliki berbagai atribut yang menjadi bahan pertimbangan untuk konsumen dalam menentukan keputusan pembelian. Atribut-atribut yang melekat pada produk tersebut juga akan menetukan tingkat kepuasan konsumen. Menurut Kotler (1992) menyatakan bahwa atribut produk merupakan sifat-sifat yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Atribut terdiri dari dua jenis yaitu: 1. Atribut yang berwujud (tangible) meliputi ciri produk seperti harga, kemasan, kualitas, desain produk, label dan warna. 2. Atribut yang tidak berwujud (intangible) meliputi ciri produk yang tidak berwujud seperti nama baik, popularitas perusahaan penghasil produk serta pandangan atau image konsumen terhadap merek produk. Atribut yang baik di mata konsumen akan membuat konsumen membeli produk tersebut dan akan menciptakan kepuasan bagi konsumen sehingga konsumen bersedia untuk melakukan pembelian lagi. Perusahaan harus terus meperhatikan dan melakukan inovasi pada atribut-atribut produknya agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen menurut Oliver (1997) dalam Umar (2003) didefenisikan sebagai evaluasi purnabeli dimana persepsi terhadap kinerja dan produk yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan sebelum pembelian. Menurut Engel et al (1994) menyatakan bahwa kepuasan adalah evaluasi pasca pembelian dimana pilihan konsumen tersebut memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Bila alternatif yang dipilih tidak memenuhi keinginan konsumen maka akan menimbulkan ketidakpuasan konsumen. Sedangkan menurut Kotler (2005) mendefenisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil perbandingan antara prestasi atas produk yang dirasakan dan yang diharapkan. 30

46 Kepuasan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan psikologi. Kepuasan fungsional adalah kepuasan yang diperoleh dari produk yang digunakan, sedangkan kepuasan psikologikal merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk. Engel et al (1994) membagi tingkat penilaian kepuasan konsumen menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Pengakuan Positif Pengakuan positif menggambarkan prestasi suatu perusahaan lebih baik dari pada yang diharapkan oleh konsumen. Pengakuan positif menunjukkan bahwa perusahaan memberikan kepuasan terhadap konsumen. 2. Pengakuan Sederhana Pengakuan sederhana menggambarkan bahwa prestasi suatu perusahaan sama dengan yang diharapkan konsumen. Pengakuan sederhana memberikan kepuasan kepada konsumen dan memungkinkan untuk terjadinya pembelian ulang. 3. Pengakuan Negatif Pengakuan negatif menunjukkan bahwa prestasi yang diperoleh perusahaan lebih buruk dari yang diharapkan oleh konsumen. Pengakuan negatif disebabkan oleh ketidakpuasan konsumen dan membuat konsumen tidak akan melakukan pembelian ulang Pemasaran dan Bauran Pemasaran Menurut Kotler (2005) mengatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses tersebut individu dan kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Kotler juga menjelaskan bahwa dalam merumuskan strategi pemasaran dapat dilakukan dengan menganalisis bauran pemasarannya. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan secara terus menerus dalam mencapai tujuan pemasaran yang terdiri dari strategi 4P. Strategi 4P yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan tempat (place). 1. Strategi Produk (product) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan (Kotler 2005). Dalam menawarkan produk 31

47 haruslah sesuai dengan keinginan konsumen yang ada. Selain itu juga produk dapat dibuat sebelum keinginan konsumen muncul yaitu dengan menciptakan produk inovasi sehingga menyadarkan konsumen bahwa konsumen membutuhkan produk tersebut. Strategi produk juga dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas produk yang lama. 2. Strategi Harga (price) Harga adalah sejumlah uang yang dipakai untuk mendapatkan sejumlah produk dan pelayanannya (Kotler 2005). Harga sangat menentukan dalam pembelian konsumen terhadap suatu barang. Pada umumnya konsumen membeli suatu barang terlebih dahulu melihat harga sehingga penting bagi perusahaan untuk menentukan harga yang sesuai dengan produk dan layanannya. Selain itu juga perusahaan dapat membuat berbagai inovasi pada produk dalam hal harga seperti diskon, harga buat konsumen yang memiliki kartu anggota dan yang lainnya. 3. Strategi Promosi (promotion) Promosi merupakan kegiatan dalam memperkenalkan dan memberi informasi tentang produk sehingga konsumen melakukan pembelian (Tjiptono 2008). Promosi akan membuat konsumen mengenal dan mengingat tentang produk tersebut bahkan akan menimbulkan kepercayaan bagi perusahaan. Cara promosi yang dipilih juga sangat mempengaruhi keberhasilan promosi seperti melalui televisi, radio dan media cetak. 4. Strategi Tempat (place) Tempat merupakan suatu variabel yang sangat menentukan keberhasilan pemasaran dan distribusi. Berbagai macam strategi tempat dilakukan untuk dapat menarik para pengunjung atau konsumen seperti dekat dengan pemasok atau konsumen sehingga mengurangi biaya, tempat yang mudah terlihat dan terjangkau, tempat yang memiliki dekorasi yang unik, dan tempat dimana banyak produsen lain yang berjualan. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Perusahaan Tahu Djadi Sari yang berada di Bogor Jawa Barat memproduksi pangan berbahan dasar kedelai yaitu tahu, tempe, susu kedelai dan 32

48 lainnya. Tahu memiliki nilai konsumsi yang tertinggi dari produk turunan kedelai lainnya dan Jawa Barat memiliki jumlah produksi kedelai yang besar. Hal ini akan membuat industri tahu Djadi Sari semakin berkembang. Selain itu pemerintah provinsi Jawa Barat juga semakin memberikan perhatian pada keberadaan UMKM seperti perusahaan Djadi Sari sehingga semakin besarnya peluang bagi perusahaan ini untuk berkembang. Perusahaan Djadi Sari masih baru berdiri sehingga masih banyak kendala yang belum teratasi. Masalah yang sering dihadapi perusahaan Djadi Sari adalah adanya sisa dalam setiap penjualan sehingga menurunkan pendapatan bagi perusahaan. Hal ini disebabkan oleh berbagai karakteristik pada konsumen dalam menentukan pembeliannya terhadap tahu. Selain itu juga perusahaan masih kurang dalam menangani pemasarannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik umum konsumen tahu Djadi Sari dan menganalisis proses pengambilan keputusannya. Serta diharapkan agar dari penelitian ini dapat memberikan rekomendasi strategi pemasaran yang sesuai kepada perusahan. Penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling dalam penentuan sampel. Teknik yang dipakai dari metode ini yaitu teknik convenience sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dimana peneliti mempunyai kebebasan dalam memilih atau menentukan sampel. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan media lainnya. Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini kemudian diolah dan dianalsis secara kualitatif dan kuantitatif. Data karakteristik umum konsumen dan proses keputusan pembelian oleh konsumen diolah dan dianalisis dengan analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan dari karakteristik umum konsumen tahu Djadi Sari berdasakan fakta yang terjadi. Sedangkan untuk kepuasan konsumen diolah dengan mengunakan importance performance analysis dan customer satisfaction index. Berdasarkan hasil penelitian dapat disusun rekomendasi strategi pemasaran yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan penjualan sehingga perusahaan semakin berkembang dan maju. 33

49 Perusahaan Tahu Djadi Sari Penetapan retur (tahu yang tidak terjual) sebesar 10% namun tahu cetak yang tidak terjual sebesar 15,21 % dan tahu PK yang tidak terjual sebesar 16,27 %. Analisis deskriptif Importance Performance Analysis (IPA) Customer Satisfaction Index (CSI) Karakteristik konsumen Proses keputusan pembelian Kepuasan konsumen Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Hasil pembelian Rekomendasi strategi bagi perusahaan tahu Djadi Sari Gambar 2. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Operasional 34

50 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanankan di industri tahu Djadi Sari Kayumanis, Bogor Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja). Lokasi penelitian berada di perumahan-perumahan karena konsumen tahu Djadi Sari tinggal di perumahan. Serta perusahaan Tahu Djadi Sari memang tidak menjual tahu ke pasar karena harga tahunya yang cukup mahal. Perusahaan ini berani mengambil kembali tahu yang tidak terjual namun tetap dapat memperkirakan keuntungan. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Mei. 4.2 Metode Penentuan Responden Metode penentuan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling, dimana setiap konsumen tahu Djadi Sari tidak mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel atau responden dalam penelitian ini. Teknik sampling yang dipakai dari metode non-probability sampling ini adalah teknik convenience sampling. Menurut Umar (2003) bahwa teknik convenience sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimana peneliti mempunyai kebebasan dalam memilih atau menentukan sampel. Pemilihan teknik ini didasarkan oleh penelitian yang membutuhkan sampel yang banyak dengan kondisi populasi tahu Djadi Sari yang tidak diketahui pasti. Sampel yang digunakan sebagai responden dalam penelitian ini adalah responden yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh peneliti agar tidak terjadi atau mengurangi bias penelitian. Sampel yang dijadikan responden adalah konsumen yang bersedia untuk diwawancarai dengan panduan kusioner. Konsumen minimal harus melakukan pembelian dan mengonsumsi tahu Djadi sari sebanyak dua kali dalam satu bulan terakhir. Hal ini dimaksudkan agar konsumen dapat mengingat (recall) dalam memberikan penilaian terhadap pembelian yang dilakukan. Responden juga sudah berusia lebih atau sama dengan 17 tahun 35

51 dimana responden dinilai telah mengerti pertanyaan yang ada dan telah memiliki wewenang dalam menentukan keputusan pembelian. Jumlah sampel yang digunakan sebagai responden adalah 50 orang. Menurut Walpole RE (1995) menyatakan bahwa jumlah sampel sebanyak 30 orang telah menyebar normal. Penentuan sampel minimal 30 orang secara empiris sudah memiliki distribusi peluang rata-rata yang akan mengikuti distribusi normal dan sampel tersebut sudah besar. Selain itu penentuan jumlah sampel ini juga berdasarkan penelitian terdahulu yang telah mencukupi syarat responden pembelian tahu. 4.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan perusahaan dan wawancara dengan panduan kuesioner dengan konsumen yang menjadi responden. Data sekunder yang digunakan berupa data statistik produksi kedelai, konsumsi kedelai dan turunannya, data UMKM Jawa Barat dan data perusahaan. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), literatur dari internet, artikel, buku, jurnal dan buku profil perusahaan Djadi Sari. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengetahui karakteristik, proses pengambilan keputusan dan penilaian atribut oleh responden. 4.4 Idetifikasi Atribut Produk Tahu Djadi Sari Atribut merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk perilaku konsumen khususnya untuk kepuasan konsumen. Atribut-atribut yang melekat pada suatu produk akan menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam menentukan pembelian dan kepuasan konsumen. Atribut-atribut tersebut ditentukan berdasarkan wawancara dengan perusahaan dan konsumen. Selain itu atributatribut juga diperoleh dari data sekunder seperti penelitian terdahulu, internet, dan buku. Adapun atribut yang digunakan sebagai acuan dimensi produk tahu Djadi sari adalah: 36

52 1. Rasa 2. Harga 3. Bentuk 4. Warna 5. Volume 6. Kemasan 7. Merek 8. Label halal, Izin BPOM dan tgl kadarluarsa 9. Iklan atau Promosi 10. Pelayanan 4.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Survei berisi pertanyaan yang ada dalam kuesioner yang telah disiapkan. Menurut Freddy Rangkuti (1997) metode survei yaitu pengumpulan data primer dengan melakukan tanya jawab atau wawancara kepada konsumen. Pertanyaan yang disiapkan dalam kuesioner tersebut merupakan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup merupakan pertanyaan yang sudah memiliki atau sudah tersedia alternatif jawabannya. Sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan dimana konsumen memiliki kebebasan untuk menjawabnya. Pengumpulan data dilakukan selama dua bulan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan mengamati secara langsung kegiatan yang ada di perusahaan Djadi Sari. Pengumpulan data dilakukan pada hari kerja mulai hari senin sampai minggu dan pada pukul WIB hingga WIB. Pemilihan waktu tersebut karena penjualan tahu ini dilakukan setiap hari mulai pagi hingga siang, sehingga diharapkan dapat bertemu langsung konsumen yang sedang membeli tahu Djadi Sari. Selain itu setiap hari pembelian berbeda-beda sehingga diharapkan hasil yang diperoleh dapat mewakili kondisi konsumen setiap hari. 37

53 4.6 Metode Pengolahan Data Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini diolah dan dianalsis secara kualitatif dan kuantitatif. Data karakteristik umum konsumen dan proses keputusan pembelian oleh konsumen diolah dan dianalisis dengan analisis deskriptif. Sedangkan untuk kepuasan konsumen diolah dengan mengunakan importance performance analysis dan customer satisfaction index Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif menurut Husein Umar 2003 bertujuan untuk menggambarkan sesuatu sifat yang sedang berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab yang ada dari gejala tertentu. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan dari karakteristik umum konsumen Tahu Djadi Sari berdasakan fakta yang terjadi. Analisis deskriptif dilakukan dengan melihat hasil kuesioner yang disebar kepada responden. Analisis proses keputusan pembelian oleh konsumen juga dilakukan dengan analisis deskriftif melalui atribut-atribut yang tersedia dalam kuesioner. Hasil yang diperoleh memberikan alternatif bauran pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk lebih berkembang Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner yang telah dipersiapkan kemungkinan akan mengasilkan data yang tidak berguna atau tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Kuesioner harus dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terlebih dahulu agar hasil yang diinginkan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Berikut ini merupakan pembahasan dari konsep uji validitas dan uji reliabilitas Uji Validitas Menurut Umar (2003) bahwa uji validitas digunakan untuk menyatakan sejauh mana data yang terdapat dalam kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur. Validitas yang rendah dapat disebabkan oleh keadaan responden dan pewawancara. Bila sewaktu menjawab kuesioner ternyata responden merasa tertekan, takut dan cemas maka kemungkinan reponden akan memberikan jawaban yang tidak benar. Begitu juga saat pewawancara kurang memperhatikan 38

54 responden saat menjawab atau pewawancara tidak mengikuti petunjuk kuesioner dengan baik maka akan mengurangi validitas. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16,0. Atribut-atribut dikatakan valid atau tidak dapat dilihat dari nilai Corrected Item- Total Correlation. Menurut Nugroho (2005), bila Corrected Item-Total Correlation > 0,3 maka atribut dikatakan valid sedangkan saat Corrected Item- Total Correlation < 0,3 maka atribut dikatakan tidak valid. Atribut yang tidak valid harus dihilangkan pada saat pengambilan data penelitian dan tidak bisa dijadikan sebagai alat ukur dalam penelitian Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan berulangkali. Ada banyak teknik untuk mengukur reliabilitas, dalam Umar (2003) dipaparkan enam teknik pengukuran reliabilitas: 1. teknik Test-Retest 2. teknik Spearman-Brown 3. teknik K-R teknik K-R teknik Cronbach 6. teknik Obsevasi Dala penelitian ini pengukuran reliabilitas dilakukan dengan teknik Cronbach. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan software SPSS 16,0 dan reliabilitas atribut dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Reliability Statistic. Nilai Alpha menunjukkan reliabel atau tidaknya masingmasing atribut. Indikator reliabilitas atribut-atribut adalah sebagai berikut (Nugroho 2005): a. Alpha 0,00-0,20 = tidak reliabel b. Alpha 0,21-0,50 = kurang reliabel c. Alpha 0,51-0,60 = cukup reliabel d. Alpha 0,61-0,80 = reliabel e. Alpha 0,81-1,00 = sangat reliabel. 39

55 Jika tidak reliabel maka atribut yang memiliki nilai Cronbach s Alpha if Item Deleted terbesar harus dihilangkan dan tidak dinyatakan pada responden saat pengambilan data dalam penelitian Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index Tingkat kepuasan konsumen dapat dianalisis dengan beberapa alat analisis yaitu Importance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI), Structural Equation Modeling (SEM), Customer Loyalty Index (CLI). Dalam penelitian ini tidak menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dan Customer Loyalty Index (CLI) karena ruang lingkup terbatas pada kajian kepuasan, tidak seperti CLI yang membahas secara mendalam tentang loyalitas konsumen dan penggunaan SEM membutuhkan responden 100 orang sementara penelitian ini hanya menggunakan 50 responden Importance Performance Analysis (IPA) Pengukuran terhadap kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan Importance Performance Analysis (IPA). Pengukuran kepuasan dengan Importance Performance Analysis (IPA) dikembangkan oleh Martilla dan James (1997). Importance Performance Analysis (IPA) menggambarkan rata-rata dari tingkat kepentingan dan kinerja dari suatu produk yang dituangkan dalam sebuah diagram yang menunjukkan kombinasi atribut-atribut dan berdampak pada kepuasan konsumen. IPA menggambarkan tingkat kepentingan bukan menunjukkan harapan konsumen terhadap kinerja yang dirasakan. Rangkuti (2006) menyatakan bahwa istilah expectation diganti dengan istilah importance atau tingkat kepentingan berdasarkan persepsi konsumen. Konsep harapan menjadi tidak jelas dan kurang berkaitan dengan tujuan perusahaan karena perusahan memiliki tujuan yang berbeda-beda. Konsep IPA menggambarkan tingkat kinerja yang menunjukkan atribut aktual yang dirasakan oleh konsumen. Serta tingkat kepentingan atribut yang menunjukkan seberapa penting atribut tersebut bagi konsumen. Penilaian tingkat kinerja dan tingkat kepentingan konsumen digunakan skor yang ditunjukkan pada Tabel 7. 40

56 Tabel 7. Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan Skor Kinerja Kepentingan Skor 1 Sangat Tidak Baik Sangat Tidak Penting Skor 2 Tidak Baik Tidak Penting Skor 3 Cukup Baik Cukup Penting Skor 4 Baik Penting Skor 5 Sangat Baik Sangat Penting Sumber : Supranto (1997) Menurut Supranto (1997) menyatakan total penilaian tingkat kinerja dan kepentingan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor penilaian yang diberikan oleh responden. Kemudian hasil perhitungan tersebut digambar dalam diagram IPA. Atribut-atribut tersebut diposisikan berdasarkan skor rata-rata dimana skor rata-rata penilaian kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X. Sedangkan atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan (Y). Adapun rumus yang dipakai adalah : X = Keterangan : n i=1 n Xi X = Skor rata-rata tingkat kinerja Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan n = Jumlah responden Y = n i=1 n Diagram IPA merupakan suatu ruang yang dibagi atas empat bagian dan masing-masing bagian dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (a,b). Titik tersebut diperoleh dari rumus : a = Xi k Keterangan : a = Batas sumbu X (tingkat kinerja) b = Batas sumbu Y (tingkat kepentingan) k = Banyaknya atribut yang diteliti b= Yi k Yi 41

57 Hubungan antara tingkat kinerja (X) dan kepentingan (Y) yang diperoleh dari responden dapat diinterpretasikan oleh diagram Importance Performance Analysis yang ditunjukkan pada gambar 3. I Penting Prioritas Utama Pertahankan Prestasi II Kepentingan III IV Kurang Prioritas Rendah Berlebihan Penting Kurang Baik Kinerja Baik Gambar 3. Diagram Importance and Performance Analysis Sumber : Rangkuti (2006) Masing-masing kuadran pada gambar menunukkan suatu keadaan yang berbeda, yaitu: 1. Kuadran I (Prioritas Utama) Kuadran I membuat atribut-atribut yang dianggap penting namun kinerja atribut yang dirasakan masih rendah. Kuadran ini menunjukkan tingkat kepuasan konsumen masih rendah sehingga prioritas utama bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja dari atribut produknya. 2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Kuadran II membuat atribut yang dianggap penting dan kinerja atribut sesuai dengan yang dirasakan konsumen. Kuadran ini menunjukkan tingkat kepuasan konsumen relatif tinggi sehingga perusahaan perlu mempertahankan prestasi dari atribut produknya. 3. Kuadran III (Prioritas Rendah) Kuadran III membuat atribut yang kurang penting dengan pelaksanaan yang tidak baik. Kuadran ini menunjukkan bahwa perlu memperhatikan atribut- 42

58 atribut yang tidak terlalu berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan perlu untuk meningkatkan kinerja perusahaan. 4. Kuadran IV (Berlebihan) Kuadran IV membuat atribut yang dianggap kurang penting pengaruhya bagi kepuasan kosumen namun kinerjanya dinilai berlebihan. Perusahaan perlu mengurangi atribut yang tidak terlalu berpengaruh sehingga akan menghemat biaya Customer Satisfaction Index (CSI) Menurut Irawan (2003) bahwa metode Customer Satisfaction Index merupakan metode untuk menentukan tingkat kepuasan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut yang diukur. Menurut Stratford (2004) dalam Putri (2009), metode pengukuran CSI meliputi tahapan sebagai berikut: 1. Menetukan Mean Importance Score (MIS), nilai ini berasal dari rata-rata kepentingan tiap responden. Keterangan : n = Jumlah responden Yi = Nilai kepentingan atribut Y ke-i MIS = n i=1 Yi n 2. Membuat Weight Factors (WF) yaitu fungsi dari Mean Importance Score (MIS) atau nilai dari rata-rata tingkat kepentingan (MIS-i) per atribut teradap total MIS seluruh atribut yang diuji. Dimana p merupakan atribut kepentingan ke-p. WF = MISi p i=1 MISi x 100% 3. Membuat Weight Score (WS) yaitu perkalian antara Weight Factor (WF) dengan rata-rata tingkat kepuasan atau Mean Satisfaction Score (MSS). WS = MSS x WF 4. Membuat Weight Average Total (WAT) yaitu fungsi dari total Weight Score (WS) atribut ke-1 (α1) hingga atribut ke-n (αn). 43

59 WAT = WS α1 + WS α2 + + WS αn 5. Selanjutnya menghitung Customer Satisfactin Index yaitu jumlah Weight Average (WA) dibagi dengan Highest Scale (HS) atau yang dinyatakan dalam bentuk persen. Skala maksimum diperoleh dari ukuran skala Likert yang digunakan dalam pembobotan tingkat kepentingan dan kinerja. Maka penelitian ini menggunakan skala yang maksimum lima. CSI = WA HS x 100% Indeks kepuasan pelanggan menggunakan rentang skala untuk menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk. Rentang skala kepuasan pelanggan berkisar antara persen. Rumus rentang skala yang digunakan adalah sebagai berikut : Keterangan : RS = rentang skala m = skor tertinggi n = skor terendah RS = (m n) b b = jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan skala maksimal lima) Tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen berdasarkan panduan survei kepuasan pelanggan pada tabel 8. Tabel 8. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index Angka Indeks Interpretasi 0,00-0,35 Sangat tidak puas 0,36-0,50 Tidak puas 0,51-0,65 Cukup puas 0,66-0,80 Puas 0,81-1,00 Sangat puas Sumber : Santoso (2006) dalam Sianturi (2010) 44

60 4.7 Defenisi Operasional 1. Konsumen adalah orang yang melakukan pembelian tahu di industri tahu Djadi Sari. 2. Responden adalah konsumen tahu Djadi Sari yang sudah berusia sama dengan atau lebih dari 17 tahun dimana konsumen sedang melakukan pembelian dan bersedia mengisi kuesioner. 3. Atribut produk adalah variabel yang melekat pada produk sehingga dapat menunjukkan keunikan produk seperti rasa, aroma, harga, kemasan dan lainnya. 4. Rasa tahu adalah karakteristik tahu yang dirasakan oleh indera pengecap berupa rasa asam dan hambar yang dipersepsikan konsumen. 5. Harga adalah nilai uang yang dikeluarkan responden untuk mendapatkan manfaat dari tahu Djadi Sari. 6. Bentuk tahu yaitu rupa tahu yang dapat dilihat secara langsung seperti kotak, kotak tidak besudut, kotak kecil dan besar. 7. Warna adalah atribut yang dapat dilihat oleh indera penglihatan sehingga menimbulkan ketertarikan. 8. Volume adalah bobot tahu yang menggambarkan kesesuaian dengan harga dan kebutuhan responden. 9. Kemasan adalah bentuk penutup yang dimiliki tahu yang berfungsi sebagai pelindung dan menjadi pembanding dengan produk yang lainnya. 10. Merek adalah nama, simbol, tanda, desain, atau kombinasi semua yang digunakan untuk mengidentifikasi produk sehingga dapat dijadikan pembanding bagi konsumen dan image bagi perusahaan. 11. Label adalah informasi yang tersedia berupa tanggal produksi, komposisi, kadarluarsa, izin BPOM, label halal, dan manfaat khusus dari tahu. 12. Iklan atau promosi adalah serangkaian cara dan media yang digunakan untuk mengenalkan dan memasarkan tahu Djadi Sari agar konsumen tertarik untuk membeli. 13. Manfaat adalah nilai yang diperoleh responden setelah mengonsumsi tahu dengan biaya yang telah dikeluarkan. 45

61 BAB V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tahu Djadi Sari Djadi Sari adalah sebuah perusahaan industri rumahan yang telah berdiri dan beroperasi sejak febuari Perusahaan ini memproduksi berbagai macam makanan seperti tahu, susu kedelai, baso tahu, siomay dan lumpia. Perusahaan Djadi Sari berada pada pemukiman warga sehingga karyawan perusahaan Djadi Sari kebanyakan berasal dari warga sekitar. Hal ini juga dilakukan agar dapat menjalin hubungan sosial yang baik dengan warga sekitar dan menjelaskan bahwa keberadaan perusahaan Djadi Sari ini dapat memberi lapangan kerja bagi warga sekitar. Perusahaan tahu Djadi Sari berada di jalan Bina Marga KM 3 RT 003 RW 007 kelurahan Kayumanis kecamatan Tanah Sareal kota Bogor, Jawa Barat. Perusahaan Djadi Sari dipimpin oleh pemimpin yang telah memiliki pengalaman dalam mengelola dan memimpin selama 25 tahun. Keberanian pemilik membuka usaha ini diawali dengan modal sebesar Rp ,00. Dalam perjalanan pengembangan dan kemajuan Djadi Sari, perusahaan ini mengalam berbagai kedala. Dengan melihat berbagai perkembangan kebutuhan dari masyarakat sebagai konsumen Djadi Sari maka perusahaan ini selalu berusaha memperbaiki diri. Perusahaan ini selalu berusaha melakukan pengembangan atau ekspansi untuk meningkatkan nilai tawar perusahan mengingat banyaknya peluang bagi perusahaan lain sebagai pesaing. Djadi Sari selalu berusaha mempertahankan kepercayaan konsumen akan kualitas produk dan pelayanan yang diberikan. Pemilik Djadi Sari berperan langsung sebagai pemimpin Djadi Sari Karena perusahaan ini masih kecil dan masih bisa ditangani oleh pemilik. Djadi Sari sekarang telah memilki 27 orang Karyawan pabrik, 4 orang staf kantor dan 30 orang sebagai armada penjualan. Pangsa pasar yang telah diraih oleh Djadi Sari yaitu daerah Cikokol, Cakung, Air Mancur Bogor, dan beberapa perumahan sekitar. Pembelian produk dapat dilakukan secara langsung ke pabrik, melakukan pemesanan, atau adanya kerjasama (kontrak). 46

62 Penjualan dilakukan melalui pedagang dengan cara berkeliling perumahan atau daerah tujuan. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti mengikuti pedagang saat berjualan tahu untuk dapat bertemu langsung dengan konsumen yang akan dijadikan sebagai responden penelitian. 5.2 Struktur Organisasi Perusahaan Tahu Djadi Sari merupakan suatu usaha yang bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Dalam menggerakkan usaha ini, tahu Djadi Sari membentuk suatu organisasi. Posisi orgaisasi yang dibentuk dan dijalankan memiliki tanggungjawab masing-masing. Tetapi dalam kenyataannya fungsi atau tanggungjawab tersebut bersifat fleksibel sehingga satu dengan yang lainnya dapat saling membentu. Seorang pengawas dapat menggantikan staf kantor saat staf kantor tidak masuk kerja. Berdasarkan data profil perusahaan, tahu Djadi Sari memiliki karyawan pabrik sebanyak 27 orang dan pedagang sebanyak 30 orang. Struktur organisasi tahu Djadi Sari dapat dilihat pada gambar 4. PEMILIK PIMPINAN STAF KANTOR PENGAWAS TEKNISI KEPALA PEMASARAN KEPALA PRODUKSI PEDAGANG KARYAWAN PABRIK Gambar 4. Gambar struktur organisasi Tahu Djadi Sari tahun 2012 Sumber : Tahu Djadi Sari

63 Setiap hari karyawan pabrik memiliki jam kerja yang berbeda-beda. Hal ini karena perusahaan menyesuaikan dengan shift kerja karyawan pabrik. Terdapat dua jenis shift kerja karyawan pabrik setiap hari yaitu : a) shift siang (kerja pukul WIB); b) shift malam (kerja pukul WIB). Shift siang dilakukan untuk membuat tahu cetak dan shift malam dilakukan untuk membuat tahu PK. Kepala produksi memiliki jam kerja yang tidak tetap karena kepala produksi harus melakukan pengawasan produksi selama 24 jam. Kepala pemasaran dan staf kantor bekerja mulai pukul WIB setiap hari senin sampai hari sabtu. Sedangkan untuk pengawas memiliki jam kerja yang tidak tentu seperti kepala produksi karena pengawas harus mengawasi produksi, pemasaran dan teknisi setiap hari selama 24 jam dan harus menggantikan bidang pemasaran saat hari minggu. Hari libur untuk karyawan pabrik dilakukan secara bergilir dimana setiap 8 (delapan) minggu kerja atau 2 (dua) bulan kerja maka karyawan pabrik mendapat libur selama seminggu secara bergilir. Kegiatan evaluasi pekerjaan atau rapat perusahaan dilakukan secara kondisional. Perusahaan melakukan rapat perusahaan ketika pemilik atau pemimpin meminta untuk rapat dan terdapat kondisi tertentu untuk dirundingkan. 5.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Produk (Product Mix) Tahu Djadi Sari memproduksi sendiri produk yang terbuat dari kedelai, seperti tahu, kembang tahu, susu kedelai dan tahu susu. Produk yang diproduksi tersebut tanpa menggunakan bahan pengawet sehingga cepat rusak atau tidak bisa dikonsumsi. Namun, tahu Djadi Sari juga menjual produk yang tidak diproduksi sendiri seperti tempe, siomay, bakso tahu, dan lumpiah. Tahu yang dijual terdapat dua jenis yaitu tahu Cetak (bewarna putih dan kuning) dan tahu PK (bewarna putih dan kuning). Tahu yang bewarna kuning menggunakan pewarna dari kunyit olahan sendiri. Semua produk yang akan dijual dan dikirim kepada pedagang, disimpan dalam pendingin sehingga produk tetap segar. Produk yang dijual oleh pedangang diletakkan di dalam kotak (box) tahu dan dibawa menggunakan motor untuk dijual kepada konsumen. Konsumen dapat memilih untuk membeli tahu dengan jumlah 5 potong, 10 potong, 15 potong dan seterusnya. 48

64 5.3.2 Harga (Price) Harga sangat menentukan dalam pembelian konsumen terhadap suatu barang. Pada umumnya konsumen membeli suatu barang terlebih dahulu melihat harga suatu produk dan kesesuaian antara harga dengan manfaat yang diterima. Perusahaan tahu Djadi Sari menjual tahunya dengan harga antara Rp 450,00 sampai Rp 900,00 per potong tahu. Dalam setiap penjualan kepada konsumen biasanya perusahaan menjual tahu per lima atau sepuluh potong tahu. Tahu Cetak yang berwarna kuning maupun putih memiliki harga yang sama dan tahu PK yang bewarna kuning maupun putih juga memiliki harga yang sama. Harga tahu Cetak bila dibeli melalui pedagang yaitu Rp 8000,00 per sepuluh potong tahu dan bila langsung ke pabrik dijual dengan harga Rp 4500,00 per sepuluh potong tahu. Harga tahu PK bila melalui pedagang yaitu Rp ,00 per sepuluh potong tahu dan bila ke pabrik dijual dengan harga Rp 9000,00. Sedangkan restoran menjual sesuai dengan keinginan dari restoran tersebut Promosi (Promotion) Promosi yang dilakukan tahu Djadi Sari adalah promosi langsung melalui para pedagang. Promosi ini dilakukan dengan mengelilingi perumahan dan pedagang memberitahu tentang tahu Djadi Sari. Promosi melalui pedagang ini juga dilakukan karena awalnya pedagang ini juga sudah berlangganan dengan konsumen saat menjual tahu dengan merek lain. Sekarang perusahaan juga sudah melakukan promosi denan media cetak yaitu brosur. Promosi yang dilakukan perusahaan masih sederhana, belum menggunakan internet atau media lain dikarenakan perusahaan masih lebih memfokuskan perhatian terhadap masalah lain seperti pengadaan mesin uap dengan solar serta promosi langsung melalui pedagang masih efisien digunakan dengan pertimbangan penjualan perusahaan. Secara tidak langsung konsumen juga dijadikan sebagai wadah promosi karena beberapa konsumen yang telah melakukan pembelian akan mempromosikan produk tahu Djadi Sari kepada orang lain yang dikenal Tempat (Place) Perusahaan tahu Djadi Sari berada di jalan Bina Marga KM 3 RT 003 RW 007 kelurahan Kayumanis kecamatan Tanah Sareal kota Bogor, Jawa Barat. Tahu 49

65 Djadi Sari terletak di sekitar perumahan warga dan cukup sulit dijangkau karena perusahaan tahu Djadi Sari terletak agak curam ke bawah. Gedung tahu Djadi Sari masih kecil dimana kantor pengawas, pemasar dan staf kantor berada pada ruangan yang sama. Pada bagian depan, belakang dan samping sebelah kiri gedung adalah perumahan warga. Sedangkan di sebelah samping sebelah kanan adalah kebun warga. Penjualan tahu Djadi Sari dilakukan oleh pedagang yang berkeliling ke berbagai daerah penjualan seperti daerah Cikokol, Cakung, Air Mancur Bogor, dan beberapa perumahan sekitar. 50

66 6.1 Karakteristik Umum Konsumen BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Tahu Djadi Sari yang dibeli oleh konsumen bertujuan untuk dikonsumsi oleh keluarganya/rumah tangga. Hal ini dikarenakan tahu yang dijual oleh Djadi Sari adalah tahu yang akan diolah lebih lanjut untuk dikonsumsi oleh keluarga. Konsumen yang membeli tahu bukan hanya perempuan saja namun persentase laki-laki juga cukup besar yaitu 24 persen laki-laki dan 76 persen perempuan. Konsumen perempuan pada pagi hari memiliki banyak aktivitas sehingga dalam rumah tangga laki-laki juga ikut beperan. Persentase tersebut hanya untuk membeli namun untuk mengonsumsi dilakukan bersama. Mayoritas konsumen tahu berusia lebih dari 50 tahun yaitu 17 persen dan usia 41 sampai 50 tahun yaitu 16 persen. Hal ini disebabkan karena konsumen Tahu Djadi Sari adalah rumah tangga dimana tahu yang dibeli untuk kebutuhan rumah tangga. Selain itu, konsumen yang membeli tahu adalah orang tua yang sudah tidak atau mengurangi konsumsi protein hewani demi menjaga kesehatan. Masih adanya anggapan bahwa tahu merupakan makan tradisional yang tidak sesuai dengan tren sekarang membuat orang muda tidak ingin mengonsumsi tahu. Namun dalam penelitian ini persentase tersebut juga dipengaruhi oleh konsumen yang berusia muda memiliki aktivitas yang lebih banyak dari pada orang yang berusia > 41 tahun sehingga sulit untuk diwawancarai. Tahu Djadi Sari memiliki harga cukup mahal bila dibandingkan dengan tahu tahu di pasar yang berkisar antara Rp 200,00 sampai Rp 500,00 per potong tahu, karena kualitas yang dimiliki. Harga tahu Djadi Sari yaitu Rp 800,00 untuk tahu cetak per potong dan Rp 1300,00 untuk tahu PK per potong namun konsumen tetap mengonsumsi tahu Djadi Sari. Hal ini dikarenakan pendidikan konsumen sangat berpengaruh besar terhadap pembeliannya. Sebanyak 40 persen konsumen berpendidikan Sarjana dan 20 persen berpendidikan Diploma. Semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi wawasan yang dimiliki oleh konsumen sehingga konsumen lebih mengerti bagaimana mencari, menerima dan mencerna informasi-informasi yang ada serta lebih selektif terhadap apa yang ia konsumsi. Dalam hal ini banyaknya informasi tentang tahu beformalin dan mengandung 51

67 boraks membuat konsumen yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi lebih dapat memperkirakan kesesuaian harga dengan kualitas produk yang dibeli. Tabel 9. Karakteristik Umum Konsumen Tahu Djadi Sari : Karakteristik Umum Konsumen Jumlah Persentase (%) 1. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia Tahun Tahun Tahun > 50 Tahun Pendidikan Terakhir SMP 2 4 SMA Diploma Sarjana/Pasca Sarjana Pekerjaan PNS 7 14 Pegawai Swasta Pensiunan 8 16 wirausaha Pendapatan Rata-rata per Bulan Keluarga Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp > Rp Berdasarkan pendapatan rumah tangga, konsumen tahu Djadi Sari paling banyak adalah konsumen dengan pendapatan > Rp ,00 yaitu 48 persen. Kemudian diikuti dengan pendapatan Rp ,00 Rp ,00 sebanyak 24 persen, Rp ,00 Rp sebanyak 16 persen, Rp ,00 Rp sebanyak 8 persen, Rp ,00 Rp sebanyak 4 persen. Pendapatan konsumen yang semakin tinggi 52

68 meningatkan kemampuan dan keinginan konsumen untuk membeli tahu yang lebih berkualitas. Semakin kecil pendapatan konsumen maka konsumen akan semakin memikirkan harga suatu barang yang akan dibeli. Tahu Djadi Sari yang cukup mahal membuat konsumen yang berpendapatan kecil lebih sedikit. Bahkan dari 50 responden, prensentase konsumen dengan pendapatan konsumen < Rp ,00 adalah 0 persen atau tidak ada. Pendapatan konsumen ini juga dapat dikaitkan dengan pekerjaan konsumen yang pada umumnya adalah pegawai swata yaitu 54 persen dan wirausaha yaitu 8 persen. Sedangkan konsumen yang sudah pensiun ingin membeli tahu Djadi Sari dikarenakan untuk menggantikan konsumsi mereka terhadap protein hewani menjadi protein nabati demi menjaga kesehatan. 6.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Konsumen memutuskan melakukan pembelian terhadap suatu produk melalui beberapa tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan hasil pembelian (Engel et al 1994): Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan konsumen dapat dilihat dari motivasi/alasan konsumen membeli tahu. Pada umumnya konsumen tahu Djadi Sari ingin membeli tahu dikarenakan untuk pemenuhan gizi yaitu 32 orang atau 64 persen. Tahu berasal dari kacang kedelai sehingga tahu memiliki protein yang tinggi dimana protein tersebut dibutuhkan oleh konsumen untuk pemenuhan gizi. Selain itu persentase konsumen yang membeli tahu karena kebiasaan sejak dahulu juga cukup besar yaitu 36 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tahu sudah dikenal baik oleh konsumen sejak dahulu dan tingkat loyalitas konsumen terhadap tahu tinggi sehingga sampai sekarang konsumen tetap mengonsumsi tahu. Berdasarkan manfaat yang dicari konsumen dalam mengonsumsi tahu, kebanyakan konsumen mengonsumsi tahu yaitu 40 persen bertujuan untuk menggantikan konsumsi protein hewani. Hal ini disebabkan karena pada umumya konsumen sudah berusia > 50 tahun sehingga lebih mengurangi konsumsi makan yang mengandung lemak hewani. Serta ada sebesar 28 persen konsumen yang bertujuan untuk menjaga kesehatan, hal ini berkaitan dengan karakteristik konsumen tahu Djadi Sari adalah 53

69 konsumen menengah ke atas dan kebanyakan berpendidikan tinggi dimana konsumen tersebut lebih melihat kualitas dan dampak terhadap kesehatan dari pada harga. Selain itu juga konsumen ingin membeli tahu dikarenakan rasa tahu yang enak yaitu 32 persen konsumen. Hal ini berkaitan dengan motivasi konsumen ingin membeli tahu karena kebiasaan sejak dahulu, rasa tahu yang enak membuat konsumen terus mengonsumsi tahu. Tabel 10. Pengenalan Kebutuhan Konsumen Tahu Djadi Sari A. Pengenalan Kebutuhan Jumlah Persentase (%) 1. Alasan/motivasi yang membuat konsumen membeli tahu : Kebiasaan sejak dulu Pemenuhan gizi Manfaat yang dicari oleh konsumen dalam mengonsumsi tahu : Manfaat pengganti protein hewani Untuk menjaga kesehatan Rasanya yang enak Intensitas mengonsumsi tahu dalam seminggu: Setiap hari (7 kali) kali kali Dilihat dari intensitas konsumen mengonsumsi tahu dalam seminggu, konsumen yang mengonsumsi tahu setiap hari dalam seminggu hanya sebesar 18 persen. Dimana konsumen ini adalah konsumen yang sangat loyal terhadap tahu dan konsumen yang berusia > 50 tahun yang harus menghindari makanan yang mengadung lemak hewani. Pada umumnya konsumen Djadi Sari mengonsumsi tahu berkisar 3-5 kali dalam seminggu yaitu ada 25 orang atau 50 persen. Hal ini menunjukkan konsumen sangat suka dan menginginkan tahu namun konsumen tidak mengonsumsi setiap hari agar tidak jenuh dalam mengonsumsi tahu. Serta ada 16 persen konsumen yang mengonsumsi tahu sekitar 1-2 kali dalam seminggu karena konsumen ini tidak terlalu loyal terhadap tahu dan adanya kesulitan konsumen dalam memperoleh tahu yang diinginkan. 54

70 6.2.2 Pencarian Informasi Konsumen yang mengenal kebutuhannya dengan mengetahui motivasi dan manfaat dari membeli dan mengonsumsi tahu maka konsumen akan melakukan pencarian informasi tentang tahu yang akan dibeli. Tabel 11. Pencarian Informasi Tahu Djadi Sari B. Pencarian Informasi Jumlah Persentase (%) 4. Konsumen melakukan pencarian informasi secara khusus atau tidak sebelum membeli tahu Djadi Sari : Ya 9 18% Tidak 41 82% 5. Konsumen mendapatkan informasi tentang tahu Djadi Sari dari : Teman/Kenalan 16 32% Keluarga 1 2% Pedagang 33 66% 6. Pengaruh sumber informasi : Menarik sehingga membeli 40 80% Tidak berpengaruh sama sekali 10 20% 7. Bentuk promosi yang menarik bagi konsumen untuk membeli tahu : Iklan televisi/radio 3 6% Media cetak 1 2% Promosi Langsung 40 80% Mulut ke mulut 6 12% Berdasakan penelitian yang dilakukan, sumber informasi tahu Djadi Sari bagi konsumen biasanya berasal dari pedagang yaitu sebanyak 33 orang atau 66 persen dan keluarga atau teman sebanyak 34 persen. Hal ini dikarenakan tahu Djadi Sari masih berdiri selama 1 tahun sehingga yang paling banyak mengetahui tentang tahu Djadi Sari adalah pedagang tahu Djadi Sari sendiri. Selain itu tahu Djadi Sari tidak memiliki website atau blog sehingga konsumen mengetahui tentang tahu Djadi Sari hanya melalui teman atau keluarga yang telah membeli tahu Djadi Sari. Pengaruh informasi yang diberasal pedagang dan keluarga atau teman sangat berpengaruh sehingga konsumen ingin membeli tahu Djadi Sari. Hal 55

71 ini dilihat dari persentase pengaruh informasi terhadap konsumen yaitu sebesar 80 persen. Serta ada sebesar 20 persen konsumen yang menganggap informasi yang diberikan oleh sumber informasi tersebut tidak berpengaruh sama sekali. Konsumen ini membeli tahu Djadi Sari dengan mencoba sendiri tahunya dan membandingkannya dengan tahu yang lain. Hal ini juga dapat ditunjukkan dengan konsumen yang melakukan pencarian informasi terlebih dahulu yaitu sebesar 18 persen. Bentuk informasi yang dianggap paling menarik bagi konsumen adalah promosi langsung yaitu sebanyak 80 persen. Promosi langsung melalui pedagang membuat konsumen dapat langsung mencoba tahu yang dibeli. Selain itu konsumen tahu Djadi Sari adalah konsumen yang berpendidikan sehingga konsumen dapat mengetahui ciri-ciri tahu yang baik untuk dikonsumsi Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif dilakukan oleh konsumen setelah konsumen mengenali kebutuhannya dan mencari informasi. Konsumen akan mempertimbangkan kriteria produk yang ingin dibeli berdasarkan kebutuhan dan informasi yang ada kemudian konsumen akan dapat menentukan pilihan akhirnya. Berdasarkan informasi, pada umumnya yang menjadi bahan perhatian dan pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian tahu Djadi Sari adalah variabel rasa. Hal ini dapat dilihat pada tabel 12, variabel rasa dijadikan oleh konsumen sebagai faktor utama dalam pembelian tahu Djadi Sari. Kemudian konsumen melakukan pembelian dengan melihat dari kemudahan untuk memperolehnya yaitu ada persen. Adanya berbagai aktivitas konsumen dan perkembangan zaman membuat setiap orang ingin melakukan banyak hal dengan waktu yang lebih singkat termaksud membuat konsumen ingin mendapatkan tahu dengan lebih mudah sehingga dapat melakukan aktivitas yang lainnya. Setelah melihat dari kemudahan untuk memperoleh, konsumen juga melihat dari variabel harga yaitu sebesar 15.5 persen dimana konsumen akan membandingkan produk yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Pada umumnya konsumen tahu Djadi sari ini merupakan langganan tahu merek lain namun adanya kemampuan konsumen dalam mencari informasi dan pengetahuan tentang tahu membuat konsumen merasa tahu Djadi Sari lebih murah. Namun tahu Djadi Sari memiliki 56

72 kualitas yang hampir sama dengan produk yang sebelumnya dikonsumsi. Konsumen juga melihat pelayanan dari pedagang yang menjual tahu yaitu sebesar persen. Sebelum membeli tahu Djadi Sari, konsumen membeli tahu merek lain dimana pedagang yang menjual tahu tersebut adalah padagang yang sama. Adanya keuntungan yang lebih dari menjual tahu Djadi Sari dari pada tahu merek yang sebelumnya membuat pedagang berpindah ke tahu Djadi Sari. Namun konsumen lebih memilih berganti merek tahu dari pada berganti pedagang, hal ini karena adanya kepuasan konsumen terhadap pedagang sehingga membuat konsumen percaya dan loyal terhadap pedagang. Tabel 12. Sebaran Tingkat Informasi yang menjadi Perhatian dan Pertimbangan Konsumen Tahu Djadi Sari 8. Informasi yang paling menjadi fokus perhatian dan pertimbangan konsumen dalam pembelian tahu Djadi Sari : Persentase (%) Harga Pelayanan Kemasan 4.67 Merek 0.50 Rasa Warna 5.50 Volume 0.50 Kemudahan untuk memperoleh Bentuk 3.33 Label halal, tgl kadar luarsa, & BPOM 6.00 Konsumen tahu Djadi Sari yang mengetahui bahwa tahu yang dikonsumsi adalah tahu tanpa bahan formalin sebesar 100 orang. Konsumen menyatakan tahu Djadi Sari tanpa bahan formalin biasanya berdasarkan pengetahuan konsumen yaitu tahu tidak kenyal atau mudah pecah, tahu tidak terlalu asam, bila dalam kulkas dapat bertahan sampai 3 hari dan bila dalam keadaan luar tidak sampai 1 hari. Konsumen juga dapat melihat dari warna tahu yang tidak terlalu pucat atau terlalu cerah serta ada juga konsumen yang melakukan uji laboratorium. Selain itu adanya kepercayaan konsumen kepada pedagang, adanya tulisan tahu tanpa bahan formalin dan pengawet di kotak tahu pedagang serta adanya izin dari Departemen Kesehatan kota Bogor semakin menguatkan kepercayaan konsumen terhadap tahu Djadi Sari. 57

73 Tahu merek lain yang paling sering dibeli oleh konsumen adalah tahu Yun Yi yaitu sebanyak 29 orang atau 58 persen, hal ini menunjukkan bahwa konsumen Tahu Djadi Sari adalah konsumen menengah ke atas dan lebih memikirkan kualitas dari pada harga. Karena tahu Yun Yi memiliki harga cukup besar diatas tahu Djadi Sari namun menurut konsumen kualitas tahu Yun Yi hanya lebih sedikit dari pada tahu Djadi Sari. Kemudian alternatif lain bagi konsumen yaitu membeli tahu di pasar sebanyak 15 orang atau 30 persen, tahu Bandung 3 orang atau 6 persen, tahu Sutra 2 persen dan tahu dari Parung 2 persen. Adanya kesulitan dalam memperoleh tahu Djadi Sari dan tahu Yun Yi membuat konsumen membeli tahu di pasar dan tahu lainnya. Tabel 13. Sebaran Konsumen Berdasarkan Produk Tahu Merek Lain yang Sering Dibeli dan Dikonsumsi 9. Produk tahu lain yang sering dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen : Jumlah Persentase (%) Tahu Yun Yi Tahu di pasar Tahu sutra 1 2 Tahu dari parung 1 2 Tahu Bandung Keputusan Pembelian Tahap selajutnya adalah tahap keputusan pembelian dimana dari alternatif yang ada, konsumen memutuskan untuk membeli tahu Djadi Sari. Berdasarkan tabel, konsumen yang membeli tahu Djadi Sari secara terencana yaitu sebanyak 32 orang atau 64 persen. Hal ini dikarenakan pedagang tahu Djadi Sari biasanya memiliki hari tertentu berjualan tahu di daerah tersebut sehingga konsumen selalu merencanakan kapan harus membeli. Sedangkan sebesar 36 persen konsumen membeli tahu Djadi Sari secara mendadak dikarenakan pedagang tidak tentu kapan berjualan di daerah tersebut. Adanya konsumen yang menjadikan tahu sebagai cemilan membuat konsumen tidak bisa memprediksi kapan ia akan memakan tahu. Serta kurang atau tidak bisanya konsumen memprediksi secara pasti kapan tahu yang dibeli akan habis oleh konsumsi keluarga. 58

74 Konsumen dalam pembelian tahu Djadi Sari biasanya berperan sebagai pemilik ide, pihak yang memutuskan, pembeli (tidak untuk diri sendiri) dan pengonsumsi yaitu sebanyak 30 orang atau 60 persen. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen melakukan semua peran tersebut kecuali mempengaruhi orang lain untuk membeli. Dan sebanyak 20 orang atau 40 persen adalah pemilik ide, pemberi pengaruh, pihak yang memutuskan, pembeli (tidak untuk diri sendiri) dan pengonsumsi. Konsumen ingin memberi pengaruh kepada orang lain untuk membeli dikarena kepuasan konsumen terhadap tahu yang dibeli. Tabel 14. Keputusan Pembelian Konsumen Tahu Djadi Sari D. Keputusan pembelian Jumlah Persentase (%) 10. Konsumen membeli tahu Djadi Sari secara : Terencana Mendadak Peranan konsumen dalam pembelian tahu Djadi Sari : pemilik ide, pemberi pengaruh, pihak yang memutuskan, pembeli (tidak untuk diri sendiri) dan pengonsumsi pemilik ide, pihak yang memutuskan, pembeli (tidak untuk diri sendiri) dan pengonsumsi Tempat konsumen membeli tahu Djadi Sari : Langsung ke pabrik 1 2 Melalui pedagang Hal yang dilakukan konsumen saat tahu Djadi sari tidak tersedia : Berusaha mencari tahu yang lain Mencari produk pengganti Menghubungi sales 2 4 Tidak membeli Tahu yang paling sering dibeli konsumen : Tahu PK Tahu Cetak Konsumen membeli tahu Djadi sari dapat melalui pedagang, langsung ke pabrik atau restoran. Berdasarkan tabel, konsumen membeli tahu Djadi Sari paling banyak melalui pedagang yaitu ada 49 orang atau 98 persen. Konsumen 59

75 menyatakan bahwa membeli ke pedagang lebih mempermudah karena langsung diantar kerumah. Konsumen membeli ke pedagang juga karena konsumen belum mengetahui keberadaan pabrik atau restoran yang bekerja sama dengan tahu Djadi Sari. Namun ada 1 orang atau 2 persen yang membeli langsung ke pabrik karena konsumen tersebut mengenal baik pemilik tahu Djadi Sari sehingga ia melakukan kerjasama. Dari kerjasama tersebut konsumen memperoleh harga beli yang lebih murah dari pada konsumen yang membeli ke pedagang atau ke restoran. Konsumen yang membeli ke restoran biasanya membeli tahu yang telah diolah lebih lanjut sehingga konsumen tidak mengetahui merek dari tahu yang dimakan. Saat tahu Djadi Sari tidak tersedia seperti saat pedagang libur atau saat pedagang sudah habis menjual tahu di daerah sebelumnya. Ada 27 orang atau 54 persen konsumen yang memilih untuk mencari tahu merek lain seperti Yun Yi, tahu di pasar, Tahu Bandung, dan tahu yang lainnya. Ada 11 orang atau 22 persen konsumen yang memilih untuk mencari produk pengganti seperti tempe, susu kedelai dan bahan pangan lain yang berprotein. Ada juga 2 orang atau 4 persen konsumen yang memilih untuk menghubungi pedagang agar pedagang tetap mengatar tahu ke rumahnya. Serta ada juga yang memilih untuk tidak membeli yaitu 10 orang atau 2 persen dikarenakan konsumen tidak percaya kepada tahu lain dan tidak adanya tahu merek lain yang berjualan didaerah tesebut yang dipercaya tidak mengandung formalin dan bahan pengawet. Berdasarkan tabel, konsumen paling banyak membeli tahu PK yaitu ada 66 persen. Konsumen mengatakan bahwa tahu PK lebih lembut dari pada tahu cetak. Tahu PK dan tahu cetak memiliki proses pembuatan yang sama kecuali saat pencetakan. Tahu PK dicetak dengan menggunakan tangan sehingga lebih lembut sedangkan tahu cetak menggunakan alat. Konsumen yang membeli tahu cetak juga cukup besar yaitu 34 persen Hasil Pembelian Konsumen yang telah melakukan pembelian akan menilai produk yang dibeli sehingga penting untuk melihat apakah tahu yang telah diterima konsumen sesuai. Berdasarkan tabel, ternyata terdapat 94 persen konsumen yang menyatakan bahwa manfaat yang diterima konsumen sesuai dan 6 persen menyatakan tidak sesuai. Dengan demikian menunjukkan bahwa tahu Djadi Sari 60

76 telah memberikan produk dan pelayanan yang sesuai bagi konsumen. Namun terdapat sebagian kecil konsumen yang menyatakan bahwa manfaat yang diterima tidak sesuai dimana harga tahu masih sedikit terlalu tinggi dan pelayanan yang kurang karena terkadang tahu Djadi Sari tidak tersedia. Tabel 15. Sebebaran Konsumen Berdasarkan Manfaat dan Perasaan Konsumen Tahu Djadi Sari E. Hasil Pembelian Jumlah Persentase (%) 15. Manfaat yang diterima konsumen : Sesuai Tidak sesuai Perasaan konsumen saat tidak mengonsumsi tahu Djadi Sari : Ada yang kurang Tidak ada yang kurang Berdasarkan perasaan konsumen, sebanyak 60 persen konsumen mengatakan tidak ada yang kurang bila tidak mengonsumsi tahu Djadi Sari karena konsumen dapat mencari tahu merek lain atau mencari produk pengganti. Hal ini juga berkaitan saat tahu Djadi Sari tidak tersedia maka adanya 54 persen konsumen yang memilih tahu merek lain dan 22 persen mencari produk pengganti lain. Ada sebanyak 40 persen yang mengatakan ada yang kurang bila tidak mengonsumsi tahu Djadi Sari. Sehingga perusahaan harus lebih memperhatikan kekurangan perusahaan agar konsumen semakin loyal kepada tahu Djadi Sari. Tabel 16. Kekurangan Tahu Djadi Sari Menurut Konsumen 17. Hal yang paling kurang dari Djadi Sari : Persentase (%) Harga Kemasan 5.00 Rasa Warna 3.00 Kemudahan untuk meperoleh Bentuk Persentase kekurangan yang dirasakan konsumen paling banyak pada variabel harga yaitu persen, karena adanya peningkatan harga dari Rp. 61

77 12.000,00 menjadi Rp ,00 per 10 potong tahu PK dan Rp ,00 menjadi Rp ,00 untuk tahu cetak. Peningkatan ini terjadi karena adanya kenaikan harga kedelai namun konsumen masih menganggap kenaikan harganya cukup tinggi. Setelah itu persentase kekurangan yang cukup besar juga dirasakan pada variabel kemudahan untuk memperoleh yaitu 17 persen, dikarenakan pedagang kurang sering datang. Kekurangan juga dirasakan pada variabel rasa yaitu persen, bentuk persen dan warna 3 persen. Hal ini dikarenakan dalam pembuatan tahu menggunakan tenaga manusia sehingga rasa tahu terkadang lebih asin, bentuk tahu yang tidak seragam dan terkadang retak saat sampai ketangan konsumen serta warna kuning pada tahu kuning tidak merata. Sehingga perlu bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan kemampuan pekerja dalam mengolah atau meproduksi tahu. Bedasarkan ketersediaan untuk membeli kembali sebanyak 100 persen konsumen bersedia untuk membeli kembali. Adanya pengetahuan konsumen tentang tahu, pengalaman membeli tahu merek lainya serta kemampuan untuk membeli membuat konsumen tetap bersedia untuk membeli kembali tahu Djadi Sari. Karakteristik umum dan proses pengambilan keputusan konsumen yang dominan dapat dilihat pada tabel rekap olahan data. Tabel rekapan data menjelaskan secara ringkas tentang karakteristik dan proses keputusan pembelian konsumen secara keseluruhan. Dengan demikian akan mempermudah dan memperjelas untuk memahami secara umum karakteristik dan proses keputusan pembelian konsumen tahu Djadi Sari. Rekapan olahan data menunjukkan karakteristik dan proses keputusan pembelian konsumen Tahu Djadi Sari yang dominan saja. Tabel rekap olahan data sebaran kuesioner konsumen tahu Djadi Sari dapat dilihat pada Tabel

78 Tabel 17. Rekap Olahan Data Sebaran Kuesioner Konsumen Tahu Djadi Sari Karakteristik Umum Konsumen Jumlah Persentase (%) 1. Jenis Kelamin Perempuan Usia 41 Tahun Pendidikan Terakhir: Diploma/ Sarjana/Pasca Pendapatan Rata-rata per Bulan Keluarga Rp A. Pengenalan Kebutuhan 1. Alasan/motivasi yang membuat konsumen : Pemenuhan gizi Manfaat yang dicari oleh konsumen: Manfaat pengganti protein hewani Rasanya yang enak Intensitas mengonsumsi tahu 3-5 kali dalam seminggu B. Pencarian Informasi 4. Konsumen mendapatkan informasi tentang tahu Djadi Sari dari teman/kenalan dan pedagang Bentuk promosi yang menarik bagi konsumen untuk membeli tahu adalah promosi langsung Informasi yang menjadi fokus perhatian konsumen dalam pembelian tahu: Rasa Harga Tahu lain yang sering dibeli adalah Tahu Yun Yi D. Keputusan pembelian 8. Konsumen berperan sebagai pemilik ide, pihak yang memutuskan, pembeli (tidak untuk diri sendiri) dan pengonsumsi Konsumen membeli melalui pedagang Konsumen mencari tahu yang lain jika tahu Djadi sari tidak tersedia Tahu PK yang paling sering dibeli konsumen E. Hasil Pembelian 12. Konsumen menerima manfaat yang sesuai Konsumen merasa tidak ada yang kurang saat tidak mengonsumsi tahu Djadi Sari : Hal yang paling kurang dari Djadi Sari : Harga Rasa Karakteristik konsumen dapat dihubungkan dengan proses keputusan pembelian konsumen dengan menggunakan tabulasi silang. Berdasarkan tabel 63

79 tabulasi silang pada Lampiran 3, dapat diketahui bahwa konsumen yang berusia 50 tahun mengosumsi tahu dikarenakan pemenuhan gizi. Namun, konsumen yang berusia > 50 tahun mengonsumsi tahu dikarenakan kebiasaan sejak dulu. Konsumen yang berusia 30 tahun mencari manfaat dari mengonsumsi tahu karena rasanya yang enak, konsumen yang berusia tahun untuk mengganti protein hewani, serta konsumen yang berusia > 50 untuk menjaga kesehatan. Berdasarkan intensitas membeli, pada umumnya konsumen tahu Djadi Sari membeli tahu sebanyak 3-5 kali dalam seminggu. Konsumen Tahu Djadi Sari mendapat informasi umumnya berasal dari pedagang, konsumen juga membeli tahu umumnya dari pedagang dan promosi yang menarik bagi konsumen pada umumnya yaitu promosi langsung. Konsumen umumnya berusaha mencari tahu lain saat tahu Djadi Sari tidak tersedia. Tahu merek lain yang sering dikonsumsi oleh konsumen dalam segala usia umumnya adalah tahu Yun Yi. Konsumen yang berusia 30 tahun umumnya mengonsumsi tahu Cetak dan konsumen yang berusia > 30 tahun umumnya mengonsumsi tahu PK. Menurut konsumen dalam segala usia, umumnya manfaat yang diterima konsumen dari Tahu Djadi Sari sesuai dengan harapan konsumen. Pendapatan konsumen berbeda-beda, konsumen yang berpendapatan Rp ,- melakukan pembelian dikarenakan kebiasaan sejak dulu. Sedangkan konsumen yang berpendapatan Rp ,- melakukan pembelian dikarenakan untuk pemenuhan gizi. Konsumen yang berpendapatan Rp ,00 mencari manfaat dari mengonsumsi tahu yaitu untuk mengganti protein hewani dan rasanya yang enak. Konsumen yang berpendapatan Rp ,00 Rp ,00 mencari manfaat dari mengonsumsi tahu yaitu untuk mengganti protein hewani. Sedangkan konsumen yang berpendapatan Rp ,00 mencari manfaat dari mengonsumsi tahu yaitu untuk menjaga kesehatan dan rasanya yang enak. Konsumen yang berpendapatan Rp ,00 mengonsumsi tahu dalam seminggu sebanyak 3-7 kali. Konsumen yang berpendapatan Rp ,00 Rp ,00 mengonsumsi tahu dalam seminggu sebanyak 1-2 kali. Sedangakan konsumen yang berpendapatan Rp ,00 mengonsumsi tahu dalam seminggu sebanyak 3-5 kali. Konsumen yang berpendapatan Rp ,00 mendapatan informasi dari 64

80 teman/kenalan dan pedagang. Sedangkan konsumen yang berpendapatan Rp ,00 mendapatan informasi dari pedagang. Berdasarkan pendapatan, umumnya konsumen tahu Djadi Sari membeli tahu dari pedagang. Bentuk informasi yang diinginkan oleh konsumen yang berpendapatan Rp ,00 adalah promosi langsung dan dari mulut ke mulut. Konsumen yang berpendapatan Rp ,00 menginginkan promosi langsung. Pada umumnya konsumen merasa tidak ada yang kurang bila tidak mengonsumsi tahu Djadi Sari. Konsumen yang berpendapatan Rp ,00 dan Rp ,00 berusaha mencari tahu lain saat tahu Djadi Sari tidak tersedia. Konsumen yang berpendapatan Rp ,00 Rp ,00 akan menghubungi pedagang atau mencari tahu lain saat tahu Djadi Sari tidak tersedia. Berdasarkan pendapatan, umumnya konsumen mengonsumsi tahu merek lain yaitu tahu Yun Yi. Tahu yang sering dibeli oleh konsumen adalah tahu PK. Berdasarkan pendapatan, umumnya konsumen merasa manfaat yang diterima sesuai dengan harapan konsumen. 6.3 Analisis Kepuasan Konsumen Importance and Performance Analysis (IPA) Tingkat kepentingan konsumen merupakan penilaian seberapa penting suatu atribut yang melekat pada suatu produk bagi konsumen. Sehingga tingkat kepentingan konsumen tidak bisa dipengaruhi oleh perusahaan. Namun perusahaan harus berusaha untuk mengetahui tingkat kepentingan atribut bagi konsumen sehingga dapat menyesuaikan dengan kinerja yang harus dilakukan. Dengan menggunakan metode Importance and Performance Analysis (IPA) maka dapat diketahui atribut yang mana yang akan menjadi prioritas untuk diperbaiki dan ditingkatkan oleh perusahaan. Metode Importance and Performance Analysis (IPA) menggunakan ratarata kepentingan dan rata-rata tingkat kinerja setiap produk yang dimasukkan kedalam diagram kartesius. Sehingga dapat diketahui atribut-atribut yang mana yang akan dipertahankan, dihilangkan atau diperbaiki. Diagram kartesius terbagi kedalam empat kuadran dimana masing-masing kuadran dibatasi dengan garis total rata-rata kinerja dan tingkat kepentingan semua atribut yang dipertanyakan. Berdasarkan Tabel 18, rata-rata skor kepentingan adalah 3.90 dan rata-rata skor 65

81 kinerja adalah Kedua nilai tersebut yang akan dijadikan sebagai garis pembatas setiap kuadran atau garis tengah yang memisahkan setiap kuadran. Skala yang digunakan yaitu nol (0) sampai lima (5), melihat dari rata-rata skor kepentingan dan skor kinerja bahwa setiap atribut dianggap penting oleh konsumen dan tikat kinerja perusahaan sudah cukup baik. Atribut-atribut dimasukan kedalam setiap kuadran berdasarkan rata-rata kepentingan dan ratarata kinerja yang diperoleh. Sehingga dapat diketahui atribut mana yang akan menjadi prioritas untuk diperbaiki, dihilangkan dan dipertahankan oleh perusahaan. Tabel 18. Nilai Rata-rata Atribut Tahu Djadi Sari Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Rata-rata Skor Kepentingan Rata-rata Skor Kinerja Total Rata-rata Keterangan atribut: 1. Rasa 6. Kemasan 2. Harga 7. Merek 3. Bentuk 8. Label halal, izin BPOM dan tgl kadarluarsa 4. Warna 9. Iklan atau promosi 5. Ukuran 10. Pelayanan 1. Kuadran I (Prioritas Utama) Kuadran I merupakan kuadran yang atribut-atributnya dianggap penting namun kinerja atribut yang dirasakan masih rendah. Kuadran ini menunjukkan tingkat kepuasan konsumen masih rendah sehingga prioritas utama bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja dari atribut produknya. a. Harga Harga merupakan atribut yang sering diperhatikan konsumen dalam membeli suatu produk. Kesesuaian antara harga, kualitas, dan pelayanan harus 66

82 benar-benar diperhatikan. Konsumen sekarang adalah konsumen yang kritis dimana konsumen selalu meperhatikan dan mengharapkan kesesuaian harga, kualitas dan pelayanan. Harga juga harus menyesuaikan dengan kalangan konsumen yang dituju dimana semakin tinggi kemampuan konsumen untuk membeli maka konsumen tidak terlalu dipertimbangkan namun semakin kecil pendapatan konsumen akan sangat peka terhadap harga suatu produk. Konsumen tahu Djadi Sari lebih memperhatikan kualitas dari pada harga namun konsumen masih tetap memperhatikan kesesuaian harga dengan produk yang dibeli. Berdasarkan kuadran Importance Performance Analysis (IPA), harga berada pada kuadran 1 dimana konsumen menganggap harga tahu Djadi Sari masih kurang sesuai dengan kualitas produk. Hal ini juga ditunjukkan oleh analisis deskriftif proses keputusan pembelian oleh konsumen pada tahap hasil pembelian, masih banyak kekurangan yang ada pada tahu Djadi Sari yaitu warna, bentuk, rasa, kemasan dan kemudahan untuk memperoleh. Pentingnya bagi perusahaan untuk memerbaiki kekurannganya tersebut sehingga kepuasan konsumen semakin meningkat. Tetapi menurut konsumen, tahu Djadi Sari sebaiknya lebih murah dengan kualitas yang tetap tetapi harus meningkatkan rasa dan kemudahan untuk memperoleh. Hal ini dikarenakan konsumen sering membeli tahu dan tahu merupakan kebutuhan sehari-hari bagi konsumen sehingga konsumen butuh untuk memperkirakan pengeluaran. b. Warna Warna tahu menunjukkan kualitas tahu, tahu yang bewarna terlalu pucat atau terlalu cerah akan membuat konsumen tidak percaya pada tahu tersebut. Tahu tersebut diperkirakan adalah tahu yang menggunakan zat pewarna, pengawet atau tahu yang sudah lama sehingga menimbulkan warna yang tidak sesuai. Tahu Djadi Sari menurut konsumen sudah baik artinya tidak terlalu pucat atau terlalu cerah. Hal ini juga dapat dilihat pada gambar Importance Performance Analysis (IPA) diatas bahwa atribut warna hampir mendekati kuadran III. Atribut warna memiliki rata-rata 3.78 yang hampir mendekati total rata-rata tingkat kinerja yaitu 3.8. Ada juga konsumen yang melakukan uji laboratorium terhadap tahu Djadi Sari dan hasilnya tahu tersebut benar menggunakan pewarna kunyit asli dan bebas dari pewarna makanan yang membahayakan. Tetapi tahu kuning Djadi Sari 67

83 memiliki warna yang tidak rata, terkadang dijumpai bercak-bercak warna kuning pada tahu kuning tersebut. Hal ini penting menjadi perhatian perusahaan agar meningkatkan tenaga kerja manusia yang digunakan sehingga warna tahu merata. Tahu putih tidak mengalami masalah menurut konsumen karena tahu putih tidak menggunakan pewarna apapun. c. Label halal, Izin BPOM dan Tanggal Kadarluarsa Label halal, izin BPOM dan tanggal Kadarluarsa merupakan atribut yang membuat konsumen semakin percaya akan kualitas dan keamanan produk tersebut. Tahu Djadi Sari mempunyai izin Dinas Kesehatan kota Bogor. Izin Dinkes tersebut dianggap oleh konsumen sudah cukup membuat konsumen percaya akan tahu Djadi Sari. Hal ini juga dapat dilihat bahwa pada gambar Importance Performance Analysis (IPA) bahwa rata-rata skor atribut label halal, izin BPOM, dan tanggal kadarluarsa yaitu 3.76 mendekati rata-rata total tingkat kinerja yaitu 3.8. Perusahaan harus lebih memperhatikan tanggal kadarluarsa dan label halal yang masih belum dimiliki sehingga konsumen tahu bahwa tahu yang dibeli masih baik atau tidak untuk dikonsumsi. 2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Kuadran II menggambarkan posisi atribut yang dianggap penting dan kinerja atribut, sesuai dengan yang dirasakan konsumen. Kuadran ini menunjukkan tingkat kepuasan konsumen relatif tinggi sehingga perusahaan perlu mempertahankan prestasi dari atribut produknya. a. Rasa Rasa adalah hal yang paling penting dan diperhatikan oleh kosumen saat membeli produk. Rasa yang baik atau dapat memuaskan konsumen akan menimbulkan loyalitas yang tinggi. Berdasarkan gambar Importance Performance Analysis (IPA), rata-rata atribut rasa pada tingkat kinerja tahu Djadi Sari sangat baik yaitu 4. Hal ini menunjukkan rasa tahu Djadi Sari yang terkadang terlalu asin tidak sampai membuat konsumen merasa tidak puas terhadap kinerja perusahan. Karena konsumen memilki pengetahuan tentang tahu merek lain masih banyak yang lebih tidak sesuai rasanya sehingga membuat konsumen menilai baik atribut rasa tahu Djadi Sari. Perusahaan sebaiknya tetap mempertahankan rasa tahu yang 68

84 dimiliki namun tetap harus berusaha meningkatkannya karena tinggi persaingan akan membuat tahu merek lain dapat menyaingi tahu Djadi Sari. b. Pelayanan Pelayanan merupakan atribut yang dapat meningkatkan kenyamanan bagi konsumen dalam membeli dan mengonsumsi tahu. Konsumen menginginkan pelayanan yang baik sehingga saat membeli konsumen tidak hanya membeli produk tetapi juga dapat menjalin rasa sosial. Berdasarkan gambar Importance Performance Analysis (IPA) pelayanan berada pada kuadran II yang menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan sangat baik. Hal ini juga ditunjukkan oleh analisis deskriftif proses keputusan pembelian oleh konsumen pada tahap evaluasi alternatif, konsumen lebih memilih berganti merek dari pada berganti pedagang. Sehingga perusahaan harus mempertahankan kepercayaan konsumen dengan pelayanan yang baik. 3. Kuadran III (Prioritas Rendah) Kuadran III menggambarkan atribut yang kurang penting dengan pelaksanaan yang tidak baik. Kuadran ini menunjukkan bahwa perlu memperhatikan atribut-atribut yang tidak terlalu berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan perlu untuk meningkatkan kinerja perusahaan. a. Bentuk Bentuk merupakan atribut yang membuat produk semakin menarik, bentuk dapat berupa bulat, kotak, halus, kasar dan lainnya. Bentuk tahu pada umumnya kotak terutama tahu yang masih akan diolah kembali. Tahu Djadi Sari berbentuk kotak dan konsumen juga menginginkan bentuk tahu Djadi Sari kotak atau tidak berbentuk bulat, lonjong atau yang lainnya. Tetapi tahu Djadi Sari terkadang pecah sehingga perusahaan juga harus memperhatikan bentuk tahu agar tetap utuh sampai ke tangan konsumen. b. Volume Volume atau ukuran tahu tidak terlalu menjadi perhatian konsumen, karena tahu sangat lembut sehingga sangat mudah bagi konsumen untuk memotong tahu sesuai ukuran yang diinginkan. Namun konsumen juga tetap memperhatikan kesesuaian ukuran tahu dengan harga tahu tersebut. Tahu Djadi 69

85 Sari memiliki ukuran yang sesuai bagi konsumen sehingga perusahaan cukup mempertahankan ukuran tahu untuk menjaga kepercayaan konsumen. c. Kemasan Kemasan merupakan atribut yang membuat produk lebih menarik perhatian konsumen dan menjaga produk agar tetap dalam kondisi baik. Kemasan yang menarik akan membuat konsumen tertarik untuk membeli walau kualitas produknya kurang. Kemasan yang baik akan membuat produk yang dikemas terjaga dengan baik. Konsumen mengatakan bahwa tahu tidak perlu kemasan yang terlalu menarik karena kemasannya akan langsung dibuang karena tahu akan diolah kembali. Perusahaan hanya perlu membuat kemasan dengan mencantumkan merek, komposisi, label dan tanggal kadarluarsa serta menggunakan plastik biasa. Tetapi perusahaan harus memastikan plastik atau kemasan yang dipakai dapat menjaga tahu tetap dalam kondisi baik dan higienis. Kemasan tahu Djadi Sari sudah memakai kemasan yang baik tetapi belum mencantumkan label halal dan kadarluarsa sehingga perlu menjadi perhatian konsumen. d. Merek Merek adalah atribut yang menjadi identitas bagi perusahaan agar semakin dikenal oleh konsumen. Semakin dikenal baik merek konsumen dengan kualitas produk yang baik maka akan menimbulkan kepercayaan bagi perusahaan. Merek pada produk tahu tidak terlalu penting namun bila terkenal hanya akan membuat konsumen ingin mencoba tahu tersebut. Selanjutnya konsumen akan merasakan tahu tersebut dan membandingkannya dengan tahu yang lain. Saat ada tahu yang lebih baik namun mereknya tidak terlalu terkenal, konsumen akan memilih tahu tersebut. Tahu Djadi Sari masih berdiri sekitar 1 tahun sehingga masih belum dikenal baik oleh konsumen sehingga tahu Djadi Sari harus tetap memperhatikan mereknya agar dikenal baik oleh konsumen dan tetap menjaga kualitas. e. Iklan atau promosi Iklan atau promosi adalah atribut yang akan memperkenalkan produk dan merek suatu perusahaan. Iklan atau promosi harus disesuaikan dengan produk yang hendak dijual agar perusahaan tetap mendapatkan keuntungan. Bagi konsumen iklan atau promosi untuk tahu perlu dilakukan untuk memberi 70

86 Tingkat Kepentingan informasi tentang keberadaan tahunya. Selanjutnya konsumen akan menilai kualitas tahu tersebut dengan sendirinya dengan melihat atribut lain yang melekat pada tahu. Tahu Djadi Sari mempromosikan produknya dengan promosi langsung melalui pedagang sehingga masih kurang diketahui oleh konsumen. Perusahaan perlu mempromosikan produknya dengan media cetak agar semakin dikenal oleh konsumen. Diagram Importance Performance Analysis (IPA) Tahu Djadi Sari Tingkat Kinerja Keterangan : 1. Rasa 6. Kemasan 2. Harga 7. Merek 3. Bentuk 8. Label halal, izin BPOM dan tgl kadarluarsa 4. Warna 9. Iklan atau promosi 5. Ukuran 10. Pelayanan Gambar 5. Diagram Kartesius Importance Performance Analysis (IPA) Tahu Djadi Sari. 4. Kuadran IV (Berlebihan) Kuadran IV menggambarkan atribut yang dianggap kurang penting pengaruhya bagi kepuasan kosumen namun kinerjanya dinilai berlebihan. Perusahaan perlu mengurangi atribut yang tidak terlalu berpengaruh sehingga akan menghemat biaya. Atribut yang dianggap penting untuk dipertanyakan 71

87 kepada konsumen tidak ada yang terletak di kuadran ke IV. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahu Djadi Sari tidak ada yang berlebihan Analisis Customer Satisfaction Index (CSI) Analisis Importance and Performance Analysis (IPA) yang telah dilakukan menggambarkan tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja yang telah dilakukan perusahaan sehingga akan menunjukkan tingkat kepuasan konsumen. Dengan menggnakan analisis Customer satisfaction Index (CSI) maka akan diketahui seberapa besar kepuasan konsumen terhadap produk yang dibeli. Tabel 19. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) Atribut Rata-rata Skor Kepentingan Rata-rata Skor Kinerja Weight Factors Weight Score 1 4, ,60% 0,46 2 4,1 3,52 10,52% 0,37 3 3,18 3,68 8,16% 0, ,78 10,27% 0,39 5 3,6 3,7 9,24% 0,34 6 3,76 3,72 9,65% 0,36 7 3,46 3,72 8,88% 0,33 8 4,64 3,76 11,91% 0,45 9 3,48 3,68 8,93% 0, , ,83% 0,43 Total 38,96 37,56 1 3,76 Customer Satisfaction Index 75,28% Nilai Customer satisfaction Index (CSI) diperoleh dari rata-rata skor kepentingan dan rata-rata skor tingkat kinerja. Pertama mencari nilai Weight Factors yang diperoleh dari hasil persentase rata-rata skor kepentingan setiap atribut terhadap total rata-rata skor kepentingan semua atribut. Setelah itu menghitung nilai Weight Score dengan cara mengalikan nilai Weight Factors dengan rata-rata skor kepentingan setiap atribut. Akhirnya diperoleh nilai Customer satisfaction Index (CSI) dari pembagian nilai Weight Score dengan skala Likert yaitu 5. Berdasarkan tabel, nilai Customer satisfaction Index (CSI) yang diperoleh adalah 75,28 persen dan kriteria nilai Customer Satisfaction Index menyatakan bahwa konsumen puas bila nilai CSI sebesar 66 persen sampai 80 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsumen merasa puas terhadap tahu 72

88 Djadi Sari. Tetapi perusahaan masih perlu meningkatkan kualitas produknya karena masih terdapat sebesar 24,72 persen ketidakpuasan konsumen terhadap Tahu Djadi Sari. Hal ini juga didukung dengan analisis deskriptif diatas yang menyatakan masih adanya kekurangan pada tahu Djadi Sari. 6.4 Implikasi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 1. Strategi Produk (product) Strategi produk dilakukan agar produk yang dihasilkan perusahaan sesuai dengan keinginan konsumen dengan memperhatikan setiap atribut yang melekat pada produk. Berdasarkan gambar Importance Performance Analysis (IPA) dan analisis deskriftif proses keputusan pembelian oleh konsumen pada tahap hasil pembelian menunjukkan bahwa masih banyak kekurangan yang ada pada tahu Djadi Sari yaitu warna, bentuk, rasa, kemasan, label halal, izin BPOM dan tanggal kadarluarsa. Perusahaan sebaiknya meningkatkan kualitas tenaga kerja manusia yang digunakan sehingga dapat menghasilkan warna dan rasa tahu yang lebih seragam setiap kali produksi. Sedangkan untuk bentuk tahu yang terkadang retak, sebaiknya pedagang yang membawa tahu sebaiknya lebih hati-hati agar tahu yang dibawah tidak rusak saat sampai ke tangan konsumen. Selain itu, perusahaan juga sebaiknya mencantumkan label halal dan tanggal kadarluarsa serta segera mendapatkan izin BPOM sehingga konsumen merasa lebih aman dalam mengonsumsi tahu dan lebih percaya terhadap tahu Djadi Sari. Hal ini juga berkaitan dengan kenaikan harga tahu Djadi Sari. Jika harga tahu terus mengalami kenaikan maka kepuasan konsumen terhadap harga tahu Djadi Sari akan semakin menurun. Dengan adanya peningkatan kualitas seperti rasa, warna, bentuk dan kekurangan lainnya maka kenaikan harga tidak terlalu menurunkan kepuasan konsumen. 2. Strategi Harga (price) Harga sangat menentukan dalam pembelian konsumen terhadap suatu barang. Pada umumnya konsumen membeli suatu barang terlebih dahulu melihat harga sehingga penting bagi perusahaan untuk menentukan harga yang sesuai dengan produk dan layanannya. Berdasarkan tabel Importance Performance Analysis (IPA), harga tahu Djadi Sari berada pada kuadran I dan memiliki rata- 73

89 rata skor kinerja yang paling rendah. Hal ini karena adanya peningkatan harga tahu sehingga menurunkan kepuasan konsumen terhadap harga tahu. Kenaikan harga ini dikarenakan adanya kenaikan kacang kedelai. Perusahaan sebaiknya memberikan potongan harga terhadap pembelian tahu yang retak atau rusak. Sehingga produk akan tetap terjual dan konsumen tidak merasa kecewa. 3. Strategi Promosi (promotion) Promosi akan membuat konsumen mengenal dan mengingat tentang produk tersebut bahkan akan menimbulkan kepercayaan bagi perusahaan. Cara promosi yang dipilih juga sangat mempengaruhi keberhasilan promosi seperti melalui televisi, radio dan media cetak. Menurut konsumen, promosi yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan adalah promosi langsung melalui pedagang sehingga dapat langsung dicoba. Perusahaan juga sudah melakukan promosi melalui media cetak, tetapi masih belum berjalan dengan baik sehingga masih banyak konsumen yang belum mengetahui tahu Djadi Sari. 4. Strategi Tempat (place) Tempat merupakan suatu variabel yang sangat menentukan keberhasilan pemasaran dan distribusi. Berbagai macam strategi tempat dilakukan untuk dapat menarik para pengunjung atau konsumen seperti dekat dengan pemasok atau konsumen sehingga mengurangi biaya, tempat yang mudah terlihat dan terjangkau, tempat yang memiliki dekorasi yang unik, dan tempat dimana banyak produsen lain yang berjualan. Tahu Djadi Sari selalu diantar langsung kepada konsumen yang membeli sehingga membuat konsumen merasa puas. Namun, perusahaan sebaiknya menambah pedagang atau intensitas untuk mengunungi masing-masing daerah penjualan sehingga konsumen tidak merasa kekurangan layanan tahu Djadi Sari. Perusahaan juga dapat melakukan penjualan pada sore hari sehingga konsumen yang tidak sempat membeli pada pagi hari karena aktivitas dapat membeli tahu pada sore hari. Berdasarkan strategi bauran pemasaran 4P yang telah dirumuskan dan berdasarkan Importance Performance Analysis (IPA) maka strategi yang sebaiknya dilakukan perusahaan adalah meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia sehingga dapat memperbaiki warna yang tidak merata dan rasa tahu yang tidak tetap setiap harinya. Perusahaan juga sebaiknya mencantumkan label halal, 74

90 tanggal kadarluarsa, label BPOM sehingga konsumen lebih percaya dan konsumen merasa lebih aman saat mengonsumsi tahu Djadi Sari. Selain itu saat harga tahu meningkat tidak terlalu menurunkan kepuasan konsumen karena adanya peningkatan kualitas dan volume penjualan akan meningkat. Namun, perusahaan juga harus mempertahankan harga yang lebih murah dari tahu lain sehingga dapat mempertahankan konsumen bahkan konsumen semakin bertambah. 75

91 7.1 Kesimpulan BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 1. Mayoritas konsumen tahu berusia lebih dari 50 tahun. Tahu Djadi Sari memiliki harga cukup mahal bila dibandingkan dengan tahu yang lain namun konsumen tetap mengonsumsi tahu Djadi Sari. Hal ini dikarenakan pendidikan konsumen sangat berpengaruh besar terhadap pembeliannya. Sebanyak 40 persen konsumen berpendidikan Sarjana dan 20 persen berpendidikan Diploma. Berdasarkan pendapatan rumah tangga, konsumen tahu Djadi Sari paling banyak adalah konsumen dengan pendapatan > Rp ,- yaitu 48 persen. Pendapatan konsumen ini juga dapat dikaitkan dengan pekerjaan konsumen yang pada umumnya adalah pegawai swata. Sedangkan konsumen yang sudah pensiun ingin membeli tahu Djadi Sari dikarenakan untuk menggantikan konsumsi mereka terhadap protein hewani menjadi protein nabati demi menjaga kesehatan. 2. Pada umumnya konsumen tahu Djadi Sari ingin membeli tahu dikarenakan untuk pemenuhan gizi dan juga karena kebiasaan sejak dahulu. Kebanyakan konsumen mengonsumsi tahu dengan tujuan untuk menggantikan konsumsi protein hewani. Konsumen Djadi Sari mengonsumsi tahu berkisar 3-5 kali dalam seminggu. Sumber informasi tahu Djadi Sari bagi konsumen biasanya berasal dari pedagang dan keluarga atau teman. Bentuk informasi yang dianggap paling menarik bagi konsumen adalah promosi langsung melalui pedagang. Berdasarkan informasi, pada umumnya yang menjadi bahan perhatian dan pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian tahu Djadi Sari adalah variabel rasa. Tahu merek lain yang paling sering dibeli oleh konsumen adalah tahu Yun Yi. Konsumen yang membeli tahu Djadi Sari secara terencana. Kebanyakan konsumen dalam pembelian tahu Djadi Sari biasanya berperan sebagai pemilik ide, pihak yang memutuskan, pembeli (tidak untuk diri sendiri) dan pengonsumsi. Konsumen paling banyak membeli tahu PK. Kebanyakan konsumen yang menyatakan bahwa manfaat yang diterima konsumen sesuai. Sebanyak 60 persen konsumen mengatakan tidak ada yang kurang bila tidak mengonsumsi tahu Djadi Sari karena konsumen 76

92 dapat mencari tahu merek lain atau mencari produk pengganti. Berdasarkan ketersediaan untuk membeli kembali sebanyak 100 persen konsumen bersedia untuk membeli kembali. 3. Berdasarkan analisis Importance Performance Analysis (IPA) atribut yang berada di kuadran I adalah harga, warna, label halal, izin BPOM dan tanggal kadarluarsa. Atribut yang berada kuadran II adalah rasa dan pelayanan dan pada kuadran III yaitu bentuk, volume, kemasan, merek dan iklan atau promosi. Serta tidak ada atribut yang berada pada kuaran IV. Nilai Customer satisfaction Index (CSI) yang diperoleh adalah 75,28 persen yang menyatakan bahwa konsumen puas. Berdasarkan strategi bauran pemasaran 4P yang telah dirumuskan dan berdasarkan Importance Performance Analysis (IPA) maka strategi yang sebaiknya dilakukan perusahaan adalah meningkatkan kualitas produk sehingga dapat memperbaiki warna yang tidak merata dan rasa tahu yang tidak tetap setiap harinya. Perusahaan juga sebaiknya mencantumkan label halal, tanggal kadarluarsa, label BPOM sehingga konsumen lebih percaya dan konsumen merasa lebih aman saat mengonsumsi tahu Djadi Sari. Perusahaan juga harus mempertahankan harga yang lebih murah dari tahu lain sehingga dapat mempertahankan konsumen bahkan konsumen semakin bertambah. Disamping itu untuk menambah penjualan perusahaan juga dapat melakukan penambahan padagang, penambahan intensitas kunjungan dan melakukan penjualan pada sore hari. 7.2 Saran 1. Perusahaan sebaiknya memperbaiki warna yang tidak merata dan rasa tahu yang tidak stabil serta mencantumkan label halal, izin BPOM dan tanggal kadarluarsa produk. 2. Perusahaan sebaiknya melakukan potongan harga untuk tahu yang retak atau rusak saat sampai ke tangan konsumen, menambah intensitas penjualan serta melakukan penjualan pada sore hari. 3. Penelitian dapat dilakukan dan dilajutkan kembali tentang riset konsumen sehingga perubahan selera atau perilaku konsumen dalam mengonsumsi tahu dapat disesuaikan oleh perusahaan. 77

93 DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik Produktivitas dan Produksi Tanaman Kedelai Berdasarkan Luas Panen di Indonesia. [25 Januari 2012] [BPS] Badan Pusat Statistik Produktivitas dan Produksi Tanaman Kedelai Berdasarkan Luas Panen di Provinsi Jawa Barat. [26 Januari 2012] [BPS] Badan Pusat Statistik Data Rata-rata Konsumsi Kacang Kedelai dan Turunannya per Kapita per Minggu di Indonesia. Jakarta : Badan Pusat statistik. Cahyadi, Wisnu Kedelai: Khasiat dan Teknologi. Jakarta: Bumi Aksara. Durianto D, Sugiarto, Sitinjak T Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. Engel JF, et al. 1994a. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam Jilid 1. Budiyanto FX, penerjemah; Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Custumer Behaviour Sixth Edition. Engel JF, et al. 1994b. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam Jilid 2. Budiyanto FX, penerjemah; Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Custumer Behaviour Sixth Edition. Harnasari, Artayati Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Cimory Yoghurt Drink di Cimory Shop Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Hendrayani, Imas N Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen terhadap Produk Gula Pasir Merek Gulaku di Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hurriyati, Ratih Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta. Kastyanto, FL Widie Membuat Tahu. Jakarta: Penebar Swadaya. Kotler P, Armstrong G Dasar-Dasar Pemasaran. Ed ke-9. Jilid 1. Sindoro A, penerjemah; Jakarta: PT Indeks. Terjemahan dari: Principles of Marketing. Kotler P. 2005a. Manajemen Pemasaran Edisi ke Sebelas Jilid 1. Benyamin Molan, penerjemah; Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Terjemahan dari: Marketing Management. 78

94 Kotler P. 2005b. Manajemen Pemasaran Edisi ke Sebelas Jilid 2. Benyamin Molan, penerjemah; Jakarta; PT Indeks Kelompok Gramedia. Terjemahan dari: Marketing Management. Nugroho, Bhuono A Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi. Novian, Mohammad H Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen terhadap Mid East Cafe Lounge and Shisha, Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Peter, J Paul. Olson, Jerry C Consumer Behaviour : Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Putri, Detasya Nikita Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen di Restoran Sagoo Kitchen Botani Square serta Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Putriwindani, Risa Maya Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Madu Pramuka di PT Madu Pramuka serta Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Rangkuti F Measuring Customer Satisfication. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Setiadi, Nugroho J Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta : Kencana. Tjiptono F Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi. Umar, Husein Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Umar, Husein Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta : Ghalia Indonesia. Walpole RE Pengantar Statistika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 79

95 LAMPIRAN 1. KUESIONER ANALISIS PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP TAHU DJADI SARI KOTA BOGOR JAWA BARAT Responden yang terhormat, Saya Dedy Iskandar Manurung (H ) adalah mahasiswa Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen terhadap tahu Djadi Sari kota Bogor, Jawa Barat untuk penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan studi. Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner penelitian ini dan untuk memberi informasi secara benar dan lengkap sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Jawaban yang Anda berikan tidak ada yang benar atau salah. Informasi yang diperoleh dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik. Saya ucapkan terima kasih atas partisipasi dan kesediaannya dalam mengisi kuesioner ini. I. SCREENING 1. Apakah Anda tahu bahwa tahu yang Anda beli adalah Tahu Djadi Sari? a. Tidak (STOP, terima kasih Anda tidak perlu mengisi kuesioner ini) b. Ya (terima kasih, lanjutkan) 2. Berapa kali Anda melakukan pembelian dan mengonsumsi tahu Djadi Sari? a. Satu kali (STOP, terima kasih Anda tidak perlu mengisi kuesioner ini) b. Dua kali atau lebih (terima kasih, lanjutkan) 3. Kapan Anda terakhir kali membeli dan mengonsumsi tahu Djadi Sari? a. Lebih dari satu bulan yang lalu (STOP, terima kasih Anda tidak perlu mengisi kuesioner ini) b. Tidak lebih dari satu bulan yang lalu (terima kasih, lanjutkan) 4. Apakah usia Anda sekarang lebih dari atau sama dengan 17 tahun? c. Tidak (STOP, terima kasih Anda tidak perlu mengisi kuesioner ini) d. Ya (terima kasih, lanjutkan) II. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 3. Usia : 4. Alamat : 80

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Tahu dan Sejarah Tahu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tahu merupakan makanan berbahan dasar kedelai yang diperoleh dari hasil penyaring kedelai dan digiling dengan penambahan air menjadi gumpalan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Umum Konsumen BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Tahu Djadi Sari yang dibeli oleh konsumen bertujuan untuk dikonsumsi oleh keluarganya/rumah tangga. Hal ini dikarenakan tahu yang dijual oleh

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

II. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 3. Usia : 4. Alamat :

II. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 3. Usia : 4. Alamat : LAMPIRAN 1. KUESIONER ANALISIS PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP TAHU DJADI SARI KOTA BOGOR JAWA BARAT Responden yang terhormat, Saya Dedy Iskandar Manurung (H34080061) adalah mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H34052032 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber pangan yang diharapkan masyarakat yaitu memiliki nilai gizi tinggi serta menyehatkan. Salah satu sumber gizi yang tinggi terdapat pada bahan pangan kedelai, yang mempunyai

Lebih terperinci

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION 7.1 Analisis Tingkat Kepuasan 7.1.1 Indeks Kepuasan Konsumen Pengukuran terhadap kepuasan konsumen

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS TAHU KEDELAI DISUSUN OLEH GUNTUR OCTOSA YUDHA WIJAYA

TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS TAHU KEDELAI DISUSUN OLEH GUNTUR OCTOSA YUDHA WIJAYA TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS TAHU KEDELAI DISUSUN OLEH GUNTUR OCTOSA YUDHA WIJAYA 11.02.8080 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 ABSTRAK Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI. Oleh PUJI NURYADIN H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI. Oleh PUJI NURYADIN H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI Oleh PUJI NURYADIN H24076096 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR 6.1. Karakteristik Konsumen Minute Maid Pulpy Orange Karakteristik konsumen pada penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN SUSU UHT MEREK REAL GOOD DI KOTA BOGOR. Oleh : YUSTIKA MUHARASTRI A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN SUSU UHT MEREK REAL GOOD DI KOTA BOGOR. Oleh : YUSTIKA MUHARASTRI A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN SUSU UHT MEREK REAL GOOD DI KOTA BOGOR Oleh : YUSTIKA MUHARASTRI A14104120 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ANALISIS KEPUASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak azasi setiap warga masyarakat sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, aman, bermutu,

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk

Lebih terperinci

OLEH: YULFINA HAYATI

OLEH: YULFINA HAYATI PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN, LOYALITAS, DAN PREFERENSI KONSUMEN MARTABAK AIR MANCUR BOGOR

ANALISIS KEPUASAN, LOYALITAS, DAN PREFERENSI KONSUMEN MARTABAK AIR MANCUR BOGOR ANALISIS KEPUASAN, LOYALITAS, DAN PREFERENSI KONSUMEN MARTABAK AIR MANCUR BOGOR SKRIPSI GRACE MAHARANI H34053276 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) SKRIPSI AULIA RAHMAN HASIBUAN A.14104522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kepuasan telah banyak dilakukan sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nanang (2010) penelitian tentang Analisis Hubungan kepuasan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS EKUITAS MEREK KECAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN DI KOTA TANGERANG (Studi Kasus: Kecap Merek ABC dan Bango)

ANALISIS EKUITAS MEREK KECAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN DI KOTA TANGERANG (Studi Kasus: Kecap Merek ABC dan Bango) ANALISIS EKUITAS MEREK KECAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN DI KOTA TANGERANG (Studi Kasus: Kecap Merek ABC dan Bango) DISUSUN OLEH: EFENDY A14104121 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH BISNIS PROSES PEMBUATAN TAHU HINGGA PEMASARAN Disusun Oleh: Nama :RIYAN HENDRAWAN Nim :10.12.5261 Kelas :S1-SI-2L STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kehadirat Allah

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR SKRIPSI INTAN AISYAH NASUTION H34066065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 34 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kampus IPB Dramaga. Waktu penelitian pada bulan September-Oktober 2009. Penentuan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR. Oleh AYIP MUHAMAD IKHWAN H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR. Oleh AYIP MUHAMAD IKHWAN H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR Oleh AYIP MUHAMAD IKHWAN H24102131 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK Ayip Muhamad Ikhwan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Definisi dan Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Definisi dan Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 2.1.1 Definisi dan Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003 tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar paling utama bagi manusia adalah kebutuhan pangan. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA 7.1. Analisis Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Penelitian ini menggunakan analisis Importance Performance Analysis (IPA) dan Costumer

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR. Oleh : Endang Pudji Astuti A

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR. Oleh : Endang Pudji Astuti A ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR Oleh : Endang Pudji Astuti A14104065 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis A. Karakteristik Petani V. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur, luas lahan dan pengalaman bertani. Jumlah responden

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen Dalam melakukan proses keputusan pembelian, karakteristrik konsumen sangat berpengaruh. Konsumen yang memiliki pengalaman terhadap suatu produk dapat menghasilkan

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS EKUITAS MEREK (BRAND EQUITY) PADA PRODUK KEMBANG GULA LUNAK (CHEWY CANDY) RASA BUAH DI KOTA BOGOR OLEH : MOHAMMAD HATTA A

ANALISIS EKUITAS MEREK (BRAND EQUITY) PADA PRODUK KEMBANG GULA LUNAK (CHEWY CANDY) RASA BUAH DI KOTA BOGOR OLEH : MOHAMMAD HATTA A ANALISIS EKUITAS MEREK (BRAND EQUITY) PADA PRODUK KEMBANG GULA LUNAK (CHEWY CANDY) RASA BUAH DI KOTA BOGOR OLEH : MOHAMMAD HATTA A 14103568 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan PT. Hutchison 3 Indonesia (H3I) adalah perusahaan penyedia jasa telekomunikasi yang berkembang pesat dan beroperasi dengan lisensi nasional

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI DWIANA SILVI LEUNAWATI A14103669 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK)

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) PADA GAPOKTAN SILIH ASIH DESA CIBURUY KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI IPO MELANI SINAGA H34076081 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) Oleh: WAHYU PURBIANTORO A 14103605 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian atau mengkonsumsi suatu barang. Karakteristik konsumen dapt dilihat beradasarkan

Lebih terperinci

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Identitas Pengrajin Identitas pengrajin merupakan gambaran umum tentang keadaan dan latar belakang pengrajin yang berkaitan dan berpengaruh terhadap kegiatan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GEPREK ISTIMEWA BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GEPREK ISTIMEWA BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GEPREK ISTIMEWA BOGOR SKRIPSI KARINA KARTIKA SARI H34066069 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ANALISIS KEPUASAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor, yang merupakan salah satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketergantungan konsumen pada makanan jajanan di Indonesia telah semakin meningkat dan memegang peranan penting, karena makanan jajanan juga dikonsumsi oleh golongan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN VII ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN 7.1 Indeks Kepuasan Konsumen Analisis kepuasan konsumen sangat penting untuk dilakukan, karena hasil dari perhitungan mengenai kepuasan konsumen dapat berguna

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A.

ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A. ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A. 14103550 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN TAHU SKALA RUMAH TANGGA Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara BPP Jambi

TEKNOLOGI PEMBUATAN TAHU SKALA RUMAH TANGGA Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara BPP Jambi TEKNOLOGI PEMBUATAN TAHU SKALA RUMAH TANGGA Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara BPP Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahu bukan asli dari Indonesia, tetapi masyarakat Indonesia sudah sejak zaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Jenis Beras Secara garis besar jenis beras yang ada dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu beras pera dan beras pulen. Beras pulen umumnya dihasilkan

Lebih terperinci

Oleh ELLA RAHMANIA H

Oleh ELLA RAHMANIA H ANALISIS PERILAKU DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PERFORMANCE RESTORAN PASTEL & PIZZA RIJSTTAFEL DI KOTA BOGOR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA. Dhita Aditya Ayuningtyas H

ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA. Dhita Aditya Ayuningtyas H ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA Dhita Aditya Ayuningtyas H34066034 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Rumah Makan Waroeng Steak & Shake merupakan usaha rumah makan yang sedang berkembang di Kota Bogor. Rumah makan ini baru berdiri pada 25 Mei 2007.

Lebih terperinci

Analisis Preferensi, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Hidangan Steak Di Waroeng Steak And Shake Cabang Jatinangor Kabupaten Sumedang

Analisis Preferensi, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Hidangan Steak Di Waroeng Steak And Shake Cabang Jatinangor Kabupaten Sumedang Analisis Preferensi, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Hidangan Steak Di Waroeng Steak And Shake Cabang Jatinangor Kabupaten Sumedang Mega Ariani, Taslim, dan Anita Fitriani Jurusan Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis kepuasan dan loyalitas konsumen ini mengambil lokasi di Restoran D Cost, Plaza Atrium Senen, lantai dasar, pintu 2, Jakarta

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI ITA FUSFITAWATI H34053987 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG SKRIPSI HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

SKRIPSI ARDIANSYAH H

SKRIPSI ARDIANSYAH H FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI KEBUN PLASMA KELAPA SAWIT (Studi Kasus Kebun Plasma PTP. Mitra Ogan, Kecamatan Peninjauan, Sumatra Selatan) SKRIPSI ARDIANSYAH H34066019

Lebih terperinci

Peluang Bisnis Susu Kedelai, Bisnis Sari Kedelai yang Menggiurkan

Peluang Bisnis Susu Kedelai, Bisnis Sari Kedelai yang Menggiurkan TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Susu Kedelai, Bisnis Sari Kedelai yang Menggiurkan DISUSUN OLEH ELSA ENDRASARI SUBROTO 10.11.4242 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 26 BAB 3 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metodologi dengan pendekatan kualitatif melalui teknik pengumpulan data dan informasi yang hasilnya dianalisis dengan memakai kerangka teori yang

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A 14103696 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas responden yang membedakan antara satu responden dengan responden yang lain.. Karakteristik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manuasia akan pangan merupakan hal yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia, baik dipandang dari segi kualitas

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) SKRIPSI SAUD PARTOGI HAMONANGAN SITORUS H34076138 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT Oleh: NIA YAMESA A14105579 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Berdirinya UD. Ponimin pada tahun 1998, UD. Ponimin merupakan industri rumah tangga yang memproduksi tahu. UD. Ponimin ini milik Bapak Ponimin. Awalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia, yang termasuk kedalam jenis kacang-kacangan. Kacang turi merupakan jenis kacang-kacangan dari pohon turi

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM Disusun Oleh : Nama : AZHARI YOGA SAPUTRA NIM : 11.01.2920 Jurusan : D3-TI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012 ABSTRAKS Karya tulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumbangan zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI WINWORK SINAGA H34066130 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Ekuitas merek Tabel 6.1 Ringkasan Ekuitas Merek Dimensi Spesifikasi Keterangan Kesadaran Merek Asosiasi Merek Top of mind Brand recall Brand recognition

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT NURUL YUNIYANTI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE Nama : Damas Riawan Kelas : D3 TI 02 NIM : 11.01.2910 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAKSI Karya tulis ini dibuat dengan tujuan untuk memberi petunjuk

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis)

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis) 63 VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis) Analisis Important-Performance merupakan suatu cara untuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis keputusan dan kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi jeruk medan dilakukan di Pasar Baru Bogor. Penentuan lokasi ini dilakukan

Lebih terperinci

EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI

EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI OKTIARACHMI BUDININGRUM H34070027 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan janji

BAB I PENDAHULUAN. penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan janji BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi peran merek semakin besar. Banyaknya pilihan produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan persepsi mereka terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor)

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor) ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor) Oleh: NAOMI MUTIARA ERITA S. A14103571 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data

Lebih terperinci

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat

Lebih terperinci

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C.

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tempe merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi merupakan bidang

Lebih terperinci