BAB II PENGELOLAAN KASUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PENGELOLAAN KASUS"

Transkripsi

1 BAB II PENGELOLAAN KASUS 1. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Salah satu unit pelayanan kesehatan di masyarakat adalah puskesmas (pusat kesehatan masyarakat). Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan untuk meningkatkan upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal disuatu wilayah kerja tertentu (Muninjaya, 1999). 2. Tujuan Puskesmas Menurut Kep. Menkes RI No. 128 / MENKES / SK / II / 2004 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat Kegiatan upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta pada hakekatnya mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Kegiatan upaya kesehatan bertujuan untuk dapat menyelesaikan atau mengurangi masalah di lingkungan kesehatan. 2. Kegiatan upaya kesehatan yang bertujuan untuk merubah perilaku masyarakat agar dapat hidup sehat. 3. Fungsi Puskesmas Menurut Azwar (1999) ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya, membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan

2 kemampuan hidup sehat, memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Adapun fungsi pokok puskesmas adalah sebagai berikut (Kep. Menkes RI No. 128 / MENKES / SK / II / 2004) : Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat yaitu Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampua melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan ksehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau program pelaksanaan kesehatan. Dan yang terakhir sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang terdiri dari 1) pelayanan kesehatan perorangan, pelayanan yang bersifat pribadi dengan tujuan menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. 2) pelayanan kesehatan masyarakat yaitu Pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. 4. Kegiatan Pokok Puskesmas Puskesmas itu sendiri mempunyai program pokok dan program tambahan, adapun program pokok ada 7 : 1. Promosi kesehatan Penyuluhan kesehatan masyarakat Sosialisasi program kesehatan Perawatan kesehatan masyarakat

3 2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Survailens epidemiologi Pelacakan kasus : TBC, Kusta, Malaria, Flu Burung, ISPA, dll 3. Program pengobatan Rawat jalan poli umum Rawat jalan poli gigi Unit rawat inap (kebidanan dan keperawatan) Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas keliling 4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ANC (Antenatal Care), PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana) Persalinan, rujukan ibu hamil resiko tinggi, kemitraan dukun. 5. Upaya peningkatan gizi Penimbangan, pelacakan gizi buruk, penyuluhan gizi 6. Kesehatan lingkungan Pengawasan saluran pembuangan air limbah, sumber air minum dan jamban Survey jentik nyamuk 7. Pencatatan dan pelaporan Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas Adapun program tambahan puskesmas adalah kesehatan mata, kesehatan jiwa, kesehatan lansia, kesehatan reproduksi remaja, kesehatan sekolah dan kesehatan olahraga. Salah satu penyakit yang tersebut diatas adalah TBC dimana TBC ini termasuk salah satu penyakit menular di masyarakat yang apabila dikaitkan dengan program wajib puskesmas diatas, ada 2 program yang digunakan untuk menangani penyakit TBC tersebut, yaitu dengan program promkes dan program pengobatan.

4 5. Program puskesmas terhadap penanggulangan penyakit TB Paru Adapun program puskesmas yang terkait dengan penanggulangan penyakit TB paru adalah : 1. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Yaitu dengan melakukan survailens epidemiologi dan melakukan pembersihan lingkungan untuk mencegah terjadinya penyakit, terutama penyakit menular seperti TBC, Malaria, Flu Burung, ISPA dll. 2. Promosi kesehatan Yaitu dengan cara penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terkait penyakit TBC dengan memberikan brosur kepada penderita TBC terkait penyakit TBC tersebut. 3. Program pengobatan Yaitu dengan memberikan pelayanan pengobatan kepada penderita TBC, dengan memberikan langsung obat TBC kepada klien yang bersangkutan serta memberitahukan kepada klien cara mengonsumsi obat tersebut. 4. Upaya peningkatan gizi Yaitu dengan cara melakukan penimbangan BB kepada klien TBC dan melakukan penyuluhan gizi terkait masalah penyakit TBC tersebut termasuk didalamnya makanan yang dianjurkan dan makanan yang dilarang pada penderita TBC. 5. Kesehatan lingkungan Mengawasi lingkungan sekitar daerah kerja puskesmas tersebut guna menghindari tejadinya penyakit, misalnya pada klien TBC dianjurkan untuk menjaga lingkungan supaya tetap bersih dan bebas dari sampah.

5 A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi pada Klien TB paru di Komunitas 1. Konsep dasar oksigenasi Oksigen merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan hidup sel dan jaringan tubuh karena oksigen diperlukan untuk proses metabolisme tubuh secara terus menerus. Oksigen diperoleh dari atmosfer melalui proses bernafas. Di atmosfer gas selain oksigen juga terdapat karbon dioksida (CO 2 ), nitrogen (N 2 ), dan unsur-unsur lain seperti argon dan helium. Pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh sangat ditentukan oleh adekuatnya sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, dan sistem hematologi. A. Sistem pernafasan Sistem pernafasan atau respirasi berperan dalam menjamin ketersediaan oksigen untuk kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh dan pertukaran gas. Proses oksigenasi dimulai dari pengambilan oksigen di atmosfer, kemudian oksigen masuk melalui organ pernafasan bagian atas seperti hidung atau mulut, faring, laring dan selanjutnya masuk ke organ pernafasan bagian bawah seperti trakea, bronkus utama, bronkus sekunder, bronkus tersier, terminal bronkiolus dan selanjutnya masuk ke alveoli. 1. Mekanisme pernafasan Proses bernafas merupakan proses yang kompleks dan tergantung pada perubahan volume yang terjadi pada rongga toraks dan perubahan tekanan. Adanya perbedaan tekanan yang terjadi mengakibatkan perubahan rongga toraks menjadi lebih besar atau mengecil. 2. Inspirasi Inspirasi terjadi ketika tekanan alveoli di bawah tekanan atmosfer. Otot yang paling penting dalam inspirasi adalah diafragma, ketika diafragma berkontraksi bentuknya menjadi datar dan menekan bagian bawahnya yaitu isi abdomen dan

6 mengangkat iga. Keadaan ini menyebabkan pembesaran organ toraks dan paru-paru. 3. Ekspirasi Selama pernafasan biasa, ekspirasi merupakan proses pasif, tidak ada kontraksi otot-otot aktif. Pada akhir inspirasi, otototot ekspirasi relaks, membiarkan elastisitas paru dan rongga dada untuk mengisi volume paru. Ekspirasi terjadi ketika tekanan alveolus lebih tinggi dari tekanan atmosfer. Relaksasi diafragma dan otot intrcosta eksterna mengakibatkan recoil elastis dinding dada dan paru sehingga terjadi peningkatan tekanan alveolus dan menurunkan volume paru. Dengan demikian, udara bergerak dari paru-paru ke atmosfer. B. Sistem kardiovaskuler Sistem kardiovaskuler juga berperan dalam poses oksigenasi ke jaringan tubuh, yaitu berperan dalam transfortasi oksigen. Oksigen ditranportasikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Aliran darah yang adekuat dapat terjadi apabila fungsi jantung normal, dengan demikian, kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat ditentukan oleh adekuatnya fungsi jantung. Fungsi jantung yang adekuat dapat dilihat dari kemampuan jantung memompa darah dan perubahan tekanan darah. C. Sistem hematologi Sel darah yang sangat berperan dalam oksigenasi adalah sel darah merah, karena di dalamnya terdapat hemoglobin yang mampu mengikat oksigen. Setelah didifusi dari kapiler pulmonal, oksigen dibawa ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi sistemik. Setiap 100 ml darah yang meninggalkan kapiler alveolus membawa 20 ml oksigen. Molekul oksigen dibawa dalam darah melalui 2 jalur yaitu melalui ikatan dengan hemoglobin sekitar 97% dan larut melalui plasma sekitar 3%.

7 Setiap sel darah mempunyai kira-kira 280 juta hemoglobin, sehingga kemampuan sel darah merah untuk membawa oksigen sangat besar. Persentase hemoglobin yang mengandung oksigen disebut saturasi hemoglobin. Jika semua molekul Hb dapat mengikat oksigen maka saturasinya menjadi 100%. Jika rata-rata setiap Hb membawa 2 molekul oksigen, maka saturasinya menjadi 50%. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ikatan hemoglobin dengan oksigen di antaranya tekanan parsial oksigen dalam darah, ph darah, temperatur dan aktifitas metabolisme dalam sel darah merah. D. Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi Faktor Fisiologi 1. Menurunnya kapasitas anemia oksigen seperti pada anemia 2. Menurunnya konsentrasi oksigen yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran nafas bagian atas. 3. Hivopolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport oksigen terganggu. Faktor Perkembangan 1. Bayi prematur disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan 2. Bayi dan toodler adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut 3. Anak usia sekolah dan remaja : resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok 4. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arterosklerosis, elastisitas menurun dan ekspansi paru menurun. Faktor Perilaku 1. Nutrisi, misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru 2. Latihan, dapat meningkatkan kebutuhan oksigen

8 3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner 4. Kecemasan menyebabkan metabolisme meningkat Faktor Lingkungan 1. Tempat kerja (polusi) 2. Temperatur lingkungan 3. Ketinggian tempat dari permukaan laut 2. Konsep TB Paru TB paru adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman tuberculosis (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman ini masuk melalui saluran nafas, saluran pencernaan dan lukan terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi (Price, Sylvia A, 1995). TB paru disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, kuman ini bersifat tahan asam dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit ( Price, 1995). Faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang terinfeksi olen mycobacterium tuberculosis adalah : 1. Herediter : resistensi seseorang terhadap infeksi kemungkinan diturunkan secara genetik 2. Usia : masa baya kemungkinan terinfeksi sangat tinggi 3. Keadaan stress : situasi yang penuh stress (stres emosional, kelelahan yang kronik) 4. Nutrisi : status nutrisi yang kurang 5. Tidak mematuhi aturan pengobatan 6. Infeksi berulang 7. Bahan toksisk,misalnya rokok dan alkohol Masa inkubasi berkisar antara 4-12 minggu mulai adanya infeksi sampai timbulnya lesi awal. Pada pulmonari progresif dan ekstra

9 pulmonari, tuberculosis biasanya memakan waktu yang lebih lama sampai beberapa tahun. (Hiswani, 2001) Gejala klinis TB paru ini dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu : 1. Gejala sistemik a. Demam Gejala pertama TB paru, demam ini biasanya terjadi pada sore hari dan malam hari dengan suhu 40 o C-41 o C b. Malaise Rasa tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan menurun, berat badan menurun, sakit kepala, lelah, dan siklus haid bisa terganggu. 2. Gejala respiratorik Batuk disertai sputum lebih dari 3 minggu, sesak nafas, nyeri dada dan terkadang batuk darah. Adapun pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi apakah seseorang menderita TB paru adalah kultur sputum, ziehl nelsheen, test kulit (mantoux test), foto thorax dan pemeriksaan fungsi paru. Adapun pengobatan yang harus dilakukan yaitu bisa melalui pendidikan kesehatan dan terapi obat-obatan, adapun cara melalui pendidikan kesehatan adalah : Isolasi penderita untuk mencegah penyebaran infeksi Memakan obat dengan teratur Meningkatkan kekebalan tubuh dengan vaksinasi BCG pada anak Memperbaiki standard hidup dengan cara mengonsumsi makanan sehat, perumahan dengan ventilasi yang baik, istirahat dan tidur yang cukup.

10 Terapi obat-obatan : Awalnya pengobatan jangka panjang (1,5-2 tahun), suntikan streptomysin INH dan etambutol Saat ini : pengobatan jangka pendek ( 6 bulan), dengan penggunaan OAT mengandung rifamfisin, pirazinamid, sebagai panduan terapi awal : INH Efektivitas tergantung pada panduan obat, jalan obat dan lamanya Kriteria keberhasilan pengobatan : konversi BTA (-) setelah 2 bulan pengobatan. Tabel obat TB paru Nama obat Dosis obat perhari Dosis maksimal perhari Rifamfisin mg/kg BB 450 mg INH (isoniazid) 10 mg/kg BB 300 mg Pirazinamide mg/kg BB 1500 mg Streptomisin mg/kg BB 750 mg Etambutol mg/kg BB 800 mg 3. Strategi DOTS Merupakan strategi penanggulangan Tuberkulosis di Rumah Sakit melalui pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung. DOTS adalah tempat untuk konsultasi pasien TB. Penanggulangan Tuberkulosis merupakan program nasional yang harus dilaksanakan di seluruh Unit Pelayanan Kesehatan termasuk Rumah Sakit. Khusus bagi pelayanan pasien tuberkulosis di Rumah Sakit dilakukan dengan strategi DOTS. Hal ini memerlukan pengelolaan yang lebih spesifik, karena dibutuhkan kedisplinan dalam penerapan semua standar prosedur operasional yang ditetapkan, disamping itu perlu adanya koordinasi antar unit pelayanan

11 dalam bentuk jejaring serta penerapan standar diagnosa dan terapi yang benar, dan dukungan yang kuat dari jajaran direksi rumah sakit berupa komitmen dalam pengelolaan penanggulangan TB. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan kepada pasien TB tipe menular. Strategi ini akan memutuskan penularan TB dan dengan demikian menurunkan insidens TB di masyarakat. Menemukan dan menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB. Upaya penanggulangan TB dimulai pada awal tahun 1990-an WHO dan IUALTD (International Union Against Tb and Lung Diseases) telah mengembangkan strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai strategi DOTS, dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif (cost efective). WHO telah merekomendasikan strategi DOTS sebagai strategi dalam penanggulangan TB sejak tahun Bank dunia menyatakan strategi DOTS sebagai salah satu intervensi kesehatan yang paling efektif. Integrasi ke dalam pelayanan kesehatan dasar sangat dianjurkan demi efisiensi dan efektifitasnya. Satu studi cost benefit yang dilakukan oleh WHO di indonesia menggambarkan bahwa dengan menggunakan strategi DOTS, setiap dolar yang digunakan untuk membiayai program penanggulangan TB akan menghemat sebesar US$ 55 selama 20 tahun. Strategi DOTS terdiri atas 5 komponen, yaitu: 1. Dukungan politik para pimpinan wilayah di setiap jenjang dengan keterlibatan pimpinan wilayah, TB akan menjadi salah satu prioritas utama dalam program kesehatan 2. Mikroskop Mikroskop merupakan komponen utama untuk mendiagnosa penyakit TB melalui pemeriksaan dahak langsung pada penderita tersangka TB

12 3. Pengawas Minum Obat (PMO) PMO ini yang akan ikut mengawasi penderita minum obatnya. Keberadaan PMO ini untuk memastikan bahwa penderita betul minum obatnya dan bisa diharapkan akan sembuh pada masa akhir pengobatannya. PMO haruslah dikenal dan dipercaya oleh penderita maupun oleh petugas kesehatan. Mereka bisa petugas kesehatan sendiri, keluarra, tokoh masyarakat maupun agama. 4. Pencatatan dan pelaporan Pencatatan dan pelaporan ini merupakan bagian dari sistem survailans penyakit TB. Dengan rekam medik yang dicatat dengan baik dan benar akan bisa dipantau kemajuan pengobatan penderita, pemeriksaan follow up, sehingga akhirnya penderita dinyatakan sembuh atau selesai pengobatannya. 5. Panduan OAT jangka pendek Panduan OAT jangka pendek yang benar, termasuk dosis dan jangka waktu pengobatan yang tepat sangat penting dalam keberhasilan pengobatan penderita.

13 B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap klien untuk dikaji dan dianalisis, sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut pada fisiologis, psikologis, sosial maupun spiritual dapat ditentukan. (Bambang, 2009) Pada tahap pengkajian ini akan dimulai dari pengumpulan data yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah yang menyangkut fisiologis, psikologis, sosial dan spiritual. Adapun data yang harus dikaji untuk pengumpulan data adalah : 1. Data inti ataupun biodata klien yang bersangkutan yang terdiri dari nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, dan alamat klien 2. Keluhan utama klien saat ini ataupun apa yang dirasakan klien saat dikaji. 3. Riwayat kesehatan keluarga, apakah ada penyakit keturunan dalam keluarga klien. 4. Riwayat kesehatan saat ini, meliputi apa yang sedang dialami klien. 5. Riwayat kesehatan masa lalu meliputi apakah klien pernah menderita penyakit di masa lalu. 6. Riwayat sehari-hari a. Persepsi klien terhadap sehat sakit b. Kebiasaan klien c. Pola nutrisi d. Pola istirahat dan tidur e. Pola eliminasi f. Kebiasaan olahraga g. Kemampuan melakukan aktifitas dan Rekreasi

14 7. Riwayat sosial yaitu bagaimana klien berhubungan dengan orang lain dan keluarga sendiri. 8. Riwayat spiritual dan cultural yaitu bagaimana riwayat spiritual dan cultural yang dianut oleh klien. 9. Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum klien, tanda-tanda vital klien, pengkajian pada hidung, pengkajian pada mulut, pengkajian integument, pemeriksaan thoraks atau dada dan pemeriksaan paru. 10. Riwayat terapi meliputi apa saja obat-obatan yang sudah dikonsumsi oleh klien. 2. Analisa Data Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan data dengan keluhan yang dirasakan klien secara subjektif dan objektif, dimana data subjektif ini didapatkan perawat dari keluhan yang dirasakan klien pada saat ia sakit. sedangkan data objektif ini didapatkan perawat dari hasil pengamatan maupun dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap klien seperti pemeriksaan tanda-tanda vital, sehingga dapat diketahui apa masalah kesehatan ataupun masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien pada saat itu. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Namun masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karna itu perawat harus membuat prioritas masalah. (Bambang, 2009) Dimana kriteria penentuan prioritas masalah keperawatan ini ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Abraham H. Maslow.

15 4. Perencanaan Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Bambang, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan klien disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan harus mencakup elemen-elemen berikut ini : 1. Perumusan tujuan Perumusan tujuan ini adalah sebagai patokan untuk mencapai hasil yang sudah ditetapkan. 2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan Adapun langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan antara lain sebagai berikut : Identifikasi tindakan alternatif keperawatan Tetapkan tekhnik dan prosedur yang akan dilakukan Tindakan yang akan dilaksanakan harus memenuhi kebutuhan klien Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai Tindakan harus bersifat realistis 3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan Kriteria hasil adalah suatu hasil yang diharapkan dari suatu tujuan dan rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan.

16 Asuhan Keperawatan Kasus pada Klien TB Paru di Komunitas 1. Pengkajian FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KASUS: Seorang klien bernama Tn.R, umur 44 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, suku bangsa Sunda, sehari-hari menggunakan Bahasa Indonesia, pendidikan SMA, profesi sebagai tukang becak, status sudah menikah, alamat jalan Garu 2b Gg. Cempaka Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas. Saat dikaji klien mengeluh batuk lebih dari 30 hari dan mengeluarkan sputum, batuk dengan rasa panas ditenggorokan, kadang Tn.R mengalami sesak nafas serta nyeri dada. Setelah lewat dari 30 hari terdapat darah segar berwarna merah muda pada batuknya. Selain itu Tn.R mengalami demam pada sore hari dan malam hari disertai dengan keringat malam, anoreksia, penurunan BB serta malaise selama 2 hari sebelum ia berobat. Tn.R sudah mendapatkan obat TBC dari dokter 2 hari yang lalu, sehari-hari klien bekerja sebagai tukang becak baik siang maupun malam tanpa menggunakan safety yang memadai. Tn.R kadang-kadang batuk ketika bekerja disertai nyeri dada. Tn.R juga merupakan pecandu rokok yang berat, pasien selalu merokok 2 bungkus/hari dan sering jajan sembarangan. Klien hidup di tempat tinggalnya ada 6 orang yaitu klien sendiri, istrinya, beserta 4 orang anaknya. Rumah pasien tergolong tidak sehat dan sempit, karena berukuran panjang 9 m dan lebar 5 m, jadi luas rumahnya hanya 45m 2 saja. Setelah ditanyakan riwayat kesehatan keluarga, klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang menderita TB paru. Klien terlihat letargi dengan BB klien sekarang 48 kg, TB 162 cm, TD klien saat itu 110/80 mmhg, suhu 38,4 0 C, denyut nadi 71x/menit dan frekuensi nafas 18x/menit. Status gizi klien kurang baik / malnutrisi, mukosa bibir kering, turgor

17 kulit baik. Setelah klien berobat 2 hari yang lalu klien diberikan terapi isoniazid, rifamfisin, etambutol, pirazinamid dan disertai dengan multivitamin tambahan. I. BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama : Tn.R Tempat/ tanggal lahir : Surabaya, 14 Maret 1969 Jenis kelamin : Laki-laki Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Suku : Jawa Pendidikan : SMA Pekerjaan : Tukang Becak Alamat : Jln. Garu 2b Gg. Cempaka, Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas. II. KELUHAN UTAMA Klien mengeluh batuk lebih dari 30 hari dengan mengeluarkan sputum, batuk dengan rasa panas ditenggorokan, kadang mengalami sesak nafas serta nyeri dada. Setelah lewat 30 hari terdapat darah segar berwarna merah muda pada batuknya. Selain itu klien mengalami demam pada sore hari dan malam hari disertai dengan keringa malam, anoreksia, penurunan BB serta malaise selama 2 hari sebelum ia berobat. III. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA : Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan yang diderita keluarganya, dan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit TB paru.

18 IV. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI : Klien menderita penyakit TB paru V. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU : Klien mengatakan ia tidak pernah menderita penyakit parah dan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit, klien hanya menderita demam-demam biasa saja. VI. RIWAYAT SEHARI-HARI a. Persepsi klien terhadap sehat sakit Klien mengatakan bahwa sakit yang dideritanya akan dapat segera sembuh, karna ia yakin bahwa obat yang diberikan oleh dokter tersebut bisa menyembuhkan penyakit yang dideritanya. b. Kebiasaan Klien sering sekali tidak menggunakan safety yang aman ketika bekerja, sering jajan sembarangan dan merokok sampai 2 bungkus perhari. c. Pola nutrisi Klien makan 3 kali sehari dengan porsi yang sedikit dan sering tidak habis, sebab klien tidak begitu selera makan setelah menderita penyakit TB paru tersebut. Klien minum sebanyak 5-6 gelas sehari d. Pola istirahat atau tidur Klien tidur ± 7-8 jam/hari dari jam WIB dan sebelum tidur klien mempunyai kebiasaan menonton TV. e. Pola eliminasi Klien mengatakan BAB 1-2 kali/hari dan BAK 5-6 kali/hari f. Kebiasaan olahraga Klien mengatakan jarang melakukan kegiatan olahraga

19 g. Kemampuan melakukan aktifitas Klien masih mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa dibantu orang lain, klien masih mampu mencari nafkah dengan bekerja sebaga tukang becak. h. Rekreasi Klien mengatakan apabila ada hari libur klien dan keluarganya pergi mengunjungi tempat rekreasi,seperti ke kolam renang. VII. RIWAYAT SOSIAL : Klien mengikuti kegiatan sosial yang ada di lingkungan rumahnya tersebut, seperti perwiritan pada malam rabu. Hubungan dengan keluarga dan orang lain baik. VIII. RIWAYAT SPIRITUAL DAN CULTURAL : Klien melaksanakan sholat 5 waktu di rumah, dan klien sering ke mesjid apabila sholat maghrib serta mengikuti perwiritan yang ada di lingkungan rumahnya. Klien biasanya suka berkumpul-kumpul dengan tetangganya apabila ada waktu luang, klien lebih senang bersosialisasi daripada di rumah saja. IX. PEMERIKSAAN FISIK : a. Keadaan umum Klien tampak lemah, kurus, dan sering batuk-batuk. b. Tanda- tanda vital TD : 110/80 mmhg suhu : 38,4 o C BB : 48 kg RR : 18 x/ menit TB : 161 cm HR : 71 x/ menit c. Pemeriksaan hidung - Tulang hidung dan septumnasi : normal dengan letak medial - Lubang hidung : simetris

20 - Cuping hidung : normal, klien bernafas tidak menggunakan cuping hidung. d. Mulut - Keadaan bibir : simetris dengan keadaan mukosa bibir kering - Keadaan gusi dan gigi : normal dan tidak ada pembengkakan - Keadaan lidah : normal e. Pemeriksaan thoraks atau dada - Bentuk dada : simetris - Pernafasan : frekuensi bernafas 18x/menit - Tanda kesulitan bernafas : klien tampak sulit bernafas akibat batuk dan sesak. f. Pemeriksaan paru - Palpasi getaran suara : normal - Auskultasi suara nafas : ada suara tambahan yaitu wheezing. X. RIWAYAT TERAPI Klien diberikan obat oleh dokter sebanyak 5 macam,yaitu: isoniazid, pirazinamid, etambutol, rifamfisin dan multivitamin tambahan.

21 2. ANALISA DATA No. DATA MASALAH KEPERAWATAN 1. DS : Klien mengatakan sesak dan Bersihan jalan nafas tidak efektif nyeri dada DO : Terdengar suara tambahan whezing, klien tampak lemas dan terdapat penarikan intercosta TTV: TD : 110/80 mmhg S : 38,4 0 C RR : 18x/menit HR : 71x/menit 2. DS: Klien mengatakan tidak selera makan dan nafsu makan menurun Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi DO: Klien tampak lemah, kurus dan bibir tampak kering 3. DS: Klien mengatakan badan terasa panas DO: Klien tampak lemah,kulit teraba panas dan mukosa tampak kering TTV: TD: 110/80 mmhg Suhu : 38,4 0 C Peningkatan suhu tubuh RR : 18x/menit HR : 71x/menit

22 3. RUMUSAN MASALAH Masalah Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi 3. Peningkatan suhu tubuh Diagnosa Keperawatan ( Prioritas) 1. Gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sputum d/d klien mengatakan sesak dan terdengar suara tambahan wheezing. 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake in adekuat d/d nafsu makan klien menurun, klien tampak lemah dan bibir tampak kering. 3. Gangguan peningkatan suhu tubuh b/d eksotoksin kuman pada saluran nafas dan paru d/d badan klien terasa panas dengan suhu 38,4 0 C, tampak lemas dan mukosa kering.

23 4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/ tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan 17 Juni Tujuan dan Kriteria Hasil : Tujuan : Mempertahankan jalan nafas klien tetap efektif KH : Klien tidak sesak, klien mampu mengeluarkan sekret tanpa bantuan dan tidak terdapat otot intercosta. Rencana Tindakan Rasional - Observasi fungsi pernafasan - Penurunan bunyi nafas klien dapat menunjukkan atelektasis - Kaji suara nafas klien - Wheezing menunjukkan adanya penyempitan jalan nafas - Memberikan penyuluhan - Klien mengerti tentang kesehatan mengenai penyakit penyakit TBC dan cara TBC, dan bagaimana cara penularan ke orang lain penularannya - Anjurkan klien posisi semi - Posisi membantu fowler atau fowler apabila tidur mamaksimalkan ekspansi dan anjurkan untuk teknik nafas paru dan menurunkan upaya dalam pernafasan - Anjurkan klien untuk intake - Membantu mengencerkan cairan minimal 2500ml per hari sekret sehingga mudah dikeluarkan - Kaji kemampuan klien untuk - Pengeluaran sulit bila sekret mengeluarkan sekret, batuk tebal, sputum berdarah akibat efektif, catat karakter, jumlah kerusakan paru atau luka sputum, adanya hemoptosis bronkial yang memerlukan evaluasi/intervensi lanjut

24 5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/tanggal No. Dx Selasa 1 18 Juni 2013 Implementasi Keperawatan 1. Mengkaji fungsi pernafasan klien. 2. Mengkaji suara nafas klien. 3. Mengkaji kemampuan klien untuk mengeluarkan sekret, batuk efektif, jumlah sputum dan adanya hemoptosis. 4. Memberitahu kepada klien supaya menghindari pemakaian alat makan secara bersamaan dan jangan batuk serta mengeluarkan sputum di sembarang tempat. 5. Menganjurkan klien untuk melakukan posisi fowler atau semi fowler apabila tidur dan menganjurkan untuk tekhnik nafas dalam. 6. Memberitahu kepada keluarga supaya tidak memakai alat makan secara bersamaan dengan Tn.R Rabu 19 juni Mengkaji fungsi pernafasan klien 2. Mengkaji suara nafas klien 3. Menganjurkan klien untuk intake cairan minimal 2500 ml perhari 4. Menganjurkan keluarga untuk mengawasi klien dalam hal mengonsumsi obat. 5. Menganjurkan klien untuk berhenti merokok serta menjelaskan bahaya merokok terhadap kesehatan.

25 Kamis 20 juni Mengkaji fungsi pernafasan klien 2. Mengakaji suara nafas klien 3. Menganjurkan klien untuk memakai safety yang aman guna untuk menghindari infeksi kepada orang lain 4. Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai TBC, menjelaskan defenisi, penyebab, tanda dan gejala, serta cara penularannya 5. Menganjurkan klien untuk mengonsumsi makanan bergizi 6. Memberitahu kepada klien bahwasanya jangan sampai putus obat sebelum waktu yang ditentukan serta menjelaskan bahaya apabila putus obat. 6. EVALUASI HASIL No. Dx. Kep Hari/tanggal Evaluasi 1 1 Jum at 21 Juni 2012 Bersihan jalan nafas klien sudah mulai efektif ditandai dengan sesak yang dirasakan klien semakin hari semakin berkurang, dan bunyi whezing sudah tidak terdengar lagi, masalah teratasi sebagian dan intervensi dihentikan.

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis (TBC) 1. Definisi Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke

Lebih terperinci

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4 PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS Edwin 102012096 C4 Skenario 1 Bapak M ( 45 tahun ) memiliki seorang istri ( 43 tahun ) dan 5 orang anak. Istri Bapak M mendapatkan pengobatan TBC paru dan sudah berjalan

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Lampiran CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan 1 Rabu 11.00 - Mengkaji fungsi pernafasan klien 19 Mei 2015 WIB - Mengkaji suara nafas klien - Mengkaji kemampuan klien untuk mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang. Tak ada satupun orang yang menginginkan dirinya mengalami sakit, apalagi ketika orang tersebut

Lebih terperinci

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan 5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas

Lebih terperinci

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? BAB XXV Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? Pencegahan TB Berjuang untuk perubahan 502 TB (Tuberkulosis) merupakan

Lebih terperinci

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Erlina Burhan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Apakah Penyakit Tuberkulosis atau TB itu? Penyakit menular Kuman penyebab: Mycobacterium tuberculosis Bukan penyakit keturunan

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN NOMOR RESPONDEN PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Berikut

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah terinfeksi oleh kuman Mycobacterium tuberculosis pada tahun 2007 dan ada 9,2 juta penderita

Lebih terperinci

BAB III RESUME KASUS

BAB III RESUME KASUS BAB III RESUME KASUS A. Pengkajian 1. Data identitas Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada tanggal 25 januari 2009 sampai dengan06 febuari 2009 pada keluarga Tn. M yang tinggal di kelurahan Tlogosari

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 1. Perhatikan gambar berikut! Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio9-18-01.png Bagian yang ditunjukkan

Lebih terperinci

S T O P T U B E R K U L O S I S

S T O P T U B E R K U L O S I S PERKUMPULAN PELITA INDONESIA helping people to help themselves * D I V I S I K E S E H A T A N * S T O P T U B E R K U L O S I S INGAT 4M : 1. MENGETAHUI 2. MENCEGAH 3. MENGOBATI 4. MEMBERANTAS PROGRAM

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberkulosis

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) A. Definisi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru kronik dengan karakteristik

Lebih terperinci

I. PENENTUAN AREA MASALAH

I. PENENTUAN AREA MASALAH I. PENENTUAN AREA MASALAH Dalam menentukan area masalah, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi dan wawancara dengan tenaga kesehatan di daerah keluarga binaan, berdasarkan data

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS CURUG TANGERANG Pengantar : Dengan hormat, nama saya Ade Atik, mahasiswa

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, 1 BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, PPOK, ISPA, dan lain-lain. WHO melaporkan bahwa 0,5% dari penduduk dunia terserang Penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang TBC merupakan penyakit yang sangat membahayakan, karena di dalam paru-paru kita terdapat kuman mycrobacterium tuberculosis, yang apabila di biarkan, kuman tersebut akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Pernapasan manusia meliputi proses inspirasi dan ekspirasi Inspirasi : pemasukan udara luar ke dalam tubuh melalui alat pernapasan Ekspirasi :pengeluaran udara pernapasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Tuberkulosis A.1 Definisi Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Robert

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. ISPA dapat diklasifikasikan menjadi infeksi saluran

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK. Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan merawat. Keperawatan

INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK. Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan merawat. Keperawatan 1 Lampiran 1 INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK I. Pengertian Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2007) pencegahan adalah proses, cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang pada umumnya menyerang jaringan paru, tetapi dapat menyerang organ

Lebih terperinci

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016 Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016 TEMA 1 : Tuberkulosis (TB) A. Apa itu TB? TB atau Tuberkulosis adalah Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan

Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan Lampiran 2. Data angka penyebab kematian pada narapidana dan tahanan di Indonesia tahun 2011 No Nama Penyakit Jumlah 1 HIV/AIDS 105 2

Lebih terperinci

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea 1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan beban kerja pernafasan, yang menimbulkan sesak nafas, sehingga pasien mengalami penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang terutama disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, sebagian kecil oleh bakteri Mycobacterium africanum dan Mycobacterium

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENANGANAN PENYAKIT TUBERCULOSA PARU (TBC) TUGAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENANGANAN PENYAKIT TUBERCULOSA PARU (TBC) TUGAS SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENANGANAN PENYAKIT TUBERCULOSA PARU (TBC) TUGAS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Penilaian Mata Kuliah Nursing Practice 6.2 di STIK Immanuel Bandung Tahun Akademik 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Saat ini asma semakin berkembang menjadi penyakit pembunuh bagi masyarakat di dunia, selain penyakit jantung. Serangan yang terjadi akibat asma menjadi momok

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk mengurangi sesak nafas pada pasien asma di ruang IGD Rumah Sakit Roemani Semarang tanggal

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA Identitas Pasien Nama : Tn.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 67 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis bersifat tahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KASUS

BAB III ANALISA KASUS BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis

Lebih terperinci

M ENULAR DAN GIZI BU RU K

M ENULAR DAN GIZI BU RU K P ROGRAM PUSKESMAS DALAM P ENANGGULANGAN PENYAKIT M ENULAR DAN GIZI BU RU K E1 SKENARIO 3 Dokter M. baru ditempatkan sebagai kepala Puskesmas di Puskesmas kecamatan T. Dari hasil evaluasi sementara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk proses respirasi. Respirasi merupakan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat setiap penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Latihan batuk efektif merupakan aktifitas perawat untuk membersihkan sekresi pada jalan nafas. Tujuan dari batuk efektif adalah untuk meningkatkan mobilisasi sekresi

Lebih terperinci

Sistem Pernafasan Manusia

Sistem Pernafasan Manusia Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan BAB III TINJAUAN KASUS Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn. R dengan tuberculosis paru di ruang Kenanga rumah sakit Dr. Soewondo Kendal yang dilaksanakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI Data Diri DokterMuda Nama Dokter Muda Diana Liza Merisa NIM / Email / HP 1407101030086 / dianaliza1712@gmail.com / 081360775453 TanggalStase 1 Februari 06 Maret 2016 Data Diri Pasien Nama Pasien Syairazi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit yang mudah menular dimana dalam tahun-tahun terakhir memperlihatkan peningkatan dalam jumlah kasus baru maupun jumlah angka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri tahan asam (Suriadi dan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2010 A. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien a. Biodata Pasien Nama : An. A Tanggal lahir : 21 Agustus 2009 Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit infeksi menular kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering terjadi di daerah padat penduduk

Lebih terperinci

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (Tb) merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang telah lama dikenal dan sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di berbagai negara di

Lebih terperinci

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya penanggulangan tuberkulosis dimulai pada awal tahun 1990-an Word Health Organization (WHO) dan International Union Against TB and Lung Diseases (IUALTD) telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengawas Menelan Obat (PMO) Salah satu komponen DOTS (Directly Observed Treatment Short- Course) dalam stategi penanggulangan tuberkulosis paru adalah pengobatan paduan OAT jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman menyerang paru lewat saluran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari 1. Sampel Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sampel pada penelitian ini sebanyak 126 pasien. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari Juni

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

TUGAS SISTEM INTEGUMEN TUGAS SISTEM INTEGUMEN PENGKAJIAN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS TINEA KRURIS Oleh : MUHAMMAD FAHRI NIM: 108 STYC 15 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan yang penting saat ini. WHO menyatakan bahwa sekitar sepertiga penduduk dunia tlah terinfeksi kuman Tuberkulosis.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkolusis 1. Definisi Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang paling sering (sekitar 80%) terjadi di paru-paru. Penyebabnya adalah suatu basil gram positif tahan asam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis paru selanjutnya disebut TB paru merupakan penyakit menular yang mempunyai angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Menurut World Health Organization

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Dx I Selasa, 03 08.00 1. Mengkaji identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 Kepaniteraan Klinik Pediatri Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kasus Tuberkulosis (TB) yang tinggi dan masuk dalam ranking 5 negara dengan beban TB tertinggi di dunia 1. Menurut

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arinkunto, S Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Arinkunto, S Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Arinkunto, S. 2000. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Agonwardi (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Dep Kes RI (2008). Penanganan TBC Paru. Jakarta.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI Data Diri DokterMuda NamaPasien Alamsyah JenisKelamin Laki-laki 59 tahun No. CM 1-07-96-69 Soal 1 ReferensiLiteratur Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kanan. Nyeri dada dirasakan sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium 75 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang menyerang paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium Tuberculosis. TB Paru

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. SIMTOM ANSIETAS Ansietas dialami oleh setiap orang pada suatu waktu dalam kehidupannya. Ansietas adalah suatu keadaan psikologis dan fisiologis yang dicirikan dengan komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penularan langsung terjadi melalui aerosol yang mengandung

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular merupakan masalah kesehatan yang belum dapat diselesaikan sampai saat ini, salah satu penyakit menular tersebut adalah Tuberkulosis. Tuberkulosis

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi D III keperawatan, Fakultas ilmu

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi D III keperawatan, Fakultas ilmu 71 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Ditempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa program studi D III keperawatan, Fakultas ilmu kesehatan, Universitas

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST No Tujuan Pembelajaran 1 1. Menjelaskan pengertian sistem. 2. Menuliskan organ-organ 3. Menjelaskan fungsi organorgan yang terlibat dalam sistem Ranah Kognitif Deskripsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sulianti (2004) Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sulianti (2004) Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Pengertian Tuberkulosis Menurut Sulianti (2004) Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Tuberkulosis Mycobakterium tuberculosa. Sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etiologi dan Patogenesis Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi

Lebih terperinci

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1 Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks

Lebih terperinci

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ( IN DEPTH INTERVIEW ) ANALISIS PELAKSANAAN STRATEGI DOTS PLUS PADA PROGRAM PENANGGULANGAN TB MDR DI PUSKESMAS TELADAN TAHUN 06 I. Daftar pertanyaan untuk Staf bidang

Lebih terperinci

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 1. Pasang yang tepat antara alat ekskresi dan zat yang dikeluarkan adalah... Hati menghasilkan hormon Paru-paru mengeluarkan uap air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bersihan jalan nafas merupakan kondisi pernafasan yang tidak normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan oleh sekret yang kental atau berlebihan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. BIODATA 1. Identitas Pasien. Nama Umur Jenis kelamin Suku/Bangsa Agama : An. F : 3 tahun : Perempuan : Jawa / Indonesia : Islam Status pernikahan : - Pekerjaan : - Alamat : Kedung

Lebih terperinci