BAB IV HASIL PENELITIAN. Komplek PolaMas, Selatan dengan Parak Cikarang. Identitas Sekolah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN. Komplek PolaMas, Selatan dengan Parak Cikarang. Identitas Sekolah"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SDIT Arafah 1. Letak SDIT Arafah Penelitian ini terletak di Jl.kampung Tarandam RT 05 / RW 02 Kel. Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang, dengan batas-batas bagian Timur dengan Sarang Gagak, Utara dengan Andalas, Barat dengan Komplek PolaMas, Selatan dengan Parak Cikarang. Identitas Sekolah a. Nama sekolah : SDIT Arafah b. Tempat : Kampung Tarandam c. Kecamatan : Padang Timur d. Kota : Padang e. Propinsi : Sumatera Barat f. Alamat : Jl. Kampung Tarandam g. No.Telp : h. Tahun Didirikan / Beroperasi : 2010 i. Status Tanah : Sertikat j. Status Bangunan Milik : Pribadi k. Diselenggarakan Pada Waktu : Pagi l. Bangunan Menurut Jenis 1) Ruang kepala Sekolah : 1 (satu) ruang 2) Ruang wakil Kepala : 0 (nol) ruang 3) Ruang Majelis Guru : 1 (satu) ruang 4) Ruang Pustaka : 1 (satu) ruang 5) Ruang Tata Usaha : 1 (satu) ruang 6) Ruang Komputer : 1 (satu) ruang 7) Ruang Laboratorium : 1 (satu) ruang 8) Kamar Mandi / WC Guru : 1 (satu) ruang 9) Kamar Mandi / WC Siswa : 1 (satu) ruang 10) Gudang : 1 (satu) ruang 11) Ruang Osis : 0 (nol) ruang 12) Ruang Olah Raga : 0 (nol) ruang 13) Ruang UKS : 0 (nol) ruang 14) Ruang Ibadah : 0 (nol) ruang 60

2 62 m. Nama Kepala Sekolah : Andria Suryani, S.Pd.I Berdasarkan data yang diperoleh dari dokumen tata usaha Sekolah Dasar Islam Terpadu Arafah (SDIT) Arafah Padang Timur Kota Padang. Sekolah ini sudah tergolong baik meskipun tergolong baru tetapi sudah memiliki fasilitas yang baik untuk menunjung aktivitas belajar dan proses pembelajaran. Karena untuk mencapai tujuan dalam proses pembelajaran itu di pengaruhi juga oleh sarana dan prasarana suatu sekolah. 2. Visi dan Misi SDIT Arafah a. Visi Yayasan Aura Berlian Setiap sekolah mempunyai visi, dan inilah visi Sekolah Dasar Islam Terpadu Arafah (SDIT) Arafah Padang Timur Kota Padang. Menjadikan Sekolah Dasar Islam yang Unggul dalam Memadukan Ilmu Pengetahuan dan Akhlakul Karimah". b. Misi Yayasan Aura Berlian Misi sekolah Sekolah Dasar Islam Terpadu Arafah (SDIT) Padang Timur sebagai berikut : 1) Membangun karakter pribadi yang tangguh dalam menghadapi zaman 2) Menyelenggarakan pendidikan religius 3) Inklusi dan berkualitas bagi masyarakat 4) Memberi bekal kepada siswa untuk menjad manusia yang mandiri dan berakhlak mulia 5) Mendorong pendidik untuk menjadi pribadi sejati

3 63 6) Mengembangkan kemitraan bersama orang tua dalam membangun karakter dan kesholehan siswa 3. Tujuan Yayasan Aura Berlian Setiap sekolah mempunyai tujuan dan tujuan yang dapat dicapai melalui proses pembelajaran. Karena hakikat belajar itu adalah untuk melahirkan perubahan, dan perubahan itulah yang merupakan inti dari belajar. Adapun tujuannya sebagai berikut: a. Menanamkan rasa cinta terhadap agama, keluarga, Nusa dan Bangsa b. Menanamkan Akhlakul Karimah c. Menumbuhkan keingintahuan terhadap ilmu dan teknologi d. Menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang amanah e. Mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan positif f. Menumbuhkan kecakapan sosial, emosional dan intelektual g. Membiasakan hidup bersih, sehat dan semangat 4. Kurikulum SDIT Arafah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan Nasional. Saat sekarang ini kurikulum yang banyak digunakan di SD-SD lain adalah

4 64 kurikulum 2013, akan tetapi kurikulum yang digunakan di SDIT Arafah ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 5. Keadaan Guru dan Peserta Didik SDIT Arafah SDIT Arafah memiliki guru dan tenaga kependidikan yang bervariatif dilihat dari jenjang pendidikan dan jabatan, seperti pada tabel berikut: Tabel 1 Keadaan Guru Dilihat dari Jenjang Pendidikan dan Jabatan NO Nama Guru Jabatan 1 Andria Suryani, S.Pd.I Kepsek/Guru PAI 2 Yurneli, SS Guru Kelas 3 Novrya Defila, A.Ma Guru Kelas 4 Muhammad Gusnil, S.Pd.I Guru Kelas/Guru PAI 5 Restimai Suganti, S.Pd Guru Bhs.Inggris/ TIK 6 Regiana Putri, S.Pd.I Guru SKI 7 Refdawati, S.Hum, S.Pd.I Guru Kelas/Guru PAI 8 Rusni Yunita, S.Pd Guru kelas 9 Fungky Gusparli Guru Tahfiz 10 Juni Lasniva, S.Pd Guru kelas 11 Herwita Ike Mahyuni, S.Pd Guru Bhs.Arab 12 Selvi Julianti, S.Pd Guru kelas 13 Dewi Ayu Firnalis, S.Pd Guru kelas 14 Dewi Komala Sari, Amd Tata Usaha 15 Rismi Elfia Bendahara 16 Sonika Zaren, S.Pd Guru POJK (Sumber: data yang diperoleh dari bagian Tata Usaha SDIT Arafah: 2017/2018) Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa guru PAI di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Arafah Padang Timur Kota Padang. Jika dilihat dari jenjang pendidikanya maka pada umumnya guru PAI yang sudah tamat S1. Dari sekian banyak guru hanya 13,2 % guru yang

5 65 mengajar PAI. Sebagai tenaga pendidik tentu yang di utamakan orang yang mempunyai pengalaman mengajar dibidangnya, agar guru tersebut bisa dikatakan profesional dan berhasil dalam mengajar. Guru yang mengajar bukan dibidangnya itu akan kesulitan dalam proses pembelajaran. Tabel 2 Keadaan Siswa SDIT Arafah Kelas Keadaan Siswa Jumlah L P I II III IV V VI Jumlah B. Bentuk-bentuk Pembinaan Kepala Sekolah terhadap Guru PAI dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik. Mengenai pembinaan dan bimbingan terhadap guru dalam pembelajaran supaya dapat meningkatkan aktivitas belajar ini ibu Andria Suryani selaku kepala sekolah di SDIT Arafah Kecamatan Padang Timur dalam melaksanakan peran pembinaannya sebagai kepala sekolah terhadap guru PAI dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didik ini lebih menfokuskan perhatian kepada peran pembinaan dan bimbingan kepala sekolah mengenai perangkat pembelajaran, mengadakan kunjungan kelas, dalam mengevaluasi pembelajaran yang dibuat oleh guru mata pelajaran

6 66 pendidikan agama Islam. Adapun pembinaan yang dilaksanakan kepala sekolah sebagai berikut: 1. Pembinaan terhadap Perancanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran atau bisa disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran perunit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan perencanaan tersebut, dapat disusun berdasarkan kebutuhan dan jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan guru yang membuat perencanaan. Namun harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran. Perencanaan pengajaran merupakan persiapan yang diperlukan untuk dapat mengajar dengan baik yaitu merumuskan standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, menentukan indikator, memilih bahan pengajaran, menentukan sumber belajar, memilih dan mempersiapkan metode, menyediakan dan mempersiapkan media atau serta membuat dan mempersiapkan evaluasi atau penilaian. Secara operasional dikenal dengan istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dangan keinginan pembuat perencanaan. Begitu pula dengan perencanaan pembelajaran, yang

7 67 direncanakan harus dengan target pendidikan. Guru sebagai subjek dalam membuat perencanaan pembelajaran harus dapat menyusun berbagai program pengajaran sesuai pendekatan dan metode yang digunakan. Dalam merencanakan perencanaan pembelajaran yang di buat oleh seorang guru PAI harus disesuaikan dengan metode ataupun materi yang hendak diajarkan kepada peserta didiknya dalam proses pembelajaran. Guru dalam hal ini seharusnya mengunakan metode yang tepat dalam penyusunan perangkat pembelajaran disaat pembelajaran harusnya memberikan suatu hal baru untu peserta didik sehingga peserta didik dapat merasakan dan memahami pembelajaran yang hendak disajikan oleh guru yang mengajar. Agar pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah berjalan dengan baik diperlukan supervisi dari kepala sekolah berupa bimbingan, pengawasan dan pembinaan kepada guru yang mengajar. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan kepala sekolah SDIT Arafah di ruangan kepala sekolah, bahwa kepala sekolah telah melaksanakan supervisi terhadap perencanaan mengajar guru pendidikan agama Islam, seperti yang dikatakan oleh Ibu Andria Suryani selaku kepala SDIT Arafah sebagai berikut : Semua guru diwajibkan membuat perencanaan program pembelajaran (RPP) untuk satu semester, kemudian RPP tersebut disiapkan selambat-lambatnya satu minggu setelah proses pembelajaran berlangsung. Kebijakan ini bertujuan agar guru lebih memusatkan pemikirannya kepada pelaksanaan pembelajaran. Apabila guru mengalami kesulitan dalam membuat RPP dan merumuskan tujuan pembelajaran, kepala sekolah akan

8 68 memberikan pembinaan kepada guru yang bersangkutan bagaimana membuat perencanaan pembelajaran yang baik dan berdampak kepada pembelajaran yang hendak dilaksanakan oleh guru yang mengajar. Pernyataan kepala sekolah ini diperkuat lagi oleh Ibu Novrya Defila, S.Pd, (selaku guru senior) SDIT Arafah, yang menyatakan bahwa: Kepala sekolah mewajibkan kepada guru-guru untuk menyerahkan RPP selambat-lambatnya satu minggu setelah proses pembelajaran berlangsung kepada waka kurikulum, apabila guru belum menyerahkan akan diberi teguran kepada guru yang bersangkutan supaya menyerahkan RPP secepatnya, apabila guru masih belum menyerahkan, kepala sekolah untuk itu akan melakukan kebijakan lebih lanjut kepada guru yang bersangkutan. Sementara itu berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan Bapak Muhammad Gusnil, S.Pd.I guru bidang studi PAI yang penulis wawancarai di ruang pustaka pada jam istirahat, mengatakan bahwa: Kepala sekolah telah melaksanakan bimbingan kepada saya dalam menyusun RPP yang benar demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pembinaan yang dilakukan adalah terkait dengan bagaimana menetapkan tujuan pembelajaran, bahan pengajaran, dalam memilih metode dan media yang sesuai dengan materi pelajaran, sehingga dapat memberikan pembelajaran yang sistematis dan membuat peserta didik saya dapat memahami pembelajaran yang saya sampaikan. Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Refdawati, S.Hum, S.Pd.I guru bidang studi PAI yang penulis wawancarai di ruang majelis guru pada jam istirahat, mengatakan bahwa: Seluruh guru diwajibkan membuat RPP untuk satu semester dan RPP tersebut diserahkan kepada kepala sekolah. Jika kami terlambat menyerahkan RPP dari waktu yang ditentukan akan diberikan teguran oleh kepala sekolah dan diminta untuk segera menyerahkannya.

9 69 Bimbingan yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru bidang studi pendidikan agama Islam dalam merencanakan pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran, seperti yang dikatakan oleh Ibu Andria Suryani kepala sekolah SDIT Arafah: Apabila guru mengalami kesulitan dalam merencanakan pembelajaran dan merumuskan tujuan pembelajaran akan diberikan pembinaan terlebih dahulu oleh kepala sekolah kepada guru, kemudian kepala sekolah melibatkan guru untuk mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan juga mengikuti wordshop sebagai pelatihan-pelatihan dan tambahan ilmu kepada guru yang diadakan perkecamatan Padang Timur. Semua kegiatan yang saya ikuti tersebut mendapat pengalaman baru dan hendaknya dapat memperbaiki cara mengajar saya selama ini Hal yang dikatakan kepala sekolah dikuatkan oleh Ibu Novrya Defila, S.Pd (selaku guru senior), mengatakan bahwa: Kepala sekolah juga memberikan pembinaan kepada guru dalam pertemuan guru (KKG). Kepala sekolah memberikan perbaikan kepada guru dalam hal pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran. Para guru-guru juga mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan strategi, teknik, pendekatan dan lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran dalam KKG tersebut. Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan salah satu alternative yang berfungsi untuk meningkatkan profesionalitas guru yang berkaitan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. KKG ini dilaksanakan satu kali dalam sebulan oleh seluruh guru-guru sekolah dasar khususnya guru PAI. Dalam KKG ini kepala sekolah sebagai supervisor dan guru-guru mendiskusikan berbagai hal yang berhubungan dengan persiapan pembelajaran seperti membuat program pengajaran (PROTA),

10 70 program semester (PROMES), kriteria ketuntasan minimal (KKM), dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Guru juga mendiskusikan tentang teknik mengajar seperti teknik membuka dan menutup pelajaran, teknik menjelaskan dan teknik lainnya. Dalam kegiatan KKG ini, kepala sekolah dapat membimbing guru-guru dalam mempersiapkan program pembelajaran. Usaha yang dilakukan kepala sekolah adalah merevisi kembali program pembelajaran yang dibuat oleh guru dengan memperlihatkan contoh program pembelajaran yang benar. Serta membimbing guru dalam menetapkan teknik dan media yang tepat dalam pembelajaran yang relevan dengan materi yang akan diajarkan guru. Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pembinaan yang dilakukan kepala sekolah sebagai supervisor dalam melakukan bimbingan dan menyarankan kepada guru pendidikan agama Islam dalam memperbaiki perencanaan pembelajaran maka terdapat pembelajaran baru yang hendak diterapkannya dalam proses pembelajaran yang lebih dari sebelum kepada peserta didiknya. Kepala sekolah hendaknya dengan pembinaan yang telah dilakukannya baik itu bimbingan dalam penyusunan mengenai program pembelajaran, melibatkan guru dalam mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan wordshop, serta dalam hal yang dilakukan kepala sekolah melibatkan guru dalam kegiatan tersebut sudah dapat membantu guru mengatasi

11 71 kesulitan dalam merencanakan pembelajaran dan pembelajaran yang hendak dilaksanakan guru ynag mengajar dapat berjalan lebih baik dari sebelumnya. 2. Pembinaan dengan Mengadakan Kunjungan Kelas Kepala sekolah sebagai supervisor harus bekerja berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, seorang supervisor dapat mengadakan supervisi yang efektif. Dengan mengetahui tujuan yang akan dicapai, supervisor dapat memilih teknik atau strategi yang sesuai kunjungan atau observasi kelas yang dilaksanakan. Jadi, dalam menjalankan peranannya sebagai supervisor di dalam proses pembelajaran. Kemudian kepala sekolah bisa dengan melihat langsung proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Dari penjelasan di atas, melalui observasi penulis lakukan apabila dikaitkan dengan pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah bisa dikatakan kepala sekolah sudah melaksanakan kunjungan kelas seperti melihat dan mengawasi guru menggunakan metode dalam mengajar guru pendidikan agama Islam. Seperti wawancara yang penulis dengan Ibu Andria Suryani, S.Pd.I, di ruangan kepala sekolah beliau mengatakan bahwa : Saya telah melakukan kunjungan kelas disaat guru pendidikan agama Islam mengajar, dan dilaksanakan secara berkala kepada masing-masing guru yang sedang melaksanakan proses pembelajaran. Tindak lanjut dari kunjungan kelas tersebut adalah: guru-guru yang belum menguasai materi ajar, penggunaan media dan metode yang belum bervariasi, saya memberikan pembinaan secara individu kepada guru tersebut. Bagi guru yang

12 72 tidak menguasai materi, saya menyarankan kepada guru supaya memperkaya wawasannya dengan membaca dan mencari sumber lain yang berkaitan dengan bahan pembelajaran. Hal ini tersebut diungkapkan oleh Ibu Refdawati, S.Hum, S.Pd.I, guru yang mengajar pendidikan agama Islam, mengatakan bahwa: Kepala Sekolah mengadakan kunjungan kelas terhadap guru. Dan juga sering memperhatikan guru-guru dalam pembelajaran, kepala sekolah selalu memonitor kami baik di kelas maupun di luar kelas. Kepala sekolah melihat proses pembelajaran secara langsung dan kepala sekolah melakukan kunjungan kelas dilaksanakan minimal satu kali dalam semester Sementara itu, senada dengan hasil wawancara penulis dengan Bapak Muhammad Gusnil, S.Pd.I, guru yang juga mengajar bidang studi PAI, di ruang pustaka pada jam pulang sekolah, mengatakan bahwa: Kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah saat saya mengajar kepala sekolah membuat catatan kecil, kepala sekolah melihat dan memperhatikan saya dalam menyajikan pembelajaran, kegiatan ini sangat berarti sekali untuk saya dalam meningkatkan profesionalitas mengajar saya, karena kepala sekolah memberikan kritikan dan masukan sesudah pembelajaran selesai dan ada juga langsung di panggil keruangan kepala sekolah, kritikan ataupun masukan tidak dihadapan peserta didik secara langsung. Kunjungan kelas yang dilakukan kepala sekolah dilaksanakan secara berkelanjutan. Dengan adanya pembinaan yang diberikan kepala sekolah kepada guru PAI dapat menimbulkan gairah pembelajaran yang efektif terhadap peserta didik, guru yang mengajar di dalam proses pembelajaran yang mengevaluasi dirinya dalam proses pembelajaran ketika atau tidak adanya kepala sekolah melihat dan mengontrol dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Kepala sekolah memberikan pembinaan,

13 73 bimbingan secara langsung kepada guru di kelas baik dalam hal pengelolaan kelas dan proses pembelajaran. Kepala sekolah langsung memberi contoh tindakan kepada guru seperti dalam pengelolaan kelas, yang berkenaan dengan mengatur tempat duduk untuk para peserta didik, pengaturan ruang kelas sesuai dengan kebutuhan siswa, materi dan keaktifan siswa. Kemudian kepala sekolah tidak hanya berbicara dan memerintah saja, namun langsung bertindak untuk memberi contoh dalam pembinaannya terhadap guru-guru. Dari hasil wawancara di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pembinaan yang terapkan kepala sekolah sebagai supervisor dalam melakukan pembinaan terhadap guru pendidikan agama Islam pada proses pembelajaran ini adalah dengan melihat langsung proses pembelajaran hal yang dilakukan kepala sekolah tersebut bermotivasi sekali terhadap guru yang sedang mengajar. Dengan adanya pembinaan yang diberikan kepala sekolah kepada guru PAI dapat menimbulkan gairah pembelajaran yang efektif terhadap peserta didik, guru yang mengajar di dalam proses pembelajaran yang mengevaluasi dirinya dalam proses pembelajaran ketika atau tidak adanya kepala sekolah melihat dan mengontrol dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Guru studi pendidiikan agama Islam tersebut bisa mengevaluasi kemampuan dengan hal kunjungan kepala sekolah disaat menjalankan proses pembelajaran di kelas. Kemudian kepala sekolah selanjutnya diupayakan solusi, berupa

14 74 pembinaan dan tindak lanjut dalam melaksanakan pembelajaran selanjutnya. 3. Pembinaan dalam Menyiapkan Evaluasi Pembelajaran Untuk menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi pembelajaran. Penilaian pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan kriteria tertentu. Agar tujuan evaluasi tersebut dapat terlaksana dengan baik kepala sekolah terlebih dahulu mengetahui prinsip-prinsip evaluasi yang hendak dilaksanakan oleh guru bidang studi masing-masing yang diajarkannya. Maka diperlukan supervisi dari kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor berupa pembinaan dan juga bimbingan kepada guru. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan Ibu Andria Suryani, S.Pd.I, mengatakan bahwa: Saya telah melakukan supervisi evaluasi mengajar yang dilaksanakan guru pendidikan agama Islam dengan cara melihat materi yang akan diujikan sebelum mengadakan ulangan harian kepada peserts didik dan saya menyarankan kepada guru supaya memperhatikan tingkat kesulitan soal yang diujikan kepada siswa dengan mengacu kepada prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran. Karena evaluasi yang dilaksanakan oleh guru-guru tidak boleh dibiarkan begitu saja karena bisa berpengaruh kepada tujuan dari pelaksanaan evaluasi itu sendiri yaitu melihat sejauh mana keberhasilan peserta didi dalam memahami materi yang sudah dipelajari.

15 75 Sementara itu wawancara penulis dengan Ibu Refdawati, S.Hum, S.Pd.I, guru bidang studi pendidikan agama Islam, mengatakan bahwa: Dalam mengukur hasil belajar siswa diadakan evaluasi yang pertama saat pembelajaran, mengadakan pertanyaan setelah itu sebelum mengadakan ulangan harian saya terlebih dahulu memperlihatkan soal-soal yang akan diujikan, kepada kepala sekolah dan kepala sekolah selalu menyarankan agar soal-soal yang akan diujikan sesuai materi yang diajarkan dan juga diperhatikan tingkat kesulitannya dengan tetap berpedoman kepada prinsip-prinsip evaluasi. Bapak M.Gusnil, S.Pd.I, juga guru bidang studi Pendidikan agama Islam mengatakan bahwa: Evaluasi merupakan setelah kita melakukan pembelajaran kita melihat kepada SK dan KD serta tujuan pembelajaran. Apabila tujuan pembelajaran tercapai berarti evaluasi yang kita lakukan berhasil, seperti kita membuat soal-soal dengan materi yang telah di ajarkan kepada peserta didik dan soal-soal disuruh kumpulkan oleh kepala sekolah dan yang dinamakan dengan bank soal yang sewaktu-waktu akan dipelajari kembali. Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala sekolah dan guru pendidikan agama Islam di atas, dapat disimpulkan bahwa pembinaan dan bimbingan yang dilakukan kepala sekolah dalam menyiapkan evaluasi pembelajaran adalah dengan cara seperti melihat materi yang akan diujikan sebelum mengadakan ulangan harian kepada siswa. Dengan pembinaan tersebut dapat memberikan suatu hal yang berkaitan terhadap pembelajaran yang akan guru dalam mengevaluasi belajar peserta didik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dengan hai itu dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Kepala sekolah memberikan motivasi kepada guru supaya memperhatikan tingkat kesulitan soal yang

16 76 diujikan kepada siswa dengan mengacu kepada prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran. Soal-soal yang akan diujikan kepada siswa terlebih dahulu diperlihatkan kepada kepala sekolah. Kalau ada yang belum sesuai akan direvisi terlebih dahulu sebelum dilaksanakan ulangan harian. Soal-soal yang diujikan kepada siswa berupa soal-soal essay dan soal tersebut dibahas satu persatu secara mendalam. Penilaian yang dilakukan tetap berpedoman kepada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. C. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembinaan Kepala Sekolah terhadap Guru PAI dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik Dalam melaksanakan suatu kegiatan baik itu yang bersifat kepada supervisi 1. Membuat Jadwal Pelaksanaan Pembinaan Kepala Sekolah terhadap Guru PAI Dalam menjalankan kegiatan pelaksanaan pembinaan dan bimbingan yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru, hendaknya kepala sekolah merencanakan atau planning yang akan dibuat oleh Ibu Andria Suryani dalam menjalankan pembinaannya. Kepala sekolah membuat jadwal pertemuan dengan guru PAI dalam menjalankan supervisinya baik itu mengenai masalah program perencanaan pembelajaran, kunjungan kelas, dan menyiapkan evaluasi pembelajaran. Hal ini bisa membuat komunikasi kepala sekolah dan guru bidang studi pendidikan agama Islam khususnya lebih akrab, hubungan baik

17 77 antara keduanya dan juga bermotivasi dalam menjalankan tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Penjelasan di atas dapat dikuatkan dengan wawancara penulis dengan guru bidang studi PAI, Ibu Refdawati di ruangan mejelis guru menyatakan bahwa: Kepala sekolah di dalam membuat suatu hal yang berkaitan dengan tugasnya sebagai supervisor, Ibu Andria Suryani menemui saya dalam ruangan majelis guru. Tidak hanya saya guru bidang studi pendidikan agama Islam saja termasuk juga guru-guru yang bidang studi lainnya, kepala sekolah juga memberitahukan kepada semua guru untuk mendapatkan suatu pengawasaan, bimbingan dan pengevaluasian terhadap PBM, perangkat pembelajaran, dan memberikan evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan semua guru yang memegang kendali mata pembelajarannya masing-masing. Dengan penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa dengan adanya suatu pemberitahuan yang disampaikan kepala sekolah kepada semua guru-guru yang mengajar dengan bidang pembelajaran masing-masing, maka setelah pemberitahuan disampaikan, dalam kurung waktu yang telah ditetapkan oleh Ibu Andria Suryani selaku kepala sekolah, maka kepala sekolah akan menjalan suatu tugas dan wewenangnya dalam menjalankann tujuan yang hendak dicapai dalam melaksanakan proses pembinaan kepada semua guru termasuk guru PAI dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didiknya. 2. Mengadakan Pembinaan terhadap Guru PAI Kepala sekolah merupakan seorang yang sudah memiliki kemampuan dalam menjalankan suatu kewajban dalam menjalankan

18 78 tugasnya salah satu sebagai supervisor guru-guru yang membutuhkan pembinaan ataupun pengawasan. Untuk itu sehubungan dengan pembinaan yang hendak dilakukan Ibu Andria Suryani selaku kepala sekolah khususnya guru pendidikan agama Islam. Dalam hal ini lebih menekan kepada kompetensi ataupun profesionalisme seorang guru PAI dalam meningkatkan aktivitas pembelajaran siswanya. Mengenai pembinaan kepala sekolah yang semula sudah direncanakan dan telah kondisikan kepada guru PAI. Maka dalam mengadakan ataupun melaksanakan pembinaan terkait mengenai hal perangkat pembelajaran, kunjungan kelas dan bimbingan terhadap evaluasi yang dilakukan guru PAI apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan. Ketiga yang di rencanakan oleh kepala sekolah tidak akan berjalan apabila terjadi ketertimpangan guru dan tenaga pendidiknya di sekolah mengalami ketidaksedian untuk menjalankan pembinaan tersebut. Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala sekolah, Ibu Andria Suryani, menyatakan bahwa: Menjalankan pembinaan dan bimbingan yang saya lakukan seperti, bimbingan terhadap perangkat pembelajaran, saya memberikan bimbingan kepada guru yang kurang memahami bagaimana cara membuat RPP yang sesuai dengan baik itu meteri, metode, media pembelajaran, bahkan pengelolaan kelas yang kurang maksimal, apalagi di kelas guru bidang studi PAI yang mengajar kelas 1 atau 2, kalau guru tidak bisa menyesuai metode dengan materi akan sulit suatu pencapaian tujuan pembelajaran.

19 79 Hal yang di katakan oleh Ibu Andria Suryani dikuatkan dengan wawancara yang penulis dengan Ibu Refdawati, guru bidang studi PAI menyatakan bahwa: Saat saya di dalam menyajikan materi pembelajaran, siswa ada juga yang masih kurang memahami materi yang saya sampaikan, sebab saya sudah merasa menerangkan materi dengan metode yang sesuai apalagi media yang saya gunakan. Hal ini membuat saya harus membaca, mempelajari dan mempahami baik itu menggunakan metode, dan juga media yang saya pakai. Supaya pembelajaran yang saya sampaikan dan dapat dipahami serta dimengerti oleh seluruh peserta didik saya. Berdasarkan dari penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa dalam mengadakan pembinaan yang hendak dilakukan kepala sekolah, Ibu Andria Suryani sangat bermotivasi dirinya memberikan suatu hal baru yang dapat diterima oleh guru yang membutuhkan peran serta dalam meningkatkan kemampuan pendidik khususnya guru mata pelajaran pendidikan agama Islam. Maka adanya kepala sekolah mengadakan bimbingan ini sangat berkaitan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai secara maksimal dan memberikan pengaruh bagi peserta didik dalam akvitas belajar selama ini. 3. Menyampaikan Hasil dari Pembinaan Kepala Sekolah terhadap Guru PAI Hasil suatu kegiatan yang dilaksanakan akan memberikan suatu dampak atau perubahan yang terjadi, Namun apabila pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah baik itu dalam membimbing dan memperbaiki hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengajar dan juga mengevaluasi pembelajaran apakah sudah tercapai apa

20 80 belum, maka kepala sekolah memberikan suatu hasil dari bimbingan atau pembinaan selama ini akan disampaikan kepada guru-guru khususnya guru pendidikan agama Islam. Hal ini bisa dipaparkan dari wawancara penulis dengan guru bidang studi pendidikan agama Islam, Bapak M. Gusnil, mengatakan bahwa: Setelah pembinaan yang dilaksanakan kepala sekolah terhadap guru bidang studi khususnya PAI, menyebabkan pengaruh positif terhadap guru PAI. Hal ini terlihat bahwa guru lebih maksimal dalam mengajar dan meningkatkan kemampuannya. Apabila supervisi ini di lakukan seringkali maka hasilnya akan semakin bagus baik dan berdampak positif terhadap guru-guru yang mengajar supaya dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Pendapat yang disampaikan di atas senada dengan yang penulis dapatkan dari wawancara dengan guru bidang studi Bahasa Arab, menyatakan bahwa: Saya menyadari supervisi yang yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru-guru yang mengajar, menjadi pelajaran yang berarti buat saya dalam mengajar, baik halnya bimbingan dan pembinaan kepala sekolah, seperti kunjungan kelas yang di lakukan kepala sekolah terhadap saya. Maka dengan adanya seperti itu saya bisa terawasi dan bisa tidak berbuat kesalahan dalam mengajar dan saya sesuaikan dengan perangkat pembelajaran yang saya gunakan selama pembelajaran berlangsung. Dari penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pembinaan ataupun bimbingan yang telah dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru PAI memberikan gambaran bahwa guru sudah mendapatkan suatu hal baru dari biasanya, baik itu berupa pengalaman dari ketidaktahuan guru dalam

21 81 mengevaluasi dirinya dalam membuat perangkat pembelajaran, metode yang sesuai dengan materi dan juga evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama ini. Maka kepala sekolah menyampaikan segala sesuatu hal apa saja yang terdapat kekurangan yang dimiliki oleh guru yang mengajar khususnya mata pelajaran pendidikan agama Islam. Sehingga guru bidang studi khususnya pendidikan Islam dapat termotivasi dan juga akan berpengaruh baik terhadap aktivitas belajar peserta didik. D. Hambatan Pelaksanaan Pembinaan Kepala Sekolah terhadap Guru PAI dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik. Keberhasilan suatu proses pembelajaran dalam meningkatkan aktivitas belajar tergantung pada pengaruh komponen-komponen belajar. Untuk itu agar pendidikan terlaksana dengan baik perlu diperhatikan kendala-kendala yang dapat menghambat keberhasilan proses pelaksanaan pembinaan yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru yang bersangkutan dalam aktivitas belajar. Dalam proses pelaksanaan pembinaan tersebut terdapat kendala-kendala baik yang dihadapi oleh kepala sekolah maupun guru. Dalam upaya pembinaan kepala sekolah meningkatkan aktivitas belajar peserta didik terdapat kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah sendiri sebagai pelaksana pembinaan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Faktor dari Kepala Sekolah Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan melalui observasi dan wawancara di lapangan, dapat penulis jelaskan bahwa

22 82 dalam pelaksanaan pembinaan terdapat kendala yang dihadapi. Hal itu penulis mewancarai dengan memberikan pertanyaan seperti berikut bagaimana kendala yang Ibu kepala sekolah hadapi selama melaksanakan pembinaan kepada guru PAI, hasil wawancara penulis dengan Andria Suryani di dalam kantor kepala sekolah beliau menyatakan bahwa: Saya sudah melakukan suatu kewajiban saya sebagai supervisor dalam memberikan bimbingan, arahan, pengawasan terhadap guru PAI yang mengalami kesulitan, namun dengan kebanyakan pekerjaan yang saya hadapi sebagai satu-satunya pemengang arah dan kendali sekolah. Maka dengan itu pembinaan yang saya lakukan tidak berjalan secara maksimal, baik itu bimbingan perangkat pembelajaran dan kunjungan kelas dengan sempatan dan waktu yang kurang maksimal. Hal yang dinyatakan oleh kepala sekolah di atas, senada dengan guru yang mengalami pembinaan yang kurang maksimal dari kepala sekolah. Hasil wawancara penulis dengan Bapak M. Gusnil salah satu guru bidang studi pendidikan agama Islam menyatakan bahwa: Dalam pelaksanaan dan proses pembinaan yang dilakukan kepala sekolah terhadap saya sudah ada, namun pelaksanaan pembinaan tersebut kurang berjalan maksimal menurut saya, sebab mata pelajaran pendidikan agama Islam sangat di sekolah ini lebih diutamakan dari mata pelajaran lainnya. Dengan sebaiknya saya menyarankan supaya saya sering mendapatkan bimbingan secara langsung oleh kepala sekolah secara berkelanjutan, sehingga proses pembelajaran yang saya lakukan dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didik lebih baik lagi. Dari kendala yang dihadapi di atas, penulis menyimpulkan bahwa hal yang dilakukan bimbingan dan juga pembinaan harus disesuiakan dengan kesanggupan dan kesempatan serta waktu yang dipergunakan kepala sekolah seharusnya maksimal. Hal ini menyebabkan kurang

23 83 tercapainya tujuan pembelajaran dalam menciptakan aktivitas belajar secara maksimal. Jadi dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembinaan kepada guru bidang studi pendidikan agama Islam ada beberapa kendala yang ditemui yaitu mengenai faktor kepala sekolah. 2. Faktor dari Guru Bidang Studi PAI Dalam menerima suatu hal baik itu mengenai bimbingan yang di lakukan oleh seorang kepala sekolah terhadap guru-guru yang ada di suatu sekolah, Adapun yang menjadi kendala dari kepala sekolah membimbing guru dalam meningkatkan suatu hal yang berpengaruh terhadap perubahan kerja seorang pendidik terhadap aktivitas belajar peserta didiknya. Dilihat dari hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan di SDIT Arafah, adapun hasil wawancara penulis lakukan, Ibu Refdawati sebagai guru studi PAI menyatakan bahwa: Bimbingan yang saya terima dari kepala sekolah di dalam proses pembelajaran berlangsung, kepala sekolah melihat dan memperhatikan saya dalam mengajar dalam bentuk kunjungan kelas terhadap saya, saya merasa kurang percaya diri dan ada juga rasa gerogi di saat saya sedang mengajar, setelah supervisi di lakukan kepala sekolah langsung menilai, dan memberikan bimbingan serta saran mengenai perangkat pembelajaran, metode, dan juga pengola kelas yang masih belum maksimal. Hal tersebut dapat dikuatkan dari hasil waawancara penulis dengan Bapak M. Gusnil, menyatakan bahwa: Saya mendapat pembinaan yang dilakukan kepala sekolah sudah membuat saya dalam mengajar lebih baik dari sebelumnya. Namun masih ada yang terdapat diri saya disaat proses pembelajaran yang dilaksanakan. Masih ada siswa dalam proses pembelajaran yang hadapi. Saya merasa penguasaan materi yang kurang maksimal dan penguasaan kelas.

24 84 Dilihat dari kendala yang dihadapi guru bidang studi PAI di atas, penulis simpulkan bahwa guru bidang pendidikan agama Islam khususnya harus mengetahui kelemahan dan kendala yang terdapat oleh guru tersebut seperti salah satu cara yang dilakukan guru adalah seperti menjelaskan materi pembelajaran dengan cara menguasai bahan materi dan kepercayaan dirinya dalam mengajar hal tersebut dapat menyebabkan lambatnya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan 1. Profil Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) 1. Periksalah kelengkapan Perangkat

Lebih terperinci

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang masalah, 2) identifikasi masalah, 3) pembatasan masalah, 4) rumusan masalah, 5) tujuan dan manfaat penelitian, dan 6) ruang lingkup penelitian.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan 1. Sejarah MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan Mengenai sejarah berdirinya MTs Salafiyah Wonoyoso

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai 75 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA 52 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA A. Analisis Implementasi KTSP Mata pelajaran Fikih 1. Analisis Kurikulum

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN A. Profil SD Muhammadiyah 8 Banjarmasin SD Muhammadiyah 8 Banjarmasin adalah salah satu sekolah swasta dengan akreditasi A. Sekolah ini memiliki NSS 104156002086. Sekolah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. akhir ini dilakukan di SMP Negeri 2 Ngimbang dengan nomor Statistik Sekolah /

BAB V PEMBAHASAN. akhir ini dilakukan di SMP Negeri 2 Ngimbang dengan nomor Statistik Sekolah / BAB V PEMBAHASAN A. Kurikulum di SMPN 2 Ngimbang Lamongan Analisis data pada bab ini didasarkan pada data penelitian lapangan yang telah dibahas pada bab 4 dengan kajian teori pada bab 2. Penelitian untuk

Lebih terperinci

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta didik. Diasumsikan

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

2015 PERBANDINGAN ANTARA HASIL BELAJAR SISWA KELAS BILINGUAL DENGAN KELAS REGULER PADA MATA PELAJARAN MIPA

2015 PERBANDINGAN ANTARA HASIL BELAJAR SISWA KELAS BILINGUAL DENGAN KELAS REGULER PADA MATA PELAJARAN MIPA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan perubahan perilaku manusia berkat adanya interaksi antara manusia satu dengan yang lain. Dalam proses belajar pada dasarnya mencari suatu kebenaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yang meliputi aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada sekarang

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

93 LAMPIRAN-LAMPIRAN

93 LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN-LAMPIRAN 93 94 CV ( Curriculum Vitae) Daftar Riwayat Hidup 1. Identitas Diri Nama Lengkap Jenis Kelamin Agama Nama Ayah Nama Ibu : Sri Wahyuningsih : Perempuan : Islam : Satijan : Taryanti Tempat

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi ranah afektif

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemahaman guru Sejarah Kebudayaan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas tahun

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN DAN HASIL PENELITIAN. menempati sebidang tanah yang luasnya sekitar 864 m 2 yang berbatasan

BAB IV LAPORAN DAN HASIL PENELITIAN. menempati sebidang tanah yang luasnya sekitar 864 m 2 yang berbatasan 62 BAB IV LAPORAN DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis MIS Subulussalam MIS Subulussalam berlokasi di Jalan Anjir Serapat Baru RT 04 km 22,5 Kecamatan Anjir Muara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia di SD memiliki nilai penting pada jenjang pendidikan dengan pengajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan terarah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dalam rangka menanamkan nilainilai sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja melainkan harus dilaksanakan sepanjang hayat. Thompson dalam Lestari (2008: 1.3) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegitan

Lebih terperinci

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya)

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya) SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP :. (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya) Petunjuk : Angket ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja kepala sekolah yang

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMPN 13 BANJARMASIN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMPN 13 BANJARMASIN JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 2 Januari Juni 2015, h. 83-102 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMPN 13 BANJARMASIN Abstrak Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan mampu mempercedaskan kehidupan bangsa. Seperti yang diamanatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 A. Analisis Proses Pembelajaran Muatan Lokal di Kelas V SDN Sapuro 05 Pekalongan Pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana bagi manusia untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran baik secara formal, maupun non formal. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kaena dengan pendidikan manusia dapat hidup sesuai dengan tujuan dan fungsinya.

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap implementasi pembelajaran pendidikan agama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team BAB IV HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 3 Gunung Talang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Proses pembelajaran muatan lokal hampir sama dengan mapel-mapel

BAB V PENUTUP. 1. Proses pembelajaran muatan lokal hampir sama dengan mapel-mapel BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran muatan lokal

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah Al-Musyawarah Banjarmasin beralamat di Jalan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah Al-Musyawarah Banjarmasin beralamat di Jalan BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah Ibtidaiyah Al-Musyawarah Banjarmasin beralamat di Jalan Pekapuran A RT. 18 No. 84 Kelurahan Karang Mekar Kecamatan Banjarmasin

Lebih terperinci

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi dalam meningkatkan potensi peserta didik. Salah satu permasalahan yang terjadi pada Kurikulum

Lebih terperinci

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Indiy Bilqis Miyaliy NIM : 2101409051 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi manusia karena pendidikan terkait dengan kehidupan sehari-hari maka dari itu manusia membutuhkan pendidikan agar mampu mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMETAAN PENDIDIKAN DI SMA..

INSTRUMEN PEMETAAN PENDIDIKAN DI SMA.. LAMPIRAN-3 DATA IDENTITAS SEKOLAH 1. Nama Sekolah 2. NSS 3. Alamat Sekolah Desa Kecamatan Kabupaten/ Kota 4. Telepon/ Faksimili 5. E-mail 6. SK/ Akte Tahun Pendirian 7. Nama Yayasan *) 8. Jumlah Rombongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dalam pengembangan pribadi, hasilnya dapat terwujud dalam perubahan tingkah laku, pengetahuan, sikap dan keterampilan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia yang cerdas, kreatif, dan kritis menjadi faktor dominan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi era persaingan global. Sementara itu proses pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus pada SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Gumpang Kartasura Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan sumber daya manusia berkualitas dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Dalam rangka untuk meningkatkan profesionalitas guru. Secara rinci proses manajemen kinerja dalam meningkatkan profesionalitas guru MA Nahdlatul Muslimin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya permasalahan yang dirasakan oleh pendidikan kita saat ini, ketika guru hanya melakukan sesuai dengan pekerjaannya seperti masuk kelas, mengajar,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. 1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah. 2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya 3. NSS/NPSN : /

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. 1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah. 2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya 3. NSS/NPSN : / 40 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI A. Identitas Sekolah 1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah 2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya Kecamatan Kemiling, Telp: 0721 271385 3. NSS/NPSN : 102126013021/10814724

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran sehingga akan didapatkan sistem pembelajaran

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional a Pendidikan d Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan serta memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses budaya, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Sejarah Berdirinya MI Nurussalam Sidogede

BAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Sejarah Berdirinya MI Nurussalam Sidogede 51 BAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN A. Letak Geografis dan Sejarah Berdirinya MI Nurussalam Sidogede MI Nurussalam Sidogede terletak di desa Sidogede Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan peserta didik maka ia dituntut untuk memiliki kecakapan holistik dan profesionalisme yang tinggi. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan. pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan. pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau kelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan guru untuk memilih strategi pengajaran yang sesuai dan tepat pada setiap materi yang diajarkan menjadi suatu keniscayaan. Karenanya kegiatan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting terhadap perkembangan bangsa dan negara. Karena pendidikan merupakan tolak ukur maju atau tidaknya suatu bangsa. Agar pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SDN Pekapuran Raya 2 SDN Pekapuran Raya 2 berlokasi di Jl. Tunjung Maya AMD Gg. H. Hasan RT 30 No. 53 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam meningkatkan kualitas. dengan kebutuhan, telah menerapkan kurikulum KTSP.

BAB V PENUTUP. 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam meningkatkan kualitas. dengan kebutuhan, telah menerapkan kurikulum KTSP. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah memaparkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, berikut ini dikemukakan beberapa kesimpulan: 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam meningkatkan kualitas Pembelajaran

Lebih terperinci

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR JURNAL HASIL PENELITIAN SITI MURNI NUR G2G1 015 116 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017 1 PERAN KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1).

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting bagi manusia dalam kehidupannya. Dengan adanya pendidikan, diharapkan seorang manusia mampu melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya 6 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pengelolaan Pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya untuk

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA C. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan pada waktu penelitian yang dirasakan oleh peneliti dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model Picture and Picture Pada model pembelajaran picture and picture ini memiliki cirri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 30 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak dan Keadaan Madrasah Penelitian ini dilaksanakan di MI Ihya Ulumiddin yang beralamat di Jl. Bandaneira RT 18 Banjarmasin,

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik INSTRUMEN KOMPONEN/BIDANG MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik 1. Muatan KTSP terdiri atas: (1) M (2) M (3) M (4) M (5) M (6) M (7) M (8) M Sekolah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi tercapainya

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap profesional ingin menunjukkan bahwa kinerjanya dapat dipertanggungjawabkan. Guru sebagai seorang profesional mempertaruhkan profesi pada kualitas kerjanya.

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah bangsa dan negara. Apabila pendidikan di suatu negara sudah berjalan dengan baik, maka negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah [ sic! sic!

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah [ sic! sic! BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina. Peribahasa yang sering terdengar ini menjelaskan bahwa pendidikan adalah hal yang penting hingga dituntut untuk mencari

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

3) Hasil pembelajaran yang menyangkut efektivitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran

3) Hasil pembelajaran yang menyangkut efektivitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETHIC DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 4 KUTOSARI TAHUN AJARAN 2015/2016 Muhammad Sukron 1, Suripto 2,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini sejalan dengan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional dikatakan bahwa:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci